Download - ASKEP HIPERTENSI

Transcript
Page 1: ASKEP HIPERTENSI

ASKEP HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)

1. Etiologi

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1.

1.

o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.

o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.

o Stress Lingkungan.

o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

5. Hipertensi Esensial (Primer)Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

6. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

3. Patofisiologi Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone

Page 2: ASKEP HIPERTENSI

aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.

1. Manifestasi KlinisManifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

1.

1.

o Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

o Sakit kepala

o Epistaksis

o Pusing / migrain

o Rasa berat ditengkuk

o Sukar tidur

o Mata berkunang kunang

o Lemah dan lelah

o Muka pucat

o Suhu tubuh rendah

1. Pemeriksaan Penunjang

o Pemeriksaan Laborat

Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.

o CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

o EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

o IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.

Page 3: ASKEP HIPERTENSI

o Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.

1. Penatalaksanaan

o Penatalaksanaan Non Farmakologis

1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

2. AktivitasKlien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.

1.

1.

o Penatalaksanaan FarmakologisSecara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

0. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

1. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

2. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

3. Tidak menimbulakn intoleransi.

4. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

5. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi

1. Pengkajian o Aktivitas/ Istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

o Sirkulasi

Page 4: ASKEP HIPERTENSI

Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

o Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

o Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).

o Makanan/cairan

Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

o Neurosensori

Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

o Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.

o Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

o Keamanan

Page 5: ASKEP HIPERTENSI

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

1. Diagnosa Keperawatan yang Muncul

o Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

o Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

1. IntervensiDiagnosa Keperawatan 1. :Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.Intervensi :

o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.

o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.

o Catat edema umum.

o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher

o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

Page 6: ASKEP HIPERTENSI

Diagnosa Keperawatan 2. :Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.Intervensi :

1.

1.

o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).

o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).

o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).

o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).

o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3. :Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebralTujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.Intervensi :

1.

1.

o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

Page 7: ASKEP HIPERTENSI

o Batasi aktivitas.

o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.

o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

Diagnosa keperawatan 4. :Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.Intervensi :

1.

1.

o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.

o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

o Amati adanya hipotensi mendadak.

o Ukur masukan dan pengeluaran.

o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.

o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

DAFTAR PUSTAKADoengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit

Page 8: ASKEP HIPERTENSI

Arcan, 1995Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998

Entri ini dituliskan pada Mei 12, 2009 pada 4:15 am dan disimpan dalam Askep. Bertanda: Askep Kardiovaskuler. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

LikeBe the first to like this post.

12 Tanggapan - tanggapan ke “Askep Hipertensi”

1.

Yep berkata

Juni 2, 2009 pada 7:50 am

Waduh…bingung aku bacanya, ngak bakat jadi dokter kayaknya nih aku

Balas

2.

vheean berkata

Desember 6, 2009 pada 4:11 am

gmana cara buat askep jika klien dengan Hipertensi grade II/III komplikasinya dengan DM Type II ?jd bingung nie aku….blh nggk bantuin aku Kak,,,….sblmnya Trmksh y Kak….

Balas

3.

Lis Diawati berkata

Januari 7, 2010 pada 3:20 am

Pohon masalahnya gmn?? aku bingung..

Balas

Page 9: ASKEP HIPERTENSI

4.

http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/ berkata

Januari 13, 2010 pada 8:20 am

Artikel yang bagus. Trims atas sharingnya.

Balas

5.6. BAB I

7. PENDAHULUAN

8. A.     LATAR BELAKANG

9.10. Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak

dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus

senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis

( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk

penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga

menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun

mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-

faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda

dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka

Page 10: ASKEP HIPERTENSI

kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di

seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi

orang dewasa.  Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset

kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen

penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal

ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan

gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan

dan perawatan Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari

2005 jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat

Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri

lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-

paru 1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 %.

11. Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi

ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam

masyarakat khususnya dalam keluarga.

12.  BAB II

13. TINJAUAN TEORI

14. A.   PENGERTIAN

15. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom,

1995 )

16. Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih

besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar

95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

17. Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,

hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi

berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan

Page 11: ASKEP HIPERTENSI

peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik

( Smith Tom, 1995 ).

18.  Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi

adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan

darah (Mansjoer,2000 : 144)

19.  Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau

tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan

mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)

20.  Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior

(Mansjoer, 2000 : 144)

21. I. ETIOLOGI /PENYEBAB

22. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar

yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )

23. 1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya,

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

24. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa

faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.

25. Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi

sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

26. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:27. o   Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.28. o   Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan

darah meningkat.

29. o   Stress Lingkungan.

30. o   Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran

pembuluh darah.

31. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –

perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

Page 12: ASKEP HIPERTENSI

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

32.

33. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

34.

a. Faktor keturunan

35. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

36.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

37.                      Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

38.                      Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

39.                      Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

40. c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

41.                      Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

42.                      Kegemukan atau makan berlebihan

43.                      Stress

44.                      Merokok

45.                      Minum alkohol

46.                      Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

47. Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

48.                      Glomerulonefritis

49.                      Pielonefritis

50.                      Nekrosis tubular akut

51.                      Tumor

52.

Page 13: ASKEP HIPERTENSI

53. b. Vascular

54.                      Aterosklerosis

55.                      Hiperplasia

56.                      Trombosis

57.                      Aneurisma

58.                      Emboli kolestrol

59.                      Vaskulitis

60. c. Kelainan endokrin

61.                      DM

62.                      Hipertiroidisme

63.                      Hipotiroidisme

64. d. Saraf

65.                      Stroke

66.                      Ensepalitis

67.                      SGB

68. e. Obat – obatan

69.                      Kontrasepsi oral

70.                      Kortikosteroid

71. II. MASALAH/ PROBLEM

72. Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu :

a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epistaksis

h. Kesadaran menurun

73. III. PATOFISIOLOGI

74. Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat

vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

Page 14: ASKEP HIPERTENSI

spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi

epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan

steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan

pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi

natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.

Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan

gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer

bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya

menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,

aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah

yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang

jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

75. IV. TANDA DAN GEJALA

76. Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung,

1995 )

77. 1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini

Page 15: ASKEP HIPERTENSI

berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur.

78. 2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan

gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

79. V. KLASIFIKASI

80. Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The

Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High

Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High Normal 130 – 139 85 – 89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

81.                                                                                                                   

82. VI. PENATALAKSANAAN83.84. Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas             

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit

hipertensi meliputi : (2,8)

85. Penatalaksanaan Medis

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis

penatalaksanaan:

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan

tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan

kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Page 16: ASKEP HIPERTENSI

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan

batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,

bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti

golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,

golongan penghambat konversi rennin angitensin.

86.

87. VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

88. 1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

89. 2. Pemeriksaan retina

90. 3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan

jantung

91. 4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

92. 5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

93. 6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan

fungsi ginjal     terpisah dan penentuan kadar urin.

94. 7. Foto dada dan CT scan.

95. VIII.  KOMPLIKASI96. Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada

hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru

timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak,

dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering

ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

Page 17: ASKEP HIPERTENSI

97.  Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:

pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak

nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

98. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:

Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagagl jantung,Gangguan fungsi ginjal,

Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh

darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma,

sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan

jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah

gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya

hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,

merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan

asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik

untuk kesehatan penderita hipertensi.

99. Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan

berbagai macam komplikasi antara lain :

100. a. Stroke

101. b. Gagal jantung

102. c. Ginjal

103. d. Mata

104. Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa

tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang

datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil

yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah

melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan

selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik.

105. Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan

sebagai pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang

tidak baik.

106. Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya

hipertensi dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi

yang fatal. Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:

107. * Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram

garam dapur. Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned

Page 18: ASKEP HIPERTENSI

beef, ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue kering.

Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium yang

menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan natrium intrasel yang

akan mengurangi efek hipertensi.

108. * Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat

badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan hipertensi

terdapat kecenderungan menjadi gemuk dan sebaliknya pada penderita muda dengan

obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang gemuk akan terjadi peningkatan tonus

simpatis yang diduga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat.

109. * Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak

terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan

kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu peredaran

darah sehingga memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi. Kadar

kolesterol normal dalam darah yaitu 200-250 mg per 100cc serum darah.

110. * Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol

pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, naik

sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan seperti tinju,

gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat menimbulkan hipertensi.

111. * Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak

mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan

darah.

112. * Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol

dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti

menghindari kemungkinan hipertensi.

113. * Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau

ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai

dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga mengurangi

respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas simpatetik sehingga tekanan

darah dapat diturunkan.

114. * Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang

mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan

memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan orang dapat

membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk menyelesaikan

masalah.

Page 19: ASKEP HIPERTENSI

115. * Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan

sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan. Jika hal ini terjadi pada Anda,

lebih baik melakukan kegiatan santai dulu. Setelah pikiran segar kembali akan

ditemukan cara untuk mengatasi kesulitan itu.

116. * Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat

mengurangi beban kita. Orang yang berpendapat dirinya mampu melakukan segala

hal dengan sempurna biasa disebut perfeksionis, orang ini akan selalu stres dan

menanggung beban kerja dan pikiran berlebihan. Kita harus sadar bahwa kemampuan

setiap orang terbatas untuk mampu mengerjakan segala-galanya. Dengan memberi

kesempatan pada orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita

dapat berkurang dan kita juga banyak teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa

bahagia.

117. * Menghilangkan perasaan iri atau dengki juga mengurangi ketegangan jiwa

sehingga hati kita menjadi tentram. Menolong orang lain dengan tulus dan memupuk

sikap perdamaian juga akan memberikan kepuasan yang tersendiri pada kita. Dengan

memupuk sikap-sikap seperti itu, tentu kita akan mengurangi ketegangan, beban, stres

yang timbul sehingga hipertensi dapat dihindari.

118. Orang yang sudah pernah memeriksakan dirinya dan diketahui menderita

hipertensi, dapat diberikan obat-obat golongan diuretika, alfa bloker, beta bloker,

vasodilator, antagonis kalsium dan penghambat ACE. Tentu saja, penggunaan obat-

obat ini atas petunjuk dokter.

119. BAB IV

120. ASUHAN KEPERAWATAN

121. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi

122. 1.  PENGKAJIAN

123. A. Aktivitas/ Istirahat

124. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

125. Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

126. B. Sirkulasi

127. Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup

dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Page 20: ASKEP HIPERTENSI

128. Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,

tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu

dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

129. C. Integritas Ego

130. Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress

multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

131. Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue

perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan

pola bicara.

132. D. Eliminasi

133. Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit

ginjal pada masa yang lalu).

134.

135.

136. F. Makanan/cairan

137. Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak

serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun)

Riowayat penggunaan diuretic

138. Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

139. G. Neurosensori

140. Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital

(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)

Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).

141. Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek,

proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

142. H. Nyeri/ ketidaknyaman

143. Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.

144. I. Pernafasan

145. Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja

takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat

merokok.

146. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas

tambahan (krakties/mengi), sianosis.

147. J. Keamanan

Page 21: ASKEP HIPERTENSI

148. Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.    

149.             

150. 2.            DIAGNOSA

151. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

152. 1.      Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia

miokard

Intervensi keperawatan :

a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat

b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

e. Catat edema umum

f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher

j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

153. Hasil yang diharapkan :

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD, mempertahankan TD dalam

rentang yang dapat diterima, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat

Intervensi keperawatan :

a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

c. Batasi aktivitas

Page 22: ASKEP HIPERTENSI

d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin

e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan

f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi

nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Hasil yang diharapkan :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan

gangguan sirkulasi

Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu

Intervensi :

a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur

b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau

tekanan arteri jika tersedia

c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan

d. Amati adanya hipotensi mendadak

e. Ukur masukan dan pengeluaran

f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan

g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan

dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing,

nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Haluaran urin 30 ml/ menit ada tanda-tanda vital stabil.

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit dan perawatan diri

Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

154. Intervensi keperawatan :

a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur

b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek

Page 23: ASKEP HIPERTENSI

samping atau efek toksik

d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter

e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit

kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.

f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil

g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat

h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan

i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang

diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol

j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

Hasil yang diharapkan :

Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini

Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.

155. 3.Intervensi156.

Diagnosa Keperawatan 1. :157. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular. 158. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi

iskemia miokard.

159. Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan

darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang

dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam

rentangnormal pasien.

160. Intervensi :

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Pantau TD. Ukur pada kedua

tangan/paha untuk evaluasi awal.

Gunakan ukuran manset yang tepat dan

teknik yang akurat.

Perbandingan dari tekanan

memberikan gambaran yang lebih

lengkap tentang keterlibatan/bidang

masalah vaskular. Hipertensi berat

diklasifikasikan pada orang dewasa

sebagai peningkatan tekanan diastolik

sampai 130; hasil pengukuran diastolik

Page 24: ASKEP HIPERTENSI

di atas 130 dipertimbangkan sebagai

peningkatan pertama, kemudian

maligma. Hipertensi sistolik juga

merupakan faktor resiko yang

ditentukan untuk penyakit

serebrovaskular dan penyakit iskemi

jantung bila tekanas diastolik 90-115.

Catat keberadaan, kualitas denyutan

sentral dan perifer.

Denyutan karotis, jugularis,

radialis,dan femoralis mungkin

teramati/terpalpasi. Denyut pada

tungkai mungkin menurun,

mencerminkan efek pada vasokontriksi

(peningkatan SVR) dan kongesti vena.

Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi vertikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik.

Amati warna kulit, kelembaban, suhu,

dan masa pengisian kapiler.

Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan

masa pengisian kapiler lambat mungkit

berkaitan dengan vasokonstriksi atau

mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah

jantung.

Catat edema umum/tertentu. Dapat mengindikasikan gagal jantung,

kerusakan ginjal atau vaskular.

Berikan lingkungan tenang, nyaman,

kurangi aktivitas/ keributan lingkungan.

Batasi jumlah pengunjung dan lamanya

tinggal.

Membantu untuk menurunkan

rangsang simpatis; meningkatkan

relaksasi.

Pertahankan pembatasan aktivitas, Menurunkan stress dan ketegangan

Page 25: ASKEP HIPERTENSI

seperti istirahat ditempat tidur/kursi;

jadwal periode istirahat tanpa gangguan;

bantu pasian melakukan aktivitas

perawatan diri sesuai kebutuhan.

yang mempengaruhi tekana darah dan

perjalanan penyakit hipertensi.

Lakukan tindakan-tindakan yang

nyaman seperti pijatan punggung dan

leher, meninggikan kepala tempat tidur.

Mengurangi ketidaknyamanan dan

dapat menurunkan rangsang simpatis.

Anjurkan teknik relaksasi, panduan

imajinasi, aktivitas pengalihan.

Dapat menimbulkan rangsangan yang

menimbulkan stres, membuat efek

tenang, sehingga akan menurunkan

tekanan darah.

161.162. Diagnosa Keperawatan 2. :

163. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

164. Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.165. Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /

diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. 166.

167. Intervensi :

168. o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan

parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat

peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan,

berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis

pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/

jantung).

169. o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan /

kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan

perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat

aktivitas individual).

170. o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen

miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada.

Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).

171. o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi

Page 26: ASKEP HIPERTENSI

menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen).

172. o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti

jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah

kelemahan).

173. Diagnosa Keperawatan 3174. o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskuler serebral.175. Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.

176. Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak

nyaman.

177. Intervensi :

178. o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

179. o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

180. o Batasi aktivitas.

181. o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.

182. o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

183. o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi

nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

184. Diagnosa keperawatan 4. :

185. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan

dengan gangguan sirkulasi.

186. Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu. Kriteria Hasil asien

mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD

dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai

laboratorium dalam batas normal.

187. Intervensi :

188. o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

189. o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan

pemantau tekanan arteri jika tersedia.

190. o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

191. o Amati adanya hipotensi mendadak.

192. o Ukur masukan dan pengeluaran.

193. o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.

194. o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

Page 27: ASKEP HIPERTENSI

195. 4. Iplementasi/ Pelaksanaan

196. Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

197. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

198. 1. Terapi tanpa Obat

199. Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan

sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini

meliputi

200. a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c). Penurunan berat badan

d). Penurunan asupan etanol

e). Menghentikan merokok

f). Diet tinggi kalium

201. b. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita

hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,

berenang dan lain-lain

b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %

dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat

ditentukan dengan rumus 220–umur

c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan

d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

202. c. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a). Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-

tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi

Page 28: ASKEP HIPERTENSI

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis

seperti kecemasan dan ketegangan.

b). Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi

ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar

membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

203. d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan

hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

204. 2. Terapi dengan Obat

205. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita

dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur

hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli

Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION

AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan

bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat

digunakan sebagai

obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain

yang ada pada penderita(2).

Pengobatannya meliputi :

a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

b. Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan

1) Dosis obat pertama dinaikan

2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,

Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh

1) Obat ke-2 diganti

2) Ditambah obat ke-3 jenis lain

d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya

1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Page 29: ASKEP HIPERTENSI

2) Re-evaluasi dan konsultasi

3. Follow Up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi

yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara

pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi

pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan

darahnya

b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya

c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa

dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

d. Meyakinkan penderita/clien. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat

mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah

hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter

e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu

f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga

dapat     mengukur tekanan darahnya di rumah

i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2

x sehari

j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan

masalah-masalah yang mungkin terjadi

k. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti

obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

        - Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

m. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan

sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan

hipertensi.

206. 5. Evaluasi

Page 30: ASKEP HIPERTENSI

207. Langkah-langkah untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan :

208. 1)      Menentukan garis besar masalah kesehatan yang di hadapi ,

209. 2)      Menentukan bagaimana rumasan tujuan perawatan yang akan dicapai,

210. 3)      Manantukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat

berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, tergantung kepada dimensi

evaluasi yang diinginkan,

211. 4)      Menentukan metode atau tehnik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber

data yang diperlukan,

212. 5)      Membandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria

dan standar untuk evaluasi,

213. 6)      Identivikasi penyebab atau alasan yang tidak optimal atau pelaksanaan

yang kurang memuaskan,

214. 7)      Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan

alasan : mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin

ada faktor lingkungan yang tidak diatasi.

215. Macam-macam evaluasi yaitu :

216. 1)      Evalusi kuantitatif

217. Evaluasi ini dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan atau kegiatan

yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah pasien hipertensi yang telah dibina selama

dalam perawatan perawat.

218. 2)      Evaluasi kualitatif

219. Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah

satu dari tiga diimensi yang saling terkait yaitu :

220. a)      Struktur atau sumber

221. Evaluasi ini terkait dengan tenaga manusia, atau bahan-bahan yang diperlukan

dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam upaya keperawatan hal ini menyangkut antara

lain:

222.   Kualifikasi perawat

223.   Minat atau dorongan

224.   Waktu atau tenaga yang dipakai

225.   Macam dan banyak peralatan yang dipakai

226.   Dana yang tersedia

227. b)      Proses

Page 31: ASKEP HIPERTENSI

228. Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan. Misalnya : mutu penyuluhan yang diperlukan kepada klien dengan

gejala-gejala yang ditimbulkan.

229. c)      Hasil

230. Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya klien dalam melaksanakan

tugas-tugas kesehatan.

231. Hasil dari keperawatan pasien dapat diukur melalui 3 bidang :

232. 1.      Keadaan fisik

233. Pada keadaan fisik dapat diobservasi melalui suhu tubuh turun, berat badan

naik , perubahan tanda klinik.

234. 2.      Psikologik-sikap

235. Seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif terhadap patugas

kesehatan.

236. 3.      Pengetahuan-perilaku

237. Misalnya keluarga dapat menjalankan petunjuk yang diberikankeluarga dapat

menjelaskan manfaat dari tindakan keperawatan.