Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain

Post on 13-Jul-2015

360 views 22 download

Transcript of Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain

• Istirahat merupakan keadaan relakstanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya keadaan tidakberaktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.

• Kata istirahat berarti berhentisebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diridari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkanmenjengkelkan.

• Tidur merupakan kondisitidak sadar dimana individudapat dibangunkan olehstimulus atau sensoris yang sesuai ( Guyton, 1986), ataujuga dapat dikatakan sebagaikeadaan tidak sadarkan diriyang relatif.

Fisiologi Tidur• Fisiologi tidur -> mekanisme serebral -> mengaktifkan dan menekan pusat otak

agar dapat tidur dan bangun.

• aktivitas tidur -> system pengaktivasi retikularis -> seluruh tingkatan kegiatansusunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.

• Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur -> mesensefalon dan bagianatas pons.

• Reticular activating system (RAS) -> rangsangan visual, pendengaran, nyeri, danperabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasukrangsangan emosi dan proses pikir.

• Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS -> katekolamin seperti norepneprin.

• Saat tidur, -> pelepasan serum serotonin -> bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusatotak dan system limbic.

• Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atauperubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

• Dalam prosesnya, tidur dibagi kedalam 2 jenis.1. Jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya

kegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis,disebut dengan tidur gelombang lambat (slowwave sleep) karena gelombang otak bergeraksangat lambat atau disebut juga tidur non rapideye movement (NREM).

2. Jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluranabnormal dari isyarat-isyarat dalam otakmeskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekansecara berarti, disebut dengan jenis tidur paradoxatau disebut juga dengan tidur rapid eyemovement (REM).

Fungsi dan Tujuan Tidur

• Secara umum terdapat 2 efek fisiologis dari tidur.

1. Efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapatmemulihkan kepekaan normal dankeseimbangan diantara berbagai susunan saraf

2. Efek pada struktur tubuh dengan memulihkankesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karenaselama tidur terjadi penurunan.

• 0 - 1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari• 1 bulan - 18 bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari• 18 bulan - 3 tahun Masa Anak 11-12 jam/hari• 3 tahun - 6 tahun Masa Prasekolah 11 jam/hari• 6 tahun - 12 tahun Masa Sekolah 10 jam/hari• 12 tahun - 18 tahun Masa Remaja 8,5 jam/hari• 18 tahun - 40 tahun Masa Dewasa Muda 7-8

jam/hari• 40 tahun - 60 tahun Masa Paruh Baya 7 jam/hari• 60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari

1. Penyakit

2. Latihan dan Kelelahan

3. Stres Psikologis

4. Obat

5. Nutrisi

6. Lingkungan

7. Motivasi

Masalah pada Kebutuhan Istirahat danTidur

1. Insomnia

2. Hipersomnia

3. Parasomnia

4. Enuresa

5. Apnea Tidur dan Mendengkur

6. Narcolepsi

7. Mengigau

8. Gangguan pola tidur secara umum

1. Riwayat Tidur. Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas(lama tidur) dan kualitas tidur di siang maupun malam hari.

2. Gejala klinis. Ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak matabengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidakfocus serta sakit kepala.

3. Penyimpangan Tidur. Meliputi perubahan tingkah laku danauditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung dan disorientasi tempatdan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuaidan intonasinya tidak teratur.

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan: Kerusakantranspor oksigen, gangguan metabolisme, kerusakaneliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takutoperasi, lingkungan yang mengganggu.

2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur (sleep apnea), dan ketidakmampuanmengawasi perilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia

4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti napassaat tidur

5. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme

6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangantidur hipersomnia.

• Tujuan: Perencanaan Keperawatan berhubungan dengancara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidurdalam batas normal. Rencana Tindakan:

1. Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalahtidur

2. Lakukan pengurangan distraks lingkungan dan hal-halyang dapat mengganggu tidur

3. Tingkatkan aktivitas pada siang hari4. Coba untuk memicu tidur (induce sleep)5. Kurangi potensial cedera selama tidur6. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika

diperlukan.

A. Tindakan Keperawatan pada Orang Dewasa

1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalahtidur

2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang mengganggu tidur.

3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari. Buat jadwalaktivitas yang dapat menolong

4. Membuat pasien untuk memicu tidur

5. Mengurangi potensial cedera selama tidur.

6. Memindahkan pendidikan kesehatan dan rujukan

B. Tindakan Keperawatan pada Anak

1. Masa neonatus dan bayi. Beri sprei yang kering dan tebal untuk menutupi perlak danbuat permukaan kasur tegang dan rata, hindarkan pemberian bantal yang terlalubanyak, atur suhu ruangan sekitar 18-210 c pada malam hari dan 15.5-180 c padasiang hari serta hindarkam pasien dari angin dan pakaikan selimut, berikan cahayalampu yang lembut, yakinkan bahwa bayi merasa nyaman dan kering, berikanaktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi misalnya membelai, meminangbersenandung dan berikan lingkungan yang nyaman.

2. Masa Anak. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang hari secara konsisten, tempel jadwal tidur, berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur, dukung aktivitas“pereda ketegangan” seperti bercerita dan memberikan mainan.

3. Masa sebelum sekolah. Berikan kebiasaan waktu tidur malam san siang secarakonsisten, tempel jadwal tidur, berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur, dukungaktivitas “pereda ketegangan” seperti bercerita dan memberikan mainan, seringperlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur, dorong pasien untukmengekspresikan ketakutannya dan jelaskan bahwa perawat selalu dekat dengannya, nyalakan lampu yang agak terang.

4. Masa Sekolah. Perawat perlu mengingatkan waktu istirahat dan tidurkarena anak pada usia ini memiliki banyak aktivitas.

5. Masa remaja. Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tidur yang cukup lama unutk berdandan dan membersihkan diri.

6. Masa dewasa (muda, paruh baya dan tua)

a. Bantu pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur. Berikan hiburan, kurangi rasa nyeri, bersihkan tempat tidur sehingga tempat tidurnyaman dan bebas dar bau-bauan.

b. Sediakan lingkungan dimana pasien merasa aman dan nyaman sertadekat dengan perawat. Berikan selimut sehingga tidak kedinginan, anjurkan pasien untuk latihan relaksasi, berikan makanan ringan ataususu hangat sebelum tidur, berikan obat sedatif sesuai denganprogram terapi kolaborasi, bantu pasien untuk mendapatkan posisitidur yang nyaman.

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilaidari adanya kemampuan dalam memenuhi:1. Jumlah tidur, apakah sesuai dengan kebutuhan2. Faktor-faktor yang mencegah gangguan tidur3. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan

tidur4. Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur

sesuai dengan status kesehatan pasien5. Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada

pasien, seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu danapatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, mulaimenghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanyakonjungtiva merah dan nata paerih, pasien sudah dapatberkonsentrasi penuh serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir, bicara dan lain-lain.

Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangananak baik fisik, emosi, mental, intlektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatancukup untuk bermain akanmenjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dancerdas, bila dibandingkan denganmereka yang masa kecilnyakurang mendapat kesempatanbermain (Soetjiningsih, 1995).

1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan pada anak.

2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkatdan sederhana.

3. Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak. Pilih alat permainan yang aman untuk anak, tidak tajam, tidakmerangsang anak untuk berlari-lari, dan bergerak secaraberlebihan.

4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama. Apabila permainan khusus dilakukan di kamar bermain secaraberkelompok, permainan harus dilakukan pada kelompok umuryang sama. Misalnya, permainan mewarnai pada kelompokusia prasekolah.

5. Melibatkan orang tua.

1. Data Umum

2. Riwayat

3. Data lingkungan

4. Struktur keluarga

5. Fungsi keluarga

6. Stres dan koping keluarga

7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggotakeluarga

8. Harapan keluarga

• Setelah pengkajian, perawat mengklasifikasikan data untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Padaasuhan keperawatan keluarga, diagnosis keperawatanyang muncul dapat dua sifat, yaitu yang berhubungandengan anak bertujuan agar anak dapat tumbuh danberkermbang secara optimal sesuai usia anak dan yang berhubungan dengan keluarga dengan penyebab(etiologi) berpedoman pada lima tugas keluarga di bidang kesehatan yang bertujuan agar keluargamemahami dan memfasilitasi perkembangan anak. Masalah dalam diagnosis keperawatan merupakankebutuhan dasar klien (manusia) yang tidak terpenuhi.

1. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolahyang dibebankan berhubungan dengan anak terlalu asik bermain• Tujuan : anak mau meningkatkan lama waktu belajarnya dan

mengurangi waktu bermain• Intervensi :a. Anjurkan keluarga untuk membuat kesepakatan tentang waktu

bermain dan belajarb. Beri penjelasan pada anak tentang perlunya belajar dan sekolahc. Anjurkan anak untuk mengurangi waktu bermaind. Anjurkan orang tua agar mau menemani atau membantu anak

belajare. Anjurkan orang tua untuk memberikan hukuman jika anak tidak

mau belajar dan memberikan pujian jika anak mau belajar

2. Gangguan pemenuhan kebersihan diri berhubungandengan terlalu banyak waktu yang digunakan untuk bermain• Tujuan : anak mau melakukan aktivitas kebersihan diri

sesuai aturan keluarga• Intervensi :a. Beri penjelasan pada anak tentang perlunya menjagakebersihan dirib. Beri penjelasan pada anak tentang bahayanya tidakmenjaga kebersihan diric. Anjurkan anak untuk disiplin dalam menaati peraturankeluarga tentangd. Beri pemahaman kepada keluarga tentang perlunyakedisiplinan dalam menjaga kebersihan diri

• Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi, berdasarkan tujuan yang hendak dicapaisesuai dengan kriteria hasil yang telahditerapkan sebelumnya. Saat evaluasi perawathendaknya selalu memberi kesempatankeluarga untuk menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai dengan tugaskeluarga di bidang kesehatan.