Tugas Profesi Pendidikan ASBAETY 1305035080

43
TUGAS PROFESI PENDIDIKAN NAMA : ASBAETY NIM :1305035080 KELAS : FISIKA REGULER B

Transcript of Tugas Profesi Pendidikan ASBAETY 1305035080

TUGAS PROFESI PENDIDIKAN

NAMA : ASBAETY

NIM :1305035080

KELAS : FISIKA REGULER B

MENJADI GURU YANG PROFESIONAL

1

GURU YANG PROFESIONAL DAN EFEKTF

A. Guru Profesional

C.O Houle (1980), membuat ciri-ciri suatupekerjaan disebut profesional, yaitu:

1. Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat;

2. Harus berdasarkan atas kompetensi individual;

3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi;

4. Ada kerja sama dan kompetisi yang sehat danantarsejawat;

5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi;

6. Memiliki prinsip-prinsip etik;

7. Memiliki sistem sanksi profesi;

8. Adanya militansi individual;

9. Memiliki organisasi profesi.

B. Guru Efektif

Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas (1989), telahmengelompokkan ciri-ciri guru efektik ke dalam empatkelompok besar, yait:

1. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklimbelajar di kelas, yang dapat dirinci lagi menjadi:a. Memiliki keterampilan antarpersonal, khususnya

kemampuan menunjukkan empati, penghargaankepada siswa, dan ketulusan;

b. Memiliki hubungan baik dengan siswa;c. Mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan

siswa secara tulus;d. Menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi

dalam mengajar;e. Mampu menciptakan atmosfer untuk tumbuhnya

kerja sama dan kekoesifan antarkelompok siswa;f. Mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan

dan merencanakan kegiatan pembelajaran;g. Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak

siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi;h. Mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas jika

ada.2. Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen

pembelajaran, yang meliputi:a. Memiliki kemampuan untuk menghadapi dengan

menangani siswa yang tidak memiliki perhatian,suka menyela, mengalihkan pembicaraan, danmamapu memberikan transisi substansi bahan ajardalam proses pembelajaran;

b. Mampu bertanya atau memberikan tugas yangmemerlukan tingkatan berpikir yang berbedauntuk semua siswa.

3. Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberianumpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement),yang meliputi:a. Mampu memberikan umpan balik yang positif

terhadap respon siswa;b. Mampu memberikan respons yang bersifat membantu

terhadap siswa yang lamban belajar;c. Mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban

siswa yang kurang memuaskan;d. Mampu memberikan bantuan prfesional kepada

siswa jika diperlukan.

4. Memiliki kemampua yang terkait peningkatan diri,meliputi:a. Mampu menerapkan kurikulum dengan metode

mengajar secara inovatif;b. Mampu memperluas dan menambah pengetahuan

mengenai metode-metode pengajaran;c. Mampu memanfaatkan perencaaan guru secara

kelompok untuk menciptakan dan mengembangkanmetode pengajaran yang relevan.

C. Implementasi di Ruang Kelas

Semua upaya guru dalam menampilkan wajah yanglebih baik dapat dilakukan dari yang palingsederhana sampai yang paling rumit, di antaranyasebagai berkut.

1. Meniatkan diri untuk memberikan ilmu dengan penuhcinta dan keikhlasan;

2. Menyampaikan ilmu denagn menarik dan penuhsemangat;

3. Membiasakan diri untuk bertanya untuk kemajuandiri;

4. Menjadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaansehari-hari;

5. Mengiuti seminar dan training bila ada kesempatan;6. Melanjutkan studi tinggi jika memungkinkan.

Kemampuan guru dalam mengajar bisa dideteksidalam proses pembelajaran di kelas. Untuk mencapaikeberhasilan yang optimal, ada beberapa aktivitas/ciriyang dituntut melekat pada diri guru, antara lain:

Pertama, berusaha tampil di muka dengan kelas prima.

Kedua, berlaku bijaksana.

Ketiga, berusaha selalu ceria di muka kelas.

Keempat, berusaha mengendalikan emosi.

Kelima, berusaha menjawab setiap pertanyaan yangdiajukan siswa.

Keeenam, memiliki rasa malu dan takut.

Ketujuh, tidak sombong.

Kedelapan, berlakulah adil.

2

KEPRIBADIAN DAN PROFESIONALISME GURU

A. Kepribadian Guru

Kepribadian yang harus ada pada diri guru adalahkepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif danberwibawa. Kepribadian yang mantap dan stabilmemiliki indikator esensial, yaitu: bertindak sesuaidengan norma hukum dan norma sosial, bangga sebagaiguru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak danberprilaku.

1. Ciri Kepribadian Guru

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsungdan kumulatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaanbelajar siswa. Karena kepribadian guru sangatberpengaruh terhadap siswa, maka guru perlu memilikiciri sebagai orang yang berkepribadian matang dansehat. Allport (1978) mengemukakan bahwa ciri-ciriorang yang mempunyai kepribadian matang adalah:

a. Extension of the sense of selfb. Warm relatedness to otherc. Self acceptance d. Realistic perception of realitye. Self objectification

f. Unifying philosophy of life (filsafat hidup yangmempersatukan)

Selain berkepribadian yang matang, guru jugamemiliki kepribadian yang sehat. Karakteristik yangmencerminkan kepribadian yang sehat menurutElizabeth B. Hurlock (1978) adalah sebagai berikut.

a. Mampu menilai diri secara realistisb. Mampu menilai situasi secara realistisc. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistisd. Menerima tanggung jawabe. Kemandirianf. Dapat mengontrol emosig. Berorientasi tujuanh. Berorientasi keluari. Diterima secara sosialj. Memiliki filsafat hidupk. Berbahagia

2. Kepribadian Guru yang Konstruktif

Guru yang konstruktif adalah guru yang memilikitujuan untuk melakukan perubahan dari dalam dirisiswanya. Perubahan tersebut bisa dicapai jikaguru mampu menempatkan drinya sebagai sumberkreativitas dan inspirasi bagi siswa.

Jika ingin menjadi guru yang konstruktif yangmudah memotifasi belajar para siswa, maka gurutersebut harus lebih dahulu bisa memotivasidirinya sendiri. Dia harus mampu memahami danmengendalikan dirinya sendiri. Selain itu, guruyang konstruktif juga harus dapat memahamikebutuhan dari masalah-masalah siswa sepertihalnya tugas guru BK (Bimbingan Konseling). Dengan

memahami kondisi psikologi siswa, seorang gurukonstruktif mudah mengubah kesadaran siswanya.

Selain itu, untuk bisa menjadi guu yangkostruktif, dibutuhkan juga pemahamanspiritualitas yang cukup. Guru yang memilikipemahaman spiritualitas yang cukup, bukan hanyataat menjalankan agama tertentu, tetapi lebih dariitu. Mereka memahami bahwa tujuan beragama adalahmenemukan siapa dirinya dan peran apa yangdimainkannya di alam semesta ini. Dengan kata lainseorang guru yang memiliki spiritualutas yangbaik, ibarat api yang mampu menjadi sumber cahayadan mampu membakar semangat siswanya. Sebagai apiyang mampu membakar semangat siswanya, seorangguru akan menciptakan perubahan atau transformasidalam masyarakat. Sebelumnya, guru harus mampumentransformasikan dirinya sendiri karena ia tidakmungkin dapat mentransformasikan suatu generasi,sementara dirinya sendiri belum dapatbertransformasi. Ia pun harus senantiasa memilikisemangat untuk memotivasi siswa-siswanya danmenjadi pembimbing yang mengarahkan api di dalamdiri mereka ke arah yang konstruktif. Seorang guruyang memiliki moralitas yang kurang baik tentunyaakan memberikan dampak yang tidak baik pula bagisisws-siswanya.

B. Profesionalisme Guru1. Memaknai Profesionalisme Guru

Sebutan “guru profesional” mengacu pada guru yangtelah mendapat pengakuan secara formal berdasarkanketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan jabatan

maupun latar belakang pendidikan formalnya.Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk suratkeputusan, ijazah, akta, sertifikat, dan sebagainyabaik yang menyangkut kualifikasi maupun kompetensi.Sebutan “guru profesional” juga dapat mengacu kepadapengakuan terhadap kompetensi penampilan unjuk kerjaseorang guru dalam melaksanakn tugas-tugasnyasebagai tenaga pengajar. Dalam UU Guru dan Dosen(pasal 1 ayat 4) disebutkan bahwa profesional adalahpekerjaan atau kegiatan yang dilakukan olehseseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupanyang memerlukan keahlian, keahira, atau kecakapanyang memenuhi standar mutu atau norma tertentu sertamemerlukan pendidikan profesi.

“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacukepada sikap mental dalam bentuk komitmen anggotasuatu profesi untuk senantiasa mewujudkan danmeningktakan kualitas profesionalnya. Sementara itu,“profesionalitas” adalah suatu sebutan terhadapkualitas sikap para anggota suatu profesi terhadapprofesinya serta derajat pengetahuan dan keahlianyang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Di sisi lain, “profesionalisasi” adalahsuatu proses menuju perwujudan dan peningktanprofesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuaidengan standar yang telah ditetapkan. Denganprofsionalisasi, para guru secara bertahapdiharapkanakan mencapai suatu derajat kriiteriaprofesional sesuai dengan standar yang telahditetakan menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005,yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan telahlulus Sertifikasi Pendidikan. Kompetensi yangdimiliki guru profesional sesuai dengan UU Guru dan

Dosen Pasal 10 ayat 1, yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dankompetensi profesional yang diperoleh melalauipendidikan profesi.

2. Profesi Guru

Prasyarat profesi akan terenuhi jika memenuhikriteria sebagai berikut.

a. Profesi menutut suatu latihan profesional yangmemadai dan membudidaya;

b. Profesi mencerminkan keterampilan yang tidakdimiliki masyarakat umum;

c. Profesi harus mampu mngembangkan suatu hasil danpengaaman yang sudah teruji kemanfaatannya;

d. Profesi memerlukan pelatihan spesifik;e. Profesi merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat;f. Profesi mempunyai kesadaran ikatan kelompok

sebagai kekuatan yang mampu mendorong dan membinaanggotanya;

g. Profesi tidak dijadikan loncatan mencari pekerjaanlain;

h. Profesi harus mengakui kewajibannya di masyarakatdengan meminta anggotanya memenuhi kode etik yangditerima dan disepakati.

Adapun ciri pokok profesi yaitu: pertama, profesimempunyai fungsi dan signifikasi sosial karenadiperlukan untuk mengabdi kepada masyarakat.

Kedua, profesi menuntut keterampilan tertentu yangdiperoleh lewat pendidikan dan latihan yang “lama”dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentuyang secara sosial dapat dipertanggung jawabkan.

Ketiga, profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu,bukan sekedar serpihan atau hanya berdasarkan akalsehat semata.

Keempat, ada kode etik yang menjadi pedomanperilaku anggotanya beserta sanksi yang jelas dantegas terhadap pelanggar kode etik.

Kelima, sebagai konsekuensi dari layanan yangdiberikan kepada masyarakat, anggota profesi secaraperorangan ataupun kelompok memperoleh imbalanfinansial.

Dalam UU Guru dan Dosen pasal (7) ayat (1)dikatakan bahwa profesi guru dikatakan bahwa profesiguru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khususyang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagaiberikut.

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa danidealisme;

b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakangpendidikan sesuai bidang tugasnya;

c. Memiliki kompetensi yang dipelukan sesuai denganbidang tugasnya;

d. Mematuhi kode etik profesi;e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan

tugas;f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai

dengan prestasi kerjanya;g. Memilih kesempatan untuk mengembangkan profesinya

secara berkelanjutan;h. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas profesionalnya;i. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Kriteria lain yang diharapkan melekat pada sosokguru profesional adalah:

a. Kesalehan Pribadib. Kepekaaan Sosialc. Integritas Keilmuand. Keahlian Pedagogise. Kepemimpinan

3. Tugas Profesi Guru

Menurut Gerstner (1981), tugas guru tidak hanyasebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:

a. Pelatihb. Konselorc. Manajer belajar

Watten (1994) mengemukakan 14 peran yang dapatdilakukan guru, yaitu sebagai: 1) Tokoh terhormatdalam masyarakat, 2) Penilai, 3) Sumber ilmupengetahuan, 4) Pembantu, 5) Wasit, 6) Detektif, 7)Objek identifikasi, 8) Penyangga rasa takut, 9)Penolong, 10) Pemimpin kelompok, 11) Orang tua/wali,12) Pembina dan pemberi layanan, 13) Kawan skerja,dan 14) Pembawa rasa kasih sayang.

Lebih lanjut Olivia (1994) mengemukakan 10 peranguru yaitu sebagai: 1) Pencramah, 2) Narasumber, 3)Fasilitator, 4) Konselor, 5) Pemimpin kelompok, 6)Tutor, 7) Manajer, 8) Kepala laboratorium, 9)Perancang program, 10) Manipulator untuk mengubahsituasi pembelajaran agar menjadi lebih baik.

Pullas dan Young (1997) mengemukakan bahwa guruitu hendaknya dapat berperan sebagai: 1) Pembimbing,2) Guru, 3) Modernis, 4) Model, 5) Peneliti, 6)

Konselor, 7) Pencipta, 8) Empunya kekuasaan dalamilmu pengetahuan, 9) Pemberi inspirasi, 10) Pekerjarutin, 11) Perantara, 12) Pembawa cerita, 13) Aktor,14) Pembuat desain skenario, 15) Pembina masyarakat,16) Siswa, 17) Penerima realitas, 18) Pengikut, 19)Pengevaluasi, 20) Pengubah, 21) Peraihcita-cita/puncak, 22) Manusia biasa.

C. Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru

Peningkatan profesionalisme guru pada akhirnyaditentukan oleh guru sendiri. Upaya apa saja yangharus dilakukan guru untuk meningkatkanprofesionalismenya? Caranya adalah guru harus selaluberusaha untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Memenuhi tuntutan standar profesi yang ada;2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang

dipersyaratkan;3. Membangun hubungan kerja yang baik dan luas

termasuk lewat organisasi profesi;4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang

mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepadasiswa;

5. Mengaopsi inovasi atau mengembangkan kreativitasdalam pemanfaatan teknologi komunikasi daninformasi sehingga metode pembelajaran dapat terusdiperbarui.

Upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yangdipersyaratkan juga idak kalah pentingnya bagi guru.Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang

memadai, guru akan memiliki posisi tawar yang kuatdan memenuhi syarat yang dibutuhkan.

Selanjutnya, upaya membangun hubungan kerja yangbaik dan luas dapat dilakukan guru dengan membinajaringan kerja. Jaringan kerja guru bisa dimulaidari skala sempit, misalnya mengadakan pertemuaninformal kekeluargaan dengan sesama teman sa,bilberolahraga, silaturrahmi, atau melakukan kegiatansosial lainnya. Selain itu, guru juga bisa dibinamelalui jaringan kerja yang lebih luas denganmenggunakan teknolgi kmunikasi dan informasi,misalnya melalui korespondensi dan mugkin melaluiInternet untuk skala yang lebih luas.

Upaya membangun etos kerja yang mengutamakanpelayanan bermutu tinggi kepada siswa merupakan suatukeharusan. Oleh karena itu, guru harusmempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepadapublik.

1. Usaha Peningkatan Kualitas Guru

Menurut Balitbang Diknas, ada beberapa cara yangdpat ditempuh dalam pengembangan profesionalismeguru, antara lain adalah:

a. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secarakhusus mengntiberatkan pada perbaikan kinerja gurudalam meningkatkan mutu pendidikan, bukan untukmeningkatkan sertifikasi semata;

b. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraanpelatihan guru untuk memaksimalkan pelaksaannya;

c. Perlunya sistem penilaian yang sistemik danperiodik untuk mengetahui efektivitas dan dampakpelatihan guru terhadap mutu pendidikan;

d. Perlunya desentralisasi pelatihan guru padatingkat kabupaten/kota;

e. Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampumeningkatkan kesempatan dan kemampuan para gurudalam penguasaan materi pelajaran;

f. Perlunya tolak ukur kemampuan profesional sebagaiacuan pelaksaan pembinaan dan peningkatanmutuguru;

g. Perlunya mengkaji ulang aturan atau kebijakan yangada melalui perumusan kembali aturan ataukebijakan yang lebih fleksibel dan mampu mendorongguru mengembangkan kreativitasnya;

h. Perlunya reorganisasi dan rekonseptualisasikegiatan pengawasan pengelolaan sekolah, sehinggakegiatan ini dapat menjadi sarana altenatifpeningkatan mutu guru;

i. Perlunya upaya untuk meningkatkan kemampuan gurudalam peneliuan, terutama Penelitian TindakanKelas, agar guru lbih memahami dan menghayatipermasalahan-permasalahan yang dihadapi dlamproses pemblajaran;

j. Perlu mendorong guru untuk bersikap kritis danselalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan danwawasan.

k. Memperketat persyaratan untuk menjadi calon gurupada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan(LPTK);

l. Menumbuhkan apresiasi karier guru denganmemberikan kesempatan yang lebih luas untukmeningkatkannya;

m. Perlunya ketentuan sistem credit point yang lebihfleksibel untuk mendukung jenjang karier guru,yang lebih menekankan pada aktivitas dankreativitas guru dalam melaksanakn prosespengajaran.

2. Pembinaan Profesionalisme Guru Melalui MusyawarahGuru Mata Pelajaran (MGMP)

Manfaat lain dari MGMP, antara lain:

a. Sebagai wadah yang efektif untuk menyelesaikanpermasalahan yang dihadapi guru di kelas;

b. Sebagai wadah untuk berdiskusi, berbagipengalaman, dan mencari solusi permasalahan yangdihadapinya di kelas, terutama menyangkutperbedaan budaya guru dan siswa.

c. Sebagai wadah yang memberikan peluang kepada guruuntuk merancang program kerja berdasarkankebutuhan guru mata pelajaran dan juga disesuaikandengan paradigma baru di bidang pendidikan.

3. Peningkatan Profesinal Guru Melalui Sertifikasi

Isi pasal 1 butir (11) UUGD menyebutkan bahwasertifikasi adalah proses pemberian sertifikatpendidik kepada guru dan dosen, dengan logika bahwaguru telah memiliki dua hal yang dipersyaratkan yaknikualifikasi pendidikan minimum dan penguasaankompetensi guru. Kualifikasi pendidikan minimal dapatdiperoleh melalui ijazah (D4/S1). Namun, sertifikatpendidik sebagai bukti penguasaan kompetensi minimalsebagai guru harus melalui evaluasi yang cermat dankomprehensif dari aspek-aspek pembentuk ssok guru

yang kompeten dan profesional. Tuntutan evaluasi yangcermat dan komprehensif ini dilandaskan pada isipasal 11 ayat (3) UUGD yang menyebutkan bahwasertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif,transparan dan bertanggung jawab. Jadi, sertifikasiguru dari sisi proses akan berbentuk uji kompetensiyang cermat dan komprehensif. Jika seorang guru/calonguru dinyatakan lulus dalam uji kompetensi ini, makadia berhak memperoleh sertfikat pendidik.

Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwasertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakanmelalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikatpendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalambentuk penilaian portofolio. Komponen penilaiantersebut mencakup: a) kualifkasi akademik, b)pendidikan dan pelatihan, c) pengalaman mengajar, e)penilaian dari atasan dan pengawas, f) prestasiakademik, g) karya pengembangan profesi, h)keikutsertaan dalam forum ilmiah, i) pengalamanorganisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan j)penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

3

KOMPETENSI GURU DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF

A. Kompetensi Guru

Menurut Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) adatiga jenis kompetensi guru:

1. Kompetensi profesional,2. Kompetensi kemasyarakatan,3. Kompetensi personal

B. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan1. Kompetensi Pedagogiik

a. Memahami siswa secara mendalam,b. Merancang pembelajaran,c. Melaksanakan pembelajaran,d. Merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran,e. Mengembangkan siswa.

2. Kompetensi Kepribadiana. Kepribadian yang mantap dan stabil,b. Kepribadian yang dewasa,c. Kepribadian yang arif,d. Akhlaq mulia dan dapat menjadi tauladan,e. Kepribadian yang berwibawa.

3. Kompetensi Sosiala. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan siswa,

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektifdengan sesama pendididk dan tenagakependididkan,

c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektifdengan orang tua/wali dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesionala. Memahami motivasi para siswa;b. Memahami kebutuhan belajar siswa;c. Memiliki kemampuan yang cukup tentang teori dan

praktek;d. Mengetahui kebutuhan masyarakat para pengguna

pendidikan;e. Mampu menggunakan beragam metode dan teknik

pembelajaran;f. Memiliki keterampilan mendengar dan

berkmunikasi;g. Mengetahui bagaimana menggunakan materi yang

diajarkan;h. Memiliki pandangan yang terbuka ;i. Memiliki keinginan untuk teus memperkaya

pengetahuannya;j. Memiliki kemampuan untuk melakukakan evaluasi

C. Kompetensi dalam Mengajar1. Mengajar dan mengembangkan potensi siswa2. Merancang pembelajaran yang menarik3. Membangun Pembelajaran yang menarik4. Memahami Gaya Mengajar Guru adalah gaya

Belajar Siswa

D. Kompetensi dalam Membanguan Kekuatan Siswa1. Membangun rasa percaya diri siswa2. Membangundaya ingat siswa3. Membangun motivasi siswa

4. Membangun komunikasi dan empati5. Membangun krativitas dalam pembelajaran6. Memahami beragam kecerdasan siswa7. Menerapkan model pembelajaran kecerdasan

ganda di sekolah

E. Kompetensi Penunjang1. Keahlian menulis2. Keahlian meneliti3. Keahlian berbahasa asing4. Mendorong siswa mau membaca

4PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran1. Pengelolaan ruang belajar2. Pengelolaan siswa3. Pengelolaan kegiatan pembelajaran

B. Strategi Kegiatan Pembelajaran1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi serta

kualifikasi perubahan tingkah laku yangdiharapkan.

2. Memilih cara pendekatan belajar yang tepat untukmencapai standar kompetensi dengan memerhatikankarakteristik siswa sebagai subjek standar.

3. Memilih dan menetapkan sejumlah prosedur, metode,dan teknik kegiatan pembelajaran yang relevan.

4. Menetapkan norma atau kriteria keberhasilan.

Dalam pengembangan strategi pembelajaran, DaveMaier (1990:103) menawarkan pola SIKLUS Empat Tahap,yaitu: persiapan, penyampaian, praktik danpenampilan hasil.

5

KOMPETENSI MEMECAHKAN PERMASALAHAN BELAJAR DI DALAMKELAS

A. Gambaran Ruang Kelas1. Situasi kelas2. Meluruskan makna bermain3. Aktivitas guru dan siswa di kelas

B. Peraturan Kelas1. Buatlah aturan seminimal dan sejelas mungkin2. Berikan hadiah atau hukuman yang masuk akal3. Banyaklah berkomunikasi dengan siswa4. Bekerja sama dengan siswa5. Bersikap dan berpikir positif6. Pendekatan kepada siswa yang bermasalah

C. Interaksi Energetik Guru dan Siswa di Kelas1. Ada senyum di dalam kelas2. Sebagai teladan

6

PENGELOLAAN KELAS DAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pembelajaran yang Efektif1. Memahami pengertian pembelajaran yang efektif2. Pengelolaan kelas. Wilford mengemukakan

mengenai pandangan-pandangan yang bersifatfilosofis dan operasional dalam pengelolaankelas, yaitu:a. Pendekatan otoriter.b. Pendekatan intimidasi.c. Pendekatan permisif.d. Pendekatan “Resep Masakan”.e. Pendekatan pengajaranf. Pendekatan modifikasi perilaku.g. Pendekatan iklim sosio-emosional.h. Pendekatan sistem proses kelompok/dinamika

kelompok

3. Pengorganisasian lingkungan belajar

B. Penggunaan Media Pembelajaran

Ada tiga pokok dalam prosedur penggunaan mediapembelajaran yang harus diikuti, yaitu:

a. Persiapan.b. Pelaksanaan (penyajian dan penerimaan).c. Tindak lanjut.

7

METODE, MODEL, DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

A. Macam-Macam metode Pembelajaran1. Ceramah2. Diskusi

a. Diskusi panelb. Buzz groupc. Syndicate groupd. Simposiume. Informal debatef. Fish Bowl

g. Brainstorming Group3. Pemecahan masalah4. Colluqium5. Demonstrasi dan eksperimen6. Sosiodrama7. Permainan 8. Drill9. Kerja lapangan

B. Model-Model Pembelajaran1. Pengertian

Apa yang dimaksud model pembelajaran? Deweydalam Joyce dan Weil, 1986, mendifinisikan modelpembelajaran sebagai a plan or pattern that we canuse to design face-to-face teaching in classroomor tutorial settings and to shape instructinalmaterial. (suatu rencana atau pola yang dapat kitagunakan untuk merancang tatap muka di kelas ataupembelajaran tambahan di luar kelas, serta untukmenyusun materi pembelajaran).

2. Ciri-ciri Model PembelajaranPada umumnya, model-model pembelajaran

memiliki ciri-ciri sebagai berikut.a. Memiliki prosedur yang sistematis.b. Hasil belajar dirumuskan secara khusus.c. Penetapan lingkungan secara khusus.d. Ukuran keberhasilan.e. Interaksi dengan lingkungan.

3. Fungsi dan Sumber Model PembelajaraAda beberapa fungsi dari sebuah model

pembelajaran menurut Chauhan (1979:20-1) yaitusebagai berikut.

a. Pedoman.b. Pengembangan kurikulum.c. Penempatan bahan-bahan pembelajaran.d. Perbaikan.

4. Bentuk Model Pembelajarana. Model Pembelajaran Langsung

Ciri-ciri pembelajaran langsung adalah:1) Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur

penilaian hasil belajar;2) Adanya syntax atau pola keseluruhan dan alur

kegiatan pembelajaran;3) Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan

belajar yang mendukung pelaksanaan dankeberhasilan proses pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Tidak LangsungFlanders (1970) mengemukakan bahwa pembelajarantidak langsung dimulai dengan keyakinan bahwasiswa mempunyai keinginan alamiah untuk belajar.Dalam pembelajaran ini, guru mendorong potensi dankepercayaan diri siswa.

c. Model Pembelajaran KoorperatifKoorperatif memiliki pendekatan atau serangkaianmodel yang harus dirancang untuk memberikandorongan kepada siswa agar selama prosespembelajaran melakukan kerja sama.Ada beberapa tipe pembelajaran koorperatif yangdigunakan.1) Coorperatif Learning Tipe Jigsaw2) Koorperatif Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)3) Koorperatif Tipe GI (Group Investigation)

d. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

e. Model Pembelajaran Berbasis Masalahf. Model Pembelajaran Tematikg. Pembelajaran Model Hibridh. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstuali. Model pembelajaran penyelidikan (Inquiry)

8

GURU DAN PERUBAHAN ZAMAN

A. Pembelajaran Berbasis Teknologi1. Perubahan IPTEK dan Penyesuaian Guru

Ilmu pengetahuan kita berkembang cepat seiringdengan perkembangan teknologi dan informasi.Oleh karena itu, di tengah cepat dan cepat dankuatnya ledakan ilmu pengetahuan dan TIK, guruharus mampu menginisasi dirinya untuk terusbelajar, terutama terhadap hal-hal yang baru.

2. Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam PembelajaranMenurut Rosenberg (2001), ada lima pergeserandalam proses pembelajaran seiring denganberkembangnya penggunaan TIK, yaitu:a. Dari pelatihan ke penampilan.b. Dari ruang kelas ke mana pun dan kapan pun.c. Dari kertas ke online.d. Dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan

kerja.e. Dari waktu siklus ke waktu nyata.

B. Pergeseran Pandangan tentang Pembelajaran

Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, telahterjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baikdi kelas maupun di luar kelas sehingga pembelajarandimaknai sebagai:

a. Proses alami;b. Proses jaringan;c. Proses aktif dan pasif;d. Proses linear dan/atau tidak linear;e. Proses yang berlangsung integratif dan

kontekstual;f. Aktifitas yang berbasis pada model kekuatan,

kecakapan, minat, dan kultur siswa;g. Aktifitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan

tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalahnyata baik individual maupun kelompok.

9KEMAMPUAN EVALUASI

A. Pemahaman Tentang Penilaian1. Evaluasi

Menurut Nitko dan Brookhart (2007) evaluasiadalah suatu proses penetapan nilai yangberkaitan dengan kinerja hasil karya siswa.Evaluasi dapat dikategorikan menjadi 2, yaituevaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

2. Penilaian

Penilain adalah proses pengumpulan informasikinerja siswa yang digunakan sebagai dasardalam membuat keputusan.

3. PengukuranPengukuran merupakan kegiatan penentuan angkabagi suatu objek secara sistematik.

B. Fungsi Penilaian dan EvaluasiFungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaknifungsi evaluasi hasil belajar dan fungsi evaluasiprogram pengajaran. Fungsi evaluasi hasil belajarterdiri dari: Fungsi formatif, fungsi sumatif,fungsi diagnstik, fungsi seleksi,dan fungsimotivasi.

Fungsi evaluasi program pengajaran dapatdikategorikan: laporan untuk orang tua siswa,laporan untuk sekolah, dan laporan untukmasyarakat.

C. Prinsip Penilaian

Adapun prinsip penilaian yaitu: meneyeluruh,berkelanjutan, berorientasi pada indikator, dansesuai dengan pengalaman belajar.

D. Aspek yang DinilaiAspek-aspek yang dinilai meliputi: proses belajardan hasil belajar.

E. Jenis-Jenis Instrumen PenilaianJenis-jenis ini meliputi tes dan nontes

F. Langkah-langkah Membuat Instrumen Penilaian1. Langkah penyusunan instrumen tes

a. Membuat daftar kompetesi dasar yang akandiujikan;

b. Menentukan indikator;

c. Menentukan jenis tagihan, bentuk, dan jumlahbutir soal.

2. Langkah penyusunan instrumen nontesa. Instrumen untuk mengungkap aspek psikomotorikb. Instrumen untuk mengungkap aspek afktif

G. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran

Penilaian untuk kerja, penilaian sikap,penilaiantertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaianportofolio, dan penilaian diri.

10

JARINGAN KERJA GURU

A. PengertianJaringan kerja guru adalah sekelompok guru yangmenjalin suatu komunikasi satu sama lain.

B. Jaringan Kerja Guru di IndonesiaJaringan kerja guru yang diakui dan tenganberjalan di Indonesia yaitu Kelompok Kerja Guru(KKG) untuk guru SD dan Musyawarah Guru MataPelajaran (MGMP) untuk guru SMP/SMA/SMK.

C. Jenis Kegiatan Jaringan Kerja Guru1. Peningkatan penguasaan materi mata pelajaran2. Peningkatan pemahaman kurikulum3. Peningkatan kualitas pembelajaran4. Peningkatan kemampuan evaluasi5. Pengembangan penunjang/profesi

11

PEMBELAJARAN TEMATIK

A. PengertianPembelajaran tematik merupakan salah satu teknikdari pembelajaran terpasu yang mengaitkan konsep-konsep dari beberapa mata peajaran dengan temasebagai pemersatu.

B. Ciri-ciri Pembelajaran Tematika. Berpusat pada siswab. Memberikan pengalaman langsungc. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelasd. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajarane. Berifat fleksibelf. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan

kebutuhan siswag. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkanC. Syarat- syarat Pembelajaran Tematik

1. Pembelajaran tematik memerlukan guru yangkreatif baik dalam menyiapkankegiatan/pengalaman belajar bagi siswa.

2. Siswa dalam pembelajaran harus memenuhikriteria: harus siap mengikut kegiatan yangbersifat individu maupun kelompok dan harussiap mengikuti kegiatan secara aktif.

3. Berkaiatan dengan saran, prasarana, sumberbelajar dan media.

4. Pelu melakukan pengaturan ruang yang lebihnyaman dan menyenangkan.

D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik1. Bersifat kontekstual2. Kegiatan belajar harus dirancang sedemikian

rupa3. Efisiensi

E. Persiapan dan pelaksanaan Pembelajaran Tematik1. Persiapan

Persiapan ini meliputi menentukan tema, prinsippenetuan tema, menetapkan jaringan tema,penyusunan silabus dan penyusunan rencanapembelajaran.

2. Tahapan kegiatan pembelajaran tematikTahapan ini meliputi kegiatan pendahuluan,kegiatan inti dan kegiatan penutup

F. Kelebihan dan KekuranganBeberapa kelebihan pembelajaran tematik antaralain:1. Siswa mampu memutuskan perhatian pada satu tema

tertentu;2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan

mengembangkan berbagai kompetensi dasaranatarmata-pelajaran dalam tema yang sama;

3. Pemahaman terhadap materi lebih mendalam;4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik;5. Siswa mampu lebih merasakan mafaat dan makna

belajar;6. Siswa lebih bergairah belajar;7. Guru dapat menghemat waktu.

Kelemahan pembelajaran tematik antara lain:1. Bahan ajar yang banyak tersedia masih menggunakan

pendekatan mata pelajaran sehingga menyulitkanguru memadukan materi sesuai tema;

2. Bahan ajar tematik masih bersifat nasional;3. Sekolah yang kekurangan jumlah guru menetapkan

model pembelajaran kelas rangkap;4. Lingkungan sekolah di wilayah kabupaten masih

standar;5. Jadwal yang mnggunakan mata pelajaran masih

menyulitkan guru.

HEBAT GURUNYA DAHSYAT MURIDNYA

BAB 1 PENDAHULUAN

TINGGALKAN SEKOLAH SEBELUM TERLAMBAT

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh James

Marcus Bach tadi ; namun dengan versi sedikit berbeda,

saya dapatkan diharian kompas, 8 april 2011. Pada edisi

tersebut Kompas, memuat sebuah artikel dengan judul

Berhentilah Sekolah Sebelum Terlambat. Artikel itu ditulis

oleh sahabat saya Yudistira ANM Masardi, yang saat ini

bersama sang istri mengelola sebuah sekolah gratis

untuk anak-anak duafa di bekasi, Jawa Barat.

Bagi sebagian orang, artikel itu barangkali dianggap

sangat provokatif. Terutama bagi orang-orang yang

memiliki mind-set bahwa sekolah adalah satu-satunya

tempat paling penting bagi berlangsungnya proses

pembelajaran.

Untuk Melaksanakan proses pembelajaran yang

menghasilkan pengembangan kognitif, afektif, dan

psikomotorik secara berimbang, peran dan fungsi

sangatlah penting. Bobbi DePorter bahkan memberikan

penggambaran tentang peran dan fungsi guru ini dengan

sangat indahnya. Posisi guru dalam kelas pembelajaran

tidak ubahnya seperti konduktor dalam sebuah orkestra.

Harmoni dan irama yang indah akan lahir dari para

pemain, jika sang konduktor piawai dalam memimpin

orkestra.

Mengingat demikian penting dan strategianya peran

dan fungsi guru, maka kompetensi guru harus terus

dikembangkan dari masa ke masa. Kemampuannya mengajar

dan mendidik harus terus diasah, agar bisa disesuaikan

dengan perkembangan zaman. Kepribadiannya harus terus

dimatangkan, agar mampu menjadi figur teladan bagi anak

didiknya. Kecakapan sosial dan profesionalitasnya juga

harus terus ditingkatkatkan, agar mampu menjelma

menjadi pribadi yang bermanfaat, baik di masyarakat,

baik dimasyarakat maupun dilingkungan tempatnya

bekerja.

Itulah sebabnya, seorang guru tidak boleh cepat puas

dengan apa-apa yang telah dicapai, melainkan harus

terus berupaya untuk menjadi yang lebih baik. Orang

yang cepat puas tidak akan pernah bisa menjadi hebat.

Lebih dari itu, dalam pandangan Napoleon Hill, orang

yang cepat puas termasuk golongannya orang-orang yang

dibenci Tuhan.

BAB II

FASE ‘ULAT’: IRONI PROFESI GURU

Karena tidak memiliki bekal yang cukup tentang

seluk beluk mekanisme bekerjanya otak , sebagian besar

guru tidak mampu menyelaraskan proses pembelajaran yang

dilakukannya dengan cara bekerjanya otak murid-

muridnya. Akibatnya pun bermacam-macam, seperti :

Pembelajaran yang cenderung monoton dan

membosankan,

Guru yang tidak mampu menggali bakat dan potensi

murid,

Guru yang lebih sering marah ketimbang sabar saat

menghadapi murid yang dianggap ‘nakal’ dan

‘bodoh’,

Model pembelajaran yang hanya terfokus pada

pengembangan kecakapan akademis dan melupakan

kecakapan hidup lainnya

Dengan kondisi semacam itu, maka berbagai hambatan

pembelajaran yang muncul dalam proses belajar mengajar

pun sulit untuk ‘dijinakkan’. Kalau pun ada usaha untuk

‘menjinakkan’, maka yang dilakukannya tidak sesuai

dengan ‘maunya’ otak.

BAB III

FASE ‘KEPOMPONG’: NILAI AKDEMIS BUKAN SEGALANYA

Kita sekarang sampai pada fase yang kedua dari

proses learning metamorphosis. Fase ini adalah fase

‘Kepompong’, yakni fase dimana kita perlu melakukan

perenungan ulang (recontemplation) atas apa-apa yang

selama ini sudah kita lakukan sebagai guru. Utamanya

merenungkan ulang atas paradigma proses dan hasil

pembelajaran sekolah yang selama ini telah kita yakini.

Menurut Sternberg dan Grigorenka kecerdasan

diartikan sebagai ‘sekumpulan kemampuan terpadu yang

dibutuhkan seseorang untuk mencapai kesuksesan hidup, terlepas

bagaimana seseorang mengartikan kesuksesan itu, dalam konteks sosio-

kultural.’

Dengan demikian, tugas mulia guru bukanlah sekadar

menjadikan para murid memperoleh nilai yang di tinggi,

naik kelas, dan lulus ujian. Tugas mulia seorang guru

pun harus diwujudkan guna membangun kecerdasan sukses

murid-muridnya dalam konteks religi-sosio-kultural,

yaitu sukses dalam konteks tidak syirik ( meyekutukan

tuhan), tidak merugikan atau menyakiti orang lain, dan

tidak menyimpang dari tat nilai yang telah disepakati

masyarakat setempat.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM),

seorang guru selain menjalankan tugas pokok dan fungsi

tau tupoksinya, selain tentunya menjadi teladan bagi

murid-muridnya. Tugas ini sejalan dengan istilah’guru’

itu digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh). Disamping

itu, guru juga senantiasa membentuk ABC-nya murid,

yakni attitude (sikap), belief (keyakinan), dan commitmen

(komitmen), melalui pembelajaran yang menjunjung tinggi

harkat dan martabat murid sebagai manusia yang memiliki

keunikannya masing-masing.

Untuk membentuk budaya sekolah yang melahirkan karakter

positif, manajemen sekolah perlu membiasakan diri

menghargai setiap pendapat, khususnya pendapat warga

sekolah. Sehingga aturan main yang berlaku disekolah

merupakan hasil musyawarah yang melibatkan seluruh

warga sekolah. Termasuk diantaranya, memberi kesempatan

pada para murid untuk menyampaikan aspirasinya.

BAB IV

FASE ‘KUPU-KUPU’: MENJADI GURU YANG LEBIH

MANUSIAWI

MODEL QUANTUM TEACHING

Pertama, sebelum mengajar kita harus diterima dengan

baik oleh murid.

Kedua, setiap memulai kegiatan mengajar perlu

mengaitkan apa yang diajarkan dengan peristiwa,

pikiran, atau perasaan yang dihadapi sehari-hari oleh

para murid

MODEL PERKEMBANGAN MANUSIA

Disebutkan oleh Thomas Armstrong bahwa tidak

seperti wacana prestasi akademik, dalam wacana

perkembangan manusia seluruh proses pembelajaran di

sekolah mendasarkan diri pada delapan asumsi.

Diantaranya sebagai berikut :

Pertama, menjadi manusia seutuhnya adalah bagian

terpenting dari belajar.

Kedua, mengukur pertumbuhan pembelajaran ditengah

pengalaman belajar itu sendiri.

Ketiga, wacana perkembangan manusia lebih menyukai

kurikulum yang lebih fleksibel dibuat untuk individu

dan yang meberi murid yang bermakna,

Keempat, metode penilaian yang lebih menekankan pada

penilaian ipsatif. Pendekatan ipsatif merupakan cara

paling alami untuk menilai perkembangan dan

pembelajaran manusia.

MODEL SEKOLAH DAN GURUNYA MANUSIA

Sekolahnya manusia artinya, sekolah yang berbasis

multiple intelligence. Prinsip yang perlu dilaksanakan

untuk menjadikan sekolah sebagai sekolahnya manusia.

Pertama, prinsip’religion and character building’

Kedua, prinsip’ agent of change’

Ketiga, prinsip’ the best process’

Keempat, prinsip’the best teacher’

Kelima, prinsip’active learning’

Keenam, prinsip’Applied learning’

Ketujuh, prinsip’management control’

Kedelapan, prinsip’ multiple intellegence research’

BAB V

SAATNYA GURU MENJADI AGEN PERUBAHAN

Setiap orang, dalam peran dan fungsinya masing-

masing, sesungguhnya memiliki kesanggupan untuk menjadi

katalisator terciptanya perubahan. Apakah itu untuk

dirinya sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain.

Dan untuk menjadi katalisator perubahan itu, kesempatan

itu selalu ada. Karena setiap detik, setiap menit,

setiap jam, setiap hari, dan seterusnya adlah

kesempatan yang disediakan Tuhan bagi siapa saja yang

ingin melakukan perubahan. Tak terkecuali bagi guru.

Perubahan, khususnya yang terjadi pada diri manusia,

bisa di pilih menjadi dua kategori yaitu perubahan yang

bersifat sementara dan perubahan yang bersifat

permanen. Perubahan yang bersifat sementara, biasanya

berhubungan dengan perasaan (emotion), sedang perubahan

yang permanen umumnya berhubungan dengan perubahan

pikiran (mind-set). Maka bisa dipahami, jika ada orang

ikut diklat atau pembelajaran yang’mengaduk-aduk’

emosi, sehingga peserta sampai menangis tersedu-tersedu

misalnya. Dampak perubahan yang ditimbulkan saaat itu

memang luar biasa. Tap biasanya tidak berlangsung lama.

Begitu ia kembali ke habitatnya, ia juga akan segera

‘kembali ke selera asal’.

Berbeda, jika yang diubah adalah pikirannya. Ketika

seseorang berubah pikiran, maka dampaknya akan

berjangka panjang. Lihatlah orang-orang yang mampu

mengubah kelemahan menjadi keunggulan dengan

pikirannya. Merka benar-benar mampu mengubah nasib dan

hidupnya.

BAB VI

PENUTUP

Guru yang telah menjalani proses metamorposis

adalah guru yang siap menggunakan kemampuannya

menciptakan perubahan dimana-mana. Ketika masih ada di

lingkungan keluarga, ia menjelma menjadi agen perubahan

positif bagi anggota keluarganya. Ketika berada

dilingkungan tempat tinggalnya, ia pun menjadi agen

perubahan positif bagi para tetangganya dekat maupun

tetangga jauhnya. Ketika ia berada di sekolah tempatnya

mengabdi, ia juga menjadi perubahan positif bagi murid

dan sesama guru. Dan ketika ia berada di organisasi

profesi, ia benar-benar menunjukkan dirinya sebagai

agen perubahan bagi pengurus dan anggota organisasinya.