Laporan PBL II

download Laporan PBL II

of 169

Transcript of Laporan PBL II

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok dan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia. Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undangundang nomor 23/1992 menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Oleh karena itu negara bertanggung jawab dalam pengaturan hak hidup sehat bagi penduduknya. Pembangunan Kesehatan adalah pembangunan manusia seutuhnya dimana faktor kesehatan turut berperan mulai dari pra konsepsi, bayi, balita, remaja, dewasa hingga usia lanjut. Dalam buku Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 20102014 (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.HK.03.01/160/I/2010) ditetapkan Visi dan Misi Kementerian Kesehatan sekaligus juga sebagai Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan selama 5 tahun kedepan (2010-2014). Visi baru yaitu Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan yang akan diwujudkan dengan misi-misi, pertama yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani. Kemudian misi kedua adalah melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan

2

berkeadilan. Misi selanjutnya yaitu menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, dan misi terakhir adalah menciptakan tata kelola yang baik. Guna mempertegas rumusan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan selama 5 tahun kedepan (2010-2014) tersebut, telah ditetapkan pula indikator-indikatornya secara lebih terinci. Di samping itu, telah ditetapkan pula target yang ingin dicapai pada 5 tahun mendatang untuk setiap indikator tersebut. Indikator-indikator yang telah ditetapkan itu terdiri atas indikator untuk status kesehatan dan gizi masyarakat, indikator untuk morbiditas akibat penyakit menular, indikator untuk penyediaan anggaran publik untuk kesehatan, indikator untuk PHBS Rumah Tangga, indikator untuk tenaga kesehatan, indikator untuk pengendalian penyakit, dan indikator untuk Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) dalam (Notoatmodjo, 2003) menjabarkan bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakitpenyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan,

pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Sedangkan menurut Ikatan Dokter Amerika

3

(1948) Kesehatan

Masyarakat

adalah

ilmu dan seni

memelihara,

melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Adapun Visi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur yaitu peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kalimantan Timur terbaik di luar Jawa dan Bali. Maknanya akses pelayanan komprehensif yang bermutu dengan mudah diperoleh masyarakat dan tercapainya sasaran MDGs pada akhir 2013 dengan pencapaian diatas rata nasional dan lebih baik dikawasan luar Jawa-Bali. Dengan misi diantaranya adalah memelihara dan meningkatkan berkeadilan, upaya kesehatan yang bermutu, untuk terjangkau, hidup sehat dan dan

memberdayakan

masyarakat

mambangun kemitraan dengan lintas sektor, mengembangkan sumber daya kesehatan yang memadai dan berkesinambungan, memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel, membangun dan mengembangkan Sistem Kesehatan Daerah (dinkes.pemprovkaltim). Dengan visi dan misi dari Departemen Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur maka Kabupaten Kutai Kartanegara mulai berfikir untuk sebuah perubahan dalam paradigma lama yang mengatakan bahwa pembiayaan kesehatan adalah beban anggaran pembangunan sehingga berangkat dari pradigma lama tersebut kita hanya mengalokasikan sedikit waktu, biaya dan tenaga kita bagi pembangunan kesehatan padahal dari sudut pandang ekonomi kesehatan dan dengan paradigma baru segala bentuk pembiayaan kesehatan adalah sebuah

4

investasi yaitu sebuah kegiatan yang akan mendatangkan keuntungan di kemudian hari. Salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kecamatan Tenggarong Seberang adalah Desa Karang Tunggal. Secara umum, Desa Karang Tunggal berpenduduk 2947 jiwa atau sekitar 792 KK dengan luas wilayah kurang lebih 1.300 ha. Desa Karang Tunggal merupakan desa pemekaran dari Desa Manunggal Jaya pada tahun 2004. Terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Rejo Makmur, Dusun Rejosari, dan Dusun Mekar Jaya. Sebelah utara desa ini berbatasan dengan Desa Manunggal Jaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Air Putih Samarinda, sebelah barat ini berbatasan dengan Desa Bukit Raya dan Desa Tanjung Batu, sedangkan sebelah timurnya berbatasan dengan Kelurahan Sempaja Samarinda. Desa Karang Tunggal merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa Karang Tunggal berpenduduk 2947 jiwa atau sekitar 792 KK dengan luas wilayah kurang lebih 1.300 ha. Dengan tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar adalah tamat SD/sederajat (18,73%) dan mayoritas penduduk bekerja pada sektor pertanian (62,61%). Berdasarkan hasil laporan PBL I pada tahun 2009, masalah-msalah kesehatan yang terdapat di Dusun Mekar Jaya meliputi masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), masalah kesehatan lingkungan, masalah

5

Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK), dan masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Berdasarkan laporan PBL I tahun 2009, masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdapat di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal yaitu masih buruknya penerapan 10 indikator PHBS di rumah tangga. Misalnya kurangnya ketersediaan air bersih pada 68% responden dari 100 responden, kemudian hanya 28% responden yang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan setiap harinya, dan hanya 7% responden yang melakukan aktifitas fisik (berolahraga) setiap hari. Disamping itu

berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa 68% responden merokok dan 36 responden diantaranya merokok didalam rumah. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya, adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum, sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Berdasarkan laporan PBL I tahun 2009, masalah kesehatan lingkungan yang terdapat di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal yaitu mengenai sampah. Dari 100 responden, sebanyak 86% responden membuang sampah dengan cara dibakar. Administrasi kesehatan adalah proses menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, dan

penilaian terhadap sumber, tata cara, dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan. Berdasarkan laporan PBL I tahun 2009, masalah administrasi kebijakan kesehatan yang terdapat di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal adalah sebesar 69%

6

responden tidak memiliki jaminan kesehatan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai jaminan kesehatan (57%) akibat kurangnya sosialisasi jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah seperti Askeskin, berobat gratis, dll. Permasalahan selanjutnya adalah mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Berdasarkan laporan PBL I tahun 2009, masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang terdapat di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal adalah masih tingginya angka ibu melahirkan pada usia muda (kurang dari 20 tahun) yaitu sebesar 46,32% responden. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan responden yang dalam hal ini adalah para ibu mengenai ASI Eksklusif yaitu 83% dari 100 responden. Hal tersebut menyebabkan masih banyaknya para ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka. Dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk meminimilasir masalah kesehatan, terlebih dahulu dilakukan Focus Group Discussion (FGD) sebagai metode untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi di Desa Karang Tunggal, khususnya Dusun Mekar Jaya. Berdasarkan masalah kesehatan yang ada di Dusun mekar Jaya Desa Karang Tunggal tersebut, maka dalam PBL II ini perlu dilakukan intervensi sebagai solusi penyelesaian masalah kesehatan berdasarkan sumber daya yang ada.

7

B. Analisis Situasi Status Kesehatan Masyarakat Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Berdasarkan latar belakang di atas, situasi status kesehatan

masyarakat Dusun Mekar Jaya di Desa Karang Tunggal dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Ketidaktahuan

masyarakat

mengenai

program

JPKMM

dengan

presentase 57% dari 100 responden.2. Tidak dimilikinya Program Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat yaitu

sebesar 69% dari 100 responden. 3. Ketidaktahuan ibu mengenai pengertian dan manfaat dari ASI Eksklusif sebanyak 83% dari 100 responden.4. Tingginya usia melahirkan pada usia muda (kurang dari 20 tahun) yaitu

sebesar 46,32% dari 95 responden.5. Kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan akhir

sampah rumah tangga yaitu sebesar 86% dari 100 responden (metode pembuangan sampah dengan cara dibakar). 6. Kurangnya ketersediaan sumber air bersih pada masyarakat yaitu sebesar 68% dari 100 responden. 7. Masih buruknya penerapan PHBS Rumah Tangga (tidak memenuhi 10 indikator PHBS) pada masyarakat yaitu 0% dari 100 responden. 8. Masih tingginya perilaku merokok di masyarakat yaitu dengan

persentase 68% dari 100 responden.

8

Sedangkan berdasarkan hasil penggalian masalah kesehatan terbaru yang dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Januari 2011 ditemukan beberapa masalah, yaitu : a. Kurangnya ketersediaan air bor air untuk bersih karena MCK, masyarakat yang masih

menggunakan

aktivitas

masyarakat

khawatirkan dapat merusak gigi dan kulit. Serta penggunaan air minum yang didapatkan dari depo air minum isi ulang yang masyarakat khawatirkan higienitasnya kurang baik. b. Kurangnya penerapan PHBS di masyarakat terutama pada perilaku cuci tangan. c. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) baik dari segi manfaatnya maupun alur untuk mendapatkannya. d. Kurangnya pengetahuan masyarakat terutama para ibu mengenai pengertian dan manfaat pemberian ASI Eksklusif kepada anaknya.

C. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan analisis situasi kesehatan masyarakat di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara, maka dapat diketahui identifikasi masalah kesehatan sebagai berikut :

9

1. Masalah Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK), seperti kurangnya

pengetahuan

masyarakat

tentang

JAMKESDA,

dan

kurangnya

masyarakat yang memiliki program pelayanan kesehatan.2. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), seperti kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai pengertian dan manfaat ASI Eksklusif serta waktu pemberiannya.3. Masalah Kesehatan Lingkungan, seperti kurangnya ketersediaan sumber

air bersih dan air minum di lingkungan masyarakat.4. Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti penerapan

PHBS Rumah Tangga yang masih buruk (perilaku cuci tangan) dan ketersediaan air bersih yang masih kurang di rumah tangga tersebut.

D. Rumusan Masalah Bagaimana diagnosa masalah kesehatan dan pengembangan program kesehatan di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara ?

10

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari pelaksanaan PBL II ini adalah agar mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan intervensi kesehatan masyarakat sesuai dengan permasalahan dan sumber daya yang ada di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara.

B. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari pelaksanaan PBL II ini memiliki dua tahapan, yaitu tahapan diagnosis masalah yang meliputi : 1. Tahapan Diagnosis Masalah Kesehatan a. Tujuan Umum Mahasiswa dapat melaksanakan identifikasi masalah

kesehatan bersama dengan segala unsur masyarakat di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. a. Tujuan Khusus 1) Mahasiswa mampu melaksanakan identifikasi masalah

bersama masyarakat.

11

2) Mahasiswa mampu menyusun prioritas masalah bersama masyarakat. 3) Mahasiswa mampu menganalisa penyebab masalah. 2. Tahapan Pengembangan Program Kesehatan a. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengambangkan program kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang ditentukan pada tahap sebelumnya. b. Tujuan Khusus 1) Mahasiswa mampu memilih program kesehatan sebagai solusi dari masalah kesehatan masyarakat bersama masyarakat. 2) Mahasiswa mampu melaksanakan proses perencanaan

program kesehatan.3) Mahasiswa mampu melaksanakan program kesehatan yang

telah dirancang. 4) Mahasiswa kesehatan. mampu melaksanakan evaluasi program

C. Manfaat 1. Manfaat Bagi Mahasiswa Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL II ini bagi mahasiswa adalah mahasiswa mampu mendiagnosa masalah kesehatan dan mengembangkan program kesehatan.

12

2. Manfaat Bagi Masyarakat Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL II ini bagi masyarakat adalah agar masyarakat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang menjadi masalah di Dusun Mekar Jaya Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara dan bagaimana solusi pemecahannya. 3. Manfaat Bagi Instansi Kesehatan Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL II ini adalah membantu instansi kesehatan dalam rangka menetapkan kebijakan kesehatan khususnya perencanaan program-program kesehatan. 4. Manfaat Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNMUL Adapun manfaat dari pelaksanaan PBL II ini adalah : a. Sebagai kegiatan evaluasi penyelenggaraan program pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat. b. Mewujudkan program perguruan tinggi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.

13

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. (Azwar, 1996) 1. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan Stratifikasi pelayanan kesehatan dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary Health Services) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (Basic Health Services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan. b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap dan untuk

14

menyelenggarakannya spesialis.

dibutuhkan

tersedianya

tenagatenaga

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga spesialis (Azwar, 1996). 2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan Untuk dapat disebut sebagai pelayanan kesehatan yang baik, maka ada beberapa syarat pokok yang harus dipenuhi, yaitu : a. Tersedia dan berkesinambungan Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. b. Dapat diterima dan wajar Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. c. Mudah dicapai Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.

15

d. Mudah dijangkau Pengertian keterjangkauan disini terutama dari sudut biaya, sehingga harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. e. Bermutu Artinya lebih kepada tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang disempurnakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan (Azwar, 1996). 3. Sumber Biaya Kesehatan Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah Seluruh pelayanan kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan secara cuma cuma. b. Sebagian ditanggung oleh masyarakat Masyarakat diajak berperan serta, baik dalam

menyelenggarakan kesehatan pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Sehingga pelayanan kesehatan tidaklah cumacuma karena masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya (Azwar, 1996)..

16

4. Pengertian Asuransi Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinankemungkinan yang dapat mengakibatkan

kerugian ekonomi (Breider dan Breadles, 1972). Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung dengan menerima suatu premi mengikatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada tertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidakpastian dan yang akan

mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (Kitab UU Hukum Dagang, 1987). 5. MacamMacam Asuransi Kesehatan Tergantung dari ciri-ciri khusus yang dimiliki, maka asuransi kesehatan dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu: a. Ditinjau dari pengelola dana 1) Asuransi Kesehatan Pemerintah 2) Asuransi Kesehatan Swasta b. Ditinjau dari keikutsertaan anggota 1) Asuransi Kesehatan Wajib 2) Asuransi Kesehatan Sukarela c. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung 1) Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan 2) Menanggung sebagian pelayanan kesehatan saja

17

d. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung 1) Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan 2) Hanya menanggung pelayanan kesehatan dengan biaya tinggi saja. e. Ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung 1) Peserta adalah perseorangan 2) Peserta adalah satu keluarga 3) Peserta adalah satu kelompok a. Ditinjau dari peranan badan asuransi 1) Hanya bertindak sebagai pengelola dana 2) Juga bertindak sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan g. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan 1) Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta2)

Pembayaran dilakukan di muka (Azwar, 1996).

6. Jamkesda Program Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah salah satu program jaminan kesehatan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara yang wajib diikuti oleh setiap penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara yang belum memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. Penyelenggaraan program Jamkesda tersebut merupakan amanat Undang-Undang No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah

18

beserta peraturan pelaksanaanya dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) pasca putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Penyelenggaraan Jamkesda ditetapkan melalui peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Sistem Jaminan Kesehatan Daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagai Badan Penyelenggara Program Jamkesda mempunyai kewenangan untuk menunjuk Pemberi Pelayanan Kesehatan (PKK) bagi pesertanya. Tujuan umum Jamkesda ini sendiri dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara melalui pelayanan kesehatan dasar dengan menerapkan sistem pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya yang terkendali. a. Prosedur Kepesertaan 1) Seluruh masyarakat yang memiliki KTP Kabupaten Kutai Kartanegara beserta anggota keluarganya yang belum memiliki jaminan kesehatandapat menjadi Peserta Program Jamkesda 2) Sebagai bukti kepesertaan Jamkesda, sertiap peserta harus mempunyai Kartu Peserta Jamkesda (KPJ), yang dapat

dipakai pada saat peserta atau anggota keluarganya akan berobat di PPK3) Cara mendapatkan Kartu Peserta Jamkesda (KPJ) adalah :

19

a) Calon peserta datang ke Puskesmas Induk di wilayah tempat tinggalnya dengan membawa persyaratan fotocopy KTP dan fotocopy KK b) Selanjutnya petugas puskesmas akan melakukan verifikasi persyaratan tersebut dan bila dianggap memenuhi syarat maka petugas puskesmas akan menerbitkan Kartu Peserta Jamkesda Sementara c) Kartu peserta Jamkesda Sementara harus dibawa setiap peserta atau anggota keluarganya akan berobat baik di PPK tingkat I (Puskesmas) maupun PPK tingkat II (Rumah Sakit) 4) Dalam pendaftaran dan pembuatan Kartu Peserta Jamkesda Sementara, peserta tidak dipungut biaya apapun b. Persyaratan Peserta Jamkesda 1) Setiap warga masyarakat yang memiliki KTP Kabupaten Kutai Kartanegara beserta anggota keluarganya yang belum memiliki jaminan kesehatan manapun 2) Anggota keluarga yang belum memiliki sistem Jaminan Kesehatan (tidak masuk ke dalam sistem Jaminan Kesehatan orang tuanya, seperti ASKES/ Jamsostek, dll) c. Dasar hukum Jamkesda Kabupaten Kutai Kartanegara: 1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dan Amandemennya

20

2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) 3) Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja beserta Peraturan Pelaksanaannya 4) Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, beserta Peraturan Pelaksanaannya 5) Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah beserta Peraturan Pelaksanaanya 6) Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tentang Struktur Organisasi Perakat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai

Kartanegara 7) Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No. 16 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan sistem Jaminan Kesehatan Daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara d. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Jamkesda Ruang lingkup pelayanan kesehatan Program Jamkesda di PPK Puskesmas Induk / Puskesmas Pembantu / Polindes, terdiri dari : 1) Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) a) Pemeriksaan dan Pengobatan oleh Dokter Umum b) Pemeriksaan dan Pengobatan oleh Dokter Gigi c) Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan

21

d) Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Ibu Anak (Imunisasi Tetanus Toxoid untuk ibu, Imunisasi dasar untuk anak serta ANC) e) Pelayanan Penunjang Diagnostik f) Tindakan Medis Sederhana

g) Pemberian Surat Rujukan 2) Rawat Inap Tingkat Pertama, dilakukan di Puskesmas yang memiliki fasilitas Rawat Inap a) Kamar perawatan b) Visit Dokter Umum c) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik d) Tindakan Medis sederhana e) Pemberian Obat Generik/ daftar obat Jamkesda, serta bahan habis pakai selama masa perawatan f) Makan

g) Pemberian Surat Rujukan 3) Pelayanan Emergensi (Kegawatdaruratan) 4) Pelayanan Persalinan a) Biaya persalinan normal diberikan sebesar Rp 500.000,(tanpa penyulit)b) Pelayanan persalinan yang dijamin meliputi :

(1) Kamar perawatan (2) Pertolongan partus oleh bidan atau dokter umum

22

(3) Perawatan ibu, meliputi: (a) Biaya perawatan ibu (b) Makan 3 kali sehari (c) Laundry alat-alat Rumah Bersalin (d) Visit dokter umum (4) Perawatan bayi, meliputi: (a) Perawatan bayi tanpa kelainan (b) Sidik jari (c) Imunisasi (5) Perawatan tali pusat, meliputi: (a) Cuci tali pusat (b) Pengemasan tali pusat (c) Penyimpanan ke kantong atau kendil (6) Tindakan hecting (7) Perlengkapan partus lainnya, meliputi: (a) Surat Keterangan Lahir (b) Peneng bayi (c) Peneng Ibu (d) Pembalut (8) Placenta Manual/ Induksi, yaitu: (a) Tindakan Manual Placenta (b) Pelayanan induksi untuk partus tidak maju

23

c)

Pelayanan Pra Rujukan Persalinan yang dijamin, meliputi : (1) Kamar perawatan (2) Visit dokter umum (3) Makan (4) Obat-obatan

(Juknis Jamkesda Kutai Kartanegara, 2011) e. Manfaat pengembangan Jamkesda 1) Terwujudnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang optimal, bermutu dan efisien 2) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat sehingga

produktivitas kerja juga meningkat 3) Meningkatnya efisiensi APBD4)

ekonomi

masyarakat

sehingga

terjadinya

Adanya

mekanisme

fiscal

dan

sumber

pendanaan

pembangunan kesehatan alternative tambahan disamping mekanisme fiscal dan sumber pendanaan dari APBD 5) Tersedianya database tentang pelayanan kesehatan dan pembiayaannya sebagai sistem informasi di suatu daerah. Hal ini akan bermanfaat untuk perencanaan dan masukan dalam penetapan kebijakan di daerah. (Mukti dan Moertjahjo, 2008)

24

Gambar 2.1 Alur Pelayanan Kesehatan Program Jamkesda Berobat Di Rujuk

Peserta

PPK TK 1 Puskesmas, Dokter & Bidan Praktek Membawa Kartu Peserta Membawa Kartu Peserta Surat Rujukan

PPK TK 2 Rumah Sakit

Kasus Emergency (Gawat Darurat) (Dinkes Kutai Kartanegara, 2011)

B. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1. Gizi untuk Kelompok Bayi Dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah: a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan. b. Calsium (Cl). c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal ini tidak begitu menjadi masalah.

25

d. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal.e.

Fe (zat besi) diperlukan karena dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang (Notoatmodjo, 2003).

2. Air Susu Ibu Eksklusif (ASI Eksklusif) ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004). Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan

sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi. Tabel 2.1 Peralihan ASI ke Makanan dan Kebutuhan Kalori Umur anak 0-4 bulan 4-9 bulan 9-12 bulan 18-24 bulan 24 bulan (2 th.) (Notoatmodjo, 2003) a. Bagaimana Mencapai ASI Eksklusif WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif : (WHO, 2001) 1) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran 2) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. PMT ASI saja Makanan halus Makanan lunak Makanan semi keras Makanan dewasa dan disapih Kebutuhan Kalori 300 kalori 800 kalori 1100 kalori 1300 kalori

26

3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. 4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng. 5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak. 6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang. Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.b. Manfaat ASI Eksklusif Enam Bulan

Menambahkan manfaat ASI, berikut adalah manfaat ASI Eksklusif enam bulan daripada hanya empat bulan :1) Untuk Bayi a) Melindungi dari infeksi gastrointestinal

b) Bayi yang ASI eksklusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.c)

ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi

2)

Untuk Ibu a) Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca

melahirkan, sehingga :

27

(1) Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya. (2) Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika

mengalami menstruasib) Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu

menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan (Health Canada, 2004). 3. Gizi Balita Makanan pendamping ASI diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi untuk keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas sehari-hari, menunjang tercapainya tumbuh kembang yang sempurna, mendidik anak agar terbentuk selera dan pola makan sehat. Saat pemberian MP-ASI sebaiknya harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan makanan anak. Sebaiknya MPASI baru diberikan pada usia 4 atau 6 bulan dengan alasan kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas seamkin bertambah. Makanan bayi dan anak harus memenuhi syarat-syarat : a. Dapat memenuhi kebutuhan zat gizi secara adekuat, tidak berlebihan dan tida kekurangan. b. Mudah diterima dan dicerna.

28

c. Jenis makanan dan cara pemberian makanan disesuaikan dengan usia dan kebiasaan makanan yang sehat. d. Terjamin kebersihannya dan bebas dari sumber penyakit. e. Susunan menu seimbang (10-15% protein, 23-35% lemak dan 5065% karbohidrat) Pemberian MP-ASI yang terlalu dini dapat menyebabkan:

(Notoatmodjo, 2003): a. Bayi lebih sering menderita diare b. Bayi lebih sering menderita alergi terhadap zat makan tertentu c. Terjadi malnutrisi d. Produk ASI menurun

C. Kesehatan Lingkungan 1. Pengertian Kesehatan Lingkungan Ilmu kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal ballik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan. Untuk dapat mempelajari ilmu kesehatan lingkungan, diperlukan beberapa pengertian termasuk pengertian dari ekologi, ekosistem, pencemaran lingkungan, AMDAL, dan dasar-dasar pengelolaan

lingkungan. Kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yang lingkup jangkauannya sangat luas. Salah satu parameter untuk mengetahui status kesehatan dari suatu daerah adalah angka kesakitan, yang menunjukkan ratio penyakit di masyarakat. Dalam hal

29

ini

termasuk

usaha-usaha

peningkatan

(promotif),

pencegahan

(preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh terpadu, dan berkesinambungan. Banyak faktor yang mempengaruhi usaha kesehatan tersebut di atas berupa faktor lingkungan fisik/kimia, lingkungan biologik ataupun lingkungan sosial ekonomi budaya yang bersifat dinamis dan kompleks. Faktor tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisiologis dari manusia dan dapat menimbulkan penyakit. Akibat ekspansi dan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dan dapat menyebabkan timbulnya suatu ketimpangan ekologis, sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan akhirnya dapat menimbulkan gangguan fisiologis dan psikologis pada manusia. (Mukono, 1999) 2. Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan pada hakikatnya, adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum, sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut, antara lain mencakup : perumahan, dan pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,

pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang), dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia. Agar merupakan

30

media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya. Mengingat bahwa masalah kesehatan lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang adalah berkisar pada sanitasi (jamban), penyediaan air minum, perumahan (housing), pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah (air kotor), maka hanya akan dibahas kelima masalah tersebut. (Notoatmodjo, 2003) 3. Penyediaan Air Bersih (PAB) a. Pengertian Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak (Permenkes RI No.416 / Menkes / Per / IX / 1990). Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air bagi manusia adalah kebutuhan yang sangat mutlak, karena air adalah zat pembentuk tubuh manusia yang terbesar, yaitu mencapai 75 % dari bagian tubuh manusia tanpa jaringan lemak. Persediaaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air untuk keperluan rumah tangga harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu :

31

1) Syarat Kuantitas Syarat kuantitas, yaitu di daerah pedesaan untuk hidup secara sehat cukup dengan memperoleh 60 / liter / hari / orang, sedangkan daerah perkotaan 100-150 / liter / hari / orang. 2) Syarat Kualitas Air rumah tangga harus memenuhi 3 syarat, yaitu : a) Syarat fisik, yaitu air harus jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.b)

Syarat Kimiawi,

yaitu air tidak mengandung zat racun

(toksin), tidak mengandung mineral-mineral, dan zat organik yang lebih tinggi dari jumlah yang di tentukan. Misalnya zat besi (Fe) tidak boleh lebih dari 0,10 mg per liter, sulfat tidak boleh lebih dari 250,00 mg per liter, timah hitam tidak boleh lebih dari 0,05 mg per liter, zat organik tidak boleh lebih dari 10,00 mg per liter. PH (keasaman) antara 6-8, kesadahan antara 5-10 derajat Jerman (1 derajat Jerman = 10 mg CaO per liter).c)

Syarat Bakteriologis, yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit menular, antarenteria bacillaris dan lain Cholera dan Paracholera Eltor ; Typhus abdominalis dan Paratyphus A, B, dan C; Dysenteria amoebica; Hepatitis infectiosa; Poliomyelitis anterioracuta; dan cacing. Untuk kepentingan air minum, hendaknya air dimasak sampai

32

mendidih, agar semua bakteri parasit mati. (Notoatmodjo, 2003) b. Sumber dan Karakter Air Bersih 1) Sumber Air a) Air Hujan Air hujan adalah uap air yang sudah terkondensasi dan jatuh ke bumi, selain berupa zat cair, air hujan dapat jatuh ke bumi sebagai zat padat (es/salju). b) Air Permukaan Air permukaan adalah air yang tergenang/mengalir di atas permukaan tanah dan umumnya merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi manusia harus melalui pengolahan terlebih dahulu. c) Air Tanah Air tanah adalah air yang tersimpan/terangkap dalam lapisan tanah yang mengalami pengisian/penambahan secara terus-menerus oleh alam. Air tanah juga merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut aqiuifer. (Waryati, 2006) 2) Sumber Air Bersih Berbagai sumber air bersih dapat digunakan untuk kepentingan aktivitas dengan ketentuan harus memenuhi

33

syarat yang sesuai dari segi konstruksi sarana pengolahan, pemeliharaan, dan pengawasan kualitasnya. Urutan sumbersumber air bersih berdasarkan kemudahan pengolahan dapat berasal dari : a) Perusahaan Air Minum (PAM) b) Air tanah (sumur pompa, sumur bor, dan artesis) c) Air hujan 3) Karakterisitik Sumber Air a) Perusahaan Air Minum (PAM), dari segi kualitas relatif sudah memenuhi syarat (fisik, kimia, dan bakteriologis). b) Air tanah, mutu air sangat dipengaruhi keadaan geologis setempat.c)

Air hujan, biasanya bersifat asam, CO2 bebas tinggi, mineral rendah, kesadahan rendah.

(Daud. A & Rosman, 2003) 4. Pengolahan Air Minum Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara berikut :

34

a.

Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran

b.

Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai

berikut: a. Pengolahan Secara Alamiah Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur dan sebagainya. Di dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. b. Pengolahan Air dengan Menyaring Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.

35

c.

Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).

d. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.e.

Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni : 1) Pengolahan Air Minum untuk Umum 2) Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat

36

ditampung

dengan

bak-bak

ferosemen

dan

disekitarnya

dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut. f. Pengolahan Air Sungai Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu. g. Pengolahan Mata Air Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.

37

h. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga

Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut: 1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. 2) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur. 3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan. 4) Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat

dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). 5) Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.

38

i.

Air Hujan Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masingmasing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.

(http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/609-penyediaan-airbersih-dan-sehat) 5. Teknik Penyaringan Air Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi sederhana untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam. Saran saya, sebelum anda membeli alat / mesin penjernih air yang harganya ratusan ribu sampai jutaan rupiah, anda mencoba terlebih dahulu beberapa alternatif cara sederhana dan

39

mudah guna mendapatkan air bersih dengan cara mempergunakan filter air / penyaringan air : a. Saringan Kain Katun Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

b. Saringan Kapas Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

40

c. Aerasi Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

41

d. Saringan Pasir Lambat (SPL) Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.

e. Saringan Pasir Cepat (SPC) Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.

42

f.

Gravity-Fed Filtering System Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari

Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.

43

g. Saringan Arang Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah ini.

h. Saringan air sederhana / tradisional Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang

44

juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa.

i.

Saringan Keramik Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan

membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.

45

j.

Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

46

k. Saringan Tanah Liat. Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. (http://www.aimyaya.com)

D. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Upaya-upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Atau upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup

47

sehat

dalam

rangka

menjaga,

memelihara

dan

meningkatkan

kesehatannya. Bidang PHBS yaitu : a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2x/hari, dll. b. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari,

mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan(BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dll. c. Bidang Kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentik, dll. (Depkes RI, 2008) Menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada setiap orang bukanlah hal yang mudah, akan tetapi memerlukan proses yang panjang. Setiap orang hidup dalam tatanannya dan saling mempengaruhi serta berinteraksi antar pribadi dalam tatanan tersebut. Memantau, menilai, dan mengukur tingkat kemajuan tatanan adalah lebih mudah dibandingkan dengan perorangan. Oleh karena itu, pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan melalui pendekatan tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempattempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan. (Depkes RI, 2008) 2. PHBS di Rumah Tangga Adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Syarat rumah tangga sehat yaitu : (Depkes RI, 2008)

48

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan) b. Memberi bayi ASI eksklusif c. Menimbang bayi dan balita setiap bulan d. Menggunakan air bersih e. Mencuci tangan dgn air bersih, mengalir, dan sabun f. Menggunakan jamban

g. Memberantas jentik di rumah h. Makan sayur dan buah setiap hari i. j. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumah Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu : Pasangan Usia Subur, ibu Hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak. (Depkes RI, 2008) Manfaat PHBS di Rumah Tangga Anggota keluarga Mampu meningkat mengupayakan kesehatannya lingkungan sehat dan tidak mudah sakit Peningkatan kinerja dan citra Alokasi biaya penanganan masalah kesehatan dapat di alihkan untuk pengembangan lingkungan sehat & penyedian sarana kesehatan merat bermutu & dan terjangkau Anak tumbuh Mampu mencegah & Menjadi pusat sehat & cerdas menanggulangi pembelajaran bagi masalah kesehatan daerah lain dalam pengembangan PHBS di rumah tangga

49

Produktivitas Memanfaatkan anggota keluarga pelayanan kesehatan meningkat yang ada Pengeluaran Mampu biaya dapat di mengembangkan alokasikan untuk upaya kesehatan pemenuhan gizi bersumber masyarakat keluarga, seperti Posyandu, pendidikan & JPKM, tabungan modal usaha bersalin, arisan untuk jamban, kelompok peningkatan pemakai air, ambulan pendapatan desa Sumber : Depkes RI, 2008 3. PHBS di Sekolah Merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah. Manfaat PHBS di sekolah di antaranya : (Depkes RI, 2008) a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik

50

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat) d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain Sedangkan syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu : 1) Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun 2) Jajan di kantin sekolah yang sehat 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah 5) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan 6) Tidak merokok di sekolah 7) Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin 8) Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah (Depkes RI, 2008). 4. Perilaku Mencuci Tangan Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.

51

Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi. Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah penyebaran penyakit, virus dan kuman. Tangan menjadi jembatan bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh kita. Agar memperoleh hasil yang maksimal, sebaiknya mengetahui bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Saat ini cuci tangan sebaiknya sudah menjadi menjadi gaya hidup, satu hal yang terlihat sepele tetapi sangat berpengaruh terhadap kesehatan, dikarenakan berbagai penyakit dapat dengan mudahnya masuk kedalam tubuh kita lewat tangan kita yang tercemar kuman, virus dan penyakit, hal itu bisa terjadi ketika kita memegang handel pintu, memegang uang, tombol lift, bersalaman dan lain-lain. Mencuci tangan dengan sabun sudah terbukti manfaatnya dengan mencuci tangan dengan benar kuman sebagai sumber penyakit dapat mati. 12 langkah langkah utama membersihkan tangan dengan sabun dan air :

52

1. Basuh tangan dengan air 2. Gunakan sabun. 3. Ratakan dengan kedua telapak tangan 4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya 5. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari 6. Jari-jari dalam dari kedua tangan dan saling mengunci

53

7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya 8. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya 9. Bilas kedua tangan dengan air. 10. Keringkan dengan handuk/tisue sekali pakai sampai benarbenar kering 11. Gunakan handuk/tisue tersebut untuk menutup kran dan tangan Anda kini sudah aman (http://www.ygdi.org)

E. Promosi Kesehatan 1. Pengertian Promosi Kesehatan Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE

(Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan

54

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa

perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (cit, Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu :a.

Faktor

predisposisi

(predisposising

factors),

yang

meliputi

pengetahuan dan sikap seseorang.b.

Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.

c.

Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan-peraturan, surat keputusan.

55

2. Penyuluhan Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian

informasi atau pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan Penyuluhan terjadinya kesehatan perilaku adalah sehat (Notoatmodjo, 2005). dan

penambahan

pengetahuan

kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004). Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada dan

masyarakat,

memberi

pengetahuan,

informasi-informasi,

kemampuan-kemampuan baru, agar dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Pada hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan (Zulkarimein, 1989).

56

a. Langkah-langkah Penyuluhan Untuk melaksanakan program penyuluhan harus membuat perencanaan penyuluhan terlebih dahulu. Suatu perencanaan yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Dapat dilaksanakan terus menerus. 2) Berorientasi ke masa depan. 3) Dapat menyelesaikan suatu masalah. 4) Mempunyai tujuan. Menurut Herijulianti (2002) langkah-langkah yang perlu

dilakukan dalam menyusun perencanaan penyuluhan adalah : 1) Analisis Situasi. Analisis situasi merupakan suatu kegiatan dalam

mengumpulkan data tentang keadaan wilayah, masalahmasalah sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi. 2) Penentuan Prioritas Masalah Mengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai dengan urutan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain dengan cara pembobotan. 3) Penentuan Tujuan Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat.

57

4) Penentuan Sasaran Sasaran untuk penyuluhan dapat dibedakan menjadi : a) Masyarakat umum b) Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapaic)

Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader kesehatan yang membantu menggerakkan dan menyebarkan

informasi. 5) Penentuan Pesan Pesan merupakan informasi yang akan disampaikan kepada sasaran. Pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan sasaran yang akan diberikan penyuluhan. 6) Penentuan Metode Pemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan tujuan yang ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif atau psikomotor (contoh : untuk mengubah kognitif/pengetahuan dapat memilih dengan menggunakan metode ceramah ataupun diskusi). 7) Penentuan Media Dalam menyampaikan penyuluhan digunakan media dan alat bantu peraga. Pemilihan media dan metode yang tepat serta didukung oleh kemampuan dari tenaga penyuluh

58

merupakan suatu hal untuk mempermudah proses belajar mengajar. 8) Penentuan Rencana Penilaian Penilaian yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan penilaian, penentuan tolak ukur yang akan digunakan untuk penilaian. 9) Penyusunan Jadwal Kegiatan Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan terjadwal yang disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas penyuluh, waktu dan rencana penilaian.b. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Semua metode akan baik bila digunakan secara tepat yaitu sesuai dengan kebutuhan (Notoatmodjo, 2007). Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu :1) Metode One Way Methode

Menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif. Yang termasuk metode ini adalah : metode ceramah, siaran melalui radio, pemutaran film, penyebaran selebaran, pameran.

59

2) Metode Two Way Methode

Pada metode ini terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran. Yang termasuk dalam metode ini adalah wawancara, demonstrasi, sandiwara, simulasi, curah pendapat, permainan peran (role playing) dan tanya jawab. Berdasarkan jumlah sasaran, metode yang dapat

digunakan antara lain :a) Kelompok Besar (lebih dari 15 orang), metode yang baik

untuk kelompok besar ini antara lain adalah ceramah, demonstrasi dan seminar.b) Kelompok Kecil (kurang dari 15 orang), metode yang baik

untuk kelompok ini antara lain : diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), memainkan peran (roleplay). Adapun metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah, demonstrasi dan praktik. a) Ceramah Ceramah merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran disertai tanya jawab sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Ciri-ciri metode ceramah : ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, ada ide, pengertian dan pesan tentang kesehatan yang akan disampaikan, tidak adanya

60

kesempatan bertanya bagi sasaran, bila ada jumlahnya sangat dibatasi dan menggunakan alat peraga untuk mempermudah pengertian. Keuntungan metode ceramah : murah dan mudah menggunakannya, waktu yang diperlukan dapat

dikendalikan oleh penyuluh, dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca dan menulis, penyuluh dapat menjelaskan dengan menekankan bagian yang penting. Kerugian metode ceramah : tidak dapat memberikan kesempatan kepada sasaran untuk berpartisipasi secara pro aktif (sasaran bersifat pasif), cepat membosankan jika ceramah yang disampaikan kurang menarik sasaran, pesan yang disampaikan mudah untuk dilupakan oleh sasaran, sering menimbulkan pengertian lain apabila sasaran kurang memperhatikan. b) Demonstrasi Demonstrasi adalah suatu cara untuk menujukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini

dipergunakan pada kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

61

Ciri-ciri demonstrasi : memperlihatkan pada kelompok bagaimana prosedur untuk membuat sesuatu, dapat meyakinkan peserta bahwa mereka dapat melakukannya dan dapat meningkatkan minat sasaran untuk belajar. Keuntungan demonstrasi : kegiatan ini dapat memberikan suatu keterampilan tertentu kepada kelompok sasaran, dapat memudahkan berbagai jenis penjelasan karena penggunaan bahasa yang lebih terbatas, membantu sasaran untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses prosedur yang dilakukan. Kerugian demonstrasi : tidak dapat dilihat oleh sasaran apabila alat yang digunakan terlalu kecil atau penempatannya kurang pada tempatnya, uraian atau penjelasan yang disampaikan kurang jelas, waktu yang disediakan terbatas sehingga sasaran tidak dapat diikutsertakan (Taufik, 2007). c) Praktik Praktik adalah cara untuk melihat tindakan yang dilakukan seseorang apakah sudah sesuai dengan yang diinstruksikan.c. Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan penyuluh guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut alat peraga yang merupakan alat atau

62

benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar, agar materi lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran. Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu, yaitu sebagai berikut :1) Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu

menstimulasi indera mata (penglihatan pada waktu terjadinya proses pendidikan). Alat ini ada dua bentuk, yaitu alat yang diproyeksikan (slide, film, dan film strip) dan alat-alat yang tidak diproyeksikan.2) Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu

untuk menstimulasi indra pendengar pada waktu proses penyampaian dalam pendidikan, misalnya piringan hitam, radio, pita suara, dan sebagainya.3) Alat bantu lihat/dengar (audio-visual aids) seperti televisi dan

video cassete. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Elgar dale (cit, Notoatmodjo, 2005), membagi alat bantu alat peraga tersebut atas sebelas macam dan

63

menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Secara berurutan dari intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut : 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman; 4). Film; 5). Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda Tiruan; 11). Benda Asli. Alat bantu dalam melakukan penyuluhan sangat membantu agar pesanpesan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menurut pembuatan dan penggunaannya :a) Alat peraga yang rumit (complicated) seperti film, film strip,

slide, dan sebagainya yang menggunakan listrik dan proyektor.b) Alat

peraga

sederhana

seperti

leaflet,

model

buku

bergambar, benda-benda yang nyata seperti buah-buahan dan sebagainya. Selain itu juga poster, spanduk, leaflet, flanel graph, boneka wayang dan sebagainya. d. Media Penyuluhan Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh, baik melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang sehingga sasaran mendapat pengetahuan yang akhirnya

64

diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. Menurut bentuknya media penyuluhan dibedakan atas :1) Media visual : media yang sifatnya dapat dilihat (slide,

transparansi). 2) Media audio : media yang sifatnya dapat didengar (radio). 3) Media audiovisual : media yang dapat didengar dan dilihat (televisi, film). 4) Media tempat memperagakan (papan tulis, papan tempel, OHP, papan planel). 5) Media pengalaman nyata atau media tiruan (simulasi, benda nyata).6) Media cetakan (buku bacaan, leaflet, folder, poster, brosur).

F. Identifikasi Masalah Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan

masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain : (Notoatmodjo, 2003)1. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada. 2. Surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.

65

3. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan

perencanaan kesehatan.4. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.

Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni : 1. Pendekatan Logis Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas, morbiditas, dan cacat yang timbul dari penyakitpenyakit yang ada dalam masyarakat. 2. Pendekatan Pragmatis Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah

gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan. 3. Pendekatan Politis Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasara pendapat orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat). (Azwar, 2003)

Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan

66

menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (2006) didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Irwanto, 2006). Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD termasuk metode kualitatif. Seperti metode kualitatif lainnya (direct observation, indepth interview, dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan howand why, bukan jenis-jenis pertanyaan what-and-how-many yang khas untuk metode kuantitatif (survei, dsb). FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi yang bertujuan to generate theories and explanations (Morgan and Kruger, 1993).

67

G. Prioritas Masalah Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager kesehatan sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini dapat dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan priotitas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan. Dalam penentuan priotitas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relavan. Hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun penetapan prioritas mungkin dapat lebih jauh beramanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas. Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula. Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi (Azwar, 2003). Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk menilai penetapan prioritas terutama sebagai suatu masalah penentuan mortalitas dan morbiditas relative dari masalah-masalah kesehatan tertentu. Pendekatan ini dipakai secara berlebihan dalam virsi pertama Metode Amerika Latin dalam perencanaan kesehatan ilmuwan sosial, politikus dan masyarakat umum cenderung memandang penetapan prioritas sebagi suatu tangapan atas

68

perasaan

popular

mengenai

hal-hal

yang

penting.

Bagi

mereka

pertimbangan-perimbangan yang penting adalah : pertama, apa yang diinginkan masyarakat untuk dilakukan dan yang kedua adalah program kesehatan yang dapat diterima. Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam hubungannya dengan metode perencanaan kesehatan Amerika Latin sebagai kerawanan masalah-masalah

kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada ketersediaan metode teknis untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-kondisi yang

memerlukan perhatian. Keterbatasan paling serius di Negara berkembang yang bahkan mungkin seringkali lebih berat dari pada kerangka kerja administrative untuk menyediakan pelayanan dan personil yang diperlukan. Para ekonomi memberi penekanan khusus pada biaya. Hal ini biasanya merupakan kendala akhir yang menentukan apa yang akan dilakuakan, ongkos-ongkos relative berbagai program pengendalian harus

diseimbangkan (Azwar, 2003). Kebijakan penting dalam menyeimbangkan ongkos perencanaan kesehatan umumnya adalah menyediakan pelayanan kesehatan

masyarakat secara maksimum dari pada memberian pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil masyarakat perencanaan

kesehatan harus mengembangkan keterampialan dalam semua disiplin ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang seimbang. Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam informasi baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan

69

dalam penilaian ini. Tanpa mengindahkan semua usaha pada pengukuran dan pengelompokan khusus, si perencana akhirnnya harus bersandar pada elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman atau evaluasi rencana-rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir. Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:1. Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakuakan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkunagan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehhatan termasuk keadaan geografis, keadaan pemerintahan, kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya dan kesehatan. 2. Pengolahan data Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masingmasing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara manual, elerikal dan mekanik. 3. Penyajian data-data yang telah diolah perlu disajikan4. Ada tiga macam penyajian yang lazim dipergunakan yakni secara

tekstular, tabular dan grafikal (Azwar, 2003) 5. Pemilihan prioritas masalah

70

Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan. Penentuan prioritas masalah kesehatam adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menetukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penentuan prioritas

memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni specific, jelas ada kesenjangan yang dinytakan secara kualitatif dan kuantitatif serta dirumuskan secara sistematis. Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni : 1. Besarnya masalah yang terjadi 2. Perimbangan politik 3. Persepsi masyarakat 4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan (Azwar, 2003) Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara

sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni : 1. Scoring Technique Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) yang berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah : a. Besarnya masalah

71

b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan. c. Kenaikan prevalensi masalah. d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut. e. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan. f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.

g. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah. (Azwar, 2003). Secara terperinci cara-cara tersebut antara lain:a.

Cara Bryant, cara ini telah dipergunakan dibeberapa Negara yaitu di Afrika dan Thailand. Cara ini menggunakan 4 macam criteria, yaitu :1)

Community

Concern,

yakni

sejauh

mana

masyarakat

mengganggap masalah tersebut penting.2)

Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut.

3)

Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut.

4)

Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Menurut cara ini masing-masing criteria tersebut diberi scoring, kemudian masing-masing skor

dikalikan. Hasil ini dibandingkan antara masalah-masalah yang dinilai. Masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang tinggi pula.

72

b.

Cara Ekonometrik, cara ini dipergunakan di Amerika Latin. Criteria yang dipakai adalah :1)

Magnitude (M), yakni criteria yang menunjukkan besarnya masalah.

2)

Importance (I), yakni ditentukan oleh jenis kelompok penduduk yang terkena masalah.

3)

Vulnerability (V), yakni tidak adanya metode atau cara penanggulangan yang efektif.

4)

Cost (C), yakni biaya yang diperlukan untuk penanggulangan masalah tersebut. Hubungan keempat criteria dalam

menentukan prioritas masalah (P) adalah sebagai berikut : P = M.I.Vc.

Metode Delbeq & Hanlon 1) Metode Delbeq Proses penentuan criteria diawali engan pembentukan kelompok yang akan mendiskusikan, merumuskan dan

menetapkan kriteria. Sumber informasi yang dipergunakan dapat berasal dari : (a) Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota. (b) Saran dan pendapat narasumber. (c) Peraturan pemerintah yang relevan (Azwar, 2003). (d) Hasil perumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.

73

Langkah selanjutnya adalah menginventarisir criteria dan menginventalisir serta mengevaluasi kriteria. 2) Metode Hanlon Dalam metode Hanlon dibagi menjadi 4 kelompok kriteria, masing-masing adalah : (a) Kelompok kriteria A = besarnya masalah. (b) Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah. (c) Kelompok masalah. (d) Kelompok kriteria D = pearl factor, dimana : P = kesesuaian, E = secara ekonomi murah, A = dapat diterima, R = tersedianya sumber, L = legalitas terjamin. 2. Non Scoring Technique Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka akan menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :a.

kriteria

C

=

kemudahan

penanggulangan

Delphin Technique yaitu pentapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui

74

pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari. (Azwar, 2003).b. Delbeq Technique yaitu penetapan prioritas masalah dilakukan

melalui

kesepakatan

sekelompok

orang

yang

tidak

sama

keahliannya. Sehingga diperlukan penjabaran terlebih dahulu untuk meningkatkan mempengaruhi pengertian peserta. dan Lalu pemahaman diminta untuk peserta tanpa

mengemukakan

beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas masalah.

H. Penyebab Masalah Digunakan untuk mencari penyebab yang paling utama. Untuk menentukan penyebab masalah ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode diantaranya yaitu : a. Metode Tulang Ikan (Fishbone) Suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara faktor-faktor penyebab masalah dan akibat yang ditimbulkan. Manfaat dari fishbone diagram antara lain mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah serta membangkitkan ide-ide untuk mengatasi permasalahan tersebut (Subirman, 2008).

75

Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin, metode, waktu/lingkungan (Subirman, 2008). b. Pohon Masalah Untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat dilakukan denga teknik pohon masalah. Pohon masalah adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut dalam forum curah pendapat. Mulailah dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikirkan apa akibat yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan berbagai alternatif penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskan dalam sebuah bagan pohon. Pohon masalah dimanfaatkan sebagai analogi/permisalan struktur dan hubungan antar peristiwa/kejadian, masalah, dan faktor-faktor

76

terkait yang sudah dirumuskan. Peristiwa/kejadian, masalah, dan/atau faktor apa (saja) yang menjadi batang tubuh pohon (sebagai permasalahan inti), menjadi daun/buah (sebagai akibat/dampak yang ditimbulkan peristiwa/kejadian, masalah, dan faktor lain), atau menjadi akar (penyebab dasar atas munculnya peristiwa/kejadian, masalah, dan faktor-faktor terkait). c. Metode Pendekatan Sistem Normatif Manajemen Semua proses manajemen/administrasi/apapun aktivitas organisasi selalu dilihat beberapa sistem yaitu input proses output. Bahkan dapat melanjutkan ke outcome atau dampak.

I.

Program Kesehatan Perencanaan adalah merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli. Dari batasan-batasan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

perencanaan suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dar batasan ini dapat di tarik kesimpulan-kesimpulan antara lain :

77

1. Perencanaan harus didasarkan kepada analisa dan pemahaman sistem dengan baik. 2. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. 3. Perencanaan secara implicit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. (Maidan, 2004). Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uarian yang terperinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Rencana (plan). Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain : 1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana1)

Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.

2)

Rencana jangka menengah (medium range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun.

2. Dilihat dari tingkatannyaa.

Rencana

induk

(masterplan),

lebih

menitikberatkan

uraian

kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.b.

Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program.

78

c.

Rencana harian (day to dat palnning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.

3. Dilihat dari ruang lingkupnyaa.

Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah.

b.

Rencana teknis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatankegiatannya, asalkan tujuan tidak diubah.

c.

Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.

d.

Rencana terintegrasi (intregrated planning) ialah rencana yang mengandung uarian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain di luar kesehatan.

Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya.

79

J. Proses Perencanaan Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan

pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah baru kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah dan selanjutnya kembali ke siklus semula. Di bidang kesehatn khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) seperti bagan Proses Perencanaan. Secara terinci, langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :1. Identifikasi Masalah

Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan

masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain : a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada. b. Surveilance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit. c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan.

80

d. Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya. Suatu rencana yang baik haruslah mengandung uraian tentang asumsi perencanaan (planning assumption). Maksudnya adalah

mengetahui dengan jelas berbagai faktor penopang dan ataupun penghambat yang diperkirakan akan dihadapi apabila rencana tersebut dilaksanakan. Pengetahuan tentang berbagai faktor penopang dan ataupun penghambat ini, dalam pekerjaan administrasi dipandang cukup penting. Dengan diketahuinya berbagai faktor penopang serta penghambat tersebut akan dapat dilakukan berbagai persiapan, sedemikian rupa sehingga pelaksanaan rencana akan dapat lebih lancar. Untuk dapat mengetahui secara lengkap berbagai faktor penopang serta penghambat, perlu dilakukan kajian seksama tentang keadaan organiasasi yang akan melaksanakan rencana tersebut. Kajian yang seperti ini dikenal dengan nama analisis SWOT. 2. Pengertian Analisis SWOT Pengertian analisis SWOT banyak macamnya. Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan yang akurat tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan serta hambatan yang dimiliki dan atau yang dihadapi oleh organisasi.

81

a. Unsur-unsur SWOT Dari batasan sederhana ini, segera terlihat dalam analisis SWOT ditemukan ada empat unsur pokok yang perlu dipahami. Keempat unsur yang dimaksud adalah : 1. Kekuatan Yang dimaksud dengan kekuatan (strength) disini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi. 2. Kelemahan Yang dimaksud dengan kelemahan (weaknesses) disini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi. 3. Kesempatan Yang dimaksud dengan kesempatan (Opportunity) ialah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.

82

4. Hambatan Yang dimaksud hambatan (threat) ialah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam

mencapai tujuan organisasi. 3. Menetapkan Prioritas Masalah Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager kesehatan sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah

berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan. Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan

kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesiskan berbagai rincian yang relevan. Hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas. Untuk dapat menetapkan prioritas