strategi positioning bank syariah mandiri cabang tangerang

94
STRATEGI POSITIONING BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Yayah Tazriyah NIM: 105053001841 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.

Transcript of strategi positioning bank syariah mandiri cabang tangerang

STRATEGI POSITIONING BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Yayah Tazriyah

NIM: 105053001841

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “STRATEGI POSITIONING BANK SYARIAH MANDIRI

CIMONE-TANGERANG” telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta Juni 2010. Skripsi ini telah diterima

sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S 1) pada jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, Juni 2010

Panitia Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Drs. Wahidin Saputra, MA Dra. Halimah, M.Ag. NIP: 19700903 199603 1 00 1 NIP: 19590413 199603 2 001

Anggota Penguji I Penguji II Dr. M. Idris Abd Shomad, MA Drs. M. Sungaidi, MA.. NIP: 19610725 200003 1 00 1 NIP: 9600803 199703 1 006

Pembimbing,

Noor Bekti Negoro, SE, S.TP, M.Si,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya itu bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 Juni 2010

Yayah Tazriyah

KATA PENGANTAR

bissmillahirrahmanirrohim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Allhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Dzat yang Maha Mengatur,

Allah SWT. Tuhan semesta alam yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang

dikehendakinya dan menyesatkan orang-orang yang mengingkari kebenaran. Akhirnya, jerih

payah dan kesabaran menanti kepastian yang telah digoreskan oleh Sang Sutradara kehidupan

telah terjawabkan. Tanpa keridhoan -Nya, mimpi ini tak pernah jadi kenyataan.

Untaian shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada pemimpin kita, pemimpin

yang sejati, pemimpin yang abadi, pemimpin dunia akhirat, yakni Nabi Muhammad Saw.

Di pengantar skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan. MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah, terima

kasih atas masukan dan idenya ketika penulis hendak menyusun skripsi ini.

3. Bapak, H. Mulkannasir, BA. S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

4. Bapak Noor Bekti Negoro, SE, S.TP, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk

mendiskusikan tentang penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA dan Drs. H. Mahmud Djalal, MA selaku penguji yang

telah memberikan kritik dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Orang tua tercinta; Ayahanda H. Husen dan Ibunda Hj. Umyanah. Terima kasih yang

tulus, rasa ta’dzim dan hormat penulis haturkan atas Kesabaran, nasehat, dan kasih

sayang yang tak pernah berhenti sampai kapanpun..

7. kakak dan adikku tercinta, Nurhasanah, Ahmad, dan Umairi. Thanks atas persaudaraan

yang indah ini.

8. Suamiku tercinta, Win Al Farisi. Terimakasih yang tak ada habisnya atas semua

bimbingan, pengorbanan, keikhlasan dan dukungan kepada penulis.

9. Hilya, anakku termanis. Kamulah semangat terbesar bunda dalam menjalani hidup ini. I

Love You!

10. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan

ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.

11. Seluruh Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas

12. Seluruh Staff Bank Syariah Mandiri, terutama kepada Bapak Ilham Setiadi, Ibu Novi, Ibu

Zikra dan Bapak jefri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan masukan

dan data yang diperlukan penulis

13. Teman-teman Manajemen Dakwah angkata 2005 terutama sahabatku Amy, Nur, Nisa,

Lifah, Very, Nada, Ainul. Thanks atas semangat yang selalu kalian berikan, akhirnya

penulis bisa menyusul kalian untuk meraih kesuksesan bersama.

14. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara

moril maupun materiil yang tidak bisa penulis satu-persatu.

Semoga apa yang kita laksanakan senantiasa bermanfaat bagi kita kelak.

Semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, dan harapan kita semua senantiasa

mendapatkan pahala setimpal dari Allah SWT, dan semua angan dan cita-cita dapat tercapai

sempurna. Amien.

Jakarta, 15 Juni 2009

Penulis

KATA PENGANTAR

bissmillahirrahmanirrohim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Allhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Dzat yang Maha Mengatur,

Allah SWT. Tuhan semesta alam yang memberi petunjuk kepada orang-orang yang

dikehendakinya dan menyesatkan orang-orang yang mengingkari kebenaran. Akhirnya, jerih

payah dan kesabaran menanti kepastian yang telah digoreskan oleh Sang Sutradara kehidupan

telah terjawabkan. Tanpa keridhoan -Nya, mimpi ini tak pernah jadi kenyataan.

Untaian shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada pemimpin kita, pemimpin

yang sejati, pemimpin yang abadi, pemimpin dunia akhirat, yakni Nabi Muhammad Saw.

Di pengantar skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan. MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah, terima

kasih atas masukan dan idenya ketika penulis hendak menyusun skripsi ini.

3. Bapak, H. Mulkannasir, BA. S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

4. Bapak Noor Bekti Negoro, SE, S.TP, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk

mendiskusikan tentang penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA dan Drs. H. Mahmud Djalal, MA selaku penguji yang

telah memberikan kritik dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Orang tua tercinta; Ayahanda H. Husen dan Ibunda Hj. Umyanah. Terima kasih yang

tulus, rasa ta’dzim dan hormat penulis haturkan atas Kesabaran, nasehat, dan kasih

sayang yang tak pernah berhenti sampai kapanpun..

7. kakak dan adikku tercinta, Nurhasanah, Ahmad, dan Umairi. Thanks atas persaudaraan

yang indah ini.

8. Suamiku tercinta, Win Al Farisi. Terimakasih yang tak ada habisnya atas semua

bimbingan, pengorbanan, keikhlasan dan dukungan kepada penulis.

9. Hilya, anakku termanis. Kamulah semangat terbesar bunda dalam menjalani hidup ini. I

Love You!

10. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan

ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.

11. Seluruh Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas

12. Seluruh Staff Bank Syariah Mandiri, terutama kepada Bapak Ilham Setiadi, Ibu Novi, Ibu

Zikra dan Bapak jefri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan masukan

dan data yang diperlukan penulis

13. Teman-teman Manajemen Dakwah angkata 2005 terutama sahabatku Amy, Nur, Nisa,

Lifah, Very, Nada, Ainul. Thanks atas semangat yang selalu kalian berikan, akhirnya

penulis bisa menyusul kalian untuk meraih kesuksesan bersama.

14. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara

moril maupun materiil yang tidak bisa penulis satu-persatu.

Semoga apa yang kita laksanakan senantiasa bermanfaat bagi kita kelak.

Semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, dan harapan kita semua senantiasa

mendapatkan pahala setimpal dari Allah SWT, dan semua angan dan cita-cita dapat tercapai

sempurna. Amien.

Jakarta, 15 Juni 2009

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7

D. Metodologi penelitian .............................................................. 8

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II TEORI TENTANG STRATEGI, POSITIONING DAN

BANK SYARIAH

A. Teori Strategi

1. Pengertian Strategi ................................................................ 14

2. Tahapan-tahapan Strategi..................................................... 16

a. Perumusan Strategi ......................................................... 16

b. Implementasi Strategi...................................................... 17

c. Evaluasi Strategi ............................................................. 20

B. Teori Positioning

1. Pengertian Positioning .......................................................... 21

2. Ciri-ciri positioning............................................................... 23

3. langkah langkah positioning ................................................. 24

C. Bank Syariah

i

ii

1. Pengertian dan Sejarah Bank Syariah .................................. 26

2. Tujuan dan Prinsip Bank Syariah.......................................... 31

3. Produk-Produk Bank Syariah................................................ 33

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri ............................... 42

B. Visi, Misi, dan Budaya Organisasi........................................... 45

C. Struktur Organisasi .................................................................. 48

D. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ................................... 49

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Positioning Bank Syariah Mandiri ............................. 61

1. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Yang Mungkin ... 62

2. Memilih Keunggulan Bersaing Yang Tepat ...................... 65

3. Mengkomunikasikan Posisi yang telah dipilih ................. 65

B. Siklus Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri............................. 66

C. Penentuan Posisi BSM Dibidang industri Perbankan Syariah. 67

D. Perbandingan Umum BSM dengan Bank Syariah Lain........... 69

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN............................................................................................... 77

SARAN- SARAN............................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini semakin pesatnya arus teknologi dan informasi telah

mempengaruhi banyak hal seperti kebutuhan, gaya hidup, dan keinginan yang

semakin meningkat dan beragam. Kondisi ini membuat produsen memilki

peluang bisnis, di mana mereka saling berlomba untuk memasarkan suatu

produk sejenis dengan keunggulan dan merek berbeda dari pesaingnya.

Sehingga kemudian alternative suatu produk sejenis yang ditawarkan dan

dipasarkan menjadi lebih beragam. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi

semakin teliti dalam menerima dan menyeleksi informasi yang mereka

terima. Juga secara tidak langsung membuat tantangan yang dihadapi pemasar

menjadi lebih kompetitif dalam memasarkan produknya, terutama dalam

menciptakan suatu brand image (citra merek) yang kompetitif berdasarkan

persepsi konsumen.

Positioning membukakan kunci strategis mendobrak pasar.

Bagaimanapun pasar adalah hakim yang paling berkuasa untuk menilai kinerja

organisasi. Padahal seperti kita ketahui dinamika pasar berlandaskan kepada

persepsi pelanggan. Konsekuensinya akan tergantung kepada dinamika

persepsi konsumen. Jika dalam strategi korporat ditekankan bagaimana

membentuk dan menyampaikan keunggulan kompetitif, maka strategi merek

2

menekankan kepada bagaimana positioning keluaran organisasi (produk atau

jasa) agar bersemayam di tempat yang tepat dalam persepsi konsumen.

Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran

yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar

dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation

analysis). Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi

ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi

ajang pertempuran. Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu

masyarakat yang over komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu

menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan

kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan

pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar

‘positioning’ tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam

pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena

pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah

dipilih untuk disimpan.

Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai

benteng terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat

menyaring, menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila

ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami

kesulitan untuk merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam

3

melakukan reposisi. Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam

usaha ‘memaku mati’ pesan di dalam pikiran seseorang adalah sama sekali

bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri.

Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain.

Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam

upaya menemukan suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam

pikiran seseorang.

Pembidikan pasar menentukan pesaing perusahaan. Perusahaan

harus meneliti posisi pesaing dan memutuskan posisinya yang terbaik.

Penentuan posisi (positioning) adalah tindakan untuk merancang citra

perusahaan serta nilai yang ditawarkan sehingga pelanggan dalam suatu

segmen memahami dan menghargai kedudukan perusahaan dalam kaitannya

dengan pesaing. Tugas penentuan posisi terdiri dari tiga langkah: mengenali

keunggulan bersaing yang mungkin untuk dimanfaatkan, memilih yang paling

tepat dan secara efektif mengisyaratkan kepada pasar tentang posisi yang

dipilih perusahaan. Strategi penentuan posisi produk perusahaan kemudian

akan memungkinkan perusahaan beranjak ke langkah berikutnya, yaitu

merencanakan strategi pemasaran bersaingnya. Penentuan posisi dapat

dikelompokkan menjadi penentuan posisi menurut nilai, menurut pesaing,

menurut manfaat, menurut penggunaan, menurut pemakai, menurut kategori

produk, dan menurut atribut.

4

Dalam hal ini, setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap

hidup berkembang dan mampu bersaing. Maka setiap perusahaan selalu

menetapkan dan menerapkan suatu strategi dan cara pelaksanaan kegiatan

pemasaran yang dilakukan diarahakan untuk dapat mencapai sasaran

perusahaan.

Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi di era

globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing di

dunia bisnisnya. Salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan agar mampu

bertahan adalah dengan menerapkan suatu penempatan (positioning) antara

produk suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dengan melakukan

penempatan (positioning) produk, suatu produk akan membentuk citra produk

tertentu di benak konsumen.

Dunia perbankan pada saat ini merupakan salah satu urat nadi

perekonomian sebuah Negara. Tanpa bank, dapat dibayangkan bagaimana

sulitnya menyimpan dan mengirim uang, memperoleh tambahan modal usaha

atau melakukan transaksi perdagangan internasional secara efektif dan aman.

Pada kenyataannya dunia perbankan mengalami banyak sekali

perkembangan, salah satunya yaitu dengan munculnya konsep perbankan baru

yaitu sistem perbankan syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil.

Terhadap perkembangan banyak kalangan yang belum mengerti tentang

perbedaan system perbankan syariah dan konvesional serta bagaimana system

itu berjalan. Masyarakat umum atau awam menganggap perbankan

konvensional dan perbankan syariah itu sama. Namun kenyataan strategi yang

5

berbeda dengan Bank konvensional yaiu straegi yang berlandaskan Syariat

Islam.

Pada tahun 2005 saat tejadi krisis moneter banyak bank-bank

konvensional besar maupun kecil mengalami kebagkrutan tetapi pada saat itu

bank syariah dapat bertahan. Sejak itu pula bank syariah berkembang. Saat ini

bank yang beroperasi bank syariah dan bank konvensional. Persaingan yang

sehat adalah persaingan yang akan membawa suatu perusahaan menjadi lebih

baik, dimana Allah SWT. Berfirman

كونوات أينما الخيرات فاستبقوا موليها هو وجهة ولكل آل على الله إن جميعا الله بكم يأت

١٤٨)شيء قدير (١٤٨)

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja

kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS: Al-Baqarah 148)

Bank secara umum merupakan perusahaan yang menyediakan jasa

keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, dimana funsinya sebagai lembaga

intermediary antara masyarakat yang membutuhkan dana dan masyarakat yang

kelebihan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh

karena bank berfungsi sebagai perantara keuangan , maka dalam hal ini factor

kepercayaan dari masyarakat merupakan factor utama dalam menjalankan bisnis

perbankan. Strategi positioning dihadapkan pada berbagai upaya untuk

6

mendapatkan kepercayaan dan menjaga kepercyaan tersebut, sehingga dapat

memperoleh simpati dari para calon nasabahnya.

Bisnis perbankan di Indonesiadi era tahun 1960-an dan 1970-an

merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, kesan bank masih angker, bank

tidak perlu mecari nasabah tetapi nasabahlah yang mencari bank. Kemudian di

era tahun 1980-an dan tahun 1990-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik,

karena di era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Bahkan dengan

keluarnya fakto 88 dan UU no.7 tahun 1992, perbankan di Indonesia tumbuh

subur dan banyak perbankan baru berdiri.

Untuk itulah, maka bagi suatu perusahaan jasa keuangan seperti

bank Syariah Mandiri, hendaknya menyusun konsep pemasaran yang strategis

yang dapat menyelaraskan turbulensi lingkungan yang ketat akan persaingan

dengan sasaran, strategi dan program pemasaran yang sesuai dengan syariah.

Semua itu dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dengan resegmentation,

retargeting, dan repositioning. Tujuan pokok startegi, segmentasi, targeting dan

positioning adalah memposisikan suatu merek dalam benak konsumen

sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif jika

produk / jasa tersebut menawarkan atribut-atribut determian (yang penting dan

dinilai unik oleh pelanggan). Untuk itu langkah pertama yang harus adalah

melakukan segmentasi pasar secara cermat.

Segmentasi mengacu pada pengelompokkan ulang pasar,

retargeting memperbaharui pembiodikan pasar sasaran (target market),

7

sedangkan repositiong berusaha membentu citra baru yang jelas , beda dan

unggul secara relative disbanding dengan bank-bank yang lainnya.

Pembentukan brand image ini merupakan hal yang sangat penting bagi suatu

perusahaan untuk tetap tumbuh dalam persaingan, sehingga mampu menarik

minat beli konsumen / nasabah bahkan dapat mempertahankan nasabah yang

sudah memberi kepercayaan terhadap Bank Syariah Mandiri.

Berdasarkan uraian tersebut, kajian dalam skripsi ini akan lebih

focus kepada masalah, “Strategi Positioning Bank Syariah Mandiri

Cabang Tangerang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penulisan penelitian ini dibatasi pada perumusan permasalahan

mengenai strategi positioning Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang.

Dengan demikian dalam penulisan ini dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. bagaimana strategi positioning yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri

Cabang tangerang?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi positioning pada Bank Syariah Mandiri

Cabang Tangerang

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis: Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi

untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang baik kepada

8

mahasiswa agar mengetahui konsep strategi positioning pada Bank

Syariah Mandiri.

b. Manfaat Praktis: Memberikan suatu kontribusi berupa wawasan

keilmuan mengenai strategi positioning pada Bank Syariah Mandiri.

c. Manfaat perusahaan Bank Syariah Mandiri: Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan

strategi positiong.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian cara atau strategi menyeluruh untuk menentukan

atau memperoleh data yang diperlukan.1 Dalam hal penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan penelitian

yang menghasilkan data deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk

menggambarkan secara terperinci fenomena-fenomena tertentu dan kemudian

menganalisisnya, serta menginterpresentasikannya melalui data yang

terkumpul.2

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri Cabang

Tangerang, yang didalamnya terdapat pengurus atau pengelola, staff dan

karyawan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.

1 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Social, (Bandung: Rosda Karya, 1996) h. 9 2 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi ( Bandung : Remaja Rosda Karya,

1999) cet. VII, h.24

9

b. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Strategi

Positioning Bank Syariah Mandiri Cabang Tagerang.

3. Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yanmg penulis gunakan untuk

memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian adalah :

a. Study perpustakaan (Lubrary Reseach)

Merupakan data primer dalam penulisan ini. Dengan metode ini

penulis memperoleh data dari beberapa literaturetertulis, baik dari buku-buku,

majalah, surat kabar, jurnal, makalah, artikel dan semua literature yang

berkaitan dengan peulisan ini.

b. Study Lapangan (Field Research)

Yaitu dengan mendatangi perusahaan yang bertujuan untuk

mendapatkan sumberdata primer yang meliputi teknik pengumpulan data yang

menggunakan:

c. Wawancara,

Yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab dan bertatap muka antara penanya dengan responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara), guna

mendapatkan data-data mengenai strategi positioning pada bank syariah mandiri.

Dalam teknik wawancara ini, penulis memberikan pertanyaan kepada staf Bank

Syariah Mandiri yang disiapkan secara terstruktur berkenaan dengan data-data

yang dibutuhkan dalam proses penulisan ini.

10

d. Observasi Secara Langsung,

Yaitu dengan melakukan pengamatan dan meninjau secra langsung

serta mencatat data-data yang akan diteliti.

e. Dokumentasi,

Yaitu dengan mengambil data-data dan informasi yang tersedia di

Bank Permata Syariah yaitu berupa brosur, naskah, buku dan sebagainya yang

berkaitan dengan masalh penelitian.

4. Teknik Analisa Data

Setelah data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini terkumpul. Maka

langkah selanjutnya adalah mengelola dan menganalisis data tersebut. Data yang

terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu data yang terkumpul disusun

dan dilaporkan yang sebelumnya diklasifikasi menurut urutan pembahasan dan

pada akhirnya diambil kesimpulan.3

Adapun teknik penulisan dan transliterasi yang digunakan berpedoman

pada buku pedoman penulisan karya ilmiyah(skripsi,tesis, dan disertasi) yang

disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Jakarta

Press, Tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusuan skripsi ini telah dilakukan tinjauan pustaka oleh

penulis pada Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, namun ternyata tidak ada

mahasiswa/I sebelumnya yag menul dalam masalah yang hampir sama atau

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1985) cet, Ke-2. h.140.

11

menyerupai dengan judul yang akan penulis buat. Oleh karena itu, tidak ada

data yang tentang skripsi mahasiswa/I atau buku yang disusun oleh seseorang

yng sama atau hampir sama dengan maslah tersebut diatas.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan penulisan dalam pembahasan skripsi ini,

maka penulis menuangkannya dalam sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 : membicarakan hal-hal bersifat teknis operasional untuk melangkah

pada bab-bab selanjutnya yang mencangkup latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II :TINJAUAN TEORI

Bab ini penulis mengkaji secara teoritis mengenai strategi,

pengertian strategi, tahapan strategi, perumusan strategi,

implementasi strategi ,evaluasi strategi, positioning, pengertian

positioning, ciri-ciri positioning, langkah-langkah dalam

positioning, bank Syariah, pengertian dan sejarah Bank Syariah,

tujuan dan prinsip Bank Syariah, produk-produk Bank Syariah.

BAB III : merupakan gambaran umum mengenai Bank Syariah Mandiri

yang terdiri dari Sejarah singkat dan perkembangan Bank Syariah

Mandiri, Visi dan misi Bank Syariah Mandiri, Struktur organisasi,

Produk-produk Bank Syariah Mandiri.

12

BAB IV : Merupakan pembahasan inti yang akan menjawab dari perumusan

masalah yang telah ditentukan yang meliputi temuan dan analisis

Strategi Positioning yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri

Cabang Tangerang yang meliputi :cara mengenali keunggulan-

keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hugungan

dengan pesaing, cara memilih keunggulan – keunggulan yang kuat

atau menonjol, cara menyampaikan itu secara efektif kepada

target pasar, siklus pertumbuhan Bank syariah Mandiri, penentuan

posisi Bank Syariah Mandiri dibidag industry perbankan syariah,

perbandingan umum BSM dengan bank syariah lain.

BAB V : merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran

sebagai sumbangan ide penulis untuk melengkapi kekurangan yang

ada ditambah dengan harapan-harapan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi

Dari segi etimologi, kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu

stratogos yang berasal dari kata stratogos yang berarti militer Ag, yang berarti

memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan general ship atau sesuatu

yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan

musuh dan memenangkan perang1. Sehingga tidak mengherankan jika pada awal

perkembangannya istilah strategi digunakan dan populer dilingkungan militer.

Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan strategi berkembang untuk

semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan

agama.2

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan

sebagai kiat cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi3.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian dari strategi :4

a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk

melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai

1Setiawan Hari Purnomo dan Zuelkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep

pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekkonomi UI, 1999), h.8 2Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka

Setia), h. 76 3Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

dengan Ilustrasi dibidang Pendidikan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet. Ke-1, h.147

4Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 1092

15

b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh

dalam perang dalam kondisi yang menguntungkan

c. Tempat yang baik menurut siasat perang

d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai strategi penulis mengedepankan

pengertian strategi yang dikemukakan beberapa pakar diantaranya :

a. menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai

dengan tuntutan perubahan lingkungan5.

b. Menurut Onong Uchana, Strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.6

c. Menurut Prof. Dr. A. M. Kardiman, Strategi adalah penentuan

tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu

perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan

mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk

mewujudkan tujuan tersebut.7

d. Menurut Dr. Fuad Anshori mengatakan bahwa “dalam pengertian

dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan

suatu persaingan. Pesaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk

merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga

5 Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

(Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986), Cet. Ke-2, h. 17 6Onong Uchana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1999), h. 32 7A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Pron Hallindo, t. t), h. 58

16

manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik

adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan antara

kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.8

2. Tahapan-tahapan strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael, bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputar

dalam lingkaran. Organisasai yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan

tertentu.

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan

tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan

kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi

alternative, memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga

ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau

melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi

kerangka kerja, diantaranya:

1) Tahap in put (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi

sebagai masukan awal. Dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.

2) Tahap pencocokan

8Fuad Anshori, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990), h.

40

17

Proses yang dilakukan ialah memfokuskan pada menghasilkn strategi

alternative yang layak dengan memadukan factor-faktor eksternal dan

internal.

3) Tahap keputusan

Menggunakan ancaman teknik setelah diproses dari input secara

sasaran dalam mengevaluasi strategi alternative yang diidentifikasi dalam

tahap 2 (dua).

Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan tujuan artinya

peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar.

b. Implementasi Strategi

setelah para manajer memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah

berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahp

pelaksanakan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan

kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya

komitmen dan kejasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan

analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.

Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya

manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme

kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya perusahaan dan organisasi.9

1). Penetapan Struktur Organisasi

Manajemen strategi menentukan bahwa strategi dan struktur organisasi

yang digunakan perusahaan haruslah sesuai atau cocok. Intiya pinjaman harus

9 M. Isnam Yusanto dan M. Widjaja Kusuma, Manajemen strategi perspektif syariah,

(Jakarta : Khairul Bayan, 2003), cet. Ke-1,h.92

18

meneliti secara cermat struktur organisasi yang sedang berjalan dan bertanya

apakah perusahaan memiliki organisasi yang tepat untuk mendukung.strategi

tersebut.

Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip yaitu “Struktur follous

strategy” yang berarti struktur organisasi harus dibentuk mendukung agar

penerapan strategi yang telah dibuat dapat lebih efektif. Jika suatu saat strategi

diubah maka perusahaan wajib untuk mengubah atau menyesuaikan struktur

organisasinya.10

Untuk mendapatkan struktur organisasi yang paling efektif adalah harus

disesuaikan dengan tuntunan strategi organisasi, karena desain struktur organisasi

erat kaitannya dengan kegiatan dan sumber daya pentingorganisasi. Jika struktur

organisasi sesuai dengan perubahan yang diusulkan didalam strategi, dan itu

menunjukan organisasi dalam kondisi sangat kuat. Namun bila struktur organisasi

tidak sejalan dengan formulasi strategi maka strategi yang telah ditetapkan akan

sulit untuk diimplementasikan sehingga organisasi dalam kondisi yang sangat

lemah.

2). Mekanisme Kepemimpinan

Dalam konteks menejemen strategi, kepemimpinan strategi adalah

kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi, memiliki

visi, mampu mempertahankan fleksibilitas organisasi, dan dapat memberikan atau

10 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategic Pengantar Proses Berfikir Strategic,

(Jakarta: Bina rupa Aksara, 1996), Cet. Ke-1,h.113

19

mendelegasikan kuasa kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategi

yang perlu.11

3). Budaya Organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan sebuah

budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang penting bagi

kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan strategi organisasi. Budaya

dapat menjadi pengikat sekaligus motivator rasa kebersamaan para anggota

organisasi melalui pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan perilaku

dalam berorganisasi.12

Artinya , setiap perusahaan akan membentuk budaya sendiri yang berbeda

dengan organisasi lain. Begitu pula budaya merupakan komponen yang

menyebabkan suatu strategi dapat diimplementasikan pada suatu organisasi,

sementara strategi tersebut tidak dapat diimplementasikan pada organisasi lain

dengan kondisi yang relative sama. Budaya suatu organisasi merupakan sikap dan

nilai-nilai, gaya manajemen dan kebiasaan mengambil keputusan dari orang-orang

yang ada di dalam organisasi.

Oleh sebab itu, budaya suatu organisasi harus tercipta sejak awal

berdirinya organisasi seiring dengan penetapan struktur, visi, misi, tujuan dan

berbagai harapan yang diinginkannya.

11Amirullah dan Sari Budi Candika, Manejemen Stratejik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2002), Cet. Ke-1, h. 165

12 Ibid, h. 172

20

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari dalam strategi ialah evaluasi strategi. 3 (Tiga) macam

aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah13:

1) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi.

Adanya perubahan factor eksternal seperti tindakan yang dilakukan.

Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan. Begitu

pula dengan factor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau aktifitas

implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan)

Menyelidiki penyimpangan dari rencana , mengevaluasi prestasi individual

dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan

criteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan.

Criteria yang meramalkan hasil lebih penting daripada criteria yang

mengungkapkan apa yang telah terjadi.

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan

rencana dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi

yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan.

Tindakan koretif diperlukan bila tindakan atau hasil tindakan tidak sesuai dengan

yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka disitulah

tindakan korektif diperlukan.

13Ibid, h. 104

21

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk kebih

mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi dan

meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal.

Segala tindakan koretif harus konsisten secara internal dan bertanggung

jawab secara social. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini

bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin

berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada

evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai, evaluasi strategi sangat

penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi perlu

untuk organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan pertanyaan dan

asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang

kreatifitas.

B. Konsep Positioning

1. Pengertian Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang tawaran dan

citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (di antara para pesaing)

didalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 2005 : 339). Sehingga dengan

demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan

perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan

untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk

mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam

pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan

22

itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui

perbedaan-perbedaan tersendiri.

Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the

company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target

customer mind”. Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini

dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang di pakai. Dengan kata lain

positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk

mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu

segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen

tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,

dibandingkan dengan pesaingnya

Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar

merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam

menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.

Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam

meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding

pesaing-pesaingnya. Dari definisi di atas terkandung pengertian bahwa

positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning

adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen

mempunyai image yang khusus terhadap produk atau merk produk atau bahkan

terhadap perusahaan.

23

1. Ciri-Ciri Positioning

Apabila kita menawarkan merek yang hanya meliputi merek tunggal, kita

secara langsung dapat mengembangkan strategi kampanye.

Akan tetapi untuk membantu kita menentukan daya saing maka

positioning harus memilki sifat atu cirri-ciri sebagai berikut :(Tom Brannan,2005

:17)

a. Strategis

Positioning harus bersifat strategis, bukan hanya untuk solusi jangka

pendek atau tujuan periklanan.

b. Tulus ikhlas

Bagaimana membuat positioning secara akurat dalam rangka

mengefektifkan biaya karena banyaknya persaingan yang menyerang target kita.

c. Menuntun Pelanggan

Sifat positioning lebih banyak diterapkan pada pasar bisnis dan produk

berteknologi tinggi.

d. Dapat di sampaikan

Suatu produk harus mampu memberikan alas an secara rasional, atau

minimal mendekati rasional, sebelum produk tersebut masuk kepasar.

e. Berlapang dada

Multi produk atau merek perusahaan memilki perbedaan yang cukup

signifikan dengan produk jasa tunggal.

f. Berada di atas

24

Positioning ini sangat berkaitan dengan hirarki tenaga pendukung dipasar.

Positioning perlu memilki kemampuan menangkap pikiran pelanggan. Paling

tidak menagkap sector yang berada di atas.

g. Khusus

Pada tahap ini perlu mencari positioning yang berbeda dari para pesaing.

Pemahaman tentang persaingan merupakan unsur dasar dari pengembangan

positioning.

h. Berkelanjutan

Positioning tidak hanya bersifat sementara, tetapi berkelanjutan sepanjang

waktu. Namun, dalam pemasaran waktu bukanlah hal yang mutlak.Untuk

membangun merek yang kuat diperlukan biaya besar, agar merek bisa tetap

bertahan. Dengan merek yang kuat dan kokoh bisa mengambil keuntungan dari

investasi.

i. Menggerakkan

Positioning harus bisa memotivasi para pelanggan potensial agar lebih

menyukai merek yang kita tawarkan daripada merek pesaing.

j. Katalisator

Positioning yang dilakukan harus bisa memberikan solusi kreatif dan bisa

memainkan peranannnya sebagai katalisator.

2. langkah langkah Positioning

Menurut Kotler dan Amstrong ( 2001 : 270 ), ada tiga langkah dalam

menentukan strategi positioning, yaitu :

a. mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin

25

Konsumen memilih produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

apabila produk dan jasa tersebut memberikan nilai tambah dan terbaik bagi

mereka. Kunci untuk memenangkan dan mempertahankan konsumen adalah

memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Perusahaan mendiferensiasikan tawaran pasarnya menurut lima dimensi :

produk , pelayanan , personalia , dan citra. ( Kotler , 2005 , 350 )

1). Diferensiasi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan

, diminta , dicari , dibeli , digunakan , atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan ( Fandy Tjiptono , 1995 ;76 )

2). Diferensiasi Jasa

Jika produk fisik tidak mudah di diferensiasi, kunci keberhasilan dalam

persaingan terletak pada penambahan jasa atau pelayanan yang menambah nilai

serta perbaikan mutu produk fisik tersebut ( Kotler , 2005 :354 )

Yang menjadi dasar diferensiasi pelayanan adalah :

a). Kemudahan pemesanan

kemudahan pemesanan mengacu pada seberapa mudah pelanggan dapat

melakukan pemesanan keperusahaan , seperti penggunaan jasa internet , telepon ,

alat cetak computer , dll.

b). Pengiriman ( Dilevery )

pengiriman mengacu pada seberapa baik produk atau jasa diserahkan pada

pelanggan. Hal ini mencangkup kecepatan , ketepatan , dan perhatian proses

pengiriman.

26

c). Pemasangan ( Installation )

pemasangan mengacu pada pekerjaan yang dilakukan untuk membuat

produk tertentu beroperasi dilokasi yang direncanakan.

d). Pelatihan Pelanggan ( Customer Training )

pelatihan pelanggan mengacu pada pelatihan para pegawai pelanggan untk

menggunkan peralatan dari penjual secara tepat dan efisien.

e). Konsultasi Pelanggan ( Customer Consulting )

Konsultasi pelanggan mengacu pada pelayanan data , system informasi ,

dan saran yang diberikan penjual pada pembeli.

f). Pemeliharaan dan Perbaikan ( Maintenance and Repair )

Yaitu merupakan program pelayanan prusahaan untuk membantu

pelanggan , menjaga agar produk yang dibeli oleh konsumen senantiasa dalam

kondisi kerja yang baik.

g). Pelayanan Lain –lain

Perusahaan dapat menemukan berbagai cara untuk mendiferensiasikan

jasa atau layanan bagi pelanggan seperti : garansi produk , pemeliharaan secara

gratis.

C. Konsep Bank Syariah

1. Pengertian dan Sejarah Bank Syariah

Istilah lain yang dugunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank Syariah.

Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang

27

berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah

mempunyai pengertian yang sama.14

Dalam Ensiklopedi Islam, Bank Islam berarti "Lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran

serta pengedaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip

syariat Islam".

Sedangkan menurut Amin Aziz, Bank Syariah (Islam) merupakan lembaga

perbankan yang sistem operasinya berdasarkan syariat Islam. Hal ini dipertegas

dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang

perbankan Bab 1 pasal 1 ayat 3 disebutkan, Bank Syariah adalah bank umum

yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 15

Jauh sebelum lahirnya Bank Syariah, sistem Profite Sharing (bagi hasil)

seperti Mudhorobah dan Musyarokah dipastikan sudah ada sebelum datangnya

Islam. Di Timur Tengan Pra-Islam, kemitraan-kemitraan bisnis yang berdasarkan

atas konsep Mudhorobah telah berjalan berdampingan dengan konsep pinjaman

sistem bunga sebagai cara untuk membiayai berbagai aktivitas ekonomi. Setelah

kedatangan Islam, transaksi keuangan berbasis bunga dilarang dan semua dana

harus disalurkan atas dasar profit sharing. Teknik kemitraan bisnis dengan

menggunakan prinsip Mudhorobah, dipraktekkan sendiri oleh Nabi Muhammad

SAW ketika bertindak sebagai Mudhorib (wakil atau pihak yang dimodali) untuk

istrinya Siti Khodijah. Sementara Khalifah yang ke-dua, Umar bin Khattab

14 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait: BMI Dan Takaful Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 5

15Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam Di Indonesia, (Jakarta: Bangkit, 1992), h.1

28

menginvestasikan uang anak yatim pada para saudagar yang berdagang di jalur

perdagangan antara Madinah dan Irak.16

Kemitraan-kemitraan bisnis berdasarkan profite sharing yang sederhana

semacam itu berlanjut dengan bentuk yang sama sekali tidak berubah selama

beberapa abad, tetapi tidak berkembang menjadi sarana untuk investasi berskala

luas yang membutuhkan pengumpulan dana besar-besaran dari banyak penabung

perorangan meskipun menurut Mazhab Hanafi, bisa saja memperluas kemitraan

Mudhorobah dengan mengikuti bentuk sederhana itu. Perkembangan tidak terjadi

sampai bermunculannya institusi-institusi keuangan Islam.

Pada masa selanjutnya beberapa eksperimen awal untuk perbankan Islam

berlangsung di Melayu pada pertengahan tahun 1940-an. Di Pakistan pada akhir

tahun 1950-an, melalui jamaah Islami pada tahun 1969 Egypt's Mit Gamar Seving

Banks (1963-1967). Akan tetapi perbankan Islam tersebut tidak bertahan lama

beroperasi, seperti Bank Pakistan bubar setelah beroperasi dua tahun saja.

Sedangkan di Mesir Mit Gamar ditutup pada pertengahan tahun 1967 karena

beberapa alasan dan operasionalnya diambil alih Bank Nasional Mesir dengan

berdasarkan bunga. Satu-satunya institusi Islam yang bertahan pada periode awal

adalah Nasser Sosial Bank (Mesir) dan Tabungan Haji (Malaysia).

Diawal tahun 1970-an dibentuk OKI yang antara lain diprakarsai oleh

almarhum Raja Faizal dari Arab Saudi yang juga menyarankan tiap negara Islam

agar mendirikan Bank Islam. Berdirinya OKI mendorong terbentuknya Islamic

16Latifa M. Algaoud dan Mervyn K. Louis, Perbankan Syariah "Prinsip Dan Praktek ",

(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001), h. 14

29

Develeopment Bank (IDB) pada tahun 1975 yang dianggap sebagai pemicu

tumbuhnya Bank Islam di manca Negara dengan pesat.17

Walaupun pada awal perkembangannya banyak yang menentang

perkembangan Bank Syariah, akan tetapi perkembangan Bank Syariah di dunia

terus menunjukkan angka yang sangat signifikan. Adapun perkembangan Bank

Syariah secara keseluruhan di dunia pertahun 2000 adalah sebagai berikut :

lembaga yang didirikan sebanyak 176 Lembaga Keuangan Syariah (LKS), total

asset yang dimiliki sebanyak $147,7 billiun, jumlah modal sebesar $7 billiun.

Sedangkan penyebaran LKS di dunia kurang lebih 30 Negara Timur Tengah, Asia

Selatan, Asia Tenggara, USA, Eropa dan Rusia.18

Berkembangnya Bank-bank Syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke

Indonesia. Secara historis perkembangan perbankan syariah di Indonesia tidak

terlepas dari perkembangan dan kemajuan perbankan syariah internasional, serta

perkembangan dinamika pemikiran dan upaya dari para ulama, ahli ekonomi baik

secara individual maupun institusional. Pada periode 1980-an, diskusi mengenai

Bank Syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Keberadaan Bank

Syariah di Indonesia telah melalui proses yang panjang.

Baru setelah pemerintah mengeluarkan paket kebijaksaan 27 oktober 1988

(Pakto 1988) umat Islam banyak yang mendirikan Bank-bank Islam. Awal mula

berdirinya perbankan syariah modern di Indonesia dapat dicatat pada waktu

pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mardhatillah dan BPR Berkah

17 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan Dan Prospek,

(Jakarta: Alvabet 1999), h.12 18Eksistensi Bank Syariah Dalam Perbankan Nasonal, (Jakarta: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial

Dan Kemasyarakatan, 2002), Vol. no 2 Januari-Juni, h.174

30

Amal Sejahtera pada awal 1991 di Bandung yang di prakarsai oleh ISED (Institute

for Shariah Economic Development), kemudian pada bulan November 1991

berdiri Bank Muamalat Indonesia (BMI) di Jakarta. Gagasan pembentukan Bank

Syariah Nasional tersebut terkait erat dengan pokok pemikiran yang dihasilkan

loka karya Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1090 di

Cisarua-Bogor, dengan topik utama "Masalah bunga Bank dan Perbankan". Pokok

pemikiran tersebut akhirnya dibawa dalam kongres tahunan MUI pada tanggal 22-

25 Aguatus 1990 yang menyetujui penyusunan cetak biru pendirian Bank Umum

Syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI).19

Dalam rangka pemberian landasan hukum bagi beroperasinya perbankan

syariah, dalam undang-undang No.7/1992 dimuat tentang perbankan dengan

prinsip bagi hasil yang selanjutnya diatur secara rinci dalam PP No. 72 Tahun

1992 tentang bank dengan prinsip bagi hasil. Berdasarkan UU No. 7/1992 Bank

Syariah dipahami sebagai bank bagi hasil, selebihnya Bank Syariah harus tunduk

pada seluruh peraturan perbankan umum yang berlaku. Pada umumnya peraturan

perbankan umum belum mengakomodir keunikan operasional Bank Syariah,

karena pada saat itu tidak ada peraturan perundangan lainnya yang mendukung

sistem operasonal Bank Syariah. Oleh karenanya manajemen Bank Syariah

cenderung mengadopsi produk-produk perbankan konvensional yang disyariahkan

dengan variasi produk yang terbatas. Akibatnya tidak semua kebutuhan

masyarakat terakomodasi dan produk yang ada tidak kompetitif terhadap semua

produk Bank Konvensional.

19Direktorat Perbankan syariah. Arah Kebijakan Dan Perkembangan Perbankan Syariah

Nasional, (Jakarta: Bank Indonesia, 2004), h. 3

31

Selama lebih dari enam tahun beroperasi, kecuali Undang-undang Nomor 7

Tahun 1992 dan peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1992, praktis tidak ada

peraturan perundang-undangan lainya yang mendukung sistem beroperasinya

perbankan syariah. Ketiadaan perangkat hukum pendukung ini memaksa

perbankan syariah menyesuaikan produk-produknya dengan hukum positif yang

berlaku (yang nota bene berbasis bunga/konvensional), di Indonesia. Akibatnya

ciri- ciri Syariah yang melekat padanya menjadi tersamar dan Bank Islam di

Indonesia tampil seperti layaknya Bank Konvensional.

Karena dibatasinya perkembangan Syariah saat itu membuat BMI menjadi

pemain tunggal dipasar dengan sejumlah problema terutama berkaitan dengan

masalah pengelolaan likuiditas dan mitra kerjasama. Sehingga dengan

keterbatasan tersebut selama periode tahu 1992 hingga 1998 hanya berdiri satu

Bank Syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan 78 Bank Pengkreditan

Rakyat Syariah (BPRS) sebagai pelaku perbankan yang terbesar di berbagai kota

di Indonesia.

2. Tujuan dan Prinsip Bank Syariah

a. Tujuan

Dalam perjalan Bank Konvensional dirasakan mengalami kegagalan dalam

menjalani fungsi utamanya yaitu menjembatani antara pemilik modal atau sering

disebut pihak kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, maka di

bentuklah Bank-bank Islam dengan tujuan:

32

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara Islami,

khususnya ber-muamalah dalam perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek

riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar

(tipuan), dimana usaha tersebut dilarang dalam islam juga menimbulkan dampak

negatif terhadap kehidupan ekonomi umat.

2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi, dengan jalan meratakan

pendapatan melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi kesenjangan antara

pemilik modal (orang kaya) dengan yang membutuhkan dana (orang miskin).

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang

berusaha kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada usaha yang produktif,

menuju kemandirian berusaha (berwira usaha)

4) Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah kemiskinan, yang pada

umumnya merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang

berkembang

5) Untuk menjaga kestabilan sistem keuangan pemerintahan

6) Untuk menyelamatkan ketergantungan orang-orang Islam terhadap bank non-

Islam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada di bawah kekuasaan

bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran agamanya secara

penuh, terutama di bidang bisnis dan perekonomiannya.20

b. Prinsip Bank Syariah

Dalam operasinya, Bank Syariah mengikuti aturan-aturan dan norma-norma

Islam, yaitu:

21Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2003),

h. 40-41

33

1) Bebas dari bunga (riba);

2) Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir);

3) Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar);

4) Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil)

Secara singkat empat prinsip di atas bisa disebut anti MAGRIB (Maysir,

Gharar, Riba, dan Bathil).21

3. Produk-produk Bank Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat

dibagi menjadi tiga bagian besar,22 yaitu;

a. Produk Penyaluran Dana (Financing)

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi kedalam empat katagori yang dibedakan berdasarkan

tujuan penggunaannya, yaitu:

1) Prinsip Jual-Beli (Ba'i)

Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).

Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga

atas barang yang dijual.

Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayaran dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:

a) Pembiayaan Murabahah

22Ascarya Diana Yumanita, Bank Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia 2005), h. 4 23Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), ed. Ke-3,

h. 97

34

Murabahah (al-ba'i bi tsaman ajil) lebih dikenal dengan

Murabahah saja. Murabahah berasal dari kata Ribhu

(keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebut

jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,

sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga

beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).

Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka

waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-

beli dan jika telah disepakati dapat berubah selama berlakunya

akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan

cara pembayaran cicilan (Bi Tsaman Ajil).23

b) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual-beli yaitu barang yang diperjual

belikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara

tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. Sekilas

transaksi ini mirip jual-beli ijon, namun dalam transaksi ini

kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti. Dan harga jual dicantumkan dalam

akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah

selama berlakunya akad.24

24Ibid., h. 98 25 M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, (Jakarta: PKES,

2008), H. 114

35

c) Pembiayaan Istishna'25

Produk istishna' menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna' pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam

beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna' dalam Bank

Syariah umumnya di aplikasikan pada pembiayaan manufaktur

dan kontruksi.

Ketentuan umum pembiayaan istishna' adalah spesifikasi

barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu

dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan

dalam akad istishna' dan tidak boleh berubah selama

berlakunya akad.

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada

dasarnya prinsip ijarah sama dengan primsip jual-beli, tapi perbedaannya

terletak pada objek transasksinya. Bila pada jual-beli objek transasksinya

adalah barang, pada ijarah objek transasksinya adalah jasa.

Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang

disewakan kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal

sewa yang diikuti berpindahnya kepemilikan (Ijarah Muntahhiyah

Bittamlik).

26 Ibid., H. 115

36

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil

adalah sebagai berikut:

a) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah

(syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi

adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk

meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-

sama. 26

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama

dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),

kewiraswastaan (enterpreneur-ship), kepandaian (skill),

kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible

asset (seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi

(kredit-worthiness) dan barang-barang lain yang dapat dinilai

dengan uang.

Ketentuan umum pembiayaan musyarakah adalah sebagai

berikut:

i) Semua modal disalurkan untuk dijadikan modal proyek

musyarakah dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik

modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan

usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

27Muhammaf Syafi’I, Antonoi, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001), h. 90

37

ii) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka

waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi

sesuai porsi kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai

dengan porsi kontribusi modal.

iii) Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad.

Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana

tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untu bank.

b) Pembiayaan Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang populer

dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah.

Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu

perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan

kerjasama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari

shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.

Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al-

maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan,

mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab

untuk setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan

sebagai wakil shahib al-maal dia diharapkan untuk mengelola

modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.

38

b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan

dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan

dana masyarakat adalah wadiah dan mudrarabah.27

1) Prinsip Wadia’ah

Prinsip wadia’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang

diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah dhomanah berbeda dengan

Wadi’ah Amanah. Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak

boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam wadi’ah yad

dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta

titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.28

Karena wadi’ah yang diterapkan dalam produk giro perbankan ini juga disifati

dengan yad dhamanah, implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana

nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang, dan bank bertindak sebagai

yang dipinjami.

2) Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan

bertindak sebagai shohib maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudhorib

(pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan murabahah atau

ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharah

kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.

28Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), ed. Ke-3,

h.107 29 Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Jakarta: Kalam Mulia, 1995), H. 368

39

Berdasarkan kewewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip

mudharabah terbagi menjadi dua:

a) Mudharabah muthlaq

b) Mudharabah muqayyad

3) Akad Pelengkap

Seperti yang terjadi pada penyaluran dana, maka dalam pelaksanaan

penghimpunan dana, bisaanya juga diperlukan akad pelengkap. Akad pelengkap

mini juga tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk

memepermudah pelaksaanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan untuk

mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta

pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Salah

satu akad pelengkap yang dapat dipakai untuk penghimpunan dana adalah akad

wakalah.

c. Jasa Perbankan (Service)

Selain melaksanakan fungsinya sebagai intermediarise (penghubung)

antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang

kelebihan dana (surplus unit), Bank Syariah dapat pula melakukan berbagai

pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa

sewa atau keuntungan.

Beberapa bentuk jasa perbankan yang disediakan oleh bank syariah adalah:29

1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

30 H. Karnaen A. Perwataatmadja dan H. Muhammad Syafi’i Antonio.M. Ec, Apa Dan

Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1992), h. 36

40

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier

mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat

ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi resiko kerugian

yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang

berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan

yang berutang.

2) Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran

kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Atas izin bank, nasabah

dapat menggunakan barang tertentu yang digantikan dengan tidak merugikan

nilai dan merusak barang yang digadaikan.

Barang yang digadaikan wajib memiliki kriteria: (i) milik nasabah sendiri, (ii)

jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar, (iii) dapat

dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

3) Qardh

Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan

biasanya dalam empat hal yaitu: (i) sebagai pinjaman talangan haji, (ii) sebagai

pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah, (iii) sebagai pinjaman kepada

pengusaha kecil, (iv) sebagai pinjaman kepada pengurus bank.

4) Perwakilan (Wakalah)

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah

memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan jasa

tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.

41

Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap

hukum. Kusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah ternyata tidak

cukup, maka penyelesaan L/C dapat dilakukan dengan pembiayaan

mudharabah, murabahah, ijarah, slam, atau musyarakah.

5) Garansi Bank (Kafalah)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin

pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah

untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat

pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadia'ah.

BAB 111

GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI

Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama islam, telah muncul

kebutuhan akan adanya bank yang melakukan pelayanan berdasarkan prinsip syariah.

Denagan adanya keinginan tersebut kemudian didukung dengan dikeluarkan UU No.

10 Tahun 1998 tentang perbankan. Sejak adanya undang-undang tersebut maka, pada

bulan November 1998 memberikan peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-

bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank beroperasi

sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang – cabang khusus syariah dan istilah

yang dipakai adalah “ Bank berdasarkan prinsip – prinsip syariah ” atau disebut juga

“ Bank Syariah ”.

Jadi bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip

syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan Al-

Qur’an dan Hadist Nabi.1

A. Sejarah Berdirinya

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis

tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut

1 Karnaen Perwata Atmadja dan M. Syafi’I Antonio. Apa dan Bagaimana Bank Islam, (

Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 1999 ) , h. 1

42

43

menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-

Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah

memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.

Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah

atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan

Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi

berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-

langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank

syariah dengan suntikan modal dari pemilik2.

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31

Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan

nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan

melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan

dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah.

2 Bank Syariah Mandiri, Annual Report. (Laporan Tahunan 2004), h. 8

44

Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti

menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH,

No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8

September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri

diubah menjadi PT Bank Syariah Mandir 3.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan

kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur

Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank

Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank

Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan

hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah

Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank

Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya

kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan

idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara

3 Ibid . , h .9

45

idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT

Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

B. Visi, Misi dan Budaya Organisasi

Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi begitu juga P.T. Bank Syariah

Mandiri dalam menjalankan usahanya memiliki visi dan misi yang merupakan

komitmen bersama untuk mencapai harapan Bank Syariah Mandiri sesuai syariat

Islam.

Adapun visi dan misi P.T. Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut :

1.Visi perusahaan

Visi P.T. Bank Syariah Mandiri adalah ” Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan

Mitra Usaha“

2. Misi Perusahaan

Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa misi, guna memperjelas arah

tujuannya. Misi – misinya adalah :

a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan

mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik.

b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui

sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemukan di

Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan

memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.

c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dan sepenuhnya mengerti

operasional perbankan syariah.

46

d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kerja operasional perbankan dengan

pemanfaatan teknologi mutakhir serta memegang teguh prinsip keadilan,

keterbukaan dan kehati-hatian.

e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat menengah

dan ritel, memperbesar fortopolio pembiayaan untuk skala menengah dan

kecil serta mendorong terwujudnya manjemen zakat, infaq, shodaqoh yang

lebih efektif sebagai cerminan kepedulian social.

f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain,

segenap lapisan masyarakat dan investor asing.

3. Budaya Perusahaan

Selain memilki visi dan misi Bank Syariah Mandiri juga mempunyai budaya

perusahaan karena, Bank Syariah Mandiri merupakan bank yang beroperasi atas dasar

prinsip syariat islam , maka perusahaan ini mempunyai budaya perusahaan yang

mengacu kepada sikap akhlakul karimah ( budi pekerti yang mulia ) yang terangkum

dalam lima sikap dasar yang di sebut SIFAT, yaitu :

a. Shidiq ( Integritas )

Bersikap jujur terhadap diri sendiri, orang lain dan Tuhan Yang Maha Esa.

b. Istiqomah ( konsisten )

Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen , sikap

optimis , pantang menyerah , kesabaran , percaya diri dan bijaksana.

c. Fathonah ( Profesional )

47

Berkarya sesuai keahlian dan kecerdasan , disiplin , mentaati peraturan ,

bekerja keras dan inovatif.

d. Amanah ( Tanggung Jawab )

Terpercaya karena tanggung jawab dan saling menghormati dalam

menjalankan tugas serta melayani mitra usaha dengan baik.

e. Tabligh ( Kepemimpinan )

Kepemimpinan berlandaskan kasih sayang. Bersikap mendidik , membina ,

dan memotivasi pihak lain ( para pegawai dan mitra usaha ) untuk

meningkatkan fungsinya sebagai khalifah di dunia.

48

C. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cimone Tangerang

STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI

CABANG TANGERANG

PKP Hariyanto

Kepala Cabang Iwan Samadi

Manajer Marketing Haris Ibrahim

Account Officer Nuki Shofi jefri

Funding Officer Ardya N

Asistent Marketing Officer Pipit Awal

Officer Gadai Amel

Penaksir Gadai Yuli

BOO Suud

Manajer Operasi Basri Sofyan

Teller Eka Fitri

Customer Service Mirta Echi

CSO Novi

Head Teller Lenni

Accounting Ibnu

Admin Ilham S

Ilma

SDI Umum

Ilham P

Driver Martin

Back Office Syukri

49

D. Produk dan jasa Bank Syariah Mandiri

1. Tabungan Berencana BSM

Adalah tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang

serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai

target pada waktu yang di inginkan, dengan perlindungan asuransi gratis.

2. Tabungan Simpatik BSM

Adalah tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang

disepakati.

3. Tabungan BSM

Adalah tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad akad Mudharabah

Mutlaqoh yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.

4. Tabungan BSM Dollar

Adalah tabungan dalam mata uang dollar yang penariaknnya dan setorannya

dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.

5. Tabungan Mabrur BSM

Adalah tabungan yang bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan

ibadah haji dan umrah.

6. Tabungan Kurban BSM

Adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu nasabah

dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah. Dalam

pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.

50

7. Tabungan BSM Investa Cendekia

Adalah tabungan berjangka yang diperuntukkan untuk masyarakat dalam

melakukan perencanaan keuangan, khususnya perencanaan dana pendidikan bagi

putra/putri.

8. Deposito BSM

Adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan

setelah jangka waktu tertentu yang disepakati.

9. Deposito BSM Valas

Adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan

sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing

10. Giro BSM Euro

Adalah simpanan dalam mata uang euro yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

11. Giro BSM

Adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro atau alat perintah bayar lainnya denagan prinsip

wadiah yad adh-dhamanah.

12. Giro BSM Valas

Adalah simpanan dalam mata uang dollar Amerika yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

13. Giro BSM Singapore Dollar

51

Adalah simpanan dalam mata uang dollar Sinagapore yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.

14. Obligasi BSM

Adalah surat berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan

emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar pendapatan bagi hasil/kupon dan

membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo.

15. BSM Customer Network Financing

Adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah (

agen, dealer, dan sebagainya ) untuk pembelian persediaan barang dari rekanan (

ATMP, produsen, dan sebagainya ) yang menjalin kerja sama dengan bank.

16. Pembiayaan Resi Gudang

Adalah pembiayaan transakasi komersial dari sutu komoditas produk yang

diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang

dibiayai dan bearda dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara

independent.

17. PKPA ( Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya)

Adalah pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya

(PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan

kebutuhan consumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan

kepada koperasi karyawan.

52

18. Pembiayaan Edukasi BSM

Adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan

lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran taun ajaran /semester baru atau

berikutnya dengan akag ijarah.

19. BSM Impian

Adalah pembiayaan consumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank

kepada karyawan tetap perusahan/anggota kopkar yang pengajuannya dilakukan

secara kolektif.

20. Pembiayaan Dana Berputar

Adalah pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan

dananya dapat di lakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

21. Pembiayaan Griya BSM

Adalah pembiyaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai

pembelian rumah tinggal (consumer), baik maupun bekas, dilingkungan developer,

dengan system murabahah.

22. Pembiayaan Griya BSM Optima

Adalah pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya

fasilitas pembiayan tambahan yang dapat di ambil nasabah pada waktu tertentu

sepanjang coverage atas gunanya masi dapat meng-cover total pembiayaannya dan

dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ration nasabah.

53

23. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi

Adalah pembiayaan untuk pemilikan \ pembelian rumah sederhana sehat (RS

sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi uang muka

dari pemerintah, yang ditujukan kepada golongan berpendapatan tetap

(pegawai/karyawan).

24. Pembiayaan Umroh

Adalah pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi

kebutuhan biaya perjalanan umrah, seperti untuk tiket, akomodasi dan persiapan

biaya umrah lainnya dengan akad ijarah4.

25. Pembiayaan Griya BSM DP 0%

Adalah pembiayaan griya BSM tanpa dipersyaratkan adanya uang muka bagi

nasabah, dimana nilai pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga transaksi rumah.

26. . Pembiayaan Mudharabah BSM

Pembiyaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung

oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati5.

27. Pembiayaan Musyarakah BSM

Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan

bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang

disepakati.

4 www.syariahmandiri.co.id/2009/0629, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri; pembiayaan

umrah 5 Laporan tahunan BSM 2008, h. 80

54

28. Pembiayaan Murabahah BSM

Pembiayaan berdasarkan akd jual beli antara bank dan nasabah. Bank

membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga

pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat digunakan

sebagai keperluan usaha (investasi modal kerja) dan pembiayaan consumer.

29. Pembiayaan Talangan Haji BSM

Adalah pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk

menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan

BPIH6.

30. Pembiayaan Dengan Agunan Investasi Terikat BSM

Adalah pembiayaan dengan agunan berupa dana investasi (cash collateral)

dimana pemilik dana (investor) memberikan batasan kepada bank mengenai tempat,

cara dan objek investasinya.

31. Pembiayaan Kepada Pensiunan

Adalah penyaluran fasilitas pembiayaan consumer (termasuk untuk

pembiayaan multi guna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran

dilakukan melalui pemotongan langsung uang pension yang diterima bank setiap

bulan (pension bulanan).

6 www.syariahmandiri.co.id/2009/0629, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri; Pembiayaan

talangan haji BSM

55

32. Pembiayaan Peralatan Kedokteran

Adalah pemberian fasilitas pembiayaan kepada profesional dibidang

kedokteran/kesehatan yang memenuhi persyaratan bank untuk pembelian barang

modal baru atau peralatan penunjang kerja7.

33. Pembiayaan Istishna BSM

Adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang didunakan

untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang (objek istishna), dimana masa

angsuran melebihi peride pengadaan barang (goods in process financing) dan bank

mengakui pendapatan yang menjadi haknya pada peride angsuran, baik pada saat

pengadaan berdasarkan presentase penyerahan barang maupun setelah barang selesai

dikerjakan.

34. pembiayaan dengan skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bitamliik)

Adalah fasilitas pembiayaan dengan skema sewa atas ssuatu objek sewa

antara bank dan nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri dengan

kepemilkikan barang ditangan nasabah.

35. BSM Card

Adalah sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan

pemindah bukuan dana pada ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama, maupun

ATM Bank Card. Selain itu juga kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi

belanja di merchant-merchant yang tersedia di EDC BCA dan EDC Mandiri yang

berlogokan “gunakan BSM Card anda disini”.

7 Laporan tahunan BSM 2008, h. 81

56

36. Sentra Bayar BSM

Adalah layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan pada

pihak ketiga (PLN, Telkom, Indosat, Telkomsel). Layanan sentra bayar dapat

dilakukan dengan setoran uang kas atau debet rekening melalui teller, SMS banking,

atau proses auto debet secara bulanan.

37. BSM mobile Banking GPRS

Adalah layanan perbakan yang berbasis teknologi GPRS telepon seluler

(ponsel) yang memeberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai

transaksi perbankan dimana saja, kapan saja.

38. BSM Net Banking

Adalah layanan bagi nasanbah untuk melakukan transaksi perbankan

(ditentukan bank) melalui jaringan internet dengan sarana computer.

39. Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA)

Adalah layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga

khusus, lembaga keuanga non bank) melalui proses pemindah bukuan di ATM.

40. Pertukaran Valas BSM

Adalah layanan pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau

mata uang asing dengan mata uang asung lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah

Mandiri dengan nasabah.

41. Bank Garansi BSM

adalah janji tertulis yang diberikan bank kepada pihak ketiga, dimana bank

menuayakan sanggup untuk memenuhi kewajiban0kewjiban kepada pihak ketiga

57

dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditentukan pihak yang dijamin

(nasabah) tidak memenuhi kewajibannya.

42. BSM Electronic Payroll

Adalah pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini BSM

secara mudah, aman, fleksibel.

43. SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri)

Adalah gaji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang

mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk membayar kepada

penerima atau order-nya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo

yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan

pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik

oleh penerima atas pnyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM kepada BSM).

44. BSM Letter of Credit

Adalah janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah yang mengikat

Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau

ordernya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik

penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima

atas pnyerahan dokumen.8

8 www.syariahmandiri.co.id/2009/0629, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri; letter of

credit

58

45. BSM SUHC (Saudi Umrah & Haj Card)

Adalah kartu prabayar dalam mata uang Saudi Arabiyah Riyal.

46. Transfer Lintas Negara BSM Western Union

Adalah jasa pengiriman uang/penerimaan pengiriman uang secara cepat (real

time online) yang dilakukan lintas Negara atau dalam satu Negara (domestik)

47. Kliring BSM

Adalah penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya berada

dalam satu wilayah kliring.

48. Inkaso BSM

Adalah penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya berada

dalam satu wilayah kliring atau berada diluar negeri, hasil penagihannya akan

dikredit kerekening nasabah.

49. BSM Intercity Clearing

Adalah jasa penagihan warkat (cek, bilyet giro valuta rupiah) bank diluar

wilayah kliring denagan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan

cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.

50. BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)

Adalah jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota

maupun f). Transfer Dalam Kota (LLG)

Adalah jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring local.

51. Transfer Valas BSM

Transfer valas terdiri dari :

59

a. Transfer keluar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah

bank lain baik dalam maupun luar negeri.

b. Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain ke

nasabah BSM baik dalam maupun luar negeri.

52. Transfer DUIT

Adalah pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia. Saat ini BSM

bekerjasama dengann Merchantade Asia (MTA) Malaysia.

53. Pajak Online BSM

Adalah layanan kepada wajib pajak untuk mebayar kewajiban pajak (bukan

dalam rangka pembayaran pajak import) secara otomatis dengan mendebet rekening

atau secara tunai.

54. Pajak Import BSM

Adalah layanan kepada importir Untuk membayar pajak barang dalam rangka

impor secara on-line sebagai syarat untuk mengeluarkan barangnya dari gudang

kantor bea dan cukai.

55. Referensi Bank BSM

Adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh BSM atas dasar permintaan

dari nasabah untuk tujuan tertentu.

56. BSM Standing Order

Adalah fasilitas kemudahan yang diberikan BSM kepada nasabah yang akan

transaksi financial-nya harus memindahkan dari suatu rekening ke rekening lainnya

60

secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah memberikan intruksi ke Bank

hanya satu kali.

57. BSM Autosave

Adalah layanan pemindah bukuan otomatis antar rekening giro dan rekening

tabungan dengan memelihara saldo tertentu.9

58. Reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang

Adalah reksadana campuran (Mix Fund/ Balanced Fund) berbasis instrument

pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai syariah.

Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga)

kekuatan besar, yaitu: PT. Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi

dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia), Deutsshe Bank (sebagai bank kustodi

reksadana terbesar di Indonesia yang sudah berperan aktif sebagai kutodi reksadana

konvensional maupun syariah) dan BSM (sebagai agen penjual).

59. Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syariah (MITRA Syariah)

Adalah reksadana syariah yang dikeluarkan PT. Mandiri Manajemen Investasi

(MMI). Merupakan jenis reksadana saham (equity fund), yaitu wadah yang digunakan

untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor)untuk selanjutnya

diinvestasikan oleh manajer investasi minimal 80% dari fortofolio Efek Saham

Syariah.

9 Ibid., h.83.

61

60. Bancassurance BSM.

Adalah kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi memasarkan produk

bank dan asuransi atau produk asurasi pada layanan bank. Untuk saat ini produk

bancassurance terdiri dari 2 produk, yakni:

a. Syariah Medika Plus

Produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat berupa

santunan rawat inap dan santunan tunai kepada nasabah BSM.

b. Syariah Investa Link

Produk investasi berbasis syariah yang dilengkapi dengan

perlindungan asuransi dengan manfaat hingga 80% dari premi

tahunan.

61. Layanan Penerimaan Pembayaran Premi Asuransi Tafakul

Adalah layanan yang memberi kemudahan bagi polis asuransi Tafakul untuk

melakukan pembayaran preminya disetiap delivery channel yang dimiliki BSM.

62. BSM Sistem Pembayaran Off Line

Adalah system pembayaran BSM secara off line yang dapat digunakan oleh

institusi yang memiliki pelanggan yang banyak untuk melakukan pembayaran dari

pelnggan institusi di seluruh konter BSM.10

10 Ibid., h.83-84.

62

63

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A.Strategi Positioning Bank Syariah Mandiri Cabang Tangerang

Besarnya potensi pengembangan pasar perbankan syariah di Indonesia,

antara lain tercermin dari jumlah rekening pendanaan di bank konvensional yang

telah mencapai posisi lebih dari 90 juta rekening1. Dengan melihat perkembangan

jumlah rekening di bank syariah yang mencapai posisi 2,8 juta2 rekening, serta

profil masyarakat Indonesia pengguna jasa perbankan yang ada, maka dirasakan

perlunya penyesuaian terhadap strategi penetrasi pasar perbankan syariah,

sehingga pengembangan pasar perbankan syariah dapat dilakukan secara lebih

luas dengan mengedepankan kekhasan bank syariah dari segi sistem dan core-

valuenya yang bersifat terbuka bagi semua golongan masyarakat.

Sebagai sebuah bank persero, Bank Syariah Mandiri menyadari bahwa

dengan strategi yang tepat dan selalu menjalankan prinsip kehati-hatian, Bank

Syariah Mandiri akan terus dapat bersaing dimasa yang datang. Sebagai bank

yang berlandaskan prinsip syariah, Bank Syariah Mandiri terus berupaya untuk

menyediakan produk dan jasa perbankan yang lengkap dan luas. Untuk mencapai

sasaran tersebut, BSM bertekad untuk menyediakan layanan yang

mengidentifikasi kebutuhan nasabah dan menawarkan produk serta pelayanan

yang beragam, serta membina usaha-usaha kecil dan menengah dengan

1 PROSPEKTUS BMI tahun 2008, h. 109 2 Ibid

62

menggunakan teknologi yang muktahir yang tepat guna memperluas jaringan

kerja didalam dan diluar negeri.

Dalam memasarkan jasa perbankan, BSM lebih mengutamakan kepada

pemeliharaan hubungan baik jangka panjang dengan para nasabahnya dan terus

berupaya untuk mendapatkan nasabah-nasabah baru.

Sebagai bank Islam yang lebih mengedepankan pada pembinaan usaha

kecil dan menengah, BSM menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga

pembiayaan syariah, baik ditingkat BPRS maupun diunit simpan pinjam syariah.

1. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Yang Mungkin

Kunci untuk memenangkan dan mempertahankan konsumen adalah

dengan memahami kebutuhan dan proses pembelian mereka secara lebih baik

dibandingkan yang dilakukan oleh pesaing dan memberikan nilai yang lebih

besar. Jika perusahaan dapat memposisikan dirinya dengan memberikan nilai

yang unggul kepada pasar sasaran terpilih, perusahaan itu akan memperoleh

keunggulan bersaing.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, Bank Syariah

Mandiri melakukan identifikasi keunggulan untuk bersaing, dan memposisikan

produknya dengan memberikan layanan terbaik, kepercayaan dan kemudahan.

Layanan yang diberikan Bank Syariah Mandiri berupa layanan yang menyertai

produknya yaitu melalui sistem pelayanan yang berdasarkan standar pelayanan

Bank Syariah Mandiri dan memberikan layanan jasa keuangan yang mudah, cepat

63

dan aman serta memberikan layanan konsultasi terhadap nasabah yang

membutuhkan keterangan terhadap produk-produk bank syariah mandiri3.

Adapun keunggulan lain yang dimiliki bank syariah mandiri diantaranya

yaitu:

A. Memiliki brand capital yang kuat

B. Memiliki tata kelola yang sesuai standard industri

C. Memiliki distribution capability yang dapat diandalkan

D. Memiliki pengolaan data & information system yang telah diakui oleh

lembaga independen

E. Memiliki corporate strategic planning system berbasi balance scorecard

F. Memiliki pegawai berusia muda, lulusan perguruan tinggi, dan

mendapatkan pelatihan perbankan syariah

G. Memiliki nasabah yang berloyalitas tinggi

H. Memiliki Corporate Image yang kuat di bidang UMKM (Indonesia Best

Brand Award (Majalah SWA) & Best Sharia 2008 (Majalah Investor)).

I. Mempunyai tata kelola yang sesuai standar dan team manajemen yang

solid (GCG index menurut BI 98.75 - Patuh).

J. Memiliki SDM di bidang IT yang cukup handal (The Best IT System,

Peringkat ke-6 kategori Financial Perbankan (SWA)).

K. Memiliki corporate strategic planning berbasis Balanced Scorecard.

L. Memiliki nasabah yang berloyalitas tinggi (Penghargaan Indonesian

Syariah Bank Loyalty Index (ISBLI) 2008).

3 Hasil wawancara dengan Novi

64

M. Memiliki pengawai berusia muda, lulusan perguruan tinggi dengan

motivasi dan komitmen yang relatif tinggi (Index komitmen pegawai

74.33 (kondisi kuat)).

N. Memiliki distribution capability yang dapat diandalkan (313 outlet di 24

propinsi)

Dalam sebuah persaingan perusahaan dituntut agar dapat bertahan dalam

persaingan tersebut. Dan dalam mempertahankan keunggulan yang dimiliki, Bank

syariah mandiri melakukan strategi bersaing, diantaranya yaitu :

1). Peningkatan pelaku perbankan syariah - Persaingan merebut pangsa pasar &

SDM

a) Ekspansi bisnis di atas pertumbuhan pasar.

b) Penguatan market intelligence

c) Peningkatan paket remunerasi.

d) Perekrutan pegawai berkualitas.

2). Growth pembiayaaan di tahun 2008 dengan fokus pada UMKM.

a) Penyaluran pembiayaan direct & indirect melalui kantor cabang

b) Optimalisasi Divisi Pembiayaan Konsumer

3). Perebutan dana konsumer

a) Sinergi outlet BM-BSM dalam bentuk pembukaan KLS diharapkan tetap

diteruskan

b) Pembukaan jaringan KCP, KK, payment point di kota besar

4). Infrastruktur IT (hardware dan core banking) tidak memadai lagi

memfasilitasi proses dan pengembangan usaha.

65

a) Implementasi core banking baru.

2. Memilih Keunggulan Bersaing Yang Tepat

Andaikan sebuah perusahaan cukup beruntung karena menemukan

beberapa potensi keunggulan bersaing. Perusahaan itu sekarang harus memilih

beberapa keunggulan tersebut sebagai dasar untuk membangun strategi

positioningnya4.

Dan strategi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri dalam menentukan

keunggulan yang dapat ditampilkan untuk bersaing adalah dengan cara fokus pada

dana konsumer melalui program “Grab”, fokus pada pembiayaan UMKM,

meningkatkan fee based income, sinergi outlet dengan BM (KLS) wilayah

Jakarta, menambah outlet dan rencana penambahan modal dari BM.

3. Mengkomunikasikan dan Menyampaikan Posisi Yang Telah Dipilih

Setelah memilih suatu posisi, bank syariah mandiri harus mengambil

langkah-langkah yang mantap untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan

posisi yang dikehendaki kepada nasabah sasaran. Semua usaha bauran pemasaran

bank syariah mandiri harus mendukung startegi positioning tersebut.

Dan dalam mengkomunikasikan keunggulan yang dimiliki, setiap

perusahaan seharusnya menentukan pula strategi yang tepat untuk

mengkomunikasikan keunggulannya kepada para konsumen. Oleh karena itu,

bank syariah mandiri mempunyai strategi-strategi dalam mengkomunikasikan

keunggulan yang dimilikinya baik brand, product, maupun layanan kepada

4Philp Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran edisi ke-9. P.T.Indeks

Gramedia,Jakarta, h.313

66

konsumen, yaitu dengan melakukan kegiatan lomba, sebarkan surat, buka gerai,

presentasi, iklan local, pasang spanduk dan kunjungi prospek.

67

B. SIKLUS PERTUMBUHAN

BSM:

PERTUMBUHAN ASSETS BANK SYARIAH MANDIRI(Miliar Rp)

1.622

3.422

6.869

8.272

9.55410.227

447 607 933

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Feb-07

D. PENENTUAN POSISI BANK SYARIAH MANDIRI DIBIDANG

INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH

Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perbankan syariah

akibat adanya kenaikan harga minyak dunia serta krisis keuangan yang bermula dari

permasalahan subprime mortgage telah mengganggu stabilitas sistem keuangan, baik

di negara-negara maju maupun negara berkembang. Selain itu kreasi-kreasi transaksi

keuangan yang cenderung memiliki tingkat spekulasi tinggi mengakibatkan

keterpurukan sistem keuangan konvensional sehingga berdampak ke dalam resesi

ekonomi global. Krisis keuangan yang terjadi secara global telah memberikan imbas

negatif terhadap ketahanan sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia

yang pada level tertentu juga mempengaruhi perkembangan industri perbankan

68

syariah. Namun demikian, walaupun menghadapi tekanan yang cukup berarti,

industri perbankan syariah masih memiliki daya tahan sangat baik dengan dapat

meningkatkan fungsi intermediasi perbankan syariah yang terus berjalan efektif

sebagaimana tercermin dari komposisi aset yang didominasi pembiayaan kepada

sektor riil terutama sektor usaha kecil dan menengah dengan rasio FDR mencapai

103,64%.

Daya tahan bank syariah yang dapat pula dilihat dari terjaganya indikator

kinerja dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang relatif rendah. Disamping itu,

eksposur pembiayaan perbankan syariah yang masih didominasi oleh pembiayaan

pada aktivitas perekonomian domestik turut berperan dalam memperkuat daya tahan

perbankan syariah dari imbas krisis keuangan global. Sepanjang 2008, akses

masyarakat terhadap manfaat (value) yang ditawarkan produk dan atau layanan

perbankan syariah juga terus meningkat seiring dengan peningkatan jaringan

operasional. Kebijakan yang ditempuh dalam pengembangan perbankan syariah

secara umum masih mengacu pada cetak biru pengembangan perbankan syariah yang

pada tahun 2008 difokuskan pada upaya memperkuat struktur industri sebagai bagian

dari tahap kedua implementasi cetak biru. Selain itu kebijakan yang ditempuh juga

diarahkan untuk mengantisipasi tantangan maupun dinamika yang dihadapi

perbankan syariah guna mempertahankan momentum pertumbuhannya.

Daya tahan dan kinerja usaha perbankan syariah Indonesia pada tahun

2008 telah diuji dengan berbagai krisis yang mengganggu stabilitas sistem

keuangan nasional. Krisis keuangan global harus diakui telah memberikan

dampak buruk kepada perekonomian Indonesia sebagaimana pengaruhnya yang

telah meluas ke seluruh dunia. Namun demikian, perbankan syariah nasional

69

masih memiliki daya tahan yang baik. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras para

stakeholders perbankan syariah serta realitas sistem perbankan syariah masih

relatif rendah tingkat integrasinya dengan sistem keuangan global. Di samping itu,

hasil analisis juga menunjukkan bahwa kegiatan operasional perbankan syariah

masih berada dalam kondisi baik yang tercermin dari pertumbuhan volume usaha

selama tahun 2008 yang masih cukup tinggi yaitu mencapai 35.6%. Kondisi ini

tentunya harus dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Salah satu hal penting

yang perlu dilakukan dalam kaitan ini adalah implementasi Good Corporate

Governance dan juga Risk Based Supervision dari sisi pengawasan. Pada tahun

mendatang, Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan telah merumuskan kebijakan

pengembangan yang selain bertujuan untuk memperluas pasar perbankan syariah,

juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan industri perbankan syariah dalam

mendukung kestabilan sistem keuangan, sekaligus menjadi stimulus pertumbuhan

ekonomi di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih belum kondusif. Untuk

itu dibutuhkan peran serta seluruh stakehoders dalam melakukan berbagai upaya

mempercepat pengembangan dan meningkatkan ketahanan perbankan syariah yang

pada akhirnya dapat berperan untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat

Indonesia secara luas.

Selama tahun 2008, Sebesar 31,5% atau mengalami penurunan

dibandingkan pertumbuhan tahun 2007 sebesar 35,5%. Penurunan ini dipengaruhi

oleh trend kenaikan suku bunga perbankan. Sementara kegiatan penyaluran dana

oleh perbankan syariah melalui berbagai bentuk akad pembiayaan masih berjalan

optimal, dengan laju pertumbuhan sebesar 36,7% atau sama dengan laju

pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan sepanjang 2007. Laju pertumbuhan

70

pembiayaan tersebut telah diikuti dengan kinerja pembiayaan yang sedikit

membaik dengan NPF sebesar 3,95% cenderung menurun dibanding tahun 2007.

Kurang kondusifnya kondisi ekonomi berdampak pada menurunnya profitabilitas

perbankan syariah yang ditunjukkan oleh cenderung menurunnya return on asset

(ROA) mencapai 1,57% pada 2008 dibandingkan tahun 2007 dengan ROA

sebesar 1,78%.

E. Perbandingan Umum BSM dengan Bank Syariah lain

Hingga akhir 2007 aset perbankan syariah baru mencapai Rp30 triliun,

tumbuh 31% dibandingkan tahun sebelumnya. DPK mencatat kenaikan 30%

menjadi Rp28,3 triliun, sedangkan pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp29,3

triliun atau naik 26%5. Dibandingkan dengan bank-bank konvensional, perbankan

syariah relatif masih kecil baik dari sisi aset, DPK, pembiayaan maupun laba.

Data per September 2007 diatas menunjukkan untuk industri perbankan syariah,

BSM masih menduduki peringkat pertama dalam hal aset, DPK dan pembiayaan.

Sementara laba diraih oleh BMI. Pertumbuhan paling besar dalam kurun waktu

satu tahun pada periode yang sama diduduki oleh Bank Danamon Syariah sebesar

83%. Disusul oleh BII Syariah dengan pertumbuhan aset sebesar 68,22%. Bank

Danamon juga menjadi pemenang untuk pertumbuhan tertinggi DPK, yakni

sebesar 156,68%. Danamon Syariah bisa dibilang cukup agresif dalam inovasi

produk maupun menciptakan fitur-fitur baru. Contohnya adalah produk Dirham

Card yang diluncurkan baru-baru ini. Sampai akhir tahun 2007 sudah ada 8.000

pemegang Dirham Card dengan total transaksi mencapai Rp17 miliar. Tak hanya

5 Lihat grafik 5-8

71

itu, Bank Danamon juga mengalami pertumbuhan paling tinggi dalam hal

pembiayaan yaitu 112,5%.

Pertumbuhan aset dan DPK BSM berada dikisaran 30% bersaing tipis

dengan BMI dengan kisaran pertumbuhan aset dan DPK 20-25%. Posisi laba

tahun 2007 masih dipegang oleh BMI (Rp162,68 miliar), sementara pertumbuhan

laba tertinggi diraih oleh Bank Mega Syariah (BMS) mencapai 246,32%. BSM

meraih pertumbuhan laba mencapai 115,76% sementara BMI hanya mencapai

pertumbuhan sebesar 23%. Bank Mega Syariah (BMS) juga mencatat

pertumbuhan yang pesat. Asetnya tumbuh 33,40% dari 2006 hingga 2007. DPK-

nya juga tumbuh 36,19% dari Rp1,55 miliar menjadi Rp2,11 miliar. Sementara,

Bank Bukopin Syariah yang mencatat rugi pada bulan September 2007,

dipenghujung tahun 2007 mencatat laba senilai Rp80 miliar (laba sebelum pajak).

72

Grafik 5.

Perbandingan Aset Beberapa Bank Syariah

8.898.07

0.371.33

1.80

0.15

11.54

9.72

2.04 2.41

0.49 0.391.000.67 0.25 0.64

0.441.15

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.007.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

13.00

BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin

Rp

trili

un

2006 2007

Grafik 6.

Perbandingan DPK Beberapa Bank Syariah

7.57

6.35

0.170.98

1.55

0.10

9.86

7.98

1.492.11

0.30 0.240.220.40

0.310.510.180.44

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin

Rp

trili

un

2006 2007

Ket: DPK terdiri atas giro, tabungan dan deposito berjangka

73

Grafik 7. Terkait: BMI Dan Takaful Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002

Perbandingan Pembiayaan Beberapa Bank Syariah

7.236.51

0.171.07

1.56

0.13

9.27

8.21

1.60 1.98

0.41 0.320.960.36 0.16 0.50

0.41

1.14

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin

Rp

trili

un

2006 2007

Grafik 8.

Perbandingan Laba (Rugi) Beberapa Bank Syariah

60.59

132.45

6.50 9.80

28.71

9.58

130.74

162.68

99.43

6.92 5.25-1.88-4.46

11.8712.72 15.4312.87

7.94

-20.00

0.00

20.0040.00

60.00

80.00

100.00

120.00140.00

160.00

180.00

BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin

Rp

mili

ar

2006 2007

Ket: laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak

74

Market Share

BSM35.27%

Lainnya64.73%

2Lainnya58.54%

BSM41.46%

BSM39.65%Lainny

a60.35%

Lainnya63.05%

BSM36.95%

Lainnya63.82%

BSM36.18%

PEMBIAYAAN

ASET DPKDes-07 Okt-08Des-07 Okt-08

Des-07 Okt-08

Lainnya

64.35%

BSM35.65

%

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi Positioning yang diterapkan Bank Syariah Mandiri cabang

Tangerang adalah dengan melakukan identifikasi keunggulan untuk

bersaing, dan memposisikan produknya dengan memberikan layanan

terbaik, kepercayaan, serta kemudahan kepada para nasabah. Dalam hal

ini Bank Syariah Mandiri juga melakukan diferensiasi terhadap layanan,

citra, produk sehingga memberikan nilai lebih kepada konsumen

dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing. Selain itu Bank

Syariah Mandiri juga melakukan diferensiasi terhadap layanan yang

menyertai produknya yaitu melalui sistem pelayanan yang berdasarkan

standar pelayanan BSM dan memberikan layanan jasa keuangan yang

mudah, cepat dan aman serta memberikan layanan konsultasi terhadap

nasabah yang membutuhkan keterangan terhadap produk-produk bank

syariah mandiri.

Dan strategi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri dalam

menentukan keunggulan yang dapat ditampilkan untuk bersaing adalah

dengan cara fokus pada dana konsumer melalui program “Grab”, fokus

pada pembiayaan UMKM, meningkatkan fee based income, sinergi outlet

dengan Bank Mandiri (KLS) wilayah Jakarta, menambah outlet dan

rencana penambahan modal dari Bank Mandiri. Sedangkan strategi dalam

78

mengkomunikasikan keunggulan yang dimilikinya, Bank Syariah Mandiri

melakukannya dengan cara melakukan kegiatan lomba, sebarkan surat,

buka gerai, presentasi, iklan local, pasang spanduk dan kunjungi prospek.

B. Saran

1 kepada pihak BSM untuk selalu meningkatkan profesionalitas dan

manajemen perbankan yang islami dengan senantiasa meningkatkan skill

IPTEK dan IMTAQ, sehingga BSM yang berlandaskan syariat Islam

benar-benar eksis dan senantiasa mejunjung tinggi etika Islam.

2. lebih gencar dalam mensosialisasikan produk-produk BSM kepada

masyarakat dan juga memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

produk-produk tersebut, karena masih banyak masyarakat yang awam

dengan istilah-istilah yang digunakan dalam perbankan syariah.

3. tidak hanya terpaku pada pola fikir yang mengedepankan masalah halal-

haram, bunga-riba dalam mengenalkan kepada masyarakat, tetapi berusaha

untuk menonjolkan hal-ha yang universal dan popular dimasyarakat.

Karena sebagian masyarakat Indonesia bukanlah syariah loyalis, tetapi

masyarakat nasional yang memperhitungkan keuntungan dan kerugian

dalam menabung, meminjam uang atau menggunakn produk dan jasa pada

Bank Syariah. Bagi masyarakat rasional, yang terpenting adalah imbal

hasil yang menarik dan keuntungan-keuntungan lainnya, seperti ;

pelayanan yang memuaskan, teknologi yang canggih, keamanan, jaringan

yang luas, dalam kemudahan akses.

79

4. menjaga kepercayaaan dan keterbukaan anatara Bank dan Nasabah,

serta selalu terbuka untuk menerima input dari nasabah dan jalin

kerjasama dengan instiuisi-instuisi Islam sepeti kampus dan lembaga-

lembaga islam lainnya.

5. melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan senantiasa

meningkatkan kualitas produk dan terus meningkatkan kualitas pelayanan

yang berorientasi pada nasabah dengan selalu mengedepankan kepada

kepuasan pelanggan / nasabah.

DAFTAR PUSTAKA

A. B. Susanto dan Himawan Wijanarko. Power Branding: membangun merek

unggul dan organisasi pendukungnya, Jakarta : PT. Mizan Publika,

2004

Algaoud, Latifa M. dan Mervyn K. Louis, Perbankan Syariah "Prinsip Dan

Praktek ", Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001

Al-qur’an dan terjemahannya, semarang : CV. Wicaksana, 1994

Amirullah dan Sari budi Candika, manejemen stratejik, Yogyakarta: Graha

Ilmu,2002, Cet. Ke-1

Anshori, Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung : Mizan,

1990

A. Perwataatmadja, H. Karnaen dan H. Muhammad Syafi’i Antonio. M. Ec, Apa

Dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1992

Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan Dan

Prospek, Jakarta: Alvabet 1999

Arikunto, Ny. Suharsini, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

PT. Bina Aksara, 1985, cet.2.

Aziz, Amin, Mengembangkan Bank Islam Di Indonesia, Jakarta: Bangkit, 1992

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002)

Diana Yumanita, Ascarya, Bank Syariah, Jakarta: Bank Indonesia 2005

Direktorat Perbankan syariah. Arah Kebijakan Dan Perkembangan Perbankan

Syariah Nasional, Jakarta: Bank Indonesia, 2004

Drs. Zainul Arifin, MBA, Perkemabangan Bank Islam Di Indonesia.

(Http://Www.Tazkia Online.Com)

Eksistensi Bank Syariah Dalam Perbankan Nasonal, Jakarta: Jurnal Ilmu-Ilmu

Sosial Dan Kemasyarakatan, 2002, Vol. no 2 Januari-Juni

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan dengan Ilustrasi dibidang Pendidikan, Yogyakarta :

Gadjah Mada Universitas Press, 2000, Cet. Ke-1

Hari Purnomo, Setiawan dan Zuelkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah

Konsep pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas

Ekkonomi UI, 1999

Isnam Yusanto, M,. dan M. Widjaja Kusuma, Manajemen Strategi Perspektif

Syariah, Jakarta : Khairul Bayan, 2003, cet. Ke-1

Jackie Ambadar, Miranty, Abiding dan Yanti isa. ,mengelola merek, Jakarta :

YBKM, 2007

Kardiman, A. M., Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta : Pron Hallindo, t. t

Karim, Adiwarman, Bank Islam; analisis fiqih dan keuanga, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007, ed. Ke-3

Kotler, Philip dan A. B. Susanto, manajemen pemasaran di Indonesia , Jakarta :

Salemba Empat, 2001

Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Jakarta: kalam Mulia, 1995

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, manajemen pemasaran jasa, Jakarta :

Salemba Empat, 2006

Nadratuzzaman Hosen, M., dkk, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, Jakarta:

PKES, 2008

Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, Bandung :

Pustaka Setia

Siagian, Sondang, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi

Organisasi, Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986, Cet. Ke-2

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Rosda Karya, 1996

Rahmat, Jalaluddin, metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1999, cet. 7

Sri Wahyudi, Agustinus, manajemen strategic pengantar proses berfikir strategic,

Jakarta: Bina rupa Aksara, 1996, Cet. Ke-1

Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia,

2003

Sumitro, Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga

Suwarsono, Manajemen Strategik ; konsep, alat analisa, dan konteks, jogjakarta :

UPP AMP YKPN, 1994, cet. 1

Terkait: BMI Dan Takaful Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002

Syafi’I Antonoi, Muhammaf, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema

Insani Press, 2001

Tjiptono, Fandi. Pemasaran Jasa, Jakarta : Bayu Media Publishing, 2007

Uchana Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 1999