Post on 10-Dec-2015
description
OLEH :
KELOMPOK III
1. LUTVIATUL JALILLAH
2. FEBRIANTO JEREMY ALLAK
3. HARUN ADRIANTO
4. RIFKI IRIANTO SAPUTRA
T.A 2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalam’mualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
bimbingan-Nyalah serta berkat-Nya lah kami masih diberi kesempatan dan
kesehatan untuk menyelesaikan dan menyusun makalah ini. kami selaku penyusun
makalah ini menyadari bahwa dalam bahasan makalah ini masih kurang juga
sering terdapat kesalahan dan kekurangan. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan pendengar.
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
2. DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..
3. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………… Latar Belakang ……………………………………………………………………………………… Tujuan …………………………………………………………………………………………………
4. BAB II ISI ………………………………………………………………………………………………. Kajian Pustaka ……………………………………………………………………………………… Pembahasan ..……. ………………………………………………………………………………..
1. Definisi K3..……. ……………………………………………………2. Manajemen K3..……. ………………………………
5. BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………
Kesimpulan …………………………………………………………………………………………. Saran …………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sebagai sesama makhluk hidup di dunia yang perduli akan orang lain akan
mempertimbangkan teknik keselamatan yang lebih baik di dalam dunia usaha.
Seorang pekerja yang kehilangan lengan, kaki atau bahagian lain pada tubuhnya
dalam kecelakaan dibidang industri tidak hanya dihadapkan pada penderitaan dan
kekurangan yang sementara saja, tetapi harus juga mengantisipasi pengeluaran serta
trauma dengan kekurangannya kemampuan dan pendapatan selama hidupnya.
Kecelakaan di bidang industri termasuk untuk biaya kesehatan, biaya kompensasi,
tunjangan korban, dan semua biaya tersebut dibayar oleh asuransi bagi yang telah
membayar premium asuransi.
TUJUAN
Memahami Apa yang dimaksud dengan K3.
Memahami Manajemen K3 dan Sistemnya.
BAB II
ISI
KAJIAN PUSATAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan satu upaya pelindungan
yang diajukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal
tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien. (Andre Suma’mur, 2006).
Bahkan dewasa ini organisasi tidak hanya dituntut untuk memiliki sistim
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi, lebih dari itu
organisasi diharapkan memiliki budaya sehat dan selamat (safety and health
culture) dimana setiap anggotanya menampilkan perilaku aman dan sehat
(Milyandra, 2009).
PEMBAHASAN
MANAJEMEN KONDISI KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja, serta keamanan di tempat kerja adalah
bentuk komitmen dan merupakan tanggung jawab dari perusahaan atau pemilik
perusahaan kepada pegawainya.
Penerapan sistem manajemen K3 di tempat kerja, selain dipicu oleh faktor
internal, juga didorong oleh faktor eksternal yakni adanya kewajiban yang
diterapkan pemerintah.
Dengan adanya sistem manajemen K3, perusahaan mampu melindungi
tenaga kerja dari risiko kecelakaan di tempat kerja, meningkatkan produktivitas,
serta memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku.
Upaya penyusunan sistem manajemen K3 akan dipermudah dengan
tersedianya jasa konsultasi yang akan membantu perusahaan dalam penyusunan
serta memberi bekal kepada personil yang ditunjuk dalam memelihara dan
mengembangkan sistem tersebut.
A. Definisi K3
Kondisi kesehatan dan keselamatan kerja di filosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Secara keilmuan K3 di artikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
B. Manajemen K3
Memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi
ini, sudah merupakan suatu keharusan untuk sebuah perusahaan dan telah menjadi
peraturan. terutama pada proyek konstruksi. Organisasi Buruh Sedunia (ILO)
menerbitkan panduan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di
Indonesia panduan yang serupa dikenal dengan istilah SMK3, sedang di Amerika
OSHAS 1800-1, 1800-2 dan di Inggris BS 8800 serta di Australia disebut AS/NZ
480-1. Secara lebih rinci lagi asosiasi di setiap sektor industri di dunia juga
menerbitkan panduan yang serupa seperti misalnya khusus dibidang transportasi
udara, industry minyak dan gas, serta instalasi nuklir dan lain-lain sebagainya. Bahkan
dewasa ini organisasi tidak hanya dituntut untuk memiliki sistim manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi, lebih dari itu organisasi
diharapkan memiliki budaya sehat dan selamat (safety and health culture) dimana
setiap anggotanya menampilkan perilaku aman dan sehat (Milyandra, 2009). Oleh
sebab itu, perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan
terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja. Menurut Abdurrahmat
Fathoni (2006:106) seluruh tenaga kerja harus mendapat pendidikan dan pelatihan
serta bimbingan dalam keselamatan dan kesehatan kerja dengan ketentuan yang
dibuat sebagai berikut :
1. Mengeluarkan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja para pegawai.
2. Menerapkan program kesehatan kerja bagi para pegawai.
3. Menerapkan sistem pencegahan kecelakaan kerja pegawai.
4. Membuat prosedur kerja.
5. Membuat petunjuk teknis tentang pelaksanaan kerja termasuk penggunaan sarana
dan prasarananya. Menurut Su’mamur (1981) cara pencegahan terjadinya kecelakaan
pada proyek konstruksi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yang antara lain
sebagai berikut :
a. Membuat daftar resiko kecelakaan yang mungkin terjadi disetiap item pekerjaan
misalnya pada pekerjaan galian tanah akan memungkinkan terjadi kelongsoran tanah,
pekerja terkena cangkul, sehingga diketahui upaya pencegahanya seperti pembuatan
tembok sementara dari bamboo untuk menahan tanah serta memasang rambu-rambu
hat-hati pada lokasi galian tanah.
b. Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya
seperti waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan suara speaker “Selamat
bekerja, gunakan alat pelindung diri, hat-hati dalam bekerja karena keluarga
menunggu dirumah atau kata-kata lain yang dapat mengingatkan setiap pekerja
proyek untuk berhati-hati dalam bekerja.
c. Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void
yang memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran
pada area rawan kebakaran.
d. Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja nyaman sehingga
emosi negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut
dapat menyebabkan kecelakaan proyek akibat pikiran sedang tidak focus terhadap
pekerjaan.
e. Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari lokasi
proyek sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat ditangani secara cepat untuk
mencegah hal-hal selanjutnya yang tidak diinginkan.
f. Penyediaan perangkat pengaman kecelakaan kerja dari mulai personil sampai
peralatan mungkin terlihat mahal namun biaya tersebut akan lebih murah jika tidak
mengadakanya sehingga terjadi kecelakaan sehingga dapat menghentikan jalannya
pekerjaan atau pengalihan aktifitas pekerjaan pada upaya menyelamatkan korban
kecelakaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari semua rincian pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan
masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
SARAN
Kami Sebagai penyusun Makalah Ini, mengetahui bahwa Pembahasan
dalam materi makalah diatas sangatlah jauh dari yang diharapkan, karena masih
banyaknya kekurangan dan kurang memadai. Maka untuk masa-masa yang akan
datang semoga makalah ini dapat lebih lebih lengkap dan memadai, sehingga
makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi.
Wassalam’mualaikum Wr.Wb
DAFTAR PUSTAKA
http://sarisolo.multiply.com/journal/item/35/kecelakaan_kerja_di_perusahaan.
http://saintek.uin-suka.ac.id/file_kuliah/manajemen%20lab%20kimia.doc.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
k3.html
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung.
TERIMAKASIH