TUGAS KALKULUS 3
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
Transcript of TUGAS KALKULUS 3
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT yang telahmemberikan kesehatan dan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalahbidang studi Kalkulus 2 dengan judul “Bilangan Kompleks”.
Makalah ini berjudul “Bilangan Kompleks“. Dengan makalah ini pembaca bisamengetahui pengertian Bilangan Kompleks, Bentuk Polar, Eksponensial dan penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turutmembantu menyelesaikan Makalah ini, khususnya kepada Dosen bidang studi Kalkulus yangtelah memberikan teori-teori dan pengalaman dalam bidang studi Kalkulus,sehingga banyaknya masukan-masukan yang penulis terima. Walaupun penulis sudahberusaha sesuai dengan pengetahuan, pengalaman atau kemampuan penulis, namun penulismasih merasakan adanya kekurangan-kekurangan, sehingga saran-saran atau masukanmasukan sangat penulis harapkan.
Mudah-mudahan Makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama penulis.
Penulis
1.BILANGAN KOMPLEKS
Sistem bilangan yang sudah dikenal sebelumnya yaitu sistem bilangan real, tetapi sistem
bilangan real ternyata masih belum cukup untuk menyelesaikan semua bentuk persamaan. Oleh
karena itu, perlu suatu jenis bilangan baru yang disebut bilangan kompleks. Pengertian bilangan
kompleks, bidang kompleks dan sifat aljabar bilangan kompleks yang diuraikan dalam bab ini
diharapkan dapat menjadi dasar untuk mempelajari bab-bab selanjutnya. Oleh karena itu, setelah
membaca Bab I, mahasiswa diharapkan dapat
ÿ mengerti definisi bilangan kompleks.
ÿ mengerti sifat aljabar dan tafsiran geometri bilangan kompleks.
ÿ menuliskan bilangan kompleks dalam bentuk kutub, eksponen, pangkat dan akar.
1.1 Pengertian Bilangan Kompleks
Mengapa perlu bilangan kompleks ?
∑ 012 -x mempunyai penyelesaian dengan ¬Œx .
∑ 012 +x € 12 -x tidak mempunyai penyelesaian jika ¬Œx .
Sehingga perlu mengidentifikasi suatu bilangan sehingga 012 +x mempunyai penyelesaian.
Selanjutnya perlu dikembangkan suatu sistem bilangan yaitu bilangan kompleks.
Definisi Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks z :
∑ merupakan pasangan berurut ( )yx, dengan ¬Œyx , .
Ditulis : ( )yxz , .
∑ merupakan bilangan yang berbentuk iyx + dengan ¬Œyx , dan
( ) 11,0 -i .Ditulis : iyxz + .
Jika ( ) iyxyxz +, maka
( )zx Re = bagian riil z,
( )zy Im = bagian imajiner z,
i = satuan imajiner dan 12 -i .
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bilangan kompleks yaitu
1. C = himpunan bilangan kompleks
= { }1&,, 2 -¬Œ+ iyxiyxzz .
2. Jika ( ) 0Re z dan ( ) 0Im πz maka z dinamakan bilangan imajiner murni.
3. Jika ( ) 0Re πz dan ( ) 0Im z maka z merupakan bilangan riil.
4. Kesamaan bilangan kompleks.
Misalkan 111 iyxz + dan 222 iyxz + .
21 zz jika dan hanya jika 21 xx dan 21 yy .
Contoh 1 a. iz 210-
( ) 10Re z dan ( ) 2Im -z .
b. iz -
( ) 0Re z dan ( ) 1Im -z . □□
1.2 Bidang Kompleks
Bilangan kompleks merupakan pasangan berurut ( )yx, , sehingga secara geometri dapat
disajikan sebagai titik ( )yx, pada bidang kompleks (bidang xy), dengan sumbu x (sumbu riil) dan
sumbu y (sumbu imajinair). Selain itu, bilangan kompleks ( )yxiyxz ,+ juga dapat disajikan
sebagai vektor dalam bidang kompleks dengan titik pangkal pada titik asal dan ujung vektor
merupakan titik ( )yx, .
y (sumbu imajinair)
• iyxyxz +),(
O x (sumbu riil)
Gambar 1. Bidang kompleks
1.3 Operasi Aljabar
Operasi aljabar pada bilangan kompleks sesuai dengan operasi aljabar pada bilangan riil.
Operasi Aljabar pada bilangan kompleks
Misalkan 111 iyxz + dan 222 iyxz + .
a. Penjumlahan : ( ) ( )212121 yyixxzz ++++b. Pengurangan : ( ) ( )212121 yyixxzz -+--c. Perkalian :
( ) ( )( ) ( )12212121
221121
yxyxiyyxx
iyxiyxzz
++-++
d. Pembagian :
0, 222
22
21122
22
2
2121121
2
1 π+
-+
+
+- zyx
yxyxi
yx
yyxxzz
z
z
Perlu diperhatikan :
1. z- ( negatif z ).
Jika iyxz + maka iyxz --- .
2.z
z11- ( kebalikan z )
Jika iyxz + maka 2222
1
yx
yi
yx
xz
+-
+- .
Sifat Operasi Aljabar
a. Hukum komutatif
1221 zzzz ++
1221 zzzz
b. Hukum asosiatif
( ) ( )321321 zzzzzz ++++
( ) ( )321321 zzzzzz
c. Hukum distributif
( ) 3121321 zzzzzzz ++
d. Elemen netral dalam penjumlahan ( i000 + )
zzz ++ 00
e. Elemen netral dalam perkalian ( i011 + )
zzz .11.
1.4 Modulus dan Bilangan Kompleks Sekawan
Penyajian bilangan kompleks sebagai vektor dapat digunakan untuk mengembangkan konsep
nilai mutlak bilangan riil pada bilangan kompleks.
Definisi modulus (nilai mutlak)
∑ Modulus (nilai mutlak) iyxz + didefinisikan sebagai bilangan riil
non negatif 22 yx + dan ditulis sebagai
Modulus z = z = 22 yx + .
Secara geometri, z menyatakan jarak antara titik ( )yx, dan titik asal.
Misalkan 111 iyxz + dan 222 iyxz + . Jarak antara 1z dan 2z didefinisikan dengan
( ) ( )221
22121 yyxxzz -+-- .
Selanjutnya, persamaan Rzz - 0 menyatakan bilangan kompleks z yang bersesuaian dengan
titik-titik pada lingkaran dengan pusat 0z dan jari-jari R.
Definisi bilangan kompleks sekawan
∑ Bilangan kompleks sekawan dari iyxz + didefinisikan sebagai
bilangan kompleks iyxz - .
Secara geometri, bilangan kompleks sekawan iyxz - dinyatakan dengan titik ( )yx -, dan
merupakan pencerminan titik ( )yx, terhadap sumbu riil.
Contoh 2 a. 5)4(343 22 -+- i .
b. 233-+ iz menyatakan lingkaran dengan pusat ( )3,30 -z dan jari-
jari 2R .
c. Jika iz 43- maka iz 43+ . □□
Sifat Modulus dan Bilangan Kompleks Sekawan
a. 2121 zzzz
b. ( ) ( ) zzz ££ ReRe
c. ( ) ( ) zzz ££ ImIm
d.2
1
2
1
z
z
z
z
e. zz
f. zz
g. 2121 zzzz ++
h. 2121 zzzz --
i. 2121 zzzz
j.2
1
2
1
z
z
z
z˜̃¯
ˆÁÁË
Ê
k. ( )2
Rezz
z+
, ( )i
zzz
2Im
-
l.2
zzz
m. Pertidaksamaan Segitiga : 2121 zzzz +£+
n. 2121 zzzz -≥+
o. 2121 zzzz -≥-
p. nn zzzzzz +++£+++ LL 2121 .
1.5 Bentuk Kutub
Bentuk kutub bilangan kompleks
Bilangan kompleks iyxz + dapat disajikan dalam koordinat kutub
( )q,r . Misalkan qcosrx dan qsinry maka iyxz + dapat dinyatakan dalam bentuk kutub
( )q
qqqqcisr
irrirz ++ sincossincos
dengan
r = modulus (nilai mutlak) z = z = 22 yx + .
q = argumen dari z = zarg
= 0, πxx
ytgarc .
y • z = x+ iyr
θ
x
Nilai argumen dari z (arg z) tidak tunggal tetapi merupakan kelipatan p2 (sesuai dengan kuadran
dimana titik z berada). Sedangkan, nilai utama (principal value) dari zarg ditulis zArg dengan
pp £<- zArg adalah tunggal.
Jelas, L,2,1,0,2arg ±±+ nnzArgz p . Perlu diperhatikan bahwa :
( )q
qqcisr
irz + sincos ( )( )q
qq--
cisr
irz sincos
qzarg q-zarg
Operasi aljabar bentuk kutub dan sifat argumen
Misalkan ( )1111 sincos qq irz + dan ( )2222 sincos qq irz +dengan 22112211 arg,arg,, qq zzzrzr .
a. Perkalian( )( )2121
212121
qqqq+
+
ciszz
cisrrzz
2121 argargarg zzzz + .
b. Pembagian ( )02 πz
( ) ( )212
121
2
1
2
1 qqqq -- cisz
zcis
r
r
z
z.
212
1 argargarg zzz
z- .
c. Invers sebarang bilangan kompleks qierz yaitu
( )q-- cisrz
z111 .
zz
arg1
arg - .
Contoh 3Diketahui
i
iiz
+-++
1
)31()1(. Tentukan bentuk kutub dari z dan z .
Penyelesaian :
Menggunakan sifat argumen diperoleh :
˜¯ˆ
ÁËÊ-˜
¯ˆ
ÁËÊ -+
62
4
3
342
4
32
)3
2()4
2( ppppp
pp
cisciscis
ciscisz .
˜¯ˆ
ÁËÊ
62
pcisz . □□
Selain dalam bentuk umum iyxz + dan bentuk kutub ( )qq sincos irz + , bilangan kompleks
z juga dapat dinyatakan dalam bentuk eksponen.
Bentuk eksponen
Bentuk eksponen bilangan kompleks iyxz + yaitu
qierz
dengan qqq sincos iie + dinamakan rumus Euler.
Operasi aljabar bentuk eksponen
Misalkan 111
qierz dan 2
22qi
erz .
a. Perkalian
)( 2121
212121
qqqq +ierr
ie
ierrzz
b. Pembagian
)( 21
2
1
2
1 qq -ie
r
r
z
z
c. Invers sebarang bilangan kompleks qierz yaitu
qierz
z -- 111
Bentuk pangkat
Misalkan qierz , maka menggunakan aturan pangkat seperti pada bilangan
riil diperoleh
qq nienrniernz )( , K,2,1,0 ±±n
Rumus Moivre
Jika 1r , maka bentuk pangkat di atas menjadi qq nienienz )( , atau
qq nienie )( , K,2,1,0 ±±n . Selanjutnya dapat ditulis dalam bentuk
qqqq ninni sincos)sin(cos ++ yang disebut Rumus Moivre .
1.6 Bentuk Akar
Bentuk akar Misalkan qcisrz , akar pangkat n dari bilangan kompleks z ditulis nz
1
atau n z . Jika diberikan bilangan kompleks 0πz dan n bilangan bulat
positif, maka diperoleh n buah akar untuk nz
1
yaitu
˙̊˘
ÍÎÈ +
++
n
ki
n
kn rk
zpqpq 2
sin2
cos , )1(,,2,1,0 -nk K .
Secara geometri, n buah akar tersebut merupakan titik-titik sudut segi n
beraturan pada suatu lingkaran dengan pusat titik O dan jari-jari n r .
Contoh 4Tentukan semua akar dari 3 8i- dan gambarkan akar-akar tersebut dalam
bidang kompleks.
Penyelesaian :
Misalkan iz 8- , maka 8zr dan 20
8 pq --
arctg ,
˙˙˙˙
˚
˘
ÍÍÍÍ
Î
È +-+
+--
3
22sin
3
22cos3 83 8
ppppk
ik
ik
z , .2,1,0k
Sehingga diperoleh
iiiz -˙̊˘
ÍÎÈ -+-
˙˙˙˙
˚
˘
ÍÍÍÍ
Î
È +-+
-3)
6sin()
6(cos2
32sin
32cos3 8
0pp
pp
.
iiz 2)2
sin()2
(cos21 ˙̊
˘ÍÎÈ +
pp.
iiz --˙̊˘
ÍÎÈ + 3)
6
7sin()
6
7(cos2
2pp
.
y
2 1z
x . □□
2z 0z
2.NOTASI SIGMA, BARISAN DAN DERET
I. Notasi Sigma
A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat menggunakan notasi sigma sebagai penjumlahan n suku.
2. Dapat merubah suatu penjumlahan bilangan ke dalam notasi sigma.
B. Uraian Materi
Konsep Notasi Sigma
Perhatikan jumlah 6 bilangan ganjil pertama berikut,
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 ………………………………….. (1)
Pada bentuk (1) 1 disebut suku pertama, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku ke-3 dan seterusnya.
Perhatikan juga suku-suku bentuk (1) tersebut membentuk pola.
Suku ke-1 = 1 = 2.1 – 1
Suku ke-2 = 3 = 2.2 – 1
Suku ke-3 = 5 = 2.3 – 1
Suku ke-4 = 7 = 2.4 – 1
Suku ke-5 = 9 = 2.5 – 1
Suku ke-6 = 11 = 2.6 – 1
Secara umum suku ke-k pada (1) dapat dinyatakan dalam bentuk 2k – 1 dengan k = { 1,
2, 3, 4, 5, 6 }
Cara untuk menuliskan secara singkat bentuk jumlahan (1) adalah dengan tanda S (dibaca
“sigma”) yang disebut dengan notasi sigma. Notasi sigma berasal dari huruf Yunani untuk abjad
S dari perkataan “sum” yang berarti jumlah. Notasi ini diperkenalkan pertama kali oleh
Leonhard Euler pada tahun 1755 dalam buku “Institutiones Calculi Differentialis”.
6 suku
Dengan notasi sigma bentuk jumlahan (1) dapat ditulis :
 -+++++6
1
)12(1197531k
k
Bentuk  -6
1
)12(k
k dibaca “sigma k=1 sampai 6 dari 2k – 1” atau “jumlah 2k – 1 untuk k
= 1 sampai k = 6”. Pada notasi sigma di atas 1 dan 6 masing-masing disebut batas bawah dan
batas atas, lambang k dinamakan indeks (ada pula yang menyebut k sebagai variable). Sebarang
huruf kecil dapat digunakan sebagai indeks.
Secara umum n1n32
n
1k1k aa...aaaa +++++ -Â
Contoh :
1. 5343332313k35
1k
◊+◊+◊+◊+◊Â
1512963 ++++
2. )142)132()122()112()12(4
1
+◊++◊++◊++◊+Âk
k
9753 +++
3. )12(...)12()12()12()12()12( 1043210
1
1 -++-+-+-+--Âk
k
1023...15731 +++++
C. Rangkuman.
“” dibaca sigma yang diartikan jumlah.
Secara umum n1n32
n
1k1k aa...aaaa +++++ -Â
D. Tugas 1
Kerjakan soal berikut ini secara berkelompok !
1. Nyatakan dengan menggunakan notasi sigma!
a. 3 + 5 + 7 + … + 51
b.32
1
16
1
8
1
4
1
2
1++++
c. 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64
d. 2 - 4 + 8 - 16 + 32 - 64
e. 9 + 27 + 81 + 243
f. 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + … + 10000
g. (2 ¥ 3) + (3 ¥ 4) + (4 ¥ 5) + (5 ¥ 6) + … + (16 ¥ 17)
h. 2n
24
23
22
21 a...aaaa +++++
i. ab + a2b2 + a3b3 + a4b4 + … + anbn
j. a + a2b + a3b2 + a4b3 + … + a10b9
2. Nyatakan notasi sigma berikut ke dalam bentuk lengkap
a. )1k(5
1k
2 +Â c. i
6
1i
ia)1(Â -
b. Â -5
1n
)1n3( d. Â +n
1r 2
)1r(r
3. Sebuah tumpukan pipa disusun membentuk segitiga
sama sisi dengan n buah pipa pada tiap sisinya.
Nyatakan banyaknya pipa dalam notasi sigma jika
terdiri atas n tumpukan.
Sifat-sifat Notasi Sigma
A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Mengerti tentang sifat-sifat notasi sigma.
2. Dapat menggunakan sifat-sifat notasi sigma untuk mengerjakan soal-soal.
3. Dapat membuktikan kebenaran rumus dengan menggunakan sifst-sifst notasi sigma
yang ada.
B. Uraian Materi
Berikut ini adalah beberapa sifat notasi sigma.
a. Â Ân
1i
n
1jji aa
b. Ân
1k
ncc , c konstanta.
c. ÂÂn
1kk
n
1kk aca.c , c konstanta.
d. Â ÂÂ ++n
1k
n
kkk
n
1kk ba)ba(
e. Â Â Â+
+n
1k
m
1k
n
1mkkkk aaa dengan 1 < m < n
f. ÂÂ+
+-
pn
pmipi
n
mii xa
Contoh soal:
1. Buktikan dengan menggunakan sifat-sifat notasi sigma.
cnxbxa)cbxax(n
1x
n
1x
2n
1x
2 ++++ ÂÂÂ
Jawab:
ÂÂÂÂ ++++n
1x
n
1x
n
1x
2n
1x
2 cbxax)cbxax(
ncxbxan
1x
n
1x
2 ++ ÂÂ
2. Nyatakan  +
20
8k 1k
k2dalam notasi sigma dengan 1 sebagai batas bawah.
Jawab:
Dengan menggunakan sifat ÂÂ+
+-
pn
pmipi
n
mii xa diperoleh:
ÂÂÂ-
- ++
+----
+
13
1k
720
78k
20
8k 8k
)7k(2
1))7(k(
))7(k(2
1k
k2
C. Rangkuman
Sifat-sifat notasi sigma adalah :
a. Â Ân
1i
n
1jji aa
b. Ân
1k
ncc , c konstanta.
c. ÂÂn
1kk
n
1kk aca.c , c konstanta.
d. Â ÂÂ ++n
1k
n
kkk
n
1kk ba)ba(
e. Â Â Â+
+n
1k
m
1k
n
1mkkkk aaa dengan 1 < m < n
f. ÂÂ+
+-
pn
pmipi
n
mii xa
D. Tugas
1. Buktikan sifat-sifat notasi sigma di atas!
2. Buktikan bahwa nk2k)1k(n
1k
n
1k
n
1k
22 +++ ÂÂ Â
Bentuk ruas kanan pada soal nomor 2 di atas disebut “Jumlah Monomial”
Kerjakan secara berkelompok!
E. Tes Formatif.
1. Nyatakan notasi sigma berikut ke dalam bentuk jumlah monomial
a. Â +n
1kkk )b3a4( c. Â +-
10
1j
2j )j2j()1(
b. Â -n
1k
2 )k4k3( d. Â +k
1n
3)1n(
2. Ubahlah notasi sigma berikut dengan bilangan 1 sebagai batas bawah.
a. Â15
5k
k b. Â +10
0p
)1p2(
c. Â- -
+5
5a ba
bad. )1k3(
30
8k
2 +Â
II. Barisan dan Deret Bilangan
A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
i. Mengerti tentang barisan bilangan.
ii. Menentukan rumus suku ke n dari suatu barisan.
iii. Mengerti tentang deret bilangan.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Barisan
Perhatikan gambar dan urutan bilangan di bawah,
∑ Banyak lingkaran pada pola di bawah.
11, 3, 6, 10, 15, … ………………. (2)
∑ Urutan bilangan pada kolom ke-3 kalender.
2, 22, 9, 16, 23, 30
………………. (3)
∑ Banyak bujursangkar satuan pada urutan gambar
berikut.
1, 4, 9, 16, 25, … ………..………(4)
Urutan bilangan-bilangan pada (2), (3) dan (4) masing-masing mempunyai aturan tertentu.
Urutan bilangan yang mempunyai aturan tertentu disebut barisan bilangan. Setiap bilangan
pembentuk barisan disebut suku barisan. Dalam barisan secara umum suku pertama dinyatakan
dengan U1, suku ke-2 dinyatakan dengan U2, suku ke-3 dinyatakan dengan U3 dan seterusnya
sehingga suku ke-n dinyatakan dengan Un. Sebagai contoh pada barisan (2), U1 = 1, U2 = 3, U3
= 6, U4 = 10, dan seterusnya.
Barisan biasanya didefinisikan sebagai suatu fungsi yang mempunyai domain (daerah asal)
bilangan asli. Pada barisan (2), fungsi untuk menyatakan suku ke-n barisan tersebut
adalah 2
)1n(nUn
+ dengan n Œ { 1, 2, 3, 4, 5, … }. Pendefinisian seperti ini dinamakan
dengan definisi eksplisit.
Cara lain untuk mendefinisikan barisan bilangan adalah dengan definisi rekursif. Contoh:
diberikan barisan bilangan dengan definisi rekursif sebagai berikut,
U1 = 3
Un = 2Un-1 + 1, n > 1
Suku-suku berikutnya dapat dicari dengan cara :
U2 = 2.U1 + 1 = 2.3 + 1 = 7
U3 = 2.U2 + 1 = 2.7 + 1 = 15
U4 = 2.U3 + 1 = 2.15 + 1 = 31
dan seterusnya.
Sebuah definisi rekursif memuat dua bagian, pertama adalah kondisi awal untuk memulai barisan
dan yang kedua adalah sebuah persamaan rekursif (rumus rekursif) untuk menentukan hubungan
antara setiap suku barisan dengan suku berikutnya. Definisi rekursif ini banyak dipakai dalam
aplikasi-aplikasi komputer.
2. Menentukan Rumus Suku ke-n Suatu Barisan
Jika suatu barisan diberikan beberapa suku pertama, kadang-kadang bisa ditentukan rumus untuk
suku ke-n.
Contoh :
Tentukan rumus suku ke-n barisan berikut
a. 1, 3, 5, 7, …
b. 3, 9, 27, 81, …
Jawab :
a. U1 = 1 = 2.1 - 1 b. U1 = 3 = 31
U2 = 3 = 2.2 - 1 U2 = 9 = 32
U3 = 5 = 2.3 - 1 U3 = 27 = 33
U4 = 7 = 2.4 - 1 U4 = 81 = 34
….. …..
Un = 2.n - 1 Un = 3n
Perlu diperhatikan juga bahwa jawaban rumus suku ke-n tidak selalu tunggal, sebagai contoh
barisan berikut.
2, 4, 8, …
Terlihat sekilas bahwa rumus suku ke-n barisan di atas adalah Un = 2n. Akan tetapi ternyata
rumus Un = n2 – n + 2, juga sesuai untuk barisan diatas.
Tidak semua barisan dapat ditentukan rumus untuk suku ke-n. Sebagai contoh adalah barisan
bilangan prima. Bilangan prima ke 100 bisa dicari, tetapi tidak ada rumus umum untuk
menghasilkan bilangan prima ke-n.
C . Tugas 2
Kerjakan secara berkelompok !
1. Carilah 4 suku pertama dan suku ke sepuluh dari barisan bilangan dengan rumus umum
berikut.
a. Un 3n + 1 d. 1n
nUn +
b.n
)1(U
n
n
-e. ( ) 1n
21
nU --
c. Un (n – 1)(n – 2)(n – 3)
2. Untuk setiap barisan bilangan berikut tentukan rumus untuk suku ke-n.
a. 2, 4, 6, 8, 10, …
b. 1, 2, 3, 4, 5, …
c. -2, 1, 4, 7, 10, …
d. ...,4
x,
3
x,
2
xx,
432
e. -15, -5, 5, 15, …
f. 1, 2, 4, 8, 16, …
g. ...1,,22,,22,4
h. 2, -4, 8, -16, …
i. 2, 6, 12, 20, …
3. Carilah lima suku pertama dari barisan dengan definisi rekursif berikut.
a. U1 2
Un 3(Un-1 – 1), untuk n > 1
b. U1 -3
)2U2()1(U 1nn
n +◊- - , untuk n > 1
4. Carilah definisi rekursif untuk barisan bilangan berikut.
a. 9, 13, 17, 21, …
b. 1, 3, 7, 15, 31, …
c. 81, 27, 9, 3, …
d. 1, 3, 6, 10, 15, 21, …
3. Deret Bilangan
Konsep tentang deret bilangan telah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi yang dikenal dengan
nama paradoks Zeno. Dalam paradoks tersebut dikisahkan Achilles berpacu dengan kura-kura.
Karena kecepatan Achilles 12 kali kecepatan kura-kura maka waktu start kura-kura diletakkan di
depan Achilles sejauh 1 stadion (suatu ukuran jarak pada masa itu, kira-kira 200 yard). Untuk
dapat melampaui kura-kura maka Achilles harus menempuh jarak 1 stadion terlebih dahulu
(tempat kura-kura semula). Pada saat yang bersamaan kura-kura telah merangkak maju sejauh
121 stadion. Saat Achilles menempuh jarak
121 stadion, kura-kura telah bergerak maju
2121
stadion. Berikutnya saat Achilles menempuh jarak 212
1 stadion, kura-kura telah bergerak maju
sejauh 312
1 stadion. Begitu seterusnya proses ini berulang-ulang sampai tak hingga sehingga
disimpulkan bahwa Achilles tidak mungkin melampaui kura-kura.
Kalau dituliskan maka jarak yang ditempuh oleh Achilles adalah
1 + 121 +
2121 +
3121 + … …………………… (5)
Tanda titik-titik ini menunjukkan bahwa pola tersebut berulang untuk setiap bentuk k12
1selalu
diikuti oleh bentuk 1k12
1+
.
Bentuk penjumlahan pada (5) dalam matematika dikenal sebagai deret bilangan atau dengan kata
lain deret bilangan adalah penjumlahan dari barisan bilangan.
Jika Sn melambangkan jumlah dari n suku pertama suatu barisan bilangan maka Sn dapat
dinyatakan dalam dua cara yaitu :
- Definisi eksplisit untuk Sn : Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
- Definisi rekursif untuk Sn S1 = U1
Sn = Sn-1 + Un untuk n > 1
Dari sini diperoleh hubungan Un Sn - Sn-1 untuk n > 1
Contoh:
1. Jumlah n suku pertama suatu deret adalah Sn 2n - 1, tentukan U1, U2, U3, U4 dan U5.
Jawab:
U1 S1 21 - 1 2 - 1 1
U2 S2-S1 (22 - 1) - (21 - 1) 3 - 1 2
U3 S3 - S2 (23 - 1) - (22 - 1) 7 - 3 4
U4 S4 - S3 (24 - 1) - (23 - 1) 15 - 7 8
U5 S5 - S4 (25 - 1) - (24 - 1) 31 - 15 16
2. Hitung jumlah 5 suku pertama dari setiap deret bilangan jika diketahui rumus suku ke-n
berikut.
a. Un 2n + 3
b. Un n2 + 2
c. Un log 10n
Jawab:
a. S5 (2.1 + 3) + (2.2 + 3) + (2.3 + 3) + (2.4 + 3) + (2.5 + 3)
5 + 7 + 9 + 11 + 13 45
b. S5 (12 + 2) + (22 + 2) + (32 + 2) + (42 + 2) + (52 + 2)
3 + 6 + 11 + 18 + 27 65
c. S5 log 101 + log 102 + log 103 + log 104 + log 105
1 + 2 + 3 + 4 + 5 15
Cara lain untuk menentukan jumlah n suku pertama deret adalah dengan mencari pola dari barisan
S1, S2, S3, S4, …, Sn. Sebagai contoh pada contoh 2a di atas,
S1 5 5 1.5 1.(1 + 4)
S2 5 + 7 12 2.6 2.(2 + 4)
S3 5 + 7 + 9 21 3.7 3.(3 + 4)
S4 5 + 7 + 9 + 11 32 4.8 4.(4 + 4)
….
Sn n(n+4)
D. Rangkuman
Barisan adalah urutan bilangan yang mempunyai aturan tertentu.
Un adalah suku ke- n dari suatu barisan dan Sn adalah jumlah n suku pertama dari suatu barisan atau dapat ditulis Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
E. Tes Formatif 2
1. Tentukan bentuk umum jumlah n suku pertama dari setiap deret bilangan berikut.
a. 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + …
b. 4 + 8 + 16 + 32 + …
c. – 5 – 3 – 1 + 1 + 3 + …
d. 2 + 6 + 18 + 54 + 162 + …
e. 6 + 10 + 14 + 18 + 22 + …
2. Tulislah tiga suku pertama dan suku ke sepuluh dari setiap deret bilangan berikut.
a. Sn n2 + 2n
b. Sn n3 – 2
III. Barisan dan Deret Aritmetika
A. Tujuan
Setelah mempelajari keguatan belajar ini, Anda diharapkan:
1. Dapat menentukan beda dari suku-suku barisan aritmetika.
2. Dapat menentukan suku ke n
3. Dapat menentukan rumus suku ke n dari barisan aritmetika
4. Dapat menentukan jumlan n suku pertama dari deret aritmetika
B. Uraian Materi
1. Barisan Aritmetika
Misalkan Un menyatakan suku ke-n suatu barisan, maka barisan itu disebut barisan aritmetika jika
Un - Un-1 selalu tetap untuk setiap n. Un - Un-1 yang selalu tetap ini dinamakan beda dan
dilambangkan dengan b.
Jadi :
Contoh :
2, 6, 10, 14, … beda = 6 - 2 = 10 - 6 = 14 – 10 = 4
10, 3, -4, -11, … beda = 3 – 10 = -4 - 3 = -11 - (-4) = -7
2. Suku ke-n Barisan Aritmetika
Misalkan a adalah suku pertama barisan aritmetika, b adalah beda dan Un adalah suku ke-n,
Un - Un-1 = b Un = Un-1 + b
U2 = U1 + b = a + b = a + 1b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
b = Un - Un-1
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = U5 + b = (a + 4b) + b = a + 5b
………
sehingga Un = a + (n-1)b
Nama barisan aritmetika diberikan karena setiap suku (kecuali suku pertama) dari barisan ini
merupakan rata-rata aritmetik dari suku sebelum dan sesudahnya. Dengan kata lain untuk setiap
Uk, dengan k ≥ 2 berlaku 2
UUU 1k1k
k+- +
.
3. Deret Aritmetika
Rumus untuk menentukan jumlah n suku pertama deret aritmetika dibuat berdasarkan metode
yang dipakai oleh matematikawan Carl Friedrich Gauss (1777-1855) ketika ia masih kecil.
Dikisahkan suatu ketika salah satu guru Gauss menyuruh murid-muridnya untuk menghitung
jumlah 100 bilangan asli yang pertama, atau 1 + 2 + 3 + 4 + … + 100.
Murid-murid yang lain di kelas memulai dengan menjumlah bilangan satu per satu, tetapi Gauss
menemukan metode yang sangat cepat. Ia menuliskan jumlahan dua kali, salah satunya dengan
urutan yang dibalik kemudian dijumlahkan secara vertikal.
1 + 2 + 3 + … + 99 + 100
100 + 99 + 98 + … + 2 + 1
101 + 101 + 101 + … + 101 + 101
Dari jumlahan ini diperoleh 100 suku yang masing-masing bernilai 101, sehingga 1 + 2 + 3 + …
+ 100 2
101100¥ 5050.
Jika a adalah suku pertama deret aritmetika, Un suku ke-n, Sn jumlah n suku pertama dan b = beda
maka rumus untuk jumlah n suku pertama deret aritmetika bisa dicari dengan cara sebagai
berikut.
Sn a + (a+b) + (a+2b) + …. + (Un-2b) + (Un-b) + Un
Sn Un + (Un-b) + (Un-2b) + ….. + (a+2b) + (a+b) + a
2Sn (a+Un) + (a+Un) + (a+Un) +… + (a+Un) + (a+Un)
+
n suku
2Sn n(a + Un)
2
)Un(aS n
n+
karena Un a + (n – 1)b maka [ ]
2
1)b-(n2anSn
+
Contoh:
1. Tentukan suku ke-20 barisan bilangan berikut :
a. 2, 5, 8, 11, …
b. 9, 6, 3, 0, …
Jawab :
a. b 5 - 2 8 - 5 11 - 8 3
a 2
Un a + (n-1)b
U20 2 + (20-1)3 2 + 19.3 63
b. b 6 - 9 3 - 6 0 - 3 -3
a 9
Un a + (n-1)b
U20 9 + (20-1).-3 9 + 19(-3) 9 - 57 -48
2. Suku ke -10 suatu barisan aritmetika adalah 24, sedangkan suku pertamanya 6. Tentukan :
a. beda
b. rumus suku ke-n
Jawab :
a. U10 24, a 6
Un a + (n-1)b
24 6 + (10-1)b
24 - 6 9b
18 9b
b 2
b. Un a + (n-1)b
Un 6 + (n-1)2
Un 4 + 2n
3. Diketahui suatu barisan aritmetika dengan U2 6 dan U11 24
a. Carilah suku pertama dan beda
b. Tentukan U40
c. Hitung jumlah 40 suku pertama dari deret aritmetika yang bersesuaian
Jawab:
a. U2 6 U11 24
a + b 6 ….. (1) a + 10b 24 ….. (2)
(2) dan (1) a + 10b 24
a + b 6
9b 18
b 2
a + b 6
a + 2 6
a 4
Suku pertama 4, beda 2
b. Suku ke-40 dicari dengan rumus Un a + (n-1)b
U40 4 + (40-1).2 4 + 39.2 82
c. 2
)Un(aS n
n+
1720)86(202
)824(40
2
)U40(4S 40
40
++
C. Rangkuman
Rumus suku ke- n dan Jumlah n suku pertama adalah :
Un a + (n-1)b
2
)Un(aS n
n+
D. Tes Formatif 3
1. Tentukan rumus umum setiap barisan aritmetika berikut dan tentukan suku ke-25.
a. 10, 15, 20, 25, …
b. 2, –1, –4, –7, …
c. 8, 14, 20, …
2. Tentukan n (banyak suku) dari barisan aritmetika berikut.
a. 6, 3, 0, … , 81
b. 20, 18, 16, … , -98
c. 5, 10, 15, 20, …, 205
3. Tentukan beda, suku pertama dan rumus umum suku ke-n barisan aritmetika berikut ini jika
diketahui:
a. U4 17 dan U7 29
b. U2 11 dan U9 32
c. U3 + U5 60 dan U4 + U7 81
4. Tentukan banyaknya bilangan asli yang merupakan kelipatan 5 antara 21 dan 99
5. Hitunglah deret aritmetika berikut ini:
a. 3 + 7 + 11 + 15 + … (sampai 12 suku)
b. 20 + 23 + 26 + 29 + … (sampai 15 suku)
c. 100 + 95 + 90 + 85 …(sampai 16 suku)
IV. Barisan dan Deret Geometri
A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat menentukan bilangan pembending atau rasio dari barisan geometri
2. Dapat menentukan suku ke- n
3. Dapat menentukan rumur suku ke- n
4. Dapat menentukan jumlan n suku pertama dari deret geometri
5. Dapat menentukan Jumlah tak hingga dari deret geometri konvergen.
B. Uraian Materi
1. Barisan Geometri
Misalkan Un menyatakan suku ke-n suatu barisan, maka barisan itu disebut barisan geometri jika
Un : Un-1 selalu tetap untuk setiap n. Un : Un-1 yang selalu tetap ini dinamakan rasio dan
dilambangkan dengan r.
Sehingga rU
U
1-n
n
Contoh :
1, 3, 9, 27, … rasio 3 : 1 9 : 3 27 : 9 3
16, -8, 4, -2, … rasio -8 : 16 4 : -8 -2 : 4 -1/2
2. Suku ke-n barisan geometri
Misalkan a adalah suku pertama barisan geometri, r adalah rasio dan Un adalah suku ke-n,
rU
U
1-n
n rUU 1n-n
U2 U1.r ar ar1
U3 U2.r (ar)r ar2
U4 U3.r (ar2)r ar3
U5 U4.r (ar3)r ar4
…….
Sehingga Un = arn-1
Barisan dengan sifat ini disebut barisan geometri karena untuk setiap Uk dengan k ≥ 2 merupakan
rata-rata geometrik dari suku sebelum dan sesudahnya. Dengan kata lain untuk k ≥ 2 berlaku
1k1kk U.UU +- .
3. Deret geometri
Jika Sn adalah jumlah n suku pertama, r adalah rasio dan a adalah suku pertama suatu deret
geometri, maka :
Sn a + ar + ar2 + … + arn-2 + arn-1
rSn ar + ar2 + … + arn-2 + arn-1 + arn (semua ruas dikali r)
Sn - rSn a + 0 + 0 + … + 0 + 0 - arn
(1 - r)Sn a - arn
r1
)ra(1S
n
n --
4. Deret Geometri Tak Hingga
Contoh deret geometri tak hingga:
a. ...8
1
4
1
2
11 ++++ r
2
1
b. ...3
1139 +-+- r
3
1-
Perhatikan kembali rumus jumlah n suku pertama deret geometri r1
)ra(1S
n
n --
. Untuk nilai -
1 < r < 1, jika n mendekati tak hingga (n Æ•) maka rn mendekati nol, sehingga
r1
)ra(1limS
n
n --
= r
a
-1
1. Pada paradoks Zeno, tentang Achilles dan kura-kura yang dibicarakan di depan, tentukan
jawaban yang benar setelah menempuh jarak berapa Achilles melampaui kura-kura ?
Jawab : Jarak yang ditempuh Achilles ...12
1
12
1
12
11
32++++ stadion.
a = 1
r = 12
1
12
1:
12
1
12
1:
12
11:
12
1232
11
121
1
1
r1
aS
1211
121n --
stadion.
-
2. Ubah bentuk decimal berulang berikut ke dalam pecahan
a. 0,33333…
b. 0,353535…
Jawab :
a. 0,33333… = 0,3 + 0,03 + 0,003 + 0,0003 + …
a = 0,3
r = 0,03 : 0,3 = 0,003 : 0,03 = 0,0003 : 0,003 = 0,1
0,33333… = 3
1
9,0
3,0
1,01
3,0
r1
a
--
b. 0,35353535… = 0,35 + 0,0035 + 0,000035 + …
a = 0,35
r = 0,0035 : 0,35 = 0,000035 : 0,0035 = 0,01
0,35353535… = 99
35
99,0
35,0
01,01
35,0
r1
a
--
C. Rangkuman
Un = a.rn – 1
r1
)ra(1S
n
n --
untuk –1 < r < 1
1-r
)1a(rS
n
n
-untuk r < -1 atau r > 1
r
aS
-• 1
D. Tes Formatif 4.
1. Tentukan bentuk umum (Un) dari barisan berikut:
a. 64, 16, 4, …
b. 3, 9, 27, 81, …
c. 1, -3, 9, -27, 81, …
d....,20,139,6,
41
21
e. 1000, -100, 10, -1, …
2. Tentukan lima suku pertama dari setiap barisan geometri berikut jika diketahui:
a. a 4 dan r 2
b. U3 27 dan U7 2187
c. U2 512 dan U8 8
d. U6 -4 dan U8 -1
e. 18Udan32a 4
3. Tentukan x jika 2, 8, 3x + 5 membentuk barisan geometri
4. Hitunglah jumlah setiap deret geometri berikut:
a. 1 + 2 + 4 + 8 + … (sampai 12 suku)
b. ...1271
91
31 ++++ (sampai 6 suku)
c. 1 - 3 + 9 - 27 + … (sampai 8 suku)
d. 64...2222 ++++
5. Untuk derat ...5551 2 33 23 ++++ , buktikan bahwa 15
3124S
3115
-
DAFTAR PUSTAKA
∏ http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_kompleks∏ http://mariefh.lecture.ub.ac.id/files/2010/10/bilangan-kompleks.ppt∏ http://bambanghgmathunsoed.files.wordpress.com/2008/09/bab-1-lecture-note.doc