Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

24
0 MAKALAH HAMA PADA TANAMAN KUBIS DAN PENGENDALIANNYA Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Organisme Penggangu Tanaman Disusun Oleh : Trisna Gunawan 2403311057

Transcript of Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

Page 1: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

0

MAKALAH

HAMA PADA TANAMAN KUBIS DAN

PENGENDALIANNYA

Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah

Organisme Penggangu Tanaman

Disusun Oleh :

Trisna Gunawan

2403311057

UNIVERSITAS GARUT

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

2012

Page 2: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah Hama Pada

Tanaman Kubis serta Pengendaliannya dapat diselesaikan.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai pedoman kita dalam

memahami dan mengetahui Hama Pada Tanaman Kubis. Materi ini diharapkan

dapat memberikan kita manfaat bagaimana hama pada tanaman kubis dan cara

pengendaliaannya.

Selanjutnya kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa

makalah yang kami buat ini belum sempurna, olehnya itu saran dan kritik serta

masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan makalah yang kami buat ini

Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis

Garut, Agustus 2012

Page 3: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..

1.3 Tujuan…………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….

2.1 Jenis-jenis Kubis……………………………………………………….

2.2 Pengendalian Hama Terpadu Kubis……………………………………….

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………...

3.1 Hama Daun Kubis……………………………………………………..

3.2 Pengendalian Secara Kimiawi Pada Tanaman Kubis………………

3.3 Pestisida Yang Digunakan ……………………………………………

3.4aturan Pakai……………………………………………………………

3.5 Cara Penyemprotan …………………………………………………..

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….

4.2 Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTKA

Page 4: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak. Yang lazim

ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis

rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var.

sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris,

Denmark, dan sebelah Utara Perancis Barat. Kubis liar tersebut ada yang tumbuh

sebagai tanaman biennial dan ada juga yang perenial.

Kubis yang telah dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Untuk

memperoleh bijinya, kubis tersebut dibiarkan tumbuh sebagai tanaman biennial.

Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi

dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong,

membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna daun bermacam-macam, antara

lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra).

Awalnya, daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya

tumbuh membengkok, menutupi daun-daun muda yang terakhir tumbuh.

Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan terbentuknya krop atau telur (kepala)

dan krop samping pada kubis tunas (Brussel sprouts). Selanjutnya, krop akan

pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai panjang, bercabang-cabang,

berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna kuning. Buahnya buah polong

berbentuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm,

berwarna cokelat kelabu. Umur panennya berbeda-beda, berkisar dari 90 hari

sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah dan garing sehingga dapat

dimakan sebagai lalap mentah dan matang, campuran salad, disayur, atau dibuat

urap.

Kubis dapat diperbanyak dengan biji atau setek tunas. Oleh karena itu

kami ingin membahas bagaimana pengendalian hama khususnya pengendalian

secara kimiawi pada tanaman kubis.

Page 5: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

4

Rumusan Masalah

a. Apa saja hama pada tanaman kubis?

b. Mengapa memilih pengendalian secara kimiawi pada tanaman kubis?

c. Apa saja pestisida kimia yang digunakan pada tanaman kubis?

d. Bagaimana aturan pakai pestisida kimia yang digunakan?

e. Bagaimana teknik penyemprotan yang digunakan?

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui hama pada tanaman kubis

b. Untuk mengetahui mengapa memilih pengendalian secara kimiawi pada

tanaman kubis

c. Untuk mengetahui pestisida kimia apa saja yang digunakan pada tanaman

kubis

d. Untuk mengetahui aturan pakai pestisida kimia yang digunakan

e. Untuk mengetahui teknik penyemprotan yang digunakan

Page 6: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis-Jenis Kubis

1. Kubis Krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L) Daunnya membentuk

krop (telur) dan berwarna putih sehingga sering disebut kubis telur atau

kubis putih.

2. Kubis Kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C) Daunnya tidak

membentuk krop dan berwarna hijau.

3. Kubis Tunas (Brassica oleracea L. var. gennipera D.C) Tunas samping

dapat membentuk krop, sehingga dalam satu tanaman terdapat beberapa

krop kecil.

4. Kubis Bunga (Brassica oleracea L. var. bathytis L) Jenis ini bakal

bunganya mengembang, merupakan telur yang berbentuk kerucut dan

berwarna putih kekuning-kuningan yang bunganya berwarna hijau.

2.2 Pengendalian Hama Terpadu Kubis

A. Prinsip Dasar Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Kubis merupakan tanaman sayuran yang sangat mudah terserang hama,

karena sangat peka terhadap iklim. Belajar dari pengelaman dari sejumlah petani

kubis di daerah sentra produksi, upaya pengendalian hama berdasarkan konsep

PHT merupakan cara dan langkah yang terbaik. Untuk melaksanakan PHT secara

baik, ada 4 prinsip dasar yang perlu dipahami, yaitu:

1. Tanaman Budidaya Sehat

Cukup pupuk, pengairan, penyiangan gulma, dan pengolahan tanah

pratanam yang baik merupakan dasar untuk memperoleh hasil produksi yang

tinggi. Selain itu, faktor yang teramat penting adalah pemilihan varietas yang

tahan akan hama serta mudah beradaptasi dengan jenis tanah dan iklim.

Page 7: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

6

2. Melestarikan dan Mendayagunakan Fungsi Musuh Alami

Unsur alami merupakan kekuatan dahsyat yang mampu mengendalikan

lebih dari 99% hama di kebanyakan lahan kubis adar berada pada jumlah yang

tidak merugikan. Tanpa disadari sebenarnya hampir semua petani sangat

bergantung pada kekuatan alami yang sudah tersedia pada lahannya sendiri. KIta

mengetahui bahwa PHT berfungsi untuk mendayagunakan dan memperkuat

peranan musuh alami yang menjadi jaminan pengendalian saat terjadi serangan

hama. Pengurangan penggunaan pestisida berarti mendatangkan keuntungan

ekonomis, kesehatan, dan lingkungan.

Pengendalian Hama Terpadu membantu petani untuk mempelajari dan

mempraktikkan keterampilan teknologi pengendalian hama. Hal ini sangat penting

untuk mencapai sasaran pengelolaan agroekosistem yaitu hasil produk yang tetap

stabil dan bebas residu.

B. Keuntungan Pendekatan PHT

Penerapan pendekatan ini pada tanaman kubis mendatangkan keuntungan

yang cukup signifikan, di antaranya:

1. Menjaga Aspek Stabilitas Produksi

Kubis merupakan salah satu komoditas unggulan Garut dengan prospek

pasar yang potensial baik domestik maupun ekspor. Pendekatan PHT menawarkan

metode pengelolaan agroekosistem yang menunjang stabilitas produksi.

2. Aspek Ekonomi

Penggunaan sistem PHT pada umumnya dapat mengurangi penggunaan

pestisida pada tanaman kubis jika dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Bila PHT dilaksanakan sepenuhnya, pengeluaran negara untuk subsidi pestisida

setiap tahunnya dapat dihemat 50-100 juta dollar (Departemen Pertanian, 1998).

Page 8: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

7

3. Aspek Kesehatan

Pestisida yang lengket pada tanaman kubis biasanya meninggalkan residu

yang cukup besar, apalagi bila mengingat intensitas penyemprotan yang bisa

mencapai 20-30 kali tiap musim tanam di daerah sentra produksi. Saat kubis

tersebut dikonsumsi, maka residu pestisida akan terakumulasi di tubuh konsumen.

Pada dosis tertentu, penumpukan pestisida di dalam  tubuh amat berbahaya

bagi kesehatan, sebab bahan kimia penyusun pestisida adalah racun yang keras.

Dalam jangka panjang, akumulasi bahan kimia itu akan menyebabkan kanker dan

janin yang cacat. Cara terbaik mengurangi dampak pestisida adalah dengan

mengurangi kontak. Pemerintah telah mengeluarkan anjuran pengurangan

penggunaan pestisida melalui Inpres No. 3/86 yang intinya menekankan

penggunaan pestisida seminimal mungkin kecuali saat benar-benar dibutuhkan.

4. Aspek Lingkungan

Penggunaan pestisida untuk membunuh hama seringkali juga membunuh

organisme lain di dalam ekosistem. Bila organisme yang mati adalah organisme

yang menguntungkan bagi pengendalian hama, maka bisa terjadi serangan hama

yang lebih hebat. Keadaan ini dapat terjadi karena terganggunya keseimbangan

ekosistem yang ada. Sayangnya, penumpukan pestisida dalam ekosistem

menimbulkan pencemaran lingkungan yang tidak dapat dilihat dan dirasakan

secara langsung oleh masyarakat.

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa PHT merupakan perwujudan

anjuran pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang

berwawasan lingkungan dengan mengandalkan keterpaduan teknologi teruji dan

keterampilan serta kemampuan para petani itu sendiri.

Page 9: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

8

BAB III

PEMBAHASAN

3.2 Hama Daun Kubis

a. Hama (Plutella xylostella L.)

Klasifikasi Plutella xylostella L. Sebagai berikut:

Kingdom: Animalia

      Filum      :  Arthropoda

      Kelas      :  Insecta

      Ordo       :  Lepidoptera

      Famili     :  Plutellidae

      Genus     :  Plutella

      Spesies    :  Plutella xylostella L.

Morfologi Plutella xylostella L.

                Plutella xylostella L. tergolong dalam ordo Lepidoptera, famili

Plutellidae,Plutella xylostella mempunyai nama lain yaitu Plutella  maculipennis,

atau disebut juga ulat tritip, tanaman inangnya, antara lain kubis, lobak, sawi,

kolhrabi, kubis bunga, kubis kale, kubis tunas dan tanaman lain yang termasuk

keluarga Cruciferae.      

Dalam perkembangannya Plutella xylostella mengalami metamorfosis

sempurna (Holometabola), yaitu stadium telur, larva, pupa, imago, lebih jelasnya:

a. Imago

Imagonya berupa ngengat kecil berwarna coklat kelabu. Pada sayap depan

terdapat tanda tiga berlian yang berupa gelombang (undulasi). Warna berlian pada

ngengat betina lebih gelap dibandingkan dengan ngengat jantan. Lamanya siklus

(daur hidup) ± 21 hari, ngengatnya aktif pada senja dan malam.

b. Telur

Bentuk telur bulat panjang, lebar 0,26 mm dan panjang 0,49 mm. Telurnya

kecil, putih kekuningan diletakkan pada permukaan bawah daun dalam kelompok

10-20 butir atau 3-4 butir.

c. Larva

Page 10: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

9

Ulat yang baru menetas berwarna hijau pucat, sedangkan  yang telah besar

warnanya lebih tua dengan kepala lebih pucat. Larva Plutella xylostella mudah

dibedakan dengan larva serangga hama lainnya karena larva ini tidak mempunyai

garis membujur pada tubuhnya, larva terdiri atas empat instar.

d. Pupa

Setelah cukup tua ulat mulai berkepompong, sarang kepompong dibuat

dari sejenis benang sutera yang berwarna abu-abu putih pada bagian bawah

permukaan daun. Pembentukan sarang kepompong mula-mula dibuat dari dasar,

kemudian sisi depan dan tutupnya. Pada ujung masih ada lubang kecil untuk

pernapasan.

Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae)

merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada

tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan

hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Serangan yang

timbul kadang-kadang sangat berat sehingga tanaman kubis tidak membentuk

krop dan panennya menjadi gagal. Kehilangan hasil kubis yang disebabkan oleh

serangan hama dapat mencapai 10-90 persen. Ulat daun kubis P. Xylostella

bersama dengan ulat jantung kubis Crocidolomia pavonana F. mampu

menyebabkan kerusakan berat dan dapat menurunkan produksi kubis sebesar

79,81 persen. Kondisi seperti ini tentu saja merugikan petani sebagai produsen

kubis. Oleh karena itu upaya pengendalian hama daun kubis ini sebagai hama

utama tanaman kubis perlu dilakukan untuk mencegah dan menekan kerugian

akibat serangan hama tersebut.

3.2 Pengendalian Secara Kimiawi Pada Tanaman Kubis

Pada umumnya mengatasi gangguan ulat kubis dengan menggunakan

insektisida kimia sintetik. Ditinjau dari segi penekanan populasi hama,

pengendalian secara kimiawi dengan insektisida memang cepat dirasakan

hasilnya, terutama pada areal yang luas. Tetapi, selain memberikan keuntungan

ternyata penggunaan insektisida yang serampangan atau tidak bijaksana dapat

menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Page 11: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

10

Kelebihan pestisida kimia adalah dengan menggunakan pestisida kimia

lebih efektif dalam memberantas hama dibandingkan dengan menggunakan cara

manual atau cara lainnya. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama,

hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan dapat menekan kehilangan hasil

karena hama, sehingga dapat menekan kerugian petani secara ekonomi. Dengan

pestisida, petani tidak begitu memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya

yang tidak begitu besar dan dapat dilakukan dalam kondisi apa saja. 

3.3 Pestisida yang Digunakan

Ada 3 pestida kimia yang digunakan yaitu:

1. Insectisida Dupont Prevathon 50 SC

Bahan aktif : klorantraniliprol 50 gl

Insektisida racun lambung dan kontak yang bekerja secara translaminar

berbentuk cair berwarna putih yang dapat disuspensikan dalam air untuk

mengendalikan hama pada tanaman kubis , cabai , kacang panjang , bawang

merah , kentang kedelai dan tembakau, juga mampu mengendalikan hama

penggerek batang dan pelipat daun pada padi.

Prevathon 50 SC sendiri merupakan Insektisida temuan paling baru dari

Dupont, selain sangat ampuh juga sangat aman (berlabel hiaju). Pengunaan

produk ini telah membawa perubahan besar di tingkat petani karena mampu

memberi jaminan keberhasilan panen serta menekan biaya perawatan.

2. Zat pengatur tumbuh tanaman ProGibb 20 SL

Dengan konsentrasi 5-10 ppm, disemprotkan ke seluruh bagian tanaman

terutama stomata daun, terbukti dapat memunculkan bunga.

Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi

merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar

pada stek batang, memperpanjang titik tumbuh, serta mencegah gugur daun dan

buah.

Gibberelin sebelumnya dimasukkan bahan laboratorium yang mahal dan

dipergunakan dalam dosis kecil seperti auxin, tapi kini sudah banyak dijual di

Page 12: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

11

pasaran dalam bentuk suspensi, dengan merk antara lain ProGibb dan Super Gib.

Jika menginginkan gibberelin murni, Anda bisa memerolehnya di toko bahan

kimia dengan kode GA3 atau GA6. Gibberelin berfungsi membuat tanaman

mengalami fase perpindahan dari vegetatif ke generatif lebih cepat, tanaman akan

berbunga sebelum waktunya, membuat ukuran buah besar tanpa biji, membuat

tanaman jadi raksasa, mempercepat tumbuhnya biji dan tunas, dan merangsang

aktivitas kambium. Auxin maupun gibberelin lebih cocok digunakan untuk

tanaman semusim seperti cabe, melon, semangka, dan labu.

3.4 Aturan Pakai

1. Insectisida Dupont Prevathon 50 SC

Pestisida jenis SC adalah pestisida yang dibuat dari bahan aktif turunan

(derifatif) garam dengan air. Sifat dari pestisida ini adalah cepat larut dan

menyebar merata dalam air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus

selama pemakaian.

2. Zat pengatur tumbuh tanaman ProGibb 20 SL

ZPT ini adalah Pekatan cair bila dicampur air akan membentuk larutan.

Formulasi yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate (SL)

merupakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang dilarutkan

dalam pelarut tertentu yang dapat bercampur baik dengan air. Formulasi

ini sebelum digunakan terlebih dahulu diencerkan dengan air kemudian

disemprotkan.

3.5 Cara Penyemprotan

Penyemprotan dilakukan dengan alat sprayer, namun tanpa standart

pelindung yang tepat, hanya dengan memakai sepatu boot tanpa masker dan

sarung tangan. Kemudian pestisida tersebut disemprotkan tepat diatas tanaman

kubis.

Page 13: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Macam-macam kubis: kubis krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L) ,

kubis kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C) , kubis tunas (Brassica

oleracea L. var. gennipera D.C) , dan kubis bunga (Brassica oleracea L. var.

bathytis L). Hama pada kubis adalah hama ulat kubis (Plutella maculipennis).

Pengendaliannya Insectisida Dupont Prevathon 50 SC, dan Zat pengatur

tumbuh tanaman ProGibb 20 SL untuk tanaman kubisnya Penyemprotan

dilakukan dengan alat sprayer.

4.2 Saran

a) Untuk Petani; beralihlah kearah pertanian yang lebih organik,

menggunakan sistem monitoring hama, lebih mengenal musuh alami,

menerapkan prinsip dan konsep PHT, menurunkan pemakaian pestisida

secara keseluruhan, memahami bahwa pestisida adalah jalan terakhir

dilakukan apabila populasi OPT telah melampaui ambang ekonomi,

memilih pestisida yang selektif dan tidak berspektrum lebar, menggunakan

dosis sesuai dengan petunjuk teknis, menghindari mencampur beberapa

pestisida, menghindari frekuensi penyemprotan dengan sistem kalender,

memberikan tenggang waktu (waktu tunggu) yang relative lama antara

penyemprotan dengan waktu panen.

b) Untuk Pemerintah; menggalakkan pertanian organik dengan menciptakan

pasar organic dan melakukan apapun yang mungkin untuk merendahkan

perbedaan harga antara produk yang dihasilkan baik secara organik,

biologis dan kimia pertanian, Mentan- Menkes- MenLH diharapkan terus

bekerjasama dalam melakukan pemantauan dan pelaksanaan terhadap

pemakaian pestisida, kebijakan terhadap pengurangan pemakaian pestisida

harus ditingkatkan, berbagai lembaga konsumen dan lingkungan harus

diikutsertakan dalam pengambilan keputusan tentang penggunaan

pestisida, meningkatkan berbagai penelitian tentang residu pestisida dan

Page 14: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

13

membiayai penelitian ke arah sistem pertanian alternative non pestisida,

Badan Komisi Pestisida harus merupakan lembaga yang independen dalam

tanggungjawabnya sebagai tempat pendaftaran dan pemantauan pestisida,

Pemerintah harus memaksa pihak perusahaan/ formulator pestisida agar

semua nama merk dagang pestisida diberikan skema pelabelan produk

yang menunjukkan pemahaman tentang perlakuan pestisida baik pra dan

pasca panen, kegiatan PPL harus dilaksanakan sesering mungkin,

meningkatkan SLPHT secara gratis dan memberikan penghargaan/ insentif

bagi petani yang terbukti melaksanakan program PHT.

Page 15: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2011. http://ast-shania.blogspot.com/2010/12/plutella-xylostella-

dan-rimpang-jahe.html. hama ulat daun kubis.

Anonymous, 2011. http://www.deptan.go.id/teknologi/daerah/kubis-3.htm. PHT.

Achmadi, S.S., 2003. Nasib Bahan Kimia POPs di Lingkungan. Seminar

Pelatihan Inventori POPs Jakarta. 4 Halaman.

Djojosumarto, P., 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.

Yogyakarta. Halaman 34 – 42.

Karmisa, I., 2003. Kebijakan Pemerintah Mengenai Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3). Seminar untuk Training-Workshop Prosedur Inventarisasi

POPs, 13 Januari 2003. Bagian Deputy Bidang Pengendalian Dampak

Lingkungan. KLH. Jakarta

Matthews, G. A., 1984. Pest Management. Published in the United States of

America by Longman Inc. New York. 72 Pages.

Prasojo, B., 1984. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Halaman 7-8.

Wudianto, R., 1998. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.

21 Halaman.

Page 16: Mkalah Hama Kubis Dan Pengendaliannya

15

LAMPIRAN FOTO

gambar 1 gambar 2

Insectisida Zat pengatur tumbuh tanaman

gambar 3 gambar 4

Foto kubis sebelum disemprot foto kubis setelah disemprot

gambar 13 gambar 14

Hama kubis (Plutella xylostella) gambar kubis anorganik dari literatur