Post on 09-Nov-2015
description
KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: FAHMI MUIZZUDIN NIM : 107046102058
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H/2011 M
KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan HukumUntuk memenuhi Syarat
Pembimbing I
Dr. JAENAL ARIPIN, MNIP. 197210161998031004
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan HukumUntuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh:
FAHMI MUIZZUDIN NIM : 107046102058
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JAENAL ARIPIN, M.Ag. 197210161998031004
TITI DEWI WARNNIP. 197312212005012002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011
KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE ADJUSTED RETURN
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Syarat Mencapai Gelar
Pembimbing II
WI WARNINDA, S.E, M.Si. NIP. 197312212005012002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Skripsi Yang Berjudul PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.NIP. 195505051982031012
Sekretaris : Mu'min Roup, NIP.
Pembimbing I : DrNIP. 197210161998031004
Pembimbing II : Titi Dewi WarnNIP.
Penguji I : Dr. Euis Amalia, M.AgNIP. 197107011998032002
Penguji II : Dwi Nur'aini I
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi Yang Berjudul KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA 2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED RETURN
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 21 September 2011 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.NIP. 195505051982031012
Mu'min Roup, M.A. NIP. 197004161997031004
Dr. Jaenal Aripin, M.Ag. NIP. 197210161998031004
Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si. NIP. 197312212005012002
Dr. Euis Amalia, M.Ag. NIP. 197107011998032002
Dwi Nur'aini Ihsan, SE., MM.
KINERJA REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA RISK ADJUSTED RETURN, telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif . Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada
Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. (............................)
(............................)
(............................)
(............................)
(............................)
(............................)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sesuai dengan ketrentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya saya merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedian untuk menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 September 2011
Fahmi Muizzudin
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh
kelulusan dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk junjungan besar kita
Nabi Besar Muhammad SAW, karena beliaulah suri tauladan kita yang patut kita
ikuti langkahnya dalam setiap aspek kehidupan.
Dapat terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul KINERJA
REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN
METODE RISK ADJUSTED RETURN ini, tidak terlepas dari kesempatan,
bimbingan, arahan, dan dorongan yang telah saya terima dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, perkenankan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bapak Prof. Dr. Drs. H. Muhammad
Amin Suma, SH, MA, MM.
2. Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Ibu Euis
Amalia, M.Ag. dan Sekretaris Program Studi Muamalat, Bapak Mumin roup,
M.A.
3. Bapak DR. Jaenal Aripin, M.Ag. dan Ibu Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si.,
selaku dosen pembimbing, yang dengan penuh kesabaran memberikan arahan
v
dan bimbingan serta tidak sungkan untuk meluangkan waktunya hingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Para Dosen pada Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya baik di
dalam maupun diluar perkuliahan
5. Keluarga Besarku, Kedua Orang Tua, Ayahanda Abdul Razzak dan Ibunda
Lea Muvida, yang senantiasa berdoa dan mendukung penuh keseluruhan
proses hidupku. Adik-adikku Farhan, Fadhli, Farouqi, dan Fahsan.
6. Teman-teman Konsetrasi Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas
B, terima kasih atas kebersamaan ini.
7. Serta pihak lain yang juga turut membantu dan mendukung penulis.
Selama penulisan ini, saya menyadari masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis, untuk ini saya
meinta maaf dan semoga menjadi pelajaran yang berharga bagi seluruh pihak
terkait. Saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Jakarta, September 2011
Fahmi Muizzudin
vi
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kinerja reksadana syariah yang terdapat di Indonesia selama periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return. Metode pengukuran kinerja ini memperhitungkan faktor risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio.
Dalam penilaian kinerja dengan Risk Adjusted Return, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Sharpe, Treynor, dan Jensen. Penelitian ini menggunakan sampel dua puluh tiga reksadana syariah di Indonesia dari semua jenis reksadana syariah yang ada. Terdiri dari sepuluh reksadana campuran syariah, enam reksadana saham syariah, enam reksadana pendapatan tetap syariah, dan satu reksadana indeks syariah. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan membandingkan kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi dengan pembandingnya yaitu return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
Kinerja dengan metode Treynor dan Jensen memiliki hasil kinerja yang lebih baik di banding dengan kinerja metode Sharpe. Ini berarti bahwa portofolio belum terdiversifikasi sempurna, karena kinerja portofolio yang kurang terdiversifikasi menjadi lebih tinggi pada rasio Treynor dan Jensen Alpha dibandingkan dengan rasio Sharpe. Hal ini muncul sebagai akibat dari adanya komponen risiko non-sistematis pada rasio Sharpe. Sedangkan, Jika portofolio telah terdiversifikasi sempurna, maka rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha akan memberi peringkat kinerja yang sama bagi portofolio. Hal ini disebabkan oleh total variance yang sama dengan systemtic variance pada portofolio yang terdiversifikasi sempurna. Kata Kunci : Investasi, Reksadana Syariah Indonesia, risk adjusted return.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . iv
ABSTRAKSI vi
DAFTAR ISI . vii
DAFTAR TABEL .... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
A. Latar Belakang .. 1
B. Perumusan Masalah .. 7
C. Tujuan Penelitian .. 8
D. Kajian Terdahulu .. 9
E. Metodologi Penelitian .. 11
F. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
A. Teori Reksadana ... 14
B. Reksadana Syariah 25
C. Penilaian Kinerja (Performance Measurement) Reksadana . 35
D. Kerangka Pemikiran . 39
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Objek Penelitian .. 42
B. Metode Penetuan Sampel 45
C. Sumber Data 46
D. Variabel Penelitian .. 47
E. Metode Pengukuran Kinerja 49
F. Evaluasi Kinerja Reksadana Syariah ... 53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Analisis Statistik Deskriptif 54
1. Reksadana Campuran Syariah 54
2. Reksadana Saham Syariah .. 57
3. Reksadana Pendapatan Tetap Syariah .... 60
4. Reksadana Indeks Syariah .. 61
B. Analisis Kinerja Reksadana Campuran Syariah . 62
1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 62
2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 64
3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 66
C. Analisis Kinerja Reksadana Saham Syariah ... 68
1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 68
2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 69
3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 71
ix
D. Analisis Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah ..... 72
1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 72
2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 73
3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 75
E. Analisis Kinerja Reksadana Indeks Syariah 75
1. Kinerja Berdasarkan Indeks Sharpe ... 75
2. Kinerja Berdasarkan Indeks Treynor . 76
3. Kinerja Berdasarkan Indeks Jensen 77
F. Perbandingan Kinerja Harian Reksadana Syariah Indonesia Dengan
Metode Risk Adjusted Return ...... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84
A. Kesimpulan . 86
B. Saran 84
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN .. 94
x
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Daftar Reksadana Syariah di Indonesia . 39 2. Tabel 3.2 Daftar Objek Penelitian . 41 3. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Campuran
Syariah Indonesia... 51 4. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Saham
Syariah Indonesia... 55 5. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Pendapatan
tetap Syariah Indonesia..... 58 6. Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Indeks
Syariah Indonesia... 59 7. Tabel 4.5 Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks
Sharpe 60 8. Tabel 4.6 Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks
Treynor . 62 9. Tabel 4.7 Kinerja Reksadana Campuran Syariah Berdasarkan Indeks
Jensen ... 64 10. Tabel 4.8 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks
Sharpe ... 66 11. Tabel 4.9 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks
Treynor . 67 12. Tabel 4.10 Kinerja Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Indeks
Jensen ... 69 13. Tabel 4.11 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan
Indeks Sharpe ... 70
14. Tabel 4.12 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan Indeks Treynor . 71
xi
15. Tabel 4.13 Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Berdasarkan Indeks Jensen ... 73
16. Tabel 4.14 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks Sharpe .. 74
17. Tabel 4.15 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks Treynor . 74
18. Tabel 4.16 Kinerja Reksadana Indeks Syariah Berdasarkan Indeks Jensen ... 75
19. Tabel 4.17 Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dengan 3 Metode 76
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Skema Mekanisme Pembelian Reksadana Syariah... 26
2. Gambar 2.2 Skema Akad Wakalah Pada Reksadana Syariah... 32
3. Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran . 38
4. Gambar 4.1 Perbandingan Kinerja Harian Reksadana Syariah Indonesia
Dengan Metode Risk Adjusted Return. 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar Modal merupakan pasar untuk berbagai macam instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan, antara pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer atau emiten). Dengan adanya
pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana
tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil, sedangkan pihak emiten dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal
hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Karena
kedua fungsi dijalankannya tersebut, maka semakin jelas bahwa pasar modal
memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara. Dengan adanya pasar
modal maka aktivitas perekonomian akan meningkat karena pasar modal
menyediakan berbagai alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat
2
beroperasi dengan skala yang lebih besar dan selanjutnya akan meningkatkan
pendapatan perusahaan dan kemakmuran rakyat luas.1
Salah satu alternatif instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
adalah reksadana. Reksadana menurut undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995
merupakan wadah yang di pergunakan dalam rangka menghimpun dana dari
masyarakat dalam pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
yang dilakukan oleh manajer investasi. Reksadana merupakan instrument investasi
yang belum begitu populer dibanding dengan investasi pada valas atau deposito,
ternyata mampu menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi dalam
perkembangannya. Sejak di perkenalkan di Indonesia oleh PT Danareksa tahun 1967,
terjadi peningkatan karena masyarakat mulai mengenal dan mendapatkan
pengembalian dari investasi reksadana yang dilakukan lebih baik dibanding dengan
investasi lainnya.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal dan keinginan untuk berinvestasi, namun hanya
memiliki waktu, pengetahunan serta keahlian menghitung profil resiko dan imbal
hasil investasi, yang terbatas. Himpunan dana dari masyarakat investor tersebut
1 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. F, Pasar Modal di Indonesia (Jakarta, Salemba Empat, 2006),
h.11.
3
kemudian diinvestasikan, dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang di
percaya oleh pihak investor untuk mengelola dana tersebut2.
Di Indonesia, pasar modal syariah mulai sejak tahun 2003 walaupun
instrument syariah telah diluncurkan sejak tahun 1997. Hal ini ditandai dengan
peluncuran Danareksa syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment
Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka telah tersedia saham-saham yang
dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.3
Perkembangan pasar modal syariah memberikan dampak positif terhadap
perkembangan reksadana syariah. Produk reksadana kini semakin beragam dengan
hadirnya berbagai jenis reksadana seperti reksadana syariah pendapatan tetap,
reksadana syariah saham, reksadana syariah campuran, dan yang paling baru
reksadana syariah indeks.
Reksadana Syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan seluruh dana
ke dalam instrumen investasi yang berbasis syariah seperti saham-saham yang
tergabung dalam JII, Obligasi syariah dan instrumen keuangan berbasis syariah
2 Anisa Rachmawati, Komparasi Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional kategori
Saham, Campuran, dan Pendapatan Tetap di Indonesia : Periode maret-2005-Maret 2008, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.6.
3 Anonimous, Tentang Efek Syariah Artikel di akses pada November 2010 dari
http://www.idx.co.id/Home/ProductAndServices/ShariaMarket/ShariaSecurities/tabid/156/language/id-ID/Default.aspx
4
lainnya untuk membentuk suatu portofolio. Hal ini yang menjadi pembeda antara
reksadana syariah dengan reksadana konvensional. Sedangkan dalam hal mekanisme
perdagangan, tidak ada perbedaan diantara keduanya. Suatu efek dapat memenuhi
kriteria syariah apabila memenuhi beberapa persyaratan , antara lain core business
dari perusahaan penerbit efek (emiten) tersebut tidak bertentangan dengan prinsip
syariah islam (sesuai dengan Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001) yaitu
diantaranya; (i) Kegiatan usahanya tidak tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang, (ii) usahanya tidak bersifat ribawi atau mengandung bunga, (iii) tidak
memproduksi, mendistribusi, dan memperdagangakan makanan atau minuman
haram, serta barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat4. Dalam hal
proses manajemen portofolio, reksadana syariah melakukan proses penyaringan
(filtering) efek dalam portofolio reksadana benchmarking kinerja reksadana syariah,
serta cleansing. Dari sisi filtering saham-saham yang kegiatan usaha emitenya
memiliki keterkaitan denga sesuatu yang diharamkan seperti yang telah disebutkan
pada fatwa DSM MUI. Sementara dari sisi benchmarking, penilaian kinerja
portofolio reksadana syariah belum ada satuan khusus sebagai rujukan perbandingan.
Selain filtering dan benchmarking, reksadana syariah juga melakukan proses
cleansing. Proses ini perlu dilakukan karena hasil investasi dapat berasal dari sumber
non halal atau mengandung sesuatu yang tidak halal, misalnya bunga bank, proses ini
4 Anisa Rachmawati, Komparasi Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional kategori
Saham, Campuran, dan Pendapatan Tetap di Indonesia : Periode maret-2005-Maret 2008, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.8.
5
dilakukan untuk membersihkan dana yang disimpan dalam kas bank, kemudian agar
bersih dari unsur tidak halal.
Alat atau tolak ukur Reksadana ialah NAB (nilai Aktiva bersih). Nilai Aktiva
Bersih (NAB) merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual
dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan dari Nilai Aktiva Bersih ini dapat
dijadikan indikator kinerja suatu reksa dana apakah nilainya positif (meningkat) atau
negatif (menurun). Nilai Aktiva Bersih dihitung dengan menjumlahkan nilai masing-
masing efek yang ada dalam suatu reksa dana, berdasarkan harga pasar penutupan
efek yang bersangkutan, yang kemudian dikurangkan dengan kewajiban-kewajiban
reksa dana tersebut seperti biaya Manajer Investasi, biaya Kustodian dan biaya-biaya
lainnya.5
Namun, NAB hanya memberikan infomasi harian atas satu portofolio
reksadana itu sendiri. Investor tidak dapat melihat secara langsung perbandingan
kinerja terhadap reksadana lain, selain itu reksadana hanya mewakili return atas satu
reksadana tersebut, tanpa mempertimbangkan tingkat resiko yang dimiliki. Bila
menggunakan NAB saja, investor dapat memperoleh informasi yang keliru. Misalnya
salah satu reksadana memiliki NAB tinggi di beberapa periode tanpa
memperhitungkan tingkat resiko yang dimiliki, investor tersebut dapat langsung
5 Anonimuos, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Artikel diakses pada 2 desember 2010 dari
http://www.wealthindonesia.com/mutual-fund/nilai-aktiva-bersih-nab.html
6
menginterpretasikan bahwa reksadana tersebut menguntungkan.6 Oleh karena itu
dalam mengukur kinerja suatu reksadana tidak hanya dilihat dari imbal hasil saja
tetapi juga harus memperhatikan resiko yang akan di tanggung investor.
Mustakim (2008) telah meneliti kinerja reksadana syariah dari jenis reksadana
syariah campuran dan reksadana syariah pendapatan tetap yang terdapat di Indonesia
selama periode desember 2006 sampai desember 2007. dengan menggunakan metode
sharpe dan treynor di hasilkan bahwa kinerja sharpe memiliki risk adjusted return
yang lebih baik dibanding dengan analisis kinerja treynor untuk reksadana jenis
campuran, tetapi untuk reksadana syariah pendapatan tetap, pengukur kinerja sharpe
mencerminkan nilai yang negatif.
Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah metode yang digunakan tidak hanya mentode sharpe dan treynor tetapi juga di
tambah dengan metode Jensen. Selain itu, jenis reksadana syariah yang diteliti terdiri
dari reksadana syariah saham, reksadana pendapatan tetap syariah, reksadana
campuran syariah dan reksadana indeks syariah. Periode yang diteliti pun jauh lebih
lama, penelitian sebelumnya hanya meneliti selama 13 bulan, sedangkan dalam
penelitian ini periode yang digunakan selama 36 bulan atau tiga tahun dari januari
2008 sampai desember 2010.
6 Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk
adjusted return Method: Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.4.
7
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul "PENILAIAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2008-2010 DENGAN METODE RISK ADJUSTED
RETURN.
B. Perumusan Masalah
Dalam memilih reksadana, investor memerlukan informasi tentang kinerja
masing-masing portfolio. Penilaian kinerja yang diberikan oleh manajer investasi,
selaku perwakilan investor yang bertugas mengelola reksadana, hanya berupa
informasi harian mengenai nilai aktiva bersih (NAB) yang mencerminkan keuntungan
atau kerugian reksadana yang diterima investor dari portfolio yang dibentuk manajer
investasi. Kenaikan NAB berarti peningkatan nilai investasi yang dimiliki investor.
Reksadana yang baik untuk kita tidak hanya dilihat dari tingkat returnnya
tetapi juga dari tingkat risiko. Untuk mengukur perbandingan tingkat resiko dan
return kita dapat menggunakan metode risk adjusted return dimana terdapat 3
parameter yang digunakan yaitu sharpe rasio, treynor model, dan Jensen alpha yang
menunjukkan harga dari suatu risiko.7
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja portofolio pada alternatif
pengukuran kinerja ini menekankan pada tingkat pengembalian portofolio yang
disesuaikan dengan resiko portofolio. Maharani (2007) menyebutkan bahwa untuk
7 Christian Linardo, Dua sisi Mata Uang Yang Tak Terpisahkan, artikel diakses pada 27
November 2010 dari www.bapepam.go.id/reksadana/
8
mengukur kinerja portofolio dapat menggunakan metode pengukuran kinerja risk
adjusted return. metode ini mengakomodasi unsur return atau imbal hasil portofolio
dan juga tingkat resiko portofolio. Selain itu, juga disebutkan bahwa risk adjusted
return method dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar portofolio
reksadana. Indeks sharpe merupakan metode penilaian kinerja yang berfokus pada
penilaian individu reksadana sedangkan indeks treynor dan indeks Jensen merupakan
metode penilaian kinerja dengan mempertimbangkan sensitivitas return portofolio
terhadap return pasar.8
Berdasarkan pengidentifikasian adanya masalah-masalah tersebut maka
penulis merumuskan masalah, yaitu:
1. Bagaimana perbedaan kinerja reksadana di indonesia (saham, campuran,
pendapatan tetap, dan indeks) menggunakan 3 metode Risk Adjusted
Return (Sharpe, Treynor, dan Jensen)?
2. Reksadana syariah manakah yang memiliki kinerja paling baik?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan dalam mengevaluasi kinerja pada portofolio reksadana
syariah di Indonesia sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis perbedaan kinerja Reksadana Syariah di indonesia
dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return (sharpe, treynor, dan
Jensen).
8 Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk
adjusted return Method: Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h.4.
9
2. Untuk menganalisis reksadana syariah di Indonesia yang memiliki kinerja
paling baik.
D. Kajian Terdahulu
Berbagai macam penelitian untuk menganalisis kinerja portofolio reksadana
syariah telah ada beberapa yang dilakukan di dalam Indonesia. Seperti yang
dilakukan oleh:
1. Penelitian tentang kinerja reksadana syariah pernah dilakukan oleh Mustakim
(2008). Didalam penelitiannya, mustakim menganalisis kinerja reksadana
syariah dari jenis campuran dan pendapatan tetap yang ada di Indonesia pada
periode desember 2006 - desember 2007. metode yang di gunakan adalah
metode sharpe dan treynor. Hasil penelitianya menunjukkan kinerja sharpe
memiliki risk adjusted return yang lebih baik dibanding dengan analisis kinerja
treynor untuk reksadana jenis campuran, tetapi untuk reksadana syariah
pendapatan tetap, pengukur kinerja sharpe mencerminkan nilai yang negatif.
2. Anisa Rahmawati yang menganalisis perbandingan kinerja Reksadana syariah
dengan kinerja reksadana konvensional pada periode maret 2005 - maret 2008
dengan menggunakan metode risk adjusted return dengan pengukuran sharpe
index, asset under management (AUM), Pertumbuhan AUM, dan Biaya
reksadana. Hasil penelitiannya keempat metode tersebut yaitu kinerja reksadana
syariah lebih unggul dibanding kinerja reksadana konvensional, karena kesemua
hasil perhitungan bernilai positif.
10
3. Penelitian yang menyangkut dengan perhitungan kinerja reksadana syariah yaitu
Yeni Rahmawati yang berjudul Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah
Campuran Menggunakan Risk adjusted return Method: Studi Komparasi
Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007) yang menyatakan
bahwa secara individu, portofolio reksadana syariah mengungguli reksadana
syariah Malaysia. Hal ini mempertimbangkan risiko dan return reksadana yang
sama meskipun ada unsur resiko pasar pada indeks Modigliani tetapi belum
mempertimbangkan sensitivitas pasar.
4. Jurnal yang berjudul Analisis kinerja reksadana fixed income dan
hubungannya dengan umur reksadana yang ditulis oleh indra widjaja dan M. I.
Waica Wahayuni yang mengukur kinerja reksadana pendapatan tetap dengan
pembanding instrument obligasi untuk mencari reksadana pendapatan tetap
yang memberikan kinerja terbaik dengan metode pengukuran sharpe, treynor,
dan Jensen. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat
pengembalian Nilai Aktiva Bersih 20 reksadana pendapatan tetap dengan
benchmark indeks obligasi menunjukkan pada tahun 2005 berdasarkan P- value
uji-t dengan signifikansi 5%, seluruh reksadana pendapatan tetap tidak
signifikansi terhadap indeks obligasi,
11
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 parameter risk adjusted return yaitu indeks
sharpe, indeks treynor dan indeks Jensen. Metodologi yang digunakan adalah studi
literature dan uji empiris penilaian kinerja reksadana syariah campuran. Data di
peroleh dari prospektus reksadana yang menjadi objek penelitian, artikel-artikel di
berbagai media cetak dan elektronik.
1. Metode Indeks Sharpe
Adalah mengukur risk premium yang dihasilkan setiap unit resiko yang diambil.
Dalam hal portofolio reksadana, maka risk premium yang dimaksud adalah
selisih antara rata-rata imbal hasil reksadana dengan rata-rata tingkat
pengembalian asset bebas resiko. Penghitungan indeks sharpe menggunakan
standar deviasi reksadana yang menginterpretasikan tingkat resiko suatu
reksadana.
2. Metode Indeks Treynor
Indeks ini mengukur kinerja portofolio sebagai rasio excess return terhadap
beta. Beta merupakan representasi dari resiko sistematisatau resiko pasar.
Dalam hal ini beta menunjukkan volatilitas atau kepekaan return portofolio
terhadap return pasar. Indeks ini menggunakan beta portofolio yang diperoleh
dengan melakukan regresi pengemblian portofolio terhadap pengembalian pasar
yang dijadikan tolak ukur.
12
3. Metode Indeks Jensen
Indeks Jensen mengukur kinerja dengan menghitung perbedaan pengembalian
yang diperoleh dari suatu portofolio dengan pengembalian yang diharapkan
berdasarkan tingkat resiko sistematisnya. Metode ini sebagai pelengkap rasio
sharpe dan rasio treynor, dimana alfa dari indeks di periksa sebagai pembanding
dari tolak ukur pasar.
F. Sistematika Penulisan
Kerangka penulisan dalam Penelitian ini dibagi secara sitematis menjadi lima
bab, secara garis besar kelima bab tersebut terdiri dari:
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah,
tujuan penelitian, metodologi yang di gunakan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang studi literature yang terdiri dari teoi reksaana secara umum
diikuti dengn acuan teori mengenai reksadana syariah serta metodoliogi penelitian
kinerja yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas langkah-langakah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
yang digunakan, pengolahanya menjadi data yang dapat dianalisis dan metode
penalitian yang digunakan.
13
BAB IV Hasil Penelitian
Bab ini berisi tentang uraian hasil pengolahan data yang diperoleh, yaitu analisis dan
pembahasan hasil penilaian kinerja reksaana syariah diindonesia dengan
menggunakan kinerja yang dipilih.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Pembahasan akan ditutup dengan kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini merupakna
ikhtisar dari uraian pada bab-bab sebelumnya . penelitian ini akan memberikan saran
berupa pola investasi berdasarkan evaluasi kineeerja dengan menggunakan metode
risk adjusted return. Selain itu juga mengungkapkan kelemahan dari penelitian ini
serta saran bagi penelitian selanjutnya.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Reksadana
1. Pengertian Reksadana
Dalam kamus keuangan reksadana di definisikan sebagai portofolio
asset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi
yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga
penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya (diversified
Portfolio of securities, registered as an open-end investment company, which
sells shares to the public at an offering price dan redeems them on demand at
net asset value).1
Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menyebutkan
bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh manajer investasi.2
Dari pengertian reksadana tersebut, secara jelas disebutkan bahwa
reksadana memiliki karakteristik :3
1Adler Haymans Manurung, Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku (Jakarta: Penerbit Buku
Kompas, 2007), h. 1 2 Nurul Huda dan Mustafa E Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana,
2007), h. 95 3 Manurung, Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, h. 2
15
a. Pertama, kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik reksadana adalah
berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke
reksadana dengan berbagai variasi.
b. Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument
investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut di
investasikan kedalam instrument investasi seperti rekening Koran,
deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan Repurchase
Agreement (REPO), Commercial Paper (CP)/Promissory Notes (PN),
surat utang jangka panjang
c. Ketiga, Reksadana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi ini
dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu, sebagai lembaga dan sebagai
perorangan.
Bagi banyak pengamat investasi, ide untuk mengumpulkan
sumberdaya keuangan (dana) yang dimiliki individu-individu dibawah arahan
Manajer investasi professional yang selanjutnya melakukan diversifikasi
secara luas sehingga ujung-ujungnya akan sangat menguntungkan individu-
individu bersangkutan, di anggap sebagai salah satu ide paling fenomenal di
abad dua puluh satu.4
4Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, reksadana Solusi Perencanaan Investai di Era
Modern edisi revisi ke-2 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 35
16
2. Manfaat Reksadana
Reksadana memiliki berbagai fitur untuk para pemula yang tidak
memiliki kemampuan untuk me-manage instrumen-instrumen investasi dan
hanya memiliki modal atau dana investasi yang terbatas manfaat yang
diperoleh investor jika melakukan investasi pada reksadana antara lain :5
a. Dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman
Reksadana merupakan instrumen investasi yang dikelola oleh professional
yang mempunyai pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan dari
pada manajer investasi yang kompeten, yang akan mendukung pola kerja
untuk memberikan hasil investasi yang maksimal dan aman.
b. Jumlah dana investasi yang relatif kecil
Reksadana dapat membantu calon investor yang memiliki hambatan dana
untuk berinvestasi di pasar modal sebab reksadana memungkinkan jumlah
investasi yang relatif kecil. Investor yang akan membali reksadana tidak
harus memiliki jumlah dana yang besar. Cukup disesuaikan dengan nilai
setiap unit penyertaan reksadana yang akan dibelinya.
c. Portofolio yang terdiversifikasi
Diversifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan
tingkat risiko dan mengoptimalkan hasil investasi. Konsep diversifikasi
5 Aidil Akbar, Rich Game: Cara kaya dengan Investasi, membangun Pondasi Portofolio keuangan
yang Kokoh (Jakarta: Rabka publisher, 2007) dalam Yeni Rahmawati Analisis Penilaian Kinerja Reksadana Syariah Campuran Menggunakan Risk adjusted return Method: Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia (Periode November 2004-Mei 2007), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008) h.11
17
yang dimaksud adalah apabila satu jenis investasi yang dibeli investor
mengalami kerugian. Masih ada kemungkinan jenis investasi lain yang
tidak merugi atau bahkan mendapatkan keuntungan. Hal ini memberikan
rasa aman bagi investor. Baik investor yang memiliki dana besar maupun
kecil.
d. Informasi pengelolaan yang transparan
Calon investor mendapatkan informasi tentang strategi investasi,
pemilihan instrument investasi, profil dan kompetensi manajer investasi
dan berbagai informasi penting lainnya.
e. Likuiditas yang tinggi
Reksadana merupakan instrumen investasi yang cukup likuid. Hal ini
disebabkan pihak pemegang unit penyertaan reksadana dapat melakukan
penjualan kembali (redemption) kepada pihak manajer investasi.
Pemegang unit penyertaan akan mendapatkan pembayaran sesuai tingkat
NAB yang dihitung berdasarkan hari atau periode penjualan reksadana
tersebut.
f. Prosedur investasi
Dengan berinvestasi di reksadana, prosedur berinvestasi akan menjadi
mudah. Investor hanya perlu memantau peningkatan kinerja NAB atas
unit penyertaan reksadana yang dibelinya.
18
3. Risiko Reksadana
Untuk melakukan investasi reksadana, investor harus mengenal jenis
potensi resiko yang berpotensi timbul saat membeli reksadana. dengan
mengetahui berbagai risikonya, diharapkan setiap investor lebih berhati hati
dalam memilih berbagai jenis reksadana yang di tawarkan. Risiko tersebut
diantaranya :6
a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunya harga dari efek (saham, obligasi, dan
surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksadana tersebut
b. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika
sebagian besar pemegang unit penyertaan melakukan penjualan kembali
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan
dalam menyediakan uang tunai atas penjualan tersebut.
c. Risiko Wanprestasi (Gagal bayar)
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dapat timbul ketika perusahaan
asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan
saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-
pihak terkait dengan reksadan, pialang, bank custodian, agen pembayaran
6 Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, reksadana Solusi Perencanaan Investai di Era
Modern edisi revisi ke-2 (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2009) h.94
19
atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan Nilai Aktiva
bersih (NAB) reksadana.
4. Profil Risiko Investor7
Sebelum mulai berinvestasi pada sebuah instrumen portofolio, seorang
investor hendaknya mengenali profil risiko dirinya sendiri terlebih dahulu.
Hal ini penting agar investor tidak kaget melihat fluktuasi nilai investasinya.
Tentu saja setiap investor ingin memiliki investasi yang memberikan return
yang tinggi dengan risiko yang seminim mungkin. Tetapi di dalam investasi
dikenal istilah high risk high return. Semakin tinggi return investasi maka
risikonya semakin tinggi pula. Secara garis besar terdapat tiga profil risiko :
a) Konservatif. Investor tipe ini kurang menyukai risiko dan cenderung
menghindarinya. Pilihan investasi yang cocok untuk tipe konservatif
dalam jangka waktu pendek (1 tahun) adalah reksadana pasar uang.
Reksadana pasar uang memberikan return yang paling rendah
dibandingkan dengan reksadana lainnya dan memberikan tingkat
risiko yang paling rendah juga. Pilihan lainnya untuk tipe konservatif
adalah reksadana pendapatan tetap yang memberikan return lebih
besar dibandingkan reksadana pasar uang dan juga risiko yang lebih
besar. Untuk mengatasi risiko yang lebih besar ini maka time horizon
atau waktu berinvestasi dapat diperpanjang menjadi di atas satu tahun.
7 Anonimuos, Kenali Profil Risiko Anda Dalam Berinvestasi, Artikel diakses pada 28 September
2011 dari http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/2803386-kenali-profil-resiko-anda-dalam-berinvestasi-di-reksadana
20
b) Moderat. Investor moderat berada di tengah-tengah antara konservatif
dan agresif dimana cenderung bisa menerima sedikit risiko dengan
risiko kehilangan sebagian dana investasi. Investasi yang cocok untuk
tipe moderat adalah reksadana campuran yang merupakan reksadana
yang menginvestasikan dananya pada efek ekuitas (saham) dan efek
utang (obligasi dan deposito) dengan komposisi yang tidak termasuk
kategori reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, maupun
reksadana pasar uang.
c) Agresif. Investor tipe ini memiliki tingkat toleransi yang tinggi
terhadap risiko. Reksadana yang cocok adalah reksadana saham yang
sangat fluktuatif namun mampu memberikan return yang paling tinggi.
5. Jenis-Jenis Reksadana
Reksadana dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain dari
bentuk, sifat portofolio investasi, dan tujuan investasi : 8
a. Berdasarkan bentuk
Dilihat dari bentuknya, reksadana dapat dibedakan menjadi :
1) Reksadana berbentuk perseroan (Corporate Type)
Perusahaan penerbit reksadana jenis ini menghimpun dana dengan
menjual saham, kemudian dana dari hasil penjualan saham tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar
8 Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin, Pasar modal di Indonesia, (Jakarta: salemba
Empat, 2006) h. 212
21
uang dan pasar modal. Reksadana jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas
b) Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara
direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk
c) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara
manajer investasi dengan bank kustodian
2) Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (Contrectual Type)
Reksadana bentuk ini merupakan kontrak antara manajer investasi
dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan
(UP), dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif sedangakan bank kustodian berwenang
untuk melakukan penitipan kolektif. Reksadana bentuk inilah yang
lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan
reksadana berbentuk perseroan. Reksadana bentuk ini mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
a) Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif.
b) Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi
berdasarkan kontrak.
c) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank
kustodian berdasarkan kontrak.
22
b. Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifatnya, reksadana dapat dibedakan menjadi:
1) Reksadana Bersifat tertutup (Closed end fund)
Reksadan tertutup merupakan suatu bentuk reksadana yang investor
pemegang unit penyertaannya tidak dapat menjual kembali unit
penyertaan tersebut kepada manajer investasi. Pemegang unit
penyertaan hanya dapat menjual kembali unit penyertaan melalui
bursa efek tempat saham tersebut dicatatkan.
2) Reksadana Bersifat Terbuka (Open End Fund)
Reksadana terbuka merupakan reksadana yang pemegang unit
penyertaanya dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimiliki
saat diinginkan langsung kepada manajer investasi. Manajer investasi
reksadana melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan
nilai aktiva bersih sesuai unit penyertaan pada saat tersebut.
c. Berdasarkan portofolio investasi
Jika dilihat dari portofolio investasinya, maka reksadana dapat
dibedakan menjadi:
1) Reksadana Pasar Uang
Reksadana jenis ini menekankan pada upaya menjaga likuiditsa dan
pemeliharaan modal dengan membentuk portofolio yang
terdiversifikasi pada berbagai instrumen jangka pendek (kurang dari
23
satu tahun), seperti sertifikat bank Indonesia (SBI), surat berharga
pasar uang (SBPU), dan lain-lain.
2) Reksadana Pendapatan Tetap
Pengalokasian asset pada reksadana pendapatan tetap dikonsentrasikan
pada berbagai tipe obligasi yang dikelompokkan menjadi obligasi
pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah daerah
(municipal bond) yang dapat mengeneralisasi adanya tingkat
pengembalian yang stabil dengan tingkat kemungkinan risiko yang
lebih tinggi dari reksadana pasar uang, namun lebih rendah
dibandingkan dengan kemungkinan risiko pada reksadana saham.
3) Reksadana Saham
Reksadana jenis ini mengalokasikan lebih dari 80 persen dananya pada
efek yang bersifat ekuitas (saham), terutama saham biasa (common
stock). Saham dikenal dengan karakteristik imbal hasil tinggi, risiko
tinggi. Artinya, reksadana saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan yang tinggi, namun memberikan
potensi risiko yang tinggi pula.
4) Reksadana Campuran
Reksadana campuran membentuk diversifikasi portofolio dengan
mengkombinasikan pengalokasian asset pada saham, sekuritas
pendapatan tetap dan efek pasar uang. Komposisi pengalokasian asset
24
diantara ketiganya berbeda-beda tergantung pada kebijakan masing-
masing manajer investasi, dan biasanya kebijakan investasi ini
tercantum pada masing-masing prospektus reksadana.
5) Reksadana Terproteksi9
Reksadana terproteksi merupakan jenis reksadana yang memberikan
proteksi terhadap nilai awal investasi pada saat jatuh tempo. Invetasi
dialokasikan pada efek hutang dengan peringkat layak investasi
(investment grade), misalkan: 80 persen pada surat utang Negara dan
20 persen pada efek derifative sebagai yield enhancer.
6) Reksadana Indeks10
Reksadana indeks adalah reksadana yang memiliki pertumbuhan
mengikuti pertumbuhan indeks yang menjadi acuan reksadana
tersebut.
d. Berdasarkan tujuan investasi
1) Growth fund
Reksadana Jenis ini menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan
nilai dana, sehingga biasanya reksadana ini mengalokasikan dananya
pada saham.
9 Bursa Efek Indonesia, Modul Sekolah Pasar Modal: Struktur Pasar Modal, Pengetahuan Umum
Tentang Pasar Modal, Reksadana, Fraud di pasar Modal (Jakarta, Bursa Efek Indonesia, 2010) h. 86 10
Bursa Efek Indonesia, Modul Sekolah pasar Modal, h. 89
25
2) Income Fund
Reksadana ini menekankan pada upaya mendapatkan pendapatan yang
konstan sehingga reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada
obligasi atau surat utang.
3) Safety Fund
Reksadana jenis ini lebih mengutamakan keamanan daripada
penambahan. Pengalokasian dananya ditempatkan pada instrumen-
instrumen di pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan surat utang jangka pendek.
B. Reksadana Syariah
1. Definisi Reksadana Syariah
Menurut Heri Sudarsono Reksadana Syariah mengandung pengertian
sebagai reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu
pada syariah islam.11 Reksadana yang berlandaskan syariah islam yaitu
portofolionya hanya berinvestasi pada instrumen yang sesuai dengan syariah
islam dan menghindari unsur gharar, maisir, dan riba didalamnya.
Reksadana Syariah tidak menginvestasikan dananya pada saham-
saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan dan produknya
bertentangan dengan syariat islam. Seperti pabrik makanan atau minuman
11
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Jogjakarta: Ekanusia, 2007). Cet. Keempat, h. 200
26
yang mengandung alkohol, daging babi, rokok tembakau, jasa keuangan
konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau
maksiat.12
Menurut Sofiniyah Ghufron Reksadana Syariah (Islamic Invesment
Funds) dalam hal ini memiliki pengertian yang sama dengan reksadana
konvensional, hanya saja cara pengelolaan dan kebijakan investasinya harus
berdasarkan pada syariat islam, baik dari segi akad, pelaksanaan investasi,
maupun dari segi pembagian keuntungan.13 Menurut Tedy fardiansyah
reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis pada prinsip-
prinsip islam. Instrument investasi yang dipilih dalam portofolionya harus
dikatakan halal.14
Pengertian yang lebih khusus lagi diberikan oleh dewan syariah
nasional yang tercantum dalam fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IV/2001,
yaitu reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (shahib al maal/rab al maal), dengan manajer investasi sebagai
pengelola, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al maal
dengan pengguna investasi.15
12
Heri Sudarsono., h 201. 13
Sofiniyah Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Investasi halal di Reksa Dana Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005.15
14 Tedy Fardiansyah, Kiat Dan Strategi Menjadi Investor Piawai, Jakarta: PT Elex media
Komputindo, 2002 h.89 15
Kanny Hidayah, Investasi Dalam Reksadana Syariah, edisi. III, (Jakarta: jurnal Mualmalatuna, 2002), h. 37
27
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa dalam reksadana
terkandung empat unsur utama, yaitu:16
a. Masyarakat pemilik modal (shahib al maal/ rab al maal)
b. Modal yang disetor (al maal)
c. Manajer investasi sebagai pengelola modal (wakil shahib al maal /rab al
maal)
d. Investasi yang dilakukan oleh manajer investasi (amal)
Antara manajer investasi dan investor dilakukan dengan sistem akad
Wakalah, dimana pemodal sebagai shahibul maal menitipkan dananya
kepada manajer investasi sebagai pengelola modal, kemudian manajer
investasi melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal. Atas usahanya,
manajer investasi akan menerima fee (ujrah) atas usaha pengelolaan dana
pemodal17. Biasanya fee yang diperoleh manajer investasi 1%-2% dari return
NAB pertahun.
Dari beberapa pengertian reksadana syariah, penulis bependapat
bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang seluruh dananya
diinvestasikan pada instrument-instrumen investasi berbasis syariah dengan
menggunakan akad wakalah antara investor dengan manajer investasi.
16
Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, Edisi. I (Jakarta: Dewan Syariah nasional dan MUI dan BI, 2001) h. 38
17 Ibid, h. 39
Skema
Sumber : Bapepam.go.id dengan perubahan
2. Landasan Hukum reksadana
Pada dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatnya untuk melakukan
aktivitas ekonomi (
melarang penimbunan barang, sehingga ekonomi yang dilakukan dapat
menignkatkan kesejahteraan perekonomian umat. Reksadana syari
merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non perbankan,
dijadikan alternatif
Gambar 2.1 Skema Mekanisme Pembelian Reksadana Syariah
Sumber : Bapepam.go.id dengan perubahan
Landasan Hukum reksadana
dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatnya untuk melakukan
aktivitas ekonomi (muamalat) dengan cara yang benar dan baik., serta
melarang penimbunan barang, sehingga ekonomi yang dilakukan dapat
menignkatkan kesejahteraan perekonomian umat. Reksadana syari
merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non perbankan,
dijadikan alternatif investasi bagi masyarakat yang menginginkan dan
28
Pembelian Reksadana Syariah
dasarnya, Islam sangat menganjurkan Umatnya untuk melakukan
) dengan cara yang benar dan baik., serta
melarang penimbunan barang, sehingga ekonomi yang dilakukan dapat
menignkatkan kesejahteraan perekonomian umat. Reksadana syariah
merupakan salah satu lembaga keuangan syariah non perbankan, yang dapat
investasi bagi masyarakat yang menginginkan dan
29
memperoleh return investasi dari sumber dan cara yang bersih, dan dapat di
pertanggung jawabkan secara syariah.18
Dalam ketentuan legal secara formal tentu yang menjadi landasan
hukum reksadana di Indonesia saat ini adalah undang-undang pasar modal
no.8 tahun 1995. Sementara itu untuk reksadana syariah tentu harus sesuai
dengan aturan muamalah secara syariah yang berlandaskan sumber pokok
ajaran islam dan ijtihad para ulama, seperti fatwa DSN yang tertuang dalam
pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah, yaitu Fatwa DSN-
MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
Dalam Reksadana Konvensional berisi akad muamalah yang
dibolehkan dalam islam, yaitu jual beli dan bagi hasil
(mudharabah/musyarakah). Dan disana terdapat banyak mashlahat, seperti
memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan diantara para
pelakunya, meminimalkan risiko dalam pasar modal, dan sebagainya. Namun
didalamnya juga ada hal-hal yang bertentangan dengan syariah baik dalam
segi akad, operasi, investasi, transaksi, dan pembagian keuntungannya.19
Untuk itulah Allah telah memberikan garis besar dalam Al Quran dan
hadist sebagai pedoman hidup manusia dalam bermuamalah.
18
Shofiniyah Ghufron, Briefcase book edukasi profesional sistem keuangan dan investasi syariah, (Jakarta: renaisan, 2005), h. 12
19 Nurul huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h. 121
30
$ y r't % !$# (# t#u (# =2 ' s? 3s9u r& 6ot/ t6 9$$ / H ) r& 3s? tpgB t
31
sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat (Al Baqarah :
198)
Manusia diberikan kebebasan untuk berusaha mencari rezeki demi
kelangsungan hidupnya dimasa depan. Segala usaha dapat dilakukan tetapi
harus sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditentukan. Artinya Allah
mendorong umatnya untuk selalu berusaha untuk mencari rezeki yang halal
yang telah Allah karuniakan.
3. Perbedaan Reksadana Syariah dengan Reksadana konvensional
Perbedaan fundamental antara reksadana syariah dengan reksadana
konvensional terletak pada tujuan investasinya. Tujuan manajer investasi pada
reksadana syariah tidak hanya melakukan maksimalisasi kesejahteraan
pemilik modal tapi juga memastikan bahwa portofolio yang dimiliki tetap
dalam prinsip-prinsip syariah yang diingin investor.
Beberapa perbedaan proses manajemen portofolio reksadana syariah
dengan reksadana konvensional, antara lain adalah proses penyaringan
(filtering) efek dalam portofolio reksadana dan benchmarking kinerja
reksadana syariah, serta cleansing. Dari sisi filtering, saham-saham yang
kegiatan usaha emitennya memiliki keterkaitan dengan sesuatu yang
diharamkan seperti mengambil riba, melakukan spekulasi, memproduksi
minuman keras, judi, rokok, dan daging haram tidak diikutsertakan dalam
pembentukan portofolio. Sementara dari sisi benchmarking, penilaian kinerja
32
portofolio reksadana syariah belum ada satuan khusus sebagai rujukan
perbandingan. Penggunaan risk adjusted return seperti indeks sharpe, indeks
treynor, dan indeks Modigliani dimungkinkan dengan catatan komponen risk
free return dianggap sebagai opportunity cost, kecuali tersedia instrument
syariah yang memiliki karakter bebas risiko tersebut.20
Selain filtering dan bechmarking, reksadana syariah juga melakukan
proses cleansing. Proses ini perlu dilakukan karena hasil investasi dapat
berasal dari sumber non halal atau mengandung sesuatu yang tidak halal,
misalnya return bank. Proses ini dilakukan untuk membersihkan dana yang
disimpan dalam bank kustodian agar bersih dari unsur tidak halal. Caranya
antara lain dengan sumbangan untuk kemashlahatan umat.
4. Akad dalam Reksadana Syariah
Setidaknya terdapat 2 hureturnn penting beberapa pihak dalam
reksadana syariah. Pertama hureturnn antara pemilik modal dengan manajer
investasi, dimana kontrak yang digunakan adalah wakalah atau mudharabah,
namun yag paling sering di gunakan adalah akad wakalah. Hureturnn antara
manajer investasi dengan emiten, dimana kontrak yang digunakan dapat
berupa murabahah, mudharabah, jual beli dan ijarah. Dalam Fatwa DSN
20
Iggi H Achsin. Investasi Syariah di pasar Modal : menggagas Konsep dan praktek manajemen Portofolio Syariah (Jakarta, Rabka publisher, 2003)
33
MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 mekanisme operasional dalam reksadana
syariah atas:
a. Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem
wakalah. akad wakalah yang digunakan adalah wakalah bil ujrah dengan
memberikan fee kepada manajer investasi. Dalam prospektus Reksadana
Manulife Syariah Perjanjian (akad) antara Manajer Investasi dan
pemegang unit penyertaan berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif Reksa
Dana merupakan akad yang dilakukan secara wakalah yaitu pemegang
unit penyertaan memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk
melakukan investasi bagi kepentingan pemegang unit penyertaan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif Reksa
Dana.
b. Antara Manajer Investasi dilakukan dengan Pengguna Investasi sistem
mudharabah. Karakteristik sistem mudarabah adalah:
1) Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang
diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi
berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak
melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas
hasil investasi tertentu kepada pemodal.
2) Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah
diberikan.
3) Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
kelalaiannya (
Skema Akad Wakalah pada R
C. Penilaian Kinerja Reksadana
Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya telah mencerminkan
kinerja reksadana itu sendiri.
mendasar yakni hanya sesuai untuk membandingkan kinerja reksadana tersebut
dari waktu ke waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut dengan reksa
lain dalam periode tertentu. Pengukuran tingkat pengembali
Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
kelalaiannya (gross negligence/tafrith).
Gambar 2.2 Skema Akad Wakalah pada Reksadana Syariah
Penilaian Kinerja Reksadana
Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya telah mencerminkan
kinerja reksadana itu sendiri. Hanya saja, pengukuran ini memiliki kelemahan
mendasar yakni hanya sesuai untuk membandingkan kinerja reksadana tersebut
dari waktu ke waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut dengan reksa
lain dalam periode tertentu. Pengukuran tingkat pengembali
34
Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
Syariah
Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana pada dasarnya telah mencerminkan
Hanya saja, pengukuran ini memiliki kelemahan
mendasar yakni hanya sesuai untuk membandingkan kinerja reksadana tersebut
dari waktu ke waktu, bukan perbandingan reksadana tersebut dengan reksadana
lain dalam periode tertentu. Pengukuran tingkat pengembalian reksadana harus
35
mempertimbangkan risiko (risk adjusted return) agar hasil pengukuran ini dapat
dibandingkan dan ditafsirkan dengan kinerja reksadana lain.21
Penggunaan metode risk adjusted return dapat digunakan sebagai
parameter yang relevan untuk diperbandingkan dengan asumsi investor bersikap
risk averse (mentoleransi risiko hingga batas tertentu). Dengan asumsi ini,
diharapkan investor akan memilih instrument yang memaksimalkan hureturnn
antara tingkat pengembalian dengan risiko, yakni instrumen yang mampu
memberikan tingkat pengembalian paling tinggi untuk tingkat risiko tertentu.
Terdapat 3 metode pengukuran kinerja reksadana dengan memasukkan unsur
risiko yang sering digunakan yaitu indeks sharpe, treynor dan Jensen.22
Pengukuran kinerja portofolio dengan teknik ini berdasarkan pada
fenomena bahwa pengukuran atas kinerja portofolio yang terjadi selama ini
sebagian besar hanya didasarkan pada tingkat hasil yang diperoleh portofolio
(portofolio rate of return). Imbal hasil ini bukan sekedar mengukur return tetapi
risk adjusted, karena adanya trede off antara return dan risiko. Asumsi bahwa
investor biasanya risk averse juga membuat risk adjusted return sebagai
parameter yang relevan untuk perbandingan. Semakin tinggi tingkat risiko
21
Muhammad Firdiansyah, Analisis Kinerja Rekasadana Syariah Campuran, dalam Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana syariah Campuran menggunakan Risk adjudted return Method:study komparasi Indonesia dan Malaysia (periode November 2004-Mei 2007)(skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h. 26
22 Ira Maharani, Analisis Kinerja reksadana Syariah di Indonesia dengan metode risk adjusted
return, dalam Yeni Rahmawati, Analisis Penilaian Kinerja Reksadana syariah Campuran menggunakan Risk adjudted return Method:study komparasi Indonesia dan Malaysia (periode November 2004-Mei 2007)(skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2008), h. 27
36
membuat return yang diekspektasikan pun semakin naik. Dengan demikian risk
averse akan mendorong investor meminta kenaikan return untuk setiap
penambahan tingkat risiko.23
Dengan demikian kinerja terbaik yang di tampilkan oleh portofolio yang
memiliki hasil tertinggi perunit risiko. Begitu pula sebaliknya, kinerja terndah
yang ditampilkan oleh portofolio yang memiliki hasil terendah perunit risiko.
1. Metode Sharpe
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara
membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat
pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat return aset bebas risiko)
dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko).
Secara matematis indeks sharpe dirumuskan sebagai berikut :
Spi =Rpi Rf
SDpi
Keterangan symbol:
Spi = Indeks sharpe portofolio i Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian Portofolio i Rf = rata-rata atas investasi bebas risiko SDpi = Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i Rpi-Rf = Premi risiko Portofolio i
23
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.98
37
Indeks sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menanamkan
dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko
portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.
2. Metode Treynor
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara
membandingkan antara premi risiko (yaitu selisih rata-rata tingkat
pengembalian portofolio dengan rata-rata return bebas risiko) dengan risiko
portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis).
Secara sistematis indeks treynor dirumuskan sebagai berikut:
Tpi =Rpi Rf
pi
Keterangan simbol:
Tpi = Indeks Treynor portofolio i
Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian Portofolio i Rf = rata-rata atas return investasi bebas risiko pi = beta portofolio I (Risiko Pasar atau Risiko Sistematis) Rpi-Rf = Premi risiko Portofolio i
Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implisit
mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah
didiversifikasi dengan baik.
Indeks treynor ini relevan digunakan untuk investor yang memiliki
berbagai portofolio atau menanamkan dananya pada berbagai reksadana
(mutual funds), atau melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio,
38
sehingga risiko portofolio yang dinyatakan dalam beta (), yaitu risiko pasar
atau risiko sistematis.
3. Metode Jensen
Metode ini didasarkan pada konsep pasar sekuritas (security market
line - SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar
dengan kesempatan investasi yang bebas risiko, sehingga secara matematis
dirumuskan Rp = Rf + (Rm Rf) p. Kemiringan SML dinyatakan sebagai
(Rm-Rf)/p, dan konstantanya adalah Rf. Dalam keadaan equilibrium semua
potofolio diharapkan berada pada SML, maka perbedaan tersebut disebut
dengan indeks Jensen. Dimana risikonya dinyatakan dalam beta. (risiko pasar
atau risiko sistematis). Apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu
portofoli lebih besar dari tingkat pengembalian yang sesuai dengan persamaan
SML, berarti indeks Jensen akan bernilai positif. Sebaliknya apabila tingkat
pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih kecil dari tingkat
pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen
akan bernilai negatif.24
Berdasarkan uraian diatas, maka indeks Jensen dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Jpi = (Rpi Rf) ( Rm Rf) pi
Keterangan simbol:
Jpi : Indeks Jensen Portofolio i
24Halim, Abdul, Analisis Investasi Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta, 2005 h.70
39
Rp : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf : Rata-rata returnn investasi bebas risiko
Rm : rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)
pi : beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)
Rpi Rf : premi risiko Portofolio i
Rm Rf : Premi risiko pasar
D. Kerangka pemikiran
Prinsip utama dalam manajemen keuangan yaitu dengan adanya risiko
yang tinggi akan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi pula25. Namun
karakter investor yang ada di Indonesia kurang menyukai adanya risiko tetapi
menginginkan imbal hasil yang maksimal. Maka instrumen investasi yang paling
diminati adalah investasi yang risikonya cukup rendah seperti halnya deposito dan
Surat Utang Negara (SUN).
Dalam berinvestasi investor terlebih dahulu harus mengenali kebutuhan
dan produk yang akan dibeli sebagai langkah awal. Investasi melalui reksadana
yang menjadi topik dalam penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai sarana
untuk melakukan investasi. Reksadana diciptakan agar mempermudah
pengelolaan dalam berinvestasi terutama untuk investor individu. Reksadana
menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi dari tareturnn
25Keown, Arthur J, David F Scott, Yr, John D, Martin, And William Petty, 2005, financial management. 10th Edition, prentice Hall dalam Indra dan mahayuni Widjaja, Indra. M. I. Waica Mahayuni, 2009, Analisis kinerja Reksadana Fixed Income dan Hureturnnya dengan umur Reksadana. Jurnal Organisasi dan Manajemen h. 128
40
dan deposito, namun yang tetap perlu disadari adalah semua investasi
mengandung risiko didalamnya, termasuk investasi pada reksadana26.
Penilaian kinerja investasi melalui reksadana bertujuan untuk mengetahui
reksadana mana yang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat
pengembalian dan risiko masing-masing. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan
membandingkan kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi dengan
pembandingnya yaitu return Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Pada
penelitian ini, penilaian kinerja reksadana syariah dihitung dengan menggunakan
pengukuran metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Ketiga metode tersebut
digunakan agar dapat mengetahui kinerja reksadana dan apakah hasil yang
diperoleh dari pengukuran tersebut relevan pada ketiga metode pengukuran
tersebut.
26
Indra. M. I. Waica Mahayuni, 2009, Analisis kinerja Reksadana Fixed Income dan Hureturnnya dengan umur Reksadana. Jurnal Organisasi dan Manajemen, h. 128
41
Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Reksadana Syariah yang terdaftar dalam Bapepam -LK
Seleksi Reksadana syariah
Klasifikasi Data
Pengolahan data
Metode Rasio
Sharpe
Treynor
Index
Jensen
Index
Peringkat Reksadana Syariah
Di indonesia
Interpretasi
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Reksadana yang menjadi objek penelitian ini adalah reksadana syariah
dari semua kategori reksadana syariah yang ada di Indonesia. yaitu reksadana
saham syariah, reksadana campuran syariah, reksadana pendapatan tetap syariah,
reksadana terproteksi syariah, dan reksadana indeks syariah.
Terdapat 46 (empat puluh enam) reksadana syariah yang terdaftar di
badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam-LK) Indonesia.
Terdiri dari 14 reksadana saham syariah, 17 reksadana Campuran syariah, 11
reksadana pendapatan tetap syariah, 2 reksadana terproteksi syariah, dan 1
reksadana indeks syariah. Berikut adalah daftar reksadana syariah di Indonesia
Tabel 3.1
Daftar Reksadana Syariah di Indonesia
No Manajer Investasi Reksadana Syariah
1 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas AAA Amanah Syariah Fund
2 PT BATASA Capital Batasa Capital - Syariah Batasa Kombinasi
3 PT BATASA Capital Batasa Syariah Sukuk
4 PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Batavia Dana Saham Syariah
5 PT BNI Securities BNI Dana Plus Syariah
6 PT BNI Securities BNI Dana Syariah
7 PT BNP Paribas Investment Partners BNP Paribas Equitra Amanah
8 PT Recapital Asset Management Capital Syariah
9 PT CIMB Principal Asset Management CIMB Islamic Equity Growth Syariah
43
10 PT CIMB Principal Asset Management CIMB Islamic Sukuk II Syariah
11 PT CIMB Principal Asset Management CIMB Islamic Sukuk I Syariah
12 PT Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Balance Fund
13 PT Ciptadana Asset Management Cipta Syariah Equity Fund
14 PT Commonwealth Life Commonwealth Life Balanced Syariah Fund
15 PT Commonwealth Life Commonwealth Life Investra Equity Syariah Fund
16 PT Danareksa Investment Management Danareksa Indeks Syariah
17 PT Danareksa Investment Management Danareksa Syariah Berimbang
18 PT Insight Investment Management I-Hajj Syariah Fund
19 PT Lautandhana Investment Management Lautandhana Proteksi Syariah I
20 PT Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Atraktif Syariah
21 PT Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investa Syariah Berimbang
22 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Link Dana Berimbang Syariah
23 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Link Dana Ekuitas Syariah
24 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Link Dana Pasar Uang Syariah
25 PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Manulife Syariah Sektoral Amanah
26 PT Mega Capital Indonesia Mega Dana Obligasi Syariah
27 PT Mega Capital Indonesia Mega Dana Saham Syariah
28 PT Mega Capital Indonesia Mega Dana Syariah
29 PT Bhakti Asset Management MNC Dana Syariah
30 PT PNM Investment Management PNM Amanah Syariah
31 PT PNM Investment Management PNM Syariah
32 PT Prudential Life Assurance Prulink Syariah Rupiah Cash and Bond Fund
33 PT Prudential Life Assurance Prulink Syariah Rupiah Equity Fund
34 PT Prudential Life Assurance Prulink Syariah Rupiah Managed Fund
35 PT PNM Investment Management Reksa Dana PNM Ekuitas Syariah
36 PT Samuel Aset Manajemen SAM Sukuk Syariah Sejahtera
37 PT Samuel Aset Manajemen SAM Syariah Berimbang
38 PT Schroder Investment Management
Indonesia Schroder Syariah Balanced Fund
39 PT Trimegah Securities Tbk Trim Syariah Terproteksi Prima II
40 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Hasanah Equity
41 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Hasanah Balance
42 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Salam Balanced Fund
43 PT Sun Life Financial Indonesia Brilliance Salam Equity Fund
44 PT Trimegah Securities Tbk Trimegah Syariah Berimbang
45 PT Trimegah Securities Tbk Trimegah Syariah Saham
44
46 PT Trimegah Securities Tbk Trim Syariah Terproteksi Prima II (TRISTII)
Sumber : Pusat info reksadana Bapepam-LK, 12 mei 2011
Untuk memudahkan proses pengambilan data, maka data yang digunakan
dalam penelitian ini bersumber dari reksadana syariah yang terdaftar (listed) pada
akses keuangan Bloomberg. Maharani (2007) menyebutkan bahwa untuk
mengukur kinerja reksadana, diperlukan reksadana yang telah berjalan efektif
minimal 3 tahun. Dimensi waktu yang digunakan adalah cross secsional artinya
penelitian dilakukan pada periode tertentu yaitu antara bulan januari 2008 sampai
Desember 2010. Peneliti mengambil periode tersebut karena penulis ingin melihat
fluktuasi imbal hasil reksadan syariah dimana pada awal tahun 2008 reksadana
mengalami penurunan nilai NAB secara drastis. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan pembatasan periode, reksadana dalam penelitian ini berjumlah 23.
Tabel 3.2
Daftar Objek Penelitian
No TICKER Reksadana Syariah
1 AAAMANS AAA Amanah Syariah Fund
2 BASYKOM Batasa Capital - Syariah Batasa Kombinasi
3 BSDSSYH Batavia Dana Saham Syariah
4 BNIPSYA BNI Dana Plus Syariah
5 BNISYAR BNI Dana Syariah
6 FOREQSY Capital Syariah
7 RIFCASF CIMB Islamic Equity Growth Syariah
8 DADINAR Danareksa Indeks Syariah
9 DANBERI Danareksa Syariah Berimbang
10 INSHAJI I-Hajj Syariah Fund
11 MANVEST Mandiri Investa Syariah Berimbang
12 MLLDEKS Manulife Link Dana Ekuitas Syariah
45
13 MEGOSYA Mega Dana Obligasi Syariah
14 MEGSHSY Mega Dana Syariah
15 BHAMUAM MNC Dana Syariah
16 PNMAMAN PNM Amanah Syariah
17 PNMSYAR PNM Syariah
18 PRUSRCB Prulink Syariah Rupiah Cash and Bond Fund
19 PRUSREQ Prulink Syariah Rupiah Equity Fund
20 PRUSRMG Prulink Syariah Rupiah Managed Fund
21 PNMEQTY Reksa Dana PNM Ekuitas Syariah
22 TRISYAB Trimegah Syariah Berimbang
23 TRISYAH Trimegah Syariah Saham
Sumber : Bloomberg (diolah)
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua reksadana syariah yang terdaftar dalam bapepam dan
memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Teknik penentuan sampel yang digunakan
dalam memilih reksadana adalah teknik porposive sampling yang berdasarkan
judgement sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel secara
tidak acak dan didasarkan pada tujuan tertentu,1 adapun kriteria dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:
1. Data Reksadana Syariah yang sudah beroperasi sebelum Januari 2008 dan
masih melakukan kegiatan hingga desember 2010.
2. Tidak mengikutsertakan reksadana syariah yang baru berdiri dan yang
dibubarkan dalam rentang waktu penelitian.
1 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen, edisi pertama, (Yogyakarta: BPFE, 2002) h. 56
46
3. NAB reksadana yang bersangkutan tersedia.
C. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana
metode pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dari berbagai
literature-literatur terbitan BEI, Bapepam, dan BI, majalah, dan situs internet.
Secara terperinci data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Nilai aktiva bersih yang disebut juga net asset value (NAV). NAB yang
digunakan adalah NAB perunit penyertaan reksadana yang menjadi objek.
Data diperoleh melalui situs bapepam
2. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic index (JII) merepresentasikan tingkat pengembalian untuk
poertofolio pasar dan dan digunakan sebagai benchmark atau tolak ukur bagi
portofolio dengan aset berisiko.
3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Sertifikat Bnak Indonesia Syariah (SBIS) adalah bukti penitipan dana wadiah
, yaitu penitipan dana jangka pendek dengan menggunakan prinsip wadiah
(perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan peneriman titipan yang
dipercaya untuk menjaga dana tersebut). SBIS menggunakan sistem bagi hasil
dengan pemberian bonus dari sejumlah dana yang ditanamkan perbankan
47
syariah. SBIS dapat digunakan sebagai tingkat pengembalian aset bebas risiko
(risk free asset). Data tingkat bonus SBIS diperoleh melalui data statistik
www.bi.go.id.
D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Return Reksadana
Return (tingkat pengembalian) reksadana yang diperoleh investor
berasal dari peubahan posisi NAB. Rumus yang digunakan untuk menghitung
return ini adalah:
=NAB NAB
NAB
Dimana :
: Return reksadana
NAB : Nilai aktiva bersih pada akhir periode
NAB : nilai aktiva bersih pada awal periode
2. Return JII
Return Jakarta Islamic Index (JII) mencerminkan benchmark atau
tolak ukur dari reksadana syariah di Indonesia
48
=JII JII
JII
Dimana :
: Return reksadana
JII : Nilai aktiva bersih pada akhir periode
JII : nilai aktiva bersih pada awal periode
3. Return SBIS
Tingkat bonus SBIS berfluktuasi sesuai dengan kebijakan bank sentral
yaitu Bank Indonesia. Perhitungan return SBIS mencerminkan tingkat risk
free rate. Tingkat bonus SBIS sudah dalam bentuk persentase sehingga
perhitungan return SBIS dapat dilakukan dengan membagi tingkat bonus
SBIS dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
=SBIS
n
Dimana :
: Return SBIS
SBIS : Bonus SBIS
n : 300 untuk data harian
49
selanjutnya, variable return SBIS dirata-ratakan. Langkah ini menggunakan
fungsi AVERAGE() pada Microsoft Excel. Variabel ini digunakan
sebagai variabel tingkat pengembalian (kinerja) investasi bebas risiko/risk free
asset return (), dimana return SBIS mencerminkan tingkat pengembalian
bebas risiko untuk reksadana syariah diindonesia.
4. Standar Deviasi Portofolio dan Standar deviasi pasar
Perhitungan standar deviasi harian pada penelitian ini dilakukan
terhadap tingkat pengembalian (return) seluruh reksadana syariah dan return
pasar. Dalam program Microsoft excel, perhitungan ini dapat dilakukan
dengan formula STDEV().
Tahapan memperoleh standar deviasi harian adalah sebagai berikut:
a. Menghitung return harian di mana NAB pada akhir periode merupakan
NAB pada hari itu dan NAB awal periode merupakan NAB pada hari
sebelumnya
b. Standar deviasi portofolio diperoleh dari STDEV return NAB reksadana
c. Standar deviasi pasar diperoleh dari STDEV return JII
5. Beta Portofolio dan Beta Pasar
Beta merupakan parameter yang menunjukkan volatilitas relatif dari
return portofolio terhadap return pasar. Perhitungan beta dalam penelitian
adalah beta portofolio sedangkan beta pasar tidak dihitung karena bernilai
satu. Perhitungan beta dalam penelitian ini menggunakan regresi linier Y = a
50
+ bX pada fungsi aplikasi Microsoft excel dengan fungsi SLOPE()
dengan ketentuan return portofolio reksadana sebagai sumbu Y dan return
market sebagai sumbu X.
E. Metode Pengukuran Kinerja
1. Pengukuran Kinerja Dengan Metode Rasio Sharpe
Sharpe mengukur kinerja portofolio yang dinyatakan dengan rasio
excess return portofolio terhadap standar deviasi. Metode pengukuran kinerja
portofolio ini disebut juga rasio sharpe atau reward to variability (RVAR)
Rumus sharpe measure adalah:
Spi =Rpi Rf
SDpi
Dengan ketentuan sebagai berikut:
RVAR = Sharpe ratio
Rpi Rf = Rata-rata (Average) excess return dari portofolio
SDpi = Standar deviasi dari portofolio
Tahapan dalam melakukan pengukuran kinerja dengan metode Sharpe
adalah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata tingkat pengembalian (average return) harian
portofolio selama periode Januari 2008 - Desember 2010.
b. Menghitung return dan average return asset bebas risiko, yaitu tingkat
bonus SBIS dibagi 300 untuk return harian.
51
c. Menghitung standar deviasi reksadana dengan menggunakan formula
STDEV pada Microsoft excel.
d. Menghitung average excess return portofolio. average excess return
portofolio diperoleh dengan melakukan pengurangan average return
portofolio dengan average return of riskfree rate.
e. Setelah nilai average excess return dan standar deviasi diketahui
kemudian dimasukkan kedala persamaan sehingga akan diperoleh.
2. Pengukuran Kinerja Dengan Metode Indeks Treynor
Indeks treynor atau disebut juga Reward to volatility ratio (RVOL),
mengukur kinerja portofolio yang dihitung sebagai rasio excess return
portofolio terhadap beta. Rumus pengukuran kinerja portofolio dengan indeks
treynor adalah sebagai berikut:
Tpi =Rpi Rf
pi
Dimana:
Tpi : Rasio treynor
Rpi Rf : rata-rata excess return dari portofolio
pi : Beta dari portofolio
Tahapan dalam melakukan pengukuran kinerja denga metode indeks
treynor
a. Menghitung rata-rata tingkat pengembalian harian portofolio reksadana
selama periode januari 2008-Desember 2010
52
b. Menghitung return dan average return harian risk free rate.
c. Menghitung beta reksadana. beta dihitung dengan melakukan regresi
dengan return portofolio reksadana sebagai sumbu Y dan return pasar
sebagai sumbu X.
d. Menghitung average excess return portofolio dengan melakukan
pengurangan average return portofolio reksadana dengan average return
dari risk free rate.
e. Setelah nilai average excess return dan beta diketahui maka variable-
variabel tersebut dapat diinput kedalam persamaan sehingga akan
diperoleh indeks treynor.
3. Pengukuran Kinerja Dengan metode Indeks Jensen
Indeks jensen mengukur kinerja portofolio reksadana yang dinyatakan
dengan perbedaan antara return yang benar-benar (actual) dihasilkan
portofolio dengan return yang diharapkan sesuai dengan tingkat risiko
sistematisnya. Rumus pengukuran kinerja portofolio dengan metode indeks
jensen adalah sebagai berikut.
Jpi = (Rpi Rf) {( Rm Rf) pi}
Keterangan simbol:
Jpi : Indeks Jensen Portofolio i
Rp : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf : Rata-rata return investasi bebas risiko
53
Rm : rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)
pi : beta portofolio i (risiko pasar atau risiko sistematis)
Rpi Rf : premi risiko Portofolio i
Rm Rf : Premi risiko pasar
Tahapan dalam melakukan pengukuran kinerja dengan metode indeks Jensen
adalah sebagai berikut:
a. Menghitung risk premium dari portofolio / pada periode t (R -RFR).
b. Menghitung excess return pasar (R!- RFR).
c. Menghitung beta portofolio .
d. Perhitungan indeks Jensen dilakukan dengan regresi excess return
reksadana terhadap excess return pasar.
F. Evaluasi Kinerja Reksadana Syariah
Evaluasi Kinerja reksadana syariah pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan harian dan berdasarkan statistik deskriptif maupun berdasarkan
metode sharpe, treynor dan Jensen. Evaluasi yang dilakukan adalah
membandingkan dan merangking reksadana berdasarkan kinerja yang diperoleh
dari ketiga metode tersebut.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis dan pembahasan pada bab ini akan dimulai dengan pemaparan
statistik deskriptif harian dengan periode Januari 2008 Desember 2010. Kemudian
dilanjutkan dengan analisis kinerja harian menggunakan metode sharpe, treynor, dan
Jensen berdasarkan jenis masing-masing reksadana.
1. Reksadana Campuran Syariah
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Rata-rata Harian Reksadana Campuran Syariah
Indonesia
Reksadana Syariah
Imbal Hasil
Reksadana (%)
Imbal Hasil SBIS (%)
Imbal hasil JII (%)
Excess Return reksadana
Standar Deviasi Reksadana Beta
reksadana (%) Peringkat (%) Peringkat AAAMANS 0.0010 0.0217 0.0180 (0.0207) 6 0.0194 9 (0.0976) BASYKOM (0.0006) 0.0217 0.0180 (0.0222) 10 0.0208 8 0.3678 BNIPSYA 0.0233 0.0217 0.0180 0.0016 2 0.0476 5 (0.0066) RIFCASF (0.0001) 0.0217 0.0180 (0.0218) 9 0.0215 7 0.0736 DANBERI 0.0024 0.0217 0.0180 (0.0192) 4 0.0679 4 (0.1307) MANVEST 0.0022 0.0217 0.0180 (0.0195) 5 0.0735 3 (0.1093) MEGSYAR 0.0003 0.0217 0.0180 (0.0214) 7 0.0190 10 (0.2701) PNMSYAR 0