Kelompok ii pbl

41
KELOMPOK II AGUS SAEFUDIN / 0102514057 AHMAD KUSFANDI / 0102514064 SUYATNO / 0102514068 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN RUMPUN MIPA (SAINS)

Transcript of Kelompok ii pbl

Page 1: Kelompok ii pbl

KELOMPOK IIAGUS SAEFUDIN / 0102514057

AHMAD KUSFANDI / 0102514064SUYATNO / 0102514068

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN RUMPUN MIPA

(SAINS)

Page 2: Kelompok ii pbl

PENDAHULUANPembelajaran mata pelajaran rumpun MIPA (sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tiada habisnya.

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah..

Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti beban dari sekolah. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi.

Di lapangan banyak ditemukan kenyataan yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran MIPA (sains) siswa cenderung kurang aktif dan kreatif dalam belajar.

Anderson (1993) menyatakan bahwa kebanyakan pembelajaran manusia melibatkan proses pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran MIPA (sains) karena dapat meningkatan kemampuan berpikir siswa secara logis, kritis, kreatif dan inovatif.

Page 3: Kelompok ii pbl

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Konsep pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Contoh implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

Desain pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran rumpun MIPA (problem based learning).

Page 4: Kelompok ii pbl

KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Page 5: Kelompok ii pbl

A. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanada pada tahun 60-an.

Page 6: Kelompok ii pbl

Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning process.”

Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan PBM sebagai “…Problem-based learning (PBL) has been defined as a teaching strategy that “simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and skills by placing students in the active role as problem-solvers confronted with a structured problem which mirrors real-world problems".

Page 7: Kelompok ii pbl

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak

zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.

Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.

Page 8: Kelompok ii pbl

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).

Page 9: Kelompok ii pbl

Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.

PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Page 10: Kelompok ii pbl

2.Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu :

a. Learning is student-centered b. Authentic problems form the organizing focus

for learning c. New information is acquired through self-directed

learning d. Learning occurs in small groups e. Teachers act as facilitators.

Page 11: Kelompok ii pbl

3. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Teori Belajar Konstruktivismeb. Teori Belajar dari Piaget c. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel

d. Teori Belajar Vigotsky e. Teori Belajar dari Albert Bandura

f. Teori Belajar Jerome S. Bruner

Page 12: Kelompok ii pbl

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Page 13: Kelompok ii pbl

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalaha. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

dalam situasi nyata b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

melalui aktivitas belajar c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada

hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi

d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari

perpustakaan, internet, wawancara dan observasi f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendirig. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam

kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka h. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja

kelompok dalam bentuk peer teaching.

Page 14: Kelompok ii pbl

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalaha. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian

guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.

b. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

c. PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk siswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah.

d. PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi.

e. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik.

f. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.

Page 15: Kelompok ii pbl

SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Page 16: Kelompok ii pbl

Fibrayir (2012), berbagai pengembang pembelajaran berbasis masalah telah menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

1. Pengajuan masalah atau pertanyaanMenurut Arends (dalam Abbas, 2000:13), pertanyaan dan masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut.a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada

kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.

b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.

Page 17: Kelompok ii pbl

c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

Page 18: Kelompok ii pbl

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplinMeskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

3. Penyelidikan autentikPengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.

Page 19: Kelompok ii pbl

4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannyaPengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkip debat, laporan, model fisik, video atau program komputer.

Page 20: Kelompok ii pbl

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Tahapan Kegiatan Guru

Tahap 1:Orientasi siswakepada masalah

Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, menjelaskan logistikyang dibutuhkan, memotivasi siswaagar terlibat pada pemecahan masalahyang dipilihnya.

Tahap 2:Mengorganisasisiswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikandan mengorganisasikan tugas belajaryang berhubungan dengan masalahtersebut.

Tahap 3:Membimbingpenyelidikanindividual dankelompok

Guru mendorong siswa untukmengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen, untukmendapatkan penjelasan danpemecahan masalahnya

Tahap 4:Mengembagkan danmenyajikan hasilkarya

Guru membantu siswa merencanakandan menyiapkan karya yang sesuaiseperti laporan, video dan model sertamembantu mereka berbagi tugasdengan temannya.

Tahap 5:Menganalisis danmengevaluasi prosespemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukanrefleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses-prosesyang mereka gunakan.

Page 21: Kelompok ii pbl

a. Langkah-Langkah PBM

Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut : 1) Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau

permasalahan diungkap dari pengalaman siswa)2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan

melakukan hal-hal berikut. Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan Mendefinisikan masalah Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Page 22: Kelompok ii pbl

a. Langkah-Langkah PBM

Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut : 3) Siswa melakukan kajian secara independen

berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi

4) Siswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah.

Page 23: Kelompok ii pbl

a. Langkah-Langkah PBM

Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut : 5) Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan6) Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi

berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok.

Page 24: Kelompok ii pbl

a. Langkah-Langkah PBM

Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM dalap berjalan dengan baik, yaitu : 1) Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias2) Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja3) Diam saat siswa bekerja 4) Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain

bukan dengan dirinya5) Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu

tentang pemahaman terhadap permasalahan secara kelompok sebelum siswa bekerja individual

Page 25: Kelompok ii pbl

a. Langkah-Langkah PBM

Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM berjalan dengan baik, yaitu : 6) Memberikan saran pada siswa tentang sumber

informasi yang dapat diakses berkaitan dengan permasalahan

7) Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai8) Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang

baik untuk kegiatan kelompok Menjadi diri sendiri atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga tidak menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya.

Page 26: Kelompok ii pbl

b. Penilaian Pada PBM

National Research Council (NRC) (dalam Waters and McCracken, -) memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian dalam PBM, sebagai berikut. Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang

sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa.

Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses pembelajaran

Kesamaan : penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa untuk belajar.

Page 27: Kelompok ii pbl

b. Penilaian Pada PBM

Waters and McCracken penilaian yang dilakukan harus dapat : 1) Menyajikan situasi secara otentik 2) Menyajikan data secara berulang-ulang3) Memberikan peluang pada siswa untuk dapat

mengevaluasi dan merefleksi pemahaman dan kemampuannya sendiri

4) Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.

Page 28: Kelompok ii pbl

CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Page 29: Kelompok ii pbl

CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

• Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa.• Pemecahan masalah dalam PBL

harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian siswa belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana.

Langkah pemecahan masalah dalam PBL paling sedikit ada 8 tahapan (Pannen, 2001), yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah,

2. Mengumpulkan data,

3. Menganalisis data,

4. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya,

5. Memilih cara untuk memecahkan masalah,

6. Merencanakan penerapan pemecahan masalah,

7. Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan

8. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Berbagai tingkat berpikir

Berpikir tingkat tinggi

Page 30: Kelompok ii pbl

CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

1. Problem/Masalah

2. Perkuliahan

3. Melacak Literatur

4. Seminar

5. Tutorial

6. Demonstrasi

7. Eksperimen

Prosedur pengembangan

PBL yang dilakukan Liu Yu

Page 31: Kelompok ii pbl

CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Kosasih (2014)Langkah Model Pembelajaran

Berbasis Masalah

Langkah-langkah Aktivitas Guru dan SiswaFase 1:Mengamati, mengorientasikan siswa terhadap masalah

Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan dikembangkannya.

Fase 2:Menanya, memunculkan permasalahan

Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis.

Fase 3:Menalar, mengumpulkan data

Guru mendorong siswa untuk mengumpukan informasi (data) dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu ataupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya.

Fase 4:Mengasosiasi,merumuskan jawaban

Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka ajukan sebelumnya.

Fase 5:Mengomunikasikan

Guru memfasilitasi siswa untuk mempresen-tasikan jawaban atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.

Page 32: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED

LEARNING)

Page 33: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Kompetensi Inti : Menerapkan rangkaian elektronika dasarKompetensi Dasar : Mengkasifikasi penguat dayaTujuan Pembelajaran :1. Menjelaskan konsep dasar klasifikasi penguat daya (penguat akhir).

2. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas A untuk penguat daya.

3. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas B untuk penguat daya push pull.

4. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas AB untuk penguat daya push pull.

5. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas C untuk penguat daya push pull.

6. Menjelaskan prinsip dasar metoda pencarian kesalahan akibat bergesernya titik kerja transistor untuk penguat daya push pull.

Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)Alokasi waktu : 8 JP x 45 menit (360 menit)

Page 34: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 35: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 36: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 37: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 38: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 39: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 40: Kelompok ii pbl

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM

Page 41: Kelompok ii pbl