10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium
yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan,
(Sadiman, 2012). Sedangkan menurut Uno dan Lamatenggo (2011) mengartikan
media sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi
dari suatu sumber kepada penerima, sehingga media pembelajaran dapat diartikan
segala alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari
sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah untuk dapat menyampaikan pesan
kepada peserta didik, serta merangsang peserta didik untuk belajar sehingga terjadi
lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menjadikan proses pembelajaran
menjadi efektif dan efisien. Berfungsi juga untuk menyampaikan pembelajaran
secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari
kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan atau motivasi.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau penyaluran pesan dari
pengirim kepada penerima yang sudah dipersiapkan dalam proses pembelajaran.
2. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup banyak
ragamnya, mulai dari media yang sederhana, sampai pada media yang cukup rumit
dan canggih. Media pembelajaran dilakukan pengklasifikasian dan penggolongan
untuk mempermudah dalam mempelajari jenis media, karakter dan kemampuannya.
Berikut penggolongan media dapat berdasarkan pengalaman belajar yang akan
diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung, pengalaman
belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat
abstrak, (Uno dan Lamatenggo, 2011).
Penggolongan lain dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan media adalah
berdasarkan teknologi yang digunakan mulai dari media yang teknologinya rendah
(low technology) sampai media yang menggunakan teknologi tinggi (high
technology). Penggolongan media dapat berubah dari waktu ke waktu misalkan era
1950 televisi sebagai media teknologi tinggi kemudian dengan berkembangnya
11
teknologi beralih pada era 1970/1980 media digantikan kehadiran komputer
merupakan media yang menggunakan teknologi tertinggi. Tahun 1990 bergeser
kedudukannya dengan kehadiran media computer conferencing melalui internet,
(Uno dan Lamatenggo, 2011). Dapat dilihat klasifikasi media dapat dilihat pada
kerucut pengalaman Edgar Dale menurut, Arsyad, A. ( 2015) sebagai beriku
Berdasarkan pemaparan mengenai jenis dan klasifikasi media pembelajaran
adalah seyogyanya penggolan jenis dan klasifikasi media pembelajaran untuk
memudahkan dalam mempelajarinya sehingga dalam pemilihan penggunaan media
pembelajaran menjadi tepat
B. Pembelajaran E-learning.
1. E-learning sebagai M-Learning
Teknologi pada Abad ke-21 mengalami kemajuan yang sangat pesat, bidang
elektronik semakin canggih. Information Technology (IT) dapat memberikan
kontribusi yang luar biasa dalam hal penyebaran materi informasi ke seluruh
belahan dunia. Di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung
selesai, kehadiran teknologi informasi menjadi satu titik cerah yang diharapkan
mampu memberikan sumbangan positif dalam meningkatkan mutu pendidikan.
diperlukan teknologi yang bersifat mobile maka pembelajaran menuju pada
pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu dapat diwujudkan dalam pembelajaran
mobile learning dengan memanfaatkan handphone, (Darmawan, D, 2011).
Mobile-learning menurut Darmawan (2012) merupakan saru alternatif
layanan pembelajaran harus dilaksanakan dimanapun dan kapanpun, maka
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
12
pemikiran dalam pengembangan mobile learning sangat didasari oleh dapat
digunakan kapanpun dimanapun, cakupan luas dapat menggunakan jaringan GSM,
GPRS, CDMA, dan jaringan tersedia dimana-mana, integrasi dengan sistem yang
ada khusus mampu berintegrasi dengan e-learning.
2. Pengertian E-learning
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi berdampak perubahan
terhadap proses pembelajaran. Media internet memudahkan untuk mengakses ke
berbagai sumber informasi, termasuk halaman web. Melalui halaman web ini dapat
mentransformasikan informasi, sehingga membentuk suatu jaringan komunitas
belajar yang dikenal dengan virtual learning. Proses pertukaran informasi di dunia
maya dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Kekurangan pertemuan tatap
muka di kelas biasa dapatdibangun dalam aplikasi e-learning. Sistem e-learning
bertujuan untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran, (Darmawan, D. 2017).
E-learning dapat diartikan sebagai materi pembelajaran atau pengalaman
pembelajaran yang disampaikan melalui teknologi elektronika, dalam
pelaksanaanya peserta didik belajar dari internet dan sumber lain, seperti video dan
audio, (Sanjaya, W. 2012). Darmawan (2011) memaparkan e-learning pada
hakikatnya adalah sebagai bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan
melalui digital dan disajikan melalui teknologi informasi melalui internet dapat
disebutkan sebagai proses dan kegiatan penerapan. Materi-materi dalam kegiatan
pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media internet,
intranet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit, televisi interaktif serta
CD-ROM. E-learning pada dasarnya memberikan dampak memperluas cakrawala
dan memberi jangkauan proses mengajar seperti biasanya, (Darmawan, D. 2012).
E-learning kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web based
learning), pembelajaran berbasis komputer (computer based learning), kelas virtual
(virtual classrooms) dan atau kelas digital (digital classroom). E-learning berbasis
web (web based learning) merupakan sistem jarak jauh berbasis teknologi
informasi sebab komunikasi dengan antarmuka. Web based learning dapat
berdasarkan interaktif terbagi menjadi, yaitu: pertama teks dan gambar web based
learning dimana pengajar hanya menyimpan materi pembelajarannya di dalam web,
dan pembelajar dapat mengaksesnya dengan mudah. Kedua interaktif web based
learning dilengkapi dengan saran-saran pembelajaran. Ketiga interaktif model
13
multimedia web based learning, model web learning ini bisa membuat interaksi
antara pengajar dan pembelajar secara real-time melalui audio dan video streaming,
interaktif web discussion, bahkan audio/video, desktop conference, model web
learning ini dapat mencakup semua kondisi pembelajaran pada kelas tatap muka,
(Laipaka, R., & Kasma, U. 2017).
Woftware yang dapat digunakan untuk membangun halaman e-learning
diantaranya adalah Web Course Tools (CT), tenaga pengajar dan peserta didik dapat
mengakses server web CT melalui internet memerlukan username dan password
untuk dapat masuk ke dalam kuliah online yang mereka ajarkan atau yang terdaftar
di dalamnya (tutor teaching assistance. Pada umumnya pengajar yang mulai
menggunakan web CT, membangun pembelajaran online mereka berdasarkan pada
struktur dan sistematika pembelajaran mereka di kelas biasa. Web CT menawarkan
beberapa fasilitas mengajar online yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
(Darmawan, D. 2016)
a. Organization: fasilitas yang mengandung struktur yang mampu menampilkan
informasi berkenaan dengan pembelajaran seperti nilai, progres dan jadwal.
b. Communication. Kumpulan fasilitas yang memungkinkan berbagai macam cara
berkomunikasi yang berbeda yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik
baik secara individu atau berkelompok dan juga antara peserta didik yang satu
dengan yang lainnya
c. Content. Berbagai macam materi pembelajaran dapat ditampilkan secara online,
termasuk bahan kuliah (file presentasi powerpoint atau over head sheet internet
resources link) dan multimedia (animasi, audio, video)
d. Presentasi Web CT menawarkan beberapa fasilitas yang berbeda bagi peserta
didik atau mempresentasikan hasil karya mereka sendiri baik secara kelompok
dan individu
e. Assignment, selain bisa memberikan tugas dan kuis secara online, peserta didik
juga bisa melakukan track and trace terhadap peserta didik lainnya untuk
mengecek aktivitas mereka dan keterlibatan mereka dalam online sistem
3. Karakteristik E-learning
E-learning bervariasi tujuan penggunaannya. Menurut Rusman (2012) e-
learning memiliki karakteristik sebagai berikut.
14
a. Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak,
baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak
langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list, atau buku tamu.
b. Independency (Kemandirian): fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu,
tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi
lebih berpusat kepada siswa (student-centered learning).
c. Accessibility (Aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di
akses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas
daripada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
d. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan
materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat
teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.
Kerucut Pengalaman Edgar Dale Jika dilihat dari kerucut pengalaman itu,
pembelajaran berbasis e-learning dapat meliputi berupa tulisan yang harus dibaca
(berada pada puncak kerucut pengalaman). Pembelajaran berbasis e-learning juga
disertai materi berupa simulasi untuk meningkatkan kemampuan motorik
pembelajar (berada pada wilayah dasar kerucut pengalaman). Selain itu, dengan
adanya metode e-learningdapat diperkaya dengan menyentuh bagian paling dasar
dari kerucut pengalaman Dale yakni pengalaman langsung, melibatkan melibatkan
indera penglihatan, pendengaran, dan peraba, hal ini dikenal dengan learning by
doing. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling
bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam media
pembelajaran e-learning, (Arsyad, A. 2015).
Perkembangan teknologi komputer dengan jaringan internetnya berdampak
pada terjadinya perubahan peranan guru dan perubahan pengelolaan pembelajaran
yang kemudian bermuara pada perubahan paradigma tentang mengajar.
Pembelajaran e-learning didalamnya guru tidak lagi memberikan informasi secara
langsung kepada siswanya melalui bahasa verbal dalam waktu yang diatur secara
ketat, melainkan guru menempatkan diri mengarahkan dan memberi petunjuk
bagaimana seharusnya bagaiman pembelajaran yang meemberikan suasana
menyenangkan dan siswa belajar menambah pengetahuan sesuai dengan gaya
belajar siswa, karena setiap siswa mempunyai gaya sendiri dalam belajar
(Darmawan, D. 2011).
15
4. Jenis-jenis Model E-learning
Berdasarkan jenis e-learning dibedakan secara langsung (synchronous)
yang mengharuskan pendidik dan peserta didik pada saat yang bersamaan di depan
komputer meskipun di tempat yang berbeda, seperti chatting atau messenger dan
secara tidak langsung (asynchronous) lebih merujuk pada sistem e-learning yang
materi pembelajaran sudah tersedia dapat diakses dari manapun dan kapanpun,
seperti forum, mailing list, atau buku tamu. Sedangkan gabungan dari jenis secara
langsung (synchronous) dan tidak langsung (asynchronous) dan kelas tradisional
disebut dengan “Blended learning” keuntungan yang diperoleh melalui penerapan
blended learning antara lain adalah meningkatkan pedagogik, meningkatkan akses
dan fleksibilitas dan meningkatkan efektivitas biaya. (Laipaka, R., & Kasma, U,
2017)
5. Teknologi E-learning
Pengembangan sistem e-learning dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu
teknologi komputer, teknologi komunikasi, dan teknologi untuk pengembangan
aplikasi Learning Management System (LMS) dan materi (content) pembelajaran
(LMS) dan Learning Content Management System (LCMS), (Laipaka, R, &
Kasma, U, 2017).
Betri, T. J., dkk (2017) memaparkan bahwa salah satu dari teknologi e-
learning adalah Learning Management System (LMS) dapat berisi materi-materi
yang dikemas dalam bentuk multimedia (teks, animasi, video, sound), yang
diberikan sebagai supplement dan enrichment bagi pengembangan kompetensi
pembelajar. LMS menawarkan sistem pembelajaran inovasi yang mencakup dalam
bidang informasi, khususnya yang berbasis virtual melalui web online e-learning,
multimedia dan video conference. LMS merupakan pembelajaran berbasis web
dikembangkan secara dinamis (dynamic E-Learning). Fungsi secara umum yang
harus dimiliki LMS antara lain: (1) uploading and sharing material; (2) Forum and
Chat; (3) Quizzes and Surveys; (4) Gathering and Reviewing Assignment; (5)
Recording Grades.
6. Keunggulan E-learning
Keunggulan dari pembelajaran e-learning menurut Darmawan, D (2011)
adalah beragamnya media, informasi terkini atau Up to Date, navigasi, penukaran
ide menjadikan peserta didik dapat bersosialisasi dengan teman atau bahkan dengan
16
teman di negara lain, komunikasi yang dekat dan tidak mengenal tempat dan waktu
dapat diakses dimana saja dan kapan saja, tidak memerlukan biaya yang mahal.
Model pembelajaran e-learning dengan segala keunggulan akan sangat membantu
dunia pendidikan Indonesia. E-learning dapat menjadi alternatif peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia dalam upaya pemerataan di seluruh wilayah Indonesia.
Selain keunggulan terdapat kebermanfaatan e-learning dari persepktif
pendidikan dan peserta didik, kebermanfaatan bagi pendidik diantaranya
meningkatkan pengemasan materi pembelajaran dari yang saat ini dibangun,
menerapkan strategi konsep pembelajaran baru dan inovatif, efisiensi, pemanfaatan
aktivitas akses pembelajaran, menggunakan sumberdaya yang terdapat internet,
dapat menerapkan materi pembelajaran dengan multimedia dan interaksi
pembelajaran lebih luas dan multi sumber belajar.
Kebermanfaatan bagi peserta didik yaitu meningkatkan komunikasi dengan
pendidik dan peserta didik lainnya, lebih banyak materi pembelajaran yang tersedia
yang dapat diakses tanpa memperhatikan ruang dan waktu dan berbagai informasi
dan materi terorganisasi dalam satu wadah materi pembelajaran online,
(Darmawan, D., 2016).
7. Kekurangan E-learning
Keterbatasan atau kekurangan e-learning adalah diantaranya harus memiliki
komputer atau media yang dapat terhubung dengan internet, terdapat beberapa
informasi yang tidak sesuai, hak cipta membudayakan peserta didik untuk
memindahkan tugas atau makalah karena mudah mengaksesnya (plagiat),
pertumbuhan situs web yang sangat cepat hal ini menyebabkan pencarian informasi
menjadi sulit sehingga pencarian yang akan dicari tidak sesuai, kecepatan akses
(loading) dan kurangnya kontrol kualitas, sehingga pada pembelajaran e-learning
guru dituntut perlu mengarahkan serta memberi pengawasan terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan guna meminimalisir terjadinya kesalahan yang berujung pada
dampak yang negatif dengan penggunaan media pembelajaran e-learning,
(Darmawan, D. 2011).
C. Edmodo
Alwan, M. (2017) menjelaskan edmodo merupakan perangkat sederhana dari
Mobile-learning (M-Learning) digunakan untuk mempelajari materi atau konten yang
17
biasanya dioperasikan menggunakan smartphone, alat tersebut disediakan untuk siswa
dan guru untuk melakukan interaksi secara online dimanapun dan kapanpun. Pendapat
tersebut masih spesifik yaitu hanya menekankan pada perangkat M-learning yang
artinya edmodo hanya dapat diakses menggunakan mobile, padahal edmodo sejatinya
dapat diakses menggunakan apa saja dengan syarat dapat diakses internet, maka
edmodo dapat dijadikan sebagai media pembelajaran..
Edmodo merupakan aplikasi yang dapat diakses secara gratis di situs
www.Edmodo.com dapat di unduh melalui smartphone, android atau komputer.
edmodo merupakan media yang cocok untuk seluruh bidang studi. Media
pembelajaran dengan edmodo dirasa komprehensif sebagai sebuah media
pembelajaran dengan menyerupai facebook yang merupakan media sosial yang sangat
populer, sehingga pengguna tidak merasa asing lagi hanya perlu mendapat sedikit
arahkan, (Suriadhi, 2014).
Edmodo memiliki tujuan seperti yang dijelaskan Ainiyah dan Puspitasari (2015)
dalam penelitiannya menjelaskan edmodo bertujuan untuk membantu guru dalam
memanfaatkan social networking sesuai dengan kondisi pembelajaran di kelas.
Edmodo diperuntukan oleh guru, siswa dan orang tua siswa. edmodo merupakan
platform media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan
dapat berfungsi banyak sesuai kebutuhan. Sehingga dapat disimpulkan edmodo
merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial media
menyerupai facebook, tapi sungguhannya lebih besar dari aplikasi edukasi berbasis
jejaring sosial, (Basori, 2013).
Edmodo menurut Alwan (2017) adalah edmodo didefinisikan sebagai sebuah
website pendidikan yang digunakan untuk mengambil ide-ide jaringan sosial dan
kemudian ide tersebut disaring agar menjadi lebih baik dan santun ketika akan
disajikan dalam kelas. Edmodo sebagai platform jejaring sosial yang dikhususkan
untuk pendidikan akan membentuk sikap dan perilaku siswa dalam kegiatan
pembelajaran, hal tersebut yang menjadi pembeda media sosial lainya seperti
facebook. Selain itu pembelajaran online bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Ainiyah dan Puspitasari (2015) dalam penelitiannya memaparkan bahwa
edmodo memiliki banyak fitur yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran.
Fitur-fitur tersebut dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa
18
masing- masing yang memiliki kebutuhan tidak sama. Fitur-fitur edmodo diantaranya
adalah:
1. Group, Fitur ini dimanfaatkan oleh guru untuk membuat grup atau kelas dalam
edmodo. Guru dapat menambahkan siswa untuk bergabung ke dalam grup yang
sudah dibuat oleh guru. Kontrol grup ada pada guru.
2. Note, digunakan untuk menulis catatan, fungsi catatan ini sama halnya dengan guru
ketika berbicara di depan kelas. Guru juga bisa melampirkan berbagai jenis file
ketika mengirimkan catatan.
3. Alert, fungsinya hampir sama dengan note, hanya saja alert lebih ringkas dan tidak
bisa dilampirkan file.
4. Assignment, digunakan guru untuk memberikan tugas kepada siswa. tugas tersebut
dapat berupa soal uraian pendek maupun essay. Guru juga dapat memberikan soal
dari sumber di internet yang sudah dilampirkan.
5. Quiz, digunakan untuk memberikan ulangan harian dan ujian dengan bentuk soal
pilihan ganda. Soal harus dibuat langsung dan juga tidak bisa dilampirkan file.
6. Polling, digunakan oleh guru untuk mengetahui pendapat siswa mengenai sesuatu,
baik yang berhubungan dengan materi pelajaran maupun hal lain.
7. Library, fungsinya adalah untuk menyimpan semua file yang ada di edmodo.
Beragam jenis file dapat disimpan di library dan juga dapat disambungkan dengan
aplikasi google drive.
8. Progress, guru dapat melihat kemajuan belajar dari siswanya dengan menggunakan
fitur progress ini.
9. Edmodo Planner, digunakan untuk membuat atau mencatat rencana dan juga
jadwal kegiatan guru. Fungsi edmodo planner sama seperti buku agenda kerja.
Seperti media pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing begitu pula dengan edmodo, berikut adalah kelebihan dan kekurangan edmodo
sebagai media pembelajaran menurut Basori (2013), kelebihan dari edmodo antara
lain: Membuat pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat, meringankan
tugas guru untuk memberikan penilaian kepada siswa, memberikan kesempatan
kepada orang tua atau wali siswa untuk memantau aktivitas belajar dan prestasi dari
putra-putrinya, membuat kelas lebih dinamis karena memungkinkan interaksi guru
dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam hal pelajaran maupun tugas,
19
memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin, mendorong lingkungan virtual
kolaboratif yang membantu pembelajaran berbasis proses.
Kekurangan dari edmodo adalah penggunaan bahasa program yang masih
menggunakan bahasa Inggris sehingga terkadang menyulitkan guru dan siswa, belum
tersedianya sintaks online secara langsung pada edmodo. Namun edmodo di
kembangkan atas prinsip-prinsip pengelolaan kelas berbasis kelompok dan juga sosial
media. Fitur utama edmodo adalah dukungan aktif terhadap model komunikasi dan
media sosial yang di tamban fitur online learning material dan online evalution,
(Dharmawati, 2017).
D. Literasi Informasi
1. Pengertian Literasi Informasi
Literasi informasi menurut Carey. James. O. (1998) menyatakan bahwa siswa
yang melek informasi adalah siswa yang bisa mengakses informasi secara efisien
dan efektif, mampu mengevaluasi informasi secara kritis, serta menggunakan
informasi secara akurat. Literasi informasi berdasarkan perspektif pendidikan
disampaikan oleh Burce (2003) dalam Pattah, S. H. (2014) memaparkan bahwa
“information literacy define as the ability to access, evaluate, organise dan use
information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and formal
learning context, at work, at home and in education settings”. Pengertian tersebut
menunjukan bahwa literasi informasi merupakan sebuah kemampuan mengakses,
mengevaluasi, mengorganisasi dan menggunakan informasi dalam proses belajar,
memecahkan masalah, membuat keputusan formal dan informal dalam konteks
belajar, pekerjaan, rumah ataupun pendidikan.
UNESCO menjelaskan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan
seseorang untuk menyadari kebutuhan informasi, menemukan dan mengevaluasi
kualitas dari informasi yang diperoleh, menyimpan dan menemukan kembali
informasi, membuat dan menggunakan informasi secara etis dan efisien serta
mengkomunikasikan pengetahuan, (Pattah, S. H. 2014).
Pendapat lain memaparkan bahwa literasi informasi adalah serangkaian
keterampilan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun
menciptakan, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain
untuk menyelesaikan suatu masalah. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh
Pendat (2008) bahwa literasi informasi merupakan kemampuan-kemampuan
20
masyarakat pengguna yang ingin diberdayakan diantara yaitu menetapkan hakikat
tentang rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang dibutuhkan
secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis dan
menggunakan informasi untuk keperluan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai literasi informasi dapat
disimpulkan bahwa literasi informasi merupakan keterampilan atau kemampuan
mengakses, mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun menciptakan,
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk
menyelesaikan suatu masalah.
2. Tujuan Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan seseorang
dalam era globalisasi informasi. Keterampilan tersebut bertujuan agar seseorang
memiliki kemampuan menggunakan informasi dan teknologi komunikasi serta
aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Sebagai kemampuan
menggunakan alat penelusuran informasi melalui internet dengan menggunakan
search engine, google.com, yahoo dan lain-lain, (Nurohman. A. 2014).
3. Manfaat Literasi Informasi
Manfaat literasi informasi menurut Gunawan (2008) dalam Septiyantono
(2011) yaitu informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi
sehingga pintar saja tidak cukup, tetapi yang utama adalah kemampuan dalam
belajar secara terus menerus. Sedangkan menurut Adam (2009) seperti dikutip
Septiyantono, T. (2011), terdapat beberapa manfaat literasi informasi seperti
membantu mengambil keputusan, Literasi sangat berperan dalam membantu
menyelesaikan persoalan, untuk mengambil, keputusan dalam menyelesaikan
masalah, dan seseorang harus memiliki informasi tentang keputusan yang akan
diambil menjadi manusia pada pembelajaran di era informasi.
Hancock (2004) dalam Septiyantono, T. (2011) menjelaskan manfaat literasi
informasi sebagai berikut yaitu untuk peserta didik dan pengajaran yaitu dapat
menguasai pelajaran dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan
tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan
literasi informasi yang dimilikinya, hal ini dapat dilihat dari penampilan dan
21
kegiatan mereka di lingkungan belajar, literate juga akan berusaha belajar mengenai
berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber informasi.
Kemampuan literasi informasi memiliki peran sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan seorang menjadi manusia pembelajar. Semakin
tertampil seseorang mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi, semakin terbukalah kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran
secara mandiri, menciptakan pengetahuan baru, seseorang dikatakan telah berhasil
dalam belajar apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang dengan
kemampuan literasi informasi akan memiliki keterampilan memilih informasi mana
yang benar dan mana yang salah sehingga tidak mudah saja percaya dengan
informasi yang diperoleh
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di atas, dapat dikatakan
bahwa literasi informasi bermanfaat di era informasi bagi semua orang, baik peserta
didik, pekerja, maupun dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang literasi
informasi dapat menciptakan pengetahuan baru kemudian menggabungkan dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki sehingga memudahkannya dalam
pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai masalah ataupun ketika
membuat suatu kebijakan.
4. Kompetensi dan Indikator Literasi Informasi
Kompetensi literasi informasi merupakan kemampuan literasi sesorang yang
diukur berdasarkan beberapa indikator kinerja yang terdapat dalam standar literasi
informasi. Seseorang bisa disebut memiliki kompetensi literasi informasi jika
memenuhi standar tersebut. Beberapa standar yang dibuat oleh perkumpulan
organisasi perpustakaan dari berbagai negara seperti Association of Colage &
Research Libraries (ACRL) dan The Australia and New Zealand Institute for
Informations Literacy (ANZIL).
Pattah, S. H. (2014) menjelaskan pada tahun 2000 ACRL menyetujui tahap
akhir di Information Literacy Standard for Higher Education yang dikembangkan
oleh ACRL “Task Force on Information Literacy Competency Standard”. Lembaga
ini menghasilkan kerangka kerja yang dapat membantu dan memandu
perkembangan literasi seseorang. Standar ini mencangkup 5 kompetensi, 22
indikator kinerja dan lebih dari seratus penjelasan untuk menjelaskan beberapa
pengertian ke dalam sekumpulan kemampuan yang dibutuhkan selama penelitian.
22
Adapun lima komponen dan 22 indikator kinerja dari Information Literacy
Standard for Higher Education adalah sebagai berikut:
Tabel.2.1 Indikator Literasi Informasi
No Standar Indikator Kinerja
1 Menentukan sifat dan
cakupan informasi yang
dibutuhkan
1.1 Mendefinisikan kebutuhan informasi.
1.2 Mengidentifikasi beragam jenis dan format
dari sumber-sumber formasi yang potensial.
1.3 Mempertimbangkan biaya dan manfaat dari
pencarian informasi yang dibutuhkan.
1.4 Mengevaluasi kembali sifat dan cakupan
informasi yang dibutuhkan.
2 Mengakses informasi
yang dibutuhkan
secara efisien dan
efektif
2.1 Menyeleksi metode pencarian atau sistem
temu kembali informasi yang paling tepat
untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
2.2 Membangun dan menerapkan strategi
penelusuran yang efektif
2.3 Menemukan kembali informasi secara online
atau secara pribadi menggunakan beragam
metode
2.4 Mengubah strategi penelusuran jika perlu.
2.5 Mengutip, mencatat, dan mengolah informasi
dan sumber-sumbernya.
3 Mengevaluasi
informasi dan sumber-
sumbernya secara
kritis.
3.1 Meringkas ide utama yang dapat dikutip dari
informasi yang terkumpul
3.2 Mengeluarkan dan menggunakan criteria awal
untuk mengevaluasi informasi dan sumber-
sumbernya
3.3 Mengumpulkan ide-ide utama untuk
membangun konsep baru.
3.4 Membandingkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan sebelumnya untuk menentukan
nilai tambah, pertentangan, atau karakteristik
lain dari informasi.
3.5 Menentukan apakah pengetahuan baru
memiliki dampak terhadap sistem nilai
seseorang dan menentukan cara untuk
menyatukan
3.6 Membuktikan kebenaran dari pemahaman dan
interpretasi informasi melalui diskusi dengan
individu lain, para ahli, dan/atau praktisi.
3.7 Menentukan apakah query (pertanyaan) awal
perlu direvisi
4 Menggunakan
informasi untuk
menyelesaikan tujuan
tertentu
4.1 Menggunakan informasi baru dan yang
terdahulu untuk perencanaan dan penciptaan
hasil yang istimewa atau performa.
4.2 Merevisi proses pengembangan untuk hasil atau
performa.
4.3 Mengkomunikasikan hasil atau performa secara
efektif kepada orang lain.
23
No Standar Indikator Kinerja
5 Memahami aspek
ekonomi, hukum, dan
sosial yang berkaitan
dengan penggunaan
informasi
5.1. Memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek
sosial ekonomi
5.2. Mengikuti peraturan/hukum serta kebijakan
institusi dan etika yang berhubungan dengan
akses dan penggunaan sumber-sumber.
5.3. Menghargai penggunaan sumber-sumber
informasi dalam mengkomunikasikan produk
atau performa.
(Nurohman, 2014)
E. Materi Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan
hidup manusia dapat menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan lingkungan.
Gangguan itu timbul karena adanya sebagian komponen lingkungan menjadi
berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan disebabkan oleh banyak hal yang secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua yakni, karena faktor kesengajaan manusia,
dan faktor alami, yang berakibat pada kehidupan manusia.
1. Pencemaran lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau masukannya
makhluk hidup, zat energi atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. (UU
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun. 1982).
Segala sesuatu yang dapat menyebabkan pencemaran dinamakan bahan
pencemar atau polutan. Syarat suatu zat dikatakan sebagai polutan adalah jika
keberadaanya dapat merugikan makhluk hidup karena jumlahnya melebihi batas
normal, berada pada waktu yang tidak tepat atau berada di tempat yang tidak tepat.
2. Macam-macam Pencemaran
Perncemaran dapat dikelompokan menjadi tiga, yakni pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah dan pencemaran suara
a. Pencemaran udara
Menurut Wardana A.W. (1995) pencemaran udara dapat diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam ruang yang menyebabkan
perubahan susunan udara di keadaan normal. Komponen penyebab pencemaran
udara adalah karbon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO2), Belerang Oksida
24
(SO2), Hidro Karbon (HC), partikel asap kendaran bermotor dan sisa asap
pembakaran pabrik.
b. Pencemaran air
Pencemaran air merupakan peristiwa masuknya bahan-bahan berbahaya
merugikan, atau tidak disukai kedalam air dengan konsentrasi atau yang cukup
besar sehingga dapat merugikan atau mempengaruhi kegunaan dan kualitas air.
Indikator air yang sudah tercemar adalah adanya tanda perubahan yang dapat
diamati melalui adanya perubahan suhu air, pH atau konsentrasi ion hidrogen,
perubahan warna, bau dan rasa, timbulnya endapan, koloid, bahan terlarut,
adanya mikroorganisme dan meningkatnya radioaktivitas air tersebut. (Wardana
A.W. 1995)
Masuknya makhluk hidup atau zat lain ke dalam air yang menyebabkan
kualitas air menurun ke tingkat tertentu sehingga berfungsi sesuai peruntukannya
merupakan definisi dari pencemaran air. Pencemaran dapat terjadi pada air di
darat maupun diluar. Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum dapat
dilakukan pengujian terhadap tiga parameter. Yaitu sebagai berikut :
1) Parameter fisik meliputi kandungan partikel padat, zat terlarut, kekeruhan,
bau, suhu dan pH air. Air normal yang dapat dikonsumsi memiliki sifat tidak
berbau, tidak berwarna , dan tidak berasa. Air normal memiliki pH sekitar
6,5-7,5.
2) Parameter kimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah ukuran
kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organik di dalam air. COD (Chemical Oxygen Demand)
adalah ukuran kandungan oksigen yang diperlukan agar bahan buangan di
dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia (biasanya digunakan dalam
indikator limbah cair industri dan DO (Dissilved Oxygen) adalah ukuran
kandungan oksigen terlarut dalam air.
3) Parameter biologi digunakan untuk mengetahui jenis jumlah mikroorganisme
air yang dapat menyebabkan penyakit, contohnya Escherichia coli, Vibrio
cholerae, Salmonella typosa dan Entamoeba histolytica.
Pencemaran air dapat berasal dari sumber langsung dan tidak langsung.
Sumber pencemaran langsung berupa buangan (efluen) yang langsung dibuang
di air. Sedangkan sumber pencemaran tidak langsung merupakan kontaminasi
25
yang masuk melalui air tanah akibat pencemaran air oleh limbah. Pencemaran
air disebabkan oleh beberapa limbah sebagai hasil dari kegiatan manusia, antara
lain:
1) Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari perumahan, pusat
perdagangan, perkantoran, hotel, rumah sakit, dan tempat umum lainnya.
Apabila limbah ini mencemari air kemudian dikonsumsi oleh manusia maka
akan menyebabkan penyakit seperti tifus, kolera, disentri, diare, cacingan,
dan gatal pada kulit.
2) Limbah industri, yaitu limbah yang berasal dari industri (pabrik). Limbah
industri berupa bahan-bahan sisa yang mengandung logam berat berbahaya
dan beracun seperti merkuri (Hg), Timbal (Pb), tembaga (Cu), krom (Cr),
seng (Zn) dan nikel (Ni). Logam berat ini biasanya terakumulasi dalam
organisme air, seperti ikan. Apabila terkonsumsi manusia makan akan
menyebabkan penyakit Minimata hal ini disebabkan warga mengkonsumsi
ikan yang tercemar limbah merkuri di teluk Minimata.
3) Limbah pertanian, yaitu limbah dari kegiatan pertanian berupa pupuk kimia
dan pestisida. Kelebihan pupuk kimia di lahan pertanian akan tercuci oleh air
hujan dan masuk ke dalam saluran irigasi, sungai dan danau sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan unsur hara di badan perairan yang
disebut eutrofikasi yang akan menyebabkan blooming, yaitu pertumbuhan
ganggang atau eceng gondok secara tepat sehingga menutup permukaan air
yang akan mengakibatkan organisme air yang mati kekurangan oksigen.
4) Limbah pertambangan, yaitu meliputi,, limbah yang berasal dari area
petambangan, contohnya tambang emas yang menggunakan merukuri (Hg)
untuk memisahkan emas dari bijinya. Tumpahan minyak lepas pantai dan
kebocoran kapal tanker akan mematikan organisme di laut, misalkan
ganggang, ikan, mamalia laut, dan burung pemakan ikan laut.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah suatu dampak limbah rumah tangga, industri dan
penggunaan pestisida secara berlebihan pada tanah. Pencemaran tanah dapat
terjadi karena adanya sampah-sampah organik atau anorganik. Pestisida yang
digunakan secara berlebihan serta tumpahan minyak dan merembesnya tempat
penampungan limbah industri atau limbah rumah tangga kedalam lapisan tanah.
26
d. Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah suara yang tidak diinginkan, mengganggu, dan
merusak pendengaran manusia, pencemaran suara dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu sebagai berikut:
1) Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan dalam waktu singkat dan biasanya
mengejutkan. Contohnya,suara ledakan mercon
2) Kebisingan impulsif kontinu, yaitu kebisingan impulsif yang terjadi terus-
menerus, tetapi sepotong-sepotong. Contohnya, suara palu yang dipukulkan
terus menerus
3) Kebisingan semi kontinu, yaitu kebisingan kontinu yang hanya sekejap,
kemudian hilang dan muncul lagi. Contohnya, suara kendaran bermotor
berlalu lalang di jalan
4) Kebisingan kontinu, yaitu kebisingan yang datang secara terus menerus
dalam waktu yang cukup lama. Contohnya suara mesin pabrik.
3. Pencemaran Limbah Berdasarkan Bahan Pencemaran
Segala sesuatu yang memiliki makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain yang dapat menimbulkan pencemaran karena melebihi batas normal, berada
pada waktu yang tidak tepat atau pada tempat yang tidak tepat disebut bahan
pencemar. Berdasarkan bahan pencemar yaitu terbagi menjadi pencemaran fisik,
pencemaran biologi dan pencemaran kimia:
a. Pencemaran kimia
Pencemaran kimia adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat kimia,
seperti seperti senyawa logam (nikel, kadmium, Hg), detergent, DDT. Zat kimia
yang lain penyebab pencemaran adalah penggunaan pestisida DDT yang
berlebihan. DDT (Dikloro Difenil Trichlorothan) mengakibatkan pencemaran
tanah dan pencemaran air
b. Pencemaran biologi
Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, contohnya Escherichia coli,
Vibrio cholerae, Salmonella typosa dan Entamoeba histolytica.
c. Pencemaran fisik
Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh benda cair,
benda padat dan gas, limbah padat berupa botol, kaleng, Limbah cair meliputi
27
limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Limbah gas
meliputi asap rokok, asap kendaraan bermotor , asap pabrik, dan asap kebakaran
hutan.
4. Pelestarian lingkungan
Pelestarian lingkungan merupakan rangkaian upaya untuk melindungi
kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak
negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Berikut adalah upaya
penanggulangan yang dilakukan adalah:
a. Administratif
Administratif adalah upaya penanggulangan pencemaran dan perubahan
lingkungan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan-kebijakan
dalam bentuk undang-undang dan peraturan untuk mencegah terjadinya
pencemaran dan perubahan lingkungan serta eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan, contohnya analisis AMDAL
b. Teknologi
Upaya penanggulangan pencemaran dan perubahan lingkungan melalui
teknologi yang berkembang, contohnya adalah Pengolahan air yang
mengandung bahan organik dan ion-ion ammonium menjadi air bersih
c. Edukasi/ pendidikan
Upaya penanggulangan pencemaran dan perubahan lingkungan melalui
pendidikan dan berbagai kegiatan penyuluhan masyarakat, penyuluhan
masyarakat, kampanye lingkungan, dan pembelajaran di kelas
5. Etika Lingkungan
Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungan. Sumber daya alam ada yang dapat diperbarui ( tumbuhan, hewan dan
air), dan ada yang tidak dapat diperbarui (minyak bumi ,logam dan mineral).
Tumbuhan dapat ditanam kembali, hewan dapat diternak lagi, air sumbernya di
alam berlimpah. Jadi tidak akan habis selama manusia melestarikannya. Sedangkan
minyak bumi, logam dan mineral seperti pasir, bebatuan, suatu saat dapat habis dan
manusia tidak dapat membuatnya kembali, karena terbentuknya di alam
membutuhkan waktu yang lama banget, bahkan berjuta juta tahun lamanya.
Kemampuan untuk regenerasinya sangat terbatas, maka manusia harus
28
memanfaatkan Sumber Daya Alam secara arif dan bijaksana, sehingga SDA dapat
bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Salah satu contoh sikap etika lingkungan adalah cara menanggulangi
Pembuangan Sampah di Pangkalan Bun, Kalimantan Tenga Peduli Lingkungan
dengan Menabung Sampah Saatnya warga Kabupaten Kotawaringin Barat
meningkatkan kepedulian mengelola sampah dengan baik dan benar. Pemerintah
kabupaten Kota Waringin Barat telah menyediakan bank sampah untuk
menampung sampah yang bisa didaur ulang.
6. Daur Ulang Limbah
Berdasarkan wujudnya, limbah dapat dibedakan menjadi limbah cair, limbah
gas dan limbah padat. Limbah adalah sesuatu barang yang sudah tidak digunakan
karena nilai fungsinya menurun atau bahkan sudah tidak memiliki nilai fungsi lagi
jenis-jenis limbah berdasarkan bahayanya penyusunnya meliputi:
a. Limbah organik
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari tubuh makhluk
hidup. Limbah ini mudah terurai oleh tubuh dekomposer, limbah organik mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daunan kering dan potongan-
potongan kayu. Limbah organik terdiri dari. Limbah organik dari limbah rumah
tangga maupun kegiatan industri. Limbah organik dapat diolah menjadi kompos
melalui kegiatan composing dengan bantuan mikroorganisme pengurai.
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh proses
biologi. Limbah ini tidak dapat diuraikan oleh organisme pengurai dan tidak
dapat membusuk, oleh karena itu dijadikan sebagai sampah yang dapat dijual
untuk dijadikan produk lain. Limbah anorganik yang dapat didaur ulang antara
lain, plastik, logam dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut
harus terlebih dahulu diolah dengan cara sanitary landfill, pembakaran
(incineration), atau penghancuran (pulverisation)
c. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Limbah B3 adalah sisa kegiatan atau usaha yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari atau mengakibatkan
29
kerusakan lingkungan hidup atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lainnya.
Penanggulangan limbah bahan berbahaya dan beracun (Limbah B3) yang
berasal dari kegiatan industri, rumah sakit, rumah tangga dan pertanian. Setiap
orang yang melakukan usaha atau kegiatan yang menggunakan serta
menghasilkan limbah B3 memiliki kewajiban mengelola limbah, yaitu sebagai
berikut:
1) Melakukan reduksi, mengolah dan menimbun limbah B3
2) Apabila hasil pengolahan limbah yang bermanfaat, limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sendiri atau diserahkan ke pihak pemanfaat limbah B3
3) Mengelola limbah B3 sesuai dengan teknologi yang ada, dan jika tidak
mampu, limbah B3 diekspor ke negara lain yang memiliki teknologi
tersebut
4) Memiliki izin pengelolaan limbah B3 sesuai dengan jenis pengelolanya
5) Menyimpan limbah B3 paling lama 90 hari bagi limbah yang volume
d. Penanganan limbah
Limbah yang mengganggu diubah menjadi bahan yang bermanfaat dan
memiliki nilai ekonomis, penangan limbah dengan cara daur ulang dan tanpa
daur ulang. Daur ulang limbah adalah proses untuk menjadikan bahan bekas atau
barang yang sudah tidak digunakan lagi menjadi bentuk lain atau bentuk baru
untuk mencegah adanya sampah.
Jenis Limbah yang dapat didaur ulang diantaranya : Kertas bahan baku
kertas adalah serat kayu atau pohon. semua jenis kertas dapat didaur ulang,
gelas, botol, piring, dapat didaur ulang menjadi gelas, botol dan piring baru,
kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai
kaleng pengemas. Kaleng terbuat dari baja (fe) yang dilapisi timah putih tipis
(aluminium), bauksit, silica dan kapur, plastik terbuat dari hidrocarbon yang
terkandung di dalam minyak bumi. limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses
kembali menjadi bahan pembungkus.
Sedangkan terdapat pengolahan limbah tanpa didaur ulang dapat dilakukan
dengan cara: membakar sampah di tempat pembuangan sampah (sandfill);
membuang sampah dalam lubang dan menimbunnya dengan tanah (landfill);
mengolah botol plastik bekas kemasan air minum menjadi hiasan atau mainan
30
anak-anak; memanfaatkan daun, bunga, dan ranting kering sebagai hiasan atau
sovenir; memanfaatkan kotoran hewan sebagai pupuk tanaman; memanfaatkan
limbah bulu ayam sebagai alat rumah tangga; mengolah kaleng bekas menjadi
peralatan rumah tangga; mengolah ban bekas menjadi kursi, sandal, atau sepatu.
Berikut adalah beberapa cara penanganan limbah untuk pelestarian lingkungan:
a. Reuse (memanfaatkan kembali barang bekas tanpa harus memprosesnya
terlebih dahulu) misalnya menggunakan gelas air mineral untuk tempat
pembibitan tanaman.
b. Replacement (mengganti dengan sesuatu yang lebih hemat dan lebih aman),
misalnya menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan dari pada
menggunakan plastik.
c. Reduce (mengurangi limbah), misalnya dengan membawa tas belanja dari
rumah saat berbelanja di pasar sehingga mengurangi penggunaan kantong
plastik
d. Recycle (mendaur ulang limbah), misalnya mendaur ulang kertas bekas