pengaruh akuntabilitas, independensi dan integritas auditor ...

99
PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA INSPEKTORAT KOTA TERNATE Skripsi Dibuat oleh : FAISAL LANTU 022115336 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR AGUSTUS 2020

Transcript of pengaruh akuntabilitas, independensi dan integritas auditor ...

PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN

INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA

INSPEKTORAT KOTA TERNATE

Skripsi

Dibuat oleh :

FAISAL LANTU

022115336

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

AGUSTUS 2020

ii

ABSTRAK

Faisal Lantu. 022115360. Pengaruh Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Auditor Terhadap

Kualitas Audit Pada Kantor Inspektorat Kota Ternate. Dibawah Bimbingan Budiman Slamet, M.Si.,

Ak., CA., CFr. A dan May Mulyaningsih. 2020.

Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan. Profesi auditor intern pemerintah merupakan profesi kepercayaan masyarakat,

Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan auditor

intern pemerintah akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya.

Setiap melaksanakan pekerjaan seorang auditor dituntut untuk memiliki rasa kebertanggungjawaban

(akuntabilitas) yang mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi.

Auditor dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi

tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat

meningkatkan kualitas hasil auditnya.

Adapuntujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahui pengaruh akuntabilitas, independensi dan

integritas auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Inspektorat Kota Ternate.

Penelitian ini menggunakan karyawan yang bekerja di Kantor Inspektorat Kota Ternate

sebagai sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah Aparat Sipil Negara (ASN). Sampel penelitian

berjumlah 15 sampel menggunakan metode non probabilty sampling. Metode yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antar variabel adalah metode survei yaitu menyebarkan daftar pertanyaan

(kuesioner). Data diuji dengan menggunakan SPSS versi 26 menggunakan uji regresi linear berganda

dan uji hipotesis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel akuntabilitas dan integritas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel independensi tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit.

Kata Kunci: Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Auditor, Kualitas Audit

iii

PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN

INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA

KANTOR INSPEKTORAT KOTA TERNATE

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Bogor

Menyetujui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi

(Dr. Hendro Sasongko, Ak., M.M., CA) (Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak., MBA.,

CMA., CCSA., CA., CSEP., QIA)

iv

PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN

INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA

KANTOR INSPEKTORAT KOTA TERNATE

Skripsi

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus

Pada Hari: Kamis Tanggal: 06 Agustus 2020

Faisal Lantu

022115336

Menyetujui,

Ketua Sidang Penguji

(Monang Situmorang, Drs., M.M., Akt)

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Budiman Slamet, M.Si., Ak., CA., CFr. A) (May Mulyaningsih, S.E.,M.Ak)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah

SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, shalawat dan salam tak lupa

peneliti hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SWA, nabi akhir zaman yang

telah membawa cahaya Islam kedunia ini dan juga ilmu pengetahuan kepada

ummatnya. sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan

judul “PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS

AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA INSPEKTORAT KOTA

TERNATE”. Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Bogor.

Penulis proposal penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti khususnya, dan juga bermanfaat bagi para pembaca mengenai

masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama menyusun proposal penelitian

ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan do’a dari

berbagai pihak terutama ayah, bunda, dan adik tersayang. Untuk itu, dengan hati

yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu terutama:

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia, rezeki dan kesempatan sehingga

penulis mampu menyelesaikan pendidikan. Semoga semua ini menjadi jalan

menuju ridho-Mu. Amin.

2. Kedua orang tua tercinta yang tanpa henti memberikan dukungan baik secara

moril maupun materil dan selalu mendoakan dengan sepenuh hati dalam

menyelesaikan tugas ini.

3. Bapak Budiman Slamet, M.Si., Ak., CA., CFr. A selaku Ketua Komisi

Pembimbing.

4. Ibu May Mulyaningsih SE, M.Ak selaku anggota komisi Pembimbing.

5. Bapak Dr. Arief Tri Hardianto, Ak., MBA., CMA., CCSA., CA., CSEP., QIA.,

selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi, Staf Tata Usaha dan Staf Perpustakaan

Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.

7. Semua auditor yang bersedia menjadi responden dalam penilitian ini.

8. Teman-teman kelas Akuntansi 2015 yang telah bersama-sama dalam suka dan

duka di bangku perkuliahan, terima kasih atas kebersamaannya.

9. Meinny Jacklyn Sambow dan teman-teman komunitas yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan doanya sehingga proposal penelitian ini dapat

terselesaikan.

vi

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari kesempurnaan, untuk

itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan dari

pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Bogor, 25 Juli 2020

Penulis

vii

DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................................i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI ......................... iii

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISIDANGKAN......................................... iv

HAK CIPTA............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI .........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .................................................. 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................................... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6

1.4.1 Kegunaan Akademis ............................................................... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Audit ................................................................................ 8

2.1.1 Jenis-jenis Audit ................................................................... 10

2.1.2 Jenis-jenis Auditor ................................................................ 10

2.1.3 Tujuan Audit......................................................................... 11

2.2 Standar Audit ................................................................................... 12

2.2.1 Akuntabilitas, Independensi dan Integritas ............................ 13

2.3 Kualitas Audit .................................................................................. 18

2.4 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran .............................. 21

2.4.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................... 21

2.4.2 Kerangka Pemikiran ............................................................. 36

2.5 Hipotesis .......................................................................................... 38

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 39

3.2 Objek, Unit Analisis dan Lokasi Penelitian ...................................... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................... 39

3.4 Operasionalisasi Variabel................................................................. 39

3.5 Metode Penarikan Sampel................................................................ 41

3.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 42

3.7 Metode Pengolahan/Analisis Data .................................................... 43

3.7.1 Uji Kualitas Data ................................................................. 43

3.7.1.1 Uji Validitas .................................................................. 43

3.7.1.2 Uji Reliabilitas............................................................... 44

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 44

3.7.2.1 Uji Normalitas ............................................................... 44

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas...................................................... 44

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................. 44

3.7.2.4 Uji Autokorelasi ............................................................ 45

3.7.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 45

3.7.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 46

3.7.3.1 Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) ................................... 46

3.7.3.2 Uji Simultan (Uji F) ....................................................... 46

3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data .................................................................. 48

4.1.1 Pengumpulan Data ............................................................... 48

4.1.2 Karakteristik Profil Responden ............................................ 50

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 52

4.2 Analisis Data ................................................................................... 57

4.2.1 Uji Kualitas Data ................................................................. 57

4.2.1.1 Uji Validitas .................................................................. 57

4.2.1.2 Uji Realibilitas............................................................... 59

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 60

ix

4.2.2.1 Uji Normalitas ............................................................... 60

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ...................................................... 62

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 63

4.2.2.4 Uji Autokorelasi............................................................. 63

4.2.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 64

4.2.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 65

4.2.3.1 Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) .................................... 65

4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F) ....................................................... 66

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ................................ 66

4.3 Pembahasan ..................................................................................... 67

4.3.1 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit ................. 67

4.3.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit .................. 67

4.3.3 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit ........................ 68

4.3.4 Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Integritas Terhadap

Kualitas Audit ...................................................................... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .......................................................................................... 69

5.2 Saran ................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 73

LAMPIRAN .......................................................................................................... 74

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 40

Tabel 3.2 Metode Skala dan Pengukurannya ........................................................ 43

Tabel 4.1 Daftar ASN Inspektorat Kota Ternate ................................................... 48

Tabel 4.2 Rincian Tingkat Pengisian Kuesioner ................................................... 48

Tabel 4.3 Deskripsi Pengumpulan Data Kuesioner ............................................... 49

Tabel 4.4 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ..................................................... 50

Tabel 4.5 Deskripsi Usia Responden .................................................................... 50

Tabel 4.6 Deskripsi Jenjang Pendidikan Responden ............................................. 51

Tabel 4.7 Deskripsi Jabatan Responden ............................................................... 51

Tabel 4.8 Deskripsi Lama Bekerja Responden ..................................................... 52

Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Akuntabilitas .......................................................... 53

Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Independensi ........................................................ 54

Tabel 4.11 Deskripsi Variabel Integritas ................................................................ 55

Tabel 4.12 Deskripsi Variabel Kualitas Audit ........................................................ 56

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas ............................................ 57

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi ............................................ 58

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Integritas .................................................. 58

Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit .......................................... 59

Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Akuntabilitas ...................................................... 59

Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Independensi....................................................... 60

Tabel 4.19 Hasil Uji Reliabilitas Integritas............................................................. 60

Tabel 4.20 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit..................................................... 60

Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 60

Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 62

Tabel 4.23 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 63

Tabel 4.24 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ....................................................... 64

Tabel 4.25 Uji t...................................................................................................... 65

Tabel 4.26 Uji F .................................................................................................... 66

Tabel 4.27 Uji R2 ................................................................................................... 66

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstelasi Penelitian............................................................................ 38

Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram .................................................................... 61

Gambar 4.2 Uji Normalitas Residual Kolmogrov-Smirnov...................................... 62

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas......................................................................... 63

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Riset .......................................................................................... 75

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 76

Lampiran 3. Sumber Referensi Operasionalisasi Variabel ....................................... 81

Lampiran 4. Perhitungan Kuesioner ........................................................................ 83

Lampiran 5. Struktur Inspektorat Kota Ternate ....................................................... 87

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam tata aturan pemerintahan dikenal adanya lembaga pengawasan

pembangunan, baik pengawasan internal maupun eksternal. Untuk di tingkat

pemerintah dikenal dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden selaku kepala pemerintahan.

Tingkat kementrian dikenal dengan itjen kementrian/lembaga (inspektorat jenderal),

sebagai pengawas internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK sedangkan di

provinsi dan kabupaten/kota pengawas internal dilakukan oleh inspektorat daerah

yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Inspektorat

daerah dipimpin oleh inspektur dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab

langsung kepada gubernur atau bupati dan secara teknis administrasi mendapat

pembinaan dari sekretaris daerah, diangkat dan diberhentikan oleh gubernur atau

bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Inspektorat daerah sebagai

aparat pengawas internal pemerintahan daerah memiliki peran dan posisi yang

strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi

pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Sedangkan dari segi

pencapaian visi dan misi dan program pemerintah, inspektorat daerah menjadi pilar

yang bertugas sebagai sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang

dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Inspektorat merupakan auditor internal yang melakukan pegawasan pada

pemerintahan daerah yang mamainkan peran yang sangat penting untuk kemajuan

dan keberhasilan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran. Peran dan

fungsi inspektorat kabupaten/kota secara umum diatur dalam pasal 4 peraturan

menteri dalam negeri No. 64 tahun 2007. Dalam melaksanakan tugas pengawasan

urusan pemerintahan inspektorat kabupaten/kota mempunyai fungsi (a) perencanaan

program pengawasan, (b) perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, (c)

pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Sehingga,

sebagai internal audit pemerintah dan merupakan sumber informasi yang penting

bagi auditor eksternal (BPK) dan menjadi ujung tombak untuk meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Posisi inspektorat

daerah memungkinkan mereka mengawasi penggunaan keuangan negara atau daerah

secara detail untuk mencegah illegal act, korupsi, dan fraud.

Peraturan Walikota Ternate No 35 Tahun 2017 tentang tugas dan fungsi

inspektorat kota ternate Pasal 2 dan 3 yang berbunyi Inspektorat mempunyai tugas

membantu kepala daerah, membina dan mengawasi pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh

perangkat daerah, dipimpin oleh seorang inspektur yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekertaris daerah. Dalam

2

melaksanakan tugas pokoknya, Inspektorat mempunyai fungsi sebagai (a) perumusan

kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan, (b) pelaksanaan

pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya, (c) pelaksanaan pemeriksaan

pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan walikota, (d) pelaksanaan

penyusunan laporan hasil pengawasan, (e) pelaksanaan administrasi Inspektorat, dan

(f) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.

Guna menunjang profesionalismenya sebagai Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) audit intern harus berpedoman pada Standar Audit yang

ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), dimana peran

auditor intern yang efektif dapat terwujud jika didukung dengan auditor yang

profesional dan kompeten dengan hasil audit intern yang semakin berkualitas. Dalam

rangka mewujudkan hasil audit intern yang berkualitas diperlukan suatu ukuran mutu

yang sesuai dengan mandat penugasan masing-masing APIP. Untuk menjaga mutu

hasil audit intern yang dilaksanakan oleh auditor intern pemerintah, perlu disusun

Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia. Standar Audit Intern Pemerintah

Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai Standar Audit, adalah kriteria atau

ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan audit intern yang wajib dipedomani

oleh auditor dan pimpinan APIP (Pasal 53 Peraturan Pemerintah No 60, 2008).

Namun selain standar audit, auditor intern pemerintah juga harus mematuhi kode

etik profesi yang mengatur perilaku auditor dalam menjalankan praktik profesinya.

Kode etik ini bertujuan untuk mendorong sebuah budaya etis dalam profesi

pengawasan intern pemerintah, untuk memastikan bahwa seorang profesional akan

berperilaku pada tingkat lebih tinggi dibandingkan pegawai negeri sipil lainnya,

untuk mewujudkan auditor intern pemerintah terpercaya, berintegritas, objektif,

akuntabel, transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi

pengembangan profesi secara berkelanjutan dan untuk mencegah terjadinya tingkah

laku tidak etis, agar dipenuhi prinsip–prinsip kerja akuntabel dan terlaksananya

pengendalian pengawasan sehingga terwujud auditor kredibel dengan kinerja optimal

dalam pelaksanaan pengawasan (Peraturan Pemerintah No 60, 2008).

Audit internal yang berkualitas menunjukkan adanya pengawasan dan

pengelolaan keuangan pemerintah yang baik dan bertanggung jawab. Apabila

kualitas audit internal rendah, akan memberikan kelonggaran lembaga pemerintah

untuk melakukan kesalahan dan penyimpangan penggunaan yang mengakibatkan

risiko tuntutan hukum terhadap aparat pemerintah.

Dalam setiap melaksanakan pekerjaan seorang auditor dituntut untuk memiliki

rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas). Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang,

badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak

3

dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan

(Abdul Halim, 2012). Yang mengharuskan auditor bersikap independen, artinya

tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan

umum. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan

siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan

kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan

kebebasan pendapatnya. Auditor dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan

perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip.

Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil

auditnya (Pusdiklatwas BPKP, 2005).

Besarnya kepercayaan yang diberikan terhadap profesi akuntan publik

mengakibatkan auditor intern pemerintah harus memperhatikan kualitas audit yang

dilakukannya. Profesi ini senantiasa mendapat perhatian dari masyarakat dikarenakan

terkadang auditor sering mengabaikan tugasnya yang menyebabkan kinerjanya

buruk. Di dalam prakteknya terjadi beberapa penyimpangan dalam pelaksanaan

audit, salah satu yang sering terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi

kesalahan laporan keuangan. Banyaknya berita di media massa dan elektronik terkait

kasus-kasus penyalahgunaan dana mulai dari kasus yang dilakukan oleh pemerintah

pusat hingga pemerintah daerah. Hal tersebut menjadikan kualitas audit yang

dilaksanakan inspektorat dipertanyakan oleh publik. Pada beberapa kasus, auditor

tidak dapat menemukan kecurangan dalam laporan keuangan atau kecurangan

tersebut ditemukan oleh auditor tetapi tidak dilaporkan, misalnya kasus dugaan

tindak pidana korupsi proyek jalan wanaf-wainib di Kabupaten Kepulauan Sula

(Kepsul) tahun 2018 kurang lebih Rp 1.485.082.797 Miliar. Ditreskrimsus Polda

Malut telah menerima hasil audit investigasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) perwakilan Malut. Direktur Reserse Kriminal Khusus

(Dirreskrimsus) Polda Malut, Kombes Pol Alfis Suhaili kepada RRI, Selasa

(7/1/2019) mengatakan, telah menerima hasil investigasi hasil kerugian negara dari

BPKP Malut dalam kasus tersebut. Pihaknya akan melakukan koordinasi lanjutan

dengan inspektorat Pemda setempat untuk mengetahui secara pasti apakah

sebelumnya pihak inspektorat di Pemda setempat telah melakukan pengawasan

dalam proyek sehingga terjadi kerugian negara. Hasil koordinasi dengan inspektorat

akan dicocokkan dengan hasil audit investigasi dari BPKP untuk mengetahui secara

pasti sudah ada pengembalian sebelumnya ataukah tidak. Jika dalam pencocokan

tersebut ditemukan adanya pengembalian kerugian negara maka pihaknya akan

memintai pemeriksaan tambahan dari pihak BPKP tetang kerugian negara yang telah

dikembalikan tersebut. Selain itu nanti kita juga akan minta tindak-lanjut dari

inspektorat seperti apa. Sekedar diketahui, kasus dugaan korupsi proyek jalan Manaf-

Wainib di Kepsul tahun 2018 dengan anggaran kurang lebih Rp 1.485.082.797

Miliar tersebut, dilakukan penyelidikan berdasarkan surat perintah penyelidikan

nomor SP.Lidik Sprin.Lidik/23/III/2019/Ditreskrimsus tanggal 13 Maret 2019 (Ir-

one Djailani, 2020).

4

Kasus lainnya yaitu dugaan korupsi bantuan anggaran masyarakat. Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) Gamalama Coruption Whatc Maluku Utara diduga kuat

anggaran bantuan koperasi belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat

senilai Rp. 1.324.772.000 yang melekat pada dinas Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (Koprasi dan KUMKM) Provinsi Maluku Utara (Malut). Anggaran

bantuan yang dibelanjakan barang untuk diserahkan kepada masyarakat tersebut,

seharusnya diserahkan di tahun 2019, akan tetapi baru diserahkan pada tahun 2020

awal. Artinya ini membuktikan bahwa ada dugaan tindak pidana korupsi atau unsur

kesengajaan yang dilakukan oleh oknum-oknum di dinas Koporasi KUMKM Malut.

dugaan korupsi anggaran untuk bantuan masyarakat tersebut senilai Rp.

1.324.772.000 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

tahun 2019 dengan rincian anggaran yakni bantuan sektor KUMKM sektor

pertukangan senilai Rp. 152.387.000, bantuan bagi KUMKM sektor pertaian senilai

Rp. 182.000.000, bantuan bagi KUMKM di sektor ketring senilai Rp 182.000.000,

bantuan KUMKM sektor pengolahan roti, kue senilai Rp. 182.000.000, bantuan

KUMKM sektor penjualan ikan senilai Rp 182,000.000 dan bantuan bagi KUMKM

sektor Perikanan Haltim senilai Rp 182.000.000 serta bantuan kemasan bagi

KUMKM sektor pengolahan makanan senilai Rp.117.361.500.00, ungkap

Koordinator GCW Malut Muhidin kepada Wartawan melalui via seluler Senin,

(6/7/2020). Sementara untuk bantuan mesin ketinting pada sektor perikanan Haltim

senilai Rp.182.000.000, bantuan KUMKM sektor perikanan Haltim seniali Rp.

200.000.000, bantuan KUMKM sektor perikanan Halsel senilai Rp.111.772.500, dan

bantuan sektor perikanan Kota Ternate senilai Rp 100.000.000. Ini seharusnya dinas

Koprasi dan KUMKM sudah menyalurkan bantuan kepada masyarakat, tetapi

faktanya di lapangan pada pertengahan tahun 2020 baru di serahkan, bahkan ada

dugaan tumpang tindi saat pembagian bantuan, jelasnya. Dengan adanya dugaan

tindak pidana korupsi pada belanja barang untuk bantuan masyarakat tersebut perlu

dilakukan audit oleh inspektorat untuk mengungkap modus yang sengaja dimainkan

oleh oknum-oknum di dinas koperasi UMKM. Jika apabila tidak dilakukan, GCW

dengan secara institusi akan melaporkan masalah tersebut kepada Aparat Penegak

Hukum (Rustam, 2020).

Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi para pihak yang membutuhkan jasa

audit untuk memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, seorang

auditor tidak hanya berperan untuk menilai laporan keuangan kliennya saja, tetapi

auditor harus memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan audit yang telah

dilakukan serta menyampaikan kesimpulan tersebut kepada para pengguna yang

berkepentingan. Selain itu, auditor juga harus mampu mengungkapkan pelanggaran

yang terdapat dalam hasil pemeriksaan audit tersebut, tentunya berdasar pada bukti

atau temuan yang nyata, supaya hasil pemeriksaan yang diperoleh auditor berkualitas

dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pemaparan latar belakang ditambah

dengan fenomena kasus di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

5

tentang kualitas audit dengan judul “Pengaruh Akuntabilitas, Independensi dan

Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Inspektorat Kota Ternate”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Menurut Asosiasi Auditor intern Pemerintah (AAIPI) dalam pasal 53 Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, bahwa untuk menjaga perilaku pejabat yang mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian

sebagai auditor intern pemerintah. Akuntabilitas adalah kemampuan untuk

menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja

dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk

meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Auditor intern pemerintah wajib

menyampaikan pertanggungjawaban atas kinerja dan tindakannya kepada pihak yang

memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Audit intern adalah kegiatan yang independen dalam bentuk pemberian keyakinan

dan konsultansi, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan

operasional sebuah organisasi. Kegiatan ini membantu organisasi mencapai

tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk

menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol

(pengendalian), dan tata kelola (sektor publik).

Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh

sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan

kejujuran. Integritas auditor intern pemerintah membangun kepercayaan dan dengan

demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam pertimbangannya. Integritas

tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang

sebenarnya.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bermaksud menguji hubungan

akuntabilitas, independensi dan integritas auditor terhadap kualitas audit. Perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate?

2. Bagaimana independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate?

3. Bagaimana integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate?

4. Bagaimana akuntabilitas, independensi dan integritas auditor berpengaruh secara

simultan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate?

6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan

informasi yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi mengenai “Pengaruh

Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Terhadap Kualitas Audit Pada Inspektorat

Kota Ternate”. Selain itu juga sebagai upaya pengembangan dan penerapan ilmu

yang didapatkan oleh penulis selama di bangku perkuliahan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate.

2. Untuk menganalisis pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate.

3. Untuk menganalisis pengaruh integritas auditor terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate.

4. Untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas, independensi dan integritas auditor

secara simultan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai

keadaan sesungguhnya yang berkaitan dengan teori auditing khususnya mengenai

kualitas audit yang dihasilkan oleh para akuntan publik. Adapun kegunaan yang

diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi kegunaan akademis dan kegunaan

praktis.

1.4.1 Kegunaan Akademis

a. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kontribusi tambahan referensi untuk

penelitian selanjutnya tentang pengaruh akuntabilitas, independensi dan integritas

auditor terhadap kualitas audit. Dan dapat memberikan informasi mengenai sifat

auditor apakah berpengaruh atau tidak terhadap kualitas hasil kerjanya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada perusahaan dalam

menjalankan tugas profesionalnya berupa untuk meningkatkan mutu pelaksaan

kinerja auditor. Sifat auditor yang berhubungan dengan akuntabilitas, independensi

dan integritas terhadap kualitas hasil audit.

b. Bagi Auditor Intern Pemerintah

7

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran untuk meningkatkan kemampuan

Auditor Intern pemerintah. Dalam cara meningkatkan kinerja auditor intern yang

berhubungan dengan akuntabilitas, independensi dan integritas terhadap kualitas

hasil audit. Dengan adanya kinerja auditor yang baik maka hasil audit yang

dihasilkan pun akan baik.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Audit

Auditing atau audit adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

juga sistematis. Dimana pihak yang melakukan bersifat independen terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen serta catatan-catatan pembukuan dan

bukti pendukung. Tujuannya agar bisa menunjukkan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan.

Menurut Agoes (2012:4) audit adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.

Menurut Halim (2015), Pengertian auditing Menurut A Statement of Basic

Auditing Concepts (ASOBAC), audit adalah suatu proses sistematik untuk

menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang

berbagai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian

antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan

hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

Audit menurut Arens dkk (2015:2) adalah Pengumpulan dan evaluasi bukti

tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuain antara

informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Dari berbagai pengertian di atas,

dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan

secara sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan intern, dan catatan

akuntansi suatu perusahaan. Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan bukti-bukti yang

diperoleh dan dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.

Banyak pihak yang mendefinisikan kualitas audit, namun tidak ada definisi yang

pasti tentang kualitas audit itu sendiri. Hal ini disebabkan tidak adanya pemahaman

umum mengenai faktor penyusun kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antar

berbagai pengguna laporan audit.

Auditor intern pemerintah sebagai suatu profesi, mempunyai kode etik. Kode etik

ini ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), baik

akuntan publik maupun akuntan yang bekerja di bidang lain, untuk digunakan

sebagai panduan perilaku dalam memenuhi tanggung jawab profesinya. Kode etik

IAI terdiri dari tiga bagian:

1. Prinsip etika

2. Aturan etika

9

3. Interprestasi aturan etika

Ada beberapa hal yang dianggap penting dalam pengertian auditing yang harus

dibahas lebih lanjut, diantaranya:

1) Menghimpun dan mengevaluasi secara objektif

Sebagai seorang auditor anda harus menekankan objektifitas. Ketika

mengumpulkan bukti dan juga mengevaluasi, harus menjadi pihak yang objektif dan

juga netral, anda tidak boleh memihak pada siapapun dan dimanapun. Auditor tidak

dapat ditekan atau tidak boleh ditekan oleh pihak manapun terkait audit. Dimana

pekerjaan auditor dinilai keobjektivitasannya terhadap hasil pekerjaan orang lain.

2) Sistematis

Proses auditing berjalan maka haruslah terarah dan terstruktur, mereka tidak bias

melakukannya secara acak. Selain itu, prosedur dalam auditing memiliki tujuan yang

jelas dan dilakukan dengan sistematis. Dengan proses yang teratur mengandung

makna bahwa auditing dilakukan dengan perencanaan yang matang dan juga baik,

selain itu jelas arahan yang dilakukan dan tujuannya.

3) Menentukan standar

Menentukan standar atau tingkat kesesuaian sangatlah penting, dimana mereka

bisa menentukan standar sebelum membandingkan dengan asersi atau informasi yang

terkandung dalam sebuah laporan manajemen atau laporan keuangan. Tentunya

standar ini sudah mendapat kesepakatan sebelumnya, sehingga semua auditor

mendapatkan standar yang sama untuk perbandingan ketika bekerja. Selain itu audit

juga membandingkan antara output atau outcomes dari sebuah perusahaan dengan

input atau antara biaya dan manfaat bisa juga antara anggaran dan juga relisasi.

4) Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan dapat berupa sistem atau prosedur yang disepakati atau

juga ditetapkan sebelumnya. Hal ini bisa ditentukan berupa standar keuangan, aturan

tetap, pagu anggaran maupun ukuran kinerja manajemen tersebut. Kriteria yang

ditentukan ini sama dengan menentukan standar yang berguna untuk perbandingan.

5) Menyampaikan hasil-hasilnya

Hasil audit bisa disampaikan dalam bentuk laporan tertulis, dengan begitu anda

bisa menjelaskan kriteria dan hal yang harus diperbaiki dalam laporan. Selain

penting, laporan ini bisa saja memperkuat atau memperlemah kredibilitas asersi yang

sudah dibuat. Dalam laporan keuangan semua bisa memberikan dampak yang positif

maupun negatif.

6) Pemakai dan kepentingannya

Pemakai yang berkepentingan merupakan pengambil keputusan yang

menggunakan atau mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit

10

yang telah disampaikan. Para pemakai laporan biasanya meliputi manajemen,

pemerintah, investor, bank, dan juga pemegang saham. Namun tak menghindari

bahwa masyarakat atau publik juga bisa menjadi pemakai yang berkepentingan.

2.1.1 Jenis-jenis Audit

Menurut Arens et al. (2013), terdapat tiga jenis audit, yaitu:

1. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan proses pemeriksaan setiap bagian dari prosedur dan

metode operasi organisasi untuk mengevalausi tingkat efektivitas dan efisiensi. Audit

operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan kinerja dari perusahaan dan manajemen mengharapkan saran-saran

untuk memperbaiki operasi.

2. Audit Ketaatan (Comlience Audit)

Audit ketaatan dilaukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti

prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih

tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan

kepada pengguna luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang

berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang

digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar etnis pekerjaan ini sering kali dilakukan

oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.

3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan

keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria yang berlaku

adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor

menggunakan akuntansi dasar atau dasar lainnya untuk menentukan apakah laporan

keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi umum yang

berlaku.

2.1.2 Jenis-jenis Auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu Auditor Pemerintah, Auditor

Internal, Auditor Eksternal dan Auditor Forensik (Hery, 2017:2). Berikut masing-

masing jenis auditor :

a. Auditor Pemerintah merupakan auditor yang bertugas melakukan tugas atas

keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, Audit ini

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tidak tunduk kepada

pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen.

b. Audit Internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu manajemen

perusahaan sehingga berstatus sebagai karyawan dari perusahaan tersebut.

Auditor Internal adalah bagian yang integral atau tidak dapat dipisahkan dari

11

struktur organisasi perusahaan dimana perannya adalah memberikan

pengawasan serta penilaian secara terus-menerus. Auditor internal memiliki

kepentingan atas efektifitas pengendalian internal di suatu perusahaan.

c. Auditor Eksternal adalah sebagai auditor independen atau akuntan publik

bersertifikat. Auditor eksternal merupakan orang luar perusahaan untuk

melakukan pemeriksaan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan klien.

d. Auditor Forensik adalah auditor untuk mendeteksi, menyelidiki, dan mencegah

kecurangan atas kejahatan kerah putih. Kejahatan kerah putih merupakan suatu

tindakan kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada sektor

pemerintahan atau sektor swasta yang memiliki posisi dan wewenang yang dapat

mempengaruhi satu kebijakan dan keputusan perusahan.

2.1.3 Tujuan Audit

Audit yang dilakukan tentu memiliki tujuan tertentu. Diantaranya sebagai berikut

(Gurupendidikan.com):

1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)

Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang telah terjadi

telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal dengan semua kelengkapannya.

2. Memastikan Akurasi (Accuracy)

Aktivitas audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua estimasi

transaksi dan saldo telah didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar,

jumlahnya benar, dan diklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.

3. Memastikan Keberadaan (Existence)

Dengan audit, pencatatan semua aset dan kewajiban memiliki keberadaan sesuai

dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai

dengan peristiwa aktual.

4. Membuat Penilaian (Valuation)

Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi

yang berlaku umum diterapkan dengan benar.

5. Membuat Klasifikasi (Classification)

Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam

jurnal diklasifikasikan menurut jenis transaksi.

6. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)

Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat dengan

tanggal neraca dicatat pada periode yang sesuai. Pencatatan transaksi pada akhir

periode akuntansi sangat mungkin terjadi salah saji.

12

7. Membuat Pengungkapan (Disclosure)

Audit ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa saldo akun dan persyaratan

pengungkapan yang terkait disajikan dengan baik dalam laporan keuangan dan

bahwa ada penjelasan yang masuk akal tentang isi dan catatan kaki dari laporan

yang dibuat.

2.2 Standar Audit

Dalam peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawas Internal

Pemerintah terdiri dari:

1. Prinsip-prinsip Dasar

Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan

secara tertulis dan disetujui Pimpinan Organisasi Kementerian/

Lembaga/Pemerintah Daerah, serta ditandatangani oleh Pimpinan APIP sebagai

Piagam Audit (Audit Charter).

Independensi dan Objektivitas Dalam semua hal yang berkaitan dengan

penugasan audit intern, APIP dan kegiatan audit intern harus independen serta

para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya.

Gangguan Terhadap Independensi dan Objektivitas, Jika independensi atau

objektivitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan

tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

2. Standar Umum

Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan Kompetensi lainnya

yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya.

Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan teliti dan cermat

serta harus hati-hati dalam setiap penugasnya.

Pimpinan APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila Auditor tidak

mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan audit

intern.

Sertifikasi Jabatan serta Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan Auditor harus

mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan/atau sertifikasi lain

di bidang pengawasan intern pemerintah, dan mengikuti.

Auditor harus memenuhi kode etik yang di tetapkan.

3. Standar Pelaksanaan Audit Intern

Dalam setiap penugasan audit kinerja, auditor harus menyusun rencana audit.

13

Pada setiap tahapa audit kinerja, pekerjaan auditor harus disupervisi untuk

memastikan bahwa sasaran dapat tercapai, terjaminya kualitas, dan mampu

meningkatkan keahlian auditor.

Auditor harus mengumpulkan bukti untuk mendukung kesimpulan dan temuan

audit kinerja.

Auditor harus mengembangkan temuan yang ditemukan selama pekerjaan audit

kinerja.

Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern

Auditor harus memahami rancangan sistem pengendalian intern dan menguji

penerapannya serta memberikan rekomendasi yang diperlukan.

Dokumen audit harus disimpan secara baik dan sistematis untuk memudahkan

apabila akan dilakukan peninjauan kembali, dirujuk dan dianalisis.

4. Standar Komunikasi Audit Intern

Auditor harus segera membuat laporan hasil audit sesuai dengan format

penugasanya.

Auditor dalam membuat laporan hasil audit harus secara tertulis dan segera

untuk menghindari kemungkinan salah tafsir atau kesimpulan.

Laporan yang dibuat oleh auditor harus kpmunikatif, sehingga, dapat dimengerti

oelh auditi atau pihak lain yang terkait.

Laporan hasil audit harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan,

jelas, dan seringkas mungkin.

Auditor harus meminta tanggapan atas kesimpulan, temuan, rekomendasi, dan

tindakan perbaikan kepada pejabat auditi yang bertanggungjawab.

Kesesuaian dengan Standar Audit, auditor diharuskan untuk menyatakan dalam

setiap laporan bahwa kegiatankegiatannya “dilaksanakan sesuai dengan

standar”.

Laporan hasil audit diserahkan kepada pimpinan organisasi auditi dan pihak lain

yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.

2.2.1 Akuntabilitas, Independensi dan Integritas

A. Akuntabilitas

Akuntabilitas atau akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan

pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta

keterangan atau pertanggungjawaban.

14

Auditor intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas kinerja

dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta

keterangan atau pertanggungjawaban.

Akuntabilitas (accountability) berfungsi untuk penggerak jalannya kegiatan

perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing. Akuntabilitas terkait

erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil

pada pelayanan publik dan menyapaikannya secara transparan kepada masyarakat.

Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawas (Pusdiklatwas) BPKP (2007)

dijelaskan bahwa akuntabilitas juga dapat berarti sebagai perwujudan

pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya

yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu

media berupa laporan akuntabilitas secara periodik.

Menurut Abdul Halim (2012:20) definisi akuntabilitas adalah Kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang,

badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak

dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan.

Menurut Mahmudi (2013:9) Akuntabilitas adalah Kewajiban Agen (Pemerintah)

untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan mengungkapkan, segala aktivitas

dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pemberi

mandat.

Djalil (2014:63) Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan

administrasi publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif

parlemen dan lembaga yudikatif) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini

sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat

dipertanggungjawabkan (responbility), yang dapat dipertanyakan (answerbility),

yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang memunyai keterkaitan dengan

harapan dapat menerangkan salah satu aspek dari administrasi publik/pemerintah.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Auditor

adalah dorongan psikologi atau kejiwaan yang mana bisa mempengaruhi auditor

untuk mempertanggungjawabkan tindakannya serta dampak yang ditimbulkan akibat

tindakannya tersebut kepada lingkungan dimana auditor tersebut melakukan

aktivitasnya.

Akuntabilitas auditor pada penelitian Feny dan Yohanes (2012) dalam Alifzuda

(2016) menggunakan tiga indikator meliput: Motivasi, pengabdian pada profesi dan

kewajiban sosial.

1. Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan

atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi bagi auditor merupakan hal penting

15

sebagai penggerak auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit dengan tepat

waktu dan sesuai SAK, SAP dan SPAP.

2. Kewajiban Sosial

Kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan

manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesional karena adanya

pekerjaan tersebut. Kewajiban sosial merupakan tanggung jawab yang diemban

auditor dalam melaksanakan pekerjaan audit dan laporan audit dimana hasil

audit yang sesuai dengan SAP dan SPAP akan memberikan dampak.

3. Pengabdian Pada Profesi

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi professionalisme dengan

menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta keteguhan untuk

tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ektrinsik kurang. Auditor

menjalankan pekerjaan auditor dan laporan audit sesuai dengan SAP dan SPAP

dengan bertanggungjawab dan tidak memanipulasi hasil audit sesuai dengan

keinginan klien dengan pembayaran jasa yang tinggi.

B. Independensi

Independensi adalah kebebasan dari kondisi yang mengancam kemampuan

aktivitas audit intern untuk melaksanakan tanggung jawab audit intern secara

objektif. Untuk mencapai tingkat independensi yang diperlukan dalam melaksanakan

tanggung jawab aktivitas audit intern secara efektif, pimpinan APIP memiliki akses

langsung dan tak terbatas kepada atasan pimpinan APIP. Ancaman terhadap

independensi harus dikelola pada tingkat individu auditor, penugasan audit intern,

fungsional, dan organisasi.

Terdapat banyak definisi mengenai independensi yang telah dikemukakan oleh

para pakar akuntansi. Umumnya definisi tersebut berbeda satu dengan yang lain.

Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang masing-masing pakar yang

pada gilirannya mengakibatkan perbedaan cakupan makna independensi.

Independensi menurut standar umum SA seksi 220 dalam SPAP (2011) standar

ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,

karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam

hal ia praktik sebagai auditor intern).

Menurut Arens (2012:74) pengertian dari Independensi yaitu sudut pandang yang

tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan

penerbitan laporan audit. Independansi merupakan salah satu karakteristik terpenting

bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Auditor

mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik

perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan kepercayaan

atas laporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.

16

Independensi menurut Mulyadi (2014:26), dapat diartikan sikap mental yang

bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang

lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak

dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Selanjutnya Mautz dan Sharaf dalam Sri Trisnaningsih (2007:10) mengemukakan

bahwa independensi akuntan publik juga meliputi independensi praktisi (practitioner

independence) dan independensi profesi (profession independence). Independensi

praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk

mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program,

pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan.

Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu:

1. Independensi Program Audit

Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya dalam pemilihan teknik

dan prosedur audit dan sejauh mana penerapannya. Ini mensyaratkan bahwa

auditor memiliki kebebasan untuk mengembangkan program sendiri, baik dalam

menetapkan langkah-langkah untuk dimasukkan dan jumlah pekerjaan yang

harus dilakukan, dalam batas-batas perikatan. Berikut indikator untuk mengukur

independensi program audit:

a. Bebas dari intervensi manajerial dalam menentukan, mengeliminasi atau

memodifikasi bagian-bagian tertentu dalam audit.

b. Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun prosedur yang dipilih.

c. Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk menentukan subjek pemeriksaan.

2. Independensi Investigatif

Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya dalam pemilihan

daerah, aktivitas, hubungan pribadi, dan kebijakan manajerial dalam

pemeriksaan. Berikut indikator untuk mengukur independensi investigatif:

a. Dapat langsung dan bebas mengakses informasi yang berhubungan dengan

kegiatan, kewajiban, dan sumber-sumber bisnis auditee.

b. Manajerial dapat bekerja sama secara aktif dalam proses pemeriksaan.

c. Bebas dari upaya manajerial perusahaan untuk menetapkan kegiatan apa

saja yang akan diperiksa.

d. Bebas dari kepentingan pribadi maupun pihak lain yang dapat membatasi

kegiatan pemeriksaan.

3. Independensi Pelaporan

Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya dalam menyatakan

fakta-fakta yang diungkapkan dalam pemeriksaan atau dalam memberikan

rekomendasi dan pendapat sebagai hasil dari pemeriksaan. Berikut indikator

untuk mengukur independensi pelaporan:

a. Bebas dari kepentingan pihak lain untuk memodifikasi pengaruh fakta-fakta

yang dilaporkan.

17

b. Menghindari praktik yang dapat menghilangkan kejadian yang penting

dalam laporan formal.

c. Pelaporan hasil audit bebas dari bahasa yang dapat menimbulkan multi

tafsir.

d. Tidak ada usaha pihak lain yang dapat mempengaruhi pertimbangan

pemeriksaan terhadap isi laporan.

Berdasarkan dimensi independensi di atas dapat disimpulkan bahwa auditor harus

mempunyai sikap tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang mengganggu dalam

mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Auditor harus

mempunyai sikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, agar

masyarakat tidak meragukan integritas, objektivitas, dan skeptisisme profesionalnya.

C. Integritas

Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh

sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan

kejujuran.

Integritas auditor intern pemerintah membangun kepercayaan dan dengan

demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam pertimbangannya. Integritas

tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang

sebenarnya.

Menurut Mulyadi (2014:56) integritas adalah suatu elemen karakter yang

mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang

mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji

semua keputusan yang diambilnya.

Sedangkan menurut Arens et al (2015) integritas berarti tidak memihak dalam

melakukan semua jasa, dan harus terbebas dari konflik kepentingan. Integritas

mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang

tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik

tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan

yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima

kecurangan atau peniadaan prinsip (Menurut Agoes 2012).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memelihara dan

meningkatkan kepercayaan publik, seorang auditor harus memenuhi tanggungjawab

profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin, dimana seorang auditor harus

selalu bersikap jujur dan berterus terang, bertanggungjawab bebas dari benturan

kepentingan, tegas, mempunyai dedikasi yang tinggi dan dapat dipercaya serta tidak

dapat menerima kecurangan atau peniadaan prisip untuk membangun kepercayaan

dan memberikan dasar bagi pengambil keputusan yang berkualitas.

18

Didalam SPAP Seksi 110 (2011) yang tercantum dalam standar umum pertama

berbunyi “Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil

dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya”.

Menurut Mulyadi (2014), indikator integritas adalah:

1. Kejujuran auditor (Jujur dan Transparan)

Jujur adalah sikap atau sifat auditor yang menyatakan sesuatu dengan

sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun tidak dikurangi.

Sedangkan transparan atau transparansi merupakaan sifat keterbukaan yang

berarti keputusan yang diambil oleh auditor dan pelaksanaannya dilakukan

dengan cara atau mekanisme yang mengikuti aturan atau regulasi yang

ditetapkan oleh lembaga.

2. Keberanian auditor (Berani)

Berani artinya auditor mempunyai hati yang mantap, tidak takut dan memiliki

rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya kesulitan.

3. Sikap bijaksana auditor (Bijaksana)

Bijaksana adalah sebuah penilaian terhadap suatu pemikiran, ucapan dan

perbuatan auditor yang didasarkan pada ruang lingkup sekitarnya dengan tidak

memaksakan kehendak pada apa dan siapapun.

4. Tanggungjawab auditor (Bertanggung jawab dalam melaksanakan audit)

Bertanggung jawab berarti auditor memiliki kewajiban untuk menanggung dan

memikul jawabannya dalam pelaksanaan audit. Auditor wajib menanggung

segala sesuatunya mengenai laporan audit yang telah dilakukannya.

2.3 Kualitas Audit

Menurut De Angelo (1981) dalam St. Nur Irawati (2011) mendefinisikan kualitas

audit sebagai kemungkinan (probability) dimana seorang auditor akan menemukan

dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Adapun

kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan

perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk

melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya. Jasa audit

mencakup pemerolehan dan penilaia bukti yang mendasari laporan keuangan historis

sutu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Atas

dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas,

auditor meyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil

usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (Mulyadi,2013).

Menurut Lukman Harahap (2016) mendefinisikan Result Quality of Audit sebagai

kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan adanya suatu

pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan penemuan suatu

pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independen auditor

tersebut.

19

Adapun menurut Rosnidah dalam Tarigan dan Susanti (2013) menggambarkan

bahwa “Kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai standar

sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggran

yang dilakuakan klien, standar yang mengatur pelaksanaan audit di Indonesia adalah

Standar Profesioanal Akuntan Publik”.

Dalam melaksanakan audit, seorang auditor independen dalam menjalankan

tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47)

dalam Elfarini (2007) terdapat 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu:

1. Tanggung jawab profesi

Setiap akuntan publik harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional

dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik

Setiap akuntan publik berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan

komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas

Setiap akuntan publik harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan

integritas setinggi mungkin.

4. Objektivitas

Setiap akuntan publik harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional

Setiap akuntan publik harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati,

kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan ketrampilan profesional.

6. Kerahasiaan

Setiap akuntan publik harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau

mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

7. Perilaku profesional

Setiap akuntan publik harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi

yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar teknis

Setiap akuntan publik harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar

teknis dan standar profesional yang relevan.

20

Menurut Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) audit intern harus

berpedoman pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern

Pemerintah Indonesia (AAIPI), dimana peran auditor intern yang efektif dapat

terwujud jika didukung dengan auditor yang profesional dan kompeten dengan hasil

audit intern yang semakin berkualitas. Dalam rangka mewujudkan hasil audit intern

yang berkualitas diperlukan suatu ukuran mutu yang sesuai dengan mandat

penugasan masing-masing APIP. Untuk menjaga mutu hasil audit intern yang

dilaksanakan oleh auditor intern pemerintah, perlu disusun Standar Audit Intern

Pemerintah Indonesia. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, yang selanjutnya

disebut sebagai Standar Audit, adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untuk

melakukan kegiatan audit intern yang wajib dipedomani oleh auditor dan pimpinan

APIP (Pasal 53 Peraturan Pemerintah No 60, 2008).

Sedangkan akuntan publik harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam hal ini

adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar

lapangan, dan standar pelaporan (SPAP, 2001). Standar auditing merupakan

pedoman audit atas laporan keuangan historis agar hasil audit yang dilakukan oleh

auditor berkualitas. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor dalam

penerapannya adalah untuk menjaga kualitas audit dan terkait dengan etika (Sari,

2011).

Adapun indikator standar auditing yang berlaku umum menurut Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP 2011:150) meliputi:

1. Berdasarkan Proses Mengaudit

a. Standar umum

Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan

memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam

semua hal yang berhubungan dengan audit.

Auditor harus menerapkan kemahiran professional dalam melaksanakan

audit dan menyusun laporan.

b. Standar pekerja lapangan

Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi

semua asisten sebagaimana mestinya.

Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta

lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah

saji yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau

kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta, luas prosedur audit

selanjutnya.

21

Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan

melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk

memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar pelaporan

Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan

telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

Auditor harus mengidentifikasikan dalam lapotan auditor mengenai

keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti

selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya.

Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informative belum

memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan auditor.

Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara

keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan,

dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan satu pendapat secara

keseluruhan, auditor harus menyatakan alasanalasan yang mendasarinya

dalam laporan auditor. Dalam semua kasus, jika nama seorang auditor

dikaitkan dengan laporan keuangan, auditor itu harus dengan jelas

menunjukkan sifat pekerjaan auditornya, jika ada, serta tingkat tanggung

jawab yang dipikul auditor, dalam laporan auditor.

2. Berdasarkan Hasil Audit

a. Kemampuan menemukan kesalahan

Mengembangkan pengetahuan dalam penyelesaian masalah.

Menggunakan cara tersendiri untuk mendeteksi kesalahan.

Dapat mendeteksi adanya kesalahan.

Dapat mendeteksi adanya kesalahan.

b. Keberanian melaporkan kesalahan

Melaporkan adanya pelanggaran.

Memuat temuan dan hasil audit.

2.4 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran

2.4.1 Penilitian Sebelumnya

Meskipun telah banyak dilakukan penelitian tentang kualitas audit, namun masih

banyak perbedaan hasil. Hasil penelitian tersebut beragam, mungkin dikarenakan

perbedaan antar variabel independen dan variabel dependen yang diteliti.

Tabel 2.1

22

Penelitian Terdahulu

No. Nama

Penulis

Judul

Penelitian Variabel Indikator

Hasil

Penelitian Publikasi

1 Ayu Kadek

Prihartini,

Luh Gede

Erni

Sulindawat

i, Nyoman

Ari Surya

Darmawan

(2015)

Pengaruh

Kompetensi,

Independensi,

Objektivitas,

Integritas dan

Akuntabilitas

terhadap

Kualitas Audit

di Pemerintah

Daerah (Studi

Empiris pada

5 Kantor

Inspektorat

Provinsi Bali

Variabel

Independen:

Kompetensi

Independens

i

Objektivitas

Integritas

Variabel

Independen:

Kemampuan

untuk

mengaplikasikan

pengetahuan dan

pengalaman yang

dimilikinya

dalam melakukan

audit sehingga

auditor dapat

melakukan audit

dengan teliti,

cermat, intuitif,

dan objektif.

Saling kenal

mengenal atau

memiliki

hubungan sosial

dan rasa

kekeluargaan

dengan auditee

yang akan di

audit.

Auditor internal

belum cukup

memiliki sikap

objektivitas

dalam

menjalankan

tanggung jawab

profesionalnya.

Auditor internal

masih ragu-ragu

(netral) dalam

memastikan

kedudukannya.

Bersikap jujur

dan berterus

terang tanpa

harus

mengorbankan

rahasia penerima

Semakin

tinggi tingkat

kompetensi,

independensi,

objektivitas,

integritas, dan

akuntabilitas

yang dimiliki

oleh auditor,

semakin tinggi

pula kualitas

audit yang

dihasilkan

auditor

tersebut.

e-journal

S1 AK

Universitas

Pendidikan

Ganesha

(Vol 3 No.

1 Tahun

2015)

23

Akuntabilita

s

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

jasa, pelayanan

dan kepercayaan

publik tidak

boleh dikalahkan

oleh keuntungan

pribadi.

Kurang efektif

dan efisiennya

pelayanan jasa

audit terhadap

kualitas hasil

audit yang

disampaikan.

Variabel

Dependen:

Kompetensi

melalui

pendidikan dan

pengalaman.

Independensi

keadaan bebas

dari pengaruh,

tidak

dikendalikan

oleh pihak lain,

tidak tergantung

pada orang lain.

Objektivitas

bersikap adil,

tidak memihak,

jujur secara

intelektual, tidak

berprasangka,

serta bebas dari

benturan

kepentingan atau

berada dibawah

pengaruh pihak

lain.

Integritas suatu

elemen karakter

yang mendasari

timbulnya

pengakuan

professional.

24

Akuntabilitas

merupakan rasa

pertanggungjawa

ban dan motivasi

auditor terhadap

semua tindakan

dan keputusan

yang diambil

dalam

melaksanakan

audit.

2 Fivit

Nursyahba

ni (2016)

Pengaruh

Akuntabilitas

Auditor,

Pengalaman

Kerja dan

Independensi

Auditor

terhadap

Kualitas Audit

dengan Etika

Auditor

sebagai

Variabel

Moderasi

(studi empiris

pada Kantor

Akuntan

Publik di

Wilayah

Surakarta dan

Yogyakarta)

Variabel

Independen:

Akuntabilita

s auditor

Pengalaman

kerja

Independens

i auditor

Variabel

Dependen:

Kualitas Audit

Variabel

Independen:

Motivasi,

pengabdian pada

profesi,

kemampuan

berfikir, serta

pekerjaan akan

diperiksa oleh

atasan.

Lama melakukan

audit, banyaknya

penugasan, dan

banyaknya

pelatihan yang

telah diikutinya.

Lama mengaudit

klien, tekanan

dari dari klien,

tekanan dari

rekan auditor,

pemberian jasa

audit dan non

audit.

Variabel

Dependen:

Deteksi salah

saji, kesesuaian

dengan SPAP,

kepatuhan

terhadap SOP,

risiko audit,

prinsip kehati-

hatian, proses

Akuntabilitas

auditor

pengalaman

kerja,

independensi

auditor dan

etika auditor

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Interaksi

akuntabilitas

dan kepatuhan

etika auditor

tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Interaksi

pengalaman

kerja dan

kepatuhan

etika auditor

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Interaksi

independensi

dan kepatuhan

etika auditor

tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Skripsi

Universitas

Muhamma

diyah

Surakarta

25

Variabel

Moderasi:

Etika auditor

pengendalian

atas pekerjaan

supervisor, dan

perhatian yang

diberikan oleh

manajer atau

partner.

Variabel

Moderasi:

Imbalan yang

diterima,

organisasional,

lingkungan

keluarga, dan

emotional quotient

(EQ).

3 Ikhsan

Abdullah

(2016)

Pengaruh

Akuntabilitas,

Objektivitas

Terhadap

Kualitas Audit

Dengan Etika

Auditor

Sebagai

Variabel

Moderasi

Study Kasus

Pada Kantor

Akuntan

Publik di Kota

Medan

Variabel

Independen:

Akuntabilita

s

Objektivitas

Variabel

Independen:

Seberapa besar

motivasi untuk

menyesuaikan

pekerjaan,

seberapa besar

usaha (daya pikir)

yang diberikan

untuk

menyelesaikan

suatu pekerjaan,

dan seberapa

yakin mereka

bahwa pekerjaan

mereka akan

diperiksa oleh

atasan.

Mengharuskan

anggota memiliki

sikap adil, tidak

memihak, jujur

secara intelektual,

tidak

berprasangka,

serta bebas dari

benturan

kepentingan atau

berada di bawah

pengaruh pihak

Secara parsial,

Akuntabilitas

berpengaruh

signifikan

terhadap

Kualitas

Audit, Secara

Parsial

Objektivitas

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

Kualitas

Audit,

Seracara

Simultan

Akuntabilitas

dan

Objektivitas

berpengruh

signifikan

terhadap

Kualitas

Audit, Etika

Auditor tidak

memoderasi

hubungan

antara

Akuntabilits

terhadap

HUMAN

FALAH:

Volume 3.

No. 1

Januari –

Juni 2016

26

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

Variabel

Moderasi:

Etika auditor

lain.

Variabel

Dependen:

Berpedoman

pada standar

auditing dan

kode etik

akuntan publik

yang relevan.

Variabel

Moderasi:

Tindakan atau

perilaku seorang

akuntan dalam

melaksanakan tugas

profesionalnya.

kualitas auidt,

Etika Auditor

tidak

memoderasi

hubungan

antara

Objektivitas

terhadap

kualitas Audit.

4 Baigi

Rabbani

Adha

(2016)

Pengaruh

Independensi

Auditor,

Profesionalism

e Auditor,

Etika Profesi

Auditor,

Akuntabilitas

Auditor

terhadap

Kualitas Audit

pada Kantor

Akuntan

Publik di

Surabaya

Variabel

Independen:

Independens

i auditor

Profesionali

sme auditor

Etika

profesi

auditor

Variabel

Independen:

Sikap tidak

memihak, bebas

kewajiban

terhadap klien

dan tidak

mempunyai suatu

kepentingan

dengan kliennya.

Pengabdian pada

profesi,

kewajiban sosial,

kemandirian,

keyakinan

profesi, dan

hubungan dengan

rekan seprofesi.

Kepribadian,

kecakapan

profesional,

tanggungjawab,

pelaksanaan kode

etik, penafsiran

dan

penyempurnaan

1. Independens

i auditor

yang

dimiliki

auditor yang

bekerja pada

Kantor

Akuntan

Publik di

Surabaya

tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit.

2. Profesionali

sme yang

dimiliki

oleh auditor

yang

bekerja pada

Kantor

Akuntan

Publik di

Surabaya

berpengaruh

positif dan

Skripsi

Universitas

Airlangga

Surabaya

27

Akuntabilita

s auditor

Variabel

Dependen:

Kualitas Audit

kode etik.

Motivasi,

pengabdian pada

profesi, dan

kewajiban sosial.

Variabel

Dependen:

Sistem informasi

klien, komitmen

yang kuat,

pekerjaan

lapangan,

skeptisme

auditor,

pengambilan

keputusan, dan

pelaporan

kesalahan klien.

signifikan

terhadap

kualitas.

3. Etika

Profesi yang

dimiliki

auditor yang

bekerja pada

Kantor

Akuntan

Publik di

Surabaya

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kualitas

audit.

4. Akuntabilita

s yang

dimiliki

oleh auditor

yang

bekerja pada

Kantor

Akuntan

Publik di

surabaya

berpengaruh

positif dan

signifikan.

5 Muhamma

d Alifzuda

Burhanudi

n (2017)

Pengaruh

Akuntabilitas

dan

Independensi

Auditor

terhadap

Kualitas Audit

pada Kantor

Akuntan

Publik di

Yogyakarta

Variabel

Independen:

Akuntabilita

s

Independens

i

Variabel

Independen:

Motivasi,

kewajiban sosial

dan pengabdian

pada profesi.

Lama hubungan

dengan klien,

tekanan dari

klien, tekanan

dari rekan

auditor, dan

pemberian jasa

non audit.

Akuntabilitas

dan

independensi

auditor

berpengaruh

terhadap

kualitas audit

secara

simultan.

Hasil

penelitian ini

sesuai dengan

sebelumnya

yang

dilakukan

Lilis Ardini

(2010)

Jurnal

Profita

Edisi 6

Tahun

2017

Universitas

Negeri

Yogyakart

a

28

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

Variabel

Dependen:

Melaporkan

semua kesalahan

klien,

pemahaman

terhadap sistem

informasi

akuntansi klien,

komitmen yang

kuat dalam

menyelesaikan

audit,

berpedoman pada

prinsip auditing

dan prinsip

akuntansi dalam

melakukan

pekerjaan

lapangan, tidak

percaya begitu

saja terhadap

pernyataan klien,

dan sikap hati-

hati dalam

pengambilan

keputusan.

menunjukkan

bahwa

kompetensi,

independensi,

akuntabilitas

dan motivasi

memiliki

pengaruh

secara parsial

dan simultan

terhadap

kualitas audit.

6 Dian

Melidha

Indrady

(2017)

Pengaruh

Kompetensi,

Independensi,

Objektivitas,

Integritas,

Akuntabilitas

dan

Pengalaman

terhadap

Kualitas Audit

(studi kasus

pada Kantor

Akuntan

Publik di

Daerah

Surakarta dan

Yogyakarta.

Variabel

Independen:

Kompetensi

Independens

i

Objektivitas

Variabel

Independen:

Pemeriksa secara

kolektif harus

memiliki

kecakapan

profesional yang

memadai untuk

melaksanakan

tugas

pemeriksaan.

Nilai auditing

sangat

bergantung pada

persepsi publik

atas independensi

auditor.

Kode etik dan

standart auditor

internal telah

1. Pengujian

hipotesis

pertama

ditemukan

bahwa

kompetensi

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hasil

ini

dibuktikan

dengan nilai

signifikansi

lebih besar

dari 5%

(0,059 >

0,05),

sehingga

hipotesis

pertama

Universitas

Muhamma

diyah

Surakarta

29

Integritas

Akuntabilit

as

Pengalaman

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

menetapkan

aturan-aturan

tertentu, yang

harus diikuti agar

terhindar dari

kemungkinan

pandangan akan

kurangnya

objektifitas.

Bersikap jujur

dan berterus

terang tanpa

harus

mengorbankan

rahasia penerima

jasa, pelayanan,

dan kepercayaan

publik tidak

boleh dikalahkan

oleh keuntungan

pribadi.

Menyelesaikan

kewajibannya

yang akan

dipertanggungja

wabkan kepada

lingkungannya.

Pendidikan

formal, yang

diperluas melalui

pengalaman-

pengalaman yang

selanjutnya di

lakukan dalam

bentuk praktik.

Variabel

Dependen:

Seorang auditor

harus mempunyai

kemampuan dalam

memahami kriteria

yang digunakan dan

kompeten dalam

menentukan jenis

dan jumlah bahan

bukti untuk

diterima.

2. Pengujian

hipotesis

kedua

ditemukan

bahwa

independens

i

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hasil

ini

dibuktikan

dengan nilai

signifikansi

lebih besar

dari 5%

(0,000 <

0,05),

sehingga

hipotesis

kedua

diterima.

3. Pengujian

hipotesis

ketiga

ditemukan

bahwa

objektivitas

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hasil

ini

dibuktikan

dengan nilai

signifikansi

lebih besar

dari 5%

(0,131 >

0,05),

sehingga

hipotesis

ketiga

diterima.

4. Pengujian

hipotesis

keempat

30

menghasilkan

kesimpulan yang

tepat setelah

pengevaluasian

bahan bukti.

ditemukan

bahwa

integritas

tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hasil

ini

dibuktikan

dengan nilai

signifikansi

lebih kecil

dari 5%

(0,005 <

0,05),

sehingga

hipotesis

keempat

ditolak.

5. Pengujian

hipotesis

kelima

ditemukan

bahwa

akuntabilitas

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hasil

ini

dibuktikan

dengan nilai

signifikansi

lebih besar

dari 5%

(0,776 >

0,05),

sehingga

hipotesis

kelima

diterima.

6. Pengujian

hipotesis

keenam

ditemukan

bahwa

pengalaman

kerja

31

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hasil

ini

dibuktikan

dengan nilai

signifikansi

lebih besar

dari 5%

(0,000 <

0,05),

sehingga

hipotesis

keenam

diterima.

7 Dewi

Handryani

(2018)

Pengaruh

Integritas,

Profesionalism

e dan

Independensi

terhadap

Kualitas Audit

(studi empiris

pada beberapa

kantor

Akuntan

Publik di

Jakarta)

Variabel

Independen:

Integritas

Profesionali

sme

Independens

i

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

Variabel

Independen:

Kejujuran dan

keberanian dalam

mengungkapkan

kesalahan dalam

sebuah laporan

keuangan.

Ketelitian dalam

memeriksa

kelengkapan

kertas kerja,

mengumpulkan

bahan bukti yang

memadai, dan

menyusun

laporan audit

yang lengkap.

Tidak mudah

dipengaruhi.

Variabel

Dependen:

Mendeteksi dan

melaporkan

pelanggaran dalam

laporan keuangan.

Integritas dan

independensi

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kualitas audit

dimana

semakin tinggi

sikap

integritas dan

independensi

seorang

auditor maka

semakin baik

kualitas audit

yang

dihasilkan.

Sedangkan

untuk

profesionalism

e seorang

auditor tidak

mempengaruhi

kualitas audit

yang

dihasilkan.

Skripsi

Universitas

Pakuan

Bogor

8 Sri Endah

Wahyuni

Pengaruh

Independensi,

Variabel

Independen:

Variabel

Independen:

1. Independens

i tidak

Skripsi

Universitas

32

(2018) Kompetensi,

Akuntabilitas

dan

Pengalaman

Kerja terhadap

Kualitas Audit

(studi empiris

pada Kantor

Akuntan

Publik di

wilayah

Surakarta dan

Yogyakarta)

Independens

i

Kompetensi

Akuntabilita

s

Pengalaman

kerja

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

Auditor harus

bersikap mandiri

dan tidak

memihak kepada

klien yang telah

menugasinya dan

membayarnya.

Pengetahuan dan

pengalaman.

Memiliki

keyakinan yang

lebih tinggi

bahwa pekerjaan

mereka akan

diperiksa.

Pengetahuan dan

keahlian

diperoleh auditor

dari pendidikan

formalnya

sehingga kualitas

audit akan

semakin baik

seiring

bertambahnya

pengalaman.

Variabel

Dependen:

Harus

independensi,

kompetensi,

akuntabilitas, dan

memiliki

Pengalaman

kerja.

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hal ini

dapat

dibuktikan

dengan uji t.

Jadi

hipotesis

yang

menyatakan

independens

i

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit adalah

tidak

terbukti.

2. Kompetensi

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hal ini

dapat

dibuktikan

dengan uji t.

Jadi

hipotesis

yang

menyatakan

kompetensi

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit adalah

terbukti.

3. Akuntabilita

s tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hal ini

dapat

dibuktikan

dengan uji t.

Jadi

hipotesis

yang

Muhamma

diyah

Surakarta

33

menyatakan

akuntabilitas

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit adalah

tidak

terbukti.

Pengalaman

kerja

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit, hal ini

dapat

dibuktikan

dengan uji t.

Jadi

hipotesis

yang

menyatakan

pengalaman

kerja

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit adalah

terbukti.

9 Stefani

Fransiska

Lele Biri

(2019)

Pengaruh

Kompetensi,

Independensi,

dan Fee Audit

terhadap

Kualitas Audit

(studi kasus

Kantor

Akuntan

Publik di

wilayah Kota

Yogyakarta)

Variabel

Independen:

Kompetensi

Independens

i

Fee audit

Variabel

Independen:

Pengetahuan dan

keahlian yang

dimiliki oleh

auditor untuk

menyelesaikan

tugas yang

menjadi tanggung

jawabnya.

Bebas dari

pengaruh, tidak

dikendalikan oleh

pihak lain, tidak

tergantung pada

orang lain.

Resiko

penugasan,

kompleksitas jasa

yang diberikan,

Hasil

pengujian

hipotesis yang

telah

diuraikan,

maka dapat

disimpulkan

berhasil

mendukung

hipotesis ke

dua, tetapi

tidak

mendukung

hipotesis

pertama dan

ketiga yang

diajukan:

1. Kompetensi

tidak

berpengaruh

terhadap

Jurnal

Akuntansi

Dewantara

Vol. 3 No.

2 Oktober

2019

34

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

tingkat keahlian

yang diperlukan

untuk

melaksanakan

jasa tersebut,

struktur biaya

KAP yang

bersangkutan.

Variabel

Dependen:

Menyajikan

laporan keuangan

yang berkualitas

maka setiap

kegiatan audit

yang berlangsung

harus

dilaksanakan

dengan penuh

tanggung jawab.

kualitas

audit.

2. Independens

i

berpengaruh

positif

terhadap

kualitas

audit.

3. Fee Audit

tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas

audit.

10 Shela

Yoanita

dan Farida

(2019)

Pengaruh

Akuntabilitas,

Independensi

Auditor,

Kompetensi,

Due

Professional

Care,

Objektivitas,

Etika Profesi

dan Integritas

Auditor

Terhadap

Kualitas Audit

Pada Kantor

BPKP Daerah

Istimewa

Yogyakarta

Variabel

Independen:

Akuntabilita

s

Independens

i

Kompetensi

Due

Professional

Variabel

Independen:

Motivasi,

kewajiban sosial,

dan pengabdian

pada profesi.

Independensi

dalam fakta (in

fact) dan

independensi

dalam

penampilan (in

appearance).

Pengetahuan,

pelatihan,

keterampilan, dan

pengalaman yang

memadai agar

bisa berhasil

menyelesaikan

pekerjaan

auditnya.

Berpikir kritis

serta melakukan

evaluasi terhadap

Hasil

pengujian

hipotesis

menunjukkan

bahwa

hipotesis

kedua,

hipotesis

ketiga,

hipotesis

kelima, dan

hipotesis

ketujuh

diterima,

artinya

independensi

auditor,

kompetensi,

objektivitas,

dan integritas

auditor

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

Semakin

tinggi

independensi

Journal :

The 5th

Seminar

Nasional

dan Call

for

Paper(SNC

P) 2019-

ISBN :

978-602-

6988-71-3

35

Care

Objektivitas

Etika

profesi

Integritas

Variabel

Dependen:

Kualitas audit

bukti audit,

berhati-hati

dalam tugas,

tidak ceroboh,

dan memiliki

keteguhan dalam

melaksanakan

tanggung jawab.

Tidak memihak,

jujur secara

intelektual, dan

bebas dari konflik

kepentingan.

kepribadian,

kecakapan

profesional,

tanggung jawab,

pelaksanaan kode

etik, dan

penafsiran dan

penyempurnaan

kode etik.

Jujur,

bertanggung

jawab, mematuhi

piagam audit,

membuat laporan

sesuai aturan

yang berlaku,

menghindari

tindakan yang

mendiskreditkan

profesi auditor,

menghormati,

dan mendukung

terlaksananya

tujuan audit.

Variabel

Dependen:

Berpedoman

pada standar

audit yang

ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan

Publik (IAI).

auditor,

kompetensi,

objektivitas,

dan integritas

auditor yang

dimiliki oleh

auditor maka

semakin tinggi

pula kualitas

audit yang

dihasilkan.

Sementara

hipotesis

pertama,

hipotesis

keempat dan

hipotesis

keenam tidak

diterima,

artinya

akuntabilitas,

due

professional

care dan etika

profesi tidak

berpengaruh

terhadap

kualitas audit.

36

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015);

Fivit (2016); Baigi (2016); Ikhsan (2016); Muhammad Alifzuda (2017); Dian (2017);

Dewi (2018); Sri (2018); Stefani (2019); Shela dan Farida (2019) dimana peneliti

meneliti tentang akuntabilitas, independensi dan integritas sebagai variabel

independen, dan memiliki persamaan dalam pemilihan variabel dependen yaitu

kualitas audit.

Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu akuntabilitas,

independensi dan integritas sebagai variabel independen. Penelitian ini berbedah

dengan penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015); Fivit (2016); Baigi (2016); Ikhsan

(2016); Muhammad Alifzuda (2017); Dian (2017); Dewi (2018); Sri (2018); Stefani

(2019); Shela dan Farida (2019) dimana peneliti meneliti lebih dari 3 variabel

independen untuk menguji variabel dependen yaitu kualitas audit.

2.4.2 Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit

Menurut Abdul Halim (2012:20) akuntabilitas adalah Kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang,

badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak

dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan.

Dalam penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015) menyatakan bahwa akuntabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualiatas audit di pemerintah daerah,

Fivit (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas

audit, Baigi (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas

audit, Ikhsan (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas auditor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit, Muhammad Alifzuda (2017) menyatakan bahwa

akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit secara

simultan, Dian (2017) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

H1: Akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota

Ternate?

2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Menurut Arens (2012:74) pengertian dari Independensi yaitu sudut pandang yang

tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan

penerbitan laporan audit. Independansi merupakan salah satu karakteristik terpenting

bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Auditor

mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik

37

perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan kepercayaan

atas laporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.

Dalam penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015) menyatakan bahwa independensi

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di pemerintah daerah, Fivit

(2016) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit,

Baigi (2016) menyatakan bahwa sikap independensi tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit, Muhammad Alifzuda (2017) menyatakan bahwa independensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit secara simultan, Dian

(2017) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit, Dewi (2018) Integritas dan independensi berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas audit dimana semakin tinggi sikap integritas dan independensi

seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan, Sri (2018)

menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, Stefani

(2019) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit,

Shela dan Farida (2019) menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif

terhadap kualitas audit di BPKP daerah istimewa Yogyakarta.

H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat

Kota Ternate.

3. Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit

Menurut Mulyadi (2014:56) integritas adalah suatu elemen karakter yang

mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang

mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji

semua keputusan yang diambilnya.

Dalam penelitian Ayu, Luh, Nyoman (2015) menyatakan bahwa integritas

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di pemerintah daerah, Dian

(2017) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit, Dewi (2018) menyatakan bahwa Integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit, Shela dan Farida (2019) menyatakan bahwa integritas berpengaruh positif

terhadap kualitas audit di BPKP daerah istimewa Yogyakarta.

H3: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat

Kota Ternate.

38

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Konstelasi Penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap

identifikasi masalah penelitian. Hipotesis penelitian yang dapat penulis ambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Akuntabilitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Ternate.

H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat

Kota Ternate.

H3: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada Inspektorat

Kota Ternate.

H4: Akuntabilitas, independensi dan integritas auditor berpengaruh positif secara

simultan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate.

Akuntabilitas

X1

Independensi

X2

Integritas

X3

Kualitas Audit

Y

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian verifikatif dengan metode

penelitian explanatory survey yang bertujuan untuk menguji hipotesis, yang

umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk

hubungan antar variabel. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan

kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta

pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh variabel independen yaitu akuntabilitas, independensi dan integritas

terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit.

3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah akuntabilitas,

independensi dan integritas auditor sebagai variabel independen yang berpengaruh

terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate sebagai variabel dependen.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa individual dalam suatu

kelompok/organisasi, yaitu sumber data yang unit analisisnya merupakan respon dari

setiap individu dalam kelompok/organisasi. Stuktur Inspektorat Kota Ternate terdiri

dari inspektur, sekretariat, inspektur pembantu wilayah dan kelompok jabatan

fungsional. Jumlah Aparat Sipil Negara (ASN) di Inspektorat Kota ternate berjumlah

36 orang. Dalam penelitian ini yang jadi unit analisisnya adalah auditor yang berada

di kelompok jabatan fungsional Inspektorat Kota Ternate yang berjumlah 16 orang.

Adapun lokasi penelitian dilakukan pada Inspektorat Kota Ternate yang beralamat di

Jl. Jati, Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara.

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari data

primer melalui kuesioner yang diukur dengan skala likert. Skala likert ini dipakai

untuk mengetahui dan mengukur persepsi responden mengenai sesuatu hal mengenai

variabel penelitian. Data dalam penelitian ini berupa opini, sikap, pengalaman, dan

karakteristik dari pengisian responden oleh auditor Inspektorat Kota Ternate yang

menjadi subjek penelitian. Sumber data penelitian adalah data primer yang diperoleh

melalui kuesioner berupa jawaban responden terhadap item-item pertanyaan yang

terdapat dalam 4 (empat) instrumen penelitian yaitu akuntabilitas, independensi dan

integritas auditor terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Ternate.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel akuntabilitas,

independensi dan integritas. Variabel dependennya adalah kualitas audit pada

40

Inspektorat Kota Ternate. Untuk mengukur variabel dependen dan independen

menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya

dan menggunakan skala Likert.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Pengaruh Akuntabilitas, Independensi dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit

Pada Inspektorat Kota Ternate

Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel Independen

Akuntabilitas

Motivasi

Memiliki semangat yang tinggi.

Kemampuan dan ketrampilan yang memadai.

Percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan.

Ordinal

Pengabdian pada

profesi

Menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu

yang ditentukan.

Pekerjaan harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Kewajiban sosial

Jangan muda dipengaruhi.

Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil

pekerjaan.

Independensi

Program Audit

Bebas dari intervensi menejerial atas program

audit.

Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun

prosedur yang dipilih.

Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk

menentukan subjek pemeriksaan.

Verifikasi

Bebas mengakses semua catatan, memeriksa

aktiva, dan karyawan yang relavan dengan audit

yang dilaksanakan.

Bebas dari kepentingan pribadi yang

menghambat verifikasi audit.

Pelaporan

Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk

mempengaruhi fakta-fakta yang dilaporkan.

Pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk

41

mempengaruhi pertimbangan pemeriksaan

terhadap isi laporan pemeriksaan.

Integritas

Kejujuran auditor

Tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan.

Auditor harus bekerja sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya, tidak menambah maupun

mengurangi fakta yang ada.

Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun

yang bukan haknya.

Keberanian auditor

Tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh

pihak lain.

Mengemukakan hal-hal yang menurut

pertimbangan dan keyakinannya yang perlu

dilakukannya.

Sikap bijaksana auditor

Auditor selalu menimbang permasalahan berikut

akibat-akibatnya dengan seksama.

Tidak mempertimbangkan keadaan untuk

membenarkan perbuatan melanggar ketentuan

atau peraturan.

Tanggungjawab auditor

Memiliki rasa tanggungjawab apabila hasil

pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan

dan penyempurnaan.

Bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan

norma yang berlaku.

Variabel Dependen

Kualitas Audit

Kesesuaian

pemeriksaan dengan

standar audit

Memahami standar audit yang telah ditetapkan.

Harus memenuhi kode etik yang ditetapkan.

Pengumpulan dan pengujian bukti harus

dilakukan dengan maksimal.

Ordinal

Kualitas laporan hasil

audit

Temuan dan simpulan hasil audit secara objektif.

Laporan harus megemukakan penjelasan tentang

hasil audit.

Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap,

objektif, meyakinkan, jelas, ringkas serta tepat

waktu.

3.5 Metode Penarikan Sampel

42

Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan dari subjek

penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang

sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain selisih

individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Arikunto (2013:174)

berpendapat bahwa sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah Aparat Sipil Negara (ASN) yang memiliki

jabatan sebagai kelompok fungsional di Inspektorat Kota Ternate. Adapun teknik

yang digunakan adalah non probabilty sampling yaitu teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017:84). Dalam

memperoleh data peneliti menggunakan cara:

Penelitian Lapangan, data penelitian ini diperoleh langsung dari pihak pertama

(data primer) dari responden yaitu auditor yang bekerja di Inspektorat Kota

Ternate. Peneliti memporeloh data dengan cara mengirimkan kuesioner kepada

Inspektorat Kota Ternate secara langsung maupun melalui perantara. Kuesioner

diberikan untuk kepada auditor yang berisi pernyataan yang telah terstruktur

dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Sumber data yang

digunakan masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian

kuesioner oleh responden.

Penelitian pustaka, memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, dan perangkat lainnya yang berhubungan

dengan penelitian.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin, yaitu:

Dimana: n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = error

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yang dikumpulkan

melalui metode survei, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan

diisi atau dijawab oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah auditor

yang bekerja pada Inspektorat di Kota Ternate. Kuesioner diberikan secara langsung

kepada responden dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah disusun secara

tertulis dan sistematis serta dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada

responden dan terakhir diserahkan kembali pada peneliti. Kuesioner yang telah diisi

n = N

1 + Ne2

43

oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar kuesioner yang tidak

lengkap pengisiannya tidak diikut sertakan dalam analisis.

Pengukuran variabel-variabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan

tertutup, serta diukur menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 5. Seperti yang telah

dikemukakan oleh Sugiyono (2011:93), Skala Likert digunakan untuk

mengungkapkan sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang

tentang fenomena sosial. Responden diminta memberikan pendapat setiap butir

pernyataan mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan melingkari

atau memberi tanda silang pada jawaban yang akan dipilih oleh responden pada

lembar kuesioner.

Tabel 3.2

Metode Skala dan pengukurannya

Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Kurang Setuju

(KS)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS)

5 4 3 2 1

3.7 Metode Pengolahan/Analisis Data

Analisis ini merupakan analisis kuantitatif karena data yang digunakan adalah

data primer, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara survey yaitu mewawancara dan

menyebar kuesioner untuk mengungkapkan perilaku variabel penelitian. Yang

mengemukakan tentang data diri responden, yang diperoleh dari jawaban responden

melalui kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dari jawaban responden atas

pernyataan yang diajukan, dihitung persentasenya.

3.7.1 Uji Kualitas Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji kualitas data yang diperoleh

dari kuesioner yang disebarkan, dan digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui

data tersebut valid atau tidak valid. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data

yang digunakan valid dan reliabel. Ketepatan pengujian dan pengukuran suatu

kuesioner sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian

tersebut. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang dipakai untuk

mengumpulkan data penelitian tidak memiliki tingkat validitas dan tingkat keandalan

yang tinggi. Pengujian dan pengukuran tersebut masing-masing akan menunjukkan

konsistensi dan akurasi yang dikumpulkan.

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan

44

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengjian validitas dilakukan

dengan melakuan bivariate correlation (korelasi sederhana) antara masing-masing

skor indikator dengan total skor konstruk. Hasil analisis korelasi bilvariate dengan

melihat output pearson correlation (Ghozali, 2016). Dengan kriteria jika nilai sig.(2-

tailed) pada total skor < 0,05 item pertanyaan-pertanyaan dikatakan valid.

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur handal atau tidaknya kuesioner yang

digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliable

atau handal jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu

ke waktu. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui konsisten atau tidaknya

responden terhadap kuisioner-kuisioner penelitian. Uji reliabilitas data yaitu dengan

melihat nilai cronbach's alpha lebih besar dari 0,60 maka butir-butir pernyataan atau

pernyataan pada masing-masing variabel penelitian tersebut dinyatakan reliable

(Ghozali, 2016).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

3.7.2.1 Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam sebuah model

regresi yaitu variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai

distribusi data normal atau tidak normal. Pendeteksian normalitas secara statistik

adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yaitu uji normalitas yang

umum digunakan karena dinilai lebih sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan

persepsi. Uji Kolmogrov-Smirnov dilakukan dengan melihat probabilitas Z statistik

lebih kecil dari 0,05 maka nilai residual dalam suatu regresi tidak terdistribusi secara

normal. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah

sebagai berikut (Ghozali, 2016):

a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi tidak normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.

Multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation Factor

(VIF). Apabila tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi

multikolinearitas. Apabila ternyata terdapat multikolinearitas, maka salah satu

variabel harus dikeluarkan dari persamaan (Ghozali, 2016). Uji multikolinearitas

dalam penelitian ini menggunakan metode VIF.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

45

pengamatan lain. Untuk mengetahui adanya heterokedastisitas apabila hasil sig >

0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (Ghozali,2016). Deteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu seperti

titik-titik yang membentuk pola tertuentu yang teratur, jika ada pola tertentu

mengindikasin telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Winarno (2015), autokorelasi adalah hubungan antara residual satu

observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi terjadi Karena data

mengandung pergerakan naik turun decara musiman, kekeliruan memanipuasi data,

data runtut waktu, dan data yang dianlisis tidak bersifat stasioner. Jika terjadi

korelasi, digunakan ketika asumsi-asumsi yang disyaratkan oleh metode OLS (non

autokorelasi) tidak terpenuhi.

3.7.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan anatara dua atau lebih variabel

dan bagaimana atau seberapa erat hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini

regresi linier berganda hanya bermanfaat untuk menunjukkan pengaruh antara X1,

X2 dan X3 terhadap Y apakah tingkat akuntabilitas, independensi, dan integritas

akan mempengaruhi kualitas audit. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis, dari penelitian metode regresi berganda antara variabel

dependen dalam hal ini adalah kualitas audit dan variabel indenpeden yaitu

akuntabilitas, independensi, dan integritas. Selanjutnya diuraikan simpulan

penelitian. Formulasi persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Kualitas Audit

A = Konstanta

b1 = Koefisien regresi untuk Akuntabilitas

X1 = Akuntabilitas

b2 = Koefisien regresi untuk Independensi

X2 = Kecerdasan Independensi

b3 = Koefisien regresi untuk Integritas

Y= a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

46

X3 = Kecerdasan Integritas

e = Error

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Pengujian Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji

pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2016):

a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, hal ini

menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh

secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, hal ini

menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara

individual terhadap variabel dependen atau terikat.

3.7.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat. Uji pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

teriakat. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model regresi linier berganda secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0,05. Dasar pengambilan

keputasan adalah sebagi berikut (Ghozali, 2016):

a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka hipotesis ditolak, hal ini

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima, hal ini

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

3.7.3.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pada pengujian ini dihitung besarnya koefisien determinasi (R2) yang

merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya presentase pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan

satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

47

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

4.1.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yang dikumpulkan

melalui metode survei. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah

akuntabilitas, independensi dan integritas auditor sebagai variabel independen yang

berpengaruh terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen. Unit analisis adalah

individual, yaitu sumber data yang diperoleh dari respon individu di suatu

perusahaan. Sumber data penelitian adalah data primer yang diperoleh melalui

kuesioner berupa jawaban responden. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada

Inspektorat Kota Ternate yang beralamat di Jl. Jati, Ternate Selatan, Kota Ternate,

Maluku Utara.

Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Kantor Inspektorat Kota Ternate adalah

sebanyak 36 orang, yang terdiri dari; Pejabat Struktural, Pegawai Tata Usaha dan

Pejabat Fungsional Auditor. Penulis melakukan penelitian ini mengambil sampel

dengan metode non probabilty sampling. Sampel diambil hanya dari para pejabat

fungsional auditor sebanyak 16 orang. Berdasarkan rumus slovin sampel yang

diambilhanya 15 orang.

Tabel 4.1

Daftar ASN Inspektorat Kota Ternate

NO PENGURUS JUMLAH

ASN

1 Pejabat 6

2 Tata Usaha 14

3 Pejabat Fungsional Auditor 16

36

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas penulis mengukur jumlah sampel menggunakan

rumus slovin dimana 𝑛 =𝑁

1+𝑁.𝑒2 dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05 maka

sampelnya adalaha 16

1+16(0,05)2=

16

1,04 = 15,38 sampel atau 15 sampel

Tabel 4.2

Rincian Tingkat Pengisian Kuesioner

No. Nama/Inisial Responden Jumlah Pertanyaan

Kuesioner yang Diisi

Jumlah Pertanyaan

Kuesioner yang

Tidak Diisi

Jumlah

Pertanyaan

Kuesioner yang

49

Diolah

1 Halid R 31 0 31

2 M. Sugandi, SE 31 0 31

3 A. Rauf Abd 31 0 31

4 FJ 31 0 31

5 FR 31 0 31

6 KS 31 0 31

7 SH 31 0 31

8 RM 31 0 31

9 ERDB 31 0 31

10 N 31 0 31

11 IB 31 0 31

12 JM 31 0 31

13 IH 31 0 31

14 YN 31 0 31

15 MT 31 0 31

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Tabel 4.3

Deskripsi Proses Pengumpulan Data Kuesioner Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner online yang disebar 15 100%

Kuesioner online yang tidak terisi - 0%

Kuesioner yang tidak memenuhi syarat - 0%

Kuesioner yang dapat diolah 15 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

50

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kuesioner online yang disebar

sebanyak 15 buah yang dijadikan sebagai data penelitian bagi peneliti. Tingkat

pengembalian kuesioner sebesar 100%.

4.1.2 Karakteristik Profil Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Inspektorat Kota Ternate maka

dapat diketahui karakteristik responden dibawah ini:

a. Jenis Kelamin Responden

Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4

Deskripsi Jenis Kelamin Responden

NO. NAMA/INISIAL RESPONDEN JUMLAH PERSANTASE

1 PRIA 9 60,0%

2 WANITA 6 40,0%

TOTAL 15 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang menjadi

responden dalam penelitian adalah lebih besar pria daripada wanita yaitu pria

sebanyak 9 responden dengan tingkat persentase sesebesar 60,0%, dan wanita

sebanyak 6 responden dengan tingkat persentase sebesar 40,0% dari jumlah

keseluruhan responden.

b. Usia Responden

Pengelompokan responden berdasarkan usia dibagi menjadi 4 kelompok dan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Deskripsi Usia Responden

NO. USIA JUMLAH PERSANTASE

1 < 25 - -

2 25 – 35 6 40,0%

3 36 – 55 7 46,7%

51

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar memiliki usia 25-35 sebanyak 6 orang dengan

tingkat persentase sebesar 40,0%, usia 36–55 sebanyak 7 orang dengan tingkat

persentase sebesar 46,7%, dan usia > 55 sebanyak 2 orang dengan tingkat

persentase sebesar 13,3% dari jumlah keseluruhan responden.

c. Jenjang Pendidikan Responden

Pengelompokkan responden berdasarkan Tingkat Pendidikan dibagi menjadi 4

kelompok dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Deskripsi Jenjang Pendidikan Responden

NO. PENDIDIKAN JUMLAH PERSANTASE

1 Diploma (D3) - -

2 Sarjana (S1) 10 66,7%

3 Magister (S2) 5 33,3%

4 Doktor (S3) - -

TOTAL 15 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, menunjukkan bahwa responden dalam

penelitian ini telah menempuh pendidikan Sarjana (S1) yaitu sebanyak 10

responden dengan tingkat persentase sebesar 66,7% dan pendidikan Magister

(S2) sebanyak 5 reponden dengan tingkat persentase sebesar 33,3%. Sedangkan

responden dengan tingkat pendidikan Diploma (D3) dan Doktor (S3) tidak

terdapat dalam penelitian ini.

d. Jabatan Responden

Responden berdasarkan tingkat jabatan dibagi menjadi 5 kelompok dan dapat

dilihat dibawah ini:

4 > 55 2 13,3%

TOTAL 15 100%

52

Tabel 4.7

Deskripsi Jabatan Responden

NO. JABATAN JUMLAH PERSANTASE

1 Auditor Utama - -

2 Auditor Madya 4 26,7%

3 Auditor Muda 4 26,7%

4 Auditor Pertama 7 46,7%

5 Auditor Terampil - -

TOTAL 15 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar mempunyai jabatan sebagai auditor pertama

sebanyak 7 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 46,7%, auditor

madya sebanyak 4 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 26,7%

dan auditor muda sebanyak 4 orang reponden dengan tingkat persentase

sebesar 26,7%. Sedangkan responden dengan tingkat tingkat jabatan sebagai

auditor utama dan auditor terampil tidak terdapat dalam penelitian ini.

e. Lama Bekerja Responden

Karakteristik pegawai yang menjadi responden berdasarkan lama bekerja

ditunjukkan di bawah ini:

Tabel 4.8

Deskripsi Lama Bekerja Responden

NO. FREKUENSI JUMLAH PERSANTASE

1 < 1 - -

2 1 - 5 Tahun 4 26,7%

3 6 - 10 Tahun 7 46,7%

4 > 10 Tahun 4 26,7%

TOTAL 15 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2020

53

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini

sebagian besar responden telah bekerja 1-5 tahun sebanyak 4 orang responden

dengan tingkat persentase sebesar 26,7%, kemudian lama bekerja 6–10 tahun

sebanyak 7 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 46,7% dan > 10

tahun sebanyak 4 orang responden dengan tingkat persentase sebesar 26,7%.

Sedangkan responden dengan tingkat lama kerja < 1 tahun tidak terdapat dalam

penelitian ini.

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk menganalisis jawaban responden terhadap variabel akuntabilitas (X1),

independensi (X2), integritas (X3) dan kualitas audit (Y) peneliti menggunakan skala

likert, yaitu:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

Yang terkait dengan pernyataan-pernyataan dengan variabel akuntabilitas (X1),

independensi (X2), integritas (X3) dan kualitas audit yang terdapat dalam kuesioner

yaitu:

Tabel 4.9 Akuntabilitas

No.

Pertanyaan

Penilaian Responden

Jumlah

STS TS N S SS

F % F % F % F % F % Resp %

1 0 0 0 0 0 0 6 40,0 9 60,0 15 100

2 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

3 0 0 0 0 0 0 9 60,0 6 40,0 15 100

4 0 0 0 0 1 6,7 10 66,7 4 26,7 15 100

5 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

6 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

7 0 0 2 13,3 4 26,7 9 60,0 0 0 15 100

54

8 0 0 0 0 0 0 11 73,3 4 26,7 15 100

9 0 0 0 0 1 6,7 7 46,7 7 46,7 15 100

Persentase 15 100

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan

yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan

pertama 60% menjawab sangat setuju bahwa auditor harus memiliki motivasi yang

tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaan auditnya. Pertanyaan kedua 53,3%

menjawab sangat setuju bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, auditor

harus memiliki kemampuan yang memadai. Pertanyaan ketiga 60% menjawab setuju

bahwa auditor selalu mencurahkan semua usaha dan daya pikir yang auditor miliki

dalam menyelesaikan pekerjaan. Pertanyaan keempat 66,7% menjawab setuju bahwa

auditor akan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa menghiraukan apakah

nantinya pekerjaan auditor akan diperiksa oleh atasan atau tidak. Pertanyaan kelima

53,3% menjawab setuju bahwa auditor akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

waktu yang ditentukan. Pertanyaan keenam 53,3% menjawab sangat setuju bahwa

auditor yakin bahwa setiap hasil pekerjaan yang auditor lakukan telah sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Pertanyaan ketujuh 60% menjawab setuju bahwa kebanyakan

karyawan dipengaruhi oleh atasan mereka daripada apa yang mereka pikirkan.

Pertanyaan kedelapan 73,3% menjawab sangat setuju bahwa kebanyakan orang

mampu melakukan pekerjaan yang baik jika mereka berusaha. Pertanyaan

kesembilan 46,7% menjawab sangat setuju dan setuju bahwa setiap hasil pekerjaan

yang auditor yakini kebenarannya, auditor siap bertanggung jawab sepenuhnya akan

hasil pekerjaan tersebut.

Tabel 4.10 Independensi

No.

Pertanyaan

Penilaian Responden

Jumlah

STS TS N S SS

F % F % F % F % F % Resp %

1 0 0 0 0 0 0 10 66,7 5 33,3 15 100

2 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

3 0 0 0 0 1 6,7 9 60,0 5 33,3 15 100

4 0 0 0 0 0 0 9 60,0 6 40,0 15 100

5 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

55

6 0 0 0 0 1 6,7 10 66,7 4 26,7 15 100

7 0 0 2 5,9 1 6,7 7 46,7 7 46,7 15 100

Persentase 15 100

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan

yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan

pertama 66,7% menjawab setuju bahwa auditor bebas dari intervensi menejerial atas

program audit. Pertanyaan kedua 53,3% menjawab setuju bahwa auditor bebas dari

segala intervensi atas program audit. Pertanyaan ketiga 60% menjawab setuju bahwa

auditor bebas dari persyaratan untuk menugaskan audit selain yang memang

disyaratkan untuk sebuah program audit. Pertanyaan keempat 60% menjawab setuju

bahwa auditor Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan

karyawan yang relavan dengan audit yang dilaksanakan. Pertanyaan kelima 53,3%

menjawab setuju bahwa auditor bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat

verifikasi audit. Pertanyaan keenam 66,7% menjawab setuju bahwa auditor yakin

bahwa setiap pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk mempengaruhi fakta-

fakta yang dilaporkan. Pertanyaan ketujuh 46,7% menjawab setuju dan sangat setuju

bahwa pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk mempengaruhi pertimbangan

pemeriksaan terhadap isi laporan pemeriksaan.

Tabel 4.11 Integritas

No.

Pertanyaan

Penilaian Responden

Jumlah

STS TS N S SS

F % F % F % F % F % Resp %

1 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

2 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

3 0 0 0 0 0 0 9 60,0 6 40,0 15 100

4 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

5 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

6 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

7 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

8 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

56

9 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

Persentase 15 100

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan

yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan

pertama 53,3% menjawab setuju bahwa tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan.

Pertanyaan kedua 53,3% menjawab sangat setuju bahwa auditor harus bekerja sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya, tidak menambah maupun mengurangi fakta yang

ada. Pertanyaan ketiga 60% menjawab setuju bahwa auditor tidak menerima

pemberian dalam bentuk apapun yang bukan haknya. Pertanyaan kempat 53,3%

menjawab setuju bahwa auditor tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh

pihak tertentu dan orang lain. Pertanyaan kelima 53,3% menjawab sangat setuju

bahwa auditor mengemukakan hal-hal yang menurut pertimbangan dan

keyakinannya yang perlu dilakukannya. Pertanyaan keenam 53,3% menjawab sangat

setuju bahwa auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya

dengan seksama. Pertanyaan ketujuh 53,3% menjawab sangat setuju bahwa auditor

tidak mempertimbangkan keadaan seseorang/sekelompok orang atau suatu unit

organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau peraturan

sesuai perundang-undangan yang berlaku. Pertanyaan kedelapan 53,3% menjawab

setuju bahwa auditor memiliki rasa tanggungjawab apabila hasil pemeriksaannya

masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Pertanyaan kesembilan 53,3%

menjawab sangat setuju bahwa auditor bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan

norma yang berlaku.

Tabel 4.12 Kualitas Audit

No.

Pertanyaan

Penilaian Responden

Jumlah

STS TS N S SS

F % F % F % F % F % Resp %

1 0 0 0 0 0 0 8 53,3 7 46,7 15 100

2 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

3 0 0 0 0 0 0 7 46,7 8 53,3 15 100

4 0 0 0 0 0 0 6 40,0 9 60,0 15 100

5 0 0 0 0 0 0 6 40,0 9 60,0 15 100

6 0 0 0 0 0 0 4 26,7 11 73,3 15 100

57

Persentase 15 100

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk item pertanyaan-pertanyaan

yang paling banyak menjawab yang masing-masing persentasenya adalah pertanyaan

pertama 53,3% menjawab setuju bahwa sebelum melakukan tugas audit, auditor

harus memahami standar audit yang telah ditetapkan. Pertanyaan kedua 53,3%

menjawab sangat setuju bahwa dalam melakukan pemeriksaan, auditor harus

memenuhi kode etik dan standar audit yang ditetapkan. Pertanyaan ketiga 53,3%

menjawab sangat setuju bahwa dalam proses pengumpulan dan pengujian bukti harus

dilakukan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta

rekomendasi terkait. Pertanyaan keempat 60% menjawab sangat setuju bahwa

laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara objektif.

Pertanyaan kelima 60% menjawab sangat setuju bahwa laporan harus

mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat atau pihak objek pemeriksaan

tentang hasil audit. Pertanyaan keenam 73,3% menjawab sangat setuju bahwa

laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, objektif, meyakinkan, jelas, ringkas

serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat secara maksimal.

4.2 Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif karena

data yang digunakan adalah data primer, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara

survey yaitu mewawancara dan menyebar kuesioner kepada auditor intern

pemerintah di Kantor Inspektorat Kota Ternate untuk mengungkapkan perilaku

variabel penelitian. Yang mengemukakan tentang data diri responden, yang diperoleh

dari jawaban responden melalui kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dari

jawaban responden atas pernyataan yang diajukan, dihitung persentasenya.

4.2.1 Uji Kualitas Data

4.2.1.1 Uji Validitas

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas

No. InstrumenPenelitian

Corrected Item -

Total Correlation

(rhitung )

rTabel Keterangan

1 Pernyataan 1 0,878 0,514 Valid

2 Pernyataan 2 0,783 0,514 Valid

3 Pernyataan 3 0,825 0,514 Valid

58

4 Pernyataan 4 0,733 0,514 Valid

5 Pernyataan 5 0,741 0,514 Valid

6 Pernyataan 6 0,821 0,514 Valid

7 Pernyataan 7 0,748 0,514 Valid

8 Pertanyaan 8 0,652 0,514 Valid

9 Pertanyaan 9 0,601 0,514 Valid

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa

semua item instrumen dalam variabel akuntabilitas yang diuji dalam penelitian ini

dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena

Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Variabel Independensi

No. InstrumenPenelitian

Corrected Item -

Total Correlation

(rhitung )

rTabel Keterangan

1 Pernyataan 1 0,779 0,514 Valid

2 Pernyataan 2 0,869 0,514 Valid

3 Pernyataan 3 0,779 0,514 Valid

4 Pernyataan 4 0,817 0,514 Valid

5 Pernyataan 5 0,824 0,514 Valid

6 Pernyataan 6 0,723 0,514 Valid

7 Pernyataan 7 0,839 0,514 Valid

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa

semua item instrumen dalam variabel independensi yang diuji dalam penelitian ini

dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena

Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Variabel Integritas

59

No. InstrumenPenelitian

Corrected Item -

Total Correlation

(rhitung )

rTabel Keterangan

1 Pernyataan 1 0,709 0,514 Valid

2 Pernyataan 2 0,835 0,514 Valid

3 Pernyataan 3 0,739 0,514 Valid

4 Pernyataan 4 0,888 0,514 Valid

5 Pernyataan 5 0,943 0,514 Valid

6 Pernyataan 6 0,835 0,514 Valid

7 Pernyataan 7 0,835 0,514 Valid

8 Pertanyaan 8 0,888 0,514 Valid

9 Pertanyaan 9 0,800 0,514 Valid

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa

semua item instrumen dalam variabel integritas yang diuji dalam penelitian ini

dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena

Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).

Tabel 4.16

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit

No. InstrumenPenelitian

Corrected Item -

Total Correlation

(rhitung )

rTabel Keterangan

1 Pernyataan 1 0,869 0,514 Valid

2 Pernyataan 2 0,844 0,514 Valid

3 Pernyataan 3 0,899 0,514 Valid

4 Pernyataan 4 0,777 0,514 Valid

5 Pernyataan 5 0,720 0,514 Valid

6 Pernyataan 6 0,864 0,514 Valid

Sumber: Data Primer diolah, 2020

60

Berdasarkan Tabel 4.16 diatas, hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa

semua item instrumen dalam variabel kualitas audit yang diuji dalam penelitian ini

dinyatakan bahwa masing-masing instrumen pernyataan dianggap valid karena

Corrected Item-Total Correlation > r tabel pada signifikan 0,05 (5%).

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

Tabel 4.17

Hasil Uji Reliabilitas Akuntabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,898 9

Sumber: Data primer diolah, 2020

Tabel 4.18

Hasil Uji Reliabilitas Independensi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,907 7

Sumber: Data primer diolah, 2020

Tabel 4.19

Hasil Uji Reliabilitas Integritas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,944 9

Sumber: Data primer diolah, 2020

Tabel 4.20

Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,908 6

Sumber: Data primer diolah, 2020

61

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha dari semua variabel lebih

besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari kuesioner yang

digunakan untuk menjelaskan variabel akuntabilitas, independensi dan integritas

yaitu dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Tabel 4.21

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 15

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,59856365

Most Extreme Differences Absolute ,118

Positive ,102

Negative -,118

Test Statistic ,118

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber: Data primer diolah, 2020

Tabel 4,21 menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh yaitu 0,200. Nilai

signifikasi ini berada di atas 0,05 maka nilai residual tersebut berdistribusi normal,

hal ini berarti data residual terdistribusi normal.

62

Sumber: Data primer diolah, 2020

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Histogram

Sumber: Data primer diolah, 2020

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Residual Kolmogrov-Smirnov

Pada histogram tersebut, data distribusi nilai residu menunjukkan distribusi

normal karena histogram tersebut seperti lonceng. Pada normal probabily plot

terlihat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal. Kedua hal ini menunjukkan bahwa Z-score atau model regresinya

memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.22

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,147 1,973 ,581 ,573

Akuntabilitas ,320 ,128 ,475 2,500 ,030 ,144 6,944

Independensi -,233 ,171 -,285 -1,360 ,201 ,118 8,447

Integritas ,519 ,103 ,799 5,028 ,000 ,206 4,853

63

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.22 diatas bahwa nilai Tolerance Value > 0,10 dan nilai VIF

Akuntabilitas, Independensi dan Integritas lebih dari 10 dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas

diantara variabel bebas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer diolah, 2020

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 hasil diagram Scatterplot diatas, data tersebar secara

acak tanpa membentuk suatu pola tertentu, serta titik-titiknya menyebar diatas dan

dibawah 0 pada sumbu Y, ini membuktikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini terdapat perbedaan

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Tabel 4.23

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,971a ,943 ,927 ,675 1,856

a. Predictors: (Constant), Integritas, Akuntabilitas, Independensi

64

b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data primer diolah, 2020

Hasil:

d = 1,856

n = 15x1 = 15 (jumlah responden x jumlah tahun)

k = 3 (n adalah jumlah variabel independen)

dU = 1,750

dL = 0,814

4-DU = 2,250

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan 1,750 < 1,856 < 2,250,

artinya pada penelitian ini nilai dU < d < 4-dU tidak ada autokorelasi positif/negatif.

4.2.2.5 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.24

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,147 1,973 ,581 ,573

Akuntabilitas ,320 ,128 ,475 2,500 ,030 ,144 6,944

Independensi -,233 ,171 -,285 -1,360 ,201 ,118 8,447

Integritas ,519 ,103 ,799 5,028 ,000 ,206 4,853

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.24 diatas bila dilihat pada kolom Unstandardized

Coefficients kolom B, persamaan dari analisis regresi linear berganda adalah sebagai

berikut:

Y = 1,147 + 0,320 X1 + (-0,233) X2 + 0,519 X3 + e

Dalam persamaan regresi diatas konstanta adalah sebesar 1,147 hal ini berati jika

tidak ada perubahan variabel Akuntabilitas (X1), Independensi (X2) dan Integritas

(X3) yang mempengaruhi, maka Kualitas Audit yang terjadi pada Inspektorat Kota

65

Ternate sebesar 1,147. Sedangkan hasil uji regresi linear berganda untuk variabel

independen dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien Akuntabilitas (X1) sebesar 0,320 berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit (Y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap melakukan

Akuntabilitas maka variabel Kualitas Audit naik sebesar 0,320 dengan asumsi

bahwa variabel independen yang lainnya tetap.

2. Nilai koefisien Independensi (X2) sebesar -0,233 berpengaruh negatif terhadap

Kualitas Audit (Y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap pelaksanaan

Independensi maka variabel Kualitas Audit turun sebesar -0,233 dengan asumsi

bahwa variabel independen yang lainnya tetap.

3. Nilai koefisien Integritas (X3) sebesar 0,519 berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit (Y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Integritas

satu satuan maka variabel Kualitas Audit naik sebesar 0,519 dengan asumsi

bahwa variabel independen yang lainnya tetap.

4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)

Tabel 4.25

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,147 1,973 ,581 ,573

Akuntabilitas ,320 ,128 ,475 2,500 ,030 ,144 6,944

Independensi -,233 ,171 -,285 -1,360 ,201 ,118 8,447

Integritas ,519 ,103 ,799 5,028 ,000 ,206 4,853

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.25 diatas maka hasil uji t:

1. Variabel akuntabilitas memiliki nilai t-hitung sebesar 2,500 dengan taraf

signifikan sebesar 0,030 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau

sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas secara signifikan

mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H1

66

diterima, yang dapat dinyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Audit.

2. Variabel independensi memiliki nilai t-hitung sebesar -1,360 dengan taraf

signifikan sebesar 0,201 yang lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau

sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi secara signifikan

tidak mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa

hipotesis H2 ditolak, yang dapat dinyatakan bahwa independensi tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

3. Variabel Integritas memiliki nilai t-hitung sebesar 5,028 dengan taraf signifikan

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Integritas secara signifikan

mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H3

diterima, yang dapat dinyatakan bahwa Integritas berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Audit.

4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4.26

Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 82,717 3 27,572 60,467 ,000b

Residual 5,016 11 ,456

Total 87,733 14

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

b. Predictors: (Constant), Integritas, Akuntabilitas, Independensi

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan regresi

dengan nilai F-hitung sebesar 60,467 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang

lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

secara keseluruhan yakni variabel akuntabilitas, independensi dan integritas secara

bersamaan (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Sehingga jika

akuntabilitas, independensi dan Integritas secara bersamaan meningkat maka kualitas

audit di Kantor Inspektorat juga akan meningkat.

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.27

Uji R2

67

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,971a ,943 ,927 ,675 1,856

a. Predictors: (Constant), Integritas, Akuntabilitas, Independensi

b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.27 diatas terlihat bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar

0,927 artinya sebesar 92,70% mempengaruhi kualitas audit, sedangkan sisanya 7,3%

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak disebutkan.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Pengaruh

Akuntabilitas, Independensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit pada Kantor

Inspektorat Kota Ternate, maka dapat dilakukan pembahasan atau analisis antara

kesesuaian teori dengan praktek.

4.3.1 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan Uji Parsial yang telah dilakukan antara akuntabilitas (X1) terhadap

kualitas audit (Y), hasil dari uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai

koefisien variabel X1 sebesar 0,320 artinya variabel X1 berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit. Hasil pengujian hipotesis nilai t-hitung untuk variabel akuntabilitas

memiliki nilai t-hitung sebesar 2,500 dengan taraf signifikan sebesar 0,030 yang

lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa akuntabilitas secara signifikan mempengaruhi Kualitas Audit.

Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H1 diterima, yang dapat dinyatakan

bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihartini,

Sulindawati dan Darmawan (2015), Nursyahbani (2016), Adha (2016), Abdullah

(2016), Burhanudin (2017) dan Indrady (2017). Keenamnya menyatakan bahwa

akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

4.3.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan Uji Parsial yang telah dilakukan antara independensi (X2) terhadap

kualitas audit (Y), hasil dari uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai

koefisien variabel X2 sebesar -0,233 artinya variabel X1 berpengaruh negatif

terhadap Kualitas Audit. Hasil pengujian hipotesis nilai t-hitung untuk variabel

independensi memiliki nilai t-hitung sebesar -1,360 dengan taraf signifikan sebesar

0,201 yang lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa independensi secara signifikan tidak mempengaruhi

68

Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H2 ditolak, yang dapat

dinyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh posif dan signifikan terhadap

Kualitas Audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Adha (2016) dan Wahyuni (2018). Keduanya menyatakan bahwa independensi tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

4.3.3 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan Uji Parsial yang telah dilakukan antara integritas (X3) terhadap

kualitas audit (Y), hasil dari uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai

koefisien variabel X3 sebesar 0,519 artinya variabel X3 berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit. Hasil pengujian hipotesis nilai t-hitung untuk variabel integritas

sebesar 5,028 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat

kesalahan sebesar 5% atau sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Integritas

secara signifikan mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa

hipotesis H3 diterima, yang dapat dinyatakan bahwa Integritas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Prihartini, Sulindawati dan Darmawan (2015), Indrady (2017),

Yoanita dan Farida (2019). ketiganya menyatakan bahwa integritas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

4.3.4 Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, dan Integritas Terhadap

Kualitas Audit

Hasil pengujian nilai F-hitung sebesar 60,467 dengan taraf signifikan sebesar

0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara keseluruhan yakni variabel akuntabilitas, independensi

dan integritas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit. Sehingga jika akuntabilitas, independensi dan integritas secara

bersama-sama meningkat maka kualitas audit juga akan meningkat. Hasil uji

Koefisien Determinasi (R Square) diperoleh sebesar 0,927 atau 92,70%, hal ini

menunjukkan bahwa Kualitas Audit yang ada pada Kantor Inspektorat Kota Ternate

dipengaruhi oleh variabel akuntabilitas, independensi dan integritas sebesar 92,70%

sedangkan sisanya 7,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam

penelitian ini.

69

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan dari responden (auditor)

pada Kantor Inspektorat di Kota Ternate dan pengujian hipotesis mengenai

bagaimana akuntabilitas, independensi dan integritas dapat berpengaruh terhadap

kualitas audit. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel

akuntabilitas sebesar 0,320 artinya variabel akuntabilitas berpengaruh positif

terhadap kualitas audit, dan memiliki nilai t-hitung sebesar 2,500 dengan taraf

signifikan sebesar 0,030 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau

sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas secara signifikan

mempengaruhi kualitas audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H1

diterima, yang dapat dinyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit.

2. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel

independensi sebesar -0,233 artinya variabel independensi berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit, dan memiliki nilai t-hitung sebesar -1,360 dengan taraf

signifikan sebesar 0,201 yang lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau

sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi secara signifikan

tidak mempengaruhi kualitas audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis

H2 ditolak, yang dapat dinyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh posif

dan signifikan terhadap kualitas audit.

3. Berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel

integritas sebesar 0,519 artinya variabel integritas berpengaruh positif terhadap

kualitas audit, dan memiliki nilai t-hitung sebesar 5,028 dengan taraf signifikan

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 5% atau sebesar

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa integritas secara signifikan

mempengaruhi kualitas audit. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis H3

diterima, yang dapat dinyatakan bahwa Integritas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit.

5.2. Saran

Penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang

berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal dan saran

yang dapat disampaikan sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu:

1. Bagi penelitian mendatang hendaknya bisa mencakup secara lengkap Kantor

Inspektorat atau lokasi penelitian lainnya, sehingga tingkat generalisasinya lebih

baik lagi.

70

2. Bagi penelitian mendatang hendaknya dapat menambahkan variabel lain yang

dapat diprediksi mempengaruhi kualitas hasil audit atau menambahkan variabel

intervening maupun moderating.

3. Bagi aparat yang bekerja di Inspektorat Kota Ternate maupun di kantor akuntan

lainnya diharapkan untuk terus meningkatkan akuntabilitas, independensi dan

integritas auditor agar audit yang dihasilkan semakin berkualitas.

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. (2016). Pengaruh Akuntabilitas, Objektivitas Terhadap Kualitas Audit

Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi Study Kasus Pada Kantor

Akuntan Publik di Kota Medan. Human Falah Vol: 3.

Adha, B. R. (2016). Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme Auditor, Etika

Profesi Auditor, Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor

Akuntan Publik di Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga

Surabaya.

Arens, A. Alvin et al. (2013). Audit dan Jasa Assurance: Pendekatan Terpadu

(Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A. Alvin et al. (2015). Auditing dan Jasa Assurane Pendekatan Terintegrasi.

Jilid 1. Edisi Lima Belas. Jakarta: Erlangga.

Arvirianty, A. (2018). Kasus Kredit Macet Tirta Amarta, Negara Rugi Rp 1,83 T.

CNBC Indonesia, [online]. Tersedia di:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20180521122305-4-15826/kasus-kredit-

macet-tirta-amarta-negara-rugi-rp-183-t.

Bonex, K. Pengertian Auditing Menurut PSAK. SCRIBD, [online]. Tersedia di:

https://www.scribd.com/doc/67988790/Pengertian-Auditing-Menurut-PSAK.

Burhanudin, M. A . (2017). Pengaruh Akuntabilitas dan Independensi Auditor

terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Jurnal

Profita, edisi ke-6.

DeAngelo. (1981). Auditor size and Auditor Quality. Journal of Accounting and

Economic 3.183-199. North Publish Company.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

23. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.

Handryani, D. 2018. Pengaruh Integritas, Profesionalisme dan Independensi

terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Bogor: Universitas Pakuan Bogor.

Ikatan Akuntan Indonesia . (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. SA Seksi

220. Jakarta: IAI.

Indrady, I. R. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, Integritas,

Akuntabilitas dan Pengalaman terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kurniawan, A. (2020). 7 Pengertian Audit Menurut Para Ahli Beserta Jenisnya.

GuruPendidikan, [online]. Tersedia di: https://www.gurupendidikan.co.id/7-

pengertian-audit-menurut-para-ahli-beserta-jenisnya.

Mulyadi. (2014). Dalam Auditing I Edisi Enam (hal.71). Jakarta: Salemba Empat.

72

Nursyahbani, F. (2016). Pengaruh Akuntabilitas Auditor, Pengalaman Kerja dan

Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai

Variabel Moderasi. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000

tentang Diklat Jabatan PNS.

Pemerintah Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Peran dan Fungsi

Inspektorat kabupaten/kota.

Peraturan Walikota Ternate No 35 Tahun 2017 Tentang Tugas dan Fungsi

Inspektorat Kota Ternate.

Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah.

Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSA No.4 (SA seksi 220). (2011) Standar

Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Dewan Standar

Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta.

Prihartini, Ayu K., et al. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi,Objektivitas,

Integritas dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah

(Studi Empiris pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali). E-journal S1 AK

Universitas Pendidikan Ganesha (Vol 3 No. 1 Tahun 2015).

Pusdiklatwas BPKP. (2008). Kode Etik dan Standar Audit.

Rafie, I. T. (2012). Ini Penjelasan Kisruh Proyek Hambalang. Kontan.co.id, [online].

Tersedia di: https://nasional.kontan.co.id/news/ini-penjelasan-kisruh-proyek-

hambalang.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.

Sukrisno, A. (2013). Auditing. Edisi 4;buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Yoanita, S. Dan Farida. (2019). Pengaruh Akuntabilitas, Independensi Auditor,

Kompetensi, Due Professional Care, Objektivitas, Etika Profesi dan Integritas

Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor BPKP Daerah Istimewa

Yogyakarta. Journal: The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper (SNCP)

2019-ISBN : 978-602-6988-71-3.

73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faisal Lantu

Alamat : Jl. Jagung Ujung Ciheuleut RT. 05/09, Bogor Timur.

Tempat dan tanggal lahir : Ternate, 18 September 1996

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan

SD : SD N 1 Kalumata Kota Ternate

SMP : SMP N 1 Kota Ternate

SMA : SMA N 1 Kota Ternate

Perguruan Tinggi : Universitas Pakuan Bogor

Bogor, 25 Juli 2020

Peneliti

Faisal Lantu

74

LAMPIRAN

75

Lampiran 1: Surat Riset

76

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

Bogor, 12 Desember 2019

Kepada

Yth, Bpk/Ibu/Sdr/i Responden

Di tempat

Dengan hormat

Saya mahasiswa Program sarjana (S1) Universitas Pakuan Bogor, yang sedang

melakukan penelitian untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH

AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA KANTOR INSPEKTORAT KOTA TERNATE”.

Adapun Identitas saya:

Nama : Faisal Lantu

NPM : 022115336

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuesioner yang

dilampirkan bersama surat ini. Bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i sangat berarti demi

terselesaikannya penelitian ini, dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu

waktu bekerja dari Bapak/Ibu/Sdr/i.

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, independensi

dan integritas terhadap kualitas audit. Data yang diperoleh hanya akan digunakan

sebagai penilaian kinerja ditempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga saya akan

menjaga kerahasiaan data-data tersebut sesuai dengan etika penelitian.

Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i yang sudah

meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner

ini.

Hormat saya

Peneliti

(Faisal Lantu)

77

KUESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberi

tanda (√) pada jawaban yang telah disediakan.

1. Nama/Inisial Responden :

2. Usia Responden : Tahun

3. Jenis Kelamin : Pria

Wanita

4. Jenjang Pendidikan : SMA

Diploma

Sarjana (S1)

Master (S2)

S3

5. Jabatan : Auditor Utama Auditor Pertama

Auditor Madya Auditor Terampil

Auditor Muda

6. Lama Bekerja : Tahun

Untuk kuesioner Bapak/Ibu/Sdr/i dapat memberikan tanda (X) kepada jawaban

yang Bapak/Ibu/Sdr/i pilih. Adapun skor disetiap jawaban yang dipilih dapat dilihat

sebagai berikut:

ALTERNATIF JAWABAN SKOR

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

78

No Pernyataan

Jawaban

STS TS N S SS

I. AKUNTABILITAS

I. Motivasi

1 Saya memiliki motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan setiap

pekerjaan audit saya.

2 Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, saya harus memiliki

kemampuan yang memadai.

3 Saya selalu mencurahkan semua usaha dan daya pikir yang saya

miliki dalam menyelesaikan pekerjaan saya.

II. Pengabdian Pada Profesi

1

Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik tanpa

menghiraukan apakah nantinya pekerjaan saya akan diperiksa oleh

atasan atau tidak.

2 Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

3 Saya yakin bahwa setiap hasil pekerjaan yang saya lakukan telah

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

III. Kewajiban Sosial

1 Kebanyakan karyawan dipengaruhi oleh atasan mereka daripada

apa yang mereka pikirkan.

2 Kebanyakan orang mampu melakukan pekerjaan yang baik jika

mereka berusaha.

3 Setiap hasil pekerjaan yang saya yakini kebenarannya, saya siap

bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil pekerjaan tersebut.

II. INDEPENDENSI

I. Dalam Program Audit

1 Auditor bebas dari intervensi menejerial atas program audit.

2 Bebas dari segala intervensi atas program audit.

3 Bebas dari persyaratan untuk menugaskan audit selain yang

memang disyaratkan untuk sebuah program audit.

79

II. Dalam Verifikasi

1 Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan

karyawan yang relavan dengan audit yang dilaksanakan.

2 Auditor bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat

verifikasi audit.

III. Pelaporan

1 Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk mempengaruhi

fakta-fakta yang dilaporkan.

2 Pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk mempengaruhi

pertimbangan pemeriksaan terhadap isi laporan pemeriksaan.

III. INTEGRITAS

I. Kejujuran Auditor

1 Tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan.

2 Auditor harus bekerja sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, tidak

menambah maupun mengurangi fakta yang ada.

3 Auditor tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun yang

bukan haknya.

II. Keberanian Auditor

1 Auditor tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh pihak

tertentu dan orang lain.

2 Auditor mengemukakan hal-hal yang menurut pertimbangan dan

keyakinannya yang perlu dilakukannya.

III. Sikap Bijaksana Auditor

1 Auditor selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya

dengan seksama.

2

Auditor tidak mempertimbangkan keadaan seseorang/sekelompok

orang atau suatu unit organisasi untuk membenarkan perbuatan

melanggar ketentuan atau peraturan sesuai perundang-undangan

yang berlaku.

IV. Tanggungjawab Auditor

1 Auditor memiliki rasa tanggungjawab apabila hasil pemeriksaannya

masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan.

80

2 Auditor bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang

berlaku.

IV. KUALITAS AUDIT

I. Kesesuaian Pemeriksaan Dengan Standar Audit

1 Sebelum melakukan tugas audit, auditor harus memahami standar

audit yang telah ditetapkan.

2 Dalam melakukan pemeriksaan, auditor harus memenuhi kode etik

dan standar audit yang ditetapkan.

3 Dalam proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan

dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta

rekomendasi terkait.

II. Kualitas Laporan Hasil Audit

1 Laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara

objektif.

2 Laporan harus mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat

atau pihak objek pemeriksaan tentang hasil audit.

3 Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, objektif,

meyakinkan, jelas, ringkas serta tepat waktu agar informasi yang

diberikan bermanfaat secara maksimal.

81

Lampiran 3: Sumber Referensi Operasionalisasi

Variabel Indikator Ukuran Nomor

Kuesioner

Referensi

Sumber

Variabel Independen

Akuntabilitas

Motivasi

Memiliki semangat yang tinggi. 1 3,4

Kemampuan dan ketrampilan yang memadai. 2 3,4

Percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan. 3 3,4

Pengabdian

pada profesi

Menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 4 1,2,3,4

Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu

yang ditentukan. 5 1,2,3,4

Pekerjaan harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku. 6 1,2,3,4

Kewajiban

sosial

Jangan muda dipengaruhi. 7 1,2,3,4

Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. 8 1,2,3,4

Siap bertanggung jawab sepenuhnya akan hasil

pekerjaan tersebut. 9 1,2,3,4

Independensi

Program

Audit

Auditor bebas dari intervensi menejerial atas

program audit. 10 2,3,4

Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun

prosedur yang dipilih. 11 2,3,4

Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk

menentukan subjek pemeriksaan. 12 2,3,4

Verifikasi

Bebas mengakses semua catatan, memeriksa aktiva,

dan karyawan yang relavan dengan audit yang

dilaksanakan

13 2,3,4

Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat

verifikasi audit. 14 2,3,4

Pelaporan

Bebas dari kepentingan pihak lain untuk

memodifikasi pengaruhi fakta-fakta yang

dilaporkan.

15 2,3,4

Bebas dari usaha tertentu untuk mempengaruhi

pertimbangan pemeriksaan terhadap isi laporan

pemeriksaan.

16 2,3,4

Integritas Kejujuran

auditor

Tingkat ketaatan auditor terhadap peraturan 17 2,3,4

Bekerja sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,

tidak menambah maupun mengurangi fakta yang

ada.

18 2,3,4

Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun

yang bukan haknya. 19 2,3,4

82

Keberanian

auditor

Tidak dapat diintimidasi, tunduk dan ditekan oleh

pihak lain. 20 3,4

Mengemukakan hal-hal yang menurut

pertimbangan dan keyakinannya yang perlu

dilakukan.

21 2,3,4

Sikap

bijaksana auditor

Selalu menimbang permasalahan dengan seksama. 22 1,3,4

Tidak mempertimbangkan keadaan untuk

membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau

peraturan.

23 1,3,4

Tanggungja

wab auditor

Memiliki rasa tanggungjawab. 24 1,2,3,4

Bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma

yang berlaku. 25 1,2,3,4

Variabel Dependen

Kualitas Audit

Kesesuaian

pemeriksaan

dengan

standar audit

Memahami standar audit yang telah ditetapkan. 26 2,3,4

Harus memenuhi kode etik yang ditetapkan. 27 2,3,4

Pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan

dengan maksimal. 28 2,3,4

Kualitas

laporan hasil

audit

Temuan dan simpulan hasil audit secara objektif. 29 2,3,4

Laporan harus megemukakan penjelasan tentang

hasil audit. 30 2,3,4

Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap,

objektif, meyakinkan, jelas, ringkas serta tepat

waktu.

31 2,3,4

Sumber Referensi:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.

2. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)

3. AAIPI 2013, Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI).

4. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) - IAPI

83

Lampiran 4: Perhitungan Kuesioner

1. AKUNTABILITAS

Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Total

X1

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 34

3 5 4 4 4 5 5 4 5 3 39

4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 34

5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44

6 5 5 5 5 5 4 3 4 4 40

7 4 4 4 4 4 4 2 4 4 34

8 5 4 4 4 5 5 4 4 4 39

9 5 5 5 4 4 5 4 4 5 41

10 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44

11 4 5 4 4 4 4 3 4 5 37

12 5 5 4 4 4 5 4 4 5 40

13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35

14 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44

15 5 5 5 4 5 5 4 4 5 42

Statistics

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Total

X1

N Valid 15 15 15 15 15 15 15 15 15 34

Missin

g 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0

Mean 4,60 4,53 4,40 4,20 4,47 4,53 3,47 4,27 4,40

Std. Error

of Mean

0,13

1

0,13

3

0,13

1

0,14

5

0,13

3

0,13

3

0,19

2

0,11

8

0,16

3

Median 5,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 4,00 4,00 4,00

Mode 5 5 4 4 4 5 4 4 4a

Std. Deviation

0,50

7

0,51

6

0,50

7

0,56

1

0,51

6

0,51

6

0,74

3

0,45

8

0,63

2

Variance 0,25

7

0,26

7

0,25

7

0,31

4

0,26

7

0,26

7

0,55

2

0,21

0

0,40

0

Range 1 1 1 2 1 1 2 1 2

Minimu

m

4 4 4 3 4 4 2 4 3

Maximu

m

5 5 5 5 5 5 4 5 5

Sum 69 68 66 63 67 68 52 64 66

2. INDEPENDENSI

84

Responden X2.1 X2.2 X3.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 Total

X2

1 4 4 4 4 4 3 4 27

2 4 4 3 4 4 4 3 26

3 4 5 4 4 5 4 5 31

4 4 4 4 4 4 4 4 28

5 5 5 4 5 5 4 5 33

6 5 5 4 5 5 4 5 33

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 4 4 4 4 4 4 4 28

9 4 5 5 5 5 5 4 33

10 5 5 5 5 5 5 5 35

11 4 4 4 4 4 4 4 28

12 4 4 5 5 5 4 5 32

13 4 4 4 4 4 4 4 28

14 5 5 5 5 5 5 5 35

15 5 5 5 4 4 5 5 33

Statistics

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 Total X2

N Valid 15 15 15 15 15 15 15 34

Missing 19 19 19 19 19 19 19 0

Mean 4,33 4,47 4,27 4,40 4,47 4,20 4,40

Std. Error

of Mean

0,126 0,133 0,153 0,131 0,133 0,145 0,163

Median 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

Mode 4 4 4 4 4 4 4a

Std. Deviation

0,488 0,516 0,594 0,507 0,516 0,561 0,632

Variance 0,238 0,267 0,352 0,257 0,267 0,314 0,400

Range 1 1 2 1 1 2 2

Minimum 4 4 3 4 4 3 3

Maximum 5 5 5 5 5 5 5

Sum 65 67 64 66 67 63 66

3. INTEGRITAS

Responden X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 Total

X3

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37

3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 38

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

85

5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 43

6 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

8 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38

9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

11 4 4 5 5 5 4 4 5 5 41

12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

15 5 5 5 4 5 5 5 4 4 42

Statistics

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9

Total

X3

N Valid 15 15 15 15 15 15 15 15 15 34

Missing 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0

Mean 4,47 4,53 4,40 4,47 4,53 4,53 4,53 4,47 4,53

Std. Error of Mean

0,133 0,133 0,131 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133 0,133

Median 4,00 5,00 4,00 4,00 5,00 5,00 5,00 4,00 5,00

Mode 4 5 4 4 5 5 5 4 5

Std.

Deviation

0,516 0,516 0,507 0,516 0,516 0,516 0,516 0,516 0,516

Variance 0,267 0,267 0,257 0,267 0,267 0,267 0,267 0,267 0,267

Range 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Minimum 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Sum 67 68 66 67 68 68 68 67 68

4. KUALITAS AUDIT

Responden Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Total

Y

1 4 4 4 4 4 4 24

2 4 4 4 4 5 5 26

3 4 5 4 5 4 5 27

4 4 4 4 4 4 4 24

5 5 5 5 5 5 5 30

6 5 5 5 5 5 5 30

7 4 4 4 4 4 4 24

8 4 4 4 5 5 5 27

9 5 5 5 5 5 5 30

86

10 5 5 5 5 5 5 30

11 4 4 5 5 5 5 28

12 5 5 5 5 4 5 29

13 4 4 4 4 4 4 24

14 5 5 5 5 5 5 30

15 5 5 5 4 5 5 29

Statistics

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6

Total

Y

N Valid 15 15 15 15 15 15 34

Missing 19 19 19 19 19 19 0

Mean 4,47 4,53 4,53 4,60 4,60 4,73

Std. Error

of Mean

0,133 0,133 0,133 0,131 0,131 0,118

Median 4,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

Mode 4 5 5 5 5 5

Std.

Deviation

0,516 0,516 0,516 0,507 0,507 0,458

Variance 0,267 0,267 0,267 0,257 0,257 0,210

Range 1 1 1 1 1 1

Minimum 4 4 4 4 4 4

Maximum 5 5 5 5 5 5

Sum 67 68 68 69 69 71

87

Lampiran 5: Struktur Inspektorat Kota Ternate

SEKRETARIS

INSPEKTUR

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH II

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH I

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH III

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH IV