PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN
INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA
INSPEKTORAT KOTA TERNATE
Skripsi
Dibuat oleh :
FAISAL LANTU
022115336
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
AGUSTUS 2020
ii
ABSTRAK
Faisal Lantu. 022115360. Pengaruh Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Auditor Terhadap
Kualitas Audit Pada Kantor Inspektorat Kota Ternate. Dibawah Bimbingan Budiman Slamet, M.Si.,
Ak., CA., CFr. A dan May Mulyaningsih. 2020.
Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Profesi auditor intern pemerintah merupakan profesi kepercayaan masyarakat,
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan auditor
intern pemerintah akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya.
Setiap melaksanakan pekerjaan seorang auditor dituntut untuk memiliki rasa kebertanggungjawaban
(akuntabilitas) yang mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi.
Auditor dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat
meningkatkan kualitas hasil auditnya.
Adapuntujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahui pengaruh akuntabilitas, independensi dan
integritas auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Inspektorat Kota Ternate.
Penelitian ini menggunakan karyawan yang bekerja di Kantor Inspektorat Kota Ternate
sebagai sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah Aparat Sipil Negara (ASN). Sampel penelitian
berjumlah 15 sampel menggunakan metode non probabilty sampling. Metode yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel adalah metode survei yaitu menyebarkan daftar pertanyaan
(kuesioner). Data diuji dengan menggunakan SPSS versi 26 menggunakan uji regresi linear berganda
dan uji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel akuntabilitas dan integritas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel independensi tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Auditor, Kualitas Audit
iii
PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN
INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA
KANTOR INSPEKTORAT KOTA TERNATE
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
Bogor
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi
(Dr. Hendro Sasongko, Ak., M.M., CA) (Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak., MBA.,
CMA., CCSA., CA., CSEP., QIA)
iv
PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN
INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA
KANTOR INSPEKTORAT KOTA TERNATE
Skripsi
Telah disidangkan dan dinyatakan lulus
Pada Hari: Kamis Tanggal: 06 Agustus 2020
Faisal Lantu
022115336
Menyetujui,
Ketua Sidang Penguji
(Monang Situmorang, Drs., M.M., Akt)
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
(Budiman Slamet, M.Si., Ak., CA., CFr. A) (May Mulyaningsih, S.E.,M.Ak)
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, shalawat dan salam tak lupa
peneliti hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SWA, nabi akhir zaman yang
telah membawa cahaya Islam kedunia ini dan juga ilmu pengetahuan kepada
ummatnya. sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan
judul “PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS
AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA INSPEKTORAT KOTA
TERNATE”. Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
Bogor.
Penulis proposal penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti khususnya, dan juga bermanfaat bagi para pembaca mengenai
masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama menyusun proposal penelitian
ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan do’a dari
berbagai pihak terutama ayah, bunda, dan adik tersayang. Untuk itu, dengan hati
yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terutama:
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia, rezeki dan kesempatan sehingga
penulis mampu menyelesaikan pendidikan. Semoga semua ini menjadi jalan
menuju ridho-Mu. Amin.
2. Kedua orang tua tercinta yang tanpa henti memberikan dukungan baik secara
moril maupun materil dan selalu mendoakan dengan sepenuh hati dalam
menyelesaikan tugas ini.
3. Bapak Budiman Slamet, M.Si., Ak., CA., CFr. A selaku Ketua Komisi
Pembimbing.
4. Ibu May Mulyaningsih SE, M.Ak selaku anggota komisi Pembimbing.
5. Bapak Dr. Arief Tri Hardianto, Ak., MBA., CMA., CCSA., CA., CSEP., QIA.,
selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi, Staf Tata Usaha dan Staf Perpustakaan
Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.
7. Semua auditor yang bersedia menjadi responden dalam penilitian ini.
8. Teman-teman kelas Akuntansi 2015 yang telah bersama-sama dalam suka dan
duka di bangku perkuliahan, terima kasih atas kebersamaannya.
9. Meinny Jacklyn Sambow dan teman-teman komunitas yang selalu memberikan
dukungan, semangat dan doanya sehingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan.
vi
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan dari
pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Bogor, 25 Juli 2020
Penulis
vii
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI ......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISIDANGKAN......................................... iv
HAK CIPTA............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI .........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .................................................. 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................................... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6
1.4.1 Kegunaan Akademis ............................................................... 6
1.4.2 Kegunaan Praktis ................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Audit ................................................................................ 8
2.1.1 Jenis-jenis Audit ................................................................... 10
2.1.2 Jenis-jenis Auditor ................................................................ 10
2.1.3 Tujuan Audit......................................................................... 11
2.2 Standar Audit ................................................................................... 12
2.2.1 Akuntabilitas, Independensi dan Integritas ............................ 13
2.3 Kualitas Audit .................................................................................. 18
2.4 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran .............................. 21
2.4.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................... 21
2.4.2 Kerangka Pemikiran ............................................................. 36
2.5 Hipotesis .......................................................................................... 38
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 39
3.2 Objek, Unit Analisis dan Lokasi Penelitian ...................................... 39
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................... 39
3.4 Operasionalisasi Variabel................................................................. 39
3.5 Metode Penarikan Sampel................................................................ 41
3.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 42
3.7 Metode Pengolahan/Analisis Data .................................................... 43
3.7.1 Uji Kualitas Data ................................................................. 43
3.7.1.1 Uji Validitas .................................................................. 43
3.7.1.2 Uji Reliabilitas............................................................... 44
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 44
3.7.2.1 Uji Normalitas ............................................................... 44
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas...................................................... 44
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................. 44
3.7.2.4 Uji Autokorelasi ............................................................ 45
3.7.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 45
3.7.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 46
3.7.3.1 Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) ................................... 46
3.7.3.2 Uji Simultan (Uji F) ....................................................... 46
3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data .................................................................. 48
4.1.1 Pengumpulan Data ............................................................... 48
4.1.2 Karakteristik Profil Responden ............................................ 50
4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 52
4.2 Analisis Data ................................................................................... 57
4.2.1 Uji Kualitas Data ................................................................. 57
4.2.1.1 Uji Validitas .................................................................. 57
4.2.1.2 Uji Realibilitas............................................................... 59
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 60
ix
4.2.2.1 Uji Normalitas ............................................................... 60
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ...................................................... 62
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 63
4.2.2.4 Uji Autokorelasi............................................................. 63
4.2.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 64
4.2.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 65
4.2.3.1 Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) .................................... 65
4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F) ....................................................... 66
4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ................................ 66
4.3 Pembahasan ..................................................................................... 67
4.3.1 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit ................. 67
4.3.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit .................. 67
4.3.3 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit ........................ 68
4.3.4 Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Integritas Terhadap
Kualitas Audit ...................................................................... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .......................................................................................... 69
5.2 Saran ................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 73
LAMPIRAN .......................................................................................................... 74
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 40
Tabel 3.2 Metode Skala dan Pengukurannya ........................................................ 43
Tabel 4.1 Daftar ASN Inspektorat Kota Ternate ................................................... 48
Tabel 4.2 Rincian Tingkat Pengisian Kuesioner ................................................... 48
Tabel 4.3 Deskripsi Pengumpulan Data Kuesioner ............................................... 49
Tabel 4.4 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ..................................................... 50
Tabel 4.5 Deskripsi Usia Responden .................................................................... 50
Tabel 4.6 Deskripsi Jenjang Pendidikan Responden ............................................. 51
Tabel 4.7 Deskripsi Jabatan Responden ............................................................... 51
Tabel 4.8 Deskripsi Lama Bekerja Responden ..................................................... 52
Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Akuntabilitas .......................................................... 53
Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Independensi ........................................................ 54
Tabel 4.11 Deskripsi Variabel Integritas ................................................................ 55
Tabel 4.12 Deskripsi Variabel Kualitas Audit ........................................................ 56
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas ............................................ 57
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi ............................................ 58
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Integritas .................................................. 58
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit .......................................... 59
Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Akuntabilitas ...................................................... 59
Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Independensi....................................................... 60
Tabel 4.19 Hasil Uji Reliabilitas Integritas............................................................. 60
Tabel 4.20 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit..................................................... 60
Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 60
Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 62
Tabel 4.23 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 63
Tabel 4.24 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ....................................................... 64
Tabel 4.25 Uji t...................................................................................................... 65
Tabel 4.26 Uji F .................................................................................................... 66
Tabel 4.27 Uji R2 ................................................................................................... 66
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konstelasi Penelitian............................................................................ 38
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram .................................................................... 61
Gambar 4.2 Uji Normalitas Residual Kolmogrov-Smirnov...................................... 62
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas......................................................................... 63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Riset .......................................................................................... 75
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 76
Lampiran 3. Sumber Referensi Operasionalisasi Variabel ....................................... 81
Lampiran 4. Perhitungan Kuesioner ........................................................................ 83
Lampiran 5. Struktur Inspektorat Kota Ternate ....................................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam tata aturan pemerintahan dikenal adanya lembaga pengawasan
pembangunan, baik pengawasan internal maupun eksternal. Untuk di tingkat
pemerintah dikenal dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden selaku kepala pemerintahan.
Tingkat kementrian dikenal dengan itjen kementrian/lembaga (inspektorat jenderal),
sebagai pengawas internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK sedangkan di
provinsi dan kabupaten/kota pengawas internal dilakukan oleh inspektorat daerah
yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inspektorat
daerah dipimpin oleh inspektur dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab
langsung kepada gubernur atau bupati dan secara teknis administrasi mendapat
pembinaan dari sekretaris daerah, diangkat dan diberhentikan oleh gubernur atau
bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Inspektorat daerah sebagai
aparat pengawas internal pemerintahan daerah memiliki peran dan posisi yang
strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi
pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Sedangkan dari segi
pencapaian visi dan misi dan program pemerintah, inspektorat daerah menjadi pilar
yang bertugas sebagai sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang
dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Inspektorat merupakan auditor internal yang melakukan pegawasan pada
pemerintahan daerah yang mamainkan peran yang sangat penting untuk kemajuan
dan keberhasilan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran. Peran dan
fungsi inspektorat kabupaten/kota secara umum diatur dalam pasal 4 peraturan
menteri dalam negeri No. 64 tahun 2007. Dalam melaksanakan tugas pengawasan
urusan pemerintahan inspektorat kabupaten/kota mempunyai fungsi (a) perencanaan
program pengawasan, (b) perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, (c)
pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Sehingga,
sebagai internal audit pemerintah dan merupakan sumber informasi yang penting
bagi auditor eksternal (BPK) dan menjadi ujung tombak untuk meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Posisi inspektorat
daerah memungkinkan mereka mengawasi penggunaan keuangan negara atau daerah
secara detail untuk mencegah illegal act, korupsi, dan fraud.
Peraturan Walikota Ternate No 35 Tahun 2017 tentang tugas dan fungsi
inspektorat kota ternate Pasal 2 dan 3 yang berbunyi Inspektorat mempunyai tugas
membantu kepala daerah, membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh
perangkat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekertaris daerah. Dalam
2
melaksanakan tugas pokoknya, Inspektorat mempunyai fungsi sebagai (a) perumusan
kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan, (b) pelaksanaan
pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya, (c) pelaksanaan pemeriksaan
pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan walikota, (d) pelaksanaan
penyusunan laporan hasil pengawasan, (e) pelaksanaan administrasi Inspektorat, dan
(f) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas
dan fungsinya.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) audit intern harus berpedoman pada Standar Audit yang
ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), dimana peran
auditor intern yang efektif dapat terwujud jika didukung dengan auditor yang
profesional dan kompeten dengan hasil audit intern yang semakin berkualitas. Dalam
rangka mewujudkan hasil audit intern yang berkualitas diperlukan suatu ukuran mutu
yang sesuai dengan mandat penugasan masing-masing APIP. Untuk menjaga mutu
hasil audit intern yang dilaksanakan oleh auditor intern pemerintah, perlu disusun
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia. Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai Standar Audit, adalah kriteria atau
ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan audit intern yang wajib dipedomani
oleh auditor dan pimpinan APIP (Pasal 53 Peraturan Pemerintah No 60, 2008).
Namun selain standar audit, auditor intern pemerintah juga harus mematuhi kode
etik profesi yang mengatur perilaku auditor dalam menjalankan praktik profesinya.
Kode etik ini bertujuan untuk mendorong sebuah budaya etis dalam profesi
pengawasan intern pemerintah, untuk memastikan bahwa seorang profesional akan
berperilaku pada tingkat lebih tinggi dibandingkan pegawai negeri sipil lainnya,
untuk mewujudkan auditor intern pemerintah terpercaya, berintegritas, objektif,
akuntabel, transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi
pengembangan profesi secara berkelanjutan dan untuk mencegah terjadinya tingkah
laku tidak etis, agar dipenuhi prinsip–prinsip kerja akuntabel dan terlaksananya
pengendalian pengawasan sehingga terwujud auditor kredibel dengan kinerja optimal
dalam pelaksanaan pengawasan (Peraturan Pemerintah No 60, 2008).
Audit internal yang berkualitas menunjukkan adanya pengawasan dan
pengelolaan keuangan pemerintah yang baik dan bertanggung jawab. Apabila
kualitas audit internal rendah, akan memberikan kelonggaran lembaga pemerintah
untuk melakukan kesalahan dan penyimpangan penggunaan yang mengakibatkan
risiko tuntutan hukum terhadap aparat pemerintah.
Dalam setiap melaksanakan pekerjaan seorang auditor dituntut untuk memiliki
rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas). Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang,
badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak
3
dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan
(Abdul Halim, 2012). Yang mengharuskan auditor bersikap independen, artinya
tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan
umum. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan
siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan
kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan
kebebasan pendapatnya. Auditor dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip.
Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil
auditnya (Pusdiklatwas BPKP, 2005).
Besarnya kepercayaan yang diberikan terhadap profesi akuntan publik
mengakibatkan auditor intern pemerintah harus memperhatikan kualitas audit yang
dilakukannya. Profesi ini senantiasa mendapat perhatian dari masyarakat dikarenakan
terkadang auditor sering mengabaikan tugasnya yang menyebabkan kinerjanya
buruk. Di dalam prakteknya terjadi beberapa penyimpangan dalam pelaksanaan
audit, salah satu yang sering terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi
kesalahan laporan keuangan. Banyaknya berita di media massa dan elektronik terkait
kasus-kasus penyalahgunaan dana mulai dari kasus yang dilakukan oleh pemerintah
pusat hingga pemerintah daerah. Hal tersebut menjadikan kualitas audit yang
dilaksanakan inspektorat dipertanyakan oleh publik. Pada beberapa kasus, auditor
tidak dapat menemukan kecurangan dalam laporan keuangan atau kecurangan
tersebut ditemukan oleh auditor tetapi tidak dilaporkan, misalnya kasus dugaan
tindak pidana korupsi proyek jalan wanaf-wainib di Kabupaten Kepulauan Sula
(Kepsul) tahun 2018 kurang lebih Rp 1.485.082.797 Miliar. Ditreskrimsus Polda
Malut telah menerima hasil audit investigasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) perwakilan Malut. Direktur Reserse Kriminal Khusus
(Dirreskrimsus) Polda Malut, Kombes Pol Alfis Suhaili kepada RRI, Selasa
(7/1/2019) mengatakan, telah menerima hasil investigasi hasil kerugian negara dari
BPKP Malut dalam kasus tersebut. Pihaknya akan melakukan koordinasi lanjutan
dengan inspektorat Pemda setempat untuk mengetahui secara pasti apakah
sebelumnya pihak inspektorat di Pemda setempat telah melakukan pengawasan
dalam proyek sehingga terjadi kerugian negara. Hasil koordinasi dengan inspektorat
akan dicocokkan dengan hasil audit investigasi dari BPKP untuk mengetahui secara
pasti sudah ada pengembalian sebelumnya ataukah tidak. Jika dalam pencocokan
tersebut ditemukan adanya pengembalian kerugian negara maka pihaknya akan
memintai pemeriksaan tambahan dari pihak BPKP tetang kerugian negara yang telah
dikembalikan tersebut. Selain itu nanti kita juga akan minta tindak-lanjut dari
inspektorat seperti apa. Sekedar diketahui, kasus dugaan korupsi proyek jalan Manaf-
Wainib di Kepsul tahun 2018 dengan anggaran kurang lebih Rp 1.485.082.797
Miliar tersebut, dilakukan penyelidikan berdasarkan surat perintah penyelidikan
nomor SP.Lidik Sprin.Lidik/23/III/2019/Ditreskrimsus tanggal 13 Maret 2019 (Ir-
one Djailani, 2020).
4
Kasus lainnya yaitu dugaan korupsi bantuan anggaran masyarakat. Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Gamalama Coruption Whatc Maluku Utara diduga kuat
anggaran bantuan koperasi belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat
senilai Rp. 1.324.772.000 yang melekat pada dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Koprasi dan KUMKM) Provinsi Maluku Utara (Malut). Anggaran
bantuan yang dibelanjakan barang untuk diserahkan kepada masyarakat tersebut,
seharusnya diserahkan di tahun 2019, akan tetapi baru diserahkan pada tahun 2020
awal. Artinya ini membuktikan bahwa ada dugaan tindak pidana korupsi atau unsur
kesengajaan yang dilakukan oleh oknum-oknum di dinas Koporasi KUMKM Malut.
dugaan korupsi anggaran untuk bantuan masyarakat tersebut senilai Rp.
1.324.772.000 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
tahun 2019 dengan rincian anggaran yakni bantuan sektor KUMKM sektor
pertukangan senilai Rp. 152.387.000, bantuan bagi KUMKM sektor pertaian senilai
Rp. 182.000.000, bantuan bagi KUMKM di sektor ketring senilai Rp 182.000.000,
bantuan KUMKM sektor pengolahan roti, kue senilai Rp. 182.000.000, bantuan
KUMKM sektor penjualan ikan senilai Rp 182,000.000 dan bantuan bagi KUMKM
sektor Perikanan Haltim senilai Rp 182.000.000 serta bantuan kemasan bagi
KUMKM sektor pengolahan makanan senilai Rp.117.361.500.00, ungkap
Koordinator GCW Malut Muhidin kepada Wartawan melalui via seluler Senin,
(6/7/2020). Sementara untuk bantuan mesin ketinting pada sektor perikanan Haltim
senilai Rp.182.000.000, bantuan KUMKM sektor perikanan Haltim seniali Rp.
200.000.000, bantuan KUMKM sektor perikanan Halsel senilai Rp.111.772.500, dan
bantuan sektor perikanan Kota Ternate senilai Rp 100.000.000. Ini seharusnya dinas
Koprasi dan KUMKM sudah menyalurkan bantuan kepada masyarakat, tetapi
faktanya di lapangan pada pertengahan tahun 2020 baru di serahkan, bahkan ada
dugaan tumpang tindi saat pembagian bantuan, jelasnya. Dengan adanya dugaan
tindak pidana korupsi pada belanja barang untuk bantuan masyarakat tersebut perlu
dilakukan audit oleh inspektorat untuk mengungkap modus yang sengaja dimainkan
oleh oknum-oknum di dinas koperasi UMKM. Jika apabila tidak dilakukan, GCW
dengan secara institusi akan melaporkan masalah tersebut kepada Aparat Penegak
Hukum (Rustam, 2020).
Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi para pihak yang membutuhkan jasa
audit untuk memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, seorang
auditor tidak hanya berperan untuk menilai laporan keuangan kliennya saja, tetapi
auditor harus memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan audit yang telah
dilakukan serta menyampaikan kesimpulan tersebut kepada para pengguna yang
berkepentingan. Selain itu, auditor juga harus mampu mengungkapkan pelanggaran
yang terdapat dalam hasil pemeriksaan audit tersebut, tentunya berdasar pada bukti
atau temuan yang nyata, supaya hasil pemeriksaan yang diperoleh auditor berkualitas
dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pemaparan latar belakang ditambah
dengan fenomena kasus di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
5
tentang kualitas audit dengan judul “Pengaruh Akuntabilitas, Independensi dan
Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Inspektorat Kota Ternate”.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Menurut Asosiasi Auditor intern Pemerintah (AAIPI) dalam pasal 53 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, bahwa untuk menjaga perilaku pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian
sebagai auditor intern pemerintah. Akuntabilitas adalah kemampuan untuk
menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Auditor intern pemerintah wajib
menyampaikan pertanggungjawaban atas kinerja dan tindakannya kepada pihak yang
memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Audit intern adalah kegiatan yang independen dalam bentuk pemberian keyakinan
dan konsultansi, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan
operasional sebuah organisasi. Kegiatan ini membantu organisasi mencapai
tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol
(pengendalian), dan tata kelola (sektor publik).
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran. Integritas auditor intern pemerintah membangun kepercayaan dan dengan
demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam pertimbangannya. Integritas
tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang
sebenarnya.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bermaksud menguji hubungan
akuntabilitas, independensi dan integritas auditor terhadap kualitas audit. Perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate?
2. Bagaimana independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate?
3. Bagaimana integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate?
4. Bagaimana akuntabilitas, independensi dan integritas auditor berpengaruh secara
simultan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate?
6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan
informasi yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi mengenai “Pengaruh
Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Terhadap Kualitas Audit Pada Inspektorat
Kota Ternate”. Selain itu juga sebagai upaya pengembangan dan penerapan ilmu
yang didapatkan oleh penulis selama di bangku perkuliahan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate.
2. Untuk menganalisis pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate.
3. Untuk menganalisis pengaruh integritas auditor terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate.
4. Untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas, independensi dan integritas auditor
secara simultan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai
keadaan sesungguhnya yang berkaitan dengan teori auditing khususnya mengenai
kualitas audit yang dihasilkan oleh para akuntan publik. Adapun kegunaan yang
diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi kegunaan akademis dan kegunaan
praktis.
1.4.1 Kegunaan Akademis
a. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kontribusi tambahan referensi untuk
penelitian selanjutnya tentang pengaruh akuntabilitas, independensi dan integritas
auditor terhadap kualitas audit. Dan dapat memberikan informasi mengenai sifat
auditor apakah berpengaruh atau tidak terhadap kualitas hasil kerjanya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada perusahaan dalam
menjalankan tugas profesionalnya berupa untuk meningkatkan mutu pelaksaan
kinerja auditor. Sifat auditor yang berhubungan dengan akuntabilitas, independensi
dan integritas terhadap kualitas hasil audit.
b. Bagi Auditor Intern Pemerintah
7
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran untuk meningkatkan kemampuan
Auditor Intern pemerintah. Dalam cara meningkatkan kinerja auditor intern yang
berhubungan dengan akuntabilitas, independensi dan integritas terhadap kualitas
hasil audit. Dengan adanya kinerja auditor yang baik maka hasil audit yang
dihasilkan pun akan baik.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian Audit
Auditing atau audit adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
juga sistematis. Dimana pihak yang melakukan bersifat independen terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen serta catatan-catatan pembukuan dan
bukti pendukung. Tujuannya agar bisa menunjukkan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan.
Menurut Agoes (2012:4) audit adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Menurut Halim (2015), Pengertian auditing Menurut A Statement of Basic
Auditing Concepts (ASOBAC), audit adalah suatu proses sistematik untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang
berbagai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Audit menurut Arens dkk (2015:2) adalah Pengumpulan dan evaluasi bukti
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuain antara
informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Dari berbagai pengertian di atas,
dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan
secara sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan intern, dan catatan
akuntansi suatu perusahaan. Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan bukti-bukti yang
diperoleh dan dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Banyak pihak yang mendefinisikan kualitas audit, namun tidak ada definisi yang
pasti tentang kualitas audit itu sendiri. Hal ini disebabkan tidak adanya pemahaman
umum mengenai faktor penyusun kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antar
berbagai pengguna laporan audit.
Auditor intern pemerintah sebagai suatu profesi, mempunyai kode etik. Kode etik
ini ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), baik
akuntan publik maupun akuntan yang bekerja di bidang lain, untuk digunakan
sebagai panduan perilaku dalam memenuhi tanggung jawab profesinya. Kode etik
IAI terdiri dari tiga bagian:
1. Prinsip etika
2. Aturan etika
9
3. Interprestasi aturan etika
Ada beberapa hal yang dianggap penting dalam pengertian auditing yang harus
dibahas lebih lanjut, diantaranya:
1) Menghimpun dan mengevaluasi secara objektif
Sebagai seorang auditor anda harus menekankan objektifitas. Ketika
mengumpulkan bukti dan juga mengevaluasi, harus menjadi pihak yang objektif dan
juga netral, anda tidak boleh memihak pada siapapun dan dimanapun. Auditor tidak
dapat ditekan atau tidak boleh ditekan oleh pihak manapun terkait audit. Dimana
pekerjaan auditor dinilai keobjektivitasannya terhadap hasil pekerjaan orang lain.
2) Sistematis
Proses auditing berjalan maka haruslah terarah dan terstruktur, mereka tidak bias
melakukannya secara acak. Selain itu, prosedur dalam auditing memiliki tujuan yang
jelas dan dilakukan dengan sistematis. Dengan proses yang teratur mengandung
makna bahwa auditing dilakukan dengan perencanaan yang matang dan juga baik,
selain itu jelas arahan yang dilakukan dan tujuannya.
3) Menentukan standar
Menentukan standar atau tingkat kesesuaian sangatlah penting, dimana mereka
bisa menentukan standar sebelum membandingkan dengan asersi atau informasi yang
terkandung dalam sebuah laporan manajemen atau laporan keuangan. Tentunya
standar ini sudah mendapat kesepakatan sebelumnya, sehingga semua auditor
mendapatkan standar yang sama untuk perbandingan ketika bekerja. Selain itu audit
juga membandingkan antara output atau outcomes dari sebuah perusahaan dengan
input atau antara biaya dan manfaat bisa juga antara anggaran dan juga relisasi.
4) Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan dapat berupa sistem atau prosedur yang disepakati atau
juga ditetapkan sebelumnya. Hal ini bisa ditentukan berupa standar keuangan, aturan
tetap, pagu anggaran maupun ukuran kinerja manajemen tersebut. Kriteria yang
ditentukan ini sama dengan menentukan standar yang berguna untuk perbandingan.
5) Menyampaikan hasil-hasilnya
Hasil audit bisa disampaikan dalam bentuk laporan tertulis, dengan begitu anda
bisa menjelaskan kriteria dan hal yang harus diperbaiki dalam laporan. Selain
penting, laporan ini bisa saja memperkuat atau memperlemah kredibilitas asersi yang
sudah dibuat. Dalam laporan keuangan semua bisa memberikan dampak yang positif
maupun negatif.
6) Pemakai dan kepentingannya
Pemakai yang berkepentingan merupakan pengambil keputusan yang
menggunakan atau mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit
10
yang telah disampaikan. Para pemakai laporan biasanya meliputi manajemen,
pemerintah, investor, bank, dan juga pemegang saham. Namun tak menghindari
bahwa masyarakat atau publik juga bisa menjadi pemakai yang berkepentingan.
2.1.1 Jenis-jenis Audit
Menurut Arens et al. (2013), terdapat tiga jenis audit, yaitu:
1. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan proses pemeriksaan setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi untuk mengevalausi tingkat efektivitas dan efisiensi. Audit
operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja dari perusahaan dan manajemen mengharapkan saran-saran
untuk memperbaiki operasi.
2. Audit Ketaatan (Comlience Audit)
Audit ketaatan dilaukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti
prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan
kepada pengguna luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang
berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang
digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar etnis pekerjaan ini sering kali dilakukan
oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.
3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan
keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria yang berlaku
adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor
menggunakan akuntansi dasar atau dasar lainnya untuk menentukan apakah laporan
keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi umum yang
berlaku.
2.1.2 Jenis-jenis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu Auditor Pemerintah, Auditor
Internal, Auditor Eksternal dan Auditor Forensik (Hery, 2017:2). Berikut masing-
masing jenis auditor :
a. Auditor Pemerintah merupakan auditor yang bertugas melakukan tugas atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, Audit ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tidak tunduk kepada
pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen.
b. Audit Internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu manajemen
perusahaan sehingga berstatus sebagai karyawan dari perusahaan tersebut.
Auditor Internal adalah bagian yang integral atau tidak dapat dipisahkan dari
11
struktur organisasi perusahaan dimana perannya adalah memberikan
pengawasan serta penilaian secara terus-menerus. Auditor internal memiliki
kepentingan atas efektifitas pengendalian internal di suatu perusahaan.
c. Auditor Eksternal adalah sebagai auditor independen atau akuntan publik
bersertifikat. Auditor eksternal merupakan orang luar perusahaan untuk
melakukan pemeriksaan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan klien.
d. Auditor Forensik adalah auditor untuk mendeteksi, menyelidiki, dan mencegah
kecurangan atas kejahatan kerah putih. Kejahatan kerah putih merupakan suatu
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada sektor
pemerintahan atau sektor swasta yang memiliki posisi dan wewenang yang dapat
mempengaruhi satu kebijakan dan keputusan perusahan.
2.1.3 Tujuan Audit
Audit yang dilakukan tentu memiliki tujuan tertentu. Diantaranya sebagai berikut
(Gurupendidikan.com):
1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)
Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang telah terjadi
telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal dengan semua kelengkapannya.
2. Memastikan Akurasi (Accuracy)
Aktivitas audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua estimasi
transaksi dan saldo telah didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar,
jumlahnya benar, dan diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.
3. Memastikan Keberadaan (Existence)
Dengan audit, pencatatan semua aset dan kewajiban memiliki keberadaan sesuai
dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai
dengan peristiwa aktual.
4. Membuat Penilaian (Valuation)
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi
yang berlaku umum diterapkan dengan benar.
5. Membuat Klasifikasi (Classification)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam
jurnal diklasifikasikan menurut jenis transaksi.
6. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat dengan
tanggal neraca dicatat pada periode yang sesuai. Pencatatan transaksi pada akhir
periode akuntansi sangat mungkin terjadi salah saji.
12
7. Membuat Pengungkapan (Disclosure)
Audit ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang terkait disajikan dengan baik dalam laporan keuangan dan
bahwa ada penjelasan yang masuk akal tentang isi dan catatan kaki dari laporan
yang dibuat.
2.2 Standar Audit
Dalam peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawas Internal
Pemerintah terdiri dari:
1. Prinsip-prinsip Dasar
Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan
secara tertulis dan disetujui Pimpinan Organisasi Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah, serta ditandatangani oleh Pimpinan APIP sebagai
Piagam Audit (Audit Charter).
Independensi dan Objektivitas Dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan audit intern, APIP dan kegiatan audit intern harus independen serta
para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya.
Gangguan Terhadap Independensi dan Objektivitas, Jika independensi atau
objektivitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan
tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.
2. Standar Umum
Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan Kompetensi lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan teliti dan cermat
serta harus hati-hati dalam setiap penugasnya.
Pimpinan APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila Auditor tidak
mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan audit
intern.
Sertifikasi Jabatan serta Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan Auditor harus
mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan/atau sertifikasi lain
di bidang pengawasan intern pemerintah, dan mengikuti.
Auditor harus memenuhi kode etik yang di tetapkan.
3. Standar Pelaksanaan Audit Intern
Dalam setiap penugasan audit kinerja, auditor harus menyusun rencana audit.
13
Pada setiap tahapa audit kinerja, pekerjaan auditor harus disupervisi untuk
memastikan bahwa sasaran dapat tercapai, terjaminya kualitas, dan mampu
meningkatkan keahlian auditor.
Auditor harus mengumpulkan bukti untuk mendukung kesimpulan dan temuan
audit kinerja.
Auditor harus mengembangkan temuan yang ditemukan selama pekerjaan audit
kinerja.
Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern
Auditor harus memahami rancangan sistem pengendalian intern dan menguji
penerapannya serta memberikan rekomendasi yang diperlukan.
Dokumen audit harus disimpan secara baik dan sistematis untuk memudahkan
apabila akan dilakukan peninjauan kembali, dirujuk dan dianalisis.
4. Standar Komunikasi Audit Intern
Auditor harus segera membuat laporan hasil audit sesuai dengan format
penugasanya.
Auditor dalam membuat laporan hasil audit harus secara tertulis dan segera
untuk menghindari kemungkinan salah tafsir atau kesimpulan.
Laporan yang dibuat oleh auditor harus kpmunikatif, sehingga, dapat dimengerti
oelh auditi atau pihak lain yang terkait.
Laporan hasil audit harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan,
jelas, dan seringkas mungkin.
Auditor harus meminta tanggapan atas kesimpulan, temuan, rekomendasi, dan
tindakan perbaikan kepada pejabat auditi yang bertanggungjawab.
Kesesuaian dengan Standar Audit, auditor diharuskan untuk menyatakan dalam
setiap laporan bahwa kegiatankegiatannya “dilaksanakan sesuai dengan
standar”.
Laporan hasil audit diserahkan kepada pimpinan organisasi auditi dan pihak lain
yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.
2.2.1 Akuntabilitas, Independensi dan Integritas
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas atau akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
14
Auditor intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas kinerja
dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas (accountability) berfungsi untuk penggerak jalannya kegiatan
perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing. Akuntabilitas terkait
erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil
pada pelayanan publik dan menyapaikannya secara transparan kepada masyarakat.
Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawas (Pusdiklatwas) BPKP (2007)
dijelaskan bahwa akuntabilitas juga dapat berarti sebagai perwujudan
pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya
yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu
media berupa laporan akuntabilitas secara periodik.
Menurut Abdul Halim (2012:20) definisi akuntabilitas adalah Kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang,
badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak
dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan.
Menurut Mahmudi (2013:9) Akuntabilitas adalah Kewajiban Agen (Pemerintah)
untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan mengungkapkan, segala aktivitas
dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pemberi
mandat.
Djalil (2014:63) Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan
administrasi publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif
parlemen dan lembaga yudikatif) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini
sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
dipertanggungjawabkan (responbility), yang dapat dipertanyakan (answerbility),
yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang memunyai keterkaitan dengan
harapan dapat menerangkan salah satu aspek dari administrasi publik/pemerintah.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Auditor
adalah dorongan psikologi atau kejiwaan yang mana bisa mempengaruhi auditor
untuk mempertanggungjawabkan tindakannya serta dampak yang ditimbulkan akibat
tindakannya tersebut kepada lingkungan dimana auditor tersebut melakukan
aktivitasnya.
Akuntabilitas auditor pada penelitian Feny dan Yohanes (2012) dalam Alifzuda
(2016) menggunakan tiga indikator meliput: Motivasi, pengabdian pada profesi dan
kewajiban sosial.
1. Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan
atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi bagi auditor merupakan hal penting
15
sebagai penggerak auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit dengan tepat
waktu dan sesuai SAK, SAP dan SPAP.
2. Kewajiban Sosial
Kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan
manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesional karena adanya
pekerjaan tersebut. Kewajiban sosial merupakan tanggung jawab yang diemban
auditor dalam melaksanakan pekerjaan audit dan laporan audit dimana hasil
audit yang sesuai dengan SAP dan SPAP akan memberikan dampak.
3. Pengabdian Pada Profesi
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi professionalisme dengan
menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta keteguhan untuk
tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ektrinsik kurang. Auditor
menjalankan pekerjaan auditor dan laporan audit sesuai dengan SAP dan SPAP
dengan bertanggungjawab dan tidak memanipulasi hasil audit sesuai dengan
keinginan klien dengan pembayaran jasa yang tinggi.
B. Independensi
Independensi adalah kebebasan dari kondisi yang mengancam kemampuan
aktivitas audit intern untuk melaksanakan tanggung jawab audit intern secara
objektif. Untuk mencapai tingkat independensi yang diperlukan dalam melaksanakan
tanggung jawab aktivitas audit intern secara efektif, pimpinan APIP memiliki akses
langsung dan tak terbatas kepada atasan pimpinan APIP. Ancaman terhadap
independensi harus dikelola pada tingkat individu auditor, penugasan audit intern,
fungsional, dan organisasi.
Terdapat banyak definisi mengenai independensi yang telah dikemukakan oleh
para pakar akuntansi. Umumnya definisi tersebut berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang masing-masing pakar yang
pada gilirannya mengakibatkan perbedaan cakupan makna independensi.
Independensi menurut standar umum SA seksi 220 dalam SPAP (2011) standar
ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam
hal ia praktik sebagai auditor intern).
Menurut Arens (2012:74) pengertian dari Independensi yaitu sudut pandang yang
tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan
penerbitan laporan audit. Independansi merupakan salah satu karakteristik terpenting
bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Auditor
mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik
perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan kepercayaan
atas laporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.
16
Independensi menurut Mulyadi (2014:26), dapat diartikan sikap mental yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang
lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak
dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Selanjutnya Mautz dan Sharaf dalam Sri Trisnaningsih (2007:10) mengemukakan
bahwa independensi akuntan publik juga meliputi independensi praktisi (practitioner
independence) dan independensi profesi (profession independence). Independensi
praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk
mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program,
pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan.
Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu:
1. Independensi Program Audit
Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya dalam pemilihan teknik
dan prosedur audit dan sejauh mana penerapannya. Ini mensyaratkan bahwa
auditor memiliki kebebasan untuk mengembangkan program sendiri, baik dalam
menetapkan langkah-langkah untuk dimasukkan dan jumlah pekerjaan yang
harus dilakukan, dalam batas-batas perikatan. Berikut indikator untuk mengukur
independensi program audit:
a. Bebas dari intervensi manajerial dalam menentukan, mengeliminasi atau
memodifikasi bagian-bagian tertentu dalam audit.
b. Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun prosedur yang dipilih.
c. Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk menentukan subjek pemeriksaan.
2. Independensi Investigatif
Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya dalam pemilihan
daerah, aktivitas, hubungan pribadi, dan kebijakan manajerial dalam
pemeriksaan. Berikut indikator untuk mengukur independensi investigatif:
a. Dapat langsung dan bebas mengakses informasi yang berhubungan dengan
kegiatan, kewajiban, dan sumber-sumber bisnis auditee.
b. Manajerial dapat bekerja sama secara aktif dalam proses pemeriksaan.
c. Bebas dari upaya manajerial perusahaan untuk menetapkan kegiatan apa
saja yang akan diperiksa.
d. Bebas dari kepentingan pribadi maupun pihak lain yang dapat membatasi
kegiatan pemeriksaan.
3. Independensi Pelaporan
Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya dalam menyatakan
fakta-fakta yang diungkapkan dalam pemeriksaan atau dalam memberikan
rekomendasi dan pendapat sebagai hasil dari pemeriksaan. Berikut indikator
untuk mengukur independensi pelaporan:
a. Bebas dari kepentingan pihak lain untuk memodifikasi pengaruh fakta-fakta
yang dilaporkan.
17
b. Menghindari praktik yang dapat menghilangkan kejadian yang penting
dalam laporan formal.
c. Pelaporan hasil audit bebas dari bahasa yang dapat menimbulkan multi
tafsir.
d. Tidak ada usaha pihak lain yang dapat mempengaruhi pertimbangan
pemeriksaan terhadap isi laporan.
Berdasarkan dimensi independensi di atas dapat disimpulkan bahwa auditor harus
mempunyai sikap tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang mengganggu dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Auditor harus
mempunyai sikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, agar
masyarakat tidak meragukan integritas, objektivitas, dan skeptisisme profesionalnya.
C. Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran.
Integritas auditor intern pemerintah membangun kepercayaan dan dengan
demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam pertimbangannya. Integritas
tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang
sebenarnya.
Menurut Mulyadi (2014:56) integritas adalah suatu elemen karakter yang
mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang
mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji
semua keputusan yang diambilnya.
Sedangkan menurut Arens et al (2015) integritas berarti tidak memihak dalam
melakukan semua jasa, dan harus terbebas dari konflik kepentingan. Integritas
mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik
tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan
yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima
kecurangan atau peniadaan prinsip (Menurut Agoes 2012).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, seorang auditor harus memenuhi tanggungjawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin, dimana seorang auditor harus
selalu bersikap jujur dan berterus terang, bertanggungjawab bebas dari benturan
kepentingan, tegas, mempunyai dedikasi yang tinggi dan dapat dipercaya serta tidak
dapat menerima kecurangan atau peniadaan prisip untuk membangun kepercayaan
dan memberikan dasar bagi pengambil keputusan yang berkualitas.
18
Didalam SPAP Seksi 110 (2011) yang tercantum dalam standar umum pertama
berbunyi “Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil
dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya”.
Menurut Mulyadi (2014), indikator integritas adalah:
1. Kejujuran auditor (Jujur dan Transparan)
Jujur adalah sikap atau sifat auditor yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun tidak dikurangi.
Sedangkan transparan atau transparansi merupakaan sifat keterbukaan yang
berarti keputusan yang diambil oleh auditor dan pelaksanaannya dilakukan
dengan cara atau mekanisme yang mengikuti aturan atau regulasi yang
ditetapkan oleh lembaga.
2. Keberanian auditor (Berani)
Berani artinya auditor mempunyai hati yang mantap, tidak takut dan memiliki
rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya kesulitan.
3. Sikap bijaksana auditor (Bijaksana)
Bijaksana adalah sebuah penilaian terhadap suatu pemikiran, ucapan dan
perbuatan auditor yang didasarkan pada ruang lingkup sekitarnya dengan tidak
memaksakan kehendak pada apa dan siapapun.
4. Tanggungjawab auditor (Bertanggung jawab dalam melaksanakan audit)
Bertanggung jawab berarti auditor memiliki kewajiban untuk menanggung dan
memikul jawabannya dalam pelaksanaan audit. Auditor wajib menanggung
segala sesuatunya mengenai laporan audit yang telah dilakukannya.
2.3 Kualitas Audit
Menurut De Angelo (1981) dalam St. Nur Irawati (2011) mendefinisikan kualitas
audit sebagai kemungkinan (probability) dimana seorang auditor akan menemukan
dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Adapun
kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan
perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk
melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya. Jasa audit
mencakup pemerolehan dan penilaia bukti yang mendasari laporan keuangan historis
sutu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Atas
dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas,
auditor meyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (Mulyadi,2013).
Menurut Lukman Harahap (2016) mendefinisikan Result Quality of Audit sebagai
kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan adanya suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan penemuan suatu
pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independen auditor
tersebut.
19
Adapun menurut Rosnidah dalam Tarigan dan Susanti (2013) menggambarkan
bahwa “Kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai standar
sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggran
yang dilakuakan klien, standar yang mengatur pelaksanaan audit di Indonesia adalah
Standar Profesioanal Akuntan Publik”.
Dalam melaksanakan audit, seorang auditor independen dalam menjalankan
tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47)
dalam Elfarini (2007) terdapat 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu:
1. Tanggung jawab profesi
Setiap akuntan publik harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik
Setiap akuntan publik berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Setiap akuntan publik harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
4. Objektivitas
Setiap akuntan publik harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Setiap akuntan publik harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati,
kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional.
6. Kerahasiaan
Setiap akuntan publik harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
7. Perilaku profesional
Setiap akuntan publik harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar teknis
Setiap akuntan publik harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan.
20
Menurut Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) audit intern harus
berpedoman pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern
Pemerintah Indonesia (AAIPI), dimana peran auditor intern yang efektif dapat
terwujud jika didukung dengan auditor yang profesional dan kompeten dengan hasil
audit intern yang semakin berkualitas. Dalam rangka mewujudkan hasil audit intern
yang berkualitas diperlukan suatu ukuran mutu yang sesuai dengan mandat
penugasan masing-masing APIP. Untuk menjaga mutu hasil audit intern yang
dilaksanakan oleh auditor intern pemerintah, perlu disusun Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, yang selanjutnya
disebut sebagai Standar Audit, adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untuk
melakukan kegiatan audit intern yang wajib dipedomani oleh auditor dan pimpinan
APIP (Pasal 53 Peraturan Pemerintah No 60, 2008).
Sedangkan akuntan publik harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam hal ini
adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar
lapangan, dan standar pelaporan (SPAP, 2001). Standar auditing merupakan
pedoman audit atas laporan keuangan historis agar hasil audit yang dilakukan oleh
auditor berkualitas. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor dalam
penerapannya adalah untuk menjaga kualitas audit dan terkait dengan etika (Sari,
2011).
Adapun indikator standar auditing yang berlaku umum menurut Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP 2011:150) meliputi:
1. Berdasarkan Proses Mengaudit
a. Standar umum
Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan
memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam
semua hal yang berhubungan dengan audit.
Auditor harus menerapkan kemahiran professional dalam melaksanakan
audit dan menyusun laporan.
b. Standar pekerja lapangan
Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi
semua asisten sebagaimana mestinya.
Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau
kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta, luas prosedur audit
selanjutnya.
21
Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan
melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk
memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar pelaporan
Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan
telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Auditor harus mengidentifikasikan dalam lapotan auditor mengenai
keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti
selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya.
Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informative belum
memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan auditor.
Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara
keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan,
dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan satu pendapat secara
keseluruhan, auditor harus menyatakan alasanalasan yang mendasarinya
dalam laporan auditor. Dalam semua kasus, jika nama seorang auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, auditor itu harus dengan jelas
menunjukkan sifat pekerjaan auditornya, jika ada, serta tingkat tanggung
jawab yang dipikul auditor, dalam laporan auditor.
2. Berdasarkan Hasil Audit
a. Kemampuan menemukan kesalahan
Mengembangkan pengetahuan dalam penyelesaian masalah.
Menggunakan cara tersendiri untuk mendeteksi kesalahan.
Dapat mendeteksi adanya kesalahan.
Dapat mendeteksi adanya kesalahan.
b. Keberanian melaporkan kesalahan
Melaporkan adanya pelanggaran.
Memuat temuan dan hasil audit.
2.4 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran
2.4.1 Penilitian Sebelumnya
Meskipun telah banyak dilakukan penelitian tentang kualitas audit, namun masih
banyak perbedaan hasil. Hasil penelitian tersebut beragam, mungkin dikarenakan
perbedaan antar variabel independen dan variabel dependen yang diteliti.
Tabel 2.1
22
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Penulis
Judul
Penelitian Variabel Indikator
Hasil
Penelitian Publikasi
1 Ayu Kadek
Prihartini,
Luh Gede
Erni
Sulindawat
i, Nyoman
Ari Surya
Darmawan
(2015)
Pengaruh
Kompetensi,
Independensi,
Objektivitas,
Integritas dan
Akuntabilitas
terhadap
Kualitas Audit
di Pemerintah
Daerah (Studi
Empiris pada
5 Kantor
Inspektorat
Provinsi Bali
Variabel
Independen:
Kompetensi
Independens
i
Objektivitas
Integritas
Variabel
Independen:
Kemampuan
untuk
mengaplikasikan
pengetahuan dan
pengalaman yang
dimilikinya
dalam melakukan
audit sehingga
auditor dapat
melakukan audit
dengan teliti,
cermat, intuitif,
dan objektif.
Saling kenal
mengenal atau
memiliki
hubungan sosial
dan rasa
kekeluargaan
dengan auditee
yang akan di
audit.
Auditor internal
belum cukup
memiliki sikap
objektivitas
dalam
menjalankan
tanggung jawab
profesionalnya.
Auditor internal
masih ragu-ragu
(netral) dalam
memastikan
kedudukannya.
Bersikap jujur
dan berterus
terang tanpa
harus
mengorbankan
rahasia penerima
Semakin
tinggi tingkat
kompetensi,
independensi,
objektivitas,
integritas, dan
akuntabilitas
yang dimiliki
oleh auditor,
semakin tinggi
pula kualitas
audit yang
dihasilkan
auditor
tersebut.
e-journal
S1 AK
Universitas
Pendidikan
Ganesha
(Vol 3 No.
1 Tahun
2015)
23
Akuntabilita
s
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
jasa, pelayanan
dan kepercayaan
publik tidak
boleh dikalahkan
oleh keuntungan
pribadi.
Kurang efektif
dan efisiennya
pelayanan jasa
audit terhadap
kualitas hasil
audit yang
disampaikan.
Variabel
Dependen:
Kompetensi
melalui
pendidikan dan
pengalaman.
Independensi
keadaan bebas
dari pengaruh,
tidak
dikendalikan
oleh pihak lain,
tidak tergantung
pada orang lain.
Objektivitas
bersikap adil,
tidak memihak,
jujur secara
intelektual, tidak
berprasangka,
serta bebas dari
benturan
kepentingan atau
berada dibawah
pengaruh pihak
lain.
Integritas suatu
elemen karakter
yang mendasari
timbulnya
pengakuan
professional.
24
Akuntabilitas
merupakan rasa
pertanggungjawa
ban dan motivasi
auditor terhadap
semua tindakan
dan keputusan
yang diambil
dalam
melaksanakan
audit.
2 Fivit
Nursyahba
ni (2016)
Pengaruh
Akuntabilitas
Auditor,
Pengalaman
Kerja dan
Independensi
Auditor
terhadap
Kualitas Audit
dengan Etika
Auditor
sebagai
Variabel
Moderasi
(studi empiris
pada Kantor
Akuntan
Publik di
Wilayah
Surakarta dan
Yogyakarta)
Variabel
Independen:
Akuntabilita
s auditor
Pengalaman
kerja
Independens
i auditor
Variabel
Dependen:
Kualitas Audit
Variabel
Independen:
Motivasi,
pengabdian pada
profesi,
kemampuan
berfikir, serta
pekerjaan akan
diperiksa oleh
atasan.
Lama melakukan
audit, banyaknya
penugasan, dan
banyaknya
pelatihan yang
telah diikutinya.
Lama mengaudit
klien, tekanan
dari dari klien,
tekanan dari
rekan auditor,
pemberian jasa
audit dan non
audit.
Variabel
Dependen:
Deteksi salah
saji, kesesuaian
dengan SPAP,
kepatuhan
terhadap SOP,
risiko audit,
prinsip kehati-
hatian, proses
Akuntabilitas
auditor
pengalaman
kerja,
independensi
auditor dan
etika auditor
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
Interaksi
akuntabilitas
dan kepatuhan
etika auditor
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
Interaksi
pengalaman
kerja dan
kepatuhan
etika auditor
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
Interaksi
independensi
dan kepatuhan
etika auditor
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
Skripsi
Universitas
Muhamma
diyah
Surakarta
25
Variabel
Moderasi:
Etika auditor
pengendalian
atas pekerjaan
supervisor, dan
perhatian yang
diberikan oleh
manajer atau
partner.
Variabel
Moderasi:
Imbalan yang
diterima,
organisasional,
lingkungan
keluarga, dan
emotional quotient
(EQ).
3 Ikhsan
Abdullah
(2016)
Pengaruh
Akuntabilitas,
Objektivitas
Terhadap
Kualitas Audit
Dengan Etika
Auditor
Sebagai
Variabel
Moderasi
Study Kasus
Pada Kantor
Akuntan
Publik di Kota
Medan
Variabel
Independen:
Akuntabilita
s
Objektivitas
Variabel
Independen:
Seberapa besar
motivasi untuk
menyesuaikan
pekerjaan,
seberapa besar
usaha (daya pikir)
yang diberikan
untuk
menyelesaikan
suatu pekerjaan,
dan seberapa
yakin mereka
bahwa pekerjaan
mereka akan
diperiksa oleh
atasan.
Mengharuskan
anggota memiliki
sikap adil, tidak
memihak, jujur
secara intelektual,
tidak
berprasangka,
serta bebas dari
benturan
kepentingan atau
berada di bawah
pengaruh pihak
Secara parsial,
Akuntabilitas
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kualitas
Audit, Secara
Parsial
Objektivitas
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kualitas
Audit,
Seracara
Simultan
Akuntabilitas
dan
Objektivitas
berpengruh
signifikan
terhadap
Kualitas
Audit, Etika
Auditor tidak
memoderasi
hubungan
antara
Akuntabilits
terhadap
HUMAN
FALAH:
Volume 3.
No. 1
Januari –
Juni 2016
26
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
Variabel
Moderasi:
Etika auditor
lain.
Variabel
Dependen:
Berpedoman
pada standar
auditing dan
kode etik
akuntan publik
yang relevan.
Variabel
Moderasi:
Tindakan atau
perilaku seorang
akuntan dalam
melaksanakan tugas
profesionalnya.
kualitas auidt,
Etika Auditor
tidak
memoderasi
hubungan
antara
Objektivitas
terhadap
kualitas Audit.
4 Baigi
Rabbani
Adha
(2016)
Pengaruh
Independensi
Auditor,
Profesionalism
e Auditor,
Etika Profesi
Auditor,
Akuntabilitas
Auditor
terhadap
Kualitas Audit
pada Kantor
Akuntan
Publik di
Surabaya
Variabel
Independen:
Independens
i auditor
Profesionali
sme auditor
Etika
profesi
auditor
Variabel
Independen:
Sikap tidak
memihak, bebas
kewajiban
terhadap klien
dan tidak
mempunyai suatu
kepentingan
dengan kliennya.
Pengabdian pada
profesi,
kewajiban sosial,
kemandirian,
keyakinan
profesi, dan
hubungan dengan
rekan seprofesi.
Kepribadian,
kecakapan
profesional,
tanggungjawab,
pelaksanaan kode
etik, penafsiran
dan
penyempurnaan
1. Independens
i auditor
yang
dimiliki
auditor yang
bekerja pada
Kantor
Akuntan
Publik di
Surabaya
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit.
2. Profesionali
sme yang
dimiliki
oleh auditor
yang
bekerja pada
Kantor
Akuntan
Publik di
Surabaya
berpengaruh
positif dan
Skripsi
Universitas
Airlangga
Surabaya
27
Akuntabilita
s auditor
Variabel
Dependen:
Kualitas Audit
kode etik.
Motivasi,
pengabdian pada
profesi, dan
kewajiban sosial.
Variabel
Dependen:
Sistem informasi
klien, komitmen
yang kuat,
pekerjaan
lapangan,
skeptisme
auditor,
pengambilan
keputusan, dan
pelaporan
kesalahan klien.
signifikan
terhadap
kualitas.
3. Etika
Profesi yang
dimiliki
auditor yang
bekerja pada
Kantor
Akuntan
Publik di
Surabaya
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kualitas
audit.
4. Akuntabilita
s yang
dimiliki
oleh auditor
yang
bekerja pada
Kantor
Akuntan
Publik di
surabaya
berpengaruh
positif dan
signifikan.
5 Muhamma
d Alifzuda
Burhanudi
n (2017)
Pengaruh
Akuntabilitas
dan
Independensi
Auditor
terhadap
Kualitas Audit
pada Kantor
Akuntan
Publik di
Yogyakarta
Variabel
Independen:
Akuntabilita
s
Independens
i
Variabel
Independen:
Motivasi,
kewajiban sosial
dan pengabdian
pada profesi.
Lama hubungan
dengan klien,
tekanan dari
klien, tekanan
dari rekan
auditor, dan
pemberian jasa
non audit.
Akuntabilitas
dan
independensi
auditor
berpengaruh
terhadap
kualitas audit
secara
simultan.
Hasil
penelitian ini
sesuai dengan
sebelumnya
yang
dilakukan
Lilis Ardini
(2010)
Jurnal
Profita
Edisi 6
Tahun
2017
Universitas
Negeri
Yogyakart
a
28
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
Variabel
Dependen:
Melaporkan
semua kesalahan
klien,
pemahaman
terhadap sistem
informasi
akuntansi klien,
komitmen yang
kuat dalam
menyelesaikan
audit,
berpedoman pada
prinsip auditing
dan prinsip
akuntansi dalam
melakukan
pekerjaan
lapangan, tidak
percaya begitu
saja terhadap
pernyataan klien,
dan sikap hati-
hati dalam
pengambilan
keputusan.
menunjukkan
bahwa
kompetensi,
independensi,
akuntabilitas
dan motivasi
memiliki
pengaruh
secara parsial
dan simultan
terhadap
kualitas audit.
6 Dian
Melidha
Indrady
(2017)
Pengaruh
Kompetensi,
Independensi,
Objektivitas,
Integritas,
Akuntabilitas
dan
Pengalaman
terhadap
Kualitas Audit
(studi kasus
pada Kantor
Akuntan
Publik di
Daerah
Surakarta dan
Yogyakarta.
Variabel
Independen:
Kompetensi
Independens
i
Objektivitas
Variabel
Independen:
Pemeriksa secara
kolektif harus
memiliki
kecakapan
profesional yang
memadai untuk
melaksanakan
tugas
pemeriksaan.
Nilai auditing
sangat
bergantung pada
persepsi publik
atas independensi
auditor.
Kode etik dan
standart auditor
internal telah
1. Pengujian
hipotesis
pertama
ditemukan
bahwa
kompetensi
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hasil
ini
dibuktikan
dengan nilai
signifikansi
lebih besar
dari 5%
(0,059 >
0,05),
sehingga
hipotesis
pertama
Universitas
Muhamma
diyah
Surakarta
29
Integritas
Akuntabilit
as
Pengalaman
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
menetapkan
aturan-aturan
tertentu, yang
harus diikuti agar
terhindar dari
kemungkinan
pandangan akan
kurangnya
objektifitas.
Bersikap jujur
dan berterus
terang tanpa
harus
mengorbankan
rahasia penerima
jasa, pelayanan,
dan kepercayaan
publik tidak
boleh dikalahkan
oleh keuntungan
pribadi.
Menyelesaikan
kewajibannya
yang akan
dipertanggungja
wabkan kepada
lingkungannya.
Pendidikan
formal, yang
diperluas melalui
pengalaman-
pengalaman yang
selanjutnya di
lakukan dalam
bentuk praktik.
Variabel
Dependen:
Seorang auditor
harus mempunyai
kemampuan dalam
memahami kriteria
yang digunakan dan
kompeten dalam
menentukan jenis
dan jumlah bahan
bukti untuk
diterima.
2. Pengujian
hipotesis
kedua
ditemukan
bahwa
independens
i
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hasil
ini
dibuktikan
dengan nilai
signifikansi
lebih besar
dari 5%
(0,000 <
0,05),
sehingga
hipotesis
kedua
diterima.
3. Pengujian
hipotesis
ketiga
ditemukan
bahwa
objektivitas
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hasil
ini
dibuktikan
dengan nilai
signifikansi
lebih besar
dari 5%
(0,131 >
0,05),
sehingga
hipotesis
ketiga
diterima.
4. Pengujian
hipotesis
keempat
30
menghasilkan
kesimpulan yang
tepat setelah
pengevaluasian
bahan bukti.
ditemukan
bahwa
integritas
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hasil
ini
dibuktikan
dengan nilai
signifikansi
lebih kecil
dari 5%
(0,005 <
0,05),
sehingga
hipotesis
keempat
ditolak.
5. Pengujian
hipotesis
kelima
ditemukan
bahwa
akuntabilitas
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hasil
ini
dibuktikan
dengan nilai
signifikansi
lebih besar
dari 5%
(0,776 >
0,05),
sehingga
hipotesis
kelima
diterima.
6. Pengujian
hipotesis
keenam
ditemukan
bahwa
pengalaman
kerja
31
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hasil
ini
dibuktikan
dengan nilai
signifikansi
lebih besar
dari 5%
(0,000 <
0,05),
sehingga
hipotesis
keenam
diterima.
7 Dewi
Handryani
(2018)
Pengaruh
Integritas,
Profesionalism
e dan
Independensi
terhadap
Kualitas Audit
(studi empiris
pada beberapa
kantor
Akuntan
Publik di
Jakarta)
Variabel
Independen:
Integritas
Profesionali
sme
Independens
i
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
Variabel
Independen:
Kejujuran dan
keberanian dalam
mengungkapkan
kesalahan dalam
sebuah laporan
keuangan.
Ketelitian dalam
memeriksa
kelengkapan
kertas kerja,
mengumpulkan
bahan bukti yang
memadai, dan
menyusun
laporan audit
yang lengkap.
Tidak mudah
dipengaruhi.
Variabel
Dependen:
Mendeteksi dan
melaporkan
pelanggaran dalam
laporan keuangan.
Integritas dan
independensi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kualitas audit
dimana
semakin tinggi
sikap
integritas dan
independensi
seorang
auditor maka
semakin baik
kualitas audit
yang
dihasilkan.
Sedangkan
untuk
profesionalism
e seorang
auditor tidak
mempengaruhi
kualitas audit
yang
dihasilkan.
Skripsi
Universitas
Pakuan
Bogor
8 Sri Endah
Wahyuni
Pengaruh
Independensi,
Variabel
Independen:
Variabel
Independen:
1. Independens
i tidak
Skripsi
Universitas
32
(2018) Kompetensi,
Akuntabilitas
dan
Pengalaman
Kerja terhadap
Kualitas Audit
(studi empiris
pada Kantor
Akuntan
Publik di
wilayah
Surakarta dan
Yogyakarta)
Independens
i
Kompetensi
Akuntabilita
s
Pengalaman
kerja
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
Auditor harus
bersikap mandiri
dan tidak
memihak kepada
klien yang telah
menugasinya dan
membayarnya.
Pengetahuan dan
pengalaman.
Memiliki
keyakinan yang
lebih tinggi
bahwa pekerjaan
mereka akan
diperiksa.
Pengetahuan dan
keahlian
diperoleh auditor
dari pendidikan
formalnya
sehingga kualitas
audit akan
semakin baik
seiring
bertambahnya
pengalaman.
Variabel
Dependen:
Harus
independensi,
kompetensi,
akuntabilitas, dan
memiliki
Pengalaman
kerja.
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hal ini
dapat
dibuktikan
dengan uji t.
Jadi
hipotesis
yang
menyatakan
independens
i
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit adalah
tidak
terbukti.
2. Kompetensi
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hal ini
dapat
dibuktikan
dengan uji t.
Jadi
hipotesis
yang
menyatakan
kompetensi
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit adalah
terbukti.
3. Akuntabilita
s tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hal ini
dapat
dibuktikan
dengan uji t.
Jadi
hipotesis
yang
Muhamma
diyah
Surakarta
33
menyatakan
akuntabilitas
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit adalah
tidak
terbukti.
Pengalaman
kerja
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit, hal ini
dapat
dibuktikan
dengan uji t.
Jadi
hipotesis
yang
menyatakan
pengalaman
kerja
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit adalah
terbukti.
9 Stefani
Fransiska
Lele Biri
(2019)
Pengaruh
Kompetensi,
Independensi,
dan Fee Audit
terhadap
Kualitas Audit
(studi kasus
Kantor
Akuntan
Publik di
wilayah Kota
Yogyakarta)
Variabel
Independen:
Kompetensi
Independens
i
Fee audit
Variabel
Independen:
Pengetahuan dan
keahlian yang
dimiliki oleh
auditor untuk
menyelesaikan
tugas yang
menjadi tanggung
jawabnya.
Bebas dari
pengaruh, tidak
dikendalikan oleh
pihak lain, tidak
tergantung pada
orang lain.
Resiko
penugasan,
kompleksitas jasa
yang diberikan,
Hasil
pengujian
hipotesis yang
telah
diuraikan,
maka dapat
disimpulkan
berhasil
mendukung
hipotesis ke
dua, tetapi
tidak
mendukung
hipotesis
pertama dan
ketiga yang
diajukan:
1. Kompetensi
tidak
berpengaruh
terhadap
Jurnal
Akuntansi
Dewantara
Vol. 3 No.
2 Oktober
2019
34
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
tingkat keahlian
yang diperlukan
untuk
melaksanakan
jasa tersebut,
struktur biaya
KAP yang
bersangkutan.
Variabel
Dependen:
Menyajikan
laporan keuangan
yang berkualitas
maka setiap
kegiatan audit
yang berlangsung
harus
dilaksanakan
dengan penuh
tanggung jawab.
kualitas
audit.
2. Independens
i
berpengaruh
positif
terhadap
kualitas
audit.
3. Fee Audit
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit.
10 Shela
Yoanita
dan Farida
(2019)
Pengaruh
Akuntabilitas,
Independensi
Auditor,
Kompetensi,
Due
Professional
Care,
Objektivitas,
Etika Profesi
dan Integritas
Auditor
Terhadap
Kualitas Audit
Pada Kantor
BPKP Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Variabel
Independen:
Akuntabilita
s
Independens
i
Kompetensi
Due
Professional
Variabel
Independen:
Motivasi,
kewajiban sosial,
dan pengabdian
pada profesi.
Independensi
dalam fakta (in
fact) dan
independensi
dalam
penampilan (in
appearance).
Pengetahuan,
pelatihan,
keterampilan, dan
pengalaman yang
memadai agar
bisa berhasil
menyelesaikan
pekerjaan
auditnya.
Berpikir kritis
serta melakukan
evaluasi terhadap
Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan
bahwa
hipotesis
kedua,
hipotesis
ketiga,
hipotesis
kelima, dan
hipotesis
ketujuh
diterima,
artinya
independensi
auditor,
kompetensi,
objektivitas,
dan integritas
auditor
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
Semakin
tinggi
independensi
Journal :
The 5th
Seminar
Nasional
dan Call
for
Paper(SNC
P) 2019-
ISBN :
978-602-
6988-71-3
35
Care
Objektivitas
Etika
profesi
Integritas
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
bukti audit,
berhati-hati
dalam tugas,
tidak ceroboh,
dan memiliki
keteguhan dalam
melaksanakan
tanggung jawab.
Tidak memihak,
jujur secara
intelektual, dan
bebas dari konflik
kepentingan.
kepribadian,
kecakapan
profesional,
tanggung jawab,
pelaksanaan kode
etik, dan
penafsiran dan
penyempurnaan
kode etik.
Jujur,
bertanggung
jawab, mematuhi
piagam audit,
membuat laporan
sesuai aturan
yang berlaku,
menghindari
tindakan yang
mendiskreditkan
profesi auditor,
menghormati,
dan mendukung
terlaksananya
tujuan audit.
Variabel
Dependen:
Berpedoman
pada standar
audit yang
ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan
Publik (IAI).
auditor,
kompetensi,
objektivitas,
dan integritas
auditor yang
dimiliki oleh
auditor maka
semakin tinggi
pula kualitas
audit yang
dihasilkan.
Sementara
hipotesis
pertama,
hipotesis
keempat dan
hipotesis
keenam tidak
diterima,
artinya
akuntabilitas,
due
professional
care dan etika
profesi tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas audit.
36
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015);
Fivit (2016); Baigi (2016); Ikhsan (2016); Muhammad Alifzuda (2017); Dian (2017);
Dewi (2018); Sri (2018); Stefani (2019); Shela dan Farida (2019) dimana peneliti
meneliti tentang akuntabilitas, independensi dan integritas sebagai variabel
independen, dan memiliki persamaan dalam pemilihan variabel dependen yaitu
kualitas audit.
Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu akuntabilitas,
independensi dan integritas sebagai variabel independen. Penelitian ini berbedah
dengan penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015); Fivit (2016); Baigi (2016); Ikhsan
(2016); Muhammad Alifzuda (2017); Dian (2017); Dewi (2018); Sri (2018); Stefani
(2019); Shela dan Farida (2019) dimana peneliti meneliti lebih dari 3 variabel
independen untuk menguji variabel dependen yaitu kualitas audit.
2.4.2 Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit
Menurut Abdul Halim (2012:20) akuntabilitas adalah Kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang,
badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak
dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan.
Dalam penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015) menyatakan bahwa akuntabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualiatas audit di pemerintah daerah,
Fivit (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas
audit, Baigi (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas
audit, Ikhsan (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas auditor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit, Muhammad Alifzuda (2017) menyatakan bahwa
akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit secara
simultan, Dian (2017) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
H1: Akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota
Ternate?
2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit
Menurut Arens (2012:74) pengertian dari Independensi yaitu sudut pandang yang
tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan
penerbitan laporan audit. Independansi merupakan salah satu karakteristik terpenting
bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Auditor
mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik
37
perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan kepercayaan
atas laporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.
Dalam penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015) menyatakan bahwa independensi
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di pemerintah daerah, Fivit
(2016) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit,
Baigi (2016) menyatakan bahwa sikap independensi tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit, Muhammad Alifzuda (2017) menyatakan bahwa independensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit secara simultan, Dian
(2017) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit, Dewi (2018) Integritas dan independensi berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit dimana semakin tinggi sikap integritas dan independensi
seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan, Sri (2018)
menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, Stefani
(2019) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit,
Shela dan Farida (2019) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit di BPKP daerah istimewa Yogyakarta.
H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat
Kota Ternate.
3. Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit
Menurut Mulyadi (2014:56) integritas adalah suatu elemen karakter yang
mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang
mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji
semua keputusan yang diambilnya.
Dalam penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015) menyatakan bahwa integritas
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di pemerintah daerah, Dian
(2017) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit, Dewi (2018) menyatakan bahwa Integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit, Shela dan Farida (2019) menyatakan bahwa integritas berpengaruh positif
terhadap kualitas audit di BPKP daerah istimewa Yogyakarta.
H3: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat
Kota Ternate.
38
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Konstelasi Penelitian
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
identifikasi masalah penelitian. Hipotesis penelitian yang dapat penulis ambil dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Akuntabilitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Kota Ternate.
H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat
Kota Ternate.
H3: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat
Kota Ternate.
H4: Akuntabilitas, independensi dan integritas auditor berpengaruh positif secara
simultan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate.
Akuntabilitas
X1
Independensi
X2
Integritas
X3
Kualitas Audit
Y
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian verifikatif dengan metode
penelitian explanatory survey yang bertujuan untuk menguji hipotesis, yang
umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk
hubungan antar variabel. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan
kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta
pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel independen yaitu akuntabilitas, independensi dan integritas
terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit.
3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah akuntabilitas,
independensi dan integritas auditor sebagai variabel independen yang berpengaruh
terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate sebagai variabel dependen.
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa individual dalam suatu
kelompok/organisasi, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respon dari
setiap individu dalam kelompok/organisasi. Stuktur Inspektorat Kota Ternate terdiri
dari inspektur, sekretariat, inspektur pembantu wilayah dan kelompok jabatan
fungsional. Jumlah Aparat Sipil Negara (ASN) di Inspektorat Kota ternate berjumlah
36 orang. Dalam penelitian ini yang jadi unit analisisnya adalah auditor yang berada
di kelompok jabatan fungsional Inspektorat Kota Ternate yang berjumlah 16 orang.
Adapun lokasi penelitian dilakukan pada Inspektorat Kota Ternate yang beralamat di
Jl. Jati, Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari data
primer melalui kuesioner yang diukur dengan skala likert. Skala likert ini dipakai
untuk mengetahui dan mengukur persepsi responden mengenai sesuatu hal mengenai
variabel penelitian. Data dalam penelitian ini berupa opini, sikap, pengalaman, dan
karakteristik dari pengisian responden oleh auditor Inspektorat Kota Ternate yang
menjadi subjek penelitian. Sumber data penelitian adalah data primer yang diperoleh
melalui kuesioner berupa jawaban responden terhadap item-item pertanyaan yang
terdapat dalam 4 (empat) instrumen penelitian yaitu akuntabilitas, independensi dan
integritas auditor terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel akuntabilitas,
independensi dan integritas. Variabel dependennya adalah kualitas audit pada
40
Inspektorat Kota Ternate. Untuk mengukur variabel dependen dan independen
menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya
dan menggunakan skala Likert.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Pengaruh Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit
Pada Inspektorat Kota Ternate
Variabel Indikator Ukuran Skala
Variabel Independen
Akuntabilitas
Motivasi
Memiliki semangat yang tinggi.
Kemampuan dan ketrampilan yang memadai.
Percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan.
Ordinal
Pengabdian pada
profesi
Menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Pekerjaan harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Kewajiban sosial
Jangan muda dipengaruhi.
Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil
pekerjaan.
Independensi
Program Audit
Bebas dari intervensi menejerial atas program
audit.
Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun
prosedur yang dipilih.
Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk
menentukan subjek pemeriksaan.
Verifikasi
Bebas mengakses semua catatan, memeriksa
aktiva, dan karyawan yang relavan dengan audit
yang dilaksanakan.
Bebas dari kepentingan pribadi yang
menghambat verifikasi audit.
Pelaporan
Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk
mempengaruhi fakta-fakta yang dilaporkan.
Pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk
41
mempengaruhi pertimbangan pemeriksaan
terhadap isi laporan pemeriksaan.
Integritas
Kejujuran auditor
Tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan.
Auditor harus bekerja sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya, tidak menambah maupun
mengurangi fakta yang ada.
Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun
yang bukan haknya.
Keberanian auditor
Tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh
pihak lain.
Mengemukakan hal-hal yang menurut
pertimbangan dan keyakinannya yang perlu
dilakukannya.
Sikap bijaksana auditor
Auditor selalu menimbang permasalahan berikut
akibat-akibatnya dengan seksama.
Tidak mempertimbangkan keadaan untuk
membenarkan perbuatan melanggar ketentuan
atau peraturan.
Tanggungjawab auditor
Memiliki rasa tanggungjawab apabila hasil
pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan
dan penyempurnaan.
Bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
norma yang berlaku.
Variabel Dependen
Kualitas Audit
Kesesuaian
pemeriksaan dengan
standar audit
Memahami standar audit yang telah ditetapkan.
Harus memenuhi kode etik yang ditetapkan.
Pengumpulan dan pengujian bukti harus
dilakukan dengan maksimal.
Ordinal
Kualitas laporan hasil
audit
Temuan dan simpulan hasil audit secara objektif.
Laporan harus megemukakan penjelasan tentang
hasil audit.
Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap,
objektif, meyakinkan, jelas, ringkas serta tepat
waktu.
3.5 Metode Penarikan Sampel
42
Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan dari subjek
penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang
sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain selisih
individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Arikunto (2013:174)
berpendapat bahwa sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sedangkan menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah Aparat Sipil Negara (ASN) yang memiliki
jabatan sebagai kelompok fungsional di Inspektorat Kota Ternate. Adapun teknik
yang digunakan adalah non probabilty sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017:84). Dalam
memperoleh data peneliti menggunakan cara:
Penelitian Lapangan, data penelitian ini diperoleh langsung dari pihak pertama
(data primer) dari responden yaitu auditor yang bekerja di Inspektorat Kota
Ternate. Peneliti memporeloh data dengan cara mengirimkan kuesioner kepada
Inspektorat Kota Ternate secara langsung maupun melalui perantara. Kuesioner
diberikan untuk kepada auditor yang berisi pernyataan yang telah terstruktur
dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Sumber data yang
digunakan masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian
kuesioner oleh responden.
Penelitian pustaka, memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, dan perangkat lainnya yang berhubungan
dengan penelitian.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin, yaitu:
Dimana: n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = error
3.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yang dikumpulkan
melalui metode survei, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan
diisi atau dijawab oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah auditor
yang bekerja pada Inspektorat di Kota Ternate. Kuesioner diberikan secara langsung
kepada responden dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah disusun secara
tertulis dan sistematis serta dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada
responden dan terakhir diserahkan kembali pada peneliti. Kuesioner yang telah diisi
n = N
1 + Ne2
43
oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar kuesioner yang tidak
lengkap pengisiannya tidak diikut sertakan dalam analisis.
Pengukuran variabel-variabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan
tertutup, serta diukur menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 5. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Sugiyono (2011:93), Skala Likert digunakan untuk
mengungkapkan sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial. Responden diminta memberikan pendapat setiap butir
pernyataan mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan melingkari
atau memberi tanda silang pada jawaban yang akan dipilih oleh responden pada
lembar kuesioner.
Tabel 3.2
Metode Skala dan pengukurannya
Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Kurang Setuju
(KS)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak
Setuju (STS)
5 4 3 2 1
3.7 Metode Pengolahan/Analisis Data
Analisis ini merupakan analisis kuantitatif karena data yang digunakan adalah
data primer, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara survey yaitu mewawancara dan
menyebar kuesioner untuk mengungkapkan perilaku variabel penelitian. Yang
mengemukakan tentang data diri responden, yang diperoleh dari jawaban responden
melalui kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dari jawaban responden atas
pernyataan yang diajukan, dihitung persentasenya.
3.7.1 Uji Kualitas Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji kualitas data yang diperoleh
dari kuesioner yang disebarkan, dan digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui
data tersebut valid atau tidak valid. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data
yang digunakan valid dan reliabel. Ketepatan pengujian dan pengukuran suatu
kuesioner sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian
tersebut. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang dipakai untuk
mengumpulkan data penelitian tidak memiliki tingkat validitas dan tingkat keandalan
yang tinggi. Pengujian dan pengukuran tersebut masing-masing akan menunjukkan
konsistensi dan akurasi yang dikumpulkan.
3.7.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
44
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengjian validitas dilakukan
dengan melakuan bivariate correlation (korelasi sederhana) antara masing-masing
skor indikator dengan total skor konstruk. Hasil analisis korelasi bilvariate dengan
melihat output pearson correlation (Ghozali, 2016). Dengan kriteria jika nilai sig.(2-
tailed) pada total skor < 0,05 item pertanyaan-pertanyaan dikatakan valid.
3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur handal atau tidaknya kuesioner yang
digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu
ke waktu. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui konsisten atau tidaknya
responden terhadap kuisioner-kuisioner penelitian. Uji reliabilitas data yaitu dengan
melihat nilai cronbach's alpha lebih besar dari 0,60 maka butir-butir pernyataan atau
pernyataan pada masing-masing variabel penelitian tersebut dinyatakan reliable
(Ghozali, 2016).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1 Uji Normalitas
Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam sebuah model
regresi yaitu variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi data normal atau tidak normal. Pendeteksian normalitas secara statistik
adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yaitu uji normalitas yang
umum digunakan karena dinilai lebih sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan
persepsi. Uji Kolmogrov-Smirnov dilakukan dengan melihat probabilitas Z statistik
lebih kecil dari 0,05 maka nilai residual dalam suatu regresi tidak terdistribusi secara
normal. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2016):
a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi tidak normal.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation Factor
(VIF). Apabila tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi
multikolinearitas. Apabila ternyata terdapat multikolinearitas, maka salah satu
variabel harus dikeluarkan dari persamaan (Ghozali, 2016). Uji multikolinearitas
dalam penelitian ini menggunakan metode VIF.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
45
pengamatan lain. Untuk mengetahui adanya heterokedastisitas apabila hasil sig >
0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (Ghozali,2016). Deteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu seperti
titik-titik yang membentuk pola tertuentu yang teratur, jika ada pola tertentu
mengindikasin telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Winarno (2015), autokorelasi adalah hubungan antara residual satu
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi terjadi Karena data
mengandung pergerakan naik turun decara musiman, kekeliruan memanipuasi data,
data runtut waktu, dan data yang dianlisis tidak bersifat stasioner. Jika terjadi
korelasi, digunakan ketika asumsi-asumsi yang disyaratkan oleh metode OLS (non
autokorelasi) tidak terpenuhi.
3.7.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan anatara dua atau lebih variabel
dan bagaimana atau seberapa erat hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini
regresi linier berganda hanya bermanfaat untuk menunjukkan pengaruh antara X1,
X2 dan X3 terhadap Y apakah tingkat akuntabilitas, independensi, dan integritas
akan mempengaruhi kualitas audit. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis, dari penelitian metode regresi berganda antara variabel
dependen dalam hal ini adalah kualitas audit dan variabel indenpeden yaitu
akuntabilitas, independensi, dan integritas. Selanjutnya diuraikan simpulan
penelitian. Formulasi persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Kualitas Audit
A = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk Akuntabilitas
X1 = Akuntabilitas
b2 = Koefisien regresi untuk Independensi
X2 = Kecerdasan Independensi
b3 = Koefisien regresi untuk Integritas
Y= a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
46
X3 = Kecerdasan Integritas
e = Error
3.7.3 Uji Hipotesis
3.7.3.1 Pengujian Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2016):
a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, hal ini
menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, hal ini
menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat.
3.7.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat. Uji pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
teriakat. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi linier berganda secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan
keputasan adalah sebagi berikut (Ghozali, 2016):
a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka hipotesis ditolak, hal ini
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima, hal ini
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
3.7.3.3 Koefisien Determinasi (R2)
Pada pengujian ini dihitung besarnya koefisien determinasi (R2) yang
merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya presentase pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
47
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data
4.1.1 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yang dikumpulkan
melalui metode survei. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah
akuntabilitas, independensi dan integritas auditor sebagai variabel independen yang
berpengaruh terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen. Unit analisis adalah
individual, yaitu sumber data yang diperoleh dari respon individu di suatu
perusahaan. Sumber data penelitian adalah data primer yang diperoleh melalui
kuesioner berupa jawaban responden. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada
Inspektorat Kota Ternate yang beralamat di Jl. Jati, Ternate Selatan, Kota Ternate,
Maluku Utara.
Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Kantor Inspektorat Kota Ternate adalah
sebanyak 36 orang, yang terdiri dari; Pejabat Struktural, Pegawai Tata Usaha dan
Pejabat Fungsional Auditor. Penulis melakukan penelitian ini mengambil sampel
dengan metode non probabilty sampling. Sampel diambil hanya dari para pejabat
fungsional auditor sebanyak 16 orang. Berdasarkan rumus slovin sampel yang
diambilhanya 15 orang.
Tabel 4.1
Daftar ASN Inspektorat Kota Ternate
NO PENGURUS JUMLAH
ASN
1 Pejabat 6
2 Tata Usaha 14
3 Pejabat Fungsional Auditor 16
36
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas penulis mengukur jumlah sampel menggunakan
rumus slovin dimana 𝑛 =𝑁
1+𝑁.𝑒2 dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05 maka
sampelnya adalaha 16
1+16(0,05)2=
16
1,04 = 15,38 sampel atau 15 sampel
Tabel 4.2
Rincian Tingkat Pengisian Kuesioner
No. Nama/Inisial Responden Jumlah Pertanyaan
Kuesioner yang Diisi
Jumlah Pertanyaan
Kuesioner yang
Tidak Diisi
Jumlah
Pertanyaan
Kuesioner yang
49
Diolah
1 Halid R 31 0 31
2 M. Sugandi, SE 31 0 31
3 A. Rauf Abd 31 0 31
4 FJ 31 0 31
5 FR 31 0 31
6 KS 31 0 31
7 SH 31 0 31
8 RM 31 0 31
9 ERDB 31 0 31
10 N 31 0 31
11 IB 31 0 31
12 JM 31 0 31
13 IH 31 0 31
14 YN 31 0 31
15 MT 31 0 31
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Tabel 4.3
Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner online yang disebar 15 100%
Kuesioner online yang tidak terisi - 0%
Kuesioner yang tidak memenuhi syarat - 0%
Kuesioner yang dapat diolah 15 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020
50
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kuesioner online yang disebar
sebanyak 15 buah yang dijadikan sebagai data penelitian bagi peneliti. Tingkat
pengembalian kuesioner sebesar 100%.
4.1.2 Karakteristik Profil Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Inspektorat Kota Ternate maka
dapat diketahui karakteristik responden dibawah ini:
a. Jenis Kelamin Responden
Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.4
Deskripsi Jenis Kelamin Responden
NO. NAMA/INISIAL RESPONDEN JUMLAH PERSANTASE
1 PRIA 9 60,0%
2 WANITA 6 40,0%
TOTAL 15 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang menjadi
responden dalam penelitian adalah lebih besar pria daripada wanita yaitu pria
sebanyak 9 responden dengan tingkat persentase sesebesar 60,0%, dan wanita
sebanyak 6 responden dengan tingkat persentase sebesar 40,0% dari jumlah
keseluruhan responden.
b. Usia Responden
Pengelompokan responden berdasarkan usia dibagi menjadi 4 kelompok dan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Deskripsi Usia Responden
NO. USIA JUMLAH PERSANTASE
1 < 25 - -
2 25 – 35 6 40,0%
3 36 – 55 7 46,7%
51
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini sebagian besar memiliki usia 25-35 sebanyak 6 orang dengan
tingkat persentase sebesar 40,0%, usia 36–55 sebanyak 7 orang dengan tingkat
persentase sebesar 46,7%, dan usia > 55 sebanyak 2 orang dengan tingkat
persentase sebesar 13,3% dari jumlah keseluruhan responden.
c. Jenjang Pendidikan Responden
Pengelompokkan responden berdasarkan Tingkat Pendidikan dibagi menjadi 4
kelompok dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
Deskripsi Jenjang Pendidikan Responden
NO. PENDIDIKAN JUMLAH PERSANTASE
1 Diploma (D3) - -
2 Sarjana (S1) 10 66,7%
3 Magister (S2) 5 33,3%
4 Doktor (S3) - -
TOTAL 15 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini telah menempuh pendidikan Sarjana (S1) yaitu sebanyak 10
responden dengan tingkat persentase sebesar 66,7% dan pendidikan Magister
(S2) sebanyak 5 reponden dengan tingkat persentase sebesar 33,3%. Sedangkan
responden dengan tingkat pendidikan Diploma (D3) dan Doktor (S3) tidak
terdapat dalam penelitian ini.
d. Jabatan Responden
Responden berdasarkan tingkat jabatan dibagi menjadi 5 kelompok dan dapat
dilihat dibawah ini:
4 > 55 2 13,3%
TOTAL 15 100%
52
Tabel 4.7
Deskripsi Jabatan Responden
NO. JABATAN JUMLAH PERSANTASE
1 Auditor Utama - -
2 Auditor Madya 4 26,7%
3 Auditor Muda 4 26,7%
4 Auditor Pertama 7 46,7%
5 Auditor Terampil - -
TOTAL 15 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini sebagian besar mempunyai jabatan sebagai auditor pertama
sebanyak 7 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 46,7%, auditor
madya sebanyak 4 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 26,7%
dan auditor muda sebanyak 4 orang reponden dengan tingkat persentase
sebesar 26,7%. Sedangkan responden dengan tingkat tingkat jabatan sebagai
auditor utama dan auditor terampil tidak terdapat dalam penelitian ini.
e. Lama Bekerja Responden
Karakteristik pegawai yang menjadi responden berdasarkan lama bekerja
ditunjukkan di bawah ini:
Tabel 4.8
Deskripsi Lama Bekerja Responden
NO. FREKUENSI JUMLAH PERSANTASE
1 < 1 - -
2 1 - 5 Tahun 4 26,7%
3 6 - 10 Tahun 7 46,7%
4 > 10 Tahun 4 26,7%
TOTAL 15 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020
53
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini
sebagian besar responden telah bekerja 1-5 tahun sebanyak 4 orang responden
dengan tingkat persentase sebesar 26,7%, kemudian lama bekerja 6–10 tahun
sebanyak 7 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 46,7% dan > 10
tahun sebanyak 4 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 26,7%.
Sedangkan responden dengan tingkat lama kerja < 1 tahun tidak terdapat dalam
penelitian ini.
4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian
Untuk menganalisis jawaban responden terhadap variabel akuntabilitas (X1),
independensi (X2), integritas (X3) dan kualitas audit (Y) peneliti menggunakan skala
likert, yaitu:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Yang terkait dengan pernyataan-pernyataan dengan variabel akuntabilitas (X1),
independensi (X2), integritas (X3) dan kualitas audit yang terdapat dalam kuesioner
yaitu:
Tabel 4.9 Akuntabilitas
No.
Pertanyaan
Penilaian Responden
Jumlah
STS TS N S SS
F % F % F % F % F % Resp %
1 0 0 0 0 0 0 6 40,0 9 60,0 15 100
2 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
3 0 0 0 0 0 0 9 60,0 6 40,0 15 100
4 0 0 0 0 1 6,7 10 66,7 4 26,7 15 100
5 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
6 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
7 0 0 2 13,3 4 26,7 9 60,0 0 0 15 100
54
8 0 0 0 0 0 0 11 73,3 4 26,7 15 100
9 0 0 0 0 1 6,7 7 46,7 7 46,7 15 100
Persentase 15 100
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan
yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan
pertama 60% menjawab sangat setuju bahwa auditor harus memiliki motivasi yang
tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaan auditnya. Pertanyaan kedua 53,3%
menjawab sangat setuju bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, auditor
harus memiliki kemampuan yang memadai. Pertanyaan ketiga 60% menjawab setuju
bahwa auditor selalu mencurahkan semua usaha dan daya pikir yang auditor miliki
dalam menyelesaikan pekerjaan. Pertanyaan keempat 66,7% menjawab setuju bahwa
auditor akan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa menghiraukan apakah
nantinya pekerjaan auditor akan diperiksa oleh atasan atau tidak. Pertanyaan kelima
53,3% menjawab setuju bahwa auditor akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Pertanyaan keenam 53,3% menjawab sangat setuju bahwa
auditor yakin bahwa setiap hasil pekerjaan yang auditor lakukan telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pertanyaan ketujuh 60% menjawab setuju bahwa kebanyakan
karyawan dipengaruhi oleh atasan mereka daripada apa yang mereka pikirkan.
Pertanyaan kedelapan 73,3% menjawab sangat setuju bahwa kebanyakan orang
mampu melakukan pekerjaan yang baik jika mereka berusaha. Pertanyaan
kesembilan 46,7% menjawab sangat setuju dan setuju bahwa setiap hasil pekerjaan
yang auditor yakini kebenarannya, auditor siap bertanggung jawab sepenuhnya akan
hasil pekerjaan tersebut.
Tabel 4.10 Independensi
No.
Pertanyaan
Penilaian Responden
Jumlah
STS TS N S SS
F % F % F % F % F % Resp %
1 0 0 0 0 0 0 10 66,7 5 33,3 15 100
2 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
3 0 0 0 0 1 6,7 9 60,0 5 33,3 15 100
4 0 0 0 0 0 0 9 60,0 6 40,0 15 100
5 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
55
6 0 0 0 0 1 6,7 10 66,7 4 26,7 15 100
7 0 0 2 5,9 1 6,7 7 46,7 7 46,7 15 100
Persentase 15 100
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan
yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan
pertama 66,7% menjawab setuju bahwa auditor bebas dari intervensi menejerial atas
program audit. Pertanyaan kedua 53,3% menjawab setuju bahwa auditor bebas dari
segala intervensi atas program audit. Pertanyaan ketiga 60% menjawab setuju bahwa
auditor bebas dari persyaratan untuk menugaskan audit selain yang memang
disyaratkan untuk sebuah program audit. Pertanyaan keempat 60% menjawab setuju
bahwa auditor Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan
karyawan yang relavan dengan audit yang dilaksanakan. Pertanyaan kelima 53,3%
menjawab setuju bahwa auditor bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat
verifikasi audit. Pertanyaan keenam 66,7% menjawab setuju bahwa auditor yakin
bahwa setiap pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk mempengaruhi fakta-
fakta yang dilaporkan. Pertanyaan ketujuh 46,7% menjawab setuju dan sangat setuju
bahwa pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk mempengaruhi pertimbangan
pemeriksaan terhadap isi laporan pemeriksaan.
Tabel 4.11 Integritas
No.
Pertanyaan
Penilaian Responden
Jumlah
STS TS N S SS
F % F % F % F % F % Resp %
1 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
2 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
3 0 0 0 0 0 0 9 60,0 6 40,0 15 100
4 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
5 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
6 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
7 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
8 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
56
9 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
Persentase 15 100
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan
yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan
pertama 53,3% menjawab setuju bahwa tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan.
Pertanyaan kedua 53,3% menjawab sangat setuju bahwa auditor harus bekerja sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya, tidak menambah maupun mengurangi fakta yang
ada. Pertanyaan ketiga 60% menjawab setuju bahwa auditor tidak menerima
pemberian dalam bentuk apapun yang bukan haknya. Pertanyaan kempat 53,3%
menjawab setuju bahwa auditor tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh
pihak tertentu dan orang lain. Pertanyaan kelima 53,3% menjawab sangat setuju
bahwa auditor mengemukakan hal-hal yang menurut pertimbangan dan
keyakinannya yang perlu dilakukannya. Pertanyaan keenam 53,3% menjawab sangat
setuju bahwa auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya
dengan seksama. Pertanyaan ketujuh 53,3% menjawab sangat setuju bahwa auditor
tidak mempertimbangkan keadaan seseorang/sekelompok orang atau suatu unit
organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau peraturan
sesuai perundang-undangan yang berlaku. Pertanyaan kedelapan 53,3% menjawab
setuju bahwa auditor memiliki rasa tanggungjawab apabila hasil pemeriksaannya
masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Pertanyaan kesembilan 53,3%
menjawab sangat setuju bahwa auditor bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
norma yang berlaku.
Tabel 4.12 Kualitas Audit
No.
Pertanyaan
Penilaian Responden
Jumlah
STS TS N S SS
F % F % F % F % F % Resp %
1 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100
2 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
3 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100
4 0 0 0 0 0 0 6 40,0 9 60,0 15 100
5 0 0 0 0 0 0 6 40,0 9 60,0 15 100
6 0 0 0 0 0 0 4 26,7 11 73,3 15 100
57
Persentase 15 100
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan
yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan
pertama 53,3% menjawab setuju bahwa sebelum melakukan tugas audit, auditor
harus memahami standar audit yang telah ditetapkan. Pertanyaan kedua 53,3%
menjawab sangat setuju bahwa dalam melakukan pemeriksaan, auditor harus
memenuhi kode etik dan standar audit yang ditetapkan. Pertanyaan ketiga 53,3%
menjawab sangat setuju bahwa dalam proses pengumpulan dan pengujian bukti harus
dilakukan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta
rekomendasi terkait. Pertanyaan keempat 60% menjawab sangat setuju bahwa
laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara objektif.
Pertanyaan kelima 60% menjawab sangat setuju bahwa laporan harus
mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat atau pihak objek pemeriksaan
tentang hasil audit. Pertanyaan keenam 73,3% menjawab sangat setuju bahwa
laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, objektif, meyakinkan, jelas, ringkas
serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat secara maksimal.
4.2 Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif karena
data yang digunakan adalah data primer, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara
survey yaitu mewawancara dan menyebar kuesioner kepada auditor intern
pemerintah di Kantor Inspektorat Kota Ternate untuk mengungkapkan perilaku
variabel penelitian. Yang mengemukakan tentang data diri responden, yang diperoleh
dari jawaban responden melalui kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dari
jawaban responden atas pernyataan yang diajukan, dihitung persentasenya.
4.2.1 Uji Kualitas Data
4.2.1.1 Uji Validitas
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas
No. InstrumenPenelitian
Corrected Item -
Total Correlation
(rhitung )
rTabel Keterangan
1 Pernyataan 1 0,878 0,514 Valid
2 Pernyataan 2 0,783 0,514 Valid
3 Pernyataan 3 0,825 0,514 Valid
58
4 Pernyataan 4 0,733 0,514 Valid
5 Pernyataan 5 0,741 0,514 Valid
6 Pernyataan 6 0,821 0,514 Valid
7 Pernyataan 7 0,748 0,514 Valid
8 Pertanyaan 8 0,652 0,514 Valid
9 Pertanyaan 9 0,601 0,514 Valid
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa
semua item instrumen dalam variabel akuntabilitas yang diuji dalam penelitian ini
dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena
Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
No. InstrumenPenelitian
Corrected Item -
Total Correlation
(rhitung )
rTabel Keterangan
1 Pernyataan 1 0,779 0,514 Valid
2 Pernyataan 2 0,869 0,514 Valid
3 Pernyataan 3 0,779 0,514 Valid
4 Pernyataan 4 0,817 0,514 Valid
5 Pernyataan 5 0,824 0,514 Valid
6 Pernyataan 6 0,723 0,514 Valid
7 Pernyataan 7 0,839 0,514 Valid
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa
semua item instrumen dalam variabel independensi yang diuji dalam penelitian ini
dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena
Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Variabel Integritas
59
No. InstrumenPenelitian
Corrected Item -
Total Correlation
(rhitung )
rTabel Keterangan
1 Pernyataan 1 0,709 0,514 Valid
2 Pernyataan 2 0,835 0,514 Valid
3 Pernyataan 3 0,739 0,514 Valid
4 Pernyataan 4 0,888 0,514 Valid
5 Pernyataan 5 0,943 0,514 Valid
6 Pernyataan 6 0,835 0,514 Valid
7 Pernyataan 7 0,835 0,514 Valid
8 Pertanyaan 8 0,888 0,514 Valid
9 Pertanyaan 9 0,800 0,514 Valid
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa
semua item instrumen dalam variabel integritas yang diuji dalam penelitian ini
dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena
Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit
No. InstrumenPenelitian
Corrected Item -
Total Correlation
(rhitung )
rTabel Keterangan
1 Pernyataan 1 0,869 0,514 Valid
2 Pernyataan 2 0,844 0,514 Valid
3 Pernyataan 3 0,899 0,514 Valid
4 Pernyataan 4 0,777 0,514 Valid
5 Pernyataan 5 0,720 0,514 Valid
6 Pernyataan 6 0,864 0,514 Valid
Sumber: Data Primer diolah, 2020
60
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa
semua item instrumen dalam variabel kualitas audit yang diuji dalam penelitian ini
dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena
Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Tabel 4.17
Hasil Uji Reliabilitas Akuntabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,898 9
Sumber: Data primer diolah, 2020
Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas Independensi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,907 7
Sumber: Data primer diolah, 2020
Tabel 4.19
Hasil Uji Reliabilitas Integritas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,944 9
Sumber: Data primer diolah, 2020
Tabel 4.20
Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,908 6
Sumber: Data primer diolah, 2020
61
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha dari semua variabel lebih
besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari kuesioner yang
digunakan untuk menjelaskan variabel akuntabilitas, independensi dan integritas
yaitu dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Tabel 4.21
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 15
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,59856365
Most Extreme Differences Absolute ,118
Positive ,102
Negative -,118
Test Statistic ,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data primer diolah, 2020
Tabel 4,21 menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh yaitu 0,200. Nilai
signifikasi ini berada di atas 0,05 maka nilai residual tersebut berdistribusi normal,
hal ini berarti data residual terdistribusi normal.
62
Sumber: Data primer diolah, 2020
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Histogram
Sumber: Data primer diolah, 2020
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Residual Kolmogrov-Smirnov
Pada histogram tersebut, data distribusi nilai residu menunjukkan distribusi
normal karena histogram tersebut seperti lonceng. Pada normal probabily plot
terlihat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Kedua hal ini menunjukkan bahwa Z-score atau model regresinya
memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.22
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,147 1,973 ,581 ,573
Akuntabilitas ,320 ,128 ,475 2,500 ,030 ,144 6,944
Independensi -,233 ,171 -,285 -1,360 ,201 ,118 8,447
Integritas ,519 ,103 ,799 5,028 ,000 ,206 4,853
63
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.22 diatas bahwa nilai Tolerance Value > 0,10 dan nilai VIF
Akuntabilitas, Independensi dan Integritas lebih dari 10 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas
diantara variabel bebas.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2020
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3 hasil diagram Scatterplot diatas, data tersebar secara
acak tanpa membentuk suatu pola tertentu, serta titik-titiknya menyebar diatas dan
dibawah 0 pada sumbu Y, ini membuktikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini terdapat perbedaan
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Tabel 4.23
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,971a ,943 ,927 ,675 1,856
a. Predictors: (Constant), Integritas, Akuntabilitas, Independensi
64
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data primer diolah, 2020
Hasil:
d = 1,856
n = 15x1 = 15 (jumlah responden x jumlah tahun)
k = 3 (n adalah jumlah variabel independen)
dU = 1,750
dL = 0,814
4-DU = 2,250
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan 1,750 < 1,856 < 2,250,
artinya pada penelitian ini nilai dU < d < 4-dU tidak ada autokorelasi positif/negatif.
4.2.2.5 Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.24
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,147 1,973 ,581 ,573
Akuntabilitas ,320 ,128 ,475 2,500 ,030 ,144 6,944
Independensi -,233 ,171 -,285 -1,360 ,201 ,118 8,447
Integritas ,519 ,103 ,799 5,028 ,000 ,206 4,853
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.24 diatas bila dilihat pada kolom Unstandardized
Coefficients kolom B, persamaan dari analisis regresi linear berganda adalah sebagai
berikut:
Y = 1,147 + 0,320 X1 + (-0,233) X2 + 0,519 X3 + e
Dalam persamaan regresi diatas konstanta adalah sebesar 1,147 hal ini berati jika
tidak ada perubahan variabel Akuntabilitas (X1), Independensi (X2) dan Integritas
(X3) yang mempengaruhi, maka Kualitas Audit yang terjadi pada Inspektorat Kota
65
Ternate sebesar 1,147. Sedangkan hasil uji regresi linear berganda untuk variabel
independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien Akuntabilitas (X1) sebesar 0,320 berpengaruh positif terhadap
Kualitas Audit (Y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap melakukan
Akuntabilitas maka variabel Kualitas Audit naik sebesar 0,320 dengan asumsi
bahwa variabel independen yang lainnya tetap.
2. Nilai koefisien Independensi (X2) sebesar -0,233 berpengaruh negatif terhadap
Kualitas Audit (Y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap pelaksanaan
Independensi maka variabel Kualitas Audit turun sebesar -0,233 dengan asumsi
bahwa variabel independen yang lainnya tetap.
3. Nilai koefisien Integritas (X3) sebesar 0,519 berpengaruh positif terhadap
Kualitas Audit (Y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Integritas
satu satuan maka variabel Kualitas Audit naik sebesar 0,519 dengan asumsi
bahwa variabel independen yang lainnya tetap.
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.3.1 Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
Tabel 4.25
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,147 1,973 ,581 ,573
Akuntabilitas ,320 ,128 ,475 2,500 ,030 ,144 6,944
Independensi -,233 ,171 -,285 -1,360 ,201 ,118 8,447
Integritas ,519 ,103 ,799 5,028 ,000 ,206 4,853
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.25 diatas maka hasil uji t:
1. Variabel akuntabilitas memiliki nilai t-hitung sebesar 2,500 dengan taraf
signifikan sebesar 0,030 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau
sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas secara signifikan
mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H1
66
diterima, yang dapat dinyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Audit.
2. Variabel independensi memiliki nilai t-hitung sebesar -1,360 dengan taraf
signifikan sebesar 0,201 yang lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau
sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi secara signifikan
tidak mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa
hipotesis H2 ditolak, yang dapat dinyatakan bahwa independensi tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.
3. Variabel Integritas memiliki nilai t-hitung sebesar 5,028 dengan taraf signifikan
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Integritas secara signifikan
mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H3
diterima, yang dapat dinyatakan bahwa Integritas berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Audit.
4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.26
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 82,717 3 27,572 60,467 ,000b
Residual 5,016 11 ,456
Total 87,733 14
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant), Integritas, Akuntabilitas, Independensi
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan regresi
dengan nilai F-hitung sebesar 60,467 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan yakni variabel akuntabilitas, independensi dan integritas secara
bersamaan (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Sehingga jika
akuntabilitas, independensi dan Integritas secara bersamaan meningkat maka kualitas
audit di Kantor Inspektorat juga akan meningkat.
4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.27
Uji R2
67
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,971a ,943 ,927 ,675 1,856
a. Predictors: (Constant), Integritas, Akuntabilitas, Independensi
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.27 diatas terlihat bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar
0,927 artinya sebesar 92,70% mempengaruhi kualitas audit, sedangkan sisanya 7,3%
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak disebutkan.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Pengaruh
Akuntabilitas, Independensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Inspektorat Kota Ternate, maka dapat dilakukan pembahasan atau analisis antara
kesesuaian teori dengan praktek.
4.3.1 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan Uji Parsial yang telah dilakukan antara akuntabilitas (X1) terhadap
kualitas audit (Y), hasil dari uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien variabel X1 sebesar 0,320 artinya variabel X1 berpengaruh positif terhadap
Kualitas Audit. Hasil pengujian hipotesis nilai t-hitung untuk variabel akuntabilitas
memiliki nilai t-hitung sebesar 2,500 dengan taraf signifikan sebesar 0,030 yang
lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa akuntabilitas secara signifikan mempengaruhi Kualitas Audit.
Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H1 diterima, yang dapat dinyatakan
bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihartini,
Sulindawati dan Darmawan (2015), Nursyahbani (2016), Adha (2016), Abdullah
(2016), Burhanudin (2017) dan Indrady (2017). Keenamnya menyatakan bahwa
akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
4.3.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan Uji Parsial yang telah dilakukan antara independensi (X2) terhadap
kualitas audit (Y), hasil dari uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien variabel X2 sebesar -0,233 artinya variabel X1 berpengaruh negatif
terhadap Kualitas Audit. Hasil pengujian hipotesis nilai t-hitung untuk variabel
independensi memiliki nilai t-hitung sebesar -1,360 dengan taraf signifikan sebesar
0,201 yang lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa independensi secara signifikan tidak mempengaruhi
68
Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H2 ditolak, yang dapat
dinyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh posif dan signifikan terhadap
Kualitas Audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Adha (2016) dan Wahyuni (2018). Keduanya menyatakan bahwa independensi tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
4.3.3 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan Uji Parsial yang telah dilakukan antara integritas (X3) terhadap
kualitas audit (Y), hasil dari uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien variabel X3 sebesar 0,519 artinya variabel X3 berpengaruh positif terhadap
Kualitas Audit. Hasil pengujian hipotesis nilai t-hitung untuk variabel integritas
sebesar 5,028 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat
kesalahan sebesar 5% atau sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Integritas
secara signifikan mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa
hipotesis H3 diterima, yang dapat dinyatakan bahwa Integritas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Prihartini, Sulindawati dan Darmawan (2015), Indrady (2017),
Yoanita dan Farida (2019). ketiganya menyatakan bahwa integritas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
4.3.4 Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Integritas Terhadap
Kualitas Audit
Hasil pengujian nilai F-hitung sebesar 60,467 dengan taraf signifikan sebesar
0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan yakni variabel akuntabilitas, independensi
dan integritas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit. Sehingga jika akuntabilitas, independensi dan integritas secara
bersama-sama meningkat maka kualitas audit juga akan meningkat. Hasil uji
Koefisien Determinasi (R Square) diperoleh sebesar 0,927 atau 92,70%, hal ini
menunjukkan bahwa Kualitas Audit yang ada pada Kantor Inspektorat Kota Ternate
dipengaruhi oleh variabel akuntabilitas, independensi dan integritas sebesar 92,70%
sedangkan sisanya 7,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam
penelitian ini.
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan dari responden (auditor)
pada Kantor Inspektorat di Kota Ternate dan pengujian hipotesis mengenai
bagaimana akuntabilitas, independensi dan integritas dapat berpengaruh terhadap
kualitas audit. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel
akuntabilitas sebesar 0,320 artinya variabel akuntabilitas berpengaruh positif
terhadap kualitas audit, dan memiliki nilai t-hitung sebesar 2,500 dengan taraf
signifikan sebesar 0,030 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau
sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas secara signifikan
mempengaruhi kualitas audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H1
diterima, yang dapat dinyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
2. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel
independensi sebesar -0,233 artinya variabel independensi berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit, dan memiliki nilai t-hitung sebesar -1,360 dengan taraf
signifikan sebesar 0,201 yang lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau
sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi secara signifikan
tidak mempengaruhi kualitas audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis
H2 ditolak, yang dapat dinyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh posif
dan signifikan terhadap kualitas audit.
3. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel
integritas sebesar 0,519 artinya variabel integritas berpengaruh positif terhadap
kualitas audit, dan memiliki nilai t-hitung sebesar 5,028 dengan taraf signifikan
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa integritas secara signifikan
mempengaruhi kualitas audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H3
diterima, yang dapat dinyatakan bahwa Integritas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
5.2. Saran
Penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang
berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal dan saran
yang dapat disampaikan sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu:
1. Bagi penelitian mendatang hendaknya bisa mencakup secara lengkap Kantor
Inspektorat atau lokasi penelitian lainnya, sehingga tingkat generalisasinya lebih
baik lagi.
70
2. Bagi penelitian mendatang hendaknya dapat menambahkan variabel lain yang
dapat diprediksi mempengaruhi kualitas hasil audit atau menambahkan variabel
intervening maupun moderating.
3. Bagi aparat yang bekerja di Inspektorat Kota Ternate maupun di kantor akuntan
lainnya diharapkan untuk terus meningkatkan akuntabilitas, independensi dan
integritas auditor agar audit yang dihasilkan semakin berkualitas.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2016). Pengaruh Akuntabilitas, Objektivitas Terhadap Kualitas Audit
Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi Study Kasus Pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Medan. Human Falah Vol: 3.
Adha, B. R. (2016). Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme Auditor, Etika
Profesi Auditor, Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik di Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga
Surabaya.
Arens, A. Alvin et al. (2013). Audit dan Jasa Assurance: Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.
Arens, A. Alvin et al. (2015). Auditing dan Jasa Assurane Pendekatan Terintegrasi.
Jilid 1. Edisi Lima Belas. Jakarta: Erlangga.
Arvirianty, A. (2018). Kasus Kredit Macet Tirta Amarta, Negara Rugi Rp 1,83 T.
CNBC Indonesia, [online]. Tersedia di:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180521122305-4-15826/kasus-kredit-
macet-tirta-amarta-negara-rugi-rp-183-t.
Bonex, K. Pengertian Auditing Menurut PSAK. SCRIBD, [online]. Tersedia di:
https://www.scribd.com/doc/67988790/Pengertian-Auditing-Menurut-PSAK.
Burhanudin, M. A . (2017). Pengaruh Akuntabilitas dan Independensi Auditor
terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Jurnal
Profita, edisi ke-6.
DeAngelo. (1981). Auditor size and Auditor Quality. Journal of Accounting and
Economic 3.183-199. North Publish Company.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Handryani, D. 2018. Pengaruh Integritas, Profesionalisme dan Independensi
terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Bogor: Universitas Pakuan Bogor.
Ikatan Akuntan Indonesia . (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. SA Seksi
220. Jakarta: IAI.
Indrady, I. R. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, Integritas,
Akuntabilitas dan Pengalaman terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kurniawan, A. (2020). 7 Pengertian Audit Menurut Para Ahli Beserta Jenisnya.
GuruPendidikan, [online]. Tersedia di: https://www.gurupendidikan.co.id/7-
pengertian-audit-menurut-para-ahli-beserta-jenisnya.
Mulyadi. (2014). Dalam Auditing I Edisi Enam (hal.71). Jakarta: Salemba Empat.
72
Nursyahbani, F. (2016). Pengaruh Akuntabilitas Auditor, Pengalaman Kerja dan
Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000
tentang Diklat Jabatan PNS.
Pemerintah Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Peran dan Fungsi
Inspektorat kabupaten/kota.
Peraturan Walikota Ternate No 35 Tahun 2017 Tentang Tugas dan Fungsi
Inspektorat Kota Ternate.
Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah.
Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSA No.4 (SA seksi 220). (2011) Standar
Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta.
Prihartini, Ayu K., et al. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi,Objektivitas,
Integritas dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah
(Studi Empiris pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali). E-journal S1 AK
Universitas Pendidikan Ganesha (Vol 3 No. 1 Tahun 2015).
Pusdiklatwas BPKP. (2008). Kode Etik dan Standar Audit.
Rafie, I. T. (2012). Ini Penjelasan Kisruh Proyek Hambalang. Kontan.co.id, [online].
Tersedia di: https://nasional.kontan.co.id/news/ini-penjelasan-kisruh-proyek-
hambalang.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.
Sukrisno, A. (2013). Auditing. Edisi 4;buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Yoanita, S. Dan Farida. (2019). Pengaruh Akuntabilitas, Independensi Auditor,
Kompetensi, Due Professional Care, Objektivitas, Etika Profesi dan Integritas
Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta. Journal: The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper (SNCP)
2019-ISBN : 978-602-6988-71-3.
73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Faisal Lantu
Alamat : Jl. Jagung Ujung Ciheuleut RT. 05/09, Bogor Timur.
Tempat dan tanggal lahir : Ternate, 18 September 1996
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan
SD : SD N 1 Kalumata Kota Ternate
SMP : SMP N 1 Kota Ternate
SMA : SMA N 1 Kota Ternate
Perguruan Tinggi : Universitas Pakuan Bogor
Bogor, 25 Juli 2020
Peneliti
Faisal Lantu
76
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
Bogor, 12 Desember 2019
Kepada
Yth, Bpk/Ibu/Sdr/i Responden
Di tempat
Dengan hormat
Saya mahasiswa Program sarjana (S1) Universitas Pakuan Bogor, yang sedang
melakukan penelitian untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH
AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS TERHADAP
KUALITAS AUDIT PADA KANTOR INSPEKTORAT KOTA TERNATE”.
Adapun Identitas saya:
Nama : Faisal Lantu
NPM : 022115336
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuesioner yang
dilampirkan bersama surat ini. Bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i sangat berarti demi
terselesaikannya penelitian ini, dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu
waktu bekerja dari Bapak/Ibu/Sdr/i.
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, independensi
dan integritas terhadap kualitas audit. Data yang diperoleh hanya akan digunakan
sebagai penilaian kinerja ditempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga saya akan
menjaga kerahasiaan data-data tersebut sesuai dengan etika penelitian.
Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i yang sudah
meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner
ini.
Hormat saya
Peneliti
(Faisal Lantu)
77
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberi
tanda (√) pada jawaban yang telah disediakan.
1. Nama/Inisial Responden :
2. Usia Responden : Tahun
3. Jenis Kelamin : Pria
Wanita
4. Jenjang Pendidikan : SMA
Diploma
Sarjana (S1)
Master (S2)
S3
5. Jabatan : Auditor Utama Auditor Pertama
Auditor Madya Auditor Terampil
Auditor Muda
6. Lama Bekerja : Tahun
Untuk kuesioner Bapak/Ibu/Sdr/i dapat memberikan tanda (X) kepada jawaban
yang Bapak/Ibu/Sdr/i pilih. Adapun skor disetiap jawaban yang dipilih dapat dilihat
sebagai berikut:
ALTERNATIF JAWABAN SKOR
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
78
No Pernyataan
Jawaban
STS TS N S SS
I. AKUNTABILITAS
I. Motivasi
1 Saya memiliki motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan setiap
pekerjaan audit saya.
2 Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, saya harus memiliki
kemampuan yang memadai.
3 Saya selalu mencurahkan semua usaha dan daya pikir yang saya
miliki dalam menyelesaikan pekerjaan saya.
II. Pengabdian Pada Profesi
1
Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik tanpa
menghiraukan apakah nantinya pekerjaan saya akan diperiksa oleh
atasan atau tidak.
2 Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
3 Saya yakin bahwa setiap hasil pekerjaan yang saya lakukan telah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
III. Kewajiban Sosial
1 Kebanyakan karyawan dipengaruhi oleh atasan mereka daripada
apa yang mereka pikirkan.
2 Kebanyakan orang mampu melakukan pekerjaan yang baik jika
mereka berusaha.
3 Setiap hasil pekerjaan yang saya yakini kebenarannya, saya siap
bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil pekerjaan tersebut.
II. INDEPENDENSI
I. Dalam Program Audit
1 Auditor bebas dari intervensi menejerial atas program audit.
2 Bebas dari segala intervensi atas program audit.
3 Bebas dari persyaratan untuk menugaskan audit selain yang
memang disyaratkan untuk sebuah program audit.
79
II. Dalam Verifikasi
1 Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan
karyawan yang relavan dengan audit yang dilaksanakan.
2 Auditor bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat
verifikasi audit.
III. Pelaporan
1 Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk mempengaruhi
fakta-fakta yang dilaporkan.
2 Pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk mempengaruhi
pertimbangan pemeriksaan terhadap isi laporan pemeriksaan.
III. INTEGRITAS
I. Kejujuran Auditor
1 Tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan.
2 Auditor harus bekerja sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, tidak
menambah maupun mengurangi fakta yang ada.
3 Auditor tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun yang
bukan haknya.
II. Keberanian Auditor
1 Auditor tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh pihak
tertentu dan orang lain.
2 Auditor mengemukakan hal-hal yang menurut pertimbangan dan
keyakinannya yang perlu dilakukannya.
III. Sikap Bijaksana Auditor
1 Auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya
dengan seksama.
2
Auditor tidak mempertimbangkan keadaan seseorang/sekelompok
orang atau suatu unit organisasi untuk membenarkan perbuatan
melanggar ketentuan atau peraturan sesuai perundang-undangan
yang berlaku.
IV. Tanggungjawab Auditor
1 Auditor memiliki rasa tanggungjawab apabila hasil pemeriksaannya
masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan.
80
2 Auditor bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang
berlaku.
IV. KUALITAS AUDIT
I. Kesesuaian Pemeriksaan Dengan Standar Audit
1 Sebelum melakukan tugas audit, auditor harus memahami standar
audit yang telah ditetapkan.
2 Dalam melakukan pemeriksaan, auditor harus memenuhi kode etik
dan standar audit yang ditetapkan.
3 Dalam proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan
dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta
rekomendasi terkait.
II. Kualitas Laporan Hasil Audit
1 Laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara
objektif.
2 Laporan harus mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat
atau pihak objek pemeriksaan tentang hasil audit.
3 Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, objektif,
meyakinkan, jelas, ringkas serta tepat waktu agar informasi yang
diberikan bermanfaat secara maksimal.
81
Lampiran 3: Sumber Referensi Operasionalisasi
Variabel Indikator Ukuran Nomor
Kuesioner
Referensi
Sumber
Variabel Independen
Akuntabilitas
Motivasi
Memiliki semangat yang tinggi. 1 3,4
Kemampuan dan ketrampilan yang memadai. 2 3,4
Percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan. 3 3,4
Pengabdian
pada profesi
Menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 4 1,2,3,4
Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan. 5 1,2,3,4
Pekerjaan harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku. 6 1,2,3,4
Kewajiban
sosial
Jangan muda dipengaruhi. 7 1,2,3,4
Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. 8 1,2,3,4
Siap bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil
pekerjaan tersebut. 9 1,2,3,4
Independensi
Program
Audit
Auditor bebas dari intervensi menejerial atas
program audit. 10 2,3,4
Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun
prosedur yang dipilih. 11 2,3,4
Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk
menentukan subjek pemeriksaan. 12 2,3,4
Verifikasi
Bebas mengakses semua catatan, memeriksa aktiva,
dan karyawan yang relavan dengan audit yang
dilaksanakan
13 2,3,4
Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat
verifikasi audit. 14 2,3,4
Pelaporan
Bebas dari kepentingan pihak lain untuk
memodifikasi pengaruhi fakta-fakta yang
dilaporkan.
15 2,3,4
Bebas dari usaha tertentu untuk mempengaruhi
pertimbangan pemeriksaan terhadap isi laporan
pemeriksaan.
16 2,3,4
Integritas Kejujuran
auditor
Tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan 17 2,3,4
Bekerja sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,
tidak menambah maupun mengurangi fakta yang
ada.
18 2,3,4
Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun
yang bukan haknya. 19 2,3,4
82
Keberanian
auditor
Tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh
pihak lain. 20 3,4
Mengemukakan hal-hal yang menurut
pertimbangan dan keyakinannya yang perlu
dilakukan.
21 2,3,4
Sikap
bijaksana auditor
Selalu menimbang permasalahan dengan seksama. 22 1,3,4
Tidak mempertimbangkan keadaan untuk
membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau
peraturan.
23 1,3,4
Tanggungja
wab auditor
Memiliki rasa tanggungjawab. 24 1,2,3,4
Bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma
yang berlaku. 25 1,2,3,4
Variabel Dependen
Kualitas Audit
Kesesuaian
pemeriksaan
dengan
standar audit
Memahami standar audit yang telah ditetapkan. 26 2,3,4
Harus memenuhi kode etik yang ditetapkan. 27 2,3,4
Pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan
dengan maksimal. 28 2,3,4
Kualitas
laporan hasil
audit
Temuan dan simpulan hasil audit secara objektif. 29 2,3,4
Laporan harus megemukakan penjelasan tentang
hasil audit. 30 2,3,4
Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap,
objektif, meyakinkan, jelas, ringkas serta tepat
waktu.
31 2,3,4
Sumber Referensi:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.
2. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)
3. AAIPI 2013, Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI).
4. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) - IAPI
83
Lampiran 4: Perhitungan Kuesioner
1. AKUNTABILITAS
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Total
X1
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 34
3 5 4 4 4 5 5 4 5 3 39
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 34
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
6 5 5 5 5 5 4 3 4 4 40
7 4 4 4 4 4 4 2 4 4 34
8 5 4 4 4 5 5 4 4 4 39
9 5 5 5 4 4 5 4 4 5 41
10 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
11 4 5 4 4 4 4 3 4 5 37
12 5 5 4 4 4 5 4 4 5 40
13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
14 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
15 5 5 5 4 5 5 4 4 5 42
Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Total
X1
N Valid 15 15 15 15 15 15 15 15 15 34
Missin
g 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0
Mean 4,60 4,53 4,40 4,20 4,47 4,53 3,47 4,27 4,40
Std. Error
of Mean
0,13
1
0,13
3
0,13
1
0,14
5
0,13
3
0,13
3
0,19
2
0,11
8
0,16
3
Median 5,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 4,00 4,00 4,00
Mode 5 5 4 4 4 5 4 4 4a
Std. Deviation
0,50
7
0,51
6
0,50
7
0,56
1
0,51
6
0,51
6
0,74
3
0,45
8
0,63
2
Variance 0,25
7
0,26
7
0,25
7
0,31
4
0,26
7
0,26
7
0,55
2
0,21
0
0,40
0
Range 1 1 1 2 1 1 2 1 2
Minimu
m
4 4 4 3 4 4 2 4 3
Maximu
m
5 5 5 5 5 5 4 5 5
Sum 69 68 66 63 67 68 52 64 66
2. INDEPENDENSI
84
Responden X2.1 X2.2 X3.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 Total
X2
1 4 4 4 4 4 3 4 27
2 4 4 3 4 4 4 3 26
3 4 5 4 4 5 4 5 31
4 4 4 4 4 4 4 4 28
5 5 5 4 5 5 4 5 33
6 5 5 4 5 5 4 5 33
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 4 5 5 5 5 5 4 33
10 5 5 5 5 5 5 5 35
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 4 4 5 5 5 4 5 32
13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 5 5 5 5 5 5 5 35
15 5 5 5 4 4 5 5 33
Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 Total X2
N Valid 15 15 15 15 15 15 15 34
Missing 19 19 19 19 19 19 19 0
Mean 4,33 4,47 4,27 4,40 4,47 4,20 4,40
Std. Error
of Mean
0,126 0,133 0,153 0,131 0,133 0,145 0,163
Median 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
Mode 4 4 4 4 4 4 4a
Std. Deviation
0,488 0,516 0,594 0,507 0,516 0,561 0,632
Variance 0,238 0,267 0,352 0,257 0,267 0,314 0,400
Range 1 1 2 1 1 2 2
Minimum 4 4 3 4 4 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5
Sum 65 67 64 66 67 63 66
3. INTEGRITAS
Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 Total
X3
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
85
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 43
6 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
8 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
11 4 4 5 5 5 4 4 5 5 41
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
15 5 5 5 4 5 5 5 4 4 42
Statistics
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9
Total
X3
N Valid 15 15 15 15 15 15 15 15 15 34
Missing 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0
Mean 4,47 4,53 4,40 4,47 4,53 4,53 4,53 4,47 4,53
Std. Error of Mean
0,133 0,133 0,131 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133
Median 4,00 5,00 4,00 4,00 5,00 5,00 5,00 4,00 5,00
Mode 4 5 4 4 5 5 5 4 5
Std.
Deviation
0,516 0,516 0,507 0,516 0,516 0,516 0,516 0,516 0,516
Variance 0,267 0,267 0,257 0,267 0,267 0,267 0,267 0,267 0,267
Range 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Minimum 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 67 68 66 67 68 68 68 67 68
4. KUALITAS AUDIT
Responden Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Total
Y
1 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 4 5 5 26
3 4 5 4 5 4 5 27
4 4 4 4 4 4 4 24
5 5 5 5 5 5 5 30
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 4 4 4 4 4 24
8 4 4 4 5 5 5 27
9 5 5 5 5 5 5 30
86
10 5 5 5 5 5 5 30
11 4 4 5 5 5 5 28
12 5 5 5 5 4 5 29
13 4 4 4 4 4 4 24
14 5 5 5 5 5 5 30
15 5 5 5 4 5 5 29
Statistics
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6
Total
Y
N Valid 15 15 15 15 15 15 34
Missing 19 19 19 19 19 19 0
Mean 4,47 4,53 4,53 4,60 4,60 4,73
Std. Error
of Mean
0,133 0,133 0,133 0,131 0,131 0,118
Median 4,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
Mode 4 5 5 5 5 5
Std.
Deviation
0,516 0,516 0,516 0,507 0,507 0,458
Variance 0,267 0,267 0,267 0,257 0,257 0,210
Range 1 1 1 1 1 1
Minimum 4 4 4 4 4 4
Maximum 5 5 5 5 5 5
Sum 67 68 68 69 69 71
87
Lampiran 5: Struktur Inspektorat Kota Ternate
SEKRETARIS
INSPEKTUR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
INSPEKTUR
PEMBANTU
WILAYAH II
INSPEKTUR
PEMBANTU
WILAYAH I
INSPEKTUR
PEMBANTU
WILAYAH III
INSPEKTUR
PEMBANTU
WILAYAH IV
Top Related