STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRSTRUKTUR DI DESA SEPALA DALUNG KECAMATAN...

25
eJournal Pemerintahan Integratif, 2013, 1 (3) : 346-360 ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id © Copyright 2013 STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRSTRUKTUR DI DESA SEPALA DALUNG KECAMATAN SESAYAP HILIR KABUPATEN TANA TIDUNG Abdul Wahid 1 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Partisipasi masyarakat Desa Sepala Dalung di dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Sepala dalung Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana tidung. Dengan fokus penelitian melimputi : Partisipasi Masyarakat di Dalam Perencanaannya, Pelaksanaannya, dan pengawasannya, serta Faktor yang mempengaruhi Fakto pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan studi keperpustakaan, studi lapangan, yaitu dengan melakukan pengumpulan data melalui kegiatan observasi dan pengamatan secara langsung pada objek penelitian, analisis dokumentasi dengan pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder berupa surat-surat, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang ada relevisinya dengan kebutuhan data yang diperlukan dalam proses penulisan serta mengadakan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Narasumber pada penelitian ini terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa (SekDes), Ketua Badan Permusyarawatan Desa (BPD), Serta warga desa sepala dalung. Analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Desa Sepala Dalung, merupakan satu di antara desa wilayah Kabupaten Tana Tidung tepatnya 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

Transcript of STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRSTRUKTUR DI DESA SEPALA DALUNG KECAMATAN...

eJournal Pemerintahan Integratif, 2013, 1 (3) : 346-360ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id© Copyright 2013

STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAMPEMBANGUNAN INFRSTRUKTUR DI DESA SEPALA DALUNG

KECAMATAN SESAYAP HILIR KABUPATEN TANA TIDUNG

Abdul Wahid1

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Partisipasimasyarakat Desa Sepala Dalung di dalam Pembangunan Infrastruktur diDesa Sepala dalung Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana tidung.Dengan fokus penelitian melimputi : Partisipasi Masyarakat di DalamPerencanaannya, Pelaksanaannya, dan pengawasannya, serta Faktoryang mempengaruhi Fakto pendukung dan penghambat partisipasimasyarakat.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan datadengan melakukan studi keperpustakaan, studi lapangan, yaitu denganmelakukan pengumpulan data melalui kegiatan observasi danpengamatan secara langsung pada objek penelitian, analisisdokumentasi dengan pengumpulan data yang dilakukan untukmendapatkan data sekunder berupa surat-surat, arsip-arsip dandokumen-dokumen yang ada relevisinya dengan kebutuhan data yangdiperlukan dalam proses penulisan serta mengadakan wawancara untukmendapatkan informasi yang lebih jelas sesuai dengan yang dibutuhkandalam penelitian. Narasumber pada penelitian ini terdiri dari KepalaDesa, Sekretaris Desa (SekDes), Ketua Badan Permusyarawatan Desa(BPD), Serta warga desa sepala dalung. Analisis data dilakukan dengancara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikankesimpulan atau verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Desa Sepala Dalung,merupakan satu di antara desa wilayah Kabupaten Tana Tidung tepatnya1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

di Kecamatan Sesayap Hilir yang memiliki jumlah penduduk 851 jiwa danterdapat 207 KK (kepala keluarga) yang terdiri dari 448 jiwa laki-laki dan403 jiwa wanita. Dari hasil pengamatan lapangan pembangunaninfrastruktur desa yang dilaksanakan masih ada ditemukan berbagaipermasalahan (kendala) satu diantaranya didalam perencanaanpengambilan keputusan, masyarakat sebagian besar tidak bisamenghadiri kegiatan rapat yang diselenggarakan pemerintah desasetempat. Walaupun diketahui bersama bahwa pembangunan yangdilakukan hanya semata untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatitu sendiri.

Kata Kunci: Tujuan Penelitian, fokus penelitian, lokasi penelitian,pengumpulan data, narasumber, Sarana dan Prasarana.

PendahuluanSesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerahberwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusanpemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.Pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkanuntuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakatmelalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat.

Sejak keluarnya kebijakan otonomi daerah yangdimulai dengan lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah, sehingga saat berlakunya UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, secaraeksplisit memberikan otonomi yang luas kepadapemerintah daerah untuk mengurus dan mengelolaberbagai kepentingan dan kesejahteraan masyarakatdaerah. Pemerintah Dearah dituntut untukmengoptimalkan pembagunan didaerah yang berorientasikepada kepentingan masyarakat.

Dalam rangka pemerataan pembangunan daerah dan347

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

pembangunan wilayah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pengadaan sarana kebutuhanmasyarakat. Pemekaran wilayah merupakan hal yang tidakdapat dihindari dalam proses otonomi daerah. Pemekaranwilayah merupakan kebijakan untuk meningkatkan lajupembangunan di daerah, karena dengan adanya pemekaranwilayah diharapkan dapat lebih mendekatkan pelayanankepada masyarakat karena semakin pendeknya rentangkendali pemerintahan.

Dengan berkembangnya pembangunan di Indonesiadalam segala bidang khususnya di bidang pembangunandesa, maka perkembangan pemerintahan desa sanggatdiperlukan juga, karena perkembangan tidak sajasebagai berubahan secara administrative, tetapi jugasebagai indikasi keberhasilan pembangunan di pendesaanserta meningkatkan volume pembangunan daerah sekaligusmembawa implikasi terhadap pembangunan Nasional.Pemberian otonomi luas kepada daerah khususnya padadesa baru diarahkan untuk lebih mempercepatterwujutnya kesejahteraan masyarakat melaluipeningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran sertamasyarakat terhadap pembangunan.

Perhatian pembangunan perlu diarahkan kepadapembangunan perdesaan,karena bagian pedesaanlah menjadi ujung tombak, titiktumpuan pembangunan indonesia berada di dalam posisipada tahap pembangunan desa dengan segala aspeknyadengan memperhatikan lingkungan sekitarnya. Keadaanyang demikian ini diperkuat oleh adanya kenyataanbahwa masyarakat perdesaan masih diliputi denganberbagai masalah yang diantaranya yaitu: kemiskinan,keterbelakang-an dan berbagai kerawanan sosiallainnya. Perlu usaha yang terencana untuk membangunprasarana perhubungan desa, produksi, pemasaran danprasarana desa untuk meningkatkan taraf hidup dan

348

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Upayapemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakatdilaksanakan dengan kebijakan penataan kelembagaanpada pemerintahan desa. Dengan menjadikan pemerintahdesa sebagai bagian langsung dari birokrasi negarayang melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Negara diwilayahnya. Peningkatan prakarsa dan swadayamasyarakat dalam pembangunan desa, di samping ituterdapat pula Badan Perwakilan Desa, (BPD) yangbersama Kepala Desa berwenang, menetapkan PeraturanDesa (PERDes). Penataan kelembagaan di dalammasyarakat desa secara relatif telah mampu menciptakanwadah bagi partisipasi masyarakat dalampembangunannya. Dalam rangka menyempurnakandesentralisasi pemerintahan dan otonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan hal tersebut maka diterbitkanyaUndang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomidaerah, hal ini secara langsung mengubah ruang lingkupkewenangan pemerintah di Indonesia, pemerintah pusatmemberikan kewenangannya kepada pemerintah daerahuntuk mengatur dan mengurus rumah tangga ataudaerahnya sendiri, berarti dalam menjadi kewenangandaerah, pemerintahan menjalankan otonomi daerahseluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiriurusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugaspembantuan, selain dari urusan yang menjadi urusanPemerintah Pusat. Menyelenggarakan urusan pemerintahanyang berada di daerah merupakan pemerintah daerah,sedangkan pemerintah pusat hanya berwenang pada hal-hal yang berhubungan dengan luar negeri, pertahanan,keamanan negara, pengadilan, agama dan keungan negara.Disinilah peluang untuk diterapkannya (bottom up planning)dengan mengedepankan peran serta masyarakat (masyarakatpartisipatif).

Pemerintah Daerah selaku Administrator349

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

Pemerintahan Pembangunan daerah dan kemasyarakatanbertanggung jawab dalam meningkatkan partisipasimasyarakat dalam pembangunan desa. Hal tersebutdimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk diwilayah perdesaan guna mengatasi kemiskinan danmeningkatkan kesejahteraan. Selain daripada itu,seiring berkembangnya pembangunan indonesia khususnyapembangunan desa, masih melahirkan peraturan yanglebih bersifat spesifik, yaitu Peraturan Republikindonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa. Dimanadalam pembentukan dan perkembangan daerah, yang dituangkan dalam pasal 2 ayat (1) di sebutkan bahwaJumlah penduduk, luas wilayah, bagian wilayah kerja,perangkat, sarana dan perasarana pemerintah.Dimaksudkan dalam hal ini dapat berupa pembangunanbeberapa desa, atau beberapa desa yang bersandinganatau pemekaran dari suatu desa atau lebih, ataupembentukan desa di luar desa yang telah ada. Dapatdisimpulkan bahwa desa adalah suatu wilayah yangpastinya ditempati oleh sejumlah penduduk, mempunyaiorganisasi pemerintah, dalam pelaksanaannya memperolehpelimpahan tugas dari kecamatan, maka desa menghadapikemungkinan baik berupa pembentukan, pemecahan,penyatuan, penghapusan atau perubahan statusnya daridesa menjadi kelurahan. Di dalamnya terdapat programyang tidak dapat hindari, mengenai pengentasankemiskinan dikembangkan dengan memadukan berbagaiaspirasi yang berkembang di masyarakat sesuai denganarah kebijakan nasional. Mekanisme penyusunan programdari perencanaan yang dimulai dari tingkat desa dandimusyawarahkan dalam Musrenbangdes upaya itudilanjutkan dengan temu karya pembangunan kecamatandan ke Rakorbang II, yang kemudian ditetapkan dalamAnggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan skalaprioritas tertentu, bahwa program pembangunan yang

350

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

secara langsung ditujukan untuk menanggulangikemiskinan menjadi prioritas utama. Dalam pembangunanyang bertujuan untuk memeratakan pembangunan diwilayah Kabupaten Tana Tidung, menjadi rujukan utamadalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan yangditandai oleh besarnya rasa memiliki dan tanggungjawab. Pembangunan yang tertumpu kepada masyarakatdengan melibatkan sebesar mungkin peran masyarakatmulai dari perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan,hingga monitoring dan perkembangannya. Pendekatan inidimulai dengan keikutsertaan masyarakat sebagai pelakuutama (stakeholders) dalam proses perencanaan pembangunankarena masyarakat diyakini paling mengetahui danmemahami segala kebutuhan, pola pikir, sistem nilai,perilaku, dan adat istiadat serta kebiasaan dilingkungannya. Pembangunan di Kabupaten Tana Tidungmerupakan satu di antara wujud pendekatan pembangunanpartisipatif yang menempatkan semua pelakupembangunan, termasuk kesetaraan gender, sehinggamasyarakat menjadi subyek dan pelaku utama dariperencanaan, pengelolaan sampai dengan monitoring danevaluasi pembangunan.

Desa Sepala Dalung, merupakan satu di antara desawilayah Kabupaten Tana Tidung tepatnya di KecamatanSesayap Hilir yang memiliki jumlah penduduk 851 jiwadan terdapat 207 KK (kepala keluarga) yang terdiridari 448 jiwa laki-laki dan 403 jiwa wanita.

Setelah melakukan observasi dan pengamatan diDesa Sepala Dalung pada saat ini ada beberapa saranadan prasarana (infrastuktur) yang membutuhkanperhatian satu diantaranya seperti saranatransportasi, sarana pendidikan, dan saranapribadatan. Satu diantara penomena yang ada dan masihberjalan adalah sarana pembangunan Badan Jalan yangada di Desa Sepala Dalung, yang belum melakukan351

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

pengerasan (aspal/semenisasi) saat musim hujan jalanberlumpur dan berdebu pada musim kemarau sehinggamengakibatkan terganggunya kegiatan ataupun aktivitasmasyarakat Desa Sepala Dalung. Selain daripada itukondisi infrastruktur/bangunan sarana transportasi,jalan, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan saranakesehatan yang kurang diperhatikan dari padalingkungan dan perawatannya.

Melihat kondisi dan keadaan yang terjadi dalammasyarakat, maka dari itu penulis tertarik mengadakanpenelitian dengan judul “Studi Tentang Partisipasi MasyarakatDalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Sepala Dalung KecamatanSesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung”.

Kerangka Dasar Teori1. Partisipasi Masyarakata. Partisipasi

Menurut Adisasmiita (2006:34) Partisipasi anggotamasyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakatdalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaandan pelaksanaan (implementasi) program/proyekpembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Slamet sebagaimana dikutip olehSuryono (2001:124) Partisipasi masyarakat dalampembangunan diartikan sebagai ikut serta masyarakatdalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan danikut serta pemanfaatan dan menikmati hasil-hasilpembangunan.

Berdasarkan hal tersebut maka partisipasimasyarakat adalah suatu aktivitas yangmengikutsertakan perasaan dan emosional seseorangdalam proses pembuatan keputusan dan melaksanakantanggung jawab dalam suatu organisasi atau kelompokdalam mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.

352

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

Selanjutnya menurut Adisasmita (2006:41)Partisipasi Masyarakat adalah pemberdayaan masyarakat,peran sertanya dalam kegiatan penyusunan perencanaanimplementasi program/proyek pembangunan, dan merupakanaktualisasi dan kesediaan dan kemauan masyarakat untukberkorban dan berkontribusi terhadap implementasiProgram Pembangunan.

Dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakatmerupakan “proses ketika warga, sebagai individumaupun kelompok sosial dan warga, mengambil peran,serta ikut mempengaruhi proses perencanaan,pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yanglangsung mempengaruhi kehidupan mereka”.

b. MasyarakatMenurut Suharto (2005:47) Masyarakat adalah

sekelompok orang yang memiliki perasaan sama, menyatusatu sama lain karena mereka saling berbagi identitas,kepentingan-kepentingan yang sama, perasaan memiliki,dan biasanya satu tempat yang sama.

Mac Iver dan Page dalam bukunya Soekanto(1999:26) Masyarakat adalah suatu sistem darikebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja samaantara berbagai kelompok dan pengolahan daripengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia.

Kemudian menurut Soekanto (2006:26) masyarakatmerupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup danberkerja cukup lama sehingga meraka dapat mengaturdiri mereka dan menganggap diri mereka suatu kesatuansosial dengan batasan-batasan yang dirumuskan.

Dari pendapat di atas, maka dapat di simpulkanmasyarakat itu adalah suatu system, kesatuan manusiayang memiliki suatu interaksi, kebiasaan (adat-istiadat), tata cara hidup bersama yang hidup denganbatasan-batasan (aturan-aturan) dan mengangagap diri353

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

mereka suatu kesatuan sosial yang bersifat kontinyudan terikat.

c. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007:27)

adalah keikutsertaan masyarakat dalam prosespengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusantentang alternatif solusi untuk menangani masalah,pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatanmasyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yangterjadi.

Partisipasi sesuai dengan Undang-Undang No. 25Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan PembangunanNasional (sebagai salah satu tujuan SPPN Pasal 2 ayat4 huruf d) memaknai “partisipasi masyarakat adalahkeikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasikankepentingan mereka dalam proses penyusunan rencanapembangunan”

Dari pengertian menurut para ahli di atas dapatdisimpulkan bahwa partisipasi masyarakat merupakanketerlibatan atau keikutsertaan seseorang masyarakatdalam proses interaksi social, pengidentifikasianmasalah dan potensi yang ada di masyarakat dalamsituasi tertentu, baik dalam pengambilan keputusan(solusi) menangani masalah, pelaksanaan upayamengatasi masalah, dan proses keterlibatan masyarakatdi dalam mengevaluasi perubahan yang terjadi.

2. Pembangunan Infrastruktur Desaa. Pembangunan

Pada awal pemikiran mengenai pembangunan seringdi temukan adanya perbedaan sudut pandang (perspektif)yang beragam warna tergantung para ahli memandangnyadari sudut mana ahli itu memandang.

354

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

Para ahli memberikan definisi yang bermacam-macamseperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisasaja diartikan berbeda oleh satu orang dengan oranglain, daerah yang satu dengan daerah yang lainnya,negara yang satu dengan yang lain pula.

Siagian dalam Riyadi (2004:4) memberikanpengertian tentang pembangunan sebagai "suatu usahaatau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yangberencana dan dilakukan secara sadar oleh suatubangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalamrangka pembinaan bangsa (nation building)".

Menurut Soekanto (2005:437) pembangunansebenarnya merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan dikehendaki. Dari pendapat inidikemukakan bahwa pembangunan dari segi prosesnyaperubahan, dimana perubahan tersebut dilakukan olehmasyarakat itu sendiri karena yang menginginkanperubahan itu sendiri adalah masyarakat, sebabdidasari oleh adanya kebutuhan masyarakat dalamberbagai aspek kehidupan manusia.

b. InfrastrukturDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Infrastruktur

adalah prasarana diartikan dalam pengertian di atasInfrastuktur yaitu prasarana atau kebutuhan mendasardalam bentuk fasilitas-fasilitas yang bersifat fisikyang mendukung kegiatan manusia (masyarakat). Adapunpandangan-pandangan para Ahli mengenai, infrastrukturyaitu sebagai berikut:

Menurut Grigg dalam Kodoatie (2005:8)Infrastruktur merujuk pada system fisik yangmenyediakan transportasi, pengairan, drainase,bangunan-bangunan gedung dan pasilitas public yanglain yang dibutuhkan untuk untuk memenuhi kebutuhandasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. 355

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

c. DesaAsal mula desa pertama kali dikemukakan oleh Mr.

Herman Warner Muntinghe (Pembantu Gubernur JendralInggris) seorang belanda. Desa muncul dalam laporankepada pemerintahnya tanggal 14 juli 1817 menyebutkantentang adanya desa-desa di daerah pesisir utara PulauJawa. Kemudian ditemukan juga desa-desa di luar jawayang kurang lebih sama dengan desa di Jawa (Soetarjo,dalam Wasistiono, 2007;7).

Selanjutnya menurut Adisasmita (2006:20)Pembangunan Desa yang dilakukan dengan pendekatanmultisektoral, partisipatif, berlandaskan berdasarkankemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutanserta melaksanakan pemanfaatan sumberdaya pembangunansecara serasi, selaras, dan sinergis sehingga tercapaioptimalitas. Berdasarkan hal tersebut ada (3) tigaprinsip pokok pembangunan desa.

Kebijaksanaan dan langkah-langkah penbangunan disetiap desa mengacu kepada pencapaian sasaranpembangunan berdasarkan trilogy pembangunan yaitu:

a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.c. Stablitas yang cukup tinggi dan dinamis.

Metode PenelitianSesuai dengan judul yang diteliti, yaitu study

tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunaninfrastruktur di Desa Sepala Dalung adalah penelitiandeskriptif, yakni suatu metode penelitian yangdilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambarantentang suatu keadaan secara obyektif. Menurut HadariNawawi (2005:63) yaitu “Metode deskriptif dapatdiartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yangdiselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan

356

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarangberdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimanaadanya”.

Mengemukakan bahwa deskriptif adalah data yangdikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, dari pendapat ini dijelaskan penelitiandeskriptif untuk mendapatkan data mungkin berasal darinaskah, wawancara, catatan lapangan, foto, video tape,dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmilainya. Adapun pokok-pokok isi wawancara penelitianmerupakan indikator dari Partisipasi Masyarakat diDalam Pembangunan Infrstruktur meliputi: PartisipasiMasyarakat di Dalam Perencanaannya, Pelaksanaannya,dan pengawasannya, serta Faktor yang mempengaruhiFaktor pendukung dan penghambat partisipasimasyarakat.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian iniadalah: (1) Sumber Data Primer: Data yang diperolehmelalui responden dengan cara melakukan Tanya jawabsecara langsung dan dipandu dengan pedoman wawancarayang sesuai dengan fokus penelitian.Teknik penentuaninforman menggunakan Purposive sampling yangdikemukakan Nawawi dalam suherman (2007: 30) bahwadalam teknik Purposive Sampling pengambilan sampeldisesuaikan dengan tujuan penelitian. (2) Sumber DataSekunder: Data yang diperoleh melalui beberapainformasi antara lain melalui: (a) Dokumen (b) BukuIlmniah, dan (c) Hasil Penelitian.

Dalam penelitian teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah: (1) Penelitian Kepustakaan (LiberaryResearch) Kegiatan penelitian yang penulis lakukan diperpustakaan dengan cara mengumpulkan teori dan konsepdari kepustakaan berupa buku-buku ilmiah, buku-bukureferensi, dan dokumen yang berhubungan dengan ruang357

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

lingkup penelitian sebagai landasan pemikiran danpembahasan, (2) Penelitian Lapangan (Field WorkResearch) Yaitu penelitian yang dilakukan secaralangsung dilapangan dengan menggunakan beberapa teknikyaitu: (a) Observasi yaitu pengamatan secara langsungdilapangan guna untuk memperkuat data. (b)Wawancara(Interview) yaitu pengumpulan data yang diperolehmelalui proses tanya jawab antara peneliti dengan yangditeliti. Merupakan cara yang efektif untukmengumpulkan data sosial berupa informasi tentangmanusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia.Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupuntidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatapmuka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.Angket atau Quisioner yaitu serangkaian daftarpertanyaan yang disusun secara sistematis kemudiandisebarkan untuk diisi oleh responden (c) DokumentasiDalam pengumpulan data melaui dokumentasi, diperlukanseperangkat alat atau instrument yang memandu untukpengambilan data-data dokumen. Ini dilakukan agardapat menyeleksi dokumen mana yang dipandangdibutuhkan secara langsung dan mana yang tidakdiperlukan. Data dokumen dapat berupa foto, gambar,peta, grafik, struktur organisasi, catatan-catatanbersejarah, dan sebagainya. Dokumentasi merupakanpelengkap dari penggunaan teknik observasi danwawancara dalam sebuah penelitian kualitatif.

Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode perbandingan tetap.Sebagai mana dikemukakan oleh Glaser & Straussdijelaskan bahwa metode perbandingan tetap adalahteknik menganalisis data secara tetap membandingkankategori dengan kategori lainnya.

Data yang diperoleh dilapangan selanjutnyadiklasifikasi untuk menciptakan dan menyusun data-data

358

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

tersebut dalam berbagai kategori. Setelah disusundalam berbagai kategori, kemudian dilakukan slicinguntuk memfokuskan analisis data. Setelah melakukanslicing, dilakukan pemetaan untuk menyederhanakannya.Setelah pemetaan dilakukan, hal terakhir adalahproducing yaitu menyajikan secara keseluruhan kerangkadari analisis yang telah dilakukan.

Hasil dan PembahasanBerikut ini adalah ulasan mengenai hasil

penelitian yang diperoleh di lapangan yang diperolehbaik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasimengenai bagaimana partisipasi masyarakat dalampembangunan di Desa Sepala Dalung Kecamatan SesayapHilir Kabupaten Tana Tidung. menyajikan data yangdiperoleh di lapangan melalui observasi, wawancara danpenelitian dokumen, yaitu mempelajari data-datalaporan dan arsip yang berhubungan dengan penelitian.Selain itu penulis juga akan memberikan gambaran umumDesa Sepala Dalung Kecamatan Sesayap Hilir KabupatenTana Tidung yaitu sebagai berikut :

A. Gambaran Umum1. Kabupaten Tana Tidung

Kabupaten Tana Tidung adalah salah satu diantara Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur,Indonesia yang baru disetujui pembentukannya padasidang Paripurna DPR RI pada tanggal 17 Juli 2007,dimana disetujui pembentukan/kota baru sebanyak 14 diseluruh indonesia. Kabupaten ini merupakan pada awalpemekaran dari 3 (tiga) Wilayah kecamatan di KabupatenBulungan yakni, Kecamatan Sesayap, Kecamatan SesayapHilir, dan Kecamatan Tana Lia. Dalam berjalannyasistem pemerintahan di dalam perkembangannya sesuaidan telah memenuhi syarat yang berlaku, Kabupaten Tana359

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

Tidung melakukan pemekaran wilayah dengan membentuk 2(dua) wilayah Kecamatan baru, yaitu: Kecamatan MurukRian dan Kecamatan Betayau.

Secara geografis wilayah Kabupaten Tana Tidungterbentang mulai 116’42’50” sampai dengan 117’49’50Bujur Timur dan 3’12’02” sampai dengan 3’46’41”Lintang Selatan. Di sebelah utara, wilayah KabupatenTana Tidung berbatasan dengan Kabupaten Nunukan, disebelah timur dan selatan berbatasan dengan KabupatenBulungan, di sebelah barat berbatasan dengan KabupatenMalinau. Luas wilayah Kabupaten Tana Tidung adalah4.828,54 hektar atau 4.828,58 km2 atau sekitar 2,22 %dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

a. Letak GeorafisSecara Georafis Kabupaten Tana Tidung memiliki

beberapa pulau, yang dialiri puluhan sungai besar dankecil, serta secara topografi memiliki daratan yangberbukit-bukit, bergunung-gunung dengan tebing terjaldan kemiringan yang tajam. Ibukota Kabupaten TanaTidung berkedududkan di Tideng Pale Kecamatan Sesayap.Terdapat 2 (dua) buah gunung di Kecamatan Sesayapyaitu Gunung Rian dengan ketinggian 680 m.dpl danGunung Aung dengan ketinggian 250 m.dpl.

Data iklim yang disajikan berasal dari StasiunMeteorologi Tanjung Selor, hal ini dikarenakan diKabupaten Tana Tidung belum terdapat Stasiunmeteorologi yang memberikan informasi klimatologi.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan distasiun Meteorologi Tanjung Selor pada tahun 2008bahwa Kabupaten Tana Tidung mengalami musim hujansepanjang tahun. Untuk penyinaran matahari rata-rata46 %.

360

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

Rata-rata suhu udara sepanjang tahun 2008 adalah26,9°C yang berkisar antara 21,8°C - 35,4°C. Sedangkancurah hujan selama tahun 2008 antara 151 mm sampai376,9 mm. Untuk kelembaban udara tercatat relatiftinggi antara 83 % sampai dengan 87 % dengan rata-ratatahun 2008 adalah 85 %. Kabupaten Tana Tidungmerupakan wilayah yang memiliki Sumber Daya Alamseperti minyak dan gas, batu bara, emas, kekayaanhutan, lahan perkebunan (kelapa sawit), dan wilayahperairan yang sangat potensial.

2. Gambaran Umum Tempat Penelitian.a. Keadaan Geografis Desa Sepala Dalung.

Desa Sepala Dalung adalah desa pemekaran dariDesa Sesayap yang berada di Kecamatan Sesayap HilirKabupaten Tana Tidung. Desa ini dapat ditempuh melaluijalan darat yaitu melewati jalan Trans Kalimantan,melewati jalan yang melewati Desa Seludau, DesaSebawang, dan Desa Sebidai dan dari sungai sesayapatau laut menggunakan speed boat, perahu, ataupunkapal. Desa-desa tetangga yang mengelilingi DesaSepala Dalung antara lain Desa Sesayap, Desa Seludau,Desa Buang Baru, Desa Singkong, dan Desa Menjelutung.Jarak Desa Sepala Dalung dari Ibukota Kabupaten adalah± 23 km sedangkan dari ibukota Kecamatan hanya ± 2 km.

Desa Sepala Dalung memiliki luas 60 km2 denganbatas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan SembakungSebelah Timur : Desa SengkongSebelah Selatan: Desa Buang Baru Sebelah Barat : Desa Sepala Induk

b. DemografisPenduduk Desa Sepala Dalung pada Tahun 2010

seluruhnya berjumlah 851 jiwa yang terdiri dari 448361

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

jiwa penduduk laki-laki dan 403 jiwa pendudukperempuan.

Desa Sepala Dalung dilihat dari segi keadaan alammemiliki iklim tropis basah sehingga Desa SepalaDalung memiliki kekayaan alam berupa batu bara; hasilhutan non kayu yang meliputi madu, rotan, damar danbuah-buahan hutan; hasil hutan kayu yang di dominasioleh kayu meranti, perupuk, gita (lita-lita), adad,asam-asam, pisang-pisang dan lain-lain yang biasanyatumbuh di daerah rawa. Sedangkan di daerah pegunungandi dominasi oleh kayu Ulin, Mengeris, Bangkirai,Meranti gunung, Lembasung, dan lain-lain. d. Hasil Pembangunan

Pada Tahun 2010, pembangunan Desa Sepala Dalungsudah mengalami perkembangan yang semakin signifikan.Di Desa telah dilakukan pembangunan jalan-jalan ataugang (Semenisasi) maupun perbaikan jalan utama dengandilakukan penimbunan tanah atau agregat. Jalan-jalanatau gang (Semenisasi) di danai dari Alokasi Dana Desa(ADD) tahun anggaran 2010-2011, sedangkan pembangunanjalan utama didanai dari Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) Kabupaten Tana Tidung.

Bangunan-bangunan yang ada di Desa Sepala Dalungantara lain Kantor Desa Sepala Dalung (ADD 2010), BPU(Pemda Kab. Bulungan melalui program PPMD), Gedung PKK(ADD 2010), Kantor BPD (PWK Kec. Sesayap Hilir),Gudang penyimpanan desa (ADD 2010), Tempat parkirsepeda motor kantor desa (ADD 2010), Musholla (Swadayamasyarakat Desa Sepala Dalung), SDN No. 009 (DinasPendidikan Kab. Tana Tidung), Taman Kanak-kanak (PemdaKab. Bulungan melalui program PPMD), Madrasah Islam(Pemda Kab. Bulungan melalui program PPMD), Posyandu(Pemda Kab. Bulungan melalui program PPMD), PosKamling (Bantuan pihak ketiga), Pelabuhan tambatanperahu Tahun 2005 (PWK Kecamatan Sesayap Hilir), serta

362

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

Pelabuhan tambatan perahu Tahun 2010 (PNPM ProvinsiKalimantan Timur).

B. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa Sepala Dalung Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung.

Sesuai dengan apa yang menjadi fokus peneliti didalam pembangunan infrastruktur Desa Sepala Dalung,ada 3 (tiga) pembahasan partisipasi masyarakat dalampembangunan infrastuktur Desa Sepala Dalung, yaitu:

1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaanpembangunan di Desa Sepala Dalung.

2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanpembangunan di Desa Sepala Dalung.

3. Partisipasi masyarakat dalam pengawasaanpembangunan di Desa Sepala Dalung.

1. Partisipasi Masyarakat Dalam PerencanaanPembangunan Infrastruktur Desa Sepala Dalung.

Tahap awal dari pembangunan adalahPerencanaan/pembuatan keputusan yaitu: merupakan suatukegiatan mulai dari pengidentifikasi kebutuhanmasyarakat hingga dengan penetapan programpembangunan. Masyarakat yang menjadi objek pembangunanharus sepenuhnya dilibatkan karena masyarakatlah yangakan lebih mengerti atau memahami dari sisi kekuranganyang dirasakan dalam masyarakat secara kolektif denganmelakukan musyawarah desa. Selanjutnya pelaksanaanpembangunan sangat mengharuskan keterlibatan langsungmasyarakat sebagai penerima program pembangunan(partisipasi pembangunan) dalam bentuk pemikiransebagai informansi dalam pembangunan, dimana hanyadengan partisipasi masyarakat penerima program makahasil ini sesuai dengan aspirasi dan kebutuhanmasyarakat itu sendiri. Dengan adanya sumbangan363

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

pemikiran dalam bentuk saran dan masukan maka, berbuahpada hasil pembangunan yang sesuai dengan keinginandan pemanfaatan bagi masyarakat dengan mengadakan(membangun) perubahan yang terencanakan, yakin bahwaketerlibatan masyarakat akan menentukan keberhasilansuatu pembangunan itu.

2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanPembangunan Infrastruktur Desa Sepala Dalung.

Partisipasi dalam pembangunan sebenarnya harusdapat dilakukan atau dilaksanakan melaluikeikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusiguna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujudtenaga, materi (Uang, barang) atau lainnya daninformasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan,kesediaan dalam memberikan sumbangan tenaga dan materimerupakan bentuk partisipasi masyarakat dalampelaksanaan pembangunan.

Dengan adanya partisipasi masyarakat dalambentuk tenaga secara gotong royong sumbangan dana ataumaterial, merupakan bentuk dukungan sosial masyarakatdalam menerima hasil pembangunan dengan bertanggungjawab. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasimasyarakat dalam pembangunan gotong royong berupasumbangan materi sebagai suatu dukungan dan sebagairasa saling memiliki hasil pembangunan. Hal ini sesuaidengan apa yang dikemukakan oleh Karton seperti yangdikutip oleh Supriatna (2000:209) "Pelaksanaanpembangunan sangat mengisyaratkan keterlibatanlangsung pada masyarakat penerima program pembangunan(partisipasi pembangunan) karena hanya denganpartisipasi masyarakat penerima program maka hasilpembangunan ini akan sesuai dengan aspirasi dankebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya hasilkesesuaian ini maka hasil pembagunan ini akan

364

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

memberikan manfaat yang oftimal bagi pemenuhankebutuhan masyarakat.

3. Partisipasi Masyarakat dalam PengawasanPembangunan Infrastruktur Desa Sepala Dalung.

Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan yangharus dilakukan atau diadakan untuk penyempurnaan danpenilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yangdirencanakan. Sangat penting untuk mengetahui sampaidi mana pekerjaan sudah dilaksanakan, mengevaluasi danmenentukan tindakan korektif atau tindak lanjut,sehingga pengembangan pekerjaan dapat ditingkatkanpelaksanaannya.

Dengan demikian pengawasan merupakan segalausaha, kegiatan atau tindakan untuk mengetahui danmenilai pelaksanaan tugas atau kegiatan yangdilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telahditetapkan

C. Penyebab/Faktor yang Mempengaruhi Faktor Pendukungdan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalamPembangunan Desa Sepala Dalung.

Pada hakekatnya pembangunan Nasionaldilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudnya : (a)Masyarakat yang adil dan makmur; (b) Pemerataankesejahteraan material dan spritual. Di mana ini semuadilakukan berdasarkan atas filosofi Negara dalamkondisi yang merdeka, berdaulat, bersatu danberkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupanbangsa dan bernegara yang aman, tentram, tertib dandinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yangmerdeka, bersahabat tertib dan damai. (LEMHANAS,1997:17-18).

365

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

Dalam proses Pembangunan infrastruktur dalampelaksanaannya kerap ditemukan faktor yangmempengaruhi terhambatnya suatu pembangunan yangdilakukan, demikian juga pendukungnya PembangunanInfrastruktur di Desa Sepala Dalung. Dari hasilpenelitian yang dilakukan, maka diproleh berbagaifenomena faktor yang menghambat dan mendukungjalannya suatu kegiatan pembangunan yang laksanakan.Adapun faktor pendukung dan penghambat di dalampelaksanaan Pembangunan Infrastruktur di Desa SepalaDalung, satu di antaranya sebagai berikut:

1. Faktor Pendukunga. Alokasi Dana Desa (ADD)

Kinerja aparatur desa dalam penyelenggaraanpemerintah desa di Desa Sepala Dalung didukung olehbeberapa faktor. Berdasarkan hasil penelitian, faktortersebut adalah dukungan dana dari pemerintah daerahyang diberikan melalui Alokasi Dana Desa (ADD) dankemudian peralatan kantor yang sudah cukup lengkap.b. Bantuan Perusahaan

Salah satu perusahaan yang berhasil melakukaneksplorasi di Desa Sepala Dalung adalah PT Adindo yangbergerak di bidang penanaman kayu kertas dan PT TeknikUtama Mandiri (TUM) yang bergerak dibidang perkebunankelapa sawit. PT Adindo hingga saat laporan ini dibuatsudah tidak beroperasi di Desa Sepala Dalung, hanya PTTUM yang masih aktif melakukan penanaman kelapa sawithingga saat ini.

2. Faktor Penghambata. Prasarana Listrik.

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu prosesdan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secarasistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang

366

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

lebih baik dari saat ini. Dilaksanakannya prosespembangunan ini tidak lain karena masyarakat merasatidak puas dengan keadaan saat ini yang dirasa kurangideal.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)Kondisi pendidikan rendah akan berhubungan erat

terhadap kualitas pola fikir masyarakat di dalammengolah sumber-sumber pendapatan yang ada didaerahnya, tanpa adanya penguasaan tekhnologi, dankinerja pemerintah desa yang memiliki kapabalitas,kredibilitas dan responsibilitas yang memadai.c. Faktor Alam (SDA)

Keadaan Desa Sepala Dalung selalu mengalamikebanjiran yang diakibatkan oleh pasang air SungaiSesayap maupun hujan lebat di atas 1 jam. Banjir yangterjadi tersebut akan membawa dampak yang merugikanmasyarakat, khususnya petani yang ada di desa, banjirakan membuat tanaman terendam air (rusak), dan bahkanakan mengakibatkan rumah warga terendam oleh air.

Kesimpulan Dari apa yang menjadi pembahasan di dalam

penelitian tentang partisipasi masyarakat dalampembangunan infrastruktur di Desa Sepala DalungKecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung, Denganberbagai hasil yang diproleh maka pada bab ini penulismembandingkan teori dan pelaksanaannya pemerintahanyang dijalan oleh Pemerintahan Desa. Peneliti memilikikesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan sangatberpengaruh besar terhadap jalannya prosespembangunan di Desa Sepala Dalung, penyelenggaraanpembangunan bukan semata-mata tanggung jawab

367

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

Pemerintah Desa saja melainkan juga merupakantanggung jawab bersama masyarakat secara keseluruhan,salah satu wujud tanggung jawab yang dimaksud adalahsikap saling mendukung dari anggota masyarakat desaterhadap penyelenggaraan pembangunan yang ditunjukandengan adanya keterlibatan atau partisipasi aktifdari masyarakat.

2. Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat dalamPerencanaan pembangunan infrastruktur di Desa SepalaDalung masih ada mengalami kendala. Adapun berbagaikendala yang menghambat keikutsertaan dalamperencanaan mengikuti pembuatan keputusan dikarenakanwaktu, masyarakat tidak ada ditempat pada saatdilakukan rapat dikarenakan masyarakat pada sianghari pergi berkerja. Selain itu juga masyarakat darihasil di lapangan masyarakat tidak ikutsertadikarenakan tidak faham akan jalannya kegiatan rapat.Parisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dalampembangunan infrastruktur di Desa Sepala Dalungmenunjukan keaktifan/keikutsertaan masyarakat dalampelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut. Halini dapat dilihat dari adanya kegiatan Rapat Desa danadanya kegiatan Swadaya masyarakat dan kegiatanGotong-royong di dalam masyarakat.

Daftar Pustaka

368

eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 3, 2013 : 346-360

Adisasmita, Raharjo, 2006, Membangun Desa Partisipatif,Graha Ilmu, Yogyakarta

Achmadu, 1990, Pendesaan Fokus Pembangunan, Jakarta,Prisma

Anonim, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisiketiga), Balai Pustaka,Jakarta

______, 2004, Undang-Undang Nomor 32 Tentang PemerintahDaerah

______, 2006, PPRI Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa,Fokusmedia, Bandung

______, Undang-Undang ,Nomor 25 Tahun 2004 tentangsystem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Effendi, Bachtiar. 2002,Pembangunan Daerah OtonomBerkeadilan, Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta

Isbandi Rukminto Adi. (2007). Perencanaan PartisipatorisBerbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan.Depok: FISIP UI Press.

Riyadi, 2004, Perencanaan Pembangunan Daerah : Strategimenggali potensi dalam mewujudkan Otonomi Daerah. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Supriatna, Tjahyu.S.U, Strategi Pembangunan danKemiskinan, PT. Rineka Cipta Jakarta: 2000

Siagian, Sondang P, 2003, Manajemen Sumberdaya Manusia,PT. Bumi Aksara, Jakarta

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta.

________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R &D.Bandung : CV. Alfabeta. 

Suryono, Agus, 2001, Teori dan Isu Pembangunan,UM. Pres,Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 2005, Sosiologi Suatu Pengantar, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta

369

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa(Abdul Wahid)

Syafiie, Inu Kencana dkk, 1999, Teori dan IsuPembangunan, Rineka Cipta, Jakarta.

Yuwono, Teguh, 2001, Manajemen Otonomi Daerah:Membangun Daerah Berdasarkan Paradigma Baru, ClogappsDiponogoro University, semarang.

Dokumen-dokumen :DPA SKPD Kabupaten Tana Tidung Tahun 2011 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun

1945Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi

DaerahUndang-Undang No. 72 Tahun tentang Desa

370