teknologi administrasi bank syariah
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of teknologi administrasi bank syariah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bagi seseorang pengusaha dalam menjalankan suatu
usaha sangat diperlukan ketekuna, keuletan, dan sifat
pantang menyerah untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkannya. Disamping sifat-sifat tersebut seorang
harus memerlukan modal dalam rangka membantu
menjalankan roda usahanya atau mengembangkan
usahanya. Modal yang diperlukan dapat berupa keahlian
atau berupa uang. Yang jenis kedua modal ini saling
menguntungkan satu sama lainnya.
Sudah merupakan rahasia umum, bahwa modal dalam
bentuk uang walaupun bukan merupakan segala-galanya
adalah mutlak diperlukan untuk berbagai tahap
kegiatan. Modal dalam bentuk uang dapat diberikan
dalam bentuk uang tunai atau semacam jaminan dalam
surat-surat berharga. Masalahnya terkadang untuk
memperoleh uang tunai bukanlah merupakan hal yang
mudah. Oleh karena itu, diperlukan modal lain berupa
surat-surat berharga atau aset untuk membiayai suatu
usaha. Surat-surat berharga atau aset perusahaan
1
dapat dijadikan jaminan untuk membiayai suatu usaha
atau proyek.
Jaminan semacam ini biasanya diberikan oleh bank
dengan catatan terlebih dulu nasabah harus
menyediakan jaminan lawan dimana besarnya lawan
biasanya melebihi nilai proyek. Hal ini dilakukan
untuk menjamin nasabah apabila akan mengerjakan suatu
proyek tertentu atau untuk mengikuti tender
diinstansi tertentu pula. Jaminan ini merupakan bukti
bahwa nasabah memiliki sejumlah uang sehingga si
pemberi proyek merasa yakin tidak akan dirugikan,
jika proyeknya dijalankan. Jaminan inilah yang
disebut dengan bank garansi.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut
diatas, maka dalam makalah ini kami memaparkan
tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan Bank Garansi?
2. Bagaimanakah proses dari Bank Garansi?
3. Sebutkan tujuan dari Bank Garansi?
C. Tujuan
2
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah yang terkait. Dan
adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bank
Garansi.
2. Memahami segala proses dari Bank Garansi.
3. Mengetahui tujuan dengan adaya Bank Garansi.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Bank Garansi
Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang
diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik
perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya
dalam bentuk surat jaminan.1 Pemberian jaminan ini
dengan maksud bank menjamin akan memenuhi (membayar)
kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada
pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin
dikemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban
kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan
atau cedera janji.
Di dalam hal Bank mengeluarkan garansi bank
artinya Bank membuat suatu pengakuan tertulis, yang
isinya Bank penerbit mengikat diri kepada penerima
jaminan (Beneficiary) dalam jangka waktu dan syarat-
syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata
nasabahnya (si terjamin/Applicant) tidak memenuhi
kewajibannya kepada si penerima jaminan (Beneficiary). Di
Bank Syariah Bank garansi disebut ‘Al Kafalah’ yang artinya bank
memberi bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan proyek. Pihak
yang dijamin (Applicant) menyetor sejumlah uang dengan prinsip ‘Al
Wadiah’.2
1 Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm 1942 https://mediatorinvestor.wordpress.com/artikel/mengenal-bank-garansi/
4
Dasar hukum Bank Garansi, adalah perjanjian
penanggungan (borgtocht) yang diatur dalam KUH Perdata
pasal 1820 s/d 1850. Untuk menjamin kelangsungan Bank
Garansi, maka penanggung mempunyai “Hak istimewa “ yang
diberikan undang-undang, yaitu untuk memilih salah
satu pasal ; menggunakan pasal 1831 KUH Perdata atau pasal
1832 KUH Perdata.
Pasal 1831 KUH Perdata: “Si penanggung tidaklah
diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selain jika si berutang
lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita
dan dijual untuk melunasi utangnya”.
Sedangkan pasal 1832 KUH Perdata berbunyi: “Si
penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-benda si berutang
lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya”.
Perbedaan dari kedua pasal tersebut adalah bahwa
jika Bank menggunakan pasal 1831 KUH Perdata, apabila
timbul cidera janji, si penjamin dapat meminta benda-
benda si berhutang disita dan dijual terlebih dahulu.
Sedangkan jika menggunakan pasal 1832 KUH Perdata,
Bank wajib membayar Garansi Bank yang bersangkutan
segera setelah timbul cidera janji dan menerima
tuntutan pemenuhan kewajiban (klaim).3
3 https://mediatorinvestor.wordpress.com/artikel/mengenal-bank-
5
Bunyi Narasi (Wording) atau suatu pengikatan
tertulis bank dalam Bank Garansi, Bank wajib
mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank
Garansi yang bersangkutan, agar pihak yang dijamin
maupun pihak yang menerima garansi (Beneficiary)
mengetahui dengan jelas ketentuan mana yang
dipergunakan.
Sebagai contoh PT Kiam Lui memperoleh pekerjaan
proyek pemasangan kabel telepon dari PT Telkom
senilai Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah).
Salah satu persyaratan yang diajukan PT Telkom kepada
PT Kiam Lui adalah bahwa PT Kiam Lui harus
menyediakan bank garansi senilai proyek tersebut.
Artinya jika PT Kiam Lui memiliki bank garansi
berarti sama dengan memiliki uang tunai senilai bank
garansi. Untuk memperoleh bank garansi PT Kiam Lui
dapat mengajukan ke Bank Lippo dengan memenuhi
persyaratan yang telah dipersyaratkan. Bank garansi
asli dipegang oleh PT Telkom sampai proyek selesai
dikerjakan tanpa masalah. Namun jika PT Kiam Lui
ingkar janji dan tidak menyelesaikan proyek tersebut
maka pihak PT Telkom dapat mencairkan bank garansi
garansi/
6
tersebut ke Bank Lippo sebagai ganti kelalaian PT
Kiam Lui.
Disamping untuk mengerjakan proyek bank garansi
dapat juga digunakan untuk mengikuti tender. Dengan
memiliki bank garansi maka si peserta tender diyakini
benar-benar memiliki dana seperti yang diinginkan.
Proses pengajuan ke bank pun sama dengan proses untuk
bank garansi.
B. Pihak-pihak yang terlibat
Penerbitan bank garansi oleh bank melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan. Masing-masing
pihak memiliki tujuan dan maksud tertentu dengan
penertiban bank garansi. Adapun pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pemberian fasilitas bank
garansi adalah sebagai berikut4:
1. Pihak penjamin (bank)
Bank merupakan pihak yang mengeluarkan bank
garansi yang diinginkan oleh nasabah (dalam
contoh diatas Bank Lippo). Artinya bank akan
memberikan jaminan pembayaran kepada pihak lain
(pihak ketiga) apabila nasabah yang
dijaminkannya ingkar janji. Untuk menghindari
4 Ibid, hlm 195.
7
kerugian bank dari pihak nasabah, maka bank juga
meminta jaminan lawan dari pihak nasabah.
Besarnya nilai jaminan lawan yang harus
disediakan oleh pihak nasabah biasanya melebihi
nilai jaminan yang diberikan oleh bank. Jaminan
lawan ini biasanya diberikan dalam bentuk surat-
surat berharga atau aset lainnya.
2. Pihak terjamin (nasabah)
Merupakan pihak yang meminta jaminan kepada bank
untuk membiayai suatu usaha atau proyek. Jaminan
dapat pula dilakukan untuk mengikuti tender.
Tujuannya adalah agar nasabah dianggap memiliki
uang sejumlah tertentu, sehingga oleh pihak
pemberi pekerjaan (pihak ketiga) nasabah
dianggap memiliki uang. Untuk memperoleh jaminan
dari bank nasabah harus menyediakan jaminan
lawan sebesar atau lebih besar dari nilai
proyek. Jaminan ini akan dicairkan oleh bank
apabila nasabah ingkar janji atau tidak dapat
menyelesaikan kewajibannya terhadap si pemberi
proyek.
8
3. Pihak penerima jaminan atau Bouwheer (pihak
ketiga)
Merupakan pihak yang memberikan pekerjaan kepada
nasabah untuk mengerjakan suatu proyek (dalam
contoh diatas PT Telkom). Tujuannya adalah agar
proyek yang dikerjakan selesai tepat waktu dan
sesuai pula dengan persyaratan yang telah
disepakati. Dengan jaminan bank garansi dari
bank yang dipegang pihak ketiga, maka jika
nasabah ingkar janji pihak ketiga dapat langsung
menagihkannya ke bank. Dengan demikian ada
jaminan bahwa proyek akan terlaksana dengan baik
dan terhindar dari kerugian.
Kepercayaan masyarakat terhadap Bank adalah
modal utama bank, Bank yang menerbitkan Bank Garansi
harus bank yang mempunyai reputasi yang baik di mata
masyarakat, sehingga si penerima jaminan percaya
bahwa bank akan mengganti kedudukan si terjamin
(Applicant) untuk memenuhi kewajibannya. Dengan
demikian maka si penerima jaminan (Beneficiary) akan
terhindar dari resiko yang timbul akibat kelalaian si
terjamin (Applicant).
Untuk mengatasi resiko atas pengeluaran Bank
Garansi, Bank terlebih dahulu akan meminta Jaminan
9
lawan (Counter Guarantee) kepada si pemohon (Applicant)
sebagai calon si terjamin yang nilai tunainya
sekurang-kurangnya sama dengan nilai nominal yang
tercantum di dalam Bank Garansi. Counter Guarantee ini
bisa berupa uang tunai atau simpanan giro,
deposito, surat berharga, atau harta kekayaan (Asset)
milik si terjamin yang umumnya di perbankan biasa
disebut Collateral. Collateral ini akan di blokir oleh bank
atau di disclaimer atau di bekukan selama Bank
Garansi tersebut berjalan dan belum jatuh tempo.
Namun demikian , berdasarkan pengalaman, syarat-
syarat persetujuan antara Bank dengan si pemohon
(Applicant) Bank Garansi sangat Fleksibel, penilaian Bank
terhadap pemohon lebih tergantung kepada reputasi
atau Bonafiditas nasabahnya. Nasabah yang sudah
bertahun-tahun menjadi nasabah Bank-nya dengan
reputasi yang baik sehingga bonafiditasnya tidak
diragukan akan berbeda dengan nasabah yang
bonafiditasnya masih diragukan. Sehinga inti pemberian
Bank Garansi adalah kepercayaan Bank terhadap
Nasabahnya dalam membantu kelancaran transaksi Bisnis
nasabahnya.
C. Proses Bank Garansi
10
Untuk memperoleh jaminan dari bank, maka
penertiban bank garansi sampai dengan pencairannya
memerlukan berbagai persyaratan. Tahap-tahap atau
proses penertiban sampai dengan pencairan bank
garansi adalah sebagai berikut:
a. Pihak kontraktor (PT Kiam Lui) mengajukan bank
garansi ke Bank Lippo dengan maksud pihak
kontraktor hendak melaksanakan pekerjaan milik
PT Telkom. Pekerjaan milik PT Telkom ini
merupakan proyek pemasangan kabel sejauh 5 km.
Nilai proyek adalah sebesar Rp 10 milyar
dengan jangka waktu 3 bulan.
b. Untuk mengerjakan proyek tersebut pihak PT
Telkom meminta jaminan garansi kepada nasabah
(PT Kiam Lui). Untuk memperoleh bank garansi
PT Kiam Lui mengajukan permohonan kepada Bank
Lippo dan Bank Lippo akan menerbitkan garansi
bank jika kontraktor memenuhi syarat seperti
yang telah dipersyaratkan, termasuk telah
menyetor jaminan lawan.
c. Sertifikat bank garansi yang telah diterbitkan
diberikan kepada nasabah dan bank garansi asli
diserahkan kepada nasabah dan bank garansi
11
asli diserahkan oleh kontraktor kepada pihak
PT Telkom sebagai pemilik proyek.
d. Jika telah terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan atau yang dapat merugikan pihak PT
Telkom, misalnya kontraktor ingkar janji, maka
pihak PT Telkom dapat langsung membawa garansi
asli yang dipegangnya di Bank Lippo untuk
dicairkan.
e. Pihak Bank Lippo akan memberikan ganti rugi
dengan cara mencairkan jaminan lawan yang
diserahkan oleh kontraktor sebelumnya.
Penggantian akan dilakukan setelah melalui
penelitian bahwa si nasabah telah ingkar
janji.
f. Jika dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi
masalah dalam pekerjaannya, maka pihak PT
Telkom akan segera mengembalikan garansi asli
ke kontraktor, sehingga kontraktor dapat
mengembalikannya ke Lippo dan mencairkan
jaminan lawan.
12
Untuk lebih jelasnya proses permohonan bank
garansi dapat dilihat dari skema berikut ini 5:
Adapun keterangan lebih lanjut penjelasan dari
skema diatas adalah sebagai berikut:
1. Kontraktor adalah nasabah yang mengajukan bank
garansi ke bank lippo
2. Bank Lippo akan menerbitkan bank garansi dan
diserahkan kepada kontraktor
3. Bank Garansi asli diserahkan oleh kontraktor
kepada pihak PT Telkom
4. Jika telah terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan atau yang dapat merugikan pihak PT
5 Ibid, hlm 197
13
2
Telkom, misalnya kontraktor ingkar janji maka
pihak PT Telkom dapat langsung membawa garansi
asli yang dipegangnya di Bank Lippo untuk
dicairkan
5. Pihak Bank Lippo akan memberikan ganti rugi
dengan cara mencairkan jaminan lawan yang
diserahkan oleh kontraktor sebelumnya
6. Jika tidak terjadi masalah dalam pekerjaannya,
maka pihak PT Telkom akan mengembalikan
garansi asli ke kontraktor, sehingga
kontraktor dapat mengembalikannya ke lippo.
Bank Lippo dalam hal ini bertindak sebagai penjamin
yang akan membayar sejumlah uang kepada pihak PT
Telkom apabila si kontraktor ingkar janji tidak dapat
memenuhi kewajibannya atau cidera janji.
D. Tujuan Bank Garansi
Bank Garansi diterbitkan oleh permohonan
nasabah, terutama nasabah bank itu sendiri.
Penerbitan bank garansi memiliki beberapa tujuan
sesuai dengan fungsi bank garansi. Secara umun tujuan
pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada si
14
penerima jaminan atau yang dijaminkan adalah sebagai
berikut6:
1. Bagi bank tujuannya adalah memberikan bantuan
fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar
transaksi nasabah dalam hal untuk mengerjakan
suatu usaha atau proyek atau baru mau
mengikuti tender. Dengan adanya bank garansi
maka nasabah dapat menjalankan usaha atau
proyeknya.
2. Bagi pemegang jaminan (pemberi pekerjaan) bank
garansi adalah untuk memberikan keyakinan
bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita
kerugian bila pihak yang dijaminkan melalaikan
kewajibannya, karena pemegang akan mendapat
ganti rugi dari pihak perbankan yang
menerbitkan bank garansi.
3. Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi
jaminan, yang dijaminkan dan yang menerima
jaminan. Rasa saling percaya ini diikat dalam
suatu perjanjian yang saling menguntungkan
dalam sertifikat bank garansi.
4. Memberikan rasa aman dan ketentraman dalam
berusaha baik, bagi bank maupun bagi pihak
lainnya. Hal ini jelas terutama bagi pemberi
pekerjaan. Demikianlah pula bank sebagai6 Ibid,hlm 198.
15
pemberi pinjaman tidak akan menderita kerugian
selama jaminan lawan yang diberikan benar dan
sesuai persyaratan yang ditetapkan. Pihak
nasabah pun tidak akan berani ingkar janji
karena adanya jaminan lawan yang ditinggalkan
di bank.
5. Bagi bank disamping keuntungan yang di atas
juga akan memperoleh keuntungan dari biaya-
biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan
lawan yang diberikan. Bank juga akan
meningkatkan kredibilitasnya dimata para
nasabahnya.
Disamping memiliki tujuan bank garansi juga
memiliki sifat-sifat tertentu. Adapun sifat bank
garansi adalah hanya berlaku untuk 1 kali transaksi
yaitu sampai dengan tanggal berakhirnya jangka waktu
yang ditetapkan sesuai dengan klausa yang tercantum
dalam surat bank garansi yang bersangkutan. Bank
garansi tidak dapat diperpanjang, tetapi dapat
diajukan permohonan oleh nasabah untuk diperbaharui
atas persetujuan tertulis dari pemegang surat bank
garansi.
E. Manfaat dan Kegunaan Bank Garansi
16
Bank Garansi diterbitkan atas permintaan
nasabahnya (Applicant) yang akan digunakan untuk
keperluan beragam sesuai kebutuhan transaksi bisnis
nasabahnya.7
Manfaatnya secara umum adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sarana untuk memperlancar lalu lintas
barang dan jasa, dan meringankan Cash Flow
dll.
2. Penerima jaminan (Beneficiary) tidak akan
menderita kerugian bila pihak yang dijamin
(Applicant) melalaikan kewajiban karena
penerima jaminan (Beneficiary) akan mendapat
ganti rugi (pembayaran) dari bank.
Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh bank
dalam pelayanan jasa bank garansi adalah:
1. Penerimaan berupa biaya administrasi
(provisi/komisi) yang merupakan fee based
income bagi bank.
2. Pengendapan dana setor jaminan murah bagi bank
yang merupakan dana murah bagi bank.
7 http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-perbankan-lembaga-keuangan/pengertian-manfaat-proses-bank-garansi/
17
3. Memberikan kemudahan pelayanan bagi nasabah
sehingga nasabah menjadi loyal kepada bank
tersebut.
F. Jenis-jenis Bank Garansi
Dalam praktiknya bank garansi yang diterbitkan
oleh bank memiliki beberapa jenis. Jenis bank garansi
dibuat berdasarkan tujuannya antara lain8:
1. Bank garansi untuk penangguhan bea masuk.
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada
kantor bea masuk cukai untuk kepentingan
pemilik barang guna penangguhan pembayaran bea
masuk atau barang yang dikeluarkan oleh
pelabuhan.
2. Bank garansi untuk pita cukai tembakau.
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada
kantor bea cukai untuk kepentingan yang
dijamin (pengusaha pabrik rokok) guna
penangguhan pembayaran pita cukai tembakau
8 Ibid, hlm 200.
18
atas rokok-rokok yang akan dikeluarkan dari
pabrik untuk peredaran.
3. Bank garansi untuk tender dalam negeri.
Yaitu bank garansi yang diberikan kepada
bouwheer (yang memberi pekerjaan) untuk
kepentingan kontraktor/leveransir yang akan
mengikuti tender dalam negeri.
4. Bank garansi untuk pelaksanaan pekerjaan.
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada
bouwheer untuk kepentingan kontraktor guna
menjamin pelaksanaan pekerjaan yang diterima
dari bouwheer.
5. Bank garansi untuk uang muka pekerjaan.
Merupakan bank garansi yang diiberikan kepada
bouwheer untuk kepentingan kontraktor untuk
menerima pembayaran uang muka dari yang
memberikan pekerjaan.
6. Bank garansi untuk tender luar negeri.
Merupakan bank garansi yang diberikan untuk
kepentingan kontraktor yang akan mengikuti
tender pemborong yang mana bouwheer adalah
pihak luar negeri. Bank garansi untuk menjamin
19
kontraktor/eksportir Indonesia yang turut
tender/melaksanakan kontrak.
7. Bank garansi untuk perdagangan.
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada
agen atau dealer perdagangan atau depot-depot
perdagangan.
8. Bank garansi untuk penyerahan barang.
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada
nasabah yang akan melakukan penyerahan barang,
baik yang dibiayai oleh bank ataupun tidak.
9. Bank garansi untuk mendapatkan keterangan
pemasukan barang, bank garansi yang diberikan
untuk pengeluaran barang yang L/C nya belum
dibayar penuh oleh importir.
G. Biaya-biaya yang dikeluarkan
Selanjutnya setiap transaksi yang berkaitan
dengan bank garansi akan dikenakan biaya. Biaya-biaya
yang dikenakan kepada nasabah yang mengajukan
permohonan bank garansi merupakan balas jasa atau
20
pendapatan bagi bank. Biaya-biaya ini merupakan
kompensasi dari resiko yang akan dihadapi bank yang
mungkin akan terjadi dikemudian hari. Biaya-biaya
dimaksud adalah9:
1. Biaya Provisi
Merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar
oleh terjamin kepada bank sebagai balas jasa
untuk pemberian bank garansi. Besarnya provisi
ditetapkan berdasarkan tujuan penggunaan bank
garansi dan ditetapkan berdasarkan tujuan
penggunaan bank garansi dan ditetapkan
berdasarkan presentase. Pemerintah melalui
Bank Indonesia menetapkan besarnya provisi
bank garansi secara umum tanpa membedakan
tujuan penggunaan garansi bank.
Contoh:
Jumlah bank garansi Rp.100.000.000
Jangka waktu 3 bulan
Provisi ditetapkan 1% setahun
Maka besarnya biaya provisi dapat dihitung
sebagai berikut:
3/12 x 1% x Rp.100.000.000= Rp. 250.000
2. Biaya administrasi
9 Ibid.,
21
Merupakan biaya yang lazim dipungut
berhubungan untuk pelaksanaan administrasi.
Jumlah yang dikenakan terhadap terjamin
tergantung bank masing-masing.
3. Bea materai
Merupakan biaya materai yang dilekatkan pada
surat perjanjian bank garansi yang
ditandatangani oleh bank dan pihak yang
bersangkutan.
H. Jaminan Lawan
Disamping biaya yang dikenakan terhadap
nasabahnya, permohonan bank garansi juga harus
disertai jaminan lawan yang sepadan. Jaminan lawan
yang akan diberikan oleh nasabah kepada bank sebagai
jaminan terhadap resiko yang mungkin timbul
dikemudian hari. Dalam menentukan besarnya jaminan
pihak bank selalu berpedoman pada ketentuan bank
sentral dan kelaziman yang berlaku didunia perbankan.
Oleh karena itu bank garansi mengandung suatu
tingkatan resiko, maka pertimbangan tentang resiko
ini perlu diperhatikan. Pihak pemohon dituntut untuk
menyediakan jaminan lawan atau disebut counter guarante.
22
Adapun bentuk jaminan lawan yang diberikan
antara lain dapat berupa:
1. Uang tunai
2. Giro atau tabungan yang dibekukan
3. Sertifikat deposito
4. Surat-surat berharga, seperti saham dan
obligasi
5. Sertifikat tanah
6. Dan jaminan lawan lainnya.
Setelah semua persyaratan dipenuhi maka bank
akan menerbitkan surat garansi bank yang kemudian
akan diberikan kepada nasabah pemohon (terjamin).
Selanjutnya terjamin menandatangani surat perjanjian
garansi bank serta membayar lunas biaya-biaya yang
telah ditetapkan.
Surat garansi yang diterbitkan oleh bank
hendaknya memuat hal-hal minimal sebagai berikut10:
a. Judul garansi bank atas bank garansi
b. Nama dan alamat bank pemberi bank garansi
c. Nama dan alamat terjamin
10 Ibid, hlm 203
23
d. Nama dan alamat penerima jaminan
e. Macam transaksi antara penjamin dan penerima
jaminan
f. Tanggal penerbitan surat bank garansi
g. Jumlah uang yang dijaminkan oleh bank
h. Batas waktu untuk mengajukan claim kepada bank
i. Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi
pembayaran hingga suatu jumlah tertentu dengan
terlebih dulu menyita dan menjual lebih dulu
benda-benda milik terjamin yang dijadikan
jaminan lawan.
j. Jangka waktu pembayaran oleh bank kepada
penerima jaminan terhitung saat bank menerima
tuntutan
k. Tanda tangan pihak bank pemberi garansi
Ketentuan dan syarat-syarat lainnya tidak boleh
dimuat dalam surat garansi bank antara lain:
1. Sebagai syarat berlaku bank garansi terjamin
terlebih dulu harus memenuhi syarat-syarat
tertentu.
2. Keterangan yang menyatakan bahwa bank garansi
dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak.
Disamping bank garansi biasanya nasabah juga
diminta untuk melengkapinya dengan surat referensi
24
bank. Referensi bank merupakan sejenis surat untuk
menunjukkan bahwa yang diberi referensi mempunyai
tindak tanduk baik selama menjadi nasabah bank yang
memberikan referensi bank. Referensi bank ini
diberikan kepada nasabah untuk keperluan tertentu
misalnya mengikuti tender.
Sebelum pemberian referensi ini, bank terlebih
dulu melihat catatan-catatan tentang nasabah di bank
yang bersangkutan. Nasabah pemohon referensi bank
haruslah nasabah bank tersebut. Penelitian tentang
kondisi nasabah yang memohon surat referensi bank
juga dilakukan dari sumber diluar bank itu sendiri.
Misalnya, dari catatan bank lainnya atau dari pihak
berwajib.
I. Ketentuan Menerbitkan Bank garansi
Dalam menerbitkan Garansi Bank, bank terikat oleh
suatu ketentuan-ketentuan maupun larangan-larangan
yang ditaati, antara lain :11
11 https://mediatorinvestor.wordpress.com/artikel/mengenal-bank-garansi/
25
1. Untuk melindungi serta menjamin rasa kepastian
terhadap masyarakat yang menerima Garansi Bank,
maka Garansi Bank tidak boleh memuat :
a. Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus
dipenuhi untuk berlakunya garansi bank
tersebut.
b. Ketentuan bahwa Garansi Bank boleh diubah
atau dibatalkan secara sepihak
(Revocable/Irrevocable).
2. Bank dilarang memberikan Garansi Bank untuk
kredit yang diberikan atau unuk dana yang
diterima oleh bank lain. Alasannya Garansi Bank
sesungguhnya berfungsi pokok sebagai alat untuk
memperlancar lalu lintas barang_barang dan jasa.
Larangan tersebut bertujuan melindungi
kepentingan masyarakat dan bank dalam
melaksanakan asas-asas perbankan yang sehat,
serta untuk menjaga kepercayaan terhadap bank
garansi itu sendiri karena setiap pemberian bank
garansi selalu terkandung unsure risiko.
3. Bank dilarang memberikan jaminan :
a. Dalam rupiah untuk kepentingan bukan
penduduk.
26
b. Dalam valuta asing baik untuk penduduk
maupun bukan penduduk.
4. Bank asing dilarang memberikan Garansi Bank
untuk perusahaan yang diluar Jakarta.
5. Bank Umum dan Bank Pembangunan pemerintah
dilarang memberikan Garansi Bank jangka menengah
dan panjang kepada pengusaha non pribumi dalam
rangka pengadaan barang modal. Sedangkan untuk
pengusaha pribumi harus dengan izin B.I.
Demikian juga PMA dilarang.
Dalam memberikan Garansi Bank ini, Bank juga
dikenakan pembatasan dalam hal jumlah (nilai) yang
bolah dikeluarkan. Maksimal pemberian Garansi Bank
diambil dari jumlah yang tertinggi dari perhitungan :
40% x dana pihak ketiga (giro, deposito, tabungan
dalam rupiah maupun valuta asing), atau dari 2x modal
sendiri.
Untuk satu proyek, jumlah Garansi Bank tidak
boleh melebihi 50% x modal sendiri. Untuk memperoleh
Garansi Bank, pihak pemohon juga diwajibkan
memberikan kontrak jaminan yang berupa jaminan
27
kebendaan maupun perorangan (borgbtocbt). Sebab
bagaimanapun juga bank tetap memikl resiko untuk
membayar tuntutan (Claim). Selama masa berlakunya
Garansi Bank, pada umumnya pemohon harus menyetor
sejumlah uang yang di deponir, yang lazimnya kita
sebut sebagai “setoran jaminan”. Setoran jaminan umumnya
10% x nilai Garansi Bank yang diminta. Selain itu
pemohon dikenakan provisi.
J. Perbedaan Antara Bank Garansi Dengan Kredit
Perbedaan Bank Garansi dengan pemberian kredit
yaitu :
1. Bank tidak mengeluarkan uang dalam pemberian
Bank Garansi atau biasa disebut non cash
loan artinya adalah kredit yang tidak
memungkinkan nasabah menarik dana tunai secara
langsung tanpa adanya persyaratan-persyaratan
khusus tertentu dari bank. Sebagai contoh L/C,
SKBDN, SBLC, dan Bank Garansi (BG).
2. Sedangkan dalam pemberian kredit bank
mengeluarkan uang atau biasa disebut cash
loan artinya kredit yang memungkinkan nasabah
28
menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya
persyaratan secara khusus.
Persamaan Bank Garansi dengan kredit adalah dalam hal
pengawasan.
1. Bila bank memberikan kredit, maka perlu diawasi
penggunaan kredit yang diberikan, demikian
halnya dengan Bank Garansi.
2. Bank akan mengadakan pengawasan terhadap
perusahaan terjamin (Applicant) dengan maksud agar
setiap saat bisa memperoleh gambaran kondisi
keuangan, Asset, maupun jalannya perusahaan,
tujuannya agar bank bisa membantu si Applicant
jika diperlukan, baik dalam hal Cash flow dan lain-
lain. Dalam hal tersebut si Applicant harus
mengizinkan bank yang bersangkutan untuk
melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas
administrasi dan pembukuannya. Si Nasabah atau
si terjamin wajib memberikan keterangan-
keterangan tentang keuangan jika dibutuhkan oleh
Bank Penjamin.
29
Transaksi Bank Garansi biasa juga disebut
transaksi off balance sheet artinya diluar neraca karena
transaksi ini belum secara langsung membawa perubahan
terhadap posisi Aktiva maupun pasiva neraca, akan
tetapi baru menimbulkan suatu Komitment atau kontijensi. Di
dalam persamaan akuntansi belum dilakukan posting ke
dalam perkiraan-perkiraan neraca, tetapi hanya
dicatat secara administratif. Kontijensi adalah situasi
hasil akhir berupa keuntungan atau kerugian yang baru
dapat dikonfirmasikan setelah terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa yang akan datang.
Kesimpulannya baik komitment maupun kontijensi akan
menimbulkan tagihan dan kewajiban pada waktu yang
akan datang.12
K. Bank Garansi Dalam Valuta Asing
Bank Devisa juga mengeluarkan Bank Garansi dalam
transaksi perdagangan luar negeri, berupa Bank
12 https://mediatorinvestor.wordpress.com/artikel/mengenal-bank-garansi/
30
Garansi dalam valuta asing. Bank Indonesia telah
menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Bank devisa pemerintah diperkenankan memberikan
Bank Garansi dalam valuta asing kepada
konsultan, kontraktor, dan eksportir
Indonesia sehubungan dengan tender dan
pelaksanaan kontrak di Negara lain.
2. Bank Garansi dalam valuta asing hanya diberikan
untuk memenuhi persyaratan sebagai Bid bond, Advance
payment guarantee, dan Performance bond.
3. Bank Garansi dalam valuta asing diberikan untuk
kepentingan peserta tender di luar negeri yang
diadakan oleh pihak-pihak di Indonesia dalam
rangka project aid dan pembelian-pembelian
pemerintah non-project aid atas permintaan dan
tanggungan bank di luar negeri yang bonafide.
4. Bank Garansi dalam valuta asing diberikan untuk
kepentingan kontraktor dalam negeri yang
mengikuti tender dan melaksanakan pembangunan
proyek yang dibiayai dengan dana bantuan luar
negeri atau dana sendiri.
31
Counter Guarantee untuk Bank Garansi dalam valuta asing,
khusus untuk konsultan yang Bonafide, diatur sebagai
berikut :
1. Persyaratan mengenai uang jaminan yang harus
dibekukan, tidak merupakan hal yang mutlak, akan
tetapi disesuaikan dengan kemungkinan terjadinya
resiko.
2. Besarnya jaminan lawan (Counter guarantee) yang
harus diserahkan oleh konsultan yang
bersangkutan tergantung kepada besarnya risiko
kemungkinan timbul menurut penilaian bank,
dengan demikian Counter Guarantee itu dapat berupa
materiil maupun immateriil.
L. Berakhirnya Bank Garansi
Bank garansi juga memiliki masa berlaku. Pada
umumnya masa berlaku bank garansi sampai dengan
tanggal jatuh tempo, apabilapada tanggal jatuh tempo
dan tidak diperpanjang, maka secara otomatis bank
garansi tersebut sudah tidak berlaku lagi (expired).
Secara umum bank garansi akan berakhir apabila :13
13 http://tonybestthinker.blogspot.com/2015/01/bank-garansi.html?m=1
32
1. Kewajiban telah terpenuhi atau pekerjaan telah
selesai.
2. Bank garansi telah jatuh tempo.
3. Pihak ketiga telah mengembalikan bank garansi.
4. Pihak ketiga melepaskan hak klaimnya.
Di dalam surat edaran Bank Indonesia No. SE
11/11, tanggal 28 maret 1979 kepada Bank-bank Umum,
Bank-bank Pembangunan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Indonesia, pemberian jaminan oleh lembaga keuangan
non bank telah ditentukan berakhirnya bank garansi.
Dalam surat edaran tersebut ditentukan 2 cara
berakhirnya bank garansi, yaitu :
1. Perjanjian pokok
2. Berakhirnya garansi bank sebagaimana yang
ditetapkan dalam garansi bank yang
bersangkutan.
Garansi bank telah ditentukan oleh bank, yaitu
mulaiberlakunya garansi dan berakhirnya garansi.
Misalnya mulai garansi dari tanggal 30 November 2013
sampai dengan 30 November 2014. Dengan erakhirnya
jangka waktu tersebut, maka berakhirlah bank garansi
yang dibuat oleh bank penjamin.
Namun, bank garansi ini juga bisa diperpanjang
agar menjamin keamanannya, jika merasa perlu untuk
33
memperpanjang bank garansi, maka nasabah akan
mengajukan permohonan perpanjang kafalah tersebut
kepada bank dengan melampirkan kontrak baru antara
nasabah dan pemilik proyek.
M. Kelebihan dan Kekurangan Bank Garansi
Kelebihan bank garansi adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi resiko cedera janji (wanprestasi)
bagi penerima bank garansi.
2. Memperlancar transaksi bisnis bagi pemohon
bank garansi.
3. Jaminan dikeluarkan oleh institute lembaga
keuangan yang kredibel dan dapat dipercaya,
yaitu bank.
4. Bagi bank, dari penerbitan bank garansi
tersebut, pihak bank memperoleh pendapatan
dari provisi, biaya administrasi, serta bunga
yang dikenakan.
5. Bagi pihak bank juga bisa meningkatkan citra
positif bank.
6. Bagi pihak terjamin, bank garansi berfungsi
sebagai sarana pendapatan jaminan kepercayaan
bahwa ia akan melaksanakan prestasi sesuai
dengan yang telah diperjanjikan.
34
7. Bagi pihak penerima jaminan, bank garansi
berfungsi sebagai suatu jaminan untuk
terlaksananyasuatu prestasi yang telah
diperjanjikan.
Kekurangan bank garansi adalah setiap bank
garansi harus selalu mengundang unsure resiko.
N. Analisis Praktek Bank Garansi di Perbankan
1. Perbankan Konvensional
Memang di dalam bank konvensional, bank garansi
selain memberikan kepercayaan kepada pihak
penjamin, bank juga semakin mendapat kepercayaan
dari masyarakat akan kredibilitasnya. Selain
itu, bank penerbit juga mendapat keuntungan atau
profit dari provisi, biaya administrasi dan
bunga. Artinya bank garansi dalam bank
konvensional mengandung unsur riba.14
2. Perbankan Syariah
14 http://tonybestthinker.blogspot.com/2015/01/bank-garansi.html?m=1
35
Kalau di bank konvensional profit atau
pendapatannya dari provisi, biaya administrasi
dan bunga. Maka di bank syariah profitnya berupa
provisi, biaya administrasi dan bagi hasil.
Namun pada kenyataannya bagi hasil tidak
berdasarkan pembagian keuntungan , namun berupa
persen tetap. Apakah untung banyak atau sedikit,
tetap pakai persenan tetap (mirip bunga).
Sehingga memang bagi hasil hanya di akad saja.
Ini yang menjadi problem di sebagaian perbankan
syariah, akadnya syar’I namun prakteknya tetap
sistem bunga.
Implementasi bank garansi diperbankan baik
konvensiaonal maupun syariah adalah menawarkan produk
penjaminan untuk nasabah dalam berbagai hal. Walaupun
keduanya tetap memperolehkeuntungan dari fee, namun
kalau bank konvensional profitnya dari provisi, biaya
administrasi dan bunga, sedangkan bank syariah
profitnya dri provisi, biaya administrasi dan bagi
hasil.
BAB III
36
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang
diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik
perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya
dalam bentuk surat jaminan. Di Bank Syariah Bank
garansi disebut ‘Al Kafalah’ yang artinya bank memberi
bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan proyek.
Pihak yang dijamin (Applicant) menyetor sejumlah uang
dengan prinsip ‘Al Wadiah’.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pemberian fasilitas bank garansi adalah sebagai
berikut : Pihak penjamin (bank), Pihak terjamin
(nasabah), dan Pihak penerima jaminan atau Bouwheer
(pihak ketiga).
Macam-macam Bank Garansi: Bank garansi untuk
penangguhan bea masuk,Bank garansi untuk pita cukai
tembakau,Bank garansi untuk tender dalam negeri,Bank
garansi untuk pelaksanaan pekerjaan,Bank garansi
untuk uang muka pekerjaan,Bank garansi untuk tender
luar negeri,Bank garansi untuk perdagangan,Bank
garansi untuk penyerahan barang.
37
Implementasi bank garansi diperbankan baik
konvensiaonal maupun syariah adalah menawarkan produk
penjaminan untuk nasabah dalam berbagai hal. Walaupun
keduanya tetap memperolehkeuntungan dari fee, namun
kalau bank konvensional profitnya dari provisi, biaya
administrasi dan bunga, sedangkan bank syariah
profitnya dri provisi, biaya administrasi dan bagi
hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008.
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-perbankan-lembaga-
keuangan/pengertian-manfaat-proses-bank-garansi/
http://artikelekis.blogspot.com/2013/12/bank-garansi-syariah.html
https://mediatorinvestor.wordpress.com/artikel/
mengenal-bank-garansi/
38
http://perusahaan.web.id/definisi/pengertian-bank-
garansi-dan-fungsinya/
http://tonybestthinker.blogspot.com/2015/01/bank-
garansi.html?m=1
39