Klasifikasi Trauma Inhalasi

Post on 02-Dec-2015

271 views 33 download

description

Klasifikasi Trauma Inhalasi

Transcript of Klasifikasi Trauma Inhalasi

Klasifikasi Trauma Inhalasi

Trauma pada saluran nafas bagian atas

( trauma supraglotis)

Trauma pada saluran nafas bawah dan parenkim paru

(trauma subglotis)

Toksisitas sistemik akibat inhalasi gas

toksik seperti karbon monoksida (CO) dan

sianida

2) Trauma pada saluran nafas bawah dan parenkim paru ( trauma subglotis)Trauma ini dapat menyebabkan lebih banyak perubahan signifikan dalam fungsi paru dan mungkin akan susah ditangani. Trauma subglotis merupakan trauma kimia yang disebabkan akibat inhalasi hasil- hasil pembakaran yang bersifat toksik pada luka bakar. Asap memiliki kapasitas membawa panas yang rendah, sehingga jarang didapatkan trauma termal langsung pada jalan nafas bagian bawah dan parenkim paru, trauma ini terjadi bila seseorang terpapar uap yang sangat panas.

3) Toksisitas sistemik akibat inhalasi gas toksik seperti karbon monoksida (CO) dan sianidaInhalasi dari gas toksik merupakan penyebab utama kematian cepat akibat api, meskipun biasanya trauma supraglotis, subglotis dan toksisitas sistemik terjadi bersamaan. Intoksikasi CO terjadi jika afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar dari afinitas oksigen terhadap hemoglobin, sehingga ikatan Codan hemoglobin membentuk suatu karbonsihemoglobin dan menyebabkan hipoksia.

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. LABORATORIUM- Pulse Oximetry

- Analisa Gas darah

- Elektrolit

- Darah lengkap

2. Foto thorak3. Laringoskopi dan Bronkoskopi fiberoptik

PENATALAKSANAANDiagnosis yang cepat terhadap trauma inhalasi adalah penting untuk penanganan cepat agar terhindar dari gagal nafas yang berakibat kematian. Pengobatan trauma inhalsi adalah bersifat suportif.1. AirwayJika dicurigai seseorang dengan trauma inhalasi maka sebelum dikirim ke pusat luka bakar sebaiknya dilakukan intubasi cepat untuk melindungi jalan nafas sebelum terjadi pembengkakan wajah dan faring yang biasanya terjadi 24-48 jam setelah kejadian , dimana jika terjadi edema maka yang diperlukan adalah trakeostomi atau krikotiroidotomi jika intubasi oral tidak dapat dilakukan.2. BreathingJika didapatkan tanda-tanda insufisiensi pernafasan seperti susah nafas, stridor , batuk, retraksi suara nafas bilateral atau anda –tanda keracunan CO maka dibutuhkan oksigen 100% atau oksigen tekan tinggi yang akan menurunkan waktu paruh dari CO dalam darah.3. CirculationPengukuran tekanan darah dan nadi untk mengetahut stabilitas hemodinamik. Untuk mencegah syok hipovolemik diperlukan resusitasi cairan intravena. Pada pasien dengan trauma inhalasi biasanya biasanya dalam 24 jam pertama digunakan cairan kristaloid 40-75 % lebih bnayak dibandingkan pasien yang hanya luka bakar saja.

4. NeurologikPasien yang berespon atau sadar membantu untuk mengetahui kemampuan mereka untuk melindungi jalan nafas dan merupakan indikator yang baik untk mengukur kesussesan resusitasi. Pasien dengan kelainan neurologik seringkali memerlukan analgetik poten5. Luka bakarPeriksa seluruh badan untuk mengetahui adanya trauma lain dan luka bakar. Cuci Nacl kulit yang tidak terbakar untuk menghindari sisa zat toksik6. Medikasia. Kortikosteroid: Digunakan untuk menekan inflamasi dan menurunkan edemab. Antibiotik : Mengobati infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh staphylococus Aureus dan Pseudomonas Aeruginosa pada pasien-pasien dengan kerusakan paruc. Amyl dan sodium nitrit untuk mengobati keracunan sianida tetapi harus berhati-hati jika ditemukan pula tanda-tanda keracunan CO kerena obat ini dapat menyebabkan methahemoglobinemia. Oksigen dan sodium tiosulfat juga dapat sebagai antidotum sianida, antidotum yang lain adalah hidroksikobalamin dan EDTAd. Bronkodilator untuk pasien-pasien dengan bronkokontriksi. Pada kasus-kasus berat , bronkodilator digunakan secara intravena.

• I. KOMPLIKASI• · Trauma paru berat, edema dan ketidakmampuan untuk

oksigenasi atau ventilasi yang adekuat dapat menyebabkan kematian.

• · Keracunan CO dan inhalasi dari hasil pembakaran yang lain secara bersamaan dapat menyebabkan hipoksemia, trauma organ dan morbiditas.

• J. PROGNOSIS• Pada traumaa inhalasi ringan biasanya self limited dalam 48-72

jam . Berat ringannya trauma langsung pada parenkim paru tergantung pada luas dan lamanya paparan serta jenis inhalan yang diproduksi seraca bersamaan