Post on 29-Dec-2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang menyerang siapa saja
baik itu laki-laki maupun perempuan, muda maupun tua. Seseorang
dikatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan diastolik > 90 mmHg (Rachman, 2011).
Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat penyakit hipertensi sangat
beragam mulai penyakit stroke, diabetes melitus, gagal ginjal, gangguan
retinopati. Menurut WHO (2013) dalam memperingati Hari Kesehatan
Dunia 2013, dampak kematian yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi
sebanyak 9,4 miliar per tahun. Dengan 45% kematian akibat penyakit
jantung dan 51% kematian akibat stroke.
Hipertensi adalah faktor resiko penyakit kardiovaskuler yang
merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia (Setiawan, 2004).
Diperkirakan pada tahun 2025 akan meningkat 30%, kira-kira 25% (6,6
juta orang) usia 25-64 tahun mengalami penyakit hipertensi dan 46 % (12
juta orang) mengalami pra-hipertensi (Asgary, S., 2013). Pada tahun 2012
WHO melaporkan bahwa hipertensi adalah suatu kondisi berisiko tinggi
yang menyebabkan sekitar 51% dari kematian akibat stroke, dan 45% dari
jantung koroner. Hasil penelitian Setiawan, Z (2004), di Indonesia
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
khususnya Pulau Jawa menunjukkan prevalensi hipertensi sebanyak 41,9%
dengan kisaran di masing-masing provinsi 36,6%-47,7%. Prevalensi di
perkotaan 39,9% (37,0%-45,8%) dan dipedesaan 44,1% (36,2%-51,7%).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, kasus tertinggi
penyakit tidak menular untuk kelompok jantung dan pembuluh darah
adalah penyakit hipertensi tahun 2011 dan 2012 berturut-turut adalah
72,13 % dan 67,57 % angka prevelensi 6,0 % untuk pria dan 11,6% untuk
wanita. Pada umumnya wanita lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan pria (Dinkes Provinsi Jateng, 2012).
Faktor resiko hipertensi, beberapa diantaranya dapat dikendalikan
atau dikontrol dan tidak dapat dikontrol. Faktor resiko yang dapat
dikendalikan atau dapat dikontrol yaitu obesitas, kurang olahraga,
merokok, menderita diabetes melitus, mengkonsumsi garam berlebih,
minum alkohol, diet, minum kopi, pil KB, stress emosional dan
sebagainya. Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat
dikontrol yaitu umur, jenis kelamin, dan keturunan (Armilawaty, Amalia,
H., Amiruddin, R., 2007). Menurut penelitian Pradono, J (2010)
menyimpulkan bahwa perilaku santai yang di tandai dengan lebih
tingginya asupan kalori dan kurang aktifitas fisik, merokok, kebiasaan
minum minuman beralkohol merupakan faktor resiko terjadinya penyakit
jantung, yang biasanya di dahului dengan meningkatnya tekanan darah
atau hipertensi.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Penyakit hipertensi harus mendapatkan penanganan yang cepat
melalui pengobatan yang intensif. Pengobatan penyakit hipertensi pada
umumnya dibagi menjadi dua yaitu pengobatan secara farmakologis dan
pengobatan nonfarmakologis. Menurut Klodas, E (2012) dalam artikelnya
menyebutkan bahwa pengobatan farmakologis untuk penyakit hipertensi
adalah dengan memberikan Calsium Channel Blocker, ACE Inhibitor,
Angiotensin II Receptor Blocker (ARBs), Diuretik (Water Pills), dan Beta
Blockers. Pengobatan nonfarmakologis biasanya dengan berbagai cara
yaitu dengan pola hidup yang baik dan sehat, konsumsi buah dan sayuran
yang dapat menurunkan hipertensi. Masyarakat seringkali memilih
pengobatan dengan medis daripada nonmedis atau herbal, dikarenakan
berbagai faktor yaitu dilihat secara efisien, pengobatan medis lebih praktis
dan hasilnya cepat terasa.
Tanaman rosella sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak
tahun 1922 sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan tanaman penghasil
serat. Rosella saat ini menjadi tanaman yang diminati oleh masyarakat
karena berbagai produk yang dapat dihasilkan dari bunga dan seratnya
sehingga mengalami peningkatan budidaya yang cukup tinggi (Astuti, T.,
& Darmanti, S., 2010).
Rosella mempunyai nama ilmiah Hibiscus Sabdariffa Linn,
merupakan anggota famili malvaceae. Rosela dapat tumbuh baik di daerah
beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di
daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun sekarang
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
tanaman ini telah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh
dunia dan juga digunakan dibanyak negara sebagai minuman dan sumber
pengobatan alami (Maryani, H., & Kristiana, L., 2005).
Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) adalah suatu tanaman bunga yang
sangat bermanfaat bagi tubuh untuk mengobati berbagai macam penyakit
yaitu asam urat, diabetes, mencegah panas dalam. Menurut Suryawati, S.,
Supriyadi, S., Mahsun, & Na`imah, M., (2011), manfaat rosella yaitu
untuk pencegahan penyakit antara lain kanker dan radang, mengendalikan
tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan melancarkan buang air
besar, anti kejang, anti cacing, dan anti bakteri.
Menurut Arellano, H., Romero, F., Soto, C., & Tortoriello, (2004),
ekstrak rosella mampu menurunkan tekanan darah hingga 10 poin yaitu
dari rata-rata tekanan darah sistolik 139,05 mmHg menjadi 123,73 mmHg
dengan dosis 10 gram kelopak rosella kering yang dikombinasi dengan air
selama 4 minggu. Selain untuk menurunkan tekanan darah, Rosella
(Hibiscus Sabdariffa) juga bisa mencegah penyakit ginjal kronis dan
dislipidemia. Menurut Wazaify, M., Alawwa, I., Nada, Y., Al-Saleh, A., &
Afifi, F.U., (2013) menyatakan bahwa sebanyak 22,5% penduduk
Yordania mengkonsumsi rosella. Penelitian Yang, Y.S., Wang, C.J.,
Huang, C.N., Chen, M.L., Chen, M.J., & Peng, C.H., (2013) menyebutkan
bahwa manfaat rosella juga bisa menyembuhkan penyakit nefropati
diabetik yaitu efek polifenol yang terkandung dalam kelopak bunga rosella
mampu menghambat transisi mesenchymal dalam fibrosis ginjal.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Pada tahun 2012, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mencatat
angka hipertensi mencapai 30.007 jiwa dari total jumlah penduduk sebesar
1.941.958 jiwa atau sekitar 1,54% untuk Wilayah Kabupaten Banyumas
(Dinkes, 2012). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas 1 Baturaden Kabupaten Banyumas, jumlah
penduduk yang terkena hipertensi pada tahun 2013 dari Januari sampai
Desember tercatat sebanyak 2.089 orang dari total penduduk sebanyak
28.327 jiwa atau 7,37% yang terkena hipertensi untuk tahun 2013. Pada
bulan Desember 2013, penyakit hipertensi menempati posisi kedua dari 10
besar penyakit dengan jumlah kasus sebanyak 233 orang.
Pola hidup masyarakat setempat sebagian besar tidak sehat,
khususnya dalam hal makanan dan minuman. Mereka selalu
mengkonsumsi kopi setiap harinya. Bahkan sehari bisa sampai 5 kali.
Sementara kopi adalah minuman yang tidak baik untuk kesehatan
khususnya bagi jantung dan pembuluh darah, karena di dalam kopi
mengandung kafein. Efek yang di timbulkan dari kafein yaitu
mempercepat denyut jantung. Jika kebiasaan ini terus-menerus dilakukan
maka akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Minuman
yang sehat di konsumsi salah satunya adalah teh rosella, karena teh rosella
merupakan tanaman herbal yang bermanfaat untuk mengobati hipertensi.
Selain bermanfaat sebagai obat hipertensi yang alami, teh rosella juga
enak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu masyarakat bisa mengubah pola
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
hidup mereka dengan mengkonsumsi teh rosella sebagai minuman ringan
sehari-hari yang segar dan sehat.
Paparan studi kasus dan referensi yang tertulis diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti pengaruh seduhan teh rosella terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
B. Rumusan Masalah
Jumlah penyakit hipertensi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini berkaitan dengan faktor keturunan dan faktor pendukung yang lain
misalnya faktor usia, jenis kelamin, pola hidup, lingkungan dll. Dampak
dari hipertensi diantaranya adalah dapat menyebabkan penyakit gagal
ginjal, stroke, gangguan penglihatan, diabetes dan lain-lain.
Pengobatan untuk menurunkan hipertensi bukan hanya
menggunakan obat medis tetapi bisa dengan menggunakan obat herbal
yaitu dengan menggunakan teh rosella. Teh rosella adalah tanaman herbal
yang bermanfaat untuk mengobati hipertensi. Selain bermanfaat sebagai
obat hipertensi yang alami, teh rosella juga enak untuk dikonsumsi sebagai
minuman ringan yang sehat dan bermanfaat.
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui: “Apakah ada pengaruh
pemberian seduhan teh rosella terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi di Wilayah Puskesmas 1 Baturaden?”.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian seduhan teh rosella terhadap
hipertensi pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas 1
Baturaden, Kabupaten Banyumas tahun 2013.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik responden di Puskesmas 1 Baturaden
Kabupaten Banyumas meliputi umur dan jenis kelamin.
b. Mengetahui rata-rata tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi
sebelum diberikan seduhan teh rosella.
c. Mengetahui rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi
sebelum diberikan seduhan teh rosella.
d. Mengetahui rata-rata tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi
sesudah diberikan seduhan teh rosella.
e. Mengetahui rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi
sesudah diberikan seduhan teh rosella.
f. Mengetahui pengaruh pemberian seduhan teh rosella terhadap
penurunan tekanan darah sistolik melalui analisa perbedaan tekanan
darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi pada pasien hipertensi
di Wilayah Puskesmas 1 Baturaden Kabupaten Banyumas.
g. Mengetahui pengaruh pemberian seduhan teh rosella terhadap
penurunan tekanan darah diastolik melalui analisa perbedaan tekanan
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
darah diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada pasien hipertensi
di Wilayah Puskesmas 1 Baturaden Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam proses
riset keperawatan tentang pengobatan alternatif dengan menggunakan
seduhan teh rosella pada pasien dengan hipertensi untuk menurunkan
tekanan darah.
2. Bagi Klien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
alternatif dalam pengobatan hipertensi secara mandiri dan alami.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadikan suatu sumber informasi
kepada pihak-pihak akademis untuk menambah pengetahuan dan
mengaplikasikannya kepada responden tentang pengobatan alternatif
dengan menggunakan seduhan teh rosella untuk menurunkan tekanan
darah pada responden yang mengalami hipertensi.
4. Bagi Institusi Puskesmas
Sebagai masukan ilmu pengetahuan yang baru bagi puskesmas
tentang pemberian seduhan teh rosella untuk menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Penelitian Terkait
1. Pinasthika, G ( 2011), berjudul “Pengaruh pemberian seduhan kelopak
kering bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) terhadap tekanan darah
penderita pre-hipertensi dan hipertensi grade 1 yang di edukasi gaya
hidup sehat”. Rancangan penelitian quasi eksperimental dengan
rancangan non-randomized Control Group Pretest-Postest with
Consecutive Sampling Approach. Kelompok perlakuan adalah
kelompok dengan pemberian edukasi pola hidup sehat dan pemberian
seduhan kelopak kering bunga rosella pada pederita pre-hipertensi dan
hipertensi grade 1. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok
yang mendapat edukasi pola hidup sehat saja. Dengan dosis pemberian
3 gram/200 cc/hari selama 4 minggu.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Pinasthika, G ( 2011)
adalah terletak pada rancangan penelitian dan dosis pemberian yang
digunakan. Dimana dalam penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian ini adalah Quasi eksperimental. Dengan design pre dan post
test design. Penelitian ini menggunakan dosis 10 gram/400 cc/hari
selama 4 minggu.
2. Rohaendi, T (2008), berjudul “Efektifitas pemberian teh rosella dan
obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer di Panti Jompo
Welas Asih Kota Tasikmalaya dan Rumah Sakit Umum Kota
Tasikmalaya”. Rancangan penelitian experimental dengan teknik
pengambilan sampel total sampling untuk pasien rumah sakit dan
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
conventiente sampling untuk pasien rumah sakit. Uji yang digunakan
uji Paired-Sample t test. Hasil penelitian menunjukkan adanya
perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah
intervensi pada kedua kelompok (p=0,000). Teh rosella dan obat sama
efektifnya dalam menurunkan tekanan darah pada kedua kelompok
(p=0,057 dan 0,242).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rohaendi, T (2008)
adalah terletak pada rancangan penelitian dan dosis pemberian yang
digunakan. Dimana dalam penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian ini adalah Quasi eksperimental dengan menggunakan non-
random sampling. Dengan design pre dan post test design. Penelitian
ini menggunakan dosis 10 gram/400 cc/hari selama 4 minggu.
3. Arellano (2004), berjudul “Effectiveness and tolerability of a
standardized extract from Hibiscus Sabdariffa in patient with mild
moderate hypertension: a controlled and randomized clinical trial”.
Rancangan penelitian eksperimental dengan design controlled and
randomized trial. Kelompok yang pertama diberikan perlakuan 10 g
kelopak kering dengan air selama 4 minggu. Dan kelompok kontrolnya
yang diberikan therapuetic effektiveness. Menggunakan Uji Anova.
Pada kelompok ekperimental rata-rata tekanan darah sistolik menurun
dari 139,05 mmHg menjadi 123,73 mmHg. Dan tekanan darah
diastolik menurun dari 90,81 menjadi 79,52 mmHg.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Arellano (2004) adalah
terletak pada rancangan penelitian dan desain penelitiannya. Dimana
dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ini adalah
Quasi eksperimental dengan menggunakan non-random sampling.
Dengan design pre dan post test design tanpa menggunakan kelompok
kontrol.
4. Wahabi (2010), berjudul “The effectiveness of Hibiscus Sabdariffa in
the treatmnent of hypertension: a systematic review”. Rancangan
penelitian menggunakan randomized controlled dengan metode
Medical Database. Kelompok kontrolnya adalah dengan memberikan
captopril dan lisinopril sebagai ACE inhibitor. Hasil dari penelitian ini
adalah tidak terdapat perbedaan antara pemberian Hibiscus Sabdariffa
dengan pemberian captopril dan lisinopril. Keduanya memiliki
pengaruh yang sama dalam menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wahabi (2010) adalah
terletak pada rancangan penelitian dan desain penelitiannya. Dimana
dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ini adalah
Quasi eksperimental dengan menggunakan non-random sampling.
Dengan desain pre dan post test design tanpa adanya kelompok
kontrol.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Menurut Khosvari, H.M (2009), berjudul “The effects of sour tea
(Hibiscus sabdariffa) on hypertension in patients with type II
diabetes”. Menggunakan randomized control trial dengan
membandingkan 2 intervensi yaitu sour tea (hibiscus sabdariffa) dan
black tea infusion pada pasien hipertensi dengan diabetes tipe 2.
Penelitian tersebut membutuhkan waktu 1 bulan dengan pemeriksaan
secara teratur pada hari ke-0, 15 dan ke-30. Hasilnya terdapat
penurunan tekanan darah sistolik dari 134,4 mmHg menjadi 112,7
mmHg pada sour tea (hibiscus sabdariffa). Dan pada black tea pada
waktu yang sama terdapat peningkatan tekanan darah sistolik dari
118,6 mmHg menjadi 127,8 mmHg. Hasilnya adalah sour tea
memberikan efek yang sangat signifikan pada hipertensi dengan
diabetes melitus tipe 2.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Khosvari, H.M (2009)
adalah terletak pada rancangan penelitian dan desain penelitiannya.
Dimana dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ini
adalah Quasi eksperimental dengan menggunakan non-random
sampling. Dengan design pre dan post test design tanpa adanya
kelompok pembanding.
Pengaruh Pemberian Seduhan..., Mochamad Aris, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014