Bab VI. Pengumpulan Data
Penggolongan Data
Pengukuran mutu dapat dikelompokkan dalam empat kategori: kualitas klinis
(termasuk ukuran proses dan hasil), performa finansial, kepuasan pasien, dan status
fungsional. Beberapa sumber data terpusat diperlukan untuk melaporkan masing-
masing kategori tersebut. Tantangannya adalah mengumpulkan sebanyak mungkin
data dari sesedikit mungkin sumber dengan maksud konsistensi dan kesinambungan.
Pertimbangan dalam Pengumpulan Data
Waktu dan Biaya Pengumpulan Data
Biaya pengumpulan data dan nilai data untuk upaya-upaya peningkatan
harus seimbang. Secara umum, peninjauan rekam medis dan koleksi data prospektif
dianggap sebagai cara yang paling intensif dan menghabiskan waktu untuk
mengoleksi informasi. Banyak yang mencadangkan metode ini untuk proyek-proyek
peningkatan yang sangat tertentu atau menggunakannya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada tinjauan data administratif. Data administratif sering
dianggap hemat biaya, khususnya karena kredibilitas basis data administratif telah
meningkat dan terus membaik melalui upaya-upaya regulasi pengodean dan
penagihan, prakarsa dan pengembangan peranti lunak menurut aturan. Selain itu,
terdapat pihak ketiga yang dapat menyediakan pengelolaan data dan penyesuaian.
Strategi koleksi data yang sukses kerap menggabungkan sumber-sumber berbasis
kode dan diagram ke dalam wadah koleksi data yang menonjolkan kekuatan dan
efektivitas biaya masing-masing.
Contoh berikut menggambarkan kombinasi efektivitas biaya sistem
administratif dengan informasi terperinci dalam tinjauan rekam medis. Seorang
analis data,menggunakan sistem pendukung keputusan klinis (basis data
administratif), menjumpai kejadian gagal ginjal (komplikasi serius) lebih tinggi dari
yang diperkirakan setelah operasi bypassarteri koroner. Rata-ratanya berada di atas
10% selama 12 bulan (lebih dari 800 pasien tercakup dalam data ini) dan naik
perlahan selama enam triwulan terakhir. Namun, sistem pendukung keputusan klinis
tidak mencakup detail yang cukup untuk mengetahui komplikasi tersebut muncul
dari prosedur pencangkokan bypassarteri koroner atau merupakan kondisi kronis
yang sudah ada saat masuk rumah sakit. Untuk mendapatkan jawabannya, analis
data meninjau diagram guna (1) memperjelas kebenaran tingkat gagal ginjal yang
ditunjukkan sistem data administratif, (2) mengisolasi kasus-kasusyang mewakili
kejadian pasca operasi, (3) mengidentifikasi akar penyebab, (4) menjawab
pertanyaan dari para dokter mengenai populasi pasien.
Pada contoh di atas, analis menggunakan sistem administratif untuk
mengenali komplikasi tak diinginkan dalam populasi pasienyang besar dan tinjauan
diagram yang terpola untuk populasi lebih kecil, tinjauan terfokus (80 diagram)
untuk memvalidasi kejadian dan mengetahui sebab pasien mengalami komplikasi
tersebut. Contoh ini memperlihatkan penggunaan efektif dua sumber data dan
menunjukkan bahwa analis tersebut mampu menonjolkan kekuatan masing-masing
sumber data dengan cara yang paling efisien.
Mengumpulkan Sedikit SeperlunyaDaripada Meraup Kelimpahan
Banyak tim peningkatan mutu yang mengumpulkan semua data yang
mungkin berpotensi.Ironisnya, pembenaran pendekatan ini sering berdasarkan
ekonomi waktu—jika diagram ditarik, pengumpulan harus menyeluruh; tim mungkin
akan memerlukan data di lapangan. Sindrom menimbun “untuk berjaga-jaga” ini,
dibandingkan dengan memenuhi kebutuhan “pada saatnya” telah diteliti dalam
kaitan manajemen persediaan dan ternyata memang tidak efektif dan tidak efisien;
juga menimbulkan persoalan kualitas (Denison, 2002). Pendekatan seperti ini
memberikan nilai kecil pada upaya pengumpulan data dan merupakan salah satu
kesalahan terbesar yang dilakukan tim peningkatan mutu. Pendekatan ini tidak kaya
informasi, namun justru mendongkrak biaya koleksi data, memperlambat proses
pengumpulan data, menimbulkan permasalahan manajemen dan membuat tim
kewalahan dengan informasi yang terlalu banyak.
Dalam proyek-proyek peningkatan, tim harus mengumpulkan data yang
disyaratkan saja guna mengidentifikasi dan memperbaiki persoalan kualitas. Mereka
harus mampu mengaitkan setiap elemen data yang dikumpulkan dalam sebuah
laporan, sehingga menjamin bahwa mereka tidak mengumpulkan data yang sia-sia
(James, 2003).Pada proyek pelaporan proyek tersebut, tim rumah sakit dibatasi agar
memilih tidak lebih dari 15 pengukuran untuk setiap kondisi klinis. Tim juga memilih
indikator-indikator yang (1) literatur berbasis fakta telah memperlihatkan efek
terbesar pada perkembangan pasien; (2) mencerminkan daerah-daerah yang
memerlukan peningkatan; (3) akan dilaporkan pada wilayah publik; (4) menyediakan
pandangan yang seimbang mengenai proses perawatan, performa finansial dan
perkembangan pasien.
Data Pasien Rawat Inap Lawan Pasien Rawat Jalan
Perbedaan pada kedua jenis pasien tersebut penting dalam perencanaan
proses koleksi data, karena sumber dan pendekatan untuk koleksi datanya mungkin
berbeda.
Dalam kasus tim proyek penanganan penyakit, proyek ini cenderung fokus
pada kelangsungan perawatan secara menyeluruh, sehingga pertama-tama tim perlu
mengumpulkan data dari tatanan rawat inap dan rawat jalan. Selanjutnya, tim
mengidentifikasi apakah pasien lebih banyak menerima perawatan di salah satu
tatanan dan menentukan apakah prioritas akan dikenakan pada tatanan yang
bersangkutan. Ketiga, tim harus memilih ukuran-ukuran yang mewakili aspek-aspek
perawatan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan pasien.Terakhir, tim
harus dapat mengetahui bahwa sumber-sumber data rawat jalan berbeda dengan
rawat inap.Sumber data pasien rawat jalan lebih terkotak-kotak dan lebih sulit
diperoleh.
Untuk mengenali sumber-sumber data pasien rawat jalan, tim harus
mempertimbangkan beberapa pertanyaan di bawah ini.
Apakah pada dokter di kelompok medis terorganisasi memiliki rekam medis
elektronik yang dapat menjadi sumber data? Apakah sistem finansial dan
penagihan dapat mengidentifikasi semua pasien diabetes dalam praktik
mereka? Jika tidak, dapatkah fasilitas-fasilitas kesehatan dalam wilayah
tersebut menyediakan data di tempat praktik atau dokter secara individu?
Beberapa pengukuran diabetes terpenting berdasarkan pada uji
laboratorium. Apakah dokter memiliki laboratorium sendiri? Jika demikian,
apakah mereka mengarsipkan data selama 12-24 bulan? Jika mereka tidak
memiliki lab. sendiri, apakah mereka menggunakan referensi lab. umum yang
bersedia menyediakan data?
Sumber-Sumber Data
Di kebanyakan sistem rumah sakit dan kesehatan, sumber data meliputi
rekam medis, koleksi data prospektif, survei dalam berbagai jenis, wawancara
telepon, kelompok fokus, basis data administratif, basis data klaim fasilitas
kesehatan, sistem akuntansi pengeluaran, register pasien, basis data klinis mandiri,
dan basis data laboratorium dan apotek. Beberapa hal berikut penting bagi proyek
peningkatan mutu dan pengumpulan data.
1. Identifikasi tujuan pengukuran data
2. Identifikasi sumber data yang paling tepat
3. Identifikasi ukuran terpenting untuk dikoleksi
4. Rancang strategi koleksi data yang masuk akal yang menyediakan informasi
lengkap, akurat dan tepat waktu.
Peninjauan Rekam Medis (Retrospektif)
Koleksi data retrospektif melibatkan identifikasi dan seleksi rekam medis
seorang pasien atau sekelompok rekaman setelah pasien keluar dari rumah sakit
atau klinik. Secara umum, tinjauan tidak dapat muncul sebelum semua fungsi
pengkodean medis dan finansial lengkap, karena kriteria berkode ini digunakan
sebagai titik awal untuk mengidentifikasi kelompok studi. Banyak pendukung
tinjauan rekam medis yang meyakini bahwa sumber semacam ini memiliki metode
pengumpulan data yang paling akurat. Menurut mereka, karena basis data
administratif dirancang untuk tujuan-tujuan finansial dan pengelolaan, bukan
peningkatan mutu, maka detailnya tidak mencukupi, terdapat banyak kesalahan dan
“data kotor”—yaitu data yang tidak masuk akal atau kemungkinan muncul dari
sumber yang lain.
Beberapa proyek basis data bergantung pada tinjauan rekam medis karena
banyak data yang tidak tersedia dalam basis data administratif. Contohnya antara
lain ukuran yang memerlukan ketepatan waktu seperti pemberian antibiotik dalam
satu jam sebelum pembedahan. Beberapa proyek basis data peningkatan mutu
nasional, termasuk National Quality Forum (NQF), bergantung pada tinjauan rekam
medis retrospektif untuk banyak data yang diperlukan. Rekaman-rekaman tersebut
tidak hanya memuat ukuran-ukuran yang memerlukan ketepatan waktu, tetapi juga
beberapa ukuran yang memerlukan pengumpul data untuk mencakup atau
mengabaikan pasien dengan dasar kriteria bahwa basis-basis data administratif tidak
selalu mengikursertakannya. Dokumen konsensus terbaru yang diajukan kepada NQF
menyatakan bahwa pengutamaan klinis harus menjadi kriteria efektivitas tertinggi
dan bahwa ukuran-ukuran yang bernilai kemungkinan rendah karena beban tinjauan
rekam medis tidak boleh diabaikan jika pengutamaan klinisnya tinggi (Anggota
Dewan Konsumen, Pembeli dan Riset NQF, 2002).
Tinjauan rekam medis terus menjadi komponen penting pada berbagai
proyek koleksi data, namun harus digunakan dengan benar karena waktu dan biaya
yang dikeluarkan. Pendekatan menuju tinjauan rekam medis melibatkan serangkaian
langkah teratur, dimulai dengan pengembangan perangkat koleksi data dan berakhir
dengan pencampuran elemen-elemen data yang dikoleksi ke dalam register atau
peranti basis data elektronik untuk peninjauan dan analisis.
Koleksi Data Prospektif, Formulir Koleksi Data dan Pemindai
Koleksi data prospektif juga bergantung pada tinjauan rekam medis, tetapi itu
diselesaikan selama pasien menginap atau berkunjung di rumah sakit, tidak secara
retrospektif. Ada baiknya jika menyewa asisten atau analis data yang dapat
menampilkan koleksi data dan bertanggung jawab atas entri data dan analisisnya
untuk memperbesar akurasi koleksi data. Metode ini jelas mahal, namun jika staf
dapat meminimalisasi waktu yang dibutuhkan untuk entri data, metode ini dapat
fokus pada koleksi yang akurat dan fungsi-fungsi analisis/laporan. Mengonversi data
ke dalam formatyang dapat dipindai merupakan salah satu cara menghemat waktu.
Entri data dapat sesederhana memasukkan formulir-formulir ke dalam pemindai dan
menampilkan hasilnya di layar komputer. Desain formulir dan penyelesaiannya yang
teliti menjamin kesuksesan pemindai menangkap seluruh data.
Perangkat koleksi data paling efisien mengikuti aliran perawatan pasien dan
dokumentasi rekam medis yang sebenarnya, entah itu data retrospektif maupun
prospektif. Ada banyak manfaat pengumpulan data prospektif. Informasi lengkap
yang tidak tersedia secara rutin tersedia di basis-basis data administratif dapat
dikumpulkan. Melalui peninjauan diagram prospektif, staf koleksi data dapat melihat
kecenderungan pasien sesuai perkembangan mereka, bukan menerima informsi
setelah pasien tersebut keluar dari rumah sakit. Sayangnya, kelemahan pendekatan
koleksi data ini adalah biaya. Koleksi data prospektif sangat memakan biaya dan
waktu, dan sering kali memerlukan beberapa analis data secara penuh waktu.
Basis Data Administratif
Data administratif adalah informasi yang dikumpulkan, diproses dan
disimpan dalam sistem informasi otomatis. Data ini mencakup informasi pendaftaran
atau informasi pemenuhan syarat, informasi klaim dan pertemuan-pertemuan
pelayanan terjangkau (managed care). Contoh sumber-sumber data administratif
adalah sistem penagihan rumah sakit atau kantor praktik dokter, basis data klaim
fasilitas kesehatan, sistem tata kelola informasi kesehatan atau rekam medis, dan
sistem registrasi.
Basis data administratif merupakan sumber data untuk melaporkan mutu
klinis, performa finansial, dan perkembangan tertentu pada pasien. Basis data ini
bermanfaat karena:
1. Lebih murah daripada, misal, tinjauan diagram atau koleksi data prospektif
2. Menyatukan sistem transaksi yang sudah digunakan dalam pelaksanaan
bisnis organisasi pelayanan kesehatan (sering disebut sebagai sistem warisan)
3. Sebagian besar rangkaian kode yang tersimpan dalam basis data administratif
telah berstandar
4. Sebagian besar basis data administratif dikerjakan oleh orang-orang terlatih
5. Para ahli basis data yang mengadministrasi departemen teknologi informasi
menyediakan perancangan dan pendukung basis data
6. Volume indikator yang tersedia 100 kali lebih besar daripada yang tersedia
dengan teknik pengumpulan data lainnya
7. Alat pelaporan data tersedia sebagai bagian sistem yang diperoleh atau
melalui tambahan atau jasa dari luar
8. Banyak basis data administratif, khususnya sistem finansial dan akuntansi
biaya yang dikelola dengan baik, berpokok pada rekonsiliasi, audit dan
prosedur pengelolaan data reguler, yang memperbesar integritas data
mereka.
Beberapa orang berpendapat bahwa data administratif kurang bisa
diandalkan daripada data yang dikumpulkan melalui tinjauan diagram (Iezzoni dkk.,
1994). Walau demikian, data administratif dapat seandal data tinjauan diagram jika
dirapikan dan divalidasi dengan tepat, definisi indikator-indikatornya jelas dan
ringkas, serta kekurangan-kekurangan datanya dipahami.
Survei Pasien: Kepuasan dan Status Fungsional
Survei Kepuasan Pasien
Survei kepuasan pasien merupakan perangkat favorit para profesional
peningkatan mutu, khususnya tim yang tertarik pada persepsi pasien, baik mengenai
kualitas pelayanan maupun kualitas layanan yang disediakan. Tim peningkatan mutu
dapat merancang survei sendiri, atau membeli survei terpercaya yang sudah ada
atau melalui jasa survei.
Frekuensi penyelenggaraan dan pelaporan survei kepada organisasi pun
penting. Jika survei kepuasan pasien diselenggarakan secara terus-menerus dengan
metodologi pengambilan sampel yang layak, organisasi memiliki kemampuan respon
cepat terhadap keinginan dan kebutuhan pasien. Survei ini juga cepat menanggapi
celah yang muncul dalam pelayanan. Kemampuan melaporkan hasil survei sangatlah
penting. Lagipula, keterikatan penuh pada tingkat manajemen dan staf penting
untuk memastikan bahwa hasil-hasilnya ditinjau secara reguler dan rencana-rencana
tindakan telah dikembangkan.
Survei Status Fungsional
Secara umum, tujuan perawatan medis dan prosedur rumah sakit adalah
memperbaiki status fungsional pasien atau kualitas hidupnya. Sebagai contoh,
pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit karena gagal jantung seharusnya mampu
berjalan lebih jauh, lebih bertenaga dan jarang mengalami sesak nafas setelah
menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien yang mengalami penggantian lutut
seharusnya merasakan sakit berkurang ketika berjalan; pergerakan sendi menjadi
lebih baik; dan mampu melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti berjalan-
jalan, mengurus pekarangan dan melaksanakan pekerjaan rumah tangga.
Status fungsional biasanya diukur sebelum dan beberapa titik setelah
pelaksanaan perawatan atau prosedur. Kemudian, penilaian dilakukan pada selang
waktu yang biasa setelah operasi, umumnya pada 1, 3, 6 dan 12 bulan pasca operasi.
Survei dapat dikumpulkan dengan beberapa cara, termasuk surat, telepon dan
internet.
Basis Data Fasilitas Kesehatan
Basis data fasilitas kesehatan adalah sumber data proyek peningkatan mutu
yang bagus, khususnya untuk proyek-proyek yang memiliki fokus manajemen
kesehatan populasi. Selama bertahun-tahun, fasilitas-fasilitas kesehatan telah
menggunakan beragam cara untuk mengumpulkan data performa mereka, melacak
manajemen perawatan yang diterima para anggotanya, serta program-program
lansung dalam manajemen penyakit dan perawatan. Oleh karena itu, data fasilitas
kesehatan menjadi lebih dapat dipercaya. Saat ini, sebagian besar fasilitas kesehatan
memiliki gudang penyimpanan data yang canggih dan staf ahli analisis data.
Basis data fasilitas kesehatan berguna karena memuatinformasi terperinci di
semua perawatan yang diterima para anggota fasilitas kesehatan. Mereka melacak
melalui tagihan-tagihan (klaim). Saat tagihan dimasukkan kepada fasilitas kesehatan
untuk pembayaran, itu termasuk dalam sistem pemrosesan klaim. Hasil proses ini
adalah semua perawatan yang diterima populasi pasien didokumentasikan dalam
basis data klaim fasilitas kesehatan.
Bagi manajemen populasi, basis data klaim sering menjadi satu-satunya
sumber untuk semua informasi perawatan yang diterima oleh seorang pasien dan
sekumpulan (populasi) pasien. Basis data ini menyimpan rekaman aktivitas pasien
dan dapat digunakan untuk mengidetifikasi dan menyeleksi pasien untuk didaftarkan
dalam program-program manajemen penyakit. Basis-basis data klaim merupakan
perangkat pelacak yang baik untuk memeriksa kesinambungan perawatan dan satu-
satunya sumber informasi eksternal yang tersedia tentang kantor praktik dokter.
Basis data fasilitas kesehatan pada umumnya digunakan untuk
mengidentifikasi pasien yang belum menerima layanan-layanan pencegahan seperti
mammogram, pemeriksaan kanker kolon, dan imunisasi. Mereka dapat mengenali
pasien-pasien yang belum menerima pengobatan untuk untuk kondisi-kondisi medis
kronis, seperti gagal jantung atau asma.
Beberapa kekurangan basis data fasilitas kesehatan di antaranya adalah basis
data ini melacak kejadian-kejadian, tipe prosedur yang dilaksanakan, atau uji
laboratorium. Basis data fasilitas kesehatan tidak mengandung informasi secara rinci
tentang hasil perawatan atau hasil tes. Meski begitu, data klaim fasilitas kesehatan
tidak mahal, tersedia secara elektornik dan mencakup populasi yang besar dalam
kelangsungan perawatan. Jika digunakan secara tepat, basis data fasilitas kesehatan
dapat menjadi sumber data yang kaya untuk tata kelola populasi, manajemen
penyakit dan proyek-proyek peningkatan mutu.
Register Pasien
Karena desainnya yang detail dan terang-terangan, register pasien menjadi
sumber yang sangat berguna bagi data peningkatan mutu. Register biasanya bersifat
khusus atau spesifik pada prosedur. Register pasien sangat bermanfaat karena
1. Telah disesuaikan, sehingga kaya akan informasi
2. Dapat mengumpulkan semua data yang menurut para dokter atau sistem
kesehatan sangat penting
3. Dapat digunakan untuk tujuan peningkatan mutu dan riset
4. Tidak berpokok pada kelemahan basis-basis data administratif atau fasilitas
kesehatan
5. Sumber data yang begitu banyak dan teknik pengumpulan dapat
digabungkan agarterciptagambaran utuh mengenai pengalaman pasien,
termasuk mutu pelayanan yang disediakan dan perkembangan jangka
panjang pasien.
Register pasien rapuh dan fleksibel karena sumber data atau metodologi
pengumpulan apa pun dapat digunakan untuk mempopulasi register tersebut,
termasuk data administratif, pusat telepon lapangan, koleksi data prospektif,
tinjauan diagram retrospektif, dan bermacam-macam instrumen survei, khususnya
untuk kepuasan pasien dan status fungsional pasien. Namun, dengan banyaknya
proyek basis data yang disesuaikan, volume data yang dikumpulkan dan wawasan
yang akan diberikan oleh register atau perubahan yang akan mereka buat harus
ditimbang terhadap koleksi data. Tim yang mengatur sebuah proyek register harus
mengoleksi data yang diperlukan saja untuk kesuksesan proyek yang bersangkutan.
Studi Kasus dalam Pelaporan Klinis
Sistem Spectrum Health’s CRberisi banyak panduan menyangkut penyakit
(Tabel 6.2) yang melaporkan performa pada tingkat sistem, rumah sakit, dan dokter.
Gambar 6.3, papan pandu untuk penggantian tulang pinggang, memperlihatkan
contoh-contoh mutu klinisdan ukuran-ukuran performa finansial. Sistem CR juga
menunjukkan kecenderungan untuk masing-masing pengukuran pada 24 bulan
terakhir (Gambar 6.4).
Untuk membuat sistem CR, Spectrum Health menggunakan bermacam-
macam sumber data, termasuk uraian dari sistem keuangan dan rekam medis.
Keputusan tersebut mendukung departemen yang memproses data dengan
memasangkan serangkaian algoritma pengelolaan data secara teliti,
menyederhanakan, dan menambah taraf industri. Laporan yang muncul berisi
ukuran-ukuran proses klinis, kinerja finansial dan hasil klinis. Lebih dari 200 indikator
tersedia dalam basis data. Tim peningkatan memilih ukuran-ukuran ini sesuai tingkat
kepentingan dalam penilaina kualitas dan biaya perawatan yang diberikan.
Untuk memperoleh informasi kepuasan pasien, tim menggunakan survey
kepuasan pasien rumah sakit. Pusat telepon lapangan mengatur survei ini melalui
telepon dalam waktu seminggu setelah pasien keluar dari rumah sakit/fasilitas.
Hasilnya dilaporkan oleh unit keperawatan atau dokter, diperbarui setiap bulan dan
dibuat diagram untuk enam hingga delapan triwulan terakhir.
Untuk melengkapi rangkaian pengukuran, tim memasukkan hasil-hasil status
fungsional pasien (menurut perawatan yang mereka terima). Sebagai contoh, pasien
yang menjalani penggantian lutut menyeluruh pasti mengalami penurunan rasa sakit
saat berjalan, seharusnya dapat melakukan gerakan persendian dengan baik, dan
semestinya dapat beraktivitas sehari-hari. Pada laporan ini, tim meneliti status
fungsional pasien sebelum dan sesudah dirawat di rumah sakit untuk menunjukkan
bahwa perawatan tersebut efektif.
Secara ringkas, koleksi data dalam empat golongan—kualitas klinis, performa
finansial, kepuasan pasien dan status fungsional—penting untuk mempertahankan
perspektif seimbang dalam proses perawatan. Tim peningkatan mutu yang gagal
mempertahankan keseimbangan ini akan mendapati hasil di luar dugaan. Misalnya,
sistem kesehatan di kawasan Barat Daya pada awalnya melaporkan serangkaian
proyek peningkatan mutu yang berhasil—perawatan klinis meningkat, kepuasan
pasien selalu tinggi, dan perkembangan pasien sangat baik. Namun, peninjauan
lanjutan atas proyek tersebut menemukan bahwa beberapa tindakan berefek negatif
terhadap hasil keuangan. Beberapa tindakan bahkan mengurangi pendapatan dan
yang lainnya menaikkan biaya perawaran. Jika pengukuran-pengukuran finansial
dimasukkan dalam proses pelaporan, efek keuangan negatif dapat diminimalisasi
dan peningkatan mutu yang sama hebatnya dapat dicapai. Pada akhirnya, proyek-
proyek tersebut dianggap tidak benar-benar berhasil, karena lemah dalam hal
pendekatan yang seimbang untuk peningkatan dan pengukuran proses.
Kesimpulan
Ada banyak pendekatan sumber data dan koleksi data yang dapat dipilih.
Jarang satu metode dapat memenuhi semua tujuan, sehingga kita harus memahami
manfaat dan kelemahan dari semua metode. Karena alasan itulah, kasus di atas
menggunakan kombinasi data dan teknik koleksi data seperti upaya peningkatan
mutu sukses lainnya, menonjolkan kekuatan dan memperkecil kelemahan.
Pengetahuan mengenai sumber-sumber dan teknik yang berbeda akan membantu
penggunaan data secara lebih efektif dan efisien dalam upaya peningkatan mutu
klinis.
Sumber : Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Top Related