SINAR X UNTUK RONTGEN (RADIASI DALAM BIDANG KESEHATAN)

25
MAKALAH PENDAHULUAN ATOM DAN INTI APLIKASI NUKLIR DI BIDANG KESEHATAN “SINAR X SEBAGAI MEDIA RONTGEN” Dosen pengampu: Cecilia Yanuarief, M.Si. Disusun Oleh: 1. Kharina Puspita NH (13620001) 2.Adik Merisa (13620022) 3. Fitroh Merkuri W (13620023) 4.Apriyani (13620035) 5. Karima Soraya Fatjri (13620041) 6. Vicga Arsita (13620044) 1

Transcript of SINAR X UNTUK RONTGEN (RADIASI DALAM BIDANG KESEHATAN)

MAKALAH PENDAHULUAN ATOM DAN INTI

APLIKASI NUKLIR DI BIDANG KESEHATAN“SINAR X SEBAGAI MEDIA RONTGEN”

Dosen pengampu: Cecilia Yanuarief, M.Si.

Disusun Oleh:

1.Kharina Puspita NH

(13620001)

2.Adik Merisa (13620022)

3.Fitroh Merkuri W (13620023)

4.Apriyani

(13620035)

5.Karima Soraya Fatjri

(13620041)

6.Vicga Arsita (13620044)

1

7.Maulina Lutfiyah (13620049)

PROGRAM STUDI FISIKAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA2015

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya

kepada semua makhluk yang ada di muka bumi ini dengan

segala kekuasaan-Nya. Salah satu kenikmatan yang Allah

berikan yaitu penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Sinar X sebagai Media Rontgen”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan

kepada baginda Nabi Muhammad saw yang telah menuntun

umat manusia dari kebodohan hingga menuju ilmu

pengetahuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

Mengingat keterbatasan yang penulis miliki,

penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik

dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun dan untuk perbaikan makalah

yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Yogyakarta, 15 Maret 2015

Pe

nu

3

li

s

4

DAFTAR ISI

Halaman cover........................................................................iKata pengantar......................................................................iiDaftar isi.........................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN1.Latar Belakang.........................

......................................12.Identifikasi Masalah...................

......................................23.Batasan Masalah........................

......................................24.Tujuan.................................

......................................3

BAB II PEMBAHASAN1.Pengertian Sinar X.....................

......................................42.Pemanfaatan Sinar X untuk Rontgen......

......................................43.Tahapan-tahapan dalam Proses Rontgen...

......................................74.Dampak Sinar X Bagi Tubuh..............

.....................................10

5

BAB III PENUTUP1.Kesimpulan.............................

.....................................122.Saran..................................

.....................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................iv

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya

sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk

mencari dan mengembangkan sumber energi baru.

Salah satu alternatif sumber energi baru yang

potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak

dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak

dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah

satu alternatif sumber energi yang layak

diperhitungkan. Isu energi nuklir yang berkembang

saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi

nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk

tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di

Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan

buruk dan menakutkan tentang nuklir dan

pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang

bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas

energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup

sekaligus memberikan solusi atas masalah

kesehatan.

Penemuan Sinar-X untuk Alat Rontgen Pada

tanggal 5 Januari 1896, sebuah surat kabar Austria

7

melaporkan penemuan Röntgen tentang jenis baru

radiasi yang kini disebut sinar-X. Röntgen

dianugerahi gelar kehormatan Doctor of Medicine

gelar dari Universitas Würzburg setelah

penemuannya. Sinar X merupakan pancaran gelombang

elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang

radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi

mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek

sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar-X atau

sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari

radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang

berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer

(mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60

EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis

gambar medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X

adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat

berbahaya.

Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat

digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta

organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan

langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat

awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’.

Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak

yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu

apabila di gunakan secara berlebihan maka akan

dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya,

8

misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak

menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO

RONTGEN’’ secara berlebihan. Meskipun besar

menfaatnya, penggunaan sinar-x harus memperhatikan

prosedur keadaan pasien. Karana daya tembusnya

cukup besar, jaringan tubuh manusia dapat rusak

terkena paparan sinar-x terlalu lama. Oleh karana

itu, pemancaran sinar-x pada pasien diusahakan

sesingkat mungkin.

B. Identifikasi masalah

1. Apakah pengertian sinar X?

2. Bagaimana pemanfaatan sinar X dalam proses

rontgen?

3. Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses rontgen?

4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari

penggunaan metode rontgen bagi tubuh?

C. Batasan masalah

Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dan

mengambang dari tujuan yang semula direncanakan,

maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai

berikut:

1. Pemanfaatan sinar X sebagai aplikasi nuklir

hanya membahas metode rontgen

2. Pembahasan sinar x hanya sebatas pada

pemanfaatannya

9

3. Metode rontgen yang akan dibahas penulis

meliputi tahapan-tahapan rontgen serta dampak

yang ditimbulkan.

D. Tujuan

1. Memahami sinar X

2. Mengetahui pemanfaatan sinar X sebagai aplikasi

nuklir dalam proses rontgen

3. Memahami tahapan-tahapan dalam proses rontgen

4. Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari

penggunaan metode rontgen bagi tubuh

10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sinar X

Sinar-X adalah radiasi elektromagnet dengan

rentang panjang gelombang kurang lebih dari 0,01

hingga 10 nm (energinya kurang lebih dari 100eV

hingga 100keV).Beberapa atom yang membentuk sebuah

kisi dapat memantulkan sinar-X yang dijatuhkan pada

kristal ke semua arah, namun hanya pada satu arah

tertentu, “riak gelombang” yang dihambur akan

berinterferensi secara maksimum sehingga

menghasilkan suatu berkas terpantul. Dalam hal ini,

pantulannya dapat dipandang terjadi pada suatu

bidang yang digambarkan melalui barisan atom-atom

tersebut. (Keadaan ini mirip dengan pemantulan

cahaya dari sebuah cermin—berkas cahaya yang

terpantulkan dapat dipandang terjadi pada sebuah

bidang dengan sudut datang sama dengan sudut

pantul).

Jika berkas sinar-X yang digunakan berpanjang

gelombang tunggal, maka agak sulit bagi untuk

mendapatkan sudut dan himpunan bidang pantul yang

tepat guna mengamati interferensi. Tetapi jika

digunakan berkas sinar-X dengan rentang panjang

gelombang yang kontinu, maka untuk tiap-tiap jarak

11

dan sudut datang, interferensinya akan terjadi bagi

suatu panjang gelombang tertentu, sehingga akan

terjadi suatu pola maksimum interferensi pada sudut-

sudut pantul yang berbeda. Pola maksimum

interferensi tidaklah bergantung pada panjang

gelombang berkas sinar-X yang datang (yang

distribunya kontinu), melainkan pada jarak dan

susunan atom dalam Kristal.1

B. Pemanfaatan Sinar X untuk Rontgen

Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir

adalah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup

beragam mulai dari radiasi untuk diagnostik,

pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan radiasi

sinar-X untuk terapi. 2

Pada awalnya, tidak lama setelah penemuan sinar

X, diketahui bahwa sinar tersebut dapat

mengakibatkan kerusakan pada jaringan manusia.

Karena itu mulailah dilakukan pengobatan kanker

dengan sinar X tanpa dasar pengetahuan patologi

onkologi serta radiobiologi. Pada sebagian besar

pasien terjadi kematian jaringan kanker. Selain itu1 Kenneth Krane, Fisika Modern, UI Press, Jakarta, 2006, hal84-86

2 Bandu, Karmila. 2014. Efek Radiasi Sinar X Pada Anak-Anak. halaman 2

12

jaringan sehat juga mengalami kerusakan yang cukup

hebat sehingga tidak jarang mengakibatkan kematian

pasien. Pada saat itu belum diketahui jenis kanker

apa saja yang dapat diatasi dengan pengobatan sinar

dan mana yang tidak dapat.

Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang

berhubungan dengan penggunaan semua modalitas yang

menggunakan energi radiasi pengion maupun non-

pengion, untuk kepentingan imajing diagnosis dan

prosedur terapi dengan menggunakan panduan

radiologi, termasuk teknik ultrasonografi dan

radiasi radio frekuensi elektromagnetik oleh atom-

atom. Foto radiografi adalah gambaran dua dimensi

dari suatu obyek tiga dimensi dimana gambaran dari

obyek tersebut diproyeksikan pada suatu media

perekam sebagai gambar dua dimensi. 3

Teknik radiografi adalah salah satu teknik

diagnosa dimana sumber sinar X ditembuskan kebagian

tubuh pasien yang akan diperiksa dengan kondisi

penyinaran tertentu. Radiasi sinar X yang akan

tembus akan mempunyai besaran yang berbeda sesuai

dengan daya serap organ-organ tubuh yang akan

ditembusnya. Perbedaan akan besaran tersebut akan

ditangkap oleh film X-ray dan akan membentuk

bayangan laten, gambar laten tersebut setelah3 N Nurfidah, Siti. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap Kesehatan Janin Ibu Hamil Trimester Pertama halaman 1

13

melalui berbagai proses pencucian akan menghasilkan

gambaran foto dari organ yang diperiksa. Untuk

radigrafer pada saat pemotretan harus berada di

belakang tabir atau di ruangan lain yang terproteksi

dari radiasi sinar X. 4

Penggunaan alat sinar X untuk diagnosa dan

pengobatan memerlukan kehati‐hatian karena tingginya

resiko bahaya yang dapat ditimbulkan dari

penggunaannya atau hal lain yang diakibatkan radiasi

ionisasi. Semua jaringan pada hewan dan manusia

peka terhadap radiasi. Penggunaan dosis minimum

dengan nilai yang melebihi batas tertentu dapat

menyebabkan kerusakan atau perubahan pada jaringan

yang terpapar. Jaringan yang sangat rentan terhadap

bahaya radiasi antara lain adalah: kulit, limfatik,

hemopoetik, leukopoetik, glandula mamary, thyroid,

tulang (pada pusat pertumbuhan epifise), epitel

germinal atau gonad. Oleh sebab itu, kehati‐hatian

dalam penggunaan radiasi sangat diperlukan, karena

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggunaan

radiasi sangat besar. Radiasi ionisasi mempunyai

sifat tidak berwujud/tampak, tidak berbau dan tidak

memberikan rangsangan fisik langsung pada objek yang

terpapar. Efek radiasi pada objek yang terpapar

4 Sari, Silvia. 2012. Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi Sinar X Di Unit Kerja Radiologi Rumah Sakit XYZ Tahun 2011halaman 9

14

sangat berbahaya dan bersifat kumulatif dari

penyinaran yang terus menerus. Efek yang sering

muncul antara lain erithema, alergi hingga mutasi

genetik. 5

Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan

cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau

sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau

sinar-x yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka

dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam

tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang

dipasang pada alat bone densitometer tersebut.

Teknik ini bermanfaat untuk membantu mendiagnosis

kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering

menyerang wanita pada usia menopause (matihaid)

sehingga menyebabkan tulang muda patah.

Pemanfaatan radiasi di Indonesia diawasi oleh

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Oleh karena

itu, pemanfaatan sinar-x sebagai radiodiagnostik

bidang kesehatan telah diatur oleh pemerintah dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang

Keselamatan Radiasi Pengion dan Kearnanan Sumber

Radioaktif serta Surat Keputusan Kepala BAPETEN

Nomor 01 IKa- BAPETENIV-99 tentang Ketentuan

Keselamatan Kerja dengan Radiasi Radiografi

5 Tim Penyusun. Bahan Ajar Mandiri Computer ‐ Assisted Instruction(BAM ‐ CIA) Mata Kuliah Radiologi Veteriner (KLV 441/KRP 322) Bagian Bedah dan Radiologi halaman 2

15

rnerupakan sarana penunjang diagnostik yang sudah

berkembang pesat baik di dunia kedokteran manusia

maupun dalam dunia kedokteran hewan yang bertujuan

untuk kesejahteraan. Pemanfaatan sinar-x dalam

radiodiagnostik dunia kedokteran hewan sangat

menunjang dalam penegakkan diagnosa. 6

C. Tahapan-Tahapan dalam Proses Rontgen

Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan

pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar X dalam

mendeteksi kelainan pada berbagai organ tubuh,

diantaranya yaitu pada dada, jantung, abdomen,

ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak, dan

rangka.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan

radiasi sinar X yang sedikit karena tingginya

kualitas film sinar X dan digunakan untuk melakukan

skrinning (deteksi dini dari suatu penyakit) dari

berbagai kelainan yang ada pada organ.

Persiapan sebelum pemeriksaan dengan

menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan sebagai

berikut:

1. Radiografi konvesional tanpa persiapan

6 Ulum Fakhrul Dan Deni Noviana. 2008. Pemanfaatan Radlografi Sebagai Sarana Dlagnostik Penunjang Dalam Dunla Kedokteran Hewan Yang Aman Bagi Hewan, Manusia Dan Lingkungan.halaman 397

16

Yaitu saat anak datang bisa langsung difoto

tanpa melakukan persiapan lainnya. Biasanya ini

untuk pemeriksaan tulang atau toraks.

2. Radiografi konvesional dengan persiapan

Pemeriksaan radiografi konvensional yang

memerlukan persiapan yaitu di antaranya untuk

foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak

diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya

makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih

dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas

memperlihatkan kelainan yang dideritanya.

3. Pemeriksaan dengan kontras.

Yaitu sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke

dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan

lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena.

Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan

selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan

dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai

terputar. Untuk anak yang dicurigai menderita

Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang

disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan

pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus.

Sedangkan untuk anak yang mengalami kelainan

ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan

lewat pembuluh vena atau kandung kemih.

17

Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak

mungkin akan muncul reaksi alergi pada beberapa

anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan,

muntah, tekanan darah turun hingga sesak napas.

Oleh karena itu, alat/obat-obat untuk menangani

kondisi ini harus tersedia di ruang pemeriksaan

yang merupakan bagian dari prosedur standar

pelaksanaan rontgen menggunakan kontras.

Untuk mencegah paparan radiasi, ada

perlengkapan khusus yang digunakan selama proses

berlangsung. Misalnya organ vital anak akan

ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, anaknya

diharuskan memakai pelindung khusus yang disebut

shielding atau apron. Jatuhnya sinar ke tubuh

anak pun harus melewati piranti khusus guna

meminimalisir kemungkinan bahaya radiasi.

Intinya, persiapan matang sudah dipikirkan untuk

memprioritaskan keamanan pasien. 7

Sementara tahapan-tahapan yang harus dilakukan

sebelum melakukan pelaksanaan pemeriksaan rontgen

yaitu:

1. Melakukan informed consent (persetujuan tindakan

medik)

2. Tidak ada pembatasan makanan atau cairan.

7 Nugrahawati, Dewi. 2011. Rontgen, halaman 3

18

3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA

(posterior anterior) dapat dilakukan dengan

posisi berdiri dan foto AP (anterior posterior)

lateral dapat juga dilakukan,baju harus

diturunkan sampai ke pinggang, baju kertas atau

baju kain dapat digunakan dan perhiasan dapat

dilepas, anjurkan pasien untuk tarik nafas dan

menahan nafas pada waktu pengambilan foto sinar

X.

4. Pada jantung foto PA  dan lateral kiri dapat

diindikasi untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk

jantung, perhiasan pada leher harus dilepaskan,

baju diturunkan hingga ke pinggang.

5. Pada abdomen pelaksanaan foto harus dilakukan

sebelum pemeriksaan IVP, baju harus dilepaskan

dan digunakan baju kain/kertas. Pasien tidur

telentang dengan tangan menjauh dari

tubuh,testis harus dilindungi.

6. Pada tengkorak, sebelum pelaksanaan foto,

penjepit rambut harus dilepaskan, kaca mata gigi

palsu sebelum pemeriksaan.

7. Pada rangka bila dicurigai terdapat fraktur

anjurkan puasa, dan imobilisasi pada daerah

fraktur.

19

Tidak seperti foto pada umumnya, foto rontgen

menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya.

Namun, tidak seperti cahaya lampu yang dapat

bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat

dengan mata telanjang.

Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang

harus berada di antara tempat penyimpanan film dan

tabung yang memancarkan sinar X tersebut. Sinar X

ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain

kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam

pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian

yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna

hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar

X akan berwarna putih. 8

8 http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

20

Gambar 1. Proses rontgen dengan sinar X

D. Dampak sinar X bagi tubuh

Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia,

tetapi penggunaan secara berlebihan kepada sinar-X

dapat menyebabkan :

Pemusnahan sel-sel dalam tubuh

Perubahan struktur genetik suatu sel

Penyakit kanker basah

Kesan-kesan buruk seperti rambut rontok

Kulit menjadi merah dan berbisul

Keguguran pada perempuan hamil

Leukimia

Luka permukaan yang dangkal

Kerusakan kulit (skin demage)

Epilasi (epilation)

Kuku rapuh (brittleness of nails) 9

9 http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-4.htm

21

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sinar X adalah radiasi electromagnet dengan

rentang panjang gelombang kurang lebih dari 0.01

hingga 10 nm. Beberapa atom dapat memantulkan

sinar X yang dijatuhkan pada kristal membentuk

pola maksimum interferensi (titik) pada plat foto

yang pola tersebut tidak bergantung pada panjang

gelombang sinar X melainkan pada jarak dan

susunan atom dalam kristal.

2. Pemanfaatan sinar X untuk rontgen adalah salah

satu dari pemanfaatan sinar X di bidang kesehatan

untuk keperluan diagnosa penyakit baik pada

manusia maupun hewan

3. Dalam proses rontgen, persiapan yang dilakukan

sebelum melakukan pemeriksaan dengan menggunakan

sinar rontgen dapat dibedakan menjadi tiga macam

yaitu, Radiografi konvensional tanpa persiapan,

Radiografi konvensional dengan persiapan dan

pemeriksaan dengan kontras. Sedangkan tahapan-

tahapan yang harus dilalui pasien sebelum

melakukan rontgen yaitu yang pertama harus

melakukan informed consent, dan mematuhi peraturan

yang ada yaitu melepas semua benda yang ada di

sekitar bagian tubuh yang akan di rontgen.

22

4. Penggunaan sinar rontgen atau sinar x yang

berlebihan berpengaruh pada tubuh manusia,

diantaranya dapat menyebabkan pemusnahan sel-sel

dalam tubuh, luka, leukimia, kerusakan kulit.

B. SARAN

Mengingat manfaat yang diperoleh dari proses

rontgen bagi manusia, maka diperlukan terobosan

untuk mengurangi dampak-dampak yang ditimbulkan.

Penulis mengharapkan agar generasi muda dapat

menyempurnakan aplikasi nuklir pada prosesrontgen

sehingga dampak negatif dapat dikurangi bahkan

dihilangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada

proses rontgen adalah tahapan-tahapannya. selain itu

kondisi tubuh pasien juga perlu diperhatikan. Pasien

tidak boleh terlalu lama dan terlalu sering terpapar

sinar X karena dapat memberikan dampak negatif

seperti yang dijelaskan dalam makalah.

23

DAFTAR PUSTAKA

Bandu, Karmila. 2014. Efek Radiasi Sinar X Pada Anak-Anak.Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar

Kenneth, Krane. 2006. Fisika Modern. Jakarta: UI Press

Nugrahawati, Dewi. 2011. Rontgen http://dewinugrahawati.blog.uns.ac.id/files/2011/05/tugas-fisling-pdf.pdf diakses tanggal (15 Maret 2015 pukul 09.50 WIB)

Nurfidah, Siti. 2014. Pengaruh Sinar-X Terhadap KesehatanJanin Ibu Hamil Trimester Pertama. Skripsi UniversitasHasanuddin Makassar

Sari, Silvia. 2012. Pengembangan Sistem ManajemenKeselamatan Radiasi Sinar X Di Unit Kerja Radiologi Rumah SakitXYZ Tahun 2011. Skripsi Universitas Indonesia

Tim Penyusun. Bahan Ajar Mandiri Computer ‐ Assisted Instruction(BAM ‐ CIA) Mata Kuliah Radiologi Veteriner (KLV 441/KRP 322)Bagian Bedah dan Radiologihttp://www.oocities.org/radiologi_vet/bab_11.pdf(diakses tanggal 14 Maret 2015 pukul 10.05 WIB)

Ulum Fakhrul Dan Deni Noviana. 2008. Pemanfaatan RadlografiSebagai Sarana Dlagnostik Penunjang Dalam Dunla KedokteranHewan Yang Aman Bagi Hewan, Manusia Dan Lingkungan.Jurnal proceeding of KIVNAS

http://mariaulfakebidanan.blogspot.com/2013_01_01_archive.html (diakses pada tanggal 15Maret 2015 pukul 05.34 WIB)

24

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-4.htm(diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 19.06 WIB)

http://rudi.staff.uns.ac.id (diakses tanggal 15 Maret

2015 pukul 16.15 WIB)

25