Teknik dasar mikrobiologi
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Teknik dasar mikrobiologi
ACARA II
DASAR – DASAR TEKNIK MIKROBIOLOGI
A. TUJUAN
1. Mempelajari cara pembuatan media dan syarat-syarat
yang dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan
mikroba.
2. Mempelajari macam-macam teknik sterilisasi.
3. Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara
aseptik.
4. Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman
mikroba.
5. Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk
pengecatan/pewarnaan bakteri.
6. Mengenal bermacam-macam mikroba di alam.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Studi dari mikrobiologi bergantung pada kemammpuan
mikroorganisme untuk tumbuh dan bertahan hidup di
laboratorium, dan ini dapat terjadi jika mikroorganisme
tersebut hidup di media yang tepat. Sebuah media kultur
adalah media yang berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk pertumbuhan, perpindahan, dan
perkembangbiakan mikroorganisme. Agar efektif, sebuah
media harus mengandung segala nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk tumbuh (Willey, Sherwood, dan
Woolverton, 2008).
Kebanyakan dari bakteri heterotrof dan jamur,
seperti pada oercobaan dalam laboratorium sehari-hari,
tumbuh pada media kompleks yang tersusun dari nutrisi
termasuk ekstrak khamir, daging, atau tumbuhan atau
sumber lain. Dalam media kompleks, energi, nitrogen, dan
sulfur dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh. Jika media
kompleks berbentuk cairan maka disebut media Nutrient Broth.
Sedangkan ketika ditambah agar, maka disebut media Nutrient
Agar (Tortora, Funke, dan Case, 2010).
Agar merupakan ekstrak polisakarida yang berasal
dari alga, digunakan untuk mengeraskan kultur media cair.
Agar akan tetap dalam bentuk cair sebelum didinginkan
pada suhu di bawah 45⁰C. Agar bersifat tembus cahaya,
memungkinkan koloni menempel pada media solid, dan
memudahkan kita untuk melakukan pengamatan (Tortora,
Funke, dan Case, 2010).
Tabung reaksi dan cawan petri adalah tempat menanam
mikroorganisme. Dalam keadaan cair, media padat dapat
ditempatkan dalam tabung reaksi atau agar juga bisa
ditempatkan dalam tabung reaksi. Dan ketika media nya
padat ditempatkan dalam cawan petri (Cappucino dan
Sherman, 2011).
Kultur murni bakteri dapat dipersiapkan dalam
beberapa cara, yaitu:
Streak Plate Method, pada teknik ini, sel mikroba
diletakkan di pinggir cawan petri bermedua agar
dengan jarum ose, dan kemudian digoreskan pada
permukaan dalam satu model tertentu. Setelah itu,
dilakukan penggoresan dalam bentuk dan corak yang
lain dalam beberapa sektor. Cara ini untuk
mendapatkan koloni yang terpisah.
Spread Plate Method, merupakan campuran berisi 30-
300 mikroba dalam volume kecil dituang ke tenah
media agar dalam cawan petri dan disebar di
permukaan. Mikroba ini akan berkembang menjadi
koloni terpisah.
Pour Plate Method, metode ini digunakan untuk
bakteri, archae dan jamur. Suatu sample mikroba
dalam volume kecil dicapur dengan cairan agar yang
bersuhu 45⁰C. Kemudian ditunag ke cawan petri.
Mikroba kemudian akan memadat pada agar untuk
membentuk suatu koloni (Willey, Sheerwood, dan
Woolverton, 2008).
C. DASAR TEORI
Mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang di media
yang tepat dengan nutrisi-nutrisi yang cukup. Media
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu media padat dan media
cair. Media tersebut harus sama dengan lingkungan
hidupnya di alam dan memiliki cukup nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroba sehingga mikroba dapat
berkembang. Mikroorganisme membutuhkan ekstrak khamir,
daging, atau tumbuhan yang mengandung protein untuk
pertumbuhannya.
Hanya sedikit mikroorganisme yang dapat mengolah
langsung protein dikarenakan protein merupakan salah satu
molekul besar. Asam atau enzim yang terdapat dalam
mikroorganisme dapat merombak protein ke rantai asam
amino yang lebih sederhana yaitu pepton. Kemudia bakteri
akan mencerna pepton tersebut. Media Nutrient Broth
merupakan media berbentuk cair. Sedangkan Nutrien Agar
adalah media berbentuk padat karena adanya penambahan
agar.
Untuk memadatkan kultur media cair diperlukan agar
yang mengandung ekstrak polisakarida yang berasal dari
alga. Media agar berbeda debgab gelatin. Pada media agar,
kemampuan bakteria untuk mendegradasi sangat kecil
sehingga tidak akan rusak pada temperatur yang tinggi.
Agar akan mulai mengeras pada suhu di bawah 45⁰C, dan
akan berbentuk cair ketika suhunya di atas 45⁰C.
Pada suhu yang terlalu tinggi, nutrisi yang
terkandung dalam agar akan mengalami kerusakan. Untuk
mengatasinya dapat dilakukan dengan menambah nutrisi pada
suhu yang rendah sebelum agar mengeras. Jika agar
dipanaskan pada suhu di atas 45⁰C, maka agar akan berubah
wujud menjadi cair.
Hal ini berbeda dengan gelatin yang dapat mencair
pada suhu 37⁰C. Pada suhu ruangan, agar akan tetap
menjadi padat sehingga mikroba yang telah ditanam dapat
tumbuh dan koloni dapat menempel pada media agar. Karena
agar bersifat bening dan tembus cahaya, maka pengamatan
dapat dilakukan dengan mudah.
Untuk memindahkan kultur murni bakteri, dapat
dilakukan dengan beberapa metode, antara lain Streak
Plate Method atau metode gores, Spread Plate Method atau
metode sebar/tebar, dan Pour Plate Method atau metode
tabur.
Metode streak dilakukan agar koloni mikroorganisme
yang terisolasi dapat terpisah dan menjadi koloni
tunggal. Untuk membuat koloni tunggal digunakan jarum ose
untuk membuat goresan di permukaan media padat yang sudah
terbagi dalam kuadran-kuadran.
Metode spread dilakukan dengan pengenceran biakan
kultur. Hal ini bertujuan untuk memisahkan koloni.
Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga
akhirnya mengandung 30-300 koloni dari satu pengenceran.
Metode pour dilakukan dengan mencampurkan kultur
murni mikroba dengan media agar yang bersuhu 45⁰C-50⁰C
lalu di pindah ke cawan petri dan sedikit digoyang.
Sebelum melakukan percobaan, alat-alat yang akan
digunakan harus terbebas dari segala bentuk kehidupan.
Untuk itu perlu dilakukan proses sterilisasi. Sterilisasi
merupakan usaha untuk dapat membebaskan alat-alat atau
bahan dari segala bentuk kehidupan.
Ada beberapa cara untuk melakukan proses
sterilisasi, antara lain sterilisasi dengan menggunakan
panas, yang terdiri dari panas kering, pemijaran, panas
lembab, dan panas basah. Sterilisasi dengan menggunakan
panas basah dapat membunuh mikroorganisme karena panas
basah dapat menyebabkan denaturasi protein pada bakteri
sehingga bakteri mati. Alat yang digunakan untuk
pemanasan basah yaitu autoklaf.
Sterilisasi dengan menggunakan radiasi sinar UV
dapat mengurangi mikroba di udara. Selain itu sterilisasi
juga dapat dilakukan dengan proses penyaringan. Lubang
saringan yang digunakan sebesar 0,22 μm. Tetapi
penyaringan ini tidak bisa dilakukan pad abahan dengan
vokume yang lebih besar dari 500 mL karena jika volume
bahan melebihi 500 mL dapat menyebabkan proses
sterilisasi dengan penyaringan menjadi lebih tidak
efektif.
Sterilisasi secara kimiawi dilakukan dengan
menggunakan bahan kimia, seperti etanol 70% dan fenol.
Alat-alat kecil yang berbahan dasar kaca dicelupkan ke
dalam etanol 70% atau fenol kemudian dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan.
D. SKEMA KERJA
1. Media dan Cara Pembuatan Media
Alat dan Bahan :
- Media Nutrien Agar (NA) (Oxoid)
- Media Nutrien Broth (NB) (Oxoid)
- Aqua Dest
- Cawan Petri
- Tabung reaksi
- Batang pengaduk, pipet volume, erlenmeyer,
penangas/elemen pemanas
Skema Kerja :
Media NA (Oxoid) dan NB (Oxoid) ditimbang sesuai prosedur
di kemasan. (Catatan : 50 mL media NA di buat untuk
setiap kelompok kecil praktikum dan 50 mL media NB untuk
satu golongan praktikum). Media ditimbang teliti dan
cepat kemudian serbuk media dimasukkan secara hati-hati
kedalam erlenmeyer.
Aquadest ditambahkan dan diaduk sampai merata dengan
batang pengaduk.
Media dipanaskan dengan hati-hati menggunakan
penangas/elemen pemanas samapai media tercampur homogen
(ditunjukkan dengan warna kuning).
Sebelum diautoklaf, media NA dituang dengan volum
tertentu dengan pipet volume : 5 mL kedalam tabung reaksi
untuk NA miring, 10 mL kedalam tabung reaksi untuk NA
tegak, 15 mL untuk NA dalam cawan petri untuk percobaan
4b (metode isolasi pourplate), sisanya utuk NA daam cawan
petri untuk percobaan 6 (pengenalan mikroba alam).
Tabung reaksi reaksi ditutup dengan penutup tabung tapi
jangan terlalu rapat.
Sebelum diautoklaf, NB dituang kedalam tabung reaksi
untuk 6 kelompok praktikum dalam satu golongan, masing-
masing tabung reaksi berisi 8 mL. Tabung reaksi ditutup
dengan kapas atau penutup tabung tapi jangan terlalu
rapat.
Seluruh media dalam tabung reaksi dengan autoklaf selama
15 menit, tekanan 1 atm dengan suhu 121C
Setalah diautoklaf : media NA 10 mL dalam tabung reaksi
diletakkan tegak pada rak tabung dan dibiarkan memadat,
media NA 5 mL diinkubasi miring dan dibiarkan memadat
(untuk pecobaan 6 : pengenalan mikoba di alam). Media NA
15 mL dibiarkan samai suhu 45-50C (untuk percobaan 4b :
metode isolasi pourplate)
Media NB didalam tabung reaksi dibiarkan dingin
2. Teknik – Teknik Pemindahan Kultur Mikroba
Alat dan Bahan :
- Media NA miring dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
- Media NA tegak dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
- Media nutrien cair atau NB dalam tabung reaksi (hasil
percobaan 1)
- Jarum ose
- Jarum inokulasi
- Kultur murni bakteri
- Lampu bunsen
- Vortex mixer
Skema Kerja :
Disiapkan media NA dan NB dari hasil percobaan 1 ( media
NA miring, media NA tegak dan media NB cair )
Longgarkan tutup dari masing-masing tabung reaksi yang
berisi media
Pegang tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri
E. Coli di tangan kiri
Jarum ose di pegang di tangan kanan dan di bakar di atas
nyala lampu bunsen hingga kawat memijar
Ose di pegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk,
gunakan jari kelingking untuk membuka semua tabung reaksi
Panaskan mulut tabung reaksi, masukkan jarum ose dan
ambil 1 ose biakan bakteri
Panaskan kembali mulut tabung dan tutup tabung reaksi
kembali
Ambil tabung reaksi yang akan diinokulasi dengan tangan
kiri, dengan cara yang sama buka tutup tabung reaksi dan
panaskan mulut tabung
Inokulasikan biakan bakteri pada tabung reaksi inokulasi
dengan cara goresan zigzag pada permukaan NA miring
Panaskan mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi
kembali, kemudian panaskan ose
Beri label dan tanggal percobaan, nama bakteri, teknik
pemindahan, dan nama kelompok
Lakukan dengan cara yang sama untuk media nutrien cair
menggunakan jarum ose dan media agar tegak secara tusukan
tegak lurus menggunakan jarum inokulasi
Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati
pertumbuhannya
3. Teknik-Teknik Isolasi atau Penanaman Mikroba
a. Spread PlateMethod (Cara Tebar/Sebar)
Alat dan Bahan :
- Spreader/batang bengkok/batang Drigalsky
- Pipet volume, lampu bunsen
- Media NA dalam cawan petri
- Kultur murni bakteri
- Larutan pengencer (BPW atau NaCl fisiologis 0,9%)
Skema Kerja :
Pengenceran - dibuat dari kultur murni bakteri
dengan larutan pengencer.
Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri
diambil, dibuka, dan dibakar bagian leher tabungnya.
0,1 mL kultur bakteri secara aseptis dipindahkan ke
permukaan media NA dalam cawan petri
Spreader yang telah di celupkan ke alkohol dibakar dan
dibiarkan dingin
Kultur bakteri disebarkan/ditebarkan dengan spreader
secara merata dan dibiarkan sampai permukaan agak
mengering
Setelah permukaan agak mengerng, diinubasikan secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati
pertumbuhannya
Pertumbuhan dari tiap-tiap pegenceran dibandingkan dan
dibandingkan dengan hasil teknik spreadplate pada percobaan
2 (sterilisasi secara filtrasi)
b. Pour PlateMethod (Cara Tabur)
Alat dan Bahan :
- Media NA dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
- Cawan petri steril
- Kultur murni bakteri
- Pipet volume, lampu bunsen
Skema Kerja :
Media NA dalam tabung reaksi didinginkan sampai suhu
45-50C (ciri: terasa hangat dikulit/tidak “kemranyas”)
Tutup tabung yang berisi kultur bakteri murni dibuka dan
dibakar bagian leher botolnya
1 mL kultur bakteri dipindahkan kedalam tabung reaksi
yang mengandug NA secara aseptis
Leher tabung dipanaskan di atas bunsen dan tuangkan NA
yang telah mengandung kultur murni bakteri kedalam cawan
petri
Goyangkan secara perlahan untuk mencampur kultur bakteri
dengan NA sampai homogen
Setelah agar memadat, diinkubasi terbalik pada suhu kamar
selama 24 jam. Dan di amati pertumbuhannya
c. Streak Plate Method (Cara Gores)
Alat dan Bahan :
Skema Kerja :
Jarum ose dipanaskan hingga memijar di atas bunsen,
kemudian didinginkan
Setelah dngin, digoreskan pada permukaan media agar dalam
cawan petri
Ambil 1 ose kultur murni bakteri dan goreskan pada
permukaan medi agar dimulai pada satu ujung
Ose dipijarkan terlebih dahulu dan biarkan dingin sebelum
menggoreskan ose pada kuadran berikutnya
Diinkubasi secara terbalik pada suhu kamar 24 jam dan di
amati pertumbuhannya
4. Pembuatan Pulasan Bakteri
Alat dan Bahan :
- Gelas Benda
- Jarum Ose
- Lampu Bunsen
- Label Preparat
- Aqua Dest Steril
- Kultur Murni Baktei
- Penjepit gelas Benda
Skema Kerja :
Labellah gelas benda yang kering dan bersih,sterilkan
jarum ose dengan memijarkan pada nyala bunsen dan
dinginkan
Untuk kultur yang berbentuk cair, ambillah 1 ose penuh
dan letakkan ditengah-tengah gelas benda dan ratakan
seluas 1 cm2
Untuk kultur yang di dalam medium padat, ambillah jarum
ose satu bagian kecil kultur dan letakkan ditengah gelas
benda yang sebelumnya diberi aquades steril dan ratakan
Dibiarkan kering dengan mengangin-anginkan gelas benda
Pulasan bakteri difiksasi dengan melewatkan diatas nyala
bunsen
Pulasan bakteri siap diwarnai
5. Pengenalan Mikrobia Di alam
Alat dan Bahan :
- Media NA dalam cawan petri
- Aquades steril
- Cotton bud
- Spidol
Skema kerja :
Bagi cawan NA kedalam 4 bagian
Basahi cotton bud dengan air, usap permukaan lantai
( bagian 1 ) dan diinokulasikan pada cawan petri
Pada bagian ke-2, ke-3, ke-4 cawan petri, basahi cotton
bud yang lain dan diinokulasikan pada tempat-tempat
sekitar ( ketiak, telapak kaki, dan rambut ) yang mungkin
terdapat mikroba
Diinkubasi secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam
pada suhu kamar mandi dan amati pertumbuhan mikrobanya
E. HASIL PENGAMATAN
1. NB steril
media
Ket : media berwarna jernih
dan tidak keruh
2. NB tidak steril
media
Ket : media berwarna
keruh
3. NA tegak
Ket: struktur dan morfologi
bakteri villous :
bentuk pendek, tebal,
dan permukaannya
seperti rambut.
4. NA miring
mikroba
media
media
Ket : Bentuknya Effuse
pertumbuhan tipis
biasanya merata
5. Pour plate
Ket : bakteri tumbuh di
semua media diantaranya
bagian tengah,
6. 15 mL Spread plate
Ket: koloni bakteri bulat
cukup besar dan
tersebar merata.
7. 15 mL Spread plate
Ket: koloni bakteri bulat
kecil dan tersebar
merata pada media dan
sebagian media tertutup
selaput bakteri.
8. 15 mL media NA Spread
plate
Ket : koloni bakteri
berbentuk bulat halus.
Tersebar pada media.
mikroba
media
mikroba
mikrob
media
mikroba
media
media
mikroba
Dan media tidak tertup
selaput bakteri.
9. 15 mL media NA Spread
plate
Ket : koloni terpisah,
berbentuk bulat tipis.
Ukuran koloni bakteri
lebih kecil dan
penyebarannya lebih
rapat.
10. 15 mL Spread plate
Ket : koloni bakteri
berbentuk bulat sedang
dan tersebar
dipermukaan media.
11. 15 mL Spread plate
Ket : koloni terpisah,
bakteri tidak begitu
berbentuk.pertumbuhan
bakteri paling banyak
terlihat ditengah.
12. Streak plate
Ket : koloni bakteri
pada kuadran 1 lebih banyak
dari kuadran 2 dan 3.
Media
Mikroba
mikrobamedia
mikroba
media
media
13. 20 mL Mikroba di alam
Ket : pada kuadran
ranmbut dan ketiak
bentuk koloni tidak
terlihat jelas, hanya
terlihat sedikit
bentuk bulat kecil.
Pada kuadran lantai
koloni terbentuk
cukup banyak dan
menumpuk pada bagian
tertentu. Pada
kuadran kaki terdapat
serabut tipis yang
tidak begitu jelas.
F. PEMBAHASAN
1. Media dan Cara Pembuatan Media
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari cara pembuatan
media dan syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media unruk
pertumbuhan mikroba. Media adalah suatu bahan yang mengandung
campuran nutrisi, vitamin, dan lain-lain yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi
bakteri, dan pembiakan bakteri yang sedang dikembangkan.
Media yang digunakan untuk penanaman mikroba harus baik
yaitu harus steril dan tidak mengandung kontaminan yang akan
mengkontaminasi mikroba yang hendak ditanam, suhu media harus
sesuai dengan lingkungan hidup mikroba, derajat keasamanan
atau pH netral atau sedikit basa. Media dibagi menjadi dua
jenis berdasarkan komposisi kimianya yaitu media sintetik dan
media non sintetik (kompleks). Media sintetik adalah media
yang struktur kimianya diketahui dengan pasti yang biasa
Mikroba di
Mikroba di
Mikroba di
mikroba di rambut
media
mikro
digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba
sedangkan media non sintetik adalah media yang susunan
kimianya tidak dapat diketahui dengan pasti dan digunakan
untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba.
Pada praktikum ini dibuat dua macam media, yaitu media
semisolid Nutrien Agar (NA) dan media cair Nutrien Broth).
Media NA disebut semisolid karena berbentuk padat yang bisa
dicairkan.
Dalam pembuatan media perlu diperhatikan label petunjuk yang
terdapat pada kemasan media. Untuk membuat media NA sebanyak
satu liter diperlukan 28 gram NA. Maka perhitungan untuk
pembuatan media NA sebanyak 100 mL adalah :
Setelah media NA ditimbang sebanyak 2,8 gram dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan 100 mL aquades dan diaduk
dengan stirrer sambil dipanaskan. Kecepatan stirrer perlu
disesuaikan dengan ukuran erlenmeyer yang digunakan. Jika
erlenmeyer yang digunakan berukuran tidak terlalu besar
kecepatan stirrer tidak terlalu cepat agar media tidak meluap
dan tumpah yang akan mengurangi media yang dibutuhkan. Media
ditunggu sampai warnanya berubah dari kuning keruh menjadi
kuning jernih. Media NA dibagi menjadi beberapa volume dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, 10 mL untuk NA tegak, 5 mL
untuk NA miring, dan 15 mL untuk NA yang digunakan untuk pour
plate, dan sisanya dibiarkan di dalam erlenmeyer untuk
percobaan selanjutnya.
Media NA digunakan untuk melihat morfologi bakteri dan
sebagai sumber makanan mikroba yang ditanam. NA tegak
bertujuan untuk mengetahui arah pertumbuhan bakteri. NA miring
dilakukan dengan 2 macam goresan sesuai dengan keperluan. Jika
akan mengamati bentuk koloni bakteri dilakukan penggoresan
lurus pada NA miring, jika untuk stok bakteri digoreskan
secara zig-zag karena mempunyai permukaan yang besar. Media NA
mengandung ekstrak daging, pepton dan gelling agent
(Tortora,2010).
Untuk membuat media NB sebanyak satu liter diperlukan media
NB sebanyak 13 gram. Maka perhitungan untuk membuat media
sebanyak 50 mL adalah : . Setelah
ditimbang sebanyak 0,65 gram dimasukkan kedalam erlenmeyer dan
ditambah aquades sebanyak 50 mL diaduk menggunakan stirrer
sampai homogen. Media NB dibagi dengan volume 8 mL sebanyak 6
tabung yang akan dibagi 2 tabung setiap meja praktikum.
Media NB mengandung eksrak yeast atau daging, pepton, dan
sodium klorida (Tortora, 2010) biasa digunakan untuk mengamati
pergerakan mikroba. Berdasarkan kebutuhan oksigen
perherakan bakteri dibagi menjadi tiga :
1. Aerob : bakteri yang membutuhkan oksigen, berada
di permukaan media
2. Fakultatif : bakteri yang pada kondisi tertentu
membutuhkan oksigen, dan pada kondisi lainnya tidak
membutuhkan oksigen, pergerakan bakteri bisa terletak di
tengah media, atas, atau bawah tergantung dengan kondisi.
3. Anaerob : bakteri yang tidak membutuhkan oksigen,
pergerakan bakteri terletak di dasar media
Setelah semua media sudah siap dan tercampur secara
homogen, media siap untuk disterilkan. Pada praktikum proses
mensterilkan menggunakan autoklaf. Semua media dalam tabung
reaksi dan erlenmeyer disusun di dalam autoklaf. Prinsip kerja
autoklaf adalah pemanasan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk mematikan mikroba pada alat dan media yang akan
digunakan. Autoklaf dilakukan selama 15 menit dengan suhu
121ºC dan tekanan 1 atm. Tabung reaksi yang dimasukkan ke
dalam autoklaf tidak boleh tertutup rapat agar uap panas yang
dihasilkan oleh autoklaf dapat masuk ke dalam tabung untuk
membunuh kontaminan dan mencegah pecahnya tabung reaksi akibat
tekanan yang terlalu tinggi.
2. Sterilisasi
Tujuan praktikum adalah untuk mengenal macam-macam teknik
sterilisasi. Dalam percobaan dilakukan dua macam sterilisasi
yaitu menggunakan panas dan sterilisasi menggunakan bahan
kimia. Sterilisasi panas dilakukan menggunakan autoklaf, uap
air bertekanan dapat mengghasilkan suhu cukup tinggi yang
dapat mematikan mikroba sehingga media dan peralatan menjadi
steril. Panas yang dihasilkan dapat merusak protein enzim dan
membrane sel mikroba sehingga terdenaturasi.
Selain autoklaf sterilisasi panas yang lainnya adalah
dengan pemijaran di atas bunsen. Alat-alat yang disterilkan
dengan cara ini adalah jarum ose, jarum inokulasi, jarum
enten, dan alat-alat lain yang terbuat dari kawat besi.
Prinsip kerja dengan cara ini adalah dengan memijarkan jarum
dari ujung sampai pangkal hingga kawat berpijar berwarna
merah. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan alat
yang bertujuan untuk memperkecil terkontaminasinya media yang
steril. Selain alat- alat jarum bunsen juga digunakan
mensterilkan ujung tabung reaksi yang berisi media dan kultur
mikroba serta lingkar ujung cawan petri.
Sterilisasi dengan bahan kimia dilakukan dengan menggunakan
etanol/ alcohol 70% . Prinsip kerja sterilisasi dengan cara
ini adalah membasahi atau menyemprotkan ke alat-alat yang
ingin di sterilkan. Selain alat kerja, etanol juga dilakukan
untuk mensterilkan wilayah kerja dan tangan praktikan sebelum
melakukan percobaan.
3. Teknik Pemindahan Mikroba Secara Aseptis
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari cara-cara
pemindahan mikroba secara aseptis. Teknik ini dilakukan untuk
meminimalisir adamua mikroorganisme lain selain mikroba yang
akan di kultur. Media yang digunakan yaitu media NA tegak, NA
miring, dan NB. Perlakuan aseptis pada saat pemindahan mikroba
meliputi beberapa hal. Jarum ose dan inokulasi dipijarkan di
atas lampu bunsen sebelum dan sesudah digunakan. Semua
kegiatan yang dikerjakan di area maksimal 20 cm dari lampu
bunsen yang disebut area steril.
Bakteri yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
bakteria Escherichia coli. Bakteri ini bersifat aerob fakultatis,
memiliki gram negative, dan berbentuk basil.
Pemindahan bakteri murni ke media NB dilakukan dengan
mencelupkan jarum ose yang berisi kultur bakteri murni ke
tabung reaksi yang berisi media NB. Tujuan pemindahan ini
untuk mengetahui pergerakan dan sifat bakteri menurut
kebutuhan oksigennya. Hasil yang diperoleh dalam praktikum
kali ini adalah bakteri tumbuh di permukaan dan tengah pada
media NB yang tidak steril dilihat dari kekeruhan media
setelah inkubasi ±18 jam yang menandakan bahwa bakteri yang di
amati merupakan bakteri fakultatif. Sedangkan untuk media NB
steril tidak begitu terlihat pertumbuhan yang terjadi.
Pemindahan kultur bakteri murni pada media NA tegak
dilakukan dengan cara menusukkan jarum inokuasi ada media NA
tegak dari atas ke bawah. Penusukan jarum inokulasi tidak
dilakukan dampai dasar tabung reaksi untuk mencegah
pertumbuhan bakteri hanya di dasar tabung dan akan susah
diamati. Hasil dari percobaan yaitu koloni bakteri berbentuk
Villous, yaitu berbentuk pendek tebal dan permukaan seperti
rambut.
Pemindahan kultur bakteri pada media miring dilakukan
dengan cara menggoreskan jarum ose ang berisi kultur bakteri
ke media NA miring secara zig-zag. Hasil percobaan adalah
effuse yaitu pertumbuhan tipis dan biasanya merata.
4. Teknik Isolasi dan Penanaman Mikroba
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik
isolasi dan penanaman mikroba. Dalam praktikum ini mengenal
adanya tiga teknik isolasi yaitu spread plate, pour plate, dan streak
plate.
1. Spread Plate
Spread plate adalah metode penanaman bakteri dengan
cara disebarkan secara merata pada permukaan media untuk
mendapatkan koloni dengan kisaran 30-300 koloni. Pada
percobaan kali ini dilakukan percobaan dengan cara
mengencerkan bakteri murni 10-1 sampai 10-6. Pengenceran
bakteri menggunakan Buffered Pepton Water (BPW) yang
merupakan larutan buffer yang dapat mempertahankan pH,
tidak menggunakan aquadest karena pH dapat berubah,
selain itu BPW mengandung pepton sebagai nutrisi yang
diperlukan oleh bakteri. Pengenceran dilakukan agar
koloni bakteri terpisah sehingga dapat diamati dengan
mudah dan dapat dilihat perbedaan antara yang pekat
dengan koloni yang tidak pekat. Cara pengenceran yaitu
dengan mengencerkan 1 mL kultur bakteri murni, kemudian
ditambahkan 9 mL BPW akan didapat 10-1. Kemudian diambil 1
mL kultur hasil pengenceran pertama dan ditambahkan
dengan 9 mL BPW yang lain untuk mendapatkan 10-2, begitu
seterusnya hingga didapat pengenceran 10-6.
Selama melakukan pengenceran dan penanaman bakteri
dilakukan secara aseptis. Berdasarkan data pengamatan
selama percobaan terdapat pertumbuhan mikroba yang tidak
sama untuk semua cawan petri. Pada cawan petri dengan
pengenceran 10-1 dan 10-2 terjadi kesalahan kerja, bakteri
yang dituang pada media sebanyak 1 mL yang seharusnya
hanya 0,1 mL, akibatnya pertumbuhan bakteri menjadi
sangat banyak dan tebal serta koloni berbentuk bulat
sedang yang tersebar di permukaan media. Pada pengenceran
10-2 sebagian besar permukaan media seperti tertutup
selaput yang tersusun dari bakteri. Sebagian kecil media
menunjukkan adanya koloni bakteri terpisah yang berbentuk
bulat dengan ukuran yang tidak terlalu kecil/ sedang.
Pada cawan petri dengan pengenceran 10-3 koloni
terpisah bakteri cukup terbentuk ditandai dengan adanya
koloni bakteri yang berbentuk bulat kecil yang banyak dan
tersebar merata di permukaan media. Begitu juga dengan
cawan petri pengenceran 10-4 koloni terpisah yang
terbentuk cukup banyak ditandai dengan terbentuk koloni
bakteri yang berbentuk bulat tipis. Ukuran koloni bakteri
lebih kecil dan penyebaraanya lebih rapat dibandingkan
dengan pengenceran 10-3.
Pada cawan petri pengenceran 10-5 koloni bakteri
terbentuk bulat sedang dan tersebar di permukaan media.
Bagian yang banyak ditumbuhi koloni bakteri adalah bagian
tepi dari media di cawan petri. Pada cawan petri dengan
pengenceran 10-6 koloni terpisah bakteri tidak begitu
terbentuk. Pertumbuhan bakteri paling banyak terlihat di
bagian tengah media yang membentuk selaput bulat. Bagian
tepi terdapat koloni bakteri yang terpisah berbentuk
bulat cukup besar.
Berdasarkan pengamatan selama percobaan, koloni
terpisah yang paling terbentuk pada media dengan
pengenceran 10-3 dan 10-4.
2. Streak plate
Prinsip isolasi dengan streak plate adalah
pemindahan kultu bakteri dengan menggoreskan ose pada
media dengan tujuan mendapatkan kultur bakteri yang
terpisah sehingga dapat mengkultur biakkan murni. Pertama
cawan petri dibagi menjadi tiga kuadran, satu kuadran di
atas berbentuk setengah lingkaran dan dua kuadran di
bawah berbentuk sepermpat lingkaran. Menggoreskan kultur
bakteri secara zig-zag dan bertahap. Tahap yang pertama
di goreskan pada kuadran I, tahap kedua di goreskan pada
kuadran II dengan sebelumnya disentuhkan pada bagian
kahir kuadran I, tahap ketiga di goreskan pada kuadran II
dengan sebelumnya digpreskan pada bagian akhir kuadran
II. Setelah di inkubasi selama ±18 jam bakteri sudah
mulai tumbuh di media. Koloni bakteri pada kuadran I
lebih banyak dari kuadran II dan III dan kuadran II lebih
banyak dari kuadran III. Didapatan koloni yang terpisah
pada bagian kuadran II dan III.
3. Pour Plate
Pour plate adalah metode isolasi kultur bakteri
dengan menuangkan 1 mL kultur bakteru murni ke media NA
yang sudah didinginkan hingga suhu 45-50ºC yang belum
memadat kemudian di homogenkan menggunakan vortex dan
dituang ke wadah cawan petri sambil digoyangkan untu
menghomogenkan kultur media. Tujuan metode ini adalah
untuk mengetahui sifat gerak bakteri yang pengaruhi oleh
kebutuhan oksigen bakteri yang akan dikulturkan.
Pada saat praktikum terdapat kesalahan pada metode
kerja kultur bakteri yang dicampurka pada media NA tidak
dihomogenkan menggunakan votex melainkan langsung dituang
dan digoyang-goyangkan pada cawan petri saja. Setelah
diinkubasikan ±18 jam bakteri tumbuh di seluruh media NA
pada cawan petri, bagian atas permukaan, tengah, dan
dasar media. Hal ini menunjukan sifat bakteri E. coli yang
dikulturkan bersifat anaerob fakultatif karena bakteri
tumbuh di bagian permukaan, tengah media, dasar media.
5. Mengenal Mikroba di Alam
Pada percobaan ini ingin membuktikan keberadaaan
mikroba di alam sekitar. Cawan petri dibagi menjadi 4
kuadran. Masing-masing kuadran akan dibiakkan mikroba
dari tempat yang berbeda. Kuadran I diambil dari kaki
salah satu praktikan, kuadran II diambil dari lantai
ruang laboratorium, kuadran III diambil dari rambut salah
satu praktikan, dan kuadran IV diambil dari ketiak salah
satu praktikan. Pengambilan mikroba diambil menggunakan
cotton bud yang telah disterilkan kemudian dicelupkan di
aquadest steril dan digoreskan di tempat yang ingin
diambil mikrobanya. Setelah mengambil bakteri dari
beberapa tempat, cotton bud di goreskan di media NA di cawan
petri dan di inkubasikan di suhu ruangan dalam keadaan
terbalik. Setelah di inkubasi selama ±18 jam terlihat
bentuk-bentuk koloni bakteri yang berbeda di tiap
kuadrannya. Pada kuadran III dan IV bentuk koloni tidak
terlihat jelas, hanya terlihat sedikit bentuk bulat kecil
pada kuadran III. Pada kuadran II bentuk koloni terlihat
jelas karena koloni yang terbentuk cukup banyak menumpuk
pada satu bagian tertentu. Pada kuadran I terlihat bentuk
koloni berserabut tipis yang tidak begitu jelas.
G. KESIMPULAN
1. Cara pembuatan media adalah dengan menimbang bahan
baku media kemudian dilarutkan dengan pelarutnya dan
dihomogenkan menggunakan hot plate magnetic stirer.
Setelah media homogen, media dibagi dalam beberapa
wadah (tabung reaksi, cawan petri) dan di autoclaf
supaya steril. Sedangkan syarat media yang baik
adalah:
i. Sesuai dengan lingkungan hidupnya (susunan
makanan, harus mengandung air, sumber karbon)
ii. pH netral, ada pula yang alkali
iii. Temperatur sesuai dan steril
iv. Mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan
mikroba (sumber energi, sumber karbon, ion
inorganik esensial, dan vitamin)
2. Secara umum, teknik sterilisasi dibagi menjadi 3,
yaitu:
i. Mekanis: pemijaran, sterilisasi uap basah,
sterilisasi kering
ii. Kimiawi: menggunakan alkohol
iii. Radiasi: menggunakan sinar UV
3. Cara kerja aseptis adalah cara kerja dalam rangka
meminimalkan kontaminan yang ikut masuk ke dalam
media penanaman. Aseptis yang dimaksud berarti tidak
semua mikroba akan mati, hanya mikroba yang menjadi
objek penelitianlah yang hidup, sedangkan molekul
lain akan diminamalkan. Pemindahan mikroba,
penanaman mikroba, dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan mikroba dilakukan dekat sumber
panas.
4. Teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba:
i. Spread plate : dengan cara tebar/sebar
ii. Streak plate : dengan cara gores
iii. Pour plate : dengan cara tabur
5. Teknik pembuatan pulasan bakteri untuk
pengecatan/pewarnaan bakteri dilakukan dengan
meletakkan mikroba di atas gelas benda kemudian
dipanaskan di atas lampu bunsen hingga kering dan
tidak boleh sampai gosong, dan mikroba siap untuk
dicat/diwarna.
6. Lingkungan alam sekitar tidak akan terlepas dari
mikroorganisme, misalnya pada lantai, ketiak,
rambut, dan kaki manusia.
H. DAFTAR PUSTAKA
Cappucino J.G. and Sherman, Natalie., 2011, Microbiology a
Laboratory Manual, 9th ed.,
Pearson Education, San Fransisco, pp. xvi, 1-3, 7-9, 13-
17, 23-25.
Tortora, J.G., Funke, B.R. and Case, C.L., 2010, Microbiology
and Introduction, 10th ed.,
Pearson Education, San Fransisco, pp. 163-165.
Willey, J.M., Sherwood, L.M., and Woolverton C.J., 2008,
Prescott, Harley, and Klein’s
Microbiology, 7th ed., McGraw-Hill, New York, pp. 114-115.
Slonczewski, J.L., Foster, J.W., and Gillen, K.M., 2009,
Microbiology an Envolving
Science, 2th ed., WW Norton & Comany, Inc., Canada, pp. 171-
173.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Dunlap P.V., and Clark, D.P.,
2009, Biology of
Microorganisms, 12th ed., Pearson Education, San Fransisco,
pp. 780-783
Willey, J.M., Sherwood, L.M., and Woolverton C.J., 2008,
Prescott’s
Microbiology, 9th ed., McGraw-Hill, New York, pp. 155-160
Yogyakarta, 11 Maret 2015
Praktikan,
Biata Munika Monica Praditya P.A.
Eva Husein Patricia Dian A.
I. MENJAWAB PERTANYAAN DISKUSI
1. Fungsi agar pada media pertumbuhan adalah sebagai
tempat pertumbuhan mikroorganisme. Agar pada media
mempunyai sumber nutrien seperti, sumber karbon,
mineral, vitamin, dan gas. Nutrien tersebut
berfungsi agar mikroba yang dikembangkan mendapat
energi yang cukup. Agar digunakan untuk memadatkan
media. Agar tidak mengalami peruraian oleh bakteri,
sehingga tidak mengganggu hasil pengamatan.
2. Cawan petri harus diinkubasikan secara terbalik
karena jika saat diinkubasikan cawan petri tidak
dibalik dan terbentuk uap air di bagian atas dalam
cawan petri maka uap air kemungkinan akan menetes ke
bagian atas media. Menetesnya uap air ke atas media
dapat menyebabkan terganggunya perkembangan mikroba
dan menyebabkan mikroba menjadi terkontaminasi
karena dapat membuat koloni bakteri yang terbentuk
menjadi tersebar sehingga dapat mempengaruhi hasil
pengamatan.
3. Prinsip dan tujuan teknik isolasi mikroba secara:
i. Streak plate, yaitu metode penanaman mikroba
secara goresan pada media agar (NA) dalam cawan
petri. Tujuannya supaya mendapatkan koloni
tunggal yang didapat dengan cara penggoresan
mikroba dalam beberapa sektor yang terpisah.
ii. Spread plate, yaitu suatu metode penanaman
mikroba dengan cara menyebarkan mikroba yang
sudah diencerkan di atas media agar (NA) dalam
cawan petri. Tujuannya untuk mendapatkan koloni
tunggal.
iii. Pour plate, yaitu suatu metode penanaman
mikroba dengan cara memasukkan mikroba ke dalam
media agar yang masih cair yang kemudian
dipadatkan dalam cawan petri. Tujuannya adalah
untuk melihat sifat pergerakkan bakteri menurut
kebutuhan oksigennya.
4. Kultur murni atau biakan murni adalah biakan mikroba
pada suatu media yang terdiri dari satu spesies
mikroba, tanpa adanya kontaminan dari mikroba lain.
5. Teknik penggoresan yang benar pada streak plate
method agar supaya didapat koloni yang terpisah
adalah dengan membagi media dalam tiga kuadran.
Goresan pertama dibuat rapat. Goresan kedua harus
menyentuh goresan pertama dengan arah giresan yang
berbeda dan lebih renggang dari goresan yang
sebelumnya, dan goresan ketida harus lebih renggang
lagi dari goresan sebelumnya. Setiap kali akan
berpindah kuadran, jarum ose yang akan digunakan
harus dipijar terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
agar mendapatkan hasil yang aseptis berupa mikroba
tunggal.
6. Fiksasi dilakukan sebelum pengecatan bakteri. Tujuan
dilakukan fiksasi adalah untuk mencegah
mengkerutnya globula-globula protein sel, merubah
afinitas cat, mencegah terjadinya otolisis sel,
dapat membunuh mikroba secara cepat dengan tidak