RESUME MATERI PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN Disusun oleh : Dani Adinugraha Dosen : Jan Hoesada...
Transcript of RESUME MATERI PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN Disusun oleh : Dani Adinugraha Dosen : Jan Hoesada...
TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN
RESUME MATERI PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN
Disusun oleh : Dani Adinugraha
Dosen : Jan Hoesada
Program Pendidikan Profesi Akuntan
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
Jakarta
2014
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………..…. 2
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 50 dan 55 : Instrumen Keuangan ………………………………………. 3
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 7 : Transaksi dengan Pihak Berelasi ……………………………………. 6
Transaksi Dalam Mata Uang Asing dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing ……………….. 10
Standar Akuntansi Syariah ………………………………………………………………………………………….. 13
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik …………………………………………… 22
Standar Akuntansi Pemerintah ……………………………………………………………………………………… 25
3
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 50 DAN 55 : INSTRUMEN KEUANGAN
Penyajian Pengakuan Pengukuran Pengungkapan
Aset keuangan adalah
setiap aset yang berbentuk:
(a) kas;
(b) instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas lain;
(c) hak kontraktual;
(i) untuk menerima
kas atau aset
keuangan lain dari
entitas lain; atau
(ii) untuk
mempertukarkan
aset keuangan atau
liabilitas keuangan
dengan entitas lain
dengan kondisi
yang berpotensi
menguntungkan
entitas tersebut,
atau
(d) kontrak yang akan atau
mungkin diselesaikan
dengan menggunakan
instrumen ekuitas
yang diterbitkan oleh
entitas dan
merupakan:
(i) Non-Derivatif
(ii) Derivatif
Liabilitas Keuangan terdiri
dari:
- Liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan
laba rugi merupakan
Liabilitas keuangan
Entitas harus mengakui
aset keuangan ketika
entitas tersebut menjadi
bagian dalam provisi
kontrak dari instrumen
keuangan tersebut.
Transaksi yang
direncanakan terjadi di
masa datang meskipun
dalam kemungkinan yang
sangat besar tidak dapat
dicatat sebagai aset
keuangan karena entitas
tersebut belum diakui
sebagai bagian dari
kontrak.
Entitas harus menghapus
kewajiban keuangan (atau
bagian dari kewajiban
keuangan) dari neraca jika,
dan hanya jika, ketika
kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak habis atau
dibatalkan atau berakhir.
Penghapusan aset
keuangan dilakukan jika
salah satu dari kriteria
berikut terpenuhi:
1. Hak kontraktual atas
arus kas dari aset
keuangan telah
kadaluarsa, atau
2. Aset keuangan telah
dialihkan (dijual) dan
pengalihannya
pengalihan tersebut
Ketika aset keuangan atau
kewajiban keuangan diakui
pada awalnya, suatu entitas
harus mengukurnya pada
nilai wajarnya ditambah,
dalam hal aset keuangan
atau kewajiban keuangan
tidak pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi,
biaya transaksi yang secara
langsung dengan akuisisi
atau isu dari aset keuangan
atau kewajiban keuangan.
Atau menggunakan biaya
perolehan diamortisasi,
maka aset tersebut diakui
pertama kali pada nilai
wajar pada tanggal
transaksi.
Setelah pengakuan awal,
aset keuangan dan
liabilitas keuangan diukur
pada nilai wajar, biaya
perolehan diamortisasi
atau biaya perolehan
tergantung klasifikasi
apakah nilai wajar dapat
ditentukan dengan andal.
Aset keuangan dan
liabilitas keuangan diukur
dengan menggunakan
salah satu dari tiga atribut
pengukuran berikut.
1. Biaya perolehan,
adalah jumlah aset
Pengungkapan Instrumen
Keuangan yang disyaratkan
dalam laporan keuangan :
1. Pengungkapan resiko
keuangan, diantaranya
resiko suku bunga dan
resiko kredit;
2. Pengungkapan nilai wajar
dari setiap kategori
instrumen keuangan (atau
harga perolehannya dalam
kondisi yang jarang
dimana nilai wajar tidak
dapat ditentukan secara
andal dengan alasan dan
perkiraan nilai estimasi;
Metode dan asumsi yang
digunakan;
3. Pengungkapan lainnya :
- Penghentian pengakuan
aset keuangan.
- Agunan.
- Instrumen keuangan
campuran (Compound
financial instruments)
dengan beberapa
derivatif melekat.
- Aset dan kewajiban
keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
- Reklasifikasi.
- Laporan laba rugi dan
ekuitas.
- Penurunan nilai.
- Gagal bayar dan
pelanggaran.
4
baik yang dimiliki
untuk diperdagangkan
(misalnya dibeli
kembali dalam waktu
dekat pada masa
mendatang) atau
ditetapkan pada saat
pengakuan awal telah
ditetapkan oleh entitas
untuk diukur pada
nilai wajar melalui
laba rugi.
- Liabilitas keuangan
yang diukur dengan
biaya perolehan
diamortisasi, yaitu
semua liabilitas
lainnya selain daripada
liabilitas yang dinillai
pada nilai wajar
melalui laba rugi.
Instrumen ekuitas adalah
setiap kontrak yang
memberikan hak residual
atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan
seluruh kewajibannya.
Penerbit instrumen
keuangan pada saat
pengakuan awal harus
mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau
komponen-komponennya
sebagai kewajiban
keuangan, aset keuangan
atau instrumen ekuitas
sesuai substansi perjanjian
kontraktual dan definisi
memenuhi kriteria
penghapusan yang
didasarkan pada
evaluasi pengalihan
resiko pengalihan dan
imbalan dari
kepemilikan atas aset
keuangan.
yang diperoleh atau
liabilitas yang
diselesaikan, termasuk
biaya transaksi
(misalnya komisi atau
fee yang dibayar)
2. Biaya perolehan
diamortisasi dengan
menggunakan metode
suku bunga efektif;
dan
3. Nilai wajar, yaitu nilai
di mana suatu aset
dapat dipertukarkan
atau suatu liabilitas
diselesaikan antara
pihak yang memahami
dan berkeinginan
untuk melakukan
transaksi wajar.
PSAK 60 mensyaratkan
entitas untuk memberikan
pengungkapan tentang aset
keuangan dan liabilitas
keuangan yang telah
ditetapkan pada nilai wajar
melalui laba rugi, termasuk
bagaimana telah yakin dalam
kondisi ini.
5
kewajiban keuangan, aset
keuangan dan instrumen
ekuitas.
Disebut intrumen ekuitas
jika dan hanya jika
memenuhi persyaratan:
- Instrumen tersebut
tidak memiliki
kewajiban kontraktual;
- Diselesaikan dengan
instrumen ekuitas
yang diterbitkan
entitas berupa derivatif
dan non-derivatif.
6
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 7 :
TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
Penyajian Pengakuan Pengukuran Pengungkapan
Par 2, Pernyataan ini akan
diterapkan dalam :
a. Mengidentifikasi
hubungan dan transaksi
dengan pihak-pihak
berelasi;
b. Mengindentifikasi
saldo, termasuk
komitmen antara
entitas dengan pihak-
pihak berelasi;
c. Mengindentifikasi
keadaan pengungkapan
yang disyaratkan di
huruf (a) dan (b); dan
d. Menentukan
pengungkapan yang
dilakukan mengenai
butir-butir tersebut.
PSAK ini mensyaratkan
pengungkapan hubungan,
transaksi dan saldo pihak-
pihak yang mempunyai
hubungan instimewa,
termasuk komitmen, dalam
laporan keuangan
konsolidasian dan laporan
keuangan tersendiri entitas
induk, yang disajikan
sesuai PSAK 4 (revisi
2009): Laporan
Konsolidasian dan
Laporan Keuangan
Tersendiri. Pernyataan ini
juga diterapkan terhadap
- - Par 13, Hubungan antara
entitas induk dan entitas anak
diungkapkan terlepas dari
apakah telah terjadi transaksi
antara mereka.
Par 17, Jika Entitas memiliki
transaksi dengan pihak-pihak
berelasi selama periode yang
dicakup dalam laporan
keuangan, maka entitas
mengungkapkan sifat dari
hubungan dengan pihak-pihak
berelasi serta informasi
mengenai transaksi dan saldo,
termasuk komitmen, yang
diperlukan untuk memahami
potensi dampak hubungan
tersebut dalam laporan
keuangan.
Sekurang-kurangnya,
pengungkapan meliputi:
a) Jumlah transaksi
b) Jumlah saldo, termasuk
komitmen, dan:
(i) Persyaratan dan
ketentuannya,
termasuk apakah
terdapat jaminan , dan
sifat imbalan yang
akan diberikan, untuk
penyelesaian; dan
(ii) Rincian garansi yang
diberikan atau
diterima;
c) Penyisihan piutang ragu-
7
laporan keuangan secara
individual.
ragu terkait dengan
jumlah saldo tersebut.
d) Beban yang diakui selama
periode dalam hal piutang
ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari
pihak-pihak berelasi.
Par 18, pengungkapan yang
disyaratkan oleh paragraf 17
dilakukan secara terpisah
untuk masing - masing
kategori berikut:
a) Entitas induk
b) Entitas dengan
pengendalian bersama
atau pengaruh signifikan
terhadap entitas
c) Entitas anak
d) Entitas asosiasi
e) Ventura bersama di mana
entitas merupakan venture
f) Personil manajemen
kunci dari entitas atau
entitas induknya
g) Pihak-pihak berelasi
lainnya.
Par 20, contoh transaksi yang
diungkapkan jika pihak
tersebut adalah pihak berelasi:
a) Pembelian atau penjualan
barang (barang jadi atau
setengah jadi)
b) Pembelian atau penjualan
property dan aset aset lain
c) Penyediaan atau
penerimaan jasa
d) Sewa
e) Pengalihan riset dan
pengembangan
8
f) Pengalihan di bawah
perjanjian lisensi
g) Pengalihan di bawah
perjanjian pembiayaan
(termasuk pinjaman dan
kontribusi ekuitas dalam
bentuk tunai atau natura)
h) Provisi atas jaminan atau
agunan
i) Komitmen untuk berbuat
sesuatu jika peristiwa
khusus terjadi atau tidak
terjadi di masa depan,
termasuk kontrak
eksekutori * (diakui atau
tidak diakui)
j) Penyelesaian liabilitas atas
nama entitas atau pihak
berelasi.
Paragraf 21, Partisipasi oleh
entitas induk atau entitas anak
dalam program pensiun
imbalan pasti yang membagi
risiko antar entitas dalam
kelompok usaha adalah suatu
transaksi antara pihak-pihak
berelasi.
Par 22, Pengungkapan bahwa
transaksi pihak-pihak berelasi
dilakukan dengan ketentuan
yang setara dengan yang
berlaku dalam transaksi yang
wajar dapat dilakukan hanya
jika hal tersebut dapat
dibuktikan.
Paragraf 23, Pos yang bersifat
serupa dapat diungkapkan
secara agregat kecuali ketika
9
pengungkapan terpisah
diperlukan untuk memahami
dampak transaksi pihak-pihak
berelasi terhadap laporan
keuangan entitas.
Par 24, Entitas pelapor
dikecualikan dari persyaratan
pengungkapan termasuk
komitmen dengan :
a) Pemerintah yang memiliki
pengendalian,
pengendalian bersama atau
b) Entitas lain berelasi karena
dikendalikan, dikendalikan
bersama, atau dipengaruhi
secara signifikan oleh
pemerintah yang sama atas
entitas.
10
PSAK 10 : TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING, DAN
PSAK 11 : PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING
Penyajian Pengakuan Pengukuran Pengungkapan
PSAK 10
PSAK ini mengasumsikan
pelaporan LK dalam
Rupiah.
Pos aset moneter dalam
mata uang asing dilaporkan
dalam mata uang
pencatatan dan pelaporan -
misalnya Rupiah -
menggunakan kurs tanggal
neraca (Paragraf 09),
apabila informasi kurs
tersebut tidak tersedia maka
entitas dapat menggunakan
kurs tengah BI.
Transaksi dalam mata
uang asing dibukukan
dalam mata uang
pencatatan & pelaporan
LK menggunakan kurs
pada saat transaksi terjadi
(Paragraf 07) atau spot
rate (paragraph 08).
Selisih penjabaran pos
aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang
asing pada tanggal neraca
dan rugi-laba kurs yang
timbul dari transaksi
dalam mata uang asing
dikreditkan/dibebankan ke
rugi laba periode berjalan
(Paragraf 13).
Untuk Transaksi Valuta
Berjangka :
- Hedging hutang valas,
selisih kurs tunai (spot
rate) dengan kurs masa
depan (forward rate)
dicatat sebagai diskonto
atau premi yang
diamortisasi sepanjang
masa kontrak valuta
berjangka.
- Selisih kurs utang dalam
mata uang asing
terproteksi hedging harus
dihitung tiap akhir
periode, perbedaan nilai
dengan kurs tunai
dengan kurs tanggal
neraca diakui sebagai -
keuntungan/kerugian.
- Forward receivables
dalam mata uang asing
terproteksi hedging harus
dihitung tiap akhir
periode, perbedaan nilai
dengan kurs tunai
dengan kurs tanggal
neraca diakui sebagai
keuntungan/kerugian
periode berjalan
- Forward payable dalam
mata uang asing
terproteksi hedging harus
dihitung tiap akhir
periode, perbedaan nilai
Jumlah dari selisih nilai tukar
yang diakui dalam laba
rugi kecuali untuk selisih
nilai tukar yang timbul pada
instrumen keuangan yang
diukur pada nilai wajarnya
melalui laba atau rugi sesuai
dengan PSAK 55 (revisi
2006).
Selisih nilai tukar neto diakui
dalam pendapatan kompre-
hensif lain dan
diakumulasikan dalam
komponen ekuitas terpisah,
dan juga harus
mengungkapkan rekonsiliasi
dari selisih nilai tukar
tersebut pada awal dan akhir
periode.
Ketika mata uang pelaporan
berbeda dari mata uang
fungsional, fakta tersebut
harus dinyatakan, bersama
dengan pengungkapan mata
uang fungsional dan
alasannya.
Ketika entitas menyajikan
laporan keuangannya dalam
suatu mata uang yang
berbeda dari mata uang
fungsionalnya, entitas harus
menjelaskan bahwa laporan
11
dengan kurs tunai
dengan kurs tanggal
neraca diakui sebagai
keuntungan/kerugian.
- Forward receivable atau
forward payable,
diskonto & premi belum
teramortisasi dijadikan
satu sebagai aset atau
kewajiban dalam neraca
(Paragraf 15).
Selisih kurs pembentuk
bagian investasi neto ke
dalam suatu entitas asing
diklasifikasi sebagai
ekuitas LK sampai
pelepasan investasi neto,
selisih kurs diakui sebagai
pendapatan atau beban
(PSAK 11).
Selisih kurs akibat
kewajiban valuta asing
yang diperhitungkan
sebagai hedging dari
investasi neto ke
perusahaan asing harus
diklasifikasi sebagai
ekuitas hingga pelepasan
investasi, dan dibebankan
sebagai pendapatan atau
beban (Paragraf 18).
Selisih kurs oleh
devaluasi/depresi luar
biasa tak tak mungkin
terlindung-nilai (hedged)
dimasukkan dalam nilai
terbawa aset, sepanjang tak
keuangan mereka
tunduk pada SAK.
Ketika entitas menyajikan
laporan keuangan atau
informasi keuangan lainnya
di dalam suatu mata uang
yang berbeda baik dari mata
uang fungsionalnya maupun
dari mata uang pela
porannya, dan persyaratan-
persyaratan dari paragraf 52
tidak dipenuhi, entitas harus:
(a) mengidentifikasikan
secara jelas informasi sebagai
informasi tambahan untuk
membedakannya dari
informasi yang tunduk
dengan PSAK;
(b) mengungkapkan mata
uang di mana informasi
tambahan tersebut disajikan;
(c) mengungkapkan mata
uang fungsional entitas dan
metode penjabaran yang
digunakan untuk menentukan
informasi tambahan.
12
PSAK 11
Penjabaran LK kegiatan
LN utk tujuan konsolidasi,
konsolidasi parsial atau
investasi berbasis metode
ekuitas (Paragraf 01).
Kegiatan LN integral
dengan perusahaan
pelapor, dijabarkan dengan
PSAK 10.
Sselisih kurs karena
penjabaran LK disajikan
sebagai ekuitas sampai
pelepasan investasi usaha
LN tsb (Paragraf 14).
Pada waktu pelepasan
entitas asing, semua selisih
kurs ditahan dalam ekuitas
dibebankan ke pendapatan
atau beban.
melebihi biaya
penggantian atau jumlah
yang dapat diperoleh
kembali dari penjualan
atau penggunaan aset
tersebut (Paragraf 20).
LK entitas asing yang
disatukan dengan entitas
pelapor, aset & kewajiban
menggunakan kurs
penutup (closing rate),
pendapatan & beban
menggunakan kurs tanggal
transaksi.
13
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 101 : Standar Akuntansi Keuangan Syariah.
Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi:
a) aset;
b) kewajiban;
c) dana syirkah temporer;
d) ekuitas;
e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
f) arus kas;
g) dana zakat; dan
h) dana kebajikan.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a) Neraca;
b) Laporan Laba Rugi;
c) Laporan Arus Kas;
d) Laporan Perubahan Ekuitas;
e) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat;
f) Laporan Sumber dan Penggunaan DanaKebajikan; dan
g) Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten, kecuali:
a) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau perubahan penyajian akan
menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau peristiwa; atau
b) perubahan tersebut diperkenankan oleh PSAK atau Interpretasi PSAK.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 102 : Akuntansi Murabahah.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 103 : Akuntansi Salam.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 104 : Akuntansi Itisha.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 105 : Akuntansi Mudharabah.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 : Akuntansi Musyarakah.
Penyajian Pengakuan Pengukuran Pengungkapan
PSAK 102 : Akuntansi
Murabahah
Piutang murabahah
disajikan sebesar nilai
bersih yang dapat
direalisasikan, yaitu saldo
piutang murabahah
Pada saat perolehan, aset
murabahah diakui sebagai
persediaan sebesar biaya
perolehan.
Pengukuran aset
murabahah setelah
perolehan adalah sebagai
berikut:
(a) jika murabahah
Penjual mengungkapkan
hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada:
a) harga perolehan aset
14
dikurangi penyisihan
kerugian piutang.
Margin murabahah
tangguhan disajikan
sebagai pengurang (contra
account) piutang
murabahah.
Beban murabahah
tangguhan disajikan
sebagai pengurang (contra
account) utang murabahah.
PSAK 103 : Akuntansi
Salam
Pembeli menyajikan modal
usaha dalam yang
diberikan sebagai piutang
salam.
Piutang yang harus
dilunasi oleh penjual
karena tidak dapat
memenuhi kewajibannya
dalam transaksi salam,
Utang yang timbul dari
transaksi murabahah
tangguh diakui sebagai
utang murabahah sebesar
harga beli yang disepakati
(jumlah yang wajib
dibayarkan).
Aset yang diperoleh
melalui transaksi
murabahah diakui sebesar
biaya perolehan
murabahah tunai.
Selisih antara harga beli
yang disepakati dengan
biaya perolehan tunai
diakui sebagai beban
murabahah tangguhan.
Beban murabahah
tangguhan diamortisasi
secara proporsional dengan
porsi utang murabahah.
Piutang salam diakui pada
saat modal usaha salam
dibayarkan atau dialihkan
kepada penjual.
Barang pesanan yang telah
diterima diakui sebagai
persediaan.
pesanan mengikat,
maka dinilai sebesar
biaya perolehan; dan
jika terjadi penurunan
nilai aset karena usang,
rusak, atau kondisi
lainnya sebelum
diserahkan ke nasabah,
penurunan nilai
tersebut diakui sebagai
beban dan mengurangi
nilai asset
(b) jika murabahah tanpa
pesanan atau
murabahah pesanan
tidak mengikat, maka
dinilai berdasarkan
biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat
direalisasi mana yang
lebih rendah; dan jika
nilai bersih yang dapat
direalisasi lebih rendah
dari biaya perolehan,
maka selisihnya diakui
sebagai kerugian.
Modal usaha salam dapat
berupa kas dan aset
nonkas. Modal usaha
salam dalam bentuk kas
diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan,
sedangkan modal usaha
salam dalam bentuk
nonkas diukur sebesar nilai
murabahah;
b) janji pemesanan dalam
murabahah berdasarkan
pesanan sebagai
kewajiban atau bukan;
dan
c) pengungkapan yang
diperlukan sesuai
PSAK No.101 tentang
Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Pembeli mengungkapkan
hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada:
a) nilai tunai aset yang
diperoleh dari transaksi
murabahah;
b) jangka waktu
murabahah tangguh;
c) pengungkapan yang
diperlukan sesuai
PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Lembaga keuangan syariah
mengungkapkan sesuai
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.
101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan
Syariah.
15
disajikan secara terpisak
dari piutang salam.
Penjual menyajikan modal
usaha salam yang diterima
sebagai kewajiban salam.
Kewajiban salam diakui
pada saat penjual
menerima modal usaha
salam sebesar modal usaha
salam yang diterima.
Kewajiban salam
dihentikan pengakuannya
(derecognation) pada saat
penyerahan barnag kepada
pembeli. Jika penjual
melakukan transaksi salam
paralel, selisih antara
jumlah yang dibayar oleh
pembeli akhir dan biaya
perolehan barang pesanan
diakui sebagai keuntungan
atau kerugian pada saat
penyerahan barang
pesanan oleh penjual ke
pembeli akhir.
wajar.
Penerimaan barang
pesanan diakui dan diukur
sebagai berikut:
- jika barang pesanan
sesuai dengan akad,
dinilai sesuai nilai yang
disepakati
- jika barang pesanan
berbeda kualitasnya,
maka : barang pesanan
yang diterima diukur
sesuai dengan nilai
akad, barang pesanan
yang diterima diukur
sesuai nilai pasar (nilai
wajar jika nilai pasar
tidak tersedia) pada saat
diterima dan selisihnya
diakui sebagai kerugian,
jika nilai pasar dari
barang pesanan lebih
rendah dari nilai barang
pesanan yang tercantum
dalam akad.
Pada akhir periode
pelaporan keuangan,
persediaan yang diperoleh
melalui teransaksi salam
diukur sebesar nilai
terendah biaya perolehan
atau nilai bersih yang
dapat direalisasi. Apabila
nilai bersih yan gdapat
direalisasi lebih rendah
dari biaya perolehan,
maka selisihnya diakui
sebagai kerugian.
16
PSAK 104 : Akuntansi
Istishna
Penjual menyajikan dalam
laporan keuangan hal-hal
sebagai berikut:
a. piutang istishna yang
berasal dari transaksi
istishna sebesar jumlah
yang belum dilunasi
oleh pembeli akhir
b. termin istishna yang
berasal dari transaksi
istishna sebesar jumlah
tagihan termin penjual
kepada pembeli akhir.
Pembeli menyajikan
dalam laporan keuangan
hal-hal sebagai berikut:
a. utang istishna sebesar
tagihan dari produsen
atau kontraktor uang
belum dilunasi;
b. aset istishna dalam
penyelesaian sebesar
persentase
penyelesaian dari nilai
kontrak penjualan
kepada pembeli akhir,
jika istishna parallel
dan kapitalisasi biaya
perolehan, jika
istishna.
Bila suatu akad istishna’
mencakup sejumlah aset
pengakuan dari setiap aset
diperlakukan sebagai suatu
akad yang terpisah jika:
a) Setiap aset telah
dinegosiasikan secara
terpisah dimana penjual
dan pembeli dapat
menerima atau menolak
bagian akad yang
berhubungan dengan
masing-masing aset
tersebut;
b) Biaya dan pendapatan
masing-masing aset
dapat diidentifikasi.
Pendapatan istishna' diakui
dengan menggunakan
metode persentase
penyelesaian atau metode
akad selesai.Akad
dikatakan selesai jika
proses pembuatan barang
pesanan selesai dan
diserahkan kepada
pembeli.
Jika persentase
penyelesaian digunakan,
maka:
a) Bagian nilai akad yang
sebanding dengan
pekerjaan yang telah
diselesaikan dalam
periode tersebut diakui
Biaya Perolehan Istishna
terdiri atas:
a) biaya langsung adalah
bahan baku dan
tenaga kerja
langsung untuk
membuat barang
pesanan;
b) biaya tak langsung
adalah biaya
overhead, termasuk
biaya akad dan pra
akad.
Biaya perolehan istishna
Paralel, terdiri atas:
a) biaya perolehan
pesanan sebesar
tagihan produsen
atau kontraktor kepada
entitas
b) biaya tak langsung
c) semua biaya akibat
produsen atau
kontraktor tidak dapat
memenuhi
kewajibannya, jika
ada.
Aset istishna yang
diperoleh melalui transaksi
istishna dengan
pembayaran tangguh lebih
dari satu tahun diakui
sebesar biaya perolehan
tunai. Selisih antara harga
beli yang disepakati dalam
Penjual mengungkapkan
transaksi istishna dalam
laporan keuangan, tetapi
tidak terbatas:
a. metode akuntansi yang
digunakan dalam
pengukuran pendapatan
kontrak istishna;
b. metode yang digunakan
dalam persentase
penyelesaian kontrak
yang sedang berjalan
c. rincian piutang istishna
berdasarkan jumlah,
jangka waktu, dan
kualitas piutang
d. pengungkapan yang
diperlukan sesuai
PSAK No.101 tentang
Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Pembeli mengungkapkan
transaksi istishna dalam
laporan keuangan, tetapi
tidak terbatas, pada:
a. rincian utang istishna
berdasarkan jumlah dan
jangka waktu
b. pengungkapan yang
diperlukan sesuai
dengan PSAK No.101
tentang Penyajian
Laporan Keuangan
Syariah.
17
sebagai pendapastan
istishna' pada periode
yang bersangkutan;
b) Bagian margin
keuntungan istishna'
yang diakui selama
periode pelaporan
ditambahkan kepada
aset istishna' dalam
penyelesaian;
c) Pada akhir periode harga
pokok istishna' diakui
sebesar biaya istishna'
yang telah dikeluarkan
sampai dengan periode
tersebut.
Pembeli mengakui aset
istishna dalam
penyelesaian sebesar
jumlah termin yang ditagih
oleh penjual dan sekaligus
mengakui utang istishna
kepada penjual.
akad istishna tangguh dan
biaya perolehan tunai
diakui sebagai beban
istishna tangguhan.
Beban istishna tangguhan
diamortisasi secara
proporsional sesuai dengan
porsi pelunasan utang
istishna.
Jika barang pesanan
terlambat diserahkan
karena kelalaian atau
kesalahan penjual dan
mengakibakan kerugian
pembeli, maka kerugian itu
dikurangkan dari garansi
penyelesaian proyek yang
telah diserahkan penjual.
Jika kerugian tersebut
melebihi garansi
penyelesaian proyek, maka
selisihnya diakui sebagai
piutang jatuh tempo
kepada penjual dan jika
diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian
piutang.
Jika pembeli menolak
menerima barang pesanan
karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak
memperoleh kembali
seluruh jumlah uang yang
telah dibayarkan, maka
jumlah yang belum
diperoleh kembali diakui
sebagai piutang jatuh
tempo kepada penjual dan
18
PSAK 105 : Akuntansi
Mudharabah
Pemilik dana menyajikan
investasi mudharabah
dalam laporan keuangan
sebesar nilai tercatat.
Pengelola dana
menyajikan transaksi
mudharabah dalam laporan
keuangan, tetapi tidak
Dana Mudharabah yang
disalurkan oleh pemilik
dana diakui sebagai
investasi mudharabah pada
saat pembayaran kas atau
peryertaan aset nonkas
kepada pengelola dana.
Jika akad mudharabah
jika diperlukan dibentuk
penyisihan.
Jika pembeli menerima
barang pesanan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi,
maka barang pesanan
tersebut diukur dengan
nilai yang lebih rendah
antara nilai wajar dan
biaya perolehan.
Selisihnya diakui sebagai
kerugian.
Dalam istishna paralel,
jika pembeli menolak
menerima barang pesanan
karena tidak sesuai dengan
spesifikasi yang disepakati,
maka barang pesanan
diukur dengan nilai yang
lebih rendah antara nilai
wajar dan harga pokok
istishna. Selisih yang
terjadi diakui sebagai
kerugian pada periode
berjalan.
Pengukuran investasi
mudharabah adalah
sebagai berikut:
a. investasi mudharabah
dalam bentuk kas diukur
sebesar jumlah yang
diberikan pada saat
pembayaran;
b. investasi mudharabah
Pemilik dana
mengungkapkan hal-hal
terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada :
a. rincian jumlah
mudharabah
berdasarkan jenisnya;
b. penyisihan kerugian
19
terbatas, pada:
a. dana syirkah
temporer dari pemilik
dana disajikan sebesar
jumlah nominalnya
untuk setiap jenis
mudharabah;
b. bagi hasil dana
syirkah temporer
yang sudah
diperhitungkan dan
telah jatuh tempo
tetapi belum
diserahkan kepada
pemilik dana disajikan
kewajiban; dan
c. bagi hasil dana
syirkah temporer
yang sudah diper
hitungkan tetapi belum
jatuh tempo disajikan
dalam pos bagi hasil
yang belum dibagikan.
berakhir sebelum atau saat
akad jatuh tempo dan
belum dibayar oleh
pengelola dana, maka
investasi mudharabah
diakui sebagai piutang.
Jika investasi
mudharabah melebihi
satu periode pelaporan,
penghasilan usaha diakui
dalam periode terjadinya
hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati.
Bagian hasil usaha yang
belum dibayar oleh
pengelola dana diakui
sebagai piutang jatuh
tempo dari pengelola dana.
Dana yang diterima dari
pemilik dana dalam akad
mudharabah diakui
sebagai dana syirkah
temporer sebesar jumlah
kas atau nilai wajar aset
nonkas yang diterima.
Jika entitas
menyalurkan dana
syirkah temporer
muqayadah yang diterima
maka entitas tidak
mengakui sebagai aset,
karena entitas tidak
memiliki hak untuk
menggunakan aset atau
melepas aset tersebut
kecuali sesuai dengan
dalam bentuk aset
nonkas diukur sebesar
nilai wajar aset nonkas
pada saat penyerahan :
jika nilai wajar lebih
rendah daripada nilai
tercatatnya diakui
sebagai kerugian; jika
nilai wajar lebih tinggi
daripada nilai
tercatatnya diakui
sebagai keuntungan
tangguhan dan
diamortisasi sesuai
jangka waktu akad
mudharabah.
Jika nilai investasi
mudharabah turun sebelum
usaha dimulai disebabkan
rusak, hilang atau faktor
lain yang bukan kelalaian
atau kesalahan pihak
pengelola dana, maka
penurunan nilai tersebut
diakui sebagai kerugian
dan mengurangi saldo.
Kerugian akibat
kelalaian atau kesalahan
pengelola dana dibebankan
pada pengelola dana dan
tidak mengurangi investasi
mudharabah.
Pada akhir periode
akuntansi, dana syirkah
temporer diukur sebesar
nilai tercatat.
investasi mudharabah
selama periode
berjalan; dan
c. pengungkapan yang
diperlukan sesuai
PSAK 101 tentang
Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Pengelola dana
mengungkapkan hal-hal
terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a. dana syirkah
temporer yang
diterima berdasarkan
jenisnya; dan
b. penyaluran dana
yang berasal dari
mudharabah
muqayadah.
20
PSAK 106 : Akuntansi
Musyarakah
Mitra aktif menyajikan:
a. Laporan keuangan kas
atau aset nonkas
b. Laporan keuangan aset
musyarakah
c. Laporan keuangan
selisih penilaian aset
musyarakah (bila ada)
Mitra pasif menyajikan:
a. Laporan keuangan kas
atau aset nonkas
b. Laporan keuangan
keuntungan tangguhan
dari selisih penilaian
aset nonkas yang
diserahkan pada nilai
wajar.
syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh pemilik
dana.
Kerugian yang
diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian
pengelola dana diakui
sebagai beban pengelola
dana.
Mitra aktif atau pihak yang
mengelola usaha
musyarakah harus
membuat catatan akuntansi
yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut.
Investasi musyarakah
diakui saat penyerahan kas
atau aset nonkas untuk
usaha musyarakah.
Biaya yang terjadi akibat
akad musyarakah tidak
dapat diakui sebagai
bagian investasi
musyarakah kecuali ada
persetujuan dari seluruh
Dalam mudharabah
musytarakah, pengelola
dana (berdasarkan akad)
menyertakan juga
modalnya dalam investasi
bersama (berdasarkan
akad musyarakah).
Pemilik modal musyarakah
(musytarik) memperoleh
bagian hasil usaha sesuai
porsi modal yang disetor.
Pembagian hasil usaha
antara pengelola dana dan
pemilik dana adalah
sebesar hasil usaha
musyarakah setelah
dikurangi porsi pemilik
dana sebagai pemilik
modal.
Pengukuran investasi
musyarakah:
a. bentuk kas dinilai
sebesar jumlah yang
diserahkan
b. bentuk aset nonkas
dinilai sebesar nilai
wajar dan jika terdapat
selisih antara nilai wajar
dengan nilai buku aset
nonkas, maka selisih
tersebut diakui sebgaai
penilaian aset
musyarakah dalam
ekuitas. Selisih tersebut
diamortisasi selama
masa akad musyarakah.
Mitra mengungkapkan
a. isi kesepakatan utama
usaha musyarakah,
seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha
musyarakah, dan lain-
lain;
b. pengelola usaha, jika
tidak ada mitra aktif,
dan
c. pengungkapan yang
diperlukan sesuai
PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan
21
mitra.
Penerimaan dana
musyarakah dari mitra
pasif diakui sebagai
investasi musyarakah dan
disisi lain sebagai dana
syirkah temporer sebesar:
a. dana dalam bentuk kas
dinilai sebesar jumlah
yang diterima;
b. dana dalam bentuk aset
nonkas dinilai sebesar
nilai wajar dan
disusutkan selama masa
akad.
Aset nonkas musyarakah
yang telah dinilai sebesar
nilai wajar selanjutnya
disusutkan.
Jika proses penilaian pada
nilai wajar menghasilkan
penurunan nilai aset, maka
penurunan nilai ini
langsung diakui sebagai
kerugian dan kemudian
juga disusutkan.
Selama akad, Jika
Investasi musyarakah
menurun, maka bagian
mitra aktif dinilai sebesar
kas atau nilai wajar nonkas
yang diserahkan untuk
usaha musyarakah pada
awal akad ditambah
dengan jumlah dana
syirkah temporer yang
telah dikembalikan kepada
mitra pasif, dan dikurangi
kerugian (jika ada).
Syariah.
22
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN UNTUK ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan bagi penggunanya yang
merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yang mayoritas adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan
menengah.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan
entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :
a. tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b. menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.
Penyajian Laporan Keuangan dalam SAK ETAP:
a. Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
b. Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap
SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan.
c. Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat menyusun laporan keuangan
d. Frekuensi pelaporan minimal satu kali dalam setahun
e. Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau
perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan serta SAK ETAP mensyaratkan
perubahan penyajian
f. Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan keunggulan yang sama
g. Pos-pos yang material disajikan terpisah.
h. Identifikasi laporan keuangan
Perbedaan Laporan Keuangan PSAK dan SAK ETAP :
Penyajian Laporan Keuangan
SAK IFRS SAK ETAP
• Kepatuhan terhadap SAK
• Pengungkapan atas PSAK “misleading”
• Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Komponen laporan keuangan:
• Lap posisi keuangan/neraca
• Lap laba rugi komprehensif
• Lap perubahan ekuitas
• Lap arus kas
• Catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan:
• Neraca
• Lap laba rugi
• Lap perubahan ekuitas
• Lap arus kas
• Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas laporan keuangan Tidak ada
Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama
23
Neraca
• Pos minimal yang disajikan
• Klasifikasi aset dan liabilitas
• Pengungkapan
Neraca
• Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
• Sama
• Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif
• Laba rugi dan pendapatan kompresensif lain
• Pos minimal
Laporan laba rugi
• Laba rugi
• Pos minimal lebih sedikit
Laporan perubahan ekuitas
• Pos minimal
• Pengungkapan distribusi dividen dan dividen per
saham
• Tidak diperkenankan
Laporan perubahan ekuitas
• Pos minimal lebih sedikit
• Tidak ada
• Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat
menggantikan lap laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas
Laporan arus kas
• Arus kas operasi disajikan dengan metoda langsung
atau tidak langsung
• Arus kas valas, bunga & dividen, pajak penghasilan,
investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas
asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas
• Kas yang dibatasi
Laporan arus kas
• Arus kas operasi disajikan dengan metoda tidak
langsung
• Arus kas bunga & dividen, pajak penghasilan, dan
transaksi nonkas
• Tidak ada
Catatan atas laporan keuangan
• Kebijakan akuntansi
• Sumber estimasi ketidakpastian
• Modal
• Dividen dan informasi umum entitas
Catatan atas laporan keuangan
• Kebijakan akuntansi
• Sumber estimasi ketidakpastian
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK IFRS SAK ETAP
Laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari laporan
keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian
24
Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan
SAK IFRS SAK ETAP
Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi
• Pemilihan kebijakan akuntansi
• PSAK serupa
• Conceptual framework
• Other pronouncements, literatur dan praktik
• Dampak penerapan PSAK yang akan berlaku
• Pemilihan kebijakan akuntansi
• Bagian SAK serupa
• Conceptual framework
• SAK umum
• Other pronouncements, literatur dan praktik
• Tidak ada
Estimasi akuntansi Sama
Kesalahan Sama
25
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
A. SAP memiliki dua basis Penerapan yaitu :
1. SAP Berbasis Kas
Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan
asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan
dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau entitas pelaporan
(PP No.71 tahun 2010).
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual terletak pada PSAP 12
menganai laporan operasional. Entitas melaporkan secara transparan besarnya sumber daya ekonomi yang
didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus / deficit
operasional merupakan penambah atau pengurang ekuitas/ kekayaan bersih entitas pemerintahan bersangkutan (
PP NO 71 Tahun 2010)
2. SAP berbasis Akrual
SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan di catat pada saat
terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah,
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).
B. PSAP 01 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. LRA
menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut: Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer,
Surplus/Defisit LRA, Pembiayaan dan Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
Saldo Anggaran Lebih Awal; Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Ssisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
Tahun Berjalan, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun sebelumnya, Lain-Lain, dan Ssaldo Anggaran Lebih
Akhir.
3. Neraca
Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebeumnya pos-pos berikut: Kas dan setara Kas,
Investasi Jangka Pendek, Piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap,
kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan Ekuitas.
4. Laporan Operasional
26
Laporan finansial mencakup lporan operasional yang menyajikan pos-pos sebagai berikut: Pendapatan-LO
dari kegiatan operasional, beban dari kegitan operasional, surplus/defisit dari kegiatan non operasional (bila
ada), pos luar biasa (bila ada) dan surplus/defisit-LO.
5. Laporan Arus Kas
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
6. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos: ekuitas awal, surplus/defisit-LO pada
periode bersangkutan, dan koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang atara lain
berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalan
mendasar.
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan laporan keuangan
entitas lainnya..
C. PSAP 03 LAPORAN ARUS KAS
Penyajian Laporan Arus Kas
a. Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional pemerintah
selama satu periode akuntansi.
b. Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan
pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas.
c. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian
piutang jangka panjang dan/atau elunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.
d. Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
D. PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
1. Pengakuan
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mepunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah.
2. Pengukuran
Persediaan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
b. Harga pokok produksi apabila dperolehd engan memproduksi sendiri;
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lain seperti donasi/rampasan.
3. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
27
b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan
masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat; dn
c. Jenis, jumlah, nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
E. PSAP 06 AKUNTANSI INVESTASI
1. Pengakuan
Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi
investasi dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas
suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable)
Pengakuan hasil investasi yang dipeorleh dari investasi jangka pendek antara lain bunga deposito, bunga
obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan. Hasil
investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya
menggunakan metode biaya dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan
metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi
nilai investasi pemerintah. Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi.
2. Pengukuran
Untuk beberapa jenis investasi, dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar
penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memeiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan
niali nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
a. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga dicatat sebesar biaya perolehan. Apablia diperoleh
tanpa biaya perolehan maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal
perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai
berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
b. Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham (deposito jangka pendek) dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
c. Investasi jangka panjang yang bersifat permanen dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga
transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi
tersebut.
d. Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang
dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan dinilai sebesar nilai perolehannya.
e. Investasi nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelematan perekonomian dinilai
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
f. Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah
dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain
yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek samapi proyektersebut diserahkan ke pihak ketiga.
28
g. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah maka nilai investasi yang
diperoleh pemerintah adlah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga
perolehannya tidak ada.
h. Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing yang sama harus
dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang ebrlaku pada
tanggal transaksi.
i. Diskonto atau premi saat pembelian investasi diamortisasi selama periode dari pembelian sampai saat
jatuh tempo sehingga hasil yang konstandiperoleh dari investasi tersebut.
3. Pengungkapan
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi
pemerintah, antara lain:
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang;
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
f. Perubahan pos investasi
F. PSAP 07 ASET TETAP
1. Pengakuan
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan
handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Berwujud;
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
2. Pengukuran
a. Penilaian Awal Aset Tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya
perolehan tidak memungkinkan maka niali aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Komponen biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya termasuk bea
impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke
kondisi yang membuat aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan. Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau
melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan
dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan samapi dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.
b. Pengukuran berikutnya (subsequent Measurement) terhadap pengakuan awal
29
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.
Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan
penyesuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun ekuitas.
Penilaian kembali aset tetap (revaluation) aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP
menganut penialaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
3. Pengungkapan
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset sebagai berikut:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount).
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan,
akumulais penyusutan dan perubahan nilai (jika ada) dan mutasi aset tetap lainnya.
c. Informasi penyusutan meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau
tarif penyusutan yang digunakan, dan nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
d. Aset bersejarah diungkapkan secara rinci, antara lain nama, jenis, kondisi dan lokasi aset yang
dimaksud;
e. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
1) Eksistensi dan batasa hak milik atas aset tetap;
2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;
3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan
4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
G. PSAP 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
1. Pengakuan
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi dalam pengerjaan jika:
a. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut
akan diperoleh;
b. Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
c. Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini
terpenuhi:
a. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan;
b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.
2. Pengukuran
Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan
3. Pengungkapan
Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode
akuntansi:
a. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu
penyelesaiannya;
b. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaanya;
30
c. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar;
d. Uang muka yang diberikan; dan
e. Retensi.
H. PSAP 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN
1. Pengakuan
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai
nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh
pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan dan/atau pada saat kewajiban timbul.
2. Pengukuran
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
3. Pengungkapan
Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan
informasi yang lebih baik kepada pemakainya. Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi
yang harus disajikan dalam CaLK adalah:
a. Jumah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi
pinjaman;
b. Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan
jatuh temponya;
c. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku;
d. Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo;
e. Perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
1) Pengurangan pinjaman
2) Modifikasi persyaratan utang
3) Pengurangan tingkat bunga pinjaman
4) Pengunduran jatuh tempo pinjaman
5) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman
6) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan
f. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umum utang berdasarkan kreditur;
g. Biaya pinjaman.