Laporan Studi Pustaka (KPM 403) ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA EKA...

77
Laporan Studi Pustaka (KPM 403) ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA EKA DESI YULIA I34110043 Dosen Pembimbing: RATRI VIRIANITA, S.Sos, M.Si DEPARTEMEN SAINS

Transcript of Laporan Studi Pustaka (KPM 403) ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA EKA...

Laporan Studi Pustaka (KPM 403)

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAMPENGELOLAAN KAWASAN WISATA

EKA DESI YULIAI34110043

Dosen Pembimbing:

RATRI VIRIANITA, S.Sos, M.Si

DEPARTEMEN SAINS

ii

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa studi pustaka yangberjudul “Analisis Partisipasi Masyarakat DalamPengelolaan Kawasan Wisata” benar-benar hasil karyasaya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karyailmiah pada perguruan tinggi atau lembagmanapun dantidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atauditerbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahanrujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikianpernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan sayabersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini.

Bogor, Desember 2014

Eka Desi Yulia NIM. I34110043

iii

ABSTRAK

EKA DESI YULIA. Analisis Partisipasi Masyarakat DalamPengelolaan Kawasan Wisata. Dibawah bimbingan RATRIVIRIANITA, S.Sos, M.Si

Sumberdaya alam yang sangat melimpah dan keindahanalam yang membentang menjadikan Indonesia sebagainegara yang sangat berpotensi dalam pengembanganwisata. Potensi wisata inilah yang kemudian olehpemerintah Indonesia dikembangkan dan dijadikan sebagaisalah satu sektor yang dapat mendatangkan devisa baginegara dan masyarakat. Pengembangan wisata dapatdimulai dari tahapan perencanaan, pengelolaan ataupemanfaatan, serta tahap menikmati hasil hinggaevaluasi. Semua tahapan tersebut tidak terlepas dariperan atau kontribusi yang diberikan oleh beberapapihak terutama masyarakat sekitar kawasan wisata. Halini menandakan bahwa ada atau tidaknya partisipasi darimasyarakat merupakan suatu hal penting bagikeberhasilan program pengembangan wisata di masa yangakan datang. Metode yang digunakan dalam penulisanstudi pustaka ini adalah metode analisa pada datasekunder yang relevan dengan topik studi pustaka. Hasildari penulisan studi pustaka ini mengungkapkan bahwapartisipasi masyarakat dalam pengembangan wisatadipengaruhi faktor internal maupun eksternal yang dapatberpengaruh terhadap peningkatan pengembangan industriwisata serta taraf hidup masyarakat lokal setempat.Penulisan studi pustaka ini dispesifikasi pada bentuk-bentuk partisipasi serta faktor-faktor yang dapatmempengaruhi, mendukung, dan menghambat jalannyapartisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata.

iv

Kata kunci: bentuk partisipasi masyarakat, faktorinternal-eksternal, dan pengembangan wisata

ABSTRACK

EKA DESI YULIA. Analysis of Community Participation in TourismDevelopment. Supervise by RATRI VIRIANITA, S.Sos, M.Si

Abundant of natural resources, and the beauty of our nature, hasmade Indonesian as a country that had potential tourism to develop. Itthen used by the Indonesian government to develop and it was one of thesectors that could make income to our country. Tourism development canbe started from the stage of planning, management or utilization, as wellas enjoying the results to the evaluation stage. All the stages of the role orcontribution made by some parties, especially the people around touristareas. This indicates that whether or not the participation of thecommunity is an important thing for the success of tourism developmentprograms in the future. Methods used in the writing of this book was ananalysis method on secondary data relevant to the topic of literature. Theresults revealed that community participation in tourism development wasinfluenced by both internal and external that could affect the increasedtourist industry developers and local living standards of localcommunities. This literature specified to the forms of participation and thefactors that could influence, support and impede the course ofparticipation in tourism development.

Keywords: Forms of community participation, internal-external factors,and tourism development

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAANKAWASAN WISATA

Oleh:EKA DESI YULIA

I34110043

v

STUDI PUSTAKAsebagai syarat kelulusan KPM 403

padaMayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatFakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusunoleh :

vi

Nama Mahasiswa : Eka Desi YuliaNIM : I34110043Judul : Analisis Partisipasi MasyarakatDalam

Pengelolaan Kawasan Wisatadapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliahStudi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi danPengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ratri Virianita, S.Sos, M.Si

NIP. 197006172005012001

Mengetahui,Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Masyarakat Fakultas Ekologi ManusiaInstitut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Siti Amanah, MSc NIP. 19670903 199212 2001

vii

Tanggal Pengesahan: ____________________

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWTyang telah memberikan rahmat-hidayat serta karunianyadengan memberikan segala hal terbaik sehingga penulisdapat menyelesaikan laporan Studi Pustaka yang berjudul“Analisis Pengaruh Partisipasi Masyarakat dalamPengelolaan Kawasan Wisata” dengan baik. Laporan StudiPustaka ini ditujukan sebagai syarat kelulusan KPM 403pada Mayor Sains Komunikasi dan PengembanganMasyarakat, Departemen Sains Komunikasi danPengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga menyadari bahwa dalam prosespenyusunan studi pustaka ini tidak lepas darikontribusi dan dukungan dari semua pihak. Oleh karenaitu, penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat hingga penyelesaianmakalah studi pustaka ini, sebagai berikut:

1. Ibu Ratri Virianita yang telah membimbing, danmemberikan masukan serta saran yang luar biasadalam penyusunan studi pustaka.

2. Terima kasih kepada Ibunda dan Ayahanda sertakedua adik tercinta dan keluarga besar yang telahmemberikan dukungan, motivasi dan doa yang takterbatas kepada penulis hingga mampu menjalanibanyak hal sampai tahapan ini.

3. Terima kasih juga Dikti dan Kemendikbud yang telahmemberikan beasiswa Bidik Misi sebagai penunjangperkuliahan serta Direktorat KemahasiswaanInstitut Pertanian Bogor yang telah membantuproses kelancaran.

4. Rekan-rekan KPM angkatan 48, Gentra Kaheman (2012-2013) yang telah memberikan kebersamaan dan kesan

viii

mendalam selama menjalani pembelajaran didepartemen SKPM dan IPB.

5. Rekan-rekan Forum Mahasiswa Probolinggo (FMP)serta teman-teman Kos Gadis, yang telah menjaditeman seperjuangan dalam menjalani keseharian danterima kasih kepada semua pihak yang telahmemberikan kontribusi, dukungan, dan doa kepadapenulis selama ini.

Penulis berharap kajian mengenai Analisis PartisipasiMasyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Wisata mampumemberikan manfaat dan sumbangsih terhadap khazanahilmu pengetahuan.

Bogor, Desember

2014

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN DAMBAR............................viiiPENDAHULUAN...........................................1Latar Belakang......................................1Tujuan Penulisan....................................2Metode Penulisan....................................2

RINGKASAN STUDI PUSTAKA...............................21. Barriers To Community Participation In Tourism

Development InIsland Destination; Tioman Island (Mustapha etal.2013)...........................3

ix

2. Community-based tourism: Local participation andperceivedimpacts A comparative study between twocommunities in Thailand (Breugel2013)...............................................................................4

3. Desires of Community Participation in TourismDevelopmentDecision Making Process: A Case Study ofBarabarani, Mto Wa Mbu, Tanzania (Michael et al.2013).............................................7

4. Local Community Participation in Homestay ProgramDevelopment in Malaysia (Razzaq et al.2011)............................................9

5. Analisis Partisipasi Masyarakat dalam PelaksanaanProgramNasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) MandiriPerkotaandi Kota Solok (Yulianti2012)....................................................................11

6. Tingkat Partisipasi Masyarakat pada PemukimanKumuhKelurahan Ploso (Advianty2013)..............................................................13

7. Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi MasyarakatLokal dalamupaya Pengembangan Pariwisata di KabupatenBanyuwangi(Kholifah2014)..........................................................................................15

8. Strategi Pengembangan Ekowisata di KabupatenKepulauanYapen Provinsi Papua (Karsudi et al.2010)..............................................17

x

9. Analisis Persepsi dan Partisipasi MasyarakatPesisir padaPengelolaan KKLD Ujungnegoro Kabupaten Batang (Ayunita et al.2012)...................................................................................19

10.......Identifikasi Kapasitas Komunitas Lokal dalamPemanfaatanPotensi Ekowisata Bagi Pengembangan Ekowisata diKawahCibuni (Imran2012)...................................................................................21

11......Pengembangan Desa Wisata Berbasis PartisipasiMasyarakat LokalDi Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali (Dewi etal. 2013)......................23

RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN.............................25Partisipasi Masyarakat.............................25Kawasan Wisata - Ekowisata.........................27Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata 30

KESIMPULAN...........................................34Hasil Rangkuman dan Pembahasan....................344Perumusan Masalah dan Usulan Kerangka Analisis Baru................................................35-36

DAFTAR PUSTAKA.......................................38RIWAYAT

HIDUP................................................................................................41

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Definisi PartisipasiMasyarakat........................................26

Tabel 2. Kajian Pustaka Tentang PartisipasiMasyarakat......................................27

Tabel 3. Kajian Pustaka Terkait Konsep PengembanganWisata..........................29

Tabel 4. Kajian Pustaka Hubungan Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Wisata............................32

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Usulan Kerangka AnalisisBaru...........................................................37

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia terletak di garis khatulistiwa yang membentangdari Sabang sampai Merauke dengan wilayah sepanjang3.977 mil di antara Samudera Hindia dan Pasifik(Dotinga 2002). Posisi negara yang berada di zonakhatulistiwa, menjadi suatu hal yang tidakmengherankan bagi dunia apabila Indonesia menjadisalah satu negara dengan potensi sumberdaya alam yangsangat melimpah, termasuk keindahan alam dan potensidalam pengembangan wisata.

Selain keindahan alam yang dimiliki hampir ada disetiap wilayah di Indonesia, potensi wisata yangsangat menarik minat wisatawan terutama wisatawanmancanegara adalah keunikan budaya bangsa Indonesiayang beraneka ragam dengan ciri khas di masing-masingdaerah. Potensi wisata itulah yang kemudian olehpemerintah Indonesia dikembangkan dan dijadikansebagai salah satu sektor yang mendatangkan devisabagi negara1. Pemerintah mengadakan peningkatanpembangunan di sektor ini, baik pembangunan saranaatau prasarana di tempat wisata yang sudah ada maupunpengembangan objek wisata baru.

Data BPS tahun 20102 menunjukan bahwa jumlahkunjungan wisata cenderung meningkat dari tahun 1997hingga 2008. Pada tahun 1998, jumlah wisatawan yangdatang ke Indonesia paling rendah dibanding dengantahun-tahun yang lain karena situasi dan kondisi diIndonesia yang tidak stabil akibat krisis moneter.Lebih dari itu semua, keberhasilan Indonesiameningkatkan jumlah wisatawan mancanegara mendorongpemerintah semakin meningkatkan persebaran wisatawannusantara. Menteri Kebudayaan dan Pariwisatamengungkapkan bahwa pada tahun 2010 jumlah kunjungan1 Baca UU nomor 10 tahun 2009 dan UU nomor 5 tahun 2011 tentang kepariwisataan nasional2 Baca Badan Pusat Statistik 2010- Jumlah kunjungan wisata tahun 1997 hingga 2008

2

wisatawan sebanyak 240 juta orang menghasilkanpendapatan sebesar Rp 138 triliun (Sary 2011). Olehkarena itu, pemerintah tetap memacu pengembangansektor ini sebagai peraih devisa negara yang pentingsehingga promosi wisata terus ditingkatkan dari tahunke tahun.

Peningkatan pengembangan industri wisata ataupariwisata ini pasti akan memberikan dampak bagimasyarakat lokal salah satunya terhadap peningkatantaraf hidup mereka. Hal ini seharusnya menjadi sorotanpenting bahwa apa yang telah diperoleh masyarakattentunya tidak terlepas dari peran atau partisipasiyang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Peran apayang mereka mainkan, adakah faktor yang menghambat,upaya apa saja yang telah dilakukan, bagaimana merekamelakukan, dan apa dampaknya bagi kehidupan merekanantinya, adalah hal yang menjadi aspek penting untukdikaji lebih mendalam.

Peran masyarakat lokal yang mungkin dapat dilihatadalah ketika masyarakat lokal yang bekerja diluardari bidang wisata contohnya sebagai petani, buruh,atau pekerja serabutan dapat merambah dengan menjadipedagang atau pengusaha di sekitar obyek wisata,menyediakan, baik barang ataupun jasa, membanguntempat penginapan bagi pengujung yang datang, dan jugamenjadi tour guide bagi pengunjung lokal dan asing yangingin berkeliling di daerah kawasan wisata tersebut.

Menurut Cohen dan Uphoff (1979) peran ataupartisipasi yang dilakukan oleh masyarakat bisadilihat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,pengelolaan atau pemanfaatan, pengawasan, menikmatihasil dan evaluasi. Selain itu aspek akan syarat-syarat tumbuhnya partisipasi dalam masyarakat jugamenjadi suatu hal yang perlu diperhatikan sepertiadanya kesempatan, kemampuan dan kemauan (Slamet2003). Penting untuk diketahui bahwa dalampenerapannya partisipasi masyarakat tidak lepas daripengaruh faktor-faktor yang berasal dari dalam diridan luar masyarakat itu sendiri, meliputi faktorinternal dan eksternal. Sehingga dari faktor-faktor

3

tersebut dapat diketahui juga faktor-faktor apa sajayang dapat mendukung atau menghambat jalannyapartisipasi dalam suatu kegiatan dan dampak atauimplikasinya akan dirasakan kedepannya.

Tujuan PenulisanKajian penulisan studi pustaka ini bertujuan

untuk menganalisis dan mengetahui lebih lanjut tentangfaktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhipartisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata padapenelitian-penelitian sebelumnya. Mengidentifikasilebih lanjut bentuk partisipasi yang diberikan olehmasyarakat dalam pengelolaan wisata, sertamengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat daripartisipasi masyarakat pada penelitian-penelitiansebelumnya. Selain itu, harapannya kajian pustaka inijuga dapat bermanfaat terutama sebagai informasi awaluntuk mengkaji lebih lanjut tentang partisipasimasyarakat, dan pengembangan wisata dan keterkaitanpartisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata.

Metode PenulisanMetode yang digunakan dalam proses penyusunan

studi pustaka terkait partisipasi masyarakat danpengembangan wisata ini menggunakan metode analisisdata sekunder dengan mengumpulkan beragam bahanreferensi hasil penelitian ataupun text books sebagaipenambah wawasan dan teori. Bahan referensi hasilpenelitian dapat berupa skripsi, artikel-jurnal,laporan proceeding, thesis, ataupun disertasi baiknasional maupun internasional. Selanjutnya kajianpustaka diringkas, dilakukan analisis dan sintesisberdasarkan teori sehingga menjadi suatu tulisan ilmiahyang berisi tinjauan teoritis tinjauan faktual darihasil pembahasan. Studi pustaka ini juga menghasilkankerangka pemikiran serta pertanyaan penelitian yangakan digunakan sebagai acuan dalam penelitianselanjutnya.

4

RINGKASAN STUDI PUSTAKA1. Judul Pustaka : Barriers To Community Participation In

Tourism Development In Island Destination; TiomanIsland

Tahun Pustaka : 2013Jenis Pustaka : Journal of Tourism, Hospitality & Culinary

ArtsBentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis : Nor Azah Mustapha and Inoormaziah Azman ,Yahaya Ibrahim

Nama Kota - Penerbit

: ©2013 Faculty of Hotel and Tourism Management, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia

Number – Vol.Edisi

: ISSN 1985-8914 - Vol. 5 Issue 1

URL diunggah : http://www.jthca.org/Download/pdf/V5%20IS1/chap%205.pdf

Tanggal diunggah

: Kamis, 09 Okober 2014 - pukul 16.45

RINGKASAN Penelitian ini menjelaskan tentang konsep

partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisatayang dimulai di beberapa negara maju. Selain itu,dijelaskan juga bahwa penerapan konsep ini tidakterlepas dari segala permasalahan yang dapatmempengaruhinya. Seperti adanya hambatan dalampengembangan wisata di pulau tujuan. Tulisan inimenggambarkan serta menjelaskan bagaimana hambatanpartisipasi masyarakat yang terjadi dalam pengembangan

5

pariwisata di Pulau Tioman, Malaysia. Penelitian inimenggunakan metode studi kuantitatif melibatkan 345orang lokal di beberapa desa yang terletak di pulautersebut. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwaadanya hambatan internal (budaya/cultural) dan eksternal(operasional dan struktural) yang menghambatpartisipasi masyarakat. Selain itu, ditemukan bahwacuaca juga merupakan penghalang eksternal yang dilihatoleh masyarakat. Karena mereka dipisahkan di beberapadesa dan sebagian besar bergantung pada transportasiair, kondisi cuaca mempengaruhi gerakan mereka untukberpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di pulautersebut.

Fakta yang terjadi terkait hambatan partisipasimasyarakat dalam proses penyelenggaraan pengambilankeputusan pembangunan dalam pengembangan pariwisatadisuatu negara, Tosun (2000) telah membagi menjadi tigatipe hambatan utama: (i) keterbatasan operasional, (ii)keterbatasan struktural dan, (iii) keterbatasanbudaya/cultural. Sebagian besar keterbatasan ini terjadidi negara berkembang meskipun mungkin ada juga beberapatempat tujuan wisata yang tidak mengalaminya.Keterbatasan operasional meliputi sentralisasiadministrasi publik pariwisata, kurangnya koordinasidan kurangnya informasi. Keterbatasan strukturalmeliputi sikap profesional, kurangnya keahlian,dominasi kaum elit, kurangnya sistem hukum yang tepat,kurangnya sumber daya manusia yang terlatih,partisipasi masyarakat, kurangnya sumber daya keuangankarena biaya yang relatif tinggi. Hasil penelitin ini,ketiga hambatan inilah yang mempengaruhi partisipasimasyarakat yaitu operasional, struktural dan kultural.Hambatan utama dengan skor tertinggi dalam kategorioperasional terkait dengan sentralisasi administrasipublik. Pada kategori hambatan struktural, sikapprofesional, merupakan faktor penghalang tertinggi danhal ini terkait dengan sentralisasi publikadministrasi, sedangkan pada hambatan kultural-budaya,faktor apatis dan rendahnya tingkat kesadaran dalammasyarakat setempat adalah alasan utama yang

6

menghalangi masyarakat untuk berpartisipasi dalampengembangan pariwisata.

Selain itu peneliti juga menyimpulkan bahwa untukmengubah pola pikir dan mengatasi hambatan yang terjaditidak hanya pada masyarakat setempat namun, padapemangku kepentingan yang juga harus memberikankesempatan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalampembangunan pariwisata tersebut. Peneliti jugamenyarankan bahwa penelitian ini dapat dilakukan dipulau-pulau lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebihbaik tentang partisipasi masyarakat dalam pengembanganpariwisata di suatu pulau.

ANALISIS PUSTAKA Hasil pemikiran dalam penelitian ini adalah

adanya sembilan faktor yang dirumuskan kedalam beberapatipe-tipe hambatan seperti; Tipe hambatan operational:1). Keengganan pemegang saham terhadap berbagikekuasaan, 2). Sentralisasi administrasi publik, 3).Kurangnya informasi; Tipe Hambatan structural: 4).Dominasi Elite, 5). Kurangnya sumber daya keuangan, 6).Sikap profesional, 7). Kurangnya hukum yang sesuaisistem; Tipe hambatan cultural: 8). Terbatasnyakemampuan masyarakat orang miskin 9). Apatis danrendahnya tingkat kesadaran di komunitas lokal.Sehingga dari hasil pemikiran ini penting untuk dikajilebih lanjut apakah faktor-faktor (sembilan faktordiatas) yang dirumuskan kedalam tiga tipe hambatan yangdiutarakan dalam penelitian ini, juga akan berlakudisetiap pembangunan-pembangunan wisata lainnya. Selainitu dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnyauntuk sejauhmana faktor tersebut dapat mempengaruhipartisipasi serta membandingkan antara faktorpenghambat dengan faktor pendukung adanya partisipasidalam pengelolaan wisata adan apa dampak yang dapatditimbulkan kedepannya.

2. Judul : Community-based tourism: Local

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Hambatan OperationalHambatan Structural

Hambatan Cultural

Partisipasi Masyarakat

7

Pustaka participation and perceived impacts A comparative studybetween

two communities in ThailandTahun Pustaka

: 2013

Jenis Pustaka

: Master Thesis

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis : Liedewij van BreugelNama Kota - Penerbit

: Faculty of Social Sciences - Radboud University Nijmegen [Belanda]

No.-Vol.-Edisi

: Januari 2013 - 83 Halaman

URL diunggah : http://www.ru.nl/publish/pages/657546/thesis_liedewij_van_breugel_scs.pdf

Tanggal diunggah

: Rabu, 08 Okober 2014 - pukul 12.45

RINGKASANPenelitian ini memaparkan hal-hal apa saja yang

dilakukan oleh masyarakat yang terlibat dalam proyek-proyek Community Based Tourism (CBT), baik di tingkatindividu maupun di tingkat masyarakat. Proyek CBT inipada umumnya menyiratkan keterlibatan dari masyarakatlokal yang tinggi di tahapan perencanaan danpengembangan pariwisata. Artinya dalam proyek tersebutmasyarakat bukan hanya sekedar sebagai individu yanghanya mendiami suatu kawasan tetapi juga harus terlibatatau berkontribusi (partisipasi). Pengukuran padapenelitian ini adalah melihat tingkat kepuasan penduduksetempat yang dianalisis dengan fokus pada tiga jenisdampak, yaitu: lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya.Pertanyaan utama penelitian ini adalah “Bagaimana jenispartisipasi lokal dalam pariwisata berbasis masyarakat proyek

Keterangan : Mempengaruhi : Ada Hubungan

8

mempengaruhi kepuasan penduduk lokal dengan hasil pengembanganpariwisata?“..

Penelitian ini dilakukan di Thailand, sebuahnegara di mana pariwisata secara massal telah mengambilalih di beberapa kawasan, walaupun, di beberapa kasushal ini tidak berlaku di daerah lain dimana upaya yangdilakukan untuk menghindari kunjungan massal merupakanbentuk antisipasi demi tercapainya tujuanberkelanjutan. Proyek CBT telah dikembangkan di seluruhkawasan di Thailand, namun sebagian besar dikembangkandi provinsi-provinsi utara Thailand, juga beberapa disekitar wilayah pesisir dan pulau-pulau.

Penelitian ini dilakukan di dua komunitas denganmetode studi kasus dan akan dibandingkan satu samalain. Komunitas pertama adalah masyarakat Mae La Na,sebuah komunitas di desa kecil dataran tinggi utaraThailand provinsi Mae Hon Son. Komunitas kedua adalahKoh Yao Noi. Pulau ini terletak di bagian selatan dariThailand, di provinsi Phang-Nga. Pengujian hubunganantara partisipasi lokal dan kepuasan atas hasilpariwisata digunakan metode dengan pendekatan surveidan wawancara dengan menanyakan pendapat tentang dampakyang ditimbulkan dari proyek CBT tersebut. Penelitianlapangan dilakukan selama tiga bulan, termasuk satubulan di masing-masing komunitas. Sebanyak 143kuesioner yang digunakan untuk mengukur penduduksetempat. Skor pada dampak akan dianalisis dandibandingkan dengan keterlibatan masyarakat dalampengembangan pariwisata, dengan cara analisisregresi.Wawancara berfungsi untuk memahami prosespembangunan CBT serta untuk memahami dampak daripariwisata di dua daerah.

Hasil penelitian menunjukkan Mae La Na sebagaisuatu desa kecil yang terisolasi di utara Thailand,tidak mengalami penerimaan banyak wisatawan, padahalsumber daya alam dan budaya yang ada di dalam dansekitar desa memiliki potensi untuk menarik minatwisatawan. Penduduk setempat telah membuat sebuahproyek pariwisata berbasis masyarakat ini, untukmelindungi sumber daya, serta untuk mendapatkan

9

keuntungan ekonomi dari pariwisata budaya. Saatdievaluasi terkait dampak sosial, ekonomi danlingkungan, warga sebagian besar memberi tanggapansangat positif. Di Mae La Na ada banyak keluargaberpartisipasi dalam program homestay dan bahkan lebihbanyak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata sepertipertunjukan tari dan menyediakan masakan. Selain itu,adanya fakta dari penduduk setempat terkait kendalastruktural dan operasional untuk berpartisipasi dalampariwisata pembangunan, seperti kurangnya pengetahuan.

Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi di Koh YaoNoi, proyek CBT juga telah berhasil menempatkan dirinyasebagai pulau impian yang menjadi daerah tujuan parawisatawan. Tujuan asli dari proyek ini adalah untukmelindungi Phang Nga bay dari penangkapan ikan yangberlebihan yang dilakukan sudah dari 15 tahun yanglalu, namun warga pulau tetap tertarik untukmelanjutkan proyek demi keuntungan lebih lanjut dariindustri pariwisata. Warga yang mendapatkan keuntungan,terutama dampak terhadap ekonomi, seperti penghasilantambahan. Namun, di Koh Yao Noi, warga juga mengalamidampak budaya dan lingkungan yang negatif. Pembangunanpariwisata di pulau ini banyak dipengaruhi olehpemangku kepentingan. Kerja sama antara para pemangkukepentingan di pulau (misalnya. pemerintah daerah,kelompok dan pemilik resor) perlu untuk ditingkatkandalam rangka menciptakan bentuk pengembangan pariwisatayang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

ANALISIS PUSTAKA Penelitian ini mengungkapkan dua konsep yang

sangat penting untuk proyek pariwisata berbasismasyarakat yaitu; Partisipasi masyarakat dan kepuasandari hasil pariwisata, dengan membandingkan duakomunitas yang berada di thailand. Dua kasus inimemberikan bukti bahwa memang ada hubungan antarapartisipasi lokal dalam perencanaan pengembanganpariwisata dengan kepuasan penduduk setempat atas hasilpariwisata. Hubungan ini adalah positif, yang berartibahwa semakin seorang individu berpartisipasi dalam

10

pariwisata, ia lebih puas dengan hasil pariwisata dimasyarakat. Di Mae La Na tidak ada perbedaan yangsignifikan antara orang-orang yang terlibat dan yangtidak terlibat, sementara di Koh Yao Noi melihat adaperbedaan yang signifikan antara orang-orang yangterlibat dengan yang tidak terlibat.

Penelitian ini telah menjelaskan dengan pembuktianyang telah diutarakan diatas bahwa terdapat hubunganantara partisipasi dalam pembangunan pariwisata yangnantinya akan berdampak terhadap kepuasan pendudukdengan hasil pariwisata. Walaupun metode penelitianyang dilakukan cukup menyita waktu yang panjang karenamelibatkan serta membandingkan dua komunitas yangmemiliki pengembangan wisata namun hasil penelitianyang diperoleh dapat diterima dan dapat menjadi masukanuntuk penelitian selanjutnya. Pertanyaannya apakahkepuasan yang dirasakan hanya karena telahberpartisipasi lalu mendapatkan hasil dari wisata,selain karena mendapat hasil apakah ada faktor yangdapat melihat kepuasan seseorang.

3. Judul Pustaka

: Desires of Community Participation inTourism Development Decision MakingProcess: A Case Study of Barabarani,Mto Wa Mbu, Tanzania

Tahun Pustaka

: 2013

Jenis Pustaka

: American Journal of Tourism Research

Bentuk : Elektronik

11

PustakaNama Penulis : Muganda Michael, John T. Mgonja, and

Kenneth F. BackmanNama Kota - Penerbit

: Department of Wildlife Management,Faculty of Forestry and NatureConservation, Sokoine University ofAgriculture (SUA) Morogoro, Tanzania -Department of Parks, Recreation andTourism Management; Clemson University;Clemson, South Carolina, USA [Amerika]

Number – Vol. Edisi

: DOI: 10.11634/216837861302318 - ISSN 2168-3794 Online - No. 1, Vol. 2, 84-94 hal

URL diunggah : http://www.worldscholars.orgTanggal diunggah

: Kamis, 09 Okober 2014 - pukul 16.45

RINGKASAN Jurnal ini memaparkan tentang adanya keinginan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembuatankeputusan dalam pengembangan pariwisata di Mto Wa Mbu,Tanzania. Latar belakang penelitian ini, adanya pendapatbahwa industri pariwisata merupakan pencari nafkahnomor satu untuk Tanzania, mengalahkan sektor pertanian(URT, 2010). Meskipun angka-angka ini menarik, Tanzaniatetap menjadi salah satu negara yang menderitakemiskinan yang meluas dan memiliki un-employmenttingkat tinggi. Kemiskinan yang meluas dan tingkatpengangguran yang tinggi menimbulkan beberapapertanyaan mendasar apakah masyarakat lokalberpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentangpembangunan di daerah mereka dan apa luas dan bentukapa yang mereka lakukan dan apakah masyarakat setempatpuas dengan bentuk yang ada dalam pengambilankeputusan. Bentuk partisipasi yang diharapkan, melaluimekanisme yang tepat agar dapat dioperasionalkan.

Responden dalam penelitian ini dilihat dari faktorusia, jenis kelamin dan tempat-tempat tinggal.Partisipasi masyarakat yang diteliti dalam pengembanganpariwisata yaitu proses pengambilan keputusan dalam

12

konteks pengaturan daerah pedesaan. Selain itu,partisipasi masyarakat dalam proses pengambilankeputusan untuk proyek pelayanan konservasi masyarakatterlihat jelas saat mengkaji tentang data mengenaiproyek pelayanan konservasi tersebut. Metode penelitianyang digunakan juga berupa pengujian sertamembandingkan skor rata-rata dari berbagai kelompokresponden yang memperlihatkan bahwa ada perbedaan padabentuk pengambilan keputusan. Bentuk partisipasimasyarakat yang diharapkan dalam pengembanganpariwisata adalah proses pengambilan keputusan olehmasyarakat lokal. Responden diminta untuk meresponserta berpendapat setuju atau tidak, terkait aturan-aturan yang ditetapkan negara terkait pengembanganwisata, lalu tentang siapa yang harus membuat keputusanterkait pengembangan pariwisata di daerah mereka(misalnya pembentukan hotel turis, situs camp, pondok-pondok dan fasilitas lainnya terkait pariwisata), danyang harus membuat keputusan dalam hal-hal umum tentangkonservasi pengabdian masyarakat proyek (CCS) di daerahmereka. Masing-masing pernyataan tersebut merupakanpilihan bagi responden untuk berkomentar atau mendukungpersetujuan atau ketidaksetujuan yang mereka utarakan.Sangat penting untuk dicatat di sini bahwa pendirianpariwisata tersebut dan Proyek CCS dipilih sebagaicontoh ilustrasi hanya karena menanyakan respondententang siapa yang harus membuat keputusan tentangpengembangan pariwisata.

Hasil menunjukkan bahwa sementara orang-oranglokal mengakui akan adanya kebutuhan untuk melibatkanpara pihak profesional dan ahli pariwisata ketikamembuat keputusan tentang pengembangan pariwisata itudiakui sangat penting, dan keinginan mereka juga, untukterlibat dalam proses pengambilan keputusan. Sebagianbesar responden menyatakan bahwa pejabat pemerintahdaerah yang ditunjuk dan dipilih harus bersama-samamembuat keputusan tentang pengembangan pariwisata danberkonsultasi dengan masyarakat setempat, namun merekatidak ingin pejabat yang ditunjuk, memutuskan isu-isupembangunan pariwisata sendiri atau sepihak karena

13

untuk menghindari prasangka yang pada umumnyamemungkinkan bahwa beberapa dari mereka akan korupsi.Selain itu, mereka juga tidak ingin pejabat ataupanitia lokal membuat keputusan sendirian karenamungkin sebagian dari mereka tidak memiliki keahlianpariwisata dan beberapa dari mereka mungkin memilikipendidikan sedikit. Secara keseluruhan juga adapandangan yang sama antara responden di dusun yang jauhdari jalan dengan mereka di dusun yang dekat denganjalan mengenai keharusan membuat keputusan tentangproyek CCS meskipun ada beberapa perbedaan kecil diantara skor rata-rata mereka. Demikian pula, dalam halgender, dalam jurnal ini dijelaskan adanya pandanganyang sama antara pria dan wanita berkaitan dengan siapayang harus membuat keputusan tentang Proyek CCS.

ANALISIS PUSTAKAPada jurnal ini di analisis bagaimana tipe-tipe

partisipasi atau peran yang dilakukan masyarakat laludiuji dan dibandingkan hasilnya. Seperti; keinginanmasyarakat untuk berpartisipasi dalam prosespengambilan keputusan mengenai pendirian pengembanganpariwisata. Perbedaan penelitian ini dari penelitian-penelitian sebelumnya, adalah terletak pada orang lokaldi lingkungan pedesaan di Tanzania ini ingin memilikipartisipasi aktual dalam tubuh pengambilan keputusanuntuk melibatkan pejabat terpilih, yang merupakanperwakilan dipilih oleh masyarakat setempat. Dengankata lain, orang-orang lokal melalui wakil-wakil merekapada dasarnya akan menjadi salah satu pembuatkeputusan. Hasil pemikiran inilah yang menjadipertanyaan bagi saya, merujuk pada tingkat partisipasiyang diutarakan Arnstein (1969) yang menjelaskan bahwatingkat partisipasi yang paling kuat dan dikatakantinggi apabila tingkat partisipasi tersebut berada padatingkat kontrol masyarakat yang artinya kekuasaan akanpembangunan sepenuhnya berada ditangan masyarakat,mengapa hal ini tidak berlaku pada penelitian ini?..

Keterangan : Mempengaruhi : Ada Hubungan

Keterlibatan Stakeholder, pemangku kepentingan dan pejabat

pemerintah

Pembangunan Pariwisata

Partisipasi Masyarakat

Proses Pengambilan Keputusan

Faktor Internal

dan Eksternal

14

4. Judul Pustaka

: Local Community Participation inHomestay Program Development in Malaysia

Tahun Pustaka : 2011Jenis Pustaka : Journal of Modern Accounting and

Auditing Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis : Abdul Rasid Abdul Razzaq, Mohd YusopHadi, Mohamad Zaid Mustafa [University of TunHussein Onn, Johore, Malaysia] - Amran Hamzah,Zainab Khalifah, Nor Haniza Mohamad[University of Technology Malaysia, Johore, Malaysia]

Nama Kota - Penerbit

: University of Tun Hussein Onn, Johore,Malaysia - University of TechnologyMalaysia, Johore, Malaysia [Malaysia]

Number – Vol.Edisi

: ISSN 1548-6583, Vol. 7, No. 12, 1418-1429, December 2011

URL diunggah : http://www.davidpublishing.com/davidpublishing / Upfile/2/29/2012/2012022905846383.pdf

Tanggal diunggah

: Kamis, 09 Okober 2014 - pukul 16.45

RINGKASANJurnal ini memaparkan bagaimana industri

pariwisata merupakan penghasil ekonomi terbesar keduadi kota butor Malaysia, tahun 2008, dalam sektormanufaktur ekonomi. Pemerintah telah mengakui industripariwisata di Malaysia sebagai mesin untuk ekonomi,sosial, politik dan pembangunan ekologi, terutama didaerah pedesaan. Program Homestay secara aktifdipromosikan oleh Departemen Pariwisata sebagai jeniswisata berbasis masyarakat di Malaysia. Disadari olehpemerintah sebagai katalis untuk pedesaan dalampengembangan masyarakat, khususnya dari perspektifsosial-ekonomi.

15

Mengembangkan kemampuan masyarakat lokal merupakankomponen penting dalam memastikan apakah proyekpengembangan pariwisata menguntungkan mereka;pembangunan sarana fisik adalah upaya mendukungmasyarakat, tanpa adanya hal itu bukanlah apa-apa untukmereka. Jika masyarakat lokal tidak dilibatkan secaraaktif berpartisipasi, pihak ketiga bisa dengan mudahmemanipulasi mereka, sehingga akan adanya dominasieksternal pada pengembangan pembangunan pariwisata.Oleh karena itu, penelitian deskriptif inimengeksplorasi motivasi masyarakat lokal khususnya paraperempuan dan pemuda yang terlibat dalam ProgramHomestay dan kesiapan kalangan lokal masyarakat, sertakesesuaian pelatihan yang diberikan oleh instansipemerintah yang ditujukan dalam memberdayakanmasyarakat lokal.

Studi ini menunjukkan dampak sosial ekonomi padaProgram Homestay terhadap masyarakat yang terlibat.Selain itu, peran stakeholder adalah harus memikirkanstrategi dan program untuk mendorong kaum muda untukberpartisipasi dalam Program Homestay. Pendapatan danlingkungan merupakan faktor motivasi utama untukmenjadi operator homestay dalam program ini. Rencanajangka panjang yang tepat adalah suatu hal penting,yang perlu stakeholder lakukan fokus pada bagaimanamempertahankan program dan memberdayakan masyarakat.Indikator keberhasilan dari peningkatan kapasitasmasyarakat meliputi partisipasi lokal, pengetahuan danketerampilan masyarakat setempat, kepemimpinan,struktur masyarakat, rasa kebersamaan, dan kemitraaneksternal. Sukses di daerah-daerah tersebut akanmenghasilkan pembangunan yang lebih efektif dariProgram Homestay di Malaysia.

Hasil temuan dari penelitian ini adalah pertamamenjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi sepertifaktor jenis kelamin, umur, pendapatan, dan motivasiyang menunjukkan profil responden yang telahberpartisipasi dalam program homestay. Temuan inimerupakan item- item yang termasuk ke dalam faktorInternal. Pada temuan 2, adanya faktor kesiapan dari

16

aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan antaramasyarakat lokal, bagian ini berfokus pada kesiapanoperator homestay. Para responden ditanya tentangpengetahuan mereka tentang perencanaan dan operasiprogram homestay, keterampilan yang mereka perolehuntuk menjalankan program dan juga sikap merekaterhadap program. Pada temuan ke 3 yaitu melihat dariperspektif hasil kelayakan pelatihan diperoleh darikomunitas lokal. Bagian ini berfokus pada kesesuaianprogram pelatihan dan efektivitasnya dalam meningkatkankapasitas operator homestay.

ANALISIS PUSTAKASeperti yang telah dijelaskan dari pemaparan

ringkasan diatas, penelitian ini menggunakan indikatorkeberhasilan yang dilihat dari dari peningkatankapasitas masyarakat meliputi partisipasi lokal,pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakatsetempat, kepemimpinan, struktur masyarakat, rasakebersamaan, dan kemitraan eksternal, dan dari hasiltemuan-temuan dalam penelitian, dari beberapa faktordiatas dapat terlihat jelas adanya kesamaan denganpenelitian sebelumnya, bahwa ada banyak faktor-faktoryang bisa mempengaruhi partisipasi masyarakat itusendiri. Sehingga penting untuk dikaji lebih lanjut danmendalam apakah faktor-faktor yang mempengaruhipartisipasi masyarakat dalam pengembangan wisatadiseluruh kawasan akankah sama, dan apakah masihmerupakan faktor dalam lingkup atau cakupan yang sama.

Keterangan : Mempengaruhi : Ada Hubungan

Ketidakberlanjutan

Pengembangan Wisata

Manipulasi/

adanya dominasi

dari luar

Terbatasnya keikutserta

an masyarakat

di pengembangan wisata

Modal Sosial

Struktur Organisasi

Kekurangan SDM

Keterbatasan

Pembangunan

Kapasitas Masyaraka

t

17

5. Judul Pustaka : Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Solok

Tahun Pustaka : 2012Jenis Pustaka : ArtikelBentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis : YONI YULIANTINama Kota - Penerbit

: Program Pasca Sarjana- UniversitasAndalas – [Padang]

Number – Vol.Edisi

: -

URL diunggah : http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISIS-PARTISIPASI-MASYARAKAT.pdf

Tanggal diunggah

: Selasa, 07 Okober 2014 - pukul 10.25

RINGKASANArtikel ini menjelaskan bahwa pembangunan

partisipatif merupakan pendekatan pembangunan yangsesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkanlandasan pembangunan yang tumbuh berkembang darimasyarakat, diselenggarakan secara sadar dan mandirioleh masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh seluruhmasyarakat (Sumaryadi, 2005:87). Melalui program-program pembangunan partisipatif tersebut diharapkansemua elemen masyarakat dapat secara bersama-samaberpartisipasi dengan cara mencurahkan pemikiran dansumber daya yang dimiliki guna memenuhi kebutuhannyasendiri. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan salah satuprogram bertujuan mengentaskan kemiskinan melaluipeningkatan akses masyarakat miskin terhadap perumahandan permukiman yang berkualitas di perkotaan memilikiwadah dalam memperjuangkan aspirasi dan kebutuhanmereka serta mampu mempengaruhi keputusan kebijakanpublik dalam bidang perumahan dan permukiman. Salahsatu prinsip yang dilaksanakan dalam PNPM MandiriPerkotaan adalah prinsip partisipatif.

18

Adapun rumusan masalah yang diajukan yaitubeberapa pertanyaan mendasar: 1). Bagaimanakah bentukpartisipasi dan tingkat partisipasi masyarakatkhususnya masyarakat miskin dalam pelaksanaan ProgramNasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) MandiriPerkotaan di Kota Solok pada tahun 2010 khususnya untukkegiatan komponen lingkungan dilihat pada tahapimplementasi program? 2). Faktor-faktor apakah yangmempengaruhi partisipasi masyarakat pada pelaksanaanPNPM Mandiri Perkotaan di Kota Solok khususnyapadapelaksanaan komponen lingkungan? 3). Implikasikebijakan apa sajakah yang tepat untuk pengembanganpartisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM MandiriPerkotaan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap bentuk dantingkat partisipasi masyarakat serta faktor-faktor yangmempengaruhi partisipasi masyarakat dalam PNPM MandiriPerkotaan di Kota Solok, maka diperoleh beberapakesimpulan sebagai berikut: 1). Partisipasi dalambentuk pikiran diberikan masyarakat ketika menghadiripertemuan yang membicarakan tentang PNPM MandiriPerkotaan. Partisipasi masyarakat berupa pikirandisampaikan melalui usulan, saran maupun kritik.Kehadiran responden paling banyak pada tahapperencanaan adalah pada tahap sosialisasi awal.Partisipasi pada tahap pelaksanaan lebih dominan dalambentuk tenaga (52,7 %) melalui kerja bakti/gotongroyong. 2). Tingkat partisipasi masyarakat Kota Solokdalam PNPM Mandiri perkotan tergolong rendah dengantotal skor 1180.

Selain faktor kemiskinan hal ini disebabkan olehpengetahuan masyarakat yang minim sekali terhadap PNPMMandiri perkotaan dan belum optimalnya peranan pihakterkait dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi.Hal ini mengindikasikan bahwa PNPM Mandiri Perkotaanbelum mampu mewujudkan tujuan khusus dari PNPM Mandiridiantaranya meningkatkan partisipasi orang miskin. 3).Faktor internal yang mempengaruhi partisipasimasyarakat pada PNPM Mandiri Perkotaan adalah faktorumur mempengaruhi bentuk sumbangan yang diberikan.

19

Faktor status di kelurahan mempengaruhi partisipasiresponden dalam pertemuan, faktor jenis kelaminmempengaruhi bentuk sumbangan dan keaktifan dalamkegiatan. Faktor jenis pekerjaan mempengaruhi bentuksumbangan yang diberikan. Faktor pendidikan memberikanpengaruh terhadap kehadiran dan keaktifan dalamkegiatan. 4). Faktor peran pemerintah, penguruskelurahan (RT/RW), tokoh masyarakat dan peranfasilitator yang merupakan faktor eksternalmempengaruhi seluruh bentuk dan tingkat partisipasimasyarakat kecuali pada partisipasi dalam pertemuan dankeaktifan berdiskusi dalam pertemuan.

ANALISIS PUSTAKAHampir sama dengan penelitian-penelitian

sebelumnya, penelitian ini juga menjelaskan bentukpartisipasi masyarakat bedanya bentuk partisipasi yangdilakukan bukan dalam pengembangan wisata melainkandalam program PNPM. Bentuk partisipasi yang diungkapkandalam penelitian ini adalah berupa sumbangan pikirandan bentuk saran, usulan maupun kritik dalampertemuan/rapat yang diadakan untuk membicarakankegiatan yang akan dilaksanakan. Pada tahap pelaksanaanterlihat sekali partisipasi masyarakat terutama padakegiatan yang masyarakat menyumbang apa saja yang adapada mereka baik berupa tenaga, uang, material maupunide-ide untuk kelancaran berjalannya program. Darihasil penelitian ditemukan bahwa partisipasi masyarakatyang diberikan sebagian besar dalam bentuk sumbangantenaga, pikiran berupa usulan, saran maupun kritik.

Selain itu, adanya faktor kemiskinan menjadi halyang mempengaruhi dalam bentuk partisipasi yangdiberikan, adanya pengetahuan masyarakat yang dirasamasih rendah terhadap program dan kurang optimalnyaperanan stakeholder terkait dalam mengajak masyarakatuntuk berpartisipasi juga menjadi faktor yangmempengaruhi bentuk partisipasi yang dilakukan.Kebijakan yang tepat untuk peningkatan partisipasimasyarakat adalah perencanaan partisipatif yang benar-benar melibatkan masyarakat dari tahap perencanaan,

20

pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan PNPM, pemberianmodal usaha yang benar-benar diperuntukkan bagikeluarga miskin, optimalisasi peranan stakeholderterkait, dan peningkatan pengetahuan masyarakat melaluimedia massa, pemberdayaan masyarakat terutamamasyarakat miskin dalam organisasi sosialkemasyarakatan yang ada termasuk KSMPertanyaannyaapakah kondisi sosial ekonomi kita juga akanmempengaruhi bentuk partisipasi yang akan dilakukan?..Apakah hal ini berlaku dalam konteks masalah yangberbeda seperti dalam pengelolaan wisata?..

6. Judul Pustaka

: Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemukiman Kumuh Kelurahan Ploso

Tahun Pustaka

: 2013

Jenis Pustaka

: JURNAL TEKNIK POMITS

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Sekar Ayu Advianty dan Ketut DewiMartha Erli Handayeni

Nama Kota -Penerbit

: Program Studi Perencanaan Wilayah danKota, Fakultas Teknik Sipil danPerencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS) [Surabaya]Number – Vol. Edisi

: Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539(2301-9271 Print)

URL diunggah

: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=89237&val=4186

Tanggal : Selasa, 07 Okober 2014 - pukul 10.25

Bentuk Partisipasi dan

Tingkat Partisipasi

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Keterangan : Mempengaruhi : Ada Hubungan

21

diunggah RINGKASAN

Penelitian ini berawal dari data studiinventarisasi kawasan kumuh Kota Surabaya tahun 2009,diketahui bahwa Kecamatan Tambaksari merupakan salahsatu titik permukiman kumuh di Kota Surabaya. Kecamatantambaksari merupakan kecamatan dengan jumlah pendudukterbanyak di Kota Surabaya (Badan Pusat Statistika,2012) yaitu sebesar 204.205 jiwa. Berdasarkan dokumenevaluasi program/kegiatan perbaikan lingkunganKecamatan Tambaksari tahun 2012 diketahui bahwabeberapa kelurahan pada kecamatan Tambaksari memilikipermukiman kumuh dan banyak program perbaikanlingkungan yang diterima. Kelurahan Ploso dipilihsebagai wilayah penelitian karena memiliki banyakpermukiman kumuh. Dari data Kelurahan Ploso tahun 2012,kawasan yang tergolong kumuh pada kelurahan Ploso adapada Bogen RW I,II,III,IV, sebagian RW V, VIII, X danXI.

Berbagai program/kegitan perbaikan lingkungantelah diterima Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksariyang merupakan salah satu kawasan permukiman kumuh diKota Surabaya. Namun, program/kegiatan tersebut belumefektif mengatasi kekumuhan di Kelurahan Ploso karenaadanya permasalahan partisipasi masyarakat. Oleh karenaitu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakatpada permukiman kumuh Kelurahan Ploso.Metode analisisyang digunakan pada penelitian terdiri dari dua teknikanalisis yaitu, pertama menggunakan teknikpembobotan/skoring untuk menentukan tingkat kekumuhantiap RW dan mengukur tingkat partisipasi masyarakat;kedua menggunakan teknik analisis crosstab (tabulasisilang) untuk menganalisis keterkaitan faktorfaktoryang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakatdiKelurahan Ploso.Tingkat partisipasi masyarakatdidapatkan melalui skoring hasil kuisioner yangdilakukan di wilayah studi. Berdasarkan jumlah skortersebut, tiap RW akan dimasukkan ke dalam kategoritangga partisipasi (Arnstein). Pembobotan masing-masing

22

variabel pada tiap RW akan dijumlah menjadi total skortiap RW. Total skor tersebut kemudian dikategorikanmasuk ke dalam salah satu dari 8 tingkat partisipasi.Tiap RW memiliki delapan (8) rentang bobotnyamasingmasing, disesuaikan dengan jumlah responden tiapRW. Pada tiap RW, skor masing-masing tingkatpartisipasi diperoleh melaluiperkalian masing-masingbobot tingkat partisipasi dengan jumlah/frekuensiresponden pada masing-masing tingkat partisipasi.

Hasil studi menunjukkan bahwa permukiman diKelurahan Ploso memiliki kategori tingkat kekumuhansedang dan tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat padapermukiman dengan tingkat kekumuhan tinggi berada padatangga partisipasi ketiga yaitu Pemberian Informasi.Berbeda dengan tingkat partisipasi masyarakat padakekumuhan sedang yang tangga partisipasinya lebihbervariasi. Tingkat partisipasi berbeda berdasarkankekumuhannya dan faktor-faktor yang signifikanmempengaruhi adalah frekuensi dilibatkan, keinginanuntuk terlibat, frekuensi kehadiran dan jumlah jenissumbangan yang diberikan masyarakat.

Dari hasil dan pembahasan yang diperoleh padaPengukuran Tingkat Partisipasi Masyarakat berdasarkan TingkatKekumuhan di Kelurahan Ploso, Setelah proses pembobotan yangdidapatkan dengan mengkalikan jumlah responden padamasing-masing variabel tingkat partisipasi tiap RW,maka diketahui tingkat partisipasi masyarakat padawilayah studi menunjukkan bahwa permukiman dengantingkat kekumuhan tinggi, tingkat partisipasinya padatangga tingkat partisipasi ke-3 yaitu PemberianInformasi (Informing). Berbeda dengan permukiman dengantingkat kekumuhan sedang yang tingkat partisipasimasyarakatnya bervariasi yaitu pada tangga tingkat ke-3Pemberian Informasi (Informing), tangga tingkatpartisipasi kee-4 yaitu Konsultasi (Consultation), hinggatangga tingkat partisipasi ke-5 yaitu Perujukan(Placation). Dari hasil pengukuran tersebut dapatdiketahui bahwa permukiman dengan tingkat partisipasimasyarakat pada tangga yang lebih tinggi memilikitingkat kekumuhan yang lebih rendah.

23

ANALISIS PUSTAKAPenelitian ini berbeda dengan penelitian-

penelitian sebelumnya dimana pada penelitian sebelumnyamenjelaskan penting serta pengaruhnya tingkatpartisipasi di suatu daerah wisata, namun padapenelitian ini dijelaskan bagaimana pengaruhnya tingkatpartisipasi (merujuk tingkat partisipasi yangdiutarakan Arnstein 1969) di suatu daerah pemukimankumuh. Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwaperbedaaan tingkat kekumuhan berbeda pula tingkatpartisipasi masyarakatnya. Permukiman dengan tingkatkekumuhan tinggi berada pada tangga tingkat partisipasiketiga yaitu, pemberian informasi. Berbeda denganpermukiman dengan tingkat kekumuhan sedang yang tanggatingkat partisipasinya bervariasi mulai dari tanggatingkat ketiga, pemberian informasi, keempat yaitukonsultasi, hingga tangga partisipasi, dan kelima yaituperujukan. Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwapermukiman dengan tingkat kekumuhan lebih tinggimemiliki tingkat partisipasi yang cenderung lebihrendah bila dibandingkan dengan permukiman dengantingkat kekumuhan yang lebih rendah. Tingkatpartisipasi tersebut dipengaruhi oleh adanya faktoryang secara langsung dan secara tidak langsungmempengaruhi tingkat partisipasi. Faktor yang secaralangsung mempengaruhi tingkat partisipasi yang berasaldari kondisi pendukung partisipasi yaitu frekuensidilibatkannya masyarakat, keinginan masyarakat untukterlibat, frekuensi kehadiran masyarakat dalamprogram/kegiatan perbaikan lingkungan, jumlah jenissumbangan yang diberikan; dan dari kondisi ekonomisosial masyarakat yaitu lama tinggal. Berikut kerangkaberpikir yang merujuk penelitian ini.

24

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa faktor yangmempengaruhi tingkat partisipasi adalah frekuensidilibatkan, keinginan terlibat, frekuensi kehadiran,jumlah jenis sumbangan, dan lama tinggal. Sedangkanjenis kelamin, tingkat pendidikan,dan pendapatanmempengaruhi 5 variabel tersebut sehingga turut menjadifaktor yang secara tidak langsung turut berperanmempengaruhi tingkat partisipasi, petanyaannya apakahtingkat tangga partisipasi ini mampu diterapkan dalampenelitian-penelitian lainnya yang konteks dan lingkupberbeda

7. Judul Pustaka

: Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Lokal dalam upaya Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi

Tahun Pustaka

: 2014

Jenis Pustaka

: Journal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Ma’rifatul Kholifah

Nama Kota - Penerbit

: Universitas Negeri Surabaya – Surabaya[ID] – Jawa Timur

Number – Vol. Edisi

: Hal 257 - 263

URL : http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-

25

diunggah bhumi/article/view/9233 Tanggal diunggah

: Rabu, 12 November 2014, pada pukul 10.35

RINGKASANUpaya pengembangan pariwisata di Kabupaten

Banyuwangi masih belum berhasil karena sektorpariwisata Kabupaten Banyuwangi sampai saat ini belummemperlihatkan hasil yang baik terbukti denganperingkat Kabupaten Banyuwangi yang masih berada padaposisi 14 dari 37 kabupaten di Jawa Timur. Oleh sebabitu, adanya keterlibatan dari semua pihak terutamamasyarakat sangat diperlukan karena keterlibatanmasyarakat akan menyebabkan timbulnya dukungan terhadapindustri pariwisata, sehingga industri pariwisatatersebut dapat berkembang dengan baik dan mendapatkanhasil yang maksimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatpengetahuan masyarakat dalam bidang kepariwisataan,sikap masyarakat terhadap upaya pengembangan pariwisatadi Kabupaten Banyuwangi serta partisipasi masyarakatlokal dalam upaya pengembangan pariwisata di KabupatenBanyuwangi. Penelitian ini merupakan jenis penelitiansurvey dengan jumlah responden sebanyak 120 orang yangtinggal di sekitar 8 objek wisata yang ada di KabupatenBanyuwangi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitianini adalah purposive sampling. Data dalam penelitian inidiperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara,angket dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yangdigunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan caraskoring.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuanmasyarakat di Kabupaten Banyuwangi dalam bidangkepariwisataan secara umum tergolong rendah. Secarakhusus sebanyak 44,17% masyarakat menjawab pengertianpariwisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukanoleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungitempat tertentu untuk tujuan rekreasi, 43,33% menjawabmanfaat pariwisata adalah memberikan peluang dan aksesusaha bagi masyarakat, 47,5% menjawab objek wisataadalah tempat yang disinggahi seseorang atau sekelompok

26

orang karena memiliki daya tarik, 40,83 % menjawabmanfaat keberadaan objek wisata adalah memajukanwilayah tempat tinggal di sekitar objek wisata, dan 60%masyarakat menjawab cara melestarikan objek wisataadalah dengan membantu menciptakan lingkunganyang amandisekitar objek wisata. Untuk sikap masyarakat terhadapupaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi,dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara umummasyarakat setuju terhadap upaya pengembanganpariwisata. Secara khusus sikap masyarakat lokal diKabupaten Banyuwangi terhadap objek wisata di daerahsekitarnya adalah tergolong baik dengan jumlah skor899, sikapmasyarakat lokal di Kabupaten Banyuwangiterhadap pengembangan pariwisata di KabupatenBanyuwangi adalah tergolong cukup baik dengan jumlahskor 766, dan sikap masyarakat lokal di KabupatenBanyuwangi terhadap kondisi objek wisata di daerahsekitarnya adalah tergolong baik dengan jumlah skor1262. Sedangkan untuk hasil penelitian partisipasimasyarakat diperoleh hasil partisipasi masyarakat lokaldalam upaya pengembangan pariwisata di KabupatenBanyuwangi secara umum tergolong rendah sekali dengantotal skor 645.

ANALISIS PUSTAKAPenelitian ini memaparkan serta menjelaskan

bagaimana upaya dalam pengembangan pariwisata dikabupaten Banyuwangi dengan melihat tiga subyek utamayaitu pengetahuan, sikap dan partisipasi masyarakat.Berdasarkan hasil penelitiannya ditemukan bahwa:1).Tingkat pengetahuan masyarakat lokal dalam bidangkepariwisataan di Kabupaten Banyuwangi tergolongrendah. Hal ini dikerenakan masyarakat masih belummemiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal yangberkaitan dengan pariwisata seperti pengertianpariwisata, pengertian objek wisata dan lain-lainya.Hasil tersebut berdasarkan pada skoring skala penilaintingkat pengetahuan masyarakat. 2). Sikap masyarakatlokal terhadap pengembangan pariwisata di KabupatenBanyuwangi adalah setuju. Artinya masyarakat menyetujui

27

dilakukanya pengembangan pariwisata di KabupatenBanyuwangi. Sedangkan, 3). Partisipasi masyarakat dalamupaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangiadalah sangat rendah. Artinya masyarakat masih belumdilibatkan secara penuh dalam pengembangan pariwisatayang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi. Karena itulah,perlu ditekankan untuk penelitian selanjutnya perihalpentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalampengembangan pariwisata di tempat tersebut, karena padaakhirnya adalah masyarakat orang-orang yang harusmenikmati hasil dari pariwisata tersebut. Selain itukelemahan penelitian ini adalah tidak memberikaninformasi yang jelas terkait sampai dimana tahapan yangberlaku di kawasan wisata tersebut. Jika masih dalamtahap perencanaan wajar apabila keterlibatan masyarakatrendah karena, mereka belum mengetahui adanyapembangunan wisata dan hal ini juga dapat berhubungandengan sikap dan pengetahuan akan keberadaan proyekpembangunan wisata itu sendiri.

8. Judul Pustaka

: Strategi Pengembangan Ekowisata diKabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua

Tahun Pustaka

: 2010

Jenis Pustaka

: Artikel Ilmiah

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Karsudi, Rinekso Soekmadi, dan HariadiKartodihardjo

Nama Kota : Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan

Keterangan : Mempengaruhi : Ada Hubungan

Pengetahuan

Sikap

Partisipasi

Masyarakat

Pengembangan

pariwisata

Faktor Internal

28

- Penerbit dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor, Dramaga,Bogor [ID]

Number – Vol. Edisi

: JMHT Vol. XVI, (3): 148–154, Desember 2010 - ISSN: 2087-0469

URL diunggah

: http://jamu.journal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/viewFile/3178/2122

Tanggal diunggah

: Rabu, 12 November 2014, pada pukul 10.35

RINGKASAN

Penelitian ini memaparkan tentang strategi dalampengembangan ekowisata di Kabupaten Kepulauan YapenProvinsi Papua, dalam penelitiannya dijelaskan bahwaKabupaten Kepulauan Yapen ini memiliki modal yangsangat potensial dan layak untuk dikembangkan sebagaiobyek daya tarik wisata. Namun, kondisi manajemenekowisata yang tidak optimal dikarenakan adanyabeberapa kendala seperti kurang kapasitas kelembagaandalam manajemen ekowisata, lemah manajemen tarik,perencanaan tata ruang yang kurang pariwisata, dantidak efektif dalam promosi dan pemasaran, sertamasalah keamanan regional. Penelitian ini dilakukanuntuk merumuskan strategi dalam mengembangkan pulau-pulau ekowisata.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten KepulauanYapen Provinsi Papua selama bulan januari-maret 2010.Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive samplingdengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kepulauan Yapenmerupakan daerah kepulauan dengan letak sangatstrategis di bagian utara Pulau Papua dan dapatdijangkau dengan berbagai jenis moda transportasi lautmaupun udara. Terdapat sekitar 20 objek wisata diKabupaten Kepulauan Yapen yang sangat potensial untukdikembangkan sebagai objek daya tarik wisata. Data yangdigunakan dalam penelitian adalah data primer dan

29

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara danpengamatan langsung di lapangan. Data sekunderdiperoleh dari kantor Dinas Pariwisata dan KebudayaanKabupaten Kepulauan Yapen, Dinas Kehutanan KabupatenKepulauan Yapen, dan Bappeda Kabupaten Kepulauan Yapen.Data sekunder juga diperoleh dari laporan penelitiansejenis, berbagai literatur, publikasi ilmiah, dan datayang diunduh melalui internet

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besarobjek wisata di Kabupaten Kepulauan Yapen baik objekwisata laut, perairan, maupun daratan layakdikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata. Namun,terdapat beberapa potensi objek wisata yang belum layakdikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata karenamemiliki hambatan dan kendala untuk dikembangkan yangantara lain berupa potensi pasar yang belum mendukung,lokasi objek yang jauh, dan adanya kesulitan dalam halaksesibilitas, pengelolaan dan pelayanan belum sesuaidengan standar, akomodasi belum memenuhi syarat, danhubungan dengan objek sejenis lainnya yang cukuptinggi. Untuk mengembangkan daerah yang belumberpotensi menjadi daerah berpotensi sebagai ODTWdiperlukan upaya-upaya promosi dan pemasaran gunamenarik potensi pasar, memperkecil kendalaaksesibilitas melalui penyediaan sarana prasarana modatransportasi, meningkatkan pengelolaan dan pelayanansesuai standar pelayanan, melakukan pemenuhan terhadapstandar akomodasi yang diperlukan, dan meningkatkandiversifikasi atraksi wisata. Oleh karena ituberdasarkan kondisi objektif pengembangan ekowisatasaat ini, penelitian ini merekomendasikan akan strategipengembangan yang dapat diterapkan yaitu strategipesimis melalui upaya penataan ruang wisata,pengembangan manajemen atraksi, pengembangan promosidan pemasaran, pengembangan regulasi dan organisasipengelola ekowisata, dan menciptakan situasi keamananyang kondusif baik di dalam maupun luar kawasan wisata.

ANALISIS PUSTAKA

30

Berbeda dari penelitian- penelitian sebelumnyapenelitian ini menekankan pada bagaimana stategi dalampengembangan ekowisata dengan menganalisis penawaran-permintaan (supply-demand) dan analisis prospektif.Analisis penawaran-permintaan dilakukan untuk mengkajiprospek pengembangan ekowisata. Analisis prospektifdilakukan untuk merumuskan model strategi pengembanganekowisata. Dalam penelitian ini komponen penawaran yangdiamati adalah potensi ekowisata berbentuk bahari(pantai dan perairan) dan potensi ekowisata berbentukdaratan. Penilaian potensi ekowisata mengacu padapedoman Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) mengacu pada keterangan Dephut 2003. Adapunkomponen permintaan terdiri atas tingkat kunjunganwisatawan mancanegara, jumlah penduduk sebagaiwisatawan potensial, dan karakteristik wisatawan yangmengunjungi objek wisata. Selain itu, digunakan pulametode analisis prospektif menekankan pada prosesevolusi jangka panjang sehingga waktu menjadi faktoryang utama dalam pengambilan sebuah keputusan. Analisisprospektif merupakan analisis berdasarkan faktorpenentu. Faktor penentu ditetapkan berdasarkan analisisprofessional judgement dan persepsi dari peneliti. Tahapanpengerjaan analisis prospektif adalah menentukan tujuan daristudi, mengidentifikasi faktor-faktor, melakukan analisispengaruh antarfaktor, membuat suatu keadaan suatu faktor,membangun skenario yang mungkin terjadi, dan melakukanimplikasi dari skenario yang diinginkan.

9. Judul Pustaka

: Analisis Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Pesisir pada Pengelolaan KKLD Ujungnegoro Kabupaten Batang

Tahun Pustaka

: 2012

Jenis Pustaka

: Journal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis : Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari

Nama Kota - : Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan

31

Penerbit Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro (UNDIP) –Semarang [ID]

Number – Vol. Edisi

: SEPA : Vol. 9 No.1 September 2012 : 117 – 124,

ISSN:1829-9946URL diunggah :

http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/03/ANALISIS-PERSEPSI-DAN-PARTISIPASI-MASYARAKAT-PESISIR.pdf

Tanggal diunggah

: Rabu, 12 November 2014, pada pukul 10.35

RINGKASANPenelitian ini menjelaskan serta menganalisis

persepsi dan partisipasi masyarakat pesisir padapengelolaan KKLD Ujungnegoro Kabupaten Batang. Latarbelakang dari penelitian ini adalah berawal dariwilayah pesisir di Kabupaten Batang yang telah adaprogram pengelolaan wilayah pesisir yang dinamakan“Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)”. Programtersebut telah disyahkan oleh SK Bupati Nomor:523/283/2005 Tahun 2005 tentang Penetapan KawasanKonservasi Laut Daerah (KKLD) Pantai Ujungnegoro-RobanKabupaten Batang. Bisa dikatakan penelitian inimemfokuskan penelitiannya pada terhadap programpengelolaannya yang dipengaruhi oleh atribut persepsidan partisipasi masyarakat sekitar kawasan.

Adapun perumusan masalah dan tujuan yang ingindipaparkan adalah (1) Mengkaji persepsi masyarakatsetempat mengenai Kawasan Konservasi Laut Daerah(KKLD) dan manfaatnya; (2) Mengkaji partisipasimasyarakat setempat dalam mengelola Kawasan KonservasiLaut Daerah (KKLD) tersebut, dan (3) Menganalisishubungan antara persepsi dan partisipasi masyarakatsetempat pada kegiatan pengelolaan KKLD Ujungnegoro,Kabupaten Batang. Lokasi penelitian adalah DesaUjungnegoro Kabupaten Batang, yaitu di KawasanKonservasi Laut Daerah Ujungnegoro, Kabupaten Batang.

32

Penelitian ini adalah survei dengan metode deskriptifyang bersifat studi kasus. Tujuan dari penelitiandeskriptif adalah membuat deskripsi atau gambaransecara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Deskripsi penelitian akan memfokuskan pada persepsi dantingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan KKLDUjungnegoro di Kabupaten Batang.

Pemilihan responden dilakukan dengan metodepurposive sampling, berdasarkanpertimbangan dan tujuanyaitu ingin mengetahui persepsi, partisipasi masyarakatdalam pengelolaan KKLD Ujungnegoro, Kabupaten Batang.Penentuan jumlah sampel diambil 30% dari 230 orangpenduduk yang berprofesi sebagai pedagang, pengolahikan, nelayan, dan kelompok masyarakat pengawas(Pokmaswas) perikanan. Responden merupakan komponenmasyarakat yang secara langsung memanfaatkan sumberdayaalam di KKLD Ujungnegoro. Hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah: H0; tidak ada hubungan antarapersepsi dengan tingkat partisipasi masyarakat dalampengelolaan KKLD, sedangkan H1 nya adalah: ada hubunganantara persepsi dengan tingkat partisipasi masyarakatdalam pengelolaan KKLD.

Berdasarkan hasil penelitian persepsi danpartisipasi masyarakat pada pengelolaan KKLDUjungnegoro, Kabupaten Batang diambil kesimpulansebagai berikut: pada atribut persepsi dijelaskan bahwamasyarakat Ujungnegoro pada kondisi ekosistem laut didaerah mereka masih dalam keadaan baik sebesar 81%.Masyarakat cukup tahu tentang keberadaan KKLDUjungnegoro (77%) dan 100% merasakan manfaat cukupbesar atas keberadaan KKLD. Pada Partisipasi masyarakatdidapatkan dari hasil pengisian kuesioner mengenaipartisipasi masyarakat dengan diuji validitas danreabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS.Pertanyaan untuk menggali tingkat partisipasimasyarakat terdiri dari 8 pertanyaan yang terdiri darirasa tanggungjawab, kesediaan, keikutsertaan dalammerencanakan, mengawasi, dan mengevaluasi program KKLD.Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat

33

partisipasi masyarakat Ujungnegoro dalam pengelolaanKKLD masuk dalam kategori akif sebesar 73% dan 26%masuk kategori partisipasi pasif serta 1% masukkategori negatif. Dapat disimpulkan bahwa sebagianbesar masyarakat masuk kategori partisipasi aktif. Danpada hubungan keduanya Analisis menggunakan uji KaiKuadrat (Chi Square). Hasil menunjukkan bahwa adahubungan antara persepsi masyarakat dengan tingkatpartisipasinya dalam pengelolaan KKLD dan hubunganantara persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat didaerah Ujungnegoro sangat kuat (hasil uji KoefisienKontingensi sebesar 0,7 menunjukkan kategori hubunganyang kuat). Persepsi masyarakat yang baik akanmendorong tingginya partisipasi masyarakat dalamkegiatan pengelolaan KKLD di Ujungnegoro. ANALISIS PUSTAKA

Seperti yang sudah dijelaskan dan dipaparkan padaringkasan diatas, bahwasannya pada penelitian ini yangingin diilihat dan dibuktikan mencakup dua atributsudut pandang yaitu persepsi dan partisipasi. BagaimanaPersepsi Masyarakat terhadap Kawasan Konservasi Laut Daerah lalu,Bagaimana Partisipasi Masyarakat terhadap Kawasan Konservasi LautDaerah serta Hubungan keduanya yaitu Persepsi danPartisipasiMasyarakat pada Pengelolaan KKLD tersebut.Pada hasil penelitian ini didapatkan 1. Berdasarkanhasil analisis menunjukkan bahwa masyarakatUjungnegoro masuk dalam kategori persepsi yang baiksebesar 76%, masuk kategori sedang 23%, dan 1% pesepsitidak baik pada keberadaan KKLD di daerah mereka. 2.Berdasarkan analisis pertanyaan mengenai partisipasidapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakatUjungnegoro masuk kategori partisipasi aktif. 3.Hubungan antara persepsi dan tingkat partisipasimasyarakat cukup kuat. Persepsi masyarakat yang baikakan mendorong tingginya partisipasi masyarakat dalamkegiatan pengelolaan KKLD di Ujungnegoro. Dari hasilpenelitian yang sudah dipaparkan, menjadi suatu halbaru untuk dikaji lebih mendalam apakah aspek persepsibenar-benar saling mempengaruhi partisipasi masyarakat.Apabila diterapkan pada kasus permasalahan yang berbeda

34

akankan persepsi yang ditemukan sama dengan yangditemukan penelitian ini.

10. Judul Pustaka

: Identifikasi Kapasitas KomunitasLokal dalam Pemanfaatan potensiEkowisata Bagi PengembanganEkowisata di Kawah Cibuni

Tahun Pustaka : 2012Jenis Pustaka : JournalBentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Andelissa Nur ImranNama Kota - Penerbit

: West Java Province Metropolitan DevelopmentManagement- Jalan Braga No. 137 Bandung[ID]

Number – Vol. Edisi

: Vol. 23 No. 2, Agustus 2012, hlm. 85 – 102

URL diunggah : http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/03-Jurnal-6-Andelisa.pdf

Tanggal diunggah : Rabu, 12 November 2014, pada pukul 10.35

RINGKASANPenelitian ini menjelaskan serta mengidentifikasi

tentang kapasitas komunitas lokal dalam pemanfaatanpotensi ekowisata bagi pengembangan ekowisata di suatukawasan kawah. Fokus penelitian ini pada Ekowisatadimana ekowisata sendiri merupakan bagian dari kegiatanwisata yang bertujuan untuk mengagumi keindahan alamdan budaya dengan tidak memberikan dampak negatif padalingkungan (konservasi) dan memberikan keuntunganterhadap komunitas lokal secara ekonomi. Lokasipenelitian yang dipilih yaitu Kawah Cibuni yang

Persepsi Masyarakat

Partisipasi masyarakat

Program Pengelolaan

KKLD Ujungnegoro

Saling mempengarugi

Keterangan : Mempengaruhi : Ada Hubungan

35

terletak di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung,merupakan salah satu objek wisata yang memilikikeindahan alam dan budaya yang masih asli, didukungdengan kondisi alamnya yang hijau, alami, dan terdapatpenduduk asli yang menempati daerah tersebut. KawahCibuni dikenal karena memiliki sumber air panas dankawah-kawah kecil yang masih aktif di sekitarnya. KawahCibuni memiliki kriteria sebagai lokasi ekowisata yangikut melibatkan peran komunitas lokal dalampengembangannya.

Journal ini bertujuan untuk mengidentifikasikapasitas komunitas lokal dalam pemanfaatan potensiekowisata bagi pengembangan ekowisata di Kawah Cibuni.Kapasitas komunitas dapat menjadi suatu pendekatanpenting dalam rangka pengembangan ekowisata. Ekowisatasangat mementingkan pelibatan komunitas lokal didalamnya, oleh karena itu harus diketahui seperti apakapasitas yang dimiliki komunitas lokal sehingga merekamampu berkontribusi dalam pengembangan ekowisata diKawah Cibuni. Pengumpulan data dilakukan denganmewawancarai komunitas lokal di Kawah Cibuni. Artikelini menggunakan metode analisis kualitatif dimana ada 3tahap yang harus dilalui, yaitu reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kapasitaskomunitas yang dimiliki warga Kawah Cibuni sudah cukupmampu untuk ikut serta dalam pengembangan kawasanekowisata di Kawah Cibuni. Mereka memiliki modal dasaryang dapat digunakan dalam membantu pengembanganekowisata di Kawah Cibuni. Pengadaan fasilitaspendukung wisata dilakukan sendiri oleh komunitas lokaltersebut, seperti menyediakan tempat sampah, membangunmushola dan toilet umum, serta mendirikan warung.Mereka juga menyediakan tempat untuk menginap bagi parawisatawan yang ingin bermalam di Kawah Cibuni. Akantetapi, hal ini belum didukung oleh finansial yangmencukupi. Komunitas lokal masih menggunakan danamereka masing-masing untuk melakukan kegiatankonservasi di Kawah Cibuni. Selain itu, mereka jugamasih memerlukan pengetahuan lebih mengenai ekowisata

36

untuk mendukung pengelolaan kawasan wisata. Namunsecara keseluruhan, komunitas lokal mendukung adanyakegiatan wisata di Kawah Cibuni. Hal ini dapat dilihatdari keterlibatan mereka dalam menjaga lingkungan KawahCibuni agar tetap alami dan menjaga keaslian budayalokal di sana sebagai salah satu bentuk untuk upayamereka untuk tetap menjaga daya tarik wisata di KawahCibuni.

ANALISIS PUSTAKAPenelitian ini memaparkan bagaimana peran

komunitas lokal dalam pengembangan ekowisata denganmengidentifikasi serta menganalisis dari beberapa sudutpandang. Pertama: penelitian ini melihat Peran KomunitasLokal dalam Pengembangan Ekowisata secara garis besar.Kedua: penelitian ini melihat dari sudut kapasitaskomunitas dalam pengembangan ekowisata dengan mencakup;kapasitas komunitas dilihat pengembangan kepemimpinan(Leadership Development), pengorganisasian komunitas(Community Organizing), kolaborasi kerjasama, danhubungan antar organisasi. Selanjutnya melihat darisisi modal komunitas dalam pengembangan ekowisataseperti; modal fisik, modal finansial, modallingkungan, modal teknologi, modal manusia, dan modalsosial, dan terakhir melihat implikasi dariperkembangan pariwisata terhadap kapasitas komunitas.Ketiga: Mengidentifikasi Peran Komunitas Lokal dalamPengembangan Ekowisata, dengan mencakup; Perankomunitas lokal dalam menjaga pelestarian lingkungandan budaya lokal, dan menganalisis keterlibatan danperan komunitas lokal dalam pengembangan ekowisatakawah cibuni. Terakhir yaitu keempat : Penelitian inimelihat dari sudut pandang bagaimana persepsi pihakluar terhadap komunitas lokal kawah Cibuni. Dari ke-empat sudut pandang yang diidentifikasi, ke-empat aspekatau faktor yang diutarakan masih merupakan aspek-aspek yang berkenaan dengan faktor-faktor yang dapatmempengaruhi partisipasi masyarakat lokal. Penelitianini sudah cukup baik dengan mengidentifikasi dari empatsudut pandang tersebut, sehingga dapat menjadi bahan

37

referensi untuk dipertimbangkan dalam penelitianselanjutnya, bahwa ke-empat aspek pandangan tersebutdapat digunakan untuk mengkaji komunitas lokal dalampemanfaatan potensi ekowisata bagi pengembanganekowisata lainnya.

11. Judul Pustaka

: Pengembangan Desa Wisata BerbasisPartisipasiMasyarakat Lokal Di Desa Wisata JatiluwihTabanan, Bali

Tahun Pustaka : 2013Jenis Pustaka : JournalBentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis : Made Heny Urmila Dewi, Chafid Fandeli, M. Baiquni

Nama Kota - Penerbit

: Journal KAWISTARA-Universitas Udayana,Bali-

Universitas Gajah Mada, YogyakartaNumber – Vol.Edisi

: VOLUME 3 No. 2, 17 Agustus 2013 Halaman117-226

URL diunggah : http://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/download/3976/3251

Tanggal diunggah

: Rabu, 12 November 2014, pada pukul 10.35

RINGKASANJurnal ini memaparkan tentang bagaimana

Pengembangan desa wisata membutuhkan partisipasimasyarakat lokal dalam keseluruhan tahap pengembanganmulai tahap perencanaan, implementasi, dan pengawasan.Akan tetapi, dalam realitas sering terjadi pengabaianpartisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuanmengkaji keterlibatan masyarakat lokal dalampengembangan desa wisata dan merumuskan modelpengembangan desa wisata yang mengedepankan partisipasimasyarakat lokal. Penelitian dalam tulisan inidilakukan di desa wisata Jatiluwih Kabupaten Tabanan,Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan studiliteratur, wawancara mendalam dan observasi non-

38

partisipan. Metode analisis yang digunakan adalahanalisis deskriptif.

Data yang digunakan di dalam studi ini adalah dataprimer dan data sekunder. Untuk menghasilkan dataprimer digunakan wawancara individu untuk memperolehpandangan-pandangan dan informasi mengenai pengalaman-pengalaman keikutsertaan masyarakat dalam prosespengembangan desa wisata. Teknik ini sangat bermanfaatdalam penelitian sosial karena wawancara mendalam dapatmenggali keterangan dan pandanganpandangan danpengalaman-pengalaman masyarakat lebih mendalam.Panduan wawancara digunakan sebagai acuan untukmendapatkan data dari orang-orang yang menjadiinforman. Wawancara dan pengamatan lapangan dilakukandengan informan terpilih seperti, pemangku (pemimpinupacara keagamaam) di Pura Luhur Petali, bendesa adat(tokoh adat), pemilik rumah makan dan penginapan, parapetani, sesepuh desa, dan pemilik tanah dekat pura yangtelah dijual kepada investor. Keseluruhan jumlahinforman dalam studi ini sebanyak 22 orang. Pemilihaninforman dilakukan secara snowball sampling, dengantetap mempertimbangkan keterwakilan unsur masyarakat.Kriteria pemilihan informan didasarkan pada (1) merekayang berkaitan dengan kebijakan pengembangan desawisata, (2) mereka yang memiliki pengetahuan danbersikap kritis terhadap berbagai kasus yang munculakibat pengembangan desa wisata, dan (3) mereka yangberpengetahuan terkait prinsip-prinsip pengembangandesa wisata. Selain data primer dari wawancara,pengamatan langsung juga digunakan.

Tulisan ini menunjukkan bahwa pengembangan desawisata di Jatiluwih belum melibatkan masyarakat lokal.Hal ini diperkuat dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan menunjukkan bahwa pengembangan Desa Wisatabelum berpihak kepada masyarakat Jatiluwih. Contohnya,sawah dan petani merupakan aset pariwisata yang dijualuntuk kepuasan wisatawan. Namun, pengembangan desawisata tidak berpihak kepada kehidupan petani. Petanitetap miskin sementara investor meraup keuntungan besardari aktivitas pariwisata ini. Padahal, jika tidak ada

39

sawah dan petani pariwisata di Jatiluwih tidak akanberkembang. Selain itu, peranan pemerintah terlihatdominan, padahal bila mengacu pada pendekatan tatakelola pemerintah yang bersih dan berkelanjutan peranpemerintah diharapkan menjadi fasilitator denganmemberikan peran dan manfaat yang lebih besar kepadamasyarakat lokal. Diperlukan kemauan politik pemerintahuntuk mengurangi perannya dalam pengembangan desawisata dengan membuka ruang bagi masyarakat untukberpartisipasi.

ANALISIS PUSTAKAPenelitian ini memperlihatkan bagaimana peran

masyarakat lokal serta para pemangku kepentingan dalammengembangkan desa wisata yang ada di Jatiluwih. Selainitu penelitian ini memperlihatkan juga peran pemerintahdalam pengelolaan sumber daya pariwisata terlihatdominan. Padahal bila mengacu pada pendekatan tatakelola pemerintah yang bersih dan berkelanjutan peranpemerintah diharapkan menjadi fasilitator denganmemberikan peran dan manfaat yang lebih besar kepadamasyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunanpariwisata berbasis partisipasi masyarakat belumterwujud di wilayah ini. Masyarakat belum menjadisubjek pembangunan, tetapi masih menjadi objekpembangunan. Kelemahan pada penelitian ini adalah tidakmenjelaskan secara terinci akar dari permasalahan yangmembuat, mengapa masyarakat tidak bisa berperan, apakahada farktor yang mempengaruhi, apakah ada yangmenghambat mereka untuk tidak berani ikut serta.Sehingga menjadi penting untuk dikaji lebih mendalamuntuk melihat akar permasalahan yang terjadi, karenabisa jadi permasalahan yang dihadapi masyarakat untuktidak dapat berpartisipasi bukan hanya karena elitepenguasa mungkin saja ada faktor-faktor lainnya yangbisa mempengaruhi keikutsertaan mereka.

40

RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN

Partisipasi Masyarakat

Secara garis besar makna partisipasi menurutArnstein (1969) dalam Dewi et al. (2013) adalah sebagaikekuatan yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengatasipersoalannya pada masa kini guna mencapai kehidupanyang lebih baik pada masa mendatang. Dijelaskan bahwapartisipasi merupakan redistribusi kekuatan, yangmemungkinkan kaum terpinggirkan secara ekonomi danpolitik untuk dilibatkan dalam perencanaan pembangunanmasa depan. Makna partisipasi yang mengacu padapendapat Arnstein adalah kekuatan yang dimiliki olehmasyarakat untuk mengatasi persoalannya pada masa kiniguna mencapai kehidupan yang lebih baik pada masamendatang.

Berbeda dengan Arnstein, menurut Brager dan Specht(1973) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat sebagaisarana bagi orang-orang yang tidak dipilih atau ditunjuksecara resmi oleh lembaga untuk dapat mempengaruhi keputusanterkaait program dan kebijakan pemerintah yang nantinyadapat mempengaruhi kehidupan mereka. WHO (2002) jugamemandang partisipasi masyarakat sebagai proses warganegara untuk menyalurkan pendapat suara mereka danterlibat dalam proses pengambilan keputusan. Selainitu, sebagian para profesional sepakat bahwapartisipasi masyarakat lokal dapat meningkatkan prosespengambilan keputusan yang mengarah pada sasaranpemanfaatan sumberdaya yang efisien. Partisipasimasyarakat juga penting dalam mendidik masyarakatsetempat untuk terus waspada menjaga lingkungan merekadan menjadi lebih responsif terhadap hak-hak yangmereka miliki (Musthapa, et al. 2013).

Pemikiran tentang partisipasi masyarakat jugadiutarakan oleh Slamet (2003), menurut beliau maknapartisipasi masyarakat dalam pembangunan dapatdiartikan sebagai ikut sertanya masyarakat dalampembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan pembangunanbaik dari tahap perencanaan, pelaksanaan/ implementasi,pengawasan dan evaluasi, juga ikut serta memanfaatkan

41

dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Penekanannyadisini bahwa partisipasi dalam pembangunan bukan hanyaberarti ikut menyumbangkan sesuatu input ke dalamproses pembangunan, tetapi termasuk ikut memanfaatkandan menikmati hasil- hasil pembangunan. Sehingga dapatdikatakan keberhasilan pembangunan nasional dietentukanoleh tingkat partisipasi masyarakat, baik dalammenyumbangkan masukan (input) maupun dalam menikmatihasilnya.

Berdasarkan definisi atau pengertian tentangpartisipasi dalam pembangunan seperti diuraikan diatas,maka partisipasi dalam pembangunan dapat dibagi menjadilima jenis:

1. Ikut memberi input proses pembangunan, menerimaimbalan atas input tersebut dan ikut menikmatihasilnya

2. Ikut memberi input dan menikmati hasilnya.3. Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut

menikmati hasil pembangunan secara lansung.4. Menikmati/memanfaatkan hasil pembangunan tanpa

ikut memberi input.5. Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak

menikmati hasilnya.Kemungkinan adanya jenis partisipasi yang lain masihada, tetapi seperti halnya dengan jenis ke-5,partisipasi semacam itu tidak dikehendaki olehmasyarakat, karena tanpa adanya partisipasi masyarakatdalam memanfaatkan (hasil) pembangunan berarti pulabahwa masyarakat tidak naik tingkat hidup atau tingkatkesejahteraannya (Slamet 2003).

Tabel 1. Perbandingan Definisi Partisipasi Masyarakat

Tokoh Partisipasi Masyarakat

Arnstein(1969)

Merupakan redistribusi kekuatan, yangmemungkinkan kaum terpinggirkan secara ekonomidan politik untuk dilibatkan dalam perencanaanpembangunan masa depan.

Brager dan Specht

Sarana bagi orang-orang yang tidak dipilih atauditunjuk secara resmi oleh lembaga untuk dapatmempengaruhi keputusan terkait program dan

42

(1973) kebijakan pemerintah yang nantinya dapatmempengaruhi kehidupan mereka.

Uphoff etal.(1979)

Keterlibatan aktif masyarakat dalam prosespengambilan keputusan tentang apa yang akandilakukan dan bagaimana cara kerjanya.

Verhagen(1979)

Bentuk khusus dari interaksi dan komunikasiyang berkaitan dengan pembagian kewenangan,tanggung jawab, dan manfaat.

FAO (1989)

Suatu proses aktif, yang mengandung arti bahwaorang atau kelompok yang terkait mengambilinisiatif dan menggunakan kebebasannya untukmelakukan hal itu.

WHO(2002)

Proses warga negara untuk menyalurkan pendapatsuara mereka dan terlibat dalam prosespengambilan keputusan.

Slamet(2003)

Ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan,ikut dalam kegiatan- kegiatan pembangunan baikdari tahap perencanaan, pelaksanaan/implementasi, pengawasan dan evaluasi, jugaikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

Mardikanto (2010)

Keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggotamasyarakat dalam suatu kegiatan. Keikutsertaantersebut dilakukan sebagai akibat dariterjadinya interaksi sosial antara individuyang bersangkutan dengan anggota masyarakatlainnya.

Hasil yang diperoleh dari pemaparan konsep sertadefinisi-definisi diatas terkait partisipasi masyarakatdapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat adalahsuatu sarana atau wadah bagi seseorang atau sekelompokyang tidak dipilih atau ditujuk oleh suatu lembaga yangmungkin juga merupakan bagian dari kaum terpinggirkansecara kondisi sosial untuk terlibat dan ikut sertapada proses pengambilan keputusan dalam kegiatan suatuprogram pembangunan yang diwujudkan melalui interaksisosial dan komunikasi baik secara langsung maupun tidaklansung. Selain itu, dalam penerapannya partisipasimasyarakat juga dipengaruhi faktor-faktor yang dapatmendukung maupun menghambat. Faktor-faktor tersebutmeliputi faktor internal maupun eksternal. Adapunbeberapa hasil penelitian terkait tentang partisipasi

43

masyarakat dalam suatu program pembangunan,pengembangan masyarakat yang telah ditemukan sertadianalisis dari beberapa bahan pustaka yang saya baca.Lihat pada tabel. 2 dibawah ini:

44

Tabel 2. Kajian pustaka tentang Partisipasi Masyarakat

JudulPenelitian

Hasil Penelitian Analisis

Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Solok (Yulianti, 2012)

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah umur, status warga di kelurahan, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan. faktor eksternal yang mempengaruhi keterlibatan pemerintah daerah, pengurus kelurahan (RT/RW), tokohmasyarakat dan fasilitator.

Apakah faktor-faktor yang dipaparkan juga dapat mempengaruhi bentuk partisipasi masyarakat dalam program pengembangan wisata.

Tingkat Partisipasi Masyarakat padaPemukiman KumuhKelurahan Ploso(Advianty, 2013)

Merujuk pada tingkat (tangga) partisipasi yang di utarakan Arnstein (1969); manipulation (paling bawah), theraphy, informing, consultation, placation, patnership, delegated power, citizen control (paling atas).

Ditemukan semakin rendahtingkatan partisipasi maka, semakin tinggi tingkat kekumuhannya. Begitu sebaliknya , semakin tinggi tingkatanpartisipasi maka, semakin rendah tingkat kekumuhannya.

Apakah pada tingkat (tangga) partisipasi yang di utarakan Arnstein (1969) ini dapat diterapkan untuk melihat sejaumana pengembangan wisata.

Kawasan Wisata - Ekowisata

Menurut Adisasmita (2010), Kawasan adalahbentangan permukaan (alam) dengan batas- batas dansistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional.

45

Kawasan memiliki fungsi tertentu (misalnya kawasanlindung, kawasan budidaya, kawasan pesisir pantai,kawasan pariwisata, dan lainnya). Wisata berartiperjalanan atau bepergian. Jadi, kawasan wisata adalahbentangan permukaan yang dikunjungi atau didatangi olehbanyak orang (wisatawan) karena kawasan tersebutmemiliki objek wisata yang menarik. Objek wisatasendiri adalah suatu tempat yang menjadi kunjunganwisatawan kerena mempunyai sumberdaya tarik, baikalamiah, maupun buatan manusia, seperti keindahan alamatau pegunungan, pantai, flora dan fauna, kebunbinatang, bangunan kuno bersejarah, monumen- monumen,candi- candi, tarian- tarian, atraksi dan kebudayaankhas lainnya, dengan demikian dapat dikatakan bahwakawasan wisata adalah kawasan dengan luas tertentu yangdibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhanpariwisata menjadi sasaran wisata (UU No.9 tahun 1990tentang pariwisata) dalam Adisasmita (2010).

Menurut BPS (1991) dalanm Adisasmita (2010),Pariwisata berarti keseluruhan rangkaian kegiatan yangberhubungan dengan gerakan manusia yang melakukanperjalanan atau persinggahan sementara dari tempattinggalnya, ke suatu atau beberapa tempat tujuan diluar lingkungan tempat tinggal yang didorong olehbeberapa keperluan tanpa bermaksud mencari nafkahtetap. Pariwisata meliputi berbagai jenis, karenakeperluan dan motif perjalanan wisata yang dilakukanbermacam- macam, misalnya pariwisata pantai, pariwisataetnik, pariwisata budaya, pariwisata rekreasi,pariwisata alam, pariwisata kota, pariwisata agro,pariwisata perkotaan, pariwisata sosial, pariwisataalternatif.

Konsep Ekowisata sendiri pertama kali diungkapkanoleh Hector Ceballos-Lascurain (1987) denganmendefinisikan ekowisata adalah perjalanan ketempat-tempat yang masih alami dan relatif belum tergangguatau tercemari dengan tujuan untuk mempelajari,mengagumi dan menikmati pemandangan, flora dan fauna,serta bentuk- bentuk manifestasi budaya masyarakat yangada, baik dari masa lampau maupun masa kini. Rumusan

46

Ceballos-Lascurain kemudian disempurnakan oleh TheInternational Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun 1990,sebagai berikut, Ekowisata adalah kegiatan wisata alamyang bertanggung jawab dengan menjaga keaslian dankelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraanpenduduk setempat. Penjelasan yang dikemukakan olehTIES sebenarnya hampir sama dengan yang diberikan olehHector Ceballos-Lascurain yaitu sama-sama menggambarkankegiatan wisata di alam bebas atau terbuka, hanya sajamenurut TIES dalam kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadapkeaslian dan kelestarian lingkungan serta kesejahteraanmasyarakat setempat.

Seiring perjalanannya, definisi ekowisata kinimulai banyak dikemukakan oleh beberapa ahli salahsatunya menurut Linberg dan Hawkins (1995), yangberpendapat bahwa, Ekowisata adalah hal tentangmenciptakan dan memuaskan suatu keinginan akan alam,tentang mengeksploitasi potensi wisata untuk konservasidan pembangunan dan mencegah dampak negatifnya terhadapekologi, kebudayaan, dan keindahan. Sedangkan menurutGoodwin (1997) dalam Ambo (2011) ekowisata adalah“Wisata alam berdampak ringan yang menyebabkanterpeliharanya spesies dan habitatnya secara langsungdengan peranannya dalam pelestarian dan atau secaratidak langsung dengan memberikan pandangan kepadamasyarakat setempat, untuk membuat masyarakatsetempat dapat menaruh nilai, dan melindungi wisataalam dan kehidupan lainnya sebagai sumber pendapatan.Menurut Ambo, (2011) sendiri Ekowisata adalah wisataberbasis pada alam dengan menyertakan aspek pendidikandan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budayadengan pengelolaan kelestarian eko-logis.

Dengan demikian, dapat disimpulkan pada dasarnyaekowisata harus dibedakan dari wisata alam walaupunekowisata masih merupakan bagian dari ekowisata.Penekanannya adalah kalau wisata alam, atau berbasisalam, mencakup setiap jenis wisata-wisata massal, danwisata pertualangan. Kalau ekowisata memanfaatkansumber daya alam dalam bentuk yang masih alami,

47

termasuk spesies, habitat, bentangan alam, pemandangandan kehidupan air laut dan air tawar serta menjaga danmerawat kelestarian alam tersebut. Wisata alam adalahperjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmatikehidupan liar atau daerah alami yang belumdikembangkan. Wisata alam mencakup banyak kegiatan,dari kegiatan menikmati pemandangan dan kehidupanliar yang relatif pasif, sampai kegiatan fisikseperti wisata petualangan yang sering mengandungresiko. Dapat ditekankan kalau Ekowisata menuntutpersyaratan tambahan bagi pelestarian alam. Sehinggadapat disimpulkan Ekowisata merupakan upaya untukmemaksimalkan dan sekaligus melestarikan potensi sumberdaya alam dan budaya masyarakat setempat untukdijadikan sebagai sumber pendapatan yangberkesinambungan.

Konsep Pengembangan Ekowisata

Sastrayuda (2010) konsep pengembangan ekowisatameningkatkan kesadaran masyarakat mengenai lingkungantelah memberikan implikasi munculnya berbagai tuntutandi semua sektor pembangunan. Tuntutan- tuntutantersebut telah dan akan mendorong tumbuhnya usaha-usahabaru, cara cara pendekatan baru dalam berbagai kegiatanbaik bisnis pariwisata secara langsung yang dilakukandunia usaha pariwisata dan usaha-usaha masyarakat dalamupaya meningkatkan taraf kesejahteraan mereka. Kondisitersebut makin meyakinkan bahwa lingkungan bukanlagi beban, tetapi dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan usaha-usaha ekonomi. Dengan maksud lain,lingkungan mempunyai peran penting dalam usahamendorong semua lapisan masyarakat untukmemanfaatkannya sebagai peluang bisnis, sehinggadiharapkan dapat mendorong semua pihak untuk dapatmenyelesaikan masalah-masalah dan mampu mendorongkeikutsertaan mereka dalam segala unsur secara bersama-sama serta menanggulangi masalah lingkungan secarabersama-sama.

Pengembangan ekowisata haruslahmempertimbangkan dua aspek, yaitu aspek tujuan wisata

48

dan aspek pasar. Meskipun pengembangan ekowisata konsepproduk atau pasar, namun pengembangan produk wisatatetap menjamin kelestarian sumberdaya alam dan budayamasyarakat. Pengembangan ekowisata lebih dekat kepadaaspek pelestarian, karena didalamnya sudah terkandungaspek keberlanjutan. Pelestarian sumberdaya alam danbudaya masyarakat akan menjamin terwujudnyakeberlanjutan pembangunan. Dalam pelakanaannya,ekowisata hampir tidak dilakukan eksploitasi sumberdayaalam, tetapi hanya menggunakan jaa alam dan masyarakatuntuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik, danpsikologis wisatawan. Bahkan, dalam berbagai aspek,ekowisata merupakan bentuk wisata yang mengarah kemetatourism. Artinya, ekowisata tidak menjual tujuanatau objek, tetapi menjual filosofi dan rasa. Dariaspek inilah ekowisata tidak akan mengenal kejenuhanpasar.

Tabel 3. Kajian pustaka terkait Konsep Pengembangan Wisata

Judul Penelitian Hasil Penelitian Analisis

Strategi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua (Karsudi et al. 2010)

Penggunaan analisis penawaran-permintaan (supply-demand) dan analisis prospektif yangmengacu pada pedoman Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA).

Penerapan strategi dan pendekatan dalam pengembangan wisata dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Identifikasi Kapasitas Komunitas Lokal dalam Pemanfaatan potensi Ekowisata Bagi Pengembangan Ekowisata di Kawah Cibuni (Imran 2012)

Peran komunitas lokal dalam pengembangan ekowisata dilihat dari sudut pandang; kepemimpinan, orgnisasi,kolaborasi kerjasama, dan hubungan antar organisasi. Selain itu dilihat dari aspek modalkomunitas (fisik, finansial, lingkungan,

Segala aspek pada indikator pengembangan ekowisata merupakan indikator yang termasuk kedalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

49

teknologi, manusia, sosial, serta melihat pandangan pihak luar

partisipasi

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata

Masyarakat setempat atau mereka yang bertempattinggal di sekitar daerah tujuan wisata (DTW) mempunyaiperan yang amat penting dalam menunjang keberhasilanpemngembangan ekowisata. Peran dari masyarakat dalammemelihara lingkungan yang menjadi daya tarik utamaekowisata tidak dapat diabaikan. Hal yang terpentingadalah upaya memberdayakan masyarakat setempat denganmengikutsertakan mereka dalam berbagai kegiatan wisata(Hartono 2003 dalam Nugroho 2013). Untuk itu pengelolaharus dapat menghimbau masyarakat agar bersediaberpartisipasi aktif secara positif di dalampembangunan pariwisata dengan memelihara lingkungan disekitar mereka. Agar pembangunan pariwisata dapatberkelanjutan dan efektif, serta pandangan dan harapanmasyarakat setempat perlu dipertimbangkan.

Partisipasi masyarakat lokal sangat dibutuhkandalam pengembangan kawasan wisata/ ekowisata karenamasyarakat lokal sebagai pemilik sumber daya pariwisatayang ditawarkan kepada wisatawan. Secara umumpartisipasi dapat dimaknai sebagai hak warga masyarakatuntuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan padasetiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan,pelaksanaan, pengawasan, dan pelestarian. Masyarakatbukanlah sekadar penerima manfaat atau objek belaka,melainkan sebagai subjek pembangunan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa penyelenggaraankepariwisataan dilaksanakan berdasarkan azas, manfaat,usaha bersama dan kekeluargaan, asli dan merata,perikehidupan dalam keseimbangan, dan kepercayaan padadiri sendiri. dalam melaksanakan program atau proyekpembangunan, diperlukan adanya peran serta ataupartisipasi masyarakat, sehingga proyek ataupun programpembangunan tersebut tepat sasaran yang mencapai targetsebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Peranmasyarakat yang tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1990

50

adalah 1) Masyarakat memiliki kesempatan yang sama danseluas-luasnya untuk berperan serta dalampenyelenggaraan kepariwisataan. 2) Dalam rangka prosespengambilan keputusan, Pemerintah dapatmengikutsertakan masyarakat sebagaimana yang dimaksuddalam poin 1 melalui penyampaian saran, pendapat, danpertimbangan. Partisipasi masyarakat dapat diartikandengan mengikutsertakan masyarakat dalam prosesperencanaan, pelaksanaan atau pengelolaan, pengawasandan evaluasi dalam usaha pengembangan industripariwisata, sehingga rasa memiliki dan tanggung jawabtumbuh pada masyarakat terhadap objek wisata yang adadi daerahnya.

1. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Brandon (1993) dalam Dalimunthe (2007) mengatakanperencanaan dan pengembangan pariwisata harusmelibatkan masyarakat secara optimal melalui musyawarahdan mufakat setempat. Bentuk Partisipasi masyarakatmeliputi enam kriteria, yakni: 1. Melibatkanmasyarakat setempat dan pihak-pihak terkait lain dalamproses perencanaan dan pengembangan ekowisata. 2.Membuka kesempatan dan mengoptimalkan peluang bagimasyarakat untuk mendapat keuntungan dan berperan aktifdalam kegiatan ekowisata. 3. Membangun hubungankemitraan dengan masyarakat setempat untuk melakukanpengawasan dan pencegahan terhadap dampak negatif yangditimbulkan. 4. Meningkatkan keterampilan masyarakatsetempat dalam bidang-bidang yang berkaitan danmenunjang pengembangan ekowisata. 5. Mengutamakanpeningkatan ekonomi lokal dan menekan tingkatpendapatan (leakage) serendah-rendahnya, dan 6.Meningkatkan pendapatan masyarakat.

Selain itu, bentuk-bentuk partisipasi masyarakatdapat pula berupa penyediaan pusat interpretasi danpengunjung, mengurus pembagian penghasilan dengansebagian dari biaya masuk lokasi wisata dialokasikanuntuk masyarakat lokal, penyediaan sarana danprasarana, pelayanan jasa, serta menanam pepohonan,

51

memelihara jalur setapak, dan membangun toko atauwarung untuk menjual makanan, minuman, dan souvenir.

2. Faktor Internal dan Eksternal dalam Partisipasi

Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhipartisipasi masyarakat berasal dari dalam masyarakatitu sendiri seperti mencakup: umur, status warga dikelurahan, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan danpengetahuan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktoryang mempengaruhi partisipasi masyarakat berasal dariluar masyarakat itu sendiri, dimana mencakup:lingkungan, cuaca, stakeholder yang terlibat (pemerintahdaerah, pengurus kelurahan (RT/RW), tokoh masyarakatdan fasilitator).

3. Faktor penghambat dan pendukung

Faktor penghambat dan pendukung sendiri mencakupfaktor internal dan faktor ekternal pada sub-babsebelumnya. Namun, pada faktor penghambat Tosun (2000)telah membagi hambatan partisipasi mayarakat kedalamtiga bagian hambatan operasional, hambatan strukturaldan, hambatan budaya/cultural. Pada penelitian sebelumnyaMustapha et al. (2013) telah mengkatagorikan ketiga tipehambatan.

1.Tipe hambatan operational seperti: keenggananpemegang saham terhadap berbagi kekuasaan,sentralisasi administrasi publik, dan kurangnyainformasi.

2.Tipe Hambatan structural yaitu: Dominasi Elite,Kurangnya sumber daya keuangan, Sikap profesional,dan Kurangnya hukum yang sesuai sistem.

3.Tipe hambatan cultural yaitu: Terbatasnya kemampuanmasyarakat orang miskin, apatis, dan rendahnyatingkat kesadaran di komunitas lokal.

Dari beberapa hasil literatur yang telah saya bacamasih banyak serta beragam faktor-faktor yang dapatmempengaruhi partisipasi masyarakat seperti:dilibatkannya masyarakat secara lansung, adanyakeinginan, kemampuan dan kemauan dari masyarakat untuk

52

dilibatkan, serta adanya motivasi akan pendapatan danterjaganya lingkungan (pendukung), kekurangan SDM,modal sosial, dan kurang optimalnya peranan stakeholder(penghambat)

Adapun beberapa hasil dari kajian pustaka terkaittentang partisipasi masyarakat dalam pengembanganwisata yang telah ditemukan dan dianalisis dariliteratur atau bahan pustaka yang saya baca. Berikutpemaparan pada tabel. 4 dibawah ini :

Tabel 4. Kajian Pustaka Hubungan Pengaruh PartisipasiMasyarakat dalam Pengembangan Wisata.

Judul Penelitian Hasil Penelitian Analisis

Local Community Participation in Homestay Program Development in Malaysia(Razzaq et al.2011)

Adanya indikator keberhasilan yang dilihat dari peningkatan kapasitasmasyarakat meliputi; partisipasi lokal, pengetahuan, sikap, keterampilan masyarakat, kepemimpinan, struktur masyarakat, kebersamaan, dan kemitraan eksternal.

Indikator tersebut juga merupakan bagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat.

Analisis Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Pesisirpada PengelolaanKKLD Ujungnegoro Kabupaten Batang (Ayunita et.al 2012)

Ditemukan aspek persepsi dan partisipasi masyarakat saling mempengaruhi dan akanberdampak dalam pembangunan wisata.

Apakah aspek persepsi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat, akankah aspek tersebut berlaku dalam penelitian-penelitian selanjutnya?

Community-based Memaparkan 2 konsep Berupa thesis,

53

tourism: Local participation and perceived impacts A comparative study between two communities in Thailand (Breugel 2013)

penting yaitu; partisipasi masyarakat dan kepuasan dampak pariwisata. Adanya hambatan yang merujukpada hambatan yang diutarakan Tosun (2000) yaitu; hambatan operasional,struktural, dan kultural.

dengan metode kuantitatif dan memakan waktu panjang , serta membandingkan 2 komunitas yang berbeda.

Desires of Community Participation in Tourism Development Decision Making Process: A Case Study of Barabarani, MtoWa Mbu, Tanzania (Michael et al. 2013)

Ditemukan adanya faktor penting bagi masyarakat yaitu; Keterlibatan Stakeholder, pemangkukepentingan dan pejabat pemerintah untuk bersama-sama masyarakat ikut sertapada proses pengambilan keputusandalam pembangunan wisata.

Penelitian ini berbeda dengan hakikat prinsip pembangunan dimana memperlihatkan bahwa masyarakat tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu pembangunan wisata.

Barriers To Community Participation In Tourism Development In Island Destination; Tioman Island (Musthapha et al. 2013)

Dipaparkan bahwa ada 9 faktor (internal dan eksternal) yang dirumuskan kedalam tiga tipe hambatan yaitu; tipe hambatan operational, tipe hambatan struktural dan tipe hambatan kultural, yang nantinya akan berpengaruh terhadap pembangunan wisata.

Apakah ke-9 faktor tersebut juga dapat berlaku dalam mempengaruhi pengembangan wisata lainnya? Dan akankah dirumuskan kedalam tipe hambatan yang sama.

Pengetahuan, Sikapdan Partisipasi Masyarakat Lokal dalam upaya Pengembangan Pariwisata di

Ditemukan aspek pengetahuan akan mempengaruhi aspek sikap masyarakat yangnantinya aspek tersebut akan

Aspek pengetahuandan sikap merupakan merupakan faktor intenal yang dapat

54

Kabupaten Banyuwangi (Kholifah, 2014)

mempengaruhi partisipasi masyarakat itu sendiri dalam pembangunan wisata.

mempengaruhi partisipasi masyarakat.

Dari segala faktor-faktor yang dapat mempengaruhi,baik mendukung ataupun menghambat jalannya partisipasi,perkembangan industri wisata ini yang nantinya akanmenjadi tiang penting atau tolak ukur apakah mampumenghasilkan pendapatan dan menjadi sumber dana bagisuatu daerah dan masyarakat sekitar kawasan wisata.Semakin baik perkembangan kawasan wisata tersebut makasemakin tinggi pula tingkat kepuasan pemerintah sertamasyarakat dalam menikmati hasil dari pengelolaanwisata tersebut. Kepuasan tersebut dapat dilihat darikunjungan wisata yang semakin meningkat maka jumlahpengeluaran wisatawan yang diakumulasikan akan semakinbertambah sehingga berdampak pada naiknya permintaanbarang atau jasa yang diperlukan oleh wisatawan. Dariproses tersebut maka akan berakibat pada bertambahnyakesempatan kerja yang berarti menaikkan pendapatanmasyarakat, dan dengan meningkatnya pendapatanmasyarakat maka akan meningkatkan kesejahteraan merekadan banyak alternatif jenis usaha yang dapatmeningkatkan motivasi masyarakat untuk bekerja.

55

KESIMPULAN

Hasil Rangkuman dan PembahasanSeperti yang telah tercantum dalam UU nomor 10

tahun 2009 dan UU nomor 5 tahun 2011 tentangkepariwisataan, bahwa saat ini pemerintah Indonesiamulai mengembangkan dan menjadikan potensi alam wisatayang ada di indonesia sebagai salah satu sektor yangdapat mendatangkan devisa bagi negara dan masyarakat.Pengembangan wisata sendiri tentunya melalui beberapatahapan dari tahapan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,(3) pengelolaan atau pemanfaatan, (4) menikmati hasildan (5) evaluasi. Semua tahapan tersebut tidak terlepasdari adanya peran atau kontribusi yang diberikan olehbeberapa pihak terutama masyarakat sekitar kawasanwisata. Hal ini menandakan bahwa ada atau tidaknyapartisipasi dari masyarakat merupakan salah satu kuncipenting dari suatu keberhasilan program pengembanganwisata di suatu kawasan.

Menurut hasil ringkasan pustaka terkait definisi-definisi partisipasi yang dikemukakan oleh para tokohdiatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakatadalah suatu sarana atau wadah bagi seseorang atausekelompok yang tidak dipilih atau ditujuk oleh suatulembaga yang mungkin merupakan bagian dari kaumterpinggirkan secara kondisi sosial untuk terlibat danikut serta pada proses pengambilan keputusan dalamkegiatan pembangunan yang diwujudkan melalui interaksisosial dan komunikasi baik secara langsung maupun tidaklansung. Dalam penerapannya partisipasi masyarakatdipengaruhi faktor-faktor yang dapat mendukung maupunmenghambat. Faktor-faktor tersebut meliputi faktorinternal maupun eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhipartisipasi masyarakat berasal dari dalam masyarakatitu sendiri seperti mencakup umur, status warga, jeniskelamin, status pekerjaan, tingkat pendidikan atautingkat pengetahuan, agama, budaya dll. sedangkanfaktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhipartisipasi masyarakat berasal dari luar kendali

56

masyarakat itu sendiri, seperti mencakup kondisilingkungan sosial dan masyarakat, kondisi cuaca,peraturan, perizinan, finansial, keterlibatan stakeholder(pemerintah daerah, pengurus kelurahan (RT/RW), tokohmasyarakat dan fasilitator) dll.

Selain faktor internal dan eksternal adapulafaktor penghambat dan pendukung. Terkait faktorpenghambat dan pendukung sendiri mencakup faktorinternal dan faktor ekternal itu sendiri yang mampumemberikan masyarakat berupa dorongan atau sebaliknyauntuk berpartisipasi masyarakat. Menurut, Tosun (2000)hambatan partisipasi mayarakat dibagi kedalam tigabagian: (1) hambatan operational seperti, keenggananpemegang saham terhadap berbagi kekuasaan, sentralisasiadministrasi publik, dan kurangnya informasi. (2) Tipehambatan structural yaitu: Dominasi Elite, Kurangnyasumber daya keuangan, Sikap profesional, dan Kurangnyahukum yang sesuai sistem. (3) Tipe hambatancultural/budaya yaitu: Terbatasnya kemampuan masyarakatorang miskin, Apatis, dan rendahnya tingkat kesadarandi komunitas lokal.

Adanya pengaruh dari faktor-faktor yang dapatmendukung atau menghambat tentunya akan berpengaruhjuga pada bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukanmasyarakat setempat di sekitar lokasi kawasan wisata.Terlepas dari ada atau tidaknya faktor-faktor yangdapat mempengaruhi partisipasi, Brandon (1993) dalamDalimunthe (2007) mengatakan dalam sebuah perencanaandan pengembangan pariwisata sebisa mungkin harusmelibatkan masyarakat secara optimal melalui musyawarahdan mufakat setempat. Adapun enam kriteria bentukpartisipasi masyarakat, yakni:1. Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak

terkait lain dalam proses perencanaan danpengembangan ekowisata.

2. Membuka kesempatan dan mengoptimalkan peluang bagimasyarakat untuk mendapat keuntungan dan berperanaktif dalam kegiatan ekowisata.

57

3. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakatsetempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahanterhadap dampak negatif yang ditimbulkan.

4. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempatdalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjangpengembangan ekowisata.

5. Mengutamakan peningkatan ekonomi lokal dan menekantingkat kebocoran pendapatan (leakage) serendah-rendahnya.

6. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat pulaberupa penyediaan pusat interpretasi dan pengunjung,mengurus pembagian penghasilan dengan sebagian daribiaya masuk lokasi wisata dialokasikan untuk masyarakatlokal, penyediaan sarana dan prasarana, pelayanan jasa,serta menanam pepohonan, memelihara jalur setapak, danmembangun toko atau warung untuk menjual makanan,minuman, dan souvenir. Sehingga dari bentuk partisipasiyang dilakukan di sektor pariwisata yang sangatmenjanjikan ini nantinya akan berakibat padabertambahnya kesempatan kerja dan berarti mampumenaikkan serta menghasilkan pendapatan dan menjadisumber dana bagi suatu daerah dan masyarakat dimanapariwisata tersebut berada.

Perumusan Masalah Penulisan studi pustaka ini akan berlanjut pada

sebuah penelitian baru yang akan mengkaji lebih dalampartisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasanwisata. Hal ini membangkitkan minat penulis karenadari seluruh bahan pustaka yang telah diringkas,kebanyakan menyebutkan bahwa peran atau partisipasimasyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan wisatasangatlah penting karena akan menjadi salah satusektor yang dapat mendatangkan devisa bagi negara danmasyarakat. Terlepas dari ungkapan tersebut pentinguntuk dikaji lebih lanjut serta mendalam terkaitadakah masalah-masalah yang dapat menjadi kendala ataufaktor penghambat jalannya partisipasi masyarakat itusendiri, jika ada, faktor-faktor apa saja yang dapat

58

menghambat partisipasi dan sejaumana hambatanpartisipasi mempengaruhi pengmbangan wisata. Sehinggadengan menganalisis akar permasalahan pada partisipasikita dapat mengetahui seberapa besar pengaruhpartisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisataterhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Berikutadalah perumusan pertanyaan penelitian dari hasilpenulisan studi pustaka ini: 1. Apa bentuk partisipasi yang diberikan oleh

masyarakat dalam pengelolaan wisata tsb?2. Faktor- faktor apa saja yang dapat menghambat

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasanwisata (meliputi faktor internal dan eksternal)?

3. Sejauhmana faktor penghambat partisipasi masyarakatmempengaruhi pengelolaan kawasan wisata?

Usulan Kerangka Analisis BaruKegiatan pengelolaan wisata akan melibatkan banyak

pihak di dalamnya dan akan selalu bersentuhan denganmasyarakat lokal yang ada di sekitar obyek atau kawasanwisata tersebut. Dengan kata lain antara kegiatanpengelolaan wisata dengan peran masyarakat merupakandua hal yang saling berhubungan dan terikat, untuk itusebelum kita melihat bentuk atau peran dari masyarakatitu sendiri alangkah lebih baik untuk terlebih dahulukita mengidentifikasi serta menganalisis perihalfaktor-faktor yang termasuk dalam hambatan partisipasimeliputi faktor-faktor internal dan eksternal danmelihat kerkaitan antara hambatan partisipasi terhadappengelolaan kawasan wisata.

Penjelasan Kerangka berpikir :

Dari faktor-faktor (internal dan eksternal) yang dapatmempengaruhi, baik mendukung ataupun menghambatjalannya partisipasi, dapat diketahui semakin tinggifaktor yang mendukung untuk berpartisipasi maka semakintinggi keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisatatersebut. Tetapi, semakin tinggi faktor yang menghambatpartisipasi maka semakin rendah keterlibatan masyarakat

59

dalam pengelolaan wisata tersebut. Tingginyaketerlibatan masyarakat inilah yang nantinya akanberpengaruh terhadap perkembangan industri wisata ini.Perkembangan wisata yang baik nantinya akan menjaditiang penting atau tolak ukur apakah mampu menghasilkanpendapatan dan menjadi sumber dana bagi suatu daerahdan masyarakat sekitar kawasan wisata. Semakin baikperkembangan kawasan wisata tersebut maka semakintinggi pula tingkat kepuasan pemerintah sertamasyarakat dalam menikmati hasil dari pengelolaanwisata tersebut. Kepuasan tersebut dapat dilihat darikunjungan wisata yang semakin meningkat maka jumlahpengeluaran wisatawan yang diakumulasikan akan semakinbertambah sehingga berdampak pada naiknya permintaanbarang atau jasa yang diperlukan oleh wisatawan. Dariproses tersebut maka akan berakibat pada bertambahnyakesempatan kerja yang berarti menaikkan pendapatanmasyarakat, dan dengan meningkatnya pendapatanmasyarakat maka akan meningkatkan kesejahteraan merekadan banyak alternatif jenis usaha yang dapatmeningkatkan motivasi masyarakat untuk bekerja.

60

Gambar 1. Usulan Kerangka Analisis Baru

Ket:: terdiri

dari:

berpengaruh:

berhubungan:

berkorelasi

Adanya faktor pendukung partisipasi Tingkat

kepuasan masyarakat

Pengembangan wisata

berkelanjutan

Tingkat pendapatan bagi negara

dan masyarakat

6 Kriteria Terjadinya Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan

wisata/pariwisata (Brandon 1993)Melibatkan masyarakat setempat

dalam proses perencanaan dan pengembangan ekowisata.

Membuka kesempatan dan mengoptimalkan peluang bagi masyarakat

Membangun hubungan kemitraanMeningkatkan keterampilan

masyarakatMeningkatkan pendapatan masyarakatMengutamakan peningkatan ekonomi

lokal

Faktor Internal:Umurstatus wargajenis kelamin

status pekerjaan

Tingkat pendidikan

tingkat pengetahuan, sikap, perilaku.

agamabudaya dll

Faktor Eksternal:kondisi lingkungan

kondisi sosial dan masyarakat,

kondisi cuaca,peraturanperizinanmodal finansial

keterlibatan stakeholder

Keterlibatan stakeholder

Pemerintah daerah.Pengurus kelurahan (RT/RW)

Tokoh masyarakatKantor/balai pengeola wisata

PerencanaanPengelolaan/

pemanfaatanMenikmati hasilevaluasi

Adanya faktor penghambat partisipasi

Hambatan operasional

Hambatan structural

Hambatan kultural

61

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita Raharjo. 2010. Pembangunan Kawasan dan TataRuang. Buku. [Cetak]. Edisi 1. Xiv 302 Hal. ISBN:978-979-756-633-3. Graha Ilmu. Yogyakarta [ID].Dapat dipinjam di Perpustakaan LSI- IPB

Advianty SA, Handayeni Ketut DME. 2013. TingkatPartisipasi Masyarakat pada Pemukiman KumuhKelurahan Ploso. Journal [Teknik Pomits].[Internet]. [diunduh 2014 Oktober 07 - pukul10.25]. Vol. 2(2), ISSN: 2337-3539 (2301-9271Print). Surabaya [ID]. Dapat diunduh dari:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=89237&val=4186

Aripin. 2005. Pengaruh kegiatan pariwisata terhadapsosial ekonomi masyarakat di kawasan Bukit CintaRawa Pening Kabupaten Semarang. UniverisitasDiponegoro. Semarang [ID]: [diunduh 2014 Oktober 12- pukul 10.35]. Dapat diunduh dari:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31440/4/Chapter%20II.pdf

Asmara Yudi, Suhirman. [tidak ada tahun]. Persepsi danSikap Masyarakat Terhadap Kegiatan EkowisataKampung Cikidang Desa Langensari Kecamatan Lembang,Kabupaten Bandung Barat. Journal [PerencanaanWilayah dan Kota A SAPPK V1N2]. [Internet].[diunduh 2014 Oktober 12 - pukul 10.35]. Hal 568-576. Bandung [ID]. Dapat diunduh dari:sappk.itb.ac.id/jpwk1/wp-content/uploads/2014/05/V1N2568-576.pdf

Ayunita Dian NND, Hapsari TD. 2012. Analisis Persepsidan Partisipasi Masyarakat Pesisir padaPengelolaan KKLD Ujungnegoro Kabupaten Batang.Journal. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober 12 -pukul 10.35]. SEPA : Vol. 9(1) Hal 117 – 124,ISSN : 1829-9946. Semarang [ID]. Dapat diunduhdari:http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/03/ANALISIS-PERSEPSI-DAN-PARTISIPASI-MASYARAKAT-PESISIR.pdf

62

Breugel Liedewij. 2013. Community-based tourism: Localparticipation and perceived impacts A comparative study betweentwo communities in Thailand. Thesis [Faculty of SocialSciences - Radboud University Nijmegen].[Internet].[diunduh 2014 Oktober 08 - pukul 12.45]. 83 Hal.Belanda [NL]. Dapat diunduh dari:http://www.ru.nl/publish/pages/657546/thesis_liedewij_van_breugel_scs.pdf

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. PerkembanganWisatawan Mancanegara Berdasarkan Jumlah Kedatanganke Indonesia Menurut Pintu Masuk 1997-2008.[Internet]. Dapat dilihat di:www.bps.go.id/booklet/booklet_okt2009.pd f

Dalimunthe N. 2007. Partisipasi masyarkat dalampengembangan potensi wisata bahari Pantai CerminKabupaten Serdang Bedagai. [tesis]. Medan [ID]:Universitas Sumatera Utara. 142 hal. [diunduh 2014Oktober 12 - pukul 10.35]. Dapat diunduh dari:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7119/1/08E00254.pdf

Damanik J. Helmut, F Weber. 2006.Perencanaan Ekowisata (Dari Teori keAplikasi). Pusat Studi Pariwisata(PUSPAR) UGM.Yogyakarta [ID]. Dipinjam di Perputakaan LSI IPB

Dewi Made HU, Fandeli Chafid, Baiquni M. 2013.Pengembangan Desa Wisata Berbasis PartisipasiMasyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan,Bali. Journal [KAWISTARA]. [Internet]. [diunduh2014 Oktober 12 - pukul 10.35]. Vol. 3(2), Hal.117-226. Yogyakarta [ID]. Dapat diunduh dari:http://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/download/3976/3251

Imran Andelissa Nur. 2012. Identifikasi KapasitasKomunitas Lokal dalam Pemanfaatan potensi EkowisataBagi Pengembangan Ekowisata di Kawah Cibuni.Journal. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober 12 -pukul 10.35]. Vol. 23(2), Hal 85 – 102. Bandung[ID]. Dapat diunduh dari:http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/03-Jurnal-6-Andelisa.pdf

63

[Inpres] Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9Tahun 1999 Tentang Kepariwisataan.

Karsudi, Soekmadi Rinekso, Kartodihardjo Hariadi. 2010.Strategi Pengembangan Ekowisata di KabupatenKepulauan Yapen Provinsi Papua. Artikel Ilmiah.JMHT. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober 12 - pukul10.35]. Vol. XVI, (3): 148–154, ISSN: 2087-0469.Bogor [ID]. Dapat diunduh dari:http://jamu.journal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/viewFile/3178/2122

Kholifah Ma’rifatul. 2014. Pengetahuan, Sikap danPartisipasi Masyarakat Lokal dalam upayaPengembangan Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi.Journal. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober 12 -pukul 10.35]. Hal 257–263. Surabaya [ID]. Dapatdiunduh dari:http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/9233

Michael Muganda, Mgonja John T, Backman Kenneth F.2013. Desires of Community Participation in Tourism DevelopmentDecision Making Process: A Case Study of Barabarani, Mto Wa Mbu,Tanzania. Journal [American of Tourism Research].[Internet]. [diunduh 2014 Oktober 09 - pukul12.45]. Vol. 2(1): 84-94 hal. doi:10.11634/216837861302318. Amerika [US]. Dapatdiunduh dari: http://www.worldscholars.org

Mustapha NA, Azman I , Ibrahim Y. 2013. Barriers ToCommunity Participation In Tourism Development In IslandDestination; Tioman Island. Journal [Tourism, Hospitality& Culinary Arts]. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober09- pukul 16.45]. Vol 5 (1). Malaysia. Dapatdiunduh dari:http://www.jthca.org/Download/pdf/V5%20IS1/chap%205.pdf

Nugroho PS. 2013. Pengelolaan Kawasan Wisata BerbasisMasyarakat sebagai upaya Penguatan Ekonomi Lokaldan Pelestarian Sumber Daya Alam di KabupatenKaranganyar. Journal [Cakra Wisata]. [Internet].[diunduh 2014 Oktober 12 - pukul 10.35]. Vol. 13Jilid 1. Karangayar [ID]. Dapat diunduh dari:lppm.uns.ac.id/ journal /index.php/ cakrawisata /articl e/download/6/5

64

[Peraturan Pemerintah Republik Indonesia] Nomor 50Tahun 2011 Tentang Rencana Induk PembangunanKepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025. Dapatdiunduh dari: hukum.unsrat.ac.id/ pp / pp2011 _ 50 .pdf

Razzaq Abdul RA, Hadi MY, Zaid Mohamad, Hamzah Amran,Khalifah Zainab, Mohamad NH. 2011. Local CommunityParticipation in Homestay Program Development in Malaysia.Journal [Modern Accounting and Auditing].[Internet]. [diunduh 2014 Oktober 09 - pukul12.45]. Vol. 7(12), 1418-1429 ISSN 1548-6583.Malaysia. Dapat diunduh dari:http://www.davidpublishing.com/davidpublishing/Upfile/2/29/2012/2012022905846383.pdf

Slamet M. 2003. Membentuk Pola Perilaku ManusiaPembangunan – Pemikiran Prof. Margono Slamet;Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPerdesaan.....editor. Buku. [Cetak]. Bogor [ID]. IPBPress. ISBN 979-493-095-4. Dipinjam di PerpustakaanLSI- IPB.

Tuwo Ambo. 2011. Pengelolaan ekowisata pesisirdan laut. Brilian internasional. Surabaya [ID].[Buku]. Dipinjam di Perputakaan LSI IPB

[UU] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990Tentang Kepariwisataan.

[UU] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009Tentang Kepariwisataan.

Yulianti Yoni. 2012. Analisis Partisipasi Masyarakat dalamPelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Solok. Artikel.[Internet]. [diunduh 2014 Oktober 07 - pukul 10.25].Padang [ID]. Dapat diunduh dari:http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISIS-PARTISIPASI-MASYARAKAT.pdf

65

RIWAYAT HIDUP

Eka Desi Yulia dilahirkan di Probolinggo padatanggal 01 Desember 1993, dari pasangan Bapak Margunodan Ibu Yuliati. Pendidikan formal yang pernah dijalaniadalah TK Pertiwi Kotaanyar (1998-1999), SD NegeriKotaanyar 1 (1999-2005), SMP Negeri 1 Kraksaan (2005-2008), dan SMA Negeri 1 Kraksaan (2008-2011). Padatahun 2011, penulis melanjutkan kuliah di InstitutPertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi danPengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan TinggiNegeri (SNMPTN) undangan.

Selain aktif dalam perkuliahan, penulis juga aktifdalam beberapa organisasi, yaitu Anggota UKM GentraKaheman (2011-2013), Anggota bidang Komunikasi Internaldan Eksternal UKM Gentra Kaheman (2012-2013). Selainitu penulis juga pernah aktif dalam beberapakepanitiaan didalam kampus, yaitu Anggota DivisiSponsorship Ki Sunda Midang IX (2012), Ketua DivisiSponsorship Pamitran (2013), Anggota Divisi Acara KiSunda Midang X (2013), Anggota Divisi Acara IPB ArtContest (IAC 2013), dan Anggota Divisi Acara FestifalKampus (2013). Selain pengalaman penulis juga pernahmendapat prestasi di bidang non-akademik yaitu Juara 1SENDRATARI Se-Jawa Barat di STAN (Sekolah AkutansiNegara) pada Tahun 2013.