Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

19
ricco arika sandy’s file MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN (MICROTEACHING) ISTIRAHAT DAN TIDURA. TIDUR DAN ISTIRAHAT Tidur dan Istirahat merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Sedangkan Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. B. FISIOLOGI TIDUR Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku. 1. Circadian Rhythm (Irama Sirkadian) Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misal; cahaya, kegelapan, gravitasi, dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormon, metabolisme, dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis,Taylor,Lemone,1989). a. Tahapan tidur

Transcript of Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

Page 1: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN (MICROTEACHING)

“ISTIRAHAT DAN TIDUR”

A. TIDUR DAN ISTIRAHAT

Tidur dan Istirahat merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh

semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi

secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada

setiap individu. Secara umum, Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks,

tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat

bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di

taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.

Sedangkan Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas

fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis

tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga

dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan

bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian

beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan

kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

B. FISIOLOGI TIDUR

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang

lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi

fisiologis dan respons perilaku.

1. Circadian Rhythm (Irama Sirkadian)

Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada

manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor

lingkungan (misal; cahaya, kegelapan, gravitasi, dan stimulus elektromagnetik).

Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi

siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah,

temperature, sekresi hormon, metabolisme, dan penampilan serta perasaan

individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama

biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu

memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan

bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur

pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis,Taylor,Lemone,1989).

a. Tahapan tidur

Page 2: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat

elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram

(EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement

(NREM) dan rapid eye movement (REM).

1) Non Rapid Eye Movement (NREM).

Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena

gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek

daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar.

Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di

samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,

metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4

tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap

III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).

a) Tahap I

Tahap I merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri

sebagai berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, frekuensi nadi

dan nafas sedikit menurun, bola mata bergerak dari samping ke

samping, dapat bangun segera selama tahap ini. Tahap ini berlangsung

selama 5 menit.

b) Tahap II

Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun dengan ciri sebagai berikut : bola mata berhenti bergerak,

temperatur tubuh menurun, serta frekuensi nadi dan nafas menurun

secara jelas. Tahap ini berlangsung sekitar 10-15 menit.

c) Tahap III

Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi

nafas serta proses tubuh lainnya lambat, awal dari keadaan tidur lelap,

disebabkan adanya dominasi sistem syaraf parasimpatis dan sulit

untuk dibangunkan. Berlangsung 15-30 menit.

d) Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur nyenyak, sulit dibangunkan gerakan

bola mata cepat, sekresi lambung menurun, jarang bergerak dan sulit

dibangunkan, serta tonus otot menurun.

Page 3: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

2) Rapid Eye Movement (REM).

Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30

menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi

terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM,otak cenderung aktif dan

metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi

sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba,

tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi jantung

dan pernapasan sering kali tidak teratur

b. Siklus Tidur

Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang

komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya

melalui emapt hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai

dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung

selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit.

Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I

REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.

Pre sleep

Tahap I

Tahap II

Tahap II

Tahap III

Tahap III

Tahap IV

Tahap REM

Page 4: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

2. Pengaturan Tidur

Kontrol dan regulasi tidur tergantung pada interrelasi antara dua mekanisme

serebral yang bekerja saling berlawanan antara yang satu dengan lainnya.

Keduanya secara intermiten mengaktivasi dan mensupresi pusat luhur di otak

yang mengontrol tidur dan terjaga. Satu mekanisme menyebabkan individu

terjaga, sedangkan mekanisme lainnya menyebabkan individu tertidur.

Sistem pengaktipan reticular (reticular activating system/RAS) terletak dalam

batang otak atas (upper brainstem). RAS diyakini mengandung sel-sel khusus

yang mempertahankan keadaan siaga dan terjaga. RAS menerima input rangsang

Page 5: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

sensori visual, auditori dan nyeri serta rangsang raba. Aktivitas dari serebral

kortek (seperti emosi dan proses berfikir) juga menstimulasi RAS. Studi yang

dilaporkan oleh Canavan (1984) dan Chuman (1983) dalam Potter & Perry (1993)

meyakini bahwa keadaan terjaga merupakan akibat dari neuron-neuron yang ada

dalam RAS melepaskan katekolamin seperti hormon norepineprin.

Tidur dapat juga ditimbulkan oleh pelepasan serotonin dari sel khusus dalam

raphe sleep system pada pons dan bagian medial dari otak depan. Area otak ini

disebut juga sebagai regio pengsinkronan bulbar (bulbar synchronizing

region/BSR). Bagaimana seseorang dapat mempertahankan keadaan terjaga atau

keadaan tidur bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat

otak (seperti, berfikir); reseptor sensori perifer seperti stimuli bunyi dan cahaya;

dan sistem limbik atau emosi (Potter & Parry,1993).

Seorang yang mencoba untuk tidur, akan menutupkan matanya dan mengatur

posisinya sehingga rilek. Stimulus pada RAS menjadi menurun. Jika ruangan

digelapkan dan tenang, maka aktivasi RAS akan semakin menurun. Pada suatu

saat BSR akan mengambil alih, sehingga menyebabkan individu menjadi tertidur

(Potter & Perry, 1993)

C. FUNGSI TIDUR

Fungsi tidur adalah restorative (memperbaiki) kembali organ – organ tubuh.

Kegiatan memperbaiki kembali tersebut berbeda saat Rapid Eye Movement

(REM) dan Nonrapid Eye Movement (NREM). Nonrapid Eye Movement akan

mempengaruhi proses anabolik dan sintesis makromolekul ribonukleic acid

RNA). Rapid Eye Movement akan mempengaruhi pembentukan hubungan baru

pada korteks dan sistem neuroendokrin yang menuju otak. Selain fungsi di atas

tidur, dapat juga digunakan sebagai tanda terdapatnya kelainan pada tubuh yaitu

terdapatnya gangguan tidur yang menjadi peringatan dini keadaan patologis

yang terjadi di tubuh.

Menurut Oswald,dkk (1983), tidur merupakan waktu pemulihan fisiologis dan

psikologis dan persiapan untuk periode jaga berikutnya.

Kebutuhan Tidur Normal

Kebutuhan tidur pada manusia tergantung pada tingkat perkembangan,

kebutuhan tidur manusia.

Berdasarkan Umur :

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur

0 – 1 bulan bayi baru lahir 14 - 18 jam/hari

1 bulan - 18 bulan masa bayi 12 - 14 jam/ hari

Page 6: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

18 bulan - 3 tahun masa anak 11 - 12 jam/hari

3 tahun - 6 tahun masa prasekolah 11 jam/hari

6 tahun - 12 tahun masa sekolah 10 jam/ hari

12 tahun - 18 tahun masa remaja 8,5 jam/hari

18 - 40 tahun masa dewasa 7 - 8 jam/hari

40 tahun - 60 tahun masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun keatas masa dewasa tua 6 jam/hari.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

1. Penyakit fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik, atau masalah

suasana hati, seperti kecemasan atau depresi dapat menyebabkan masalah tidur.

Penyakit juga membuat pasien tidur dalam posisi yang tidak biasa, seperti posisi

yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu

tidur. Beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan tidur diantaranya adalah

penyakit pada pernapasan, jantung koroner, hipertensi, nokturia, lansia, dan

orang yang berpenyakit tukak peptik.

2. Obat-obatan dan substansi

Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. hipnotik

dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker dapat menyebabkan

insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (mis; meperidin hidroklorida dan

morfin) diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga

di malam hari.

3. Gaya hidup

Individu yang bekerja bergantian berputar (misal 2 minggu siang diikuti oleh 1

minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyeseuaikan perubahan

jadwal tidur.

4. Pola tidur yang biasa dan mengantuk yang berlebihan pada siang hari

EDS seringkali menyebabkan kerusakan pada fungsi terjaga, penampilan kerja

atau sekolah yang buruk, kecelakaan saat mengemudi atau menggunakan

peralatan, dan masalah perilaku atau emosional. Perasaan mengatuk biasanya

intens saat terbangun dari, atau sesaat sebelum pergi, tidur, dan sekitar 12 jam

setelah periode tengah tidur.

5. Stress emosional

Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali

mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang

mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selam siklus tidur, atau

Page 7: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur

yang buruk.

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas

dapat meningkatkan kadar nor-epinfrin darah melalui stimulasi system saraf

simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan

tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.

6. Lingkungan

Yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur

diantaranya adalah ventilasi yang baik, ukuran, kekerasan, dan posisi tempat

tidur, suara, serta tingkat cahaya.

faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak

adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat

upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang

buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu

bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi trsebut.

7. Latihan fisik dan kelelahan

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin

lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah

beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.

8. Asuhan makanan dan kalori

Kehilangan atau peningkatan berat badan mempengaruhi pola tidur. Ketika

seseorang bertambah berat badannya, maka periode tidur akan menjadi lebih

panjang dengan lebih sedikit interupsi. Kehilangan berat badan menyebabkan

tidur pendek dan terputus-putus. Gangguan tidur tertentu dapat dihasilkan dari

diet semisempurna yang popular di dalam kelompok masyarakat yang sadar-

berat badan.

9. Merokok

Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.

Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di

malam hari.

10. Motivasi

Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah

seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga

sering kali dapat mendatangkan kantuk.

Page 8: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

E. GANGGUAN TIDUR (Sleed Disorders)

1. Insomnia

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk

tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala

tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering

disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan

psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah

satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi

kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki

kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai

tidur. Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan

zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki

potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa

mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki

berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian

obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut;

dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti

kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur

hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu

tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4

menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium

lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang

tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.

Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa

orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit

Page 9: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa

belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan

pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami

irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan

bangun pada saatnya tidur.

Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:

a. Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).

b. Bekerja pada malam hari.

c. Sering berubah-ubah jam kerja.

d. Penggunaan alkohol yang berlebihan.

e. Efek samping obat (kadang-kadang).

f. Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).

2. Sleep Apnea (Apnea Tidur)

Apnea Tidur adalah gangguan pernafasan dimana napas berulang kali berhenti

selama beberapa detik hingga setengah menit ketika orang yang bersangkutan

dalam keadaan tidur. Kondisi ini sangat menggangu tidur yang normal dan dapat

memicu kelelehan yang amat sangat, sakit otot, dan meningkatnya tekanan

darah setelah satu kurun waktu tertentu.

Gangguan pernafasan tersebut biasanya disebabkan oleh sangat berkurangnya

aliran udara karena adanya hambatan dari jaringan lebih yang menghasilkan

relaksasi otot di bagian belakang tenggorokan. Gangguan pernafasan tersebut

dapat terjadi hingga 60 kali dalam satu jam. Jarang orang yang bersangkutan

menyadari masalah tersebut kecuali pasangannya atau orang yang tidur

bersamanya mengeluhkan suara dengkurnya, suatu kondisi yang umumnya

menyertai sebagian besar masalah apnea. Kadang pasangannya mengetahui

kondisi terhentinya napas orang yang bersangkutan dan dengan suara keras

berusaha mengambil napas. Episode apneik dapat menimbulkan rasa takut bagi

orang yang melihatnya. Mendengkur (yang dapat berhubungan atau tidak

berhubungan dengan apnea tidur karena hambatan napas) dan apnea tidur

meningkat seiring semakin tua usianya (Bliwise, dkk., 1984). Untuk menegakkan

diagnosis apnea tidur yang reliabel, orang yang bersangkutan harus menginap

semalam di labolatorium tidur, di mana berbagai parameter tidur ( a.l., gerakan

mata, pernapasan, ketegangan otot ) dipantau.

3. Periodic Limb Movements Disorders (PLMD)

Gangguan periodik gerakan ekstremitas (PLMD) adalah kram berulang atau

menyentak kaki saat tidur. Ini adalah gangguan-satunya gerakan yang terjadi

hanya selama tidur, dan kadang-kadang disebut kaki resah (atau anggota badan)

gerakan saat tidur. "periodik" merujuk pada kenyataan bahwa gerakan-gerakan

Page 10: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

yang berulang dan berirama, yang terjadi setiap sekitar 20-40 detik. PLMD juga

dianggap sebagai gangguan tidur, karena gerakan sering mengganggu tidur dan

menyebabkan kantuk di siang hari.

PLMD mungkin terjadi dengan gangguan tidur lainnya. Hal itu sering dikaitkan

dengan sindrom kaki resah, tetapi mereka tidak sama. Sindrom kaki gelisah

adalah suatu kondisi yang melibatkan sensasi aneh di kaki (dan kadang-kadang

tangan) saat terjaga dan dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan anggota

badan untuk meringankan sensasi. Setidaknya 80% orang dengan sindrom kaki

gelisah telah PLMD, tetapi sebaliknya tidak benar.

Ketika PLMD pertama kali dijelaskan pada 1950-an, ini disebut nocturnal

myoclonus. Nocturnal berarti malam, dan myoclonus merupakan kontraksi,

cepat berirama dari kelompok otot yang sama dengan yang terlihat pada kejang.

Gerakan PLMD tidak myoclonus, bagaimanapun, dan nama asli tidak digunakan

hari ini.

PLMD dapat terjadi pada semua usia. Seperti banyak gangguan tidur, PLMD lebih

umum pada orang paruh baya dan lebih tua.

4. Circadians-Rhythm sleep disorders

Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana

penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun

jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan irama tidur

sirkadian normal. Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian

antara lain temperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi.

Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama

tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk

bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila

irama tersebut mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitian terjadi

pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur

yang irreguler (bringing irama sirkadian).

Perubahan yang jelas secara organik yang mengalami gangguan irama sirkadian

adalah tumor pineal. Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian:

a. Sementara (acut work shift, Jet lag)

b. Menetap (shift worker

Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan

pemendekan waktu onset tidur dan perubahan pada fase REM.

Page 11: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai

berikut:

a. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandai oleh

waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering

ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orang-orang

tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari

(insomnia sekunder).

b. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat

menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari

satu zone waktu. Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang

dengan tidur yang terputus-putus.

c. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi pada orang

yang secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan

mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan

gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa pola

irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase REM.

d. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).

Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana

onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi.

Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk waktu tidurnya. Gambaran tidur

tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tdk

sesuai.

e. Tipe bangun-tidur beraturan

Tipe bangun-tidur beraturan yang menyajikan sebagai tidur pada waktu yang

sangat tidak teratur, dan biasanya lebih dari satu kali per hari (sering

terbangun di malam hari dan tidur siang di siang hari), tetapi dengan total

waktu tidur khas untuk orang usia.

f. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

Di mana individu yang terkena dampak tidur terjadi kemudian dan kemudian

setiap hari, dengan jangka waktu puncak kewaspadaan juga terus bergerak di

sekitar jam dari hari ke hari.

5. Parasomnias

Yaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian

episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu

antara bangun dan tidur. Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan

perubahan tingkah laku danaksi motorik potensial, sehingga sangat potensial

menimbulkan angka kesakitan dan kematian, Insidensi ini sering ditemukan pada

usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan

insidensi pada usia dewasa (3%). Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya

parasomnia yaitu:

Page 12: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

a. Peminum alkohol

b. Kurang tidur (sleep deprivation)

c. Stress psikososial

Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi

antara bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan

sistem otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (konfuosius), dan

diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali terjadi pada stadium 3

dan 4.

a. Gangguan tidur berjalan (slepp walking) / Somnabulisme

Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanya

automatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu,

menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki,

berbicara. Tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur.

Gambaran tipikal gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur

yang rendah, berlangsung 1/3 bagian pertama malam selama tidur NREM

pada stadium 3 dan 4. Selama serangan, relatif tidak memberikan respon

terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya dan dapat

dibangunkan susah payah.

Pada gambaran EEG menunjukkan iram acampuran terutama theta dengan

gelombang rendah. Bahkan tidak didapatkan adanya gelombang alpha.

b. Gangguan teror tidur (sleep terror)

Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri

ditempat tidur yang tampak seperti ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan

ini terjadi sepertiga malam yang berlangsung selama tidur NREM pada

stadium 3 dan 4. Kadang-kadang penderita tetap terjaga dalam keadaan

terdisorientasi, atau sering diikuti tidur berjalan. Gambaran teror tidur mirip

dengan teror berjalan baik secara klinis maupun dalam pemeriksaan

polisomnografy. Teror tidur mungkin mencerminkan suatu kelainan

neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini sering kali terjadi

perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi, keringat dingin, pupil

dilatasi, dan sesak nafas.

c. Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM

Ini meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest.

Gangguan tingkah laku ini ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) dan

selanjutnya terjadi aktifitas motorik yang keras, episode ini sering terjadi

pada larut malam (1/2 dari larut malam) yang disertai dengan ingat mimpi

yang jelas. Paling banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan

psikiatri atau dengan janis penyakit-penyakit degenerasi, peminum alkohol.

Page 13: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

Kemungkinan lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada

kasus seperti perdarahan subarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya

REM burst dan mioklonik potensial pada rekaman EMG.

Gangguan perilaku REM paling sering terjadi pada orang dewasa, dan dapat

merupakan gejala penyakit Parkinson, sebuah gangguan saraf degeneratif.

Dokter biasanya memperlakukan kelainan dengan obat yang mengurangi

tidur REM dan membuat tubuh rileks.

Jika sleep paralysis adalah contoh dari imobilitas terlalu banyak, apa yang

disebut gangguan perilaku REM adalah contoh yang terlalu sedikit. Kadang-

kadang, otak tidak memberikan sinyal yang benar untuk tubuh selama tidur

(REM).

Ketika itu terjadi, orang-orang bertindak diluar kesadaran mereka. Mereka

mungkin berteriak, dan menendang, dan bahkan keluar dari tempat tidur dan

berlari-lari. Ketika terbangun, mereka biasanya akan ingat mimpi mereka,

tetapi mereka tidak akan ingat bahwa mereka pernah bergerak.

d. Bruksisme (Menggertakkan gigi saat tidur)

Bruksisme adalah kebiasaan menggertakkan gigi, atau mengatupkan gigi

geligi atas dan bawah dengan tekanan yang besar. Munculnya biasa terjadi

pada malam hari, pada fase awal tidur. Tetapi ada juga yang mengalaminya

pada siang hari. Kapanpun munculnya, kebiasaan itu merupakan kebiasaan

yang tidak disadari.

Bruksisme umum terjadi di masyarakat kita. 50% sampai 96% orang dewasa

pernah mengalaminya. Umumnya, kebiasaan ini tidak disadari oleh

pelakunya, karena pada tingkat ringan kebiasaan ini tidak mengganggunya.

Kebiasaan ini tidak mengganggu pelakunya, tapi justru mengganggu teman

tidurnya, karena bunyi yang dihasilkan cukup keras. Seseorang baru

menyadarinya setelah teman tidurnya memberitahu atau dokter giginya

menemukan kelainan-kelainan dalam rongga mulutnya.

Gejala klinis awal berupa retakan pada gigi akibat bruksisme baru muncul

setelah bertahun-tahun. Karena itulah sulit untuk memperkirakan, apalagi

menghitung jumlah penderita bruksisme.

Sampai saat ini, penyebab bruksisme tidak diketahui secara pasti. Diduga

penyebab paling umum adalah faktor emosional, seperti stress di siang hari,

kecemasan, kemarahan, rasa sakit dan fustrasi. Selain itu, oklusi (cara gigi

geligi rahang atas dan bawah mengatup) yang tidak normal dan gigi ompong

Page 14: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

juga diduga menyebabkan bruksisme. Selain faktor-faktor penyebab di atas,

bruksisme akan diperparah jika penderitanya mengkonsumsi alkohol dan

obat-obatan tertentu.

Ketika seseorang mengunyah makanan, tekanan yang ditimbulkan oleh

gesekan gigi-geligi atas dan bawah diserap oleh makanan. Dalam keadaan

tidak sadar, gerakan rahang menimbulkan tekanan yang jauh lebih besar

daripada ketika mengunyah. Dan seluruh tekanan yang terjadi diserap oleh

gigi geligi dan jaringan penyangganya. Tekanan yang terjadi kurang lebih 10

kali tekanan mengunyah normal. Bayangkanlah beban yang ditanggung oleh

gigi geligi dan jaringan penyangganya.

Tanda lain yang sering dijumpai pada penderita bruksisme adalah

terbentuknya cekungan di daerah perbatasan mahkota dan akar gigi.

Cekungan ini terjadi karena email di bagian ini tipis, sehingga patah ketika

mendapat tekanan berlebihan. Tanda ini sering disalah-tafsirkan sebagai

akibat kesalahan dalam menyikat gigi.

Tanda-tanda klinis yang disebutkan di atas biasanya tidak menimbulkan

keluhan, kecuali bila gigi menjadi sensitif terhadap dingin, tekanan dan

rangsangan lain. Seseorang dengan bruksisme memerlukan waktu bertahun-

tahun untuk merasakan gangguan bagi dirinya sendiri. Pada tingkat lebih

lanjut, gigi bisa goyang, bahkan lepas dari soketnya.

e. Enuresis

Dalam kondisi ini, juga disebut mengompol, orang terkena tidak dapat

mempertahankan kontrol kencing saat tidur. Ada dua jenis enuresis-primer

dan sekunder. Dalam Enuresis primer, seseorang telah mampu memiliki

kontrol kencing dari bayi seterusnya. Dalam Enuresis sekunder, seseorang

memiliki kambuh setelah sebelumnya telah mampu memiliki kontrol kemih.

Enuresis dapat disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, infeksi

saluran kencing, atau sleep apnea) atau gangguan kejiwaan. Beberapa

pengobatan untuk mengompol mencakup modifikasi perilaku, perangkat

alarm, dan obat-obatan.

6. Narkolepsi

Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana

penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang

waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit,

tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di

malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.

Page 15: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

Gangguan terjadi pada mekanisme pengaturan tidur. Tidur, berdasarkan

gelombang otak, terbagi dalam tahapan-tahapan mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan

Rapid Eye Movement (REM.) Tidur REM adalah tahapan dimana kita bermimpi.

Pada penderita narkolepsi gelombang REM seolah menyusup ke gelombang

sadar. Akibatnya kantuk terus menyerang, dan otak seolah bermimpi dalam

keadaan sadar.

Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):

a. Rasa kantuk berlebihan (EDS)

b. Katapleksi (cataplexy)

c. Sleep paralysis

d. Hypnagogic/hypnopompic hallucination.

Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya

otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga

kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga

keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa

sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi

dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak

menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas

seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.

Kondisi mimpi yang menyusup ke alam sadar bermanifestasi sebagai halusinasi.

Penderita narkolepsi biasanya berhalusinasi seolah melihat orang lain di dalam

ruangan. Orang lain tersebut bisa orang yang dikenal, teman, keluarga, sekedar

bayangan, hantu atau bahkan makhluk asing, tergantung pada latar belakang

budaya penderita.

Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap

penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.

F. PROSES KEPERAWATAN DAN TIDUR

1. Pengkajian

Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur,

pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostik.

a. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien

memasuki faislitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan

kebutuhan klien dan hal-hal yang ia sukai ke dalam rencana perawatan.

Page 16: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

Riwayat tidur meliputi :

- Kebiasaan sebelum tidur

- Perubahan pola tidur

- Dampak pola tidur terhadap kehidupan sehari-hari

- Alat bantu tidur

- Lingkungan tidur

b. Catatan tidur

Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki

masalah tidur sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola

tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari

informasi berikut :

1) Jumlah jam tidur total per hari.

2) Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan waktu).

3) Ritual sebelum tidur (mis; minum air, obat tidur).

4) Waktu

Pergi tidur,

Mencoba tidur,

Tertidur,

Terjaga di malam hari dan durasinya, serta

Bangun tidur di pagi hari.

5) Adanya masalah yang klien yakini dapat memengaruhi tidurnya.

6) Faktor yang klien yakini member pengaruh positif atau negatif pada

tidurnya

Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan

atau grafik yang berguna untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien

alami.

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energi

klien. Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur antara

lain adanya lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak

mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas,

gelisah, tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll.Di samping itu, klien

yang mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi, atau lelah

akibat kekurangan energi.

Observasi :

1) Penampilan Wajah

Terdapat area gelap disekitar mata

Bengkak pada kelopak mata

Konjungtiva kemerahan

Page 17: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

Mata kelihatan cekung dan sayu

2) Tingkah Laku

mudah tersinggung

gelisah, bingung

sering menguap

kurang perhatian

bicara, gerakan pelan

postur tubuh tidak stabil

tangan tremor

3) Tinkat Energi

> lemah, letih, lesu

d. Pemeriksaan Diagnostik

Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut

polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),

elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat

ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien

lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien

terjaga di malam hari.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :

- kerusakan neurologi

- tempat yang asing

- prosedur invasif

- nyeri

- kencemasan

- pengobatan

dengan data :

data subjektif

perubahan pola tidur

gangguan aktivitas

data objektif

perubahan penampilan dan perilaku

hasil Pemeriksaan fisik

hasil pemeriksaan diagnostik

Page 18: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

3. Intervensi

Tujuan : gangguan pola tidur klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :

- klien dapat tidur 6 - 8 jam sehari secara verbal mengatakan dapat relaks

dan lebih segar

- hasil pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan tidur

Mandiri :

- Lakukan kajian masalah gangguan tidur (perubahan pola dan

penyebabnya)

- Lakukan persiapan untuk tidur malam

- Berikan makanan atau minuman yang bisa menyebabkan tidur

- Persiapkan lingkungan tidur yang hygiene, tenang, dan nyaman

- Berikan pendidikan kesehatan : jadwal tidur, mengurangi stress dengan

latihan relaksasi.

- Bila perlu anjurkan untuk mandi air hangat dan lakukan masase

punggung klien sebelum tidur.

Kolaborasi :

- Pemberian medikasi

Page 19: Modul Pendidikan Kesehatan Istirahat dan Tidur finish

ricco arika sandy’s file

REFERENSI

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ganong, William F. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. (hal 186 – 195)