TL Laporan Group Project
Transcript of TL Laporan Group Project
Laporan Group Project
PEMANFAATAN HABITAT SUNGAI DAN TEGAKAN PINUS OLEH JENIS-JENIS BURUNG
DI KAMPUNG CANGKURAWOK, DRAMAGA
Tim Penyusun:
Siti Nariah (E34110013)
Bahrul Septian (E34110041)
Weldemina Watopa (E34110116)
Abstrak
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan habitat sungai dan tegakan pinus
oleh jenis-jenis burung yang ada di habitat sungai dan tegakan pinus. Pengamatan ini di
laksanakan pada bulan Desember 2012. Lokasi kegiatan berada di Kampung Cangkurawok,
belakang Kams IPB Dramaga. Habitat yang dipakai untuk studi berada di sungai dan tegakan
pinus. Metode yang digunakan adalah metode observasi yakni metode pengumpulan data
melalui pengamatan langsung. Pengolahan data yang diperoleh menggunakan analisis
deskriptif. Hasil pengamatan Setidaknya tercatat ada 19 jenis burung yang ada. Potensi jenis
burung yang ada tentu memanfaatkan area tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah diolah, tingkat pemanfaatan habitat sungai lebih tinggi dari pada pemanfaatan habitat
tegakan pinus.
Kata Kunci: Pemanfaatan Habitat dan Kampung Cangkurawok
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Burung merupakan satwaliar
yang memiliki kemampuan
hidup di hampir semua tipe
habitat, dari kutub sampai
gurun, dari hutan konifer
sampai hutan tropis, dari
sungai, sawah sampai
lautan. Burung mempunyai
mobilitas yang tinggi dan
kemampuan beradaptasi
terhadap berbagai tipe
habitat yang luas (Welty
1982). Burung adalah bagian
dari keanekaragaman hayati
yang harus dijaga
kelestariaannya dari
kepunahan maupun penurunan
keanekaragaman jenisnya.
Primack (1998), menyatakan
bahwa manfaat dan fungsi
burung yang begitu besar
bagi kehidupan manusia,
sehingga mendorong upaya
untuk menjaga kelestarian
dan keanekaragamannya.
Kegiatan manusia
menyebabkan berkurangnya
ataupun hilangnya habitat
bagi burung-burung,
kegiatan tersebut antara
lain konversi lahan untuk
pemukiman, peternakan,
perkebunan, perindustrian,
pertambangan dan lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut
membutuhkan lahan yang
cukup luas, sehingga
habitat burung semakin
berkurang dengan
bertambahnya kegiatan yang
dilakukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Hernowo (1985) menyatakan
bahwa terdapat hubungan
antara penyebaran jenis
burung dengan tingkat
dominasi burung, dimana
jenis yang memiliki
penyebaran dan dominasi
yang tinggi maka jenis
tersebut lebih survival
terhadap perubahan
lingkungan yang akan
terjadi dan akan lebih
sering dijumpai. Penyebaran
burung dipengaruhi oleh
kesesuaian lingkungan
tempat hidup burung,
meliputi adaptasi burung
terhadap perubahan
lingkungan, kompetisi dan
seleksi alam (Welty 1982).
Menurut Peterson (1980)
diacu dalam Mulyani (1985)
penyebaran burung sangat
erat kaitannya dengan
ketersediaan pakan,
sehingga habitat burung
berbeda antara jenis satu
dengan yang lainnya,
dikarenakan jenis makanan
yang berbeda pula. Banyak
spesies burung yang hanya
menempati habitat tertentu
atau tahapan tertentu dari
suatu habitat (Primack
1998).
Lokasi Kampung Cangkurawok
dikelilingi oleh beberapa
habitat yang potensi untuk
menjadi habitat berbagai
jenis burung, yakni habitat
persawahan di Carangpulang,
vegetasi Kampus IPB
Dramaga, Hutan Cifor, Danau
Situ Gede, dan Danau Situ
Letik. Kampung Cangkurawok
mempunyai beberapa jenis
habitat yang memungkinkan
menjadi habitat burung,
yakni tegakan pinus,
pinggiran sungai,
persawahan dan sungai.
Alasan ini yang mendorong
tim untuk melaksanakan
pengamatan di dua habitat
di Kampung Cangkurawok,
yakni habitat sungai dan
tegakan pinus. Pengamatan
dilaksanakan untuk
mengetahui pemanfaaatan
habitat-habitat tersebut
oleh berbagai jenis burung.
1.2. Tujuan
Mengetahui pemanfaatan
habitat sungai dan tegakan
pinus oleh jenis-jenis
burung yang ada di habitat
sungai dan tegakan pinus.
2. METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan bulan
Desember 2012. Lokasi
kegiatan berada di Kampung
Cangkurawok, belakang
Kampus IPB Dramaga. Habitat
yang dipakai untuk studi
berada di sungai dan
tegakan pinus.
2.2. Alat dan Bahan/ Alat
dan Objek
Alat yang digunakan dalam
pengamatan antara lain
adalah : binokular, buku
panduan lapangan MacKinnon
et al 1998 , jam tangan,
kamera, alat tulis, dan
data sheet.
2.3. Teknik Pengambilan
Data
Metode yang digunakan
adalah metode observasi
yakni metode pengumpulan
data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan
secara langsung di
lapangan atau lokasi
penelitian. Observer
mengamati burung yang ada
di habitat yang telah
ditentukan dan mengisi
tallysheet yang telah di
buat. Pengamatan dilakukan
dua kali sehari, yakni pagi
(05.30-07.30 WIB) dan sore
(16.00-18.00 WIB), untuk
setiap habitatnya dilakukan
pengulangan dua kali.
2.4. Analisis Data
Pengolahan data yang
diperoleh menggunakan
analisis deskriptif, semua
data yang didapat
dianalisis untuk
menjelaskan segala sesuatu
yang terjadi di lapangan
saat pengamatan. Semua data
yang didapat dianalisis dan
disajikan secara deskriptif
dan dilengkapi dengan
tabel.
3. KONDISI UMUM LOKASI
Kawasan Kampung Cangkurawok
Dramaga secara
administratif terletak di
Desa Babakan, Kec. Dramaga,
Kab. Bogor, Propinsi Jawa
Barat. Letak geografisnya
antara 6°33'4"S dan
106°43'38"E (wikimafia
2012).
Lokasi yang kami pilih
untuk pengamatan di Kampung
Cangkurawok ini adalah
sungai dan tegakan pinus.
Lokasi pertama adalah
tegakan pinus dimana
keadaan ekosistem yang
mendominasinya yaitu pinus
yang merupakan komponen
utama dari lahan ini.
Keadaan lokasi ini hampir
menyerupai sebuah
perkebunan karena hampir
semua lahannya terisi oleh
pohon pinus. Lokasi kedua
yang kami pilih adalah
sungai. Dimana keadaan
sungai ini airnya yang
keruh dan kotor serta
banyak limbah rumah tangga
dan limbah manusia.
Ekosistem yang mendominasi
kawasan sungai ini yaitu
bambu yang terdapat di
sepanjang jalur sungai.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tegakan Pinus
No Nama Lokal Nama Ilmiah Juml
ah
Aktivitas Umum
1 Tekukur
Jawa
Streptopelia chinensis 14 Bertengger,
perawatan.2 Cekakak
sungai
Todiramphus chloris 7 Bertengger, bersiul,
mengepak-ngepakkan
sayap3 Cucak
kutilang
Pygnonotus aurigaster 27 Kejar-kejaran dengan
jenisnya,4 Cabai Jawa Dicaeum
cruentatum
6 bersiul
5 Pelanduk
topi hutan
Pellorneum
capistratum
3 bersiul
6 Bentet
kelabu
Lanius schach 1 Bertngger
Tabel 1 : Hasil rekapitulasi pengamatan di tegakan pinus, tiga
hari dua kali pengulangan per hari
Jenis burung yang ditemui
pada pengamatan pagi di
lokasi tegakan pinus,
diidentifikasikan sedang
bertengger di pucuk tajuk
pinus untuk menghangatkan
badan. Burung-burung yang
berhasil diidentifikasi
adalah Tekukur Jawa
(Streptopelia chinensis), Cekakak
sungai (Todiramphus chloris),
Cucak kutilang (Pygnonotus
aurigaster), Cabai Jawa
(Dicaeum cruentatum),
Kedasi hitam (Surniculus
lugubris), Pelanduk topi
hutan (Pellorneum capistratum),
dan Bentet kelabu (Lanius
schach). Tekukur Jawa
merupakan jenis yang banyak
ditemui pada saat
pengamatan dilakukan.
Tegakan pinus di
Cangkurawok memiliki kanopi
yang relatif terbuka,
cahaya matahari bisa
menembus kanopi sampai ke
lantai hutan. Jarak tanam
antar pohon tidak teratur,
beberapa pohon tumbang dan
ditebang sehingga kanopi
atap semakin terbuka.
Menurut Orians (1969)
faktor lain yang menentukan
keanekaragaman jenis burung
pada suatu habitat adalah
kerapatan kanopi. Habitat
yang mempunyai kanopi yang
relatif terbuka akan
digunakan oleh banyak jenis
burung untuk melakukan
aktivitasnya, dibandingkan
dengan habitat yang rapat
dan tertutup. Fakta di
lapangan jenis burung yang
ditemukan oleh pengamat
tidak beragam.
Jenis burung yang berhasil
teramati sedikit jenisnya.
Keragaman jenis diduga
berkaitan dengan keragaman
tanaman yang tumbuh. Pohon
pinus yang mendominasi
habitat tersebut membatasi
ketersediaan pakan yang
beragam, hal ini
mempengaruhi keragaman
jenis burung yang
memanfaatkan habitat
tersebut.
Aktifitas dominan yang
dilakukan burung saat pagi
hari adalah perawatan diri.
Menurut Simmons (1964)
dalam Petingill (1969)
perilaku perawatan ini
meliputi preening
(menelisik bulu ), head-
scratching (menggaruk),
sunning (berjemur). Saat
pengamatan pagi hari jenis
Cekakak, Tekukur biasa,
Bentet kelabu , dan Kedasi
hitam selalu melakukan
perilaku perawatan tersebut
di puncak tajuk pinus .
Aktifitas sosial dapat
diamati di daerah ini,
yakni jenis Cucak kutilang.
Mereka sering terlihat
berkelompok, saling kejar,
dan bersahutan.
Beberapa faktor yang diduga
menarik perhatian burung-
burung diatas diantaranya
adalah tumbuhan parasit
seperti benalu penghasil
biji menarik burung pemakan
biji seperti burung Cabai
Jawa dan Tekukur biasa.
Intensitas cahaya matahari
yang tinggi menarik burung-
burung untuk berjemur,
karena letak tegakan pinus
di bukit menjadikan cahaya
matahari tidak terhalangi
oleh jenis tegakan yang
lainya.
Penggunaan habitat tegakan
pinus oleh burung-burung
yang ditemukan pada umumnya
dimanfaatkan untuk
bertengger dan berjemur
khususnya jenis Cekakak,
Tekukur dan Betet kelabu.
Beberapa jenis burung
seperti Cabai Jawa dan
Cucak kutilang terlihat
mencari makan dan kejar-
kejaran.
3.2. Bantaran sungai belakang asrama putra.
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumla
h
Aktifitas Umum
1 Cekakak
sungai
Todiramphus chloris 8 Bertengger,
memancing2 Raja udang
meninting
Alcedo meninting 1 bertengger
3 Bentet
kelabu
Lanius schach 2 bertengger
4 Cabai Jawa Dicaeum cruentatum 23 Bersiul, makan
serangga, kejar-
kejaran5 Cinenen Jawa Orthotomus sepium 8 Bersiul, makan
serangga6 Cinenen
kelabu
O. ruficeps 6 Bersiul, makan
7 Cinenen
belukar
O. atrogularis 7 Bersiul, kejar-
kejaran8 Walet lichi Collocalia linchi Terbang, mandi9 Layang-
layang rumah
Delichon dasypus 8 Terbang, mandi
10 Pelanduk
topi hitam
Pellorneum
capistratum
bersiul
11 Wiwik
uncuing
Culculus sepulclaris 6 Bertengger, bersiul
12 Wiwik lurik Cacomantis sonnerati 10 bersiul13 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 7 bersiul14 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris 5 Bertengger, terbang
dekat sungaiTabel 2 : Hasil rekapitulasi pengamatan di pinggir sungai, tiga
hari, dua kali pengulangan perhari.
Jenis burung yang ditemukan
beragam, cekakak sungai
(Todiramphus chloris), raja
udang meninting (Alcedo
meninting), bentet kelabu
(Lanius schach), kutilang
(Pygnonotus aurigaster), cabai
jawa (Dicaeum cruentatum),
cinenen jawa (Orthotomus
sepium), cinenen kelabu
(Orthotomus ruficeps), cinenen
belukar (Orthotomus
atrogularis), walet lichi
(Collocalia linchi), layang-
layang rumah (Delichon
dasypus) pelanduk topi hitam
( Pellorneum capistratum),
wiwik uncuing (Culculus
sepulclaris), wiwik lurik
(Cacomantis sonnerati), wiwik
kelabu (Cacomantis merulinus),
cekakak jawa (Halcyon
cyanoventris).
Pengamatan di pagi hari
burung-burung kelompok
Passeriformers cinderung
bersiul-siul, berkejaran
dengan jenisnya masing-
masing di ranting-ranting
pohon, sedangkan burung-
burung lainya seperti
kelompok raja udang,
tekukur, bentet kelabu
cinderung bertengger dan
perawatan diri. Aktifitas
burung walet linchi dan
layang-layang yakni terbang
mendekati permukaan air
sungai.
Pengamatan di sore hari
mendapat hasil yang berbeda
dengan pagi hari, burung-
burung kelompok
Passeriformers memburu
serangga-serangga kecil
yang ada di pohon. Burung-
burung kelompok raja udang
bertengger lebih rendah
mendekai sungai, sebagian
di ranting-ranting pohon.
Burung tekukur biasa
bertengger di bagian tajuk
pohon yang tinggi.
Burung- burung cenderung
merawat diri, berkicau, dan
bertengger di pohon sambil
mengenakan badannya ke
sinar matahari. Mereka
harus mengeringkan bulu-
bulunya dari lembabnya
udara malam, terlebih bulu
untuk terbang.
Menurut pengamatan
dilapangan, bentuk reaksi
burung terhadap sinar
matahari adalah membuka
kedua sayapnya, mengibas-
ngibaskan sayap,
membersihkan daerah kepala
dengan kaki maupun dengan
menggosokan ke ranting.
Kegiatan-kegiatan tersebut
banyak dilakukan oleh
tekukur dan raja udang.
Pemanfaatan habitat sungai
cenderung lebih beragam
dibandingkan dengan habitat
di tegakan pinus. Tingginya
aktifitas pemanfaatan
habitat ini tidak lepas
dari keberagaman jenis
pohon dan tumbuhan yang
tumbuh di habitat tersebut.
Burung jenis Passeriformers
lebih banyak dijumpai di
habitat bantaran sungai,
baik pengamatan pagi atau
pun sore hari. Keberadaan
pohon-pohon penghasil biji
dan buah diduga menjadi
alasan burung–burung
kelompok Passeriformers
untuk beraktifitas disana.
Tumbuhan yang berbuah pasti
berbunga, nektar bunga
dapat menarik para
serangga. Serangga
merupakan makanan kelompok
burung Passeriformers.
Pemanfaatan habitat
bantaran sungai tidak hanya
sebagai tempat mencari
makan saja, ketika
pengamatan ditemukan dua
bekas sarang burung yang
sudah tidak utuh lagi.
Penemuan sarang ini dapat
disimpulkan bahwa daerah
bantaran sungai
dimanfaatkan oleh burung
untuk berbiak.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Daerah tegakan pinus di
manfaatkan burung-burung
untuk perawatan diri
diwaktu pagi hari, jenis
burung yang banyak
memanfaatkan daerah
tersebut adalah jenis
tekukur dan cekakak.
Perjumpaan dengan sarang
burung belum pernah terjadi
di daerah tegakan pinus.
Namun kemungkinan daerah
tersebut termasuk tempat
breading masih banyak,
karena pengamat mempunyai
banyak kekurangan di
visualisasi.
Daerah bantaran sungai
mempunyai jenis burung yang
lebih banyak dibandingkan
daerah tegakan pinus, hal
ini sebanding dengan
tingkat biodiversitas jenis
tumbuhan yang tumbuh. Serta
adanya sungai membuat
pilihan pakan semakin
banyak, karena daerah
pertemuan daratan dengan
air akan banyak
dimanfaatkan oleh berbagai
jenis mahkluk hidup.
Jenis pemanfaatan habitat
daerah bantaran sungai
adalah sebagai tempat
breading beberapa jenis
burung, hal ini diikutkan
dengan ditemukan sarang
burung oleh pengamat.
Jenis burung berkicau yang
berhasil diamati lebih
banyak memanfaatkan daerah
bantaran sungai untuk
berjemur di pagi hari.
5.2. Saran
Melihat kondisi lokasi
pengamatan yang sangat
kotor, kami menyarankan
sebaiknya masyarakat
sekitar lebih menjaga
kebersihan agar kelestarian
alam yang ada di Kampung
Cangkurawok tetap terjaga.
Sehingga jenis burung yang
ada di tempat itu tidak
kehilangan vegetasinya
untuk tempat mereka
beraktifitas.
Ucapan terimakasih
Terimakasih kami ucapkan
kepada Bapak Dr. Ir. Abdul
Haris Mustari, M.ScF selaku
dosen pembimbing dan
terimakasih kepada Kak
Aronika Kaban selaku asprak
yang sudah membantu dalam
terlaksananya pengamatan
ini.
Daftar Pustaka
Hernowo JB. 1985. Studi
Pengaruh Tanaman
Pekarangan Terhadap
Keanekaragaman Jenis
Burung Daerah Pemukiman
Penduduk Perkampungan
Di Wilayah Tingkat II
Bogor. [Skripsi].
Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor.
MacKinnon J, K Phillips,
van Balen. 1998. Seri
Panduan Lapangan: Burung-
burung di Sumatera, Jawa, Bali
dan Kalimantan.
Puslitbang Biologi
LIPI. Bogor.
MacKinnon J, et al. 2000.
Burung-burung di Sumatra,
Jawa, Bali dan Kalimantan.
Birdlife International.
Bogor.
Mulyani YA. 1985. Studi
Keanekaragaman Burung
di Lingkungan Kampus
Darmaga. [Skripsi]
Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan,
Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor.
Primack RB, Supriatna J,
Indrawan M,
Kramadibrata P. 1998.
Biologi Konservasi. Yayasan
Obor Indonesia.
Jakarta.
Welty JC. 1982. The Life of
Bird. Saunders College
Publishing.
Philadelphia.
http://wikimapia.org/
7264496/id/Gerbang-
Belakang-Kampus-IPB-
Cangkurawok (di akses
hari Rabu, 16 Januari
2013).
http://
repository.ipb.ac.id/
bitstream/handle/
123456789/16436/
E02bud_abstract.pdf?
sequence=1 (di akses
hari Rabu, 16 Januari
2013).