Post on 05-Jun-2019
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN TENTANG FASILITAS PERSALINAN DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS
PERSALINAN DI PUSKESMAS MALIGANO KABUPATEN MUNA TAHUN 2017
SKRIPSI
DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SarjanaTerapan Kebidanan
OLEH
JERINIKOLIN P00312016075
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN KENDARI
2017
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
a. Nama : Jerinikolin
b. Tempat tanggal Lahir : Labasa , 07 Februari 1976
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
e. Agama : Katolik
f. Alamat : Desa Latompa,Kecamatan
Maligano ,Kabupaten Muna
II. JENJANG PENDIDIKAN
a. SD Negeri No.2 Motewe/Maligano, Tamat Tahun 1990
b. SMP Swasta Katolik Raha, Tamat Tahun 1993
c. SPK Stella Maris Ujung Pandang, Tamat Tahun 2005
d. DI Kebidanan PPB A SPK Stella Maris, Tahun 2009
e. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusun Kebidanan Prodi D IV
Tahun 2016 – 2017
v
KATA PENGANTAR
Puji skukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Bersalin Tentang Fasilitas Persalinan dengan pemanfaatan Fasilitas
Persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna.
Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang
membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih sebesar-
besarnya terutama kepada ibu Sitti Aisa,AM.Keb.S.Pd,M.pd selaku
pembimbing I dan ibu Nasrawati, S.Si.T.MPH selaku pembimbing II yang telah
banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita,SKM.,M.Kes sebagai ketua jurusan kebidanan
poltekkes kendari
3. Bapak Aris Gani, S.Si.T sebagai Kepala Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna
4. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kep, M.Kes selaku penguji 1, Ibu
Halijah,SKM,M.Kes selaku penguji 2 ,Ibu Arsulfa, S.Si.T,M.Keb Selaku
penguji 3 dalam skripsi ini.
vi
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari jurusan
kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu pengetahuan
selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan arahan dan
bimbingan.
6. Suamiku (Bapak Amon Dewo) dan anakku (Yoki Arfandi,Yose arnoldus,
Albert Patric, Clarissa Nova).
7. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, yang senantiasa memberikan , dorongan, pengorbanan, motivasi,
kasih sayang, serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh
pendidikan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan
pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.
Kendari, Desember 2017
Penulis
vii
INTI SARI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN TENTANG FASILITAS PERSALINAN DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS PERSALINAN DI
PUSKESMAS MALIGANO KABUPATEN MUNA TAHUN 2017
Jerinikolin¹ Sitti Aisa² Nasrawati²
Latar Belakang : Upaya Kesehatan Ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan dokter umum dan bidan serta diupayakan untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna Tahun 2017 Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan Cross Sectonal. Sampel peneltian adalah ibu bersalin di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna yang berjumlah 45 orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner Mengenai Pengetahuan,Sikap, Pemanfaatan Fasilitas Persalinan. Data di analisis dengan Uji Chi Square. Hasil Penelitian : ada hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna Tahun 2017 (p = 0,001; X² = 13,867). Ada hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna Tahun 2017 (p = 0,003; X² = 8,557). Kesimpulan : Ada hubungan Pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas Persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna Tahun 2017. Ada Hubungan Sikap ibu bersalin tentang fasilitas Persalinan dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna Tahun 2017. Saran : Bagi Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas diharapkan selalu menginformasikan kepada ibu hamil dan bersalin untuk selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan bagi Ibu hamil dan bersalin diharapkan untuk selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan. Kata Kunci : Pemanfaatan Fasilitas, Pengetahuan,Sikap
¹Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari ²Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR......................................................................... v
INTI SARI……………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. Xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 28
C. Kerangka Teori.......................................................................... 31
D. Kerangka Konsep...................................................................... 32
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 33
A. Jenis Penelitian......................................................................... 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 34
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 34
D. Variabel Penelitian..................................................................... 34
E. Definisi Operasional.................................................................. 34
ix
F. Instrumen Penelitian……………………………………………… 35
G. Alur Penelitian..................................................................... 36
H. Pengolaan dan Analisis Data.................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 57
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori
Gambar 2. Kerangka Konsep
Gambar 3. Skema Rancangan Cross Seksional
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Distribusi Pengetahuan Tentang Fasilitas Persalinan……………42
Tabel 2 . Distribusi Sikap Tentang Fasilitas Persalinan………………..….43
Tabel 3 . Distribusi Pemanfaatan Fasilitas Persalinan…......…..………….44
Tabel 4 . Hubungan Pengetahuan Tentang Fasilitas Persalinan
Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan …...……………..….45
Tabel 5. Hubungan Sikap Tentang Fasilitas Persalinan Dengan
Pemanfaatan Fasilitas Persalinan………………………………...46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Resonden
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Hasil Analisis Data
Lampiran 4. Surat Pengambilan Data Awal dari Poltekkes Kendari
Lampiran 5. Surat Penelitian dari Badan Pengembangan Masyarakat
(BALITBANG) Propinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 6. Surat Penelitian dari Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang alami yang akan berlangsung
dengan sendirinya tetapi proses persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yang mebahayakan ibu maupun janinnya sehingga
memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan kesehatan dengan
fasilitas kesehatan yang memadai.Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan
dalam rangka mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter
umum dan bidan serta diupayakan untuk dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan (Dinkes Sultra, 2016).
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) masih
merupakan masalah utama di dunia karena masih terbilang tinggi. Data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyatakan bahwa di dunia
sekitar 800 ibu meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan. Penyebab utama dari kematian ibu antara lain perdarahan,
hipertensi, infeksi dan penyakit penyerta lainnya yang diderita ibu sebelum
masa kehamilan. Risiko kematian ibu di Negara berkembang 23 kali lebih
besar dibandingkan dengan Negara maju sehubungan dengan kehamilan dan
persalinan (WHO, 2015).
1
2
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih terbilang tinggi bila
dibandingkan dengan Negara-negara tetangga.Menurut survey demografi dan
kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia adalah 359 per
100.000 kelahiran hidup (KH).Angka tersebut belum sesuai dengan target
MDGs yaitu 102/100.000 KH (Kemenkes RI, 2013). Jumlah kematian ibu di
Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 sebesar 67 kematian dan di Kabupaten
Muna sebesar 3 kematian (Dinkes Sultra, 2016).
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia 90% terjadi pada saat persalinan. Selain itu
penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah faktor keterlambatan yaitu
terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk ketempat pelayanan kesehatan,
sebagai contohnya adalah terlambat mengenali tanda bahaya sehingga ibu
sampai di tempat pelayanan kesehatan sudah dalam kondisin darurat
(Kemenkes RI, 2015).
Berbagai upaya yangdilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah
satunya adalah melaluiprogram Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan padatotalitas monitoring yang menjadi
salah satu upaya deteksi dini, menghindari resiko pada ibu hamilserta
menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di
tingkatPuskesmas (PONED) dan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri dan
Neonatal Konprehensif (PONEK) diRumah Sakit. Pelaksanaan P4K di desa-
desa perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat
perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap siagaan keluarga
3
dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat
mengambil tindakan yang tepat (Dinkes Sultra, 2016).Mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan,
dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta
pelayanan kesehatan seksual, pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa
persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan antara lain akses pelayanan, usia, pendapatan
keluarga, pendidikan, pengetahuan, sikap. Beberapa hasil penelitian
terdahulu menyebutkan bahwa pengetahuan yang tinggi tentang pelayanan
kesehatan menyebabkan individu cenderung mengunakan fasilitas pelayanan
kesehatan (Shaffer et al. 2007 dalam Rerey dan Susanto, 2012).
Dalam menghadapi persalinan tidak terlepas dari sikap ibu hamil
tentang persalinan. Ibu yang mempunyai sikap yang positif dan baik tentang
persalinan akan menjaga persalinannya dan menyiapkan apa saja yang
dibutuhkan untuk menghadapi persalinannya termasuk tempat persalinan
yang dapat melaksanakan dengan segera jika terjadi
kegawatdaruratan.Tentunya hal ini terkait dengan sejauh mana
pengetahuannya tentang persalinan yang diharapkan dapat berjalan normal.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara lima tahun terakhir
cenderung meningkat dari 83,98% di tahun 2011 menjadi 85,19% pada tahun
4
2015, meskipun demikian, secara nasional cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Sulawesi Tenggara belum
mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015 yaitu sebesar
90%. Sedangakan di Kabupaten Muna cakupan pertolongan persalinan di
fasilitas kesehatan sudah mencapai 89,91% pada tahun 2016. (Dinkes Sultra,
2016). Berdasarkan data Puskesmas Maligano Kabupaten Muna tahun 2015
menunjukkan bahwa jumlah persalinan di fasilitas kesehatan hanya mencapai
27,73% sedangkan pada tahun 2016 jumlah persalinan di fasilitas kesehatan
sebanyak 32,75%.Berdasarkan hasil pengambilan data awal pada bulan april
tahun 2017 jumlah persalinan sebanyak 45 orang yang melahirkan di fasilitas
kesehatan sebanyak 10 orang atau 22,22% dan persalinan bukan di fasilitas
kesehatan sebanyak 35 orang atau 77,77%. Dalam lima tahun terakhir angka
kematian ibu di Puskesmas Maligano memang tidak ada, tetapi masih ada
peluang-peluang untuk terjadi kematian karena kurangnya peralatan dan obat
serta tenaga yang menolong saat terjadi kegawatdaruratan atau komplikasi
bila pertolongan persalinan bukan di fasilitas pelayanan kesehatan/persalinan.
Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga penulis tertarik untuk
meneliti tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang
fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna.
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas
persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusipengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna.
b. Mengetahui distribusisikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan
dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna.
c. Mengetahui distribusi pemanfaatan fasilitas persalinan di
Puskesmas Maligano Kabupaten Muna.
d. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna.
6
e. Mengetahui hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan keilmuan dalam mengatasi masalah
kematian ibu sehubungan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi ibu hamil, dapat mengetahui dan mau melahirkan di fasilitas
persalinan yang memadai yang ada.
b. Bagi masyarakat, dapat berperan aktif dalam mengatasi masalah
kesehatan ibu dan anak dengan memanfaatkan fasilitas
persalinan.
c. Bagi tempat penelitian, untuk memberikan pelayanan dan
informasi tentang pentingnya pemanfaatan fasiltas persalinan.
d. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
e. Bagi pengambil kebijakan, untuk dapat menetapkan peraturan
untuk melakukan intervensi pemanfaatan fasilitas persalinan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Adriana, N.Wulandari, L, L.Duarsa
(2014) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai.Hasil penelitian ini
7
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara akses pelayanan dengan
pemanfaatan persalinan yang memadai. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian , N.Wulandari, L, L.Duarsa (2014) adalah variable
penelitian. Pada penelitian, N.Wulandari, L, L.Duarsa (2014) variable
penelitiannya adalah akses pelayanan kesehatan dan pada penelitian
ini variable penelitiannya adalah pengetahuan dan sikap ibu bersalin
tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan/ Persalinan
a. Tinjauan Tentang Pemanfaatan Fasilitas
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan
pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan
kesehatan.Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap
upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkankesehatan
perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun masyarakat.(Azrul Azwar,
1996).
Beberapa perilku yang mempengaruhi masyarakat dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu :
1) Pemikiran dan perasaan (Througts And Feeling)dalam bentuk
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan perilaku
seseorang terhadap pelayanan kesehatan
2) Orang penting sebagai referensi (Personal Reference), perilaku
seseorang itu lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang
dianggap penting/berpengaruh besar terhadap pelayanan
kesehatan.
8
9
3) Sumber daya (Resources), mencakup fasilitas, uang, waktu,
tenaga,
4) semua berpengaruh terhadap perilaku seseorang baik positif
maupun negative.
5) Kebudayaan (Culture), norma-norma yang ada di masyarakat
dalam kaitannya dengan konsep sehat sakit.
Sedangkan menurut J. Hanlon, pemanfaatan pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh (Juanita, 1997) :
1) Tersedianya sumber daya
2) Pendapatan keluarga
3) Jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan
4) Persepsi sehat dari penerima dan pemberi pelayanan
b. Tinjauan dari Segi Fasilitas Kesehatan/Persalinan
1) Pengertian
Fasilitas kesehatan/persalinan yang memadai adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang siap memberikan pelayanan
24 jam. Fasilitas kesehatan/persalinan yang memadai adalah:
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas PONED (Pelayanan
Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar) yaitu pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas
PONED.PelayananKesehatan di Rumah Sakit PONEK
(Pelayanan Obstetric dan Neonatal Komprehensif) adalah
rumah sakit yang ditunjang dengan ketersediaan alat dan
10
tenaga sesuai dengan ketentuan yang mampu memberikan
pelayanan komprehensif kegawatdaruratan kebidanan dan bayi
neonatus (Nara, 2014).
2) Kriteria
Fasilitas kesehatan yang memadai harus memenuhi criteria
sebagai berikut :
a) Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan dengan
tempat perawatan/puskesmas rawat inap dan siap 24
jam.
b) Mempunyai fungsi sebagai pusat rujukan antara bagi
penduduk yang tercakup oleh puskesmas termasuk
penduduk di luar wilayah Puskesmas PONED.
c) Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan
dasar puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED
paling lama satu jam dengan transportasi umum setempat,
mengingat waktu pertolongan hanya dua jam untuk kasus
perdarahan.
d) Jumlah dan tenaga kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan kebidanan dan neonatal yang telah dilatih
PONED minimal tiga orang yang tinggal sekitar lokasi
puskesmas PONED terdiri dari seorang dokter umum,
seorang bidan, seorang perawat.
11
e) Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia
minimal.
f) Mampu memberikan pelayanan: preeklamsia, eklamsia,
perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang,
hipoglikemia, hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir,
berat badan lahir rendah, sindroma gangguan pernapasan,
kelainan kongenital, dll.
Dan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Komprehensif (PONEK) dengan criteria
sebagai berikut :
a) Mempunyai tim PONEK
b) Mempunyai prosedurtetap pelayanan penerimaan dan
penanganan pasien kegawatdaruratan obstetrik dan
neonatal.
c) Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
d) Mempunyai standar waktu tanggap (Standard Respon
Time), UGD=10 menit, kamar bersalin= 30 menit,
pelayanan darah= 1 jam, operasi= 30 menit
e) Mempunyai kamar operasi siaga 24 jam
f) Mempunyai Unit Transfusi Darah siaga 24 jam
g) Tersedia pelayanan penunjang siaga 24 jam seperti:
laboratorium, radiologi, ruang pemulihan, obat dan alat
penunjang, perlengkapan dan bahan harus berkualitas
12
tinggi dan berfungsi dengan baik serta mengutamakan
sterilitas (Nara, 2014).
2. Pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan
a. Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmojo, 2012).
Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah
kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa
yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau
tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari
suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan
(Notoatmodjo, 2003).Pengetahuan (Knowledge).
2) Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai 6
(enam) tingkatan, yaitu :
a) Tahu (Know) adalah mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.
13
b) Memahami (Comprehension) adalah kemampuan untuk
memahami secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (Aplication) adalah kemampuan untuk
mengguankan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi yang sebanarnya.
d) Anilisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan
materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (Synthesis) adalah kemammpuan untuk
meletakkan atau meghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbinganyang diberikan seseorang kepada
orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah pula mereka untuk menerima informasi dan pada
akhirya makin banyak pengetahuan yang mereka milik
14
b) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologi (mental), dimana
pada aspek psikologi ini taraf berpikir seseorang semakin
matang dan dewasa.
d) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan
seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.
e) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari
lingkungannya.Pada dasarnya pengalaman mungkin saja
menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu
yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara
subyektif.
15
f) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru (Nursalam, 2013).
4) Perkembangan Pengetahuan
Ilmu pengetahuan manuasia mengalami beberapa periode
perkembangan dari waktu kewaktu sepanjang kehidupan
manuasia di permukaan bumi ini. Proses yang terjadi mengikuti
kemajuan peradaban manusia dari batu sampai zaman modern
dan sering disebut “The Ways Of Thinking”.
Proses tahapan yaitu :
a) Periode trial and error
Manusia melihat dan mendengar sesuatu, lalu mulai
berpikir dan timbul keinginan untu mencoba tetapigagal,
kemudian mencoba lagi berkali-kali dan akhirnya berhasil.
b) Periode authority and tradition
Semua pemikiran dan pendapat dijadikan norma-norma
dan tradisi yang harus dilaksanakan oleh setiap orang. Bila
seseorang melanggarnya akan dikenakan sanksi baik moral
maupun fisik.
16
c) Periode speculation and argumentation
Setiap pemikiran dan pendapat mulai dibahas
kebenarannya melalui spekulasi dan adu argumentasi.
d) Periode hypothesis and experimentation
Semua pemikiran dan pendapat harus dianalisis, diteliti,
serta diuji kebenarannya secara ilmiah (Chandra, 2012).
5) Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingi kita ketahui atau kita ikur
dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Nursalam, 2013) :
Tingkatan pengetahuan baik bila skor >75%-100%
Tingkatan pengetahuan cukup bila skor 56%-75%
Tingkatan pengetahuan kurang bila skor <56%
b. Sikap
1) Pengertian sikap
Sikap adalah pernyataan evaluative terhadap obyak,
orang atau peristiwa.Hal ini mencerminkan perasaan
seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin dihasilkan dari
perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap adalah
predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara
17
konsisten terhadap suatu objek (Ali, 2015).Sikap adalah
keteratuaran tertentu dalam hal perasaan (efeksi), pemikiran
(kognitif) dan predisposisi volingkingan sekitarnya (Azwar,
2014).
Sikap merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi
atau respon terhadap stimulus (objek) yang menimbulkan
perasaan yang disertai dengan tindakan yang sesuai dengan
objeknya (Imam, 2011). Orang yang memiliki sikap yang positif
terhadap suatu objek psikologi apabila suka (like) atau
memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang
dikatakan memiliki sikap negative terhadap objek psikologi bila
tidak suka (dislike) atau sikapnya anfavorabel terhadap objek
psikologi (Aditama, 2013).
Sikap yang menjadi suatu pernyataan evaluative,
penilaian terhadap suatu objek selanjutnya yang menentukan
tindakan individu terhadap sesuatu. Struktur sikap dibedakan
atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang, yaitu :
a) Komponen kognitif merupakan representasiapa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen kognitif
berisi kepercayaan sterepotype yang dimiliki individu
mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan (opini)
18
terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem
yang controversial.
b) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut
aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya
berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap
seseorang. Komponen afekif disamakan dengan perasaan
yang dimilki seseorang terhadap sesuatu.
c) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan
berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh
seseorang. Dan berisi tendensi atau kecendrungan untuk
bertindk/bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara
tertentu dan berkaitan dengan obyek yang dihadapinya
adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang
adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku (Azwar,
2014).
2) Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Purwanto dalam Rina (2013) adalah:
a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan
dengan obyeknya. Sifat ini yang membedakannya dengan
19
sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan
akan beristrahat.
b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari
dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat
keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah sikap orang itu.
c) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain
sikap itu terbentuk dipelajari atau berubah senantiasa
berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
d) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat
juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e) Sikap mempunyai segi-segi mitivasi dan segi-segi perasaan
, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-
kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
orang.
3) Fungsi Sikap
Fungsi sikap dibagi dalam 4 (empat) kategori, sebagai berikut :
a) Fungsi utilitarian
Melalui instrument suka dan tidak suka, sikap positif atau
kepuasan dan menolak yang memberikan hasil positif atau
kepuasan.
20
b) Fungsi ego defensive
Orang cenderung mengembangkansikap tertentu untuk
melindungi egonya dari abrasi psikologi.Abrasi psikologi
bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk
melariak diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini
orang tersebut membuat rasionalisasi dengan
mengembangkan sikap positif trehadap gaya hidup yang
santai.
c) Fungsi value expansive
Mengekspresikan niali-nilai yang dianut fungsi itu
memungkinkan untuk mengekspresikan secara jelas citra
dirinya dan juga niali-nilai intiyang dianutnya.
d) Fungsi knowledge-organization
Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam
memproses informasi, maka orang cenderung untuk
bergantung pada pengetahuan yang didapat dari
pengalaman dan informasi dari lingkungan. Sikap
merupakan suatu kebiasaan atau tingkah laku dari
seseorang untuk dapat mengekspresikan sesuatu hal atau
perasaan melalui perbuatan baik yang sesuai dengan
norma yang berlaku, sikap juga merupakan cerminan jiwa
seseorang (Rina, 2013).
21
4) Pembentukkan Sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yangt
dialami oleh individu.Interaksi soasial mengandung arti
lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan
hubungan antar individu sebagai anggota kelompok
sosial.Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling
mempengaruhi diantara individu yang satu dengan
lainnya.
5) Perubahan Sikap
6) Tiga proses yang berperan dalam perubahan sikap yaitu :
a) Kesedihan (Compliance)
Terjadinya proses yang disebut kesedihan adalah ketika
individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain
atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk
memperoleh reaksi positif seperti pujian, dukungan,
simpati dan semacamnya sambil menghindari hal-hal
yang dianggap negative.
b) Identifikasi (Identification)
Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru
perilaku atau sikap seseorang atau sikap sekelompok
orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa
yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan
menyenangkan antara lain dengan pihak yang dimaksut.
22
c) Internalisasi (Internlization)
Internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh
dan bersedia menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap
tersebut seseuai dengan apa yang dipercaya dan sesuai
dengan system nilai yang dianutnya.Dalam hal ini maka
isi dan hakekat sikap yang diterima itu sendiri dianggap
memuaskan oleh individu (Azwar, 2014)
7) Faktor yang mempengaruhi sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam
interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu
terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Dintara
berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah :
a) Pengalaman pribadi dan pengetahuan
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap
pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional.
Dalam situasi yang melibatkan emosi penghayatan akan
pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama
berbekas.
23
b) Kebudayaan
Menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan)
dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian
tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement(penguatan,
ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari
masyarakat untu sikap dan perilaku tersebut bukan untuk
sikap dan perilaku yang lain.
c) Orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya individu bersikap konformis atau searah
dengan sikap orang-orang yang dianggapnya penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik
dengan orang yang diangggap penting tersebut.
d) Media masa
Sebagai sarana komunikasi berbagai media masa seperti
televise, radio mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukkan opini dan kepercayaan orang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi
tersebut, apabila cukup kuat kan memberikan dasar afektif
24
dalam memprsepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
e) Institusi Pendidikan dan Agama
Sebagai suatu system institusi pendidikan dan agama
mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukkan sikap
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik
dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan
tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari
pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
f) Faktor emosi dalam diri
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi
lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang.Kadang-
kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu
begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula
merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan
lama. Contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor
emosional adalah preasangka (Azwar, 2014).
25
3. Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan persalinan
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Kuantitas dan
kualitas akses terhadap pelayanan kesehatan berpengaruh
terhadap AKI. Menurut Model McGarthy dalam Saifudin (2005),
akses terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh lokasi dan
kondisi geografis, jenis pelayanan yang tersedia, kualitas pelayanan,
transportasi, dan akses terhadap informasi (Nara, 2014).
Berdasarkan penelitiam yang dilakukan oleh Sari, Fitriana, dan
Anggraeni (2014) di Puskesmas Wilayah Jakarta Timur ditemukan ada
hubungan signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal (p value=0,001).Responden dengan pengetahuan
yang baik akan lebih banyak kemungkinan untuk memanfaatkan
pelayanan antenatal yang tersedia. Hal ini dikarenakan dengan
pengatahuan yang baik maka mereka akan lebih memahami akan
pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal sehingga mereka akan
lebih teratur memeriksakan kehamilannya pada pelayanan kesehatan
yang tersedia. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Green
26
(2000) bahwa faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor
perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi oleh 3
faktor.Salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu faktor yang
terwujud dalam pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilainilai dan
juga variasi demografi.Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri
individu.Menurut Notoadmodjo (2007) Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting terbentuknya tidakan seseorang.Pengetahuan ibu
berhubungan dengan pemanfaatan pemeriksaan antenatal dan ini juga
dipengaruhi oleh pendidikan yang didapat. Responden dengan
pengetahuan baik akan cepat menerima informasi yang baik terutama
yang berhubungan dengan pentingnya pemeriksaan antenatal,
sehingga termotivasi untuk memanfaatkan pelayanan antenatal yang
tersedia di wilayahnya. Dari hasil analisis multivariat, pengetahuan juga
merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal bagi para ibu hamil tersebut.
Penelitian lain juga mengatakan bahwa pengetahuan sangat
mempengaruhi seseorang untuk dapat memberikan pilihan atau
keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, seperti yang
didukung oleh Bungsu (2001) dalam Nara (2014), bahwa ibu dengan
pengetahuan kurang 94,81% akan memilih dukun bayi untuk
menolong persalinannya, dibandingkan ibu dengan pengetahuan
tinggi 5,19%. Sejalan juga menurut Nilasari (2013), tentang
27
pemanfaatan tenaga profesional (bidan) di masyarakat masih
sangat rendah dibanding indikator yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh faktor dari ibu yaitu pengetahuan dan
sikap terhadap keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli dalam
pertolongan persalinan. Menurut Juliwanto (2008) dalam Nara (2014),
tidak jarang ibu hamil yang kritis meninggal sesampai di rumah
sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya, dan tidak jarang
juga sering terjadi kematian akibat pertolongan persalinan yang tidak
ditangani oleh tenaga yang ahli dan berlatar belakang kesehatan
seperti dukun bayi. Dalam upaya memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, walaupun pengetahuan dan sikap ibu baik, tetapi jika tidak
ada dukungan dari keluarga maka pemanfaatan fasilitas kesehatan
tidak tercapai seperti yang diharapkan
28
B. Landasan Teori
Fasilitas Kesehatan yang memadai adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang siap memberikan pelayanan 24 jam. Fasilitas
kesehatan/persalinan yang memadai adalah: Pelayanan Kesehatan Di
Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Dasar) yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas
PONED harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Puskesmas dengan
sarana pertolongan persalinan dengan tempat perawatan/puskesmas
rawat inap dan siap 24 jam, Mempunyai fungsi sebagai pusat rujukan
antara bagi penduduk yang tercakup oleh puskesmas termasuk
penduduk di luar wilayah Puskesmas PONED, Jarak tempuh dari
lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar puskesmas biasa ke
puskesmas mampu PONED paling lama satu jam dengan transportasi
umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya dua jam untuk
kasus perdarahan. Jumlah dan tenaga kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan kebidanan dan neonatal yang telah dilatih
PONED minimal tiga orang yang tinggal sekitar lokasi puskesmas
PONED terdiri dari seorang dokter umum, seorang bidan, seorang
perawat, Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia
minimal dan mampu memberikan pelayanan: preeklamsia, eklamsia,
perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang, hipoglikemia,
hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir, berat badan lahir rendah,
sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
29
Teori Green (1994) dalam Notoadmojo (2007), kesehatan individu
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor dari
luar perilaku. Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga
kelompok faktor yang meliputi faktor predisposisi mencakup
pengetahuan, persepsi, sikap, keyakinan, tradisi, norma sosial dan
sebagainya, faktor pemungkin atau pendukung adalah tersedianya sarana
dan prasarana, obat-obatan dan kemudahan dalam mencapai pelayanan
kesehatan dan faktor penguat yaitu sikap dan perilaku petugas
kesehatan, keluarga, tokoh masyarakat yang berpengaruh di
lingkungan masyarakat tersebut.
Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam
dalam membentuk tindakan seseorang (overt beu tingkatan yang
behavior).Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkatan yang berbeda (Notoadmodjo, 2012).Pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pendidikan, pekerjaan, umur,
pengalaman, kebudayaan dan informasi.Hal ini juga berlaku dalam
pemanfaatan fasilitas persalinan bagi ibu bersalin.
Sikap merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap
stimulus (objek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan
tindakan yang sesuai dengan objeknya (Imam, 2011). Orang yang memiliki
sikap yang positif terhadap suatu objek psikologi apabila suka (like) atau
memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki
30
sikap negative terhadap objek psikologi bila tidak suka (dislike) atau
sikapnya anfavorabel terhadap objek psikologi (Aditama, 2013).
31
C. Kerangka Teori
Gambar 1 . Kerangka Teori di Modifikasi dari Azwar (2014); Nursalam
(2013)
Pengetahuan :
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Minat
Pengalaman
Pemanfaatan
Fasilitas
Persalinan
Sikap :
Pengalaman pribadi
Kebudayaan
Orang lain dianggap
penting
Media masa
Institusi pendidikan dan
agama
Faktor emosi dalam diri
32
D. Kerangka Konsep
Gambar 2 : Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Variabel terikat (Dependent) : Pemanfaatan Fasilitas Persalinan
Variabel bebas (Independent) : Pengetahuan dan sikap tentang fasilitas
persalinan
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan
dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Mlaigano Kabupaten Muna.
2. Ada hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan di wilayah kerja Puskesmas Mlaigano
Kabupaten Muna.
Pengetahuan
Tentang Fasilitas
Persalinan Pemanfaatan
Fasilitas Persalinan
Sikap Tentang
Fasilitas Persalinan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiananalitikdengan
pendekatan Cross Sectional study dimana pengumpulan data variabel
dependen dan independen dilakukan secara bersamaan (Pratiknya, 2013).
Ibu Bersalin
Fasilitas Persalinan Bukan Fasilitas Persalinan
Pengetahuan Sikap
Baik Cukup Kurang Positif (+) Negatif (-)
Gambar 3. Rancangan Penelitian Cross-Sectional
33
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna pada bulan Juni 2017.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna periode Januari sampai dengan April 2017
berjumlah 45 orang
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna periode Januari sampai dengan April 2017
berjumlah 45 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan total sampling
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (Dependent) yaitu pemanfaatan fasilitas persalinan
2. Variabel bebas (Independent) yaitu pengatahuan dan sikap ibu bersalin
tentang fasilitas persalinan.
E. Definisi Operasional
1. Pemanfaatan fasilitas persalinan adalah adanya pemanfaatan fasilitas
persalinan pada saat proses persaliana terjadi. Skala ukur adalah
nominal. Dengan kriteri objektif :
a. Memanfaatkan fasilitas : apabila persalinan persalinan dilakukan di
fasilitas persalinan (Puskesmas, Rumah Sakit)
35
b. Tidak memanfaatkan fasilitas persalinan : apabila persalinan tidak
dilakukan difasilitas persalinan (rumah).
2. Pengetahuanadalah kemampuan responden untuk mengetahui dan
memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan fasilitas
persalinan. Skala ukur adalah ordinal.
Kriteria Objektif :
a. Pengetahuan baik : jika skor jawaban benar 76-100%
b. Pengetahuan cukup : jika skor jawaban benar 56-75%
c. Pengetahuan kurang : jika skor jawaban benar ≤55%
(Azwar, 2014)
3. Sikap adalah pendapat atau pandangan yang berdasarkan pendirian
dan keyakinan tentang pemanfaatan fasilitas persalinan. Skala ukur
adalah nominal
Kriteria objektif :
a. Positif : jika skor jawaban ≥mean
b. Negatif : jika skor jawaban <mean
(Azwar, 2014)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner mengenai pengetahuan
dan sikap tentang fasilitas persalinan .Kuisioner pengetahuan terdiri dari 10
pertanyaan dengan memilih salah satu jawaban yang benar. Kuisioner
sikap terdiri dari 10 pertanyaan denganpilihan jawaban sangat setuju (SS),
Setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) dengan kriterio
36
objektif terbagi dua yaitu positif bila skor jawaban ≥mean dan negatif bila
skor jawaban <mean.
G. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :
.
Gambar 4. Alur Penelitian
Populasi
Sampel
Kesimpulan
Pengumpulan data
Analisa data
Pembahasan
37
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan dengan
langka-langkah sebagai berikut :
a. Editting
Dilakukan pemeriksaan/pengecekkan data yang telah terkumpul,
bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam pengumpulan data
tersebut diperiksa kembali.
b. Coding
Hasil jawabab dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
c. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan kedalam bentuk table
distribusi.
2. Analisis Data
a. Univariat
Analis secara univariat bertujuan untuk mendeskripsikan
distribusi frekuensi masing-masing variable penelitian baik
variable bebas maupun variable terikat.
b. Bivariat
Analisis secara bivariat bertujuan untuk mengukur hubungan
pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang fasilitas dengan
38
pemanfaatan fasilitas persalinan dengan menggunakan uji statistic
chi square dengan signifikan 5%, jika P-Value >0,05 tidak ada
hubungan dan jika P-Value <0,05 bahwa ada hubungan.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Demografi wilayah dan kerja
Puskesmas Maligano merupa
kan Perawatan yang definitif berdiri sejak tahun 1991. Berlokasi
di Desa Raimuna Kecamatan Maligano Kabupaten Muna.Wilayah
kerja Puskesmas Maligano secara Geografi terletak pada 406 Garis
Lintang dan 1225 Garis Bujur dan berada di pesisir barat Pulau Buton
bagian utara dan bagian timur Pulau Muna yang dipisahkan oleh Selat
Buton. Daerah tersebut meliputi wilayah Kecamatan Maligano dengan
luas± 82,59 Km². Dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batukara.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton.
b. Sarana Fisik
Sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Maligano
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Sarana Kesehatan Pemerintah yang terdiri dari 1 Pukesmas Induk,
3 Poskesdes dan 1 Puskesmas Pembantu.
39
40
2. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yaitu Posyandu
yang terdiri dari 7 Pos.
c. Sarana / Ruangan Puskesmas Induk
1. Gedung PONED (Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar)
yang terdiri ruang bersalin, ruang tindakan dan ruang nifas.
2. Gedung perawatan yang terdiri dari ruang UGD dan ruang
perawatan 4 kamar.
3. Gedung rawat jalan yang terdiri dari ruangan kepala Puskesmas,
Poli Umum, Poli KIA, Poli Gigi, Poli Gizi, ruang TB, ruang
imunisasi,ruang Apotik, ruang surveilans, ruang pertemuan, ruang
Tata Usaha dan ruang kartu.
d. Kendaraan Opersional
1. Kendaraan roda empat : 1 buah
2. Kendaraan roda dua : 6 buah
e. Jumlah Pegawai/Tata Usaha
1. Dokter Umum : 1 orang
2. Promkes : 2 orang
3. Gizi/D IV : 1 orang
4. Bidan / D3 : 7 orang
5. Perawat/D3 : 3 orang
6. Kesling : 2 orang
7. Klining Servis : 1 orang
41
8. Tenaga Pengabdi : 20 orang yang terdiri dari Bidan,
Perawat, Farmasi, Kesmas, Analis dan Perawat Gigi.
2. Hasil Penelitian
Penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan
di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna pada buli Juli 2017.Sampel
penelitian adalah semua ibu bersalin di Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna berjumlah 45 orang.Setelah data terkumpul, maka data diolah dan
dianalisis menggunakan stata. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
dan beserta keterangan penjelasan dari isi tabel. Hasil penelitian terdiri dari
analisis univariabel dan bivariabel.
a. Analisis Univariabel
Analisis univariabel adalah analisis setiap variabel untuk memperoleh
gambaran setiap variabel dalam bentuk distribusi frekuensi.Variabel yang
dianalisis pada analisis univariabel adalah pengetahuan, sikap dan
pemanfaatan fasilitas persalinan.Hasil analisis univariabel sebagai berikut:
1) Pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna
Pengetahuan tentang fasilitas persalinanadalah kemampuan responden
untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan tentang fasilitas persalinan.Pengetahuan tentang anemia dalam
kehamilan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu pengetahuan
baik (skor 76–100%), pengetahuan cukup (skor 56-75%), pengetahuan kurang
42
(skor <56%). Hasil analisis univariabel mengenai pengetahuan tentang
fasilitas persalinandi Puskesmas Maligano Kabupaten Munadapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Tentang Fasilitas Persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna
Pengetahuan Tentang
Fasilitas Persalinan
Jumlah
n %
Baik 9 20,0
Cukup 20 44,4
Kurang 16 35,6
Total 45 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pengetahuan ibu tentang
fasilitas persalinandalam kategori baik sebanyak 9 orang (20,0%), cukup
sebanyak 20 orang (44,4%), kurang sebanyak 16 orang (35,6%) sehingga
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam
kategori pengetahuan cukup.
2) Sikap Tentang ibu bersalin tentang fasilitas persalinan di Puskesmas
Maligano Kabupaten Muna
Sikap ibu hamil tentang fasilitas persalinan adalah reaksi atau respon
dari responden tentangfasilitas persalinan.Sikap dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif.
Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data diperoleh hasil
bahwa dari 45 ibu bersalin, terdapat 13 orang (28,9%) ibu bersalin yang
43
memiliki sikap positif dan 32 orang (71,1%) ibu bersalinyang memiliki sikap
negatif tentang fasilitas persalinan. Hasil penelitian mengenai sikap ibu hamil
tentang fasilitas persalinandapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Distribusi SikapTentang Fasilitas Persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna
Sikap Jumlah
n %
Positif 13 28,9
Negatif 32 71,1
Total 45 100
Sumber: Data Primer
Kesimpulan yang diperoleh mengenai sikap tentang fasilitas
persalinanadalah sebagian besar sikap ibu bersalinmemiliki sikap
negatiftentangfasilitas persalinan.
3) Pemanfaatan Fasilitas Persalinandi Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna
Pemanfaatan fasilitas persalinan adalah adanya pemanfaatan fasilitas
persalinan pada saat proses persalian terjadi. Pemanfaatan fasilitas
persalinandalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu
memanfaatkan fasilitas dan tidak memanfaatkan fasilitas.
Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data diperoleh hasil
bahwa dari 45 ibu bersalin, terdapat 11 orang (24,4%) ibu bersalin
memanfaatkan fasilitas dan 34 orang (75,6%) ibu bersalin memanfaatkan
44
fasilitas. Hasil penelitian mengenai pemanfaatan fasilitas persalinan dalam
kehamilan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Pemanfaatan Fasilitas Persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna
Pemanfaatan Fasilitas
Persalinan
Jumlah
n %
Memanfaatkan fasilitas 11 24,4
Tidak memanfaatkan fasilitas 34 75,6
Total 45 100
Sumber: Data Primer
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar ibu bersalin hamil
tidak memanfaatkan fasilitas.
3. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji yang
digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi Square. Analisis bivariabel pada
penelitian ini yaitu analisispengetahuan dan sikap ibu tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna.
45
a). Hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan
dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna
Hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
dapat dilihat pada tabel 4. Dari 11 orang ibu bersalin yang memanfaatkan
fasilitas memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 orang (13,3%), pengetahuan
cukup sebanyak 5 orang (11,1%) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan
kurang. Dari 34 orang ibu bersalin yang tidak memanfaatkan fasilitas memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (6,7%), pengetahuan cukup sebanyak
15 orang (33,3%), pengetahuan baik sebanyak 16 orang (35,6%).
Berdasarkan nilai p-value danChi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan
pengetahuanibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan
fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna (p=0,001;
X2=13.867).
46
Tabel 4 Hubungan Pengetahuan Tentang Fasilitas Persalinan Dengan Pemanfaatan
Fasilitas Persalinan Di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
Pengetahuan
Tentang
Fasilitas
Persalinan
Pemanfaatan Fasilitas
Persalinan X2
(p-value) Memanfaatkan Tidak
memanfaatkan
n % n %
Baik 6 13,3 3 6,7 13,867 (0,001)
Cukup 5 11,1 15 33,3
Kurang 0 0 16 35,6
Total 11 24,4 34 75.6
Sumber: Data Primer
p<0,05, X2tabel: 3,84
Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 4 adalah ada hubungan
pengetahuanibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan
fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna, dimana semakin
kurang pengetahuan ibu bersalin maka ibu bersalin tidak memanfaatkan
fasilitas persalinan.
b). Hubungansikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna
Hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten
Munadapat dilihat pada tabel 5. Dari 11 orang ibu bersalin yang
memanfaatkan fasilitas memiliki sikap positif sebanyak 7 orang (15,6%), sikap
negatif sebanyak 4 orang (8,9%). Dari 34 orang ibu bersalin yang tidak
47
memanfaatkan fasilitas memiliki sikap positif sebanyak 6 orang (13,3%), sikap
negatif sebanyak 28 orang (62,2%). Berdasarkan nilai p-value danChi Square
diperoleh hasil bahwa ada hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna (p=0,003; X2=8,557).
Tabel 5 Hubungan Sikap Tentang Fasilitas Persalinan Dengan Pemanfaatan Fasilitas
Persalinan Di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
Sikap Tentang
Fasilitas
Persalinan
Pemanfaatan Fasilitas
Persalinan X2
(p-value) Memanfaatkan Tidak
memanfaatkan
n % n %
Positif 7 15,6 6 13,3 8,557 (0,003)
Negatif 4 8,9 28 62,2
total 11 24,5 34 75,5
Sumber: Data Primer
p<0,05, X2tabel: 3,84
Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 5 adalah ada hubungan sikap ibu
bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan
di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna, dimana semakin negatif sikap ibu
bersalin maka ibu bersalin tidak memanfaatkan fasilitas persalinan.
48
B. Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka hasil penelitian
tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang fasilitas
persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna.
1. Hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan
dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu
bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan
di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna, dimana semakin kurang
pengetahuan ibu bersalin maka ibu bersalin tidak memanfaatkan fasilitas
persalinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Adriana (2014) yang
berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas
persalinan yang memadai yang menyatakan bahwa ada hubungan
pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan.
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku merupakan
respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya. Kuantitas dan kualitas akses terhadap pelayanan
kesehatan berpengaruh terhadap AKI. Menurut Model Mc Garthy dalam
Saifudin (2012), akses terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
lokasi dan kondisi geografis, jenis pelayanan yang tersedia, kualitas
49
pelayanan, transportasi, dan akses terhadap informasi (Nara, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat di Maligano masih memiliki
tingkat pendidikan yang rendah dan menengah sehingga tingkat pendidikan ini
mempengaruhi pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas kesehatan dan
pemanfaatan fasilitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari, Fitriana, dan
Anggraeni (2014) di Puskesmas Wilayah Jakarta Timur ditemukan ada
hubungan signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal (p value=0,001).Responden dengan pengetahuan yang baik akan
lebih banyak kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal yang
tersedia. Hal ini dikarenakan dengan pengatahuan yang baik maka akan lebih
memahami akan pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal sehingga
mereka akan lebih teratur memeriksakan kehamilannya pada pelayanan
kesehatan yang tersedia. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan dalam
Notoatmodjo (2012) bahwa faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor
perilaku dan non perilaku.Faktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor.
Salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu faktor yang terwujut
dalam pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilainilai dan juga variasi
demografi.Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu. Menurut
Notoadmodjo (2012) Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan ibu berhubungan dengan
pemanfaatan pemeriksaan antenatal dan ini juga dipengaruhi oleh pendidikan
yang didapat. Responden dengan pengetahuan baik akan cepat menerima
50
informasi yang baik terutama yang berhubungan dengan pentingnya
pemeriksaan antenatal, sehingga termotivasi untuk memanfaatkan pelayanan
antenatal yang tersedia di wilayahnya. Dari hasil analisis multivariat,
pengetahuan juga merupakan variabel yang paling dominan berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal bagi para ibu hamil tersebut.
Penelitian lain juga mengatakan bahwa pengetahuan sangat
mempengaruhi seseorang untuk dapat memberikan pilihan atau keputusan
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, seperti yang didukung oleh
Bungsu (2001) dalam Nara (2014), bahwa ibu dengan pengetahuan kurang
94,81% akan memilih dukun bayi untuk menolong persalinannya,
dibandingkan ibu dengan pengetahuan tinggi 5,19%. Sejalan juga
menurut Nilasari (2013), tentang pemanfaatan tenaga profesional (bidan)
di masyarakat masih sangat rendah dibanding indikator yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh faktor dari ibu yaitu pengetahuan dan sikap
terhadap keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli dalam pertolongan
persalinan. Menurut Juliwanto (2008) dalam Nara (2014), tidak jarang ibu
hamil yang kritis meninggal sesampai di rumah sakit atau sarana
pelayanan kesehatan lainnya, dan tidak jarang juga sering terjadi
kematian akibat pertolongan persalinan yang tidak ditangani oleh tenaga yang
ahli dan berlatar belakang kesehatan seperti dukun bayi. Dalam upaya
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, walaupun pengetahuan dan
sikap ibu baik, tetapi jika tidak ada dukungan dari keluarga maka
pemanfaatan fasilitas kesehatan tidak tercapai seperti yang diharapkan.
51
Pengetahuan adalah hasil tahu setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu.Penginderaan inimelalui panca indera
manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba
(Notoadmodjo, 2012).Pengetahuan melandasi sikap seseorang.Menurut
Notoatmojo (2012) bahwa dasar dari seseorang akan bertindak
adalahpengetahuan.Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan
terjadi melalui pancain deramanusia yang terdiri darii ndera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian diperoleh melalui penglihatan
dan pendengaran.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda
(Notoadmodjo, 2012).Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur,
pengalaman,kebudayaan dan informasi.Hal ini juga berlaku dalam
kejadian anemia dalam kehamilan. Seorang ibu hamil harus memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memahami tentang anemia dalam kehamilan.
Sebagai penunjang seorang ibu juga harus memiliki pengetahuan umum
mengenai kesehatan dan tumbuh kembang janinnya. Dengan pengetahuan
yang cukup nantinya ibu bisa memahami tentang anemia dalam kehamilan.
52
Semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang fasilitas kesehatan, maka
ibu akan memanfaatkan fasilitas persalinan. Menurut Azwar (2013), hal
tersebut karena pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan
mempengaruhi perilakunya. Perilaku pemanfaatan fasilitas persalinan
tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal tersebut, sehingga
akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan.
Pengetahuan dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, pengalaman
melahirkan sebelumnya. Menurut Sulistina (2014) bahwa pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
mudah orang tersebut menerima informasi. Pada hasil penelitian diketahui
bahwa sebagian pendidikan ibu hamil adalah SMU, hal berarti pendidikan ibu
hamil masih dalam dalam kategori pendidikan menengah sehingga
mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang dimilikinya.
Ibu bersalin yang memiliki pengetahuan yang kurang akan cenderung
mengabaikan kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki tindakan yang akan
membahayakan bagi dirinya sendiri. Kurangnya pengetahuan dapat
diperparah dengan kurangnya informasi karena adanya anggapan atau
persepsi yang salah tentang anemia dalam kehamilan dan hal-hal yang
menyertainya. Informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo,2012). Informasi dapat menstimulus
seseorang, sumber informasi dapat diperoleh dari media cetak (surat kabar,
leaflet, poster), media elektronik (televisi,radio,video),keluarga,dan sumber
informasi lainnya (Sariyati, 2015). Setelah seseorang memperoleh
53
pengetahuan dari berbagai sumber informasi maka akan menimbulkan sikap
dan perilaku (Notoatmodjo,2012).
2. Hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan sikap ibu bersalin
tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di
Puskesmas Maligano Kabupaten Muna, dimana semakin negatif sikap ibu
bersalin maka ibu bersalin tidak memanfaatkan fasilitas persalinan.Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Adriana (2014) yang berjudul faktor-
faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang
memadai yang menyatakan bahwa ada hubungan sikap dengan pemanfaatan
fasilitas persalinan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat di Maligano masih
memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan menengah sehingga tingkat
pendidikan ini mempengaruhi sikap ibu bersalin dalam pemanfaatan fasilitas,
disamping itu dalam pengambilan keputusan untuk tempat persalinan masih
banyak masyakat yang lebih percaya pada penolong persalinan tradisional
seperti dukun.
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau
peristiwa.Hal ini mencerminkan seseorang terhadap sesuatu.Keyakinan
bahwa “diskriminasi itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini
semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan
untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap komponen
54
afektifnya.Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah
sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti “saya tidak menyukai John
karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas.”Akhirnya, perasaan bisa
menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap
merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap
seseorang atau sesuatu. Sikap mempunyai tiga komponen utama yaitu :
kesadaran, perasaan, dan perilaku.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2012).Sikap
sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negative
dalam hubungannya dengan objek–objek psikologis (Azwar, 2012).Sikap juga
dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil, dimiliki seseorang
dalam bereaksi (baik reaksi positif maupun negatif) terhadapdirinya sendiri,
orang lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya.Sikap tumbuh diawali dari
pengetahuan yang dipersepsikan sebagai suatu hak yang baik (positif)
maupun tidak baik (negatif),kemudian diinternalisasikan kedalam dirinya
(Azwar, 2012).
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu.Interaksi social mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya
kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial.
Dalam interaksi sosial,terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara
individu yang satu dengan yang lainnya. Seorang ibu hamil harus memiliki
sikap yang mendukung tentang anemia dalam kehamilan.
55
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan pelayanan
yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan
kesehatan.Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan
ataupun masyarakat (Azwar, 2013).
Seorang ibu bersalin sebaiknya memiliki sikap tentang segala hal yang
menyangkut dengan persalinan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan selama masa persalinan. Tetapi hal ini juga harus mendapat
dukungan dan peran serta yang aktif dari keluarga ibu bersalin. Sebab dalam
kesehariannya keluargalah yang sangat berperan dalam melakukan
perawatan dan pengawasan kepada ibu hamil jika berada dirumah. Sehingga
apabila ditemukan masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil diharapkan
keluarga dapat melakukan tindakan yang tepat dan benar yaitu dengan
membawa ibu hamil di pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pertolongan guna mencegah kesakitan maupun kematian
maternal.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar pengetahuan ibubersalintentang fasilitas persalinan di
Puskesmas Maligano Kabupaten Muna dalam kategori pengetahuan
cukup sebanyak 20 orang (44,4%).
2. Sebagian besar sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan di
Puskesmas Maligano Kabupaten Muna dalam kategori sikap negatif
sebanyak 32 orang (71,1%)..
3. Sebagian besar ibu bersalin hamil di Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna tidak memanfaatkan fasilitas sebanyak 34 orang (75,6%).
4. Ada hubungan pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan
dengan pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano
Kabupaten Muna (p=0,001;X2=13,867).
5. Ada hubungan sikap ibu bersalin tentang fasilitas persalinan dengan
pemanfaatan fasilitas persalinan di Puskesmas Maligano Kabupaten
Muna(p=0,003;X2=8,557).
B. Saran
1. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas diharapkan selalu
menginformasikan kepada ibu hamil dan bersalin untuk selalu
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2. Ibu hamil dan bersalin diharapkan untuk selalu memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Y.T., 2013. Rumah Sakit dan Konsumen.Jakarta : PPFKM UI
Ali, M., 2015.Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan.Bandung : Pustaka
Cendikia Utama
Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta: 1996
Azwar, 2014. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Dinkes Sultra, 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara tahun 2015.Kendari
: Dinkes Sultra
Imam, 2011.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta : Pustaka
Rihana.
Kemenkes RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014.Jakarta :
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Notoatmodjo, S., 2012.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka
Cipta
Nara, A. 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan,
Jumlah Sumber Informasi dan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan
Fasilitas Persalinan Yang Memadai Oleh Ibu Bersalin di Puskesmas
Kawangu Kabupaten Sumba Timur. Universitas Udayana Denpasar.
Nursalam, 2013. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI.
58
Pratiknya, A. W. 2013. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan.Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Rina, 2013. Buku Saku Persalinan. Jakarta : EGC
Rerey, H.N, Susanto, N. 2012. Model Minat Ibu Memilih Tempat Bersalin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Tahun 2012.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati. Yogyakarta.
Sari, G.N,. S, Anggraini, D.H., 2014. Faktor Pendidikan dan Penghasilan
Keluarga yang berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan
Antenata.Jakarta : Jurnal dan Teknologi Kesehatan Vol. 2, No.2.
Tuilan, J.M., Nurhayani., Hamzah, A. 2015. Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Makale.
Wprld Health Organization, 2015.Maternal Mortality.Genewa : WHO.
MASTER TABEL NO NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN TEMPAT MELAHIRKAN PENGETAHUAN SIKAP
1 Ny. Y 29 1 SD 1 Tani 2 B.Fasilitas 55 K 56 N
2 Ny. L 30 1 SMP 1 swasta 2 Fasilitas 60 C 61 M
3 Ny. A 26 1 SD 1 Tani 2 Fasilitas 89 B 76 P
4 Ny. A 30 1 SMA 2 Tani 2 B.Fasilitas 60 C 64 P
5 Ny. W 22 1 SMA 2 swasta 2 B.Fasilitas 65 C 66 P
6 Ny. T 38 2 SMP 1 Tani 2 B.Fasilitas 50 K 58 N
7 Ny. M 32 1 SMP 1 Tani 2 B.Fasilitas 50 K 61 N
8 Ny. L 19 2 SMA 2 swasta 2 B.Fasilitas 65 C 60 N
9 Ny. R 40 2 SD 1 Tani 2 B.Fasilitas 50 K 56 N
10 Ny. N 28 1 SMA 2 swasta 2 B.Fasilitas 45 K 53 N
11 Ny. T 25 1 D1 3 swasta 2 B.Fasilitas 70 C 54 N
12 Ny. A 31 1 SD 1 swasta 2 B.Fasilitas 40 K 58 N
13 Ny. M 36 2 SMA 2 IRT 1 B.Fasilitas 65 C 54 N
14 Ny. T 29 1 SMP 1 Tani 2 B.Fasilitas 55 K 52 N
15 Ny. R 32 1 S1 3 PNS 2 B.Fasilitas 55 K 53 N
16 Ny. S 20 1 SMK 2 IRT 1 B.Fasilitas 60 C 49 N
17 Ny. N 20 1 SD 1 Tani 2 B.Fasilitas 40 K 62 N
18 Ny. L 35 1 SD 1 Tani 2 B.Fasilitas 55 K 62 P
19 Ny. A 35 1 SMP 1 Tani 2 B.Fasilitas 54 K 60 N
20 Ny. H 38 2 SMK 2 swasta 2 B.Fasilitas 62 C 63 P
21 Ny. H 31 1 SMK 2 IRT 1 Fasilitas 90 B 79 P
22 Ny. H 29 1 SMK 2 IRT 1 B.Fasilitas 64 C 76 P
23 Ny. H 29 1 SMP 1 IRT 1 B.Fasilitas 60 C 61 N
24 NY. T 31 1 SMK 2 IRT 1 B.Fasilitas 54 K 60 N
25 NY. R 30 1 SMK 2 swasta 2 B.Fasilitas 50 K 61 P
26 NY. S 33 1 SMK 2 IRT 1 Fasilitas 95 B 75 P
27 NY. W 20 1 SMP 2 IRT 1 B.Fasilitas 53 K 61 N
28 NY. N 26 1 SMK 2 swasta 2 B.Fasilitas 55 K 60 N
29 NY. H 25 1 SMK 2 swasta 2 B.Fasilitas 64 C 60 N
30 NY. Y 23 1 D1 3 swasta 2 B.Fasilitas 50 K 61 N
31 NY. D 36 2 SMP 1 IRT 1 Fasilitas 90 B 75 P
32 NY. S 27 1 SMP 1 Tani 2 B.Fasilitas 80 B 61 N
33 NY. H 27 1 SMP 1 IRT 1 Fasilitas 50 C 68 P
34 NY. S 30 1 SMA 2 swasta 2 Fasilitas 60 C 58 N
35 NY. S 21 1 S1 3 swasta 2 B.Fasilitas 60 C 56 N
36 NY. H 35 1 SMA 2 Tani 2 B.Fasilitas 65 C 61 N
37 NY. A 27 1 S1 3 Tani 2 Fasilitas 65 C 61 N
38 NY. M 27 1 SMP 1 swasta 2 Fasilitas 60 C 79 P
39 NY. A 39 2 SMK 2 swasta 2 B.Fasilitas 80 B 61 N
40 NY. K 29 1 SMK 2 swasta 2 B.Fasilitas 85 B 60 N
41 NY. N 29 1 SMP 1 swasta 2 Fasilitas 87 B 60 N
42 NY. S 30 1 SMA 2 Tani 2 B.Fasilitas 75 C 51 N
43 NY. Y 32 1 SMA 2 swasta 2 B.Fasilitas 65 C 59 N
44 NY. N 35 1 SD 1 Tani 2 B.Fasilitas 60 C 60 N
45 NY. H 41 2 SD 1 Tani 2 Fasilitas 90 B 73 P
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth.
Ibu Responden
Di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna
Nama saya Jeri Nikolin, mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
bersalin tentang fasilitas persalinan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan
di Puskesmas Maligano Kabupaten Muna. Penelitian ini merupakan salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk
berpartisipasi menjadi responden dalanm penelitian ini. Partisipasi ibu dalam
penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak yang
membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan lembar kuisioner
(lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk diisi dengan kejujuran dan
apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu.
Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan
partisipasinya diucapkan terima kasih.
Kendari, 2017
Responden Peneliti
……………. (JERINIKOLIN)
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN TENTANG
FASILITAS PERSALIN DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS PERSALINAN
DI PUSKESMAS MALIGANO
KABUPATEN MUNA
No. Responden : ………………(diisi oleh peneliti)
A. Identitas Responden
Nama :…………………………………………………………
Umur :…………………………………………………………
Alamat :…………………………………………………………
Pendidikan Terakhir:
1. Tidak pernah sekolah 2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD 4. Tamat SLTP
5. Tamat SLTA/SMK 6. Tamat DI/D2/D3
Pekerjaan :
1. Tidak Kerja
2. PNS
3. Wiraswasta
4. Petani
B. Pengetahuan ibu bersalin tentang fasilitas persalinan.
Pilihlah sala satu jawaban yang benar dengan member tanda (X)
1. Apakah yang disebut dengan fasilitas persalinan yang memadai?
a. Tempat bersalin yang mana alatnya lengkap dan ada tenaga yang
sudah terlatih serta siap 24 jam.
b. Tempat bersalin di semua sarana kesehatan yang ada tanpa alat
lengkap dan tenaga yang terlatih.
c. Tempat bersalin di rumah yang di tolong oleh bidan.
d. Tempat bersalin yang ada tempat tidurnya
2. Yang termasuk fasilitas persalinan yang memadai adalah:
a. Puskesmas rawat inap/ ada ruang bersalin dan Rumah Sakit
b. Puskesmas Pembantu (Pustu)
c. Polindes
d. Poskesdes
3. Apa tujuan bersalin di Puskesmas atau Rumah Sakit?
a. Agar mendapat pertolongan segera jika suatu-waktu terjadi
komplikasi
b. Agar ibu bisa mendapatkan perhatian
c. Supaya persalinan di Puskesmas banyak
d. Agar terlihat lebih keren
4. Apa manfaatnya ibu melahirkan di Puskesmas?
a. Supaya ibu dapat melahirkan dengan aman dan selamat
b. Karena mendapat biaya dari pemerintah
c. Karena di paksa petugas kesehatan
d. Agar kartu jaminan kesehatannya tidak menganggur
5. Kapan ibu harus datang ke Puskesmas atau Rumah Sakit?
a. 1 hari atau 2 hari sebelum tanggal tafsiran melahirkan.
b. Boleh kapan-kapan saja sesuai keinginan ibu walaupun masih jauh
tafsiran melahirkan.
c. Jika sudah di tolong oleh dukun tetapi belum melahirkan
d. Jika sudah merasakan atau melihat tanda-tanda persalinan
6. Apa sajakah yang ibu ketahui tentang persalinan di Puskesmas atau
Rumah Sakit?
a. Agar dapat melahirkan dengan baik , aman dengan peralatan yang
lengkap dan memadai serta di tolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih
b. Karena diharuskan oleh bidannya
c. Dirujuk oleh dukun karena persalinan di dukun gagal
d. Karena dukunnya sedang sakit
7. Apa saja masalah yang ibu ketahui jika tidak melahirkan di Puskesmas
dengan tenaga kesehatan yang terlatih?
a. Jika terjadi perdarahan saat persalinan tidak segera mendapatkan
pertolongan
b. Bidannya tidak bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang
terjadi
c. Jika terjadi komplikasi pada bayinya maka tidak dapat segera
mendapatkan pertolongan
d. Semua benar
8. Apakah yang ibu harapkan dari pemerintah maupun masyarakat lain
agar ibu hamil bersedia melahirkan di puskesmas atau Rumah sakit ?
a. Agar pemerintah dapat melanjutkan programnya dalam menurunkan
AKI dan AKB
b. Agar semua ibu yang bersalin dapat selamat dan aman dari
ancaman kematian maupun infeksi
c. Agar semua masyarakat tahu bahwa tempat persalinan yang paling
aman adalah puskesmas atau rumah sakit
d. Semua benar
9. Jika tidak ada bantuan lagi, apakah ibu tetap datang ke Puskesmas
atau Rumah Sakit untuk melahirkan?
a. Ya
b. Ragu-ragu
c. Tidak
d. Tidak sama sekali
10. Siapa sajakah yang harus mendukung ibu hamil untuk melahirkan di
Puskesmas atau Rumah Sakit?
a. Petugas Kesehatan dan keluarga
b. Tokoh Masyarakat
c. Tokoh agama
d. Semua Masyarakat
C. Sikap
Berilah jawaban dengan memberi tanda (√) pada kotak yang tersedia.
Keterangan :
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak setuju (STS)
NO Pertanyaan SS S TS STS
1 Semua ibu hamil harus
melahirkan di Puskesmas atau
Rumah Sakit
2 Ibu hamil harus melahirkan di
Puskesmas atau Rumah Sakit
supaya lancar, aman dan
selamat
3 Walaupun rumah ibu jauh, tetap
datang melahirkan di
Puskesmas atau Rumah Sakit.
4 Ibu dapat melahirkan di
Puskesmas maupun Rumah
Sakit dimana saja yang
terdekat.
5 Jika tidak ada kendaraan umum
yang digunakan untuk ke
Puskesmas atau Rumah Sakit,
ibu boleh memakai kendaraan
pribadi dari masyarakat
setempat
6 Toma dan Toga ikut berperan
dalam mendukung persalinan di
Puskesmas dan Rumah Sakit.
7 Pemerintah dan masyarakat
perlu berpartisipasi dalam
mensukseskan persalinan di
Puskesmas atau Rumah Sakit
8 Persalinan yang aman adalah
persalinan yang dilakukan di
rumah dan ditolong oleh dukun
9 Saya merasa nyaman bila
persalinan ditolong oleh bidan
atau dokter di fasilitas
persalinan
10 Persalinan tidak harus ditolong
HASIL ANALSIS
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
TIDAK BERISIKO 37 82,2 82,2 82,2
BERISIKO 8 17,8 17,8 100,0
Total 45 100,0 100,0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
DASAR 19 42,2 42,2 42,2
MENENGAH 21 46,7 46,7 88,9
TINGGI 5 11,1 11,1 100,0
Total 45 100,0 100,0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
TIDAK BEKERJA 10 22,2 22,2 22,2
BEKERJA 35 77,8 77,8 100,0
Total 45 100,0 100,0
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
BAIK 9 20,0 20,0 20,0
CUKUP 20 44,4 44,4 64,4
KURANG 16 35,6 35,6 100,0
Total 45 100,0 100,0
SIKAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
POSITIF 13 28,9 28,9 28,9
NEGATIF 32 71,1 71,1 100,0
Total 45 100,0 100,0
TEMPAT_PERSALINAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
FASILITAS 11 24,4 24,4 24,4
BUKAN FASILITAS 34 75,6 75,6 100,0
Total 45 100,0 100,0
PENGETAHUAN * TEMPAT_PERSALINAN
Crosstab
TEMPAT_PERSALINAN Total
FASILITAS BUKAN
FASILITAS
PENGETAHUAN
BAIK
Count 6 3 9
% within PENGETAHUAN 66,7% 33,3% 100,0%
% of Total 13,3% 6,7% 20,0%
CUKUP
Count 5 15 20
% within PENGETAHUAN 25,0% 75,0% 100,0%
% of Total 11,1% 33,3% 44,4%
KURANG
Count 0 16 16
% within PENGETAHUAN 0,0% 100,0% 100,0%
% of Total 0,0% 35,6% 35,6%
Total
Count 11 34 45
% within PENGETAHUAN 24,4% 75,6% 100,0%
% of Total 24,4% 75,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 13,867a 2 ,001
Likelihood Ratio 16,103 2 ,000
Linear-by-Linear Association 13,165 1 ,000
N of Valid Cases 45
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,20.
SIKAP * TEMPAT_PERSALINAN
Crosstab
TEMPAT_PERSALINAN Total
FASILITAS BUKAN FASILITAS
SIKAP
POSITIF
Count 7 6 13
% within SIKAP 53,8% 46,2% 100,0%
% of Total 15,6% 13,3% 28,9%
NEGATIF
Count 4 28 32
% within SIKAP 12,5% 87,5% 100,0%
% of Total 8,9% 62,2% 71,1%
Total
Count 11 34 45
% within SIKAP 24,4% 75,6% 100,0%
% of Total 24,4% 75,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8,557a 1 ,003
Continuity Correctionb 6,464 1 ,011
Likelihood Ratio 7,995 1 ,005
Fisher's Exact Test ,007 ,007
Linear-by-Linear Association 8,367 1 ,004
N of Valid Cases 45
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,18.
b. Computed only for a 2x2 table