mKalaH iSbD

42
BAB I PENDAHULUAN -1.1 Latar Belakang —-Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya. Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan. 1,2 —-Masalah yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah banyak terutama disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan risiko terjadinya pendarahan ibu hamil pada trimester ketiga, angka kematian bayi meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan anaknya, serta terganggunya proses perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan kurang gizi, berat badan lahir rendah (BBLR) dan lahir prematur. 3 —-Proyeksi penduduk telah dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan perkiraan penduduk Indonesia sekitar 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1971-1980 adalah 2,30%, tahun 1980-1990 adalah 1,97%, tahun 1990-2000 sebanyak 1,49% dan tahun 2000- 2005 adalah 1,3%. Hal ini menujukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan laju pertumbuhan

Transcript of mKalaH iSbD

Page 1: mKalaH iSbD

BAB I

PENDAHULUAN

-1.1 Latar Belakang

—-Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan

meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya,

serta bangsa pada umumnya. Salah satunya dengan cara membatasi dan

menjarangkan kehamilan.1,2

—-Masalah yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah

banyak terutama disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan

risiko terjadinya pendarahan ibu hamil pada trimester ketiga, angka kematian bayi

meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan anaknya,

serta terganggunya proses perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan

kurang gizi, berat badan lahir rendah (BBLR) dan lahir prematur.3

—-Proyeksi penduduk telah dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan

perkiraan penduduk Indonesia sekitar 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Laju

pertumbuhan penduduk  Indonesia tahun 1971-1980 adalah 2,30%, tahun 1980-

1990 adalah 1,97%, tahun 1990-2000 sebanyak 1,49% dan tahun 2000-2005 adalah

1,3%. Hal ini menujukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk

Indonesia. Sedangkan laju pertumbuhan di Provinsi Riau berturut-turut untuk

tahun yang sama adalah 3,11%, 4,25%, 4,22%, 4,35%, dan 4,05%. Hal ini

menunjukkan laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Riau masih jauh lebih tinggi

dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia.4

—-Revitalisasi program KB perlu dilakukan, karena dalam lima tahun terakhir

pertumbuhan akseptor (pengguna) KB baru hanya berkisar antara 0,3 persen

sampai 0,5 persen. Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

menargetkan pertumbuhan akseptor KB aktif minimal satu persen mulai 2007.

Pada 2006, jumlah akseptor KB aktif tercatat sebanyak 37.000. Dengan revitalisasi

Page 2: mKalaH iSbD

program KB yang dimulai akhir Juni lalu, diharapkan jumlah akseptor aktif

mencapai 40.000 pada akhir 2007. Bila revitalisasi program KB tidak segera

dilakukan, Indonesia terancam pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.5

—-Jumlah akseptor baru KB berdasarkan alat kontrasepsi di Provinsi Riau tahun

2007 sebanyak 90.197 orang (67,16%) dari target 134.300 orang. Akseptor baru

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 5.656 orang dan non MKJP

sebanyak 84.541 orang.6

—-Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya tahun 2007

sebanyak 81.689 orang yang terdiri dari pria 48.191 orang dan wanita 33.498

dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 17.822 orang. Dari semua

PUS yang ada, akseptor KB aktif MKJP sebanyak 2.131 orang dan non MKJP

sebanyak 12. 464 orang. Akseptor baru KB sebanyak 1.388 orang (63,17%) dari

target 2.197 orang, target MKJP hanya tercapai 30,29% (128 orang) dari 423 orang

dan target non MKJP 71,02% (1.260 orang) dari 1.774 orang. Akseptor baru pria

sebanyak 60 orang (4,32%) dari 2.197 orang akseptor baru, dimana seluruh

akseptor ini merupakan akseptor non MKJP.6

—-Berdasarkan Human Development Report tahun 2006 masih rendahnya angka

cakupan KB-MKJP dikarenakan masih sangat rendahnya tingkat pengetahuan

PUS tentang metode kontrasepsi jangka panjang. Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 menunjukkan wanita kawin yang mengetahui

metode Mini Operasi Wanita (MOW) sebesar 63 persen dan metode Mini Operasi

Pria (MOP) sebesar 39 persen, sedangkan pria kawin yang mengetahui metode

MOW 44 persen dan MOP sebesar 31 persen. Bandingkan dengan pengetahuan

mereka tentang metode kontrasepsi modern lainnya seperti Pil, Suntik, IUD, dan

kondom yang sudah mencapai rata-rata diatas 80 persen.7

—-Hal tersebut juga didukung dengan angket prepenelitian yang penulis lakukan

terhadap pengunjung Puskesmas Harapan Raya, dan didapatkan hanya 5%

Page 3: mKalaH iSbD

pengunjung yang mengetahui tentang KB-MKJP. Sedangkan 95% lainnya tidak

mengetahui tentang KB-MKJP.

—-Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Penanggung

Jawab Program KB di Puskesmas Harapan Raya, penulis menilai masih diperlukan

suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan KB MKJP di Puskesamas Harapan

Raya dengan mensosialisasikan  KB-MKJP sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan angka cakupan akseptor KB-MKJP.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Peningkatan mutu sosialisasi KB-MKJP di Puskesmas Harapan Raya tahun

2008.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasinya masalah-masalah yang ada pada masing-masing program

di Puskesmas Harapan Raya

2. Teranalisanya setiap permasalahan yang ada pada masing-masing program

di Puskesmas Harapan Raya

3. Diketahuinya prioritas masalah dari permasalahan yang ada pada masing-

masing program di Puskesmas Harapan Raya melalui metode skoring

4. Diperolehnya penyebab timbulnya masalah belum optimalnya kegiatan

sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya

5. Diperolehnya alternatif pemecahan masalah untuk mengoptimalkan

kegiatan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya

6. Terlaksanakannya upaya pemecahan masalah dalam rangka peningkatan

mutu kegiatan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya

7. Terevaluasinya kegiatan pemecahan masalah belum optimalnya kegiatan

sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya.

Page 4: mKalaH iSbD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

—-2.1 Konsep Dasar KB

—- Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan

mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan

gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang

menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian

kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.

—-Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant) ialah PUS

yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk

pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program.

2.2 Konsep Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas

—-Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan

meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang

Norama Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program ini

adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survei PUS yang

dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya di koordinasikan oleh

Petugas Lapangan KB (PLKB).1,2,5,6

—-Ruang lingkup dalam program KB terdiri dari:7,8

1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat

(pada saat kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan kelompok

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dasawisma dan sebagainya). Termasu

ke dalamnya kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.

Page 5: mKalaH iSbD

2. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan

pengobatan efek samping KB.

3. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun

diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi

motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun.

2.3 Manfaat Keluarga Berencana

—-Manfaat yang didapatkan apabila mengukuti program keluarga berencana

antara lain :9

1. Menekan angka kematian akibat berbagai masalah yang melingkupi

kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman.

2. Mencegah Kehamilan terlalu dini (tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh;

belum cukup matang dan  siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya

pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun)

3. Mencegah kehamilan terjadi di usia tua.

—-Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan

terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema

kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.

1. Menjarangkan Kehamilan

—-Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh

perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi,

tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga

bahaya kematian, menghadang.

2. Terlalu sering hamil dan melahirkan

—-Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian

akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil

dan bersalin lagi. 9

Page 6: mKalaH iSbD

2.4 Konsep Dasar Kontrasepsi

—-Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu

dapat bersifat sementara dan permanen.  Kontrasepsi ideal harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut :2

1. Dapat dipercaya

2. tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan

3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan

4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.

5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus

6. Mudah pelaksanaannya

7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan bersangkutan.

2.5 Jenis Kontrasepsi

2.5.1 Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

—-Metode kontrasepsi Jangka Panjang merupakan kontrasepsi yang dapat

bertahan antara 3 tahun sampai seumur hidup. Seperti IUD, Implant/susuk KB,

Steril pada pria/wanita.1,2

A. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

—-Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah

pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam

bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD. Spiral bisa bertahan dalam

rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. setelah itu

harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah

plastik, atau plastik bercampur tembaga.6,7

—-Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui hubungan

seksual, termasuk HIV/AIDS. Selain itu spiral akan memperparah penyakit,

Page 7: mKalaH iSbD

menyebabkan komplikasi-komplikasi serius, umpamanya radang mulut rahim yang

bisa membuat pasien kehilangan kesuburan (mandul). Cara kerjanya adalah

sebagai berikut :

1.      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3.      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu

4.      Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

—-Keuntungan penggunaannya adalah sebagai berikut :

1.      Memilki efektivitas tinggi (6 kegagalan dalam 1000 kehamilan)

2.      AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

3.      Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu

diganti)

4.      Sangat efektif  karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

5.      Tidak mempengaruhi hubungan seksual

6.      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

7.      Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

8.      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

9.      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak

terjadi infeksi)

10.  Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir )

Page 8: mKalaH iSbD

11.  Tidak ada interaksi dengan obat-obat

12.  Membantu mencegah kehamilan ektopik

—-Kerugian penggunaannya adalah : 10

Efek samping yang umum terjadi adalah sebagai berikut :

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan berkurang

setelah tiga bulan )

Haid lebih lama dan banyak

Perdarahan antar menstruasi

Saat haid lebih sakit

Komplikasi lain :

Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

Perdarahan berat pada waktu haid

Perforasi dinding uterus

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang

sering berganti pasangan

Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

AKDR

B. Kontrasepsi Mantap

—-Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan

cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran

sperma (pada lelaki). Kontap adalah salah satu cara kontrasepsi untuk mengakhiri

kelahiran. Kontrasepsi mantap ( Kontap ) dikenal ada dua macam, yaitu Kontap

Pria dan Kontap Wanita.10

MOW (metoda operasi wanita)

Page 9: mKalaH iSbD

—-MOW adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri,

yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel

telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi

kahamilan. Keuntungan MOW : 10

-          Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi dan hasrat seksual

-          Dapat dilakukan pada perempuan umur diatas 26 th

-          Tidak mempengaruhi ASI ( air susu ibu )

-          Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi

-          Dapat digunakan seumur hidup

-          Tidak menggangu kehidupan suami isteri

-          Tidak mempengaruhi kehidupan suami isteri

-          Dapat dilakukan dengan menggunakan bius lokal

Keutungan dari Kontap di bandingkan kontrasepsi yang lain adalah : 10

-          Lebih Aman ( keluhan lebih sedikit )

-          Lebih Praktis ( hanya memerlukan satu kali tindakan )

-          Lebih Efektif ( tingkat kegagalan sangat kecil )

-          Lebih Ekonomis

Langkah-langkah persiapan pelayanan Kontap Wanita (MOW) adalah :

Sebelum menjalani tindakan, lakukan puasa mulai tengah malam, atau sekurang-

kurangnya 6 jam sebelum operasi.

Page 10: mKalaH iSbD

1. Mencukur rambut kemaluan dan rambut di perut bagian bawah antara

pusar dan tulang kemaluan sampai bersih.

2. Tidak memakai perhiasan , kosmetik, cat kuku dan lain-lain.

3. Bawalah surat persetujuan dari suami yang telah di tandatangani atau di

cap jempol.

4. Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu.

5. Datang ke klinik tempat operasi tepat pada waktunya ditemani oleh suami

atau anggota keluarga yang telah dewasa , langsung segera melapor ke

petugas

Akseptor telah selesai menjalani pemasangan kontap wanita/MOW harus

melakukan hal sebagai berikut : 10

1. Istirahat secukupnya

2. Minumlah obat sesuai dengan anjuran

3. 7 hari setelah pemasangan tidak bekerja berat, kemudian secara bertahap

boleh bekerja seperti biasa

4. Perawatan luka , bekas luka operasi harus selalu bersih dan kering

5. Kalau ada keluhan, muntah yang hebat, nyeri perut, sesak napas,

pendarahan, demam, segera kembali ke tempat pelayanan terdekat

6. Persetubuhan boleh dilakukan setelah 1 minggu ( setelah luka kering )

7. Tidak ada pantangan makanan

8. Kontrol untuk pemeriksaan diri setelah 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, dan

setahun, atau bila ada keluhan.

MOP (metoda operasi pria)

MOP adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran mani sebelah kanan dan

sebelah kiri sehingga pada waktu senggama tidak dapat menyebabkan kehamilan.

Keuntungan dari kontap pria adalah :

-          Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi

Page 11: mKalaH iSbD

-          Dapat digunakan seumur hidup

-          Tidak menggannggu kehidupan suami isteri

Syarat untuk mendapatkan pelayanan kontap pria adalah : 10

1. Dilakukan atas permohonan pasangan suami isteri yang syah , tanpa

paksaan dari pihak lain dalam bentuk apapun , telah dianugerahkan 2 orang

anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun dengan mempertimbangkan

umur isteri sekurang-kurangnya 25 tahun.

2. Setiap calon peserta Kontap Pria harus memenuhi syarat kesehatan, artinya

tidak menemukan hambatan atau kontradiksi untuk menjalani kontap.

Nasehat yang diberikan setelah tindakan dilakukan antara lain : 10

1. Istirahatkan satu sampai dua hari

2. Jagalah luka bekas operasi jangan sampai terkena air atau kotoran

3. Pakailah celana dalam yang bersih

4. Minumlah obat yang diberikan sesuai dengan anjuran.

5. Kembali memeriksakan diri ke klinik setelah satu minggu

C. Implant atau susuk

—-Merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan

panjang masing-masing 3cm. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah

progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen

yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan

demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.12

—-Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan

dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya.

Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh

darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si

pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika

Page 12: mKalaH iSbD

tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya

sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan

susuk tersebut. 12

—-Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini

lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh

karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi

kesehatannya terlebih dulu kepada dokter. Selain itu hanya dokter dan petugas

medis yang terlatih, yang dapat memasangkan susuk KB ini. 12

—-Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pemasangan susuk KB ini adalah:12

1. AKBK atau susuk disusupkan dibawah kulit lengan kiri bagian atas. Hal ini

tergantung pada kebiasaan kita yang umumnya lebih banyak menggunakan

tangan kanan dibanding tangan kiri. Oleh karena itu, bagi mereka yang

kidal dianjurkan untuk memasang susuk di bawah kulit lengan kanan

bagian atas.

2. Cara menyusupkan susuk ini adalah dengan sedikit menyayat kulit, maka

sebelumnya pemakai akan dibius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi

rasa sakit.

3. Susuk dipasang pada waktu menstruasi atau haid. Atau dapat juga setelah

40 hari melahirkan.

4. Setelah susuk dipasang, luka bekas sayatan harus dijaga tetap bersih dan

kering, tidak boleh kena air selama 5 hari.

5. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih; 1 minggu

setelah susuk dipasang, dan setelah itu 1 tahun sekali selama pemakaian.

6. Sesudah 5 tahun, susuk harus diambil dan diganti dengan yang baru.

—-Pasien dianjurkan untuk segera pergi kerumah sakit/klinik/petugas kesehatan

lainnya jika: 12

1. Luka bekas pemasangan berdarah atau membengkak (infeksi).

2. Terjadi pendarahan yang banyak sekali, lebih hebat dari haid.

Page 13: mKalaH iSbD

3. Sakit Kepala berat dan mata berkunang-kunang.

4. Terlambat haid disertai tanda-tanda kehamilan misalnya pusing, mual dan   

muntah-muntah (risiko kegagalan 2:1000).

2.5.2 Metoda Non-Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)

A. Pil Kombinasi

—-Pil kombinasi sangat efektif bila digunakan setiap hari, jika penggunaan

dihentikan maka kehamilan dapat terjadi. Pada bulan-bulan pertama pemakaian

mungkin dapat menimbulkan efek samping, antara lain :

1. Mual

2. Perdarahan

3. Keputihan diantara masa haid

4. Kenaikan berat badan

5. Sakit kepala.

—-Semua gejala ini tidak berbahaya dan cukup man untuk hampir semua wanita

karena efek samping jarang terjadi. Keuntungan lain dari metoda ini adalah dapat

digunakan wanita berbagai golongan umur, baik yang sudah maupun yang belum

mempunyai anak.

B. Suntik KB

—-Sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila dilakukan secara rutin dan

teratur setiap 1 bulan atau 3 bulan (sesuai dengan jenis suntikan KB yang

diberikan). Bila berhenti memakai cara KB ini, kehamilan dapat segera terjadi.

Aman digunakan pada masa menyusui, setelah 6 minggu setelah melahirkan.

Membantu mencegah kanker rahim, mencegah kehamilan di luar rahim. Efek

samping yang mungkin terjadi pada pemakaian suntik KB antara lain :

1. Perdarahan ringan diantara 2 masa haid

2. Setelah pemakaian satu tahun sering tidak mengalami haid

Page 14: mKalaH iSbD

3. Kenaikan berat badan juga biasa terjadi atau timbul sakit kepala ringan

C. Pil Progestin

—-Pilihan yang baik bagi ibu yang menyusui dan ingin menggunakan pil, mulai

diminum pada minggu ke 6 setelah melahirkan. Jika digunakan pada masa

menyusui, biasanya terjadi perubahan pola haid terutama Keputihan diantara

masa haid.

D. Kondom

—-Selain mencegah kehamilan juga dapat melindungi terhadap infeksi penyakit

menular seksual (PMS) termasuk HIV / AIDS. Kondom mudah digunakan dan

efektif bila apabila penggunaannya benar. Beberapa pria merasa bahwa kondom

mengganggu hubungan seks dan mengurangi kenikmatan.

E. Metode Sederhana/ Vaginal

—-Spermisid/tissu KB, diafragma dan kap, merupakan cara KB yang dapat

dipakai sendiri oleh wanita. Penggunaannya adalah dengan memasukkan ke dalam

vagina setiap akan melakukan hubungan seks. Efektif bila digunakan secara benar.

Cara ini juga dapat membantu mencegah penyakit menular seksual.

F. Sistem Kalender

—-Wanita harus mengetahui masa subur wanita dalam siklus haidnya. Yang

dimaksudkan dengan sistem kalender adalah mengatur jadwal berhubungan

seksual dimana hubungan seksual tidak dilakukan pada masa subur (masa subur

diperkirakan dengan indicator jadwal menstruasi). Namun pada kenyataannya

cara ini sering kurang efektif dan diperlukan kerjasama yang baik dengan

pasangan, karena sulit untuk menghindari hubungan seksual untuk waktu yang

lama. Tidak ada efek samping fisik dan cara ini dianjurkan apabila cara KB lain

sulit dipergunakan pada waktu menderita demam, infeksi vagina, setelah

melahirkan atau pada waktu menyusui.

Page 15: mKalaH iSbD

G. Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) / Pemberian Asi

—-Cara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi dari 0 s/d 4 bulan tanpa

makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan menggunakan metoda

LAM, bila :

Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan,

ibu sering memberikan ASI, siang dan malam.

Belum mendapat haid

Bayinya belum berumur 6 bulan.

Wanita sebaiknya sudah merencanakan penggunaan cara KB lain, bila tidak

menggunakan LAM.

2.6 Permasalahan yang Dihadapi Program Keluarga Berencana

—-Permasalahan yang dihadapi program KB antara lain:

1. Kepercayaan, Pada dasarnya semua kepercayaan yang ada di Indonesia

menerima gagasan dari KB walaupun terdapat erbedaan pandangan tentang

metode pelaksanaan dan alat kontrasepsi yang digunakan.

2. Budaya, seperti faktor pengambilan keputusan yang dilakukan tidak oleh

istri belum puas bila tidak memiliki anak perempuan atau lelaki, percaya

banyak anak banyak rezeki, serta anggapan bahwa perempuan yang hamil

dan melahirkan sehingga yang harus menggunakan alat kontrasepsi agar

tidak hamil.

3. Perempuan yang karena kemiskinan dan pendidikan rendah terpaksa

menikah pada usia muda

4. terbatasnya alat kontrasepsi yang dapat digunakan pria

5. Dengan adanya alat-alat kontrasepsi yang dapat mencegah terjadinya

kehamilan terutama kondom yang dapat membantu mencegah penyakit

kelamin, dikhawatirkan akan semakin banyaknya praktek prostitusi di

masyarakat.

Page 16: mKalaH iSbD

6. Adanya efek samping atau masalah kesehatan akibat penggunaan alat

kontrasepsi.

2.7 Sosialisasi

—-Sosialisasi adalah penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan)

dari satu pihak (pemilik program, kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak lain

(aparat, masyarakat yang terkena program, dan masyarakat umum). Isi informasi

yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan program.7

—-Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi

kehidupan kita. Pertama, memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi

terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat, dan kedua memungkinkan

lestarinya suatu masyarakat, karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi

saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu.

—-Fungsi sosialisasi adalah mengalihkan segala macam informasi yang ada dalam

masyarakat tersebut kepada anggota-anggota barunya agar mereka dapat segera

dapat berpartisipasi di dalamnya.7

—-Sosialisasi dapat dilakukan melalui tiga metode berikut ini.7

1. Komunikasi tatap muka seperti pertemuan warga (musyawarah dusun,

musyawarah desa), kunjungan rumah, kunjungan ke tempat-tempat

berkumpulnya warga, lokakarya dalam rangka CAP, rapat evaluasi.

2. Komunikasi Massa seperti penyebarluasan leaflet, pamflet, poster, komik,

newsletter, dan pemutaran film.

3. Pelatihan Pelaku seperti pelatihan untuk Panitia Perencana, Juru Ukur,

Pengawas Konstruksi, dan Tukang.

—-Proyek peningkatan mutu dimulai dengan melakukan observasi, wawancara dan

melihat data sekunder. Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu

ini adalah metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA cycle) yang didasari atas

Page 17: mKalaH iSbD

masalah yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian masalah (problem

solving).

—-Konsep PDCA cycle pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada

tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya konsep ini

dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ”

The Deming Wheel”. PDCA cycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu

proses atau sistem.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu:

a. Plan

1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan

harapan pengguna jasa pelayanan tersebut melalui analisis suatu proses

tertentu.

2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini

Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat

dalam prose tersebut.

Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

–3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut

Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut

Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan

dinamika proses

Teknik yang digunakan : observasi

Mengunakan alat ukur seperti wawancara

–4. Fokus pada peluang peningkatan mutu

Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan

Page 18: mKalaH iSbD

Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara

kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.

–5. Mengidentifikasi akar penyebab masalah

Menyimpulkan penyebab masalah

Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

Alat yang digunakan : fish bone analysis ishikawa

–6. Menemukan dan memilih penyelesaian

Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

b.    Do

--1. Merencanakan suatu proyek uji coba

Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.

Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)

–2. Melaksanakan Pilot Project

—-Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 2

minggu)

c.   Check

–1. Evaluasi hasil proyek

Bertujuan untuk efektivitas proyek tersebut

Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang

dikumpulkan dan teknik pengumpulan data harus sama)

Teknik yang digunakan: observasi dan survei

Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner

Page 19: mKalaH iSbD

–2. Membuat kesimpulan proyek

Hasil menjanjikan namun perlu perubahan

Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain

Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas

d.    Action

–1. Standarisasi perubahan

Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan

Revisi proses yang sudah diperbaiki

Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada

Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan

yang dilakukan.

Lakukan pelatihan bila perlu

Mengembangkan rencana yang jelas

Dokumentasikan proyek

–2. Memonitor perubahan

Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur

Alat untuk dokumentasi

BAB III

Page 20: mKalaH iSbD

KEGIATAN PENINGKATAN MUTU SOSIALISASI KB-MKJP

DI PUSKESMAS HARAPAN RAYA

—-

3.1 Plan (Perencanaan)

3.1.1. Deskripsi Keadaan

Harapan Raya memiliki beberapa program, salah satu diantaranya adalah

program KIA-KB. Program KIA-KB ini memiliki satu orang petugas yang

bertanggung jawab. Dalam program KB ini memiliki beberapa elemen kegiatan

diantaranya memberikan penerangan kepada PUS mengenai manfaat KB, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan angka cakupan akseptor KB. Tapi di Puskesmas

Harapan Raya sendiri angka cakupan ini belum mencapai target yakni hanya 30 %.

Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi tentang KB MKJP itu sendiri. Dapat

dilihat dari kurangnya media informasi yang tersedia seperti tidak adanya poster,

folder dan kegiatan penyuluhan-penyuluhan tentang KB MKJP ini.

3.1.2 Identifikasi Masalah

—-Proses identifikasi masalah didapatkan melalui:

1. Observasi

2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas serta staff yang bertanggung jawab

terhadap bagian atau program KB di Puskemas Harapan Raya.

3. Data sekunder mengenai laporan evaluasi program Puskesmas Harapan

Raya tahun 2007, khususnya mengenai program KIA-KB.

3.1.3 Penentuan Prioritas Masalah

Page 21: mKalaH iSbD

Setelah melakukan brain storming bersama Kepala Puskesmas, dokter

penanggung jawab serta staff Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 6 Juni 2008,

didapatkan beberapa masalah di Puskesmas Harapan Raya. Kemudian dilakukan

konfirmasi terhadap permasalahan yang ditemukan serta beberapa faktor yang

diduga sebagai penyebab, lalu diperoleh kritik dan saran, baik dari pimpinan

maupun staff Puskesmas, yang digunakan untuk menyaring masalah yang

ditemukan.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas

masalah dengan metode scoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu:

1.      Urgensi/kepentingan

ü  nilai 1 tidak penting

ü  nilai 2 penting

ü  nilai 3 sangat penting

2.      Solusi

ü  nilai 1 tidak mudah

ü  nilai 2 mudah

ü  nilai 3 sangat mudah

3.      Kemampuan merubah

ü  nilai 1 tidak mudah

ü  nilai 2 mudah

4.      Biaya

Page 22: mKalaH iSbD

ü  nilai 1 tinggi

ü  nilai 2 sedang

ü  nilai 3 rendah

3.1.4 Analisis Penyebab Masalah

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan masalah yang menduduki rangking

pertama dengan total bobot 54, yaitu jumlah akseptor KB MKJP tidak mencapai

target. Setelah didapatkan proritas masalah dan dilakukan observasi serta diskusi

dengan penanggung jawab program KB dan Kepala Puskesmas Harapan Raya,

teridentifikasi beberapa penyebab dari jumlah akseptor KB MKJP yang tidak

mencapai target, dilihat dari berbagai segi, yaitu:

3.1.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan analisis masalah, maka langkah selanjutnya adalah

membuat solusi terbaik. Solusi yang diberikan diharapkan dapat mengoptimalkan

cakupan target akseptor MKJP. Alternatif pemecahan masalah dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

3.1.6 Definisi Operasional

—-Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini antara

lain:

1. KB-MKJP adalah Jenis Kontrasepsi yang sekali pemakaian dapat bertahan

selama 3 tahun sampai seumur hidup. Jenis kontrasepsi ini diantaranya

adalah IUD/spiral, Implant/susuk, dan Sterilisasi pada pria dan wanita

2. Sosialisasi KB-MKJP adalah Kegiatan mempromosikan tentang KB-MKJP

melalui media promosi seperti poster, folder dan kegiatan penyuluhan yang

dilakukan di Puskesmas maupun di luar Puskesmas oleh dokter muda FK

UNRI.

Page 23: mKalaH iSbD

3. Kuesioner adalah alat untuk mengukur pengetahuan PUS mengenai KB MKJP di

Puskesmas Harapan Raya dengan kriteria pengetahuan baik, sedang dan kurang.

Kuesioner ini disebarkan dalam dua waktu yang berbeda, yaitu kuesioner awal

mulai tanggal 16 Juni-5 Juli 2008 dan kuesioner akhir disebarkan setelah

dilakukan setelah intervensi.

3.2 Do (Implementasi)

Implementasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi

metoda kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah :

Menyebarkan kuesioner awal untuk menilai tingkat pengetahuan para

pengunjung KIA-KB terhadap KB MKJP dari tanggal 16 Juni-5 Juli 2008.

Hasil kuesiner awal menunjukkan tingkat pengetahuan pengunjung tentang

KB-MKJP kurang yaitu 70%

Tabel 3.5 Hasil Kuesioner Awal

No Penilaian Range Persentase (%)

1

2

3

Baik

Sedang

Kurang

68-100

34-67

0-33

20%

10%

70%

Total 100

Menyebarkan folder mengenai KB-MKJP kepada pengunjung poli KIA-KB,

pengunjung puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 24

Juni-5 Juli 2008

Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB MKJP pada

para pengunjung poli KIA-KB dari tanggal 16 Juni-5 Juli 2008

Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP

pada acara arisan kader di kantor kelurahan Simpang Tiga pada tanggal 25

Juni 2008

Page 24: mKalaH iSbD

Menyediakan poster tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya pada

tanggal 30 Juni 2008

Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP di

Ruang tunggu puskesmas Harapan Raya pada tanggal 2 Juli 2008

Rekomendasi kepada Kepala Puskesmas untuk menambah petugas dan dana

untuk pelaksanaan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya

Rekomendasi kepada pemegang program KB-MKJP untuk melanjutkan

kegiatan sosialisasi ini

Rekomendasi kepada kelompok koas IKM-IKK berikutnya untuk melakukan

intervensi bila target akseptor KB-MKJP belum tercapai.

3.3 Check (Evaluasi)

Evaluasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda

kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah :

Tahap evaluasi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 7-16 Juli dengan

memberikan kuesioner akhir pada PUS pengunjung ke Puskesmas Harapan

Raya, terutama pengunjung poli KB, dan PUS yang akan melakukan MOW

di rumah sakit PMC.Setelah dilaksanakannya penyuluhan, konseling dan

penyediaan media informasi. Kemudian dilakukan pembagian kuesioner

akhir kepada PUS pengunjung di Puskesmas Harapan Raya. Hasil kuesioner

akhir menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan KB-MKJP  meningkat,

dimana pengunjung memiliki pengetahuan kurang menjadi 15%

Diterimanya usulan penambahan tenaga dan alokasi dana khusus untuk kegiatan

sosialisasi KB-MKJP oleh Kepala Puskesmas Harapan Raya.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 25: mKalaH iSbD

Program keluarga berencana (KB) merupakan program yang dicanangkan

pemerintah dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang

menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian

kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.1,2 Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS), terjadinya penurunan laju pertumbuhan penduduk  Indonesia, namun  tidak

demikian halnya dengan laju pertumbuhan Provinsi Riau yang dilaporkan semakin

meningkat.4 Meskipun laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh hal lain

seperti angka kematian dan migrasi (perpindahan) penduduk, angka kelahiran juga

merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Oleh sebab, menurut BKKBN

sangat diperlukannya revitalisasi program KB yang selama ini di canangkan

pemerintah.5

Metoda kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua

kelompok, yaitu metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metoda

kontrasepsi non-MKJP. Dilihat angka kegagalanya, metoda MKJP dilaporkan

terjadi pada 0-2:1000 pengguna sedangkan metoda non-MKJP dilaporkan terjadi

pada >10:1000 pengguna.10 Dari hal tersebut terlihat bahwa metoda MKJP lebih

efektif untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan pada penggunanya. Dari semua

PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya, akseptor KB aktif MKJP

sebanyak 2.131 orang dan non MKJP sebanyak 12.464 orang. Target MKJP hanya

tercapai 30,29% dan target non-MKJP 71,02%.6 dapat dilihat bahwa masih

tingginya minat PUS di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya untuk

menggunakan metoda non-MKJP dibandingkan dengan menggunakan metoda

MKJP, meskipun sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa metoda MKJP jauh

lebih efektif mencegah kehamilan disbanding dengan metoda non-MKJP.

Setelah dilakukan observasi, wawancara, dan melihat data sekunder yang

ada, diketahui bahwa target cakupan KB-MKJP di wilayah kerja Puskesmas

Harapan Raya belum tercapai, yakni 30 % dari 80 % target yang ditetapkan.6 Hal

ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sosialisasi tentang

KB MKJP ini kepada masyarakat belum dilaksanakan dengan optimal ataupun

metoda yang digunakan sebelumnya belum tepat untuk masyarakat di wilayah

Page 26: mKalaH iSbD

kerja Pusekesmas Haapan Raya. Pernyataan tersebut didukung oleh angket

prepenelitian yang disebar kepada pengunjung Puskesmas Harapan Raya, dimana

95 % pasien memiliki pengetahuan yang kurang tentang KB-MKJP, dan juga dari

angket yang disebarkan ini dapat diketahui bahwa banyak anggapan yang salah

mengenai KB-MKJP, serta tidak dijumpai adanya media informasi seperti poster,

folder, ataupun pelaksanaan penyuluhan mengenai KB-MKJP ini di Puskesmas

Harapan Raya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Hasan

Mustafa bahwa sosialisasi yang benar dapat menghindari terjadinya

kesalahpahaman dan kekeliruan dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan untuk

melaksanakan kegiatan sosialisasi diperlukan metode penyediaaan media informasi

seperti poster,  folder.7 Melihat keadaan tersebut maka dirasakan perlu dilakukan

kegiatan peningkatan mutu sosialisasi mengenai KB-MKJP, baik di Puskesmas

sendiri maupun di luar Puskesmas.

Melalui proyek peninkatan mutu ini, diketahui masalah-masalah yang

diperkirakan merupakan penyebab dari kurang optimalnya sosialisasi KB-MKJP

di Puskesmas harapan Raya yaitu kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB-

MKJP, kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP, tidak tersedia

media informasi mengenai KB-MKJP, tidak adanya alokasi dana khusus untuk

sosialisasi KB khususnya MKJP, dan tidak adanya pelaksanaan penyuluhan

mengenai KB-MKJP.

Kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB-MKJP dipikirkan disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya media informasi mengenai KB-MKJP dan

tidak adanya penyuluhan ataupun konseling dari pihak yang berkompeten

mengenai KB-MKJP di Puskesmas Harapan Raya. Dalam proyek peningkatan

mutu sosialisasi KB-MKJP ini, telah dilakukan pengadaan media informasi yang

ditujukan kepada semua pengunjung Puskesmas Harapan Raya, khususnya PUS

yang berkunjung ke poliklinik KIA-KB berupa penyebaran folder dan pemasangan

poster mengenai KB-MKJP, dan kegiatan ini juga disertai dengan pelaksanaan

konseling mengenai KB-MKJP kepada setiap PUS yang berkunjung ke poliklinik

KIA-KB, penyuluhan dalam gedung Puskesmas Harapan Raya dan kegiatan

Page 27: mKalaH iSbD

penyuluhan di luar gedung yaitu di kantor Lurah Simpang Tiga di depan para

kader Posyandu wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya. Dipikirkan bahwa

dengan pengadaan media informasi, kegiatan konseling dan kegiatan penyuluhan

dalam gedung maupun luar gedung dapat memberikan pengetahuan dan informasi

yang benar mengenai KB-MKJP kepada pengunjung Puskesmas Harapan Raya.

Khusus untuk kegiatan penyuluhan kepada kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Harapan Raya, diharapkan para kader yang telah mendapat

penyuluhan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai

KB-MKJP saat melaksanakan kegiatannya sebagai kader Posyandu di Posyandu

nantinya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Hasan Mustafa sosialisasi

merupakan kegiatan penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan)

dari satu pihak (pemilik program, kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak lain

(aparat, masyarakat yang terkena program, dan masyarakat umum). Isi informasi

yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan program.

Kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP dipikirkan juga

sebagai penyebab karena melihat banyaknya kegiatan yang harus dilakukan dan

jumlah tenaga yang tersedia di Puskesmas Harapan Raya. Dalam proyek

peningkatan mutu ini, diusulkan penambahan petugas pelaksanaan sosialisasi KB-

MKJP dan usulan mengenai alokasi dana khusus untuk kegiatan sosialisasi KB-

MKJP kepada Kepala Puskesmas Harapan Raya dengan tujuan agar pelaksanaan

sosialisasi KB-MKJP tidak terkendala.

Dari kuesioner akhir yang disebarkan, diketahui bahwa setelah

dilakukannya upaya-upaya dalam proyek peningkatan mutu ini pengetahui

pengunjung Puskesmas Harapan raya, khususnya PUS meningkat, dimana

didapatkan hanya 15% pengunjung yang masuk dalam kategori pengetahuan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Page 28: mKalaH iSbD

Berdasarkan wawancara, observasi, data sekunder di Puskesmas Harapan

Raya didapatkan beberapa masalah berdasarkan pendekatan program yang ada,

diantaranya Sosialisasi KB MKJP belum optimal, belum optimalnya pelaksanaan

ANC, Pengobatan rasional belum berjalan, Alur rujukan ke poli gizi belum

berjalan dengan baik, penyuluhan luar gedung tidak mencapai target, angka

penemuan BTA positif masih rendah, cakupan imunisasi HB-0 masih rendah,

angka kunjugan ke poli gizi masih rendah, alur rujukan ke klinik sanitasi tidak

berjalan dengan baik, kader posyandu yang aktif masih rendah.

Berdasarkan permasalahan yang terindentifikasi di atas, dicari prioritas

masalah berdasarkan sistem skoring dan didapatkan masalah sosialisasi KB MKJP

sebagai prioritas masalah utama.

Kegiatan sosialisasi tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya masih

belum optimal disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya

tenaga dalam mensosialisasikan KB MKJP, tidak adanya alokasi dana khusus

untuk sosialisasi KB MKJP, tidak adanya pelaksanaan penyuluhan khusus KB

MKJP, tidak tersedianya media informasi mengenai KB MKJP dan masih

rendahnya pengetahuan PUS tentang manfaat KB MKJP, dimana dari angket

prepenelitian hanya 5 % yang mengetahui tentang KB MKJP.

Oleh karena itu, dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan

baik di Puskesmas maupun di luar Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran

folder dan berkoordinasi dengan kepala Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk

mendukung kegiatan sosialisasi ini.

Evaluasi keberhasilan sosialisasi ini, dilakukan kegiatan penyebaran

kuesioner, baik sebelum maupun setelah dilakukan intervensi. Didapatkan hasil

berupa peningkatan pengetahuan PUS yang berkunjung ke Puskesmas Harapan

Raya, dan adanya partisipasi PUS yang mengikuti kegiatan Kontap wanita di RS

PMC. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan sudah

Page 29: mKalaH iSbD

berhasil. Sehingga kegiatan sosialisasi ini dapat dijadikan standarisasi untuk

pelaksanaan kegiatan sosialisasi berikutnya.

5.1 Saran

a.    Puskesmas Harapan Raya

Diharapkan kepada Kepala puskesmas dapat mengalokasikan dana dan

menambah petugas dalam kegiatan sosialisasi KB MKJP ini dan kepada

penanggung jawab program KB agar dapat melanjutkan sosialisasi disertai dengan

monitoring dan evaluasi

b.    Masyarakat

Diharapkan meningkatnya pilihan masyarakat terhadap metode KB MKJP

ini sehingga diharapkan cakupan akseptor KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya

mencapai target

c.    Diharapkan makalah ini bisa menjadi referensi untuk melanjutkan penelitian

mengenai pelaksanaan kegiatan sosialisasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Keluarga Berencana Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka, 1999. 900-24.

Page 30: mKalaH iSbD

2. Prawirohardjo S. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka, 1999. 535-65.

3. BKKBN. Keluarga Berencana. Disitasi dari :

http://www.bkkbn.go.id/hqweb/pria/artik. last update : Januari 2007.

4. Badan Statistik Indonesia. Laju pertumbuhan Penduduk per Tahun

menurut Provinsi. Disitasi dari :

http://www.datastatistik-indonesia.com/componetnt/option,com_tabel/task/

ite,id,164/. Last update : Mei 2008.

5. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Perkembangan

Pencapaian Peserta KB baru Menurut Alat Kontrasepsi. Disitasi dari :

http://www.bkkbn.go.ig/ditfor/download/Data-DESEMBER.2007/. Last

Update : Desember 007.

6. Puskesmas Harapan Raya. Profil Puskesmas Harapan raya tahun 2007.

7. Pusat data dan informasi Departemen Kesehatan Indonsia. Glosarium Data

dan Informasi Kesehatan. 2005

8. Peraturan daerah Pekanbaru no 5 tahun 2004. Restribusi pelayanan dan

Perizinan di Bidang Kesehatan.

9. Azwar S. Manfaat KB. Disitasi dari : http://www.kalbe.co.id

10. BKKBN Provinsi Bali. Pemilihan Jenis Kontrasepsi. Disitasi dari :

http://www.bkkbn-Bali.go.id/hqweb/pria/artik. last update : Januari 2007.