Pkk II Bersalin Kpd (2)

download Pkk II Bersalin Kpd (2)

of 26

Transcript of Pkk II Bersalin Kpd (2)

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKetuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan dengan

    penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang

    meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu. Menurut

    Eastman insiden PROm (premature rupture of membrane) ini kira-kira 12% dari semua

    kejadiannya mencapai sekitar 24%.

    Ketuban pecah dini merupakan hubungan langusung antara dunia luar dengan ruangan

    dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput

    ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim,

    sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar

    kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan

    kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi / janin dalam rahim. Oleh karena itu tata

    laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan

    kejadian persalinan premature dan infeksi dalam rahim.

    Kasus ketuban pcah dini yang kami temukan di lahan praktek, yaitu di RS Aisyiyah

    Kudus yaitu dari sekitar 50 persalinan 30% adalah dengan ketuban pecah dini. Untuk itu

    penulis tertarik unruk membuat laporan kasus tentang persalinan dengan ketuban pecah

    dini untuk dijadikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi.

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    2/26

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. DefinisiKetuban pecah dini atau spontaneous atau early atau premature of membrane (PROM)

    adalh pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primipara

    kurang dari 3 cm dan mulipara kurang dari 5 cm. (Mochtar, 1998)

    Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan

    ditunggu 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai

    terjadi kontraksi rahim disebut ketuban pecah dini periode laten. (Manuaba, 1998)

    Ketuban pecah dini adalah ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu

    jam belum dimulainya tanda persalinan. (oxom, 2000)

    B. EtiologiPenyebab ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan

    keculai dalam usaha penekanan infeksi. Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi

    multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

    Menurut Manuaba (1998) penyebab ketuban pecah dini adalah :

    a. Serviks inkompetenb. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnionc. Kelainan letak janin dalam rahim : sungsang, letak lintangd. Kelainan bawaan dari selaput ketuban (ketuban tipis)e. Infeksi vagina

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    3/26

    Menurut Taylor,dkk etiologi ketuban pecah dini adalah :

    a. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecahb. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)c. Infeksi : amnionitis, korioamnionitisd. Ketuban pecah dini artificial (amniotomi), dimana ketuban pecah terlalu dini.

    Menurut Varney, 2002 penyebab ketuban pecah dini adalah :

    a. Inkompetensia serviks dan uterusb. Polihidramnionc.

    Malpresentasi janin

    d. Infeksi vaginaC. Patofisiologi

    Menurut Mochtar, 1998 mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung

    sebagai berikut :

    1. Ketuban idak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi sehinggadapat menyebabkan ketegangan rahim

    2. Bila terjadi serviks inkompeten maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecahdan mengeluarkan air ketuban

    3. Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalambentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah

    4. Kelainan selaput ketuban dimana selaput ketuban terlalu tipis sehingga mudah pecahD. Gejala Klinis

    1. Keluarnya ketubanUntuk memastikan air ketuban yang keluar

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    4/26

    a. AnamnesaKeluarnya cairan dari kemaluan yang bukan Karena miksi terdapat cairan yang

    bercampur lanugo, verniks dan apabila ada his cairan keluar bertambah banyak

    b. Pemeriksaan dalamAdanya cairan di vagina, selaput ketuban negative

    c. InspekuloTampak selaput yang pecah, air yang merembes dari ostium uteri, pembukaan kecil

    dan salah satu penipisan, tampak kepala atau rambut janin tanpa lapisan amnion

    d.

    USG

    Jumlah cairan ketuban berkurang

    e. LaboratorikDengan lakmus merah, warna berubah menjadi biru

    2. Belum ada tanda-tanda inpartua. His belum teraturb. Pembukaan (primi

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    5/26

    Sering dijumpai pada presentasi bokong

    5. Prolaps tali pusatSering dijumpai, khususnya pada bayi premature

    6. Mortalitas perinatalSemakin lama periode laten, semakin lama mortalitasnya

    b. Bagi ibu1. Partus lama

    Adanya inkoordinasi kontraksi otot rahim akibat dari induksi persalinan dengan

    oksitosin sehingga menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk meningkatkan

    pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim.

    2. Perdarahan post partumAdanya penggunaan narkosa pada penanganan ketuban pecah dini dengan tindakan

    induksi

    3. Atonia uteriBila pada saat ketuban pecah srviks belum matang atau belum membuka sehingga

    akan memperlama proses persalinan dan menyebabkan kelelahan pada ibu yang

    berakibat pada melemahnya kontraksi uterus

    4. Infeksi nifasAdanya infeksi intrapartum akibat ketuban pecah lebih dari 6 jam

    F. Pemeriksaan DiagnosisDiagnosis ketuban pecah dini tidak sulit di tegakkan dengan keterangan terjadi

    pengeluaran cairan mendadak disertai bau khas selain keterangan yang disampaikan dapat

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    6/26

    pula dilakukan beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah

    air ketuban, yaitu dengan cara :

    a. Tes dengan lakmus (litmus)1. Bila terjadi biru (basa) adalah air ketuban2. Bila terjadi merah (asam) adalah air kemih

    b. Pemeriksaan mikroskopik terhadap tetesan cairan yang kering, akan memperlihatkansuatu corak seperti daun pakis (fernig pattem) bila cairan itu ketuban. (Hoken dan

    More, 2001)

    c.

    Pemeriksaan inspekulo yang steril : terlihat cairan yang keluar dari ostium uteri

    eksternum ( Bary, F.C, 1996)

    d. Riwayat : jumlah cairan yang hilang , warna cairan, bau, hubungan seksual pervaginaterakhir

    e. Pemeriksaan histopatologi air ketuban dan sitologi (kolaborasi)G. Penatalaksanaan

    a. Penatalaksanaan ketuban pecah dini yang dapat dilakukan oleh bidan :Bidan sebagai tenaga medis yang terlatih yang ditempatkan di tengah masyarakat

    seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan intervensi.

    Dengan akibat tingginya angka kematian ibu dan bayi, maka sikap yang paling penting

    adalah melakukan rujukan. Shingga penanganan ketuban pecah dini ini mendapat

    tndakan yang tepat. ( Manuaba, 1998)

    b. Di rumah sakit1. Dalam menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan komunikasi, informasi,

    motivasi, terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    7/26

    mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan

    mungkin mengorbankan janinnya.

    2. Pada bayi matura. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas patu

    sehingga mengurangi kegagalan perkembangan paru yang sehat

    b. Pemberian antibiotic profilaksis, spasmolitika dan roboransia dengan tujuanuntuk mengundur waktu sampai anak viable.

    3. Waktu terminasi pada kehamilan akan dapat dianjurkan selama waktu 6 jam sampai24 jam bila tidak terjadi his spontan

    4. Bila anak sudah viable (> 36 minggu) lakukan induksi partus 6-12 jam dan berikanantibiotika profilaksis, bila dengan induksi artus atau drip oksitosin gaga, lakukan

    tindakan operatif.

    5. Disamping itu hal-hal yang perlu diperhaikan slama dalam menolong pasien antaralain bersih penolong, bersih alat, serta bersih tempat atau lingkungan di sekitar klien

    atau dikenal dengan istilah #B ( tiga bersih )

    6. Jadi penyelesaian ketuban pecah dini menurut Mochtar, 1998 adalah sebagaiberikut:

    a. Partus spontanb. Ekstraksi vakumc. Embriotomi bila anak sudah meninggald. Seksio sesaria bila ada indikasi obstetric

    c. Konservatif1. Rawat di rumah sakit

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    8/26

    2. Berikan antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahanampicillin ) dan metronidazole 2x500 mg selama 7 hari

    3. Jika umur kehamilan 37 minggu induksi dengan oksitosin, bila gagal lakukan seksio sesaria

    dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intra vaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.

    2. Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiridengan :

    a. Bial skor pelvic 5 induksi ersalinan, partus pervaginam

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    9/26

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. F

    UMUR 20 TAHUN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

    DI RS AISYIYAH KUDUS

    I. PENGKAJIANHari, Tanggal : Sabtu, 15 Juni 2013

    Jam : 15.00 WIB

    Tempat : Ruang bersalin RS Aisyiyah Kudus

    Sumber Data : Data Primer : Autoanamnesa : informasi dari pasien

    Alloanamnesa : informasi dari suami pasien

    Data Sekunder : Buku RM

    A. DATA SUBYEKTIF1. Identitas Klien

    Nama Pasien : Ny. F Nama Suami : Tn. M

    Umur : 20 tahun Umur : 28 tahun

    Agama : islam Agama : islam

    Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

    Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta

    Alamat : Gajah, Demak

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    10/26

    2. Alasan DatangIbu mengatakan datang ke RS atas rujukan bidan dengan keluhan keluar cairan dari

    jalan lahir pada tangal 15 Juni 2013 sejak pukul 11.00 WIB dan sudah merasakan

    kenceng-keceng.

    3. Riwayat Kebidanana. Riwayat Perkawinan

    Umur menikah : ibu mengatakan menikah saat usia 19 tahun

    Lama menikah : ibu mengatakan lama menikah 1 tahun

    Berapa kali : ibu mengatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang

    Status perkawinan : ibu mengatakan sah secara hokum dan agama

    b. Riwayat kehamlan, persalinan, dan nifas yang laluTidak ada karena ibu seorang primigravida

    c. Riwayat kehamilan sekarangUmur kehamilan : ibu mengatakan 9 bulan

    Hamil ke berapa : ibu mengatakan ini hamil pertama dan tidak pernah

    keguguran

    HPHT : 19 september 2012

    Gerakan janin : ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin saat usia

    kehamilan 4 bulan

    ANC : 6 kali di bidan

    T I : 1 kali usia kehamilan 10 minggu

    T II : 2 kali usia kehamilan 16 dan 20 minggu

    T III : 3 kali usia kehamilan 32,35,36 minggu

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    11/26

    Imunisasi TT : 2 kali saat usia kehamilan 16 dan 20 minggu

    Obat-obatan : kalk, fe 1x1

    Keluhan hamil : ibu mengatakan mual muntah saat awal kehamilan dan

    sering kencing , nyeri punggung saat menjelang persalinan

    d. Riwayat menstruasiMenarche : ibu mengatakan pertama kali haid umur 12 tahun

    Siklus : ibu mengatakn 30 hari

    Lamanya : ibu mengatkan 6-7 hari

    Warna : ibu mengatakan merah

    Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid

    c. Riwayat KBIbu mengatakan belum pernah mengikuti program Kb jenis apapun dan

    berencana mengikuti program KB IUD

    4. Riwayat Kesehatana. Riwayat kesehatan yang lalu

    Ibu mengatkan tidak pernah merasa berdebar-debar yang terus menerus

    (jantung), sesak napas (asma), tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit

    kuning (hepatitis), kencing manis (DM), kanker

    b. Riwayat kesehatan sekarangIbu mengatakan tidak sedang merasa berdebar-debar yang terus menerus

    (jantung), sesak napas (asma), tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit

    kuning (hepatitis), kencing manis (DM), kanker

    c. Riwayat kesehatan keluarga

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    12/26

    Ibu mengatakan dari pihak eluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah

    menderita penyakit menular seperi TBC, hepatitis, dll

    Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah

    menderita penyakit keturunan seperi asma, DM, jantung dan penyakit kronis

    seperti jantung, ginjal, kanker, dll

    5. Pola Kebiasaan Sehari-hariPola Selama Hamil Menjelang Bersalin Keluhan

    Nutisi

    Makan : 3x sehari

    Jenis : nasi, sayur, lauk

    Porsi : 1 piring

    Minum : 6-7 gelas/hari

    jenis : air putih, the manis

    - -

    Eliminasi

    BAB : 1 x sehari

    BAK : 4-5 kali sehari

    BAB : -

    BAK :--

    Aktivitas

    Mengerjakan pekerjaan

    rumah tangga seperti

    menyapu, mengepel, dll

    Tidur di tempat tidur

    -

    IstirahatTidur siang : 1-2 jam

    Tidur malam : 6 jam

    Belum istirahat-

    Personal

    Hygene

    Mandi : 2x sehari

    Gosok gigi : 2x sehari

    Danti pakaian : 2x sehari

    Keramas : 3 x semingu

    Belum melakukan personal

    hygene

    -

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    13/26

    Seksual

    2x seminggu Tidak melakukan hubungan

    seksual-

    6. Data Psiko-Sosio-Kultural dan SpiritualIbu mengatakan merasa cemas karena ini merupakan persalinan yang pertama

    Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung persalinannya

    Ibu mengatakan tetap beribadah selama hamil

    Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara bersama-

    sama

    Ibu mengatakan hubungannya dengan lingkungan dan keluarga baik

    7. Data Pengetahuan KlienIbu mengatakan mengetahui tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi dan

    mengeluarkan cairan dan lender darah dari jalan lahir

    8. Data Lingkungan Yang BerpengarhIbu mengatakan tinggal bersama suami dan mertua di rumah mertua

    Ibu mengatakan memiliki hewan peliharaan di rumah yaitu ayam

    B. DATA OBYEKTIF1. Pemeriksaan Umum

    Keadaan umum : baik

    Kesadaran : composmentis

    TD : 110/70 mmHg

    S : 360C

    N : 84 x/menit

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    14/26

    RR : 24x/menit

    2. Pemeriksaan Fisika. Wajah : tidak ada kelainanb. Mata : konjungtiva merah muda, sclera putihc. Mulut : bersihd. Leher : tidak ada pembesaran kelenjare. Dada : bentuk payudara simetris, putting menonjol, areola

    hipepigmentasi

    f.

    Abdomen : tidak ada bekas luka operasi

    g. Punggung : lordosish. Genetalia : PPV lender darah, air ketubani. Anus : haemoroidj. Ekstremitas : atas : tidak edema, tangan kanan terpasang infuse

    Bahwa : tidak edema dan varises

    3. PalpasiL I : TFU : 3 jari dibawah Px

    L II : kiri : punggung janin

    Kanan : ekstremitas janin

    L III : teraba kepala

    L IV : kepala masuk PAP 3/5 bagian

    4. AuskultasiDJJ 135x/menit terdengar jelas di 3 jari di bawah pusat dengan dopler

    5. Pemeriksaan dalam

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    15/26

    Kondisi portio : lunak

    Pembukaan : 3 cm

    KK : -

    Bagian terendah : kepala

    Penurunan : hodge I

    6. Pemeriksaan penunjangTidak dilakukan

    7. His 3x dalam 10 menit lamanya 35 detikII. ASSESMENT

    a. DiagnoseNy. F umur 20 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu 6 hari janin tunggal hidup intrauterine, letak

    memanjang, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP inpartu kala I fase aktif dengan KPD

    DS :

    a. Ibu mengatakan bernama Ny. F umur 20 tahunb. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah keguguranDO :

    a. HPL : 26 juni 2013b. L I : bokong

    L II : kanan : punggung

    Kiri : ekstremitas

    L III : kepala

    L IV : 3/5 bagian

    c. VT pembukaan 3 cm, KK negative, portio tipis, lunak, bagian terendah kepalad. PPv lender darah dan air ketuban

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    16/26

    b. MasalahIbu cemas

    DS : ibu mengatakan merasa khawatir atas keadaan kandungannya

    DO : ibu tampak cemas

    c. KebutuhanDukungan mental

    III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIALPotensial terjadi infeksi

    Dasar :

    DS : ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir tanggal 15 juni 2013

    sejak pukul 11.00 WIB

    Do : adanya cairan ketuban di jalan lahir

    IV.

    TINDAKAN SEGERA

    Kolaborasi dengan dokter SpOG

    V. INTERVENSITanggal : 15 Juni 2013 Jam : 15.10 WIB

    1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan2. Berikan dukungan mental pada ibu3. Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOg4. Berikan tindakan sesuai advis dokter5. Lakukan pengawasan 10

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    17/26

    6. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri7. Ajarkan ibu teknik relaksasi8. Dokumentasikan tindakan

    VI. IMPLEMENTASITanggal : 15 Juni 2013 Jam : 15.11 WIB

    1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ( 15.12 WIB)2. Menjelaskan pada ibu bahwa pesalinan adalah hal yang normal dan semua wanita normal

    akan mengalaminya. (15.12 WIB)

    3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG (15.15 WIB)4. Melakukan tindakan sesuai advis dokter, yaitu : (15.20 WIB)

    a. Infuse RL 20 tpmb. Injeksi ampisilin 3x1 gr (skin test)c. Injeksi stesolid 1 ampul

    5.

    Melakukan pengawasan 10 yaitu meliputi : TD, S, N, RR, bandle ring, pembukaan, DJJ, His, PPv.

    (15.20 WIB )

    6. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri agar mempercepat penurunan kepala. (15.21 WIB)7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu bernapas panjang jika ada his dan beristirahat jika tidak

    ada his. (15.22 WIB)

    8. Mendokumentasikan tindakan (18.00 WIB)VII. EVALUASI

    Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.30 WIB

    1. Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya2. Ibu sudah agak tenang

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    18/26

    3. Tindakan sesuai advis dokter sudah dilakukan4. Pengawasan 10 sedah dilakukan5. Ibu tidur miring kiri6. Ibu mempraktekkan teknik relaksasi7. Hasil tindakan sudah di dokumentasikan

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    19/26

    CATATAN PERKEMBANGAN

    A. Kala IITanggal : 15 Juni 2013 Jam : 18.05 WIB

    1. DSa. Ibu mengatakan ingin BAB dan mengejanb. Ibu mengatakan kenceng-kenceng di perutnya semakin sering

    2. DOa. Pemeriksaan umum

    KU : baik

    Kesadaran : CM

    TD : 110/70 mmHg

    S : 36,80C

    N : 84 x/menit

    RR : 20 x/menit

    b. Inspeksia. Tekanan pada anus dan anus membukab. Perineum menonjol dan vulva membuka

    c. PalpasiKontraksi kuat 5x/10 menit lamanya 42 detik

    d. AuskultasiDJJ 145x/menit

    e. Pemeriksaan dalam

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    20/26

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    21/26

    5. Pimpin persalinan5. Implementasi

    Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.10 WIB

    1. Mendekatkan partus set (18.11 WIB)2. Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu (18.13 WIB)3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman (18.15 WIB)4. Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar yaitu seperti saat BAB (18.20 WIB)5. Menolong kelahiran bayi (18.30 WIB)

    6. EvaluasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.36

    1. Suami mendampingi ibu bersalin2. Ibu memilih posisi litotomi3. Ibu dapat meneran dengan baik4. Persalinan kala II berjalan lancer, bayi lahir spontan, laki-laki, dengan asfiksia ringan. TFU ibu

    setinggi pusat, plasenta belum lahir, tali pusat terlihat di vulva, kontraksi baik, kandung

    kemih kosong.

    B. Kala IIITanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.36 WIB

    1. DSa. Ibu mengatakan perutnya masih mules

    2. DOa. Bayi lahir spontan laki-lakib. TFU setinggi pusatc. Kontraksi baik

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    22/26

    d. Plasenta belum lahir, tali pusat tampak di vulva, kandung kemih kosong, ada semburandarah secara tiba-tiba dari jalan lahir

    3. AssesmentTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.37 WIB

    a. Diagnose kebidananNy. Umur 20 tahun inpartu kala III

    b. MasalahTidak ada

    c. KeluhanTidak ada

    4. IntervensiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.27

    1. Palpasi fundus2. Suntikan oksitosin IM3.

    Periksa tanda-tanda pelepasan plasenta

    4. Lakukan PTT5. Periksa kelengkapan plasenta

    5. ImplementasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.38 WIB

    1. Melakukan palpasi fundus uteri untuk memastikan janin tunggal (18.38 WIB)2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara Im di 1/3 paha atas kanan (18.39 WIB)3. Memeriksa tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu bentk uterus globuler, semburan darah

    secara tiba-tiba dari jalan lahir, tali pusat bertambah panjang. (18.40 WIB)

    4. Melakukan PTT. (18.40 WIB)

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    23/26

    5. Memeriksa kelengkapan plasenta. (18.43 WIB)6. Evaluasi

    Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.45 WIB

    1. Janin tunggal2. Oksitosin sudah diberikan3. Plasenta lahir lengkap

    C. Kala IVTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.45 WIB

    1. DS :a. Ibu mengatakan perutnya masih mulasb. Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan

    2. DO :a. Plasenta lahir lengkap pada jam 18.45 WIBb.

    TFU 2 jari di bawah pusat

    c. Terdapat luka perineum derajat II3. Assesment

    a. DiagnosaNy. F umur 20 tahun P1A0inpartu kala IV dengan laserasi perineum derajat II

    b. MasalahTidak ada

    c. KebutuhanTidak ada

    4. Intervensi

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    24/26

    Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.46 WIB

    1. Lakukan penjahitan laserasi perineum2. Lakukan dekotaminasi alat-alat3. Rapikan dan ganti pakaian ibu4. Pengawasan kala IV5. Dokumentasikan tindakan

    5. ImplementasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.47 WIB

    1. Melakukan penjahitan luka perineum derajat II. (18.48 WIB)2. Melakukan dekontaminasi alat. (18.53 WIB)3. Mengganti dan merapikan pakaian ibu. (18.55)4. Melakukan pengawasan kala IV.5. Mendokmentasikan tindakan. (20.00 WIB)

    6. EvaluasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 20.50 WIB

    1. Luka perineum sudah di jahit2. Alat sudah di dekontaminasi3. Pakaian ibu sudah diganti4. Pengawasan kala IV sudah dilakukan5. Hasil tindakan sudah di dokumentasikan

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    25/26

    TTD

    Edy Ayu Dewi Purnama

  • 7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)

    26/26

    BAB V

    PENUTUP

    A. KesimpulanKetuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan ,

    ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan. Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas,

    maka usaha preventif tidak dapat dilakukan dalam usaha penekanan infeksi.

    Berdasarkan hasil praktek di ruang bersalin RS Aisyiyah Kudus proses pembelajaran dan

    masukan pembimbing yang telah dilakukan sehingga dapat terselesaikannya laporan ini, maka

    penulis telah data memahami tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis dengan

    ketuban pecah dini. Pada kasus ketuban pecah dini, pemberian antibiotic harus dilaksanakan dengan

    baik disertai dengan pemantauan terhadap ibu dan janin untuk menghindari terjadinya infeksi.