Post on 31-Oct-2021
64
4 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Profil Perusahaan
PT. Inspira Furnexindo merupakan sebuah industri manufaktur yag bergerak di
bidang pengolahan bahan baku kayu sejak tahun 2015 yang berlokasi di Jl. Raya
Pelem Watu 168, Menganti-Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini menghasilkan sebuah
produk akhir berupa produk-produk berbahan kayu yakni furnitur indoor (wooden
houseware dan simple wooden furniture) atau taman dan handycrafts untuk berbagai
keperluan rumah tangga dan perusahaan atau lainnya. Dalam melakukan proses
produksinya, perusahaan PT. Inspira Furnexindo ini menggunakan fasilitas
manufaktur dan kantor yang memiliki total luas bangunan dan lahan 10.000 m2, dan
juga mempekerjakan sebanyak kurang lebih 75-100 tenaga kerja.
Untuk menunjang kegiatan berbagai produksi peralatan furniture dan
handycrafts, perusahaan ini sudah memiliki beberapa sertifiksi yaitu Indonesian Legal
Wood (ILK) yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan
(KLHK), sertifikasi internasional yaitu AMFORI BSCI A dan lisensi FLEGHT .
Bahan baku kayu yang digunakan seperti mahony, rubber wood, teax wood, mindi
wood, suar wood, dan spesies kayu lainnya yang ingin dipesan oleh pelanggan.
Kemudian untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik kepada pelanggan, PT.
Inspira furnexindo memiliki serangkaian tahapan proses produksi pengolahannya
yang terdiri dari in-house production processes dan out-source production processes,
meliputi cut, sand, finish, lacquer, assembly, pack, hot sampling , laser, wood printing
65
dan printed box. Selain itu untuk menunjang pelayanan terhadap pelanggan, PT.
Inspira Furnexindo ini juga memiliki sebuah ruangan galeri pameran untuk berbagai
sample produk-produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Untuk kapasitas
produksinya, PT. Inspira Furnexindo mampu menghasilkan rata-rata unit produk
sebesar 40.000 unit setiap bulannya denga maksimal produksi sebanyak 100.000 unit
produk tiap bulannya.
Kemudian untuk cakupan wilayah pemasaran dan penjualan berbagai produk
furnitur dan handycrafts, PT. Inspira Furnexindo sudah mampu menjangkau seluruh
wilayah di Indonesia termasuk juga melakukan kegiatan ekspor produk-produk ke luar
negeri, seperti negara Eropa (Spanyol, Belanda, Denmark, Swedia, Italia, dan Rusia),
Amerika Serikat dan beberapa negara asia seperti Jepang dan Korea. Namun beberapa
tahun terakhir, perusahaan ini memutuskan untuk lebih berfokus pada pemasaran dan
penjualan ekspor ke luar negeri, dengan juga memperluas cakupan produksinya
berupa peralatan rumah tangga.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Setiap organisasi atau perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang ingin
dicapai. Visi merupakan bentuk jawaban dari apa yang dilakukan sekarang, yaitu suatu
keinginan perusahan kelak dan apa yang ingin dicapai menurut cita-cita perusahaan
sebagai gambaran masa depan yang akan dipilih dan diwujudkan pada saat yang
ditentukan dalam perencanaan perusahaan.
Sedangkan misi berfungsi sebagai upaya mewujudkan cita-cita landasan kerja
yang harus diikuti, didukung dan dilaksanakan. PT. Inspira Furnexindo memiliki visi
dan misi yang ingin dicapai, yaitu:
66
A. Visi
Menjadi perusahaan furniture berskala internasional dengan menekankan
kualitas produk, ketepatan waktu serta layanan pelanggan yang baik.
B. Misi
1. Memproduksi produk furniture dengan kualitas terbaik kepada
pelanggan
2. Memastikan operasional perusahaan untuk menciptakan ketepatan
waktu produksi dan pengiriman produk
3. Memastikan operasional perusahaan mematuhi peraturan yang berlaku
di indonesia, global atau internasional yang terkait.
4. Meningkatkan kinerja perusahaan dan sumber daya manusia untuk
bersaing di pasar global.
67
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Inspira Furnexindo
4.1.4 Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi
Berikut merupakan identifikasi tugas dan tanggung jawab sumber daya
manusia di perusahaan berdasarkan struktur organisasi PT. Inspira Furnexindo seperti
yang terdapat pada Gambar 4.1.
1. Direktur Utama
Direktur utama memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan
mengevaluasi kinerja dari setiap bidang kerja dan memberi pengaruh dalam
setiap fungsi manajemen secara konsisten. Serta wewenang untuk
memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahaan
dan menetapkan Strategi-strategi guna mencapai tujuan perusahaan.
68
2. Direktur Produksi
Direktur produksi memiliki tanggung jawab atas segala mekanisme
manajemen produksi secara teknis yang meliputi pengawasan dan
pengendalian proses produksi. Dalam tugasnya, direktur produksi selain
membawahi bidang atau unit kerja produksi namun juga membawahi atas
bidang atau satuan unit personalia atau HRD yang juga bertugas untuk
mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang ada pada perusahaan.
3. Direktur Pemasaran dan Keuangan
Direktur pemasaran dan keuangan memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan anggaran belanja dan pendapatan perusahaan serta
melakukan pengawasan keuangan perusahaan. Selain itu direktur
pemasaran dan keuangan juga bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran
produk yang dilakukan oleh perusahaan dengan menjalin kerjasama baik
nasional maupun internasional dan menjalin komunikasi dan hubungan
dengan para pelanggan.
4. Bidang Produksi
Secara umum, tugas dan tanggung jawab kepala produksi yakni mengawasi
seluruh jalannya proses produksi dari awal hingga akhir dan pengelolaan
serta pemantauan sumber daya manusia pada bagian produksi. Pada
kegiatan operasionalnya, kepala produksi dibantu oleh bagian Production
Planning & Inventory Control (PPIC) untuk kegiatan produksi yang
berkaitan dengan penjadwalan, rencana pengadaan bahan baku dan
pemantauan bagian inventory pada proses produksi. Untuk kegiatan
69
produksi yang berkaitan dengan jaminan mutu produk yang mencakup
monitoring produksi, uji tes dan memerika semua proses produksi baik
sebelum maupun sesudah proses produksi hingga pengepakan dilakukan
oleh bagian Quality Control (QC). Kemudian kegiatan produksi yang
berkaitan dengan pengembangan produk dan pembuatan sample barang
produksi kepada pelanggan dilakukan oleh bagian research & Development
(R&D). Pada bidang ini, kepala produksi juga membawahi bagian umum
produksi yang meliputi bagian pembahanan, proses, sanding, assembling,
dan finishing, packaging, maintenance, loading & unloading dan
pergudangan untuk proses produksi produk.
5. Bidang Personalia
Bidang personalia memiliki tugas yaitu memastikan operasional perusahaan
mematuhi peraturan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan baik aturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun peraturan global dan
internasional yang terkait, membuat program kerja, membuat jadwal dan
melaksanakan pelatihan karyawan, memeriksa terkait dengan gaji
karyawan, melakukan rekrutmen pekerja baru, melakukan inspeksi dan
monitoring area kerja dan membuat laporan tindakan perbaikan. Dengan
wewenangnya adalah melakukan seleksi dan penempatan pekerja serta
melakukan penilaian area kerja lewat inspeksi dan internal audit rutin.
6. Bidang Pembelian
Bidang pembelian memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjadwalkan
pembelanjaan semua barang yang berkaitan dengan kebutuhan produksi
70
yang diterima dari permintaan bidang produksi. Selain itu bagian pembelian
juga berkewajiban untuk menjalin kerjasama dengan supplier, mendapat
informasi, dan memilah supplier dalam hal proses pengadaan berbagai
bahan baku atau alat mesin produksi. Pada bagian ini, juga merangkap
sebagai bidang export & import (exim) yang bertugas dan bertanggung
jawab untuk pembuatan dokumen transaksi, dokumen export & import serta
aktivitas dan perencanaan pengiriman produk kepada pembeli atau
pelanggan yang sekaligus merangkap sebagai bagian export-import.
7. Bidang Akuntansi
Bidang akuntansi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat
laporan keuangan, pembukuan keuangan, dan posting jurnal oeprasional
secara rekapitulasi yang akan diserahkan kepada direktur pemasaran dan
keuangan beserta direktur utama. Bagian keuangan juga bertanggung jawab
untuk pengecekan kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan
seluruh transaksi keuangan perusahaan di semua bidang yang ada dan terkait
dengan pembayaran pajak perusahaan seperti kuitansi, faktur dan invoice.
4.2 Tahap Awal
Pada tahap awal terdapat tiga aktivitas yang akan dilakukan diantaranya studi
literatur, pengumpulan data serta identifikasi dan analisis permasalahan yang
bertujuan sebagai landasan dalam menyusun perencanaan strategis SI/TI Ward &
Peppard.
4.2.1 Studi Literatur
Adapun studi literatur yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai
71
berikut :
1. Analisis metode Ward & Peppard digunakan sebagai landasan penyusunan
perencanaan strategis sistem informasi.
2. Analisis SWOT memanfaatkan parameter internal yaitu kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) serta parameter eksternal yaitu peluang
(opportunity) dan ancaman (threat). Hasil analisis SWOT berupa arahan
ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk
menambah keuntungan dari segi peluang yang ada serta mengurangi
kekurangan dan juga menghindari ancaman.
3. Analisis Critical Success Factor (CSF) digunakan sebagai penghubung
antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI/TI, memfokuskan proses
perencanaan strategi sistem informasi pada area yang strategis, dan
memprioritaskan usulan aplikasi SI.
4. Analisis value chain menghasilkan kegiatan organisasi yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas utama (primary activities) dan pendukung (support
activites) dalam PT. Inspira Furnexindo. Hasil dari analisis ini digunakan
untuk mengidentifikasi peluang pemanfaatan SI/TI yang dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
5. Analisis McFarlan strategic grid digunakan untuk memetakan aplikasi
SI/TI berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Hasil pemetaan dapat
menjadi dasar bagi penentuan strategi SI/TI di masa mendatang.
6. Analisis Porter’s five force model digunakan untuk mengetahui persaingan
terdiri dari ancaman serta dapat menjadi kesempatan. Hasil dari analisis ini
adalah mengetahui peta persaingan bisnis dalam industri yang sedang
72
dijalankan.
7. Analisis PEST digunakan untuk menghasilkan faktor makro industri yang
digunakan di lingkungan pemindaian komponen dari manajemen strategis.
4.2.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu kegiatan observasi dan
wawancara. Tujuan dilakukan pengumpulan data adalah memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan perencanaan strategis SI/TI
pada PT. Inspira Furnexindo.
A. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan langsung untuk mendapatkan informasi
mengenai proses bisnis pada PT. Inspira Furnexindo. Kegiatan observasi ini
memfokuskan dalam mencari informasi mengenai kondisi lingkungan bisnis yang
berjalan dan dokumen-dokumen pendukung terkait dengan penjelasan dari PT.
Inspira Furnexindo. Informasi itu nantinya digunakan sebagai pendukung analisis
lingkungan internal perusahaan.
B. Wawawancara
Kegiatan wawancara dilakukan beberapa kali melalui wawancara langsung
dan juga dilakukan dengan wawancara online dari narasumber yang berbeda,
adapun yang menjadi narasumber diantaranya pemilik perusahaan sebagai direktur
utama, bagian produksi oleh kepala bidang produksi, dan bagian personalia/HRD
oleh kepala bidang personalia/HRD. Adapun uraian beberapa wawancara tersebut
diantaranya sebagai berikut :
73
1. Wawancara dilakukan kepada direktur utama PT. Inspira Furnexindo yang
ditujukan untuk mengetahui strategi bisnis, kebijakan tertulis, dokumen
penting yang berkaitan dengan visi dan misi perusahaan dan pertanyaan
mengenai pengembangan SI/TI pada perusahaan. Hasil dari wawancara
dengan direktur utama secara garis besar adalah bahwa PT. Inspira
Furnexindo belum memiliki dokumentasi terkait dengan strategi bisnis dan
pengembangan SI/TI ke depan. Sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini
dalam menjalankan bisnis dan proses produksinya, PT. Inspira Furnexindo
belum memiliki kebijakan dan tata kelola yang terdokumentasi dengan baik
dan merata di semua bidang. Hanya terdapat beberapa dokumen terkait
kebijakan umum dan prosedur utama pada bidang produksi dan bidang
personalia/HRD. Pada bagian pemasaran sepenuhnya diatur dan
dikendalikan langsung oleh direktur utama melalui bantuan dari direktur
keuangan dan pemasaran beserta bidang pembelian. Sedangkan dalam
pengembangan SI/TI perusahaan, PT. Inspira Furnexindo masih belum
memiliki bagian atau bidang sendiri yang menangani SI/TI perusahaan serta
belum ada rencana pengembangan SI/TI saat ini dalam mendukung proses
bisnis yang ada. Hasil wawancara ini digunakan untuk data pendukung
dalam menganalisis lingkungan eksternal dan internal bisnis perusahaan.
2. Wawancara dilakukan kepada kepala bidang produksi dan kepala bidang
personalia/HRD yang ditujukan untuk mengetahui lebih rinci terkait dengan
proses bisnis internal pada PT. Inspira Furnexindo, terutama pada bagian
lini produksi utama dan bagian pendukung seperti manajemen sumber daya
manusia dan tata kelola keuangan perusahan. Hasil wawancara ini berupa
74
kegiatan utama PT. Inspira Furnexindo dalam melakukan proses produksi
produk furniture & handycraft dimulai dari inbound logistic, operation dan
outbond logistic. Kemudian berupa kegiatan pendukung PT. Inspira
Furnexindo seperti infrstruktur perusahaan, pengadaan barang atau bahan
baku, pengembangan teknologi dan manajemen sumber daya. Selanjutnya
pada kegiatan pemasarannya, PT. Inspira Furnexindo belum memiliki
bidang atau bagian pemasaran tersendiri dalam struktur organisasi mereka.
Informasi ini nantinya akan digunakan dalam penyusunan analisis strategi
bisnis internal perusahaan.
3. Wawancara juga dilakukan kepada kepala bidang personalia/HRD untuk
mewakili dalam mengetahui pemanfaatan SI/TI pada PT. Inspira
Furnexindo. Hasil wawancara ini mendapat informasi berupa penggunaaan
perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan internet yang digunakan
dalam mendukung proses bisnis di tiap bidang bisnis mereka. Dalam
kegiatan wawancara ini, didapatkan fakta bahwa PT. Inspira Furnexindo
menggunakan perangkat keras yakni komputer dan printer di beberapa
bidang. Penggunaan komputer digunakan di bidang pembelian dan bidang
produksi beserta dengan 1 buah komputer pusat. Untuk bidang
Personalia/HRD, keuangan, admin umum dan direksi didukung dengan
perangkat laptop, dan perangkat keras lainnya seperti CCTV, absensi
fingerprint, dan printer. untuk aplikasi penunjang bisnis yang digunakan
berupa microsoft office, adobe photoshop, dan email dengan didukung
koneksi internet berbayar dari Telkom Speedy dan Telkom Indihome.
Penggunaan perangkat keras ini belum memiliki aplikasi atau sistem yang
75
terintegrasi dalam mendukung proses bisnisnya, sehingga perangkat keras
yang ada pada perusahaan masih sebatas pada media pencatatan saja.
Informasi ini nantinya akan digunakan dalam menyusun analisis lingkungan
SI/TI perusahaan.
4. Wawancara juga dilakukan kepada kepala bidang pembelian dan keuangan
serta pemasaran untuk mengetahui informasi tentang proses bisnis di
bidang tersebut dalam informasi pesaing berdasar pada analisis Porter’s five
forces model dan terkait dengan bagaimana proses bisnis yang dilakukan
perusahaan di bidang pemasaran dan penjualan produk. Hasil dari
wawancara ini adalah informasi mengenai persaingan pada perusahaan
wood industry. Informasi ini nantinya akan digunakan dalam menyusun
analisis strategi eksternal perusahaan dan mengetahui sasaran yang ingin
dicapai perusahaan kedepannya serta strategi yang akan digunakan untuk
mencapainya.
4.2.3 Identifikasi dan Analisis Permasalahan
Berdasarkan hasil kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilakukan,
maka permasalahan dapat diidentifikasi yaitu :
1. Belum adanya perencanaan investasi SI/TI yang dilakukan dalam
mendukung sasaran bisnis perusahaan. Kebutuhan SI/TI yang ada pada PT.
Inspira Furnexindo hanya berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan
operasional harian semata tanpa mempertimbangkan terhadap keterkaitan
dan kompabilitas dalam bersaing untuk menciptakan keunggulan kompetitif
perusahaan kedepannya.
2. Penyaluran informasi dan dokumen yang masih dilakukan secara manual.
76
Hal ini akan berdampak pula pada kualitas informasi yang dihasilkan,
dengan buruknya kualitas informasi berdampak pada pengambilan
keputusan yang kurang tepat, bertambahnya biaya operasional dan
berkurangnya kepuasan pelanggan.
3. PT. Inspira Furnexindo belum memiliki perencanaan SI/TI yang baik di
masa lampau atau di masa yang akan datang. Pada saat ini perusahaan dapat
berjalan normal, namun tanpa perencanaan yang baik dan berkala, maka
perusahaan tidak dapat memiliki gambaran perkembangan pesaing yang
berada pada cakupannya yang berkaitan dengan pemanfaatan SI/TI apa saja
yang telah diperbaharui, sehingga hal tersebut akan berdampak pada
ketidakpastian perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis.
4. Belum ada pemrioritasan SI/TI yang digunakan pada bisnis perusahaan
yang di dokumentasikan dengan baik dan khusus mengenai urusan SI/TI.
Dukungan SI/TI semakin dibutuhkan sejalan dengan berkembangnya waktu
untuk membantu perusahaan dalam berbagai bidang demi meningkatkan
produktivitas dan menambah keunggulan kompetitif perusahaan.
4.3 Metode Analisis Perencanaan Strategis SI/TI
4.3.1 Tahap Masukan
Tahap masukan adalah tahapan dalam menjawab permasalahan pada PT.
Inspira Furnexindo pada saat ini. Tahap masukan ini terdiri dari analisis strategi
bisnis yang digunakan untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan saat ini, dan
kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis
perusahaan. Selain itu pada tahap ini, ditinjau juga dari sisi aspek SI/TI, sejauh
77
mana SI/TI berperan dalam membantu bisnis perusahaan dan mengetahui
perkembangan SI/TI yang dapat diterapkan oleh perusahaan.
A. Analisis Lingkungan Bisnis Internal
Analisis lingkungan bisnis internal ini dilakukan dengan menggunakan
analisis value chain untuk mendapat gambaran hubungan antara aktifitas dan
fungsi-fungsi organisasi yang terdapat pada proses bisnis perusahaan. kemudian
analisis CSF yang digunakan untuk mengetahui serta memahami strategis bisnis
perusahaan dan selanjutnya analisis SWOT untuk mengetahui dan memahami
tentang kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman pada perusahaan.
1. Analisis Value Chain
Tujuan dari analisis value chain adalah mengetahui seluruh aktivitas proses
bisnis pada perusahaan yang digunakan untuk kegiatan strategi yang relevan dalam
memahami suatu rangkaian produksi dimulai dari bahan baku hingga menjadi
produk akhir. Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi pada PT. Inspira
Furnexindo didapatkan hasil pengamatan dan pemetaan tugas dan fungsi dari
masing-masing bidang perusahaan yang dibagi menjadi aktivitas utama (primary
activities) dan aktivitas pendukung (support activities). Aktivitas utama yang ada
di PT. Inspira Furnexindo adalah perencanaan dan pemeriksaan pembelian bahan
baku produksi, melakukan proses produksi sesuai pesanan, memerika hasil
produksi atau quality control , packaging produk, penyimpanan produk di gudang
apabila tidak langsung dikirim, pengiriman produk, menerima pesanan dari
pelanggan dan menawarkan produk atau sample yang sudah ada pada katalog,
menerima umpan balik pelanggan/pembeli, layanan call center. Selanjutnya untuk
78
aktivitas pendukung diantaranya adalah akuntansi, perpajakan, penggajian dan
jaminan kerja karyawan, perekrutan karyawan, legalitas, pengelolaan sumber daya
manusia, pengawasan dan pemeliharaan alat/mesin pendukung produksi,
pengadaan bahan baku produksi dan alat kantor lainnya. Analisis value chain yang
terdapat pada proses bisnis PT. Inspira Furnexindo dapat dilihat dibawah ini :
1. Aktivitas pembelian bahan baku produksi dilakukan oleh bidang pembelian,
hasil keluaran yang diperoleh dari bidang ini adalah daftar bahan baku yang
sudah dipesan dan dibeli serta daftar supplier tujuan dan bukti transaksi
pembayaran dan legalitas bahan baku dari pembelian bahan baku atas usulan
bagian PPIC, yang nantinya digunakan kembali oleh bidang produksi yaitu
bagian PPIC untuk penyimpanan bahan baku di dalam gudang inventory dan
proses produksi.
2. Aktivitas pengecekan bahan baku yang telah didatangkan yang akan
dilakukan oleh bidang produksi yaitu divisi quality control, kemudian
keluaran yang dihasilkan adalah daftar bahan baku yang tersedia dan layak
untuk dijadikan bahan produksi.
3. Bidang produksi seperti bagian pembahanan, proses, sanding komponen,
assembling dan final sanding selanjutnya melakukan aktivitas produksi
produk setelah divisi PPIC memastikan bahan baku tersedia dan
penjadwalan produksi. Produksi dilakukan berdasarkan komunikasi divisi
PPIC dengan direktur keuangan dan pemasaran terkait dengan sales
contract yang telah disepakati oleh pembeli atau pelanggan untuk
menghasilkan informasi pemesanan produk, yang akan diteruskan kepada
divisi R&D untuk dilakukan pembuatan sample produk apabila pesanan
79
tidak terdapat pada katalog produk. keluaran yang dihasilkan selanjutnya
adalah informasi kepada divisi export & import tentang produk yang telah
selesai.
4. Aktivitas pemantauan dan pengecekan kualitas produk dilakukan oleh divisi
quality control yang menghasilkan keluaran daftar produk yang telah
memenuhi Standar Operasional Produk (SOP) perusahaan.
5. Aktivitas pengemasan atau packaging produk yang telah selesai dan lulus
quality control selanjutnya dilakukan oleh divisi packaging dan proses
pengiriman produk kepada pelanggan dilakukan oleh divisi export & import
yang menghasilkan keluaran terkait dengan surat jalan export-import,
pembuatan dokumen serah terima produk, dan faktur pembayaran. Apabila
produk tidak langsung dikirim kepada pelanggan, maka dilakukan proses
penempatan produk sementara pada gudang penyimpanan produk yang
dilakukan oleh divisi loading dan unloading.
6. Aktivitas pelayanan yang berkaitan dengan komplain yang ditujukan atas
pesanan yang tidak sesuai, komunikasi dan pertanyaan kesediaan produk
oleh pembeli atau pelanggan dilakukan langsung dari direktur pemasaran
dan keuangan.
7. Aktivitas pemasaran juga dilakukan langsung oleh direktur utama serta
direktur pemasaran dan keuangan serta direktur utama dengan hasil
keluaran berupa permintaan pesanan dari pelanggan, daftar sample produk
yang telah terjual/disetujui, daftar pelanggan, dan daftar relasi dengan
kegiatan pameran, jejaring penjualan online untuk promosi produk.
80
Gambar 4.2 Value Chain PT. Inspira Furnexindo
Setelah menggambarkan value chain PT. Inspira Furnexindo pada
Gambar 4.2, maka di bawah ini akan disajikan pada Table 4.1 dan Table 4.2 yang
menjelaskan aktivitas, pelaku kegiatan, dan bagian yang terkait beserta keterangan
pada PT. Inspira Furnexindo berdasarkan aktivitas utama dan aktivitas pendukung
perusahaan.
81
Table 4.1 Tabel Aktivitas Utama
No Kegiatan Dilakukan
oleh bagian
Bagian
Terkait Keterangan
1
Pembelian
bahan baku
produksi
Pembelian
PPIC &
Keuangan
Pemesanan beserta
pembelian bahan baku
dengan daftar pembelian
dan pemilihan supplier
2
Pemeriksaan
kualitas bahan
baku Quality
Control
Pembelian &
PPIC
Pemeriksaan kembali
bahan baku kayu yang
dibeli, pemeriksaan
kuantitas bahan baku yang
dipesan dengan daftar
pembelian
No Kegiatan Dilakukan
oleh bagian
Bagian
Terkait Keterangan
3
Penyimpanan
bahan baku
PPIC Pergudangan
& Produksi
Penyimpanan bahan baku
pada gudang
penyimpanan sebagai
pemenuhan kegiatan
produksi
4
Produksi
sesuai
pesanan Produksi PPIC & R&D
Merencanakan
penjadwalan produksi,
membuat sample produk,
produksi sesuai pesanan
pembeli/pelanggan
5
Pemeriksaan
kualitas hasil
produksi
Quality
Control Produksi
Memiliki prosedur dan
standar dalam
menentukan kualitas
produk
6
Pengemasan
produk Packaging
Produksi &
Quality
Control
Melakukan pengemasan
produk sesuai dengan
standar perusahaan
7
Penyimpanan
Produk jadi
sementara Loading &
Unloading
Produksi &
Export-
Import
Apabila hasil produk tidak
langsung dilakukan
pengiriman, pembuatan
laporan proyek produk
akhir
8
Pengiriman
produk kepada
pembeli/pelang
gan
Export-
Import
Keuangan &
Direktur
Pemasaran
Menjadwalkan
pengiriman produk,
membuat dokumen dan
surat export-import,
melakukan pengiriman
produk
82
9
Menerima
permintaan
pemesanan
produk
Direktur
Utama,
Direktur
Pemasaran
PPIC &
Keuangan
Menerima pesanan
produk, menawarkan
sample produk yang sudah
ada, membuat media
sosial dan jejaring
promosi online, mengikuti
kegiatan pameran
10
Membangun
layanan
pembeli/pelang
gan
Direktur
Pemasaran
& Direktur
Utama
Export-
Import
Menerima saran dan kritik
dari pelanggan,
menyediakan layanan
telpon perusahaan
Table 4.2 Tabel Aktivitas Pendukung
No Kegiatan Dilakukan
oleh Bagian
Divisi
Terkait Keterangan
1
Akuntansi dan
penggajian &
jaminan
karyawan Keuangan Semua
Bidang
Pencatatan transaksi yang
dilakukan oleh semua
bidang, penggajian &
jaminan karyawan,
penerimaan pemasukan yang
diperoleh perusahaan
2
Perpajakan
Keuangan Direktur
Keuangan
Pembayaran pajak sesuai
aturan, pencatatan
pembayaran pajak
3
Pemeliharaan
& pengawasan
alat mesin
produksi
Maintenance/Mekanik
-
Melakukan pemeliharaan
dan pengawasan kondisi dari
alat-alat mesin produksi
4
Penerimaan
dan
penempatan
karyawan baru
HRD/Personalia
-
Melakukan rekrutmen dan
seleksi karyawan,
menempatkan standar
kualitas karyawan baru
5
Pelatihan
karyawan baru
atau lama HRD/Perso
nalia Semua
bagian
Melakukan penjadwalan dan
pelatihan karyawan
6
Penilaian dan
inspeksi
karyawan HRD/Person
alia Semua
bagian
Rmembuat tolak ukur
penilaian karyawan &
monitoring kinerja karyawan
83
7
Melakukan
usulan dan
pembelian
mesin dan alat
baru
PPIC Pembelian &
Keuangan
Melakukan usulan
pembelian alat untuk
mendukung mesin tetap
produksi
8
Pengadaan
bahan baku
produksi PPIC
PPIC &
Keuangan
Melakukan pengecekan
ketersediaan bahan baku dan
mengusulkan pembelian
bahan baku
2. Analisis CSF
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dengan menganalisis dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan strategi bisnis di di PT. Inspira Furnexindo dan
dengan menganalisis dokumen yang berhubungan dengan strategis bisnis
perusahaan maka didapatkan tujuan utama PT. Inspira Furnexindo dan identifikasi
CSF. Hasilnya dapat dilihat pada Error! Reference source not found. dibawah ini
:
Table 4.3 Tabel Hasil Analisis CSF PT. Inspira Furnexindo
Tujuan Utama
Critical Success Factors
(CSF) Metode Pengukuran
1.Meningkatkan
volume produksi
Menciptakan variasi
produk baru
Jenis produk baru yang
telah di hasilkan
Melakukan
pemeliharaan dan
pembaharuan mesin
produksi
Jumlah mesin produksi
baru yang bertambah
Menambah SDM apabila
diperlukan
Jumlah SDM yang
bertambah
84
Meningkatkan &
memperbarui metode
pemasaran/promosi
kegiatan
pemasaran/promosi
yang telah dilakukan
Membangun pelayanan
bagi pembeli/pelanggan
Jumlah data
pembeli/pelanggan
2.Meningkatkan
efektifitas
produksi
Meningkatkan skill dan
pelatihan karyawan
sesuai bidangnya
Penilaian kerja dan
klasifikasi karyawan
Melakukan perbandingan
perhitungan metode
produksi
waktu produksi
tercepat berdasarkan
perbandingan metode
yang digunakan
Meningkatkan
pengelolaan keuangan
secara efektif dan efisien
Kelengkapan data dan
dokumen keuangan
Mengkoordinasi setiap
bidang yang ada
Adanya komunikasi
antar bidang
3. Menjamin
ketersediaan
bahan baku
produksi
Pemantauan jumlah
penggunaan bahan baku
produksi (keluar &
masuk)
Catatan data untuk
setiap jenis bahan baku
produksi yang dipasok
& digunakan
Melakukan pencatatan
inventory bahan baku
Melakukan perhitungan
lalu membandingkan
dengan data persediaan
4. Menjaga mutu
& legalitas produk
Melakukan pengecekan
kualitas bahan baku
produksi termasuk
Kelayakan bahan baku
untuk dibeli &
digunakan untuk
85
legalitasnya diproduksi
Menjalankan kontrol &
pemantauan di setiap
proses produksi beserta
kinerja SDM
Hasil produk sesuai
standar perusahaan dan
sample pesanan
pelanggan atau pembeli
dan performa karyawan
3. Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dimiliki dan dialami oleh perusahaan. Mengidentifikasi
kekuatan bertujuan untuk mengetahui kekuatan apa saja yang dimiliki organisasi
untuk dapat melanjutkan dan mempertahankan bisnisnya agar dapat terus bersaing
dengan kompetitor lainnya. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk
mengetahui kelemahan yang ada, sehingga organisasi dapat berusaha mencari solusi
untuk memperbaiki kelemahan yang ada agar menjadi lebih baik. Mengidentifikasi
peluang bertujuan untuk mengetahui peluang yang ada dan mempersiapkan diri
untuk dapat mencapai peluang tersebut. Sedangkan mengidentifikasi ancaman
bertujuan untuk mencari solusi sehingga organisasi dapat meminimalkan ancaman
tersebut.
Di bawah ini adalah hasil analisis SWOT berdasarkan hasil observasi dan
wawancara pada PT. Inspira Furnexindo :
1. Kekuatan (Strength)
a. Memiliki Sertifikasi internasional di bidang audit ketenagakerjaan
yakni AMFORI BSCI rating A dan termasuk pada perusahaan
86
eksportir produk kayu dengan skema lisensi FLEGT (Forest Law
Enforcement, Governance and Trade).
b. Setiap bahan baku kayu yang digunakan dari supplier telah
memiliki sertifikat SVLK (Sistem dan Verifikasi Legalitas Kayu)
dari pemerintah.
c. Memiliki lingkungan kerja yang menerapkan budaya 5R (Ringkas,
Rapi. Resik, Rawat, Rajin).
d. Pemrosesan produk telah menggunakan mesin kayu otomatis dan
modern.
e. Perancangan sample produk dilakukan bagian tersendiri yaitu
bagian drafter dan telah menggunakan program aplikasi desain
menggunakan komputer.
f. Semua proses produksi yang dijalankan atau dilakukan di tiap divisi
selalu melibatkan bagian quality control untuk menjamin kualitas
produk.
g. Memiliki sumber daya manusia yang menguasai bidang seni
kerajinan tangan.
h. Proses bisnis tetap berjalan meskipun olahan data belum
terintegrasi dengan baik.
i. Memiliki gudang penyimpanan bahan baku dan hasil produksi
dalam satu area pabrik yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
perusahaan.
j. Memiliki ruangan sendiri untuk pengenalan berbagai sample
produk yang lengkap
87
k. Adanya email marketing dan website sebagai media promosi dan
komunikasi bagi perusahaan kepada para pelanggan.
l. Memiliki jaminan barang dipack dengan baik sampai ke tangan
konsumen.
2. Kelemahan (Weakness)
b. Seringnya terkendala masalah keterbatasan pasokan bahan baku
kayu tertentu.
c. Peralatan mesin kayu yang masih kalah dengan perusahaan kayu
negara luar
d. Melakukan produksi produk baru sesuai pemesanan pelanggan
yang cukup rumit
e. Penggunaan komputer masih sebatas media untuk menyimpan dan
mencatat transaksi
f. Tidak memiliki teknologi informasi sebagai penyedia pengenalan
produk kepada calon pembeli baru
g. Pelanggan kesulitan mendapat detail spesifikasi barang saat
pertama kali memesan
h. Pencatatan informasi transaksi antar bagian terkadang tidak sesuai,
tidak lengkap atau tidak terbaca, sehingga membutuhkan waktu
yang lama
i. Kurangnya pengetahuan manajemen dalam pemanfaatan teknologi
informasi dalam menunjang kegiatan operasional bisnis
j. Belum memiliki divisi pemasaran untuk melakukan promosi
produk secara aktif
88
k. Pelaksanaan jadwal training karyawan yang sering berbenturan
dengan jadwal produksi
l. Ketepatan waktu produksi yang masih sering terhambat
m. Email marketing dan customer service tidak selalu tersedia dan
tidak rutin dilakukan
3. Peluang (Opportunity)
a. Terdapat mesin keluaran terbaru dengan kapasitas lebih besar dan
model pengolahan yang lebih beragam
b. Teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi yang terus
berkembang
c. Supplier lain telah memiliki SVLK dari berbagai segmen usaha
d. Proses bisnis perusahaan yang bisa diintegrasikan
e. Memiliki peluang untuk menambah macam produk berdasarkan
permintaan pelanggan
f. Memiliki peluang untuk bisa mendapat lagi pelanggan atau pembeli
dari Amerika dan Asia
g. Mengembangkan metode lain untuk dibandingkan hasilnya
h. Menambahkan divisi pemasaran untuk pengembangan metode
pemasaran dan promosi
i. Menyediakan customer service yang khusus menangani laporan
dan pelayanan kepada pembeli atau pelanggan
j. Meminimalisir hambatan waktu produksi
k. Memanfaatkan email marketing dan website perusahaan sebagai
media promosi
89
l. Perusahaan yang bergerak di bidang kitchen craft, indoor, outdoor
solid wood yang masih sedikit, sehingga minim persaingan
m. Segmen pasar lokal yang masih bisa diperluas dan dikembangkan
4. Ancaman (Threat)
a. Kebijakan regulasi yang sering berubah-ubah
b. Ada beberapa perusahaan sejenis dengan cakupan pasar yang lebih
luas
c. Terdapat perusahaan luar negeri yang sudah memiliki top brand
dan lebih populer di pasar lokal dan global
d. Pesaing banyak aktif menggunakan website dan media sosial
sebagai ekspansi dan pengenalan produk
e. Pesaing menggunakan mesin dengan kapasitas produksi yang lebih
banyak
f. Untuk pasar global, memiliki persaingan yang ketat dengan negara
Vietnam dan China
g. Penanganan khusus tentang pemasaran produk dan juga customer
service yang tersedia dalam melayani laporan pembeli atau
pelanggan di perusahaan lainnya
h. Pesaing yang sudah menerapkan SI/TI yang mendukung bisnis
perusahaan
i. Memiliki manajemen inventory yang terkontrol dan terintegrasi
Hasil dari analisis SWOT ini berupa alternatif pilihan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi PT. Inspira Furnexindo yang tercakup dalam empat
kategori strategi. Berikut hasil kesimpulan dari matriks SWOT berupa strategi
90
Strength Opportunity (SO), Weakness Opprotunity (WO), Strength Threat (ST),
dan Weakness Threat (WT) :
1. Strategi SO (Strength Opportunity)
a. Meningkatkan dan mengedepankan kualitas produk terhadap branding
produk kepada pelanggan atau pembeli dalam segala proses dari
pengadaan bahan baku hingga kegiatan produksi yang sesuai dengan
standar yang berlaku (S1,S2,S12,O6,O12,O13)
b. Meningkatkan kapasitas dan variasi produksi dengan menggunakan
metode pengembangan baru dan mesin yang lebih canggih
(S4,S5,O1,O2,O5,O7)
c. Meningkatkan kinerja perancangan sample produk dengan teknologi
lebih baru (S5,O2)
d. Meningkatkan kinerja kegiatan quality control secara efektif dan efisien
dalam melaksanakan monitoring di setiap proses bisnis yang ada
(S6,O4,O10)
e. Melakukan peningkatan waktu dan bentuk pelatihan serta pengajaran
untuk para karyawan (S7,O5,O10)
f. Mengembangkan dan meningkatkan proses bisnis dan komunikasi data
antar divisi menjadi terintegrasi (S3,S8,O2,O4,O10)
g. Melakukan manajemen inventory control untuk bahan baku dan produk
jadi secara terintegrasi (S9,O2,O4,O10)
h. Mengembangkan sistem yang lebih baru sebagai media pelanggan atau
pembeli untuk melihat sample produk secara detail dan dapat
berkonsultasi mengenai produk yang mereka inginkan secara up to date
91
(S10,O2,O6,O12,O13)
i. Membuat divisi pemasaran beserta layanan customer service untuk
melaksanakan proses pemasaran secara aktif, menangani laporan
pelanggan atau pembeli dalam menjangkauan pasar yang lebih luas
secara sistematis (S7,S11,O6,O11,O12,013)
j. Meningkatkan pemasaran menggunakan email marketing dan website
perusahaan (S11,O2,O5,O6,O12,O13)
2. Strategi WO (Weakness Opportunity)
a. Mencari dan memperluas kerjasama dengan supplier lainnya yang
sudah memiliki SVLK dari berbagai segmen usaha (W1,O3)
b. Menggunakan atau menambah kapasitas mesin produksi sesuai
kapasitas pesanan pasar yang ada saat ini (W2,O1)
c. Menggunakan aplikasi yang lebih canggih untuk pencatatan persyaratan
model dan pembuatan sample produk baru sesuai dengan keinginan
pelanggan atau pembeli (W3,O2,O5,O6,O13)
d. Meningkatkan pemanfaatan teknologi yang ada untuk menunjang
kegiatan proses bisnis perusahaan (W4,O2,O4)
e. Membangun aplikasi untuk mempermudah mengenalkan berbagai
produk secara spesifik kepada pelanggan dan pembeli lama atau baru
sesuai dengan tren yang ada saat ini (W5,W6,O2,O6,O12,O13)
f. Membangun sistem pertukaran data dan informasi yang tersimpan dan
selaras satu sama lain antar bidang atau divisi pada proses bisnis
perusahaan (W7,O2,O4,O10)
g. Meningkatkan standar penerimaan karyawan baru dan pelatihan tentang
92
pemanfaatan dan pengetahuan SI/TI kepada karyawan lama atau baru
sebagai bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia
(W8,O2,O4,O10)
h. Membentuk divisi pemsaran untuk menunjang kegiatan pemasaran
produk dan layanan customer service kepada para pelanggan atau
pembeli (W9,O6,O12,O13)
i. Membangun sistem yang dapat membuat dokumen jadwal pelatihan
para karyawan di tiap bidang secara terjadwal dan lengkap agar tidak
terjadi benturan jadwal pelatihan antar divisi dan proses produksi
perusahaan (W10, O2,O10)
j. Meningkatkan peforma dan penggunaan email marketing, website
perusahaan dan customer service untuk kegiatan promosi, pemasaran
produk perusahaan dan komunikasi dengan pelanggan atau pembeli
(W4,W12,O2,O4,O6,O12,O13)
3. Strategi ST (Strength Threat)
a. Selalu meningkatkan informasi dan pengecekan kepatuhan yang
berkenaan dengan legalitas dan regulasi bisnis perusahaan yang sudah
atau belum dimiliki oleh perusahaan (S1,S2,T1)
b. Menyesuaikan dan mengoptimalkan penggunaan mesin produksi dan
lingkungan kerja yang sesuai dengan standar sebagai keunggulan dalam
bersaing (S1,S2, S3,,S6,T2,T3,T6)
c. Meningkatkan perancangan sample produk baru yang mengutamakan
desain yang diminati sesuai dengan tren kebutuhan produk di pasar lokal
dan global (S5,S7,T2,T3,T6)
93
d. Menghitung dan merencanakan penyesuaian kapasitas produksi dengan
pola permintaan produk oleh pelanggan atau pembeli saat ini (S4,T5)
e. Membentuk bidang pemasaran untuk penanganan perihal pemasaran
produk yang rutin dan terarah dengan meningkatkan performa aplikasi
web dan email marketing sebagai media promosi produk dan customer
service pembeli atau pelanggan secara terintegrasi (S7,S10,S11,T7,T8)
f. Membangun sistem dalam menunjang manajemen inventory control
untuk bpenyimpanan bahan baku produksi dan produk jadi di gudang
penyimpanan perusahaan (S8,S9,T9)
4. Strategi WT (Weakness Threat)
a. Memperkuat posisi pada pasar tertentu dan mengoptimalkan kapasitas
produksi yang ada pada saat ini (W2,W3,T2,T3,T6)
b. Memberikan informasi detail tentang profil dan prestasi perusahaan
serta produk yang ditawarkan pada saat mempromosikan produk dan
aplikasi website perusahaan (W5,W8,T4)
c. Menggunakan media sosial sebagai promosi produk dan meningkatkan
eksistensi di berbagai pameran produk furniture (W5,W6,T4,T8)
d. Membuat divisi
e. pemasaran untuk penanganan pemasaran dan customer service kepada
plangan atau pembeli (W9,T7)
f. Meningkatkan kecakapan dan kualitas kerja karyawan dengan bekerja
sama dengan berbagai badan pelatihan (W8,T7,T8)
g. Membangun sistem yang terintegrasi untuk memastikan kualitas produk
dan waktu pengiriman dalam kondisi yang baik dan tepat saat sampai
94
kepada pelanggan atau pembeli (W4,W6,W11,T8)
h. Membangun sistem dalam menunjang manajemen inventory control
untuk penyimpanan bahan baku produksi dan produk jadi di gudang
penyimpanan perusahaan (W11,T9).
Table 4.4 Tabel Matriks SWOT PT. Inspira Furnexindo
KEKUATAN (Strength) KELEMAHAN (Weakness)
PELUANG
(Opportunity)
Strategi SO Strategi WO
Meningkatkan dan
mengedepankan kualitas
produk terhadap branding
produk kepada pelanggan
atau pembeli dalam segala
proses dari pengadaan bahan
baku hingga kegiatan
produksi yang sesuai dengan
standar yang berlaku (SO01)
Meningkatkan kapasitas dan
variasi produksi dengan
menggunakan metode
pengembangan baru dan
mesin yang lebih canggih
(SO02)
Meningkatkan kinerja
perancangan sample produk
dengan teknologi lebih baru
(SO03)
Meningkatkan kinerja
kegiatan quality control
secara efektif dan efisien
dalam melaksanakan
monitoring di setiap proses
bisnis yang ada (SO04)
Melakukan peningkatan
waktu dan bentuk pelatihan
serta pengajaran untuk para
karyawan (SO05)
Mengembangkan dan
meningkatkan proses bisnis
dan komunikasi data antar
divisi menjadi terintegrasi
(SO06)
Melakukan manajemen
Mencari dan memperluas
kerjasama dengan supplier
lainnya yang sudah memiliki
SVLK dari berbagai segmen
usaha (WOO1)
Menggunakan atau
menambah kapasitas mesin
produksi sesuai kapasitas
pesanan pasar yang ada saat
ini (WO02)
Menggunakan aplikasi yang
lebih canggih untuk
pencatatan persyaratan model
dan pembuatan sample
produk baru sesuai dengan
keinginan pelanggan atau
pembeli (WO03)
Meningkatkan pemanfaatan
teknologi yang ada untuk
menunjang kegiatan proses
bisnis perusahaan (WO04)
Membangun aplikasi untuk
mempermudah mengenalkan
berbagai produk secara
spesifik kepada pelanggan
dan pembeli lama atau baru
sesuai dengan tren yang ada
saat ini (WO05)
Membangun sistem
pertukaran data dan informasi
yang tersimpan dan selaras
satu sama lain antar bidang
atau divisi pada proses bisnis
perusahaan (WO06)
Meningkatkan standar
95
inventory control untuk
bahan baku dan produk jadi
secara terintegrasi (SO07)
Mengembangkan sistem yang
lebih baru sebagai media
pelanggan atau pembeli untuk
melihat sample produk secara
detail dan dapat berkonsultasi
mengenai produk yang
mereka inginkan secara up to
date (SO08)
Membuat divisi pemasaran
beserta layanan customer
service untuk melaksanakan
proses pemasaran secara
aktif, menangani laporan
pelanggan atau pembeli
dalam menjangkauan pasar
yang lebih luas secara
sistematis (SO09)
Meningkatkan pemasaran
menggunakan email
marketing dan website
perusahaan (SO10)
penerimaan karyawan baru
dan pelatihan tentang
pemanfaatan dan
pengetahuan SI/TI kepada
karyawan lama atau baru
sebagai bentuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia
(WO07)
Membentuk divisi pemsaran
untuk menunjang kegiatan
pemasaran produk dan
layanan customer service
kepada para pelanggan atau
pembeli (WO08)
Membangun sistem yang
dapat membuat dokumen
jadwal pelatihan para
karyawan di tiap bidang
secara terjadwal dan lengkap
agar tidak terjadi benturan
jadwal pelatihan antar divisi
dan proses produksi
perusahaan (WO09)
Meningkatkan peforma dan
pengguanaan e-mail
marketing, website
perusahaan dan customer
service untuk kegiatan
promosi, pemasaran produk
perusahaan dan komunikasi
dengan pelanggan atau
pembeli (WO10)
Strategi ST Strategi WT
ANCAMAN
(Threat)
Selalu meningkatkan
informasi dan pengecekan
kepatuhan yang berkenaan
dengan legalitas dan regulasi
bisnis perusahaan yang sudah
atau belum dimiliki oleh
perusahaan (ST01)
Menyesuaikan dan
mengoptimalkan penggunaan
mesin produksi dan
lingkungan kerja yang sesuai
dengan standar sebagai
keunggulan dalam bersaing
(ST02)
Memperkuat posisi pada
pasar tertentu dan
mengoptimalkan kapasitas
produksi yang ada pada saat
ini (WT01)
Memberikan informasi detail
tentang profil dan prestasi
perusahaan serta produk yang
ditawarkan pada saat
mempromosikan produk dan
aplikasi website perusahaan
(WT02)
Menggunakan media sosial
sebagai promosi produk dan
96
Meningkatkan perancangan
sample produk baru yang
mengutamakan desain yang
diminati sesuai dengan tren
kebutuhan produk di pasar
lokal dan global (ST03)
Menghitung dan
merencanakan penyesuaian
kapasitas produksi dengan
pola permintaan produk oleh
pelanggan atau pembeli saat
ini (ST04)
Membentuk bidang
pemasaran untuk penanganan
perihal pemasaran produk
yang rutin dan terarah dengan
meningkatkan performa
aplikasi web dan email
marketing sebagai media
promosi produk dan customer
service pembeli atau
pelanggan secara terintegrasi
(ST05)
Membangun sistem dalam
menunjang manajemen
inventory control untuk
bpenyimpanan bahan baku
produksi dan produk jadi di
gudang penyimpanan
perusahaan (ST06)
meningkatkan eksistensi di
berbagai pameran produk
furniture (WT03)
Membuat divisi pemasaran
untuk penanganan pemasaran
dan customer service kepada
plangan atau pembeli (WT04)
Meningkatkan kecakapan dan
kualitas kerja karyawan
dengan bekerja sama dengan
berbagai badan pelatihan
(WT05)
Membangun sistem yang
terintegrasi untuk
memastikan kualitas produk
dan waktu pengiriman dalam
kondisi yang baik dan tepat
saat sampai kepada
pelanggan atau pembeli
(WT06)
Membangun sistem dalam
menunjang manajemen
inventory control untuk
bpenyimpanan bahan baku
produksi dan produk jadi di
gudang penyimpanan
perusahaan (WT07)
Matriks diatas menggambarkan strategi yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan perusahaan Matriks diatas menggambarkan strategi yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil perumusan dari SWOT tersebut dapat
digunakan perusahaan sebagai bahan untuk memecahkan masalah, meningkatkan
kinerja perusahaan dan memanfaatkan peluang untuk mengembangkan perusahaan.
Empat kategori perumusan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Strategi SO (Strength Opportunity)
Dengan menganalisa kekuatan yang ada, Nusa Ina Leisure dapat meraih
97
peluang yang ada atau bahkan menciptakan peluang baru bagi perusahaan.
2. Strategi WO (Weakness Opportunity)
Dengan memanfaatkan peluang yang ada di pasar, maka PT. Inspira
Furnexindo dapat meminimalkan bahkan menghapus kelemahan yang dimiliki.
3. Strategi ST (Strength Threat)
Dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki perusahaan, PT. Inspira
Furnexindo dapat menghadapi ancaman yang muncul.
4. Strategi WT (Weakness Threat)
PT. Inspira Furnexindo dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
timbul dengan menyusun strategi untuk menghadapinya.
B. Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal
Analisis lingkungan bisnis eksternal organisasi diperlukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor dari luar organisasi yang mempengaruhi
kelangsungan bisnis PT. Inpsira Furnexindo. Untuk menganalisis lingkungan bisnis
eksternal PT. Inspira Furnexindo digunakan dengan metode yakni analisis porter’s
five competitive forces model dan analisis PEST. Di bawah ini adalah hasil-hasil
analisis dari metode yang disebutkan diatas.
1. Analisis Porter’s Five Competitive Force
Untuk menganalisis situasi lingkungan external yang mungkin dihadapi
digunakan teknik analisis eksternal dengan model Porter’s five forces. Analisis
Porter’s five forces terdiri atas ancaman kompetitor baru (threat of new entrants),
persaingan diantara pemain yang sudah ada (rivalry among existing competitors),
98
ancaman produk pengganti (threat of substitute products and services), ancaman
daya tawar pembeli (bargaining power of customers) dan daya tawar pemasok
(bargaining of power suppliers). Berikut adalah analisis Porter’s five forces pada
PT Inspira Furnexindo :
a. Ancaman Kompetitor Baru
Perkembangan dunia industri di bidang manufaktur wood industry dan
Furniture di Indonesia sendiri cukup pesat, mulai dari yang fokus pada segmentasi
pasar dalam negeri dan juga pasar global. Meskipun demikian, tidak mudah dalam
mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak pada pada bidang ini. Selain itu, untuk
bisa melakukan kegiatan ekspor produk ke pasar global atau luar negeri ada
beberapa peraturan atau regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. “Sejak
tahun 2009, sistem legalitas produk kayu mulai diperkenalkan sebagai sistem yang
sejalan dengan komitmen internasional dalam green products dan sustainability
products. Implementasi kebijakan tersebut kemudian dikenal dengan nama SVLK
melalui Permendag No. 64/M- DAG/PER/10/2012 tentang Peraturan Ekspor untuk
Industri Kehutanan”. Selain itu juga, perusahaan yang bergerak di bidang ini juga
diwajibkan untuk mengikuti skema lisensi FLEGT dari uni eropa yang diatur pada
peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25/M-DAG/PER/42016 tentang perubahan
atas Permendag 89/M-DAG/PER10/2015 Tentang Ketentuan Ekspor Produk
Industri Kehutanan, tanggal 15 April 2016 (Kemenperin,2016).
Sehingga hambatan bagi perusahaan yang ingin merintis wood industry dan
furniture khususnya kegiatan ekspor adalah regulasi mengenai pendirian perusahaan
serta sumber bahan baku yang digunakan dan biaya mesin produksi yang cukup
mahal dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil. kemudian untuk saat ini, tidak
99
ada ancaman atas pendatang baru bagi PT. Inspira Furnexindo. Saat ini, ada
beberapa perusahaan furniture serupa seperti CV Delta Raya, namun kedua
perusahaan tersebut bergerak di bidang furniture yang memiliki pangsa produk yang
berbeda. Kemudian Olympic bergerak di cakupan furniture yang didominasi oleh
produk kayu press.
b. Persaingan Pemain yang Sudah Ada
Pada tahun 2015, menurut catatan Jaringan Pemantau Independen Kehutanan
(JPIK) sudah terdapat total 828 penilaian atau verifikasi terhadap perusahaan untuk
mendapatkan legalitas SVLK dalam melakukan kegiatan memasok bahan baku kayu
sebagai bahan produksi di bidang wood industry di Indonesia (JPIK, 2019). Dengan
pedoman data tersebut artinya ada kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut
juga melakukan export produk mereka, sehingga hal ini menyebabkan persaingan
perusahaan wood industry dari indonesia cukup tinggi dan berkembang. Terkhusus
pada jenis produk wood craft solid di Indonesia maupun global masih merupakan
produk yang jarang diproduksi di bidang wood industry, hal ini dapat dilihat pada
data yang menunjukan bahwa produk olahan kayu masih didominasi berupa produk
mebel, kayu bulat industri, sawnwood, panel berbasis kayu, dan plywood (FKHKI,
2018).
Untuk kompetitior asing, produk olahan kayu masih didominasi oleh negara
China dan Vietnam yang merupakan kompetitor ketat dari perusahaan wood industy
di Indonesia yang menguasai pasar Asia dan Amerika, karena teknologi mesin
olahan kayu perusahaan asing jauh lebih unggul dibandingkan perusahaan kayu
Indonesia serta faktor dari penerapan regulasi dan stok pengolahan bahan baku kayu
yang lebih mudah dan memiliki tata kelola yang lebih baik di negaranya
100
(FKHKI,2018).
c. Ancaman Produk Pengganti
Saat ini di bidang wood industry, tentunya semakin memiliki banyak
persaingan produk yang tidak hanya antara produk yang berbahan kayu saja, akan
tetapi karena perkembangan teknologi dan besarnya peminat produk-produk sejenis,
membuat bermunculan banyak perusahaan yang menawarkan produknya
menggunakan berbagai variasi bahan baku yang lebih murah dan dengan kualitas
yang lebih tinggi. Hal ini juga dirasakan oleh PT. Inspira Furnexindo yang tentunya
mengalami ancaman dari berbagai industri sejenis dengan menggunakan bahan baku
seperti bambu, rotan, dan beberapa bahan turunan logam seperti aluminiumdan besi.
Tentu saja, dengan makin banyaknya variasi produk sejenis yang beredar dipasaran,
membuat konsumen atau pembeli lebih memiliki banyak pilihan produk yang lebih
luas sebagai variasi pilihan. Akan tetapi yang menjadi perbedaan mencolok pada
produk yang dihasilkan oleh PT. Inspira Furnexindo dengan yang lain tentunya
dalah bahan baku yang digunakan serta keunggulan dari masing-masing produk
pengganti yang telah ada dan juga jenis produk yang memiliki bentuk yang unik dan
juga variatif yang hanya bisa diolah menggunakan bahan baku kayu saja.
d. Daya Tawar Pembeli
Beberapa tahun terakhir pemasaran dan penjualan yang dilakukan PT.
Inspira Furnexindo lebih berfokus pada pangsa pasar ekspor. Untuk penjualan
produk meliputi benua Asia, Eropa dan Asia Timur seperti negara Korea Selatan,
Jepang, Singapura, Belanda, Spanyol, Italia, dan Amerika. Cakupan target pasar
untuk saat ini memang didominasi kepada perusahaan lainnya yang memang
101
membutuhkan produk olahan kayu dari PT. Inspira Furnexindo untuk dipasarkan
kembali di dalam negaranya namun juga ada beberapa pembeli atau pelanggan yang
berasal dari UMKM, Pemerintahan dan bisnis retail di Indonesia. Menurut bagian
HRD PT. Inspira Furnexindo, produk yang menjadi unggulan dan banyak diminati
saat ini adalah produk kitchen craft solid dan handycraft solid, karena PT. Inspira
Furnexindo memiliki banyak variasi jenis dan bentuk yang beragam yang
ditawarkan kepada pembeli atau pelanggan dengan bahan baku kayu yang unggul
dan tersertifikasi.
Ada satu hal yang membuat pembeli atau pelanggan PT. Inspira Furnexindo
percaya dan berminat terhadap produk yang ditawarkan adalah jaminan mutu dan
kualitas produk yang selalu patuh kepada standar-standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Indonesia dan juga aturan global yang berkaitan dengan wood industry
melalui penerimaan sertifikasi baik dalam lingkup nasional ataupun global. Namun
disisi lain juga, adanya keterbatasan mesin produksi yang dimiliki dan penunjang
teknologi informasi yang memadai, lalu bahan baku tertentu kadang sulit dipenuhi,
sehingga membuat jadwal produksi menjadi terhambat dan terkait dengan kapasitas
produksi yang dihasilkan.
e. Daya Tawar Pemasok
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, PT. Inspira Furnexindo
membutuhkan bahan baku utama yaitu kayu. Selain kayu ada beberapa bahan baku
pendukung seperti pelitur, cat dan aksesoris lainnya untuk hias. Untuk bahan baku
kayu sendiri, PT. Inspira Furnexindo memiliki kekhususan dalam penggunaan jenis
kayu yang digunakan sebagai bahan baku produk olahannya, yakni yang paling
dominan adalah jenis kayu solid. Jenis kayu ini dipilih karena merupakan bahan
102
baku yterkuat dibandingkan dengan kayu olahan lainnya, namun karena volume
tanam dan waktu yang cukup lama dan penebangan pohon yang tidak seimbang,
menyebabkan kayu solid terbatas dan harganya cukup mahal dibandingkan kayu
olahan lainnya.
PT. Inspira Furnexindo dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut,
dilakukan pembelian langsung kepada pemasok, tetapi pembelian bahan baku dirasa
mahal, maka akan mencoba untuk mencari pemasok lainnya. Dalam mekanismenya,
perusahaan memiliki pedoman pelaksanaan pengecekan deklarasi kesesuaian
pemasok, yang memiliki standar khusus untuk memesan kayu sebelum diproduksi,
salah satunya berupa SVLK atau Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu. SVLK itu
sendiri merupakan sistem pelacakan yang disusun secara multi stakeholder untuk
memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia.
Sejauh ini PT. Inspira Furnexindo tidak menjalin kerjasama dengan pemasok yang
ada, hanya sebatas sebagai pemasok dan pembeli saja melalui rekanan dan relasi
yang langsung ditangani direktur utama PT. Inspira Furnexindo dengan bantuan
pihak ketiga melalui pengecekan IUIPHHK atau IUI/TDI dan TPT hutan. Selain
mencari supplier dari wilayah nasional, PT. Inspira Furnexindo juga melakukan
kegiatan impor produk kehutanan untuk mendukung dalam pemenuhan ketersediaan
bahan baku produksi.
Berikut adalah hasil analisis porter’s five force model dari PT. Inpsira
Furnexindo seperti ditunjukan pada Gambar 4.3 dilihat dari ke lima perspektif yang
telah dianalisis.
103
Gambar 4.3 Hasil Analisis Porter’s Five Force PT. Inspira Furnexindo
2. Analisis PEST
Analisis PEST merupakan analisis terhadap kekuatan eksternal yang dapat
mempengaruhi proses bisnis. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain politik,
ekonomi, sosial, dan teknologi. Dengan mengenali dan mengevaluasi peluang dan
ancaman eksternal, perusahaan akan mampu mengembangkan visi dan misi sebagai
dasar strategi yang tepat untuk mencapai sasaran jangka panjang. Berdasrkan hasil
wawancara, analisis PEST untuk PT. Inspira Furnexindo dapat dipaparkan seperti di
bawah ini.
1. Politik
PT. Inspira Furnexindo telah memiliki beberapa aspek sertifikasi dan
legalitas yang telah dipenuhi oleh perusahaan dalam rangka menunjang proses
bisnis yang dijalankan selama ini. Salah satu aspek legalitas yang paling penting
104
adalah landasan badan hukum perusahaan sesuai dengan Pengumuman Badan
hukum dalam Berita Negara No. BN 48/No. TBN 80478/Tahun 2013/No.
SK:07029. Kemudian PT. Inspira Furnexindo juga sudah memiliki legalitas
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia sesuai dengan kode International
Standard Industrial Classification (ISIC) yaitu 3100 sebagai kategori industri
furniture dan 4759 sebagai kategori perdagangan eceran khusus furniture.
Kemudian dari aspek legalitas memasok bahan baku kayu, PT. Inspira
Furnexindo juga telah memiliki dokumen Indonesian Legal Wood BRIK-VLK-
0183 yang dikeluarkan oleh PT. BRIK Quality Services. Selain itu, PT. Inspira
Furnexindo dalam kegiatan bisnis ekspornya juga telah tergabung di dalam lisensi
FLEGT atau aparatur hukum hutan melalui kerjasama antara pemerintah Indonesia
dengan Uni Eropa terkait dengan tata kelola dan perdagangan hutan. Selain itu, PT.
Inspira Furnexindo dalam tata kelol manajemennya juga sudah memiliki sertifikasi
internasional yang berkaitan dengan bidang ketenagakaerjaan yakni AMFORI
BSCI dengan predikat A. Sertifikasi ini merupakan sistem uji tuntas yang
mendukung pengecer, importir dan perusahaan pemegang merek untuk mendorong
kinerja sosial dan peningkatan dalam pabrik dan rantai pasok global perusahaan.
Adapun pendukung lainnya yang berkenaan dengan sertifikasi legalitas
kayu dengan dasar hukum sebagai berikut :
a. UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan.
b. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo. No. 3 Tahun 2008 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencan Pengelolaan Hutan, Serta
Pemanfaatan Hutan.
c. Peraturan Menteri Kehutanan No. 38/MenHut-II/2009 junto
105
PermenHut P.68/MenHut-II/2011 junto PermenHut P.45/MenHut-
II/2012, junto PermenHut P.42/MenHut-II/2013 tentang Standar dan
Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.
d. Peraturan Direktur Jendral Bina Produksi Kehutanan No. P.6/VI-
BPPHH/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi dan Verifikasi Legalitas Kayu.
2. Ekonomi
Dalam beberapa tahun terakhir secara khusus Indonesia mengalami
pelemahan dalam neraca perdagangan, karena relatif rendahnya pertumbuhan
ekspor, dimana nilai ekspor Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
terus menurun, dan kembali naik pada tahun 2017. Sampai bulan juni 2018, nilai
ekspor Indonesia masih di angka US$87.993.797.480,49. Realisasi perkembangan
ekspor Indonesia sangat didominasi oleh produk ekspor non migas. Untuk
komoditas kayu dan olahannya sendiri menduduki posisi kontribusi ke empat nilai
ekspor Indonesia. Ekspor furniture, kayu, dan produk kayu, serta pulp and paper
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Furniture mengalami perubahan
1,64% di tahun 2017, kayu dan produk kayu sebesr 3,02%. (Indonesia Eximbank
Institute, 2018).
Peluang ekspor produk kayu dan olahannya sangat besar, Indonesia
memiliki peluang besar menguasai pasar jual beli kayu dunia. Hal ini mengingat
kebutuhan Eropa akan kayu itu besar. Eropa merupakan salah satu importir kayu
terbesar di dunia. Akan tetapi menurut Wakil Ketua Umum Himpunan Industri
Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menilai “Ekspor mebel
106
Indonesia saat ini masih jauh di bawah Vietnam, pada tahun 2017 ekspor mebel dan
kerajinan Indonesia baru mencapai US$ 1,68 Miliar”. Khusus untuk produk kayu
olahan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat China
merupakan negara tujuan ekspor utama yang diyakini terus tumbuh positif. Pada
perkembangan selanjutnya, pertumbuhan tersebut, memicu geliat berbagai sektor,
baik untuk properti maupun pendidikan yang ujung-ujungnya akan mendorong
kebutuhan akan produk kayu olahan baik dalam bentuk pulp & paper, furniture,
maupun handycraft (Indonesia Eximbank Institute, 2018).
Sementara itu, situasi ekonomi di wilayah Indonesia sendiri, berdasarkan
apa yang pernah disampaikan oleh Jamhadi selaku Ketua Kamar Dagang dan
Industri Indonesia (Kadin) Surabaya, tahun 2019 dan kedepannya akan menjadi
tahun bertumbuhnya beberapa sektor ekonomi Jawa Timur yang juga dipengaruhi
oleh sektor ekonomi global. Dengan perilaku pertumbuhan ekonomi tersebut, dapat
dimanfaatkan sektor industri furniture untuk melakukan inovasi guna mendukung
tren gastronomi, atau menciptakan peralatan dapur sesuai dengan tren.
3. Sosial
Dalam kegiatan FSC Week 2017, Perum Perhutani mengatakan bahwa
konsumen saat ini tidak lagi hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan
produk, melainkan juga kepercayaan terhadap perusahaan dengan reputasi ramah
lingkungan dan memiliki komitmen sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil survei
Nielsen tahun 2015, sebanyak 66% responden global bersedia membayar lebih
untuk produk dan layanan berasal dari perusahaan yang berkomitmen terhadap
sosial dan lingkungan, presentase tersebut naik 115 dibanding hasil sruvei tahun
2014, yakni sebesar 55% (Kontan.id, 2017).
107
Aspek sosial lainnya adalah tren yang masih akan berkembang pada pola
kehidupan sosial di masyarakat saat ini adalah pola minimalis, industri furniture
juga memberikan respon dengan mengeluarkan produk yang memiliki penampilan
simpel, namun tetap memiliki manfaat, bahan tetap berkualitas dan harga yang
sesuai. Pemerintah, terutama Departemen Perindustrian dan Perdagangan, ikut serta
dan aktif memberikan kesempatan dan ruang untuk mengadakan berbagai event
pameran produk furniture baik di tingkat nasional maupun internasional.
4. Teknologi
Perencanaan strategi yang efektif meneliti lingkungan untuk mencari
perubahan teknologi yang dapat menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan
bisnisnya, karena perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk
meningkatkan hasil, tujuan atau mengancam kedudukan perusahaan. Kemauan
untuk melakukan inovasi dan mengambil risiko nampak merupakan komponen yang
penting. Selanjutnya perubahan teknologi menghendaki iklim sosial ekonomis yang
dapat menerimanya.
Untuk bidang teknologi, ke depannya banyak industri yang memakai
kecerdasan buatan dan komputasi virtual dalam mendukung kegiatan bisnisnya.
Penggunaan AI yang semakin sering kita dengar akan sampai pada pemanfaatan di
bidang industri, terutama pengolahan dan analisis data praktis untuk membantu
pengambilan keputusan. Ada juga teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual
Reality (VR) yang bisa saja membantu interaksi antara pelanggan dan bagian
penjualan, dengan menggunakan teknologi tersebut dapat memberikan informasi
bentuk dan lokasi penataan furniture secara virtual antara kedua belah pihak.
Kemudian, untuk teknologi informasi khususnya internet dan mobilephone semakin
108
murah sehingga membuka peluang besar bagi individu dan perusahaan untuk
semakin memanfaatkannya termasuk belanja IT.
C. Analisis Lingkungan SI/TI Internal
Analisis pada lingkungan SI/TI internal dilakukan guna memperoleh
gambaran mengenai kondisi infrastruktur SI/TI yang ada pada PT. Inspira
Furnexindo saat ini. Hal ini sebagai salah satu dasar pertimbangan melakukan
perencanaan strategis SI/TI. Pada tahapan ini akan dibahas penerapan aplikasi SI
dan hubungan antara aplikasi SI yang nantinya akan dipetakan ke dalam model
portofolio McFarlan strategic grid. selanjutnya adalah pemaparan infrastuktur
teknologi informasi yaitu perangkat keras (hardware) yang digunakan dan bentuk
jaringan komputer. Di bawah ini adalah hasil dari analisis lingkungan SI/TI Internal
PT. Inspira Furnexindo.
1. Perangkat Keras yang Digunakan
Review hardware dilakukan dengan mengidentifikasi perangkat keras yang
digunakan PT. Inspira Furnexindo. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
mengetahui perangkat keras atau hardware yang digunakan dalam mendukung
proses bisnis, apakah nantinya perangkat keras yang digunakan dalam mendukung
proses bisnis, apakah nantinya perangkat keras yang dipakai membutuhkan
perubahan, penambahan, atau perbaikan. Berikut adalah hasil identifikasi perangkat
keras atau review hardware dari PT. Inspira Furnexindo yang ditampilkan pada
Table 4.5 :
109
Table 4.5 Hasil Identifikasi Hardware PT. Inspira Furnexindo
Berdasarkan hasil review hardware yang dimiliki PT. Inspira Furnexindo,
didapati bahwa perusahaan memiliki spesifikasi hardware yang memadai dalam
No
Bidang/Divisi
Hardware
1
Direksi
1. 1 set komputer Pusat
2
HRD/Personalia
1. 1 set laptop
2. 1 set printer
3 Produksi
1. 1 set komputer
2. 1 set printer
4 PPIC
1. 1 set laptop
5. Pembelian 1. 1 set komputer
6. Admin Umum
1. 1 set laptop
2. 1 set printer
7. Keuangan 1. 1 set laptop
8. Perusahaan (Lainnya)
1. 32 set CCTV
2. 2 set wifi router
110
menunjang aktifitas bisnisnya. Semua perangkat seperti komputer, laptop dan
printer yang dapat terhubung ke jaringan internet yang sudah tersedia. Kemudian
untuk hardware penunjang lainnya yaitu 32 set CCTV sebagai alat untuk kegiatan
pemantauan lingkungan di perusahaan dan 2 router wifi untuk jaringan internet.
2. Perangkat Lunak Komputer
Review software atau perangkat lunak adalah identifikasi aplikasi apa saja
yang digunakan oleh PT. Inspira Furnexindo. Tujuan yang ingin dicapai dalam
identifikasi ini adalah untuk mengetahui software yang digunakan dalam
mendukung bisnis, apakah dibutuhkan perubahan atau perbaikan. Berikut hasil
identifikasi software yang digunakan saat ini.
a. Sistem Operasi dan Aplikasi Software
Perangkat lunak sistem operasi yang digunakan merupakan keluaran
produk Microsoft yaitu Microsoft Windows 7 dan Microsoft Windows 10.
Untuk Microsoft Windows 7 digunakan pada perangkat komputer kantor,
sedangkan untuk penggunaan Microsoft Windows 10 digunakan untuk
perangkat laptop kantor. Kemudian untuk aplikasi software yang digunakan
adalah seperti pada perangkat lunak yang biasanya digunakan pada aktivitas
kantor yaitu Microsoft Office , Adobe Photoshop, E-mail, media sosial dan
penunjang aplikasi browser yaitu Google Chrome dan Mozila Firefox.
b. Aplikasi Sistem Informasi
PT. Inspira Furnexindo hingga saat ini belum memiliki dan
menggunakan aplikasi sistem informasi sebagai penunjang proses bisnis
yang ada di tiap bidang kerja, namun sudah memiliki website perusahaan
111
sebagai media profil dan informasi terhadap PT. Inspira Furnexindo.
3. Jaringan Komputer
Review jaringan komputer adalah mengidentifikasi arsitektur jaringan yang
digunakan dan diterapkan saat ini oleh PT. Inspira Furnexindo. Tujuan dari analisis
ini adalah untuk mengetahui bagaimana seluruh perangkat SI/TI yang ada saling
terhubung dengan jaringan internet yang digunakan dalam menunjang proses
bisnis, apakah nantinya arsitektur jaringan komputer yang dipakai membutuhkan
perubahan, penambahan atau perbaikan. Berikut adalah hasil identifikasi aristektur
jaringan komputer pada PT. Inspira Furnexindo saat ini seperti terlihat pada
Gambar 4.4 di bawah ini :
Gambar 4.4 Arsitektur Jaringan PT. Inspira Furnexindo
4. Portofolio McFarlan’s Strategic Grid
Setelah menjabarkan portofolio aplikasi yang ada pada PT. Inspira
Furnexindo, maka dilakukan pemetaan berdasarkan kategori dan kontribusi serta
112
kebutuhan SI/TI yang mencapai tujuan bisnis, dengan menggunakan metode
McFarlan’s strategic grid. Pemetaan dinilai melalui wawancara penilaian terhadap
portofolio aplikasi yang ada. Pemetaan ini mempermudah PT. Inspira Furnexindo
untuk mengambil keputusan dalam menentukan posisi aplikasi dan sistem
informasi PT. Inspira Furnexindo di dalam kuadran tersebut. Selain itu pemetaan
ini juga digunakan untuk mengidentifikasi keinginan PT. Inspira Furnexindo dalam
menentukan ke arah mana sistem informasi akan dipenuhi sesuai dengan kapabilitas
dan proses bisnis di masa yang akan datang.
Pemetaan aplikasi saat ini dilakukan melalui pemetaan kebutuhan informasi
dan portofolio Mc Farlan’s strategic grid yang telah dijabarkan sebelumnya pada
bab tinjauan pustaka sebelumnya berkaitan dengan analisis Mc Farlan’s strategic
grid. Hasil perencanaan strategis SI berupa arsitektur sistem informasi yang dapat
dipetakan ke dalam portofolio aplikasi SI di masa depan. Proses pemetaan aplikasi
SI didasarkan pada model portofolio Mc Farlan’s strategic grid. Berikut adalah
daftar pertanyaan penentu pemetaan solusi SI/TI pada PT. Inspira Furnexindo pada
Table 4.6 di bawah ini.
113
Table 4.6 Pertanyaan Pemetaan Solusi SI/TI McFarlan’s Strategic Grid
No Pertanyaan
1 Apakah solusi STI menghasilkan keuntungan kompetitif yang jelas bagi
perusahaan?
2 Apakah dengan solusi STI ini dapat di gunakan dalam mencapai tujuan
bisnis yang spesifik?
3 Apakah dengan solusi STI dapat mengatasi kerugian bisnis yang
berkaitan dengan pesaing perusahaan?
4 Apakah dengan solusi STI dapat menghindarkan resiko bisnis yang akan
menjadi masalah utama di masa yang akan datang?
5 Apakah dengan solusi STI dapat meningkatan produktifitas bisnis dengan
mengurangi biaya jangka panjang?
6 Apakah dengan solusi STI dapat memungkinkan organisasi untuk
memenuhi kebutuhan yang muncul?
7 Apakah dengan solusi STI dapat memberikan manfaat yang belum dapat di ketahui namun memungkinkan untuk menghasillkan poin 1 dan 2?
Tabel daftar pertanyaan dari McFarlan’s pada Table 4.7 Digunakan sebagai
acuan pemetaan terhadap 4 kategori dengan pola penilaian sebagai berikut :
Table 4.7 Keterangan Pemetaan SI/TI Berdasarkan Penilaian Pernyataan
NO Tipe Keterangan
1 Strategic 1 dan 2
2 Key Oprational 3 dan 4
3 Support 5 dan 6
4 High Potential 7
114
Berikut adalah jawaban dari pertanyaan solusi SI/TI pada di bawah ini.
Table 4.8 Jawaban Hasil Pertanyaan Solusi SI/TI
*Keterangan : Y = YA
T = TIDAK
Berdasarkan semua pertanyaan tersebut, setiap SI/TI hanya akan mendapat
satu jawaban “ya” jika terdapat lebih dari satu jawaban “ya” maka SI/TI tersebut
harus dipecah menjadi SI/TI yang lain. Untuk pertanyaan (1) dan (2) apabila
jawabannya “ya” maka ada pertanyaan tambahan yaitu: “apakah terlihat jelas
keuntungan bisnis dan bagaimana cara keuntungan tersebut diperoleh?”. Jika
jawabannya “ya” SI//TI masuk strategic, apabila “tidak” maka masuk high
potential. Untuk pertanyaan (3) dan (4) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI
masuk key operational. Untuk pertanyaan (5) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI
masuk support. Untuk pertanyaan (6), apabila jawabannya “ya” maka SI/TI bisa
masuk key operational dan support. Untuk itu perlu diberikan pertanyaan tambahan
yaitu “Apakah kegagalan memenuhi regulasi mengakibatkan resiko bisnis yang
signifikan?”, jika “ya” maka masuk key operational jika “tidak” masuk support.
Dan pada pertanyaan (7), apabila jawabannya “ya” maka SI/TI masuk high
potential. Sehingga hasil jawaban dari pertanyaan tersebut yang diberikan kepada
pengguna aplikasi yang bersangkutan, maka dapat dirangkum aplikasi-aplikasi
Nama Aplikasi 1 2 3 4 5 6 7
Website Y Y T T T T T
Microsoft Office T T T T Y Y T
Adobe Photoshop T T T T Y Y T
E-mail T T Y Y T T T
Media Sosial T T T T Y Y T
115
yang ada dikelompokkan menjadi 4 kategori yang sesuai dengan ketentuan
McFarlan’s strategic grid seperti pada Table 4.9 sebagai berikut :
Table 4.9 Tabel Portofolio Aplikasi Saat Ini PT. Inspira Furnexindo
Strategic High Potential
Website
-
Key Operational Support
Media Sosial
Adobe Photoshop
Microsoft Office
Dari tabel di atas terdapat empat kuadran yaitu Strategic, High Potential,
Key Operational, dan Support. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
kuadran :
a. High Potential adalah aplikasi yang mungkin akan menentukan
keberhasilan di masa mendatang. Saat ini PT. Inspira Furnexindo belum
mempunyai aplikasi yang masuk dalam kelompok High Potential.
b. Strategic adalah aplikasi penting untuk mendukung strategis di masa
datang. Aplikasi yang termasuk kelompok strategic di PT. Inspira
Furnexindo adalah website.
c. Key Operational adalah aplikasi yang saat ini sangat diperlukan dalam
mencapai keberhasilan. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok Key
Operational di PT. Inspira Furnexindo diantaranya adalah e-mail.
d. Support adalah aplikasi yang berguna tetapi tidak menentukan
116
kesuksesan, sebagai pendukung kegiatan proses bisnis. Aplikasi yang
termasuk dalam kelompok support di PT. Inspira Furnexindo adalah
media sosial, microsoft word, dan adobe photoshop.
D. Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal
Agar dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan dan tren SI/TI
yang ada pada saat ini, dilakukan analisis lingkungan eksternal SI/TI yang
mencakup tren teknologi perangkat keras server, jaringan komputer serta aplikasi
sistem informasi. Masukan dari proses ini akan ditentukan berbagai tren SI/TI
terkini yang dapat menjadi peluang untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
dan strategi perusahaan dari PT. Inspira Furnexindo saat ini dan di masa yang akan
datang.
1. Tren Server
Server adalah komputer yang berfungsi untuk melayani, membatasi, dan
mengontrol akses terhadap client-client dan sumber daya pada suatu jaringan
komputer. Server didukung spesifikasi.kemampuan hardware yang besar (berbeda
dengan komputer biasa), server juga menggunakan sistem operasi khusus, yang
disebut sebagai sistem operasi jaringan.
Umumnya, di dalam sistem operasi server terdapat berbagai macam layanan
yang menggunakan arsitektur client atau server. Contoh dari layanan server adalah
DHCP, Mail Server, HTTP Server, DNS Server, dan lain sebagainya. Setiap sistem
tersebut akan merespon request dari client. Server biasanya terhubung dengan client
menggunakan kabel UTP dan sebuah kartu jaringan.kartu jaringan ini biasanya
berubap kartu PCI atau ISA. Dilihat dari fungsinya, server bisa dikategorikan
117
dalam beberapa jenis, seperti server aplikasi, server data, maupun server proxy.
Server aplikasi adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam
aplikasi yang dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan untuk
menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data yang
diproses oleh server aplikasi. Server proxy berfungsi sebagai pengatur lalu lintas di
jaringan melalui pengaturan proxy. Contoh sistem operasi server dari Windows saat
ini adalah Windows 6.3, Windows Server 2012, kemudian Sun Solar 10, dan Linux
(Laudon, 2014).
2. Tren Jaringan Komputer
Perkembangan terhadap tren jaringan saat ini meningkat demikian pesat,
terutama teknologi jaringan komputer adalah internet. Jaringan komputer dapat
dibangun dengan menggunakan media kabel maupun tanpa kabel (nirkabel).
Sebenarnya teknologi nirkabel sudah banyk digunakan, tapi untuk jaringan fisik
internal perusahaan, kabel dan sarana fisik lain masih mejadi prioritas setidaknya
hingga saat ini. Tapi untuk perusahaan yang skalanya sedang hingga kecil, kabel
malah menjadi kendala tersendiri, baik dari segi pengadaan,biaya, perawatan, dan
troubleshooting apabila terjadi sesuatuyang mengganggu kelancaran jaringan.
Jaringan nirkabel lebih mudah dan lebih cepat untuk setup daripada jaringan
kabel. Perangkat nirkabel menambah fleksibilitas dan menghemat waktu. Dengan
nirkabel kita dapat dengan mudah memindahkan laptop, proyektor, dan printer,
dengan masih mempertahankan konektivitas. Seiring dengan semakin luas dan
berkembangnya teknologi nirkabel lain yaitu wifi, maka infrastruktur jaringan
internal perusahaan akan digantikan oleh standar ini (Laudon, 2014).
118
3. Tren Aplikasi Sistem Informasi
Aplikasi sistem informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan
internet yang sangat cepat. Dimulai dari aplikasi yang hanya berjalan secara stand
alone dan client server, sehingga sekarang menjadi aplikasi yang dapat bekerja
multi user, bahna sudah berjalan dengan web-based yang lebih efisien. Keuntungan
dari aplikasi website adalah dapat diakses dimana saja dan di komputer apa saja,
maupun melalui media lain seperti smartphone yang sudah sesuai standar WAP,
dapat digunakan pada sistem operasi apapun, dan tidak perlu meng-install program
apapun.
Selain itu, ada juga teknologi aplikasi mobile yang berkembang dengan
sangat pesat. Faktornya bisa dari berbagai sebab, salah satunya dari infrastruktur
mobile yang kian matang, dan implementasi 5G di Indonesia yang diharapkan
sebentar lagi bakal terwujud menjadi hal yang disoroti mengapa perutmbuhan pasar
aplikasi di Indonesia sangat pesat. Kemudian,aplikasi yang juga berbasis desktop
yang makin memiliki variasi dan cakupan yang terus berkembang, yang dapat
menignkatkan kelangsungan bisnis bagi para pengguna akhir secara offsite. Tiap-
tiap remote desktop berjalan di dalam isolasi pada jaringan back-end. Apabila crash
desktop terhadp salah satu pengguna maka mesin virtual pengguna lain tidak akan
crash. Software dapat bergerak secara langsung tanpa gangguan pada pengguna
akhir (Laudon, 2014).
4.3.2 Tahap Keluaran
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bisnis dan informasi yang sudah
diuraikan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan perencanaan
strategis SI/TI pada PT. Inspira Furnexindo, yang terdiri dari strategi SI bisnis,
119
strategi TI, Strategi Manajemen SI/TI dan yang terakhir adalah portofolio aplikasi
mendatang. Setelah melalui analisis bisnis internal dan eksternal serta analisis SI/TI
internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya, maka berikut adalah
rekomendasi rumusan perencanaan strategis SI/TI pada PT. Inspira Furnexindo.
A. Strategi SI Bisnis
Pada tahap strategi bisnis SI perusahaan bertujuan untuk menentukan solusi
SI yang bertujuan guna mencapai tujuan dari perusahaan. Penyusunan strategi SI
bisnis perusahaan dimulai dengan menggunakan tujuan perusahaan sebagai
masukan, dimana tujuan perusahaan tersebut telah didapatkan saat wawancara.
Strategi ini disusun dan diharapkan dapat memberikan arahan bagi pengembangan
aplikasi sistem informasi di masa akan datang.
Oleh karena itu, hasil dari analisis lingkungan bisnis dan SI/TI internal dan
juga pertimbangan faktor eksternal yang berupa kebutuhan informasi menjadi basis
utama untuk menemukan solusi aplikasi sistem yang akan diusulkan. Untuk
menentukan solusi aplikasi, maka dibuat pemetaan tujuan perusahaan dengan CSF,
SWOT, value chain, dan kebutuhan informasi terhadap IS demand. Berikut adalah
hasil usulan pemetaan strategi SI bisnis PT. Inspira Furnexindo pada Table 4.10 di
bawah ini.
120
Table 4.10 Tabel Pemetaan SI Demand terhadap kebutuhan informasi perusahaan
Tujuan Utama
CSF Strategi
SWOT
Value Chain Kebutuhan sistem
IS Demand
Meningkatkan volume
produksi
- Menciptakan variasi
produk baru
SO03, SO08, WO03,WO05, ST03
Operation
Memberikan sistem untuk
analisis tren pasar dan
memahami kebutuhan &
keinginan pembeli/pelanggan
Analytical CRM-
modul analisis pasar
- Melakukan
pemeliharaan dan
pembaharuan mesin
produksi
SO02, WO02, STO2
Firm
Infrastructure,
Technology
Development
Memberikan sistem untuk
menentukan kondisi mesin
dan melakukan perhitungan
keputusan pembelian mesin
baru
SI Sistem Pendukung
Keputusan (SPK)
pembelian mesin baru
- Menambah SDM
apabila diperlukan WO04, WO07
Human
Resources
Management
Memberikan sistem yang
dapat memilih dan
menentukan perekrutan
karyawan baru yang sesuai
dengan standar dan kebijakan
yang ada
SI SPK penerimaan
karyawan baru
- Meningkatkan &
memperbaruhi metode
pemasaran/promosi
SO09, SO10,
WO08, WO10, ST05, WT02, WT03, WT04
Marketing &
Sales, Services
Memberikan sistem yang
mampu melakukan kegiatan
pemasaran produk dan
menjangkau pembeli atau
pelanggan
Website,
e-mail marketing,
media sosial,
SI pemasaran
121
- Membangun pelayanan
bagi pembeli/pelanggan SO09, WO08, ST05, WT04
Marketing
& Sales,
Services
Memberikan sistem yang
dapat menjalin kerjasama dan
interaksi dengan pembeli atau
pelanggan
Aplikasi live chat,
E-questionaire
Meningkatkan
efektifitas produksi
- Meningkatkan skill dan
pelatihan karyawan
sesuai bidangnya
SO05, WO07, WO09, WT05
Human
Resources
Management
Memberikan sistem yang
mampu menyediakan modul
& penjadwalan pelatihan
karyawan
E-learning
- Melakukan
perbandingan metode
produksi
WO04, WT01 ST04
Operation
Memberikan sistem yang
mampu melakukan
perhitungan dan penjadwalan
produksi
SI manufaktur
- Meningkatkan
pengelolaan keuangan
secara efektif dan
efisien
WO04, WO06 Firm
Infrastructure
Memberikan sistem yang
dapat melakukan pencatatan
dan pembukuan keuangan
perusahaan serta
menampilkan data pendapatan
dan pengeluaran perusahaan
SI akuntansi
- Mengkoordinasi setiap
bidang yang ada SO06, WO06 Operation
Memberikan sistem yang
mampu menghubungkan
komunikasi dan bersosialisasi
setiap bidang bisnis
Discussion forum,
e-mail karyawan
Menjamin
ketersediaan bahan
baku produksi
- pemantauan jumlah
penggunaan bahan
baku produksi (keluar
& masuk)
SO07, WO01, STO6, WT07
Inbound
Logistic,
Procurement
Memberikan sistem yang
dapat melakukan transaksi
pembelian dan pencatatan
aktivitas penggunaan bahan
baku
SI persediaan &
pembelian bahan baku
122
- Melakukan pencatatan
inventory bahan baku SO07, WO01, STO7, WT07
Inbound
Logistic
Memberikan sistem yang
dapat mencatat dan mengecek
persediaan bahan baku
SI persediaan &
pembelian bahan baku
Menjaga mutu &
legalitas produk
- Melakukan
pengecekan kualitas
bahan baku produksi
termasuk legalitasnya
SO04, WO01
Inbound
Logistic,
Procurement
Memberikan sistem yang
mampu memberikan
informasi tentang pemasok
dan melakukan pengecekan
mutu & legalitas bahan baku
SI SPK pembelian
bahan baku, aplikasi
pengecekan bahan
baku
- Menjalankan kontrol
dan pemantauan di
setiap proses produksi
beserta kinerja SDM
SO01, WO04, ST01, WT06
Operation
Memberikan sistem yang
dapat melakukan pemantauan
jalannya proses produksi dan
memberikan penilaian
terhadap kinerja karyawan
SI monitoring
produksi, aplikasi
penilaian karyawan
123
Setelah menampilkan kebutuhan informasi dan usulan IS demand di masa
akan datang yang diperoleh dari pemetaan tujuan utama perusahaan dengan CSF,
SWOT dan value chain, maka selanjutnya adalah mengetahui status SI yang
diusulkan dan yang sudah ada pada analisis SI/TI internal perusahaan sebelumnya
sebagai solusi strategis SI bisnis perusahaan. Berikut adalah status SI yang diusulkan
seperti ditampilkan pada Table 4.11 di bawah ini.
Table 4.11 Tabel Status SI Saat Ini
No.
Solusi SI/TI
Kondisi Saat
Ini
Status
1.
Analytical CRM-modul
analisis pasar
Belum ada Sistem baru
2. SI (SPK) pembelian
mesin baru Belum ada Sistem baru
3. SI SPK penerimaan
karyawan baru Belum ada Sistem baru
4. Website Sudah ada Peningkatan
5. E-mail Sudah ada Peningkatan
6. Media sosial Sudah ada Peningkatan
7. Adobe Photoshop Sudah ada Tetap
8. Microsoft Office Sudah ada Tetap
9. SI pemasaran Belum ada Sistem baru
10. Aplikasi live chat Belum ada Sistem baru
11. E-questionaire Belum ada Sistem baru
12. E-learning Belum ada Sistem baru
13. SI manufaktur Belum ada Sistem baru
124
14. SI akuntansi Belum ada Sistem baru
15. Discussion forum Belum ada Sistem baru
16. SI persediaan &
pembelian bahan baku Belum ada Sistem baru
17. SI SPK pembelian
bahan baku Belum ada Sistem baru
18. aplikasi pengecekan
bahan baku Belum ada Sistem baru
19. SI monitoring produksi Belum ada Sistem baru
20. aplikasi penilaian
karyawan Belum ada Sistem baru
B. Strategi TI
Dalam pembuatan SI/TI strategic planning, dibuatlah usulan perencanaan
strategi teknologi informasi yang akan digunakan ke depannya, sehingga semua
usulan sistem informasi dapat berjalan dengan baik. Usulan teknologi informasi ini
menjelaskan mengenai usulan infrastruktur jaringan yang baru.
Strategi Teknologi Informasi (TI) yang perlu ditingkatkan untuk
mendukung Sistem Informasi (SI) yang diusulkan nantinya, dan dijalankan oleh PT.
Inspira Furnexindo pada masa akan datang adalah didapatkan dari hasil analisis
lingkungan SI/TI internal dan jaringan komputer yang diterapkan saat ini yang telah
dijabarkan dan digambarkan sebelumnya. Dengan struktur jaringan yang baru
dimana semua sistem yang ada pada semua bagian sudah terintegrasi, maka aliran
informasi yang dibutuhkan antar lini menjadi cepat dan mudah, sehingga akan
mendukung dan meningkatkan kinerja pada aktivitas bisnis di PT. Inspira
Furnexindo.
125
Untuk usulan arsitektur jaringan didasarkan pada hasil analisis lingkungan
SI/TI internal perusahaan sebelumnya, yang menunjukan bahwa pada saat ini di PT.
Inspira Furnexindo belum memiliki rancangan arsitektur jaringan sendiri berupa
topologi jaringan, sehingga diperlukan pembaruan aristektur jaringan dari
sebelumnya agar dapat mendukung sesuai dengan strategis SI bisnis yang diusulkan
di masa depan,. Dan untuk usulan platform, juga didasarkan pada hasil analisis
lingkungan SI/TI internal perusahaan sekarang, yang menunjukan bahwa pada saat
ini di PT. Inspira Furnexindo juga belum memiliki gambaran dan rencana platform
aplikasi yang akan diterapkan atau digunakan untuk mendukung strategi SI bisnis
yang diusulkan di masa depan. Sehingga perlu adanya usulan arsitektur jaringan
dan usulan platform aplikasi untuk mendukunng dari strategis SI bisnis mendatang.
1. Arsitektur Jaringan
Untuk usulan kebutuhan jaringan komputer pada PT. inspira Furnexindo
yang pertama yaitu penggunaan router. Router memiliki fungsi utama untuk
membagi atau mendistribusikan IP Address, baik secara statis ataupun DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol) kepada semua perangkat komputer atau
laptop yang terhubung ke router tersebut. Pada saat ini, perangkat router sudah lebih
canggih dan modern. Untuk mendistribusikan IP address kepada setiap perangkat
komputer atau laptop pada suatu jaringan, fungsi router tidak saja hanya dapat
menghubungkan dengan sambungan kabel UTP, melainkan dapat dengan teknologi
wireless. Dengan demikian, router pada saat ini dapat disambungkan pada setiap
komputer, laptop, gadget, smartphone yang berada pada jangkauan router tersebut.
Cukup dengan memanfaatkan sebuah gelombang radio yang dipancarkan oleh
router. Kemudian untuk pendukung penggunaan kabel UTP melalui penghubung
126
antara komputer dengan router yang tersedia adalah menggunakan perangkat switch.
Penggunaan kabel UTP digunakan agar kecepatan internet lebih stabil dan terjamin.
Switch berfungsi sebagai konsentrator pada jaringan topologi star, konsentrator
disini adalah berfungsi untuk menghubungkan perangkat komputer yang ada
dengan router pada area yang telah ditentukan yakni pada lingkungan ruangan
kantor manajemen dan direksi PT. Inspira Furnexindo. Berikut adalah usulan
gambaran arsitektur jaringan yang akan diterapkan pada PT. Inspira Furnexindo
sesuai dengan Gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5 Usulan Arsitektur Jaringan PT. Inspira Furnexindo
Arsitektur jaringan di atas adalah menggunakan topologi jaringan yaitu star.
Topologi star memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
1. Tipe topologi star ini dapat digunakan untuk banyak perangkat komputer yang
terdapat pada area tertentu, maka penerapan topologi ini masih cukup mampu
menangani komputer atau perangkat yang ada.
2. Kecepatan jaringan yang dihasilkan sama besar antara masing-masing
127
komputer client dengan server pusat.
3. Dalam pengaplikasiannya, bisa menggunakan beberapa tipe kabel yang
berbeda, misalnya jika komputer client tertentu membutuhkan jenis kabel yang
berbeda, dan ditambah lagi, topologi star ini kompatibel dengan berbagai jenis
kabel.
2. Platform
Solusi SI/TI yang diusulkan sebelumnya perlu ditetapkan platform apa yang
mendukungnya.
a. Media pemasaran digunakan platform berbasis mobile dan website agar
informasi mudah dijangkau dan diakses oleh khalayak umum. Untuk
pemasaran dengan teknologi di luar perusahaan dapat menggunakan videotron,
pengiklanan di media elektronik seperti televisi dan radio, maupun dengan
bantuan layanan jasa advertisement di website-website lain.
b. Perancangan perangkat lunak dapat berbasis web dan dapat berbasis desktop
application, dalam kasus ini mayoritas perangkat lunak menggunakan berbasis
desktop. Pengembangan aplikasi desktop memungkin untuk pengembangan
yang cepat dan mudah, keamanan yang lebih terjamin karena pengguna
menyimpan datanya sendiri di sistem komputernya sendiri sehingga
mempersulit para peretas untuk mendapatkan akses data perusahaan.
c. Perancangan software berbasis desktop menggunakan bahasa pemrograman
Java atau Visual Basic. Untuk pemrogaman Java digunakan karena mudah
untuk dikembangkan, sifatnya yang multi platform dan memiliki usability yang
baik. Sedangkan untuk penggunaan Visual Basic karena ringan dan tidak
128
memakan banyak memori, file executeable yang dihasilkan kecil dan resource
yang melimpah di internet.
d. Perancangan software berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP,
HTML, CSS, JS dan bisa menggunakan framework lainnya.. penggunaan
bahasa pemrogaman PHP dikarenakan pembangunan pemrogaman bisa
didasarkan pada pemikiran progammer itu sendiri dan dapat menerapkan
dalam skala mudah sampai sulit tergantung tingkat kesulitas bahasa
pemrogaman yang digunakan. Dan penggunaan bahasa pemrogaman
menggunakan framework adalah lebih cepat dan efisien dalam proses
pengerjaan, kerangka kerja yang banyak menggunakan open sources dan juga
memperhatikan faktor keamanan program.
e. Database digunakan sebagai media penyimpanan data yang digunakan secara
bersama- sama sebagai supply data request. Untuk mendukung kegiatan
bisnisnya, PT. Inspira Furnexindo akan menggunakan MySQL yang berbasis
open source. MySQL dipilih sebagai platform database karena dapat berjalan
dengan stabil pada berbagai sistem operasi dan harganya yang lebih murah
dibandingkan dengan database lainnya
f. Kaidah pengembangan perangkat lunak berbasis desktop application dan
berbasis website menggunakan kaidah system development lifecycle (SDLC)
dengan bermacam-macam metode seperti metode SDLC waterfall, metode
SDLC prototype, metode SDLC spiral, dan metode SDLC lainnya. Pada
umumnya, proses SDLC terdiri dari tahapan pengumpulan kebutuhan dan
analisis kebutuhan, tahapan desain sistem, implementasi, integrasi, pengujian,
system networking dan pemeliharaan sistem perangkat lunak.
129
g. Untuk pengembangan SI/TI dan pengelolaan SI/TI, perlu diadakan bagian
khusus yang mengurus hal tersebut, maka perlu dibentuk tim/bagian teknologi
informasi agar proses perencanaan SI/TI hingga pemeliharaan SI/TI dapat
dikelola dengan baik oleh karyawan yang ahli dibidangnya.
C. Strategi Manajemen SI/TI
Dalam perannya, strategi manajemen SI/TI harus dapat mendukung
kebijakan dari PT. Inspira Furnexindo agar tujuan dan sasarannya dapat tercapai.
Dengan adanya demand data dan informasi yang direalisasikan oleh supply dari
strategi TI, maka diperlukan komponen pengelolaan SI/TI agar proses bisnis
perusahaan dapat sepenuhnya didukung oleh bantuan SI/TI. Penerapan teknologi
yang ada juga perlu didukung oleh SDM TI yang berkompeten dibidangnya, dengan
adanya sistem teknologi yang baru dan SDM yang memadai dapat menjadi jaminan
untuk meningkatkan proses bisnis sehingga dapat meningkatkan pelayanan pada
unit-unit kerja yang ada di PT. Inspira Furnexindo.
Perumusan strategi manajemen SI/TI mengadopsi model kerangka kerja The
McKinsey 7S Framework yang terdiri dari strategy, structure, staff, skills, system,
style & shared values. Penggunaan McKinsey 7S Framework dipilih karena hasil
dari analisis lingkungan bisnis internal dan analisis lingkungan SI/TI internal yang
menunjukan bahwa pada proses bisnisnya, PT. Inspira Furnexindo belum memiliki
divisi TI pada struktur organisasi perusahaan yang khusus menangani penggunaaan
dan pemanfaatan SI/TI pada masa sekarang dan yang akan datang. Untuk itu perlu
adanya suatu usulan yang berkaitan dengan strategi manajemen SI/TI untuk
mendukung strategis SI bisnis dan strategis TI di masa yang akan datang.
130
The McKinsey 7S Framework ini di dalamnya mengakomodir adanya sebuah
kerangka kerja yang dapat menjadi dasar untuk merancang bentuk suatu organisasi,
menyelaraskan departemen dan menentukan strategi yang terbaik untuk organisasi.
Berikut adalah usulan strategi manajemen SI/TI berdasarkan The McKinsey 7S
Framework pada PT. Inspira Furnexindo di bawah ini.
1. Strategy
a. Visi Divisi IT
Menjadi pusat pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi yang
berkualitas untuk keunggulan kompetitif dalam mendukung tujuan
perusahaan
b. Misi Divisi IT
1. Mengelola investasi dalam SI /TI, untuk memberikan nilai maksimal
pada ketentuan manfaat untuk bisnis;
2. mengelola sumber daya data, informasi dan pengetahuan organisasi
tentang SI/TI untuk memastikan bahwa nilai bisnisnya sepenuhnya
dapat dimanfaatkan dan terlindung;
3. Menjalankan perolehan, penyebaran dan pemanfaatan teknologi
informasi, melalui layanan SI/TI, untuk kepentingan organisasi dan
hubungan dengan pemasok teknologi dan layanan
4. Melaksanakan tata kelola dan administrasi SI/TI, dandalam
hubungan dengan bagian lain dari bisnis.
131
2. Structure
Divisi TI dibentuk guna mengakomodir kebutuhan STI yang telah dijabarkan
pada proses perencanaan strtaegis SI dan strategi TI sebelumnya, selain itu tugas
dari Divisi IT juga melakukan pemeliharaan software, hardware, komputer
perusahaan serta memberikan informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan yang
berhubungan dengan IT, seperti di tunjukan pada Table 4.12 di bawah ini
Table 4.12 Tabel Usulan Penyusunan Struktur Divisi IT
IT Manager
System Analyst
Programmer
IT Support
Database Administrator
Network Engineer
3. Staff & Skills
Setelah dijelaskan visi, misi, tujuan dan struktur bagian TI, selanjutnya
dibuatlah deskripsi tentang kebutuhan bagian TI yang terdiri dari IT manager,
system analyst, programmer, database administrator dan network engineer.
1. IT Manager
Tugas dan kemampuan dari seorang IT manager adalah Memastikan
kelancaran kegiatan operasional dari bagian IT dalam lingkungan
perusahaan dan memberikan arahan dan solusi teknologi agar dapat
selaras dan memberikan keunggulan kompetitif serta mencapai tujuan
dan strategi bisnis perusahaan dengan pemanfaatan SI/TI.
132
2. System Analyst
Tugas dan kemampuan dari seorang system analyst adalah
Mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan pengguna, menyusun
solusi melakukan pengujian pada program untuk pengambangan TI.
3. Progammer
Tugas dan kemampuan dari seorang progammer adalah membuat
program untuk kebutuhan perusahaan sesuai rencana implementasi SI/TI
yang direncanakan dan melakukan maintenance dan troubleshooting
terhadap program yang dibuat.
4. Database Administrator
Tugas dan kemampuan dari seorang database administrator adalah
bertanggung jawab dalam bidang administratif pemeliharaan jaringan
yang berkaitan dengan sistem penyimpanan data.
5. Network Engineer
Tugas dan kemampuan dari seorang network engineer adalah
Bertanggung jawab untuk memasang dan mendukung komunikasi
jaringan komputer dalam perusahaan. Serta melakukan troubleshooting
jaringan pada perusahaan.
4. Style & Shared Value
Sikap dan perilaku sesuai penerapan 5R berlaku secara menyeluruh pada
seluruh termasuk divisi TI nantinya yang sesuai dengan budaya kerja PT. Inspira
Furnexindo. Manajemen divisi IT yang akan diadopsi dengan cara melakukan
komunikasi yang baik. Direktur PT. Inspira Furnexindo menerapkan gaya
133
kepemimpinan yang membaur serta mau berkomunikasi dan berdiskusi bersama
seluruh manajemen perusahaan. Bagian IT PT. Inspira Furnexindo nantinya harus
benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin yang
mengedepankan visi dan misi perusahaan dan nilai kepemimpinan yang perlu
diadopsi adalah dari segi ketegasan dan kemampuan dalam berkomunikasi secara
verbal dan non-verbal kepada setiap bagian di PT. Inspira Furnexindo sehingga
mampu cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang ada. Dengan cara tersebut,
direktur dengan efektif dapat mengambil kendali dan memberikan motivasi pula
kepada setiap lapisan bidang atau bagian yang ada pada PT. Inspira Furnexindo
sehingga para karyawan selalu bertindak profesional dan kredibel sesuai tugas dan
tanggung jawabnya terhadap manajemen.
Kemudian yang berkaitan dengan shared value adalah menjelaskan budaya-
budaya organisasi yang diterapkan oleh PT. Inspira Furnexindo saat ini yakni
penerapan 5R. Penjabaran dari penerapan 5R adalah ringkas, rapi, resik, rawat, dan
rajin yang harus diterapkan dan digunakan sebagai prinsip dalam menjalankan kerja
pada lingkungan PT. Inspira Furnexindo yang termasuk di dalamnya nanti adalah
bidang atau divisi IT, sehingga mampu menajalankan tugas dan tanggung jawab
sesuai bidang dan perannya pada perusahaan untuk mencapai tujuan utama
perusahaan.
D. Portofolio Aplikasi Mendatang
Usulan portofolio aplikasi SI dilakukan melalui pemetaan kebutuhan
informasi dan portofolio Mc Farlan’s strategic grid yang telah dijabarkan
sebelumnya pada bab tinjauan pustaka sebelumnya berkaitan dengan analisis Mc
Farlan’s strategic grid. Hasil perencanaan strategis SI berupa arsitektur sistem
134
informasi yang dapat dipetakan ke dalam portofolio aplikasi SI di masa depan.
Proses pemetaan aplikasi SI didasarkan pada model portofolio Mc Farlan’s strategic
grid. Berikut adalah daftar pertanyaan penentu pemetaan solusi SI/TI pada PT.
Inspira Furnexindo pada Table 4.13 di bawah ini.
Table 4.13 Pertanyaan Pemetaan Solusi SI/TI McFarlan’s Strategic Grid
No Pertanyaan
1 Apakah solusi STI menghasilkan keuntungan kompetitif yang jelas bagi
perusahaan?
2 Apakah dengan solusi STI ini dapat di gunakan dalam mencapai tujuan
bisnis yang spesifik?
3 Apakah dengan solusi STI dapat mengatasi kerugian bisnis yang
berkaitan dengan pesaing perusahaan?
4 Apakah dengan solusi STI dapat menghindarkan resiko bisnis yang akan
menjadi masalah utama di masa yang akan datang?
5 Apakah dengan solusi STI dapat meningkatan produktifitas bisnis dengan
mengurangi biaya jangka panjang?
6 Apakah dengan solusi STI dapat memungkinkan organisasi untuk
memenuhi kebutuhan yang muncul?
7 Apakah dengan solusi STI dapat memberikan manfaat yang belum dapat di ketahui namun memungkinkan untuk menghasillkan poin 1 dan 2?
8 Apakah terlihat jelas keuntungan bisnis dan bagaimana cara keuntungan tersebut
diperoleh ? *(Pertanyaan tambahan)
9 Apakah kegagalan memenuhi regulasi mengakibatkan resiko bisnis yang
signifikan? *(Pertanyaan tambahan)
Menurut Ward & Peppard (2002), jawaban dari tujuh pertanyaan tersebut
hanyalah “ya” dan “tidak”, setiap SI/TI akan dikenakan semua pertanyaan tersebut.
Untuk pertanyaan (1) dan (2), perhatikan tanda (i) pada Table 4.14, apabila
135
jawabannya “ya” maka ada pertanyaan tambahan yaitu: “apakah terlihat jelas
keuntungan bisnis dan bagaimana cara keuntungan tersebut diperoleh?”. Jika
jawabannya “ya” SI//TI masuk strategic, apabila “tidak” maka masuk high
potential. Untuk pertanyaan (3) dan (4) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI masuk
key operational. Untuk pertanyaan (5) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI masuk
support. Untuk pertanyaan (6), perhatikan tanda (ii) pada Table 4.14 apabila
jawabannya “ya” maka SI/TI bisa masuk key operational dan support. Untuk itu
perlu diberikan pertanyaan tambahan yaitu “Apakah kegagalan memenuhi regulasi
mengakibatkan resiko bisnis yang signifikan?”, jika “ya” maka masuk key
operational jika “tidak” masuk support. Dan pada pertanyaan (7), apabila
jawabannya “ya” maka SI/TI masuk high potential.
Tabel daftar pertanyaan dari McFarlan’s pada Table 4.13 Digunakan sebagai
acuan pemetaan terhadap 4 kategori dengan pola penilaian sebagai berikut:
Table 4.14 Keterangan Pemetaan SI/TI Berdasarkan Penilaian Pernyataan
Pertanyaan High Potentional
Strategic Key Operational
Support
1 Yes (i)
2 Yes (i)
3 Yes
4 Yes
5 Yes
6 Yes (ii) Yes (ii)
7 Yes
136
Berikut adalah jawaban dari pertanyaan solusi SI/TI pada Table 4.15 di
bawah ini.
Table 4.15 Jawaban Hasil Pertanyaan Solusi SI/TI
No. Solusi SI Bisnis Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Analytical CRM-modul
analisis pasar
Y Y T T T T Y Y
2 SI (SPK) pembelian mesin
baru T T T T T T Y
3 SI SPK penerimaan
karyawan baru T T T T T T Y
4 SI SPK pembelian bahan
baku Y Y T T T T T
5 Website Y Y T T T T T
6 E-mail T T Y Y T T T
8 Adobe Photoshop T T T T Y Y T
9 Microsoft Office T T T T Y Y T
10 Media sosial T T T T Y Y T
11 SI pemasaran Y Y T T T T Y Y
12 Aplikasi live chat T T T T Y Y T
13 E-questionaire T T T T Y Y T
14 E-learning T T T T Y Y T
13 SI manufaktur Y Y T T T T Y Y
15 SI akuntansi T T Y Y T T T
16 Discussion forum T T T T Y Y T
17 SI persediaan & pembelian
bahan baku T T Y Y T T T
18 Aplikasi pengecekan bahan
baku T T Y Y T T T
19 SI monitoring produksi T T Y Y T T T
137
20 Aplikasi penilaian
karyawan T T Y Y T T T
*Keterangan : Y = YA, T = TIDAK
Setelah menjawab pertanyaan, maka diketahui penggolongan solusi SI/TI
yang akan dimasukkan ke dalam kuadran strategis/ McFarlan strategic grid. dari
hasil jawaban dari 7 pertanyaan Mc Farlan’s tersebut maka detail pemetaan
digambarkan pada di bawah ini.
Table 4.16 Tabel Pemetaan solusi SI/TI ke Dalam Kuadran Mc Farlan’s
Keterangan : * : New System
^ : Upgrade
() : Continue System
Dari gambaran Table 4.16 di atas, terdapat empat kuadran yaitu strategic,
high potential, key operational, dan support. Untuk hasil dari aplikasi SI/TI yang
mendapatkan jawaban “iya” pada kuadran strategic dan high potential adalah
termasuk pada kuadran high potential untuk saat ini, karena berdasarkan ketentuan
McFarlan’s strategic grid pada Ward & Peppard bahwa apabila terdapat aplikasi
yang memiliki 2 jawaban pada kuadran sekaligus, maka solusinya adalah aplikasi
Strategic High Potential
1. Website^
2. SI SPK Pembelian Bahan
Baku*
1. Analytical CRM*
2. SI Pemasaran*
3. SI Manufaktur*
4. SI SPK Pembelian Mesin Baru*
5. SI SPK Penerimaan Karyawan
Baru*
Key Operational Support
1. E-Mail^
2. SI Akuntansi*
3. SI Persediaan &
Pembelian Bahan Baku*
4. Aplikasi Pengecekan
Bahan Baku*
5. SI Monitoring Produksi*
1. Adobe Photoshop()
2. Microsoft Office()
3. Media Sosial^
4. Aplikasi Live Chat*
5. E-Questionaire*
6. E-Learning*
7. Discussion Forum*
8. Aplikasi Penilaian
Karyawan*
138
tersebut dipertimbangkan di tingkat level yang lebih rendah. Dan untuk urutan level
prioritas kuadran pada McFarlan’s strategic grid adalah high potential, strategic,
key operational, dan support. Sehingga untuk penggunaan aplikasi mendatang yang
meliputi aplikasi analytical CRM, SI pemasaran dan SI manufaktur berada pada
posisi kuadran high potential sesuai proses bisnis perusahaan mendatang. Dan
berikut adalah penjelasan dan urutan prioritas dari masing-masing kuadran.:
1. High Potential adalah aplikasi yang mungkin akan menetukan keberhasilan
perusahaan di masa yang akan datang.
2. Strategic adalah aplikasi penting untuk mendukung strategis perusahaan di
masa yang akan datang.
3. Key Operational adalah aplikasi saat ini yang sangat diperlukan dalam mecapai
keberhasilan perusahaan.
4. Support adalah aplikasi yang berguna tetapi tidak menentukan kesuksesan,
sebagai pendukung kegiatan proses bisnis perusahaan.