HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi...

23
1 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA REMAJA PUTRI DI SMA ISLAM AL-HIKMAH JEPARA Oleh : MULASTIN, S. SIT, M. KES (Dosen AKBID Islam Al Hikmah Jepara) ABSTRAK Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Bagi sebagian wanita, menstruasi dapat membuat rasa cemas karena disertai rasa nyeri ketika menstruasi tiba. Salah satu faktor penyebab dari dismenorea adalah status gizi. Berdasarkan studi pendahuluan dari 20 remaja putri di SMA NU AL-MA’RUF KUDUS, didapatkan 15 remaja putri yang mengalami nyeri haid saat menstruasi dan 2 remaja putri diantaranya dengan status gizinya normal, dan 13 remaja putri status gizi kurang, sedangkan 5 remaja putri yang tidak mengalami nyeri haid dengan status gizi kurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri kelas X di SMA ISLAM Al-Hikmah Jepara. Metode dalam penelitian ini adalah analitik dengan Pendekatan Cross sectional Populasi sebanyak 201 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas X di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus sebanyak 134 responden dengan teknik Proportionet Stratified Random Sampling. Data dikumpulkan dengan metode observasi untuk menentukan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, sedangkan kejadian dismenorea dengan metode angket melalui kuesioner. Data diolah secara editing, coding, scoring, tabulating dan entry data. Dan dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji statistik Exact Fisher dengan menggunakan program SPSS 12 for windows diperoleh p value : 0,687 dan nilai hasil uji Exact Fisher pada α : 0,05 yang menunjukkan exact Sig(2 - sided) = 0,687 ( p value > 0,05). Sehingga p value > 0,05 menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di SMA Islam Al-Hilmah Jepara. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu remaja putri yang diketahui sebagian besar responden dengan status gizi normal mengalami dismenorea primer sebanyak 69 responden (68,4%) sedangkan sebagian kecil status gizi gemuk juga mengalami kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 2 responden (1,9%).

Transcript of HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi...

Page 1: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

1

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA

REMAJA PUTRI DI SMA ISLAM AL-HIKMAH JEPARA

Oleh :

MULASTIN, S. SIT, M. KES

(Dosen AKBID Islam Al Hikmah Jepara)

ABSTRAK

Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari

54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Bagi sebagian wanita,

menstruasi dapat membuat rasa cemas karena disertai rasa nyeri ketika

menstruasi tiba. Salah satu faktor penyebab dari dismenorea adalah status gizi.

Berdasarkan studi pendahuluan dari 20 remaja putri di SMA NU AL-MA’RUF

KUDUS, didapatkan 15 remaja putri yang mengalami nyeri haid saat menstruasi

dan 2 remaja putri diantaranya dengan status gizinya normal, dan 13 remaja

putri status gizi kurang, sedangkan 5 remaja putri yang tidak mengalami nyeri

haid dengan status gizi kurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

Hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri kelas X di SMA

ISLAM Al-Hikmah Jepara.

Metode dalam penelitian ini adalah analitik dengan Pendekatan Cross

sectional Populasi sebanyak 201 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah

remaja putri kelas X di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus sebanyak 134 responden

dengan teknik Proportionet Stratified Random Sampling. Data dikumpulkan

dengan metode observasi untuk menentukan status gizi melalui penimbangan

berat badan dan pengukuran tinggi badan, sedangkan kejadian dismenorea

dengan metode angket melalui kuesioner. Data diolah secara editing, coding,

scoring, tabulating dan entry data. Dan dianalisa secara univariat dan bivariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji statistik Exact Fisher

dengan menggunakan program SPSS 12 for windows diperoleh p value : 0,687

dan nilai hasil uji Exact Fisher pada α : 0,05 yang menunjukkan exact Sig(2-

sided) = 0,687 ( p value > 0,05). Sehingga p value > 0,05 menunjukkan Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan

kejadian dismenorea remaja putri di SMA Islam Al-Hilmah Jepara.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu remaja putri yang diketahui

sebagian besar responden dengan status gizi normal mengalami dismenorea

primer sebanyak 69 responden (68,4%) sedangkan sebagian kecil status gizi

gemuk juga mengalami kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 2 responden

(1,9%).

Page 2: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

2

Saran bagi remaja putri supaya dapat menjadi sumber informasi yang

memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang dismenorea pada remaja putri

dan status gizi bagi perkembangan dan pertumbuhan remaja.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan

manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan

dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami

suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa

pubertas, dan dari berbagai ciri pubertas tersebut , menstruasi merupakan

perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita (

Panuju dan Umami, 2005; h.4).

Menurut WHO usia remaja merupakan suatu periode transisi dalam

upaya menemukan jati diri dan kedewasaan biologis serta psikologi. Usia

tersebut merupakan periode kritis sehingga perlu dibina dan dibimbing

dengan benar. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara

10 – 19 tahun. Menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

tahun 1994 jumlah penduduk usia 10 – 19 tahun mencakup 22,9 % dari

jumlah penduduk Indonesia (Dinkes, 2001).

Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang

remaja putri sedang menginjak dewasa, dan sebagai tanda sudah mampu

hamil. Namun perlu diingat bahwa jiwa remaja masih belum stabil dan

belum mampu mandiri secara ekonomi maupun sosial. Usia remaja putri

saat mengalami menarche bervariasi, yaitu antara usia 10- 16 tahun, tetapi

rata- rata pada usia 12 – 13 tahun keadaan tersebut sudah terjadi. Statistik

menunjukan bahwa usia menstruasi dipengaruhi faktor keturunan, keadaan

gizi dan kesehatan umum ( sarwono, 2006).

Jika seorang anak perempuan kedatangan menstruasi pertama

untuk pertama kali, hal ini bisa menjadi saat yang mengecewakan baginya.

Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh dan proses reproduksi

mereka, bisa mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit

atau hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang

tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal

akan merasa malu dan merasa kotor saat menstruasi pertama mereka.

Bahkan, saat menstruasi akhirnya dikenalinya sebagai proses yang normal,

perasaan kotor bisa tinggal sampai masa dewasanya. Akan tetapi, dalam

tahun-tahun belakangan ini, pendidikan anatomi dan fisiologi yang lebih

baik telah menjadikan anak-anak perempuan menerima kedatangan

menstruasi. (Maulana, 2009; h.122-123).

Page 3: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

3

Meskipun demikian, banyak wanita mengalami ketidaknyamanan

fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi mereka datang.

Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita dismenorea atau

menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi di awal-

awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa

payudara yang melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah

tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat

seperti kram yang disebabkan oleh kontraksi otot - otot halus rahim, sakit

kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat,

dan ingin menangis. (Maulana, 2009; h.123).

Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik,

dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan

pada saat haid. Pada saat haid fase luteal akan terjadi peningkatan

kebutuhan nutrisi. Dan bila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi

keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus

haid (Paath, 2004; h.70-71)

Bagi sebagian wanita, menstruasi dapat membuat rasa cemas

karena disertai rasa nyeri ketika menstruasi tiba. Kondisi ini di kenal

dengan nyeri menstruasi atau dismenorea, yaitu nyeri menstruasi yang

memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja

dan berkurangnya aktifitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa membuat

lemas tidak berdaya) (Proverawati dan Misaroh, 2009; h.82-83).

Hampir seluruh perempuan pasti pernah merasakan nyeri

menstruasi (dismenorea) dengan berbagai tingkatan, mulai dari yang

sekedar pegal-pegal di panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar

biasa sakitnya. Umumnya nyeri yang biasa terasa di bawah perut itu terjadi

pada hari pertama dan kedua menstruasi. Rasa nyeri akan berkurang

setelah keluar darah yang cukup banyak (Proverawati dan Misaroh, 2009;

h.84-85).

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata

lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi.

Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%.

Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia

produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian

(prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia

produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun seringkali

dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan

kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa

bekerja (sesekali sambil meringis), adapula yang tidak kuasa beraktifitas

karena nyerinya. (Proverawati dan Misaroh, 2009 ; h.83).

Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64.25 % yang

terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36 % dismenorea sekunder

(Info sehat, 2008).

Angka kejadian dismenorea tipe primer di Indonesia adalah sekitar

54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder. Di

Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorea

Page 4: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

4

dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan

mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan

menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing. (Proverawati

dan Misaroh, 2009; h.86).

Penyebab dismenorea primer yaitu peningkatan kontraksi rahim

yang dirangsang oleh prostaglandin (salah satu hormon di dalam tubuh

yang menyebabkan terjadinya kontraksi pembuluh – pembuluh darah dan

penurunan aliran darah sehingga menyebabkan terjadinya proses iskhemia

dan necrosis pada sel – sel dan jaringan. Sedangkan penyebab dismenorea

sekunder yaitu endometriosis, penyakit peradangan rongga dalam daerah

kemaluan, peradangan tuba fallopi, perlengketan abnormal antara organ

dalam perut, pemakaian IUD (Andira, 2010; h. 40- 41).

Menurut survei yang dilakukan Anastasia venny yustiana (2009) di

SLTPN 21 dan SLTP PL Bintang Laut Surakarta, di dapat bahwa siswi

kelas 1 dengan perincian 16 siswi gizi kurang, 20 siswi gizi normal, dan 4

siswi gizi lebih.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

tanggal 18 april 2011 terhadap 20 remaja putri di SMA Islam Al-Hikmah

Jepara, didapatkan 15 remaja putri yang mengalami nyeri haid saat

menstruasi dan 2 remaja putri diantaranya dengan status gizinya normal,

dan 13 remaja putri status gizi kurang, sedangkan 5 remaja putri yang

tidak mengalami nyeri haid dengan status gizi kurang.

Hal ini menunjukkan bahwa antara teori dan kenyataan yang ada

dilahan berbeda, karena sesuai teori status gizi yang kurang akan

mempengaruhi pada gangguan haid, sedangkan dari studi pendahuluan di

dapatkan remaja putri yang tidak mengalami nyeri haid, status gizinya

kurang.

Fenomena yang terjadi diatas, membuat peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian

Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di Sma Islam Al-Hikmah Jepara “..

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan, apakah ada Hubungan antara Status Gizi

Dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di Sma Islam Al-

Hikmah Jepara ?.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui “Hubungan status gizi dengan kejadian

dismenorea remaja putri kelas X di SMA Islam Al-Hikmah Jepara”.

D. Manfaat Penelitian Memberikan informasi kepada remaja putri kelas X di SMA Islam

Al-Hikmah Jepara tentang hubungan status gizi dengan kejadian

dismenorea

Page 5: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Dasar Remaja

a. Pengertian

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika

dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang ditentukan pada

keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi

perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu

sendiri. Remaja yang sehat merupakan remaja yang produktif dan

kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu,

pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting

untuk menilai keadaan remaja.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak- anak ke

masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut

beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens.

Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk

menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang

terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama

perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekan

pada perubahan psikologi atau kematangan yang menyertai masa

pubertas (Soetjiningsih, 2004) (Poltekes Depkes, 2011; h.1).

Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja lebih

konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan 3 kriteria yaitu

biologis, psikologis dan sosial ekonomi. Remaja adalah suatu masa

dimana:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan

tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan

seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola

identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh

kepada yang relatif mandiri

(Sarwono, 2010; h. 11-12).

Ditinjau dari kesehatan WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun

sebagai batasan usia remaja. Selanjutnya WHO menyatakan walaupun

definisi di atas didasarkan pada usia kesuburan wanita, batasan tersebut

berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia tersebut

dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20

tahun (Sarwono, 2010; h.12).

Sementara itu definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah

menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan

pertimbangan sebagai berikut:

1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda

seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).

Page 6: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

6

2) Banyak masyarakat indonesia usia dianggap akil-balik, baik

menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak, lagi

memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).

3) Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan

perkembangan, jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity),

tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan

tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria

psikologis).

4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk

memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut

masih menggantungkan diri pada orang tua.

5) Definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti

perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara

menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa pun

dianggap dan diperlakukan sebagai. orang dewasa penuh, baik

secara hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga.

Karena itu definisi Remaja disini dibatasi khusus untuk yang belum

menikah.

(Sarwono, 2006; h. 18-19)

Para ahli klasik berpendapat bahwa perkembangan individu

melalui fase- fase tertentu yang mempunyai spesifikasi tertentu. Masa

remaja merupakan masa perkembangan kematangan fisik (early

adolescence), kemudian diikuti masa kematangan emosi (second

adolesceace) dan diakhiri oleh perkembangan intelek. Klasifikasi ini

adalah klasifikasi aristoteles. Klasifikasi ini sangat mempengaruhi ahli-

ahli pada masa modern, antara lain:

1) Vives

Proses belajar melalui taraf-taraf perkembangan pendirian,

perkembangan ingatan dan khayalan dan diakhiri oleh

perkembangan pikiran. Oleh karena itu masa remaja adalah masa

perkembangan pikiran secara pesat.

2) Comenius

Berpendapat bahwa belajar itu melalui proses perkembangan

pendirian, ingatan dan khayal, pikiran dan pertimbangan, diakhiri

oleh perkembangan kemauan. Masa remaja ini adalah masa

perkembangan pikiran dan pertimbangan dan kemauan yang sangat

pesat.

3) Rousseau

Menghubungkan perkembangan individu dengan perkembangan

peradapan manusia dan ia menegaskan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan individu dan keadaan hidup mempunyai suatu

proses penyempurnaan dan pematangan diri secara sendiri- sendiri.

(panuju & umami, 2005; h. 17-18).

b. Ciri-ciri masa remaja

Page 7: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

7

Menurut Harlock (1994) mengemukakan berbagai ciri dari remaja

sebagai berikut:

1) Masa remaja adalah masa peralihan.

Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan

berikutnya atau secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja

bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa. Masa ini

merupakan masa strategis karena memberi waktu kepada remaja

untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-

nilai, dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan.

2) Masa remaja adalah masa terjadi perubahan.

Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu

perubahan emosi, peran, minat, pola perilaku (perubahan sikap

menjadi ambivalen).

3) Masa remaja adalah masa yang penuh masalah.

Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Hal ini

terjadi karena remaja belum terbiasa menyelesaikan masalahnya

sendiri tanpa bantuan orang lain.

4) Masa remaja adalah masa mencari identitas.

Identitas diri dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya

dan apa peran dirinya di masyarakat.

5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan

Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak

rapi, tidak dipercaya, cenderung berperilaku rusak sehingga,

menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi

kehidupan remaja. Hal ini membuat masa peralihan dari remaja ke

dewasa menjadi sulit, karena orangtua yang memiliki pandangan

seperti ini akan selalu mencurigai remaja. Sehingga, menimbulkan

pertentangan dan membuat jarak antara kedua orang tua dengan

remaja.

6) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis.

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca matanya

sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain,

mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan

sebagaimana apa yang ia harapkan.

7) Masa remaja adalah ambang masa dewasa.

Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang

berkembang dan berusaha memberi kesan sebagai seorang yang

hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang

dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam

berpakaian dan bertindak.

(Poltekkes Depkes, 2010; h.66-67).

Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara

10 – 18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja

Page 8: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

8

terbagi atas : masa remaja awal (10 – 13 tahun), masa remaja tengah

(14 – 16 tahun ), masa remaja akhir (17 – 19 tahun ) (Poltekes Depkes,

2010; h.1).

2. Statuz Gizi

Ilmu gizi merupakan (Nutrition Science) adalah ilmu yang

mempelajari segala sesuatu tentang makanan yang berhubungan dengan

kesehatan masyarakat. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan

dan di sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang, baik dan

lebih (Almatsier, 2001).

Status gizi merupakan bagian penting dari kesehatan seseorang. Gizi

yang kurang akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh juga

akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini berdampak

pada gangguan haid termasuk dismenorea, tetapi akan membaik bila

asupan nutrisinya baik.

Rumus Indeks Massa Tubuh = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan ² (m)

(Poltekes Depkes, 2010; h.13)

Berat badan dapat dilihat dari penilaian Indek Masa Tubuh (IMT)

pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Status Gizi Kategori IMT

Kurus Kurus tingkat berat < 17,0

Kurus tingkat ringan 17,0 -18,4

Normal Normal >18,5 - 25,0

Gemuk Gemuk tingkat ringan >25,1 - 27,0

Gemuk tingkat berat >27

Sumber : (Waryana, 2010; h. 11-12)

3. Konsep Dasar Menstruasi

a. Pengertian

Menstruasi (haid/ datang bulan) adalah perubahan fisiologi dalam

tubuh wanita terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormon

reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara

usia remaja sampai menopause (Joseph, 2010; h.29 ).

Menstruasi adalah proses pengeluaran darah dari uterus disertai

serpihan selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi secara

periodik. Keadaan ini membutuhkan keseimbangan antara hormon

esterogen dan progesteron secara bergantian (Mirza, 2009; h.16).

Menurut Sarwono (2005) menstruasi adalah perdarahan secara

periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium.

b. Pembahasan Menstruasi

Perdarahan haid terjadi secara ritmis mengikuti pola siklus yang

normalnya dalam satu siklus berkisar antara 25 - 31 hari. Perdarahan

haid keluar dari uterus perempuan sehat, lamanya 3 - 6 hari, warna

Page 9: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

9

kecoklatan, ganti pembalut 2-5 perhari, dan hal tersebut terjadi akibat

penurunan kadar progesteron (Hestiantoro, 2008).

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah

berasal dari endometrium. Menstruasi terjadi sekitar 14 hari sesudah

ovulasi pada siklus 28 hari. Lama menstruasi adalah lima hari (rentang

tiga sampai enam hari) ( Yuni Kusmiyati, 2009; h.29).

Pada umumnya remaja putri mengetahui tentang menstruasi dan

gangguan yang menyertainya dari ibunya, tapi tidak semua ibu

memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan

sebagian tidak membicarakan secara terbuka sampai putrinya

mengalami menstruasi. Sehingga hal ini menimbulkan kecemasan

pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu

sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius ( Panuju dan Umami,

2005).

4. Konsep Dasar Dismenorea

a. Pengertian

Dismenorea merupakan gangguan fisik yang berupa nyeri (kram

perut). Dismenorea merupakan nyeri sebelum, sewaktu, dan sesudah

haid. Gangguan ini biasanya mulai terjadi pada 24 jam sebelum

terjadinya perdarahan menstruasi dan dapat terasa 24 – 36 jam. Kram

tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah menjalar ke

punggung atau permukaan dalam paha. Pada kasus dysmenorea berat

nyeri kram dapat disertai dengan muntah dan diare (Andira, 2010; h.

39-40).

Dismenorea atau dasar dari nyeri haid pada wanita merupakan

suatu gejala dan bukan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

hiperkontraktilitas uterus yang disebabkan oleh Prostaglandin.

Prostaglandin hanya dapat menimbulkan rasa nyeri, itu terjadi bila

mana kadar progesteron dalam darah rendah (Sarwono, 2006).

b. Klasifikasi Dismenorea

1) Dismenorea primer (spasmodik) : terjadi sejak pertama haid,

biasanya tanpa ada kelainan alat kandungannya. Biasanya dimulai

pada saat seorang wanita berumur 2 – 3 tahun setelah menarche

dan mencapai puncaknya pada usia 15 – 25 tahun (Andira, 2010; h.

40).

2) Dismenorea sekunder : terjadi kemudian, dan biasanya disertai

adanya kelainan. Dismenorea ini sangat jarang terjadi. Biasanya

terjadi pada wanita yang berusia sebelum 25 tahun dan dapat

terjadi pada 25 % wanita yang mengalami dismenorea (Andira,

2010; 40-41).

c. Penyebab dismenorea

1) Penyebab dismenorea primer

Peningkatan kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin

(salah satu hormon di dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya

kontraksi pembuluh – pembuluh darah dan penurunan aliran darah

sehingga menyebabkan terjadinya proses iskhemia dan necrosis

Page 10: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

10

pada sel – sel dan jaringan. Nyeri semakin hebat ketika bekuan

atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks / leher

rahim terutama bila salurannya sempit (Andira, 2010; h.40).

2) Penyebab dismenorea sekunder

a) Endometriosis ( yaitu pertumbuhan jaringan dan dinding rahim

pada daerah di luar rahim seperti tuba fallopi atau ovarium )

b) Penyakit peradangan rongga dalam daerah kemaluan

c) Peradangan tuba fallopi

d) Perlengketan abnormal antara organ dalam perut

e) Pemakaian IUD

(Andira, 2010; h. 41)

d. Gejala dan Tanda Dismenorea

Gejala dan tanda dismenorea ini adalah : nyeri pada perut bagian

bawah yang menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri

dirasakan sebagai kram yang hilang dan timbul atau sebagai nyeri

tumpul yang terus menerus ada (Mirza, 2009; h. 126)

Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi serta

mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan

menghilang.sering disertai dengan sakit kepala, mual, sembelit, diare,

dan sering berkemih. Kadang – kadang sampai terjadi muntah.

(Andira, 2010; h. 126).

1) Klasifikasi Gejala Dismenorea

a) Dismenorea Primer

Rasa nyeri murni karena proses kontraksi rahim tanpa disertai

penyakit dasar. Dismenorea primer biasanya nyeri haid yang

terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat

kandungan. Cirinya terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan

sejak menstruasi pertama (menarche). Rasa nyeri timbul

sebelum menstruasi, atau di awal menstruasi, dan berlangsung

beberapa jam atau beberapa kemudian. Dismenorea primer ini

kadang dapat disertai mual, muntah, sakit kepala, atau diare.

b) Dismenorea Sekunder

Rasa nyeri tersebut disebabkan proses menstruasi dan produksi

prostaglandin secara alami. Ciri yang khas pada dismenorea

sekunder yaitu nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari

menstruasi selanjutnya.

(Proverawati dan Misaroh, 2009 ; h.85-87).

e. Penatalaksanaan dismenorea

Untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi :

1) Obat anti peradangan seperti asam mefenamat. Obat ini sangat

efektif jika diminum 2 hari sebslum menstruasi dan dilanjutkan

sampai hari ke 1 – 2 menstruasi

2) Terapi bahan alami dan pola hidup sehat :

a) Asupan gizi seimbang

b) Istirahat yang cukup

c) Relaksasi (yoga) dapat menanggulangi sakit

Page 11: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

11

d) Olahraga teratur (terutama berjalan)

e) Kompres air hangat di daerah perut jika nyeri terasa

f) Menggosok perut secara perlahan dengan tangan hingga terasa

hangat

(Amalia, 2010; h. 49).

5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea

a. Faktor kejiwaan

Pada remaja yang secara emosional belum stabil jika tidak

mendapat penerangan yang baik dan benar tentang proses menstruasi

sehingga mudah untuk timbul terjadinya dismenorea (Sarwono, 2006;

h. 230).

b. Faktor konstitusi

Faktor konstitusi ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa

nyeri, seperti kondisi fisik lemah, anemia, penyakit menahun dan lain

sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea (Sarwono,

2006; h. 230).

c. Faktor endokrin

Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim

(uterus) yang berlebihan (Proverawati dan Misaroh, 2009 ; h. 87).

d. Faktor Aktifitas

Emosional yang tertekan dan suasana hati yang murung akan

mempengaruhi aliran darah dapat mempengaruhi terjadinya nyeri

(dismenorea). Nyeri menstruasi ini yang memaksa wanita untuk

istirahat atau yang berakibat pada menurunnya kinerja dan

berkurangnya aktifitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa membuat

nglimpruk tidak berdaya) (Proverawati dan Misaroh, 2009; h.82-83).

e. Faktor Status Gizi

Status gizi yang kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi

pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan

terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada

gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik

(Paath, 2004; h. 70).

Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik,

dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat

dibutuhkan pada saat haid. Pada saat haid fase luteal akan terjadi

peningkatan kebutuhan nutrisi. Dan bila hal ini diabaikan maka

dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa

ketidaknyamanan selama siklus haid (Paath, 2004; h.70-71).

Page 12: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

12

A. Kerangka Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka Pada Pembahasan Di Atas Maka

Tersusunlah Kerangka Teori Sebagai Berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian

Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di Sma Islam Al-Hikmah

Jepara.

Sumber : Modifikasi, (Gsianturi, 2002), (Paath, 2004), (Proverawati Dan

Misaroh, 2009), Dan (Sarwono, 2006).

B. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep Adalah Abstraksi Dari Suatu Realitas Agar Dapat

Dikomunikasikan Dan Membentuk Suatu Teori Yang Menjelaskan

Keterkaitan Antarvariabel (Baik Variabel Yang Diteliti Maupun Yang Tidak

Diteliti) (Nursalam, 2008; H.55). Masalah Yang ingin di teliti dalam

penelitian ini adalah hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja

putri kelas X di SMA Islam Al-hikmah Jepara.

C. Kerangka konsep :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Status Gizi dengan Kejadian

Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di SMA Islam Al-Hikmah

Jepara.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea: - Kejiwaan

- Konstitusi

- Endokrin

- Aktifitas

- Status Gizi

Status Gizi IMT : a. Kurus

b. Normal

c. Gemuk

Kejadian dimenorea : a. Dismenorea

sekunder

b. Dismenorea primer

Status gizi (variabel

independent)

Kejadian dismenorea remaja putri

(variabel dependent)

Page 13: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

13

A. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari penelitian yang akan di

buktikan kebenarannya, (Notoatmodjo, 2002). Hipotesa dalam penelitian ini

yang digunakan adalah Hipotesa Alternatif (Ha).

Adapun Hipotesa dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan

antara Status Gizi Dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri Kelas X Di

Sma Islam Al-Hikmah Jepara.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk kompetensi bidan kesembilan. Dalam penelitian ini

peneliti meneliti hubungan status gizi dengan kejadian dimenorea remaja

putri kelas X di SMA Islam Al-Hikmah Jepara yang dilaksanakan pada

bulan Juni 2011

B. Rancangan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian Analitik, dengan pendekatan

cross sectional.

Cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010; h.37-38)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi yang di amati dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri

yang pernah mengalami dismenorea Kelas X di SMA Islam Al-Hikmah

Jepara Tahun Ajaran 2010 – 2011 sebanyak 201 responden.

2. Sampel Penelitian Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah remaja putri yang

pernah mengalami dismenorea Kelas X di SMA Islam Al-Hikmah Jepara

Tahun Ajaran 2010 - 2011.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel secara Probability

dengan tipe Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik

yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2008; h. 82).

Page 14: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

14

Adapun pembagian responden tiap kelas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pembagian responden kelas X di SMA Islam Al-Hikmah

Jepara

Kelas Σ siswi yang

mengalami

dismenorea

Σ siswi yang

diambil sebagai

responden

X1 23 15

X2 22 15

X3 21 14

X4 17 11

X5 11 7

X6 23 15

X7 20 13

X8 20 13

X9 21 14

X10 23 15

Definisi Operasional, Variabel Pengukuran dan Skala Pengukuran

No Variabel

Definisi

Operasional

Parameter

dan

Kategori

Alat ukur Skala

Pengukuran

1. Status

gizi

Proses

Makanan

yang

dikonsumsi

secara normal

melalui

proses

absorpsi.

Penghitu ngan meng gunakan

Rumus IMT:

IMT : Berat Badan (kg)

Tinggi Badan 2 (m)

Kategori :

Kurus <17 / 17,0 - 18,4

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk 25,1 - 27,0 /

> 27

Kode:

Kurus : 1

Normal : 2

Gemuk : 3

Penimba

ngan Berat

Badan

Pengu

kuran

Tinggi

Badan

Ordinal

Page 15: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

15

2. Kejadia

n

Dismen

orea

Nyeri atau

kram pada

perut bagian

bawah yang

dirasakan

pada saat

menstruasi.

a. Gejala dismenorea primer:

− Terjadi sejak menarche

− Dapat disertai mual/muntah/sakit

kepala/diare.

b. Gejala dismenorea sekunder:

− Nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari

selanjutnya

Kategori :

Dismenorea primer

Dismenorea sekunder Kode :

Dismenorea primer = 0

Dismenorea sekunder =1

Kuesioner

Nominal

No Variabel DO Hasil Ukur Pengkategorian Skala

1. Sikap ibu

dengan

AKDR

Tanggapan

atau reaksi

responden

terhadap

AKDR

Skala Likert.

Untuk pertanyaan

favourable :

- Skor 5 bila sangat

setuju

- Skor 4 bila setuju

- Skor 3 bila tidak tahu

- Skor 2 bila tidak setuju

- Dan skor 1 bila sangat

tidak setuju

Untuk pertanyaan Unfavourable

- Skor 5 bila sangat tidak

setuju

- Skor 4 bila tidak setuju

- Skor 3 bila tidak tahu

- Skor 2 bila setuju

- Skor 1 bila sangat setuju,

(Nursalam, 2003)

Skor maksimal : 70

- Sikap mendukung

Skor > 35

- Sikap tidak

mendukung

Skor < 35

Ordinal

Page 16: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

16

3. Pemilihan

AKDR

Menentukan

pilihan pada

alat

kontrasepsi

dalam rahim

dari beberapa

metode

kontrasepsi

yang ada

- Jika jawaban A nilai : 1

- Jika jawaban B nilai : 0

- Memilih : kode 1

Tidak memilih :

kode 2

Ordinal

D. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Penelitian

Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan cara memberi

formulir kepada responden dan responden sendiri yang mengisi,

(Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini insrumen yang digunakan

untuk pengumpulan data penelitian adalah kuesioner yang berisi

pertanyaan yang berkaitan dengan kejadian dismenorea remaja putri serta

status gizi dengan pengaruh Berat Badan dan Tinggi Badan..

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan olah peneliti dalam penelitian ini

adalah :

a. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

objek-objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2009; h. 12).

Data primer yang diambil dalam penelitian ini yaitu data

tentang BB dan TB yang dipengaruhi kejadian dismenorea dan di

ambil langsung dari remaja putri kelas X di SMA Islam Al-Hikmah

Jepara.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung

dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009; h. 12).

Data sekunder yang diambil dalam penelitian yaitu data yang

di ambil dari Kepala Sekolah SMA Islam Al-Hikmah Jepara..

c. Cara pengumpulan data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi

untuk menentukan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan, sedangkan untuk kejadian dismenorea

dengan metode angket melalui kuiseoner.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Pengolahan Data, dilakukan secara Editing, coding, Skoring, dan

Tabulating. Dalam penelitian ini dilakukan analisa data secara bivarian

dengan uji Chi Square untuk hubungan status gizi dengan kejadian

dismenorea dengan pengolahan Program SPSS for windows 12. Jika uji Chi

Square tidak memenuhi syarat ( nilai harapan < 5 dan tidak boleh ≥ 20% )

maka harus menggunakan uji Exact Fisher (Saryono, 2009; h.102).

BAB IV

Page 17: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

17

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Status Gizi

Tabel. 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Gizi pada

Remaja Putri kelas X di SMA Islam al-Hikmah Jepara Tahun 2011.

No. Status Gizi Frekuensi Persentase (%)

1 Kurus 61 (45,5%)

2 Normal 71 (53,0%)

3 Gemuk 2 (1,5%)

Total 134 (100%)

Sumber : Pengolahan data SPSS

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar status gizi responden

normal yaitu sebanyak 71 (53,0%) dan paling sedikit status gizi responden

gemuk yaitu sebanyak 2 responden (1,5%).

2. dismenorea

Tabel. 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kejadian

Dismenorea pada Remaja Putri Kelas X di SMA Islam Al-Hikmah Jepara

Tahun 2011.

No. Kejadian dismenorea Frekuensi Persentase (%)

1. Dismenorea Primer 129 (96,3%)

2. Dismenorea Sekunder 5 (3,7%)

Total 134 (100%)

Sumber : Pengolahan data SPSS

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami

kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 129 responden (96,3%).

3. Hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri.

Tabel 4.3 Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian

Dismenorea Remaja Putri Kelas X di SMA Islam Al-

Hikmah Jepara Tahun 2011.

Status Gizi

Kejadian Dismenorea

Total P

Value Dismenorea

Primer

Dismenorea

Sekunder

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Kurus 58 (58,7%) 3 (2,3%) 61 (45,5%) 0,687

Normal 69 (68,4%) 2 (2,6%) 71 (53,0%)

Gemuk 2 (1,9%) 0 (0,0%) 2 (1,5%)

Total 129 (96,3%) 5 (3,7%) 134 (100%)

Sumber : Pengolahan data SPSS

Pada tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian besar

responden dengan status gizi normal mengalami dismenorea

primer sebanyak 69 responden (68,4%) sedangkan sebagian kecil

gizi gemuk juga mengalami kejadian dismenorea primer yaitu

sebanyak 2 responden (1,9%).

Page 18: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

18

Hasil analisa penelitian menggunakan uji statistik Chi Square

dengan menggunakan program computer SPSS 12 for windows.

Syarat uji Chi Square tidak terpenuhi sehingga dalam penelitian

ini menggunakan hasil uji Exact Fisher, karena terdapat expected

count < 5 pada 20% sel yaitu pada 66,7% sel. Nilai hasil uji Exact

Fisher pada α : 0,05 menunjukkan exact Sig(2-sided) = 0,687 ( p

value > 0,05). Sehingga p value > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha

ditolak yang artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan

kejadian dismenorea remaja putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara

tahun 2011.

B. Pembahasan 1. Status gizi pada remaja putri

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden status gizinya normal yaitu sebanyak 71 responden (53,0%).

Hal ini disebabkan karena asupan makanan yang baik, pola makan

yang teratur, aktivitas yang tinggi (kegiatan ekstrakurikuler). Menurut

(Poltekkes Depkes, 2010) hal ini disebabkan pada masa remaja bukan

lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa. Masa ini merupakan

masa strategis karena memberi waktu kepada remaja untuk

membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai, dan

sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan.

Menurut Almatsier (2001) status gizi yang normal ini

dikarenakan pola makan yang teratur dan asupan gizinya seimbang dan

sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dan responden yang status gizinya gemuk yaitu sebanyak 2

responden (1,5%). Hal ini disebabkan karena keturunan kegemukan

dari orang tua, keluarga, kebiasaan anak ngemil yang mengandung

karbohidrat, jarang beraktivitas.

Menurut Almatsier (2001) Status gizi gemuk dikarenakan pola

makan yang tidak teratur, sering ngemil, dan asupan gizi yang

berlebihan.

Hasil penelitian sesuai dengan survei yang dilakukan Anastasia

venny yustiana (2009) di SLTPN 21 dan SLTP PL Bintang Laut

Surakarta, di dapat bahwa siswi kelas 1 dengan perincian 16 siswi gizi

kurang, 20 siswi gizi normal, dan 4 siswi gizi lebih. Hasil penelitian ini

menunjukkan sebagian besar gizi normal.

2. Kejadian dismenorea pada remaja putri

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mengalami kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 129

responden (96,3%). Hal ini disebabkan karena terjadinya dismenorea

primer pada responden di sebabkan karena status gizi dan pola makan

yang tidak teratur dan kurangnya olahraga atau malas sehingga

mengakibatkan terjadinya dismenorea (Proverawati dan Misaroh,

2009; h.82-83)

Page 19: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

19

Responden yang mengalami kejadian dismenorea sekunder yaitu

sebanyak 5 responden (3,7%). Hal ini disebabkan karena kelainan pada

organ reproduksi. Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), sebagian

wanita beranggapan menstruasi dapat membuat rasa cemas karena

disertai rasa nyeri ketika menstruasi tiba. Kondisi ini di kenal dengan

nyeri menstruasi atau dismenorea, yaitu nyeri menstruasi yang

memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya

kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa

membuat iemas tidak berdaya).

Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), gejala dismenorea ada

dua yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Gejala

dismenorea Primer yaitu rasa nyeri murni karena proses kontraksi

rahim tanpa disertai penyakit dasar. Dismenorea primer biasanya nyeri

haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat

kandungan. Cirinya terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak

menstruasi pertama (menarche). Rasa nyeri timbul sebelum

menstruasi, atau di awal menstruasi, dan berlangsung beberapa jam

atau beberapa kemudian. Dismenorea primer ini kadang dapat disertai

mual, muntah, sakit kepala, atau diare. Sedangkan Dismenorea

Sekunder itu sendiri yaitu rasa nyeri yang disebabkan proses

menstruasi dan produksi prostaglandin secara alami. Ciri yang khas

pada dismenorea sekunder yaitu nyeri menstruasi tidak berkurang pada

hari-hari menstruasi selanjutnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan survey Info sehat (2008),

bahwa di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64.25 % yang

terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenorea

sekunder.

3. Hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri.

Hasil uji statistik Exact Fisher dengan menggunakan program

SPSS 12 for windows diperoleh p value : 0,687 dan nilai hasil uji Exact

Fisher pada α : 0,05 yang menunjukkan exact Sig(2-sided) = 0,687 (

p value > 0,05). Sehingga p value > 0,05 menunjukkan Ho diterima

dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan

kejadian dismenorea remaja putri di SMA NU AL MA’RUF KUDUS

tahun 2011. Disebabkan karena banyak faktor diantaranya yaitu faktor

kejiwaan, faktor konstitusi seperti dapat menurunkan ketahanan

terhadap rasa nyeri, seperti kondisi fisik lemah, anemia, penyakit

menahun dan lain sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya

dismenorea, faktor endokrin yaitu timbulnya nyeri menstruasi diduga

karena kontraksi rahim (uterus) yang berlebihan, dan faktor aktifitas

(Sarwono, 2006; h. 230). Hal ini menunjukkan status gizi pada remaja

dikarenakan kebiasaan yang salah seperti pola makan yang tidak

teratur, akibat dari banyaknya tugas sekolah yang harus diselesaikan

sehingga memberikan beban pada psikologi remaja yaitu stress.

Page 20: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

20

Status gizi yang kurang atau terbatas selain akan

mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan

menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan

berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan

nutrisinya baik. Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi

yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena

sangat dibutuhkan pada saat haid. Pada saat haid fase luteal akan

terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Dan bila hal ini diabaikan maka

dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa

ketidaknyamanan selama siklus haid (Paath, 2004; h.70-71)

Menurut (Kusmiran, 2011; h.113) dismenorea sekunder terjadi

karena ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim,

kista atau polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan

rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dengan status gizi normal mengalami dismenorea primer

sebanyak 69 responden (68,4%) sedangkan sebagian kecil gizi gemuk

juga mengalami kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 2

responden (1,9%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yetti (2005)

dengan judul Hubungan antara status gizi (indeks TB/U) dan frekuensi

olahraga dengan kejadian dismenorea pada remaja putri kelas II

SLTPN 12 Semarang 2005 yang berjumlah 53 orang didapatkan hasil

35 orang (66,0%) mengalami dismenorea dan 18 orang (34,0%) tidak

mengalami dismenorea . 51 orang (96,2%) status gizi normal,dan 2

orang (3,8%) status gizi pendek. Hasil penelitian ini diperoleh yaitu Ho

ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara status gizi (indeks

TB/U) dan frekuensi olahraga dengan kejadian dismenorea pada

remaja putri kelas II SLTPN 12 Semarang 2005.

Menurut Andira (2010) bahwa penyebab dismenorea primer

yaitu peningkatan kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin

(salah satu hormon di dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya

kontraksi pembuluh – pembuluh darah dan penurunan aliran darah

sehingga menyebabkan terjadinya proses iskhemia dan necrosis pada

sel – sel dan jaringan. Sedangkan penyebab dismenorea sekunder yaitu

endometriosis, penyakit peradangan rongga dalam daerah kemaluan,

peradangan tuba fallopi, perlengketan abnormal antara organ dalam

perut, pemakaian IUD (Andira, 2010; h. 40- 41).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian yang berjudul

”Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea Remaja Putri Kelas X di

SMA Islam Al-Hikmah Jepara” maka dapat disimpulkan:

Page 21: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

21

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Status gizi responden kebanyakan

status gizinya normal yaitu sebanyak 71 (53,0%) responden dan paling

sedikit responden status gizinya gemuk yaitu sebanyak 2 (1,5%)

responden.

2. Berdasarkan hasil penelitian, kejadian dismenorea responden kebanyakan

mengalami kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 129 (96,3%)

responden dan paling sedikit responden mengalami kejadian dismenorea

sekunder yaitu sebanyak 5 (3,7%) responden.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

dengan status gizi normal mengalami dismenorea primer sebanyak 69

responden (68,4%) sedangkan sebagian kecil status gizi gemuk juga

mengalami kejadian dismenorea primer yaitu sebanyak 2 responden

(1,9%). Hasil uji Exact Fisher pada α : 0,05 menunjukkan exact Sig(2-

sided) = 0,687. Sehingga p value > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha

ditolak yang artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian

dismenorea remaja putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara tahun 2011.

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat memberikan bahan masukan untuk

mempertimbangkan dan evaluasi dalam rangka meningkatkan pelayanan

asuhan kebidanan khususnya kesehatan reproduksi remaja putri kelas X di

SMA Islam Al-Hikmah Jepara.

2. Bagi Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi yang

dapat meningkatkan pengetahuan para mahasiswa tentang kejadian

dismenorea dengan menjadi bahan tambahan kepustakaan sehingga dapat

dilakukan upaya pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan kepada peneliti yang akan datang mampu

mengembangkan penelitian selanjutnya berkaitan dengan dismenorea dan

masalah psikologi remaja salah satunya hubungan tingkat stress dengan

kejadian dismenorea.

4. Bagi remaja

Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi sumber informasi

yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang dismenorea

pada remaja putri dan status gizi bagi perkembangan dan pertumbuhan

remaja.

Page 22: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Amalia.The Book of Puberty. Jakarta: Atria ; 2010. h. 49.

2. Andira, Dita. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: A’PLUS

BOOK ; 2010. h. 39-40, h. 40, h. 40-41, h. 41.

3. Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi . Jakarta : Gramedia Pustaka ;

2001http://kitinszone.blogspot.com/2010/07/faktor-faktor-yang-

berhubungan-dengan_21.html

4. Joseph, Nugroho. Ginekologi &Obtetri (Obsgyn). Yogyakarta: Nuha

Medika; 2010; h. 29.

5. Kusmiyati, Yuni. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya ; 2009.

6. Maulana, Mirza. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan. Yogyakarta :

Garailmu ; 2009. h. 16, h.122-123, h.123, h.126

7. Notoatmadjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

; 2002.

8. Notoatmadjo,S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ;

2010 . h. 105, h. 176, h. 177.

9. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika ; 2008.

10. Paath, Erna Francin. Gizi dalam kesehatan reproduksi . Jakarta : EGC ;

2004 . h. 70, h. 70-71.

11. Panuju, panut. Psikologi Remaja .yogyakarta : Tiara wacana yogya ; 2005

. h. 4, h. 17-18.

12. Poltekkes. Kesehatan Remaja. Jakarta: Salemba medika; 2010. h. 1, h. 13,

h.66-67.

13. Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindekia;

2009. h. 12.

14. Provewati, Atikah . Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna .

Yogyakarta : Nuha Medika ; 2009 . h. 82-83, h.84-85, h. 85-87, h. 86, h.

87.

15. Sarwono. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan bina pustaka ; 2006 . h. 230.

16. Sarwono. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers ; 2010. h. 11-12, h.

18-19

17. Saryono . Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta : Nuha Medik ; 2009. h. 99,

h. 100.

18. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung :

Alfabeta; 2008. h. 2, h. 62, h.82.

19. Waryana. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2010. h. 11-12

Page 23: HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN …akbidalhikmah.ac.id/artikel/Jurnal penelitian edisi I.pdf · 1 hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri di sma islam al-hikmah

1