- 1. Profit Centers Chapter 5
2. Pusat Laba
- Jika kinerja sebuah RC diukur menurut laba, yaitu menurut
perbedaan pendapatan dan biaya.
- Laba adalah indikator yang komprehensif.
3. Manajemen atas PemasaranPemanufakturan Produk B Produk A
Produk B Produk A Manajer unit Manajer unit Produk B Produk A
Produk A Produk B Pendelegasianotoritaskepadamanajer 4. Kondisi
untuk pendelegasian tanggungjawab laba
- Manajer harus memiliki akses ke informasi yang relevan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan dimaksud.
- Harus ada cara untuk mengukur keefektifan trade-off yang telah
dibuat oleh manajer.
- Manajemen harus memastikan titik terendah di mana kedua kondisi
ini berlaku.
5. Prevalensi Pusat Laba
- DuPont dan GM telah memiliki divisi-divisi sejak tahun
1920-an
- Namun kebanyakan perusahaan di AS baru memilikinya setelah
PDII
- Chemical Bank: mengadopsi konsep PL dan menghapuskan program
yang tidak menguntungkan dan mengukur profitabilitas cabang bank
secara lebih akurat
- Novell: bisa mengidentifikasi dan menghapus beberapa bisnis
yang tidak menguntungkan
- Nokia: memecah bisnis menjadi enam PL dengan tanggungjawab
berdasarkan segmen pasar spesifik.
- Sistem pengendalian keuangan memiliki kelemahan
-
- Tapi manfaatnya tetap lebih besar
-
- Analisis digabung antara keuangan dan non-keuangan.
6. Keunggulan PL
- Kualitas keputusan karena dekat dengan titik masalah
- Kecepatan pembuatan keputusan
- Manajemen HQ bisa lebih fokus pada isu yang lebih luas
- Manajer PL bisa lebih memiliki inisiatif dan imaginatif
- Pusat pelatihan bagi manajemen umum
- Meningkatkan kesadaran laba
- Memberikan manajemen puncak informasi yang siap pakai
- Lebih responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja
persaingan
7. Kesulitan dengan PL
- Manajemen puncak terpaksa mengandalkan pada laporan
pengendalian.
- Jika manajemen puncak yang lebih mampu atau paham, maka
kualitas keputusan di PL bisa buruk.
- Perselisihan bisa timbul karena harga transfer, kos bersama,
dan kredit pendapatan.
- Timbul kompetisi di antara PL.
- Kos tambahan karena kebutuhan jumlah manajer yang lebih
banyak.
- Sulit untuk memenuhi kebutuhan manajer yang bisa menguasai
manajemen secara umum.
- Jika perputaran manajer di PL tinggi, ada tendensi untuk lebih
mementingkan laba jangka pendek
- Apakah laba yang memuaskan di PL akan menghasilkan laba yang
optimum juga bagi perusahaan secara keseluruhan?
8. BU sebagai PL
- Sebagian besar BU dibentuk sebagai PL
-
- Manajer BU bisa mengendalikan pengembangan produk,
pemanufakturan, dan pemasaran.
-
- Mereka ada dalam posisi yang bisa mempengaruhi pendapatan dan
kos.
9. Batasan pada Otoritas BU
- Untuk bisa mendapat manfaat penuh dari konsep PL, maka manajer
BU harus seindenpenden seorang presiden sebuah perusahaan yang
independen.
- Kerugiannya: kehilangan manfaat ukuran dan sinergi
- Jika BU sangat independen, maka manajemen senior akan
melepaskan tanggungjawabnya.
- Jadi, keefektifan organisasi BU untuk menjadi PL tergantung
dari trade-off antara otonomi BU dengan batasan korporat.
10. Batasan dari BU yang lain
- Pengelolaan PL melibatkan pengendalian atas 3 jenis
keputusan:
- Makin tinggi derajat integrasi di dalam sebuah perusahaan,
makin sukar untuk memberikan tanggungjawab kepada satu PL untuk
ketiga jenis aktivitas pada satu lini produk.
-
- Jika sudah terintegrasi maka sulit untuk memisahkan kontribusi
dari masing-masing BU terhadap kesuksesan satu lini produk.
11. Batasan dari Manajemen Korporat
- Yang disebabkan oleh pertimbangan strategis
-
- Pendanaan hanya boleh dilakukan oleh manajemen korpBU berebut
dana
-
- Kesepakatan antar BU untuk menentukan aktivitas produksi
dan/atau pemasaran mana yang boleh dilakukan
- Yang disebabkan oleh alasan keseragaman
-
- Sistem akuntansi dan pengendalian manajemen
-
- Penggajian dan kebijakan personel
-
- Pemilihan vendor, peralatan kompt dan komunikasi, dan surat
menyurat
- Yang disebabkan oleh keekonomian dari sentralisasi.
12. Pusat Laba yang Lain
-
- Perusahaan multibisnis biasanya terbagi menjadi beberapa
BU
-
- Masing-masing BU diperlakukan sebagai unit penghasil laba.
-
- Subunit di dalam BU bisa diorganisasi secara fungsional.
-
- Tidak ada salahnya juga jika satu atau dua unit fungsional
dijadikan sebagai PL.
-
- Dasarnya adalah seberapa besar pengaruh yang dimiliki oleh
manajer unit tersebut terhadap laba.
13. PL yang Lain--Pemasaran
- Bisa diubah menjadi PL dengan cara membebankannya dengan kos
barang terjual.
- Harga transfer yang dibebankan sebaiknya berdasarkan kos
standar, bukan kos aktual, agar bisa memisahkan mana kinerja bagian
pemasaran dengan bagian pemanufakturan.
- Diperlakukan sebagai PL jika bagian pemasaran ada dalam posisi
untuk membuat trade-off kos/pendapatan
-
- Terjadi jika kondisi berbeda pada area geografis yang berbeda,
misalnya pada aktivitas pemasaran luar negeri karena sulit untuk
mengendalikan secara sentral banyak keputusan.
14. PL yang LainPemanufakturan
- Biasanya adalah pusat biaya; kinerja dihitung dari kos standar
vs. kos aktual dan anggaran overhead.
- Kelemahan pengukuran kinerja spt itu:
-
- Manajer bisa mengorbankan kualitas demi kos standar.
-
- Manajer menolak menyela skedul produksi untuk menghasilkan
pesanan yang mendesak untuk mengakomodasi seorang pelanggan.
-
- Manajer akan kehilangan insentif untuk memproduksi produk yang
sulit untuk diproduksi.
-
- Jadikan PL; berikan kredit atas penjualan dikurangi dengan
biaya pemasaran estimasian.
- Pendapat lain: hanya menjadi PL jika sepenuhnya menjual produk
ke pihak luar.
-
- Jika hanya ke pihak internal, maka hanya bisa disebut dengan PL
semu.
15. PL yang LainUnit Layanan dan Dukungan
- Yang bisa diubah menjadi PL:
-
- Pemeliharaan, TI, transportasi, perekayasaan, konsultasi, CS,
dll.
- Bisa diberikan divisi atau unit lain di dalam perusahaan atau
kepada pihak lain di luar perusahaan.
- Manajer kemudian termotivasi untuk mengendalikan kos untuk
mencegah pelanggan lari ke tempat lain.
16. Mengukur Profitabilitas
- Dua jenis ukuran profitabilitas
-
-
- Seberapa baik manajemen telah menjalankan tugasnya
-
-
- Digunakan untuk perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian
aktivitas harian dan pemberian motivasi bagi manajer.
-
-
- Seberapa baik PL sebagai sebuah entitas ekonomis.
17. Jenis ukuran profitabilitas
- Laba terkendali/bisa dikendalikan
18. Margin Kontribusi
- = Pendapatan -/- biaya variabel
-
- Biaya tetap tidak bisa dikendalikan manajer
-
- Tidak semua bagian dari biaya tetap yang tidak bisa
dikendalikan oleh manajer.
-
- Sebagian biaya adalah bersifat diskresioner
-
-
- Manajer masih bisa mengendalikan biaya tersebut.
19. Laba Langsung
- = MK -/- biaya tetap yang terjadi di PL
- Mencerminkan kontribusi PL terjadi OH umum dan laba
perusahaan.
- Biaya tersebut adalah biaya yang terjadi atau secara langsung
bisa ditelusuri ke PL, lepas dari apakah biaya tersebut ada dalam
kendali manajer PL.
-
- Biaya yang terjadi di HQ tidak dibebankan
20. Laba yang bisa dikendalikan
- = Laba langsung -/- beban korp yang bisa dikendalikan
- Di antara biaya korp yang bisa dikendalikan ada yang bisa
dikendalikan oleh manajer BU.
- Pembebanan biaya ini akan menghasilkan biaya-biaya yang bisa
dikendalikan oleh manajer PL.
21. Laba sebelum pajak
- = Laba yang bisa dikendalikan -/- alokasi korp yang lain
-
- Manajer PL tidak seharusnya dibebankan biaya yang tidak bisa ia
kendalikan
-
- Sukar untuk mengalokasikan layanan staf korp agar dengan pantas
mencerminkan kos yang dibebankan kepada masing-masing PL.
-
- Pembebanan biaya itu bisa membuat manajer PL terus memastikan
bahwa biaya tsb tidak terus menaik (agar unit layanan tidak
meningkatkan terus SD-nya).
-
- Kinerja PL akan lebih realistis dan bisa ditandingkan dengan
kinerja pesaing yang mengeluarkan biaya yang sejenis.
-
- Manajer akan lebih termotivasi untuk mengejar tujuan jangka
panjang.
22. Laba bersih
-
- Laba setelah pajak adalah persentase konstan dari laba sebelum
pajak
-
- Kebanyakan keputusan yang mempengaruhi PPh dibuat oleh HQ
-
- Tarif pajak efektif bervariasi antar PL.
23. Pendapatan
- Kapan pengakuan pendapatan harus dilakukan?
- Siapa yang mendapat kredit jika dua PL berpartisipasi dalam
penciptaan pendapatan.
-
- Ada yang memberikan semacam kredit yang ekuivalen dengan
komisi.