Post on 02-Aug-2015
LAPORAN TUGAS PBL
Community Health Nursing 1
Penugasan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Community
Health Nursing 1 yang Dibimbing oleh:
Ns.Kumboyono,Mkep.,SpKom
Disusun Oleh :
Bayu Aldi Ilmansyah (0910723016) Mona Novita (0910720055)
Fionna indah S. (0910720035) Ni wayan Septi N. (0910720008)
Ina Martiana (0910720044) Nurul Ardlianawati (0910720063)
Ida Rokhmatullaily (0910720040) RahayuRahmawati (0910720074)
Kiromi Suryandi (0910723030) Rahmatuz Zulfia (0910721010)
Lina Mafula (0910720050) Reza Fitra K.N. (0910720010)
Lingga Aris Sandy (0910720051) Silma Kamila (0910720085)
Lucky Ramanda (0910720052) Mohamad Daroini (0910720054)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEPERAWATAN
MALANG
2012
1
Student Learning Objectives
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian masyarakat / kelompok
masyarakat
2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan komposisi penduduk
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian politik dan sosiologi kesehatan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan ukuran-ukuran demografi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kesehatan
masyarakat
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian epidemiologi
7. Mahasiswa mampu menjelaskan perjalanan alamiah penyakit
8. Mahasiswa mampu menjelaskan model epidemiologi
9. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kejadian luar biasa
10.Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kebijakan pemerintah
11.Mahasiswa mampu menjelaskan proses perumusan kebijakan pemerinta
12.Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi kesehatan
13.Mahasiswa mampu menjelaskan permintaan dan penawaran
14.Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup pencegahan epidemiologi
15.Mahasiswa menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dengan demografi
dan sosiologi
16.Mahasiswa menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dan ilmu
keperawatan dalam membangun ilmu keperawatan kesehatan komunitas.
2
Student Learning Objectives
1. Menjelaskan pengertian masyarakat / kelompok masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya
mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah
masyarakat disebut pula sistem sosial. Beberapa definisi masyarakat sebagai
berikut:
a. Selo Soemardjan (1974), masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
b. Menurut J.L Gilin dan J.P Gilin, masyarakat adalah kelompok yang tersebar
dengan perasaanpersatuan yang sama.
c. Max Weber menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau
aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang
dominan pada warganya.
d. Menurut sosiolog Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan
objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
e. Karl Max berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara
ekonomis.
f. Menurut M.J. Herkovits masyarakat adalah kelompok individu
diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
g. Menurut Kontjaraningrat (1990) masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
h. Menurut Soerdjono Soekanto (1982) masyarakat atau komunitas adalah
menunjukkan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu
wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, di mana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-
anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya.
i. Menurut Mac Iaver (1957) masyarakat adalah sekelompok manusia yang
mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung,
adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
3
j. Menurut Linton (1936) masyarakat merupakan sekelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat
mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu.
Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut (Effendy,1998):
- Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang
- Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul
sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia.
- Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
- Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena meraka merasa dirinya terkait satu
dengan yang lainnya.
2. Menyebutkan dan menjelaskan komposisi penduduk
Komposisi penduduk yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan
kriteria (ukuran) tertentu. Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang
umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat
tinggal. Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam
pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-
masalah di bidang kependudukan.
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri – ciri tertentu dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Mubarok & Chayatin, 2009) :
1. Biologis, meliputi : usia dan jenis kelamin
2. Sosial, meliputi : tingkat pendidikan, status perkawinan, dsb.
3. Ekonomi,meliputi : penduduk yang aktif secara ekonomi,lapangan
pekerjaan , jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dsb.
4. Geografis berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi
dan kabupaten.
a. Komposisi penduduk berdasarkan aspek biologis
Misalnya: penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan umur dan jenis
kelamin.
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
4
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1) Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
2) Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
3) Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan)
penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
1) Struktur penduduk muda: bila suatu negara atau wilayah sebagian besar
penduduk usia muda.
2) Struktur penduduk dewasa: bila suatu negara sebagian besar penduduk
berusia dewasa.
3) Struktur penduduk tua: bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk
berusia tua.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan
dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk. Bentuk piramida
penduduk ada 3 macam yaitu:
1) Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih
besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah
penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami
pertumbuhan. Penduduk tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat
kematian bayi tetapi tingkat kelahiran masih tinggi. Piramida penduduk
negara kita Indonesia, termasuk kelompok ini.
2) Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang
dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner
sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa
negara yang tergolong maju.
5
3) Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih
sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang
jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang
rendah dan kematian yang tinggi. Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian
atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam
menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida
penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh:
piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss.
b. Komposisi penduduk menurut aspek ekonomis
Misalnya: penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat
pendapatan.
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh
tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri
sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha, dan sopir.
c. Komposisi penduduk menurut aspek sosial
Misalnya: penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status
perkawinan. Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah
ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA,
dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk
menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.
6
d. Komposisi penduduk menurut aspek geografis
Misalnya: penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat tinggal. Tempat
tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal
penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia
adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.
3. Menjelaskan pengertian politik dan sosiologi kesehatan
1. Definisi Politik Kesehatan
Secara etimologi politik berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata
polistaia. Polis diartikan negara, kota yakni suatu masyarakat mampu
mengurus diri sendiri atau mandiri, sementara taia bearti urusan. Secara
sederhana dari tata bahasnya politik diartikan urusan yang mengurusi
masalah negara kota.
Menurut Pakar dan ahli politik
a. Thomas M.Magstadt dan Peter M.Schotten (1988) ,politik adalah segala
sesuatu mengenai bagaimana manusia diperintah,berkaitan dengan
tatanan, kekuasaan dan keadilan.
b. Cecep Darmawan (2009),Politik ialah segala sesuatu berkenaan dengan
negara, termasuk didalamnya kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan, maupun pembagian dan pengalokasian nilai-nilai didalam
masyarakat yang bersangkutan.
Pengertian politik dilihat dan diklasifikasikan dalam ranah-ranah sbb :
a. Politik dalam arti kepentingan
Politik adalah ilmu menjelaskan tentang kepentingan, baik dalam kontek
individu, kelompok, cara meraih, merebut,atau memperhatikan kepen
tingan perorangan maupun kelompok.
b. Politik dalam arti kebijakan
Politik adalah aturan main dalam mengurusi masalah kebijakan-kebijakan
dalam mempertahankan kepentingan dapat diterima oleh berbagai
kalangan. Dengan karakteristik terjadinya sebuah pengembangan makna
politik ,luas dan berkembangnya kajian atau objek ilmu politik.
c. Politik secara institusional
Politik adalah ilmu mempelajari lembaga-lembaga politik seperti negara,
pemerintah, DPR dsb semuanya terkait dengan kajian ilmu politik.
7
d. Menurut hakikat politik itu sendiri
Politik adalah ilmu meneliti manusia dalam usahanya memperoleh
kekuasaan, tentang kehausan, kekuasaan, motivasi memperoleh dan
menggunakan kekuasaan sebagai kajian kekuasaan sebagai gejala
sosial, dimana kekuasaan itu berlaku atau digunakan sebagai alat untuk
menjelaskan keadaan masyarakat (Sociologis approach).
Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat
kesehatan masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah sistem
ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah wilayah atau negara. Untuk
meraih tujuan tersebut diperlukan kekuasaan. Kekuasaan tersebut kelak
digunakan untuk mendapat kewenangan yang diperlukan untuk mencapai
cita-cita dan tujuan. Oleh karena itu derajat kesehatan masyarakat yang
diidamkan adalah merupakan sebuah tujuan yang di inginkan seluruh
rakyat banyak, maka derajat kesehatan hendaknya diperjuangkan melalui
sistem dan mekanisme politik.
Bambra et al. (2005) dan Fahmi Umar (2008) mengemukakan mengapa
kesehatan itu adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya
disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian menikmati
kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau
keadilan harus diperjuangkan. Kesehatan adalah bagian dari politik
karena derajat kesehatan atau masalah kesehatan ditentukan oleh
kebijakan yang dapat diarahkan atau mengikuti kehendak (amenable)
terhadap intervensi kebijakan politik. Kesehatan bagian dari politik karena
kesehatan adalah Hak Asasi Manusia.
2. Sosiologi Kesehatan
Menurut Paul B.Horton dan Chestar L.Hunt, Sosiologi adalah disiplin
intelektual mengenai pengembangan pengetahuan yang sistematis dan
terandalkan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang
produk dari hubungan tersebut (Sudarma,2008).
Menurut Solita Sarwono,2004 Sosiologi kedokteran mencakup studi
tentang faktor-faktor sosial dalam etiologi (penyebab), prevalensi (angka
kejadian), dan interpretasi (penafsiran) dari penyakit tentang profesi
kedokteran itu sendiri serta hubungan dokter dengan masyarakat pada
umumnya (Sudarma,2008).
8
Sosiologi Kesehatan yaitu : Selain topik –topik dalam sosiologi
kedokteran, sosiologi kesehatan membahas pula perilaku kesehatan,
pengaruh norma sosial terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antar
petugas kesehatan (dokter dengan petugas kesehatan lainnya) dan antara
petugas kesehatan dengan masyarakat (Sudarma,2008).
Untuk lebih memudahkan pemahaman ini, dirumuskan kesimpulan
analisis sebagai berikut (Sudarma,2008):
Sosiologi Kesehatan merupakan disiplin ilmu dari bidang sosiologi. Disiplin
ilmu ini merupakan ilmu terapan dari kajian sosiologi dalam konteks
kesehatan.
Prinsip dasar disiplin sosiologi kesehatan adalah penerapan konsep dan
metode disiplin sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis dan
memecahkan masalah kesehatan. Dengan kata lain, sosiologi kesehatan
merupakan penerapan ilmu sosial dalam mengkaji masalah kesehatan.
Sosiologi kesehatan ialah sosiologi yang memusatkan perhatiannya
pada masalah kesehatan yang merupakan problem dan terjadi pada semua
lapisan masyarakat atau penerapan teori-teori sosiologi terhadap masalah-
masalah kesehatan (Soerjono Soekanto, 1999).
Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di
masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi yaitu sosiologi
medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat
dengannya. Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan
secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis maupun
faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam
keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan
berkembangnya sosiologi medis.
Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu
sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental
serta kondisi sosial seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang
menunjukkan sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan,
yaitu:
a. Sociology in Medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara
langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari
faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan
9
ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan
pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu
atau mempengaruhi orang-orang untuk menanganipenyakit atau
mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain setelah sakit
dan penyakit terjadi.
b. Sociology of Medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai,
kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku
manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya
bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun
kesehatan, pelatihan petugas kesehatan.
c. Sociology for medicine berhubungan dengan strategi metodologi yang
dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan.
Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang
membantu mengenali atau mengukur skla sikap. Peran ini juga meliputi
prosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan
yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau
menjelaskan hasil penelitian.
d. Sociology from medicine menganalisa lingkungan kedokteran dari
perspektif sosial. Misalnya, bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya
hidup para dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama
mengikuti pendidikan kedokteran.
e. Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati
orientasi politik dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan.
Misalnya, bagaimana suatu struktur pengobatan Western akan
mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola
interaksi masyarakat.
f. Sociology around medicine menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi
bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi,
etnologi, etik, filosofi, hukum mapun bahasa.
4. Menyebutkan dan menjelaskan ukuran-ukuran demografi
Dalam membahas komposisi penduduk , terutama yang berhubungan
dengan kompisisi menurut usia dan jenis kelamin, terdapat beberapa konsep,
10
definisi dan ukuran – ukuran yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut
(Mubarok & Chayatin, 2009) :
a. Usia Tunggal (Single Age)
Usia tunggal adalah usia seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang
tahun terakhirnya. Misalnya, jika sekarag berusia 11½ tahun, maka dalam
pengertian di atas dianggap berusia 11 tahun. Pada kenyataannya, baik
dalam survei maupun sensus menanyakan usia seseorang tidaklah mudah .
Masih banyak penduduk Indonesia yang tidak tahu sama sekali mengenai
tanggal kelahiran maupun tahunnya. Ada kecenderungan orang menyenangi
usia-usia dengan angka akhir 0-5 tahunan. Misalnya usia sebenarnya 29
tahun, tetapi mengaku 30 tahun, keadaan seperti itu disebut age heaping
atau age preference. Kesalahan pelaporan usia bisa terjadi, baik di lapangan
(sewaktu survei ataupun sensus) maupun pada saat memproses data usia.
b. Rasio Jenis Kelamin (sex Ratio)
Perbandingan banyaknya penduduk laki – laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan
dalam banyaknya penduduk laki- laki per 100 perempuan. Rumus :
Sex ratio = Jumlah Penduduk laki-laki X k
Jumlah Penduduk Perempuan
Contoh : pada tahun 2008 rasio jenis kelamin penduduk indonesia 97. Ini
berarti tiap 100 perempuan terdapat 97 laki –laki 58.338 dan jumlah
penduduk perempuan 60.029.206
Sehingga sex ratio = 58.338.664 x 100 =97,2 dibulatkan menjadi 97
60.029.206
c. Angka Beban Tanggungan
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak
produktif (usia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dengan banyaknya
orang yang termasuk usia produktif (Usia 15 -64 tahun).
d. Usia Median (Median age)
Usia median adalah usia yang membagi penduduk menjadi dua bagian
dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian
yang kedua lebih tua daripada median age. Usia median ini ditentukan
berdasarkan usia dari sebagain penduduk yang lebih tua dan usia sebagain
11
penduduk yang lebih muda .Guna usia median adalah untuk mengukur
tingkat pemusatan penduduk pada kelompok –kelompok usia tertentu.
Menurut Effendy (1998) ukuran-ukuran demografi diantaranya adalah
a. Morbiditas
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Setiap gangguan di dalam
fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit.
Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di
dalam istilah tunggal yaitu morbiditas. Morbiditas juga mengacu pada
angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan
populasi tertentu yang seringkali merupakan kelompok yang sehat atau
kelompok yang berisiko.
Ukuran utama morbiditas
Ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi dan
berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut.
1) Angka Insidensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok
masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit,
sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang data jumlah
penderita baru dan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
baru (population at risk). Secara umum angka insiden dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
a) Incidance Rate
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Rumus:
Incidence Rate =
x K
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun :
12
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember
pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah penduduk
pertengahan tahunnya adalah :
atau
P1 + {½(P2 – P1)}
Bila diperoleh Jumlah Penduduk pada 1 Maret dan 31 Desember,
maka Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun :
P1 + ( xP2
b) Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate
adalah memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu
penyakit.Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan
Penularan Penyakit tersebut.
Rumus:
Attack Rate =
x K
c) Secondary Attack Rate
Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan
pertama.Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam
suatu populasi yang kecil (misalnya dalam satu keluarga).
Rumus:
SAR = x K
2) Prevalensi
13
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat
tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh
penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau
penduduk dengan resiko (population at risk). Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka prevalensi sebenarnya bukanlah suatu rate yang murni,
karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga
dimasukkan dalam perhitungan.
Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Period Prevalen Rate
Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai
Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan
Kelainan Jiwa.
Rumus:
Periode Prevalen Rate = x K
b) Point Prevalen Rate
Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu
saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
Rumus :
Point Prevalen Rate = x K
b. Mortalitas
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk
kematian.
Macam-macam/jenis angka kematian (mortality rate/mortality ratio) dalam
epidemiologi antara lain:
14
1) Crude Death Rate (CDR) = Angka Kematian Kasar (AKK)
Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka
waktu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertengahan waktu yang bersangkutan. Istilah crude = kasar digunakan
karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis
kelamin, atau variabel lain.
Rumus :
CDR/AKK = x K
2) Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal
Adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28
minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang
berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama .Manfaat PMR : Untuk
menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan
ibu hamil dan bayi.
Rumus :
PMR/AKP= x K
3) Neonatal Mortality Rate ( NMR ) = Angka Kematian Neonatal (AKN)
Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
NMR/AKN= x K
4) Under Five Mortality Rate ( UFMR ) / Angka Kematian Balita
Adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama. Manfaat: untuk mengukur
status kesehatan bayi.
Rumus:
15
UFMR= x K
5) Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian
di Negara belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi
meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi,
defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. Postneonatal Mortality Rate
adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per
1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.
Rumus :
Pasca-neonatal mortality rate
= x K
6) Angka Kematian Janin / Angka Lahir Mati (Fetal Death Rate)
Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati.
Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau
dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika
bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda-tanda kehidupan biasanya
ditentukan dari pernapasan, detak jantung, detak tali pusat atau
gerakan otot volunter.
Angka kematian janin adalah proporsi jumlah kematian janin yang
dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu,
biasanya 1 tahun.
Rumus:
Angka Kematian Janin
= x K
7) Maternal Mortality Rate ( Mmr ) = Angka Kematian Ibu ( Aki )
Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :
16
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
Rumus:
MMR = x K
8) Age Spesific Mortality Rate (ASMR / ASDR)
Rumus:
ASMR/ASDR= ( ) x1000‰
Keterangan:
dx = jumlah kematian yg dicatat dlm 1 tahun pada penduduk golongan
umur tertentu (x)
px = jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tersebut
(x)
9) Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu
jangka waktu tertentu (1 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut.
Rumus:
CSMR= x K
10) Case Fatality Rate (CFR)
Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu
penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama. Digunakan untuk
mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.
Rumus:
CFR = x K
17
c. Migrasi
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Tidak seperti
kelahiran atau kematian yang hanya terjadi sekali pada setiap individu,
migrasi dapat terjadi berulang-ulang.
Hanya melihat perbedaan tempat tinggal sekarang dan tempat lahir
(migrasi semasa hidup).
Hanya melihat perbedaan tempat tinggal sekarang dan tempat tinggal
lima tahun yang lalu (migrasi risen).
Hanya melihat perbedaan tempat tinggal sekarang dan tempat tinggal
terakhir sebelumnya.
Macam migrasi
1) Migrasi Semasa Hidup (A lifetime migrant)
Seseorang dikatakan migran semasa hidup jika propinsi atau
kabupaten/ kodya tempat ia dilahirkan berbeda dengan propinsi atau
kabupaten/kodya tempat tinggalnya sekarang (pada saat
pencacahan). Dengan demikian angka migrasi semasa hidup dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
M sh = x 1000
Msh = Migrasi semasa hidup di suatu propinsi
Pd = Jumlah penduduk yang propinsi tempat lahirnya berbeda
dengan propinsi tempat tinggalnya sekarang
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun di suatu propinsi tujuan
2) Migrasi Risen (Recent Migration)
Seseorang dikatakan sebagai migran risen, yaitu apabila propinsi
tempat tinggal lima tahun yang lalu berbeda dengan propinsi tempat
tinggal sekarang (pada saat pencacahan). Selanjutnya, apabila
mereka yang dikategorikan sebagai migran risen tersebut ditimbang
dengan penduduk pertengahan tahun, akan diperoleh angka migrasi
risen (Recent Migration Rate = RMR), atau
RMR = x 1000
18
Pd5 = Banyaknya penduduk yang propinsi tempat tinggalnya 5
tahun yang lalu berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya
sekarang
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
3) Migrasi Total (Total Migration = TM)
Seseorang dikatakan sebagai migran total (MT) apabila propinsi
tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan propinsi tempat tinggal
sekarang, jika mereka yang tergolong ke dalam migrasi total tersebut
ditimbang dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, maka akan
diperoleh Angka Migrasi Total (AMT), atau
AMT = x 1000
MT = Jumlah penduduk yang propinsi tempat tinggalnya sekarang
berbeda dengan propinsi tempat tinggal sebelumnya
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
d. Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain
fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Istilah fertilitas
adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi
dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan;
misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya.
Macam Fertilitas
1) Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)
Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran
hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sebagai
berikut:
CBR = x k
CBR : Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar
Pm : Penduduk pertengahan tahun
19
k : Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
2) Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GFR)
Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu
wanita yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis
dengan rumus sebagai berikut :
GFR = x k
GFR : tingkat fertilitas umum
B : jumlah kelahiran
Pf (15-49) : jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada
pertengahan tahun.
3) Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Specific Fertility
Rate (ASFR)
ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran tiap seribu
wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:
ASFR = x k
ASFR : Age Specific Fertility Rate
Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan
tahun
k : Angka konstanta 1.000.
4) Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat fertilitas total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup
laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga
akhir masa reproduksinya dengan catatan:
a) Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya.
b) Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu
tertentu.
e. Proyeksi dan Estimasi Penduduk
20
Perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan
asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Diperlukan
untuk perencanaan (beras, kesehatan, kesempatan kerja, dan lain-lain).
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut
komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan
migrasi.Hasil proyek penduduk sangat bermanfaat untuk perencanaan
penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas
perumahan dan fasilitas kesempatan kerja.
5. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kesehatan masyarakat
1. Definisi Kesehatan Masyarakat
- Winslow memberikan definisi tentang ilmu kesehatan masyarakat yang
telah diterima dan disempurnakan oleh WHO, sebagai berikut:
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan
untuk:
1) Mencegah timbulnya penyakit.
2) Memperpanjang umur.
3) Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha-usaha
kesehatan masyarakat yang terorganisasi untuk:
a) Memperbaiki kesehatan lingkungan.
b) Pemberantasan penyakit-penyakit infeksi pada masyarakat.
c) Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.
d) Mengkoordinasi tenaga-tenaga kesehatan agar mereka dapat
melakukan pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya.
e) Mengembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai
tingkat hidup yang setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan
memelihara kesehatannya (Effendy, 1998).
- Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu
dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat dalam pengadaan
pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari
perkembangan batasan kesehatan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
21
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu
sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat (Notoatmodjo,2003).
2. Ruang Lingkup Kesehatan masyarakat
Disiplin ilmu mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain
(Notoatmodjo,2003) :
1. Ilmu biologi
2. Ilmu kedokteran
3. Ilmu kimia
4. Fisika
5. Ilmu Lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan
Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang
multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu menopang ilmu kesehatan
masyarakat, atau disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat
ini antara lain sbb:
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik / Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.
6. Menjelaskan pengertian epidemiologi
Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (Public
Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun
masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat . Menurut asal katanya, secara
etimologis epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa
penduduk (Mubarok & Chayatin, 2009).
Epidemiologi bearasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata epi atau upon
yang berarti pada atau tentang, demos = people yang berarti penduduk dan
22
logia = knowledge yang berarti ilmu. Jadi, epidemiologi berarti ilmu mengenai
kejadian yang menimpa penduduk .Epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu
tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor – faktor penentu)
masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan
dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan.
Dengan demikian, di sini tampak bahwa epidemiologi tidak hanya mempelajari
penyakit dan epideminya saja, tetapi juga menyangkut masalah kesehatan
secara keseluruhan (Mubarok & Chayatin, 2009).
Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi
terdapat 3 hal Pokok yaitu (Setyawan, 2009):
1. Frekwensi Masalah Kesehatan
Frekwensi yang dimaksudkan menunjuk pada besarnya masalah kesehatan
yang terdapat pada sekelompok manusia / masyarakat. Untuk dapat
mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal
yang harus dilakukan yaitu :
a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Distribusi ( Penyebaran ) Masalah Kesehatan.
Dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan adalah
menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu
keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi
adalah :
a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN )
b. Menurut Tempat ( PLACE )
c. Menurut Waktu ( TIME )
3. Determinan ( Faktor – Factor Yang Mempengaruhi )
Dimaksud determinan adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu
penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi,
penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah
kesehatan itu sendiri.Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu:
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c. Menarik kesimpulan.
23
Definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari
Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi
serta penerapannya untuk pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari
pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu
adalah Riset. Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for
undiscovered truth”. ( Artinya :Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang
belum terungkap).
Pengertian Epidemiologi ditinjau dari berbagai ASPEK sesuai dengan
tujuan masing (Murti,2003) :
1. Aspek Akademik
Epidemiologi berarti analisis data kesehatan, social ekonomi dan
kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi
perubahan keadaan yang terjadi atau akan terjadi dimasyarakat umum atau
kelompok penduduk tertentu.
2. Aspek Praktis
Epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan
penyebaran penyakit yang menimpa individu ,kelompok atau masyarakat
umum.
3. Aspek Klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan
insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada
awal KLB .
4. Aspek Administrative
Suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat disuatu wilayah
atau Negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,
beberapa diantaranya adalah :
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran)
dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan atau yang berkaitan
dengan status atau kejadian spesifik pada populasi, serta ilmu yang
menjelaskan kejadian suatu penyakit di masyarakat (Last,1988).
24
2. Menurut Wade Hampton Frost ( 1972 ) , seorang guru besar epidemiologi di
School of Hygiene, mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan
tentang fenomena massal ( Mass Phenomenon ) penyakit infeksi atau
sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) dari suatu penyakit menular.
3. Menurunt Greenwood ( 1934 ), Profesor di School of Hygiene and tropical
Medicine london, mengemukakan batasan epidemiologi lebih luas dikatakan
bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam
kejadian yang mengenai kelompok penduduk (herd people).
4. Menurut Brian Mac Mahon ( 1970 ) ,pakar epidemiologi di Amerika Serikat
bersama Thomas F.Pugh menulis dalam bukunya Epidemiologi : Principle
and method’s bahwa epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan
penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi
semacam itu. Epidemiologi lebih ditekankan pada suatu pendekatan
metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab
mengapa terjadinya distribusi sedemikian dari suatu penyakit.
5. Menurut Abdel R. Omran ( 1974 ),mendefinisikan epidemiologi adalah suatu
ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan
perubahan pada penduduk, beserta determinan, serta akibat – akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk / masyarakat.
6. Menurut Hirsch ( 1883 ) , Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian,
penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di
berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.
7. Menurut Lilienfeld ( 1977 ) ,Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran
tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari
pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
8. Menurut Moris ( 1964 ) ,Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang
sehat dan sakit dari suatu penduduk.
9. Menurut Robert H. Fletcher ( 1991 ) , Epidemiologi adalah disiplin riset yang
membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
10. Menurut Hacmohan dan Pugh (1970), epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran- penyebaran dan faktor yang menentukan
terjadinya penyakit pada masyarakat.
11. Menurut WHO dalam Regional Committe Nacting ke-42 di bandung ,
mendefinisikan epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
25
distribusi dan determinan dari peristiwa lainnyayang berhubungan dengan
kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah – masalah yang dijumpai.
12. Menurut Garry D.Friedman (1974),dalam bukunya Primer of Epidemiology ,
menuliskan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
terjadinya penyakit pada populasi manusia.
7. Menjelaskan perjalanan alamiah penyakit
Menurut Effendy (1998) perjalanan penyakit yang terjadi pada manusia dapat
digolongkan menjadi 5 tahap, yaitu:
a. Tahap pre-patogenesis
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit,
tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit
berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada
keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan
tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut
sehat. orang sehat tetapi mempunyai faktor resiko atau faktor predisposisi
untuk terkena penyakit
• Faktor yang tak terhindarkan : Genetik atau etnik, umur dan
gender
• Faktor yang dapat dihindari : Kondisi fisik, kebiasaan hidup,
sosial ekonomi.
b. Tahap inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh penjamu,
tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai
masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit
kolera masa inkubasinya hanya 1-2 hari saja, tetapi ada juga yang bersifat
menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya. Ciri –ciri :
• Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen belum nampak
• Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikro organisme patogen
• Pada penyakit non infeksi merupakan periode terjadinya perubahan
anatomi dan histologi tanpa perubahan fisiologi
26
c. Tahap penyakit dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit,
pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih dalam yang ringan.
Dan penjamu masih dapat menjalankan aktifitas sehari-hari. Apabila pada
tahap ini penyakit segera diobati mungkin penyakit akan segera teratasi
sehingga sembuh, tetapi apabila dibiarkan dan tidak segera diobati maka
penyakit akan menjadi lebih parah. Dan keadaan ini sangat tergantung
kepada daya tahan tubuh manusia sendiri, gizi, istirahat dan perawatan yang
baik di rumah (self care). Variasi manifestasi yang terjadi disebut Spektrum
Penyakit.
d. Tahap penyakit lanjut
Apabila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati, atau
pengobatannya tidak teratur dan tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang
diberikan pada tahap penyakit dini, maka penyakit masuk ke dalam tahap
penyakit lanjut. Pada tahap ini penjamu kelihatan sangat tak berdaya dan
tidak sanggup lagi menjalankan aktifitas sehari-hari. Pada tahap ini penjamu
memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
e. Tahap akhir penyakit
27
Tahap akhir suatu penyakit dibagi dalam 5 keadaan, sebagai berikut:
1) Sembuh sempurna: artinya bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali
berfungsi seperti keadaan sebelumnya. Dengan kata lain penjamu bebas
dari penyakit.
2) Sembuh tetapi cacat: penyakit penjamu berakhir dan bebas dari penyakit,
tetapi kesembuhan penjamu tidak sempurna, karena terjadi cacat. Cacat
pada penjamu berupa cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial dan
sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh
penjamu.
3) Karier: pada karier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena
gejala-gejala penyakit tidak nampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu
masih terdapat bibit-bibit penyakit yang pada suatu saat apabila daya
tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini
tidak hanya membahayakan penjamu sendiri, tetapi dapat berbahaya
terhadap orang lain/ masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan
penyakit (human reservoir).
4) Kronis: pada keadaan ini perjalanan penyakit nampak berhenti, tetapi
gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah
berat ataupun bertambah ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap
berada dalam keadaan sakit.
5) Meninggal: apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tidak dapat
diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu
meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
Tahap Perjalanan Penyakit
28
8. Menjelaskan model epidemiologi
1. Model Ekologi (Ecologic Models) atau Segitiga Epidemiologi (Host-Agent-
Environment)
Model ini menggambarkan terjadinya penyakit dengan sederhana.
Secara alamiah, faktor host,agent dan environment akan selalu mengadakan
interaksi yang bersifat dinamis –artinya ketiga faktor tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Apabila terjadi gangguan keseimbangan
pada proses interaksi tersebut, host akan dirugikan, sehingga host jatuh
sakit. Gangguan keseimbangan interaksi juga dapat terjadi jika faktor
29
lingkungan memberikan kesempatan kepada agent untuk berkembang,
sehingga akan merugikan atau mengganggu kesehatan host. Selain itu,
apabila daya tahan host, menurun akibat faktor internalnya, maka agent
akan mendapatkan peluang yang lebih besar ntuk mengganggu kesehatan
host. Intervensi kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengatur dinamika
proses interaksi tersebut, sehingga selalu berpikir dengan menguntungkan
host dan lingkungan hidupnya, serta pemberantasan terhadap agent
penyakit dan Vektornya (Mubarok & Chayatin,2009).
Dalam model ini ada 3 faktor sangat berperan, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Induk semang/ manusia (host)
Faktor host termasuk faktor intrinsik dipengaruhi oleh sifat genetik
manusia. Meningkatnya jumlah faktor determinan genetic berhubungan
dengan menngkatnya atau menurununnya kepekaan terhadap penyakit
tertentu .
Misalnya, pada host merupakan faktor intrinsik adalah
“kepribadian” ,manusia dengan kepribadian agresif, kompetitif,
ambisius, selalu aktif dan merasa dikejar waktu berisiko untuk
menderita penyakit jantung koroner. Termasuk dalam faktor ini adalah
usia, jenis kelamin, ras, agama, keturunan, kepribadian, perilaku,
gizi,dsb.
b. Faktor Penyebab penyakit (agent)
Agent dari suatu penyakit berlokasi pada lingkungan tertentu .Agent
dari lingkungan fisik, misalnya radiasi sinar radioaktif penyebab
sterilitas. Agent dari lingkungan kimia, misalnya limbah industri
mengandung bahan kimia (Hg) sebagai penyebab penyakit minamata.
Agent bersifat biologis, misalnya vektor, bakteri, protozoa dan virus.
Sementara agent bersifat kimia, misalnya insektisida. Agent bersifat
fisik, misalnya iklim paas atau dingin dan berbentuk makanan seperti
makanan basi, makanan berlemak, dll.
30
c. Faktor lingkungan (environment)
Elemen termasuk faktor lingkungan adalah faktor ekstrinsik; yaitu
lingkungan fisik, biologis, dan sosial (adat istiadat), iklim, sistem
perekonomian, serta politik. Pendekatan lain menunjukkan hubungan
antara lingkungan manusia adalah model roda. Model tersebut
mengandung pusat genetic di bagian sentral dan dibagian luarnya
dalah host. Sementara di sekelilingnya ada 3 sektor, yaitu : fisik, biologi,
dan sosial. Pada pendekatan “model roda” dan “segitiga epidemiologi”,
keduanya menyebutkan bahwa lingkungan fisik, biologi dan sosial
dapat menyebabkan penyakit.
2. Model Paradigma Hidup sehat (the Well Being Paradigm)
Tingkat/ derajat baiknya status kesehatan masyarakat dinyatakan dengan
keadaan kesehatan masyarakat. Keadaan sehat menurut Hendrick L. Blum
adalah keadaan baik dari unsur somatik, sosial dan psikis. Menurut WHO
(1957) keadaan sehat adalah suatu keadaan tubuh manusia
menggambarkan berfungsi tubuh secara memuaskan dalam lingkungan dan
sifat keturunan tertentu. Pada dasarnya, kondisi status kesehatan suatu
masyarakat merupakan suatu spektrum luas antara masyarakat berada
dalam keadaan sakit berat / menjelang kematian. Tahapan ini dikategorikan
dalam 4 spektrum, yaitu(Mubarok & Chayatin,2009) :
a. Tahap Sehat optimal
Yaitu kondisi kesehatan optimal di mana terdapat fungsi-fungsi unsur
somatik ,psikis dan sosial berfungsi secara optimal.
b. Tahap sehat Suboptimal / sakit Ringan
Yaitu kondisi kesehatan menurun dan terdapat gangguan fungsi ringan
dari somatik, pskis dan sosial.
c. Tahap Sakit atau Terganggu
Yaitu kondisi kesehatan menurun & terdapat gangguan fungsi serta
menun jukkan gejala ketidakmampuan/ gangguan kegiatan , kecakapan
sehari–hari.
d. Tahap Sakit Berat / Dekat dengan Kematian
Yaitu kondisi kesehatan sangat menurun dan telah mengancam eksistensi
kehidupan atau vitalitas seseorang.
31
Model paradigma hidup sehat dari Hendrick L.Blum menjelaskan empat
faktor utama dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau
masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan/ penentu
timbulnya masalah kesehatan pada seseorang individu, kelompok, atau
masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri atas :
a. Faktor lingkungan terdiri atas lingkungan sosial ekonomi, fisik dan politik
b. Faktor perilaku/ gaya hidup individu, kelompok, atau masyarakat.
c. Faktor pelayanan kesehatan meliputi : jenis, cakupan, dan kualitasnya.
d. Faktor genetik/keturunan
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi secara dinamis
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kelompok masyarakat.
Diantara keempat faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor
determinan paling besar dan paling sulit ditanggulangi, disusul faktor
lingkungan. Faktor perilaku lebih dominan dibandingkan faktor lingkungan
karena lingkungan hidup manusia dipengaruhi perilaku manusia.
Penerapan paradigma ini pada intervensi kesehatan masyarakat
dilakukan melalui pengembangan program pelayanan kesehatan dengan
tujuan meningkatkan kepuasan manusia, menciptakan lingkungan hidup
sehat dan dinamis (keseimbangan ekologi manusia), serta keturunan
manusia lebih sehat.
Sumber Daya Alam Sistem Budaya
Keseimbangan Kepuasan
Ekologi Manusia
Keterangan : : besarnya pengaruh
Apilkasi paradigma hidup sehat dilihat dalam program perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Pola hidup sehat adalah perwujudan paradigma
sehat berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok dan
32
Genetik
Lingkungan (fetal, physical, natural and
manmade, sosicultural, economics, education,
employment, etc)
Hidup Sehat
Pelayanan Kesehatan
(prevention, cure, case, rehabilition)
Perilaku masyarakat (attitude, behaviour)
masyarakat berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara dan
melindungi kualitas kesehatnnya baik fisik , mental, spiritual maupun
sosialnya.
Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk :
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olahraga teratur
dan hidup sehat.
b. Mengurangi / menghilangkan kebudayaan berisiko menimbulkan
penyakit, seperti kebiasaan meminum minuman keras, merokok dan
memakan makanan berlebihan.
c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman menimbulkan penyakit
seperti gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau 3M (menguras,
menutup dan mengubur)
d. Berpartisipasi aktif gerakan kesehatan masyarakat seperti menbuat
jamban dan Saluran Pembungan Air Limbah (SPAL).
3. Whell Model of Man Environment Interaction / Model Lingkaran / Roda
Model ini digambarakan dengan lingkaran yang didalamnya terdapat
lingkaran yang lebih kecil. Lingkaran yang besar sebagai faktor eksternal dan
lingkaran yang kecil sebagai faktor internalnya (Mubarok & Chayatin,2009 ).
Faktor internalnya (host) menyatakan bahwa suatu penyakit disebabkan
oleh adanya interaksi antara genetik dengan lingkungannya. Faktor internal
ini juga berkaitan dengan kepribadian individu dimana kepribadian tertentu
akan meningkatkan resiko penyakit tertentu.
Faktor eksternal pada model ini adalah lingkungan, yang juga dibedakan
menjadi lingkungan biologi (agen, reservoir, vector, binatang atau
tumbuhan), fisik (curah hujan, kelembaban, atmosfer, bahan kimia, panas,
cahaya, udara, suhu) dan social (politik, budaya, ekonomi dan psikologi).
Model ini menjelaskan hubungan antara sektor lingkungan terdiri atas
fisik, biologi dan sosial berhubungan dengan sektor host dan agent.
33
Keterangan :
1. Lingkungan Fisik dan Penyakit
Lingkungan fisik dan penyakit meliputi : panas, sinar matahari, udara ,air,
radiasi, atmosfer dan tekanan. Dengan berkembangnya industri , maka
aspek fisik dari lingkungan akan meningkat dan akan memberikan
pencemaran pada manusia.
2. Lingkungan Biologi dan Penyakit
Dalam hubungannya dengan penyakit ,maka dari sektor lingkungan
biologi dibagi dalam beberapa hal berikut ini :
a. Agen penyakit infeksius
b. Reservoir (manusia atau binatang)
c. Vektor pembawa penyakit (lalat,nyamuk)
d. Tumbuhan dan binatang
3. Lingkungan Sosial ,Budaya, Ekonomi, dan Penyakit
Merupakan lingkungan bersiat dinamis dan cukup pelik. Suatu lingkungan
sosial tertentu tidak begitu saja memberi pengaruh yang sama kepada
semua orang. Kebiasaan sosial memberikan pengaruh terhadap
kesehatan.Misalkan kebiasaan makan- makanan tertentu, cara memasak,
dll.
4. Model Jaring - jaring
Model ini diperkenalkan oleh Mc Mahon (1960). Model ini menerangkan
sebab sesuatu penyakit saling berkaitan satu sama lain seperti sebuah
jaring laba-laba. Sehingga, untuk menghentikan penyakit ini, cukup dengan
memutus satu rantainya saja. Pada model ini juga terdapat faktor yang lebih
dominan daripada faktor lainnya. Contohnya, angka kematian ibu saat
melahirkan. Bisa dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pendidikan ibu
rendah,gizi kurang,kemiskinan,kurangnya sarana & prasarana dan banyak
faktor lainnya yang saling berkaitan satu sama lain (Effendy,1998).
34
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah
keseimbangan antara mereka, berakibat bertambah atau berkurangnya
penyakit yang bersangkutan. Menurut model ini, suatu penyakit tidak
bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat
dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya
penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada
berbagai titik.
5. Model Orang- Tempat- waktu
Suatu pendekatan yang serupa dengan segitiga epidemiologik adalah
suatu pedoman yang mengarahkan peneliti untuk melihat masalah
kesehatan yang berkenaan dengan orang-tempat-waktu (Mausner & Kramer,
1985). Peneliti menelusuri karakteristik orang yang terkena (host galam
model segitiga epidemilogik), tempat (lingkungan) atau lokasi, dan periode
waktu yang terkait (yang dapat berkaitan dengan agens, host, atau
lingkungan). Dalam meneliti mortalitas bayi, menurut model orang-tempat-
waktu ini, ibu dan bayi merupakan faktor yang dipertimbangkan sebagai ciri
dari “orang”. Aspek “tempat” menjadi faktor yang menentukan apakah
komunitas tersebut berada di perkotaan atau di pedesaan, kaya atau miskin.
Aspek “waktu” meliputi musim atau pola umur khusus, atau kecenderugan
dari kematian.
9. Menjelaskan pengertian kejadian luar biasa
Kejadian Luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu (Permenkes no.949/MENKES /SK/VIII/2004
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini KLB).
35
Kejadian Luar Biasa adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada
satu/kelompok masyarakat tertentu (Mac Mahon & Pugh,1970;Last,1983;
Benenson,1990).
Epidemi merupakan kejadian kasus penyakit dalam angka yang besar atau
tidak terkira pada waktu dan area tertentu (berasal dari satu sumber tunggal).
Kejadian luar biasa yang disebut pula dengan outbreak hampir sama dengan
epidemi (beberapa epidemiolog menyatakan bahwa outbreak merupakan
epidemi yang terlokalisasi pada area lebih sempit).An epidemic is the
occurrence of a number of cases of adisease that is unusually large or
unexpected for a given place and time.Outbreaks and epidemics refer to the
same thing (although lay persons oftenregard outbreaks as small localized
epidemics) (WHO, 2000). Pada Timmreck, 2005, juga disebutkan bahwa
KLB (akut) adalah peningkatan secara tajam dari kasus baru yang
mempengarui kelompok tertentu. Keparahan dan keseriusan penyakit juga
mempengaruhi definisi suatu epidemi.
Menurut Depkes RI (2000) dalam Efendi (2009) kejadian luar biasa adalah
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu tertentu dan daerah
tertentu. Salah satu penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Timbulnya suatu penyakit atau penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada atau tidak dikenal.
b. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian terus-menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu,
bulan, tahun).
c. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam
tahun sebelumnya.
d. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari
tahun sebelumnya.
e. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR
dari periode sebelumnya.
36
f. Proportional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama
dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
g. Beberapa penyakit khusus: kolera, DHF/ DSS
- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis).
- Terdapat satu atau lebih penderita baru di mana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.
Beberapa penyakit yang dialami oleh satu atau lebih penderita
- Keracunan makanan.
- Keracunan pestisida.
10. Menjelaskan pengertian kebijakan pemerintah
Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha
mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu.
Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu
keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud
dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.
Pengertian kebijakan mempunyai berbagai arti atau batasan. Dari kamus
Besar Bahasa Indonesia, kebijakan berarti “rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan
sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis
besar pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran: garis
haluan” (Rahmat, 2004).
Secara etimologi pemerintah berarti badan yang melakukan kekuasaan
memerintah, dalam aspek statika pengertian pemerintah adalah lembaga atau
badan-badan publik yg mempunyai fungsi untuk melakukan upaya mencapai
tujuan negara (Rahmat,2004).
Adapun pengertian Kebijakan adalah (Rahmat,2004):
Apapun yang pemerintah pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan
37
Sejumlah aktivitas pemerintah, baik langsung atau melalui perantara, yang
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan warga negara
Kebijakan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah
Jadi kebijakan pemerintah dapat diartikan sebagai suatu keputusan yang
dipilih oleh suatu lembaga atau badan-badan publik untuk dilakukan atau tidak
dilakukan yang mempunyai fungsi untuk melakukan upaya untuk mencapai
tujuan negara (Rahmat,2004).
11. Menjelaskan proses perumusan kebijakan pemerintah
Proses pembuatan sebuah kebijakan publik melibatkan berbagai
aktivitas yang kompleks. Untuk membantu melakukan hal ini, para ahli
kemudian mengembangkan sejumlah kerangka untuk memahami proses
kebijakan atau siklus kebijakan. Menurut Dye ,2005, pembuatan kebijakan
sebuah proses meliputi sejumlah proses, aktivitas, dan keterlibatan peserta
Tabel 2. Pembuatan Kebijakan sebagai sebuah Proses
Proses Aktivitas Peserta
Identifikasi
Masalah
Publikasi masalah sosial;
mengekspresikan tuntutan akan
tindakan dari pemerintah
Media massa; kelompok
kepentingan; inisiatif
masyarakat; opini publik
Penetapan
Agenda
Menentukan mengenai masalah-
masalah apa yang akan diputuskan;
masalah apa yang akan
dibahas/ditangani oleh pemerintah
Elit, termasuk presiden dan
kongres; kandidat untuk jabatan
publik tertentu; media massa
Perumusan
Kebijakan
Pengembangan proposal kebijakan
untuk menyelesaikan dan
memperbaiki masalah
Pemikir; Presiden dan lembaga
eksekutif; komite kongres;
kelompok kepentingan
Legitimasi
Kebijakan
Memilih proposal; mengembangkan
dukungan untuk proposal terpilih;
menetapkannya menjadi peraturan
hukum; memutuskan
konstitusionalnya
Kelompok kepentingan;
presiden; kongres; pengadilan
Implementa
si Kebijakan
Mengorganisasikan departemen dan
badan; menyediakan pembiayaan
Presiden dan staf kepresidenan;
departemen dan badan
38
atau jasa pelayanan; menetapkan
pajak
Evaluasi
Kebijakan
Melaporkan output dari program
pemerintah; mengevaluasi dampak
kebijakan kepada kelompok sasaran
dan bukan sasaran; mengusulkan
perubahan dan reformasi
Departemen dan badan; komite
pengawasan kongres; media
massa; pemikir
Sumber: Dye, 2005 dalam Kurniawan ,2010
Menurut Anderson (2006), proses kebijakan terdiri atas lima tahapan.
Tabel 3. Proses Kebijakan
Terminologi
Kebijakan
Tahap 1:
Agenda
Kebijakan
Tahap 2:
Perumusan
Kebijakan
Tahap 3:
Adopsi
Kebijakan
Tahap 4:
Implementasi
Kebijakan
Tahap 5:
Evaluasi
Kebijakan
Definisi Sejumlah
permasalahan
diantara
banyak
permasalahan
lainnya yang
mendapat
perhatian
serius dari
pejabat publik
Pengemban
gan usulan
akan
tindakan
yang terkait
dan dapat
diterima
untuk
menangani
permasalah
an publik
Pengemba
ngan
dukungan
terhadap
sebuah
proposal
tertentu
sehingga
sebuah
kebijakan
dapat
dilegitimasi
atau
disahkan
Aplikasi
kebijakan oleh
mesin
administrasi
pemerintah
Upaya
pemerintah
untuk
menentukan
apakah
kebijakan
efektif, serta
mengapa
efektif atau
tidak efektif
Common
sense
Membuat
pemerintah
untuk
mempertimban
gkan tindakan
terhadap
Apa yang
diusulkan
untuk
dilakukan
terhadap
masalah
Membuat
pemerintah
untuk
menerima
solusi
tertentu
Aplikasi
kebijakan
pemerintah
terhadap
masalah
Apakah
kebijakan
bekerja baik
39
masalah terhadap
masalah
Sumber: Anderson, 2006, 4 (diadaptasi dari Anderson, Brady dan Bullock III,
1984)
Berdasarkan tabel 2 dan 3 tersebut, dapat dilihat bahwa perbedaan
pandangan dari Dye dan Anderson mengenai proses kebijakan hanya terletak
pada masalah identifikasi kebijakan saja. Dye membedakan tahapan antara
aktivitas identifikasi masalah dengan penetapan agenda, sementara Anderson
menganggap kedua hal tersebut sebagai tahap agenda kebijakan.
Baik Dye dan Anderson sepakat bahwa tahapan perumusan kebijakan
merupakan tahap dimana dikembangkan proposal yang berisikan sejumlah
alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan demikian,
dapat dilihat bahwa tahap perumusan kebijakan merupakan tahap yang
penting dalam menentukan sebuah kebijakan publik. Pada tahapan ini akan
dihasilkan sejumlah usulan kebijakan yang akan diputuskan untuk diambil oleh
pemerintah (Kurniawan,2010).
Tahapan
Dalam pembuatan kebijakan terdapat tahap- tahap yang harus dilewati
agar suatu kebijakan dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik. Kebijakan
yang dimunculkan sebagai sebuah keputusan terlebih dahulu melewati
beberapa tahap penting. Tahap- tahap penting tersebut sangat diperlukan
sebagai upaya melahirkan kebijakan yang baik dan dapat diterima sebagai
sebuah keputusan. Tahap- tahap dalam kebijakan tersebut yaitu
(Kurniawan,2010) :
1. Penyusunan agenda
Sebelum kebijakan ditetapkan dan dilaksanakan, pembuat kebijakan perlu
menyusun agenda dengan memasukkan dan memilih masalah- masalah
mana saja yang akan dijadikan prioritas untuk dibahas. Masalah- masalah
yang terkait dengan kebijakan akan dikumpulkan sebanyak mungkin untuk
diseleksi. Pada tahap ini beberapa masalah dimasukkan dalam agenda
untuk dipilih. Terdapat masalah yang ditetapkan sebagai fokus
pembahasan, masalah yang mungkin ditunda pembahasannya, atau
mungkin tidak disentuh sama sekali. Masing- masing masalah yang
dimasukkan atau tidak dimasukkan dalam agenda memiliki argumentasi
40
masing- masing. Pihak- pihak yang terlibat dalam tahap penyusunan
agenda harus secara jeli melihat masalah- masalah mana saja yang
memiliki tingkat relevansi tinggi dengan masalah kebijakan. Sehingga
pemilihan dapat menemukan masalah kebijakan yang tepat.
2. Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah dimasukkan dalam agenda kebijakan kemudian
dibahas oleh pembuat kebijakan dalam tahap formulasi kebijakan. Dari
berbagai masalah yang ada tersebut ditentukan masalah mana yang
merupakan masalah yang benar- benar layak dijadikan fokus pembahasan.
3. Adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternatif yang ditawarkan, pada akhirnya akan diadopsi
satu alternatif pemecahan yang disepakati untuk digunakan sebagai solusi
atas permasalahan tersebut. Tahap ini sering disebut juga dengan tahap
legitimasi kebijakan (policy legitimation) yaitu kebijakan yang telah
mendapatkan legitimasi. Masalah yang telah dijadikan sebagai fokus
pembahasan memperoleh solusi pemecahan berupa kebijakan yang
nantinya akan diimplementasikan.
4. Implementasi kebijakan
Pada tahap inilah alternatif pemecahan yang telah disepakati tersebut
kemudian dilaksanakan. Pada tahap ini, suatu kebijakan seringkali
menemukan berbagai kendala. Rumusan-rumusan yang telah ditetapkan
secara terencana dapat saja berbeda di lapangan. Hal ini disebabkan
berbagai faktor yang sering mempengaruhi pelaksanaan kebijakan.
Kebijakan yang telah melewati tahap- tahap pemilihan masalah tidak serta
merta berhasil dalam implementasi. Dalam rangka mengupayakan
keberhasilan dalam implementasi kebijakan, maka kendala- kendala yang
dapat menjadi penghambat harus dapat diatasi sedini mungkin.
5. Evaluasi kebijakan
Pada tahap ini, kebijakan yang telah dilaksanakan akan dievaluasi, untuk
dilihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan
masalah atau tidak. Pada tahap ini, ditentukan kriteria- kriteria yang menjadi
dasar untuk menilai apakah kebijakan telah meraih hasil yang diinginkan.
Pada tahap ini, penilaian tidak hanya menilai implementasi dari kebijakan.
Namun lebih jauh, penilaian ini akan menentukan perubahan terhadap
41
kebijakan. Suatu kebijakan dapat tetap seperti semula, diubah atau
dihilangkan sama sekali.
Dalam penyusunan kebijaksanaan/kebijakan mengacu pada hal-hal berikut
1. Berpedoman pada kebijaksanaan yang lebih tinggi.
2. Konsistensi dengan kebijaksanaan yang lain yang berlaku.
3. Berorientasi ke masa depan.
4. Berpedoman kepada kepentingan umum.
5. Jelas dan tepat serta transparan.
6. Dirumuskan secara tertulis.
12. Menjelaskan pengertian ekonomi kesehatan
Kesehatan menurut UU Kesehatan 1992 adalah: Keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, sosial yang dibutuhkan oleh setiap orang yang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Sedangkan Tjiptoherijanto dan Soesetyo (1994)
menjelaskan ekonomi kesehatan merupakan ilmu ekonomi yang diterapkan
dalam topik-topik kesehatan. Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan
ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi
dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal
sebagai berikut (Lubis,2009):
1. Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan
2. Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
3. Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan
4. Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya
5. Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada
individu dan masyarakat (Mills & Gillson, 1999)
Klarman (1964) menjelaskan bahwa ekonomi kesehatan itu merupakan
aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan
akan berkonsentrasi pada industri kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup
dalam ekonomi kesehatan yaitu:
1. Peraturan (regulation)
2. Perencanaan (planning)
3. Pemeliharaan kesehatan (the health maintenance) atau organisasi
4. Analisis Cost dan benefit
42
Pembahasan dalam ilmu kesehatan mencakup: consumer (pasien/
pengguna pelayanan kesehatan), provider (profesional investor, terdiri dari
publik maupun private), pemerintah (government) (Lubis,2009).
Ilmu Ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan
kegiatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan,terutama menyangkut
penggu naan sumberdaya terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi
dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan dilaksanakan harus
memenuhi kriteria efisiensi / kegiatan tersebut bersifat cost
efective.Adakalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria
interest-efecient,sedangkan kesehatan adalah interest-individu (Lubis,2009).
PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah
penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Perubahan mendasar terjadi pada sektor kesehatan, ketika sektor kesehatan
menghadapi kenyataan bahwa sumberdaya yang tersedia (khusunya dana)
semakin hari semakin jauh dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong
masuknya disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan
evaluasi sektor kesehatan.
Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand
sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan
kesehatan terhadap populasi. Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau
pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan
memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh
dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan,
dan kompetensi dokter. Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan
yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh
pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga
obat. Demand berbeda dengan need dan want. Wants (keinginan) adalah
barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi
mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda
dengan need (kebutuhan) (Murti,2009).
43
13. Menjelaskan permintaan dan penawaran
Permintaan (demand) adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta
pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat
pendapatan tertentu dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran (Supply)
adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada pasar tertentu, pada
tingkat harga tertentu dan waktu tertentu (Saldi,2010).
Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang. Penyedia (supply)
adalah apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan, pada
pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara
independen. Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan
demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama
dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilibrium (Murti,2009).
Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan sama dengan
supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply kesehatan dan
pelayanan kesehatan tidak mengikuti pasar sempurna, tetapi beberapa aspek
suply dan demand tetap berlaku.Demand terhadap pelayanan kesehatan
dapat dihitung berdasarkan (Murti,2009):
a. Bed occupancy
b. Jumlah kunjungan rawat jalan
c. Jumlah tes diagnostik
d. dan sebagainya
Menurut teori ekonomi, demand ditentukan oleh beberapa faktor (Murti,2009) :
a. Harga. Makin tinggi harga, makin menurun demand pelayanan kesehatan
b. Pendapatan individu. Makin rendah pendapatan, makin menurun demand
pelayanan kesehatan
c. Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi – Harga barang
substitusi (pengganti) yang menurun akan menurunkan demand suatu
44
barang. Harga barang kompementer (pelengkap) yang menurun akan
meningkatkan demand suatu barang.
14. Menjelaskan ruang lingkup pencegahan epidemiologi
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa sebab, oleh karena
itu secara operasional diperlukan tatalaksana secara integratif dengan ruang
lingkup permasalahan sebagai berikut:
a. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematika terhadap penyakit
menular dan faktor resiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular.
b. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit tidak menular.
c. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan
faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
d. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program-program kesehatan
tertentu.
e. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor resiko untuk upaya mendukung program kesehatan
matra.
Proses pencegahan suatu penyakit tidak dapat dipisahkan dari kondisi
lingkungan dan sejarah terjadinya penyakit. Pada dasarnya, mencegah suatu
penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Arti pencegahan sendiri berarti
mengadakan inhibisi terhadap perkembangan suatu penyakit sebelum
penyakit tersebut terjadi. Tingkat pencegahan penyakit dibedakan menjadi 3
macam, yaitu (Mubarok & Chayatin,2009):
Pencegahan Primer (Primary prevention)
Pencegahan ini dapat dilaksanakan selama fase prepatogenesis suatu
kejadian penyakit / masalah kesehatan.Pencegahan yang dimaksudkan
45
adalah pencegahan yang sebenarnya, yang terjadi sebelum sakit/
ketidakfungsian dan diaplikasikan ke populasi yang sehat.Pencegahan
primer merupakan usaha agar masyarakat berada dalam kondisi sehat
yang optimal dan tidak jatuh ke dalam tahap lain yang lebih buruk.
Pencegahan Primer terdiri atas 2 kategori yaitu :
1. Peningkatan kesehatan (health promotion), yaitu peningkatan status
kesehatan masyarakat melalui beberapa kegiatan, meliputi :
- Perbaikan status gizi masyarakat
- Perbaikan kondisi rumah dan tempat rekreasi, serta pendidikan
kesehatan, termasuk pendidikan sanitasi dan seks.
- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan
menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung
koroner.
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
- Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan
sosial.
- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2. Perlindungan umum dan khusus (general and spesific protection), yaitu
usaha kesehatan untuk memberikan perlindunagn khusus atau umum
kepada seseorang / masyarakat , meliputi :
- Program imunisasi
- Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat kerja maupun di
tempat umum.
- Pengaturan makan/diet dan olahraga
- Penjernihan air minum.
- Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu
burung.
- Perlindungan terhadap bahan-bahan bersifat karsinogenik, bahan-
bahan racun maupun alergi.
- Pengendalian sumber – sumber pencemaran.
Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention)
46
Tingkat pencegahan ini dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik, yang
termasuk dalam upaya ini adalah :
a. Penemuan atau deteksi secara dini (early detection)
1. Melalui penemuan penyakit kanker secara dini (insitu) dan penemuan
kasus penyakit diabetes melitus secara dini.
2. Mencari kasus sedini mungkin
3. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan.
Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
4. Mencari semua orang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
b. Pengobatan penyakit secara dini (early curative) .Hal ini dimaksudkan
agar penyakit tidak berkembang lebih lanjut, maka perlu dilakukan :
1. Pengobatan secara dini atau pengobatan penyakit sebelum
terkomplikasi
2. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita
3. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention)
Tingkat pencegahan ini dilakukan pada fase penyakit sudah lanjut atau fase
kecacatan. Pencegahan ini terdiri atas :
a.Membatasi kecacatan (disability limitation)
1. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan
tak terjadi komplikasi
2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan lebih intensif.
b.Rehabilitasi/pemulihan kesehatan (rehabilitation)
1. Mengembangkan lembaga - lembaga rehabilitasi dengan mengikutserta
kan masyarakat.
2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.
3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
47
4. Penyuluhan dan usaha- usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
15. Menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dengan demografi dan
sosiologi
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), Kesehatan masyarakat adalah
ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini
mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari perkembangan
batasan kesehatan masyarakat diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedoskteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial
dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat (Sari,2010).
Demografi merupakan studi ilmiah yang menyangkut masalah
kependudukan, terutama dalam kaitannya dengan jumlah, struktur dan
perkembangan suatu penduduk. Demografi merupakan studi statitistik da
matematis tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk ,serta
perubahan –perubahan sepanjang masa melalui komponen demografi, yaitu
kelahiran, kematian ,perkawinan dan mobilitas sosial. Demografi merupakan
studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan komposisi penduduk, serta
perubahan – perubahan dan sebab- sebabnya (Mubarok & Chayatin,2009).
Ruang lingkup demografi mencakup batasan- batasan umum kematian,
kelahiran, migrasi dan perkawinan dengan proses penduduk dan hukum
pertumbuhan penduduk. Menurut A. Laundry (1937), demografi formal bersifat
analitik matematik dan teknik- teknik sosiologikal. Demografi atau studi
populasi adalah penghubung antara penduduk dan sistem sosial (Mubarok &
Chayatin,2009).
Demografi tidaklah mempelajari penduduk sebagai individu, tetapi
penduduk sebagai suatu kumpulan. Jadi yang dimaksud dengan penduduk
dalam kajian demografi adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal
disuatu wilayah. Demografi bersifat analitis kuantitatif, dan karena sifatnya
yang demikian maka demografi disebut dengan statistik penduduk. Demografi
formal dengan teknik-teknik analisis kuantitatif dibuat perkiraan variabel-
48
variabel demografi berdasarkan data kependudukan didapat dari sensus
penduduk. Di samping itu dapat pula dibuat proyeksi penduduk untuk masa-
masa mendatang dan juga masa –masa yang lalu.
Sosiologi merupakan displin ilmu yang mempelajari masyarakat dan
perilaku sosial mausia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.
Kelompok tersebut mencakup keluarga ,suku bangsa, komunitas dan
pemerintahan, berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan otganisasi
lainnya. Sosiologi adalah disiplin intelektual mengenai pengembangan
pengetahuan yang sistematis dan terandalkan tentang hubungan sosial
manusia pada umumnya dan tentang produk dari hubungan tersebut
(Sudarma,2008).
Sosiologi Kesehatan merupakan subdisiplin ilmu dari bidang sosiologi.
Disiplin ilmu ini merupakan ilmu terapan dari kajian sosiologi dalam konteks
kesehatan. Prinsip dasar disiplin sosiologi kesehatan adalah penerapan
konsep dan metode disiplin sosiologi dalam mendeskripsikan , menganalisis
dan memecahkan masalah kesehatan. Dengan kata lain, sosiologi kesehatan
merupakan penerapan ilmu sosial dalam mengkaji masalah kesehatan. Ruang
lingkup kajian sosiologi terapan bergantung pada ruang lingkup objek kajian
itu sendiri. Sosiologi kedokteran adalah ilmu sosiologi dalam mengkaji hal-hal
terkait dengan ilmu kedokteran, sosiologi keperawatan adalah ilmu sosiologi
dalam mengkaji masalah layanan keperawatan dan begitu pula bidang kajian
kesehatan lainnya (Sudarma,2008).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai apa yang terjadi di
masyarakat dan bukan mempelajari apa yang seharusnya terjadi di
masyarakat. Bersamaan dengan ilmu –ilmu sosial lainnya, sosiologi
mempelajari tindakan manusia dalam kelompoknya. Persamaan ini tampak
pula pada kebutuhan manusia untuk menemukan keteraturan / pola yang
terjadi di masyarakat tersebut, untuk kemudian keteraturan ini dapat dijadikan
sebagai pengetahuan untuk menganalisis sebab akibat yang terjadi di
masyarakat pada kasus- kasus berikutnya. Hal yang membedakan antara
disiplin ilmu sosial dengan sosiologi yaitu sosiologi berupaya untuk
mengetahui sisi hubungan yang terjadi di masyarakat, jadi bukan hanya pada
bentuk atau fakta yang tampak. Sosiologi lebih menekankan pada aspek
“hubungan” interaksi antara individu dengan individu, individu dengan
49
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Pada konteks ini, dapat dikatakan
bahwa sosiologi adalah ilmu yang hendak mengerti dan menjelaskan tindakan
–tindakan sosial dari manusia yang mempunyai pengaruh terhadap
masyarakatnya. Sosiologi harus meneliti mengenai pola interaksi secara teliti,
bagaimana pengaruh interaksi terhadap tindakan individu dan pembentukan
kelompok atau masyarakatnya (Sudarma,2009).
Jadi ,demografi dan sosiologi adalah bagian dari ilmu kesehatan
masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang terdapat di
masyarakat. Demografi membantu ilmu kesehatan masyarakat untuk
mengetahui komposisi dan distribusi penduduknya sehingga nantinya dapat
mengetahui penyebaran penyakit yang ada di masyarakat, sedangkan
sosiologi membantu ilmu kesehatan masyarakat dalam mengenali masalah
psikososial masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan membantu
tenaga kesehatan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
16. Menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dan ilmu keperawatan
dalam membangun ilmu keperawatan kesehatan komunitas.
Menurut Winslow,1920 Ilmu kesehatan masyarakat (public health)
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan
meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat
untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagno
sis dini dan pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
(Effendy,1998).
Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah
kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan
penduduk (masyarakat). Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut,
Winslow,1920 mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling
50
efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan
kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi
masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada didalam masyarakat itu
sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif
kesehatan mereka sendiri.
Jadi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow,1920 dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah salah satu
strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan. Selanjutnya Winslow,1920
secara implisit mengatakan bahwa kegiatan kesehatan masyarakat itu
mencakup
a) sanitasi lingkungan
b) pemberantasan penyakit
c) pendidikan kesehatan (higiene)
d) manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan
e) pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan
masyarakat. (Sari,2010)
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu
keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang
cukup luas. Ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi
perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap
unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu,
keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi
setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub
sampai dengan tingkat sistem tubuh.
3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta
saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang
penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
51
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Efendi & Makhfudli,2009)..
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu
sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan
kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi
pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan
kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional
merupakan bagaian integral dari pelayanan kesehatan. Pelaksanaan berdasar
kan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio- psiko-sosial-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat,baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Keperawatan merupakan suatu ilmu dan seni yang
berkaitan dengan klien seutuhnya, meliputi : kesehatan fisik, mental dan
spiritual.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat akan menghadapi
berbagai individu yang unik. Setiap individu memiliki banyak segi, baik dalam
struktur maupun dalam fungsinya dan individu tersebut secara terus –menerus
mengadakan interaksi terhadap lingkungan selalu berubah. Perawat
diharapkan mampu menganalisis secara teoritis faktor yang ada dalam setiap
52
situasi dan mengambil keputusan yang tepat. Agar dapat melaksanakan tugas
sesuai dengan tuntutan tersebut, perawat harus dapat mengadakan
pendekatan dengan klien, sehingga dapat tercapai perawatan yang bermutu
dalam memenuhi kebutuhan klien melalui proses perawatan secara
mendalam. Intervensi / tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menekan
stressor/ meningkatkan kemampuan klien dalam menghadapi stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier. Oleh karena itu, perawat komunitas
dituntut untuk memahami beberapa konsep yang mencakup konsep asuhan
keperawatan agar mampu :
1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang
memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan
nasional.
2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
klien.
3. Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan.
4. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim
kesehatan (Mubarok & Chayatin,2009).
Jadi, Ilmu kesehatan keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan. Sehingga ilmu keperawatan dan ilmu
kesehatan masyarakat adalah merupakan pondasi dalam penyelenggaraan
ilmu kesehatan komunitas.
53
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok,Iqbal & Chayatin,Nurul.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta.Salemba Medika.
Efendi,Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Sudarma,momon.2008. Sosiologi untuk Kesehatan.Jakarta. Salemba Medika.
Lubis,Ade Fatma.2009. Ekonomi Kesehatan. Medan.USU Press
Effendy, Nasrul (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC.
Murti,Bhisma. 2009.Ekonomi Kesehatan. http://fk.uns.ac.id/static/materi/ Ekonomi
_Kesehatan_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf. Diakses tanggal 21 Juni 2012.
Setyawan,D, Aditya.2009.Dasar –Dasar Epidemiologi dan Aplikasinya dalam
Kebidanan.http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/03/hand-out-
dasar2-epid-smt-iv-2009- stikes.pdf .Diakses tanggal 21 juni 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.949/MENKES /SK
/VIII .2004. Tentang Pedoman Peyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa (KLB). http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/
Peraturan/kmk%20 kewaspadaan%20 dini%20klb%20949-2004.pdf . Diakses
tanggal 21 juni 2011.
Saldi, Fadli. 2010. Hukum Permintaan Penawaran Konsep Elastisitas, macam-
Macam Biaya, Struktur Pasar dan Pengertian Uang. Makalah. http://drfadli.
com/files/2010/ 05/makalahtou.pdf. Diakses tanggal 21 juni 2012.
Darmawan,Cecep.2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung.Laboratorium PKn UPI.
54
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta. Rineka Cipta.
Setiyabudi,Ragil.2007. Dasar Epidemiologi. http://setiyabudi .web.ugm.ac.id/
content/ Epidemiologi_dasar.pdf. Diakses tanggal 21 Juni 2012
Sari,N,Indah.2010. Definisi Kesehatan Masyarakat. http://Sarimail . wordpress.
com/ 2010/12/02/definisi-kesehatan-masyarakat/. Diakses tanggal 22 juli
2012.
Soekanto,Soerjono.1999. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta . PT.Raja Grafindo
Persada.
Kurniawan,Teguh. 2010. Perumusan Kebijakan Publik: Sumbang Saran Pemikiran
dari Berbagai Perspektif Teori yang ada. http://staff.ui.ac.id/teguh.kurniawan.
Diakses tanggal 21 juni 2012.
Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar edisi 2. Jakarta :
EGC.
Rahmat, Hapsara Habib. (2004). Pembangunan Kesehatan di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
55