studi tentang pengelolaan praktik kerja industri di smk negeri ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of studi tentang pengelolaan praktik kerja industri di smk negeri ...
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 337
STUDI TENTANG PENGELOLAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI SMK NEGERI 3 JOMBANG
Oleh:
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]; [email protected]; [email protected]
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta
faktor pendukung dan penghambat praktik kerja industri di SMK Negeri 3 Jombang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data ini adalah
Kepala Program Kerja Praktik Kerja Industri, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Kepala
Program Keahlian Teknik Pemesinan, dan Guru Pembimbing Praktik Kerja Industri. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan reduksi data, display data, serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
Katak kunci: pengelolaan, praktik kerja industri, SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) meru-
pakan suatu lembaga pendidikan yang mem-
punyai peranan penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang memiliki ket-
erampilan, keahlian, serta kemampuan agar
lulusannya mampu bersaing dalam dunia in-
dustri maupun dunia usaha. Menurut Un-
dang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas menyebutkan bahwa tujuan SMK
adalah meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk dapat mengembangkan diri se-
jalan dengan perkembangan ilmu penge-
tahuan, teknologi dan kesenian, serta me-
nyiapkan peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dan mengembangkan sikap
profesional.
Dalam mencapai tujuan tersebut, maka
dilaksanakanlah praktik kerja industri. Prak-
tik kerja industri merupakan pendidikan dan
pelatihan keahlian kejuruan yang secara
sistematis dan sinkron antara pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahl-
ian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung di dunia kerja untuk mencapai
suatu tingkat profesional tertentu (Anwar,
2006:48). Dengan adanya praktik kerja in-
dustri siswa dapat mengembangkan potensi
kemampuan dan keterampilan yang dimili-
kinya, selain itu siswa juga dapat mem-
peroleh pengalaman tentang lingkungan di
dunia industri yang nantinya dijadikan se-
bagai bekal ketika siswa tersebut lulus dan
akan bekerja.
Direktorat Pendidikan Menengah Ke-
juruan (1996) menyatakan bahwa ada be-
berapa kendala dalam pelaksanaan praktik
kerja industri, yaitu: 1) keragaman tingkat
kesiapan dan kemajuan smk, 2) belum dimil-
iki struktur jabatan dan keahlian yang baku
pada industri, 3) belum adanya alokasi biaya
pengembangan sumber daya manusia di in-
dustri,4) belum dimilikinya persepsi bahwa
praktik kerja industri dapat menguntungkan
industri yang bersangkutan, dan 5) belum di-
milikinya kesadaran oleh industri tentang
peningkatan efisiensi, efektivitas, dan kuali-
tas.
Dalam mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi pada pelaksanaan praktik kerja
industri, sekolah harus melakukan perbaikan
338 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017
pada manajemen praktik kerja industri, dian-
taranya: (1) sekolah harus melakukan kerja
sama dengan industri yang berkualitas dan
sesuai dengan kompetensi, (2) sekolah harus
meningkatkan kemampuan dan keterampilan
siswa melalui proses pembelajaran, (3) pem-
ilihan guru pembimbing praktik kerja indus-
tri dilakukan berdasarkan kecakapan dalam
mata pelajaran produktif untuk mempersiap-
kan, memberi pembekalan, dan memonitor-
ing siswa pada saat praktik industri, serta (4)
evaluasi program harus dilakukan agar dapat
mengetahui permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan praktik kerja industri.
Lokasi penelitian yang dipilih peneliti
adalah di SMK Negeri 3 Jombang, dengan
pertimbangan bahwa SMK Negeri 3 Jom-
bang telah menggunakan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 sejak tahun 2011. Da-
lam penyelenggaraan praktik kerja industri
SMK Negeri 3 Jombang banyak menjalin
kerja sama dengan pihak industri, dian-
taranya: PT. Dempo Laser Metalindo, PT.
Surabaya Wire, Karoseri AdiPutro Malang,
PT. Environeer, dan PT. PAL. Pertimbangan
lain adalah SMK Negeri 3 Jombang merupa-
kan SMK dengan jurusan teknik yang
mempunyai akreditasi A.
Berdasarkan uraian tersebut penulis
merasa perlu untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan “Studi tentang Pe-
ngelolaan Praktik Kerja Industri di SMK
Negeri 3 Jombang”. Diharapkan hasil pene-
litian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan
evaluasi pengelolaan praktik kerja industri
guna menjadikan Sekolah Menengah Keju-
ruan lebih berkualitas dan menghasilkan lu-
lusan yang mampu bersaing di dunia
usaha/industri.
Berdasarkan konteks penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka fokus dalam
penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut:
(a) Perencanaan praktik kerja industri di
SMK Negeri 3 Jombang. (b) Pelaksanaan
praktik kerja industri di SMK Negeri 3 Jom-
bang. (c) Evaluasi praktik kerja industri di
SMK Negeri 3 Jombang. (d) Faktor pen-
dukung dan penghambat dalam pelaksanaan
praktik kerja industri di SMK Negeri 3 Jom-
bang. (e) Ruang lingkup dalam penelitian ini
meliputi: penelitian ini dilakukan di Jurusan
Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Jombang
dan dilaksanakan pada Semester Ganjil
2017/2018
Kegunaan dari penelitian ini diharap-
kan dapat digunakan sebagai: (1) bahan per-
timbangan dalam meningkatkan kualitas
pengelolaan praktik kerja industri bagi SMK
Negeri 3 Jombang, (2) tambahan wawasan
dan pengetahuan tentang pengelolaan praktik
kerja industri bagi guru pembimbing, (3)
tambahan ilmu dan pengetahuan mengenai
dunia kerja secara nyata yang ada di industri
bagi Siswa, (4) bahan pertimbangan dan
evaluasi bagi pihak industri dalam rangka
meningkatkan kualitas pencapaian sasaran
program prakerin bagi industri, dan (5) tam-
bahan ilmu pengetahuan dan bahan referensi
untuk peneliti selanjutnya.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mem-
buat pencandraan secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-si-
fat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata,
2002:18). Penelitian kualitatif adalah pene-
litian yang bermaksud untuk memahami fe-
nomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, mo-
tivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 339
yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah (Moleong, 2005:6).
Dalam penelitian ini narasumber yang
dijadikan sumber data oleh peneliti untuk
menggali informasi mengenai pengelolaan
praktik kerja industri yaitu: (1) Kepala Pokja
Praktik Kerja Industri, (2) Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, (3) Kepala Pro-
gram Keahlian Teknik Pemesinan, dan (4)
Guru Pembimbing Praktik Kerja Industri.
Kehadiran peneliti pada lokasi pene-
litian sangat penting, karena dalam penelitian
kualitaitif posisi peneliti di lapangan adalah
sebagai instrumen penelitian utama. Data da-
lam penelitian ini diperoleh melalui beberapa
teknik pengumpulan data, yaitu wawancara,
pengamatan (observasi), dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan reduksi data, display data,
serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Perencanaan Praktik Kerja Industri
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa persiapan sekolah dalam men-
jalin kerja sama dilakukan dengan melanjut-
kan kerja sama yang telah terjalin dengan in-
dustri, selanjutnya sekolah melakukan kon-
solidasi dengan industri baru untuk menjalin
kerja sama dalam pelaksanaan prakerin, se-
kolah juga memperbolehkan siswa untuk
mencari industri sebagai lokasi prakerin
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan. Persiapan administrasi yang dib-
utuhkan yaitu surat permohonan pengajuan
prakerin, proposal, dan MOU. Waktu pe-
laksanaan prakerin untuk saat ini adalah 3-4
bulan.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa industri yang dijadikan lokasi
praktik kerja industri diklasifikasikan men-
jadi 3, yaitu industri kelas kecil, industri ke-
las menengah, dan industri kelas besar. Krite-
ria-kriteria industri yang dapat dijadikan lo-
kasi praktik kerja industri antara lain: sesuai
dengan kompetensi keahlian siswa, ada
job/pekerjaan yang dilakukan siswa, serta
ada tempat usaha dan peralatan yang layak
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa guru pembimbing yang akan
menjadi pembimbing siswa praktik kerja in-
dustri dipilih dari guru produktif. Syarat-
syarat untuk menjadi guru pembimbing ada-
lah guru tersebut lulusan S1, berasal dari guru
produktif, telah mengajar selama 2 tahun,
pernah melakukan praktik kerja industri, dan
sesuai dengan jurusan siswa yang dibimbing.
Tugas guru pembimbing adalah mengantar,
memonitoring, menjemput, serta membimb-
ing dan menguji hasil laporan siswa. Penyia-
pan instruktur dari industri sepenuhnya
merupakan wewenang dari pihak industri.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa persiapan sarana dan prasarana
yang menunjang kegiatan praktik kerja in-
dustri sudah menjadi satu bagian persiapan
dengan kegiatan belajar mengajar.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa pada proses penempatan siswa
ada beberapa hal yang diperhatikan oleh
sekolah, yaitu: kesesuaian kompetensi siswa
dengan bidang industri yang dijadikan lokasi
prakerin, kemampuan ekonomi siswa, dan
tingkat kompetensi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa penyerahan siswa di SMK
Negeri 3 Jombang dilakukan oleh guru pem-
bimbing praktik kerja industri, hal ini dil-
akukan sebagai bentuk tanggung jawab dan
kepedulian sekolah terhadap siswa yang
340 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017
melaksanakan praktik kerja industri. Waktu
penyerahan siswa yang melaksanakan prak-
tik kerja industri adalah fleksibel, me-
nyesuaikan dengan kondisi dan kegiatan
yang ada di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa kegiatan pembimbingan dil-
akukan mulai dari pra prakerin, selama prak-
erin, dan pasca prakerin. Pembimbingan pra
prakerin dilakukan saat kegiatan pembeka-
lan. Pembimbingan selama prakerin dil-
akukan saat kegiatan monitoring. Pembimb-
ingan pasca prakerin dilakukan saat penu-
lisan laporan dan ujian presentasi laporan
prakerin. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa monitoring dilakukan
oleh guru pembimbing prakerin ketika siswa
berada di industri. Monitoring dilakukan satu
kali di tengah-tengah pelaksanaan prakerin
berdasarkan jadwal yang telah ditentukan
oleh Kepala Program. Hal-hal yang dimoni-
toring antara lain: sinkronisasi kurikulum,
pekerjaan yang dilakukan siswa, perkem-
bangan siswa selama prakerin, kendala-ken-
dala yang dihadapi selama prakerin, dan so-
lusi untuk mengatasi kendala tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa kegiatan penjemputan siswa
yang telah melaksanakan praktik kerja indus-
tri dilakukan oleh guru pembimbing praktik
kerja industri. Waktu penjemputan siswa
yang telah melaksanakan praktik kerja indus-
tri adalah fleksibel menyesuaikan dengan
kondisi dan kegiatan yang ada di sekolah.
Kegiatan penjemputan dapat dilakukan sebe-
lum siswa selesai melaksanakan praktik kerja
industri atau setelah siswa melaksanakan
praktik kerja industri.
Evaluasi Praktik Kerja Industri
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa penilaian kegiatan praktik kerja
industri dibagi menjadi 2, yaitu penilaian
kerja oleh industri dan penilaian laporan
kegiatan beserta presentasi oleh sekolah.
Sekolah telah menyiapkan blanko penilaian
yang nantinya diberikan kepada pembimbing
industri untuk diisi sebagai penilaian kerja
siswa selama prakerin. Penilaian laporan dan
presentasi dilakukan sekolah untuk menge-
tahui kegiatan yang dilakukan siswa selama
praktik kerja industri dan mengetahui tingkat
kemampuan siswa selama melaksanakan
praktik kerja industri. Nilai KKM praktik
kerja industri adalah 75,00.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa aspek-aspek penilaian praktik
kerja industri dibagi menjadi 2, yaitu aspek
sikap (non teknis) dan aspek kompetensi
(teknis). Aspek sikap (non teknis) meliputi
disiplin, kerja sama, inisiatif, tanggung jawa,
kejujuran, dan kebersihan. Aspek kompe-
tensi (teknis) tergantung dari bidang industri
yang dijadikan lokasi praktik kerja industri,
antara industri satu dengan industri yang lain
mempunyai aspek kompetensi (teknis) yang
berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa laporan kegiatan praktik kerja
industri ditulis tangan sesuai dengan buku
petunjuk teknis pengisian laporan. Pada
penulisan laporan dilakukan proses pem-
bimbingan oleh guru pembimbing minimal
3x pembimbingan. Laporan kegiatan praktik
kerja industri akan dipresentasikan dan diuji
oleh guru pembimbing praktik kerja industri.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa pemberian sertifikat praktik
kerja industri dibagi menjadi 2, yaitu sertif-
ikat yang dikeluarkan oleh sekolah berdasar-
kan nilai dari industri dan sertifikat yang
dikeluarkan langsung oleh pihak industri.
Sekolah akan mengeluarkan sertifikat praktik
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 341
kerja industri kepada siswa yang tidak mem-
peroleh sertifikat dari industri, namun apa-
bila siswa telah memperoleh sertifikat dari
industri, maka sekolah tidak akan mengeluar-
kan sertifikat.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelak-
sanaan Praktik Kerja Industri
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa faktor pendukung pelaksanaan
praktik kerja industri dari lingkup internal
meliputi: kerjasama antar guru produktif da-
lam memberi materi pembelajaran praktik,
sarana dan prasarana pendukung yang diberi-
kan oleh sekolah, serta keaktifan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa faktor pendukung eksternal
pelaksanaan praktik kerja industri yaitu:
kerja sama dan kesanggupan orang tua dalam
menyediakan biaya hidup ketika siswa
melaksanakan praktik kerja industri, adanya
payung hukum yang jelas tentang pelaksa-
naan praktik kerja industri, dan kepedulian
industri dalam pelaksanaan praktik kerja in-
dustri.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa Faktor penghambat internal
yaitu ketidaksiapan siswa baik dari mental
maupun kompetensi untuk melaksanakan
prakerin, solusinya adalah jadwal siswa prak-
erin tersebut diberangkatkan pada gelom-
bang dua dan siswa tersebut diberikan pem-
binaan lebih lanjut untuk dapat mengem-
bangkan mental dan kompetensinya.
Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukan bahwa Faktor penghambat eksternal
dalam pelaksanaan praktik kerja industri
yang pertama adalah ketersediaan dunia in-
dustri sebagai lokasi praktik kerja industri,
solusinya adalah dengan mengirimkan pro-
posal pengajuan praktik kerja industri jauh-
jauh hari sebelum pelaksanaan praktik kerja
industri. Kedua yaitu ada industri yang hanya
memanfaatkan tenaga siswa dan tidak
mengcover biaya apabila terjadi kecelakaan
kerja, solusinya adalah dengan melakukan
negosiasi ulang dengan perusahaan tersebut.
Pembahasan
Perencanaan Praktik Kerja Industri
Perencanaan praktik kerja industri di
SMK Negeri 3 Jombang di awali dengan
menjalin kerja sama dengan industri. Kerja
sama dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1)
melanjutkan kerja sama yang telah terjalin
dengan industri, (2) sekolah melakukan kon-
solidasi dengan industri baru untuk menjalin
kerja sama dalam pelaksanaan prakerin, dan
(3) sekolah memperbolehkan siswa untuk
mencari industri sebagai lokasi prakerin
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan. Persiapan administrasi yang
dibutuhkan yaitu surat permohonan
pengajuan prakerin, proposal, dan MOU.
Waktu pelaksanaan praktik kerja industri
adalah 3—4 bulan. Suwarni (2015) dalam
hasil penelitiannya juga memaparkan bahwa
tahap perencanaan menitikberatkan pada
penyiapan data-data tentang tempat praktik
kerja industri siswa. Mahmudi (2013) me-
maparkan bahwa yang mencari tempat prak-
tik kerja industri adalah Pojka PSG dan guru
di sekolah.
Kerja sama yang dilakukan oleh SMK
dan industri harus dilakukan dengan baik dan
saling menguntungkan, karena hal tersebut
sangat penting untuk pengembangan sekolah.
Pengembangan sekolah akan lebih optimal
jika kerja sama dilakukan dengan industri
yang relevan dengan kompetensi keahlian
yang terdapat di sekolah. Industri yang di-
jadikan lokasi praktik kerja industri di Juru-
san Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Jom-
342 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017
bang diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: in-
dustri kelas kecil, industri kelas menengah,
dan industri kelas besar. Kriteria-kriteria in-
dustri yang dapat dijadikan lokasi praktik
kerja industri antara lain: sesuai dengan kom-
petensi keahlian siswa, ada job/pekerjaan
yang dilakukan siswa, serta ada tempat usaha
dan peralatan yang layak. Hal ini didukung
dengan hasil penelitian yang dilakukan. Hal
senada juga dipaparkan oleh Yulianto dan
Sutrisno (2014) dalam hasil penelitiannya
menunjukan bahwa kriteria industri yang
bekerja sama dengan SMK yaitu: (1) DU/DI
peduli terhadap siswa yang melaksanakan
prakerin, (2) memenuhi standar pekerjaan
yang dilaksanakan, dan (3) relevan dan rep-
resentatif DU/DI terhadap kompetensi keahl-
ian. Pada saat pelaksanaan praktik kerja in-
dustri, siswa akan dibimbing oleh guru pem-
bimbing yang ada di sekolah. Guru pem-
bimbing yang akan menjadi pembimbing
siswa praktik kerja industri dipilih dari guru
produktif. Tugas guru pembimbing adalah
mengantar, memonitoring, menjemput, serta
membimbing dan menguji hasil laporan
siswa prakerin. Selain dibimbing oleh guru
pembimbing yang ada di sekolah, siswa juga
akan dibimbing oleh instruktur yang ada di
industri. Penyiapan instruktur dari industri
sepenuhnya merupakan wewenang dari
pihak industri. Instruktur industri bertugas
untuk membimbing dan mengawasi siswa
ketika melaksanakan kegiatan praktik kerja
industri. Hasil penelitian Miswardi dan
Pardjono (2013) menunjukkan instruktur
yang ada di dunia industri memiliki peran se-
bagai pembimbing, model, dan instruktur
keterampilan tertentu yang tidak diperoleh
siswa di sekolah. Instruktur industri bertugas
untuk memberi pengarahan, petunjuk, mem-
beri pengetahuan baru, melatih keterampilan
yang belum pernah dialami siswa prakerin
ketika di sekolah, serta memberikan penilai-
an hasil prakerin siswa. Hal senada juga di-
paparkan Suwarni (2015) dalam hasil pene-
litiannya menunjukkan bahwa peran guru
pembimbing adalah melaksanakan kegiatan
bimbingan siswa yang melaksanakan praktik
kerja industri. Peran guru pembimbing yang
tinggi akan meningkatkan prestasi praktik in-
dustri siswa, sedangkan instruktur merupa-
kan tenaga pembimbing dari DU/DI institusi
pasangan yang bertugas membimbing, me-
ngarahkan, membina, dan memotivasi siswa
yang melaksanakan praktik kerja industri
agar produktif dan bersikap profesional.
Persiapan siswa di Jurusan Teknik
Pemesinan SMK Negeri 3 Jombang sebelum
pelaksanaan prakerin adalah dengan dilaku-
kan dua kali kegiatan pembekalan, kegiatan
pertama adalah pembekalan awal mengenai
sosialisasi prakerin kepada seluruh siswa dan
orang tua. Kegiatan kedua adalah pembeka-
lan teknis kepada orang tua dan siswa yang
akan melaksanakan prakerin mengenai profil
perusahaan, K3 yang digunakan, biaya hid-
up, dan tanda tangan surat pernyataan kesa-
nggupan melaksanakan praktik kerja indus-
tri. Hasil penelitian Apriyadi dan Sulistyo
(2016) juga menunjukan bahwa persiapan
siswa sebelum prakerin dilakukan dengan
kegiatan pembekalan. Siswa diwajibkan me-
ngikuti pembekalan yang diberikan oleh tim
Pokja PSG terkait dengan pelaksanaan prak-
erin, tata tertib, dan mekanisme pelaksanaan
praktik kerja industri.
Persiapan sarana dan prasarana pada
Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 3
Jombang yang menunjang kegiatan praktik
kerja industri sudah menjadi satu bagian per-
siapan dengan kegiatan belajar mengajar.
Alur kegiatan persiapan sarana dan prasarana
di sekolah adalah guru produktif akan mela-
por kepada Kepala Kompetensi Keahlian dan
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 343
selanjutnya akan dilaporkan kepada Kepala
Program, Kepala Program akan mengajukan
permohonan dalam bentuk proposal Kepada
Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana dan
Prasarana, dan nantinya Kepala Sekolah akan
melakukan pertimbangan berdasarkan skala
prioritas untuk menyetujui laporan tersebut.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Pelaksanaan praktik kerja industri di
SMK Negeri 3 Jombang yang pertama adalah
kegiatan penempatan siswa prakerin di in-
dustri. Pada proses penempatan siswa ada be-
berapa hal yang diperhatikan oleh sekolah,
yaitu: kesesuaian kompetensi siswa dengan
bidang industri yang dijadikan lokasi prak-
erin, kemampuan ekonomi siswa, dan tingkat
kompetensi siswa. Suwarman (2014) dalam
hasil penelitiannya memaparkan bahwa kes-
esuaian pekerjaan dengan program keahlian
siswa merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan praktik kerja industri.
Penyerahan siswa di SMK Negeri 3
Jombang dilakukan oleh guru pembimbing
praktik kerja industri. Waktu penyerahan
siswa yang melaksanakan praktik kerja in-
dustri adalah fleksibel, menyesuaikan dengan
kondisi dan kegiatan yang ada di sekolah. Hal
senada juga dipaparkan Suwarni (2015) da-
lam hasil penelitiannya bahwa pember-
angkatan siswa yang melaksanakan prakerin
ke dunia usaha/dunia industri dengan diantar
oleh guru pembimbing.
Siswa akan memperoleh pembimbing-
an dari guru pembimbing praktik kerja indus-
tri pada saat melaksanakan praktik kerja in-
dustri. Kegiatan pembimbingan dilakukan
mulai dari pra prakerin, selama prakerin, dan
pasca prakerin. Hal senada juga diungkapkan
Mahmudi (2013) dalam hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa Pembimbing dari seko-
lah (guru) selain bertugas mengantarkan dan
menyerahkan peserta PSG kepada pihak
DU/DI, juga mempunyai tugas untuk mem-
bimbing dengan melakukan monitoring ke-
pada peserta PSG selama siswa menjalani
praktik di DU/DI.
Dalam kegiatan pembimbingan, salah
satunya adalah dilakukan monitoring ter-
hadap siswa yang melaksanakan praktik
kerja industri. Monitoring dilakukan oleh
guru pembimbing prakerin ketika siswa be-
rada di industri. Monitoring dilakukan satu
kali di tengah-tengah pelaksanaan prakerin
berdasarkan jadwal yang telah ditentukan
oleh Kepala Program. Hal-hal yang dimoni-
toring antara lain: sinkronisasi kurikulum,
pekerjaan yang dilakukan siswa, perkem-
bangan siswa selama prakerin, kendala-ken-
dala yang dihadapi selama prakerin, dan so-
lusi untuk mengatasi kendala tersebut. Sink-
ronisasi perlu dilakukan untuk menyesuaikan
kegiatan praktik kerja industri dengan ku-
rikulum pembelajaran yang ada di sekolah.
Hal ini senada dengan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendik-
bud No. 0490/U/1992) yang menyatakan
bahwa kerja sama SMK dengan dunia usaha/
dunia industri terutama bertujuan untuk me-
ningkatkan kesesuaian program SMK de-
ngan kebutuhan dunia kerja yang diusahakan
dengan asas saling menguntungkan.
Kegiatan penjemputan siswa yang te-
lah melaksanakan praktik kerja industri dil-
akukan oleh guru pembimbing praktik kerja
industri. Kegiatan penjemputan dapat dil-
akukan sebelum siswa selesai melaksanakan
praktik kerja industri atau setelah siswa
melaksanakan praktik kerja industri.
Evaluasi Praktik Kerja Industri
Evaluasi pelaksanaan praktik kerja in-
dustri dilaksanakan untuk mengetahui sejauh
mana kegiatan yang dilakukan berjalan
344 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017
sesuai dengan tujuan yang telah direncana-
kan. Dalam evaluasi praktik kerja industri
dilakukan penilaian oleh sekolah dan industri
kepada siswa prakerin. Penilaian kegiatan
praktik kerja industri pada Jurusan Teknik
Pemesinan di SMK Negeri 3 Jombang dibagi
menjadi 2, yaitu penilaian kerja oleh industri
dan penilaian laporan kegiatan beserta pre-
sentasi oleh sekolah. Penilaian kerja dil-
akukan oelh industri berdasarkan blanko pe-
nilaian yang telah disediakan oleh sekolah.
Penilaian laporan dan presentasi dilakukan
sekolah untuk mengetahui kegiatan yang dil-
akukan siswa selama praktik kerja industri
dan mengetahui tingkat kemampuan siswa
selama melaksanakan praktik kerja industri.
Miswardi dan Pardjono (2013) dalam hasil
penelitiannya juga memaparkan bahwa yang
memberikan penilaian terhadap kinerja siswa
selama melaksanakan prakerin adalah in-
struktur di industri.
Arfandi (2009) dalam hasil penelitian-
nya memaparkan bahwa penilaian siswa
merupakan kewenangan penuh pihak industri
dan dilakukan dengan menggunakan kriteria
penilaian yang diberikan oleh pihak sekolah
yang terdiri dari kehadiran, kedisiplinan, mo-
tivasi, mutu kerja, inisiatif, kreatifitas, per-
ilaku dan keterampilan kerja. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian mengenai penilaian
kegiatan praktik kerja industri dilakukan ber-
dasarkan kriteria-kriteria penilaian. Kriteria
penilaian praktik kerja industri dibagi men-
jadi 2, yaitu aspek sikap (non teknis) dan
aspek kompetensi (teknis). Aspek sikap (non
teknis) meliputi disiplin, kerja sama, inisiatif,
tanggung jawa, kejujuran, dan kebersihan.
Aspek kompetensi (teknis) tergantung dari
bidang industri yang dijadikan lokasi praktik
kerja industri, antara industri satu dengan in-
dustri yang lain mempunyai aspek kompe-
tensi (teknis) yang berbeda. Hal ini juga
didukung oleh hasil penelitian yang dil-
akukan oleh Mahmudi (2013) bahwa setiap
peserta prakerin akan mendapatkan penilaian
di akhir kegiatan praktik kerja industri ber-
dasarkan kompetensi yang dikuasai, kedi-
siplinan, dan tanggung jawab peserta didik
terhadap pekerjaan yang diberikan kepa-
danya. Suwarman dan Pardjono (2014) da-
lam hasil penelitiannya memaparkan bahwa
semua atau 100% SMK se-Kabupaten Kulon
Progo yang memiliki program keahlian
teknik pemesinan membuat buku jurnal
kegiatan untuk siswa yang melaksanakan
prakerin. Hal ini sesuai dengan hasil peneli-
tian bahwa siswa prakerin diwajibkan menu-
lis laporan kegiatan yang dilakukan selama
melaksanakan praktik kerja industri. Laporan
kegiatan praktik kerja industri ditulis tangan
sesuai dengan buku petunjuk teknis pengis-
ian laporan. Pada penulisan laporan dil-
akukan proses pembimbingan oleh guru
pembimbing minimal 3x pembimbingan.
Laporan kegiatan praktik kerja industri nant-
inya akan dipresentasikan dan diuji oleh guru
pembimbing praktik kerja industri.
Di akhir kegiatan praktik kerja industri,
siswa akan memperoleh sertifikat sebagai
bukti telah melaksanakan praktik kerja indus-
tri. Pemberian sertifikat praktik kerja industri
dibagi menjadi 2, yaitu sertifikat yang dike-
luarkan oleh sekolah berdasarkan nilai dari
industri dan sertifikat yang dikeluarkan lang-
sung oleh pihak industri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dan pendapat para ahli, dapat disimpulkan
bahwa evaluasi praktik kerja industri di Juru-
san Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Jom-
bang dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak
industri dalam bentuk penilaian kegiatan
praktik kerja industri. Penilaian kerja sepe-
nuhnya dilakukan oleh pihak industri, se-
dangkan sekolah menilai buku laporan
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 345
kegiatan prakerin dan ujian persentasi
laporan kegiatan prakerin. Kriteria penilaian
dibagi menjadi 2 yaitu aspek sikap (non
teknis) dan aspek kompetensi (teknis). Di
akhir kegiatan prakerin siswa akan mem-
peroleh sertifikat sebagai bukti telah melak-
sanakan program praktik kerja industri.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelak-
sanaan Praktik Kerja Industri
Dalam pelaksanaan praktik kerja in-
dustri terdapat faktor-faktor yang dapat men-
dukung dan menghambat pencapaian pro-
gram praktik kerja industri. Faktor-faktor ter-
sebut dapat berasal dari dalam maupun dari
luar SMK. Faktor pendukung pelaksanaan
praktik kerja industri dari lingkup internal
meliputi: kerjasama antar guru produktif da-
lam memberi materi pembelajaran praktik,
sarana dan prasarana pendukung yang diberi-
kan oleh sekolah, serta keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan mencari industri sebagai
lokasi praktik kerja industri. Hal ini senada
dengan hasil penelitian Arfandi (2009)
bahwa faktor–faktor yang mendukung prak-
tik kerja industri antara lain: keaktifan dan
motivasi siswa untuk mencari tahu segala in-
formasi mengenai prakerin, sumber daya
manusia yang memadai terutama guru pem-
bimbing prakerin, dan fasilitas pendidikan
yang medukung pelakasanaan prakerin. Hal
yang sama juga dipaparkan oleh Nurhar-
jadmo (2008) bahwa keberhasilan pelaksa-
naan praktik kerja industri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
sumber daya manusia yang berkualitas dan
sarana prasarana yang memadai. Sumber
daya manusia dalam hal ini adalah guru yang
mengajar di sekolah.
Faktor pendukung dari lingkup ekster-
nal pelaksanaan praktik kerja industri adalah
kesanggupan orang tua dalam menyediakan
biaya hidup ketika siswa melaksanakan prak-
erin. Apriyadi dan Sulistyo (2016) dalam
hasil penelitiannya memamparkan bahwa sa-
lah satu hal yang mempengaruhi pemiliihan
lokasi prakerin adalah faktor ekonomi siswa,
apabila orang tua siswa mampu menanggung
biaya hidup siswa selama prakerin akan
memudahkan sekolah dalam mencari DU/DI
yang bonafit. Faktor pendukung lainnya ada-
lah adanya payung hukum yang jelas tentang
pelaksanaan praktik kerja industri, dan
kepedulian industri dalam pelaksanaan prak-
tik kerja industri. Adanya payung hukum
yang jelas dapat membantu sekolah dalam
menjalin kerjasama dengan industri sebagai
lokasi praktik kerja industri. Payung hukum
penyelanggaraan praktik kerja industri yang
membantu sekolah dalam penyelenggaraan
praktik kerja industri seperti Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang
Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional pasal 4 poin 8 yang berbunyi peran
serta masyarakat dapat berbentuk pemberian
kesempatan untuk magang dan/atau latihan
kerja. Faktor penghambat internal pelaksa-
naan praktik kerja industri yaitu ketid-
aksiapan siswa baik dari mental maupun
kompetensi untuk melaksanakan prakerin,
solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan memberangkatkan siswa yang tidak
siap pada gelombang dua pengiriman siswa
prakerin dan siswa tersebut diberikan pem-
binaan lebih lanjut untuk dapat mengem-
bangkan mental dan kompetensinya. Hal ini
senada dengan hasil penelitian Arif dan
Suyanto (2014) bahwa faktor internal yang
dapat mempengaruhi keberhasilan praktik
kerja industri salah satunya adalah kesiapan
peserta didik dalam melaksanakan praktik
kerja industri.
Suartika et al., (2013) dalam hasil
penelitiannya mamaparkan bahwa kendala
346 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017
dalam pelaksanaan praktik kerja industri ada-
lah masih ada industri yang menganggap pro-
gram prakerin tersebut hanya menempatkan
siswa di DU/DI bukan melaksanakan pem-
belajaran di DU/DI. Hal ini mirip dengan
hasil penelitian di Jurusan Teknik Pemesinan
SMK Negeri 3 Jombang bahwa faktor peng-
hambat dari lingkup eksternal dalam pelaksa-
naan praktik kerja industri yaitu ada beberapa
industri yang hanya memanfaatkan tenaga
siswa prakerin tanpa memperhatikan tujuan
program prakerin, untuk mengatasi hal terse-
but sekolah melakukan negosiasi ulang
dengan industri tersebut agar lebih memper-
hatikan siswa prakerin. Faktor penghambat
lain adalah ketersediaan dunia industri se-
bagai lokasi praktik kerja industri yang
terbatas, solusi yang dilakukan sekolah untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan mengi-
rimkan proposal pengajuan praktik kerja in-
dustri jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan
praktik kerja industri. Hal senada juga di-
paparkan Mahmudi (2013) dalam hasil
penelitiannya juga memaparkan bahwa salah
satu kendala dalam pelaksanaan praktik kerja
industri adalah masih terbatasnya jumlah in-
dustri yang dapat dijadikan lokasi prakerin
sehingga sekolah kesulitan dalam mencari
tempat praktik kerja industri yang sesuai
dengan kompetensi keahlian siswa, solusinya
adalah melakukan MOU dengan DU/DI lebih
awal agar ada jaminan siswa dapat diterima
prakerin di DU/DI.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dan pendapat para ahli, dapat disimpulkan
bahwa faktor pendukung pelaksanaan praktik
kerja industri di Jurusan Teknik Pemesinan
SMK Negeri 3 Jombang yaitu: kesanggupan
orang tua dalam menyediakan biaya hidup
ketika siswa melaksanakan prakerin, adanya
payung hukum yang jelas tentang pelaksa-
naan praktik kerja industri, sarana dan prasa-
rana pendukung yang diberikan oleh sekolah,
serta keaktifan dan motivasi siswa dalam
kegiatan praktik kerja industri. Sedangkan
faktor penghambat pelaksanaan praktik kerja
industri di Jurusan Teknik Pemesinan SMK
Negeri 3 Jombang yaitu: ketidaksiapan siswa
baik dari mental maupun kompetensi untuk
melaksanakan prakerin, ketersediaan dunia
industri sebagai lokasi praktik kerja industri,
dan ada beberapa industri yang hanya me-
manfaatkan tenaga siswa prakerin tanpa
memperhatikan tujuan program prakerin. So-
lusi yang diberikan sekolah dalam mengatasi
faktor ketidaksiapan siswa adalah dengan
dengan memberangkatkan siswa yang tidak
siap pada gelombang dua agar siswa tersebut
dapat diberikan pembinaan lebih lanjut untuk
dapat mengembangkan mental dan kompe-
tensinya, untuk mengatasi faktor ketersedi-
aan industri sebagai lokasi praktik kerja in-
dustri maka sekolah mengirimkan proposal
pengajuan praktik kerja industri jauh-jauh
hari sebelum pelaksanaan praktik kerja in-
dustri, dan untuk mengatasi faktor industri
yang hanya memanfaatkan tenaga siswa
prakerin tanpa memperhatikan tujuan pro-
gram prakerin maka solusinya adalah sekolah
melakukan negosiasi ulang dengan industri
tersebut agar lebih memperhatikan siswa
prakerin.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
bahasan terhadap pengelolaan praktik kerja
industri di SMK Negeri 3 Jombang, penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai pern-
yataan singkat yang diharapkan dapat mem-
berikan jawaban atas topik yang dikaji dalam
penelitian ini.
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 347
Perencanaan praktik kerja industri di SMK
Negeri 3 Jombang
Langkah awal dalam perencanaan pra-
ktik kerja industri di SMK Negeri 3 Jombang
adalah melakukan kerja sama dengan pihak
industri. Langkah selanjutnya adalah sekolah
mengirmkan proposal prakerin, surat permo-
honan prakerin, dan MOU kepada industri.
Dalam rangka memperlancar tercapainya tu-
juan program praktik kerja industri dilakukan
kegiatan pembekalan bagi seluruh orang tua
dan siswa. Penyiapan guru pembimbing dipi-
lih dari guru produktif yang memiliki kom-
petensi di bidang prakerin agar dapat meng-
awasi dan membimbing siswa selama kegiat-
an praktik kerja industri. Sarana dan prasa-
rana pembelajaran disiapkan sekolah dengan
tujuan siswa dapat meningkatkan kemam-
puan dan kompetensi, sehingga ketika berada
di dunia usaha/industri siswa telah siap baik
secara mental maupun kompetensi.
Pelaksanaan praktik kerja industri di SMK
Negeri 3 Jombang
Pelaksanaan praktik kerja industri di
SMK Negeri 3 Jombang dilakukan secara
struktural dengan adanya pembagian tugas,
jadwal, dan agenda kegiatan yang telah dis-
iapkan oleh sekolah, mulai dari penempatan,
penyerahan, pembimbingan, monitoring, dan
penjemputan siswa prakerin. Dalam pelaksa-
naan praktik kerja industri dilakukan sink-
ronisasi kurikulum untuk menyesuaikan
kegiatan praktik kerja industri yang dilaku-
kan siswa dengan kurikulum pembelajaran
yang ada di sekolah.
Evaluasi praktik kerja industri di SMK
Negeri 3 Jombang
Evaluasi dilakukan oleh sekolah dan
industri. Evaluasi diberikan dalam bentuk
penilaian siswa. Penilaian kerja dilakukan
oleh industri, sedangkan sekolah menilai
laporan kegiatan prakerin dan ujian persen-
tasi laporan. Penilaian dilakukan berdasarkan
kriteria penilaian, yaitu aspek sikap (teknis)
dan aspek kompetensi (non teknis). Di akhir
kegiatan prakerin siswa akan memperoleh
sertifikat sebagai bukti telah melaksanakan
program praktik kerja industri.
Faktor pendukung dan penghambat pelak-
sanaan praktik kerja industri di SMK
Negeri 3 Jombang
Faktor pendukung pelaksanaan praktik
kerja industri di SMK Negeri 3 Jombang di-
pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: kesang-
gupan orang tua dalam menyediakan biaya
hidup ketika siswa prakerin, adanya payung
hukum yang jelas tentang pelaksanaan prak-
tik industri, sarana dan prasarana pendukung
yang diberikan oleh sekolah, serta keaktifan
dan motivasi siswa dalam kegiatan praktik
kerja industri. Faktor penghambat pelaksa-
naan praktik kerja industri di SMK Negeri 3
Jombang yaitu: siswa tidak siap mental mau-
pun kompetensi dalam prakerin, ketersediaan
dunia industri sebagai lokasi praktik kerja in-
dustri, dan ada beberapa industri yang me-
manfaatkan tenaga siswa prakerin tanpa
memperhatikan tujuan program prakerin.
Saran
Berdasarakan hasil dari paparan data,
pembahasan, dan studi kasus yang dilakukan,
peneliti memberikan saran-saran kepada
pihak-pihak yang berkaitan dengan pengel-
olaan praktik kerja industri di SMK Negeri 3
Jombang sebagai berikut.
Kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur
Bagi Dinas Pendidikan disarankan un-
tuk meningkatkan kualitas sarana prasarana
pembelajaran yang ada di SMK. Hal ini ber-
tujuan agar SMK dapat menghasilkan lulusan
yang berkompeten dan berkualitas di bidang-
348 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017
nya. Selain itu disarankan juga untuk mem-
buat pedoman pelaksanaan praktik kerja in-
dustri bagi SMK agar dalam pelaksanaan
praktik kerja industri antara satu SMK de-
ngan SMK lain dapat terselenggara secara
sistematis dan struktural.
Kepada SMK Negeri 3 Jombang
Bagi SMK Negeri 3 Jombang dis-
arankan untuk menjalin kerja sama dengan
industri yang sesuai dengan kompetensi ke-
ahlian siswa. Hal ini bertujuan agar siswa
memperoleh pengalaman kerja yang sesuai
dengan kompetensinya ketika melaksanakan
praktik kerja industri. Sekolah juga harus me-
ningkatkan sarana dan prasarana khususnya
dalam kegiatan prakerin dan pembelajaran
praktik, karena hal itu merupakan faktor pen-
dukung pelaksanaan praktik kerja industri.
Kepada Guru Pembimbing
Bagi guru pembimbing disarankan un-
tuk melakukan pembimbingan dan monitor-
ing secara intensif kepada siswa yang
melaksanakan praktik kerja industri. Hal ini
bertujuan agar memberikan masukan ketika
siswa menemui kendala-kendala saat melak-
sanakan praktik kerja industri. Guru pem-
bimbing harus selalu berkoordinasi dengan
instruktur yang ada industri sebagai bentuk
pngawasan kepada siswa yang melaksanakan
praktik kerja industri. Guru pembimbing dis-
arankan untuk membuat laporan hasil moni-
toring sebagai bahan evaluasi pelaksanaan
program praktik kerja industri.
Kepada Siswa
Bagi siswa disarankan untuk lebih aktif
dalam pembelajaran praktik maupun teori,
hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan
mental dan kompetensi siswa ketika terjun
melaksanakan praktik kerja industri. Siswa
juga harus lebih intensif dalam melakukan
komunikasi dengan guru pembimbing agar
dapat memperoleh masukan-masukan yang
membangun selama melaksanakan kegiatan
praktik kerja industri.
Kepada Industri
Bagi industri disarankan untuk lebih
memperhatikan kegiatan siswa selama me-
laksanakan praktik kerja industri. Hal bertu-
juan agar siswa dapat memperoleh pengala-
man kerja yang dapat meningkatkan kemam-
puan dan kompetensinya setelah melak-
sanakan praktik kerja industri. Penilaian
kerja oleh instruktur di industri sebaiknya
lebih objektif dan akurat agar sekolah dapat
mengetahui perkembangan siswa selama
melaksanakan praktik kerja industri.
Kepada Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk lebih memperdalam sub penelitian da-
lam penelitian ini untuk menjadikannya pe-
nelitian tunggal. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi lebih lengkap dan
konkrit terkait pengelolaan praktik kerja in-
dustri. Pendalaman penelitian bisa dilakukan
pada aspek sinkronisasi kurikulum dan eval-
uasi program praktik kerja industri, sehingga
data hasil penelitian dapat digunakan men-
jadi data tambahan mengenai pengelolaan
praktik kerja industri sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan SMK.
Gilang Eka Putra, Yoto, Solichin, Studi Tentang Pengelolaan Praktik Kerja Industri … 349
DAFTAR RUJUKAN
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup
(Life Skills Education). Bandung:
Alfabeta.
Apriyadi, C. & Sulistyo, B. 2016. Pelaksa-
naan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
pada Jurusan Teknik Sepeda Motor
SMKN 2 Pengasih. Jurnal Pendidikan
Teknik Otomotif. 16 (1): 21—33.
Arfandi, A. 2009. Pelaksanaan Praktik Kerja
Industri Siswa SMK Program Keahlian
Teknik Bangunan Di Kota Makassar.
Jurnal Cakrawala Pendidikan. 2 (-):
119—131.
Arif, U. & Suyanto. W. Evaluasi Pelaksanaan
Praktik Kerja Industri Peserta Didik
Program Keahlian Teknik Otomotif
SMK Giripuro Sumpiuh. Jurnal Pen-
didikan Vokasi. 4 (2): 262—270.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
1996. Pedoman Teknis Pelaksanaan
PSG pada SMK. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Mahmudi, M. 2013. Pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda Bersertifikat ISO di
SMK Negeri 1 Malang. Jurnal Ke-
bijakan dan Pengembangan Pendidi-
kan. 1 (2): 101-111.
Mardiyah, S. & Supriyadi, E. 2013. Evaluasi
Praktik Kerja Industri Kompetensi
Keahlian Pemasaran SMKN 1 Penga-
sih Kulon Progo. Jurnal Pendidikan
Vokasi. 3 (3): 320—333.
Miswardi, Y. & Pardjono. 2013. Proses dan
Hasil Belajar pada Prakerin Bidang
Keahlian Kendaraan Ringan: Studi Ka-
sus Pada Industri Pasangan SMKN 3
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Vokasi. 3 (2): 268—281.
Moleong, L. 2005. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurharjadmo, W. 2008. Evaluasi Implemen-
tasi Kebijakan Pendidikan Sistem
Ganda Di Sekolah Kejuruan. Jurnal
Spirit Publik. 4 (2): 215—228.
Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 1992
tentang Peran Serta Masyarakat dalam
Pendidikan Nasional.
Suartika, Dantes, dan Candiasa. 2013. Studi
Evaluasi Pelaksanaan Program Praktik
Kerja Industri (Prakerin) dalam Kai-
tanya dengan Pendidikan Sistem
Ganda Di SMK Negeri 1 Susut. e-
Jurnal Program Pascasarjana Univer-
sitas Pendidikan Ganesha. 3 (-): -.
Suryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suwarman & Pardjono. 2014. Pengelolaan
Praktik Kerja Industri Pada Program
Keahlian Teknik Pemesinan se-Kabu-
paten Kulon Progo. Jurnal Pendidikan
Vokasi. 4 (1): 83—95.
Suwarni. 2015. Manajemen Praktik Kerja In-
dustri. Jurnal Manajer Pendidikan. 9
(1): 1—14.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidi-
kan Nasional.
Yulianto & Sutrisno, B. 2014. Pengelolaan
Kerjasama Sekolah dengan Dunia
Usaha/Dunia Industri (Studi Kasus
SMK Negeri 2 Kendal). Jurnal Pen-
didikan Ilmu Sosial. 24 (1): 19—37.