Post on 13-Apr-2017
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PENGEMBANGAN BUDAYA
Disusun Oleh :
Nindiaswari Putri (A1E015048)Muhammad Ivan Hasri (A1E015049)Klara Afria (A1E015050)Nabila Nurhuda (A1E015051)Wiji Dwi Lestari (A1E015052)
Sebagai Dasar Negara, Pancasila menjadi pedoman dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu segala aspek kehidupan baik ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya ,
pertahanan dan keamanan harus bersandar pada nilai Pancasila. Termasuk dalam pembangunan segala bidang, Pancasila harus
menjadi paradigma Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu
para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan
aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut.
Asset Indonesia atas keanekaragaman budaya yang multi etnis, sangat kaya dan sangat bervariatif, ini dapat dilihat dari kacamata
pandang geografis dan demografis. Dari sudut Geografis Indonesia adalah daerah Tropis yang subur terdapat beberbagai jenis agrikultur, bahkan mencapai jutaan varian, suatu keajaiban
tanah, sawah dan ladang, bahkan kata Koes Plus, tongkat pun kalau ditanam akan jadi tanaman, menggambarkan kesuburan tanah Indonesia. Dan ini mempengaruhi kultur daerah diantara
daerah-daerah yang lain.
Dari sisi Demografis Indonesia terdiri dari multi etnis, sebagai perwujudan dari lukisan alam dipelbagai pelosok seantero Indonesia. Dari multi etnis menimbulkan keanekaragaman
peradaban yang ber-Bhineka Tunggal Ika, kemudian menurut hukum adat sebagai perwujudan dari tatanan hukum adat terdiri
dari 11 wilayah hukum adat dari Sabang sampai Merauke. Sampai saat ini multi kultur dan multi etnis masih terpelihara dengan baik, meskipun ada degradasi moral sebagai pengaruh
globalisasi budaya dunia yang tak terbatas, dapat melewati batas dunia manapun, tanpa dapat dikendalikan oleh siapapun,
termasuk oleh kekuatan struktural.
Budaya global adalah budaya dari sebuah budaya multi kultural, bentuk budaya baru dalam tatanan dunia baru, berbaur bersama
dengan budaya-budaya lain dimanapun terdapat peradaban manusia.
Sebagai implikasi adanya budaya baru, terdapat bentuk tindakan deviatif yang menyimpang dari budaya positif, yang berlaku dan
disepakati, diantaranya adalah bentuk-bentuk kejahatan yang berdimensi baru, sebuah komunitas baru dunia kejahatan, yang
meninggalkan komunitas lama yang konvensional. Hal ini merupakan pengaruh negative terhadap keamanan dalam negeri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perkembangan globalisasi di semua aspek kehidupan
bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun peradaban dunia. Dalam suatu negara telah memiliki keteraturan yang
terimplementasikan kedalam suatu budaya yang tumbuh dan berkembang sebagai akibat interaksi antar manusia dalam pola
kehidupan sehari-hari.
Budaya bangsa Indonesia yang patut kita banggakan antara lain adalah sifat gotong-royong, sopan-santun,
ramah dan menghargai orang lain. Namun sejak bergeloranya era globalisasi, semua karakteristik budaya
bangsa yang membanggakan tersebut secara perlahan terdesak dengan masuknya budaya asing yang tidak
sejalan bahkan bertentangan dengan budaya nasional/lokal.
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-
acuan-bersama, bagi kebudayaan - kebudayaan di daerah:
Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak
mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ;
Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan,
kedaerahan, maupun golongannya ;
Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat ;
Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan
kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan
perorangan ;
Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan semangat perjuangan
bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Ideal culture Pancasila yang meliputi: Kerukunan umat beragama, Keadilan sosial, Kedaulatan rakyat, Kemanusiaan dan
Kebangsaan.Oleh karenanya direkomendasikan agar segera mempraktekan
kembali budaya berpancasila, untuk menunjukkan karakter Indonesia di mata dunia luar, sehingga dapat dijadikan patokan pola hidup berbagsa, bernegara dan bermasyarakat Indonesia.
Pancasila merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus dijunjung tinggi kita sebagai bangsa Indonesia.
Sedangkan kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila tercipta
berdasarkan kebudayaan. Kaitan di antara keduanya begitu erat sehingga timbal balik antara Pancasila dan
Kebudayaan dapat terjadi dengan signifikan karena keduanya saling berhubungan. Pancasila berakar dari
kebudayaan dikarenakan di dalam pancasila terkandung nilai kebudayaan. Bagaimana bisa demikian? Karena unsur
persatuan dapat kita lihat di dalam pancasila, sedangkan kita sebagai negara yang memiliki beragam macam
kebudayaan, memang sepantasnya memiliki asas persatuan yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga kita sebagai insan berbudaya, harus juga berdasarkan kepada Pancasila
yang adalah ideologi bangsa kita.