terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di DPR

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Perwakilan Rakyat atau yang lebih kita kenal dengan DPR merupakan lembaga legislatif di Indonesia. Dimana dalam tugasnya yaitu membentuk Undang-Undang. DPR merupakan salah satu lembaga yang menduduki parlemen yang telah diangkat oleh rakyat melalui pileg. Pada tahun 2014 sendiri pileg diadakan pada Hari Rabu tanggal 9 Juli 2014. Setelah 5 tahun sebelumnya parlemen Indonesia diduduki oleh Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II pada masa pemerintahan SBY-Boediono. Dalam pertarungan politik tahun 2014 ini memang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Karena saat penetapan partai peserta pilpres, hanya ada 2 partai yang menjadi kandidat kontestan pilpres 2014. Yaitu Partai Gerindra dan Partai PDIP. Dari kedua partai inilah sama-sama mempunyai pendukung fanatik dan sama kuatnya, sehingga sangat menarik sekali dengan banyaknya berbagai opini dalam meningkatkan rating di media untuk menarik suara dari para konstituen Partai Gerindra yang diketuai oleh Prabowo Subianto, membentuk suatu koalisi yang bernama Koalisi Merah Putih (KMP) dan mempunyai partai dibelakangnya yaitu Golkar, PKS, PPP (sebagian), PAN, dan Demokrat. Makalah DPR Tandingan Page 1

Transcript of terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di DPR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewan Perwakilan Rakyat atau yang lebih kita kenal

dengan DPR merupakan lembaga legislatif di Indonesia.

Dimana dalam tugasnya yaitu membentuk Undang-Undang.

DPR merupakan salah satu lembaga yang menduduki

parlemen yang telah diangkat oleh rakyat melalui pileg.

Pada tahun 2014 sendiri pileg diadakan pada Hari Rabu

tanggal 9 Juli 2014. Setelah 5 tahun sebelumnya

parlemen Indonesia diduduki oleh Kabinet Indonesia

Bersatu Jilid II pada masa pemerintahan SBY-Boediono.

Dalam pertarungan politik tahun 2014 ini memang

sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Karena saat

penetapan partai peserta pilpres, hanya ada 2 partai

yang menjadi kandidat kontestan pilpres 2014. Yaitu

Partai Gerindra dan Partai PDIP. Dari kedua partai

inilah sama-sama mempunyai pendukung fanatik dan sama

kuatnya, sehingga sangat menarik sekali dengan

banyaknya berbagai opini dalam meningkatkan rating di

media untuk menarik suara dari para konstituen

Partai Gerindra yang diketuai oleh Prabowo

Subianto, membentuk suatu koalisi yang bernama Koalisi

Merah Putih (KMP) dan mempunyai partai dibelakangnya

yaitu Golkar, PKS, PPP (sebagian), PAN, dan Demokrat.

Makalah DPR Tandingan Page 1

Sedangkan Partai PDIP yang diketuai oleh Megawati,

namun beliau mengusung Jokowi-JKsebagai Pilpres dan

Pilwapres 2014. PDIP membentuk Koalisi Indonesia Hebat

(KIH) dalam pertarungan pilpres 2014.

Kedua koalisi ini selalu membuat kejutan baru di

media massa guna menarik konstituen untuk memenangkan

pilpres 2014. Setelah melalui proses yang panjang dan

melelahkan akhirnya ketua Mahkamah Konstitusi mengetuk

palu dan memutuskan Jokowi-JK sebagai kontestan pemilu

2014. Namun hal ini tidak diimbangi dengan sikap

legowo dari KMP. Hingga akhirnya KMP membentuk segala

cara guna menguasai parlemen. Dan pada akhirnya KMP

berhasil menguasai kursi parlemen dengan menduduki DPR

dan MPR di Kabinet Kerja (Kabinet Jokowi-JK). Hingga

hal ini membuat KIH tidak terima dengan adanya

penguasaan KIH menduduki kursi parlemen dengan cara

membentuk DPR Tandingan. DPR Tandingan merupakan bentuk

rasa kekecewaan dari KIH karena sebagian besar kursi

diparlemen dikuasai oleh KMP sedangkan dalam pilpres

2014 dimenangkan oleh KIH dengan mengusung Jokowi-JK.

Dengan logika seperti ini sudah sepantasnya jika partai

yang tergabung dalam KIH perlu mendapatkan jatah kursi

diparlemen, namun hal ini tidak kesampaian hingga

berujung konflik dibirokrasi kita.

DPR Tandingan ini sangat menarik untuk dikaji

lebih dalam, karena negara Indonesia yang kental dengan

Makalah DPR Tandingan Page 2

demokrasinya seperti saat ini masih ada konflik di

tatanan birokrasi. Dengan asumsi seperti itu, maka

penulis tertarik untuk menarik sebuah permasalahan dari

DPR Tandingan ini dengan judul “Terbengkelainya Harmonisasi

Wakil Rakyat di DPR”. Karena sebagai wakil rakyat yang

seharusnya bisa mengemban amanah dari rakyat dengan

menunjukkan teladan keharmonisannya, tetapi di sini

wakil rakyat tersebut malah terang-terangan menunjukkan

kebobrokannya yang menyebabkan rakyat semakin kurang

percaya dengan kerja wakil rakyat diparlemen.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah yang berjudul “Terbengkelainya Harmonisasi Wakil

Rakyat di DPR” ini mengambil beberapa rumusan masalah,

diantaranya:

1.2.1 Apa yang melatar belakangi KIH membentuk DPR

Tandingan?

1.2.2 Bagaimana kronologi konflik DPR Tandingan?

1.2.3 Apa dasar hukum pembentukanDPR Tandingan jika

dianalisis Konstitusionalitas?

1.2.4 Bagimana akhir Drama DPR Tandingan?

1.3 Tujuan

Makalah yang berjudul “Terbengkelainya Harmonisasi Wakil

Rakyat di DPR” ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1.3.1 Menganalisis latar belakangi KIH membentuk DPR

Tandingan

Makalah DPR Tandingan Page 3

1.3.2 Memahami bagaimana kronologi konflik DPR

Tandingan

1.3.3 Menganalisis dasar hukum antara DPR Tandingan

dengan Konstitusionalitas

1.3.4 Menelaah bagaimana akhir Drama DPR Tandingan

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dengan penulisan makalah yang berjudul

“Terbengkelainya Harmonisasi Wakil Rakyat di DPR” ini diharapkan

dapat menambah wawasan dan kekritisan para pembaca

dalam menyikapi kinerja dari wakil rakyat diparlemen

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penulisan makalah ini yaitu

diharapkan para pembaca bisa menjadi teldan yang baik

untuk rakyat jika suatu hari bisa megemban amanah

rakyat dan duduk dikursi parlemen. Karena saat ini

mahal sekali untuk menunjukkan kinerja wakil rakyat

yang baim dan jujur.

Makalah DPR Tandingan Page 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 DPR

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau

sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-

RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan

lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota

partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih

melalui pemilihan umum.

Pada awal kemerdekaan (1945-1949/Republik

Indonesia Serikat), lembaga-lembaga negara yang

diamanatkan UUD 1945 belum dibentuk. Dengan demikian,

sesuai dengan pasal 4 aturan peralihan dalam UUD 1945,

dibentuklah Komite Nasional Pusat (KNIP). Komite ini

merupakan cikal bakal badan legislatif di Indonesia.

Anggota KNIP tersebut berjumlah 60 orang tetapi sumber

yang lain menyatakan terdapat 103 anggota KNIP. KNIP

sebagai MPR sempat bersidang sebanyak 6 kali, dalam

melakukan kerja DPR dibentuk Badan Pekerja Komite

Nasional Pusat, Badan Pekerja tersebut berhasil

menyetujui 133 RUU disamping pengajuan mosi, resolusi,

usul dan lain-lain. Pada tahun 1950-1956 (DPR

sementara) tidak diketahui secara pasti bagaimana

Makalah DPR Tandingan Page 5

keberadaan DPR karena sedang terjadi kekacauan politik,

dimana fokus utama berada di pemerintah federal RIS.

Pada Masa DPR Hasil Dekrit Presiden 1959

berdasarkan UUD 1945 (1959-1965), jumlah anggota

sebanyak 262 orang kembali aktif setelah mengangkat

sumpah. Dalam DPR terdapat 19 fraksi, didominasi PNI,

Masjumi, NU, dan PKI. Dengan Penpres No. 3 tahun 1960,

Presiden membubarkan DPR karena DPR hanya menyetujui 36

miliar rupiah APBN dari 44 miliar yang diajukan.

Sehubungan dengan hal tersebut, presiden mengeluarkan

Penpres No. 4 tahun 1960 yang mengatur Susunan DPR-GR.

DPR-GR beranggotakan 283 orang yang semuanya diangkat

oleh Presiden dengan Keppres No. 156 tahun 1960. Adapun

salah satu kewajiban pimpinan DPR-GR adalah memberikan

laporan kepada Presiden pada waktu-waktu tertentu, yang

mana menyimpang dari pasal 5, 20, 21 UUD 1945. Selama

1960-1965, DPR-GR menghasilkan 117 UU dan 26 usul

pernyataan pendapat.

Pada masa DPR Gotong Royong tanpa Partai Komunis

Indonesia (1965-1966), setelah peristiwa G.30.S/PKI,

DPR-GR membekukan sementara 62 orang anggota DPR-GR eks

PKI dan ormas-ormasnya. DPR-GR tanpa PKI dalam masa

kerjanya 1 tahun, telah mengalami 4 kali perubahan

komposisi pimpinan, yaitu: a) Periode 15 November 1965-

26 Februari 1966; b) Periode 26 Februari 1966-2 Mei

1966; c) Periode 2 Mei 1966-16 Mei 1966; d) Periode 17

Makalah DPR Tandingan Page 6

Mei 1966-19 November 1966. Secara hukum, kedudukan

pimpinan DPR-GR masih berstatus sebagai pembantu

presiden sepanjang Peraturan Presiden No. 32 tahun 1964

belum dicabut. Dalam rangka menanggapi situasi masa

transisi, DPR-GR memutuskan untuk membentuk 2 buah

panitia: a) Panitia politik, berfungsi mengikuti

perkembangan dalam berbagai masalah bidang politik; b)

Panitia ekonomi, keuangan dan pembangunan, bertugas

memonitor situasi ekonomi dan keuangan serta membuat

konsepsi tentang pokok-pokok pemikiran ke arah

pemecahannya.

Kemudian pada masa Orde Baru (1966-1999)

berdasarkan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang

kemudian dikukuhkan dalam UU No. 10/1966, maka DPR-GR

Masa Orde Baru memulai kerjanya dengan menyesuaikan

diri dari Orde Lama ke Orde Baru. Kedudukan, tugas dan

wewenang DPR-GR 1966-1971 yang bertanggung jawab dan

berwewenang untuk menjalankan tugas-tugas utama sebagai

berikut:

1. Bersama-sama dengan pemerintah menetapkan APBN

sesuai dengan pasal 23 ayat 1 UUD 1945 beserta

penjelasannya.

2. Bersama-sama dengan pemerintah membentuk UU sesuai

dengan pasal 5 ayat 1, pasal 20, pasal 21 ayat 1

dan pasal 22 UUD 1945 beserta penjelasannya.

Makalah DPR Tandingan Page 7

3. Melakukan pengawasan atas tindakan-tindakan

pemerintah sesuai dengan UUD 1945 dan

penjelasannya, khususnya penjelasan bab 7.

Selama masa orde baru DPR dianggap sebagai Tukang Stempel

kebijakan pemerintah yang berkuasa karena DPR dikuasai

oleh Golkar yang merupakan pendukung pemerintah.

Pada saat Reformasi (1999-sekarang) banyaknya

skandal korupsi, penyuapan dan kasus pelecehan seksual

merupakan bentuk nyata bahwa DPR tidak lebih baik

dibandingkan dengan yang sebelumnya. Mantan ketua MPR-

RI 1999-2004, Amien Rais, bahkan mengatakan DPR yang

sekarang hanya merupakan stempel dari pemerintah karena

tidak bisa melakukan fungsi pengawasannya demi membela

kepentingan rakyat. Hal itu tercermin dari

ketidakmampuan DPR dalam mengkritisi kebijakan

pemerintah yang terbilang tidak pro rakyat seperti

kenaikan BBM, kasus lumpur Lapindo, dan banyak kasus

lagi. Selain itu, DPR masih menyisakan pekerjaan yakni

belum terselesaikannya pembahasan beberapa undang-

undang. Buruknya kinerja DPR pada era reformasi membuat

rakyat sangat tidak puas terhadap para anggota

legislatif. Ketidakpuasan rakyat tersebut dapat dilihat

dari banyaknya aksi demonstrasi yang menentang

kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak dikritisi

oleh DPR. Banyaknya judicial review yang diajukan oleh

masyarakat dalam menuntut keabsahan undang-undang yang

Makalah DPR Tandingan Page 8

dibuat oleh DPR saat ini juga mencerminkan bahwa produk

hukum yang dihasilkan mereka tidak memuaskan rakyat.

DPR juga kerap dikritik oleh sebagian besar

masyarakat Indonesia karena dianggap malas dalam

bekerja. Hal ini terbukti dari pemberian fasilitas

mewah, seperti gaji besar, kendaraan, dan perumahan,

namun tidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Hal

lain yang sudah menjadi rahasia umum adalah banyaknya

anggota yang "bolos" dalam sidang paripurna, atau

sekedar "menitip absen", sehingga seolah-olah hadir,

namun kenyataannya tidak. Kalaupun hadir, sebagian

oknum anggota ternyata tidur saat sidang, main game,

atau melakukan tindakan lain selain mengikuti proses

rapat paripurna. Kasus terbaru adalah putra Presiden,

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), yang tertangkap kamera

sedang menitip absen saat rapat paripurna DPR membahas

Undang-Undang Pencegahan Pendanaan Terorisme

Dalam konsep Trias Politika, di mana DPR berperan

sebagai lembaga legislatif yang berfungsi untuk membuat

undang-undang dan mengawasi jalannya pelaksanaan

undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah sebagai

lembaga eksekutif. Fungsi pengawasan dapat dikatakan

telah berjalan dengan baik apabila DPR dapat melakukan

tindakan kritis atas kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.

Sementara itu, fungsi legislasi dapat dikatakan

Makalah DPR Tandingan Page 9

berjalan dengan baik apabila produk hukum yang

dikeluarkan oleh DPR dapat memenuhi aspirasi dan

kepentingan seluruh rakyat.

2.2 Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia

Hebat (KIH)

Peta perpolitikan di Indonesia akhirnya mengerucut

pada dua sisi yang berbeda yaitu koalisi besar yang

disebut KMP dan KIH. Masing-masing punya parpol di

belakangnya dan itu cukup berimbang dari sisi jumlah

anggota di Dewan Perwakilan Rakyat yang menjadi tempat

adu kekuatan mereka. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) menyebutkan koalisi adalah kerja sama antara

beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara di

parlemen. Sedangkan berkoalisi artinya bekerja sama

antara beberapa partai. Makna Koalisi juga persekutuan,

gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam

kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan

sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat

sementara atau berasas manfaat.

2.2.1 KMP

KMP merupakan Koalisi Merah Putih. Dimana KMP

ini terdiri dari 6 parpol yang tergabung dalam

perhelatan pemenangan Pemilu 2014. Parpol yang

tergabung dalam KMP adalah Gerindra, Golkar, PKS,

PPP, PAN, dan Demokrat yang diketuai oleh Prabowo

Subianto sekaligus Ketua Umum Parta Gerindra.

Makalah DPR Tandingan Page 10

Abu Rizal Bakrie atau Ical sapaan akrabnya

Ketua Umum Partai Golkar mengatakan bahwa

pembentukan KMP tidak ada satu katapun untuk

memenangkan Prabowo-Hatta (peserta pilpres 2014).

Ical menjelaskan seluruh parpol yang berada dalam

Koalisi Merah Putih memiliki komitmen untuk

mempersatukan Indonesia. Sehingga tidak ada kata-

kata yang semata-mata hanya untuk memenangkan

pasangan Prabowo-Hatta. Dia juga mejelaskan bahwa

dalam mukadimahnya secara jelas mempertahankan

pancasila dan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

Ical menegaskan, dari semangat tersebut

seluruh Koalisi Merah Putih akan mempertahankan dan

memperjuangan keberagaman umat beragama yang ada di

Indonesia. Dalam mukaddimah dari Koalisi Merah

Putih dijelaskan yaitu menjamin kebebasan

menjalankan keyakinan agamannya masing-masing.

Ical menyampaikan, sesuai mukadimah Koalisi

Merah Putih dibentuk demi tiga tujuan. Yaitu,

mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara,

melindungi kebebasan beragama, dan yang terakhir

menjamin kebebasan hak asasi manusia. Dia juga

mengatakan bahwa koalisi ini untuk jangka panjang,

bukan memenangkan Prabowo-Hatta, bukan juga untuk

mengganggu pemerintah

Makalah DPR Tandingan Page 11

Menurut Akbar Tanjung (Ketua DPP Partai

Golkar), koalisi ini penting untuk mengawal setiap

program dan kebijakan pemerintah. Apalagi, dengan

koalisi itu, partai pendukung Prabowo Subianto-

Hatta Rajasa itu akan mendapatkan jumlah kursi

mayoritas di parlemen. Menurutnya dengan adanya

dukungan koalisi DPR, pemerintah akan bisa bekerja

maksimal, efektif, efisien. Dengan demikian misi

yang diemban untuk lima tahun yang akan datang bisa

berjalan optimal. Itu tujuan koalisi yang

dilanjutkan untuk menjadi koalisi permanen. Ia

menilai, Koalisi Merah Putih menjadi penting meski

pun negara menggunakan sistem presidensil.

Mengingat, selama ini banyak produk pemerintah

batal hanya karena tidak mendapat dukungan dari

parlemen. Perlu ada mekanisme politik yang

memberikan jaminan pemerintah akan selalu dapat

dukungan. Itu yang disebut koalisi.

2.2.2 KIH

Koalisi Indoensia Hebat (KIH), dimana koalisi

ini di prakarsai oleh PDIP yang diketuai oleh

Megawati. Parpol yang tergabung dalam koalisi ini

yaitu PDIP, Hanura, Nasdem, PKB. Dalam koalisi ini

mendukung Jokowi-Jusuf Kalla dalam pertarungan

pilpres 2014.

Makalah DPR Tandingan Page 12

Sebelum muncul nama KIH, awalnya diberi masih

bernama Rumah Koalisi Indonesia Hebat (RKIH).

Walaupun Pemilihan presiden sudah usai, namun

relawan pendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-

Jusuf Kalla tak lantas membubarkan diri. Para

relawan mendirikan sebuah wadah yang diberi nama

Rumah Koalisi Indonesia Hebat (RKIH) yang bertujuan

mengawal pemerintahan Jokowi sekaligus menjadi

watch dog kalau di tengah jalan ada yang melenceng

dari tujuan awal. RKIH berhasil menghimpun berbagai

kekuatan jaringan bahkan sudah lahir embrio

kelembagaaan jaringan sebagai hasil inisiasi RKIH

seperti Perempuan Indonesia Hebat, Generasi Muda

Hebat, Rumah Budaya Hebat, Lembaga Kajian Nusantara

Indonesia Hebat, termasuk menginisiasi lahirnya

LPPBI (Lembaga Pemantau Perijinan dan Birokrasi

Indonesia)

Makalah DPR Tandingan Page 13

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang KIH Membentuk DPR Tandingan

Menyusul terbentuknya susunan pimpinan komisi di

DPR RI yang ”disapu bersih” para politisi dari fraksi

yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), tanpa

melibatkan fraksi-fraksi dari Koalisi Indonesia Hebat

(KIH), kontan empat fraksi dari KIH itu, yakni Fraksi

PDIP, Fraksi PKB, Fraksi Partai Nasdem, Fraksi Hanura,

dan Fraksi PPP (sebagian) langsung mengajukan mosi

tidak percaya kepada pimpinan DPR. Bukan hanya itu,

fraksi-fraksi dari KIH juga memutuskan membentuk

pimpinan DPR tandingan.

Sesuai hasil rapat fraksi KIH di gedung Nusantara

V DPR, mereka memutuskan Ketua DPR RI versi mereka

adalah Pramono Anung dari Fraksi PDIP, sedangkan, empat

wakil ketua DPR RI versi KIH adalah Abdul Kadir Karding

(Fraksi PKB), Syaifullah Tamliha (Fraksi PPP dari kubu

Suryadharma Ali), Patrice Rio Capella (Fraksi Partai

Nasdem), dan Dosi Iskandar (Fraksi Partai Hanura).

Seusai rapat, juru bicara rapat Arif Wibowo dari Fraksi

PDIP menegaskan keputusan pihaknya membentuk pimpinan

DPR tandingan merupakan hasil dari mosi tidak percaya

terhadap kepemimpinan DPR RI saat ini yang diduduki

politisi dari KMP yang terdiri dari Fraksi Partai

Makalah DPR Tandingan Page 14

Golkar, Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Partai Demokrat,

Fraksi PKS, dan Fraksi PAN.

Menurut pendapat Arif Wibowo dalam konperensi

persnya yang didampingi Ketua Fraksi Partai nasdem

Victor Laiskodat, Syaifullah Tamliha dari Fraksi PPP,

serta politisi PKB Daniel Johan yang juga Wakil Sekjen

DPP PKB, di gedung DPR RI, Keputusan tersebut untuk

menjaga fungsi pimpinan DPR RI agar tetap

berjalan objektif,  maka KIH pun sepakat menunjuk

beberapa nama politisi yang mereka pandang layak untuk

menduduki jabatan pimpinan sementara DPR RI, Arif

menambahkan, anggota dari kelima fraksi KIH itu juga

akan segera menyelenggarakan Rapat Paripurna DPR RI

sementara untuk memutuskan pemilihan pimpinan komisi

dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Terkait lokasi sidang

paripurna DPR versi KIH, menurut Arif hanyalah

persoalan teknis, termasuk kapan digelarnya sidang

paripurna versi KIH, termasuk rapat-rapat terkait

penyusunan anggota dan pimpinan komisi dan AKD versi

KIH

Sedangkan Ketua Fraksi partai Nasdem Victor

Laiskodat mengatakan langkah pihaknya itu terpaksa

dilakukan karena mereka menilai selama ini pimpinan DPR

sejak disahkan menjadi pimpinan tidak mahir, tidak

cakap dan membuat keputusan sepihak dalam menjalankan

tugasnya. Victor juga memastikan kalau langkah-langkah

Makalah DPR Tandingan Page 15

yang diambil pihaknya tersebut sudah mendapat izin dari

para ketua umum dan elite parpol di KIH, seperti Ketua

Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum DPP

Partai Nasdem Surya Paloh. Ia juga meyakini kalau KIH

semakin solid dalam menyelesaikan masalah ini dengan

tujuan menghindari dominasi salah satu kubu, seperti

KMP di parlemen.

Victor yang juga Ketua DPP Partai Nasdem juga

menjelaskan bahwa aksi membentuk DPR tandingan tersebut

bukan hendak membingungkan rakyat, namun aksi itu

justru untuk mempertegas kedaulatan rakyat yang

sesungguhnya yang mana rakyat tidak bisa dipermainkan

lagi. Victor juga mengaku melihat kalau DPR yang sedang

dikuasai KMP seperti hendak menjatuhkan pemerintahan

Joko Widodo. Jika dibiarkan terus malah membuat

(parlemen) ini tidak jelas.

Sementara Daniel Johan dari Fraksi PKB mengatakan,

secepatnya pihaknya akan segera menyusun pimpinan

komisi dan AKD. Pihaknya juga akan

segera mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk segera

menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu)

untuk mengembalikan UU MD3 seperti semula. Dipastikan

Daniel pula, pihaknya tak akan lagi mengikuti sidang

paripurna, apalagi rapat komisi yang diselenggarakan

DPR pimpinan KMP. KIH sudah tidak lagi mempercayai

kepemimpinan DPR yang ada saat itu. Mereka akan

Makalah DPR Tandingan Page 16

melakukan sidang-sidang paripurna dan sidang komisi

sendiri

Hal senada disampaikan politisi PDI Bambang

Wuryanto alias Bambang Pacul. Menurutnya salah satu

latar belakang pihaknya menilai pimpinan DPR yang

diketuai Setya Novanto ini adalah keputusan

menggantikan Ketua Fraksi PPP dari Hazrul Azwar dari

kubu Romahurmuziy kepada Epyardi Asda yang merupakan

pendukung Suryadharma Ali. Menurut Bambang, atas dasar

itulah KIH mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap

pimpinan DPR sekaligus membentuk susunan pimpinan DPR

tandingan.

Sedangkan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai

mosi tidak percaya yang dilayangkan fraksi-fraksi dari

KIH maupun pembentukan pimpinan DPR tandingan jelas-

jelas tindakan ilegal. Karena menurut dia, hal tersebut

tidak ada dasar hukumnya. Selain itu, jumlah mereka

(KIH) lebih sedikit, tidak bisa berbuat seperti itu.

Sekalipun saja mereka membentuk DPR tandingan. Namun

ditegaskan Fadli, pihaknya tetap bersedia menunggu

fraksi-fraksi dari KIH untuk memberikan daftar

penempatan para anggotanya yang akan ditugaskan di

komisi-komisi. Menurutnya selama mereka belum

menyetorkan nama, mereka hanya anggota sidang

paripurna. Jika tidak sidang paripurna, berarti mereka

hanya menganggur saja.

Makalah DPR Tandingan Page 17

Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR RI dari

Fraksi PKS Fahri Hamzah yang menilai langkah KIH adalah

tindakan ilegal yang di luar akal sehat. Ia bahkan

menuding langkah KIH membuktikan kalau mereka bertabiat

munafik. Disampaikan Fahri pula, keputusan yang diambil

pimpinan DPR sudah memenuhi prosedur yang ada. Justru

karena ulah kelima fraksi dari KIH ini justru

menghambat kinerja DPR yang sudah hampir sebulan

dilantik. Ia menyontohkan, rapat Komisi XI DPR terpaksa

ditunda karena menunggu keputusan dari fraksi di KIH

3.2 Konflik DPR Tandingan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar rapat

untuk membentuk alat kelengkapan dewan (AKD). Dalam

pemilihan itu Koalisi Merah Putih (KMP) yaitu Golkar,

Gerindra, Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS),

dan Partai Amanat Nasional (PAN) berhasil menyapu

bersih menjadi pimpinan di 9 dari 11 komisi yang ada.

Komisi V dan Komisi XI memang belum terbentuk. Namun

bisa dipastikan pimpinan kedua komisi itu akan kembali

disapu bersih KMP. Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan

menuturkan pimpinan komisi yang belum terbentuk ialah

karena masalah teknis bukan politis. Yaitu Menunggu

beberapa nama yang diubah oleh fraksi-fraksi yang akan

diajukan. Demikian halnya dengan 4 AKD yaitu Badan

Urusana Rumah Tangga (BURT), Badan Legislatif (Baleg),

Makalah DPR Tandingan Page 18

Mahkamah Kehormatan Dewan dan Badan Kerja Sama Antar-

Parlemen

3.2.1 Musyawarah Mufakat

Pemilihan pimpinan komisi dan badan yang

belum terbentuk menurut Taufik akan dilaksanakan

hari Kamis 30 Oktober 2014. Meski demikian hampir

bisa dipastikan pembentukkan komisi dan badan itu

tidak akan melibatkan fraksi-fraksi yang tergabung

dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Pramono Anung

dari Fraksi PDIP menyatakan, KIH sengaja tak

mengirimkan daftar nama legislatornya karena

menginginkan mekanisme musyawarah untuk mufakat

untuk memilih dan membentuk AKD harus disepakati.

3.2.2 Mosi Tak Percaya

Kekecewaan KIH yang tidak diberi kesempatan

memimpin di komisi dan AKD lainnya memicu keberatan

yang berujung pada mosi tidak percaya. KIH menilai

pimpinan DPR tidak demokratis, tidak beretika dan

jauh dari norma dalam memimpin sidang paripurna.

Dengan kata lain pimpinan DPR berpihak pada kubu

tertentu saat memimpin sidang. Menurut Arif Wibowo

dari Fraksi PDIP yang ditunjuk sebagai juru bicara

KIH saat siaran pers di Gedung MPR/DPR mengatakan

berdasarkan hal tersebut di atas dan tidak adanya

Makalah DPR Tandingan Page 19

tanggapan atas surat tertanggal 28 Oktober 2014,

maka sesungguhnya dan sesadar-sadarnya KIH

mengambil sikap mosi tidak percaya kepada pimpinan

DPR. Bambang Wuryanto (PDIP) menegaskan selama mosi

tidak percaya, maka partai politik di KIH tidak

akan menghadiri rapat atau sidang apa pun.

Gambar 3.1 Deklarasi mosi tak percaya Koalisi Indonesia Hebat

kepada pimpinan DPR (Sumber http://geotimes.co.id/parlemen/11035-pimpinan-

dpr-tandingan-hanyalah-bentuk-protes.html

3.2.3 DPR Tandingan

Tak berhenti di situ, kubu KIH membentuk

pimpinan DPR sendiri seraya menolak keabsahan

pimpinan DPR yang ada termasuk pimpinan komisi yang

baru terbentuk. Pramono Anung ditunjuk sebagai

Ketua DPR RI didampingi 4 Wakil Ketua yaitu Abdul

Kadir Karding (PKB), Saifullah Tamliha (PPP),

Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Dossy Iskandar

Makalah DPR Tandingan Page 20

(Hanura). Fadli Zon pun langsung menyatakan ilegal

terhadap pimpinan DPR versi Pramono Anung. Ia tak

gusar sama sekali karena menurutnya situasi ini

hanyalah dinamika sesaat. Ketua Fraksi Partai

Nasdem, Victor Laiskodat pun tak kalah gertak

menghadapi situasi yang runyam di parleman.

Menurutnya KMP mempunyai 5 fraksi, dan KIH

mempunyai 5 fraksi juga, maka terbelahlah parlemen.

Sementara pengamat politik Hendri Satrio dari

Universitas Paramadina menilai apa yang dilakukan

KIH adalah blunder politik dan tidak bisa

menyelesaikan krisis komunikasi yang meruncing dan

menambah tingkat kesulitan kabinet kerja dalam

mendapat dukungan di parlemen

Makalah DPR Tandingan Page 21

Gambar 3.2 Paripurna DPR Tandingan (Sumber

http://www.merdeka.com/politik/bikin-dpr-tandingan-kih-dituding-tidak-

dewasa-dalam-berpolitik.html)

3.3 DPR Tandingan vs Konstitusionalitas

Setelah kekisruhan perebutan pimpinan DPR dan MPR

kemarin. Kini drama terbaru yang tat kalah hebatnya

adalah perebutan “kue kekuasaan” yang terdapat di

sejumlah alat kelengkapan DPR. Klimaksnya, KIH akhirnya

membentuk pimpinan DPR tandingan sebagai rangkaian

lebih lanjut mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR

yang sudah ada. In casu a quo bagaimana sesungguhnya Hukum

Tata Negara (HTN) memberi penilaian atas persitiwa ini

3.3.1 Pimpinan Inkonstitusional

Hukum Tata Negara  sebagai landasan normatif,

dalam arti segala ihwal peristiwa ketatanegaraan

harus jelas landasan hukumnya, tidak boleh

mengalami kerancuan, ambigu, bias, apalagi

multitafsir. Oleh karena itu, dalam menelaah

konstitusional atau tidaknya pimpinan DPR tandingan

yang “digawangi” oleh KIH, berarti harus jelas

acuan dan landasan hukumnya. Pada aturannya in casu

pimpinan DPR tandingan yang telah terbentuk saat

ini di Senayan tidak konstitusional dengan

bersandar pada empat alasan.

Makalah DPR Tandingan Page 22

Pertama, KIH dalam rapat paripurna pemilihan

pimpinan DPR sudah mengakui terpilihnya pimpinan

DPR sebelumnya. Meskipun pada waktu itu seluruh

fraksi yang mengatasnamakan diri KIH Walk Out (WO),

tetapi WO-nya KIH di sini harus dimaknai telah

mengakui seluruh pimpinan DPR yang berasal dari

KMP, yang pada dasarnya terpilih secara aklamasi.

Oleh karena untuk mengajukan calon pimpinan DPR

harus memenuhi syarat lima fraksi yang mengajukan,

dan KIH memang minus satu fraksi pada waktu itu,

hanya memiliki empat fraksi. Maka logika

konstitusinya, hanyalah pimpinan DPR yang sudah

dipilih bersama tersebutlah yang konstitusional,

sementara DPR tandingan murni inkonstitusional.

Kedua, dasar pembentukan DPR tandingan karena

karena mosi tidak percaya pada pimpinan DPR

sebelumnya, juga dapat dikatakan sebagai legal

reasoning yang sesat, keliru, bahkan tidak berdasar.

Sebab dasar hukum mengajukan mosi tidak percaya

dalam praktik kebiasaan hukum ketatanegaraan, untuk

mengajukan mosi tidak percaya terhadap sebuah

lembaga, terlebih dahulu lembaga itu telah

melakukan kelalaian atau penyimpangan dari tanggung

jawabnya. Sekarang, bagaimana mungkin ada tuntutan

pertanggungjawaban, sementara anggota DPR yang

memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan

Makalah DPR Tandingan Page 23

belum juga berjalan, bahkan alat kelengkapan dewan

saja belum juga terbentuk.

Ketiga, jika kita membuka dan  menelusuri

dasar hukumnya, baik dalam UUD NRI 1945 sampai

peraturan di bawahnya, terutama UU MPR, DPR, DPD,

dan DPRD (UU MD3). Satupun tidak ada

pasal/ketentuan yang membuka “pintu tafsir” bagi

anggota DPR maupun sekumpulan fraksi, kiranya dapat

mengajukan mosi tidak percaya seputar masalah

internalnya. Yang nyata-nyata ada, bahwa setiap

anggota DPR dalam menjalankan setiap fungsi-

fungsinya, ketika diantara mereka “sulit

mendapatkan titik temu”, maka harus

menyelesaikannya dengan cara musyawarah mufakat.

Dan kalau musyawarah mufakat tidak tercapai, maka

berlanjut dengan sistem voting.  Oleh karena itu,

tindakan mosi tidak percaya yang dilakukan oleh KIH

adalah tidak jelas landasan hukumnya. Sehingga

benarlah, kalau tindakan itu dikatakan lagi-lagi

inkonstitusional.

Keempat, terkait adanya kecurigaan dan

ketakutan dari KIH jika semua posisi strategis

“disapu bersih, dibabat habis” oleh KMP kelak, akan

menghambat kinerja Presiden bersama dengan

Menterinya. Lagi-lagi argumentasi hukum tersebut

bukan bagian dari ‘legal isue” hukum ketatanegaraan.

Makalah DPR Tandingan Page 24

Hukum selalu berada dalam kepastian, bukan

kecurigaan, bukan ketakutan, apalagi mewakili

perasaan, bukan itu. Justru dalam hemat penulis,

dengan deadlock-nya DPR dalam situasi sekarang, malah

akan menghabat kinerja pemerintahan Jokowi-JK

(bahkan tidak menutup kemungkinan pemerintahan akan

mengalamai shutdown). Sebab bagaimana mungkin fungsi

check and balance dua organ kekuasaan, DPR dan

Presiden dapat menjalankan segala fungsinya, kalau

DPR tidak pernah solid untuk menjalankan segala

tugas dan kewenangannya, alih-alih sebab musababnya

perburuan “kue” kekuasaan saja.

Pada dasarnya apa yang terjadi di DPR saat

ini, dengan terbentuknya pimpinan DPR tandingan,

lakon politik itu sesungguhnya akan menghambat laju

dan perkembangan demokrasi. Dalam perspektif Hukum

Tata Negara, jelas tindakan demikian satupun tidak

ada landasan hukum dapat melegitimasinya. Sepanjang

DPR, kini tetap menjadikan parlemen sebagai arena

“gonto-gontokan” politik, adu kekuatan yang tidak

ada juntrungnya, sekali lagi ditegaskan bahwa

benar-benar tindakan tersebut adalah

inkonstitusional.

3.3.2 Melanggar Etik

Alangkah baik dan eloknya, jika KIH dan KMP

kembali “duduk bersama” dalam satu forum paripurna

Makalah DPR Tandingan Page 25

untuk  menyelesaikan masalah intenal mereka. Kenapa

mereka tidak melakukan musyawarah mufakat dalam

pembagian secara proporsionals segala alat

kelengkapam DPR, bukankah DPR sebagai wakil rakyat

yang dipilih secara demokratis, saatnya menunjukan

teladan untuk “dewasa” dalam berdemokrasi. Sebab

kalau ini dibiarkan terus menerus, kekisruhan yang

tidak pernah redah, justru akan berakhir zero sum

game. Bisa-bisa seluruh fraksi, baik yang

mengatasnamakan KIH maupun KMP akan dituding

melanggar etik nantinya, karena meraka telah lalai

dalam menjalankan tugasnya. Jangan sampai gara-gara

kekisruhan atas perebutan jabatan strategis

disegala alat kelengkapan DPR, kelak publik melalui

segala elemennya, akan melakukan desakan hingga

gerakan “massif”, dengan mendesak Mahkamah

Kehormatan Dewan agar semua anggota DPR kiranya

dijatuhi sanksi etik

3.4 Akhir Drama DPR Tandingan

Fraksi-fraksi tergabung dalam Koalisi Merah Putih

(KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menyudahi

perseteruan di DPR dengan dilaksanakannya

penandatanganan lima butir kesepakatan bersama.

Penandatangan kesepakatan tersebut dilaksanakan di

Gedung Nusantara IV DPR, Senayan, Jakarta, Senin 17

Nopember 2014.

Makalah DPR Tandingan Page 26

Dalam penandatangan kesepakatan damai tersebut,

fraksi parpol yang tergabung dalam KMP (Partai

Gerindra, Partai Golkar, PKS, PAN dan PPP pimpinan

Suryadharma Ali) diwakili oleh oleh Ketua Umum PAN M

Hatta Rajasa dan Sekjen Partai Golkar Idrus

MarhamSementara, fraksi parpol yang tergabung dalam KIH

(PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Hanura dan PPP

pimpinan M Romahurmuziy, diwakili oleh politisi PDI

Perjuangan Pramono Anung Wibowo dan Olly Dodokambey.

Selain itu, para ketua fraksi parpol dari KMP dan KIH,

serta Ketua Fraksi Partai Demokrat juga turut

menandatangai kesepakatan tersebut. Kesepakatan

tersebut tertuang dalam tiga berkas butir-butir

Kesepakatan Bersama KMP dan KIH sebagai berikut:

1. Bersepakat dan setuju untuk segera mengisi penuh

anggota Fraksi pada 11 komisi, empat badan dan satu

Majelis Kehormatan Dewan sehingga secara kelembagaan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dapat segera bekerja

sesuai fungsi fungsinya secara optimal

2. Bersepakat dan setuju dalam rangka mengantisipasi

beban kerja dan dinamika kedepan serta menyesuaikan

dengan penambahan dan perubahan nomenklatur Kabinet

Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (2014-

2019), maka perlu untuk melakukan penambahan jumlah

1 (satu) wakil ketua pada 16 (enam belas) AKD

(seperti yang dimaksud pada angka 2 di atas) melalui

Makalah DPR Tandingan Page 27

perubahan pasal yang terkait dengan komposisi

Pimpinan Komisi, Pimpinan Badan dan Pimpinan MKD

dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3

(MPR, DPR, DPD dan DPRD,-red) dan Perubahan

Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata

Tertib DPR RI

3. Bersepakat untuk segera mengisi Pimpinan Alat

Kelengkapan Dewan yang masih tersedia (Badan

Anggaran dan Badan Urusan Rumah Tangga) dan

penambahan wakil ketua pada 3 (tiga) AKD yang

ditentukan secara musyawarah mufakat serta menambah

1 (satu) Wakil Ketua pada setiap komisi. Badan dan

MKD sebagai konsekuensi dan perubahan UU Tentang MD3

tanpa mengubah komposisi pimpinan yang sudah ada

sebelumnya

4. Bersepakat dan setuju melakukan perubahan ketentuan

terhadap  Pasal 74 Ayat (3), ayat (4), ayat (5). dan

ayat (6) serta pasal 98 ayat (7), ayat (8), dan ayat

(9) UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan

DPRD, serta ketentuan Pasal 60 ayat (2) ayat (3) dan

ayat (4) Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Tata Tertib untuk dihapus, karena pasal-pasal

tersebut secara substansi sudah diatur pada pasal 79

pasal 194 sampai dengan pasal 227 Undang-undang MD3

Nomor 17 Tahun 2014

Makalah DPR Tandingan Page 28

5. Bersepakat dan setuju bahwa hal-hal teknis terkait

dengan pelaksanaan kesepakatan ini dituangkan dalam

kesepakatan Pimpinan Fraksi dan Koalisi Merah Putih dan

Pimpinan Fraksi dari Koalisi Indonesia Hebat yang

diketahui oleh Pimpinan DPR RI yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dan kesepakatan itu.

Makalah DPR Tandingan Page 29

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pejelasan mulai Bab I sampai Bab III diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa adanya DPR Tandingan

karena Menyusul terbentuknya susunan pimpinan komisi di

DPR RI yang ”disapu bersih” para politisi dari fraksi

yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), tanpa

melibatkan fraksi-fraksi dari Koalisi Indonesia Hebat

(KIH). Dalam musyawarah mufakat pembentukan komisi, KIH

sengaja tak mengirimkan daftar nama legislatornya

karena menginginkan mekanisme musyawarah untuk mufakat

untuk memilih dan membentuk AKD harus disepakati.

Kekecewaan KIH yang tidak diberi kesempatan memimpin di

komisi dan AKD lainnya memicu keberatan yang berujung

pada mosi tidak percaya. Dengan begitu kubu KIH

membentuk pimpinan DPR sendiri seraya menolak keabsahan

pimpinan DPR yang ada termasuk pimpinan komisi yang

baru terbentuk.

Hukum Tata Negara  sebagai landasan normatif,

dalam arti segala ihwal peristiwa ketatanegaraan harus

jelas landasan hukumnya. Dalam menelaah konstitusional

atau tidaknya pimpinan DPR tandingan yang “digawangi”

oleh KIH, berarti harus jelas acuan dan landasan

hukumnya. Pada aturannya in casu pimpinan DPR tandingan

Makalah DPR Tandingan Page 30

yang telah terbentuk saat ini di Senayan tidak

konstitusional dengan bersandar beberapa alasan.

Pertama, KIH dalam rapat paripurna pemilihan pimpinan

DPR sudah mengakui terpilihnya pimpinan DPR sebelumnya.

Kedua, dasar pembentukan DPR tandingan karena karena

mosi tidak percaya pada pimpinan DPR sebelumnya, juga

dapat dikatakan sebagai legal reasoning yang sesat,

keliru, bahkan tidak berdasar. Ketiga, jika kita membuka

dan  menelusuri dasar hukumnya, baik dalam UUD NRI 1945

sampai peraturan di bawahnya, terutama UU MPR, DPR,

DPD, dan DPRD (UU MD3). Satupun tidak ada

pasal/ketentuan yang membuka “pintu tafsir” bagi

anggota DPR maupun sekumpulan fraksi, kiranya dapat

mengajukan mosi tidak percaya seputar masalah

internalnya. Keempat, terkait adanya kecurigaan dan

ketakutan dari KIH jika semua posisi strategis “disapu

bersih, dibabat habis” oleh KMP kelak, akan menghambat

kinerja Presiden bersama dengan Menterinya. Lagi-lagi

argumentasi hukum tersebut bukan bagian dari ‘legal isue”

hukum ketatanegaraan. Selain ke empat alasan tersebut,

pembentukan DPR Tandingan tersebut telah melangar etik

parlemen.

Namun konflik tersebut bisa terselesaikan, yaitu

Fraksi-fraksi tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP)

dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menyudahi perseteruan

Makalah DPR Tandingan Page 31

di DPR dengan dilaksanakannya penandatanganan lima

butir kesepakatan bersama.

4.2 Saran

Saran yang bisa diberikan menyusul adanya konflik

DPR Tandingan tersebut, kita sebagai warga negara

Indonesia yang baik sudah sepatutnya memberi contoh

yang baik kepada semua warga bagaimana cara kerja yang

baik, khususnya ditingkat parlemen atau birokrasi.

Karena sekali saja birokrasi menunjukkan kerja yang

bobrok, sulit untuk menanamkan sikap percaya rakyat

kepada pemerintah. Namun jika wakil rakyat tersebut

mampu menunjukkan eksistensi kerjanya di birokrasi,

akan mudah menarik hati rakyat untuk saling bekerjasama

membangun pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik.

Makalah DPR Tandingan Page 32

Daftar Pustaka

id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat (diakses

pada Sabtu, 22 Nopember 2014)

http://www.jpnn.com/read/2014/08/25/253870/Koalisi-

Merah-Putih-Dibentuk-Bukan-Untuk-Menangkan-Prabowo-

Hatta- (diakses pada Sabtu, 22 Nopember 2014)

http://www.skanaa.com/id/news/detail/ini-arti-koalisi-

merah-putih-bagi-akbar-tandjung (diakses pada Sabtu, 22

Nopember 2014)

http://mpi.or.id/koalisi-harus-produktif/ (diakses pada

Sabtu, 22 Nopember 2014)

http://www.beritarepublik.com/?p=6118 (diakses pada Sabtu,

22 Nopember 2014)

http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-12/3623/soal-dpr-

tandingan,-dari-kronologi-ini-anda-bisa-menilai

(diakses pada Sabtu, 22 Nopember 2014)

http://www.merdeka.com/politik/bikin-dpr-tandingan-kih-

dituding-tidak-dewasa-dalam-berpolitik.html (diakses

pada Sabtu, 22 Nopember 2014)

http://www.negarahukum.com/hukum/dprtandingan.html

(diakses pada Sabtu, 22 Nopember 2014)

http://www.tribunnews.com/nasional/2014/11/17/isi-

lengkap-draf-kesepakatan-damai-kmp-dan-kih (diakses

pada Sabtu, 22 Nopember 2014)

Makalah DPR Tandingan Page 33