(WUS) Terhadap Perilaku Pemeriksaan Papsmear - Stikim

13
JURNAL ILMIAH Hubungan Pengetahuan, Motivasi Dan Status Ekonomi Wanita Usia Subur (WUS) Terhadap Perilaku Pemeriksaan Papsmear Oleh ADE ASFA FITRIAH NIM 07.13.001.200 PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA 2015

Transcript of (WUS) Terhadap Perilaku Pemeriksaan Papsmear - Stikim

JURNAL ILMIAH

Hubungan Pengetahuan, Motivasi Dan Status Ekonomi Wanita Usia Subur

(WUS) Terhadap Perilaku Pemeriksaan Papsmear

Oleh

A D E A S F A F I T R I A H

NIM 07.13.001.200

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN STATUS EKONOMI

WANITA USIA SUBUR (WUS) TERHADAP PERILAKU

PEMERIKSAAN PAPSMEAR

Ade Adfa Fitriah1, Uci Ciptriasrini

2

1Mahasiswa D3 Kebidanan Prima Indonesia

2 Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

[email protected],[email protected]

2

ABSTRAK

Banyak wanita yang tidak mau melakukan pemeriksaan karena diagnosis kanker servik secara

dini dapat diperoleh dengan tindakan pap smear. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan pengetahuan, motivasi dan status ekonomi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap pemeriksaan

papsmear di Klinik Sapta Mitra Tahun 2014. Metode penelitian ini dengan kuantitatif dengan deskriptif

analitik dan menggunakan desain Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan

jumlah populasi 90 responden dan Sampel sebanyak 74 orang. Dari hasil penelitian Pemeriksaan

papsmear diperoleh WUS sebanyak 45,9% pernah dan sebanyak 29,7% tidak pernah melakukan

papsmear. Berdasarkan variabel pengetahuan paling banyak responden yang pengetahuan tinggi

sebanyak 62,2% dengan nilai P value = 0,029 dan nilai OR sebesar 3,563(1,259-10,084), Berdasarkan

variabel motivasi bahwa motivasi baik sebanyak 68,9% dengan nilai P value = 0,010 dan nilai OR

sebesar 4,473(1,533-13,053), dan Berdasarkan variabel status ekonomi bahwa status ekomoni tinggi

sebanyak 58,1% dengan nilai P value = 0,006 dan nilai OR sebesar 4,821 (1,649-14,101). Berdasarkan

hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan, motivasi dan status ekonomi Wanita

Usia Subur (WUS) terhadap pemeriksaan papsmear di Klinik Sapta Mitra Tahun 2014. Saran untuk

masyarakat dapat memahami manfaat dan prosedur pemeriksaan Pap Smear karena papsmear

dapat mendiagnosa kanker servik secara dini sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat

kanker serviks. Kata Kunci : pengetahuan, motivasi, ekonomi, pap smear

ABSTRACT

Many women who do not want to perform the examination for early diagnosis of cervical

cancer can be obtained by the action pap smear. The purpose of this study was to determine the

relationship of knowledge, motivation and economic status of women of childbearing age (WUS) on Pap

smear examination at the Clinic Sapta Partner of the Year 2014. This research method with quantitative

descriptive analytic and using cross sectional design. The data used are primary data with a population

of 90 respondents and sample as many as 74 people. Examination of the results obtained WUS Pap

smear as much as 45.9% and as much as 29.7%'ve never done a pap smear. Based on the knowledge

variable respondents most high knowledge as much as 62.2% with a value of P value = 0.029 and OR

values of 3.563 (1.259 to 10.084), Based on the motivation variable that good motivation as much as

68.9% with a value of P value = 0.010 and the value OR of 4.473 (1.533 to 13.053), and Based on the

economic status variables that high ekomoni status as much as 58.1% with a value of P value = 0.006

and OR values of 4.821 (1.649 to 14.101). Based on the results of this study concluded that there is a

relationship of knowledge, motivation and economic status of women of childbearing age (WUS) on Pap

smear examination at the Clinic Sapta Partner of the Year 2014. Suggestions for people to understand

the benefits and procedures Pap test for cervical Pap smear can diagnose cancer at an early stage so as

to reduce the number of deaths from cervical cancer. Keywords: knowledge, motivation, economic, pap smears

1

Pendahuluan

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak

menular yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat, salah satunya kanker serviks yang

banyak menyebabkan kematian pada wanita,

baik di dunia maupun di Indonesia. Kanker

serviks adalah kanker kedua yang paling

banyak ditemukan pada wanita di dunia dengan

500.000 dengan kasus baru dan 250.000

kematian tiap tahunnya. Menurut data

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap 2

menit ada satu penduduk dunia meninggal

karena kanker serviks di negara berkembang.1

Kanker serviks banyak di jumpai di negara-

negara sedang berkembang seperti Indonesia,

India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, dan

Filipina. Dinegara-negara yang sedang

berkembang termasuk Indonesia kanker serviks

masuk urutan pertama. Sesungguhnya penyakit

ini dapat dicegah bila dilakukan program

skrining atau deteksi dini namun hal ini belum

dilakukan khususnya di negara berkembang.

Data Depkes menyebutkan, sekitar 6% atau

13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita

penyakit kanker dan kanker merupakan

penyebab kematian di Indonesia. Jumlah

penderita kanker di Indonesia sangat tinggi.

Hal ini terlihat dari berbagai data kanker yang

dipubl ikasikan baik oleh pemerintah maupun

lembaga-lembaga kanker.2

Sementara di Asia, kanker serviks

merupakan penyakit kanker pada wanita kedua

terbanyak diderita dan lebih dari setengah

wanita Asia yang menderita kanker serviks

meninggal dunia. setiap 2 menit, seorang

wanita di Asia meninggal karena kanker

serviks. Menurut WHO, Indonesia merupakan

negara dengan jumlah penderita kanker serviks

nomor dua tersering dan menyebabkan

kematian akibat kanker yang paling utama.

Pencegahan dan pengobatan prakanker serviks

masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat, hal ini mengakibatkan penyakit

sering ditemukan telah mencapai stadium

lanjut, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000

kasus kanker serviks, dan diperkirakan

sebanyak delapan ribu kasus berakhir dengan

kematian. Sementara menurut Ikatan Peduli

Kanker Serviks Indonesia di Indonesia setiap

harinya 40-45 wanita terdiagnosa kanker

serviks dan 20-25 wanita meninggal, dengan

kata lain setiap tahunnya angka kematian

karena kanker serviks mencapai 270,000. Di

Indonesia, saat ini diperkirakan terdapat

penderita kanker baru 1 : 1.000 penduduk per

tahun. Kanker merupakan penyebab kematian

ke–5 di Indonesia dan mengalami

peningkatan secara bermakna. Di negara

berkembang, terdapat 80-90 persen tidak

dapat disembuhkan karena penderita datang

dalam stadium yang telah lanjut.3

Penyakit kanker tidak hanya beresiko

terhadap laki-laki tetapi juga pada wanita tanpa

memandang umur. Beberapa jenis kanker

yang terjadi pada wanita antara lain kanker

payudara, kanker serviks kanker ovarium,

leukemia, kanker colorectal, kanker thyroid,

kanker nasopharing, kanker paru, kanker kulit

dan hati. Secara umum dapat dilihat kanker

organ reproduksi termasuk jenis kanker yang

banyak terjadi pada wanita, salah satunya

kanker serviks. Kanker serviks adalah

pertumbuhan sel yang bersifat abnormal yang

terjadi pada seviks uterus, yang merupakan

pintu masuk kearah rahim yang terletak

antara rahim (uterus) dengan liang

senggama atau dikenal dengan leher rahim).

WHO (2008) menyatakan, sekitar 490.000

wanita di seluruh dunia didiagnosa menderita

kanker serviks dan rata-rata 240.000 kasus

kematian wanita terjadi akibat kanker

serviks dan hampir 80% dari kasus tersebut

terjadi di Negara-negara berkembang. 4

Budaya dan adat ketimuran di Indonesia

telah membentuk sikap dan persepsi yang

jadi penghalang bagi perempuan untuk

membuka diri kepada profesional medis dan

mampu melindungi kesehatan reproduksinya.

Akibatnya, kebanyakan pasien datang sudah

pada stadium lanjut, hingga sulit diobati.

Seringnya terjadi keterlambatan dalam

pengobatan mengakibatkan banyaknya

penderita kanker serviks meninggal dunia,

padahal kanker serviks dapat diobati jika belum

mencapai stadium lanjut, tentunya dengan

mengetahui terlebih dahulu apakah sudah

terinfeksi atau tidak dengan menggunakan

beberapa metode deteksi dini, antara lain

metode Pap Smear, IVA, Thin Prep, dan

Kolposkopi, vikografi, papnet. Motif seringkali

diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan

atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa

dan jasmani untuk berbuat. Motivasi

merupakan karakteritik psikologi manusia yang

memberi kontribusi pada tingkat komitmen

seseorang, banyak faktor yang meyebabkan,

menyalurkan dan mempertahankan tingkah

laku manusia dalam arah tekad tertentu

Motivasi merupakan perasaan atau pikiran

yang mendorong melakukan pekerjaan atau

2

menjalankan kekuasaan dalam berperilaku.5

Hasil penelitian Nurhasanah, mengenai

pengaruh pengetahuan, persepsi, kepercayaan

dan tradisi WUS terhadap pemeriksaan Pap

Smear dalam upaya deteksi dini kanker serviks,

bahwa persepsi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku pemeriksaan Pap

Smear. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi

memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan.

Untuk berperilaku sehat, misalnya dalam upaya

deteksi dini kanker serviks, diperlukan persepsi

dan kesadaran individu untuk melakukan

pemeriksaan Pap Smear.

Persepsi diperoleh dari pengalaman sendiri

atau pengalaman orang lain. Disamping itu

kadang-kadang kepercayaan dan tradisi juga

dapat mendorong atau menghambat individu

untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Fikriawati

dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu

Tentang Kanker Serviks dengan Perilaku

Deteksi Dini. Hasil bahwa dari 30

responden sebagian besar berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 19 responden (63,3%),

berpengetahuan cukup sebanyak 11 responden

(36%) dan berpengetahuan kurang tidak ada.

Sedangkan untuk data perilaku yang

melakukan pemeriksaan Pap Smear dalam 1

tahun 1sampai 2 kali 83% responden. Untuk

ideal atau jadwal yang optimal melakukan

pemeriksaan Pap Smear sebanyak 1 - 2 kali

80% responden, 80% responden selama

berumah tangga melakukan Pap Smear 1-2

kali, 90% responden mengatakan bahwa

pemeriksaan PapSmear dilakukan1-2 kali, 80%

responden mengikuti pendidikan kesehatan

tentang pencegahan kanker serviks 1- 2 kali.

Berdasarkan servey penelitian sebelumnya

bahwa 4 dari 10 (40%) wanita tahu tentang

bagaimana melakukan dan manfaat dari

pemeriksaan papsmear, 6 dari 10 (60%) wanita

mempunyai motivasi untuk pemeriksaan

papsmear demi kesehatannya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti

tertarik untuk meneliti tentang hubungan

pengetahuan tentang pap smear dan motivasi

Wanita Usia Subur (WUS) terhadap

pemeriksaan papsmear di Klinik Sapta Mitra

Tahun 2014.

Berdasarkan latar belakang maka tujuan

Penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan pengetahuan, motivasi dan status

ekonomi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap

perilaku pemeriksaan papsmear di Klinik Sapta

Mitra Tahun 2014.

Metode

Metode penelitian ini termasuk dalam

penelitian kuantitatif dengan penelitian

deskriptif analitik dan menggunakan desain

Cross Sectional, dimana pengukuran terhadap

variable dependen dan independen dapat

dilakukan dengan cara bersamaan sehingga

cukup efektif dan efisien. Data yang digunakan

adalah data primer dengan cara menyebarkan

kuesioner ke wanita usia subur (WUS). Dalam

penelitian ini hanya untuk mengetahui

hubungan pengetahuan tentang pap smear

motivasi Wanita Usia Subur (WUS) dan status

ekonomi terhadap pemeriksaan papsmear di

Klinik Sapta Mitra Tahun 2014.

Instrumen yang digunakan pada penelitian

ini adalah data primer berupa kuesioner yang

diisi oleh Wanita usia subur di Klinik Sapta

Mitra Tahun 2014. Kuesioner menurut

Arikunto adalah sejumlah pertanyaan tertulis

digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang diri

pribadinya.8

Penelitian dilaksanakan pada bulan 01

November sampai 30 November di Klinik

Sapta Mitra Tahun 2014. Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian atau objek yang

akan diteliti.9 Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh wanita usia subur dalam

pemeriksaan papsmear di Klinik Sapta Mitra

Tahun 2014 sebanyak 90 orang. Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

sampel merupakan bagian populasi yang akan

diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Besar sampel

sangat tergantung pada model populasi yang

diteliti, semakin mendekati nilai populasi

sebenarnya maka semakin kecil tingkat error

sampling.10

Pada penelitian ini populasi yang

digunakan adalah heterogen maka untuk

menentukan sampel, penulis menggunakan

pengambilan sampel dengan menggunakan

purposive sampling yaitu pengambilan sampel

yang kriterianya sesuai dengan keinginan dan

tujuan peneliti. Teknik pengumpulan data yaitu

data primer. Data primer diperoleh dengan cara

menyebarkan kuisioner kepada wanita usia

subur dalam pemeriksaan papsmear di Klinik

Sapta Mitra Tahun 2014.

Uji coba Instrumen harus diuji coba

instrumen untuk mengetahui apakan instrumen

tersebut valid dan apakah instrumen tersebut

relibilitas yang dilakukan pada bulan Oktober

3

di Klinik Sapta Mitra Tahun 2014. Validitas

berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam mengukur suatu data. Untuk

mengetahui validitas suatu instrumen

dilakukan dengan cara melakukan korelasi

antar skor masing-masing variabel dengan skor

total nya. Untuk mengukur validitas dari

kuesioner bisa dilakukan deengan menghitung

korelasi antara skor masing-masing item dari

pertanyaan dengan total skor yang terdapat

pada konstruknya sehingga hal tersebut disebut

analisis butir/item. Apabila nilai r hitung hasil

positif dan r hitung > r tabel, maka akan dapat

dikatakan bahwa item pertanyaan tersebut

adalah valid. Demikian juga berlaku

sebaliknya, apabila r hitung < r tabel maka

dapat dikatakan bahwa item dari pertanyaan

tersebut tidak valid. Item pertanyaan yang tidak

valid akan dikeluarkan dan tidak dimasukan ke

dalam proses analisis selanjutnya, sedangkan

untuk pertanyaan yang valid akan diteruskan

hingga ke tahap pengujian realibitas.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan

pada 20 orang. Sehingga r tabel yang

digunakan adalah 0,444. Hasil uji validitas

instrumen penelitian untuk semua independen

yang berjumlah 20 pertanyaan variabel

pengetahuan dan 6 pertanyaan motivasi, dari

hasil penelitian mendapat r hitung > 0,444,

sehingga setiap pernyataan untuk masing-

masing variabel yang di uji validitas dikatakan

valid. Reliabitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan

dengan alat pengukur yang sama. Pernyataan

diukur reliable jika jawaban seorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Pengujian realibitas dimulai

dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jadi

jika sebuah pernyataan tidak valid, maka

pernyataan tersebut dibuang. Pernyataan-

pernyataan yang sudah valid kemudian baru

secara bersama diukur realibitasnya.

Pada uji validitas diukur pertanyaan dari

masing masing pertanyaan pada masing masing

variabel. Pada variabel pengetahuan dari 20

pertanyaan dan variabel motiovasi dari 6

pertanyaan dinyatakan valid karena nilai item-

total correlation lebih besar dari nilai R tabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk variabel

pengetahuan didapatkan nilai alpha 0,962 dan

variabel motivasi 0,941. Semua variabel

mendapat nilai alpha > 0,80 sehingga untuk

semua pernyataan dalam kuesioner dikatakan

sangat reliabel. Setelah mengetahui apakah

instrumen itu layak atau tidaknya digunakan,

maka untuk instrumen yang tidak valid akan

dilakukan engujian instrumen ulang agar

semua instrumen dapat digunakan untuk

penelitian. Hasil uji reliabel pada variabel

pengetahuan dan motivasi nilai Cronbach

alpha lebih besar dari 0,800, dan dinyatakan

reliabel.

Teknik pengumpulan data yaitu data primer

yag merupakan kuisioner dengan mengguna

kan skala likert dan guttmen yang disebarkan

kepada wanita usia subur dalam pemeriksaan

papsmear di Klinik Sapta Mitra Tahun 2014

sebanyak 74 orang.

Analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan bagaimana

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya, dalam analisis hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel. Ada beberapa tahap analisis bivariat,

antara lain : analisis proporsi atau presentasi

dengan membanding kan distribusi silang

antara dua variabel yang bersangkutan, analisis

dari uji statistic, analisis keeratan hubungan

antara dua variabel dengan melihat odd Ratio

(OR).

Penyajian data dalam bentuk tabel dipilih

untuk memudahkan pembacaan data sesuai

dengan maksud dan tujuan penelitian.

Penyajian data dalam bentuk teks dilakukan

untuk mendeskripsikan atau memberikan

penjelasan dari data yang telah disajikan dalam

bentuk tabel.

Hasil

Tabel 1

Analisis Univariat

Variabel N %

Perilaku

Pernah 52 70,3%

Tidak Pernah 22 29,7%

Pengetahuan

Tinggi 46 62,2%

Rendah 28 37,8%

Motivasi

Baik 51 68,9%

Buruk 23 31,1%

Status Ekonomi

Tinggi 43 58,1%

Rendah 31 41,9%

Sumber : Hasil Olahdata Komputerisasi Tahun 2015

4

Tabel 2

Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan, Motivasi Dan Status Ekonomi Wanita Usia Subur

(WUS) Terhadap Perilaku Pemeriksaan Papsmear Di Klinik Sapta Mitra Tahun 2014

Variabel

Pemeriksaan Papsmear Total

P value OR Pernah Tidak pernah

f % f % f %

Pengetahuan

Tinggi 37 80,4 9 19,6 46 100 0.029

3,563

(1,259-10,084) Rendah 37 80,4 9 19,6 46 100

Motivasi

Baik 41 80,4 10 19,6 51 100 0.010

4,473 (1,533-

13,053) Buruk 11 47,8 12 52,2 23 100

Status Ekonomi

Tinggi 36 83,3 7 16,3 43 100 0.006

4,821 (1,649-

14,101) Rendah 16 51,6 15 48,4 31 100

Sumber : Hasil Olahdata Komputerisasi Tahun 2014

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

variabel perilaku paling banyak responden

pernah melakukan papsmear sebanyak 52

orang (45,9%). Variabel pengetahuan paling

banyak responden yang pengetahuan tinggi

sebanyak 46 orang (62,2%). Variabel motivasi

paling banyak responden motivasi baik

sebanyak 51 orang (68,9%). Variabel status

ekonomi paling banyak responden status

ekomoni tinggi sebanyak 43 orang (58,1%).

Dari tabel 2 Analisa bivariat dilakukan

untuk menguji hipotesis dengan tujuan untuk

melihat hubungan antara variabel dependent

dengan variabel independent terhadap nilai

frekuensi yang diamati melalui uji chi square

untuk melihat hasil kemaknaannya. Uji Chi

Square, dimana pengolahan data dilakukan

dengan komputer. Hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen di nilai

dengan batas value (0,05) artinya ada

hubungan yang bermakna antara variabel

independen dengan variabel dependen, dan jika

nilai p value > (0,05) artinya tidak ada

hubungan yang bermakna antara variabel

independen dengan variabel dependen.

didapatkan hasil analisis hubungan

pengetahuan tentang pap smear terhadap

pemeriksaan papsmear diperoleh bahwa ada

sebanyak 37 responden (80,4%) pengetahuan

tinggi pernah melakukan pemeriksaan

papsmear, sedangkan ada sebanyak 13

responden (46,4%) pengetahuan rendah tidak

pernah melakukan pemeriksaan papsmear.

Hasil uji statistik didapatkan nilai P value =

0,029 berarti p value < (0,05) sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan tentang pap smear terhadap

pemeriksaan papsmear. Dari hasil analisis nilai

OR 3,563 artinya WUS yang berpengatahuan

tinggi 3,563 kali pernah melakukan

pemeriksaan papsmear dibandingkan dengan

WUS yang berpengatahuan rendah. Hasil

analisis hubungan motivasi WUS terhadap

pemeriksaan papsmear diperoleh bahwa ada

sebanyak 41 responden (80,4%) motivasi baik

pernah melakukan pemeriksaan papsmear,

sedangkan ada sebanyak 12 responden (52,2%)

motivasi buruk tidak pernah melakukan

pemeriksaan papsmear. Hasil uji statistik

didapatkan nilai P value = 0,010 berarti p value

< (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara motivasi

WUS terhadap pemeriksaan papsmear. Dari

hasil analisis nilai OR 4,473 artinya wanita

usia subur (WUS) yang motivasi baik 4,473

kali pernah melakukan pemeriksaan papsmear

dibandingkan dengan WUS yang bermotivasi

buruk. Hasil analisis hubungan status ekonomi

terhadap pemeriksaan papsmear diperoleh

bahwa ada sebanyak 36 responden (83,3%)

status ekonomi tinggi pernah melakukan

pemeriksaan papsmear, sedangkan ada

sebanyak 15 responden (48,4%) status

ekonomi rendah mendapatkan tidak pernah

melakukan pemeriksaan papsmear. Hasil uji

statistik didapatkan nilai P value = 0,006

berarti p value < (0,05), sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan

antara status ekonomi terhadap pemeriksaan

papsmear. Dari hasil analisis nilai OR 4,821

artinya wanita usia subur (WUS) yang status

ekonomi tinggi 4,821 kali pernah melakukan

pemeriksaan papsmear dibandingkan dengan

WUS yang status ekonomi rendah.

5

Diskusi

Perilaku Pemeriksaan Papsmear

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa distribusi Frekuensi paling banyak

responden pernah melakukan papsmear

sebanyak 52 orang (45,9%).

Kanker serviks dapat dikenali pada tahap

prakanker, salah satunya dengan pemeriksaan

skrining dimana pemeriksaan dilakukan tanpa

menunggu munculnya keluhan terlebih dahulu.

Salah satu jenis pemeriksaan yang dapat

dilakukan adalah pap smear. Pap smear kanker

serviks dapat dimulai dari tahap pra kanker,

sehingga jika sel kanker dapat terdeteksi pada

tahap awal ini, maka kanker akan dapat

disembuhkan dengan sempurna. Pap Smear

merupakan suatu jenis pemeriksaan sitologi di

mana sampel sel diambil dari bagian serviks

pasien wanita menggunakan alat-alat khas

seperti wooden spatula, spatel Ayre dan

Carvex sampler. Sampel dari servik yang telah

diambil akan dioleskan di atas objek kaca

untuk dilihat dibawah mikroskop bagi melihat

jika ada perubahan pada sel-sel permukaan

serviks yang normal menjadi abnormal. Pap

Smear pertama sekali diperkenalkan oleh Dr.

George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel pada

tahun 1928 dan pemeriksaan ini mulai populer

sejak tahun 1943. 11

Alasan utama mengapa kanker leher rahim

memiliki mortalitas yang besar adalah karena

wanita datang memeriksakan dirinya sudah

stadium lanjut. Ini terjadi karena 90% dari

kasus kanker leher rahim pada stadium dini

tidak memiliki gejala khas sehingga penderita

tidak mengetahui adanya kanker di

tubuhnya.Kanker leher rahim ditandai dengan

timbulnya sel-sel pada mulut rahim yang tidak

lazim (abnormal). Sebelum sel-sel kanker

terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh

sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang

dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-

tahun. Pada stadium awal, kanker ini

cenderung tidak terdeteksi dan tidak ada

keluhan yang dirasakan. Gejala klinis stadium

lanjut ditandai dengan wanita yang sering

mengalami perdarahan pada vagina yang tidak

normal, keputihan, seperti nanah dan berbau,

perdarahan setelah berhubungan sesksual, ini

sudah merupakan stadium lanjut.

Papsmear adalah suatu metode pemeriksaan

sel-sel yang diambil dari leher rahim dan

kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk

melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari

sel leher rahim. Kanker leher rahim adalah

salah satu jenis kanker yang paling dapat

dicegah dan dapat diobati pada stadium dini

dengan angka kesembuhan 100% dari semua

kasus kanker. Umur penderita biasanya 35-55

tahun tetapi dapat terjadi di usia dini yaitu 18

tahun.12

Pap smear paling banyak dikenal dan

digunakan adalah sebagai alat pemeriksaan

untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker

leher rahim.Pap smaer yang semula dinyatakan

hanya sebagai alat skrining deteksi kanker

mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat

diagnostik prakanker dan kanker leher rahim

yang ampuh dengan ketepatan diagnostik

yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik

sitologi tidak dapat menggantikan diagnostik

histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis.

Hal itu berarti setiap diagnosik sitologi kanker

leher rahim harus dikonfirmasi dengan

pemeriksaan histopatologi jaringan biobsi leher

rahim, sebelum dilakukan tindakan sebelumya.

Papsmear dapat dilakukan pada wanita yang

sudah mulai aktif berhubungan seks. Test

papsmear merupakan pemeriksaan serologi

dengan tingkat sensitivitas yang cukup baik

dan tergolong murah. Terbukti tes ini cukup

efektif menurunkan angka kejadian dan

kematian yang diakibatkan kanker mulut

rahim. Test ini dapat dilakukan setelah bersih

haid dan tidak melakukan hubungan seksual

paling sedikit 24 jam sebelum dilakukan test

papsmear.13

Pap Smear adalah untuk mendeteksi dini

tentang adanya radang pada leher rahim, dan

tingkat peradangannya, adanya kelainan

degenerative pada rahim, ada/tidaknya kelainan

pada leher rahim,ada tidaknya keganasan pada

rahim. Dengan demikian dapat diupayakan

penanganan dan pengobatan. Manfaat pap

smear adalah untuk mendeteksi secara dini

adanya kondisi tidak normal dari sel-sel

dinding rahim yang dapat berkembang menjadi

sel kanker sehingga dapat dilakukan terapi

secepatnya dan diharapkan dapat mengurangi

angka kematian akibat kanker leher rahim.14

Manfaat papsmear adalah untuk mendeteksi

secara dini adanya kondisi tidak normal dari

sel-sel dinding rahim yang dapat berkembang

menjadi sel kanker sehingga dapat dilakukan

terapi secepatnya dan diharapkan dapat

mengurangi angka kematian akibat kanker

leher rahim.16

Syarat utama cairan yang akan diambil

adalah tidak boleh bercampur cairan-cairan

lainnya yang dapat mengganggu pemeriksaan

nya, oleh karena itu dapat dirinci sebagai

berikut : (1) Cairan yang akan diambil dibagian

6

luar genetalia, biarkan sebagaimana adanya

jangan dicuci sekali pun berbau. Dan (2)

Cairan senggama jangan dicuci menjelang

pengambilan bahannya jangan melakukan

hubungan seks sedikitnya 24 jam. Terlihat di

sini bahwa pengambilan papsmear tidak

menimbulkan rasa sakit tetapi metode ini

mempunyai keuntungan yang sangat besar.17

Hasil papsmear merupakan hasil yang

sesuai diadakan oleh usaha dari pemeriksaan

laboratorium sitologi. Hasil papsmear dari

pemeriksaan laboratoium Sitologi dengan

mendeteksi perubahan kecil pada sel-sel di

leher rahim yang mengarah pada keganasan

dimana dalam stadium dini pengobatan mudah

dilakukan dan perlu untuk sembuh pun lebih

besar.

Faktor penentu atau determinan perilaku

manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku

merupakan resultasi dari berbagai faktor, baik

internal maupun eksternal (lingkungan). Secara

lebih rinci perilaku manusia merupakan

refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti

pengetahuan, keinginan, kehendak, mimat

motivasi, persepsi sikap dan lainnya. Namun

pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi

gejala kejiwaan yang menentukan perilaku

seksual seseorang.

Perilaku adalah semua kegiatan atau

aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati

oleh pihak luar. Skiner seorang ahli psikologi

mengemukakan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme dan kemudian organisme tersebut

merespon, diantaranya adalah Respondent

Respons, merupakan respon yang ditimbulkan

oleh rangsangan-rangsangan (stimulus)

tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting

stimulation karena menimbulkan respons-

respons yang relatif tetap. Operant Respons,

merupakan respon yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus

atau perangsang tertentu. Perangsang ini

disebut reinforcing stimulation atau reinforcer,

karena memperkuat respons. Seperti yang telah

dijelaskan diatas, sebagian besar perilaku

manusia adalah operant respons. Oleh sebab

itu, untuk membentuk jenis respon atau

perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi

tertentu yang disebut operant conditioning.

Perilaku pemeriksaan Pap smear merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

atau rangsangan seperti pengetahuan,

keinginan, kehendak, minat motivasi, persepsi

sikap yang dilakukan oleh wanita untuk

mendeteksi sedini mungkin kelainan pada

mulut rahim dengan metode Pap Smear.

Berdasarkan Hasil penelitian diketahui

bahwa masih banyak wanita usia subur yang

belum memeriksakan papsmear hal ini

dikarenakan kurangnya informasi serta

pengetahuan wanita usia subur dalam

pentingnnya memeriksakan papsmear.

Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa ada sebanyak 37 responden (80,4%)

dari 46 responden yang pengetahuan tinggi

mendapatkan pernah melakukan pemeriksaan

papsmear. Hasil uji statistik didapatkan nilai P

value = 0,029 berarti a < (0,05), sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan tentang pap smear terhadap

perilaku pemeriksaan papsmear. Dari hasil

analisis nilai OR 3,563 artinya wanita usia

subur (WUS) yang berpengatahuan tinggi

3,563 kali pernah melakukan pemeriksaan

papsmear dibandingkan dengan WUS yang

berpengatahuan rendah.

Menurut Notoatmodjo, Pengetahuan adalah

merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yaitu:

indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba Pengetahuan atau kognitif yang

merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan

diperlukan sebagai dorongan fisik dalam

menumbuhkan rasa percaya diri maupun

dengan dorongan sikap perilaku setiap orang

sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan stimulasi terhadap tindakan

seseorang.19

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (over behaviour). Karena

dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian

Rogers (1974) mrngungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku

baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yang disebut AIETA yaitu

Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut

menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek), Interest

(merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek

tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai

7

timbul, Evaluation (menimbang – nimbang)

terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi, Trial, di mana subjek

mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus,

Adaption, di mana subjek telah berperilaku

baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus.

Ada enam tingkatan dalam

pengetahuan, yaitu: (1) Tahu adalah tingkatan

paling rendah. Tahu diartikan sebagai

mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk mengingat kembali

suatu yang spesifik dari seluruh badan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Untuk mengukur tingkatan kognitif

ini dipergunakan kata kerja menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

(2) Memahami adalah kemampuan untuk

menjelaskan dan menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diketahuinya. Pada

tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap materi atau substansi yang dipelajari.

(3) Aplikasi adalah kemampuan mengumpul

kan materi yang dipelajari beberapa hukum-

hukum, rumus, metode, dan sebagainya pada

kondisi nyata. (4) Analisis adalah kemampuan

menjabarkan materi atau objek kedalam

komponen-komponen dalam struktur organi

sasi tersebut, yang terkait satu sama lain. (5)

Sintesis atau formulasi menunjukan kepada

kemampuan untuk melatakan atau meng

hubungkan bagian-bagian kedalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. (6) Evaluasi

adalah kemampuan melakukan justifikasi atau

penelitian terhadap suatu objek atau materi.

Evaluasi ini dilaksanakan pada kriteria yang

telah ada atau kriteria yang disusun yang

bersangkutan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan yaitu (1) Usia merupakan

lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun).

Wanita yang sudah menikah atau memulai

aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari

18 tahun) mendekati resiko terkena kanker

leher rahim, (2) Pendidikan merupakan proses

belajar yang pernah ditempuh secara formal

didalam lembaga pendidikan. Tingkat

pendidikan mempunyai hubungan terhadap

motivasi untuk melakukan papsmear, karena

semakin tinggi tingkat pendidikan, maka

semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dan

kesadaran pada orang tersebut dalam menerima

informasi. Tingkat pendidikan tinggi akan

berbeda cara penilaian seseorang, sehingga

timbul keinginan atau motivasi seseorang itu

berbeda terhadap kematian akibat penyakit

pada organ reproduksinya karena rendahnya

pengetahuan dan kesadaran wanita untuk

melakukan pap smear. (3) Sumber informasi

adalah segala sesuatu yang menjadi perantara

dalam penyampaian informasi, merangsang

pikiran dan kemampuan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia). Media informasi untuk komunikasi

massa terdiri dari : (a) Media cetak atau

cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku. (b)

Media elektronik, yaitu radio, tv, internet.

Cara memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) Cara

kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematik dan logis adalah

dengan cara non ilmiah, tanpa melalui

penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan

pada periode ini antara lain meliputi : Cara

Coba Salah (Trial and Error), Secara

kebetulan, Cara kekuasaan atau otoritas,

Berdasarkan pengalaman pribadi, Cara akal

sehat (Common sense), Kebenaran melalui

wahyu, Kebenaran secara intuitif, Melalui jalan

pikiran, Induksi, Deduksi. (2) Cara baru atau

modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau

lebih populer disebut metodologi penelitian

(research methodology). Kemudian hasil

pengamatan nya tersebuat dikumpulkan dan

diklasifi kasikan, dan akhirnya diambil

kesimpulan umum. Kemudian metode berpikir

induktif yang dikembangkan oleh Bacon ini

dilanjutkan oleh Deobold van Dallen. Ia

mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan

observasi langsung, dan membuat pencatatan-

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini

mencakup tiga hal pokok, yakni : Segala

sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukan pengamatan,

Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala

tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan

pengamatan, Gejala-gejala yang muncul

bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-

ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

Pengetahuan yaitu (1) Usia adalah umur

individu yang terpenting mulai saat di lahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,

8

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

bertambah dalam berpikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seorang yang

lebih dewasa akan lebih di percaya dari orang

yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal

ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya; (2) Minat diartikan

sebagai sesuatu kecendrungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu. Dengan adanya

pengetahuan yang tinggi didukung minat yang

cukup sangatlah mungkin seseorang tersebut

akan sesuai dengan apa yang diharapkan; (3)

Tempat tinggal adalah tempat menetap

responden sehari-hari. Pengetahuan seseorang

akan lebih baik jika berada di perkotaan dari

pada di pedesaan karena di perkotaan akan

meluasnya kesempatan untuk melibatkan diri

dalam kegiatan sosial maka wawasan sosial

makin kuat serta di perkotaan mudah

mendapatkan informasi; (4) Informasi yang di

peroleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Bila seseorang banyak memperoleh informasi

maka ia cenderung mempunyai pengetahuan

yang lebih luas; (5) Adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan

di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi

proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi baik dari orang lain

maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang

dengan pendidikan tinggi. (6) Kebiasaan dan

tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah dilakukan baik atau

buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan tersedianya fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga

stastus sosial ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang. dan (7) pengalaman

adalah peristiwa yang pernah dialami

seseorang.

Azwar mengatakan bahwa sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan

faktor emosional. Dalam situasi yang

melibatkan emosi, penghayatan akan

pengalaman akan lebih mendalam dan lebih

lekas berbekas.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Hasbiah tahun 2004 untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku pemeriksaan pap smear pada Pegawai

Negeri Sipil wanita di Politeknik Kesehatan

Palembang dengan rancangan cross sectional.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan

terdapat 58 orang (65,2%) memiliki

pengetahuan tinggi dan dari jumlah tersebut

mempunyai prilaku baik terhadap pemeriksaan

Pap smear terdapat 20 responden (34,5%).

Hasil penelitian menunjukkan Hasil uji Fisher

exact nilai p = 0,012 < 0,05 artinya ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan perilaku pemeriksaan pap smear,

dengan OR 4,912

Menurut peneliti bahwa berdasarkan hasil

penelitian tentang pengetahuan responden

tentang pemeriksaan papsmear sudah baik hal

ini menunjukan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan terhadap pemeriksaan papsmear

oleh wanita usia subur. Pengetahuan yang baik

wanita usia subur tentang pemeriksaan

papsmear didukung oleh petugas kesehatan

yang memberikan informasi kepada WUS serta

peran media masa seperti internet yang

memudahkan WUS untuk mencari informasi

tentang pemeriksaan papsmear.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian Hasbiah tahun 2004 ada hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan pap smear. Sesuai dengan

teori bahwa Pengetahuan diperlukan sebagai

dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa

percaya diri maupun dengan dorongan sikap

perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan

bahwa pengetahuan merupakan stimulasi

terhadap tindakan seseorang.

Motivasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa ada sebanyak 41 responden (80,4%)

dari 51 responden yang motivasi baik

mendapatkan pernah melakukan pemeriksaan

papsmear. Hasil uji statistik didapatkan nilai P

value = 0,010 berarti < (0,05), sehingga

dapat disimpulkan ada hubungan yang

signifikan antara motivasi WUS terhadap

perilaku pemeriksaan papsmear. Dari hasil

analisis nilai OR 4,473 artinya wanita usia

subur (WUS) yang motivasi baik 4,473 kali

pernah melakukan pemeriksaan papsmear

dibandingkan dengan WUS yang bermotivasi

buruk.

Menurut manurung, Motivasi merupakan

karakteritik psikologi manusia yang memberi

9

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang,

banyak faktor yang meyebabkan, menyalurkan

dan mempertahankan tingkah laku manusia

dalam arah tekad tertentu Motivasi merupakan

perasaan atau pikiran yang mendorong

seseorang melakukan pekerjaan atau

menjalankan kekuasaan dalam berperilaku.

++Motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan

motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri

individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang

dari hati sanubari umumnya karena kesadaran,

misalnya ibu mau melakukan mobilisasi dini

karena ibu tersebut sadar bahwa dengan

melakukan mobilisasi dini maka akan

membantu mempercepat proses penyembuhan

ibu pasca operasi. faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :

Kebutuhan (need) yaitu Seseorang melakukan

aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-

faktor kebutuhan baik biologis maupun

psikologis, misalnya ibu melakukan mobilisasi

dini karena ibu ingin cepat sehat pasca operasi.

Harapan (expentancy) yaitu Seseorang

dimotivasi oleh karena keberhasilan dan

adanya harapan keberhasilan bersifat

pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan

harga diri meningkat dan menggerakkan

seseorang ke arah pencapaian tujuan. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keinginan pada suatu hal tanpa ada yang

menyuruh.18

Unsur-unsur motivasi terdiri dari: (1)

Motivasi merupakan tenaga dinamis manusia,

dimana kemunculannya memerlukan rangsang

baik dari dalam atau dari luar. (2) Motivasi

seringkali ditandai dengan perilaku yang penuh

emosi. (3) Motivasi merupakan reaksi pilihan

dari beberapa alternatif pencapaian tujuan. (4)

Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan

dalam diri manusia.

ciri-ciri motivasi yang terdiri dari: (1)

Penggunaan perilaku menggejala dalam bentuk

tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak

hanya merangsang suatu perilaku tertentu saja,

tetapi merangsang berbagai kecenderungan

berperilaku yang memungkinkan tanggapan-

tanggapan yang berbeda-beda. (2) Kekuatan

dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan

yang bervariasi dengan kekuatan penentu.

Rangsang yang lemah mungkin saja

menimbulkan reaksi yang hebat atau bahkan

sebaliknya. (3) Motivasi mengarahkan perilaku

dan tujuan tertentu.19

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari

motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah

motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang atau pengaruh

dari orang lain sehingga seseorang

berbuat sesuatu. faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah

Dorongan keluarga yaitu Ibu melakukan

mobilisasi dini bukan kehendak sendiri

tetapi karena dorongan dari keluarga seperti

suami, orang tua, teman. Misalnya ibu

melakukan mobilisasi dini karena adanya

dorongan (dukungan) dari suami, orang tua

ataupun anggota keluarga lainnya. Dukungan

atau dorongan dari anggota keluarga semakin

menguatkan motivasi ibu untuk memberikan

yang terbaik bagi kesehatan ibu. Lingkungan

yaitu Lingkungan adalah tempat di mana

seseorang tinggal. Lingkungan dapat

mempengaruhi seseorang sehingga dapat

termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain

keluarga, lingkungan juga mempunyai peran

yang besar dalam memotivasi seseorang dalam

mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah

lingkungan yang hangat dan terbuka, akan

menimbulkan rasa kesetiakawanan yang

tinggi. Dalam konteks pelaksanaan mobilisasi

dini di rumah sakit, maka orang-orang di

sekitar lingkungan ibu akan mengajak,

mengingatkan ataupun memberikan informasi

pada ibu tentang tujuan dan manfaat

mobilisasi dini. Media adalah faktor yang

sangat berpengaruh bagi responden dalam

memotivasi ibu untuk melakukan pemerika

saan pap semar, mungkin karena pada era

globalisasi ini hampir dari waktu yang

dihabiskan adalah berhadapan dengan media

informasi, baik itu media cetak maupun

elektronika (TV, radio, komputer/internet)

sehingga sasaran dapat meningkatkan

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan

dapat berubah perilakunya ke arah yang positif

terhadap kesehatan.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Hasbiah tahun 2004 untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku pemeriksaan pap smear pada Pegawai

Negeri Sipil wanita di Politeknik Kesehatan

Palembang dengan rancangan cross sectional.

Distribusi responden berdasarkan motivasi

menunjukkan ada 34 responden (38,2%) yang

memiliki motivasi tinggi dan dari jumlah

tersebut yang mempunyai perilaku baik

terhadap pemeriksaan pap smear sejumlah 18

10

responden (52,9%). Hasil uji Chi Square

didapat nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada

hubungan bermakna antara motivasi dengan

prilaku pemeriksaan pap smear.

Menurut peneliti bahwa hasil penelitian

tentang motivasi WUS untuk melakukan

pemeriksaan papsmear sudah baik Hasil

penelitian ini juga didukung oleh penelitian

Hasbiah tahun 2004 ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan perilaku

pemeriksaan pap smear. sesuai teori motivasi

juga suatu dorongan dan tindakan oleh dirinya

sendiri karena pentingnnya pemeriksaan

papsmear untuk kesehatan dirinya.

Status Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa ada sebanyak 36 responden (83,3%)

dari 43 responden yang status ekonomi baik

mendapatkan pernah melakukan pemeriksaan

papsmear. Hasil uji statistik didapatkan nilai P

value = 0,006 berarti alpha < (0,05), sehingga

dapat disimpulkan ada hubungan yang

signifikan antara status ekonomi terhadap

perilaku pemeriksaan papsmear. Dari hasil

analisis nilai OR 4,821 artinya wanita usia

subur (WUS) yang status ekonomi tinggi 4,821

kali pernah melakukan pemeriksaan papsmear

dibandingkan dengan WUS yang status

ekonomi rendah.

Status sosial ekonomi adalah kedudukan

atau posisi seseorang dalam masyarakat, status

sosial ekonomi adalah gambaran tentang

keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang

ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu

seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan

sebagainya. Status ekonomi kemungkinan

besar merupakan pembentuk gaya hidup

keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak. Karena

orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan

anak baik primer maupun skunder. Status

ekonomi adalah kedudukan seseorang atau

keluarga dimasyarakat berdasarkan pendapatan

per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari

pendapatan yang disesuaikan dengan harga

barang pokok.20

Status ekonomi adalah kedudukan

seseorang atau keluarga di masyarakat

berdasarkan pendapatan per bulan. Status

ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang

disesuaikan dengan harga barang pokok.

keluarga terdiri dari 4 tingkat ekonomi yaitu

(1) Adekuat menyatakan uang yang

dibelanjakan atas dasar suatu permohonan

bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab

kedua orang tua. Keluarga menganggarkan dan

mengatur biaya secara ralisitis. (2) Pada tingkat

marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan

perselisihan siapa yang seharusnya mengontrol

pendapatan dan pengeluaran. (3) Keluarga

tidak bisa hidup dengan caranya sendiri,

pengaturan keuangan yang buruk akan

menyebabkan didahulukannya kemewahan.

Diatas kebutuhan pokok, manajemen keuangan

yang sangat buruk dapat atau tidak

membahayakan kesejahteraan anak, tetapi

pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi

penghasilan. (4) Menejemen keuangan yang

sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan

berhutang terlalu banyak, serta kurang

tersedianya kebutuhan dasar.21

Faktor yang mempengaruhi status ekonomi

seseorang yaitu yaitu (1) Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke

arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka makin

mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga

semakin banyak pula penghasilan yang

diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

dikenal. (2) Pekerjaan adalah simbol status

seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan

untuk memperoleh uang dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup dan untuk

mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang

diinginkan. (3) Kondisi ekonomi keluarga yang

rendah mendorong ibu hamil untuk tidak

teratur dalam melakukan antenatal care. (4)

Cultur universal adalah unsur kebudayaan

yang bersifat universal, ada di dalam semua

kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan

bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan

sosial, adat-istiadat, penilaian umum. Tanpa

disadari, kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah

yang memberi corak pengalaman individu-

individu yang menjadi anggota kelompok

masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan

individu yang telah mapan dan kuatlah yang

dapat memudarkan dominasi kebudayaan

dalam pembentukan sikap individual. (6)

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari

kerja atau usaha yang telah dilakukan.

Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup

seseorang. Orang atau keluarga yang

mempunyai status ekonomi atau pendapatan

tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang

mewah misalnya lebih komsumtif karena

11

mereka mampu untuk membeli semua yang

dibutuhkan bila dibandingkan dengan keluarga

yang kelas ekonominya kebawah.22

Hasil penelitian sebelumnya oleh Ni Ketut

Martini yang berjudul “hubungan karakteristik,

pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia

subur dengan tindakan pemeriksaan pap smear

Di Puskesmas Sukawati II“ Berdasarkan hasil

analisis bivariat dengan uji chi-square

didapatkan nilai P value= 0,024 (p<0,05)

menunjukkan bahwa variabel penghasilan

mempunyai hubungan bermakna dengan

pemeriksaan pap smear. Namun setelah

dilakukan analisis statistik dengan uji regresi

logistik ganda (Tabel 5.13) diperoleh hasil

bahwa variabel penghasilan tidak berhubungan

secara bermakna dengan pemeriksaan pap

smear dengan nilai Pvalue=0,527 (p>0,05) dan

OR= 0,474dan 95%CI = 0,047-4,795.

Menurut peneliti bahwa hasil penelitian

tenatng status ekonomi baik mendapatkan

pernah melakukan pemeriksaan papsmear.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian

sebelumnya oleh Ni Ketut Martini bahwa

penghasilan tidak berhubungan secara

bermakna dengan pemeriksaan pap smear.

Sesuai dengan teori Semakin baik pendapatan

seseorang kususnya WUS maka akan

mempengaruhi gaya hidupnya sehingga

mendorong WUS untuk melakukan apa yang

diinginkan terutama dalam pemeriksaan

papsmear.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan

tentang pap smear terhadap pemeriksaan

papsmear. Ada hubungan yang signifikan

antara motivasi WUS terhadap pemeriksaan

papsmear, Ada hubungan yang signifikan

antara status ekonomi terhadap pemeriksaan

papsmear.

Daftar Pustaka

1. Nurwijaya H. Cegah dan Deteksi Kanker

Serviks. Jakarta: Elex Media; 2010.

2. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia

2012. Diunduh dari http://www.depkes.

go.id, 24 Januari 2015.

3. Depkes RI. Permenkes RI, No. 269/Men

Kes/Per/III/2008,.Tentang Rekam Medis.

Jakarta: Depkes RI; 2008.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Tahun 2010. Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional.

Diunduh dari http://www.depkes. go.id,

24 Januari 2015.

5. Nugroho. Deteksi Kanker Serviks Dengan

Metode Iva. Jakarta: Niaga Swadaya;

2010.

6. Nurhasanah. Pengaruh karakteristik dan

Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS)

terhadap Pemeriksaan Pap Smear di

RSUZA Banda Aceh. Sekolah Pasca

Sarjana Universitas Sumatra Utara Medan;

2008.

7. Fikriawati. Hubungan Pengetahuan Ibu

Tentang Kanker Serviks dengan Perilaku

Deteksi Dini (Pemeriksaan Pap Smear).

Universitas Muhammadiyah Malang.

Skripsi; 2006.

8. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI,.

Penerbit PT Rineka Cipta: Jakarta; 2006.

9. Notoatmodjo S. Metode penelitian

Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta;

2010.

10. Arikunto S. Prosedur Penelitian, Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka

Cipta; 2002.

11. Delia W. Pembunuh Ganas Itu Bernama

Kanker Serviks. Yogyakarta : Sinar

Kejora; 2010.

12. Bobak L. Keperawatan Maternitas.

Jakarta: EGC; 2004.

13. Linda J. Heffener, & J. S Danny. At a

Glance Sistem Reproduksi. Edisi Kedua.

Jakarta: Erlangga; 2008.

14. Ova E. Bebas ancaman kanker serviks.

Yogyakarta: Media pressindo; 2010.

15. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi

Kesehatan; Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Rineka Cipta; 2010.

16. Evennett K. Pap Smear Apa Yang Perlu

Anda Ketahui. Jakarta: Arcan; 2003.

17. Manuaba. Memahami Kesehatan

Reroduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:

Penerbit EGC; 2009.

18. Djamarah. Teori Motivasi, edisi 2 (ed-2),

Jakarta: PT. Bumi Aksara; 2002.

19. Irwanto. Psikologi umum. Jakarta: PT

Prenhallindo; 2002.

20. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak.

Jakarta: EGC; 2004.

21. Kartono. Perilaku Manusia. Jakarta:

ISBN; 2006.

22. Friedman. Keperawatan Keluarga. Jakarta:

EGC; 2004.