LAPORAN TUGAS PBL

79
LAPORAN TUGAS PBL Community Health Nursing 1 Penugasan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Community Health Nursing 1 yang Dibimbing oleh: Ns.Kumboyono,Mkep.,SpKom Disusun Oleh : Bayu Aldi Ilmansyah (0910723016) Mona Novita (0910720055) Fionna indah S. (0910720035) Ni wayan Septi N. (0910720008) Ina Martiana (0910720044) Nurul Ardlianawati (0910720063) Ida Rokhmatullaily(0910720040) RahayuRahmawati (0910720074) Kiromi Suryandi (0910723030) Rahmatuz Zulfia (0910721010) 1

Transcript of LAPORAN TUGAS PBL

Page 1: LAPORAN TUGAS PBL

LAPORAN TUGAS PBL

Community Health Nursing 1

Penugasan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Community

Health Nursing 1 yang Dibimbing oleh:

Ns.Kumboyono,Mkep.,SpKom

Disusun Oleh :

Bayu Aldi Ilmansyah (0910723016) Mona Novita (0910720055)

Fionna indah S. (0910720035) Ni wayan Septi N. (0910720008)

Ina Martiana (0910720044) Nurul Ardlianawati (0910720063)

Ida Rokhmatullaily (0910720040) RahayuRahmawati (0910720074)

Kiromi Suryandi (0910723030) Rahmatuz Zulfia (0910721010)

Lina Mafula (0910720050) Reza Fitra K.N. (0910720010)

Lingga Aris Sandy (0910720051) Silma Kamila (0910720085)

Lucky Ramanda (0910720052) Mohamad Daroini (0910720054)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN KEPERAWATAN

MALANG

2012

1

Page 2: LAPORAN TUGAS PBL

Student Learning Objectives

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian masyarakat / kelompok

masyarakat

2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan komposisi penduduk

3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian politik dan sosiologi kesehatan

4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan ukuran-ukuran demografi

5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kesehatan

masyarakat

6. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian epidemiologi

7. Mahasiswa mampu menjelaskan perjalanan alamiah penyakit

8. Mahasiswa mampu menjelaskan model epidemiologi

9. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kejadian luar biasa

10.Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kebijakan pemerintah

11.Mahasiswa mampu menjelaskan proses perumusan kebijakan pemerinta

12.Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi kesehatan

13.Mahasiswa mampu menjelaskan permintaan dan penawaran

14.Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup pencegahan epidemiologi

15.Mahasiswa menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dengan demografi

dan sosiologi

16.Mahasiswa menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dan ilmu

keperawatan dalam membangun ilmu keperawatan kesehatan komunitas.

2

Page 3: LAPORAN TUGAS PBL

Student Learning Objectives

1. Menjelaskan pengertian masyarakat / kelompok masyarakat

Dalam bahasa inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya

mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah

masyarakat disebut pula sistem sosial. Beberapa definisi masyarakat sebagai

berikut:

a. Selo Soemardjan (1974), masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan.

b. Menurut J.L Gilin dan J.P Gilin, masyarakat adalah kelompok yang tersebar

dengan perasaanpersatuan yang sama.

c. Max Weber menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau

aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang

dominan pada warganya.

d. Menurut sosiolog Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan

objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

e. Karl Max berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu struktur yang

menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya

pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara

ekonomis.

f. Menurut M.J. Herkovits masyarakat adalah kelompok individu

diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.

g. Menurut Kontjaraningrat (1990) masyarakat adalah sekumpulan manusia

yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan

hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu

yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

h. Menurut Soerdjono Soekanto (1982) masyarakat atau komunitas adalah

menunjukkan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu

wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, di mana yang

menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-

anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya.

i. Menurut Mac Iaver (1957) masyarakat adalah sekelompok manusia yang

mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung,

adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.

3

Page 4: LAPORAN TUGAS PBL

j. Menurut Linton (1936) masyarakat merupakan sekelompok manusia yang

telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat

mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan

sosial dengan batas-batas tertentu.

Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut (Effendy,1998):

- Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang

- Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul

sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan

antarmanusia.

- Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan

- Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena meraka merasa dirinya terkait satu

dengan yang lainnya.

2. Menyebutkan dan menjelaskan komposisi penduduk

Komposisi penduduk yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan

kriteria (ukuran) tertentu. Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang

umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat

tinggal. Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam

pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-

masalah di bidang kependudukan.

Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri – ciri tertentu dapat

diklasifikasikan sebagai berikut (Mubarok & Chayatin, 2009) :

1. Biologis, meliputi : usia dan jenis kelamin

2. Sosial, meliputi : tingkat pendidikan, status perkawinan, dsb.

3. Ekonomi,meliputi : penduduk yang aktif secara ekonomi,lapangan

pekerjaan , jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dsb.

4. Geografis berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi

dan kabupaten.

a. Komposisi penduduk berdasarkan aspek biologis

Misalnya: penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan umur dan jenis

kelamin.

Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.

4

Page 5: LAPORAN TUGAS PBL

Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

1) Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.

2) Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.

3) Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.

Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan)

penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:

1) Struktur penduduk muda: bila suatu negara atau wilayah sebagian besar

penduduk usia muda.

2) Struktur penduduk dewasa: bila suatu negara sebagian besar penduduk

berusia dewasa.

3) Struktur penduduk tua: bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk

berusia tua.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan

dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk. Bentuk piramida

penduduk ada 3 macam yaitu:

1) Piramida penduduk muda berbentuk limas

Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih

besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah

penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami

pertumbuhan. Penduduk tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat

kematian bayi tetapi tingkat kelahiran masih tinggi. Piramida penduduk

negara kita Indonesia, termasuk kelompok ini.

2) Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat

Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang

dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner

sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.

Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa

negara yang tergolong maju.

5

Page 6: LAPORAN TUGAS PBL

3) Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan

Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih

sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang

jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang

rendah dan kematian yang tinggi. Bentuk piramida penduduk ini

menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian

atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam

menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida

penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh:

piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss.

b. Komposisi penduduk menurut aspek ekonomis

Misalnya: penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat

pendapatan.

Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh

tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri

sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha, dan sopir.

c. Komposisi penduduk menurut aspek sosial

Misalnya: penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status

perkawinan. Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah

ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA,

dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk

menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

6

Page 7: LAPORAN TUGAS PBL

d. Komposisi penduduk menurut aspek geografis

Misalnya: penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat tinggal. Tempat

tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal

penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia

adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.

3. Menjelaskan pengertian politik dan sosiologi kesehatan

1. Definisi Politik Kesehatan

Secara etimologi politik berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata

polistaia. Polis diartikan negara, kota yakni suatu masyarakat mampu

mengurus diri sendiri atau mandiri, sementara taia bearti urusan. Secara

sederhana dari tata bahasnya politik diartikan urusan yang mengurusi

masalah negara kota.

Menurut Pakar dan ahli politik

a. Thomas M.Magstadt dan Peter M.Schotten (1988) ,politik adalah segala

sesuatu mengenai bagaimana manusia diperintah,berkaitan dengan

tatanan, kekuasaan dan keadilan.

b. Cecep Darmawan (2009),Politik ialah segala sesuatu berkenaan dengan

negara, termasuk didalamnya kekuasaan, pengambilan keputusan,

kebijakan, maupun pembagian dan pengalokasian nilai-nilai didalam

masyarakat yang bersangkutan.

Pengertian politik dilihat dan diklasifikasikan dalam ranah-ranah sbb :

a. Politik dalam arti kepentingan

Politik adalah ilmu menjelaskan tentang kepentingan, baik dalam kontek

individu, kelompok, cara meraih, merebut,atau memperhatikan kepen

tingan perorangan maupun kelompok.

b. Politik dalam arti kebijakan

Politik adalah aturan main dalam mengurusi masalah kebijakan-kebijakan

dalam mempertahankan kepentingan dapat diterima oleh berbagai

kalangan. Dengan karakteristik terjadinya sebuah pengembangan makna

politik ,luas dan berkembangnya kajian atau objek ilmu politik.

c. Politik secara institusional

Politik adalah ilmu mempelajari lembaga-lembaga politik seperti negara,

pemerintah, DPR dsb semuanya terkait dengan kajian ilmu politik.

7

Page 8: LAPORAN TUGAS PBL

d. Menurut hakikat politik itu sendiri

Politik adalah ilmu meneliti manusia dalam usahanya memperoleh

kekuasaan, tentang kehausan, kekuasaan, motivasi memperoleh dan

menggunakan kekuasaan sebagai kajian kekuasaan sebagai gejala

sosial, dimana kekuasaan itu berlaku atau digunakan sebagai alat untuk

menjelaskan keadaan masyarakat (Sociologis approach).

Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat

kesehatan masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah sistem

ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah wilayah atau negara. Untuk

meraih tujuan tersebut diperlukan kekuasaan. Kekuasaan tersebut kelak

digunakan untuk mendapat kewenangan yang diperlukan untuk mencapai

cita-cita dan tujuan. Oleh karena itu derajat kesehatan masyarakat yang

diidamkan adalah merupakan sebuah tujuan yang di inginkan seluruh

rakyat banyak, maka derajat kesehatan hendaknya diperjuangkan melalui

sistem dan mekanisme politik.

Bambra et al. (2005) dan Fahmi Umar (2008) mengemukakan mengapa

kesehatan itu adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya

disparitas derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian menikmati

kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau

keadilan harus diperjuangkan. Kesehatan adalah bagian dari politik

karena derajat kesehatan atau masalah kesehatan ditentukan oleh

kebijakan yang dapat diarahkan atau mengikuti kehendak (amenable)

terhadap intervensi kebijakan politik. Kesehatan bagian dari politik karena

kesehatan adalah Hak Asasi Manusia.

2. Sosiologi Kesehatan

Menurut Paul B.Horton dan Chestar L.Hunt, Sosiologi adalah disiplin

intelektual mengenai pengembangan pengetahuan yang sistematis dan

terandalkan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang

produk dari hubungan tersebut (Sudarma,2008).

Menurut Solita Sarwono,2004 Sosiologi kedokteran mencakup studi

tentang faktor-faktor sosial dalam etiologi (penyebab), prevalensi (angka

kejadian), dan interpretasi (penafsiran) dari penyakit tentang profesi

kedokteran itu sendiri serta hubungan dokter dengan masyarakat pada

umumnya (Sudarma,2008).

8

Page 9: LAPORAN TUGAS PBL

Sosiologi Kesehatan yaitu : Selain topik –topik dalam sosiologi

kedokteran, sosiologi kesehatan membahas pula perilaku kesehatan,

pengaruh norma sosial terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antar

petugas kesehatan (dokter dengan petugas kesehatan lainnya) dan antara

petugas kesehatan dengan masyarakat (Sudarma,2008).

Untuk lebih memudahkan pemahaman ini, dirumuskan kesimpulan

analisis sebagai berikut (Sudarma,2008):

Sosiologi Kesehatan merupakan disiplin ilmu dari bidang sosiologi. Disiplin

ilmu ini merupakan ilmu terapan dari kajian sosiologi dalam konteks

kesehatan.

Prinsip dasar disiplin sosiologi kesehatan adalah penerapan konsep dan

metode disiplin sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis dan

memecahkan masalah kesehatan. Dengan kata lain, sosiologi kesehatan

merupakan penerapan ilmu sosial dalam mengkaji masalah kesehatan.

Sosiologi kesehatan ialah sosiologi yang memusatkan perhatiannya

pada masalah kesehatan yang merupakan problem dan terjadi pada semua

lapisan masyarakat atau penerapan teori-teori sosiologi terhadap masalah-

masalah kesehatan (Soerjono Soekanto, 1999).

Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di

masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi yaitu sosiologi

medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat

dengannya. Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan

secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis maupun

faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam

keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan

berkembangnya sosiologi medis.

Perkembangan  ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu

sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental

serta kondisi sosial seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang

menunjukkan sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan,

yaitu:

a. Sociology in Medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara

langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari

faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan

9

Page 10: LAPORAN TUGAS PBL

ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan

pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat.

Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu

atau mempengaruhi orang-orang untuk menanganipenyakit atau

mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain setelah sakit

dan penyakit terjadi.

b. Sociology of Medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai,

kepercayaan terhadap praktek kedokteran  sebagai bentuk dari perilaku

manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya

bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun

kesehatan, pelatihan petugas kesehatan.

c. Sociology for medicine berhubungan dengan strategi metodologi yang

dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan.

Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang

membantu mengenali atau mengukur skla sikap. Peran ini juga meliputi

prosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan

yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau

menjelaskan hasil penelitian.

d. Sociology from medicine menganalisa lingkungan kedokteran dari

perspektif sosial. Misalnya, bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya

hidup para dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama

mengikuti pendidikan kedokteran.

e. Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati

orientasi politik  dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan.

Misalnya, bagaimana suatu struktur pengobatan Western akan

mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola

interaksi masyarakat.

f. Sociology around medicine menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi

bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi,

etnologi, etik, filosofi, hukum mapun bahasa.

4. Menyebutkan dan menjelaskan ukuran-ukuran demografi

Dalam membahas komposisi penduduk , terutama yang berhubungan

dengan kompisisi menurut usia dan jenis kelamin, terdapat beberapa konsep,

10

Page 11: LAPORAN TUGAS PBL

definisi dan ukuran – ukuran yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut

(Mubarok & Chayatin, 2009) :

a. Usia Tunggal (Single Age)

Usia tunggal adalah usia seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang

tahun terakhirnya. Misalnya, jika sekarag berusia 11½ tahun, maka dalam

pengertian di atas dianggap berusia 11 tahun. Pada kenyataannya, baik

dalam survei maupun sensus menanyakan usia seseorang tidaklah mudah .

Masih banyak penduduk Indonesia yang tidak tahu sama sekali mengenai

tanggal kelahiran maupun tahunnya. Ada kecenderungan orang menyenangi

usia-usia dengan angka akhir 0-5 tahunan. Misalnya usia sebenarnya 29

tahun, tetapi mengaku 30 tahun, keadaan seperti itu disebut age heaping

atau age preference. Kesalahan pelaporan usia bisa terjadi, baik di lapangan

(sewaktu survei ataupun sensus) maupun pada saat memproses data usia.

b. Rasio Jenis Kelamin (sex Ratio)

Perbandingan banyaknya penduduk laki – laki dengan banyaknya penduduk

perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan

dalam banyaknya penduduk laki- laki per 100 perempuan. Rumus :

Sex ratio = Jumlah Penduduk laki-laki X k

Jumlah Penduduk Perempuan

Contoh : pada tahun 2008 rasio jenis kelamin penduduk indonesia 97. Ini

berarti tiap 100 perempuan terdapat 97 laki –laki 58.338 dan jumlah

penduduk perempuan 60.029.206

Sehingga sex ratio = 58.338.664 x 100 =97,2 dibulatkan menjadi 97

60.029.206

c. Angka Beban Tanggungan

Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak

produktif (usia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dengan banyaknya

orang yang termasuk usia produktif (Usia 15 -64 tahun).

d. Usia Median (Median age)

Usia median adalah usia yang membagi penduduk menjadi dua bagian

dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian

yang kedua lebih tua daripada median age. Usia median ini ditentukan

berdasarkan usia dari sebagain penduduk yang lebih tua dan usia sebagain

11

Page 12: LAPORAN TUGAS PBL

penduduk yang lebih muda .Guna usia median adalah untuk mengukur

tingkat pemusatan penduduk pada kelompok –kelompok usia tertentu.

Menurut Effendy (1998) ukuran-ukuran demografi diantaranya adalah

a. Morbiditas

Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang

mengubah kesehatan  dan kualitas hidup. Setiap gangguan di dalam

fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit.

Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di

dalam istilah tunggal yaitu morbiditas. Morbiditas juga mengacu pada

angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan

populasi tertentu yang seringkali merupakan kelompok yang sehat atau

kelompok yang berisiko.

Ukuran utama morbiditas

Ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi dan

berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut.

1) Angka Insidensi

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit

yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok

masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit,

sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang data jumlah

penderita baru dan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

baru (population at risk). Secara umum angka insiden dibedakan

menjadi 3 macam, yaitu:

a) Incidance Rate

Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada

suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan

dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru

tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

Rumus:

Incidence Rate =

x K

K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)

Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun :

12

Page 13: LAPORAN TUGAS PBL

Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember

pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah penduduk

pertengahan tahunnya adalah :

atau

P1 + {½(P2 – P1)}

Bila diperoleh Jumlah Penduduk pada 1 Maret dan 31 Desember,

maka Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun :

P1 + ( xP2

b) Attack Rate

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada

suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin

terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate

adalah memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu

penyakit.Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan

Penularan Penyakit tersebut.

Rumus:

Attack Rate =

x K

c) Secondary Attack Rate

Adalah Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi

orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan

pertama.Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam

suatu populasi yang kecil (misalnya dalam satu keluarga).

Rumus:

SAR = x K

2) Prevalensi

13

Page 14: LAPORAN TUGAS PBL

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang

ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat

tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh

penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau

penduduk dengan resiko (population at risk). Sehingga dapat dikatakan

bahwa Angka prevalensi sebenarnya bukanlah suatu rate yang murni,

karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga

dimasukkan dalam perhitungan.

Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) Period Prevalen Rate

Yaitu Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah

penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai

Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit

diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan

Kelainan Jiwa.

Rumus:

Periode Prevalen Rate = x K

b) Point Prevalen Rate

Adalah Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu

saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat

dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan.

Rumus :

Point Prevalen Rate = x K

b. Mortalitas

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk

kematian.

Macam-macam/jenis angka kematian (mortality rate/mortality ratio) dalam

epidemiologi antara lain:

14

Page 15: LAPORAN TUGAS PBL

1) Crude Death Rate (CDR) = Angka Kematian Kasar (AKK)

Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka

waktu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada

pertengahan waktu yang bersangkutan. Istilah crude = kasar digunakan

karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis

kelamin, atau variabel lain.

Rumus :

CDR/AKK = x K

2) Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal

Adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28

minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang

berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000

kelahiran hidup pada tahun yang sama .Manfaat PMR : Untuk

menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan

ibu hamil dan bayi.

Rumus :

PMR/AKP= x K

3) Neonatal Mortality Rate ( NMR ) = Angka Kematian Neonatal (AKN)

Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Rumus:

NMR/AKN= x K

4) Under Five Mortality Rate ( UFMR ) / Angka Kematian Balita

Adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000

penduduk balita pada tahun yang sama. Manfaat: untuk mengukur

status kesehatan bayi.

Rumus:

15

Page 16: LAPORAN TUGAS PBL

UFMR= x K

5) Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)

Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian

di Negara belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi

meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi,

defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. Postneonatal Mortality Rate

adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per

1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.

Rumus :

Pasca-neonatal mortality rate

= x K

6) Angka Kematian Janin / Angka Lahir Mati (Fetal Death Rate)

Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati.

Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau

dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika

bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan

saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda-tanda kehidupan biasanya

ditentukan dari pernapasan, detak jantung, detak tali pusat atau

gerakan otot volunter.

Angka kematian janin adalah proporsi jumlah kematian janin yang

dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu,

biasanya 1 tahun.

Rumus:

Angka Kematian Janin

= x K

7) Maternal Mortality Rate ( Mmr ) = Angka Kematian Ibu ( Aki )

Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,

persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup

pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :

16

Page 17: LAPORAN TUGAS PBL

a) Social ekonomi

b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas

c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

Rumus:

MMR = x K

8) Age Spesific Mortality Rate (ASMR / ASDR)

Rumus:

ASMR/ASDR= ( ) x1000‰

Keterangan:

dx = jumlah kematian yg dicatat dlm 1 tahun pada penduduk golongan

umur tertentu (x)

px = jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tersebut

(x)

9) Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )

Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu

jangka waktu tertentu (1 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang

mungkin terkena penyakit tersebut.

Rumus:

CSMR= x K

10) Case Fatality Rate (CFR)

Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu

penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita

penyakit tersebut pada tahun yang sama. Digunakan untuk

mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.

Rumus:

CFR = x K

17

Page 18: LAPORAN TUGAS PBL

c. Migrasi

Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Tidak seperti

kelahiran atau kematian yang hanya terjadi sekali pada setiap individu,

migrasi dapat terjadi berulang-ulang.

Hanya melihat perbedaan tempat tinggal sekarang dan tempat lahir

(migrasi semasa hidup).

Hanya melihat perbedaan tempat tinggal sekarang dan tempat tinggal

lima tahun yang lalu (migrasi risen).

Hanya melihat perbedaan tempat tinggal sekarang dan tempat tinggal

terakhir sebelumnya.

Macam migrasi

1) Migrasi Semasa Hidup (A lifetime migrant)

Seseorang dikatakan migran semasa hidup jika propinsi atau

kabupaten/ kodya tempat ia dilahirkan berbeda dengan propinsi atau

kabupaten/kodya tempat tinggalnya sekarang (pada saat

pencacahan). Dengan demikian angka migrasi semasa hidup dapat

dihitung dengan cara sebagai berikut:

M sh = x 1000

Msh = Migrasi semasa hidup di suatu propinsi

Pd = Jumlah penduduk yang propinsi tempat lahirnya berbeda

dengan propinsi tempat tinggalnya sekarang

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun di suatu propinsi tujuan

2) Migrasi Risen (Recent Migration)

Seseorang dikatakan sebagai migran risen, yaitu apabila propinsi

tempat tinggal lima tahun yang lalu berbeda dengan propinsi tempat

tinggal sekarang (pada saat pencacahan). Selanjutnya, apabila

mereka yang dikategorikan sebagai migran risen tersebut ditimbang

dengan penduduk pertengahan tahun, akan diperoleh angka migrasi

risen (Recent Migration Rate = RMR), atau

RMR = x 1000

18

Page 19: LAPORAN TUGAS PBL

Pd5 = Banyaknya penduduk yang propinsi tempat tinggalnya 5

tahun yang lalu berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya

sekarang

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

3) Migrasi Total (Total Migration = TM)

Seseorang dikatakan sebagai migran total (MT) apabila propinsi

tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan propinsi tempat tinggal

sekarang, jika mereka yang tergolong ke dalam migrasi total tersebut

ditimbang dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, maka akan

diperoleh Angka Migrasi Total (AMT), atau

AMT = x 1000

MT = Jumlah penduduk yang propinsi tempat tinggalnya sekarang

berbeda dengan propinsi tempat tinggal sebelumnya

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

d. Fertilitas

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang

nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain

fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas

mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Istilah fertilitas

adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi

dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan;

misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya.

Macam Fertilitas

1) Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)

Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran

hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada

pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sebagai

berikut:

CBR = x k

CBR : Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar

Pm : Penduduk pertengahan tahun

19

Page 20: LAPORAN TUGAS PBL

k : Bilangan konstan yang biasanya 1.000

B : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

2) Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GFR)

Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu

wanita yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis

dengan rumus sebagai berikut :

GFR = x k

GFR : tingkat fertilitas umum

B : jumlah kelahiran

Pf (15-49) : jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada

pertengahan tahun.

3) Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Specific Fertility

Rate (ASFR)

ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran tiap seribu

wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:

ASFR = x k

ASFR : Age Specific Fertility Rate

Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i

Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan

tahun

k : Angka konstanta 1.000.

4) Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)

Tingkat fertilitas total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup

laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga

akhir masa reproduksinya dengan catatan:

a) Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum

mengakhiri masa reproduksinya.

b) Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu

tertentu.

e. Proyeksi dan Estimasi Penduduk

20

Page 21: LAPORAN TUGAS PBL

Perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan

asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Diperlukan

untuk perencanaan (beras, kesehatan, kesempatan kerja, dan lain-lain).

Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut

komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang

berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan

migrasi.Hasil proyek penduduk sangat bermanfaat untuk perencanaan

penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas

perumahan dan fasilitas kesempatan kerja.

5. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kesehatan masyarakat

1. Definisi Kesehatan Masyarakat

- Winslow memberikan definisi tentang ilmu kesehatan masyarakat yang

telah diterima dan disempurnakan oleh WHO, sebagai berikut:

Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan

untuk:

1) Mencegah timbulnya penyakit.

2) Memperpanjang umur.

3) Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha-usaha

kesehatan masyarakat yang terorganisasi untuk:

a) Memperbaiki kesehatan lingkungan.

b) Pemberantasan penyakit-penyakit infeksi pada masyarakat.

c) Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.

d) Mengkoordinasi tenaga-tenaga kesehatan agar mereka dapat

melakukan pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya.

e) Mengembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai

tingkat hidup yang setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan

memelihara kesehatannya (Effendy, 1998).

- Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu

dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat

melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat dalam pengadaan

pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari

perkembangan batasan kesehatan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan

masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu

21

Page 22: LAPORAN TUGAS PBL

kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu

sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat (Notoatmodjo,2003).

2. Ruang Lingkup Kesehatan masyarakat

Disiplin ilmu mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain

(Notoatmodjo,2003) :

1.      Ilmu biologi

2.      Ilmu kedokteran

3.      Ilmu kimia

4.      Fisika

5.      Ilmu Lingkungan

6.      Sosiologi

7.      Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)

8.      Psikologi

9.      Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang

multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu menopang ilmu kesehatan

masyarakat, atau disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat

ini antara lain sbb:

1.      Epidemiologi.

2.      Biostatistik / Statistik Kesehatan.

3.      Kesehatan Lingkungan.

4.      Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

5.      Administrasi Kesehatan Masyarakat.

6.      Gizi Masyarakat.

7.      Kesehatan Kerja.

6. Menjelaskan pengertian epidemiologi

Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (Public

Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun

masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat . Menurut asal katanya, secara

etimologis epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa

penduduk (Mubarok & Chayatin, 2009).

Epidemiologi bearasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata epi atau upon

yang berarti pada atau tentang, demos = people yang berarti penduduk dan

22

Page 23: LAPORAN TUGAS PBL

logia = knowledge yang berarti ilmu. Jadi, epidemiologi berarti ilmu mengenai

kejadian yang menimpa penduduk .Epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu

tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor – faktor penentu)

masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan

dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan.

Dengan demikian, di sini tampak bahwa epidemiologi tidak hanya mempelajari

penyakit dan epideminya saja, tetapi juga menyangkut masalah kesehatan

secara keseluruhan (Mubarok & Chayatin, 2009).

Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi

terdapat 3 hal Pokok yaitu (Setyawan, 2009):

1. Frekwensi Masalah Kesehatan

Frekwensi yang dimaksudkan menunjuk pada besarnya masalah kesehatan

yang terdapat pada sekelompok manusia / masyarakat. Untuk dapat

mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal

yang harus dilakukan yaitu :

a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.

b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.

2. Distribusi ( Penyebaran ) Masalah Kesehatan.

Dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan adalah

menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu

keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi

adalah :

a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN )

b. Menurut Tempat ( PLACE )

c. Menurut Waktu ( TIME )

3. Determinan ( Faktor – Factor Yang Mempengaruhi )

Dimaksud determinan adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu

penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi,

penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah

kesehatan itu sendiri.Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu:

a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.

b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.

c. Menarik kesimpulan.

23

Page 24: LAPORAN TUGAS PBL

Definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000

menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari

Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi

serta penerapannya untuk pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari

pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu

adalah Riset. Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for

undiscovered truth”. ( Artinya :Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang

belum terungkap).

Pengertian Epidemiologi ditinjau dari berbagai ASPEK sesuai dengan

tujuan masing (Murti,2003) :

1. Aspek Akademik

Epidemiologi berarti analisis data kesehatan, social ekonomi dan

kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi

perubahan keadaan yang terjadi atau akan terjadi dimasyarakat umum atau

kelompok penduduk tertentu.

2. Aspek Praktis

Epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan

penyebaran penyakit yang menimpa individu ,kelompok atau masyarakat

umum.

3. Aspek Klinis

Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan

insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada

awal KLB .

4. Aspek Administrative

Suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat disuatu wilayah

atau Negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan

efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,

beberapa diantaranya adalah :

1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran)

dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan atau yang berkaitan

dengan status atau kejadian spesifik pada populasi, serta ilmu yang

menjelaskan kejadian suatu penyakit di masyarakat (Last,1988).

24

Page 25: LAPORAN TUGAS PBL

2. Menurut Wade Hampton Frost ( 1972 ) , seorang guru besar epidemiologi di

School of Hygiene, mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan

tentang fenomena massal ( Mass Phenomenon ) penyakit infeksi atau

sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) dari suatu penyakit menular.

3. Menurunt Greenwood ( 1934 ), Profesor di School of Hygiene and tropical

Medicine london, mengemukakan batasan epidemiologi lebih luas dikatakan

bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam

kejadian yang mengenai kelompok penduduk (herd people).

4. Menurut Brian Mac Mahon ( 1970 ) ,pakar epidemiologi di Amerika Serikat

bersama Thomas F.Pugh menulis dalam bukunya Epidemiologi : Principle

and method’s bahwa epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan

penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi

semacam itu. Epidemiologi lebih ditekankan pada suatu pendekatan

metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab

mengapa terjadinya distribusi sedemikian dari suatu penyakit.

5. Menurut Abdel R. Omran ( 1974 ),mendefinisikan epidemiologi adalah suatu

ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan

perubahan pada penduduk, beserta determinan, serta akibat – akibat yang

terjadi pada kelompok penduduk / masyarakat.

6. Menurut Hirsch ( 1883 ) , Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian,

penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di

berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.

7. Menurut Lilienfeld ( 1977 ) ,Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran

tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari

pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.

8. Menurut Moris ( 1964 ) ,Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang

sehat dan sakit dari suatu penduduk.

9. Menurut Robert H. Fletcher ( 1991 ) , Epidemiologi adalah disiplin riset yang

membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.

10. Menurut Hacmohan dan Pugh (1970), epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari penyebaran- penyebaran dan faktor yang menentukan

terjadinya penyakit pada masyarakat.

11. Menurut WHO dalam Regional Committe Nacting ke-42 di bandung ,

mendefinisikan epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang

25

Page 26: LAPORAN TUGAS PBL

distribusi dan determinan dari peristiwa lainnyayang berhubungan dengan

kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu

tersebut untuk memecahkan masalah – masalah yang dijumpai.

12. Menurut Garry D.Friedman (1974),dalam bukunya Primer of Epidemiology ,

menuliskan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai

terjadinya penyakit pada populasi manusia.

7. Menjelaskan perjalanan alamiah penyakit

Menurut Effendy (1998) perjalanan penyakit yang terjadi pada manusia dapat

digolongkan menjadi 5 tahap, yaitu:

a. Tahap pre-patogenesis

Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit,

tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit

berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada

keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan

tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut

sehat. orang sehat tetapi mempunyai faktor resiko atau faktor predisposisi

untuk terkena penyakit

• Faktor yang tak terhindarkan : Genetik atau etnik, umur dan

gender

• Faktor yang dapat dihindari : Kondisi fisik, kebiasaan hidup,

sosial ekonomi.

b. Tahap inkubasi

Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh penjamu,

tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai

masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit

kolera masa inkubasinya hanya 1-2 hari saja, tetapi ada juga yang bersifat

menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya. Ciri –ciri :

• Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen belum nampak

• Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikro organisme patogen

• Pada penyakit non infeksi merupakan periode terjadinya perubahan

anatomi dan histologi tanpa perubahan fisiologi

26

Page 27: LAPORAN TUGAS PBL

c. Tahap penyakit dini

Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit,

pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih dalam yang ringan.

Dan penjamu masih dapat menjalankan aktifitas sehari-hari. Apabila pada

tahap ini penyakit segera diobati mungkin penyakit akan segera teratasi

sehingga sembuh, tetapi apabila dibiarkan dan tidak segera diobati maka

penyakit akan menjadi lebih parah. Dan keadaan ini sangat tergantung

kepada daya tahan tubuh manusia sendiri, gizi, istirahat dan perawatan yang

baik di rumah (self care). Variasi manifestasi yang terjadi disebut Spektrum

Penyakit.

d. Tahap penyakit lanjut

Apabila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati, atau

pengobatannya tidak teratur dan tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang

diberikan pada tahap penyakit dini, maka penyakit masuk ke dalam tahap

penyakit lanjut. Pada tahap ini penjamu kelihatan sangat tak berdaya dan

tidak sanggup lagi menjalankan aktifitas sehari-hari. Pada tahap ini penjamu

memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.

e. Tahap akhir penyakit

27

Page 28: LAPORAN TUGAS PBL

Tahap akhir suatu penyakit dibagi dalam 5 keadaan, sebagai berikut:

1) Sembuh sempurna: artinya bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali

berfungsi seperti keadaan sebelumnya. Dengan kata lain penjamu bebas

dari penyakit.

2) Sembuh tetapi cacat: penyakit penjamu berakhir dan bebas dari penyakit,

tetapi kesembuhan penjamu tidak sempurna, karena terjadi cacat. Cacat

pada penjamu berupa cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial dan

sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh

penjamu.

3) Karier: pada karier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena

gejala-gejala penyakit tidak nampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu

masih terdapat bibit-bibit penyakit yang pada suatu saat apabila daya

tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini

tidak hanya membahayakan penjamu sendiri, tetapi dapat berbahaya

terhadap orang lain/ masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan

penyakit (human reservoir).

4) Kronis: pada keadaan ini perjalanan penyakit nampak berhenti, tetapi

gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah

berat ataupun bertambah ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap

berada dalam keadaan sakit.

5) Meninggal: apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tidak dapat

diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu

meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.

Tahap Perjalanan Penyakit

28

Page 29: LAPORAN TUGAS PBL

8. Menjelaskan model epidemiologi

1. Model Ekologi (Ecologic Models) atau Segitiga Epidemiologi (Host-Agent-

Environment)

Model ini menggambarkan terjadinya penyakit dengan sederhana.

Secara alamiah, faktor host,agent dan environment akan selalu mengadakan

interaksi yang bersifat dinamis –artinya ketiga faktor tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain. Apabila terjadi gangguan keseimbangan

pada proses interaksi tersebut, host akan dirugikan, sehingga host jatuh

sakit. Gangguan keseimbangan interaksi juga dapat terjadi jika faktor

29

Page 30: LAPORAN TUGAS PBL

lingkungan memberikan kesempatan kepada agent untuk berkembang,

sehingga akan merugikan atau mengganggu kesehatan host. Selain itu,

apabila daya tahan host, menurun akibat faktor internalnya, maka agent

akan mendapatkan peluang yang lebih besar ntuk mengganggu kesehatan

host. Intervensi kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengatur dinamika

proses interaksi tersebut, sehingga selalu berpikir dengan menguntungkan

host dan lingkungan hidupnya, serta pemberantasan terhadap agent

penyakit dan Vektornya (Mubarok & Chayatin,2009).

Dalam model ini ada 3 faktor sangat berperan, yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Induk semang/ manusia (host)

Faktor host termasuk faktor intrinsik dipengaruhi oleh sifat genetik

manusia. Meningkatnya jumlah faktor determinan genetic berhubungan

dengan menngkatnya atau menurununnya kepekaan terhadap penyakit

tertentu .

Misalnya, pada host merupakan faktor intrinsik adalah

“kepribadian” ,manusia dengan kepribadian agresif, kompetitif,

ambisius, selalu aktif dan merasa dikejar waktu berisiko untuk

menderita penyakit jantung koroner. Termasuk dalam faktor ini adalah

usia, jenis kelamin, ras, agama, keturunan, kepribadian, perilaku,

gizi,dsb.

b. Faktor Penyebab penyakit (agent)

Agent dari suatu penyakit berlokasi pada lingkungan tertentu .Agent

dari lingkungan fisik, misalnya radiasi sinar radioaktif penyebab

sterilitas. Agent dari lingkungan kimia, misalnya limbah industri

mengandung bahan kimia (Hg) sebagai penyebab penyakit minamata.

Agent bersifat biologis, misalnya vektor, bakteri, protozoa dan virus.

Sementara agent bersifat kimia, misalnya insektisida. Agent bersifat

fisik, misalnya iklim paas atau dingin dan berbentuk makanan seperti

makanan basi, makanan berlemak, dll.

30

Page 31: LAPORAN TUGAS PBL

c. Faktor lingkungan (environment)

Elemen termasuk faktor lingkungan adalah faktor ekstrinsik; yaitu

lingkungan fisik, biologis, dan sosial (adat istiadat), iklim, sistem

perekonomian, serta politik. Pendekatan lain menunjukkan hubungan

antara lingkungan manusia adalah model roda. Model tersebut

mengandung pusat genetic di bagian sentral dan dibagian luarnya

dalah host. Sementara di sekelilingnya ada 3 sektor, yaitu : fisik, biologi,

dan sosial. Pada pendekatan “model roda” dan “segitiga epidemiologi”,

keduanya menyebutkan bahwa lingkungan fisik, biologi dan sosial

dapat menyebabkan penyakit.

2. Model Paradigma Hidup sehat (the Well Being Paradigm)

Tingkat/ derajat baiknya status kesehatan masyarakat dinyatakan dengan

keadaan kesehatan masyarakat. Keadaan sehat menurut Hendrick L. Blum

adalah keadaan baik dari unsur somatik, sosial dan psikis. Menurut WHO

(1957) keadaan sehat adalah suatu keadaan tubuh manusia

menggambarkan berfungsi tubuh secara memuaskan dalam lingkungan dan

sifat keturunan tertentu. Pada dasarnya, kondisi status kesehatan suatu

masyarakat merupakan suatu spektrum luas antara masyarakat berada

dalam keadaan sakit berat / menjelang kematian. Tahapan ini dikategorikan

dalam 4 spektrum, yaitu(Mubarok & Chayatin,2009) :

a. Tahap Sehat optimal

Yaitu kondisi kesehatan optimal di mana terdapat fungsi-fungsi unsur

somatik ,psikis dan sosial berfungsi secara optimal.

b. Tahap sehat Suboptimal / sakit Ringan

Yaitu kondisi kesehatan menurun dan terdapat gangguan fungsi ringan

dari somatik, pskis dan sosial.

c. Tahap Sakit atau Terganggu

Yaitu kondisi kesehatan menurun & terdapat gangguan fungsi serta

menun jukkan gejala ketidakmampuan/ gangguan kegiatan , kecakapan

sehari–hari.

d. Tahap Sakit Berat / Dekat dengan Kematian

Yaitu kondisi kesehatan sangat menurun dan telah mengancam eksistensi

kehidupan atau vitalitas seseorang.

31

Page 32: LAPORAN TUGAS PBL

Model paradigma hidup sehat dari Hendrick L.Blum menjelaskan empat

faktor utama dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau

masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan/ penentu

timbulnya masalah kesehatan pada seseorang individu, kelompok, atau

masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri atas :

a. Faktor lingkungan terdiri atas lingkungan sosial ekonomi, fisik dan politik

b. Faktor perilaku/ gaya hidup individu, kelompok, atau masyarakat.

c. Faktor pelayanan kesehatan meliputi : jenis, cakupan, dan kualitasnya.

d. Faktor genetik/keturunan

Keempat faktor tersebut saling berinteraksi secara dinamis

mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kelompok masyarakat.

Diantara keempat faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor

determinan paling besar dan paling sulit ditanggulangi, disusul faktor

lingkungan. Faktor perilaku lebih dominan dibandingkan faktor lingkungan

karena lingkungan hidup manusia dipengaruhi perilaku manusia.

Penerapan paradigma ini pada intervensi kesehatan masyarakat

dilakukan melalui pengembangan program pelayanan kesehatan dengan

tujuan meningkatkan kepuasan manusia, menciptakan lingkungan hidup

sehat dan dinamis (keseimbangan ekologi manusia), serta keturunan

manusia lebih sehat.

Sumber Daya Alam Sistem Budaya

Keseimbangan Kepuasan

Ekologi Manusia

Keterangan : : besarnya pengaruh

Apilkasi paradigma hidup sehat dilihat dalam program perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS). Pola hidup sehat adalah perwujudan paradigma

sehat berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok dan

32

Genetik

Lingkungan (fetal, physical, natural and

manmade, sosicultural, economics, education,

employment, etc)

Hidup Sehat

Pelayanan Kesehatan

(prevention, cure, case, rehabilition)

Perilaku masyarakat (attitude, behaviour)

Page 33: LAPORAN TUGAS PBL

masyarakat berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara dan

melindungi kualitas kesehatnnya baik fisik , mental, spiritual maupun

sosialnya.

Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk :

a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olahraga teratur

dan hidup sehat.

b. Mengurangi / menghilangkan kebudayaan berisiko menimbulkan

penyakit, seperti kebiasaan meminum minuman keras, merokok dan

memakan makanan berlebihan.

c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman menimbulkan penyakit

seperti gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau 3M (menguras,

menutup dan mengubur)

d. Berpartisipasi aktif gerakan kesehatan masyarakat seperti menbuat

jamban dan Saluran Pembungan Air Limbah (SPAL).

3. Whell Model of Man Environment Interaction / Model Lingkaran / Roda

Model ini digambarakan dengan lingkaran yang didalamnya terdapat

lingkaran yang lebih kecil. Lingkaran yang besar sebagai faktor eksternal dan

lingkaran yang kecil sebagai faktor internalnya (Mubarok & Chayatin,2009 ).

Faktor internalnya (host) menyatakan bahwa suatu penyakit disebabkan

oleh adanya interaksi antara genetik dengan lingkungannya. Faktor internal

ini juga berkaitan dengan kepribadian individu dimana kepribadian tertentu

akan meningkatkan resiko penyakit tertentu.

Faktor eksternal pada model ini adalah lingkungan, yang juga dibedakan

menjadi lingkungan biologi (agen, reservoir, vector, binatang atau

tumbuhan), fisik (curah hujan, kelembaban, atmosfer, bahan kimia, panas,

cahaya, udara, suhu) dan social (politik, budaya, ekonomi dan psikologi).

Model ini menjelaskan hubungan antara sektor lingkungan terdiri atas

fisik, biologi dan sosial berhubungan dengan sektor host dan agent.

33

Page 34: LAPORAN TUGAS PBL

Keterangan :

1. Lingkungan Fisik dan Penyakit

Lingkungan fisik dan penyakit meliputi : panas, sinar matahari, udara ,air,

radiasi, atmosfer dan tekanan. Dengan berkembangnya industri , maka

aspek fisik dari lingkungan akan meningkat dan akan memberikan

pencemaran pada manusia.

2. Lingkungan Biologi dan Penyakit

Dalam hubungannya dengan penyakit ,maka dari sektor lingkungan

biologi dibagi dalam beberapa hal berikut ini :

a. Agen penyakit infeksius

b. Reservoir (manusia atau binatang)

c. Vektor pembawa penyakit (lalat,nyamuk)

d. Tumbuhan dan binatang

3. Lingkungan Sosial ,Budaya, Ekonomi, dan Penyakit

Merupakan lingkungan bersiat dinamis dan cukup pelik. Suatu lingkungan

sosial tertentu tidak begitu saja memberi pengaruh yang sama kepada

semua orang. Kebiasaan sosial memberikan pengaruh terhadap

kesehatan.Misalkan kebiasaan makan- makanan tertentu, cara memasak,

dll.

4. Model Jaring - jaring

Model ini diperkenalkan oleh Mc Mahon (1960). Model ini menerangkan

sebab  sesuatu penyakit saling berkaitan satu sama lain seperti sebuah

jaring laba-laba. Sehingga, untuk menghentikan penyakit ini, cukup dengan

memutus satu rantainya saja. Pada model ini juga terdapat faktor yang lebih

dominan daripada faktor lainnya. Contohnya, angka kematian ibu saat

melahirkan. Bisa dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pendidikan ibu

rendah,gizi kurang,kemiskinan,kurangnya sarana & prasarana dan banyak

faktor lainnya yang saling berkaitan satu sama lain (Effendy,1998).

34

Page 35: LAPORAN TUGAS PBL

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah

keseimbangan antara mereka, berakibat bertambah atau berkurangnya

penyakit yang bersangkutan. Menurut model ini, suatu penyakit tidak

bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat

dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya

penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada

berbagai titik.

5. Model Orang- Tempat- waktu

Suatu pendekatan yang serupa dengan segitiga epidemiologik adalah

suatu pedoman yang mengarahkan peneliti untuk melihat masalah

kesehatan yang berkenaan dengan orang-tempat-waktu (Mausner & Kramer,

1985). Peneliti menelusuri karakteristik orang yang terkena (host galam

model segitiga epidemilogik), tempat (lingkungan) atau lokasi, dan periode

waktu yang terkait (yang dapat berkaitan dengan agens, host, atau

lingkungan). Dalam meneliti mortalitas bayi, menurut model orang-tempat-

waktu ini, ibu dan bayi merupakan faktor yang dipertimbangkan sebagai ciri

dari “orang”. Aspek “tempat” menjadi faktor yang menentukan apakah

komunitas tersebut berada di perkotaan atau di pedesaan, kaya atau miskin.

Aspek “waktu” meliputi musim atau pola umur khusus, atau kecenderugan

dari kematian.

9. Menjelaskan pengertian kejadian luar biasa

Kejadian Luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan

dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu (Permenkes no.949/MENKES /SK/VIII/2004

tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini KLB).

35

Page 36: LAPORAN TUGAS PBL

Kejadian Luar Biasa adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada

satu/kelompok masyarakat tertentu (Mac Mahon & Pugh,1970;Last,1983;

Benenson,1990).

Epidemi merupakan kejadian kasus penyakit dalam angka yang besar atau

tidak terkira pada waktu dan area tertentu (berasal dari satu sumber tunggal).

Kejadian luar biasa yang disebut pula dengan outbreak hampir sama dengan

epidemi (beberapa epidemiolog menyatakan bahwa outbreak merupakan

epidemi yang terlokalisasi pada area lebih sempit).An epidemic is the

occurrence of a number of cases of adisease that is unusually large or

unexpected for a given place and time.Outbreaks and epidemics refer to the

same thing (although lay persons oftenregard outbreaks as small localized

epidemics) (WHO, 2000). Pada Timmreck, 2005, juga disebutkan bahwa

KLB (akut) adalah peningkatan secara tajam dari kasus baru yang

mempengarui kelompok tertentu. Keparahan dan keseriusan penyakit juga

mempengaruhi definisi suatu epidemi.

Menurut Depkes RI (2000) dalam Efendi (2009) kejadian luar biasa adalah

timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang

bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu tertentu dan daerah

tertentu. Salah satu penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Timbulnya suatu penyakit atau penyakit menular yang sebelumnya tidak

ada atau tidak dikenal.

b. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian terus-menerus selama 3

kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu,

bulan, tahun).

c. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali

lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam

tahun sebelumnya.

d. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua

kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari

tahun sebelumnya.

e. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu

tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR

dari periode sebelumnya.

36

Page 37: LAPORAN TUGAS PBL

f. Proportional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama

dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.

g. Beberapa penyakit khusus: kolera, DHF/ DSS

- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah

endemis).

- Terdapat satu atau lebih penderita baru di mana pada periode 4 minggu

sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang

bersangkutan.

Beberapa penyakit yang dialami oleh satu atau lebih penderita

- Keracunan makanan.

- Keracunan pestisida.

10. Menjelaskan pengertian kebijakan pemerintah

Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha

mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu.

Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu

keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud

dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.

Pengertian kebijakan mempunyai berbagai arti atau batasan. Dari kamus

Besar Bahasa Indonesia, kebijakan berarti “rangkaian konsep dan asas yang

menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan

sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis

besar pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran: garis

haluan” (Rahmat, 2004).

Secara etimologi pemerintah berarti badan yang melakukan kekuasaan

memerintah, dalam aspek statika pengertian pemerintah adalah lembaga atau

badan-badan publik yg mempunyai fungsi untuk melakukan upaya mencapai

tujuan negara (Rahmat,2004).

Adapun pengertian Kebijakan adalah (Rahmat,2004):

Apapun yang pemerintah pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan

37

Page 38: LAPORAN TUGAS PBL

Sejumlah aktivitas pemerintah, baik langsung atau melalui perantara, yang

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan warga negara

Kebijakan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah

Jadi kebijakan pemerintah dapat diartikan sebagai suatu keputusan yang

dipilih oleh suatu lembaga atau badan-badan publik untuk dilakukan atau tidak

dilakukan yang mempunyai fungsi untuk melakukan upaya untuk mencapai

tujuan negara (Rahmat,2004).

11. Menjelaskan proses perumusan kebijakan pemerintah

Proses pembuatan sebuah kebijakan publik melibatkan berbagai

aktivitas yang kompleks. Untuk membantu melakukan hal ini, para ahli

kemudian mengembangkan sejumlah kerangka untuk memahami proses

kebijakan atau siklus kebijakan. Menurut Dye ,2005, pembuatan kebijakan

sebuah proses meliputi sejumlah proses, aktivitas, dan keterlibatan peserta

Tabel 2. Pembuatan Kebijakan sebagai sebuah Proses

Proses Aktivitas Peserta

Identifikasi

Masalah

Publikasi masalah sosial;

mengekspresikan tuntutan akan

tindakan dari pemerintah

Media massa; kelompok

kepentingan; inisiatif

masyarakat; opini publik

Penetapan

Agenda

Menentukan mengenai masalah-

masalah apa yang akan diputuskan;

masalah apa yang akan

dibahas/ditangani oleh pemerintah

Elit, termasuk presiden dan

kongres; kandidat untuk jabatan

publik tertentu; media massa

Perumusan

Kebijakan

Pengembangan proposal kebijakan

untuk menyelesaikan dan

memperbaiki masalah

Pemikir; Presiden dan lembaga

eksekutif; komite kongres;

kelompok kepentingan

Legitimasi

Kebijakan

Memilih proposal; mengembangkan

dukungan untuk proposal terpilih;

menetapkannya menjadi peraturan

hukum; memutuskan

konstitusionalnya

Kelompok kepentingan;

presiden; kongres; pengadilan

Implementa

si Kebijakan

Mengorganisasikan departemen dan

badan; menyediakan pembiayaan

Presiden dan staf kepresidenan;

departemen dan badan

38

Page 39: LAPORAN TUGAS PBL

atau jasa pelayanan; menetapkan

pajak

Evaluasi

Kebijakan

Melaporkan output dari program

pemerintah; mengevaluasi dampak

kebijakan kepada kelompok sasaran

dan bukan sasaran; mengusulkan

perubahan dan reformasi

Departemen dan badan; komite

pengawasan kongres; media

massa; pemikir

Sumber: Dye, 2005 dalam Kurniawan ,2010

Menurut Anderson (2006), proses kebijakan terdiri atas lima tahapan.

Tabel 3. Proses Kebijakan

Terminologi

Kebijakan

Tahap 1:

Agenda

Kebijakan

Tahap 2:

Perumusan

Kebijakan

Tahap 3:

Adopsi

Kebijakan

Tahap 4:

Implementasi

Kebijakan

Tahap 5:

Evaluasi

Kebijakan

Definisi Sejumlah

permasalahan

diantara

banyak

permasalahan

lainnya yang

mendapat

perhatian

serius dari

pejabat publik

Pengemban

gan usulan

akan

tindakan

yang terkait

dan dapat

diterima

untuk

menangani

permasalah

an publik

Pengemba

ngan

dukungan

terhadap

sebuah

proposal

tertentu

sehingga

sebuah

kebijakan

dapat

dilegitimasi

atau

disahkan

Aplikasi

kebijakan oleh

mesin

administrasi

pemerintah

Upaya

pemerintah

untuk

menentukan

apakah

kebijakan

efektif, serta

mengapa

efektif atau

tidak efektif

Common

sense

Membuat

pemerintah

untuk

mempertimban

gkan tindakan

terhadap

Apa yang

diusulkan

untuk

dilakukan

terhadap

masalah

Membuat

pemerintah

untuk

menerima

solusi

tertentu

Aplikasi

kebijakan

pemerintah

terhadap

masalah

Apakah

kebijakan

bekerja baik

39

Page 40: LAPORAN TUGAS PBL

masalah terhadap

masalah

Sumber: Anderson, 2006, 4 (diadaptasi dari Anderson, Brady dan Bullock III,

1984)

Berdasarkan tabel 2 dan 3 tersebut, dapat dilihat bahwa perbedaan

pandangan dari Dye dan Anderson mengenai proses kebijakan hanya terletak

pada masalah identifikasi kebijakan saja. Dye membedakan tahapan antara

aktivitas identifikasi masalah dengan penetapan agenda, sementara Anderson

menganggap kedua hal tersebut sebagai tahap agenda kebijakan.

Baik Dye dan Anderson sepakat bahwa tahapan perumusan kebijakan

merupakan tahap dimana dikembangkan proposal yang berisikan sejumlah

alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan demikian,

dapat dilihat bahwa tahap perumusan kebijakan merupakan tahap yang

penting dalam menentukan sebuah kebijakan publik. Pada tahapan ini akan

dihasilkan sejumlah usulan kebijakan yang akan diputuskan untuk diambil oleh

pemerintah (Kurniawan,2010).

Tahapan

Dalam pembuatan kebijakan terdapat tahap- tahap yang harus dilewati

agar suatu kebijakan dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik. Kebijakan

yang dimunculkan sebagai sebuah keputusan terlebih dahulu melewati

beberapa tahap penting. Tahap- tahap penting tersebut sangat diperlukan

sebagai upaya melahirkan kebijakan yang baik dan dapat diterima sebagai

sebuah keputusan. Tahap- tahap dalam kebijakan tersebut yaitu

(Kurniawan,2010) :

1. Penyusunan agenda

Sebelum kebijakan ditetapkan dan dilaksanakan, pembuat kebijakan perlu

menyusun agenda dengan memasukkan dan memilih masalah- masalah

mana saja yang akan dijadikan prioritas untuk dibahas. Masalah- masalah

yang terkait dengan kebijakan akan dikumpulkan sebanyak mungkin untuk

diseleksi. Pada tahap ini beberapa masalah dimasukkan dalam agenda

untuk dipilih. Terdapat masalah yang ditetapkan sebagai fokus

pembahasan, masalah yang mungkin ditunda pembahasannya, atau

mungkin tidak disentuh sama sekali. Masing- masing masalah yang

dimasukkan atau tidak dimasukkan dalam agenda memiliki argumentasi

40

Page 41: LAPORAN TUGAS PBL

masing- masing. Pihak- pihak yang terlibat dalam tahap penyusunan

agenda harus secara jeli melihat masalah- masalah mana saja yang

memiliki tingkat relevansi tinggi dengan masalah kebijakan. Sehingga

pemilihan dapat menemukan masalah kebijakan yang tepat.

2. Formulasi kebijakan

Masalah yang sudah dimasukkan dalam agenda kebijakan kemudian

dibahas oleh pembuat kebijakan dalam tahap formulasi kebijakan. Dari

berbagai masalah yang ada tersebut ditentukan masalah mana yang

merupakan masalah yang benar- benar layak dijadikan fokus pembahasan.

3. Adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif yang ditawarkan, pada akhirnya akan diadopsi

satu alternatif pemecahan yang disepakati untuk digunakan sebagai solusi

atas permasalahan tersebut. Tahap ini sering disebut juga dengan tahap

legitimasi kebijakan (policy legitimation) yaitu kebijakan yang telah

mendapatkan legitimasi. Masalah yang telah dijadikan sebagai fokus

pembahasan memperoleh solusi pemecahan berupa kebijakan yang

nantinya akan diimplementasikan.

4. Implementasi kebijakan

Pada tahap inilah alternatif pemecahan yang telah disepakati tersebut

kemudian dilaksanakan. Pada tahap ini, suatu kebijakan seringkali

menemukan berbagai kendala. Rumusan-rumusan yang telah ditetapkan

secara terencana dapat saja berbeda di lapangan. Hal ini disebabkan

berbagai faktor yang sering mempengaruhi pelaksanaan kebijakan.

Kebijakan yang telah melewati tahap- tahap pemilihan masalah tidak serta

merta berhasil dalam implementasi. Dalam rangka mengupayakan

keberhasilan dalam implementasi kebijakan, maka kendala- kendala yang

dapat menjadi penghambat harus dapat diatasi sedini mungkin.

5. Evaluasi kebijakan

Pada tahap ini, kebijakan yang telah dilaksanakan akan dievaluasi, untuk

dilihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan

masalah atau tidak. Pada tahap ini, ditentukan kriteria- kriteria yang menjadi

dasar untuk menilai apakah kebijakan telah meraih hasil yang diinginkan.

Pada tahap ini, penilaian tidak hanya menilai implementasi dari kebijakan.

Namun lebih jauh, penilaian ini akan menentukan perubahan terhadap

41

Page 42: LAPORAN TUGAS PBL

kebijakan. Suatu kebijakan dapat tetap seperti semula, diubah atau

dihilangkan sama sekali.

Dalam penyusunan kebijaksanaan/kebijakan mengacu pada hal-hal berikut

1. Berpedoman pada kebijaksanaan yang lebih tinggi.

2. Konsistensi dengan kebijaksanaan yang lain yang berlaku.

3. Berorientasi ke masa depan.

4. Berpedoman kepada kepentingan umum.

5. Jelas dan tepat serta transparan.

6. Dirumuskan secara tertulis.

12. Menjelaskan pengertian ekonomi kesehatan

Kesehatan menurut UU Kesehatan 1992 adalah: Keadaan sejahtera dari

badan, jiwa, sosial yang dibutuhkan oleh setiap orang yang hidup produktif

secara sosial dan ekonomi. Sedangkan Tjiptoherijanto dan Soesetyo (1994)

menjelaskan ekonomi kesehatan merupakan ilmu ekonomi yang diterapkan

dalam topik-topik kesehatan. Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan

ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi

dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal

sebagai berikut (Lubis,2009):

1. Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan

2. Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan

3. Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan

4. Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya

5. Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada

individu dan masyarakat (Mills & Gillson, 1999)

Klarman (1964) menjelaskan bahwa ekonomi kesehatan itu merupakan

aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan

akan berkonsentrasi pada industri kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup

dalam ekonomi kesehatan yaitu:

1. Peraturan (regulation)

2. Perencanaan (planning)

3. Pemeliharaan kesehatan (the health maintenance) atau organisasi

4. Analisis Cost dan benefit

42

Page 43: LAPORAN TUGAS PBL

Pembahasan dalam ilmu kesehatan mencakup: consumer (pasien/

pengguna pelayanan kesehatan), provider (profesional investor, terdiri dari

publik maupun private), pemerintah (government) (Lubis,2009).

Ilmu Ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan

kegiatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan,terutama menyangkut

penggu naan sumberdaya terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi

dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan dilaksanakan harus

memenuhi kriteria efisiensi / kegiatan tersebut bersifat cost

efective.Adakalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria

interest-efecient,sedangkan kesehatan adalah interest-individu (Lubis,2009).

PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah

penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Perubahan mendasar terjadi pada sektor kesehatan, ketika sektor kesehatan

menghadapi kenyataan bahwa sumberdaya yang tersedia (khusunya dana)

semakin hari semakin jauh dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong

masuknya disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan

evaluasi sektor kesehatan.

Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand

sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan

kesehatan terhadap populasi. Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau

pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan

memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh

dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan,

dan kompetensi dokter. Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan

yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh

pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga

obat. Demand berbeda dengan need dan want. Wants (keinginan) adalah

barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi

mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda

dengan need (kebutuhan) (Murti,2009).

43

Page 44: LAPORAN TUGAS PBL

13. Menjelaskan permintaan dan penawaran

Permintaan (demand) adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta

pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

pendapatan tertentu dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran (Supply)

adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada pasar tertentu, pada

tingkat harga tertentu dan waktu tertentu (Saldi,2010).

Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang. Penyedia (supply)

adalah apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan, pada

pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara

independen. Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan

demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama

dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilibrium (Murti,2009).

Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan sama dengan

supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply kesehatan dan

pelayanan kesehatan tidak mengikuti pasar sempurna, tetapi beberapa aspek

suply dan demand tetap berlaku.Demand terhadap pelayanan kesehatan

dapat dihitung berdasarkan (Murti,2009):

a. Bed occupancy

b. Jumlah kunjungan rawat jalan

c. Jumlah tes diagnostik

d. dan sebagainya

Menurut teori ekonomi, demand ditentukan oleh beberapa faktor (Murti,2009) :

a. Harga. Makin tinggi harga, makin menurun demand pelayanan kesehatan

b. Pendapatan individu. Makin rendah pendapatan, makin menurun demand

pelayanan kesehatan

c. Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi – Harga barang

substitusi (pengganti) yang menurun akan menurunkan demand suatu

44

Page 45: LAPORAN TUGAS PBL

barang. Harga barang kompementer (pelengkap) yang menurun akan

meningkatkan demand suatu barang.

14. Menjelaskan ruang lingkup pencegahan epidemiologi

Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa sebab, oleh karena

itu secara operasional diperlukan tatalaksana secara integratif dengan ruang

lingkup permasalahan sebagai berikut:

a. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular

Merupakan analisis terus menerus dan sistematika terhadap penyakit

menular dan faktor resiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular.

b. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak

menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan

penyakit tidak menular.

c. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan

faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.

d. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah

kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program-program kesehatan

tertentu.

e. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah

kesehatan dan faktor resiko untuk upaya mendukung program kesehatan

matra.

Proses pencegahan suatu penyakit tidak dapat dipisahkan dari kondisi

lingkungan dan sejarah terjadinya penyakit. Pada dasarnya, mencegah suatu

penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Arti pencegahan sendiri berarti

mengadakan inhibisi terhadap perkembangan suatu penyakit sebelum

penyakit tersebut terjadi. Tingkat pencegahan penyakit dibedakan menjadi 3

macam, yaitu (Mubarok & Chayatin,2009):

Pencegahan Primer (Primary prevention)

Pencegahan ini dapat dilaksanakan selama fase prepatogenesis suatu

kejadian penyakit / masalah kesehatan.Pencegahan yang dimaksudkan

45

Page 46: LAPORAN TUGAS PBL

adalah pencegahan yang sebenarnya, yang terjadi sebelum sakit/

ketidakfungsian dan diaplikasikan ke populasi yang sehat.Pencegahan

primer merupakan usaha agar masyarakat berada dalam kondisi sehat

yang optimal dan tidak jatuh ke dalam tahap lain yang lebih buruk.

Pencegahan Primer terdiri atas 2 kategori yaitu :

1. Peningkatan kesehatan (health promotion), yaitu peningkatan status

kesehatan masyarakat melalui beberapa kegiatan, meliputi :

- Perbaikan status gizi masyarakat

- Perbaikan kondisi rumah dan tempat rekreasi, serta pendidikan

kesehatan, termasuk pendidikan sanitasi dan seks.

- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air

bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah

- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan

menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung

koroner.

- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

- Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan

sosial.

- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

2. Perlindungan umum dan khusus (general and spesific protection), yaitu

usaha kesehatan untuk memberikan perlindunagn khusus atau umum

kepada seseorang / masyarakat , meliputi :

- Program imunisasi

- Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat kerja maupun di

tempat umum.

- Pengaturan makan/diet dan olahraga

- Penjernihan air minum.

- Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu

burung.

- Perlindungan terhadap bahan-bahan bersifat karsinogenik, bahan-

bahan racun maupun alergi.

- Pengendalian sumber – sumber pencemaran.

Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention)

46

Page 47: LAPORAN TUGAS PBL

Tingkat pencegahan ini dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik, yang

termasuk dalam upaya ini adalah :

a. Penemuan atau deteksi secara dini (early detection)

1. Melalui penemuan penyakit kanker secara dini (insitu) dan penemuan

kasus penyakit diabetes melitus secara dini.

2. Mencari kasus sedini mungkin

3. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan.

Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.

4. Mencari semua orang telah berhubungan dengan penderita penyakit

menular (contact person) untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat

segera diberikan pengobatan.

b. Pengobatan penyakit secara dini (early curative) .Hal ini dimaksudkan

agar penyakit tidak berkembang lebih lanjut, maka perlu dilakukan :

1. Pengobatan secara dini atau pengobatan penyakit sebelum

terkomplikasi

2. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita

3. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention)

Tingkat pencegahan ini dilakukan pada fase penyakit sudah lanjut atau fase

kecacatan. Pencegahan ini terdiri atas :

a.Membatasi kecacatan (disability limitation)

1. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan

tak terjadi komplikasi

2. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.

3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan

pengobatan dan perawatan lebih intensif.

b.Rehabilitasi/pemulihan kesehatan (rehabilitation)

1. Mengembangkan lembaga - lembaga rehabilitasi dengan mengikutserta

kan masyarakat.

2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan

memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk

bertahan.

3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap

penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

47

Page 48: LAPORAN TUGAS PBL

4. Penyuluhan dan usaha- usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan

seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

15. Menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dengan demografi dan

sosiologi

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), Kesehatan masyarakat adalah

ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan

masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini

mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan

kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dari perkembangan

batasan kesehatan masyarakat diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan

masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu

kedokteran kuratif, ilmu kedoskteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial

dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat (Sari,2010).

Demografi merupakan studi ilmiah yang menyangkut masalah

kependudukan, terutama dalam kaitannya dengan jumlah, struktur dan

perkembangan suatu penduduk. Demografi merupakan studi statitistik da

matematis tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk ,serta

perubahan –perubahan sepanjang masa melalui komponen demografi, yaitu

kelahiran, kematian ,perkawinan dan mobilitas sosial. Demografi merupakan

studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan komposisi penduduk, serta

perubahan – perubahan dan sebab- sebabnya (Mubarok & Chayatin,2009).

Ruang lingkup demografi mencakup batasan- batasan umum kematian,

kelahiran, migrasi dan perkawinan dengan proses penduduk dan hukum

pertumbuhan penduduk. Menurut A. Laundry (1937), demografi formal bersifat

analitik matematik dan teknik- teknik sosiologikal. Demografi atau studi

populasi adalah penghubung antara penduduk dan sistem sosial (Mubarok &

Chayatin,2009).

Demografi tidaklah mempelajari penduduk sebagai individu, tetapi

penduduk sebagai suatu kumpulan. Jadi yang dimaksud dengan penduduk

dalam kajian demografi adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal

disuatu wilayah. Demografi bersifat analitis kuantitatif, dan karena sifatnya

yang demikian maka demografi disebut dengan statistik penduduk. Demografi

formal dengan teknik-teknik analisis kuantitatif dibuat perkiraan variabel-

48

Page 49: LAPORAN TUGAS PBL

variabel demografi berdasarkan data kependudukan didapat dari sensus

penduduk. Di samping itu dapat pula dibuat proyeksi penduduk untuk masa-

masa mendatang dan juga masa –masa yang lalu.

Sosiologi merupakan displin ilmu yang mempelajari masyarakat dan

perilaku sosial mausia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.

Kelompok tersebut mencakup keluarga ,suku bangsa, komunitas dan

pemerintahan, berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan otganisasi

lainnya. Sosiologi adalah disiplin intelektual mengenai pengembangan

pengetahuan yang sistematis dan terandalkan tentang hubungan sosial

manusia pada umumnya dan tentang produk dari hubungan tersebut

(Sudarma,2008).

Sosiologi Kesehatan merupakan subdisiplin ilmu dari bidang sosiologi.

Disiplin ilmu ini merupakan ilmu terapan dari kajian sosiologi dalam konteks

kesehatan. Prinsip dasar disiplin sosiologi kesehatan adalah penerapan

konsep dan metode disiplin sosiologi dalam mendeskripsikan , menganalisis

dan memecahkan masalah kesehatan. Dengan kata lain, sosiologi kesehatan

merupakan penerapan ilmu sosial dalam mengkaji masalah kesehatan. Ruang

lingkup kajian sosiologi terapan bergantung pada ruang lingkup objek kajian

itu sendiri. Sosiologi kedokteran adalah ilmu sosiologi dalam mengkaji hal-hal

terkait dengan ilmu kedokteran, sosiologi keperawatan adalah ilmu sosiologi

dalam mengkaji masalah layanan keperawatan dan begitu pula bidang kajian

kesehatan lainnya (Sudarma,2008).

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai apa yang terjadi di

masyarakat dan bukan mempelajari apa yang seharusnya terjadi di

masyarakat. Bersamaan dengan ilmu –ilmu sosial lainnya, sosiologi

mempelajari tindakan manusia dalam kelompoknya. Persamaan ini tampak

pula pada kebutuhan manusia untuk menemukan keteraturan / pola yang

terjadi di masyarakat tersebut, untuk kemudian keteraturan ini dapat dijadikan

sebagai pengetahuan untuk menganalisis sebab akibat yang terjadi di

masyarakat pada kasus- kasus berikutnya. Hal yang membedakan antara

disiplin ilmu sosial dengan sosiologi yaitu sosiologi berupaya untuk

mengetahui sisi hubungan yang terjadi di masyarakat, jadi bukan hanya pada

bentuk atau fakta yang tampak. Sosiologi lebih menekankan pada aspek

“hubungan” interaksi antara individu dengan individu, individu dengan

49

Page 50: LAPORAN TUGAS PBL

kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Pada konteks ini, dapat dikatakan

bahwa sosiologi adalah ilmu yang hendak mengerti dan menjelaskan tindakan

–tindakan sosial dari manusia yang mempunyai pengaruh terhadap

masyarakatnya. Sosiologi harus meneliti mengenai pola interaksi secara teliti,

bagaimana pengaruh interaksi terhadap tindakan individu dan pembentukan

kelompok atau masyarakatnya (Sudarma,2009).

Jadi ,demografi dan sosiologi adalah bagian dari ilmu kesehatan

masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang terdapat di

masyarakat. Demografi membantu ilmu kesehatan masyarakat untuk

mengetahui komposisi dan distribusi penduduknya sehingga nantinya dapat

mengetahui penyebaran penyakit yang ada di masyarakat, sedangkan

sosiologi membantu ilmu kesehatan masyarakat dalam mengenali masalah

psikososial masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan membantu

tenaga kesehatan dalam berinteraksi dengan masyarakat.

16. Menjabarkan kaitan ilmu kesehatan masyakat dan ilmu keperawatan

dalam membangun ilmu keperawatan kesehatan komunitas.

Menurut Winslow,1920 Ilmu kesehatan masyarakat (public health)

adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan

meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat

untuk :

a. Perbaikan sanitasi lingkungan

b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular

c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagno

sis dini dan pengobatan

e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya

(Effendy,1998).

Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah

kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk

mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan

penduduk (masyarakat). Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut,

Winslow,1920 mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling

50

Page 51: LAPORAN TUGAS PBL

efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian masyarakat.

Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan

kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi

masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada didalam masyarakat itu

sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif

kesehatan mereka sendiri.

Jadi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow,1920 dalam rangka

mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah salah satu

strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan. Selanjutnya Winslow,1920

secara implisit mengatakan bahwa kegiatan kesehatan masyarakat itu

mencakup

a) sanitasi lingkungan

b) pemberantasan penyakit

c) pendidikan kesehatan (higiene)

d) manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan

e) pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan

masyarakat. (Sari,2010)

Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu

keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang

cukup luas. Ketiga kata tersebut sebagai berikut :

1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi

perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap

unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu,

keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.

2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia

mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi

setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub

sampai dengan tingkat sistem tubuh.

3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih

sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta

saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang

penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

51

Page 52: LAPORAN TUGAS PBL

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan (Efendi & Makhfudli,2009)..

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu

sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan

kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi

pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan

melibatkan masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan

kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang

merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan

kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional

merupakan bagaian integral dari pelayanan kesehatan. Pelaksanaan berdasar

kan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio- psiko-sosial-

spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan

masyarakat,baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh proses

kehidupan manusia. Keperawatan merupakan suatu ilmu dan seni yang

berkaitan dengan klien seutuhnya, meliputi : kesehatan fisik, mental dan

spiritual.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat akan menghadapi

berbagai individu yang unik. Setiap individu memiliki banyak segi, baik dalam

struktur maupun dalam fungsinya dan individu tersebut secara terus –menerus

mengadakan interaksi terhadap lingkungan selalu berubah. Perawat

diharapkan mampu menganalisis secara teoritis faktor yang ada dalam setiap

52

Page 53: LAPORAN TUGAS PBL

situasi dan mengambil keputusan yang tepat. Agar dapat melaksanakan tugas

sesuai dengan tuntutan tersebut, perawat harus dapat mengadakan

pendekatan dengan klien, sehingga dapat tercapai perawatan yang bermutu

dalam memenuhi kebutuhan klien melalui proses perawatan secara

mendalam. Intervensi / tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menekan

stressor/ meningkatkan kemampuan klien dalam menghadapi stressor melalui

pencegahan primer, sekunder dan tersier. Oleh karena itu, perawat komunitas

dituntut untuk memahami beberapa konsep yang mencakup konsep asuhan

keperawatan agar mampu :

1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang

memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan

nasional.

2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

klien.

3. Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan

keperawatan.

4. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim

kesehatan (Mubarok & Chayatin,2009).

Jadi, Ilmu kesehatan keperawatan komunitas adalah bidang perawatan

khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program

kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,

penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,

keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi

masyarakat secara keseluruhan. Sehingga ilmu keperawatan dan ilmu

kesehatan masyarakat adalah merupakan pondasi dalam penyelenggaraan

ilmu kesehatan komunitas.

53

Page 54: LAPORAN TUGAS PBL

DAFTAR PUSTAKA

Mubarok,Iqbal & Chayatin,Nurul.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar

dan Teori. Jakarta.Salemba Medika.

Efendi,Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Sudarma,momon.2008. Sosiologi untuk Kesehatan.Jakarta. Salemba Medika.

Lubis,Ade Fatma.2009. Ekonomi Kesehatan. Medan.USU Press

Effendy, Nasrul (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC.

Murti,Bhisma. 2009.Ekonomi Kesehatan. http://fk.uns.ac.id/static/materi/ Ekonomi

_Kesehatan_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf. Diakses tanggal 21 Juni 2012.

Setyawan,D, Aditya.2009.Dasar –Dasar Epidemiologi dan Aplikasinya dalam

Kebidanan.http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/03/hand-out-

dasar2-epid-smt-iv-2009- stikes.pdf .Diakses tanggal 21 juni 2012.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.949/MENKES /SK

/VIII .2004. Tentang Pedoman Peyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini

Kejadian Luar Biasa (KLB). http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/

Peraturan/kmk%20 kewaspadaan%20 dini%20klb%20949-2004.pdf . Diakses

tanggal 21 juni 2011.

Saldi, Fadli. 2010. Hukum Permintaan Penawaran Konsep Elastisitas, macam-

Macam Biaya, Struktur Pasar dan Pengertian Uang. Makalah. http://drfadli.

com/files/2010/ 05/makalahtou.pdf. Diakses tanggal 21 juni 2012.

Darmawan,Cecep.2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung.Laboratorium PKn UPI.

54

Page 55: LAPORAN TUGAS PBL

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta. Rineka Cipta.

Setiyabudi,Ragil.2007. Dasar Epidemiologi. http://setiyabudi .web.ugm.ac.id/

content/ Epidemiologi_dasar.pdf. Diakses tanggal 21 Juni 2012

Sari,N,Indah.2010. Definisi Kesehatan Masyarakat. http://Sarimail . wordpress.

com/ 2010/12/02/definisi-kesehatan-masyarakat/. Diakses tanggal 22 juli

2012.

Soekanto,Soerjono.1999. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta . PT.Raja Grafindo

Persada.

Kurniawan,Teguh. 2010. Perumusan Kebijakan Publik: Sumbang Saran Pemikiran

dari Berbagai Perspektif Teori yang ada. http://staff.ui.ac.id/teguh.kurniawan.

Diakses tanggal 21 juni 2012.

Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar edisi 2. Jakarta :

EGC.

Rahmat, Hapsara Habib. (2004). Pembangunan Kesehatan di Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

55