Tanggapan Responden Dalam Memutuskan Menabung Di PT. Bank Saudara Menggunakan Tabungan Berjangka...

100
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan (2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut. Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk menabung. Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut . Bank berusaha lebih dekat dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk,

Transcript of Tanggapan Responden Dalam Memutuskan Menabung Di PT. Bank Saudara Menggunakan Tabungan Berjangka...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang

diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui

hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk

lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah

jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan

(2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama

dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi

bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan

banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan

pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut.

Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan

oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan

adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut

mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya

ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan

baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk

menabung.

Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi

mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut. Bank berusaha lebih dekat

dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk,

2

layanan, promosi, suku bunga yang menarik, hadiah dan membuka cabang dan unit baru yang

letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi

yang memadai mengenai produk bank, dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan

kegiatan usaha perbankan yang dapat merugikan nasabah dan memungkinkan calon konsumen

tidak tertarik untuk menabung di bank tersebut. Sehingga diperlukan adanya transparansi

informasi mengenai produk bank untuk meningkatkan good governance di sektor perbankan.

(http://www.bi.go.id)

Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih sebuah produk

tabungan, dengan beragamnya pilihan tabungan, dan semakin banyak pula pertimbangan yang

dipakai oleh nasabah. Dengan banyaknya produk tabungan yang bermunculan seperti : Tabungan

Rencana Mandiri, Tabungan Mega Rencana, Tabungan Britama, Taplus BNI dan masih banyak

lagi produk tabungan lainya,

Tabel 1.1

Peringkat 5 Besar Bank di Indonesia Menurut Simpanan Nasabah Tabungan Berjangka

Dalam Jutaan Rupiah

Jenis Tabungan 2009 2010

Tabungan Rencana Mandiri 911,700 1,623,800

Tabungan Mega Rencana 1.801 1.875

Britama 575.900 714,600

Tabungan Berjangka Saudara 209,697 276,523

Taplus BNI 194,375 188,469

Sumber : Data yang telah diolah

Ditengah persaingan antar bank, khususnya jenis Tabungan Berjangka. Salah satu faktor

utama yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan simpanan nasabah adalah dengan

memberikan penawaran produk yang bervariatif sesuai dengan keinginan konsumen. Mungkin

nasabah tertarik pada Merek, Hadiah, Fasilitas, ATM, Fitur, Desain, Kualitas, Jaminan, Harga

dan atribut produk lainya. Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut

3

sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat

keputusan pembelian.

Menurut Sutisna (2002:15), Keputusan pembelian adalah keputusan oleh konsumen untuk

melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan

dan keinginan. Agar pihak manajemen dapat mengenal nasabah dan mengerti akan keinginan

nasabah pada saat ini dan masa yang akan datang. Pelayanan yang baik dan prima diharapkan

dapat diberikan pihak bank agar tercipta loyalitas nasabah. Untuk itu setiap bank harus berusaha

membuat produk yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya, karena produk yang

ditawarkan antar bank pada dasarnya hampir sama dan mudah ditiru. Oleh karena itu keunggulan

bersaing pada bisnis ini terutama berasal dari kemampuan suatu bank untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan atau nasabahnya. Agar produk yang ditawarkan oleh bank dapat diterima

oleh nasabah, maka bank harus memberikan nilai yang lebih kepada nasabah dengan

memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen.

PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk

perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta.

Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia

lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh

masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Produk unggulan PT.Himpunan Saudara

Bank antara lain, yaitu Tabungan Saudara, Tabunganku, Tabungan Berjangka, Kilau Bintang

Saudara, dan lain-lain.

Tabel 1.2

Jumlah Nasabah Menurut Produk Tabungan

selama 2009-2010 adalah sebagai berikut :

(dalam jutaan Rp.)

Jenis 2009 2010 Pertumbuhan(YoY)

Tabungan 209.697 276.523 31,87%

Tabungan Harian 126.680 155.554 22,79%

Tabungan Saudara 51.747 75.674 46,24%

Tabungan Berjangka 30.608 34.562 12,92%

4

SUKU BUNGA SIMPANAN Tabungan Harian 1.50 %, Tabungan Saudara 2.50 %, Tabungan

Berjangka 5.50 %, Giro 0.25 %

Sumber: www.banksaudara.com

Berdasarkan table 1.2 maka pada setiap tahun, setiap jenis tabungan mengalami kenaikan.

Pada tahun 2009 Tabungan sebesar Rp. 209.697(juta) menjadi Rp. 276.523(juta) pada 2010.

Pada tahun 2009 Tabungan Harian sebesar Rp. 126.680 (juta) menjadi Rp. 155.554 (juta) pada

2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Saudara sebesar Rp. 51.747 (juta) menjadi Rp. 75.674

pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Berjangka sebesar Rp. 30.608(juta) menjadi Rp.

34.562 pada 2010.

Tabel 1.3

Perkembangan Jumlah Simpanan Dalam Bentuk Tabungan Berjangka Pada Tahun 2006-

2010 Dalam Rupiah(dalam jutaan Rp.)

Tahun Tabungan Dalam %

2006 101,258 11,56%

2007 132,447 15,11%

2008 156,056 17,81%

2009 209,697 31,87%

2010 276,523 31,56%

Sumber : www.banksaudara.com

Berdasarkan table 1.3 tiap tahunya Tabungan Berjangka mengalami peningkatan. Tetapi

jika dibandingkan dengan jenis tabungan yang lain, Tabungan Berjangka berada diperingkat 4

dari 8 jenis tabungan yang dimiliki Bank Saudara. Dan Tabungan Berjangka berada diperingkat

terakhir dalam kelompok 4 besar jenis Tabungan unggulan yang dimiliki bank saudara.

Tabungan Berjangka Saudara adalah tabungan yang bebas memilih jangka waktu

penyimpanan dan jumlah setoran. Begitu menjadi nasabah Tabungan Berjangka, maka nasabah

akan mendapatkan hadiah langsung yang menarik dalam bentuk voucher belanja atau hadiah

5

lainya. Semakin tinggi setoran bulanan semakin menarik pula hadiah yang nasabah peroleh.

Bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah Setoran. Selain itu bunga yang

ditawarkan pun cukup besar diantara jenis tabungan yang lain, yaitu 5,5%. Dan tiap tahunya,

perkembangan jumlah nasabah Tabungan Berjangka selalu meningkat, tetapi masih kalah dalam

perkembangan jumlah nasabah berdasarkan produk tabungan Bank Saudara yang lainya.

Menanggapi hal tersebut, PT. Bank Saudara perlu merumuskan strategi pemasaran yang

terbaik bagi perusahaan dalam upaya terus meningkatkan ataupun mempertahankan

pertumbuhan nasabahnya. Salah satu pemasaran yang bisa dioptimalkan dari empat strategi

bauran pemasaran (Product, Price , Place, Promotion) adalah strategi produk. Strategi produk

sebenarnya tidak berkaitan dengan produk yang dipasarkan, namun juga berhubungan dengan

atribut-atribut yang ada di produk tersebut. Atribut produk seperti yang dikemukakan oleh

Tjiptono (2008; 103), meliputi merek, kemasan, pemberian label, jaminan (garansi) dan

pelayanan.

Salah satunya adalah dengan mengetahui sejauh mana atribut produk Tabungan Berjangka

dapat mempengaruhi keputusan menabung nasabah. Dengan mengetahui pentingnya atribut-

atribut mana yang diharapkan oleh nasabah dari suatu produk, serta dengan mengetahui sejauh

mana program yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan nasabah. Suatu produk

yang diluncurkan sangat ditentukan oleh atribut-atribut produk yang memberikan kemudahan

pada nasabah untuk memilih bank mana yang ia gunakan untuk menyimpan uang dan investasi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka

Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. BANK SAUDARA 1906 Tbk KC

Wastukencana Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, pengaruh atribut

produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas yaitu sebagai berikut:

6

1. Bagaimana kebijakan atribut produk tabungan Berjangka Saudara yang ditawarkan oleh

PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

2. Bagaimana tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka Saudara

pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

3. Bagaimana proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka Saudara pada PT.

Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

4. Seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan

menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisa,

dan menginterpretasikan untuk mengetahui lebih jauh tentang atribut produk terhadap keputusan

menabung nasabah yang diterapkan PT. Bank Saudara 1906 Tbk guna menyusun skripsi sebagai

syarat menempuh sidang sarjana jurusan manajemen pada fakultas bisnis dan manajemen

Universitas Widyatama.

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT.

Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka pada

PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.

3. Untuk mengetahui proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT.

Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap

keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana

Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, maka diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini

dapat berguna :

7

a. Bagi Pihak Bank

Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

pengembangan bank itu sendiri, terutama dalam hal penerapan atribut produk yang dapat

mempengaruhi keputusan menabung.

b. Penulis

Penelitian ini berguna untuk dapat memperoleh gambaran secara langsung seberapa jauh

perkembangan bank yang ada di Indonesia, serta untuk melatih penulis dalam membahas

secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan

sebagai salah satu syarat akademik untuk memenuhi tugas akhir di program studi

manajemen fakultas bisnis Universitas Widyatama.

c. Pihak Lainnya

Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti

pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah pada suatu bank.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dalam upaya memasarkan produknya dan menjaring konsumen, perusahaan harus

berhadapan dengan lingkungan pemasaran yang terdiri dari pelaku dan kekuatan-kekuatan yang

dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan

kelangsungan perusahaannya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa

dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan

intemalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut

dengan bauran pemasaran (marketing mix), misalnya variabel produk (produk), variabel harga

(price), variabel lokasi (place), dan variabel promosi (promotion). Variabel-variabel ini dapat

dikontrol oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :

“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar

sasaran.

Di dalam bauran pemasaran, produk adalah unsur yang paling penting, karena produk

mencakup, seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan

8

pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi

dan pemeliharaan.

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :

“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan

suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,

orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”

Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan

kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan (

acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan

mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk

lain yang sejenis.

Definisi lain tentang produk menurut Alma (2007:139) :

“Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,

termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang

menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima

oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.”

Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008:103) adalah sebagai berikut:

“Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.”

Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk

dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan harus menjadikan

atribut produk menjadi faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.

Unsur-unsur atribut produk yang cukup penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu:

a. Merek

Adalah nama, istilah, tanda, simbo/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-

atribut lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap

produk pesaing.

9

b. Kemasan

Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container)

atau pembungkusan (wrapper) untuk suatu produk.

c. Pemberian Label (Labelling)

Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan

penjual.

d. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)

Layanan pelengkap dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa atau layanan,

baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.

e. Jaminan (Garansi)

Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen,

dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi

sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

f. Harga

Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima.

Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat

membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain.

Dengan melihat uraian di atas dapat dilihat bahwa menyediakan berbagai atribut produk

yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya

usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh

perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan mempengaruhi konsumen

agar melakukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting yang menjadi tombak perusahaan dalam

mempengaruhi minat pembelian konsumen adalah produk itu sendiri. Pemahaman terhadap hal

tersebut memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang

efektif dan penting artinya bagi pasar sasaran.

Perilaku pembelian itu sendiri menurut Kotler, Armstrong (2006; 129) :

“Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen, baik

individual dan rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi

pribadi.”

10

Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang

dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut :

“Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang

berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan,

dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”

Menurut Kotler dan Keller(2009:184 ), Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan

dalam tahap-tahap seperti berikut :

Proses Keputusan Beli Konsumen

1. Pengenalan Masalah

Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau

kebutuhan pribadi konsumen.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau

tidak dapat mencari informasi.

3. Evaluasi Alternatif

Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk

dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain.

4. Keputusan Membeli

Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti

pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.

PengenalanMasalah

PencarianInformasi

EvaluasiAlternatif

KeputusanMembeli

Perilaku SesudahPembelian

11

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat

kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam

tindakan sesudah pembelian pada pemasar.

Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut sesuai kebutuhan dan

keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis

sebagai berikut : “Atribut Produk Tabungan Berjangka Berpengaruh Positif Terhadap

Keputusan Menabung Nasabah PT. BANK SAUDARA KC Wastukencana Bandung”.

1.6 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan metode

penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek

penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian

penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah :

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu

kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau

variabel tertentu”.

1.7 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PT. BANK SAUDARA Kantor Cabang

Wastukencana yang beralamat di Jalan. Wastukencana No. 79-Bandung.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Aktivitas pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual

produk. Tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar

menawarkan atau menjual produk saja, melainkan aktivitas menganalisa dan mengevaluasi

tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Garry Amstrong (2009;25) bahwa:

“Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan

menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.”

Sedangkan menurut Alma (2007:12) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi)” :

“Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang menyalurkan barang

dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.”

Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan

persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian

aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide

yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang

dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk

kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi,

mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia.

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam menciptakan kepuasan konsumen perusahaan harus bisa menganalisa,

merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan

dengan menjalankan manajemen pemasaran.

13

Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2009:5), pengertian

manajemen pemasaran sebagai berikut:

“Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,

mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”

Sedangkan menurut Alma (2007:130), mendefinisikan sebagai berikut :

“Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan,

mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh

tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.”

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi

untuk menentukan dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur

permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat, waktu dan susunan

dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi mencapai sasarannya.

2.3 Pengertian Bauran Pemasaran

Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi

yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan internalnya. Cakupan

kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran

(marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat

dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen

sasaran.

Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Keller (2009:24)

sebagai berikut :

“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar

sasaran.

14

Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut “empat P”, yaitu

produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama

lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar

perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.

Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen

bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut :

1. Product (Produk)

Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya.

2. Price (Harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk.

Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian

harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada

dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu

produk.

3. Place (Tempat)

Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan

produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian.

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan

membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang

perusahaan dan produk-produknya.

Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam

pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen yang dapat dikontrol dan

dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18)

elemen tersebut adalah :

15

1. People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian

jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.

2. Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan

dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible

memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut.

3. Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa

disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu

diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa.

2.4 Produk

2.4.1 Pengertian Produk

Dalam menghasilkan produk, perusahaan hendaknya akan menyesuaikan dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapatnya

tentang pengertian produk.

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah :

“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan

suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,

orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.”

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

adalah :

“Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian

akuisisi, pengguna atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan.”

16

Sedangkan menurut Alma (2007:139) :

“Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,

termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang

menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh

pembeli guna memuaskan keinginannya.”

Jadi produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara,

orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.

2.4.2 Tingkatan Produk

Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk.

Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

diantaranya adalah :

1. Core benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh

konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen.

2. Basic product, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling

dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk yang Diharapkan (Expected Product), yaitu konsumen mempunyai suatu

harapan terhadap barang yang dibelinya.

4. Produk Tambahan (Augmented Product), yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar

apa yang dibayangkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan tambahan

kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk Potensial (Potensial Product), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain

untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat

memuaskan langgananya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi pelanggan.

17

Gambar 2.1

Lima Tingkatan Produk

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Sumber : Kotler dan Keller (2009:4)

2.4.3 Klasifikasi Produk

Dalam pengembangan strategi pemasaran kalangan produsen perlu menyusun beberapa

skema klasifikasi produk yang didasarkan pada karakter produk. Berikut klasifikasi produk yang

dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, antara

lain:

1. Berdasarkan Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)

a. Barang yang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan. Dengan kata lain, unsur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal

kurang dari satu tahun.

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Produk tahan

lama ini biasanya memerlukan personal selling dan pelayanan yang lebih baik daripada

Produk Potensial

Produk Tambahan

Produk DasarProduk yang Diharapkan

Manfaat Inti

18

barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih

banyak garansi atau jaminan dari penjualnya.

c. Jasa (Services)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa

bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya

memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan

penyesuaian.

2. Klasifikasi Barang Konsumen

a. Barang Sehari-Hari (Convenience Goods)

Barang yang biasa dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum.

Staple Goods

Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.

Impluse Goods

Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk

membelinya.

Emergency Goods

Barang-barang yang dibeli ketika timbul kebutuhan yang mendesak.

b. Barang Belanja (Shopping Goods)

Yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas,

harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Barang shopping dapat dibagi dua

yaitu :

Barang Homogen

Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda.

Barang Heterogen

Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering

lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya.

19

c. Barang Khusus (Speciality Goods)

Barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek dimana untuk

memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan

usaha khusus untuk membelinya.

d. Barang yang Tidak Dicari (Unshought Goods)

Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui, namun secara normal

konsumen tidak berfikir untuk membeli.

3. Klasifikasi Barang Industri

Barang-barang yang dibeli perorangan atau industri untuk diproses lebih lanjut atau

digunakan untuk kegiatan bisnis.

a. Bahan dan Suku Cadang (Material And Parts)

Barang-barang yang sepenuhnya memasuki proses produksi dan harga relatifnya.

b. Barang Modal (Capital Items)

Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk

akhir.

c. Layanan Bisnis dan Pasokan (Supplies and Business Services)

Barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk

akhir.

2.5 Jasa

2.5.1 Pengertian Jasa

Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk sering

kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan pembelian suatu jasa sering kali pula meliputi barang-

barang yang melengkapinya. Untuk lebih jelasnya Lovelock dan Wright (2007:5) yang dialih

bahasakan oleh Agus Widyantoro mendefinisikan jasa sebagai berikut :

20

“Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak

lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada

dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor

produksi.”

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran

adalah

“Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat

musnah.”

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan, jasa merupakan suatu produk yang tidak

berwujud, prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata

sehingga memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang

lebih besar.

2.5.2 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler dan Keller (2009:39) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,

karakteristik jasa bertujuan untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat

karakteristik yang sangat berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan

mengambil keputusan terutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik

tersebut adalah :

1. Tidak Berwujud (Intangibility)

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau

dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pemberi adalah “mengelola

keterangan atau informasi” untuk mewujudkan barang yang tidak berwujud.

2. Tidak Terpisahkan (Inseperability)

Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak

berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan

melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.

21

3. Bervariasi (Variability)

Di bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa

yang menyajikan dan kapan di mana disajikan. Para pembeli jasa sangat menyadari sifat yang

mudah berubah ini sehingga mereka sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa

pemilik jasa yang akan dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan dapat

mengambil dua langkah pokok, langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan

yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat kepuasan

konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling membandingkan jasa

yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan buruk dapat dihindarkan dan

diperbaiki.

4. Dapat Musnah (Perishability)

Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada masa yang akan

datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak memiliki daya

tahan, sebagai contoh kursi-kursi kosong di suatu restoran pada waktu sepi tidak dapat

disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu yang ramai.

Karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut di atas maka penjual harus dapat

memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah mengkonsumsi jasa

tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus

diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa tersebut sekaligus kepuasan konsumen.

2.5.3 Kategori Bauran Jasa

Penawaran perusahaan terhadap pasar biasanya meliputi juga beberapa jasa. Komponen

jasa dapat merupakan bagian yang sedikit atau utama dari seluruh perusahaan mereka.

Sebenarnya penawaran dapat berkisar dari murni barang pada satu sisi dan murni jasa pada sisi

lainnya.

Menurut Kotler dan Keller (2009:38) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, sebuah

pengelompokan jasa dapat dikelompokan menjadi lima kategori :

22

1. Barang Berwujud Murni

Penawaran hanya berupa barang berwujud. Tidak terdapat jasa yang mendampingi produk

tersebut, misalnya sabun, pasta gigi, garam.

2. Barang Berwujud yang Disertai Layanan Jasa

Penawaran berupa barang berwujud yang diikuti oleh satu atau beberapa jasa untuk

meningkatkan daya tarik konsumen, misalnya : produsen mobil, tidak hanya menjual sebuah

mobil tetapi juga menyediakan pelayanan seperti ruangan pameran, pengiriman, perbaikan,

pemeliharaan, petunjuk, penggunaan, nasehat pemasangan, pemenuhan jaminan dan

sebagainya.

3. Campuran

Produk yang ditawarkan terdiri dari dua bagian yang sama antara barang berwujud dengan

jasa, misalnya : restoran yang didukung baik makanan dan jasa pelayanan yang mereka

suguhkan.

4. Jasa Utama dengan Disertai Oleh Barang dan Jasa Tambahan

Di sini penawaran terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan atau barang pelengkap,

misalnya : penumpang pesawat terbang, membeli jasa transportasi, mereka sampai ke tempat

tujuan tanpa sesuatu hal yang berwujud dan memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun

perjalanan ini meliputi barang yang berwujud seperti makanan dan minuman, potongan tiket,

majalah dan sebagainya.

5. Jasa Murni

Di sini penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa, misalnya : biro jasa, biro

hukum, dokter dan sebagainya. Pengelompokan jasa konsumen ini sangat relatif, karena bagi

seseorang jasa merupakan convinience, tetapi bagi orang lain dapat merupakan jasa spesial

atau shopping.

23

2.6 Atribut Produk

2.6.1 Pengertian Atribut Produk

Atribut produk mempunyai pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Hal itu

disebabkan karena secara fisik atribut produk membawa berbagai macam manfaat yang

dibutuhkan dan diinginkan pembeli. Oleh karena, itu setiap perusahaan harus berhati-hati dalam

mengambil keputusan yang bersangkutan dengan hal itu.

Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan

ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui

atribut produk

Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2008:103) adalah :

“Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen

dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”.

Definisi lain atribut produk menurut Kotler and Keller ( 2009;72 ) menyatakan bahwa :

“atribut produk adalah Mengembangkan produk melibatkan keuntungan yang akan

ditawarkan. Keuntungan ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh produk melalui

atribut seperti kualitas, fitur, gaya dan rancangan.”

Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk

menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi

perusahaan dengan mengetahui atribut – atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan

pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk

agar lebih memuaskan konsumen.

2.6.2 Unsur-Unsur Atribut Produk

Setiap produk mempunyai atribut yang berbeda-beda, sehingga konsumen dihadapkan pada

berbagai atribut yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai tugas untuk

memperhatikan dan mengevaluasi atribut produk yang ditawarkan, apakah atribut dari produk

tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau belum.

24

Menurut Tjiptono (2008:104), unsur-unsur yang penting dalam atribut produk

diantaranya meliputi merek, kemasan, pemberian label (labeling), jaminan (garansi), harga, dan

pelayanan. Berikut ini adalah uraian tentang unsur-unsur atribut produk mengikuti pendapat di

atas yaitu :

a. Harga

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa,

jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan

menggunakan produk atau jasa.

b. Merek

Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari

semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual

untuk membedakannya dengan produk pesaing.

c. Kemasan

Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi

produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk

atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang

dilemparkan ke pasaran.

d. Pemberian Label (Labeling)

Label merupakan informasi tertulis tentang produk yang dicetak pada badan

kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi, menjelaskan beberapa hal

mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat,

isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana

menggunakannya dengan aman. Pemberian label harus dihubungkan dengan

dua hal, yaitu kebutuhan konsumen dan ketentuan pemerintah.

e. Jaminan (Garansi)

Jaminan merupakan janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya

kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk

ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.

25

f. Layanan pelengkap

Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang

dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang

memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin

lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat

dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:206) yang dialih bahasakan oleh Bob

Sabran, unsur-unsur atribut produk meliputi :

1. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas produk menunjukan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya.

Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan

dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.

Agar dapat bersaing di pasar secara berhasil produk harus memiliki mutu yang superior

dibandingkan dengan produk-produk pesaing lainnya. Hanya perusahaan yang memiliki

kualitas yang terbaik yang akan berhasil memenangkan persaingan.

2. Fitur Produk (Product Features)

Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan

terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Sebuah produk dapat ditawarkan dengan

berbagai fitur. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan

menambahkan berbagai fitur. Beberapa produsen yang inovatif selalu berusaha menciptakan

fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan dengan produk pesaing mereka, dan itu

merupakan salah satu cara efektif untuk memenangkan persaingan.

3. Gaya dan Desain Produk (Product Style and Design)

Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk

yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya mengedepankan tampilan

luar dan semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Sedangkan desain bukan

sekedar tampilan setipis kulit ari semata, desain masuk ke jantung produk, desain yang baik

dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Desain

dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Produk

dengan desain yang canggih dapat menarik minat pembelian. Oleh karena itu desain produk

26

yang menarik pandangan (eye catching) konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana

untuk menunjang kemampuan bersaing. Selain eye catching, desain produk harus dapat

membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan

keamanan penggunaannya serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. Gaya dan

desain yang baik dapat menarik perhatian, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar

sasaran.

2.7 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-

barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu

pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi,

sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang

ilmu.

Pengertian perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004:26) adalah :

“Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.”

Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih

bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut :

“Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau

pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses

dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran,

atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang

tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran).

27

2.7.1 Model Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2009:178) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak

model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut.

Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi

sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada

dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang.

Gambar 2.2

Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kotler dan Keller (2009:178)

Dari model 2.2, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran,

yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi,

politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan.

Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan

proses keputusan pembelian.

RangsanganPemasaran

Produk & Jasa

Harga

Distribusi

Komunikator

RangsanganLain

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

PsikologiKonsumen

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

MemoriKarakteristikKonsumen

Budaya

Sosial

Personal

KeputusanPembelian

Pilihan Produk

Pilihan Merek

Pilihan dealer

Jumlah Pembelian

Saat yang tepatmelakukanPembelian

MetodePEmbayaran

Proses KeputusanPembelian

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Penilaian Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca-Pembelian

28

2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui

merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Di samping itu, pemasar juga perlu mengenal

pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli

pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka.

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:166), perilaku

pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Faktor Budaya

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

b. Sub-Budaya

Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak

sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk

dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan

tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku

yang sama.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas.

c. Peran dan Status

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing

peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan

peran dan status mereka di masyarakat.

29

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap

makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan

jasa mereka.

c. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungannya.

d. Gaya Hidup dan Nilai

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat,

dan opininya.

2.8 Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

2.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan

yang dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi.

Pengertian keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:19), yaitu sebagai berikut:

“Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara

langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan

suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.”

Menurut Sumarwan (2004:289) menyatakan bahwa:

“Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang

mengkobinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif

dan memilih salah satu diantaranya.”

30

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob

Sabran adalah sebagai berikut :

“Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang

berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan

dan bahkan menyingkirkan suatu produk.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah

suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang

dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata.

Setelah tahap tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan

sikap yang akan diambil selanjutnya.

2.8.2 Proses Keputusan Pembelian

Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang

dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:184)

yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan

oleh konsumen adalah :

Gambar 2.3

Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian

1. Pengenalan Masalah

Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut

dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton

iklan televisi).Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,

dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun

strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada

pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah,

PengenalanMasalah

PencarianInformasi

EvaluasiAlternatif

KeputusanPembelian

Perilaku PascaPembelian

31

paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli

potensial memberikan pertimbangan yang serius.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang

lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian

informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar

lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif

mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk

mempelajari produki tertentu.

Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang

menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan

pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.

b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang

proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut

menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional.

Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,

konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari

solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan

atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk

memuaskan kebutuhan itu.

32

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merek-merek yang ada

di dalam kumpulan. Pilihan Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang

paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub

keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan

fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek

lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi

pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan

membantu dia merasa nyaman dengan merek.

Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus

memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.

a. Kepuasan Pasca Pembelian

Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk

dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih

rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli

pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan

membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-

hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang

lain.

b. Tindakan Pasca Pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen

selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk

membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau

mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti

mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli

ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.

33

c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian

Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk

tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan pengunaan secara

lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi.

Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka

membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.

2.9 Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui

produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada

suatu produk. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu

yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek,

kemasan, jaminan, fisik, warna, label, harga, dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat

atribut produk sebagai keseluruhan isi dari produk yang mereka beli. Atribut adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

untuk membeli suatu produk. Jadi atribut yang terdapat pada suatu produk mengidentifikasikan

siapa penjual atau pembuat barang atau jasa tersebut. Di dalamnya merupakan janji penjual

untuk memberikan tampilan manfaat dan jasa tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang

atribut produk sebagai bagian terpenting dari suatu produk karena itu penjual berusaha keras

untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan sebuah atribut untuk produk.

Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai dengan

pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat,

kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh dari teman, tetangga,

promosi, iklan, atau pameran, ataupun dengan bereksperimen. Dari beberapa informasi yang

didapat, diperoleh beberapa alternatif pilihan mengenai produk dan berbagai macam atribut

masing-masing, kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk dengan atribut

produk yang paling bermanfaat bagi konsumen.

Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, dilihat dari

manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang terjangkau dengan mutu

tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif produk yang ada. Dengan kata

34

lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar bagi keputusan pembelian konsumen

terhadap produk yang ditawarkan.

2.10 Bank

2.10.1 Pengertian Bank

Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan

oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara

resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya

hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.

Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) sebagai berikut :

“Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya

terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan

juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.”

Menurut Alma (2007:336) yaitu :

“Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Sedangkat menurut Taswa (2006:4) adalah sebagai berikut :

“Bank adalah lembaga yang menerima simpanan, giro, deposito, dan membayar atas

dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat

berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.”

Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan pengertian bank adalah

sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito

tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya

kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang

pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

35

2.10.2 Jenis Bank

Industri perbankan yang semakin berkembang menjadikan meluasnya jenis-jenis

perbankan yang ada. Menurut Taswa (2006:4) jenis-jenis bank sebagai berikut :

1. Jenis bank berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998

- Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas

pembayaran.

- Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

2. Jenis bank dilihat dari fungsinya

- Bank konvensional yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam

usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

- Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga

jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit

jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

- Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

deposito dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama

memperbungakan dananya dalam kertas berharga.

3. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya

- Bank pemerintah pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank

pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.

- Bank pemerintah daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank

pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.

- Bank swasta nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.

- Bank asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.

36

- Bank swasta campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta

asing.

4. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa

- Bank devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,

membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan

luar negeri.

- Bank non-devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk

menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas

pembayaran dengan luar negeri.

5. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya

- Retail banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, uasah

kecil dan koperasi.

- Wholesale banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah

korporasi.

37

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana.

Perusahaan ini terletak di Jalan Wastukencana No. 79 Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam

industri jasa perbankan. Untuk dapat lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan

menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi

perusahaan beserta uraian jabatan, dan metode penelitian yang digunakan.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 Tbk,(sekarang menjadi Bank Saudara)

pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeninging Himpoenan Soedara oleh

para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk

menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjam. Perkumpulan ini berdiri atas prakarsa 3

(tiga) orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H.Bajoeri yang berkeinginan

mengadakan suatu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H. Basoeni

dan kawan-kawan mencari sebanyak 10 (sepuluh) orang Saudagar.

Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai

mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian.

Pada tahun 1912 Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat

pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar

berdasarkan Government Besluit No. 33 tanggal 4 oktober 1913.

Pada tanggal 11 november 1955 Menteri Keuangan member izin kepada Himpoenan

Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surat mulai tanggal 4 febuari 1955,

seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 Lembaran Negara No. 2,

tentang pengawasan terhadap urusan kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan

badan yang mengadakan usaha-usaha utnuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah

bank tabungan.

Pada tahun 1967, Himpunan Soedara diwajibkan mengubah bentuk hukumnya darim

perkumpulan menjadi perseroan terbatas, seiring dengan berlakunya Undang-Undang No.

38

14/tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan berserta peraturan pelaksanaanya. Dalam hal ini

Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Desember 1968.

Pada tanggal 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal illegal

dibubarkan pada saat bersamaan itu pula didirikan PT. Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS)

1906. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi

PT Bank Himpunan Saudara 1906 dengan adanya pernyetaan modal serta

manajemen/kepengurusan oleh MEDCO Group (Perusahaan Swasta nasional yang bergerak

dalam bidang perminyakan dan gas bumi serta kontraktor) dan pada Juli 1993 dengan berlakunya

Undang-Undang Perbankan No.7/1992 berdasarkan SK Menteri Keuangan No. Kep.067/

km.17/1993, PT Bnak HS 1906 beroperasi sebagai bank umum yang peresmianya dilakukan oleh

Drs. Marie Muhammad yang saat itu menjabat Menteri Keuangan RI.

Pada tahun 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk mengubah nama panggilan/call

name menjadi BANK SAUDARA dengan bentuk hukum yang sama dan diikuti dengan

perubahan logo perusahaan. Pada tanggal 15 Desember 2006, PT Bank HIMPUNAN

SAUDARA 1906, Tbk melakukan penawaran umum saham perdana perseroan kepada

masyarakat (Initial Public Offering) yang efeknya tercatat pada bursa efek Jakarta (BEJ) dengan

kode SDRA, dalam upay peningkatan kinerja perusahaan serta menjadi perusahaan yang terbuka

dan dimiliki oleh publik.

PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (BANK SAUDARA) senantiasa berusaha

meningkatkan kinerja perseroan serta pelayanan kepada nasabah. Selain meningkatkan

kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusianya yang secara berkala dilaksanakan

pelatihan baik intern maupun ekstern, di dalam maupun ke luar negeri, perseroan pun berusaha

lebih mendekatkan diri dengan masyarakat yang direalisasikan dalam bentuk penamabahan

kantor di beberapa wilayah di pualu Jawa dan melakukan peningkatan status kantor. Guna

memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 TAHUN 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT.

Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa (RUPSLB) pada tanggal 11 Agustus 2008 yang memutuskan dan menyetujui perubahan

seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dalam Undang-Undang tersebut.

Dalam Anggaran Perseroan tersebut diputuskan untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari

Rp. 400.000.000,00 menjadi Rp. 600.000.000,00. Hal ini menujukan komitmen pemegang saham

39

pengendali di dalam meningkatkan modal disetor dan di dalam meningkatkan kinerja perseroan

yang semakin lebih baik di masa yang akan data.

Pada tahun 2009, perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

(RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para

pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui

penawaran umum terbatas(PUT-I) dengan hak memesan Efek terlebih dahulu (HMETD)

sejumlah 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp.

100 (Seratus Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah Rp. 75.000.000.000,00 (Tujuh Puluh

Lima Miliyar Rupiah) yang ditawarkan dengan harga Rp.140,00 (seratus empat puluh rupiah) per

saham. Jumlah saham Bank Saudara setelah pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT-I)

menjadi 2.250.000.000 (dua miliyar dua ratus lima puluh juta) saham dengan jumlah nominal

Rp. 225.000.000.000,00 (dua artus dua puluh lima miliyar rupiah).

Di tahun 2010 Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang

saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui program

Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) sebanyak-

banyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sejumlah 225.000.000 (dua ratus dua puluh

lima juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) atau seluruhnya

berjumlah Rp. 22.500.000.000,00 (dua puluh dua miliyar lima juta rupiah). Program Employee

Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) dilaksanakan dalam 4

tahap dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun 2010. Adapun komposisi

kepemilikan saham Bank Saudara setelah pelaksanaan ESOP/MSOP tahap 1 dan 2 adalah

sebagai berikut :

3.1 Tabel

Kepemilikan Saham PT. Bank Saudara 1906 Tbk

Kepemilikan Presentase Kepemilikan Saham

Arifin Panigoro 52.92 %

Masyarakat Umum 36.05 %

PT. Medco Intidinamika 11.03 %

Sumber : www.banksaudara.com

40

3.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Bank Saudara

PT. Bank Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan

terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta. Didirikan

pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari

satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat,

merupakan anak perusahaan Medco group. Bank Saudara mempunyai misi dan fungsi sebagai

berikut :

1. Menjaga kepercayaan masyarakat

2. Memberikan pelayanan secara personal

3. Peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan

4. Melestarikan usaha perbankan dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan (good corporate

governance) yang baik

5. Pelopor jasa keuangan yang berkembang inovatif

Dan bank Saudara memiliki visi yaitu:

Pelopor institusi keuangan yang menjadi bank berkinerja baik dan sehat

3.1.3 Produk dan Jasa Perbankan PT. Bank Saudara KC Wastukencana

Dalam rangka mencapai visi, misi, dan fungsinya. Bank Saudara melakukan aktifitas

usahanya. Sampai 31 Desember 2010, Bank Saudara dan anak perusahaan Bank Saudara

memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52 kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor

kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan Januari 2011 jaringan kantor Bank Saudara bertambah 4

Kantor cabang pembantu dan 4 ATM.

Dalam mencapai visi, misi dan fungsinya, Bank Saudara melakukan kegiatan usaha yang

meliputi:

1. Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan di

samping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait.

Penghimpunan dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut:

a. Giro (Giro dalam Rupiah maupun Valas) dan Rekening Koran

41

b. Tabungan yang terdiri dari

Tabungan

Tabungan Harian

Tabungan Saudara

Tabungan Pensiunan Saudara

Tabungan Pekerja

Tabungan Berjangka (TASKA)

Tabungan Karyawan

TabunganKu

c. Deposito yang terdiri dari

Deposito berjangka

Sertifikat Deposito

2. Penggunaan Dana

Dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk berbagai jenis dan sektor usaha yang

terdiri dari :

a. Kredit Umum

Kredit Mikro Kecil dan Menengah

Kredit Pekerja

Kredit Pegawai

Kredit Pensiunan

Kredit Waralaba

b. Kupen HYBRID

c. Kredit THT

d. Kredit Pemilikan Hunian (KPH)

e. Kredit UMKM PRO

3. Jasa Perbankan Lainnya

Selain penghimpunan dan penyaluran dana, Bank HS melayani jasa-jasa perbankan lainnya

seperti:

a. Reksadana

b. Bancasurannce

c. Pembayaran telepon dan Telkom

42

d. Produk treasury

e. Kiriman uang dan Western Union

f. Inkaso

g. Internasional Banking

h. Jasa Kustodian

3.1.4 Aktivitas Operasional PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung

PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana melakukan aktifitas dengan melayani

nasabah maupun calon nasabah serta melayani kegiatan perbankan lainnya. Berikut merupakan

aktivitas yang dilakukan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung:

- Menerima pengajuan permohonan aplikasi produk dana dan jasa bank.

- Menerima pelayanan kredit bagi nasabah yang ingin mengajukan.

- Mengunjungi dan melakukan penagihan ke debitur sesuai jadwal.

- Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para

kreditur.

- Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening giro, deposito, tabungan,

kredit dan rekening koran.

- Membantu nasabah mengisi form pembukaan dan penutupan rekening.

- Melayani informasi saldo dana dan kredit kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

- Melayani pembuatan Surat Keterangan/Dukungan Bank sesuai permintaan nasabah.

- Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu

Kredit.

- Membantu nasabah mengisi form yang harus diisi dalam permohonan pembuatan kartu

ATM serta menyerahkan kartu ATM yang sudah jadi kepada nasabah.

- Melayani kartu ATM yang tertelan mesin kepada nasabah setelah melalui prosedur

tertentu.

- Melayani print out rekening nasabah.

- Melayani permintaan cheque kepada nasabah.

- Menyimpan dan mem-filing seluruh administrasi nasabah.

- Melayani nasabah/calon nasabah yang datang untuk meminta informasi.

43

- Melayani pengaduan nasabah dan mengklarifikasi laporan pengaduan dengan

mengajukan pertanyaan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas.

- Menyampaikan kepada nasabah tentang solusi yang mungkin dilakukan untuk

menyelesaikan masalah.

- Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain, serta

transaksi online sesuai kewenangannya.

- Melayani setoran Pajak/Penerimaan Negara, Western Union, BPIH & pelayanan dan jasa

bank lainnya.

3.1.5 Struktur dan Uraian Jabatan Organisasi PT. Bank Saudara KC Wastukencana

Bandung

3.1.5.1 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya memperlihatkan

kedudukan, tugas, dan tanggug jawab masing-masing individu dalam perusahaan tersebut.

Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya terdapat bermacam-macam

fungsi dari masing-masing bagian.

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Kantor Cabang Wastukencana

Bandung

Sumber : Kantor Cabang Wastukencana

KANTOR CABANGWASTUKENCANA

PIMPINAN CABANG

Supervisor &Staf Marketing

Funding

StafAnalisisSupervisor & Staf

Pemasaran

Teller StafBack Office

CostumerServiceSupervisor &Staf

SupervisiKredit

Wakil PimpinanBidang Marketing

Wakil pimpinanbagian Operasional

44

3.1.5.2 Uraian Jabatan

Di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, tugas dan tanggung jawab utama

di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana ini dipegang oleh seorang pimpinan cabang

yang membawahi Wakil pimpinan bidang marketing dan wakil pimpinan bagian operasional.

Wakil pimpinan bidang marketing membawahi supervisor & staf supervise kredit, supervisor &

staf pemasaran dan supervisor & staff marketing funding. Wakil pimpinan bagian operasional

cabang membawahi staf analisis, , staf back office, customer service, dan teller. Uraian jabatan

masing-masing bagian di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana adalah sebagai berikut :

1. Pemimpin Cabang

Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi, dan tugas cabang yang meliputi :

a. Bertanggung jawab kepada Kantor Cabang Wastukencana.

b. Mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas operasional perbankan di KC sesuai

kewenangannya.

c. Memimpin operasional pemasaran produk-produk Commercial Banking &

ConsumerBanking.

d. Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar

program dan sistem berjalan secara cost effective.

e. Menyusun, melakukan sosialisasi, memonitor, mengevaluasi, dan mengembangkan

rencana bisnis bank untuk KC yang dikelolanya.

f. Menerima prosedur operasional dan lembar kerja manajemen resiko serta

mensosialisasikan dengan karyawan atau bawahannya.

g. Melakukan observasi langsung atas kinerja bawahan dan memberikan feedback, baik

positif maupun negatif untuk meningkatkan kinerja bawahan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

2. Wakil Pimpinan Cabang

Bertanggung jawab atas tugas supervisor cabang yang meliputi :

a. Mengelola kas besar dan alat likuid.

b. Mengawasi perhitungan dan membagikan modal awal kabag dan teller di awal hari.

45

c. Menyelesaikan semua laporan harian setelah aktivitas transaksi tutup.

d. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Manager.

e. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap nasabah yang datang untuk

kepentingan administratif.

f. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan

perbankan dari konsumen yang datang.

g. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit dan funding di KC.

h. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit dan funding bank di KC.

i. Mengawasi pengelolaan kredit dan funding administration KC.

j. Menangani dan mengawasi pengelolaan human resources KC.

3. Staf marketing funding

Bertanggung jawab atas tugas staf marketing funding cabang yang meliputi :

a. Memproses pengajuan kredit dan penyimpanan berkas-berkasnya.

b. Melakukan kontak dengan Marketing Staff untuk pembahasan dan mengumpulkan

data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.

c. Melakukan survey ke lokasi/kontak dengan pihak-pihak eksternal untuk mengumpulkan

data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit.

d. Menyusun laporan rutin pencapaian dan aktifitas penyaluran kredit untuk kepentingan

internal dan eksternal.

e. Menyusun proposal analisa dan kesepakatan permohonan dana dan jasa bank.

f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

4. Staf Pemasaran

Bertanggung jawab atas tugas staf pemasaran cabang yang meliputi:

a. Menyebarluaskan informasi mengenai produk commercial banking dan consumer

banking kepada nasabah maupun calon nasabah.

b. Mengumpulkan informasi dan data untuk menyusun daftar potensial nasabah sebagai

target pemasaran.

c. Menyusun rencana aktifitas pemasaran KC secara reguler (mingguan dan bulanan).

46

d. Melayani dan melakukan kontak secara reguler dengan nasabah inti/dominan baik

secara formal maupun informal.

e. Melakukan kontak/mengunjungi dan menawarkan produk jasa bank dengan calon-calon

nasabah potensial baik secara formal maupun informal.

f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

5. Staf Supervisi Kredit

Bertanggung jawab atas tugas staf supervisi kredit cabang yang meliputi :

a. Memantau status pembayaran kredit dan melakukan penagihan ke debitur.

b. Melakukan koordinasi dengan Sub Branch Manager mengenai status kredit dan tindak

lanjutnya ke nasabah.

c. Membuat dan mengirim surat peringatan kepada debitur terkait dengan keterlambatan

pembayaran angsuran kredit.

d. Melakukan pembahasan dengan debitur dalam upaya merumuskan skema penyelesaian

kredit.

e. Melakukan pembahasan dengan Sub Branch Manager untuk koordinasi terkait dengan

upaya penyelesaian kredit debitur.

f. Menyimpan dan mengelola berkas-berkas supervisi kredit.

g. Melakukan penilaian agunan sesuai dengan kewenangannya.

h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

6. Staf Back Office

Bertanggung jawab atas tugas staf back office cabang yang meliputi :

a. Mengaplikasi transaksi harian di KC.

b. Mengelola credit administration KC.

c. Mengelola pertanggungan asuransi pembiayaan/kredit.

d. Menangani pengajuan dan permohonan asuransi pembiayaan kepada lembaga yang

ditunjuk.

47

e. Menangani dan mengelola proses pengajuan klaim kepada pihak asuransi

pembiayaan/kredit.

f. Mengelola dan memelihara inventaris, berkas operasional perbankan di KC.

g. Mengelola keuangan dan laporan KC.

h. Membuat laporan lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal.

i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

7. Staf Customer Service

Bertanggung jawab atas tugas staf customer service cabang yang meliputi :

a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif.

b. Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan, rekening giro, deposito, tabungan,

kredit dan rekening koran.

c. Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu

Kredit.

d. Melayani permintaan cheque dan BG kepada nasabah.

e. Mengelola stock BG, cheque, buku tabungan dan kartu ATM yang belum

didistribusikan.

f. Menyerahkan laporan aktifitas harian customer service ke Sub Branch Supervisor.

g. Melayani permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang.

h. Melayani pengaduan nasabah dan menindak lanjuti pengaduan dengan

menyelesaikannya langsung dengan bagian/user yang langsung berhubungan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

8. Teller

Bertanggung jawab atas tugas teller cabang yang meliputi :

a. Melayani transaksi perbankan nasabah di KC.

b. Menerima modal awal untuk membuka transaksi dari Sub Branch Supervisor.

c. Menghitung total transaksi cash yang dilakukan hari itu.

d. Membandingan jumlah uang fisik dan jumlah uang yang tercatat, baik di form maupun

di dalam sistem.

48

e. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Supervisor.

f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup

kerjanya.

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Metode yang Digunakan

Dalam melakukan suatu penelitian atau riset, seorang peneliti harus menentukan metode

yang akan dipakai untuk mempermudah dalam langkah-langkah penelitian dan dalam menjawab

suatu pertanyaan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan metode deskriptif. Menurut Zulganef (2008:11), penelitian deskriptif adalah :

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu

kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau

variabel tertentu.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2008:11) menjelaskan pengertian penelitian deskriptif

sebagai berikut :

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain.”

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah masyarakat, serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap-

sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-

pengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan, sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan

memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu serta menggambarkan hubungan antara

variabel.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu teknik pengumpulan data teoritis yang berkaitan dengan variabel-variabel yang

diteliti dalam skripsi ini melalui sumber bacaan guna mendapatkan data-data sekunder

untuk dijadikan sebagai landasan teori.

49

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan, yang dilakukan dengan

teknik sebagai berikut :

a. Wawancara (Interview)

Sugiyono (2007;72) mengatakan bahwa wawancara atau interview adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,

sehinnga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

b. Kuesioner (Questioner)

Nazir (2005:203) mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data melalui suatu daftar pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah

penelitian yang diisi oleh responden.

c. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi juga bisa dilakukan pada objek-objek alam yang lain.

3.2.3 Jenis Data

Menurut Malhotra (2007:120-121) mengungkapkan definisi-definisi jenis data, antara lain:

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan

permasalahan yang sedang ditanganinya.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat

serta tidak mahal.

3.2.4 Populasi dan Sampel

Dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan metode deskriptif perlu diambil

sampel dari populasi. Menurut Lili Adi Wibowo (2010:82)menyatakan populasi adalah sebagai

berikut:

50

”Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau

unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang diijadikan sebagai objek

penelitian. Populasi tidak hanya berkenaan dengan siapa tetapi juga berkenaan dengan

apa yang diteliti”.

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh nasabah yang melakukan

keputusan menabung pada produk Berjangka PT. Bank HS KC Wastukencana Bandung

Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Menurut Sugiyono (2009:81) adalah sebagai

berikut:

”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteiti, dapat dilihat dari jumlah rata-rata

nasabah yang masih aktif menabung tabungan Berjangka yaitu sebanyak 1800an orang per

bulannya. Untuk menggunakan sampel digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh

Hamdi (2007:131) Yaitu sebagai berikut :

= ( × ) +Keterangan :

= Besarnya sampel

= Jumlah populasi

= Standar error

Diketahui :

= 1800

Perhitungan :n = ( × , )= 94.7368421 ≈ 100

51

Berdasarkan rumus di atas sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak

94.73, hal tersebut menandakan bahwa dalam penelitian ini batas sampel terkecil yang harus

dicapai adalah sebesar 95 responden (Supranto, 2001). Bila dibulatkan, maka banyaknya sampel

adalah sebesar 100 responden.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis menggunakan nonprobability

sampling, yang berjenis sampling aksidental/insidental menurut Sugiyono (2007:67) yaitu :

“Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan/aksidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data.”

3.2.5 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2009:38) definisi variabel adalah :

“Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.”

Sedangka menurut Sugiyono (2008:33) menyatakan bahwa, :

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas ( Variabel Independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan menabung nasabah.

Adapun operasinalisasi variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

52

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Sub Variabel Indikator Skala

Atribut Produk

(X)

Unsur-unsur

produk yang

dianggap penting

oleh konsumen

dan dijadikan

dasar pengambilan

keputusan

pembelian.

Tjiptono

(2008:103)

1.Merek Image/kesan

perusahaan.

Ordinal

Pengenalan

merek tabungan

Berjangka.

Ordinal

2.Desain

Produk/

Kemasan

Desain dan

warna buku

tabungan.

Ordinal

Desain kartu

ATMOrdinal

3.Pemberian

Label

Informasi yang

lengkap di buku

tabungan.

Ordinal

4.Layanan

Pelengkap

Ketersediaan

kantor cabang.Ordinal

Ketersediaan

ATM.Ordinal

Kemampuan

karyawan

memberikan

informasi.

Ordinal

5.Jaminan Keamanan

transaksi

perbankan.

Ordinal

Penanganan

keluhan nasabah.Ordinal

53

6.Harga Setoran awal

produk TASKA

PT. Bank HS

Ordinal

Suku bunga. Ordinal

Saldo minimum. Ordinal

Keputusan

Menabung

Nasabah (Y)

Keputusan

pembelian

pelanggan secara

penuh merupakan

suatu proses yang

berasal dari semua

pengalaman

mereka dalam

pembelajaran,

memilih,

menggunakan, dan

bahkan

menyingkirkan

suatu produk.

Kottler & Keller

(2009:184)

1. Pengenalan

Masalah

Timbulnya

kebutuhan

menabung.

Ordinal

2. Pencarian

Informasi

Pencarian

informasi produk

perbankan.

Ordinal

3. Evaluasi

Alternatif

Evaluasi

terhadap produk

perbankan.

Ordinal

Membandingkan

produk tabungan

Berjangka

dengan produk

tabungan lain.

Ordinal

4. Keputusan

Pembeli

Mengambil

keputusan untuk

menggunakan

tabungan

Berjangka.

Ordinal

5. Pasca

Pembelian

Kepuasan yang

dirasakan oleh

nasabah terhadap

produk tabungan

Berjangka yang

digunakan.

Ordinal

54

3.2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Perlu dibedakan antara lain penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid

dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek berwarna

merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data warna putih maka hasil penelitian tidak

valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabilitas, bila terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda. Kalau dalam objek sebelumnya berwarna merah, maka sekarang dan besok harus

tetap berwarna merah.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa cara pengujian validitas yang dapat digunakan dalam

penelitian, seperti:

Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

Pengujian Validitas Eksternal

Instrumen yang reliabel adalah istrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen

dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan

dengan tes-tes (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal

reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada

instrumen dengan teknik tertentu (internal cosistency).

Pengertian validitas menurut Simamora (2004:172) adalah :

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keahlian

suatu instrumen, suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang

ingin diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat, dari variabel yang

diteliti.”

Menurut Simamora (2004:117) pengertian reliabilitas yaitu :

“Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah

kuesioner yang apabila diujicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang

sama akan menghasilkan data yang sama.”

55

Dalam penelitian ini pengujian validitas dari instrumen atau kuesioner dilakukan

perhitungan korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan rumus

teknik korelasi product moment Simamora (2004:180) yaitu := . (∑ ) − (∑ )(∑ )( ∑ − (∑ ) )( ∑ − (∑ ) )Dimana :

r = koefisien korela∑ =jumlah skor item∑ = jumlah skor total

N = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji – t dengan rumus := √ −√ −Dimana :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil t hitung

n = jumlah responden

Distribusi (tabel t) maka α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2).

Dengan menggunakan SPSS semua sistem kuesioner yang digunakan untuk mengukur

atribut produk dan keputusan menabung, akan di uji validitasnya. Nilai validitas masing-masing

butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir

pertanyaan. Dengan r tabel untuk 100 responden sebesar 0,195, maka apabila data perhitungan

SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r

tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item

variabel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid, kriteria pengujian adalah

sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel maka pernyataan dinyatakan valid

Jika t hitung < t tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid

Dalam pengujian realibilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat ditempuh yaitu sama

dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul.

56

Untuk kuesioner yang mempunyai item banyak (multi item questionnaire) umumnya

diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran realibilitas yang digunakan oleh penulis adalah One

shot atau pengukuran satu kali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor total.

SPSS memberi fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,6.

Kriteria uji realibilitas :

Jika (alpha) > o,6 (artinya variable dinyatakan reliabel).

3.2.7 Metode Analisis

Setelah penulis memperoleh data, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan

menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Dimana data yang dapat dianalisis secara dekriptif, yaitu dengan menemukan fakta-fakta

dari pengumpulan data yang cukup diperoleh selama penelitian, untuk selanjutnya

dianalisis dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang ada.

2. Analisis Kualitatif

Merupakan metode untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis dan data yang

diperoleh melalui uji statistik. Lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung.

Teori statistik yang akan digunakan dalam pengujian uji hipotesis adalah statistic

nonparametic, yaitu teori yang sangat sesuai dengan rata-rata yang berhubungan dengan ilmu

sosial dan dalam perhitungan yang sederhana, serta dapat digunakan untuk skor eksak, dalam arti

bahwa simbol yang serupa angka hanya menunjukkan jenjang atau rank. Angket atau kuesioner

yang diajukan kepada responden adalah pernyataan mengenai pengaruh atribut produk terhadap

keputusan menabung nasabah.

Setiap jawaban responden mempunyai skor tertentu berdasarkan skala likert. Dimana skor

terendah diberi nilai 1 (satu) untuk jawaban negatif dan skor tertinggi diberi nilai 5 (lima) untuk

jawaban positif, adapun urutan jawaban yang akan dicantumkan dalam penelitian ini adalah :

57

Tabel 3.3

Pembobotan Skala Likert

No KeteranganSkor

Nilai

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Cukup Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2003:86)

3.2.8 Koefisien Korelasi Rank Spearman

Koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan kekuatan korelasi dan

arah antara variabel-variabel.

Rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut := − ∑ −Dimana :

rs = Rank Spearman∑di = jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada

variabel X dan variabel Y

n = jumlah responden

Apabila terdapat banyak data variabel yang memiliki rank sama, rumus Spearman perlu

mendapat perubahan. Rumus koefisien Rank Spearman yang telah dimodifikasi sebenarnya

bertujuan untuk mengurangi dampak jumlah data variabel yang sama terdapat hasil hitung rs

dimana rumusnya adalah sebagai berikut :

rs =∑ ∑ ∑∑ ∑

58

Dimana :∑ = − ∑ ∑ = − ∑Besarnya T di dalam perumusan di atas merupakan faktor koreksi bagi tiap kelompok yang

sama dan dirumuskan sebagai berikut :

Tx = Ty =

Dimana :

t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu

Nilai koefisien korelasi Rank Spearman menurut Kendall seharusnya terletak antara -1 dan +1

atau keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y dinyatakan dengan nilai -1 ≤ rs≥ + 1

Tanda (-) menunjukkan hubungan berlawanan arah, dan tanda (+) menunjukkan searah.

Apabila :

Rs = +1 atau mendekati + 1, ada hubungan yang erat antara variabel X dan

variabel Y dan hubungan searah.

Rs = 0 atau mendekati 0, hubungannya lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.

Rs = - 1 atau mendekati - 1, hubungan kuat antara variabel X dan variabel Y,

tetapi hubungannya berlawanan.

Untuk menentukan apakah koefisien korelasi termasuk kuat atau lemah, penulis

menggunakan pedoman yang diberikan oleh Riduwan (2003:228) dapat diketahui kekuatan

variabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2003:228)

59

3.2.9 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka

digunakan model statistik uji untuk menguji signifikansi (tingkat keberartian) antara variabel X

(atribut produk) dengan variabel Y (keputusan menabung), dengan rumus statistik uji t.

Ho : rs≤ 0 : menunjukan bahwa atribut produk tidak memiliki pengaruh positif

terhadap keputusan menabung nasabah.

Ha : rs ≤ 0 : menunjukan bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif

terhadap keputusan menabung nasabah.

Pengujian hipotesa ini menggunakan model statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut :

= −−Dimana :

t = distribusi t

rs = koefisien korelasi

n = jumlah data

Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan antara t

hitung dengan t tabel.

Kriteria pengujian :

Jika t hitung ≥ t tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima.

Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak.

Dalam menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka harus dicari nilai dari tabel

dengan menggunakan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan. Rumus derajat kebebasan

tersebut adalah :

df = n – (k + 1)

Tingkat kekeliruan (α) yang digunakan adalah 5% (0,05).

Dimana ; n = Jumlah data responden

k = Variabel independent

1 = Variabel dependent

60

3.2.10 Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung

nasabah digunakan analisis koefisien determinasi.

Rumus :

Kd = (rs)2 x 100%

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi

(rs)2 = Koefisiensi korelasi Rank Spearman

Ukuran tersebut tidak lain adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini

dinyatakan dalam persentasi (%).

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada PT. Bank Saudara

PT. Bank Saudara menyadari pentingnya atribut produk sebagai pertimbangan nasabah

untuk menentukan keputusan menabung, serta merupakan salah satu cara mencapai

peringkat 3 besar(dari 8 besar produk unggulan produk tabungan bank Saudara), yang dilihat

dari tingkat perolehan penyimpanan dana nasabah. PT. Bank Saudara selalu menetapkan

kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat yang semakin berkembang. Peningkatan dan pengembangan atribut produk

tabungan Berjangka, menunjukan bahwa PT. Bank Saudara ingin berusaha untuk

meningkatkan jumlah nasabahnya. Atribut produk tabungan Berjangka yang dimiliki oleh

PT. Bank Saudara, diantaranya adalah :

a. Merek

PT. Bank Himpunan Saudara merupakan perusahaan perbankan yang lebih dikenal dengan

Bank Saudara, dan disertai dengan perubahan logo perusahaan. Hal tersebut dikarenakan,

kini PT. Bank Saudara Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia

lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh

masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Penetapan merek yang dilakukan

oleh PT. Bank Saudara pada produk TASKA atau merupakan kepanjangan dari Tabungan

Berjangka, pemberian nama tersebut memiliki makna yang jelas serta mudah diingat di mata

masyarakat, sebagai tabungan untuk mempersiapkan kehidupan atau memenuhi kebutuhan

nasabah dikemudian hari.

b. Desain Produk/Kemasan

- Desain dan warna buku tabungan Tandamata

Tabungan Tandamata memiliki buku tabungan dengan cover berwarna abu disertai

dengan logo PT. Bank Saudara. Tulisan yang ada pada buku tabungan Tandamata terlihat

dengan jelas serta mudah dibaca dan dipahami oleh nasabah. Desain dan warna buku

tabungan Berjangka didominasi oleh warna abu dan ungu sebagai warna dari logo

perusahaan PT. Bank Saudara, supaya nasabah dapat mengenal desain dan warna buku

tabungan Tandamata walaupun hanya sekilas.

62

- Desain kartu ATM Berjangka

Desain kartu ATM Berjangka yang ditetapkan oleh PT. Bank Saudara, hampir sama

dengan warna di buku tabungan. Yaitu didominasi dengan warna abu-abu dan dilengkapi

dengan logo PT. Bank Saudara yang berwarna ungu. Hal tersebut dimaksudkan untuk

memperkuat perusahaan di mata masyarakat, bahwa kartu ATM tersebut merupakan salah

satu produk dari PT. Bank Saudara.

c. Pemberian Label

Pada buku tabungan Berjangka, terdapat informasi dan keterangan yang cukup lengkap

mengenai kode transaksi, identitas pemilik rekening tabungan, bunga tabungan, saldo

nasabah, biaya administrasi, tanggal transaksi, aktifitas transaksi dan lainnya. Hal tersebut

dimaksudkan agar nasabah mendapatkan informasi yang jelas mengenai aktifitas transaksi

perbankan yang telah dilakukan oleh nasabah.

d. Layanan Pelengkap

- Ketersediaan kantor cabang

- Hingga saat ini, bank saudara melakukan memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52

kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan

Januari 2011 jaringan kantor Bank saudara bertambah 4 Kantor cabang pembantu dan 4

ATM. Jadi total sekarang bank saudara memiliki11 kantor cabang, 56 kantor cabang

pembantu, 82 ATM yang tersebar di Kota Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Cimahi,

Bandung, Soreang, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Indramayu,

Cirebon, Majalengka, Kuningan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.

Dengan banyaknya ketersediaan kantor cabang tersebut maka memudahkan nasabah dan

calon nasabah untuk melakukan transaksi perbankan, memberikan pelayanan perbankan,

atau membuka rekening tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara.

- Ketersediaan ATM

Nasabah dapat menggunakan kartu ATM dengan fasilitas ATM PT. Bank Saudara, yaitu

dapat melakukan transaksi di 82 ATM PT. Bank Saudara, 23.609 ATM Bersama di

seluruh Indonesia. Fasilitas ATM tersebut memberikan jasa layanan selama 24 jam, serta

disediakan pula fasilitas lain bagi pemegang kartu ATM seperti informasi saldo, ubah

PIN, tarik tunai, transfer antar rekening, serta mendapatkan fasilitas transfer antar

rekening secara real time online. Ketersediaan ATM yang tersebar pada beberapa

63

wilayah tersebut dimaksudkan untuk mempermudah nasabah yang akan melakukan

aktifitas perbankan tanpa keterbatasan waktu dan tempat.

- Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi

Pembinaan, pendidikan dan pelatihan karyawan dalam rangka meningkatkan

mutu/kualitas SDM, dimaksudkan agar karyawan PT. Bank Saudara selalu siap

memberikan informasi mengenai produk atau pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank

Saudara, yang dibutuhkan oleh nasabah. Dengan adanya informasi tersebut, maka

nasabah dapat mengetahui dan menggunakan pelayanan yang ditawarkan oleh pihak

bank.

e. Jaminan

Pihak PT. Bank Saudara memberikan tempat khusus bagi nasabah yang akan menyampaikan

keluhan terhadap transaksi yang dilakukannya, sehingga setiap keluhan yang disampaikan

nasabah akan segera diketahui oleh pihak bank, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti

sebagai salah satu jaminan menjadi nasabah PT. Bank Saudara. Selain itu PT. Bank Saudara

menjamin uang yang disimpan oleh nasabahnya, begitu pula data dan informasi nasabah

terjamin akan kerahasiaannya. PT. Bank Saudara menjamin kecepatan dan keakuratan pada

saat nasabah melakukan proses transaksi perbankan. Semakin berkembangnya perusahaan

PT. Bank Saudara pada tahun 2011 dan 2012 ini, PT. Bank Saudara melakukan

penyempurnaan dan investasi yng sangat besar dibidang peningkatan sumber daya manusia

serta perangkat teknologi. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih dapat menunjang

peningkatan pelayanan pada nasabah, supaya tidak mengurangi kecepatan dan keakuratan

pelayanan serta menjamin terjaganya kerahasiaan nasabah.

f. Harga

PT. Bank Saudara menetapkan setoran awal yang relatif ringan pada para calon nasabah

tabungan Berjangka yaitu Rp 50.000,- ,dengan saldo minimum Rp 25.000,-, biaya

administrasi tabungan(tergantung produk tabungan selain produk Taska yang ada di bank

saudara). Dan nasabah bisa menetukan sendiri target mana yang ingin dicapai dengan

tabungan berjangka saudara. Nominal akhir ditetukan berdasarkan nominal akhir yang yang

diinginkan oleh penabung dengan batasan sebagai berikut :

Target Dana, kontrak penempatan didasarkan pada target dana yang ingin dicapai pada akhir

masa kontrak.

64

Target Bulanan, kontrak penempatan didasarkan atas pilihan setoran bulanan dan jangka

waktu oleh penabung.

Nominal akhir sebagaimana disebut di atas adalah minimal sebesar Rp.1.000.000,00(Satu

Juta Rupiah). Dengan jangka waktu penyimpanan minimum 6 bulan.

Dengan membuka Tabungan Berjangka Saudara, maka nasabah akan mendapatkan

keuntungan lebih dari bunga tabungan yang bank saudara tawarkan, yaitu sebesar 5.5 %.

Selain itu, nasabah memiliki kewajiban untuk menyetor dalam jumlah tertentu setiap

bulannya. Sehingga akan membantu nasabah untuk menabung secara rutin.

4.1.1. Gambaran Umum Responden

Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer melalui kuesioner untuk

mengetahui tanggapan konsumen terhadap atribut produk di PT. Bank Saudara KC

Wastukencana Bandung dan pengaruhnya terhadap keputusan menabung nasabah.

Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 responden yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Frekuensi %

Pria 65 65%

Wanita 35 35%

Total 100 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.1 di atas yaitu didapat

bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 65 orang responden atau sebesar

65%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang responden atau

sebesar 35%. Dapat disimpulkan bahwa responden pria lebih banyak dari pada responden

wanita, karena pria biasanya lebih banyak membutuhkan aktifitas perbankan.

65

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Keterangan Frekuensi %

Kurang dari 20 tahun 8 8%

20 tahun - 30 tahun 42 42%

31 tahun - 40 tahun 32 32%

41 tahun - 50 tahun 12 12%

Lebih dari 50 tahun 6 6%

Total 100 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.2 di atas yaitu didapat

responden yang menjadi objek penelitian, bahwa responden berusia kurang dari 20 tahun

sebanyak 8 orang responden atau sebesar 8%, antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 42 orang

responden atau sebesar 42%, antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 orang responden atau

sebesar 32%, responden dengan usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 12 orang responden atau

sebesar 12%, responden dengan usia di atas 50 tahun sebanyak 6 orang responden atau

sebesar 6%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang sering melakukan

kunjungan berusia antara 20-30 tahun, hal ini merupakan kelompok usia produktif dimana

pada usia tersebut banyak memerlukan kegiatan transaksi perbankan khususnya melakukan

kegiatan menabung untuk mempersiapkan kehidupan masa depannya agar menjadi lebih

baik, misalnya untuk kebutuhan biaya pendidikan atau simpanan untuk keperluan yang

lainya.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Keterangan Frekuensi %

Pelajar/Mahasiswa 44 44%

Pegawai Negeri 8 8%

Pegawai Swasta 25 25%

Wiraswata 18 18%

Ibu Rumah Tangga 5 5%

66

Total 100 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.3 di atas yaitu didapat

responden yang menjadi objek penelitian, bahwa responden yang memiliki pekerjaan

sebagai pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 44 orang responden atau sebesar 44%,

responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 8 orang responden atau sebesar

8%, responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 25 orang responden

atau sebesar 25%, responden yang bekerja sebagai wirausaha yaitu sebanyak 18 orang

responden atau sebesar 18%, dan responden yang sebagai ibu rumah tangga sebanyak 5

orang responden atau sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak nasabah PT.

Bank Saudara yang menggunakan produk Berjangka yang bekerja sebagai

pelajar/mahasiswa, hal ini umumnya karena kebutuhan pribadi. Misalnya untuk biaya

pendidikan, rencana liburan atau keperluan lainya.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Keterangan Frekuensi %

Kurang dari Rp. 1.500.000,- 16 16%

Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,- 38 38%

Rp. 3.000.000,- Rp. 5.000.000,- 31 31%

Lebih dari Rp. 5.000.000,- 15 12%

Total 100 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.4 di atas yaitu didapat

responden yang menjadi objek penelitian, bahwa mayoritas responden mempunyai

pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,- sebanyak 38 orang responden

atau sebesar 38%, responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 3.000.000,- sampai Rp.

5.000.000,- yaitu sebyanyak 31 orang atau sebesar 31%, responden yang memiliki

pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000,- yaitu sebanyak 16 orang responden atau sebesar

67

16% dan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- yaitu sebanyak 15 orang

responden atau sebesar 15%. Maka dapat disimpulkan rata-rata responden memiliki

pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,-, karena terkait pada pekerjaan

responden yang mayoritasnya bekerja sebagai pegawai swasta dengan mayoritas pendidikan

terakhirnya Sarjana (S1) dan wiraswasta. Hal ini dimungkinkan karena penghasilan

mereka/para nasabah yang cukup besar yang dapat digolongkan ke dalam golongan

masyarakat menengah ke atas, sehingga mereka/para nasabah menyisihkan sebagian dari

pendapatannya untuk ditabungkan di Berjangka pada PT. Bank Saudara. Dengan kata lain

ada dana yang sengaja dialokasikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan di masa yang akan datang.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi tentang Tabungan Berjangka Bank

Saudara

Keterangan Frekuensi %

Teman/Relasi 49 49%

Keluarga 37 37%

Iklan di radio/Televisi/Surat

kabar/majalah

7 7%

Lainnya 7 7%

Total 100 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.5 di atas yaitu didapat

responden yang menjadi objek penelitian, bahwa mayorias responden mengenal atau

mengetahui produk tabungan Berjangka Bank Saudara dari teman/relasi yaitu sebanyak 49

orang responden atau sebanyak 49%, responden yang mengetahui lewat keluarga sebanyak

37 orang responden atau sebesar 37%, responden yang mengetahuinya dari iklan di

radio/televisi/surat kabar/majalah sebanyak 7 orang responden atau sebesar 7%. Dan sisanya

sebanyak 7 orang responden atau sebesar 7% lainya. Jadi pada umumnya, para responden

mengenal produk tabungan Berjangka PT. Bank Saudara melalui teman/relasi, karena PT.

Bank Saudara banyak melakukan kegiatan promosi ditempat atau secara direct

68

marketing(pemasaran langsung). Dan selain itu juga melalui periklanan yaitu dengan

mengadakan program undian berhadiah“Kilau Bintang Saudara”, yang menawarkan

berbagai hadiah yang menarik dan sekaligus sebagai daya tarik promosi untuk calon nasabah

agar menabung di bank saudara.

4.2. Tanggapan Konsumen Mengenai Atribut Produk pada Tabungan Berjangka PT.

Bank Saudara KC Wastukencana Bandung

Melalui pertanyaan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk

keperluan penelitian ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap atribut produk

Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara, 13 pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan

untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan

Berjangka di PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung.

Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari

jawaban responden dibuat sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) diberi bobot nilai 5

Setuju (S) diberi bobot nilai 4

Cukup Setuju (CS) diberi bobot nilai 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot nilai 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot nilai 1

Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan

penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas

interval, maka digunakan rumus sebagai berikut : P =Dimana :

P = Panjang kelas interval

Rentang = Data terbesar – data terkecil

Banyak kelas = 5

Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :P = = 0,8

69

Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata diasumsikan sebagai berikut :

1,00 – 1,79 = Sangat Buruk

1,80 – 2,59 = Buruk

2,60 – 3,39 = Cukup Baik

3,40 – 4,19 = Baik

4,20 – 5,00 = Sangat Baik

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Mengenai Bank Saudara Memiliki Image/Kesan yang Baik Di

Masyarakat

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 4 4

Setuju 77 80

Cukup Setuju 19 19

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

yang menyatakan bahwa PT. Bank Saudara memiliki image/kesan yang baik yaitu sebanyak

77 orang responden (77) menyatakan setuju. Karena para responden beralasan bahwa PT.

Bank Saudara adalah perusahaan perbankan yang sudah Go Public(terbuka) dan mereka juga

beralasan bahwa PT. Bank Saudara adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak di

bidang perbankan yang mempunyai reputasi baik di Indonesia. Dan sisanya sebanyak 4

orang responden (4%) menyatakan sangat setuju dan 19 orang responden (19%) menyatakan

cukup setuju. Jadi kesimpulanya, sebagian besar nasabah setuju bahwa PT. Bank Saudara

memiliki image/ kesan yang baik di masyarakat luas.

70

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Mengenai Tabungan Berjangka (TASKA) adalah Nama

Tabungan yang Telah Dikenal Secara Luas

Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 8 8

Setuju 73 73

Cukup Setuju 19 19

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

yang menyatakan bahwa Tabungan Berjangka telah dikenal secara luas yaitu sebanyak 73

orang responden (73%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, mereka sudah

tidak asing lagi dengan kalimat “TASKA” yaitu singkatan dari Tabungan Berjangka.

Mereka mengetahui itu saat menjadi nasabah sebuah bank Saudara atau dari orang lain. Dan

sisanya sebanyak 8 orang responden (8%) menyatakan setuju dan 19 orang responden (19%)

menyatakan cukup setuju bahwa Tabungan Berjangka dikenal secara luas.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Mengenai Desain dan Warna Buku Tabungan Berjangka

Menarik

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 6 6

Setuju 63 63

Cukup Setuju 26 26

Tidak Setuju 5 5

71

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa buku Tabungan Berjangka memiliki desain dan warna yang menarik

yaitu sebanyak 63 orang responden (63%) setuju dan 26 orang responden (26%) cukup

setuju. Karena mereka beralasan bahwa desain, pola dan warna yang ada di buku Tabungan

Berjangka terlihat simpel dan standar, tetapi masih terlihat menarik. Masih menurut

responden, pola gambar yang ada di buku Tabungan Berjangka tidak terlalu rame, tidak

seperti buku tabungan lainya. Dan sisanya sebanyak 6 orang responden (6%) menyatakan

sangat setuju, dan. Sedangkan sebanyak 5 orang responden (5%) tidak setuju. Para

responden yang menyatakan tidak setuju, Karena mereka melihat desain, pola dan warna

buku tabungan Berjangka terlihat biasa-biasa saja dan melihat warna abu kurang cocok

dengan buku Tabungan Berjangka tersebut, hal ini dikarenakan perbedaan selera pada

desain dan warna dari setiap nasabah. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan

nasabah menyukai desain dan warna pada buku tabungan Berjangka.

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Mengenai Desain Kartu ATM Berjangka Menarik

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 9 9

Setuju 67 67

Cukup Setuju 10 10

Tidak Setuju 14 14

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

72

Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa kartu ATM Berjangka memiliki desain yang menarik yaitu sebanyak 67

orang responden (67%) menyatakan setuju dan 10 orang responden (10%) menyatakan

setuju. Alasan yang dikemukakan oleh para responden mengenai pertanyaan ini sama

dengan alasan dari pertanyaan sebelumnya, karena kenyataanya memang baik dari desain,

pola dan warna kartu ATM Berjangka sama persis dengan buku Tabunganya. Sisanya

sebanyak 9 orang responden (9%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan sebanyak 14 orang

responden (14%) menyatakan tidak menyukai desain kartu ATM Berjangka. Hal ini

dikarenakan desain yang dianggap standar dan warna dominan yang ada di kartu tersebut

berwarna abu-abu, sehingga terkesan biasa-biasa saja dan kurang berwarna. Tidak seperti

umumnya kartu ATM lainnya atau kartu ATM pada bank lain. Namun secara keseluruhan

dapat ditarik kesimpulan nasabah menyukai desain kartu ATM Berjangka.

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Mengenai Informasi Pada Buku Tabungan Berjangka Sudah

Lengkap Sesuai Dengan Kebutuhan Nasabah

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 6 6

Setuju 76 76

Cukup Setuju 15 15

Tidak Setuju 3 3

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan informasi pada buku tabungan Berjangka sudah lengkap sesuai dengan

kebutuhannya yaitu sebanyak 76 orang responden (76%) menyatakan setuju. Karena menurut

para responden, informasi yang ada di buku Tabungan Berjangka hampir sama dengan informasi

yang ada di buku tabungan lainya. Seperti adanya kode transaksi, identitas

73

pemilik rekening, saldo tabungan dan lain-lain. Tetapi sebanyak 3 orang responden (

3%) menyatakan tidak setuju, karena mereka merasa ada yang kurang lengkap tentang

informasi yang ada pada buku Tabungan Berjangka. Namun secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden setuju bahwa informasi pada buku

tabungan lengkap dan telah sesuai dengan yang diharapkan nasabah.

Tabel 4.11

Tanggapan Responden Mengenai Kantor Cabang dan KCP Bank Saudara Sudah

Tersedia Di Berbagai Lokasi

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 7 7

Setuju 70 70

Cukup Setuju 11 11

Tidak Setuju 12 12

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa kantor cabang dan KCP PT. Bank Saudara sudah tersedia di berbagai

lokasi yaitu sebanyak 77 orang responden (77%) menyatakan setuju. Menurut para

responden yang ada di kota Bandung khususnya, kantor cabang dan kantor cabang pembantu

PT. Bank Saudara sudah tersebar di berbagai lokasi di kota Bandung. Seperti di Bandung

selatan ada di Buah Batu, di Bandung Utara ada di Wastukencana dan masih banyak lagi.

Sedangkan sebanyak 12 orang responden (12%) menyatakan tidak setuju. Menurut mereka,

kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara belum tersebar secara merata,

khususnya di daerah-daerah pinggiran kota Bandung. Sehingga mereka merasa agak

kesulitan dan jauh untuk melakukan transaksi perbankan di kantor Bank Saudara. Namun

secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagian besar responden setuju bahwa kantor

cabang dan KCP PT. Bank Saudara telah tersebar di berbagai lokasi sehingga dapat

74

membantu nasabah untuk melakukan transaksi perbankan khususnya transaksi Tabungan

Berjangka.

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Mengenai ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di

Berbagai Lokasi

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 4 4

Setuju 78 78

Cukup Setuju 11 11

Tidak Setuju 7 7

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di Berbagai Lokasi yaitu

sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Menurut para responden, ATM

Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi yang cukup strategis di koat Bandung.

Sedangkan sebanyak 7 orang responden (7%) menyatakan tidak setuju. Karena menurut

mereka, ATM PT. Bank Saudara belum tersebar di berbagi lokasi, hal ini dikarenakan

responden yang menjadi nasabah PT.Bank Saudara sangat tersebar luas dan masih banyak

responden yang masih jauh dengan letak pelayanan perbankan, khususnya bagi nasabah

Bank Saudara itu sendiri.

75

Tabel 4.13

Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Karyawan Bank Saudara dalam

Memberikan Informasi yang Dibutuhkan Nasabah Sudah Baik

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 4 4

Setuju 77 77

Cukup Setuju 18 18

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak

Setuju

0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

sebagian besar menyatakan kemampuan karyawan PT. Bank Saudara dalam memberikan

informasi yang dibutuhkan nasabah sudah baik yaitu sebanyak 77 orang responden (77%)

meyatakan setuju. Karena menurtu para responden, pelayanan yang diberikan oleh para

karyawan PT. Bank Saudara sudah baik dan memuaskan, baik dalam penampilan, etika dan

bentuk pelayanan lainya. Selain itu keramah tamahan para karyawan PT. Bank Saudara juga

menjadi nilai tambah, serta membuat para responden merasa nyaman dalam melakukan

transaksi perbankan di Bank Saudara tersebut. Sedangkan sisanya sebanyak 1 orang

responden atau sebesar 1% menyatakan tidak setuju. Jadi kesimpulanya, bahwa nasabah

menganggap pelayanan yang diberikan karyawan PT. Bank Saudara telah dianggap baik

sesuai dengan harapan nasabah.

76

Tabel 4.14

Tanggapan Responden Mengenai Keamanan Transaksi Perbankan Di Bank Saudara

Sudah Terjamin

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 0 0

Setuju 78 78

Cukup Setuju 22 22

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa keamanan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara sudah terjamin yaitu

sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden,

keaman transaksi perbankan di PT. Bank Saudara sudah terjamin dan termasuk kedalam

lembaga penjamin simpanan (LPS). Jadi para nasabah merasa aman untuk menyimpan

dananya di PT. Bank Saudara. Sisanya sebanyak 22 orang responden (22%) menyatakan

cukup setuju. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden merasa

nyaman melakukan transaksi di PT. Bank Saudara karena kemanannya yang sudah terjamin.

Tabel 4.15

Tanggapan Responden Mengenai Penanganan Keluhan Atas Ketidakpuasan Nasabah

Dilaksanakan dengan Baik Oleh PT. Bank Saudara

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 8 8

Setuju 69 69

Cukup Setuju 23 23

77

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa penanganan keluhan atas ketidakpuasan nasabah dilaksanakan dengan

baik oleh PT. Bank Saudara yaitu sebanyak, 69 orang responden (69%) menyatakan setuju.

Karena menurut para responden, adanya pemberian respon yang cepat dari pihak PT. Bank

Saudara apabila ada keluhan dari nasabah Bank Saudara, membuat para nasabah merasa

diperhatikan dengan baik. Baik itu melalui bagian customer servicenya langsung atau

melalui call customer service (by phone). Jadi kesimpulanya, para responden setuju dengan

persepsi tersebut.

Tabel 4.16

Tanggapan Responden Mengenai Setoran Awal Tabungan Berjangka Cukup Rendah

dan Terjangkau

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 13 13

Setuju 48 48

Cukup Setuju 39 39

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan setoran awal tabungan Berjangka cukup rendah dan terjangkau yaitu sebanyak

48 orang responden (48%) menyatakan setuju dan 39 orang responden (39%) menyatakan

cukup setuju. Hal ini dikarenakan setoran awal yang harus dilakukan sebesar Rp. 50.000,-

78

mengingat sebagian besar responden adalah kalangan menegah dan menegah atas, sehingga

nilai setoran awal tersebut terhitung cukup rendah dan terjangkau.

Tabel 4.17

Tanggapan Responden Mengenai Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank

Saudara yang Kompetitif

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 7 7

Setuju 81 81

Cukup Setuju 12 12

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara yang Kompetitif

yaitu sebanyak 81 orang responden (81%) menyatakan setuju. Karena menurut para

responden, suku bunga yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara yaitu sebesar 5,5% (khusus

produk Tabungan Berjangka) cukup kompetitif dengan produk tabungan lainya yang sejenis.

Karena bank lain pun menawarkan suku bungan diantara 5,4%-5,6% (untuk produk sejenis).

Jadi kesimpulan adalah bahwa sebagian besar responden setuju dengan suku bunga tabungan

Berjangka yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara cukup kompetitif jika dibandingkan

dengan para pesaingnya.

79

Tabel 4.18

Tanggapan Responden Mengenai Saldo Minimum yang Ditetapkan Tabungan

Berjangka Relatif Ringan

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 10 10

Setuju 78 78

Cukup Setuju 12 12

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.18 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

menyatakan bahwa saldo minimum yang ditetapkan Tabungan Berjangka relatif ringan

yaitu sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Hal ini dikarenakan saldo

minimum yang ditetapkan PT. Bank Saudara pada produk tabungan Berjangka lebih ringan

dibandingkan dengan produk pesaing yang sejenis yaitu sebesar Rp. 25.000,- dibandingkan

dengan produk pesaing yang sejenis menetapkan saldo minimum sebesar Rp. 50.000,- sd

Rp. 100.000,-. Hal ini memudahkan para calon nasabah untuk membuka rekening Tabungan

Berjangka dengan saldo minimum yang terjangkau.

80

Tabel 4.19

Analisis Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada Bank Saudara

No Pernyataan SS S CS TS STS JmlRata-

RataKet.

1

Bank Saudara memiliki

image/kesan yang baik di

masyarakat.

4 77 19 0 0 385 3.85 Baik

2

Tabungan Berjangka(TASKA)

adalah nama tabungan yang

telah dikenal secara luas.

8 73 19 0 0 389 3.89 Baik

3Desain dan warna buku

Tabungan Berjangka menarik.6 63 26 5 0 370 3.70 Baik

4Desain kartu ATM Berjangka

Menarik.9 67 10 14 0 371 3.71 Baik

5

Informasi pada buku tabungan

Berjangka sudah lengkap

sesuai dengan kebutuhan

nasabah.

6 76 15 3 0 385 3.85 Baik

6

Kantor cabang dan KCP Bank

Saudara sudah tersedia di

berbagai lokasi.

7 70 11 12 0 372 3.72 Baik

7

ATM Bank Saudara yang

sudah tersedia di berbagai

lokasi.

4 78 11 7 0 379 3.79 Baik

8

Kemampuan karyawan bank

Saudara dalam memberikan

informasi yang dibutuhkan

nasabah sudah baik.

4 77 18 1 0 384 3.84 Baik

9 Keamanan transaksi perbankan 0 78 22 0 0 378 3.78 Baik

81

di Bank Saudara sudah

terjamin.

10

Penanganan keluhan atas

ketidakpuasan nasabah

dilaksanakan dengan baik oleh

bank Saudara.

8 69 23 0 0 385 3.85 Baik

11

Setoran awal tabungan

Berjangka cukup rendah dan

terjangkau.

13 48 39 0 0 374 3.74 Baik

12

Suku bunga tabungan

Berjangka bank Saudara yang

kompetitif.

7 81 12 0 0 395 3.95 Baik

13

Saldo minimum yang

ditetapkan tabungan Berjangka

relatif ringan.

10 78 12 0 0 398 3.98 Baik

Jumlah 86 935 237 42 0 4965 49,65

Total 430 3740 711 84 0 4965 3,81 Baik

Persentase 8,66 75,32 14,32 1,70 0 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.19 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel X (atribut

produk), yaitu sebesar 3,81 yang pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini menunjukan bahwa

unsur-unsur atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dianggap baik.

Walau demikian ada faktor yang perlu diperhatikan terutama pada pernyataan yang

mendapatkan nilai di bawah nilai rata-rata seperti pada pernyataan Desain buku tabungan

dan kartu ATM Berjangka Menarik sebesar 3,70 dan 3,71. Serta pernyataan mengenai

Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi sebesar 3,72.

Dengan demikian seharusnya perusahaan melakukan perbaikan mutu pada faktor-faktor

82

tersebut seperti medesain ulang atau memperbarui desain kartu ATM Berjangka, agar

banyak nasabah yang makin tertarik untuk menggunakan kartu ATM Berjangka. Misalnya

dengan merubah warna dan menambahkan sedikit gambar ,supaya terlihat lebih berwarna

kartu ATM tersebut. Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah

tentang ketersediaan kantor cabang maupun kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara

yang masih belum banyak, termasuk ketersediaan mesin ATM di berbagai lokasi, khususnya

daerah-daerah kecil atau kota-kota kecil agar para nasabah Bank Saudara tidak terlalu jauh

untuk menjangkaunya, sehingga nasabah tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk

mengunjungi kantor atau ATM, sehingga nasabah bisa terlayani dengan baik. Terakhir,

mungkin perusahaan perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif mengenai produk

tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara agar bisa dikenal lebih luas lagi oleh

masyarakat.

4.3 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menabung Nasabah Tabungan

Berjangka PT. Bank Saudara

Melalui pernyataan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk

keperluan penelitian ini, dapat diketahui tanggapan responden terhadap keputusan

menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Enam pernyataan yang

diajukan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap

keputusan menabung.

Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari

jawaban responden dibuat sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) diberi bobot nilai 5

Setuju (S) diberi bobot nilai 4

Cukup Setuju (CS) diberi bobot nilai 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot nilai 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot nilai 1

Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan

penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas

interval, maka digunakan rumus sebagai berikut : P =

83

Dimana :

P = Panjang kelas interval

Rentang = Data terbesar – data terkecil

Banyak kelas = 5

Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :P = = 0,8Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata diasumsikan sebagai berikut :

1,00 – 1,79 = Sangat Rendah

1,80 – 2,59 = Rendah

2,60 – 3,39 = Cukup Tinggi

3,40 – 4,19 = Tinggi

4,20 – 5,00 = Sangat Tinggi

Tabel 4.20

Tanggapan Responden Mengenai Kebutuhan Untuk Menabung

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 16 16

Setuju 74 74

Cukup Setuju 10 10

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.20 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

sebanyak 74 orang responden (74%) menyatakan setuju mengenai kebutuhan untuk

menabung. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa responden yang menjadi nasabah PT.

Bank Saudara, beralasan bahwa PT. Bank Saudara merupakan tempat pembayaran gaji di

84

kantor mereka. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar

responden merasa menabung merupakan suatu kebutuhan mereka.

Tabel 4.21

Tanggapan Responden Dalam Mencari Informasi Mengenai Produk Tabungan

Perbankan

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 6 6

Setuju 61 61

Cukup Setuju 33 33

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.21 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

sebanyak 61 orang responden (61%) menyatakan setuju dalam melakukan pencarian

informasi mengenai produk tabungan perbankan untuk memenuhi kebutuhan menabungnya.

Karena menurut para responden, ada yang sengaja untuk mencari informasi baik melalui

iklan-iklan di media massa atau media elektronik seperti internet. Ataupun secara tidak

sengaja mendapatkan informasinya, seperti mendapatkan rekomendasi dari teman atau sanak

keluarga. Jadi, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan

pencarian informasi mengenai produk tabungan perbankan untuk memenuhi kebutuhan

menabungnya ada yang disengaja maupun tidak disengaja.

85

Tabel 4.22

Tanggapan Responden Dalam Melakukan Evaluasi Terhadap Berbagai Jenis Produk

Tabungan yang Ditawarkan Berbagai Bank

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 4 4

Setuju 21 21

Cukup Setuju 69 69

Tidak Setuju 6 6

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.22 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

sebanyak 69 orang responden (69%)menyatakan cukup setuju dalam melakukan evaluasi

terhadap berbagai jenis produk tabungan yang ditawarkan pada berbagai bank. Hal ini

menurut para responden perlu dilakukan, karena mereka bisa membandingkan kelebihan dan

kekurangan masing-masing produk tabungan yang ada, sehingga mereka akan merasa puas

dalam hal memilih tabungan. Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang responden (6%)

menyatakan tidak melalui tahap ini secara langsung, dengan maksud tidak melalui evaluasi

langsung terhadap berbagai produk tabungan.

86

Tabel 4.23

Tanggapan Responden Dari Hasil Evaluasi Menilai Bahwa Produk Tabungan

Berjangka Lebih Baik Dari Pada Produk Sejenis Lainnya dan Sesuai dengan

Kebutuhan

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 3 3

Setuju 60 60

Cukup Setuju 30 30

Tidak Setuju 7 7

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.23 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

sebanyak 60 orang responden (60%) menyatakan setuju mengenai dari hasil evaluasi menilai

bahwa produk Tabungan Berjangka lebih baik daripada produk sejenis lainya dan sesuai

dengan kebutuhan. Hal ini menurut para responden, karena mereka sebelumnya sudah

terlebih dahulu memikirkan secara matang terhadap pilihan jenis tabungan yang tersedia di

bank tersebut. Dan akhirnya mereka menetapkan bahwa produk Tabungan Berjangka lebih

baik dari pada produk sejenis lainnya dan itu pun sesuai dengan kebutuhan masing-masing

nasabah. Sedangkan Sisanya sebanyak 7 orang responden (7%) menyatakan tidak setuju

dengan pernyataan tersebut. Dikarenakan produk Tabungan Berjangka tidak sesuai dengan

kebutuhan mereka.

87

Tabel 4.24

Tanggapan Responden Dalam Memutuskan Menabung Di PT. Bank Saudara

Menggunakan Tabungan Berjangka Hasil Dari Tahap Evaluasi

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 20 20

Setuju 57 57

Cukup Setuju 23 23

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.24 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden

yaitu sebanyak 57 orang responden (57%) menyatakan setuju dalam memutuskan menabung

di PT. Bank Saudara menggunakan Tabungan Berjangka setelah melakukan evaluasi

terlebih dahulu. Menurut para responden, evaluasi yang dilakukan seperti membandingkan

keunggulan dan manfaat yang bisa didapat dari berbagai jenis produk tabungan, melihat

reputasi bank tersebut, dengan membandingkan saldo minimum, suku bunga yang

ditawarkan dan lain-lain.

Tabel 4.25

Tanggapan Responden Mengenai Perasaan Puas Setelah Menjadi Nasabah Tabungan

Berjangka Bank Saudara

Pernyataan Jumlah Persentase

(%)

Sangat Setuju 0 0

Setuju 79 79

Cukup Setuju 21 21

88

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.25 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden hampir seluruh

responden merasa puas setelah menjadi nasabah tabungan Tandamata pada PT. Bank

Saudara yaitu sebanyak 79 orang responden (79%) , menyatakan setuju. Sisanya hanya 21

orang responden (21%) menyatakan cukup setuju. Karena menurut para responden, mereka

yang sudah menggunakan produk Tabungan Berjangka merasa mendapatkan manfaat dan

tercapai keinginan sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi

secara keseluruhan dapat dinyatakan pelayanan yang diberikan PT. Bank Saudara terutama

pada produk tabungan Berjangka sangat baik, karena terlihat dari jawaban responden hampir

seluruh responden yang merasa puas setelah menjadi nasabah tabungan Berjangka pada PT.

Bank Saudara.

Tabel 4.26

Analisis Keputusan Menabung Nasabah Tabungan Berjangka Pada PT. Bank Saudara

No Pernyataan SS S CS TS STS Jml Rata-

Rata

Ket.

1

Anda memiliki

kebutuhan untuk

menabung.

16 74 10 0 0 406 4.06 Tinggi

2

Anda mencari

informasi mengenai

produk tabungan

perbankan.

6 61 33 0 0 373 3.73 Cukup

Tinggi

3

Anda Melakukan

evaluasi terhadap

berbagai jenis produk

tabungan yang

4 21 69 6 0 323 3.23 Cukup

Tinggi

89

ditawarkan berbagai

bank.

Dari hasil evaluasi

anda menilai bahwa

produk tabungan

Berjangka lebih baik

dari pada produk

sejenis lainnya dan

sesuai dengan

kebutuhan.

3 60 30 7 0 359 3.59 Cukup

Tinggi

4

Anda memutuskan

untuk menabung di

Bank Saudara

menggunakan

tabungan Berjangka

20 57 23 0 0 397 3.97 Cukup

Tinggi

5

Anda merasa puas

setelah menjadi

nasabah tabungan

Berjangka Bank

Saudara.

0 79 21 0 0 379 3.79 Tinggi

Jumlah 49 352 186 13 0 2237 22,37

Total 245 1408 558 26 0 2237 3,72 Tinggi

Persentase 10,95 62,95 24,94 1,16 0 100

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Dari tabel 4.26 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel Y (keputusanmenabung), yaitu sebesar 3,72 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40 – 4,19.Hal ini menunjukkan bahwa keputusan menabung nasabah pada tabungan Berjangka PT.Bank Saudara tinggi, walau demikian ada beberapa faktor yang harus diperhatikan olehpihak PT. Bank Saudara agar dilakukan peningkatan baik dalam hal kualitas produk,pelayanan dan pengenalan produk atau promosi produk, sehingga diharapkan dapatmenambah jumlah nasabah dan meningkatkan keputusan menabung konsumen pada produkPT. Bank Saudara, terutama produk tabungan Berjangka.

90

4.4 Uji Validitas dan Realibilitas

Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total

Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan menggunakan jumlah 100 responden.

Berdasarkan data perhitungan SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi

item variabel X (atribut produk) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen

dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y (keputusan pembelian), jika korelasi item

variabel Y (keputusan pembelian) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen

dinyatakan valid. Untuk menguji tingkat validitas kuesioner yang disebarkan kepada para

responden penulis menggunakan program SPSS. Berikut ini merupakan hasil uji validitas

dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 orang dan item kuesioner dengan

jumlah 19 pertanyaan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.27

Uji Validitas Atribut Produk

Item-Total Statistics

Pertanyaan R

hitung

R tabel Keterangan

X1 .530 0,195 Valid

X2 .335 0,195 Valid

X3 .202 0,195 Valid

X4 .597 0,195 Valid

X5 .635 0,195 Valid

X6 .299 0,195 Valid

X7 .239 0,195 Valid

X8 .507 0,195 Valid

X9 .413 0,195 Valid

X10 .320 0,195 Valid

X11 .324 0,195 Valid

X12 .428 0,195 Valid

X13 .352 0,195 Valid

91

Tabel 4.28

Uji Validitas Keputusan Pembelian

Item-Total Statistics

Pertanyaan R

hitung

R tabel Keterangan

Y1 .644 0,195 Valid

Y2 .297 0,195 Valid

Y3 .572 0,195 Valid

Y4 .253 0,195 Valid

Y5 .381 0,195 Valid

Y6 .420 0,195 Valid

Pada nilai r hitung atau Corrected Item Total Correlation masing-masing butir

pernyataan bernilai lebih dari 0,195, dengan demikian dapat dikatakan semua item dalam

kuesioner dapat dinyatakan valid.

Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang ditempuh yaitu sama

dengan langkah pengujian validitas karena output keduanya bersamaan muncul.

Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s

Alpha > 0,60. Berikut ini adalah hasil uji realibilitas dengan menggunakan SPSS :

92

Tabel 4.29

Kriteria Uji Realibilitas variabel X

Tabel 4.30

Kriteria Uji Realibilitas variabel Y

Reliability Statistics

Cronb

ach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of

Items

.681 .699 6

Pada nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 yaitu 0,758 dan 0,681 dengan demikian dapat

dikatakan semua item pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel.

4.5 Analisa Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian PT. Bank

Saudara KC Wastukencana Bandung

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian

PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung, perlu dilakukan uji korelasi (hubungan).

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat kerataan hubungan antara variabel

variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Berikut hasil analisis koefisien

korelasi Rank Sperman digunakan dengan program SPSS.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.758 .778 13

93

4.5.1 Koefisien Korelasi Rank Spearman

Tabel 4.31

Perhitungan Korelasi Rank Spearman Variabel X dan Variabel Y

Correlations

Average_X Average_Y

Spearman's rho Average_X Correlation Coefficient1.000 .615**

Sig. (1-tailed) . .000

N 100 100

Average_Y Correlation Coefficient .615** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, maka diperoleh nilai rs

sebesar 0,615. Karena nilai rs berada diantara 0,600-0,799, maka hubungan antara atribut

produk dengan keputusan menabung dapat dikatakan kuat, seperti yang tertera pada tabel

4.39 sebagai berikut :

94

Tabel 4.32

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai rs

Interval

Korelasi

Tingkat

Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2003:228)

4.5.2 Koefisien Determinasi

Untuk menghitung besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung

nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dalam bentuk persentase, maka

digunakan perhitungan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

Kd = (rs)2 x 100%

= 0,6152 x 100%

= 37,82%

Besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah tabungan

Berjangka pada PT. Bank Saudara adalah sebesar 37,82% dan sisanya 62,18% dipengaruhi

oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis misalnya promosi, brand image dan

kualitas pelayanan.

4.5.3 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan uji satu pihak

kanan dengan hipotesis sebagai berikut :

95

Ho : rs ≤ 0 menunjukan bahwa atribut produk tidak memiliki pengaruh positif

terhadap keputusan menabung.

Ha : rs > 0 menunjukan bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan

menabung.

Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut :

Jika t hitung≥ t tabel maka Ho akan ditolak dan Ha diterima.

Jika t hitung< t tabel maka Ho akan diterima dan Ha ditolak.

Dimana derajat kebebasan (df) adalah :

df = n - (k+1)

= 100 – (1+1)

= 100 – 2 = 98

Dimana tingkat kekeliruan ( ) yang digunakan sebesar 5%. Untuk menetapkan nilai t

hitung dipergunakan rumus sebagai berikut :

t hitung = rst hitung = 0,615 ( 2)

1 , 2

t hitung = 7,71825

dan

t tabel = t ( ; )= (0,05 ; 98)

Karena dalam tabel tidak ditemukan df = 98 maka dicari melalui perhitungan sebagai

berikut :

Diketahui t (0,05 ; 120) = 1,658

t (0,05 ; 60) = 1,671

maka untuk df = 98= .1,6

96

3822 = − 1,6711,658 −38 (x- 1,671) = 22 (1,658-x)

38x + 22x = 63,004+36,762

60x = 99,766

= 1.663

Diketahui x = 1,663 maka untuk t (0,05 ; 98 ) adalah sebesar 1,663

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa t hitung = 7,718 lebih besar dari t tabel =

1,663. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka atribut produk memiliki pengaruh

positif terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank

Saudara. Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesisnya akan disajikan dalam gambar berikut

ini :

Gambar 4.1

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

dengan Uji Satu Pihak

1,6630

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

7,718(t tabel) (t hitung)

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan sampai dengan

pembahasan mengenai Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka Terhadap Keputusan

Menabung Nasabah Pada PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, maka

penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan. Selain itu penulis mencoba memberikan

beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan di masa yang akan datang.

Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa data statistik dari kuesioner

yang disebarkan, observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Bank Saudara berusaha menampilkan dirinya sebagai bank yang siap melayani

nasabah serta selalu mengutamakan keinginan dan kepentingan nasabah, sehingga dapat

meningkatkan keputusan menabung. Hal ini mendorong pihak PT. Bank Saudara untuk

lebih meningkatkan atribut produk yang dimilikinya. Berikut merupakan atribut produk

yang dimiliki oleh PT. Bank Saudara KC Wastukencana :

- Penetapan merek yang dilakukan oleh PT. Bank Saudara KC pada produk

TASKA merupakan kepanjangan dari Tabungan Berjangka.

- Tabungan Berjangka memiliki buku tabungan dan kartu ATM yang didominasi

dengan warna Abu disertai dengan logo PT. Bank Saudara dengan warna ungu.

- Pada buku tabungan Berjangka terdapat informasi dan keterangan yang cukup

lengkap mengenai aktifitas transaksi.

- PT. Bank Saudara telah memiliki jaringan kantor dan mesin ATM yang cukup

banyak dan tersebar di Indonesia (khusunya P. Jawa dan Bali), memberikan jasa

layanan selama 24 jam. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi

mengenai produk atau pelayanan yang dibutuhkan oleh nasabah.

- Pihak PT. Bank Saudara memberikan kemudahan bagi nasabah untuk

menyampaikan keluhan, menjamin keamanan uang yang disimpan oleh

nasabahnya dan menjamin kerahasiaan data dan informasi nasabah.

98

- PT. Bank Saudara membebaskan nasabah Tabungan Berjangka menetapkan

setoran awal dan saldo minimum (Minimal Rp.50.000) Tidak ada biaya

administrasi per bulan. Biaya penutupan.rekening ditentukan sendiri oleh

nasabah.

- Tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan Berjangka yang

dilakukan oleh PT. Bank Saudara dapat dikatakan baik yaitu sebesar 3,81 yang

artinya baik karena berada pada interval 3,40-4,19. Hal ini menunjukan bahwa

unsur-unsur atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara

dianggap baik. Walau demikian ada faktor yang perlu diperhatikan terutama

pada pernyataan yang mendapatkan nilai (Tidak setuju) yang cukup banyak

seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik dan mengenai

Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi.

Faktor-faktor tersebut perlu mengalami perbaikan pada masalah desain kartu

ATM dan penambahan baik kantor cabang maupun kantor cabang pembantu,

sehingga semakin banyak orang melakukan transaksi di ATM dan menjangkau

para nasabah PT. Bank Saudara.

2. Tanggapan responden mengenai keputusan menabung pada tabungan Berjangka PT.

Bank Saudara dikatakan tinggi yaitu sebesar 3,72 karena berada pada interval 3,40 –

4,19. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan menabung nasabah pada tabungan

Berjangka PT. Bank Saudara tinggi, walau demikian ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan oleh pihak PT. Bank Saudara agar dilakukan peningkatan, baik dalam hal

kualitas produk, pelayanan dan pengenalan produk sehingga diharapkan dapat

menambah jumlah nasabah PT. Bank Saudara terutama pada produk tabungan

Berjangka.

3. Pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap keputusan menabung nasabah

pada PT. PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung berdasarkan hasil perhitungan

korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs sebesar 0,615 yang termasuk kategori cukup

kuat. Besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung pada PT. Bank

Saudara sebesar 37,82% . Hal ini berarti bahwa atribut produk mempengaruhi

keputusan menabung sebesar 37,82 % dan sisanya sebesar 62,18%, dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diukur oleh penulis, misalnya promosi, brand image, kualitas

99

pelayanan dan lain-lain. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan distribusi t diperoleh

hasil t hitung > t tabel = 7,718 > 1,663. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Ini berarti atribut produk tabungan Berjangka memiliki pengaruh positif

terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara. Dengan demikian hipotesis

yang diajukan pada Bab I yaitu “Atribut Produk tabungan Berjangka berpengaruh

positif terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara KC

Wastukencana Bandung”, dapat diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mencoba

memberikan beberapa saran atau masukan yang mungkin dapat berguna dan menjadi

pertimbangan bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, diantaranya:

1. PT. Bank Saudara perlu lebih memperhatikan atribut produknya yang memiliki nilai

di bawah rata-rata atribut produk dan dianggap kurang baik oleh nasabah. Dari

seluruh atribut produk tabungan Berjangka yang memiliki nilai di bawah rata-rata,

seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik. Sebaiknya

perusahaan melakukan perubahan terhadap desain kartu ATM, khusunya kartu ATM

Berjangka. Misalnya dengan merubah warna kartu (memakai warna yang lebih hidup

dan cerah, seperti biru, kuning, hijau atau merah) lalu merubah pola gambar yang

biasa, dengan mengisi dengan sebuah corak atau hiasan gambar yang lebih menarik,

terakhir bisa dengan menambahkan foto pemilik kartu ATM. Sehingga lebih menarik

dan berbeda dengan kartu ATM dari bank lain.

2. Ketersediaan kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang masih minim, ini juga

harus menjadi perhatian khusus bagi PT. Bank Saudara. PT.Bank Saudara harus

segera mempercepat pembangunan kantor-kantor cabang maupun kantor cabang

pembantu yang baru di daerah-daerah yang masih kekurangan kantor operasional.

Hal ini agar para nasabah terjangkau dan tidak perlu menempuh jarak jauh untuk

melakukan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara. Selain penambahan kantor

cabang baru, harus diimbangi juga dengan ketersediaan mesin ATM yang memadai.

3. PT. Bank Saudara dengan salah satu produknya yaitu Tabungan Berjangka, atau

dikenal dengan TASKA.mungkin telah cukup dikenal secara luas oleh masyarakat

100

Indonesia. Tapi promosi yang dilakukan terhadap produk tersebut masing kurang

cukup. Dan PT. Bank Saudara perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif lagi

mengenai produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Hal ini dapat

dilakukan dengan membuat iklan tentang produk Tabungan Berjangka, baik itu di

media cetak maupun elektronik. Adapun cara yang lain, seperti melakukan public

relation yang menarik dengan cara melaksanakan pemasaran khusus yang

melibatkan orang banyak, seperti “Jalan Sehat Bersama Berjangka PT. Bank

Saudara”, sosialisasi mengenai pentingnya menabung dengan tema “Tabungan

Berjangka, untuk masa depan anda” mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi.

Ketiga item ini, perlu segera ditindaklanjuti oleh PT. Bank Saudara agar para nasabah

merasa puas dan bisa menambah nasabah yang lebih banyak lagi. Dan Semoga kedepanya, PT.

Bank Saudara bisa semakin maju dan berkembang lebih baik lagi dari sebelumnya.