Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

31
SKENARIO II PENURUNAN BERAT BADAN 1. KLASIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING Berdasarkan skenario II bahwa tidak terdapat kata sulit, semua kata yang terdapat pada skenario dapat dipahami dan dimengerti oleh semua anggota kelompok. 2. KATA KUNCI 1. Laki-laki umur 30 tahun 2. BB menurun ± 10 kg dalam 3 bulan terakhir 3. Batuk-batuk yang sudah dialami sejak 1 bulan lalu 4. Gangguan kulit (gatal) Lembar Cek List Manifestasi Penyakit BB menurun ±10 kg dalam 3 bulan terakhir Batuk-batuk yg sdh d alami sejak 1 bulan lalu Gangguan kulit (Gatal) Seorang laki-laki umur 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan berat badan menurun kurang lebih 10 Kg dalam 3 bulan terakhir. Laki-laki ini mengeluh juga batuk-batuk yang sedang dialami sejak

Transcript of Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

Page 1: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

SKENARIO II

PENURUNAN BERAT BADAN

1. KLASIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING

Berdasarkan skenario II bahwa tidak terdapat kata sulit, semua kata yang

terdapat pada skenario dapat dipahami dan dimengerti oleh semua anggota

kelompok.

2. KATA KUNCI

1. Laki-laki umur 30 tahun

2. BB menurun ± 10 kg dalam 3 bulan terakhir

3. Batuk-batuk yang sudah dialami sejak 1 bulan lalu

4. Gangguan kulit (gatal)

Lembar Cek List

Manifestasi

Penyakit

BB menurun

±10 kg dalam

3 bulan

terakhir

Batuk-batuk yg

sdh d alami sejak

1 bulan lalu

Gangguan kulit

(Gatal)

HIV/AIDS + + +

SLE/ Lupus + - +

LEUKEMIA + + -

Dari tabel di atas dapat disimpulkan yang bisa menjadi kata kunci adalah;

1) BB menurun ± 10 kg dalam 3 bulan terakhir.

2) Batuk-batuk yang sudah dialami sejak 1 bulan lalu

Seorang laki-laki umur 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan berat

badan menurun kurang lebih 10 Kg dalam 3 bulan terakhir. Laki-laki ini

mengeluh juga batuk-batuk yang sedang dialami sejak 1 bulan lalu dan tidak

sembuh dengan minum obat. Gangguan kulit seperti gatal juga muncul pada

laki-laki ini.

Page 2: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

2. MIND MAP

PENURUNAN BERAT BADAN

HIV/AIDS SLE

DEFINISI HIV/AIDS:

AIDS (Acquired immunodeficiency

syndrom) merupakan kumpulan gejala

penyakit akibat menurunnya system

kekebalan tubuh oleh virus.

ETIOLOGI:

Penyebab kelainan imun pada AIDS

adalah suatu agen viral yang disebut

HIV dari kelompok virus yang dikenal

dengan retrovirus yang disebut

lympadenopathy associated virus (LAV)

atau Human T-Cell Leukimia Virus.

MANIFESTASI KLINIK:

Bedasarkan gambaran klinik (WHO)

Rasa lelah berkepanjangan

Sesak nafas dan batuk berkepanjangan

Pembengkakkan kelenjar getah bening

Bercak putih atau luka dimulut

Diare lelah dari satu bulan tanpa sebab

yang jelas

Sering demam (> 38 o C ) disertai

keringat malam tanpa sebab

Bercak merah kebiruan (kanker) pada

kulit

Berat bedan menurun secara mencolok

DEFINISI SLE:

SLE ( Sistemik Lupus Erimatosus)

merupakan penyakit rematik

autoimun yang ditandai dengan

adanya inflamasi yang tersebar luas

yang mempengaruhi setiap organ atau

sistem dalam tubuh.

ETIOLOGI:

Faktor Genetik

Faktor Hormonal

Auto Antibodi

Faktor Lingkungan

MANIFESTASI KLINIK

Ruam Malar

Ruam Discoit

Fotosensitifitas

Ulserasi dimulut ataw

Nasofaring

Penurunan Berat Badan

Artritis

Serositis

Kelainan Ginjal

Kelainan Neurologi

Kelainan Hematologi

Kelainan Imunologi

Antibody anty nuklear

positif

DEFINISI LEUKEMIA:

LEUKEMIA merupakan penyakit

dalam klasifikasi kanker pada darah

atau sumsum tulang yang di tandai

oleh perbanyakan secara tak normal.

ETTOLIGI :

1. Radiasi

2. Leukemogenik

3. Herediter

4. Virus

MANIFESTASI KLINIK:

1. Kelelahan

2. Penurunan BB

3. Sering mengalami

perdarahan

4. Pembengkakan internal

5. Berkeringat di malam

hari

6. Berkurangnya kontrol

otot

7. Pernafasan abnormal

seperti sesak nafas dan batuk

LEUKEMIA

Page 3: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

1) Mengapa pasien sering ditemukan gejala penurunan badan yang drastis ?

2) Mengapa pasien sering mengalami batuk-batuk ?

3) Mengapa pasien sering mengalami gatal ?

4. JAWABAN PERTANYAAN

1. Karena pada pasien imunohematologi memiliki banyak gejala antara lain

gangguan gantrointestinal seperti hilangnya selera makan, mual/muntah,

vomitus, kandidiasi oral serta esofhagus dan diare kronik.

Diare kronik menyebabkan seseorang banyak kehilangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh sedangkan pemasukan makanan dalam tubuh juga

berkurang akibat mual/muntah serta anoreksia. Sehingga penderia

mengalami penurunan badan yang nyata. Selain itu virus dalam tubuh

menyerang pada sistem pencernaan, sehingga makan yang masuk dalam

tubuh tidak dapat dicerna dengan sempurna, akhirnya kebutuhan tubuh

yang seharusnya terpenuhi menjadi berkurang.

2. Karena mengalami penurunan imunologi maka virus mudah menginfeksi

organ lain sehingga mengganggu fungsi organ tersebut. Diantara organ-

organ yang terganggu antara lain bronkus. Dalam bronkus virus ini

merusak dinding bronkus sehingga menyebabkan produksi mucus. adanya

mukus pada sistem pernafasan akan mengakibatkan reflex batuk-batuk.

3. Karena virus masuk kedalam tubuh melalui pertukaran cairan tubuh,

kemudian virus melakukan retrovirus sehingga virus masuk kedalam sel

dan mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menurun, maka terjadi infeksi

opporturnistik kemudian virus menginfeksi sistem integumen, sehingga

pasien mengalami gatal-gatal.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

Untuk mengetahui Manfaat yang didapat dari memakai ART pada penderita

HIV/ AIDS

Page 4: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

6. INFORMASI TAMBAHAN

Ada beberapa manfaat dari memakai ART.

1. Mengahambat perjalanan HIV

2. Meningkatkan jumlah Sel CD4

3. Mengurangi jumlah virus dalam darah

4. Merasa lebih baik.

7. KLARIFIKASI INFORMASI

Kita sering mendengar kata AIDS tidak dapat diobati. Ini sebetulnya

salah! Sekarang sudah ada obat yang dapat menekan jumlah HIV, Virus

penyebab AIDS ditubuh kita. Dengan menggunakan obat ART ini ada harapan

HIV tidak ditemukan lagi di dalam darah kita, walaupun masih ada virus di

tempat persembunyian di tubuh kita. (Buku Saku Pengobatan HIV.2014)

8. ANALISA DAN SINTESIS INFORMASI

Pada kasus diatas, seorang laki-laki umur 30 tahun, datang ke poliklinik

dengan keluhan berat badan menurun kurang lebih 10 kg dalam 3 bulan

terakhir. Laki-laki ini mengeluh juga batuk-batuk yang sedang dialami sejak 1

bulan lalu dan tidak sembuh dengan minum obat. Gangguan kulit seperti gatal

juga muncul pada laki-laki ini.

Informasi yang tertera pada skenario menggambarkan gejala–gejala yang

umum pada penyakit imunologi terutama pada gangguan system imun karena

gejala yang ditampakkan adalah penurunan berat badan, batuk-batuk dan

gangguan pada kulit. Sebab ketiga gejala ini dapat memberikan gambaran

bahwa terjadi gangguan pada system imun. Terutama lebih cenderung pada

AIDS, SLE dan LEUKEMIA.

Namun, dalam penetapan diagnosis tetap harus dilakukan pemeriksaan

penunjang karena manifestasi klinis yang diberikan skenario sangatlah umum.

Sehingga masih memerlukan tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan

penunjang lainnya yang memungkinkan dapat menentukan diagnosa yang

tepat pada skrenario ini.

Oleh karena itu berdasarkan gejala-gejala yang terdapat pada scenario

tersebut dapat dimunculkan beberapa diagnosis banding yang masih

Page 5: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

memerlukan tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan penunjang lainnya yang

memungkinkan munculnya kausa penyakit dan penegakan diagnosa yang

tepat. Diagnosa bandingnya adalah:

a. HIV/AIDS

b. SLE/ Lupus

c. LEUKEMIA

Manifestasi

Penyakit

BB menurun

±10 kg dalam 3

bulan terakhir

Batuk-batuk yg

sudah dialami sejak

1 bulan lalu

Gangguan kulit

(Gatal)

HIV/AIDS + + +

SLE/Lupus + - +

LEUKEMIA + + -

Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien serta perbandingan yang telah

dilakukan, maka dapat ditetapkan bahwa diferensial diagnosis utama adalah AIDS

(Acquired Immune Deficiency Sindrome). Namun, dalam penetapan diagnosis

tetap harus dilakukan pemeriksaan penunjang agar memperkuat diagnose yang

diangkat. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan

diagnosis yaitu Berbagai pemeriksaan penunjang seperti : tes antibody seperti

(ELISA, western blot, IFA, RIPA), pelacakan HIV dan pemeriksaan satatus imun.

9. LAPORAN DISKUSI

Page 6: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

HIV/AIDS

A. KONSEP MEDIS

1. DEFINISI

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan

gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh vurusyang

disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialih katakan sebagai syndrome

cacat kekebalan tubuh dapatan.

Acquired : Didapat, bukan penyakit keturunan

Immune : Sistem kekebalan tubuh

Deficiency : Kekurangan

Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit

AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV (Human

immunodeficiency Virus), mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa

tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan

pelbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas

yang jarang terjadi (Center for Disease Control and Prevention ).

2. ETIOLOGI

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus

(HIV) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retro virus yang ditularkan

oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.

3. PATOFISIOLOGI

Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans (sel imun) adalah sel-sel

yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi

dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus

(HIV) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan

bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120.

Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human

Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan

Page 7: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel

killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.

Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah

secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan

menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human

Immunodeficiency Virus (HIV) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala

(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat

berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-

300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.

Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi (herpeszoster dan

jamur oportunistik) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya

penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnyaterjadi infeksi

yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh

dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker

atau dimensia AIDS.

4. GAMBARAN KLINIS

Infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang tidak spesifik dengan

spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala ( asimtomatik ) pada stadium

awal sampai pada gejala gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut.

Perjalanan penyakit lambat dan gejala gejala AIDS rata rata baru timbul 10 tahun

sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi. Gambaran klinis yang sesuai

dengan perjalan penyakit dan lebih bermanfaat bagi kepentingan klinik diuraikan

dalam fase-fase berikut.

a. Infeksi Akut

Gejala infeksi akut biasanya timbul sesudah masa inkubasi selama 1-3

bulan. Gejala yang timbul umumnya seperti influenza (flu-like syndrome :

demam, artragia, malaise, anoreksia), gejala kulit (bercak-bercak merah,

urtikaria), gejala syaraf (sakit kepala, nyeri retrobulber, radikulopati, gangguan

kognitif dan afektif), gangguan Gastrointestinal (nausea, vomitus, diare,

kandidiasis orofarings). Pada fase ini penyalit tersebut sangat menul;ar karena

Page 8: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

terjadi veremia. Gejala tersebut diatas, merupakan reaksi tubuh terhadap

masuknya virus dan berlangsung kira-kira 1-2 minggu.

b. Infeksi kronis asitomatik

Setelah infeksi akut berlalu maka selama bertahun tahun kemudian,

umumnya sekitar 5 tahun, keadaan penderita tampak baik baik saja, meskipun

sebenarnya terjadi replikasi virus secara lambat di dalam tubuh. Beberapa

penderita mengalami pembesaran kelenjar limfe menyeluruh, meskipun ini

bukanlah hal yang bersifat prognostic dan tidak berpengaruh bagi penderita. Saat

ini sudah mulai terjadi penurunan jumlah sel CD4 sebagai petunjuk menurunnya

kekebalan tubuh penderita.

c. Infeksi Kronik Simtomatik

Fase ini dimulai rata-rata sesudah 5 tahun terkena infeksi HIV. Berbagi

gejala ringan atau berat timbul pada fase ini, tergantung pada tingkat imunitas

penderita.

5. TANDA DAN GEJALA

1. Rasa lelah berkepanjangan

2. Sesak nafas dan batuk berkepanjangan

3. Pembengkakkan kelenjar getah bening

4. Bercak putih atau luka dimulut

5. Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas

6. Sering demam (> 38 o C ) disertai keringat malam tanpa sebab

7. Bercak merah kebiruan (kanker) pada kulit

8. Berat bedan menurun secara mencolok

6. PENATALAKSANAAN

Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan

Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human

Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :

Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan

yang tidak terinfeksi.

Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks

terakhir yang tidak terlindungi.

Page 9: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas

status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.

Tidak bertukar jarum suntik, jarum tato dan sebagainya.

Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu :

a. Pengendalian infeksi opurtunistik bertujuan menghilangkan, mengendalikan,

dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial atau sepsis. Tindakan

pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan

komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan

perawatan kritis.

b. Terapi AZT (Azidotimidin), disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat

antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi

antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim

pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4

nya <>3. Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human

Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500mm3.

c. Terapi Antiviral Baru

Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan

menghambat replikasi virus/memutuskan rantai reproduksi virus

pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :

Didanosine

Ribavirin

Diedoxycytidine

Recombinant CD 4 dapat larut

d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus

Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,

maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian

dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan

keberhasilan terapi AIDS

Page 10: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

e. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan

sehat, hindari stress, gizi yang kurang, alkohol dan obat-obatan yang

mengganggu fungsi imun..

f. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan

mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

7. KOMPLIKASI

1. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,

gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia

oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.

2. Neurologik

Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immuno-

deficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian,

kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia dan isolasi sosial.

Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,

ketidakseimbangan elektrolit, meningitis/ensefalitis. Dengan efek :sakit

kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.

Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik,

dan maranik endokarditis.

Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human

Immunodeficienci Virus (HIV).

3. Gastrointestinal

Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,

limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,

anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.

Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi,

obatillegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,

ikterik, demam atritis.

Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan

inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi

sulit dansakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan diare.

Page 11: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

4. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus

influenza, pneumococcus dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk,

nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.

5. Dermatologik Lesi

Kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena

xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal,

rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.

6. Sensorik 

Pandangan : Sarkoma kaposi pada konjungtiva berefek

kebutaan

Pendengaran : Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan

pendengaran dengan efek nyeri

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Aktivitas/istirahat

Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas

biasanya, progresi kelelahan/malaise, perubahan pola tidur.

Tanda : kelemahan otot, menurunnya massa otot, respons

fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi

jantung, pernapasan.

b) Sirkulasi

Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia),

perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi).

Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume

nadi perifer, pucat atau sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.

c) Integritas Ego

Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan, mis.,

dukungan keluarga hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup

tertentu, dan distress spiritual; mengkuartikan penampilan : alopesia, lesi

cacat, dan menurunnya berat badan; mengingkari diagnose, merasa tidak

Page 12: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan control diri,

dan depresi.

Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri; perilaku

marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata yang kurang;

gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang

sama.

d) Eliminasi

Gejala : diare yang interniten, terus menerus, sering dengan atau

tanpa disertai kram abdominal; nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.

Tanda : feses encer dengan atau tanpa disertai mukus atau darah;

diare pekat yang dering; nyeri tekan abdominal; lesi atau abses rectal,

perianal; perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.

e) Makanan/cairan

Gejala : tidak napsu makan, perubahan dalam kemampuan

mengenali makan, mual/muntah; disfagia, nyeri retrosternal saat menelan;

penurunan berat badan yang cepat/progresif.

Tanda : dapat menunjukkan adanya bising usus hiperaktif;

penurunan berat badan : perawakan kurus, menurunnya lemak

subkutan/massa otot; turgor kulit buruk; lesi pada rongga mulut, adanya

selaput putih dan perubahan warna; kesehatan gigi/gusi yang buruk,

adanya gigi yang tanggal; edema (umum, dependen).

f) Higiene

Gejala : tidak dapat menyelamatkan AKS.

Tanda : memperlihatkan penampilan yang tidak rapi; kekurangan

dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.

g) Neurosensori

Gejala : pusing/pening, sakit kepala; perubahan status mental,

kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah;

tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun; kerusakan sensasi atau

indera posisi dan getaran; kelemahan otot, tremor, dan perubahan

Page 13: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

ketajaman pennglihatan; kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak

menunjukkan perubahan paling awal).

Tanda : perubahan status mental dengan rentang antara kacau

mental sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran

menurun, apatis, retardasi psikomotor/respons melambat; ide paranoid,

ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis; timbul

refleks tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan

ataksia; tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis;

hemiparesis, kejang; hemoragi retina dan eksudat (renitis CMV).

h) Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki; sakit

kepala (keterlibatan SSP); nyeri dada pleuritis.

Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri

tekan; penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang; gerak

otot melindungi bagian yang sakit.

i) Pernapasan

Gejala : ISK sering, menetap; napas pendek yang progresif; batuk

(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum (tanda

awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam);

bendungan atau sesak pada dada.

Tanda : takipneu, distress pernapasan; perubahan pada bunyi

napas/bunyi napas adventisius; sputum : kuning (pada pneumonia yang

menghasilkan sputum).

j) Keamanan

Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses

penyembuhannya; riwayat menjalani transfuse darah yang sering atau

berulang (mis., hemophilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis);

riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut; riwayat/

berulangnya infeksi dengan HPS; demam berulang; suhu rendah

peningkatan suhu intermitten/memuncak; berkeringat malam.

Page 14: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

Tanda : perubahan integritas kulit : terpotong, ruam, mis., eczema,

eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/warna mola;

mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya; rectum luka-

luka perianal atau abses; timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe

pada dua area tubuh atau lebih (mis., leher, ketiak, paha); menurunnya

kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan.

k) Seksualitas

Gejala : riwayat perilaku berisiko tinggi yakni mengadakan

hubungan seksual dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual

multiple, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal;

menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks;

penggunaan kondom yang tidak konsisten; menggunakan pil pencegah

kehamilan (meingkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang

diperkirakan dapat terpajan karena peningkatan kekeringan/iriabilitas

vagina).

Tanda : kehamilan atau risiko terhadap hamil; genitalia :

menifestasi kulit (mis., herpes, kutil); rabas.

l) Interaksi soocial

Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis.,

kehilangan kerabat/orang terdekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk

mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan

pendapatan; isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang

meninggal karena AIDS; mempertanyakan kemampuan untuk tetap

mandiri, tidak mampu membuat rencana.

Tanda : perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat;

aktivitas yang tak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.

m) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : kegagalan untuk megikuti perawatan, melanjutkan

perilaku berisiko tinggi (mis., seksual ataupun penggunaan obat-obatan

IV); penggunaan/penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok,

penyalahgunaan alkohol.

Page 15: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan Tubuh (00002)

Domain 2 : Nutrisi

Kelas1 : Makan

2) Kerusakan Integritas kulit (00046)

Domain 11 : Keamanan / Perlindungan

Kelas 2 : Cedera Fisik

3) Ketidakefektifan Pola Nafas (00032)

Domain 4 : Aktivitas / Istirahat

Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler / Pulmonal

3. Evaluasi Keperawatan

1. Menunjukkan berat badan stabil

2. Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil.

3. Mempertahankan pola pernafasan normal / efektif

Page 16: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

“HIV/AIDS”

1. PENGKAJIAN

a. Identitas

Jenis kelamin : laki – laki

Umur : 30 tahun

b. Pengkajian persistem

Makanan/cairan

Tanda : Penurunan berat badan yang cepat/progresif.

Pernapasan

Gejala : Batuk (mulai dari sedang sampai parah).

Integument

Gejala : Gangguan kulit (gatal-gatal)

2. IDENTIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Klien mengeluh berat badan menurun kurang

lebih 10 Kg dalam 3 bulan terakhir

2. Klien mengeluh batuk-batuk.

3. Klien mengeluh gatal

Seorang laki-laki umur 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan berat

badan menurun kurang lebih 10 Kg dalam 3 bulan terakhir.Laki-laki ini

mengeluh juga batuk-batuk yang sedang dialami sejak 1 bulan lalu, dan tidak

sembuh dengan minum obat.Gangguan kulit seperti gatal juga muncul pada

laki-laki ini

Seorang laki-laki umur 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan berat

badan menurun kurang lebih 10 Kg dalam 3 bulan terakhir.Laki-laki ini

mengeluh juga batuk-batuk yang sedang dialami sejak 1 bulan lalu, dan tidak

sembuh dengan minum obat.Gangguan kulit seperti gatal juga muncul pada

laki-laki ini

Page 17: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

3. ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Klien mengeluh

berat badan menurun kurang lebih 10 Kg dalam 3 bulan

Pengobatan yang tidak berhasil

Gatal pada kulit

AIDS

Infeksi oportunistik

Invasi kuman, perbaikan jaringan

Metabolism meningkat

Kebutuhan nutrisi meningkat

Intake tidak seimbangan

kompensasi tubuh mengambil makanan cadangan di otot

Penurunan massa tubuh

Penurunan berat badan

Pemenuhan nutrisi dalam tubuh

tidak adekuat

KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

Ketidak seimbangan

nutrisi

2 DS :

Klien mengeluh

gatal

AIDS

Infeksi oportunistik

Menginfeksi system integument

Gatal-gatal

RESTI KERUSAKAN

INTEGRITAS KULIT

Resti kerusakan

integritas kulit

PENYIMPANGAN KDM AIDS

Page 18: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

Infeksi darah

HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Masuk ke dalam tubuh melalui pertukaran cairan tubuh (hubungan sex, darah, ASI)

Virus melakukan retrovirus

Virus masuk ke dalam sel (Limfosit)

Virus mematikan sel – sel T4 (CD4)

Sistem kekebalan tubuh ↓ (Immunodeficiency)

HIV/AIDS

Infeksi opportunistik

Menginfeksi sistem integumen

Gatal - gatal

RESIKO TINGGIKERUSAKAN

INTEGRITAS KULIT

Invasi kuman, perbaikan jaringan

Kebutuhan nutrisi meningkat

Intake tidak seimbang

Menginfeksisaluran pernapasan

Menginfeksi bronkus

Produksi mukus ↑

BERSIHAN JALAN NAPAS TAK EFEKTIF

Batuk - batuk

Berat badan KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

Penurunan masa tubuh

Metabolism meningkat

Kompensasi tubuh mengambil cadangan

makanan di otot

Page 19: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Kerusakan integritas kulit

5. PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Kerusakan integritas

Page 20: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

6. INTERVENSI KEPERAWATAN

NoDiagnosa

Kepererawatan Tujuan dan Ktiteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1.

1.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Domain 2 Kelas 1No. Dx 00002Definisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.Batasan Karakteristik :☺ Klien mengeluh berat

badan menurun kurang lebih 10 kg dalam 3 bulan terakhir

☺ Pengobatan yang tidak berhasil

NOC :Kriteria Hasil :1. Adanya Peningkatan berat badan

sesuai dengan tujuan2. Berat badan sesuai dengan tingi

badan3. Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi4. Tidak ada tanda tanda

mallnutrisi.5. Menunjukkan fungsi pengecapan

dari menelan.6. Tidak terjadi penurunan berat

badan yang berarti.

NIC :1. Observasi kemampuan klien

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, apa ada alergi makanan

2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

3. Timbang berat badan klien pada interval yang tepat

Manajemen penyuluhan 1. Berikan informasi mengenai

makanan yang bergizi dan tidak mahal dan bagaimana memuhinya

2. Berikan informasi mengenai metode perencanaan membuat catatan makanan harian

Manajemen kolaboratif1. Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk penentuan kebutuhan gizi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penentuan kebutuhan gizi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

2.

2.

Kerusakan integritas kulit Domain 11 Kelas 2No. Dx 00046Definisi : Perubahan epidermis dan dermisBatasan karakterisitik :Data Subyektif : ☺ Klien mengeluh gatal

NOC :Kriteria Hasil :

● Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

● Perfusi jaringan baik● Menunjukkan pemahaman dalam

proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

● Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.

NIC :Manajemen Presure1. Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang longgar

2. Monitor tanda dan gejala infeksi 3. Hindari kerutan pada tempat

tidur4. Jaga kebersihan kulit agar tetap

bersih dan kering5. Monitor kulit akan adanya

kemerahan6. Monitor aktivitasManajemen penyuluhan 1. Memberikan informasi kepada

pasien pada saat mandi menggunakan sabun dan air hangat

Page 21: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

2. Instruksikan pasien untuk menginfor-masikan jika terjadi perubahan pada kulit pasien

Manajemen kolaboratif1. Kolaborasi untuk medikasi dan

terapi untuk proses penyakit yang mendasari untuk program penyembuhan luka

Page 22: Laporan PBL Modul II Penurunan Barat Badan.doc

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. EGC. Jakarta

Heather T. Herdman. 2012. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. EGC. Jakarta

http://www.smallcrab.com/kesehatan/655-mengenal-secara-singkat-fungsi-dan-bagian-bagian-darah.html

http://drdjebrut.wordpress.com/2010/11/23/penyebab-anemia-karena-penyakit-kronis.html

http://asromedika.blogspot.com/2011/07/pendekatan-diagnostic-untuk-penderita.html

http://www.morphostlab.com/artikel/anemia-aplastik-siapa-takut-kenali-ciri-ciri-dan-pencegahannya.html

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Saku Pengobatan HIV untuk ODHA dan Komunitas. Kemenkes RI. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Konseling dan Tes HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan, Pedoman Penerapan. Ditjen P2PL, Kemenkes RI. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Penerapan, Layanan Komprehensif HIV-IMS. Ditjen P2PL, Kemenkes RI. Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar: Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC.