strategi positioning bank syariah mandiri cabang tangerang
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of strategi positioning bank syariah mandiri cabang tangerang
STRATEGI POSITIONING BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Yayah Tazriyah
NIM: 105053001841
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H./2010 M.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “STRATEGI POSITIONING BANK SYARIAH MANDIRI
CIMONE-TANGERANG” telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta Juni 2010. Skripsi ini telah diterima
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S 1) pada jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, Juni 2010
Panitia Sidang Munaqosah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Drs. Wahidin Saputra, MA Dra. Halimah, M.Ag. NIP: 19700903 199603 1 00 1 NIP: 19590413 199603 2 001
Anggota Penguji I Penguji II Dr. M. Idris Abd Shomad, MA Drs. M. Sungaidi, MA.. NIP: 19610725 200003 1 00 1 NIP: 9600803 199703 1 006
Pembimbing,
Noor Bekti Negoro, SE, S.TP, M.Si,
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya itu bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 15 Juni 2010
Yayah Tazriyah
KATA PENGANTAR
bissmillahirrahmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Dzat yang Maha Mengatur,
Allah SWT. Tuhan semesta alam yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang
dikehendakinya dan menyesatkan orang-orang yang mengingkari kebenaran. Akhirnya, jerih
payah dan kesabaran menanti kepastian yang telah digoreskan oleh Sang Sutradara kehidupan
telah terjawabkan. Tanpa keridhoan -Nya, mimpi ini tak pernah jadi kenyataan.
Untaian shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada pemimpin kita, pemimpin
yang sejati, pemimpin yang abadi, pemimpin dunia akhirat, yakni Nabi Muhammad Saw.
Di pengantar skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan. MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah, terima
kasih atas masukan dan idenya ketika penulis hendak menyusun skripsi ini.
3. Bapak, H. Mulkannasir, BA. S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
4. Bapak Noor Bekti Negoro, SE, S.TP, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk
mendiskusikan tentang penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA dan Drs. H. Mahmud Djalal, MA selaku penguji yang
telah memberikan kritik dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Orang tua tercinta; Ayahanda H. Husen dan Ibunda Hj. Umyanah. Terima kasih yang
tulus, rasa ta’dzim dan hormat penulis haturkan atas Kesabaran, nasehat, dan kasih
sayang yang tak pernah berhenti sampai kapanpun..
7. kakak dan adikku tercinta, Nurhasanah, Ahmad, dan Umairi. Thanks atas persaudaraan
yang indah ini.
8. Suamiku tercinta, Win Al Farisi. Terimakasih yang tak ada habisnya atas semua
bimbingan, pengorbanan, keikhlasan dan dukungan kepada penulis.
9. Hilya, anakku termanis. Kamulah semangat terbesar bunda dalam menjalani hidup ini. I
Love You!
10. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan
ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.
11. Seluruh Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas
12. Seluruh Staff Bank Syariah Mandiri, terutama kepada Bapak Ilham Setiadi, Ibu Novi, Ibu
Zikra dan Bapak jefri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan masukan
dan data yang diperlukan penulis
13. Teman-teman Manajemen Dakwah angkata 2005 terutama sahabatku Amy, Nur, Nisa,
Lifah, Very, Nada, Ainul. Thanks atas semangat yang selalu kalian berikan, akhirnya
penulis bisa menyusul kalian untuk meraih kesuksesan bersama.
14. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara
moril maupun materiil yang tidak bisa penulis satu-persatu.
Semoga apa yang kita laksanakan senantiasa bermanfaat bagi kita kelak.
Semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, dan harapan kita semua senantiasa
mendapatkan pahala setimpal dari Allah SWT, dan semua angan dan cita-cita dapat tercapai
sempurna. Amien.
Jakarta, 15 Juni 2009
Penulis
KATA PENGANTAR
bissmillahirrahmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Dzat yang Maha Mengatur,
Allah SWT. Tuhan semesta alam yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang
dikehendakinya dan menyesatkan orang-orang yang mengingkari kebenaran. Akhirnya, jerih
payah dan kesabaran menanti kepastian yang telah digoreskan oleh Sang Sutradara kehidupan
telah terjawabkan. Tanpa keridhoan -Nya, mimpi ini tak pernah jadi kenyataan.
Untaian shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada pemimpin kita, pemimpin
yang sejati, pemimpin yang abadi, pemimpin dunia akhirat, yakni Nabi Muhammad Saw.
Di pengantar skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan. MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah, terima
kasih atas masukan dan idenya ketika penulis hendak menyusun skripsi ini.
3. Bapak, H. Mulkannasir, BA. S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
4. Bapak Noor Bekti Negoro, SE, S.TP, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk
mendiskusikan tentang penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA dan Drs. H. Mahmud Djalal, MA selaku penguji yang
telah memberikan kritik dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Orang tua tercinta; Ayahanda H. Husen dan Ibunda Hj. Umyanah. Terima kasih yang
tulus, rasa ta’dzim dan hormat penulis haturkan atas Kesabaran, nasehat, dan kasih
sayang yang tak pernah berhenti sampai kapanpun..
7. kakak dan adikku tercinta, Nurhasanah, Ahmad, dan Umairi. Thanks atas persaudaraan
yang indah ini.
8. Suamiku tercinta, Win Al Farisi. Terimakasih yang tak ada habisnya atas semua
bimbingan, pengorbanan, keikhlasan dan dukungan kepada penulis.
9. Hilya, anakku termanis. Kamulah semangat terbesar bunda dalam menjalani hidup ini. I
Love You!
10. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan
ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.
11. Seluruh Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas
12. Seluruh Staff Bank Syariah Mandiri, terutama kepada Bapak Ilham Setiadi, Ibu Novi, Ibu
Zikra dan Bapak jefri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan masukan
dan data yang diperlukan penulis
13. Teman-teman Manajemen Dakwah angkata 2005 terutama sahabatku Amy, Nur, Nisa,
Lifah, Very, Nada, Ainul. Thanks atas semangat yang selalu kalian berikan, akhirnya
penulis bisa menyusul kalian untuk meraih kesuksesan bersama.
14. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara
moril maupun materiil yang tidak bisa penulis satu-persatu.
Semoga apa yang kita laksanakan senantiasa bermanfaat bagi kita kelak.
Semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, dan harapan kita semua senantiasa
mendapatkan pahala setimpal dari Allah SWT, dan semua angan dan cita-cita dapat tercapai
sempurna. Amien.
Jakarta, 15 Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Metodologi penelitian .............................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II TEORI TENTANG STRATEGI, POSITIONING DAN
BANK SYARIAH
A. Teori Strategi
1. Pengertian Strategi ................................................................ 14
2. Tahapan-tahapan Strategi..................................................... 16
a. Perumusan Strategi ......................................................... 16
b. Implementasi Strategi...................................................... 17
c. Evaluasi Strategi ............................................................. 20
B. Teori Positioning
1. Pengertian Positioning .......................................................... 21
2. Ciri-ciri positioning............................................................... 23
3. langkah langkah positioning ................................................. 24
C. Bank Syariah
i
ii
1. Pengertian dan Sejarah Bank Syariah .................................. 26
2. Tujuan dan Prinsip Bank Syariah.......................................... 31
3. Produk-Produk Bank Syariah................................................ 33
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri ............................... 42
B. Visi, Misi, dan Budaya Organisasi........................................... 45
C. Struktur Organisasi .................................................................. 48
D. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ................................... 49
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Positioning Bank Syariah Mandiri ............................. 61
1. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Yang Mungkin ... 62
2. Memilih Keunggulan Bersaing Yang Tepat ...................... 65
3. Mengkomunikasikan Posisi yang telah dipilih ................. 65
B. Siklus Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri............................. 66
C. Penentuan Posisi BSM Dibidang industri Perbankan Syariah. 67
D. Perbandingan Umum BSM dengan Bank Syariah Lain........... 69
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN............................................................................................... 77
SARAN- SARAN............................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini semakin pesatnya arus teknologi dan informasi telah
mempengaruhi banyak hal seperti kebutuhan, gaya hidup, dan keinginan yang
semakin meningkat dan beragam. Kondisi ini membuat produsen memilki
peluang bisnis, di mana mereka saling berlomba untuk memasarkan suatu
produk sejenis dengan keunggulan dan merek berbeda dari pesaingnya.
Sehingga kemudian alternative suatu produk sejenis yang ditawarkan dan
dipasarkan menjadi lebih beragam. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi
semakin teliti dalam menerima dan menyeleksi informasi yang mereka
terima. Juga secara tidak langsung membuat tantangan yang dihadapi pemasar
menjadi lebih kompetitif dalam memasarkan produknya, terutama dalam
menciptakan suatu brand image (citra merek) yang kompetitif berdasarkan
persepsi konsumen.
Positioning membukakan kunci strategis mendobrak pasar.
Bagaimanapun pasar adalah hakim yang paling berkuasa untuk menilai kinerja
organisasi. Padahal seperti kita ketahui dinamika pasar berlandaskan kepada
persepsi pelanggan. Konsekuensinya akan tergantung kepada dinamika
persepsi konsumen. Jika dalam strategi korporat ditekankan bagaimana
membentuk dan menyampaikan keunggulan kompetitif, maka strategi merek
2
menekankan kepada bagaimana positioning keluaran organisasi (produk atau
jasa) agar bersemayam di tempat yang tepat dalam persepsi konsumen.
Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran
yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar
dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation
analysis). Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi
ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi
ajang pertempuran. Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu
masyarakat yang over komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu
menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan
kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan
pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar
‘positioning’ tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam
pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena
pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah
dipilih untuk disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai
benteng terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat
menyaring, menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila
ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami
kesulitan untuk merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam
3
melakukan reposisi. Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam
usaha ‘memaku mati’ pesan di dalam pikiran seseorang adalah sama sekali
bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri.
Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain.
Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam
upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam
pikiran seseorang.
Pembidikan pasar menentukan pesaing perusahaan. Perusahaan
harus meneliti posisi pesaing dan memutuskan posisinya yang terbaik.
Penentuan posisi (positioning) adalah tindakan untuk merancang citra
perusahaan serta nilai yang ditawarkan sehingga pelanggan dalam suatu
segmen memahami dan menghargai kedudukan perusahaan dalam kaitannya
dengan pesaing. Tugas penentuan posisi terdiri dari tiga langkah: mengenali
keunggulan bersaing yang mungkin untuk dimanfaatkan, memilih yang paling
tepat dan secara efektif mengisyaratkan kepada pasar tentang posisi yang
dipilih perusahaan. Strategi penentuan posisi produk perusahaan kemudian
akan memungkinkan perusahaan beranjak ke langkah berikutnya, yaitu
merencanakan strategi pemasaran bersaingnya. Penentuan posisi dapat
dikelompokkan menjadi penentuan posisi menurut nilai, menurut pesaing,
menurut manfaat, menurut penggunaan, menurut pemakai, menurut kategori
produk, dan menurut atribut.
4
Dalam hal ini, setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap
hidup berkembang dan mampu bersaing. Maka setiap perusahaan selalu
menetapkan dan menerapkan suatu strategi dan cara pelaksanaan kegiatan
pemasaran yang dilakukan diarahakan untuk dapat mencapai sasaran
perusahaan.
Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi di era
globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing di
dunia bisnisnya. Salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan agar mampu
bertahan adalah dengan menerapkan suatu penempatan (positioning) antara
produk suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dengan melakukan
penempatan (positioning) produk, suatu produk akan membentuk citra produk
tertentu di benak konsumen.
Dunia perbankan pada saat ini merupakan salah satu urat nadi
perekonomian sebuah Negara. Tanpa bank, dapat dibayangkan bagaimana
sulitnya menyimpan dan mengirim uang, memperoleh tambahan modal usaha
atau melakukan transaksi perdagangan internasional secara efektif dan aman.
Pada kenyataannya dunia perbankan mengalami banyak sekali
perkembangan, salah satunya yaitu dengan munculnya konsep perbankan baru
yaitu sistem perbankan syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil.
Terhadap perkembangan banyak kalangan yang belum mengerti tentang
perbedaan system perbankan syariah dan konvesional serta bagaimana system
itu berjalan. Masyarakat umum atau awam menganggap perbankan
konvensional dan perbankan syariah itu sama. Namun kenyataan strategi yang
5
berbeda dengan Bank konvensional yaiu straegi yang berlandaskan Syariat
Islam.
Pada tahun 2005 saat tejadi krisis moneter banyak bank-bank
konvensional besar maupun kecil mengalami kebagkrutan tetapi pada saat itu
bank syariah dapat bertahan. Sejak itu pula bank syariah berkembang. Saat ini
bank yang beroperasi bank syariah dan bank konvensional. Persaingan yang
sehat adalah persaingan yang akan membawa suatu perusahaan menjadi lebih
baik, dimana Allah SWT. Berfirman
كونوات أينما الخيرات فاستبقوا موليها هو وجهة ولكل آل على الله إن جميعا الله بكم يأت
١٤٨)شيء قدير (١٤٨)
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja
kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS: Al-Baqarah 148)
Bank secara umum merupakan perusahaan yang menyediakan jasa
keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, dimana funsinya sebagai lembaga
intermediary antara masyarakat yang membutuhkan dana dan masyarakat yang
kelebihan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh
karena bank berfungsi sebagai perantara keuangan , maka dalam hal ini factor
kepercayaan dari masyarakat merupakan factor utama dalam menjalankan bisnis
perbankan. Strategi positioning dihadapkan pada berbagai upaya untuk
6
mendapatkan kepercayaan dan menjaga kepercyaan tersebut, sehingga dapat
memperoleh simpati dari para calon nasabahnya.
Bisnis perbankan di Indonesiadi era tahun 1960-an dan 1970-an
merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, kesan bank masih angker, bank
tidak perlu mecari nasabah tetapi nasabahlah yang mencari bank. Kemudian di
era tahun 1980-an dan tahun 1990-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik,
karena di era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Bahkan dengan
keluarnya fakto 88 dan UU no.7 tahun 1992, perbankan di Indonesia tumbuh
subur dan banyak perbankan baru berdiri.
Untuk itulah, maka bagi suatu perusahaan jasa keuangan seperti
bank Syariah Mandiri, hendaknya menyusun konsep pemasaran yang strategis
yang dapat menyelaraskan turbulensi lingkungan yang ketat akan persaingan
dengan sasaran, strategi dan program pemasaran yang sesuai dengan syariah.
Semua itu dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dengan resegmentation,
retargeting, dan repositioning. Tujuan pokok startegi, segmentasi, targeting dan
positioning adalah memposisikan suatu merek dalam benak konsumen
sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif jika
produk / jasa tersebut menawarkan atribut-atribut determian (yang penting dan
dinilai unik oleh pelanggan). Untuk itu langkah pertama yang harus adalah
melakukan segmentasi pasar secara cermat.
Segmentasi mengacu pada pengelompokkan ulang pasar,
retargeting memperbaharui pembiodikan pasar sasaran (target market),
7
sedangkan repositiong berusaha membentu citra baru yang jelas , beda dan
unggul secara relative disbanding dengan bank-bank yang lainnya.
Pembentukan brand image ini merupakan hal yang sangat penting bagi suatu
perusahaan untuk tetap tumbuh dalam persaingan, sehingga mampu menarik
minat beli konsumen / nasabah bahkan dapat mempertahankan nasabah yang
sudah memberi kepercayaan terhadap Bank Syariah Mandiri.
Berdasarkan uraian tersebut, kajian dalam skripsi ini akan lebih
focus kepada masalah, “Strategi Positioning Bank Syariah Mandiri
Cabang Tangerang”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penulisan penelitian ini dibatasi pada perumusan permasalahan
mengenai strategi positioning Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang.
Dengan demikian dalam penulisan ini dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. bagaimana strategi positioning yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri
Cabang tangerang?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui strategi positioning pada Bank Syariah Mandiri
Cabang Tangerang
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis: Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi
untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang baik kepada
8
mahasiswa agar mengetahui konsep strategi positioning pada Bank
Syariah Mandiri.
b. Manfaat Praktis: Memberikan suatu kontribusi berupa wawasan
keilmuan mengenai strategi positioning pada Bank Syariah Mandiri.
c. Manfaat perusahaan Bank Syariah Mandiri: Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan
strategi positiong.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian cara atau strategi menyeluruh untuk menentukan
atau memperoleh data yang diperlukan.1 Dalam hal penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan penelitian
yang menghasilkan data deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk
menggambarkan secara terperinci fenomena-fenomena tertentu dan kemudian
menganalisisnya, serta menginterpresentasikannya melalui data yang
terkumpul.2
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri Cabang
Tangerang, yang didalamnya terdapat pengurus atau pengelola, staff dan
karyawan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.
1 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Social, (Bandung: Rosda Karya, 1996) h. 9 2 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi ( Bandung : Remaja Rosda Karya,
1999) cet. VII, h.24
9
b. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Strategi
Positioning Bank Syariah Mandiri Cabang Tagerang.
3. Teknik Pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yanmg penulis gunakan untuk
memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian adalah :
a. Study perpustakaan (Lubrary Reseach)
Merupakan data primer dalam penulisan ini. Dengan metode ini
penulis memperoleh data dari beberapa literaturetertulis, baik dari buku-buku,
majalah, surat kabar, jurnal, makalah, artikel dan semua literature yang
berkaitan dengan peulisan ini.
b. Study Lapangan (Field Research)
Yaitu dengan mendatangi perusahaan yang bertujuan untuk
mendapatkan sumberdata primer yang meliputi teknik pengumpulan data yang
menggunakan:
c. Wawancara,
Yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab dan bertatap muka antara penanya dengan responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara), guna
mendapatkan data-data mengenai strategi positioning pada bank syariah mandiri.
Dalam teknik wawancara ini, penulis memberikan pertanyaan kepada staf Bank
Syariah Mandiri yang disiapkan secara terstruktur berkenaan dengan data-data
yang dibutuhkan dalam proses penulisan ini.
10
d. Observasi Secara Langsung,
Yaitu dengan melakukan pengamatan dan meninjau secra langsung
serta mencatat data-data yang akan diteliti.
e. Dokumentasi,
Yaitu dengan mengambil data-data dan informasi yang tersedia di
Bank Permata Syariah yaitu berupa brosur, naskah, buku dan sebagainya yang
berkaitan dengan masalh penelitian.
4. Teknik Analisa Data
Setelah data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini terkumpul. Maka
langkah selanjutnya adalah mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang
terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu data yang terkumpul disusun
dan dilaporkan yang sebelumnya diklasifikasi menurut urutan pembahasan dan
pada akhirnya diambil kesimpulan.3
Adapun teknik penulisan dan transliterasi yang digunakan berpedoman
pada buku pedoman penulisan karya ilmiyah(skripsi,tesis, dan disertasi) yang
disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Jakarta
Press, Tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusuan skripsi ini telah dilakukan tinjauan pustaka oleh
penulis pada Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, namun ternyata tidak ada
mahasiswa/I sebelumnya yag menul dalam masalah yang hampir sama atau
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1985) cet, Ke-2. h.140.
11
menyerupai dengan judul yang akan penulis buat. Oleh karena itu, tidak ada
data yang tentang skripsi mahasiswa/I atau buku yang disusun oleh seseorang
yng sama atau hampir sama dengan maslah tersebut diatas.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan penulisan dalam pembahasan skripsi ini,
maka penulis menuangkannya dalam sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1 : membicarakan hal-hal bersifat teknis operasional untuk melangkah
pada bab-bab selanjutnya yang mencangkup latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II :TINJAUAN TEORI
Bab ini penulis mengkaji secara teoritis mengenai strategi,
pengertian strategi, tahapan strategi, perumusan strategi,
implementasi strategi ,evaluasi strategi, positioning, pengertian
positioning, ciri-ciri positioning, langkah-langkah dalam
positioning, bank Syariah, pengertian dan sejarah Bank Syariah,
tujuan dan prinsip Bank Syariah, produk-produk Bank Syariah.
BAB III : merupakan gambaran umum mengenai Bank Syariah Mandiri
yang terdiri dari Sejarah singkat dan perkembangan Bank Syariah
Mandiri, Visi dan misi Bank Syariah Mandiri, Struktur organisasi,
Produk-produk Bank Syariah Mandiri.
12
BAB IV : Merupakan pembahasan inti yang akan menjawab dari perumusan
masalah yang telah ditentukan yang meliputi temuan dan analisis
Strategi Positioning yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri
Cabang Tangerang yang meliputi :cara mengenali keunggulan-
keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hugungan
dengan pesaing, cara memilih keunggulan – keunggulan yang kuat
atau menonjol, cara menyampaikan itu secara efektif kepada
target pasar, siklus pertumbuhan Bank syariah Mandiri, penentuan
posisi Bank Syariah Mandiri dibidag industry perbankan syariah,
perbandingan umum BSM dengan bank syariah lain.
BAB V : merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran
sebagai sumbangan ide penulis untuk melengkapi kekurangan yang
ada ditambah dengan harapan-harapan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
Dari segi etimologi, kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu
stratogos yang berasal dari kata stratogos yang berarti militer Ag, yang berarti
memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan general ship atau sesuatu
yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan
musuh dan memenangkan perang1. Sehingga tidak mengherankan jika pada awal
perkembangannya istilah strategi digunakan dan populer dilingkungan militer.
Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan strategi berkembang untuk
semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan
agama.2
Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan
sebagai kiat cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam
melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi3.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian dari strategi :4
a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai
1Setiawan Hari Purnomo dan Zuelkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep
pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekkonomi UI, 1999), h.8 2Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka
Setia), h. 76 3Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
dengan Ilustrasi dibidang Pendidikan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet. Ke-1, h.147
4Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 1092
15
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang dalam kondisi yang menguntungkan
c. Tempat yang baik menurut siasat perang
d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai strategi penulis mengedepankan
pengertian strategi yang dikemukakan beberapa pakar diantaranya :
a. menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai
dengan tuntutan perubahan lingkungan5.
b. Menurut Onong Uchana, Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.6
c. Menurut Prof. Dr. A. M. Kardiman, Strategi adalah penentuan
tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu
perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan
mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
mewujudkan tujuan tersebut.7
d. Menurut Dr. Fuad Anshori mengatakan bahwa “dalam pengertian
dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan
suatu persaingan. Pesaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk
merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga
5 Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
(Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986), Cet. Ke-2, h. 17 6Onong Uchana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1999), h. 32 7A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Pron Hallindo, t. t), h. 58
16
manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik
adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan antara
kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.8
2. Tahapan-tahapan strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael, bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputar
dalam lingkaran. Organisasai yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan
tertentu.
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan
tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan
kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi
alternative, memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga
ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi
kerangka kerja, diantaranya:
1) Tahap in put (masukan)
Dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi
sebagai masukan awal. Dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.
2) Tahap pencocokan
8Fuad Anshori, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990), h.
40
17
Proses yang dilakukan ialah memfokuskan pada menghasilkn strategi
alternative yang layak dengan memadukan factor-faktor eksternal dan
internal.
3) Tahap keputusan
Menggunakan ancaman teknik setelah diproses dari input secara
sasaran dalam mengevaluasi strategi alternative yang diidentifikasi dalam
tahap 2 (dua).
Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan tujuan artinya
peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar.
b. Implementasi Strategi
setelah para manajer memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah
berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahp
pelaksanakan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan
kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya
komitmen dan kejasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan
analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya
manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya perusahaan dan organisasi.9
1). Penetapan Struktur Organisasi
Manajemen strategi menentukan bahwa strategi dan struktur organisasi
yang digunakan perusahaan haruslah sesuai atau cocok. Intiya pinjaman harus
9 M. Isnam Yusanto dan M. Widjaja Kusuma, Manajemen strategi perspektif syariah,
(Jakarta : Khairul Bayan, 2003), cet. Ke-1,h.92
18
meneliti secara cermat struktur organisasi yang sedang berjalan dan bertanya
apakah perusahaan memiliki organisasi yang tepat untuk mendukung.strategi
tersebut.
Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip yaitu “Struktur follous
strategy” yang berarti struktur organisasi harus dibentuk mendukung agar
penerapan strategi yang telah dibuat dapat lebih efektif. Jika suatu saat strategi
diubah maka perusahaan wajib untuk mengubah atau menyesuaikan struktur
organisasinya.10
Untuk mendapatkan struktur organisasi yang paling efektif adalah harus
disesuaikan dengan tuntunan strategi organisasi, karena desain struktur organisasi
erat kaitannya dengan kegiatan dan sumber daya pentingorganisasi. Jika struktur
organisasi sesuai dengan perubahan yang diusulkan didalam strategi, dan itu
menunjukan organisasi dalam kondisi sangat kuat. Namun bila struktur organisasi
tidak sejalan dengan formulasi strategi maka strategi yang telah ditetapkan akan
sulit untuk diimplementasikan sehingga organisasi dalam kondisi yang sangat
lemah.
2). Mekanisme Kepemimpinan
Dalam konteks menejemen strategi, kepemimpinan strategi adalah
kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi, memiliki
visi, mampu mempertahankan fleksibilitas organisasi, dan dapat memberikan atau
10 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategic Pengantar Proses Berfikir Strategic,
(Jakarta: Bina rupa Aksara, 1996), Cet. Ke-1,h.113
19
mendelegasikan kuasa kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategi
yang perlu.11
3). Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan sebuah
budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang penting bagi
kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan strategi organisasi. Budaya
dapat menjadi pengikat sekaligus motivator rasa kebersamaan para anggota
organisasi melalui pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan perilaku
dalam berorganisasi.12
Artinya , setiap perusahaan akan membentuk budaya sendiri yang berbeda
dengan organisasi lain. Begitu pula budaya merupakan komponen yang
menyebabkan suatu strategi dapat diimplementasikan pada suatu organisasi,
sementara strategi tersebut tidak dapat diimplementasikan pada organisasi lain
dengan kondisi yang relative sama. Budaya suatu organisasi merupakan sikap dan
nilai-nilai, gaya manajemen dan kebiasaan mengambil keputusan dari orang-orang
yang ada di dalam organisasi.
Oleh sebab itu, budaya suatu organisasi harus tercipta sejak awal
berdirinya organisasi seiring dengan penetapan struktur, visi, misi, tujuan dan
berbagai harapan yang diinginkannya.
11Amirullah dan Sari Budi Candika, Manejemen Stratejik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2002), Cet. Ke-1, h. 165
12 Ibid, h. 172
20
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari dalam strategi ialah evaluasi strategi. 3 (Tiga) macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah13:
1) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi.
Adanya perubahan factor eksternal seperti tindakan yang dilakukan.
Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan. Begitu
pula dengan factor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau aktifitas
implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan)
Menyelidiki penyimpangan dari rencana , mengevaluasi prestasi individual
dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan
criteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan.
Criteria yang meramalkan hasil lebih penting daripada criteria yang
mengungkapkan apa yang telah terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan
rencana dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi
yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan.
Tindakan koretif diperlukan bila tindakan atau hasil tindakan tidak sesuai dengan
yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka disitulah
tindakan korektif diperlukan.
13Ibid, h. 104
21
Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk kebih
mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi dan
meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal.
Segala tindakan koretif harus konsisten secara internal dan bertanggung
jawab secara social. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini
bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin
berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada
evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai, evaluasi strategi sangat
penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi perlu
untuk organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan pertanyaan dan
asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang
kreatifitas.
B. Konsep Positioning
1. Pengertian Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang tawaran dan
citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (di antara para pesaing)
didalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 2005 : 339). Sehingga dengan
demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan
perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan
untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk
mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam
pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan
22
itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui
perbedaan-perbedaan tersendiri.
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the
company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target
customer mind”. Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini
dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang di pakai. Dengan kata lain
positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu
segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen
tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
dibandingkan dengan pesaingnya
Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar
merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam
menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam
meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding
pesaing-pesaingnya. Dari definisi di atas terkandung pengertian bahwa
positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning
adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen
mempunyai image yang khusus terhadap produk atau merk produk atau bahkan
terhadap perusahaan.
23
1. Ciri-Ciri Positioning
Apabila kita menawarkan merek yang hanya meliputi merek tunggal, kita
secara langsung dapat mengembangkan strategi kampanye.
Akan tetapi untuk membantu kita menentukan daya saing maka
positioning harus memilki sifat atu cirri-ciri sebagai berikut :(Tom Brannan,2005
:17)
a. Strategis
Positioning harus bersifat strategis, bukan hanya untuk solusi jangka
pendek atau tujuan periklanan.
b. Tulus ikhlas
Bagaimana membuat positioning secara akurat dalam rangka
mengefektifkan biaya karena banyaknya persaingan yang menyerang target kita.
c. Menuntun Pelanggan
Sifat positioning lebih banyak diterapkan pada pasar bisnis dan produk
berteknologi tinggi.
d. Dapat di sampaikan
Suatu produk harus mampu memberikan alas an secara rasional, atau
minimal mendekati rasional, sebelum produk tersebut masuk kepasar.
e. Berlapang dada
Multi produk atau merek perusahaan memilki perbedaan yang cukup
signifikan dengan produk jasa tunggal.
f. Berada di atas
24
Positioning ini sangat berkaitan dengan hirarki tenaga pendukung dipasar.
Positioning perlu memilki kemampuan menangkap pikiran pelanggan. Paling
tidak menagkap sector yang berada di atas.
g. Khusus
Pada tahap ini perlu mencari positioning yang berbeda dari para pesaing.
Pemahaman tentang persaingan merupakan unsur dasar dari pengembangan
positioning.
h. Berkelanjutan
Positioning tidak hanya bersifat sementara, tetapi berkelanjutan sepanjang
waktu. Namun, dalam pemasaran waktu bukanlah hal yang mutlak.Untuk
membangun merek yang kuat diperlukan biaya besar, agar merek bisa tetap
bertahan. Dengan merek yang kuat dan kokoh bisa mengambil keuntungan dari
investasi.
i. Menggerakkan
Positioning harus bisa memotivasi para pelanggan potensial agar lebih
menyukai merek yang kita tawarkan daripada merek pesaing.
j. Katalisator
Positioning yang dilakukan harus bisa memberikan solusi kreatif dan bisa
memainkan peranannnya sebagai katalisator.
2. langkah langkah Positioning
Menurut Kotler dan Amstrong ( 2001 : 270 ), ada tiga langkah dalam
menentukan strategi positioning, yaitu :
a. mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin
25
Konsumen memilih produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
apabila produk dan jasa tersebut memberikan nilai tambah dan terbaik bagi
mereka. Kunci untuk memenangkan dan mempertahankan konsumen adalah
memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Perusahaan mendiferensiasikan tawaran pasarnya menurut lima dimensi :
produk , pelayanan , personalia , dan citra. ( Kotler , 2005 , 350 )
1). Diferensiasi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan
, diminta , dicari , dibeli , digunakan , atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan ( Fandy Tjiptono , 1995 ;76 )
2). Diferensiasi Jasa
Jika produk fisik tidak mudah di diferensiasi, kunci keberhasilan dalam
persaingan terletak pada penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai
serta perbaikan mutu produk fisik tersebut ( Kotler , 2005 :354 )
Yang menjadi dasar diferensiasi pelayanan adalah :
a). Kemudahan pemesanan
kemudahan pemesanan mengacu pada seberapa mudah pelanggan dapat
melakukan pemesanan keperusahaan , seperti penggunaan jasa internet , telepon ,
alat cetak computer , dll.
b). Pengiriman ( Dilevery )
pengiriman mengacu pada seberapa baik produk atau jasa diserahkan pada
pelanggan. Hal ini mencangkup kecepatan , ketepatan , dan perhatian proses
pengiriman.
26
c). Pemasangan ( Installation )
pemasangan mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat
produk tertentu beroperasi dilokasi yang direncanakan.
d). Pelatihan Pelanggan ( Customer Training )
pelatihan pelanggan mengacu pada pelatihan para pegawai pelanggan untk
menggunkan peralatan dari penjual secara tepat dan efisien.
e). Konsultasi Pelanggan ( Customer Consulting )
Konsultasi pelanggan mengacu pada pelayanan data , system informasi ,
dan saran yang diberikan penjual pada pembeli.
f). Pemeliharaan dan Perbaikan ( Maintenance and Repair )
Yaitu merupakan program pelayanan prusahaan untuk membantu
pelanggan , menjaga agar produk yang dibeli oleh konsumen senantiasa dalam
kondisi kerja yang baik.
g). Pelayanan Lain –lain
Perusahaan dapat menemukan berbagai cara untuk mendiferensiasikan
jasa atau layanan bagi pelanggan seperti : garansi produk , pemeliharaan secara
gratis.
C. Konsep Bank Syariah
1. Pengertian dan Sejarah Bank Syariah
Istilah lain yang dugunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank Syariah.
Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang
27
berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah
mempunyai pengertian yang sama.14
Dalam Ensiklopedi Islam, Bank Islam berarti "Lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran
serta pengedaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariat Islam".
Sedangkan menurut Amin Aziz, Bank Syariah (Islam) merupakan lembaga
perbankan yang sistem operasinya berdasarkan syariat Islam. Hal ini dipertegas
dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan Bab 1 pasal 1 ayat 3 disebutkan, Bank Syariah adalah bank umum
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 15
Jauh sebelum lahirnya Bank Syariah, sistem Profite Sharing (bagi hasil)
seperti Mudhorobah dan Musyarokah dipastikan sudah ada sebelum datangnya
Islam. Di Timur Tengan Pra-Islam, kemitraan-kemitraan bisnis yang berdasarkan
atas konsep Mudhorobah telah berjalan berdampingan dengan konsep pinjaman
sistem bunga sebagai cara untuk membiayai berbagai aktivitas ekonomi. Setelah
kedatangan Islam, transaksi keuangan berbasis bunga dilarang dan semua dana
harus disalurkan atas dasar profit sharing. Teknik kemitraan bisnis dengan
menggunakan prinsip Mudhorobah, dipraktekkan sendiri oleh Nabi Muhammad
SAW ketika bertindak sebagai Mudhorib (wakil atau pihak yang dimodali) untuk
istrinya Siti Khodijah. Sementara Khalifah yang ke-dua, Umar bin Khattab
14 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait: BMI Dan Takaful Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 5
15Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam Di Indonesia, (Jakarta: Bangkit, 1992), h.1
28
menginvestasikan uang anak yatim pada para saudagar yang berdagang di jalur
perdagangan antara Madinah dan Irak.16
Kemitraan-kemitraan bisnis berdasarkan profite sharing yang sederhana
semacam itu berlanjut dengan bentuk yang sama sekali tidak berubah selama
beberapa abad, tetapi tidak berkembang menjadi sarana untuk investasi berskala
luas yang membutuhkan pengumpulan dana besar-besaran dari banyak penabung
perorangan meskipun menurut Mazhab Hanafi, bisa saja memperluas kemitraan
Mudhorobah dengan mengikuti bentuk sederhana itu. Perkembangan tidak terjadi
sampai bermunculannya institusi-institusi keuangan Islam.
Pada masa selanjutnya beberapa eksperimen awal untuk perbankan Islam
berlangsung di Melayu pada pertengahan tahun 1940-an. Di Pakistan pada akhir
tahun 1950-an, melalui jamaah Islami pada tahun 1969 Egypt's Mit Gamar Seving
Banks (1963-1967). Akan tetapi perbankan Islam tersebut tidak bertahan lama
beroperasi, seperti Bank Pakistan bubar setelah beroperasi dua tahun saja.
Sedangkan di Mesir Mit Gamar ditutup pada pertengahan tahun 1967 karena
beberapa alasan dan operasionalnya diambil alih Bank Nasional Mesir dengan
berdasarkan bunga. Satu-satunya institusi Islam yang bertahan pada periode awal
adalah Nasser Sosial Bank (Mesir) dan Tabungan Haji (Malaysia).
Diawal tahun 1970-an dibentuk OKI yang antara lain diprakarsai oleh
almarhum Raja Faizal dari Arab Saudi yang juga menyarankan tiap negara Islam
agar mendirikan Bank Islam. Berdirinya OKI mendorong terbentuknya Islamic
16Latifa M. Algaoud dan Mervyn K. Louis, Perbankan Syariah "Prinsip Dan Praktek ",
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001), h. 14
29
Develeopment Bank (IDB) pada tahun 1975 yang dianggap sebagai pemicu
tumbuhnya Bank Islam di manca Negara dengan pesat.17
Walaupun pada awal perkembangannya banyak yang menentang
perkembangan Bank Syariah, akan tetapi perkembangan Bank Syariah di dunia
terus menunjukkan angka yang sangat signifikan. Adapun perkembangan Bank
Syariah secara keseluruhan di dunia pertahun 2000 adalah sebagai berikut :
lembaga yang didirikan sebanyak 176 Lembaga Keuangan Syariah (LKS), total
asset yang dimiliki sebanyak $147,7 billiun, jumlah modal sebesar $7 billiun.
Sedangkan penyebaran LKS di dunia kurang lebih 30 Negara Timur Tengah, Asia
Selatan, Asia Tenggara, USA, Eropa dan Rusia.18
Berkembangnya Bank-bank Syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke
Indonesia. Secara historis perkembangan perbankan syariah di Indonesia tidak
terlepas dari perkembangan dan kemajuan perbankan syariah internasional, serta
perkembangan dinamika pemikiran dan upaya dari para ulama, ahli ekonomi baik
secara individual maupun institusional. Pada periode 1980-an, diskusi mengenai
Bank Syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Keberadaan Bank
Syariah di Indonesia telah melalui proses yang panjang.
Baru setelah pemerintah mengeluarkan paket kebijaksaan 27 oktober 1988
(Pakto 1988) umat Islam banyak yang mendirikan Bank-bank Islam. Awal mula
berdirinya perbankan syariah modern di Indonesia dapat dicatat pada waktu
pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mardhatillah dan BPR Berkah
17 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan Dan Prospek,
(Jakarta: Alvabet 1999), h.12 18Eksistensi Bank Syariah Dalam Perbankan Nasonal, (Jakarta: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Dan Kemasyarakatan, 2002), Vol. no 2 Januari-Juni, h.174
30
Amal Sejahtera pada awal 1991 di Bandung yang di prakarsai oleh ISED (Institute
for Shariah Economic Development), kemudian pada bulan November 1991
berdiri Bank Muamalat Indonesia (BMI) di Jakarta. Gagasan pembentukan Bank
Syariah Nasional tersebut terkait erat dengan pokok pemikiran yang dihasilkan
loka karya Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1090 di
Cisarua-Bogor, dengan topik utama "Masalah bunga Bank dan Perbankan". Pokok
pemikiran tersebut akhirnya dibawa dalam kongres tahunan MUI pada tanggal 22-
25 Aguatus 1990 yang menyetujui penyusunan cetak biru pendirian Bank Umum
Syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI).19
Dalam rangka pemberian landasan hukum bagi beroperasinya perbankan
syariah, dalam undang-undang No.7/1992 dimuat tentang perbankan dengan
prinsip bagi hasil yang selanjutnya diatur secara rinci dalam PP No. 72 Tahun
1992 tentang bank dengan prinsip bagi hasil. Berdasarkan UU No. 7/1992 Bank
Syariah dipahami sebagai bank bagi hasil, selebihnya Bank Syariah harus tunduk
pada seluruh peraturan perbankan umum yang berlaku. Pada umumnya peraturan
perbankan umum belum mengakomodir keunikan operasional Bank Syariah,
karena pada saat itu tidak ada peraturan perundangan lainnya yang mendukung
sistem operasonal Bank Syariah. Oleh karenanya manajemen Bank Syariah
cenderung mengadopsi produk-produk perbankan konvensional yang disyariahkan
dengan variasi produk yang terbatas. Akibatnya tidak semua kebutuhan
masyarakat terakomodasi dan produk yang ada tidak kompetitif terhadap semua
produk Bank Konvensional.
19Direktorat Perbankan syariah. Arah Kebijakan Dan Perkembangan Perbankan Syariah
Nasional, (Jakarta: Bank Indonesia, 2004), h. 3
31
Selama lebih dari enam tahun beroperasi, kecuali Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 dan peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1992, praktis tidak ada
peraturan perundang-undangan lainya yang mendukung sistem beroperasinya
perbankan syariah. Ketiadaan perangkat hukum pendukung ini memaksa
perbankan syariah menyesuaikan produk-produknya dengan hukum positif yang
berlaku (yang nota bene berbasis bunga/konvensional), di Indonesia. Akibatnya
ciri- ciri Syariah yang melekat padanya menjadi tersamar dan Bank Islam di
Indonesia tampil seperti layaknya Bank Konvensional.
Karena dibatasinya perkembangan Syariah saat itu membuat BMI menjadi
pemain tunggal dipasar dengan sejumlah problema terutama berkaitan dengan
masalah pengelolaan likuiditas dan mitra kerjasama. Sehingga dengan
keterbatasan tersebut selama periode tahu 1992 hingga 1998 hanya berdiri satu
Bank Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan 78 Bank Pengkreditan
Rakyat Syariah (BPRS) sebagai pelaku perbankan yang terbesar di berbagai kota
di Indonesia.
2. Tujuan dan Prinsip Bank Syariah
a. Tujuan
Dalam perjalan Bank Konvensional dirasakan mengalami kegagalan dalam
menjalani fungsi utamanya yaitu menjembatani antara pemilik modal atau sering
disebut pihak kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, maka di
bentuklah Bank-bank Islam dengan tujuan:
32
1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara Islami,
khususnya ber-muamalah dalam perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek
riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar
(tipuan), dimana usaha tersebut dilarang dalam islam juga menimbulkan dampak
negatif terhadap kehidupan ekonomi umat.
2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi, dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi kesenjangan antara
pemilik modal (orang kaya) dengan yang membutuhkan dana (orang miskin).
3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang
berusaha kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada usaha yang produktif,
menuju kemandirian berusaha (berwira usaha)
4) Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah kemiskinan, yang pada
umumnya merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang
berkembang
5) Untuk menjaga kestabilan sistem keuangan pemerintahan
6) Untuk menyelamatkan ketergantungan orang-orang Islam terhadap bank non-
Islam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada di bawah kekuasaan
bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran agamanya secara
penuh, terutama di bidang bisnis dan perekonomiannya.20
b. Prinsip Bank Syariah
Dalam operasinya, Bank Syariah mengikuti aturan-aturan dan norma-norma
Islam, yaitu:
21Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2003),
h. 40-41
33
1) Bebas dari bunga (riba);
2) Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir);
3) Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar);
4) Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil)
Secara singkat empat prinsip di atas bisa disebut anti MAGRIB (Maysir,
Gharar, Riba, dan Bathil).21
3. Produk-produk Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar,22 yaitu;
a. Produk Penyaluran Dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi kedalam empat katagori yang dibedakan berdasarkan
tujuan penggunaannya, yaitu:
1) Prinsip Jual-Beli (Ba'i)
Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).
Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga
atas barang yang dijual.
Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk
pembayaran dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:
a) Pembiayaan Murabahah
22Ascarya Diana Yumanita, Bank Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia 2005), h. 4 23Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), ed. Ke-3,
h. 97
34
Murabahah (al-ba'i bi tsaman ajil) lebih dikenal dengan
Murabahah saja. Murabahah berasal dari kata Ribhu
(keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebut
jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga
beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-
beli dan jika telah disepakati dapat berubah selama berlakunya
akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan
cara pembayaran cicilan (Bi Tsaman Ajil).23
b) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual-beli yaitu barang yang diperjual
belikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara
tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. Sekilas
transaksi ini mirip jual-beli ijon, namun dalam transaksi ini
kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan barang harus
ditentukan secara pasti. Dan harga jual dicantumkan dalam
akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah
selama berlakunya akad.24
24Ibid., h. 98 25 M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, (Jakarta: PKES,
2008), H. 114
35
c) Pembiayaan Istishna'25
Produk istishna' menyerupai produk salam, tapi dalam
istishna' pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam
beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna' dalam Bank
Syariah umumnya di aplikasikan pada pembiayaan manufaktur
dan kontruksi.
Ketentuan umum pembiayaan istishna' adalah spesifikasi
barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu
dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan
dalam akad istishna' dan tidak boleh berubah selama
berlakunya akad.
2) Prinsip Sewa (Ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama dengan primsip jual-beli, tapi perbedaannya
terletak pada objek transasksinya. Bila pada jual-beli objek transasksinya
adalah barang, pada ijarah objek transasksinya adalah jasa.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang
disewakan kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal
sewa yang diikuti berpindahnya kepemilikan (Ijarah Muntahhiyah
Bittamlik).
26 Ibid., H. 115
36
3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah sebagai berikut:
a) Pembiayaan Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah
(syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi
adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk
meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-
sama. 26
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama
dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),
kewiraswastaan (enterpreneur-ship), kepandaian (skill),
kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible
asset (seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi
(kredit-worthiness) dan barang-barang lain yang dapat dinilai
dengan uang.
Ketentuan umum pembiayaan musyarakah adalah sebagai
berikut:
i) Semua modal disalurkan untuk dijadikan modal proyek
musyarakah dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik
modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan
usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
27Muhammaf Syafi’I, Antonoi, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), h. 90
37
ii) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka
waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi
sesuai porsi kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai
dengan porsi kontribusi modal.
iii) Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad.
Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untu bank.
b) Pembiayaan Mudharabah
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang populer
dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah.
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih
pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu
perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari
shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.
Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al-
maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan,
mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab
untuk setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan
sebagai wakil shahib al-maal dia diharapkan untuk mengelola
modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.
38
b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan
dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah wadiah dan mudrarabah.27
1) Prinsip Wadia’ah
Prinsip wadia’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang
diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah dhomanah berbeda dengan
Wadi’ah Amanah. Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak
boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam wadi’ah yad
dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.28
Karena wadi’ah yang diterapkan dalam produk giro perbankan ini juga disifati
dengan yad dhamanah, implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana
nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang, dan bank bertindak sebagai
yang dipinjami.
2) Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan
bertindak sebagai shohib maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudhorib
(pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau
ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharah
kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.
28Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), ed. Ke-3,
h.107 29 Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Jakarta: Kalam Mulia, 1995), H. 368
39
Berdasarkan kewewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip
mudharabah terbagi menjadi dua:
a) Mudharabah muthlaq
b) Mudharabah muqayyad
3) Akad Pelengkap
Seperti yang terjadi pada penyaluran dana, maka dalam pelaksanaan
penghimpunan dana, bisaanya juga diperlukan akad pelengkap. Akad pelengkap
mini juga tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk
memepermudah pelaksaanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan untuk
mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta
pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Salah
satu akad pelengkap yang dapat dipakai untuk penghimpunan dana adalah akad
wakalah.
c. Jasa Perbankan (Service)
Selain melaksanakan fungsinya sebagai intermediarise (penghubung)
antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang
kelebihan dana (surplus unit), Bank Syariah dapat pula melakukan berbagai
pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa
sewa atau keuntungan.
Beberapa bentuk jasa perbankan yang disediakan oleh bank syariah adalah:29
1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
30 H. Karnaen A. Perwataatmadja dan H. Muhammad Syafi’i Antonio.M. Ec, Apa Dan
Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1992), h. 36
40
Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat
ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi resiko kerugian
yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang
berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan
yang berutang.
2) Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Atas izin bank, nasabah
dapat menggunakan barang tertentu yang digantikan dengan tidak merugikan
nilai dan merusak barang yang digadaikan.
Barang yang digadaikan wajib memiliki kriteria: (i) milik nasabah sendiri, (ii)
jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar, (iii) dapat
dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.
3) Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan
biasanya dalam empat hal yaitu: (i) sebagai pinjaman talangan haji, (ii) sebagai
pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah, (iii) sebagai pinjaman kepada
pengusaha kecil, (iv) sebagai pinjaman kepada pengurus bank.
4) Perwakilan (Wakalah)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan jasa
tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.
41
Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap
hukum. Kusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah ternyata tidak
cukup, maka penyelesaan L/C dapat dilakukan dengan pembiayaan
mudharabah, murabahah, ijarah, slam, atau musyarakah.
5) Garansi Bank (Kafalah)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin
pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah
untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat
pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadia'ah.
BAB 111
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama islam, telah muncul
kebutuhan akan adanya bank yang melakukan pelayanan berdasarkan prinsip syariah.
Denagan adanya keinginan tersebut kemudian didukung dengan dikeluarkan UU No.
10 Tahun 1998 tentang perbankan. Sejak adanya undang-undang tersebut maka, pada
bulan November 1998 memberikan peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-
bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang – cabang khusus syariah dan istilah
yang dipakai adalah “ Bank berdasarkan prinsip – prinsip syariah ” atau disebut juga
“ Bank Syariah ”.
Jadi bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip
syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan Al-
Qur’an dan Hadist Nabi.1
A. Sejarah Berdirinya
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis
tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut
1 Karnaen Perwata Atmadja dan M. Syafi’I Antonio. Apa dan Bagaimana Bank Islam, (
Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 1999 ) , h. 1
42
43
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah
memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.
Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah
atau dengan membuka cabang khusus syariah.
PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi
berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-
langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank
syariah dengan suntikan modal dari pemilik2.
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31
Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan
nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).
PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan
melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan
dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah.
2 Bank Syariah Mandiri, Annual Report. (Laporan Tahunan 2004), h. 8
44
Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti
menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH,
No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri
diubah menjadi PT Bank Syariah Mandir 3.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan
kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank
Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank
Syariah Mandiri.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan
hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah
Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank
Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya
kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara
3 Ibid . , h .9
45
idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT
Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
B. Visi, Misi dan Budaya Organisasi
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi begitu juga P.T. Bank Syariah
Mandiri dalam menjalankan usahanya memiliki visi dan misi yang merupakan
komitmen bersama untuk mencapai harapan Bank Syariah Mandiri sesuai syariat
Islam.
Adapun visi dan misi P.T. Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut :
1.Visi perusahaan
Visi P.T. Bank Syariah Mandiri adalah ” Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan
Mitra Usaha“
2. Misi Perusahaan
Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa misi, guna memperjelas arah
tujuannya. Misi – misinya adalah :
a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan
mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik.
b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui
sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemukan di
Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan
memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dan sepenuhnya mengerti
operasional perbankan syariah.
46
d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kerja operasional perbankan dengan
pemanfaatan teknologi mutakhir serta memegang teguh prinsip keadilan,
keterbukaan dan kehati-hatian.
e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat menengah
dan ritel, memperbesar fortopolio pembiayaan untuk skala menengah dan
kecil serta mendorong terwujudnya manjemen zakat, infaq, shodaqoh yang
lebih efektif sebagai cerminan kepedulian social.
f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain,
segenap lapisan masyarakat dan investor asing.
3. Budaya Perusahaan
Selain memilki visi dan misi Bank Syariah Mandiri juga mempunyai budaya
perusahaan karena, Bank Syariah Mandiri merupakan bank yang beroperasi atas dasar
prinsip syariat islam , maka perusahaan ini mempunyai budaya perusahaan yang
mengacu kepada sikap akhlakul karimah ( budi pekerti yang mulia ) yang terangkum
dalam lima sikap dasar yang di sebut SIFAT, yaitu :
a. Shidiq ( Integritas )
Bersikap jujur terhadap diri sendiri, orang lain dan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Istiqomah ( konsisten )
Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen , sikap
optimis , pantang menyerah , kesabaran , percaya diri dan bijaksana.
c. Fathonah ( Profesional )
47
Berkarya sesuai keahlian dan kecerdasan , disiplin , mentaati peraturan ,
bekerja keras dan inovatif.
d. Amanah ( Tanggung Jawab )
Terpercaya karena tanggung jawab dan saling menghormati dalam
menjalankan tugas serta melayani mitra usaha dengan baik.
e. Tabligh ( Kepemimpinan )
Kepemimpinan berlandaskan kasih sayang. Bersikap mendidik , membina ,
dan memotivasi pihak lain ( para pegawai dan mitra usaha ) untuk
meningkatkan fungsinya sebagai khalifah di dunia.
48
C. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cimone Tangerang
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG TANGERANG
PKP Hariyanto
Kepala Cabang Iwan Samadi
Manajer Marketing Haris Ibrahim
Account Officer Nuki Shofi jefri
Funding Officer Ardya N
Asistent Marketing Officer Pipit Awal
Officer Gadai Amel
Penaksir Gadai Yuli
BOO Suud
Manajer Operasi Basri Sofyan
Teller Eka Fitri
Customer Service Mirta Echi
CSO Novi
Head Teller Lenni
Accounting Ibnu
Admin Ilham S
Ilma
SDI Umum
Ilham P
Driver Martin
Back Office Syukri
49
D. Produk dan jasa Bank Syariah Mandiri
1. Tabungan Berencana BSM
Adalah tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang
serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai
target pada waktu yang di inginkan, dengan perlindungan asuransi gratis.
2. Tabungan Simpatik BSM
Adalah tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang
disepakati.
3. Tabungan BSM
Adalah tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad akad Mudharabah
Mutlaqoh yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.
4. Tabungan BSM Dollar
Adalah tabungan dalam mata uang dollar yang penariaknnya dan setorannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.
5. Tabungan Mabrur BSM
Adalah tabungan yang bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan
ibadah haji dan umrah.
6. Tabungan Kurban BSM
Adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu nasabah
dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah. Dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
50
7. Tabungan BSM Investa Cendekia
Adalah tabungan berjangka yang diperuntukkan untuk masyarakat dalam
melakukan perencanaan keuangan, khususnya perencanaan dana pendidikan bagi
putra/putri.
8. Deposito BSM
Adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan
setelah jangka waktu tertentu yang disepakati.
9. Deposito BSM Valas
Adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan
sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing
10. Giro BSM Euro
Adalah simpanan dalam mata uang euro yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
11. Giro BSM
Adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro atau alat perintah bayar lainnya denagan prinsip
wadiah yad adh-dhamanah.
12. Giro BSM Valas
Adalah simpanan dalam mata uang dollar Amerika yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
13. Giro BSM Singapore Dollar
51
Adalah simpanan dalam mata uang dollar Sinagapore yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.
14. Obligasi BSM
Adalah surat berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan
emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar pendapatan bagi hasil/kupon dan
membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo.
15. BSM Customer Network Financing
Adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah (
agen, dealer, dan sebagainya ) untuk pembelian persediaan barang dari rekanan (
ATMP, produsen, dan sebagainya ) yang menjalin kerja sama dengan bank.
16. Pembiayaan Resi Gudang
Adalah pembiayaan transakasi komersial dari sutu komoditas produk yang
diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang
dibiayai dan bearda dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara
independent.
17. PKPA ( Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya)
Adalah pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya
(PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan
kebutuhan consumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan
kepada koperasi karyawan.
52
18. Pembiayaan Edukasi BSM
Adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan
lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran taun ajaran /semester baru atau
berikutnya dengan akag ijarah.
19. BSM Impian
Adalah pembiayaan consumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank
kepada karyawan tetap perusahan/anggota kopkar yang pengajuannya dilakukan
secara kolektif.
20. Pembiayaan Dana Berputar
Adalah pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan
dananya dapat di lakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.
21. Pembiayaan Griya BSM
Adalah pembiyaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai
pembelian rumah tinggal (consumer), baik maupun bekas, dilingkungan developer,
dengan system murabahah.
22. Pembiayaan Griya BSM Optima
Adalah pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya
fasilitas pembiayan tambahan yang dapat di ambil nasabah pada waktu tertentu
sepanjang coverage atas gunanya masi dapat meng-cover total pembiayaannya dan
dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ration nasabah.
53
23. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
Adalah pembiayaan untuk pemilikan \ pembelian rumah sederhana sehat (RS
sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi uang muka
dari pemerintah, yang ditujukan kepada golongan berpendapatan tetap
(pegawai/karyawan).
24. Pembiayaan Umroh
Adalah pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi
kebutuhan biaya perjalanan umrah, seperti untuk tiket, akomodasi dan persiapan
biaya umrah lainnya dengan akad ijarah4.
25. Pembiayaan Griya BSM DP 0%
Adalah pembiayaan griya BSM tanpa dipersyaratkan adanya uang muka bagi
nasabah, dimana nilai pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga transaksi rumah.
26. . Pembiayaan Mudharabah BSM
Pembiyaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung
oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati5.
27. Pembiayaan Musyarakah BSM
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan
bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang
disepakati.
4 www.syariahmandiri.co.id/2009/0629, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri; pembiayaan
umrah 5 Laporan tahunan BSM 2008, h. 80
54
28. Pembiayaan Murabahah BSM
Pembiayaan berdasarkan akd jual beli antara bank dan nasabah. Bank
membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga
pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat digunakan
sebagai keperluan usaha (investasi modal kerja) dan pembiayaan consumer.
29. Pembiayaan Talangan Haji BSM
Adalah pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk
menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan
BPIH6.
30. Pembiayaan Dengan Agunan Investasi Terikat BSM
Adalah pembiayaan dengan agunan berupa dana investasi (cash collateral)
dimana pemilik dana (investor) memberikan batasan kepada bank mengenai tempat,
cara dan objek investasinya.
31. Pembiayaan Kepada Pensiunan
Adalah penyaluran fasilitas pembiayaan consumer (termasuk untuk
pembiayaan multi guna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran
dilakukan melalui pemotongan langsung uang pension yang diterima bank setiap
bulan (pension bulanan).
6 www.syariahmandiri.co.id/2009/0629, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri; Pembiayaan
talangan haji BSM
55
32. Pembiayaan Peralatan Kedokteran
Adalah pemberian fasilitas pembiayaan kepada profesional dibidang
kedokteran/kesehatan yang memenuhi persyaratan bank untuk pembelian barang
modal baru atau peralatan penunjang kerja7.
33. Pembiayaan Istishna BSM
Adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang didunakan
untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang (objek istishna), dimana masa
angsuran melebihi peride pengadaan barang (goods in process financing) dan bank
mengakui pendapatan yang menjadi haknya pada peride angsuran, baik pada saat
pengadaan berdasarkan presentase penyerahan barang maupun setelah barang selesai
dikerjakan.
34. pembiayaan dengan skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bitamliik)
Adalah fasilitas pembiayaan dengan skema sewa atas ssuatu objek sewa
antara bank dan nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri dengan
kepemilkikan barang ditangan nasabah.
35. BSM Card
Adalah sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan
pemindah bukuan dana pada ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama, maupun
ATM Bank Card. Selain itu juga kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi
belanja di merchant-merchant yang tersedia di EDC BCA dan EDC Mandiri yang
berlogokan “gunakan BSM Card anda disini”.
7 Laporan tahunan BSM 2008, h. 81
56
36. Sentra Bayar BSM
Adalah layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan pada
pihak ketiga (PLN, Telkom, Indosat, Telkomsel). Layanan sentra bayar dapat
dilakukan dengan setoran uang kas atau debet rekening melalui teller, SMS banking,
atau proses auto debet secara bulanan.
37. BSM mobile Banking GPRS
Adalah layanan perbakan yang berbasis teknologi GPRS telepon seluler
(ponsel) yang memeberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai
transaksi perbankan dimana saja, kapan saja.
38. BSM Net Banking
Adalah layanan bagi nasanbah untuk melakukan transaksi perbankan
(ditentukan bank) melalui jaringan internet dengan sarana computer.
39. Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA)
Adalah layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga
khusus, lembaga keuanga non bank) melalui proses pemindah bukuan di ATM.
40. Pertukaran Valas BSM
Adalah layanan pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau
mata uang asing dengan mata uang asung lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri dengan nasabah.
41. Bank Garansi BSM
adalah janji tertulis yang diberikan bank kepada pihak ketiga, dimana bank
menuayakan sanggup untuk memenuhi kewajiban0kewjiban kepada pihak ketiga
57
dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditentukan pihak yang dijamin
(nasabah) tidak memenuhi kewajibannya.
42. BSM Electronic Payroll
Adalah pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini BSM
secara mudah, aman, fleksibel.
43. SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)
Adalah gaji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang
mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk membayar kepada
penerima atau order-nya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo
yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan
pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik
oleh penerima atas pnyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM kepada BSM).
44. BSM Letter of Credit
Adalah janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah yang mengikat
Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau
ordernya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik
penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima
atas pnyerahan dokumen.8
8 www.syariahmandiri.co.id/2009/0629, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri; letter of
credit
58
45. BSM SUHC (Saudi Umrah & Haj Card)
Adalah kartu prabayar dalam mata uang Saudi Arabiyah Riyal.
46. Transfer Lintas Negara BSM Western Union
Adalah jasa pengiriman uang/penerimaan pengiriman uang secara cepat (real
time online) yang dilakukan lintas Negara atau dalam satu Negara (domestik)
47. Kliring BSM
Adalah penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya berada
dalam satu wilayah kliring.
48. Inkaso BSM
Adalah penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya berada
dalam satu wilayah kliring atau berada diluar negeri, hasil penagihannya akan
dikredit kerekening nasabah.
49. BSM Intercity Clearing
Adalah jasa penagihan warkat (cek, bilyet giro valuta rupiah) bank diluar
wilayah kliring denagan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan
cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.
50. BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
Adalah jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota
maupun f). Transfer Dalam Kota (LLG)
Adalah jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring local.
51. Transfer Valas BSM
Transfer valas terdiri dari :
59
a. Transfer keluar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah
bank lain baik dalam maupun luar negeri.
b. Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain ke
nasabah BSM baik dalam maupun luar negeri.
52. Transfer DUIT
Adalah pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia. Saat ini BSM
bekerjasama dengann Merchantade Asia (MTA) Malaysia.
53. Pajak Online BSM
Adalah layanan kepada wajib pajak untuk mebayar kewajiban pajak (bukan
dalam rangka pembayaran pajak import) secara otomatis dengan mendebet rekening
atau secara tunai.
54. Pajak Import BSM
Adalah layanan kepada importir Untuk membayar pajak barang dalam rangka
impor secara on-line sebagai syarat untuk mengeluarkan barangnya dari gudang
kantor bea dan cukai.
55. Referensi Bank BSM
Adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh BSM atas dasar permintaan
dari nasabah untuk tujuan tertentu.
56. BSM Standing Order
Adalah fasilitas kemudahan yang diberikan BSM kepada nasabah yang akan
transaksi financial-nya harus memindahkan dari suatu rekening ke rekening lainnya
60
secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah memberikan intruksi ke Bank
hanya satu kali.
57. BSM Autosave
Adalah layanan pemindah bukuan otomatis antar rekening giro dan rekening
tabungan dengan memelihara saldo tertentu.9
58. Reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang
Adalah reksadana campuran (Mix Fund/ Balanced Fund) berbasis instrument
pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai syariah.
Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga)
kekuatan besar, yaitu: PT. Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi
dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia), Deutsshe Bank (sebagai bank kustodi
reksadana terbesar di Indonesia yang sudah berperan aktif sebagai kutodi reksadana
konvensional maupun syariah) dan BSM (sebagai agen penjual).
59. Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syariah (MITRA Syariah)
Adalah reksadana syariah yang dikeluarkan PT. Mandiri Manajemen Investasi
(MMI). Merupakan jenis reksadana saham (equity fund), yaitu wadah yang digunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor)untuk selanjutnya
diinvestasikan oleh manajer investasi minimal 80% dari fortofolio Efek Saham
Syariah.
9 Ibid., h.83.
61
60. Bancassurance BSM.
Adalah kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi memasarkan produk
bank dan asuransi atau produk asurasi pada layanan bank. Untuk saat ini produk
bancassurance terdiri dari 2 produk, yakni:
a. Syariah Medika Plus
Produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat berupa
santunan rawat inap dan santunan tunai kepada nasabah BSM.
b. Syariah Investa Link
Produk investasi berbasis syariah yang dilengkapi dengan
perlindungan asuransi dengan manfaat hingga 80% dari premi
tahunan.
61. Layanan Penerimaan Pembayaran Premi Asuransi Tafakul
Adalah layanan yang memberi kemudahan bagi polis asuransi Tafakul untuk
melakukan pembayaran preminya disetiap delivery channel yang dimiliki BSM.
62. BSM Sistem Pembayaran Off Line
Adalah system pembayaran BSM secara off line yang dapat digunakan oleh
institusi yang memiliki pelanggan yang banyak untuk melakukan pembayaran dari
pelnggan institusi di seluruh konter BSM.10
10 Ibid., h.83-84.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A.Strategi Positioning Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang
Besarnya potensi pengembangan pasar perbankan syariah di Indonesia,
antara lain tercermin dari jumlah rekening pendanaan di bank konvensional yang
telah mencapai posisi lebih dari 90 juta rekening1. Dengan melihat perkembangan
jumlah rekening di bank syariah yang mencapai posisi 2,8 juta2 rekening, serta
profil masyarakat Indonesia pengguna jasa perbankan yang ada, maka dirasakan
perlunya penyesuaian terhadap strategi penetrasi pasar perbankan syariah,
sehingga pengembangan pasar perbankan syariah dapat dilakukan secara lebih
luas dengan mengedepankan kekhasan bank syariah dari segi sistem dan core-
valuenya yang bersifat terbuka bagi semua golongan masyarakat.
Sebagai sebuah bank persero, Bank Syariah Mandiri menyadari bahwa
dengan strategi yang tepat dan selalu menjalankan prinsip kehati-hatian, Bank
Syariah Mandiri akan terus dapat bersaing dimasa yang datang. Sebagai bank
yang berlandaskan prinsip syariah, Bank Syariah Mandiri terus berupaya untuk
menyediakan produk dan jasa perbankan yang lengkap dan luas. Untuk mencapai
sasaran tersebut, BSM bertekad untuk menyediakan layanan yang
mengidentifikasi kebutuhan nasabah dan menawarkan produk serta pelayanan
yang beragam, serta membina usaha-usaha kecil dan menengah dengan
1 PROSPEKTUS BMI tahun 2008, h. 109 2 Ibid
62
menggunakan teknologi yang muktahir yang tepat guna memperluas jaringan
kerja didalam dan diluar negeri.
Dalam memasarkan jasa perbankan, BSM lebih mengutamakan kepada
pemeliharaan hubungan baik jangka panjang dengan para nasabahnya dan terus
berupaya untuk mendapatkan nasabah-nasabah baru.
Sebagai bank Islam yang lebih mengedepankan pada pembinaan usaha
kecil dan menengah, BSM menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga
pembiayaan syariah, baik ditingkat BPRS maupun diunit simpan pinjam syariah.
1. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Yang Mungkin
Kunci untuk memenangkan dan mempertahankan konsumen adalah
dengan memahami kebutuhan dan proses pembelian mereka secara lebih baik
dibandingkan yang dilakukan oleh pesaing dan memberikan nilai yang lebih
besar. Jika perusahaan dapat memposisikan dirinya dengan memberikan nilai
yang unggul kepada pasar sasaran terpilih, perusahaan itu akan memperoleh
keunggulan bersaing.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, Bank Syariah
Mandiri melakukan identifikasi keunggulan untuk bersaing, dan memposisikan
produknya dengan memberikan layanan terbaik, kepercayaan dan kemudahan.
Layanan yang diberikan Bank Syariah Mandiri berupa layanan yang menyertai
produknya yaitu melalui sistem pelayanan yang berdasarkan standar pelayanan
Bank Syariah Mandiri dan memberikan layanan jasa keuangan yang mudah, cepat
63
dan aman serta memberikan layanan konsultasi terhadap nasabah yang
membutuhkan keterangan terhadap produk-produk bank syariah mandiri3.
Adapun keunggulan lain yang dimiliki bank syariah mandiri diantaranya
yaitu:
A. Memiliki brand capital yang kuat
B. Memiliki tata kelola yang sesuai standard industri
C. Memiliki distribution capability yang dapat diandalkan
D. Memiliki pengolaan data & information system yang telah diakui oleh
lembaga independen
E. Memiliki corporate strategic planning system berbasi balance scorecard
F. Memiliki pegawai berusia muda, lulusan perguruan tinggi, dan
mendapatkan pelatihan perbankan syariah
G. Memiliki nasabah yang berloyalitas tinggi
H. Memiliki Corporate Image yang kuat di bidang UMKM (Indonesia Best
Brand Award (Majalah SWA) & Best Sharia 2008 (Majalah Investor)).
I. Mempunyai tata kelola yang sesuai standar dan team manajemen yang
solid (GCG index menurut BI 98.75 - Patuh).
J. Memiliki SDM di bidang IT yang cukup handal (The Best IT System,
Peringkat ke-6 kategori Financial Perbankan (SWA)).
K. Memiliki corporate strategic planning berbasis Balanced Scorecard.
L. Memiliki nasabah yang berloyalitas tinggi (Penghargaan Indonesian
Syariah Bank Loyalty Index (ISBLI) 2008).
3 Hasil wawancara dengan Novi
64
M. Memiliki pengawai berusia muda, lulusan perguruan tinggi dengan
motivasi dan komitmen yang relatif tinggi (Index komitmen pegawai
74.33 (kondisi kuat)).
N. Memiliki distribution capability yang dapat diandalkan (313 outlet di 24
propinsi)
Dalam sebuah persaingan perusahaan dituntut agar dapat bertahan dalam
persaingan tersebut. Dan dalam mempertahankan keunggulan yang dimiliki, Bank
syariah mandiri melakukan strategi bersaing, diantaranya yaitu :
1). Peningkatan pelaku perbankan syariah - Persaingan merebut pangsa pasar &
SDM
a) Ekspansi bisnis di atas pertumbuhan pasar.
b) Penguatan market intelligence
c) Peningkatan paket remunerasi.
d) Perekrutan pegawai berkualitas.
2). Growth pembiayaaan di tahun 2008 dengan fokus pada UMKM.
a) Penyaluran pembiayaan direct & indirect melalui kantor cabang
b) Optimalisasi Divisi Pembiayaan Konsumer
3). Perebutan dana konsumer
a) Sinergi outlet BM-BSM dalam bentuk pembukaan KLS diharapkan tetap
diteruskan
b) Pembukaan jaringan KCP, KK, payment point di kota besar
4). Infrastruktur IT (hardware dan core banking) tidak memadai lagi
memfasilitasi proses dan pengembangan usaha.
65
a) Implementasi core banking baru.
2. Memilih Keunggulan Bersaing Yang Tepat
Andaikan sebuah perusahaan cukup beruntung karena menemukan
beberapa potensi keunggulan bersaing. Perusahaan itu sekarang harus memilih
beberapa keunggulan tersebut sebagai dasar untuk membangun strategi
positioningnya4.
Dan strategi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri dalam menentukan
keunggulan yang dapat ditampilkan untuk bersaing adalah dengan cara fokus pada
dana konsumer melalui program “Grab”, fokus pada pembiayaan UMKM,
meningkatkan fee based income, sinergi outlet dengan BM (KLS) wilayah
Jakarta, menambah outlet dan rencana penambahan modal dari BM.
3. Mengkomunikasikan dan Menyampaikan Posisi Yang Telah Dipilih
Setelah memilih suatu posisi, bank syariah mandiri harus mengambil
langkah-langkah yang mantap untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan
posisi yang dikehendaki kepada nasabah sasaran. Semua usaha bauran pemasaran
bank syariah mandiri harus mendukung startegi positioning tersebut.
Dan dalam mengkomunikasikan keunggulan yang dimiliki, setiap
perusahaan seharusnya menentukan pula strategi yang tepat untuk
mengkomunikasikan keunggulannya kepada para konsumen. Oleh karena itu,
bank syariah mandiri mempunyai strategi-strategi dalam mengkomunikasikan
keunggulan yang dimilikinya baik brand, product, maupun layanan kepada
4Philp Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran edisi ke-9. P.T.Indeks
Gramedia,Jakarta, h.313
66
konsumen, yaitu dengan melakukan kegiatan lomba, sebarkan surat, buka gerai,
presentasi, iklan local, pasang spanduk dan kunjungi prospek.
67
B. SIKLUS PERTUMBUHAN
BSM:
PERTUMBUHAN ASSETS BANK SYARIAH MANDIRI(Miliar Rp)
1.622
3.422
6.869
8.272
9.55410.227
447 607 933
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Feb-07
D. PENENTUAN POSISI BANK SYARIAH MANDIRI DIBIDANG
INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH
Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perbankan syariah
akibat adanya kenaikan harga minyak dunia serta krisis keuangan yang bermula dari
permasalahan subprime mortgage telah mengganggu stabilitas sistem keuangan, baik
di negara-negara maju maupun negara berkembang. Selain itu kreasi-kreasi transaksi
keuangan yang cenderung memiliki tingkat spekulasi tinggi mengakibatkan
keterpurukan sistem keuangan konvensional sehingga berdampak ke dalam resesi
ekonomi global. Krisis keuangan yang terjadi secara global telah memberikan imbas
negatif terhadap ketahanan sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang pada level tertentu juga mempengaruhi perkembangan industri perbankan
68
syariah. Namun demikian, walaupun menghadapi tekanan yang cukup berarti,
industri perbankan syariah masih memiliki daya tahan sangat baik dengan dapat
meningkatkan fungsi intermediasi perbankan syariah yang terus berjalan efektif
sebagaimana tercermin dari komposisi aset yang didominasi pembiayaan kepada
sektor riil terutama sektor usaha kecil dan menengah dengan rasio FDR mencapai
103,64%.
Daya tahan bank syariah yang dapat pula dilihat dari terjaganya indikator
kinerja dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang relatif rendah. Disamping itu,
eksposur pembiayaan perbankan syariah yang masih didominasi oleh pembiayaan
pada aktivitas perekonomian domestik turut berperan dalam memperkuat daya tahan
perbankan syariah dari imbas krisis keuangan global. Sepanjang 2008, akses
masyarakat terhadap manfaat (value) yang ditawarkan produk dan atau layanan
perbankan syariah juga terus meningkat seiring dengan peningkatan jaringan
operasional. Kebijakan yang ditempuh dalam pengembangan perbankan syariah
secara umum masih mengacu pada cetak biru pengembangan perbankan syariah yang
pada tahun 2008 difokuskan pada upaya memperkuat struktur industri sebagai bagian
dari tahap kedua implementasi cetak biru. Selain itu kebijakan yang ditempuh juga
diarahkan untuk mengantisipasi tantangan maupun dinamika yang dihadapi
perbankan syariah guna mempertahankan momentum pertumbuhannya.
Daya tahan dan kinerja usaha perbankan syariah Indonesia pada tahun
2008 telah diuji dengan berbagai krisis yang mengganggu stabilitas sistem
keuangan nasional. Krisis keuangan global harus diakui telah memberikan
dampak buruk kepada perekonomian Indonesia sebagaimana pengaruhnya yang
telah meluas ke seluruh dunia. Namun demikian, perbankan syariah nasional
69
masih memiliki daya tahan yang baik. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras para
stakeholders perbankan syariah serta realitas sistem perbankan syariah masih
relatif rendah tingkat integrasinya dengan sistem keuangan global. Di samping itu,
hasil analisis juga menunjukkan bahwa kegiatan operasional perbankan syariah
masih berada dalam kondisi baik yang tercermin dari pertumbuhan volume usaha
selama tahun 2008 yang masih cukup tinggi yaitu mencapai 35.6%. Kondisi ini
tentunya harus dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Salah satu hal penting
yang perlu dilakukan dalam kaitan ini adalah implementasi Good Corporate
Governance dan juga Risk Based Supervision dari sisi pengawasan. Pada tahun
mendatang, Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan telah merumuskan kebijakan
pengembangan yang selain bertujuan untuk memperluas pasar perbankan syariah,
juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan industri perbankan syariah dalam
mendukung kestabilan sistem keuangan, sekaligus menjadi stimulus pertumbuhan
ekonomi di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih belum kondusif. Untuk
itu dibutuhkan peran serta seluruh stakehoders dalam melakukan berbagai upaya
mempercepat pengembangan dan meningkatkan ketahanan perbankan syariah yang
pada akhirnya dapat berperan untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat
Indonesia secara luas.
Selama tahun 2008, Sebesar 31,5% atau mengalami penurunan
dibandingkan pertumbuhan tahun 2007 sebesar 35,5%. Penurunan ini dipengaruhi
oleh trend kenaikan suku bunga perbankan. Sementara kegiatan penyaluran dana
oleh perbankan syariah melalui berbagai bentuk akad pembiayaan masih berjalan
optimal, dengan laju pertumbuhan sebesar 36,7% atau sama dengan laju
pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan sepanjang 2007. Laju pertumbuhan
70
pembiayaan tersebut telah diikuti dengan kinerja pembiayaan yang sedikit
membaik dengan NPF sebesar 3,95% cenderung menurun dibanding tahun 2007.
Kurang kondusifnya kondisi ekonomi berdampak pada menurunnya profitabilitas
perbankan syariah yang ditunjukkan oleh cenderung menurunnya return on asset
(ROA) mencapai 1,57% pada 2008 dibandingkan tahun 2007 dengan ROA
sebesar 1,78%.
E. Perbandingan Umum BSM dengan Bank Syariah lain
Hingga akhir 2007 aset perbankan syariah baru mencapai Rp30 triliun,
tumbuh 31% dibandingkan tahun sebelumnya. DPK mencatat kenaikan 30%
menjadi Rp28,3 triliun, sedangkan pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp29,3
triliun atau naik 26%5. Dibandingkan dengan bank-bank konvensional, perbankan
syariah relatif masih kecil baik dari sisi aset, DPK, pembiayaan maupun laba.
Data per September 2007 diatas menunjukkan untuk industri perbankan syariah,
BSM masih menduduki peringkat pertama dalam hal aset, DPK dan pembiayaan.
Sementara laba diraih oleh BMI. Pertumbuhan paling besar dalam kurun waktu
satu tahun pada periode yang sama diduduki oleh Bank Danamon Syariah sebesar
83%. Disusul oleh BII Syariah dengan pertumbuhan aset sebesar 68,22%. Bank
Danamon juga menjadi pemenang untuk pertumbuhan tertinggi DPK, yakni
sebesar 156,68%. Danamon Syariah bisa dibilang cukup agresif dalam inovasi
produk maupun menciptakan fitur-fitur baru. Contohnya adalah produk Dirham
Card yang diluncurkan baru-baru ini. Sampai akhir tahun 2007 sudah ada 8.000
pemegang Dirham Card dengan total transaksi mencapai Rp17 miliar. Tak hanya
5 Lihat grafik 5-8
71
itu, Bank Danamon juga mengalami pertumbuhan paling tinggi dalam hal
pembiayaan yaitu 112,5%.
Pertumbuhan aset dan DPK BSM berada dikisaran 30% bersaing tipis
dengan BMI dengan kisaran pertumbuhan aset dan DPK 20-25%. Posisi laba
tahun 2007 masih dipegang oleh BMI (Rp162,68 miliar), sementara pertumbuhan
laba tertinggi diraih oleh Bank Mega Syariah (BMS) mencapai 246,32%. BSM
meraih pertumbuhan laba mencapai 115,76% sementara BMI hanya mencapai
pertumbuhan sebesar 23%. Bank Mega Syariah (BMS) juga mencatat
pertumbuhan yang pesat. Asetnya tumbuh 33,40% dari 2006 hingga 2007. DPK-
nya juga tumbuh 36,19% dari Rp1,55 miliar menjadi Rp2,11 miliar. Sementara,
Bank Bukopin Syariah yang mencatat rugi pada bulan September 2007,
dipenghujung tahun 2007 mencatat laba senilai Rp80 miliar (laba sebelum pajak).
72
Grafik 5.
Perbandingan Aset Beberapa Bank Syariah
8.898.07
0.371.33
1.80
0.15
11.54
9.72
2.04 2.41
0.49 0.391.000.67 0.25 0.64
0.441.15
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.007.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin
Rp
trili
un
2006 2007
Grafik 6.
Perbandingan DPK Beberapa Bank Syariah
7.57
6.35
0.170.98
1.55
0.10
9.86
7.98
1.492.11
0.30 0.240.220.40
0.310.510.180.44
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin
Rp
trili
un
2006 2007
Ket: DPK terdiri atas giro, tabungan dan deposito berjangka
73
Grafik 7. Terkait: BMI Dan Takaful Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002
Perbandingan Pembiayaan Beberapa Bank Syariah
7.236.51
0.171.07
1.56
0.13
9.27
8.21
1.60 1.98
0.41 0.320.960.36 0.16 0.50
0.41
1.14
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin
Rp
trili
un
2006 2007
Grafik 8.
Perbandingan Laba (Rugi) Beberapa Bank Syariah
60.59
132.45
6.50 9.80
28.71
9.58
130.74
162.68
99.43
6.92 5.25-1.88-4.46
11.8712.72 15.4312.87
7.94
-20.00
0.00
20.0040.00
60.00
80.00
100.00
120.00140.00
160.00
180.00
BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin
Rp
mili
ar
2006 2007
Ket: laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak
74
Market Share
BSM35.27%
Lainnya64.73%
2Lainnya58.54%
BSM41.46%
BSM39.65%Lainny
a60.35%
Lainnya63.05%
BSM36.95%
Lainnya63.82%
BSM36.18%
PEMBIAYAAN
ASET DPKDes-07 Okt-08Des-07 Okt-08
Des-07 Okt-08
Lainnya
64.35%
BSM35.65
%
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi Positioning yang diterapkan Bank Syariah Mandiri cabang
Tangerang adalah dengan melakukan identifikasi keunggulan untuk
bersaing, dan memposisikan produknya dengan memberikan layanan
terbaik, kepercayaan, serta kemudahan kepada para nasabah. Dalam hal
ini Bank Syariah Mandiri juga melakukan diferensiasi terhadap layanan,
citra, produk sehingga memberikan nilai lebih kepada konsumen
dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing. Selain itu Bank
Syariah Mandiri juga melakukan diferensiasi terhadap layanan yang
menyertai produknya yaitu melalui sistem pelayanan yang berdasarkan
standar pelayanan BSM dan memberikan layanan jasa keuangan yang
mudah, cepat dan aman serta memberikan layanan konsultasi terhadap
nasabah yang membutuhkan keterangan terhadap produk-produk bank
syariah mandiri.
Dan strategi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri dalam
menentukan keunggulan yang dapat ditampilkan untuk bersaing adalah
dengan cara fokus pada dana konsumer melalui program “Grab”, fokus
pada pembiayaan UMKM, meningkatkan fee based income, sinergi outlet
dengan Bank Mandiri (KLS) wilayah Jakarta, menambah outlet dan
rencana penambahan modal dari Bank Mandiri. Sedangkan strategi dalam
78
mengkomunikasikan keunggulan yang dimilikinya, Bank Syariah Mandiri
melakukannya dengan cara melakukan kegiatan lomba, sebarkan surat,
buka gerai, presentasi, iklan local, pasang spanduk dan kunjungi prospek.
B. Saran
1 kepada pihak BSM untuk selalu meningkatkan profesionalitas dan
manajemen perbankan yang islami dengan senantiasa meningkatkan skill
IPTEK dan IMTAQ, sehingga BSM yang berlandaskan syariat Islam
benar-benar eksis dan senantiasa mejunjung tinggi etika Islam.
2. lebih gencar dalam mensosialisasikan produk-produk BSM kepada
masyarakat dan juga memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
produk-produk tersebut, karena masih banyak masyarakat yang awam
dengan istilah-istilah yang digunakan dalam perbankan syariah.
3. tidak hanya terpaku pada pola fikir yang mengedepankan masalah halal-
haram, bunga-riba dalam mengenalkan kepada masyarakat, tetapi berusaha
untuk menonjolkan hal-ha yang universal dan popular dimasyarakat.
Karena sebagian masyarakat Indonesia bukanlah syariah loyalis, tetapi
masyarakat nasional yang memperhitungkan keuntungan dan kerugian
dalam menabung, meminjam uang atau menggunakn produk dan jasa pada
Bank Syariah. Bagi masyarakat rasional, yang terpenting adalah imbal
hasil yang menarik dan keuntungan-keuntungan lainnya, seperti ;
pelayanan yang memuaskan, teknologi yang canggih, keamanan, jaringan
yang luas, dalam kemudahan akses.
79
4. menjaga kepercayaaan dan keterbukaan anatara Bank dan Nasabah,
serta selalu terbuka untuk menerima input dari nasabah dan jalin
kerjasama dengan instiuisi-instuisi Islam sepeti kampus dan lembaga-
lembaga islam lainnya.
5. melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan senantiasa
meningkatkan kualitas produk dan terus meningkatkan kualitas pelayanan
yang berorientasi pada nasabah dengan selalu mengedepankan kepada
kepuasan pelanggan / nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
A. B. Susanto dan Himawan Wijanarko. Power Branding: membangun merek
unggul dan organisasi pendukungnya, Jakarta : PT. Mizan Publika,
2004
Algaoud, Latifa M. dan Mervyn K. Louis, Perbankan Syariah "Prinsip Dan
Praktek ", Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001
Al-qur’an dan terjemahannya, semarang : CV. Wicaksana, 1994
Amirullah dan Sari budi Candika, manejemen stratejik, Yogyakarta: Graha
Ilmu,2002, Cet. Ke-1
Anshori, Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung : Mizan,
1990
A. Perwataatmadja, H. Karnaen dan H. Muhammad Syafi’i Antonio. M. Ec, Apa
Dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1992
Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan Dan
Prospek, Jakarta: Alvabet 1999
Arikunto, Ny. Suharsini, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
PT. Bina Aksara, 1985, cet.2.
Aziz, Amin, Mengembangkan Bank Islam Di Indonesia, Jakarta: Bangkit, 1992
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002)
Diana Yumanita, Ascarya, Bank Syariah, Jakarta: Bank Indonesia 2005
Direktorat Perbankan syariah. Arah Kebijakan Dan Perkembangan Perbankan
Syariah Nasional, Jakarta: Bank Indonesia, 2004
Drs. Zainul Arifin, MBA, Perkemabangan Bank Islam Di Indonesia.
(Http://Www.Tazkia Online.Com)
Eksistensi Bank Syariah Dalam Perbankan Nasonal, Jakarta: Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial Dan Kemasyarakatan, 2002, Vol. no 2 Januari-Juni
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi dibidang Pendidikan, Yogyakarta :
Gadjah Mada Universitas Press, 2000, Cet. Ke-1
Hari Purnomo, Setiawan dan Zuelkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah
Konsep pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekkonomi UI, 1999
Isnam Yusanto, M,. dan M. Widjaja Kusuma, Manajemen Strategi Perspektif
Syariah, Jakarta : Khairul Bayan, 2003, cet. Ke-1
Jackie Ambadar, Miranty, Abiding dan Yanti isa. ,mengelola merek, Jakarta :
YBKM, 2007
Kardiman, A. M., Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta : Pron Hallindo, t. t
Karim, Adiwarman, Bank Islam; analisis fiqih dan keuanga, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007, ed. Ke-3
Kotler, Philip dan A. B. Susanto, manajemen pemasaran di Indonesia , Jakarta :
Salemba Empat, 2001
Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Jakarta: kalam Mulia, 1995
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, manajemen pemasaran jasa, Jakarta :
Salemba Empat, 2006
Nadratuzzaman Hosen, M., dkk, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, Jakarta:
PKES, 2008
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, Bandung :
Pustaka Setia
Siagian, Sondang, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi, Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986, Cet. Ke-2
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Rosda Karya, 1996
Rahmat, Jalaluddin, metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1999, cet. 7
Sri Wahyudi, Agustinus, manajemen strategic pengantar proses berfikir strategic,
Jakarta: Bina rupa Aksara, 1996, Cet. Ke-1
Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia,
2003
Sumitro, Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga
Suwarsono, Manajemen Strategik ; konsep, alat analisa, dan konteks, jogjakarta :
UPP AMP YKPN, 1994, cet. 1
Terkait: BMI Dan Takaful Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002
Syafi’I Antonoi, Muhammaf, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani Press, 2001
Tjiptono, Fandi. Pemasaran Jasa, Jakarta : Bayu Media Publishing, 2007
Uchana Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 1999