HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

79
HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) SKRIPSI Oleh NAMA : ASFARINA PUSPANAGARA NIM : 152191230 PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG TAHUN 2020

Transcript of HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

Page 1: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN

KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

SKRIPSI

Oleh

NAMA : ASFARINA PUSPANAGARA

NIM : 152191230

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG

TAHUN 2020

Page 2: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN

KEJADIANBERATBADANLAHIR RENDAH (BBLR)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh

NAMA : ASFARINA PUSPANAGARA

NIM : 152191230

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG

TAHUN 2020

Page 3: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN KEJADIAN BERAT

BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

disusun oleh :

NAMA : ASFARINA PUSPANAGARA

NIM : 152191230

PRODI S1 KEBIDANAN TRANSFER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG

TAHUN 2020

telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta telah diperkenankan untuk

diujikan.

Ungaran, 20Januari 2021

Pembimbing

Yulia Nur Khayati, S. Si. T., M. PH

NIDN0622078601

Page 4: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul :

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN KEJADIAN BERAT

BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

NAMA : ASFARINA PUSPANAGARA

NIM : 152191230

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi S1 Kebidanan,

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Januari 2021

Tim Penguji : Ketua / Pembimbing

Yulia Nur Khayati, S. Si. T., M. PH

NIDN 0622078601

Anggota / Penguji 1 Anggota / Penguji 2

Ari Andayani, S. Si.T., M.Kes Ari Widyaningsih, S. Si.T., M. Tr. Keb

NIDN 0606048301 NIDN 0630018903

Ketua Program Studi Dekan Fakultas

Luvi Dian Afriyani, S. Si. T., M. Kes Rosalina, S. Kep., M. Kes

NIDN 0627048302 NIDN 0621127102

Page 5: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

MOTTO

“Pergilah Sejauh Yang Kau Mau Untuk Mencari Apa Yang Kau

Butuh Dan Apa Yang Kau Ingin, Lalu Pulanglah Saat Kau Sudah

Mendapatkannya”

Page 6: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Terimakasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan support

melalui doa dan tenaga demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Terimakasih kepada adik-adik saya M. Arkan Ikhtisyanuddin dan

Nindyahana Trinurulita yang telah memberikan support dan doanya

kepada saya demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya Annisa Nurazizah, Amd. Keb,

Megah Ultari, S. T, Saras Hartono, S.H, M. Arfi Yahya, S. M yang

lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat dan doanya.

4. Terima kasih kepada A Three A and Two S (Anggit, Sofaniah, Aprillia

dan syifa)

5. Kepada rekan-rekan mahasiswa Program StudiKebidanan Universitas

Ngudo WaluyoSemarang Angkatan ke- I khususnya kelas D yang telah

banyak membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Terimakasih kepada teman-teman saya yang lainnya yang telah

mendoakan, mensupport dan segala daya dan upaya kalian demi

terselesaikannya skripsi ini.

Page 7: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membeikan nikmat juga melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Hubungan Status Gizi Ibu Dengan Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR)”Dalam melaksnakan penyusunan Skripsi ini, penulissangat

menyadari atas segala kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam skripsi,

penulis banyak mendapat masukan, pengarahan, bimbingan dan bantuan yang

sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Subiyanto, M. Hum selaku Rektor Universitas Ngudi Waluyo

Semrang.

2. Rosalina, S. Kep., M. Kesselaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Ngudi Waluyo Semarang.

3. Luvi Dian Apriyani, S Si. T., M. Kes selaku Ketua Program Studi S1

Kebidanan Transfer Universitas Ngudi Waluyo Semarang.

4. Yulia Nur Khayati, S.SiT., M. PH selaku Pembimbing Akademik yang selalu

mengingatkan saya, memberikan saran yang membangun dan memberikan

revisi dengan cepat sehingga saya dapat segera memperbaikinya dengan

cepat.

5. RSIA DR. Djoko Pramono yang bersedia untuk memberikan data yang

diperlukan oleh penulis demi terselesaikannya skipsi ini.

Page 8: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

ii

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Kebidanan Universitas Ngudi

Waluyo Semaraang yang turut membantu dalam proses penyusunan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Tetapi

penulis beharap mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Penulis membuka diri untuk

menerima masukan dan kritikan yang membangun, demi penyempurnaan

skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswi

maupun pembaca.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melindungi dan membalas amal baik

kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas ini. Aamiin.

Karawang, Januari 2021

Penulis,

ASFARINA PUSPANAGARA

NIM 152191230

Page 9: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

iii

Universitas Ngudi Waluyo

Program Studi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan

Skripsi, September 2020

Asfarina Puspanagara

152191230

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN KEJADIAN BERAT Badan

LAHIR RENDAH (BBLR)

ABSTRAK

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab pertama

kematian bayi di Jawa Barat. Bayi yang lahir dengan BBLR perlu mendapatkan

penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali

mengalami gangguan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu umur,

status gizi, jarak kehamilan dan paritas ibu (Manuba, 2010). Tujuan penelitian ini

untuk mengetahuihubungan status gizi ibu dengan kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR). Penelitian ini menggunakan diskriptif analitik dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Agustus

2020 – Desember 2020 di RSIA dr. Djoko Pramono. Sampel penelitian ini adalah

seluruh persalinan di RSIA dr. Djoko Pramono dari bulan Agustus-16 Oktober

2020 yang berjumlah 182. Teknik pengumpulan data dengan data sekunder yang

disusun menggunakan master tabel. Hasil Penelitian dianalisis bivariat

menggunakan uji chi Square. Berat badan lahir rendah sebanyak 35 (19,2 %)

responden, berat badan bayi normal sebanyak 147 (80,8%), status gizi kurang

sebanyak 41 (22,5%) responden dan ibu dengan status gizi baik sebanyak 141

(77,4%). Berdasarkan hasil analisis statistik dengan chi square didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian

BBLR, dengan hasil p value 0.000 (< 0,05), hasil penelitian diperoleh OR =

16,684. Terdapat hubungan status gizi ibu dengan berat badan lahir rendah. Bagi

peneliti diharapkan untuk peneliti agar dapat menggunakan referensi dengan

maksimal sepuluh tahun dan lebih banyak dan dapat menganalisa kasus BBLR,

bagi institusi yaitu dapat menyimpan dengan rapi hasil penelitian ini, bagi RSIA

dr. Djoko Pramono yaitu dapat memberikan KIE mengenai BBLR secara

menyeluruh dan mendalam agar dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan

bayi dan bagi pasien yaitu diharapkan untuk pasien agar lebih maksimal

memperhatikan asupan makanan (status gizi) agar tidak terjadi kembali

kekurangan status gizi di kehamilan selanjutnya, sehingga dapat mengurangi

tingkat kesakitan dan kematian bayi.

Kata Kunci : Status Gizi Ibu, Berat Badan Lahir Rendah.

Page 10: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

iv

Ngudi Waluyo University

Study Program of Midwifery, Faculty of Health Sciences

Scientific Writing, September 2020

Asfarina Puspanagara

152191230

RELATIONSHIP OF MOTHER'S NUTRITIONAL STATUS WITH LOW

BORN WEIGHT (LBW)

ABSTRACT

Low Birth Weight (LBW) is the first cause of infant mortality in West Java.

Babies born with LBW need to get serious treatment, because in these conditions

babies are easily distracted. Factors that influence the occurrence of LBW are age,

nutritional status, pregnancy distance and maternal parity (Manuba, 2010). The

purpose of this study was to determine the relationship between maternal

nutritional status and the incidence of low birth weight (LBW). This study used a

descriptive analytic using a cross sectional approach. The research was conducted

in August 2020 - December 2020 at RSIA dr. Djoko Pramono. The sample of this

study were all deliveries at RSIA dr. Djoko Pramono from August-16 October

2020, totaling 182. Data collection techniques with secondary data were arranged

using a master table. The results of the study were analyzed bivariately using the

chi Square test. Low birth weight were 35 (19.2%) respondents, normal baby

weight was 147 (80.8%), malnutrition status was 41 (22.5%) respondents and

mothers with good nutritional status were 141 (77, 4%). Based on the results of

statistical analysis with chi square, it was found that there was a significant

relationship between nutritional status and the incidence of LBW, with a p value

of 0.000 (<0.05), the results obtained OR = 16.684. There is a relationship

between maternal nutritional status and low birth weight. For researchers, it is

hoped that researchers can use references with a maximum of ten years and more

and can better analyze LBW cases. Djoko Pramono, namely being able to provide

IEC regarding LBW thoroughly and deeply to mothers who come and check so

that there is no deficiency in nutritional status in subsequent pregnancies so that it

can reduce infant mortality and morbidity and for patients it is hoped that patients

should pay more attention to food intake (status nutrition), especially for women

because they will conceive and give birth and so that there is no further deficiency

of pregnancy status, so as to reduce the level of morbidity and mortality of infants.

Keywords: Maternal Nutritional Status, Low Birth Weight

Page 11: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,

Nama : Asfarina Puspanagara

NIM : 152191230

Program Studi/ Fakultas : S1 Kebidanan/ Ilmu Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi berjudul “Hubungan Status Gizi Ibu Dengan Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR)” adalah karya ilmiah asli dan belum

pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik apapun di Perguruan

Tinggi manapun

2. Skripsi ini merupakan ide dan hasil karya murni saya yang dibimbing dan

dibantu oleh tim pembimbing dan narasumber.

3. Skripsiini tidak memuat karya atau pendapat orang lain yang telah

dipublikasikan kecuali secara tertulis dicantumkan dalam naskah sebagai

acuan dengan menyebut nama pengarang dan judul aslinya serta

dicantumkan dalam daftar pustaka

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran di dalam pernyataan ini,

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah saya peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di

Universitas Ngudi Waluyo.

Semarang, 20Januari 2021

Pembimbing Yang membuat pernyataan,

Yulia Nur Khayati, S. Si. T., M. PH (Asfarina Puspanagara)

NIDN0622078601

Page 12: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

ABSTRACT ........................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR SINGKATAN TEKNIS ........................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan ....................................................................................................... 5

D. Manfaat ..................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

A. Tinjauan Teoritis ...................................................................................... 7

B. KerangkaTeori ........................................................................................ 27

C. Kerangka Konsep ................................................................................... 28

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 28

Page 13: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

vii

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29

A. Desain Penelitian .................................................................................... 29

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 29

C. Waktu Penelitian .................................................................................... 29

D. Subjek Penelitian .................................................................................... 29

E. Definisi Operasional ............................................................................... 30

F. Variabel Penelitian ..................................................................................... 31

G. Pengumpulan Data ................................................................................. 31

H. Pengolahan Data ..................................................................................... 33

I. Analisis Data .............................................................................................. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 37

A. Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 37

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 43

A. Simpulan ................................................................................................. 43

B. Saran ....................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44

Page 14: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................ 30

Tabel 4.1 Analisis Karakteristik Responden, BBLR, BBLN, Pendidikan,

Pekerjaan dan paritas ............................................................................................ 37

Tabel 4.2 Tabel Analisis Chi Square Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian

BBLR ................................................................................................................... 37

Page 15: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

ix

DAFTAR SINGKATAN TEKNIS

1. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

2. BBL : Bayi Baru Lahir

3. RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak

4. AKB : Angka Kematian Bayi

5. KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

6. IUGR : Intrauterine Growth Retriction

7. KEK : Kekurangan Energi Kronik

Page 16: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsul/ Bimbingan

2. Keterangan mahasiswa aktif

3. Surat izin untuk pengambilan data

4. Surat izin kepada Kesbangpol

5. Dokumentasi pengambilan data

6. Master tabel pengambilan data

7. Data persalinan di RSIA

8. Surat keterangan bebas plasiat

9. Sertifikat TOEFL

Page 17: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) di

Indonesia AKB tahun 2017 tercatat sebesar 24/1.000 kelahiran hidup.

Penyebab kasus kematian bayi yaitu gangguan pernafasan sebanyak 37%,

prematuritas sebanyak 36%, sepsis sebanyak 12%, hipotermi sebanyak

7%, ikterus sebanyak 6%, posmatur sebanyak 3% dan kelainan

kongengital sebanyak 1% (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).

Berdasarkan data ProvinsiJawa Barat tahun 2019, angka kematian

bayi mencapai 2.851/ 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi

tersebut antara lain BBLR(Bayi Berat Lahir Rendah)sebanyak 40,25%,

asfiksia sebanyak 27,60%,tetanus neonatorum sebanyak 0,13%, sepsis

sebanyak 3,14%, penyebab lain-lain sebanyak 17, 28%, dan sisanya

kelainan bawaan sebanyak 11,59% (Profil Kesehatan Jawa Barat, 2019).

Menurut data Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

Tahun 2018 AKB ditahun 2018 sebanyak 162 kasus penyebabnya

diantaranya BBLR sebanyak 74 kasus (46%), asfiksia sebanyak 25 kasus

(15%), infeksi 4 kasus (2%), kelainan kongengital 22 kasus (14%),

bronkopneumonia 2 kasus (1%), diare 3 kasus (2%), lain-lain 32 kasus

(20%) (Dinas kesehatan Kabupaten Karawang 2018).

Masalah kesehatan yang sering dialami oleh masyarakat pada

bayinya yaitu BBLR. Menurut survei kejadian BBLR disetiap tahunnya

Page 18: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

2

dapat melambung hingga 20 juta bayi diseluruh dunia baik yang

disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun

perkembangan janin terhambat (IDAI, 2012).

Ada banyak faktor yang menjadi pencetus terjadinya BBLR,

diantaranya yaitu umur ibu, status gizi ibu, jarak kehamilan dan paritas ibu

dapat menyebabkan terjadinya BBLR (Manuba, 2010).

Sering kali BBLR disebabkan oleh beberapa faktor yang saling

berkaitan (Kemenkes RI, 2011). BBLR sangat erat kaitannya dengan

kondisi ibu karena selama hamil bayi mendapatkan nutrisi dari ibu melalui

plasenta (Manuba, 2010). Faktor gizi ibu merupakan faktor yang sangat

menentukan bagi keberlangsungan status gizi janin yang ada di dalam

kandungannya dan menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi saat

dilahirkan hingga dewasa. Diambilnya faktor status gizi ibu karena

banyaknya kasus BBLR yang disebabkan oleh kurangnya status gizi di

provinsi Jawa Barat, khususnya wilayah Kabupaten Karawang. Status gizi

ini merupakan hal yang mudah untuk diukur dan diteliti, agar peneliti tidak

kesulitan untuk mencari data maupun referensi mengenai status gizi pada

ibu.

Faktor lainnya yang menjadi pencetus terjadinyaBBLR yaitu status

gizi ibu pra hamil dan ketika hamilditandai dengan sosial ekonomi yang

termasuk di dalamnya yaitu pendidikan,pekerjaan, status ekonomi

keluarga, riwayat penyakit ibu, riwayat kelahiran dan pelayanan

kehamilan yang meliputiseberaa sering ibu periksa hamil, tenaga

Page 19: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

3

kesehatan yang memeriksanya, usia kehamilan pada awal pemeriksaan

kehamilan (Tinuk Istiarti, 2010).

Status gizi pada ibu selama hamil berengaruh terhadap terjadinya

BBLR yaituperempuan yang memiliki ketidakcukupan gizi mempunyai

resiko 5,5 kali lebih besar mengalami BBLR dibandingkan dengan

perempuan dengan kecukupan status gizi.Menurut statistik (OR = 5.61;

95% CI = 0,21 hingga 0,79; p = 0,008). Pengukuran status gizi ini diukur

dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), ukuran LILA yang

kurang dari 23,5 cm menyatakan status gizi kurang dan yang lebih dari

23,5 menyatakan status gizi baik (Ruji,2009).

Status gizi pada ibu hamil sangat penting karena jika terjadi

kekurangan gizi pada simpanan nutrisi ibu hamil maka simpanan tersebut

tidak akan cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dan ibu.

Pada kondisi ini dikhawatirkan plasenta tidak berkembang secara optimal

sehingga mengakibatkan tidak mempunyai kemampuan untuk mensuplai

gizi yang cukup untuk kebutuhan jabang bayi yang memungkinkan

terjadinya pertumbuhan janin terhalang, cacat ketika dilahirkan, abortus

atau lahir dengan tidak bernyawa, lahir sebelum waktunya atau bayi

dengan BBLR. Jika hal ini terjadi pada janin perempuan akan mengurangu

kesempatan ia untuk melahirkan bayi dengan keadaan yang sehat

(Almatsier, 2011).

Gangguan yang mungkin muncul pada bayi yang lahir dengan

berat badan rendah yaitu mengalami gangguan pertumbuhan dan

Page 20: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

4

perkembangan dimasa depan (Kemenkes RI, 2016; Dinkes Jateng, 2016;

Surami, 2003). Terdapat dua penyebab yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan pada anak yaitu faktor dari dalam dan luar. Dari dalam

yaitu pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri sedangkan faktor

dari luar yaitu prenatal, persalian dan pasca persalinan (Adriana, 2013).

Penelitian yang berjudul Growth anddevelopment in children born

very low birthweight yang menggunakan sampel 950 anak dengan BBLR,

hasil penelian ini didapatkan bahwa bayi dengan BBLR akan mengalami

perlambatan pada pertumbuhan dan perkembangannya sedangkan

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dapat menentukan kualitas

mada depan anak (Schart, J.R., et. al, 2016).

Status gizi yang kurang ibu dapat berpengaruh pada pertumbuhan

dan perkembangan janin bahkan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir

mati, cacat bawaan, kematian bayi, anemia pada bayi, asfiksia intra partum

dan BBLR (Proverawati, dkk. 2010).

Status gizi pada ibu hamil diukur menggunakan pita LILA

termasuk faktor utama yang berhubungan dengan BBLR, karena ibuhamil

yang mempunyai status gizi dibawah pengukuran normal mempunyai

peluang 6 kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR dibandingan

dengan ibu yang mempunyai status normal (Vitraningsih dkk,2012).

Hal ini menarik minat peneliti untuk mengambil penelitian yang

berjudul hubungan status gizi ibu dengan kejadianberat badan lahir rendah

(BBLR), karena pengaruh status gizi ibu menjadi salah satu faktor

Page 21: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

5

terjadinya BBLR pada bayi yang dapat berpengaruhpada mortalitas dan

mordibitas BBL.

Menurut data RSIA dr. Djoko Pramono jumlah seluruh persalinan

dari bulan Agustus hingga 16 Oktober 2020 sebanyak 182 persalinan

dengan proporsi bayi dengan BBLR sebanyak 35.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Adakah Hubungan Status

Gizi Ibu dengan Kejadian Berat BadanLahir Rendah (BBLR)”.

C. Tujuan

1. Umum

Untuk mengetahuiHubungan Status Gizi Ibu denganKejadianBerat

Badan Lahir Rendah (BBLR).

2. Khusus

a. Mengetahui gambaran berat badan lahirBayi di RSIA dr. Djoko

Pramono.

b. Mengetahui gambaran status gizi ibu yang melahirkan di RSIA

dr. Djoko Pramono.

c. Mengetaui hubungan status gizi ibu dengan kejadian BBLR

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Agar dapat menambah pengetahuan dalam melakukan analisa

kejadian BBLR yang disebabkkan oleh status gizi ibu.

Page 22: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

6

2. Bagi Institusi

Menambahreferensiuntukperpustakaan Universitas Ngudi Waluyo dan

dapatmenjadi sumber informasi yang berhubungan dengan BBLR.

3. BagiRSIA dr. Djoko Pramono

Dapat digunakan sebagai masukan dan bahan KIE bagi pasien agar

tidak mengalami hal yang sama dan dapat menurunkan angka kejadian

BBLR.

4. Bagi Pasien

Pasiendapatmengetahui KIE mengenai status gizi ibu ketika hamil

agar pasien dapat segera memenuhi nutrisinya untuk menurunkan

kejadian BBLR.

Page 23: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Berat Badan Lahir

a. Pengertian

Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam

waktu 1 jam pertama setelah lahir yang beratnya berkisar antara

2500 gram-4000 gram dengan usia gestasi 37 minggu-42 minggu

yang merupakan hasil suatu proses yang berlangsung selama berada

dalam kandungan (Mahendra, 2020; Wisdayanti, 2019; Suharto A,

2012).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah

sebagai berikut :

a) Umur ibu

Umur ibu eratkaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan

dibawah 20 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi

dibandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup

umur. Hal ini terjadi karena sistem reproduksi mereka belum

matur atau belum siap dan mereka belum memiliki kesiapan

plasenta seperti wanita dewasa. Selain itu kehamilan pada usia

dibawah umur sangat berpengaruh terhadap emosi dan

Page 24: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

8

kejiwaannya. Meskipun kehamilan dibawah umur beresiko

tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan.

Mengingat pada usia ini sering muncul penyakit seperti

hipertensi, tumor jinak, atau penyakit degeneratif pada

persendian tulang belakang dan panggul. Dalam proses

persalinan sendiri, kehamilan diusia ini akan lebih menghadapi

kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim (Sitorus, 1999

dalam Yuliana, 2007).

b) Berat Badan Ibu

Berat badan sangat berpengaruh pada berat bayi yang akan

dilahirkan, karea berat badan yang melebihi IMT (Indeks Masa

Tubuh) dan memiliki kenaikan yang drastis pada saat hamil

mengakibatkan bayi yang dilahirkannya besar. Menurut riset

sekitar 23% ibu hamil dengan berat badan berlebih akan

melahirkan bayi yang berukuran besar (Andrian, 2019).

c) Jarak Kehamilan

Menurut badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN),

jarak kehamilan yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena

jarak kehamilan yang pendek akan menyebabkan seorang ibu

belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah

melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu factor 10

penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang

dilahirkan (Sitorus, 1999 dalam Yuliana, 2007).

Page 25: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

9

d) Diabeters Gestasional

Konplikasi diabetes gestasional dapat membuat bayi lahir

besar (makrosomia) karena bayi dalam kandungannya

menerima banyak gula dari aliran plasenta ibunya sebagai

lemak sehingga bayi dalam kandungan akan bertumbuh lebih

besar. Diabetes gestasional pula berdampak pada lahirnya bayi

prematur atau sebelum 37 minggu, keguguran, still birth,

hipoglikemi, respiratory distress syndrome (RDS), kadar

kalsium dan magnesium rendah, takipnea, kekurangan zat besi,

dan kelainan jantung bayi (Herliafifah, 2020).

e) Paritas

Paritas dalam arti luas mencakup gravida (jumlah kehamilan),

partus (jumlah kelahiran), dan abortus (jumlah keguguran),

sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak

yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang wanita

melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang

sadar mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilann lagi,

keadaan kesehatannya akan mulai menurun, mengalami kurang

darah dan terjadi perdarahan lewat jalan lahir(Nurhariyanto,

2009).

f) Posterm

Ibu dengan kehamilan posterm cenderung melahirkan bayi

dengan berat badan yang besar, karena janin akan terus

Page 26: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

10

mengalami pertumbuhan dan perkembangan di kandungan ibu

karena plasenta menhantarkan nutrisi ke janin yang berakibat

bayi lahir besar ketika dilahirkan (Andrian, 2019).

g) Kadar Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan untuk

menetapkan pravalensi anemia. Seorang ibu hamil dikatakan

menderita anemia bila kadar Hb dibawah 11gr/dl. Pada ibu

hamil terjadi penurunan kadar Hb karena terjadi penambahan

cairan tubuh yang tidak sebanding dengan massa sel darah

merah. Penurunan ini terjadi sejak usia kehamilan 8 minggu

sampai 32 minggu (Yuliana, 2007).

Anemia ibu hamil akan menambah resiko mendapatkan

BBLR, resiko perdarahan bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut mengalami

anemia berat (Depkes RI, 2002).

h) Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan,

sehingga kesehatan selama kehamilan dapat dipelihara dan

yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan

sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan

dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi

gangguan atau kelainan pada ibu hamil dan bayi yang

Page 27: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

11

dikandung dapat segera ditolong oleh tenaga kesehatan

(Departemen Kesehatan, 2000).

Standart pemeriksaan kehamilan ditetapkan oleh

Departemen Kesehatan RI, yaitu:

(1) Minimal satu kali pada trimester pertama (kehamilan

hingga 12 minggu)

(2) Minimal satu kali pada trimester kedua (12-28 minggu)

(3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (>28 minggu

sampai dengan kelahiran) (Departemen Kesehatan RI,

2003).

i) Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat

bayi lahir diantaranya adalah Diabetes Melitus (DM), cacar,

dan penyakit infeksi TORCH (Toxsoplasma, Rubella,

Cytomegalovims dan Herpes) (Yuliana, 2007).

j) Sosial Ekonomi

Berat badan bayi baru lahir yang sehat berbeda antara satu

golongan masyarakat dengan yang lain. Pada ibu yang berasal

dari lapisan sosial ekonomi yang lebih tinggidan mendapatkan

perawatan kehamilan secara wajar dengan asupan gizi yang

baik, akan melahirkan bayi yang cenderung berada dalam

keadaan yang lebih baik dari pada bayi yang dilahirkan dari ibu

yang tingkat sosial ekonominya lebih rendah dan ibu yang

Page 28: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

12

selama kehamilannya dalam kondisi status gizi kurang (Rokyati,

2005).

c. Klasifikasi Berat Bayi Lahir

Klasifikasi berat bayi lahir Klasifikasi berat bayi

lahirdapatdikelompokkan menjadi :

1. Klasifikasi menurut berat lahir

a) Bayi berat lahir rendah

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gramtanpa

memandang masa gestasi.

b) Bayi berat lahir cukup atau normal

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >2500 – 4000 gram

c) Bayi berat lahir lebih

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram.

(Khosim, dkk, 2008; Supariasa, 2002).

2. Bayi Berat Lahir Rendah

a. Pengertian

BBLR adalah berat badan bayi yang ditimbang segera setelah lahir

yang beratnya < 2.500 gram. (Supartini,2017; Profil Kesehatan

Indonesia, 2014; Manuba 2013).

b. JenisBBLR

BBLR dibagi menjadi dua yaitu BBLR dengan Prematuritas atau

kurang bulan dan Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) :

1) BBLR dengan Prematuritas atau Bayi Kurang Bulan

Page 29: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

13

BBLR dengan prematuritas atau bayi kurang bulan yaitu

umumnya lahir pada usia kehamilan 28-36 minggu. Biasanya bayi

prematur disebabkan karena tidak mampunya uterus untuk

menahan janin, adanya gangguan selama kehamilan, lepasnya

plasenta lebih cepat dari waktunya atau adanya rangsangan yang

memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum mencapai

kehamilan aterm. BBLR dengan prematuritas atau bayi kurang

bulan murni adalah bayi yang dilahirkan kurang bulan (preterm)

mempunyai organ yang belum berfungsi seperti bayi aterm

sehingga bayi tersebut mengalami kesulitan untuk hidup diluar

rahim. Semakin pendek masa kehamilan, semakin berkurang

fungsi alat-alat tubuhnya, akibatnya makin sering terjadi

komplikasi, seperti sindroma gangguan pernafasan, hipotermia,

aspirasi, infeksi dan perdarahan intrakranial (Depkes, 1995;

Kemenkes RI, 2011).

2) Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK)

Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) adalah bayi yang tidak

tumbuh dengan baik di dalam kandungan selama kehamilan. Ini

terjadi karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan

(IUGR). IUGR berhubungan dengan keadaan yang mengganggu

sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan

perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu.

Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara

Page 30: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

14

kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin. Kematangan fungsi organ tergantung pada

usia kehamilan walaupun berat lahirnnya rendah. Komplikasi

yang sering terjadi yaitu aspirasi mekonium yang diikuti dengan

pnemothoraks. Mungkin terjadi asfiksia, hipotermia atau

infeksi(Kemenkes RI, 2006).

c. Etiologi

BBLR disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Faktor ibu

a) Usia ibu

Dalam masa reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Usia< 20 tahun

beresiko melahirkan bayi prematur karena memiliki uterus

yang belum berkembang secara sempurna dan serviks yang

pendek sehingga meningkatkan resiko infeksi. Ibu yang

berusia muda cenderung melahirkan bayi yang lebih kecil

karena mereka masih dalam masa pertumbuhan dan

perkembangan, sehingga ibu dan bayi saling berkompetisi

untuk mendapatkan nutrisi (Sembiring, 2019; Nelson, 2000;

Hidajati, 2012).

Sedangkan pada usia > 35 tahun kondisi badannya serta

kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin intra uteri. Organ-organ

Page 31: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

15

tubuh mereka sudah mengalami penurunan fungsi. Pada proses

pembuahan kualitas sel telur wanita pada usia ini sudah

menurun. Jika proses pembuahan mengalami gangguan maka

dapat menyebabkan terjadinya ganggguan pertumbuhan pada

buah kehamilan, hal ini kemungkinan menyebabkan IUGR

yang berakibat bayi BBLR (Sembiring, 2019; Rohmatin,2018)

b) Paritas

Status paritas yang tinggi dapat meningkatkan risiko kejadian

BBLR dan bayi lahir mati, hal tersebut terjadi karena semakin

tinggi status paritasnya maka kemampuan rahim untuk

menyediakan nutrisi bagi kehamilan selanjutnya semakin

menurun sehingga penyaluran nutrisi antara ibu dan janin

terganggu yang akhirnya dapat mengakibatkan BBLR

(Manuba, 2010; KemenKes RI, 2011; Endriana, 2012).

c) Anemia

Anemia defisiensi zat besi didefinisikan dengan rendahnya

konsentrasi feritin serum < 30 µg/l dan hemoglobin < 11, 0

g/dl, < 10,5 g/dl di trimester ke dua, dan 11,0 g/dl di trimester

ketiga. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan

jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan

oksigen. Anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih

Page 32: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

16

tinggi, sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin.

Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah

(eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma

terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan

dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.Anemia dapat

menyebabkan pengangkutan oksigen menjadi terganggu

sehingga nutrisi ke janin berkurang (KemenKes RI, 2011;

Istiarti, 2010; Festy, 2010).

d) Status gizi

Kondisi ketidakseimbangan nutrisi atau malnutrisi yang

menyebabkan ibu mengalami penurunan darah. Volume darah

penting untuk membawa nutrisi atau O2 ke janin melalui

plasenta. Terjadinya penurunan volume darah maka curah

jantung tidak adekuat, darah menuju plasenta yang membawa

nutrisi untuk janin tersebut mengalami penurunan yang

menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil. Selain itu, karena

adanya gangguan sirkulasi O2 dan nutrisi maka akan

mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat atau BBLR

(Rohmatin,2018; Sulistyorini, dkk, 2015; Mochtar, 2010).

e) Perawatan antenatal

Pelayanan antenatal harus dilakukansehingga kondisi ibu dan

janin dapat dikontrol dengan baik. Pemeriksaan antenatal

Page 33: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

17

adalah pemeriksaan kehamilan yang diikuti dengan upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya

adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa

kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta

menghasilkan bayi yang sehat. Jumlah kunjungan perawatan

kehamilan berkaitan dengan kejadian BBLR. Pengaruh

pelayanan antenatal selama kehamilan terhadap kejadian

BBLR meliputi faktor-faktor sebagai berikut yaitu: kunjungan

pertama pelayanan antenatal, jumlah kunjungan pelayanan

antenatal, serta kualitas pelayanan antenatal.Kunjungan

pertama pemeriksaan antenatal dilakukan segera setelah

diketahui terlambat haid, sehingga diharapkan dapat

menetapkan data dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim dan kesehatan ibu sampai

persalinan. Ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan

pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap

trimester sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali

(Wisdayanti, 2019; Sistiarani, 2008; Sistiarani, 2008).

f) Jarak kelahiran

Jarak kehamilan yang sangat pendek dan jarak sangat panjang

menjadi faktor resiko terjadinya ibu melahirkan BBLR.Jarak

kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum

cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah

Page 34: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

18

melahirkan sebelumnya. Ibu hamil yang jarak kelahirannya

kurang dari 2 tahun, kesehatan fisik dan rahimnya masih butuh

istirahat yang cukup. Kemungkinan juga ibu masih harus

menyusui dan meberikan perhatian pada anak yang dilahirkan

sebelumnya sehingga kondisi ibu yang lemah ini akan

berdampak pada kesehatan janin dan berat badan lahirnya

(Manuba, 2013; Edessy, Gaber,& Maher,2014).

2) Faktor plasenta

Kelainan plasenta terjadi karena tidak berfungsinya plasenta

dengan baik sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi oksigen

dalam plasenta. Lepasnya sebagian plasenta dari perlekatannya

atau posisi tali pusat yang tidak sesuai dengan lokasi pembuluh

darah yang ada di plasenta dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan aliran darah dan nutrisi dari plasenta ke janin Hal ini

dapat juga menjadi potensi terjadinya BBLR (Nopriarmi, 2010;

Holmes & Bakker, 2011; Ismawati, 2020).

3) Faktor janin

Kehamilan kembar (ganda/gemeli). Berat badan kedua janin pada

kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda antara 50 sampai

1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta untuk kedua

janin tidak sama. Regangan pada uterus yang berlebihan

kehamilan ganda salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran

BBLR. Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan,

Page 35: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

19

sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus

prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan

ganda bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit

defisiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil (Sulistyorini

& Putri, 2015; Monita, Suhaimi, Ernalita, 2016).

4) Faktor lingkungan

a) Tempat tinggal

Bila ibu bertempat tinggal di dataran tinggi seperti

pegunungan dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen

sehigga suplai oksigen terhadap janin menjadi terganggu. Ibu

yang tempat tinggalnya di dataran tinggi beresiko untuk

mengalami hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia

neonatorum. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap

janin oleh karena gangguan oksigenisasi/ kadar oksigen udara

lebih rendah dan dapat menyebabkan lahirnya bayi BBLR

(Robinson & Waugh, 2011; Maryunani, 2013).

b) Sosio-ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi kualitas dan

kuantitas gizi ibu selama bulan–bulan terakhir kehamilan dan

ukuran bayi pada saat lahir. Semakin buruk gizi ibu semakin

kurang berat dan panjang bayinya. Ekonomi keluarga dapat

menunjukkan gambaran kemampuan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan gzi ibu selama hamil yang berperan

Page 36: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

20

dalam pertumbuhan janin. Kejadian tertinggi terdapat pada

golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan keadaan

gizi yang kurang baik dan periksa (Monita, Suhaimi, Ernalita,

2016; Sistiarani, 2008).

c) Paparan zat beracun

Rokok mempunyai kandungan zatnikotin dan karbon

monoksida. Nikotin akan menimbulkan kontraksi pada

pembuluh darah, akibatnya alirah darah ketali pusat janin

akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi

zat ke janin berkurang. Sedangkan karbon monoksida akan

mengikat Hb dalam darah yang dapat menyebabkan distribusi

zat makanan dan oksigen yang disuplai ke janin menjadi

terganggu, sehingga bisa berisiko melahirkan BBLR

(Mahdaleda, Ningsih&Noor, 2014; Robson & Waugh, 2011;

Hadi, 2013).

Page 37: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

21

3. Status Gizi

a. Pengertian

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan

antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang

diperlukan untuk metabolisme tubuh (KemenKes RI, 2017;

Supariasa, et al, 2016; Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016).

b. Cara Pengukuran Status Gizi

Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui status gizi seseorang

dapat dilakukan pemeriksaan secara:

1) Pemeriksaan Langsung

a) Antropometri

Penilaian antropometri dilkukan melalui pengukuran dimensi

fisik dan komposisi kasar tubuh. penilaian dilakukan terhadap

berat badan (BB), Tinggi Badan (TB),Lingkar kepala, Lingkar

lengan atas(LLA/LILA), dan tebal lemak kulit. pada usia

kurang dari 2 tahun pengukuran tinggi badan dilakukan dengan

mengukur panjang badan dalam keadaan tidur, sedangkan pada

usia 2 tahun atau lebih pengukuran dilakukan dalam keadaan

berdiri Tinggi badan juga dapat ditentukan melalui pengukuran

tinggi lutut (dengan menggunakan kaki kiri dan sudu 90

derajat) pada orang yang meiliki kelainan tulang belakang atau

tidak mampu berdiri tegak (KemenKes RI, 2017; Moesijanti,

2011).

Page 38: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

22

b) Biokimia

Pemeriksaan laboratprium (biokimia), dilakukan dengan

pemeriksaan pemeriksaan spesismen jaringan tubuh (darah,

urine, tinja, hati dan otot) yang diuji secara laboratorium

terutama untuk mengethui kadar hemoglobin, feritin, glukosa,

dan kolestrol. Pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui

kekurangan gizi spesifik (Moesijanti, 2011; Supariasa, 2001).

c) Klinis

Pemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel (superficial epitel

tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral.

Pemeriksaan klinis bertujuan mengatahui status kekurangan

gizi dengan melihat tanda-tanda khusus (Moesijanti, 2011).

d) Biofisik

Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemanpuan fungsi

serta perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik

bertujuan mengetahui situasi tertentu, misallnya pada orang

yang buta senja (Moesijanti, 2011).

2) Pemeriksaan Tidak Langsung

a) Suvei Konsumsi

Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara

kebiasaan makan dan perhitungan konsumsi makanan sehari-

hari. Tujuan penilaian ini adalah mengiodentifikasi kekurangan

dan kelebihan gizi (Irianto, 2007; Supariasa, 2001).

Page 39: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

23

b) Statistik Vital

Pemerikssan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan

seperti angka kematian, kesakitan dan kematian kaibat hal-hal

yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan

menemukan indicator tidak langsung status gizi masyarakat

(Irianto, 2007; Supariasa, 2001).

c) Faktor Ekologi

Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan

yang dipengaruhi oleh faktor ekologi (Iklim, tanah, irigasi dll).

Faktor-faktor ekolgi tersebut perlu diketahui untuk mengetahui

penyebab malnutrisi masyarakat (Irianto, 2007; Supariasa,

2001).

c. Cara Pengukuran LiLA

Cara pengukuran lila dapat dilihat dari langkah-langkah Pengukuran

LILA berikut ini :

1) Tetapkan posisi bahu (acromion) dan siku (olecranon)

2) Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku

3) Tentukan titik tengah lengan

4) Lingkaran pita LILA tepat pada titik tengah lengan

5) Pita jangan terlalu ketat, jangan pula terlalu longgar

6) Pembacaan skala yang tertera pada pita (dalam cm (centi meter).

Cara pembacaan skala yang benar Pengukuran dilakukan di

bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang

Page 40: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

24

kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas,

lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau

kencang. Alat pengukur dalamkeadaan baik dalam arti tidak

kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah

tidak rata(Wahyun, Huda, 2018).

Gambar 1. Alat Ukur LiLA

Gambar 2. Cara Menentukan Titik Tengah Untuk Mengukur LiLA

Page 41: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

25

Gambar 3. Posisi Tangan Saat Membaca Lila

(Wahyun, Huda, 2018).

4. Hubungan StatusGizi dangan Kejadian BBLR

Kondisi ketidakseimbangan nutrisi atau malnutrisi ini, menyebabkan

ibu mengalami penurunan darah. Volume darah penting untuk

membawa nutrisi atau O2 ke janin melalui plasenta. Terjadinya

penurunan volume darah maka curah jantung tidak adekuat, darah

menuju plasenta yang membawa nutrisi untuk janin tersebut mengalami

penurunan, menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil. Selain itu, karena

adanya gangguan sirkulasi O2 dan nutrisi maka akan mengakibatkan

pertumbuhan janin terhambat atau BBLRSulistyawati (dalam

Maryunani, 2013). Menurut Hidayati, F tahun 2011 ketika jumlah

makanan yang dikonsumsi tidak cukup atau tidak adekuat. Hal ini

menyebabkan penurunan Volume darah, sehingga aliran darah ke

plasenta menurun, maka ukuran plasenta berkurang dan transport zat

gizi juga berkurang yang mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat

dan akan melahirkan BBLR.

Page 42: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

26

KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu

maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu

tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh

KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit

dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah

persalinan, serta persalinan dengan operasi. KEK ibu hamil dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan

keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

anemia pada bayi, asfiksia intra partum, lahir dengan berat lahir rendah

(BBLR) (Proverawati, dkk.2010).

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin

dalam kandungan. Apabila status gizi buruk, baik sebelum kehamilan

maupun selama kehamilan akan menyebabkan terganggunya

pertumbuhan pada janin, menyebabkan terhambatnya pertumbuhan otak

janin (Supariasa, dkk, 2013).

Status gizi ibu selama pengaruh kehamilan terhadap BBLR

insidensi, wanita dengan ketidakcukupan status gizi memiliki risiko 5,5

kali lebih besar dibandingkan wanita dengan nutrisi yang cukup status

dan signifikan secara statistik (OR = 5.61; 95% CI = 0,21 hingga 0,79;

p = 0,008). Status gizi yang tidak mencukupi dalam penelitian

dinyatakan dalam kategori Lingkar Lengan Atas Tengah (LILA),

kurang dari 23,5 cm menunjukkan CED, lebih dari 23,5 ditunjukkan

Page 43: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

27

non CED. Hasil studi sudah masuk sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ruji (2009), dimana MUAC <23,5 cm memiliki risiko

4,89 kali lebih tinggi untuk melahirkan untuk bayi BBLR.

B. KerangkaTeori

Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir

Sumber : (Sitorus, 1999 dalam Yuliana, 2007; Nurhariyanto, 2009;

Yuliana, 2007; Depkes RI, 2002; Supariasa, Bachyar, dan Fajar, 2001;

Departemen Kesehatan, 2000; Departemen Kesehatan RI, 2003; Wahyu,

2020; Rokhyati, 2005).

Gambar 4. Kerangka Teori

Keterangan : Diteliti

1. Faktor Lingkungan Internal

a. Usia ibu hamil

b. Jarak kehamilan

c. Paritas

d. Kadar hemoglobin (Hb)

e. Status gizi

f. Pemeriksaan kehamilan

g. Penyakit kehamilan

h. merokok

i. Bayi kembar

2. Faktor Lingkungan Eksternal

a. Sosial ekonomi

Berat Badan Lahir :

BBLR

Page 44: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

28

C. Kerangka Konsep

Gambar 5. Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan status gizi ibu dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di RSIA dr. Djoko Pramono.

Status Gizi Berat Badan Lahir Rendah

Page 45: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain pada penelitian ini adalah diskriptif analitik dengan menggunakan

pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yangmempunyai bertujuan

untuk mendapatkan data dari klien melalui sampel yang diteliti.

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menganalisis jika sampel yang

digunakan adalah dokumen (Notoatmojo, 2011).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSIA dr. Djoko Pramono.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dijalankanpada Agustus 2020 – Desember 2020.

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua persalinan yang

terdapat diRSIA dr. Djoko Pramono dari bulan Agustus hingga 16

Oktober 2020yaitu sebanyak 182 persalinan.

2. Sampel

Pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini yaitu Total

Sampling yaitu semua yang menjadi populasi dijadikan sampel.

Page 46: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

30

E. Definisi Operasional

Tabel 3. 1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Status Gizi

Ibu

Bersalin

Status gizi ibu bersalin

merupakan status gizi

ibu pada saat

persalinanyang diukur

menggunakan lingkar

lengan atas

LiLA(Supariasa, et al,

2016).

Catatan

rekam

medis

dari RSIA

dr. Djoko

Pramono

a. Lila <

23,5cm

: gizi

kurang.

b. Lila ≥

23.5cm

: gizi

baik.

2 Berat Bayi

Lahir

Rendah

BBLR adalah berat

badan bayi yang

ditimbang segera

setelah lahir yang

beratnya kurang dari

2500 gram (Profil

Kesehatan Indonesia,

2014; Manuba 2013).

Instrumen

master

tabel

a. Berat

badan ≥

2500 dan

≤ 4000

gram :

BBLN

b. Berat

badan <

2500 gram :

BBLR

Nominal

Nominal

Page 47: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

31

F. Variabel Penelitian

Terdapat 2 kategori variabel yang dipakai pada penelitian ini, yakni :

1. Variable Dependen (Terikat)

Variable dependen pada penelitian ini yaitu kejadian BBLR.

2. Variable Independen (Bebas)

Variable independen pada penelitian ini yaitu status gizi ibu.

G. Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil catatan yang

sudah ada (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini menggunkan data

sekunder berupadokumen (buku register) ruang bersalinRSIA dr.

Djoko Pramono berdasarkan data persalinan.

2. Instrumen penelitian

Acuan yang dipakai pada penelitian iniyaitumaster tabel yang telah

disusun oleh peneliti yang didalamnya terdapat nomor, nama ibu, jenis

persalinan, umur kehamilan, status gizi (ukuran LILA dalam satuan

cm), berat badan bayi yang dilahirkan (gram), paritas, pendidikan dan

pekerjaan.

3. Etika penelitian

Dalam mengambil data, peneliti memiliki beberapa etika atau aturan,

antara lain:

Page 48: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

32

a. Perizinan

Peneliti mengurus perizinan penelitian pada RSIA dr. Djoko

Pramono.

b. Kerahasiaan data

Dalam pengambilan data ini peneliti tidak menuliskan identitas

responden dengan jelas, tetapi hanya menggunakan kode tertentu

pada setiap responden.

c. Kerahasiaan informasi

Peneliti akan selalu menjaga privasi dan kerahasiaan dokumen medis

yang telah diambil dengan tidak membicarakannya kepada orang

lain dan hanya data tertentu yang ditulis oleh peneliti.

4. Langkah-langkah pengambilan data

a. Mencetak surat pengantar dari kampus yang sudah diberi tanda

tangan yang akan dipergunakan untuk pengambilan data di RSIA

dr. Djoko Pramono.

b. Memberikan surat izin untuk pengambilan data ke kepala ruangan

bersalin RSIA dr. Djoko Pramono.

c. Mencatat data yang terdapat di buku registerruang bersalin pada

tanggal 16 Oktober 2020 di RSIA dr. Djoko Pramono berdasarkan

data persalinan.

d. Memverifikasi data yang sudah terkumpul karena dikhawatirkan

terdapat kekeliruan.

Page 49: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

33

e. Memasukkan kriteria inklusi dan eksklusi di data yang sudah

terferivikasi agar sesuai dengan sampel yang akan diambil.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilaksanakan pada penelitian ini antara lain sebagai

berikut :

1. Edit atau editing

Kegiatan mengedit data yang dilakukan untuk mengetahui

kelengkapan data, konsistensi data, dan kesesuaian dasar data yang

diperlukanuntuk menghindari kesalahan pada program pengolahan

data.

2. Memasukkan data atau data entry

Memasukkan datayang telah terkumpul setelah melewati proses

editingkemudian dimasukkan kedalam computer.

3. Pengkodean atau Coding

Proses pengolahan kode atau memberikan kode pada data yang sudah

ada yangbertujuan untuk merubah data tulisan menjadi data angka

atau membedakansifat.

Memberikan kode yang diberikan dijabarkan sebagai berikut :

a) Status gizi

1) LiLA < 23,5 : gizi kurang : 1

2) LiLA > 23,5 : gizi baik : 0

Page 50: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

34

b) Berat badan lahir

1) BBLR :1

2) BBLN : 0

4. Tabel atau tabulating

Memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel. Tahap pengolahan

data yang dilakukan untuk memindahkan data status gizidan berat

badan lahir.

5. Analisis data

Meneliti, mengubah, merapihkan, dan membuat tampilan data untuk

menemukan informasi

I. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian mempunyai prosedur (Notoatmodjo, 2018),

antara lain :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini mempunyai tujuan untuk mendiskripsikan ciri

darisetiap variable penelitian. Pada analisis ini hanya mendeskripsikan

distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Analisis data ini

ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan presentase lalu dianalisis

univariat. Untuk mendapatkan presentase (P) dihitung dengan cara:

𝛲 =𝛸

𝛮× 100%

Keterangan : N : Jumlah seluruhnya

P : Presentase

X : Jumlah yang di dapat

Page 51: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

35

2. Analisis Bivariat

Analisis ini berlaku untuk dua variable yang disinyalir berhubungan

atau berkorelasi (Prastiwi, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan status gizi ibudengan kejadian BBLR dengan

menggunakan Chi Square untuk menilai apakah ada perbedaan proporsi

antara dua variabel kategorik atau dua atau lebih kelompok. Untuk

memperoleh hasil dihitung secara :

𝑥2 = Σ(0−𝐸)2

𝐸 𝑑𝑓 = (𝑘 − 1)(𝑏 − 1)

Keterangan : 0 : Nilai observasi

E : Nilai ekspetasi

k : Jumlah kolom

b : Jumlah baris

Syarat- syarat menggunakan Chi Square :

a. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau

disebut Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol).

b. Apabila bentuk tabel 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 cell yang

memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected

count (“Fh”) kurang dari 5.

c. Apabila bentuk tabel 2 x 3, maka jumlah cell dengan frekuensi

harapan yang kurang dari 5 tidak diperbolehkan lebih dari 20%.

d. Variabel yang dihubungkan kategorik dengan kategorik dengan

skala nominal dan ordinal.

Page 52: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

36

e. Uji Chi Square tidak dapat digunakan dan mengharuskan

menggunakan uji Fisher Exact jika jumlah sampel < 20, jika

jumlah sampel 20-40 dan terdapat sel tabel kontingensi yang nilai

> 5 dan > 20 % disetiap total sel nya.

Page 53: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Univariat

Tabel 4.1Analisis Karakteristik Responden BBLR, BBLN, Pendidikan,

Pekerjaan dan Paritas Variabel Jumah (n) Persen (%)

Berat Badan Lahir

BBLR

Tidak BBLR

35

147

19,2 %

80,8 %

Status Gizi

Gizi Kurang

Gizi Baik

41

141

22,5 %

77,4 %

Paritas

Primi

Multi

Grande

37

76

45

20,3 %

41,8 %

37,9 %

Pendidikan

Dasar (SD, SMP)

Menengah (SMA)

Tinggi (PT)

42

104

36

23%

57,1 %

19,8 %

Pekerjaan

Bekerja

Tidak Bekerja

90

92

49,4%

50,5 %

Pada tabel di atas dapat diketahui bayi dengan BBLR sebanyak 35

(19,2%) responden, ibu dengan status gizi kurang sebanyak 41 (22,5%)

responden, ibu dengan paritasgrandemultiparasebanyak 45 (37,9%)

responden, ibu dengan pendidikan dasar sebanyak 42 (23%) responden,

dan ibu bekerja sebanyak 90 (49,%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 4.2 Tabelanalisis Chi Square Hubungan Status Gizi dengan

Kejadian BBLR

H

a

Status Gizi

Berat Badan Lahir Total

OR

(95% CI) P

Value BBLR BBLN

N % N % N %

Gizi Kurang 24 58,5% 17 41,5% 41 100% 16,684 0,000

Gizi Baik 11 7,8% 130 92,2% 141 100% (6,958-40,005)

Page 54: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

38

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubunganantara status gizi

dengan kejadian BBLR, dengan hasil p value 0.000 (< 0,05), hasil

penelitiandiperoleh OR = 16,684artinya ibu yang memilikistatus gizi

kurang memiliki resiko 16 kali lebih tinggi mengalami bayi

denganBBLR.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Riji (2009) pengaruh status gizi ibu dengan kejadian

BBLR adalahperempuan yang mempunyai ketidakcukupan gizi

mempunyai resiko 5,5 kali lebih besar dibandingkan perempuan dengan

kecukupan gizi. Status paritas yang tinggi dapat meningkatkan risiko

kejadian BBLR dan bayi lahir mati, hal tersebut terjadi karena semakin

tinggi status paritasnya maka kemampuan rahim untuk menyediakan

nutrisi bagi kehamilan selanjutnya semakin menurun sehingga

penyaluran nutrisi antara ibu dan janin terganggu yang akhirnya dapat

mengakibatkan BBLR (Manuba, 2010; KemenKes RI, 2011; Endriana,

2012).Kurangnya sosialisasi mengenai status gizi dan banyaknya ibu

yang bekerja menjadi karyawan swasta sehingga ibu tersebut kurang

memeuhi status gizi untuk janinnya, mereka hanya memikirkan

kenyang saja tidak dengan status gizi yang semestinya dan pekerjaan

mereka pun berat, jadi makanan yang dimakan kurang meenuhi asupan

gizi untuk ibu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa

kekurangan gizi secara langsung atau tidak langsung bertanggung

jawab atas setidaknya 35% kematian pada anak di bawah usia lima

Page 55: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

39

tahun, secara global. Zambia, seperti banyak negara berkembang

lainnya, saat ini dihadapkan pada beban ganda malnutrisi, dengan

kekurangan gizi terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang

utama. Menurut Survei Kesehatan Demografi Zambia (DHS) 2013-

2014, prevalensi stunting pada anak balita adalah 40%, berat badan

kurang 15% dan wasting 5% dan defisiensi mikronutrien akut dan

kronis, terutama vitamin A, zat besi, seng. dan kekurangan yodium,

terjadi dalam proporsi yang tinggi di daerah pedesaan dan perkotaan.

Ketika jumlah makanan yang dikonsumsi tidak cukup dapat

menyebabkan penurunan volume darah, sehingga aliran darah ke

plasenta menurun dan ukuran plasenta tidak maksimal dan perpindahan

zat gizi pun berkurang sehingga mengakibatkan pertumbuhan janin

terhambat yang akan melahirkan bayi denganberat badan lahir rendah

(Hidayati, 2011). Penelitian yang berjudul Growth anddevelopment in

children born very low birthweight yang menggunakan sampel 950

anak dengan BBLR, hasil penelian diperoleh bayi dengan BBLR akan

mengalami perlambatan pada pertumbuhan dan perkembangannya

sedangkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dapat

menentukan kualitas mada depan anak (Schart, J.R., et. al, 2016 dalam

Khayati, Sundari, 2019). Sesuai hasil penelitian dimana ukuran lingkar

lengan atas (LILA) < 23,5 cm memunyai resiko 4,89 kali lebih besar

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah(Khayati, Sundari,

2019).

Page 56: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

40

Status gizi pada ibu hamil sangat penting karena jika terjadi

kekurangan gizi pada simpanan nutrisi ibu hamil maka simpanan

tersebut tidak akan cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

dan ibu. Pada kondisi ini dikhawatirkan plasenta tidak berkembang

secara optimal sehingga mengakibatkan tidak mempunyai kemampuan

untuk mensuplai gizi yang cukup untuk kebutuhan jabang bayi yang

memungkinkan terjadinya pertumbuhan janin terhalang, cacat ketika

dilahirkan, abortus atau lahir dengan tidak bernyawa, lahir sebelum

waktunya atau bayi dengan BBLR. Jika hal ini terjadi pada janin

perempuan akan mengurangu kesempatan ia untuk melahirkan bayi

dengan keadaan yang sehat (Almatsier, 2011). Pendidikan ibu telah

dikaitkan dengan hasil gizi di antara anak-anak dalam penelitian di

berbagai pengaturan termasuk Bolivia dan Kenya. Oleh karena itu,

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara

karakteristik ibu yang dipilih, status gizi ibu dan status gizi anak di

Ethiopia.

Gizi baik sangatdibutuhkan oleh ibu hamil agar pertumbuhan

dan perkembangan janin tidak mengalami hambatan, terlebih ketika

akan melahirkan bayi yang sehat dengan berat badan yang normal dan

semuanya sempurna. Ibu dengan kondisi gizi kurang kehamilan tidak

jarang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Susilani,

2014).Status gizi yang buruk dalam kehamilan yang dinyatakan dengan

lingkar lengan atas (LILA) telah secara signifikan dikaitkan dengan

Page 57: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

41

BBLR pada bayi di Asia dan Afrika. Hal ini dihubungkan dengan

kesakitan dan kematian bayi, stunting, dan perkembangan kognitif yang

buruk.Secara khusus, MUAC pada ibu telah terbukti berkorelasi dengan

progresif berat badanhamil dan berat badan lahir. Faktor-faktor yang

merugikan ketika pengukuran LILA pada kehamilan yang kurang dari

normal dan BMI yang tidak normal adalah stunting pada bayi dan bayi

yang dilahirkan mengalami BBLR (Ghosh, 2019).

Paritas satu tidak aman, paritas 2-3 aman untuk hamil dan

bersalin dan paritas lebih dari 3 tidak aman. Karena bayi dengan berat

lahir rendah sering terjadi pada paritas diatas lima disebabkan pada saat

ini sudah terjadi kemunduran fungsi pada alat-alat reproduksi. Paritas

yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah

kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu

dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah

berhubungan dengan kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah).

Paritas lebih dari 4 ini beresiko mengalami komplikasi serius, seperti

perdarahan dan infeksi yang akan mengakibatkan adanya

kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR bahkan terjadinya

kematian ibu dan bayi (Erica RE dkk, 2002 dalam Endriana, 2012).

Tingkat pendapatan keluarga mempengaruhi pemilihan bahan

makanan yang akan dikonsumsi selama kehamilan yang berdampak

pada status gizi ibu hamil. Keterbatasan ekonomi berpotensi

mengakibatkan terjadinya keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan

Page 58: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

42

antenatal yang adekuat dan intake makanan yang bergizi. Hal ini sesuai

dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan, yang menyatakan bahwa

status sosial ekonomi akan berpengaruh dalam mendapatkan pelayanan

antenatal yang adekuat dan pemenuhan gizi. Ibu dengan sosial ekonomi

yang baik akan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang rutin

selama hamil dan cukup dalam pemenuhan gizi sehingga dapat

melahirkan bayi dengan berat badan normal dibanding dengan kondisi

sosial ekonominya rendah. Para wanita hamil dari golongan ekonomi

rendah pada umumnya tergolong dalam kategori “risiko besar” karena

kesehatannya yang biasanya terganggu oleh kurang gizi. Tetapi selain

itu pekerjaan yang berat pun dapat memepengaruhi status gizi jika

asuan yang dimakan tidak sesuai dengan standar makanan yang

disarabkan untuk ibu hamuk (Widyaningsih, 2012).

B. Keterbatasan Peneliti

Terdapat beberapa faktor yang masuk kedalam konfonding yaitu

terdapat data yang dapat dianalisis multivariat, tetapi tidak dilakukan oleh

peneliti karena keterbatasan waktu dan hanya bivariat saja yang dilakukan

analisis.

Page 59: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

43

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Berat badan lahir bayi di RSIA dr. Djoko Pramonoyaitu BBLR sebanyak

35 (19,2 %) respondendan BBLN sebanyak 147 (80,8%) dari 182

populasi.

2. Status gizi ibu yang melahirkan di RSIA dr. Djoko Pramono yaitu ibu

dengan status gizi kurang sebanyak 41 (22,5%) respondendan ibu dengan

status gizi baik sebanyak 141 (77,4%) dari 182 populasi.

3. Terdapat hubungan secara statistik antara status gizi dengan kejadian

BBLR, dengan hasil p value 0.000 (< 0,05), hasil penelitian diperoleh

OR = 16,684 artinya ibu yang memiliki status gizi kurang memiliki

resiko 16 kali lebih tinggi mengalami bayi dengan BBLR.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan untuk peneliti agar dapat menggunakan referensi dengan

maksimal sepuluh tahun dan lebih banyak lagi dan dapat menganalisa

kasus BBLR lebih baik lagi.

2. Bagi Institusi

Menyimpan dengan rapi hasil penelitian ini agar dapat dijadikan referensi

dan informas bagi yang membutuhkannya

Page 60: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

44

3. Bagi RSIA dr. Djoko Pramono

Dapat memberikan KIE mengenai BBLR secara menyeluruh dan

mendalam terhadap ibu yang datang dan periksa agar tidak terjadi

kekurangan status gizi pada kehamilan selanjutnya sehingga dapat

menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi.

4. Bagi Pasien

Diharapkan untuk pasien agar lebih maksimal memperhatikan asupan

makanan (status gizi) terutama perempuan karena kelak akan

mengandung dan melahirkan dan agar tidak terjadi kembali kekurangan

status gizi di kehamilan selanjutnya, sehingga dapat mengurangi tingkat

kesakitan dan kematian bayi.

Page 61: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

45

DAFTAR PUSTAKA

Julina, Br. S, S. ST., M. Kes (2019) Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balitaa, Anak

Prasekolah. Yogyakarta : Deepublish publisher

Bina, M.G, S. Kep., Ns., M. Kep (2020) Asuhan Keperawatan : Perawata

metode Kangguru (PMK). Yogyakarta : Deepublish publisher

Dr. Demsa, S, SKM., MKM., Jumiati, SKM., MKM. Gizi & Antun, R, SKM.,

M.PHP (2018) Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik

(KEK) dan Anemia Pada Ibu Hamil . Yogyakarta : Deepublish publisher

Homisiatur R, S.ST., M. Kes., Agustina, W, S.ST., M. Kes & Umi, N, S. Si., M.

Kes (2018) Mencegah Kematian Neonatal Dengan P4K. Yogyakarta :

Deepublish publisher

Ani, T., S.ST., M. Kes., Ika, P. D, S.ST., M. Kes., Rita, A, S.ST., M. Kes., & Juli,

S.Y, S.ST., M. Kes (2012) Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternal

Neonatal. Yogyakarta : Deepublish publisher.

Dwienda, Octa. R, SKM., M. Kes. Liva, Monita, S.Si. T., M. Kes. Eka, Maya. S,

S. Si. T., M. Kes. Rina, Yulviana, SKM. (2014). Buku AjarAsuhan

Kebidanan, Neonatus, Bayi/ Balita dan Anak Prasekolah Untuk Para

Bidan. Yogyakarta : Deepublish.

Wiirdayanti, Rahayu, S. Si. T., M. Kes. Herlina Riska, S. Si. T., M. Keb. (2019).

Terapi Komplementer Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Bukti Scientific

dan Empiris. Yogyakarta. Deepublish.

Thamaria, Netty. (2017). Bahan Ajar Gizi Penilaian Status Gizi. Kementrian

Kesehatan : Jakarta.

Happinasari,Ossie., Suryandari, Artathi, Eka (2016). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Berat Badan Lahir Bayi Di Puskesmas Wilayah Kabupaten

Banyumas. Jurnal Bidan Prada. Diakses dari

http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/view/173

Kusrini, K & Oktaviani, I. (2011). Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai P-

ISSN1979-469X E-ISSN 2657-1390.

http://dx.doi.org/10.26630/jkm.v4i2.1165

Novita. (2020). Alo Medika Khusus Untuk Dokter. Diakses pada 18 Oktober

2020, dari https://www.alomedika.com/penyakit/pediatrik-dan-

neonatologi/berat-badan-lahir-rendah/patofisiologi

Prastiwi, Nining .(2017). Analisis Data Kuantitati Univariat, Bivariate,

Multivariat. http://niningprastiwi27.blogspot.com/2017/01/analisis-data-

kuantitatif-univariat.html

Page 62: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

46

Khaula, K., & Endang, L. A. (2012). Status Gizi Ibu Dengan Berat Badan Lahir.

Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 3.

Siti, D. E., Nuke, D. I., & Agustin, R. (2012). Hubungan Umur Dan Paritas Ibu

Dengan Berat Bayi Lahir Di RB Citra Insani Semarang. Jurnal Unimus.

Anggi, S., Nur, I. L., & Amirah, Z., I. (2013). Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu

Hamil Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman. Jurnal

Kesehatan Andalas 2 (1).

Siva, C. R., & Martha, I. K. (2013). Hubungan Asupan Gizi Dan Status Gizi Ibu

Hamil Trimester III Dengan Berat Badan Lahir Bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Suruh. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro.

Yulia, N. K., & Sundari. (2019). Hubungan Berat Badan Lahir Dengan

Pertumbuhan Dan Perkembangan. Jurnal Kesehatan Volume 2 Nomor 2.

Yulia, N. K., Adi, P., & Eti, P. (2016). Multilevel Analysis on the Factors

Associated with Low Birth Weight in Temanggung, Central Java. doi :

https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.01.02

Veronica, M. P & Sandra, G. J. T. (2015). Hubungan Umur dan Paritas Ibu

dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan

Volume 3 Nomor 1.

Sagung, A. S. M., Eva, C., & Yulistin. (2015). Faktor Risiko yang Berpengaruh

terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil

Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 4 (3).

Supriyatun. (2015). Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR). Program Studi D3 Kebidanan STIKes

Banjar.

Maryam, S., Yusrawati,. & Zulkarnain, E. (2016). Hubungan Anemia dengan

Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah pada Kehamilan Aterm di RSUD

Achmad Darwis Suliki. Jurnal Kesehatan Andalas 5 (2).

Susi, Y. H., Dina, R. P., & Apoina, K. (2019). Anemia Dan Kek Pada Ibu Hamil

Sebagai Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Jurnal

Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 7, Nomor 1. E-journal Undip

diakses. Diakses dari http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.

Nilfar, .R., & Octovina, S. (2018). Hubungan Status Kek Ibu Hamil Dan BBLR

Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Tawiri Kota Ambon.

Jakarta; 9 (2): 45-51.

Rieka, D. K., & Mei, M. (2019). Pengaruh Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada

Ibu Hamil Dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Puskesmas

Minggir Kabupaten Sleman. (Skripsi). Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Page 63: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

47

Sumiaty. & Sri Restu. (2016). Kurang Energi Kronis (Kek) Ibu Hamil Dengan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Jurnal Husada Mahakam. Volume IV

No.3, hal 162-170.

Estri, K. (2017). Tinjauan Sistematis Terhadap Faktor Risiko Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah di Indonesia. Journal of Health Science and

Prevention. Vol.1(1).

Dian, W. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah Pada Ibu Melahirkan Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum

Daerah 45 Kuningan.

Sri, U. (2016). Pengetahuan Ibu Tentang Faktor Penyebab Terjadinya BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah) Di Kabupaten Grobogan. Jurnal Ilmiah

Kesehatan, 8 (2).

Faradilla, M., Donel, S., & Yanti, E. (2016). Hubungan Usia, Jarak Kelahiran Dan

Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah

Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom FK Volume 3 No. 1.

Dewie, S. & Shinta, S. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kejadian Bblr Di Puskesmas Perkotaan Kabupaten Banjarnegara. Jurnal

Kesehatan Politeknik Banjarnegara.

Mahdalena, Hj. Endang, S. N., & Sugian, N. (2014). Pengaruh Rokok Terhadap

Berat Badan Bayi Baru Lahir Di Rsud Banjarbaru. Jurnal Skala Kesehatan

Volume 5 No. 2.

Sahid, R. (2015). SPSS Indonesia Olah Data Statistik Dengan SPSS. Uji Data Chi

Square dengan SPSS serta Interretasi Lengkap. Diakses pada 8 Desember

2020 dari https://www.spssindonesia.com/2015/01/uji-chi-square-dengan-

spss-lengkap.html?m=1.

Yuvalianda. (2020). Menggunakan Analisis Univariat Dalam Penelitian. Diakses

pada 8 Desember 2020 dari https://yuvalianda.co./analisis-univariat/.

Nining, P. (2017). Analisis Data Kuantitatif Univariat, Bivariat, Multivariat.

Diakses pada 16 Desember 2020 dari

http://niningprastiwi27.blogspot.com/2017/01/analisis-data-kuantitatif-

univariat.html.

Berbagi Ilmu Itu Indah. (2015). Meninjau Kriteria inklusi dan eksklusi dalam

pengambilan sampel untuk penelitian. Diakses pada 16 Desember 2020

dari http://sastrawanmha.blogspot.com/2015/10/meninjau-kriteria-inklusi-

dan-

eksklusi.html#:~:text=Kriteria%20inklusi%20digunakan%20untuk%20me

nyeleksi,tidak%20dapat%20diproses%20lebih%20lanjut.

Desi, R, S.SiT., M.KM. (2019). Modul Metode Penelitian Dan Biostatistik

dilengkapi dengan analisa data kesehatan menggunakan SPSS. Jakarta

Page 64: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

48

Ossie, H. & Artathi, E. S. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat

Badan Lahir Bayi Di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas. Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto.

M. Sopiyudin, D. (2014). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan : Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat. Jakarta : Epidemiologi Indonesia (Pstst-

consulting).

Pritasari., Didit, D., & Nugraheni, T. L. (2017). Bahan Ajar Gizi Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia

Kesehatan.

Profil Kesehatan Indonesia. (2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Yuli, W. & Akbar, S. M. H. (2018). Pemantauan Kesehatan Gizi Ibu Hamil

Dilihat dari Pertambahan Berat Badan dan Pengukuran Lingkar Lengan

Atas (LILA) Berbasis E-Digital. KOMPUTASI (Jurnal Ilmiah Ilmu

Komputer dan Matematika) Vol.16, No.1, Januari 2019, Hal. 235 – 244.

Novita. (2017). Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah. Diakses pada 8

Desember 2020 dari https://www.alomedika.com/penyakit/pediatrik-dan-

neonatologi/berat-badan-lahir-rendah/patofisiologi.

Shibani, G., Kathryn, S., Meghan, K., Kidane, A., Yitbarek, K., Krista, Z., . . .

Eileen, K. (2019). Nutrition-specific and nutrition-sensitive factors

associated with mid-upper arm circumference as a measure of nutritional

status in pregnant Ethiopian women: Implications for programming in the

first 1000 days. 14(3): e0214358. doi: 10.1371/journal.pone.0214358.

Sven,G., Christopher, K. W., Rebecca, K. L., & Shakuntala, H. T. (2018). Dietary

diversity determinants and contribution of fish to maternal and under-five

nutritional status in Zambia. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0204009

Canaan, N., Susan, J. W., Carol, J. H., Tefera, B., & Tewodros, G. H. (2015).

Association between Maternal and Child Nutritional Status in Hula, Rural

Southern Ethiopia: A Cross Sectional Study.

doi: 10.1371/journal.pone.0142301.

Page 65: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

Lembar Konsul/ Bimbingan

Nama : Asfarina Puspanagara

NIM : 152191230

Program Studi : S1 Kebidanan Transfer

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Judul : Hubungan Status Gizi Ibu dengan Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR)

Pembimbing : Yulia Nur Khayati, S. Si. T., M. PH

No Hari/ Tanggal Keterangan

1 Selasa, 6 Oktober

2020

Menanyakan artikel review dan bagaimana mengenai pengambilan

data sekunder terapi musik mozart

2 Rabu, 7 Oktober

2020

Disarankan untuk mencari buku mengenai terapi musik mozart

terlebih dahulu

3 Kamis, 8 Oktober

2020 Konsultasi judul terapi musik mozart

4 Jumat, 9 Oktober

2020

Disarankan untuk mencari data sekunder tentang BBLR dimana

saja

5 Senin, 12 Oktober

2020 Rencana zoom dan laporan data belum fix

6 Rabu, 14 Oktober

2020 Laporan rencana pengambilan data

7 Jumat, 16 Oktober

2020

Bimbingan melalui Zoom dan mendapatkan data sekunder tentang

BBLR di RSIA dr. Djoko Pramono

8 Sabtu, 17 Oktober

2020 Konsultasi judul dan memfixkan judul

9 Senin, 19 Oktober

2020

Mengirim file skripsi BAB I dan menerima revisi BAB I di grup

WhatsApp yang telah dibuat

10 Selasa, 20 Oktober

2020 Konsultasi penjelasan BAB I

11 Rabu, 21 Oktober

2020 Mengirimkan file perbaikan BAB I

12 Jumat, 23 Oktober

2020

Menerima revisi BAB I dan mengirimkan kembali file skripsi

BAB I yang telah diperbaiki

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jl. Diponegoro No 186 Ungaran, Kab. Semarang – Jawa Tengah 50513

Telp : (024) 6925408, Fax. (024) 6925408

Website : www.unw.ac.id | Email : [email protected]

Page 66: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

13 Sabtu, 24 Oktober

2020 Menerima revisi BAB I dan disarankan untuk menyusun BAB II

14 Rabu, 28 Oktober

2020 Mengirimkan file BAB II dan perbaikan BAB I

15 Jumat, 30 Oktober

2020 Menerima revisi BAB I dan II

16 Senin, 2

November 2020

Menanyakan artikel dosen pembimbing dan menanyakan kejelasan

revisi BAB I dan II

17 Selasa, 3

November 2020 Mengirimkan perbaikan BAB I dan II

18 Rabu, 4 November

2020

Menerima revisi BAB I dan II dan penjelasan revisi oleh dosen

pembimbing

19 Kamis, 5

November 2020 Mengirimkan perbaikan BAB II

20 Minggu, 8

November 2020 Mengisi presensi konsultasi/ bimbingan

21 Selasa, 10

November 2020 Mengirimkan perbaikan BAB II dan menerima revisi BAB II

22 Kamis, 12

November 2020 Menanyakan kelelasan revisi BAB II

23 Jumat, 13

November 2020 Mengirimkan perbaikan BAB II dan menerima revisi BAB II

24 Senin, 16

November 2020

Mengirimkan perbaikan BAB II dan disarankan untuk meyusun

BAB III

25 Rabu, 18

November 2020

Mengirimkan BAB III dan perbaikan BAB II dan menerima revisi

BAB II dan III

26 Minggu, 20

November 2020 Menanyakan mengenai kejelasan revisi BAB II dan III

27 Senin, 23

November 2020

Mengirimkan perbaikan BAB II dan III dan menerima revisi BAB

II dan III

28 Kamis, 26

November 2020 Mengirimkan perbaikan BAB II dan III

29 Jumat, 27

November 2020

Menerima revisi BAB II dan III dan disarankan untuk membaca

skripsi dan penelitian lain

30 Senin, 30

November 2020 Mengirimkan perbaikan BAB III dan menerima revisi BAB III

31 Selasa, 1

Desember 2020

Mengirimkan perbaikan BAB III, ACC dan merencanakan untuk

Zoom

32 Jumat, 4

Desember 2020 Konfirmasi pelaksanaan Zoom dan persiapan data untuk Zoom

33 Senin, 7 Desember

2020

Melakukan Zoom untuk membahas BAB III dan disarankan untuk

melanjutkan ke BAB IV

34 Kamis, 10

Desember 2020

Mengirimkan file skripsi BAB IV, mengirimkan data SPSS dan

disarankan untuk menstempel master tabel perhalaman

Page 67: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

35 Senin, 14

Desember 2020 Konsultasi data BAB IV

36 Selasa, 15

Desember 2020 Mengirimkan perbaikan data BAB IV

37 Rabu, 16

Desember 2020 Mengirimkan perbaikan data BAB IV dan menerima revisi data

38 Jumat, 18

Desember 2020 Mengirimkan konsultasi data baru penelitian

39 Senin, 21

Desember 2020

Mengirimkan bukti penelitian (foto dan scan master tabel) dalam

bentuk Pdf

40 Selasa, 22

Desember 2020 Menerima revisi data Excel

41 Rabu, 23

Desember 2020 Mengirimkan data penelitian (tulis tangan)

42 Kamis, 31

Desember 2020 Mengirimkan perbaikan data Excel dan SPSS

43 Selasa, 5 Januari

2020

Mengirimkan file skripsi BAB IV berikut pembahasannya dan

melaporkan capaian skripsi

44 Kamis, 7 Januari

2020

Dosen pembimbing memberitahukan bahwa lupa mengirimkan

revisi

45 Jumat, 8 Januari

2020 Menerima revisi BAB IV

46 Sabtu, 9 Januari

2020

Disarankan untuk segera memperbaki revisi dan menambah jurnal

nasional dan internasional

47 Senin, 11 Januari

2020

Mengirim perbaikan BAB BAB V, menerima revisi melalui telp,

mengirimkan perbaikan BAB III-V dan konsultasi penulisan

laporan konsultasi/ bimbingan (mangirim file/ plus chat)

48 Kamis, 14 Januari

2020 ACC dan disarankan untuk uji plagiasi

49 Senin, 18 Januari

2020

Menanyakan mengenai penulisan konsultasi (mulai dari

pembuatan grup/ mulai konsultasi BAB I)

50 Selasa, 19 Januari

2020 Menanyakan mengenai hasil turnitin

51 Rabu, 20 Januari

2020

Mengirimkan file skripsi berikut lampiranya

Page 68: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 69: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 70: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 71: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

Dokumentasi Pengambilan Data

Page 72: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …

Master Tabel Tabulasi Data

No Nama

Ibu

Jenis

Persalinan

Umur

Kehamilan

Status Gizi

Ibu (Ukuran

LiLA dalam

centimeter

(cm))

Berat

Badan

Bayi yang

Dilahirkan

(dalam

gram (gr))

Paritas Pendidikan Pekerjaan

Page 73: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 74: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 75: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 76: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 77: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 78: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …
Page 79: HUBUNGAN STATUS GIZI IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN …