gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

34
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO kematian ibu adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang merupakan masalah yang besar dimana jumlah kematian maternal masih tinggi, diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup bahkan dibeberapa negara terhadap 100.000 kelahiran hidup. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (Depkes RI, 2007). Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi yang dilahirkan masih tinggi. "Kasus ini terjadi lebih

description

proposal

Transcript of gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

Page 1: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO kematian ibu  adalah kematian seorang wanita waktu

hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun,

terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri

kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang merupakan

masalah yang besar dimana jumlah kematian maternal masih tinggi,

diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup bahkan dibeberapa

negara terhadap 100.000 kelahiran hidup. WHO memperkirakan diseluruh dunia

setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (Depkes

RI, 2007).

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan angka kematian ibu

melahirkan dan kematian bayi yang dilahirkan masih tinggi. "Kasus ini terjadi

lebih akibat perdarahan dan ibu yang menikah melahirkan dalam usia terlalu

muda, terlalu rapat dan terlalu banyak melahirkan,". Kematian dan kesakitan ibu

di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka Kematian Ibu (AKI) saat

persalinan di Indonesia ternyata tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2012, tercatat AKI adalah

102 dari 100.000 kelahiran, angka ini turun dibandingkan dengan tahun 2007

Page 2: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

2

sebesar 288 orang dari 100.000 kelahiran, (http://www.republika.co.id 14 sept

2013 )

Tiga penyebab utama adalah perdarahan, pre eklamsi/ eklamsi dan infeksi.

Salah satu penyebab infeksi adalah kejadian ketuban pecah dini yang tidak segera

mendapatkan penanganan. (http://www.merdeka.comdiaskes 14 sept 2013).

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada

tanda-tanda persalinan. Dalam keadaan normal 8 – 10 % perempuan hamil aterm

akan mengalami ketuban pecah dini Ketuban Pecah Dini Premature terjadi pada 1

% kehamilan. ( sarwono, 2010 ).

Data yang didapatkan dari profil Dinas Kesehatan Propinsi banten pada

tahun 2011, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) berkisar 116 orang yang

disebabkan oleh perdarahan 55 orang (47,41%), hipertensi dalam kehamilan 25

orang (21,55%), infeksi 2 orang (1,72%), abortus 3 orang (2,58%), dan penyebab

lainnya 31 orang ( 26,72% ). Angka kematian bayi (AKB) mencapai 678 orang,

yang disebabkan oleh BBLR 208 orang (30,68%), Asfeksia 234 orang (34,51%),

Tetanus 4 orang (0,59%), Infeksi 22 orang (3,24%) dan lain-lain 210 orang

(30,97%).  (profil Dinas Kesehatan Propinsi Banten 2011).

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka pendek untuk

menekan kematian ibu melalui Program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan

visi semua perempuan di indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan

Page 3: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

3

dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat dengan target tahun 2010

menurunkan angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran hidup

(http://bidanlia.blogspot.com diakses tanggal 14 sept juni 2013 ).

KPD adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang

usia kehamilan sebelum persalinan dengan nilai bishop dan kontraksi. Kasus

ketuban pecah dini (KPD) di Ruang Bersalin RSUD Pandeglang 2013 sebanyak

116 kasus dari 748 persalinan.

Dari data-data yang didapatkan dan dengan melihat komplikasi yang bisa

terjadi pada KPD, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang ”

Gambaran karekteristik ibu bersalin dengan KPD di RSUD Pandeglang Berkah

tahun 2013“.

1.1. Rumusan Masalah

Menurut uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut

”Bagaimanakah gambaran karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini

di Ruang Bersalin RSUD Pandeglang tahun 2013” ?

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1.Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah

Dini di Ruang Bersalin RSUD Pandeglang tahun 2013.

Page 4: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

4

1.2.2.Tujuan Khusus

a. Diperolehnya informasi tentang gambaran proporsi kejadian Ketuban

Pecah Dini di ruang Bersalin RSUD Pandeglang tahun 2013.

b. Diperolehnya informasi gambaran Ketuban Pecah Dini, berdasarkan

umur ibu di ruang Bersalin RSUD Pandeglang tahun 2013.

c. Diperolehnya informasi gambaran Ketuban Pecah Dini, berdasarkan

paritas di ruang Bersalin RSUD pandeglang tahun 2013.

d. Diperolehnya informasi gambaran Ketuban Pecah Dini, berdasarkan

usia kehamilan di ruang Bersalin RSUD pandeglang tahun 2013.

1.3. Manfaat penelitian

1.4.1.Segi institusi pendidikan

a. mengukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian.

b. Menambah bahan bacaan diperpustakaan Akbid Aisyiyah Banten.

c. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Ketuban Pecah Dini.

d. Dapat digunakan untuk perbandingan studi.

1.4.2.Segi Peran Bidan

a. Untuk membandingkan teori dengan kenyataan yang ada dilapangan

kerja.

b. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi bidan dan dapat

menambah wawasan pengetahuan dibidang ilmu kebidanan.

Page 5: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

5

1.4.3.Segi Masyarakat

a. Manmbah wawasan ilmu pengatahuan masyarakat tentang Ketuban

Pecah Dini.

b. Mendorong peran serta msyarakat dalam menjaga suatu kehamilan

dari bahwa komplikasi Ketuban Pecah Dini.

1.4.4.Segi Penulisan

a. Penelitian ini merupakan tugas mata kuuliah Metodologi penelitian.

b. Menambah pengetahuan penulis mengenai Ketuban Pecah Dini.

1.5. Ruang Lingkup

1.5.1.Lingkup Materi

Lingkup materi pada penelitian ini adalah gambaran kejadian ibu bersalin

dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di ruang bersalin RSUD pandeglang

yang meliputi umur, paritas, dan usia kehamilan.

1.5.2.Lingkup Responden

Lingkup responden dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang

mengalami Ketuban Pecah Dinidi ruang bersalin RSUD pandeglang tahun

2013.

Page 6: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

6

1.5.3.Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama bulan oktober – desember

2013.

1.5.4.Lingkup Tempat

Lingkup tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah d ruang

bersalin RSUD pandeglang, karena kejadian Ketuban Pecah Dini di lahan

ini cukup tinggi.

Page 7: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

b.1. Persalinan

b.1.1. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan ( setelah 37

minggu ) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan Normal,

2008).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

18 jam, tanpa penyulit pada ibu ataupun pada bayi. (Prawirohardjo,

2009).

b.1.2. Tahap-tahap Persalinan

A. Kala I atau kala pembukaan

Dimulai dari adanya his yang adekuat sampai pembukaan lengkap.

Pada kala I dibagi dalam 2 fase :

1) Fase laten

Dimalai sejak awal kontraksi sampai dengan pembukaan 3

cm, membutuhkan waktu  8 jam.

Page 8: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

8

2) Fase aktif

Dimulai dari pembukaan 4 cm sampai dengan pembukaan 10

cm, membutuhkan waktu 6 jam.

B. Kala II atau kala pengeluaran

Dari pembukaan lengkap sampai lhirnya bayi. Proses ini bisanya

berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

C. Kala III atau kala uri

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

D. Kala IV atau kala pengawasan

Kala ini dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

post partum. (prawirohardjo, 2009).

b.1.3. Faktor-faktor Yang Berperan dalam Persalinan

a. Kekuatan mendorong janin keluar (Power).

1) Kekuatan his dan mengejan

Susunan otot rahim sedemikian rupa sehingga terdapat distribusi

yang berpusat di fundus uteridan makin kea rah mulut rahim

makin berkurangdiganti jaringan ikat yang lebih dominan.

Page 9: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

9

Susunan demikian menguntungkan karena mulut rahim dalam

proses persalinan bersifat pasif.

His adalah kontraksi otot rahim dalam persalinan. His persalinan

mempunyai sifat yang lebih dominandi daerah fundus rahim,

terasa sakit, inervalnya makin pendek dan kekuatannya makin

meningkat.

2) Faktor jalan lahir (passenger).

Disamping kontraksi yang dominan dibagian fundus, pada kala

pertama persalinan menyebabkan terjadi pembukaan secara pasif

mulut rahim, mendorong bagian janin terendah menuju jalan lahir,

sehingga ikut aktif dalam membuka mulut rahim.

3) Faktor janin (passage)

Salah satu tanda penting pada kehamilan pertama adalah

masuknya kepala ke PAP pada usia kehamilan 36 minggu oleh

kekuatan kontraksi Braxton hicks, tekanan dari diafragma,

tegangan ligamentum rahim, dan dinding perut, serta gaya berat

kepala janin.

Page 10: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

10

b.2. Ketuban Pecah Dini

b.2.1. Pengertian

Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum

waktunya (KPSW) atau ketuban pecah premature (KPP) adalah

keluarnya cairan dari jalan lahir / vagina sebelum proses persalinan

( Rahmawati, 2011 ).

Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum persalinan. Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia

kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan

premature. Dalam keadaan normal 8-10 % perempuan hamil aterm

akan mengalami Ketuban Pecah Dini ( prawirohardjo, 2010).

Ketuban pecah premature yaitu pecahnya membrane

chorioamniotik sebelum onset persalinan atau disebut juga Premature

Rupture Of Membrane =Prelabour Rupture Of Membrane =PROM.

Ketuban pecah premature pada preterm yaitu pecahnya

membrane Chorio-amniotik sebelum onset persalinan pada usia

kehamilan kurang dari 37 minggu atau disebut juga Preterm Premature

Rupture Of Membrane = Preterm Prelabour Rupture Of Membrane =

PPROM.

Insiden :

Page 11: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

11

- PROM : 6-19% kehamilan

- PPROM : 2% kehamilan

b.2.2. Etiologi

Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara

jelas, maka usaha preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha

menekan infeksi (rahmawati,2011).

Factor lain yang berhubungan dengan meningkatkan insidensi KPD :

- Fisiologi selaput amnion / ketuban yang abnormal

- Inkompetensi serviks

- Infeksi vagina / serviks

- Kehamilan ganda

- Polihidramnion

- Trauma

- Distensi uteri

- Stress maternal

- Infeksi

- Serviks yang pendek

- Prosedur medis

Page 12: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

12

Menjelang usia kehamilan cukup bulan kelemahan fokal terjadi

pada selaput janin diatas serviks internal yang memicu robekan dilokasi

ini.

Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi)

dapat menyebabkan terjadinya KPD. (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Ketuban Pecah Dini pada persalinan prematur disebabkan oleh

adanya factor-faktor ekstenal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina.

Ketuban Pecah Dini prematur sering terjadi pada polihidramnion,

inkompeten serviks, solusio plasenta. (Prawirohardjo, 2010).

b.2.3. Faktor predisposisi

Pencetusnya adalah adanya kehamilan multiple, riwayat persalinan

preterm sebelumnya, infeksi, perdarahan pervaginam, bakteri, servix tipis,

kadar CRH ( corticotrophin releasing hormone) maternal tinggi misalnya

pada stress psikologi dapat menjadi stimulasi persalinan preterm).

b.2.4. Tanda dan gejala

- Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina

- Demam –bercak vagina yang banyak

- Nyeri perut

- DJJ cepat

Page 13: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

13

b.2.5. Diagnosa

- Suhu normal kecuali jika ada infeksi

- Uterus teraba lunak dan tidak nyeri tekan

- Pemeriksaan speculum untuk memastikan keluarnya cairan ketuban

dalam vagina.

b.2.6. Komplikasi

Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung

pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal,

persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas

janin, meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan

normal. (Prawirohardjo, 2010).

A. Persalinan premature

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan.

Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm

90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.

B. Infeksi

Resiko infeksi ibu dan anak meningkat meningkat pada

Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis.

Page 14: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

14

C. Hipoksia dan Asfiksia

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang

menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia.

D. Sindrom deformitas janin

Ketuban Pecah Dini yang terjad terlalu dinimenyebabkan janin

terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan

janin, serta hipoplasi pulmonary.

b.2.7. Penatalaksanaan

A. Penanganan Umum

1) Konfirmasi usia kehamilan dengan USG

2) Lakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang

keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urine.

3) Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22

minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam.

4) Tentukan ada tidaknya infeksi

5) Tentukan tanda-tanda inpartu

B. Penanganan Khusus

1) Rawat dirumah sakit

2) Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri, pikirkan solusio

plasenta

3) Jika ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika

Page 15: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

15

4) Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu

- Berikan antibiotik untuuk mengurangi morbiditas ibu dan

janin (ampisilin 4 x500 mg selama 7 hari ditambah

eritromisin 250 mg peroral 3 kali selama 7 hari.

- Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki

kematangan paru janin. (betametason 12 mg I.M dalam 2

dosis setiap 12 jam, atau deksametason 6 mg I.M. dalam 4

dosis setiap 6 jam ) jangan berikan kortikosteroid jika ada

infeksi.

- Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.

- Jika terdapat his dan darah lender, kemungkinan terjadi

persalinan preterm.

5) Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu

- Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika

profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptokokus grup

B. ( ampisilin 2 g. I.V. setiap 6 jam, atau penisilin G 2 juta

unit I.V. setiap 6 jam sampai persalinan, jika tidak ada infeksi

pasca persalinan maka hentikan pemberian antibiotika ).

- Nilai serviks (jika serviks sudah matang, lakukan induksi

persalinan dengan oksitosin, dan jika serviks belum matang,

matangkan serviks dengan prostaglandin dan infuse

oksitosin).

Page 16: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

16

b.3. Karakteristik Ibu

A. Umur Ibu

Umur adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran

seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia. (wikipedia diakses 20

juni 2013).

Kehamilan dan persalinan yang sehat adalah tidak terlalu muda dan

tidak terlalu. Resiko kematian pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan

pada kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3 x lebih tinggi dari kelompok

umur reproduksi sehat 20-34 tahun ( mochtar, 1998).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan ibu atau perinatal

berada dalam keadaan membahayakan. (pernoll, 2009).

B. Paritas

Paritas adalah keadaan wanita sehubungan dengan kelahiran anak

yang bias hidup (Dorland, 1998).

Masalah yang mempengaruhi reproduksi salah satunya adalah paritas

( hamil dan lahir hidup) dengan interval kurang dari dua tahun, jumlah

kehamilan diatas empat kali.( manuaba, 1998).

Page 17: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

17

C. Umur kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7

hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (prawirohardjo, 2009)

Page 18: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

18

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian

ini menjelaskan karakteristik ibu bersalin dengan KPD.

Untuk menjelaskan kerangka pikir, maka dibawah ini digambarkan skema

konseptual:

Variabel independent variable dependent

3.2. Definisi Operasional

N

o

Variable Definisi

Operasional

Cara

ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Umur Lama hidup

seseorang yang

dihitung dari lahir

Checklist 0 =muda (<

20 th)

1= sedang

Nomi

nal

Ketuban Pecah DiniKarakteristik Ibu:

- Umur - Paritas - Usia kehamilan

Page 19: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

19

sampai dengan

waktu penelitian

dalam tahun

(20-35 th)

2=tua ( > 35

thn)

2 Paritas Jumlah kelahiran

yang pernah

dialami ibu yang

tercatat dalam

register ibu atau

status pasien.

Studi

dokume

ntasi

Checklist 0 = Grande

(>5 kali)

1= Multipara

(lahir 2-4

kali

2= Primi

(lahir 1

kali)

Ordin

al

3 Umur

kehamil

an

Lamanya masa

kehamilan

terhitung sejak

HPHT sampai ibu

melahirkan yang

tercatat dalam

buku register

Studi

dokume

ntasi

Checklist 0= TM III

(Umur

28-42 mg)

1= TM II

(Umur

13-27

mg)

2= TM I

(Umur 1-

12 mg)

Ordin

al

4 Ketuban

Pecah

Dini

Ketuban pecah

pada saat

kehamilan /

sebelum proses

persalinan.

Studi

dokume

ntasi

checklist 0= ya KPD

(ketuban

pecah saat

hamil/seb

elum

persalinan

)

Ordin

al

Page 20: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

20

1 = tidak

KPD

(ketuban

pecah

ketika

proses

persalinan

berlangsu

ng)

3.3. Hipotesis

Ha1 : Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian Ketuban Pecah Dini

Ha2 : Ada hubungan antara paritas dengan kejadian Ketuban Pecah Dini

Ha3 : Ada hubungan antara umur kehamilan dengan kejadian Ketuban

Pecah Dini

Page 21: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

21

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yang

bermaksud melihat gambaran karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah

Dini di Ruang Bersalin RSUD Pandeglang tahun 2013 dimana faktor-faktor yang

mempengaruhi variabel independen dan variabel dependen

4.2. waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan diruang bersalin RSUD Pandeglang, yang akan

dilaksanaan pada bulan oktober – desember 2013.

4.3. Populasi dan Sampel

A. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh persalinan yang ada di

Ruang Bersalin RSUD Pandeglang tahun 2013 sebanyak 100 orang.

B. Sampel

Pada penelitian ini sampel yang diambil yang diambil adalah semua

ibu bersalin yang mengalami Ketuban Pecah Dini di Ruang bersalin RSUD

pandeglang. Sebanyak 32 orang.

Page 22: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

22

C. Tehnik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu semua

ibu yang mengalami ketuban pecah dini yang tercatat dalam buku register

persalinan di RSUD Pandeglang periode oktober – desember tahun 2013.

4.4. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data sekunder dengan mengambil pada buku

register persalinan di RSUD Pandeglang periode oktober – Desember 2011.

Instrumen penelitian menggunakan format checklist.

4.5. Rencana Pengelolahan dan Analisis Data

A. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari lembar check list, maka dilakukan pengolahan

data yang melalui tahapan sebagai berikut :

1) Editing, pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan terhadap

data yang diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan

dalam pengisiannya.

2) Coding, setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan

kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam

melakukan analisis data.

Page 23: gambaran karakteristik ibu bersalin dengan KPD

23

3) Processing, setelah cekclist semua terisi dan sudah melewati

pengkodean langkah selanjutnya adalah memproses data agar data

yang sudah dientry dapat dianalisis.

4) Cleaning, merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

dimasukan,  dilakukan bila terdapat kesalahan dalam memasukan

data yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel

yang diteliti.

B. Analisa Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

univariat. Analisa ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi

dari masing-masing variable. Data yang dapat dihitung presentasinya

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

f = frekuensi

N = jumlah pengamatan atau jumlah populasi

X = Nilai tiap pengamatan atau jumlah data yang di dapat

f = X * 100%

N