TIDUR & ISTIRAHAT

18
7 TIDUR & ISTIRAHAT NS. RISCA ARIANI, S.Kep

description

KDDK

Transcript of TIDUR & ISTIRAHAT

Page 1: TIDUR & ISTIRAHAT

7

TIDUR & ISTIRAHAT

NS. RISCA ARIANI, S.Kep

Page 2: TIDUR & ISTIRAHAT

1. TIDUR DAN ISTIRAHAT Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang

bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.

Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.

Satu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan (Evans dan French, 1995). Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sakit.

Pengindentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan penting perawat. untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien.

Page 3: TIDUR & ISTIRAHAT

2. FISIOLOGI TIDURA. IRAMA SIRKADIAN

Irama sirkadian (berasal dari bahasa latin, circa: “tentang” dan dies: “hari”) adalah siklus 24 jam, siang-malam. Contohnya siklus tidur.

Irama infradian adalah siklus yang terjadi dalam siklus yang lebih lama dari 24 jam. Contohnya siklus menstruasi wanita.

Irama ultradian adalah siklus biologis yang terjadi kurang dari 24 jam.

Irama sikardian termasuk siklus tidur-bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan.

Page 4: TIDUR & ISTIRAHAT

B. PENGATURAN TIDUR Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang

dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan dalam sistem saraf periferal, endokrin, kardiovaskuler, pernapasan dan muskular (Robinson, 1993).

Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga.

Sistem aktivasi rekular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Bulbar sinchronizing region (BSR) atau daerah sinkronisasi bulbar berlokasi di pons dan otak depan bagian tengah yang menyebabkan tidur.

Input sensori kontrol SAR dan BSR, mengaktivasi adan menekan pusat otak tertinggi secara intermitten untuk mengontrol tidur dan terbangun

Page 5: TIDUR & ISTIRAHAT

C. TAHAPAN TIDUR Tidur yang normal melibatkan dua fase:

pergerakan mata yang tidak cepat (tidur nonrapid eye movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement, REM).

Selama NREM seorang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 semakin dalam.

Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tidur tahap 1 dan 2 dan seorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam, disebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus 90 menit. Konsolidasi memori (Karni dkk, 1994) dan pemulihan psikologis terjadi pada tahap ini.

Page 6: TIDUR & ISTIRAHAT

TAHAPAN TIDURTahap 1: NREM Tahap meliputi tingkat paling dangkal dalam tidur. Tahap berakhir beberapa menit. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan

penurunan secara bertahap ttv dan metabolisme. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus

sensori seperti suara.Tahap 2: NREM Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara. Kemajuan relaksasi Unuk terbangun masih relatif mudah. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban.Tahap 3: NREM Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang

bergerak. Otot-otot dalam keadaan santai penuh. Ttv menurun tetapi tetap teratur. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit.

Page 7: TIDUR & ISTIRAHAT

Tahap 4: NREM Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur. Jika terjadin kurang tidur maka orang yang tidur akan

menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini.

Ttv menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga.

Tahap berakhir kurang lebih 30 menit. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi.Tidur REM Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat

terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.

Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.

Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung & kecepatan respirasi & peningkatan atau fluktuasi tekanan darah.

Page 8: TIDUR & ISTIRAHAT

Terjadi penurunan tonus otot skelet. Peningkatan sekresi lambung. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang

tidur. Durasi tidur REM meningkat pada tiap siklus

rata-rata 20 menit.D. SIKLUS TIDUR Ketikaseseorang tertidur, biasanya melewati

4 sampai 6 siklus tidur penuh tiap siklus tidur terdiri 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode tidur REM.

Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur.

Page 9: TIDUR & ISTIRAHAT

Tahap-tahap siklus tidur orang dewasa

Tahap Pratidur

NonREM Tahap 1

NonREM Tahap 2

NonREM Tahap 3

NonREM Tahap 4

NonREM Tahap 2

NonREM Tahap 3

Tidur REM

Page 10: TIDUR & ISTIRAHAT

3. FUNGSI TIDUR Mengkontribusi pemulihan fisiologis dan

psikologis (Oswald, 1984; Anch dkk, 1988). Tidur yang nyenyak bermanfaat dalam

memelihara fungsi jantung. Memperbaiki proses biologis secara rutin. Sintesis protein dan pembagian sel untuk

pembaharuan jaringan seperti pada kulit, sumsum tulang, mukosa lambung dan otak terjadi selama istirahat dan tidur.

Tubuh menyimpan energi selama tidur. Pemulihan kognitif (membantu penyimpanan

memori dan pembelajaran).

Page 11: TIDUR & ISTIRAHAT

4. KEBUTUHAN & POLA TIDUR NORMAL Neonatus sampai usia 3 bulan : 16 jam sehari Bayi : 8 – 10 jam pada malam hari. Todler : 12 jam sehari. Prasekolah : 12 jam semalam. Anak usia sekolah :

6 tahun : 11-12 jam semalam.11 tahun : 9-10 jam semalam.

Remaja : 7½ jam semalam. Dewasa muda : 6-8½ jam semalam. Dewasa tengah Lansia

Page 12: TIDUR & ISTIRAHAT

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

1) Penyakit fisik.2) Obat-obatan dan substansi3) Gaya hidup.4) Pola tidur yang biasa & mengantuk yang

berlebiuhan pada siang hari (EDS).5) Stress emosional.6) Lingkungan.7) Lingkungan.8) Latihan fisik & kelelahan.9) Asupan makanan & kalori.

Page 13: TIDUR & ISTIRAHAT

6. GANGGUAN TIDUR1) Insomnia

Gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan/atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif (Zorick, 1994).

2) Apnea tidur Gangguan yang dicirikan dengan kerangnya aliran

udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada 3 jenis apnea tidur : apnea sentral, obstruktif dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif.

3) NarkolepsiDisfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini.

Page 14: TIDUR & ISTIRAHAT

4) Deprivasi tidurMasalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat menyangkut penyakit (mis. demam, sulir bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja.

5) ParasomniaMasalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk, enuresis nokturnal (ngompol) dan menggeratakkan gigi (bruksisme) (Mindel, 1993).

Page 15: TIDUR & ISTIRAHAT

7. PROSES KEPERAWATAN TIDUR1) Pengkajian

Kaji sumber untuk pengkajian tidur klien. Riwayat tidur

- Deskripsi masalah tidur.- Pola tidur biasa.- Perubahan pola tidur terakhir.- Penggunaan obat tidur dan obat-obatan yang telah diresepkan lainnya serta obat-obatan bebas.- Pola asupan diet dan jumlah zat (mis. Alkohol) yang mempengaruhi tidur.- Gejala yang dialami selama terbangun.- Penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan.- Peristiwa dalam kehidupan yang terjadi saat ini.- Status emosinal dan mental saat ini.

Page 16: TIDUR & ISTIRAHAT

2) Diagnosa keperawatanContoh diagnosa kep. NANDA untuk gangguan tidur.

a. Gangguan pola tidur (sulit tertidur) berhubungan dengan;

Kebisingan lingkungan Nyeri arthritis

b. Gangguan pola tidur (sering terbangun) berhubungan dengan;

Kekhawatiran kehilangan pekerjaan Ketergantungan terhadap obat-obatan

c. Risiko cedera berhubungan dengan; Serangan berjalan dalam tidur

d. Perubahan proses berpikir berhubungan dengan;

Deprivasi tidure. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan;

Obstruksi trakeobronkhial

Page 17: TIDUR & ISTIRAHAT

3) Perencanaan keperawatanTabel Renpra

Dx. Kep: Gangguan pola tidur (sulit tertidur) berhubungan dengan khawatir akan kehilangan pekerjaan

Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional

Klien melaporkan bahwa pola tidur yang biasa telah terbentuk kembali dalam satu bulan.

Klien tidur dalam 30 menit setelah naik ke tempat tidur.

Klien melaporkan perasaan segar di saat terbangun di pagi hari.

Minta klien mengikuti ritual tidur, naik ke tempat tidur pada jam yang sama setiap malam, meminum segelas susu.

Kendalikan sumber sumber kebisingan di lingkungan & pastikan bahwa kamar tidur sudah digelapkan & memiliki ventilasi yang baik.

Susu menganndung L-triptofan, asam amino alami yang merangsang tidur.

Page 18: TIDUR & ISTIRAHAT

4) Implementasi keperawatanAplikasi dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat oleh perawat.

5) Evaluasi keperawatanPenilaian sejauh mana tujuan umum maupun tujuan khusus tercapai.