Ringkasan Materi Tes Kompetensi Bidang Kementerian Kesehatan 1

24
TUGAS DAN FUNGSI Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang kesehatan 2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya 5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai kewenangan: 1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung pembangunan secara makro 2. Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan 3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan 4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan 5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang kesehatan 6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama Negara di bidang kesehatan; 7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan 8. Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang kesehatan 9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan 10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan 11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan 12. Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak 13. Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat 14. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan 15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan 16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan dan standar etika penelitian kesehatan 17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi 18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan 19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah, penyakit menular dan kejadian luar biasa 20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan dasar sangat essential (buffer stock nasional) 21. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : 22. Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu 23. pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan

Transcript of Ringkasan Materi Tes Kompetensi Bidang Kementerian Kesehatan 1

TUGAS DAN FUNGSI

Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan

sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang

kesehatan

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan

fungsinya kepada Presiden

Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai kewenangan:

1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung pembangunan

secara makro

2. Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal yang wajib

dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan

3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan

4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga

profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan

5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi

pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang kesehatan

6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama

Negara di bidang kesehatan;

7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan

8. Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang kesehatan

9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan

10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan

11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan

12. Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu,

bayi, dan anak

13. Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

14. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan

15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan

16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan dan

standar etika penelitian kesehatan

17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi

18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan

19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah,

penyakit menular dan kejadian luar biasa

20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan dasar sangat

essential (buffer stock nasional)

21. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yaitu :

22. Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu

23. pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan

VISI

Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

MISI

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

STRATEGI

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.

3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta

menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

NILAI-NILAI

Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu

mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.

Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu

hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.

Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena

pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan

saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang

meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat

madani dan masyarakat akar rumput.

Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam

mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi

geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang

berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan yang berbeda pula.

Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan

dan bersifat efisien.

Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN), transparan, dan akuntabel.

1. Salah satu cara penularan virus flu babi melalui….

a. batuk dan bersin (udara) c. jarum suntik

b. menatap si penderita d. pemberian ASI

e. memotong daging babi

2. Adanya herpers zooster multisegemntal dan berulang merupakan salah satu gejala minor

bagi penderita….

a. SARS c. AIDS

b. penumonia d. flu babi

e. flu burung

3. Virus influenza tipe A terdiri atas beberapa strain, kecuali….

a. H1N1 c. H5N1

b. H3N2 d. H9N2

e. H2N9 4. Misi utama Kementerian Kesehatan RI adalah…

a. berpihak kepada rakyat c. menggerakkan & memberdayakan masyarakat untuk

hidup sehat

b. bertindak cepat dan tepat d. masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat

e. membuat rakyat sehat 5. Penggunaan obat dapat dikatakan rasional apabila memenuhi beberapa kriteria ini, kecuali….

a. efektif, bermutu dan harga terjangkau

b. tepat pilihan obat sesuai indikasi penyakit

c. tepat memperkirakan waktu penyembuhan

d. ketepatan cara pemakaian dan dosis obat

e. sesuai dosis, batas penggunaan dan bermutu

6. Suatu pengamatan dalam bidang kesehatan yang didorong oleh masalah sosiologi,

mengacu pada…..

a. sosiologi dalam medis

b. sosiologi dalam kesehatan

c. sosiologi mengenai kesehatan

d. sosiologi mengenai bidang medis

Jawaban

C. sosiologi mengenai kesehatan

sosiologi mengenai kesehatan mengacu pada pengamatan dan analisa dengan cara

mengambil jarak dan terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi.

Adapun:

‐ Sosiologi dalam medis mengacu pada penelitian yang sering melibatkan integrasi

konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin ilmu.

‐ Sosiologi dalam kesehatan mengacu pada penelitian dan pengajaran yang lebih

bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan.

‐ Sosiologi mengenai bidang medis mengacu pada kajian tentang faktor-faktor seperti

struktur organisasi, hubungan peran, sistem nilai , ritual dan fungsi bidang medis

sebagai suatu sistem perilaku

7. Baik Field maupun Sarwono menyatakan bahwa illness merupakan suatu fenomena

subjektif karena hal-hal berikut ini, kecuali ….

a. diantara kelompok yang berbeda suatu penyakit akan selalu diberi makna yang sama

b. setiap individu memiliki perbedaan penafsiran tentang makna suatu penyakit

c. setiap penyakit mempunyai makna subjektif berdasarkan pengalaman subjektif pula

d. penafsiran tentang makna penyakit dalam satu masyarakat dapat berbeda dengan

masyarakat lainnya

JAWABAN:

A. diantara kelompok yang berbeda suatu penyakit akan selalu diberi makna

yang sama.

diantara kelompok yang berbeda dimungkinkan suatu penyakit diberi makna

yang berbeda tidak selalu sama, karena setiap kelompok mempunyai pandangan subjektif

tentang penyakit tersebut yang tidak sama

Adapun:

setiap individu memiliki perbedaan penafsiran tentang makna suatu penyakit,

karena memang dalam pandangan yang subjektif setiap individu memiliki

perbedaan penafsiran tentang makna suatu penyakit;

setiap penyakit mempunyai makna subjektif berdasarkan pengalaman

subjektif pula, karena memang dalam pandangan yang subjektif setiap

penyakit mempunyai makna subjektif berdasarkan pengalaman subjektif pula.

penafsiran tentang makna penyakit dalam satu masyarakat dapat berbeda

dengan masyarakat lainnya, karena memang dalam pandangan yang subjektif

penafsiran tentang makna penyakit dalam satu masyarakat dapat berbeda dari

masyarakat lainnya

8. Hasil penelitian dari Koos tentang perilaku sakit di suatu komunitas di Amerika Serikat,

menyatakan bahwa …

a. dalam kebudayaan orang Amerika “asli” rasa sakit diterima secara tenang dan tabah

b. dalam menghadapi penyakit orang berbahasa Spanyol cenderung menggunakan sistem

medis tradisional

c. dalam kebudayaan orang Amerika keturunan Yahudi dan Italia rasa sakit harus

dinyatakan secara emosional

d. dalam menghadapi simtom tertentu orang dari kelas atas cenderung lebih menyatakan

dirinya sakit daripada orang kelas bawah

JAWABAN:

D. dalam menghadapi simtom tertentu orang dari kelas atas cenderung lebih

menyatakan dirinya sakit daripada orang kelas bawah.

Pernyataan bahwa dalam

menghadapi simtom tertentu orang dari kelas atas cenderung lebih menyatakan dirinya

sakit daripada orang kelas bawah dikemukakan oleh Koos.

Adapun:

‐ pernyataan bahwa dalam kebudayaan orang Amerika “asli” rasa sakit diterima secara

tenang dan tabah dikemukakan oleh Zborowski

‐ pernyataan bahwa dalam menghadapi penyakit orang berbahasa Spanyol cenderung

menggunakan sistem medis tradisional dikemukakan oleh Saunders

‐ pernyataan bahwa dalam kebudayaan orang Amerika keturunan Yahudi dan Italia

rasa sakit harus dinyatakan secara emosional dikemukakan oleh Zborowski

9. Unsur yang membedakan kelompok para profesi (petugas kesehatan non-dokter) dengan

kelompok profesi (dokter) adalah bahwa petugas kesehatan nondokter …..

A. tidak memiliki otoritas

B. memiliki otonomi profesional

C. perkerjaannya temasuk profesi

D. kurang responsif terhadap pasien

JAWABAN:

A. tidak memiliki otoritas, karena petugas kesehatan nondokter tidak memiliki otoritas.

- petugas kesehatan nondokter tidak memiliki otonomi pofesional

‐ petugas kesehatan nondokter pekerjaannya termasuk dalam okupasi bukan profesi

‐ petugas kesehatan nondokter lebih responsif terhadap pasien

10. Resiko terinfeksi HIV/AIDS antara lain dapat melalui hal-hal berikut ini, kecuali ….

a. gaya hidup seks bebas

b. pemakaian jarum suntik bersama

c. mencuci tangan bersama penderita HIV/AIDS

d. infeksi janin dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS

Jawaban C. mencuci tangan bersama penderita HIV/AIDS, karena mencuci tangan bersama

penderita HIV/AIDS tidak terbukti menularkan HIV/AIDS.

Adapun:

Jawaban gaya hidup seks bebas memang berdampak pada resiko untuk terinfeksi

HIV/AIDS.

Jawaban pemakaian jarum suntik bersama memang berdampak pada resiko untuk

terinfeksi HIV/AIDS

Jawaban infeksi janin dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS karena infeksi janin

dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS memang berdampak pada resiko untuk

terinfeksi HIV/AIDS

Millenium Development Goals

Tujuan pembangunan Milenium, Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada

September 2000 menyetujui agar semua negara:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Menurunkan angka kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

JENIS-JENIS IMUNISASI

Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara

memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-

bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.

Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin

masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi

ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi

selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular yang bahkan

bisa membahayakan jiwa. Di Indonesia, imunisasi bayi dan anak dikelompokkan menjadi

dua. Kelompok pertama berisi jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah melalui

program pengembangan imunisasi (PPI). Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai

seluruhnya oleh pemerintah. Oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh

masyarakat luas secara gratis di Puskesmas dan Posyandu. Kelompok kedua adalah vaksin-

vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam

kelompok ini belum diwajibkan pemerintah.

Jenis-jenis Imunisasi

Berikut jenis-jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan bisa didapat secara gratis

di Puskesmas atau Posyandu:

Jenis Vaksin Keterangan

BCG

Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir. Imunisasi ini

betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tubercolocis

(TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada bayi di atas usia 3 bulan, ada

baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG boleh diberikan apabila hasil

tuberkulin negatif.

Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah

bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan. Jarak

antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu. Imunisasi ini

untukmencegah penyakit Hepatitis B.

Polio Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa

menyebabkan kelumpuhan.

DPT

Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis

(batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah menyerang bayi

dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih dari 6 minggu. Vaksin

DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan) dengan vaksin Hepatits B.

Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun

mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah

(BIAS).

Campak Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun

melalui program BIAS.

Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh pemerintah:

Jenis Vaksin Keterangan

Hib

Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B) ditujukan untuk

mencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak. Vaksin Hib

diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak pemberian dari vaksin

pertama ke vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini dapat

diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan vaksin lain.

MMR

Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit gondongan (mumps),

campak (measles), dan campak jerman (rubela). MMR dapat diberikan

pada umur 12 bulan apabila belum mendapat imunisasi campak di

umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan imunisasi ulangannya.

Hepatitis A Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun, diberikan

sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12 bulan.

Tifoid Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2 tahun. Imunisasi ini

diulang setiap 3 tahun.

Pneumokokus (PCV)

Apabila hingga usia di atas 1 tahun belum mendapatkan PCV, maka

vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan. Pada umur 2

hingga 5 tahun diberikan satu kali.

Influenza

Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza untuk yang

pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis dengan jarak minimal 4

minggu.

PENYAKIT MEMATIKAN DI INDONESIA

1. Jantung Koroner

Jantung Koroner adalah satu dari 10 Penyakit Terbanyak di Indonesia yang menyebabkan kematian.

Penderita umumnya mengalami nyeri dada, gagal jantung, hingga serangan jantung karena jantung

gagal memompa darah. Tanda-tanda atau gejala yang paling sering terjadi adalah rasa nyeri yang

tidak biasa dan hebat di dada seperti ditekan dan diremas, nafas berat dan pendek, biasanya disertai

mual, muntah, seperti akan pingsan, keluar keringat dingin. Yang harus dilakukan apabila terkena

serangan jantung adalah berangkat ke rumah sakit secepatnya usahakan pada lima menit pertama,

telepon ambulan apabila tanda-tanda tersebut muncul kembali, minum pil nitroglycerin yang didapat

dari dokter.

Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel

jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau

menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses

penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada

arteri koroner.

Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang

disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah tidak

mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung

yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda sedang

beristirahat.

Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah

tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas

karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan

persendian.

Faktor Risiko

1. Kadar Kolesterol Tinggi.

Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri

dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda

harus menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang

secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua

pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan.

Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein,

yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).

LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut

kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat

menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut ―kolesterol jahat‖. Kadar

LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL ―kewalahan‖

membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah

200 mg/dL (border line = 240).

2. Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi.

Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan

meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari

jantung ke seluruh tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung.

Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas

140/90 mmHg.

3. Trombosis.

Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri

koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner. Trombosis biasanya berada pada

dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis

hingga beberapa kali lipat.

4. Kegemukan.

Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang

kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.

5. Diabetes mellitus.

Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol

dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan

kardiovaskuler lainnya.

6. Penuaan.

Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas

organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung

koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan,

yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.

7. Keturunan.

Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai

mengidap di usia kurang dari 60 tahun.

Cara Mengurangi Risiko

Meskipun tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi garis keturunan, Anda dapat melakukan

hal berikut untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner:

Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.

Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A,

C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.

Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan

tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.

Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.

Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat

memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.

2. Tuberkolosis (TBC)

10 Penyakit Terbanyak di Indonesia yaitu TBC. Ya, Indonesia termasuk peringkat ketiga terburuk di

dunia untuk jumlah penderita TBC. Terapi pengobatan TBC selama 6 bulan tanpa putus efektif

menghindarkan penderita dari kematian.

Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus") merupakan

penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan

oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau

"MTbc"). Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian

tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk,

bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat

asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi

penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa

meninggal.

Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau dahak, demam,

berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena

orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada organ lain

menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi

(biasanya melalui sinar-X dada) serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis

cairan tubuh. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin kulit/tuberculin skin

test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam

antibiotik dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes

penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang bertambah besar

pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR). Untuk mencegah TB, semua orang harus

menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.

Para ahli percaya bahwa sepertiga populasi dunia telah terinfeksi oleh M. tuberculosis, dan infeksi

baru terjadi dengan kecepatan satu orang per satu detik. Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta

kasus kronis yang aktif di tingkat global. Pada tahun 2010, diperkirakan terjadi pertambahan kasus

baru sebanyak 8.8 juta kasus, dan 1,5 juta kematian yang mayoritas terjadi di negara berkembang.

Angka mutlak kasus Tuberkulosis mulai menurun semenjak tahun 2006, sementara kasus baru mulai

menurun sejak tahun 2002. Tuberkulosis tidak tersebar secara merata di seluruh dunia. Dari populasi

di berbagai negara di Asia dan Afrika yang melakukan tes tuberkulin, 80%-nya menunjukkan hasil

positif, sementara di Amerika Serikat, hanya 5–10% saja yang menunjukkan hasil positif. Masyarakat

di dunia berkembang semakin banyak yang menderita Tuberkulosis karena kekebalan tubuh mereka

yang lemah. Biasanya, mereka mengidap Tuberkulosis akibat terinfeksi virus HIV dan berkembang

menjadi AIDS. Pada tahun 1990-an Indonesia berada pada peringkat-3 dunia penderita TB, tetapi

keadaan telah membaik dan pada tahun 2013 menjadi peringkat-5 dunia.

Penyebab utama penyakit TB adalah Mycobacterium tuberculosis, yaitu sejenis basil aerobik kecil

yang non-motil. Berbagai karakter klinis unik patogen ini disebabkan oleh tingginya kandungan

lemak/lipid yang dimilikinya. Sel-selnya membelah setiap 16 –20 jam. Kecepatan pembelahan ini

termasuk lambat bila dibandingkan dengan jenis bakteri lain yang umumnya membelah setiap kurang

dari satu jam. Mikobakteria memiliki lapisan ganda membran luar lipid. Bila dilakukan uji pewarnaan

Gram, maka MTB akan menunjukkan pewarnaan "Gram-positif" yang lemah atau tidak menunjukkan

warna sama sekali karena kandungan lemak dan asam mikolat yang tinggi pada dinding selnya. MTB

bisa tahan terhadap berbagai disinfektan lemah dan dapat bertahan hidup dalam kondisi kering

selama berminggu-minggu. Di alam, bakteri hanya dapat berkembang dalam sel inang organisme

tertentu, namun M. tuberculosis bisa dikultur di laboratorium.

Faktor-faktor Resiko

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi TB. Di

tingkat global, faktor resiko paling penting adalah HIV; 13% dari seluruh kasus TB ternyata terinfeksi

juga oleh virus HIV. Masalah ini umum ditemukan di kawasan sub-Sahara Afrika, yang angka HIV-

nya tinggi. Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta gizi buruk.

Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu penyakit kemiskinan utama. Orang-orang yang

memiliki resiko tinggi terinfeksi TB antara lain: orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan

karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat

penampungan gelandangan), orang-orang miskin yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan

yang memadai, minoritas suku yang beresiko tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani

orang-orang tersebut. Penyakit paru-paru kronis adalah faktor resiko penting lainnya. Silikosis

meningkatkan resiko hingga 30 kali lebih besar. Orang-orang yang merokok memiliki resiko dua kali

lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok. Adanya penyakit tertentu juga dapat

meningkatkan resiko berkembangnya Tuberkulosis, antara lain alkoholisme/kecanduan alcohol dan

diabetes mellitus (resikonya tiga kali lipat). Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan infliximab

(antibodi monoklonal anti-αTNF) juga merupakan faktor resiko yang semakin penting, terutama di

kawasan dunia berkembang. Meskipun kerentanan genetic juga bisa berpengaruh, namun para

peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana peranannya.

3. Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

Penyakit gangguan metabolisme karena terganggunya produksi Insulin dan tingginya kandungan gula

darah. Diabetes dapat menyebabkan kematian dengan berbagai komplikasi yang dibutuhkan.

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi

karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Diabetes terjadi

karena zat insulin tidak memproduksi dalam jumlah yang cukup atau zat insulin dalam tubuh tidak

bekerja secara efektif. Hal ini dipicu karena gangguan metabolisme tubuh. Dampaknya terjadi

penumpukan kadar gula dalam darah yang pada akhirnya dilimpahkan ke saluran urine. Tanda-tanda

penderita diabetes secara umum adalah jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak, cepat merasa

haus, cepat merasa lapar, berat badan menurun, cepat lelah, rabun tiba-tiba, sering kesemutan di

telapak tangan dan kaki, lambat sembuh apabila terluka/tergores. Diabetes menyebabkan komplikasi

penyakit lain seperti jantung koroner, stroke dan gagal ginjal.

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Ginjal akan

membuang air lebih banyak untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal

menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita menjadi lebih sering

berkemih dengan air kemih yang lebih banyak (poliuri). Akibat poliuri penderita akan merasa haus

yang berlebihan sehingga akan lebih banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori akan hilang di

dalam air kemih, sehingga penderita akan mengalami penurunan berat badan. Untuk

mengkompensasi hal ini penderita seringkali akan merasa sangat lapar sehingga menjadi lebih

banyak makan (polifagi).

Gejala lain diabetes mellitus adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan

selama melakukan olah raga. Penderita diabetes dengan gula darah yang kurang terkontrol akan

lebih peka terhadap infeksi. Dalam jangka panjang, kadar gula darah yang tinggi bisa merusak

pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya pembentukan

suatu zat kompleks yang terdiri dari gula pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah

menebal. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan

saraf. Selain itu, kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar lemak

dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak di dalam

pembuluh darah). Aterosklerosis terjadi 2-6 kali lebih sering pada penderita diabetes. Sirkulasi

pembuluh darah besar dan kecil yang tidak baik bisa melukai jantung, otak, tungkai, mata, ginjal,

saraf dan kulit, serta memperlambat penyembuhan luka.

Karena hal tersebut diatas, maka penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka

panjang yang serius. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah serangan jantung dan stroke.

Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan (retinopati

diabetikum). Kelainan fungsi ginjal menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani

dialisa.

Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami

gangguan fungsi (mononeuropati), maka satu lengan atau tungkai bisa secara tiba-tiba menjadi

lemah. Jika saraf yang menuju ke lengan, tangan, tungkai, dan kaki mengalami kerusakan

(polineuropati diabetikum), maka lengan dan tungkai bisa terasa kesemutan atau nyeri seperti

terbakar dan kelemahan.

Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak

dapat merasakan adanya perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga

bisa menyebabkan timbulnya ulkus (borok) dan lambatnya penyembuhan luka. Ulkus pada kaki bisa

sangat dalam, mengalami infeksi, dan sukar sembuh sehingga sebagian kaki terkadang harus

diamputasi.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat

dengan mengontrol kadar gula darah. Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh

terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita

diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi

jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol

adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

Semua penderita diabetes hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk

mengontrol penyakitnya. Mereka juga harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya

komplikasi. Penderita harus memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan kaki. Kuku penderita

harus dipotong secara teratur. Penting juga untuk memeriksa kesehatan mata supaya bisa diketahui

perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

4. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi umum di mana cairan darah dalam tubuh

menekan dinding arteri dengan cukup kuat hingga akhirnya menyebabkan masalah kesehatan,

seperti penyakit jantung (peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg).. Tekanan darah ditentukan dengan jumlah darah yang dipompa

jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah pada arteri Anda. Semakin banyak darah

dipompa jantung Anda dan arteri Anda menyempit, tekanan darah akan meningkat.

Faktor risiko terjadi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat

dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan meliputi

keturunan (herediter/genetik), usia dan ras. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah

asupan garam, obesitas, inaktivitas/jarang olah raga, merokok, stress, minuman beralkohol dan obat-

obatan. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat

hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus dapat

meningkatkan tekanan darah seseorang.Penting bagi penderita untuk melakukan modifikasi pada

faktor yang dapat dikendalikan tersebut.

Hipertensi yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebaban komplikasi pada berbagai organ dan

berujung pada kematian. Komplikasi pada organ jantung dapat mengakibatkan penyumbatan

pembuluh darah koroner ataupun gagal jantung kongestif. Pada sistem syaraf pusat/otak, hipertensi

dapat menyebabkan pelebaran dan penipisan pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya

stroke. Begitu pula pembuluh darah di ginjal dapat terganggu sehingga terjadi kerusakan ginjal dan

zat-zat racun tidak dapat dibuang oleh tubuh.

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan

cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam

tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gr/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman

berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat

berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.

Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta

penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:

Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan

kering yang asin).

Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam

kaleng, soft drink).

Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering,

telur asin, selai kacang).

Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi

kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu

penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

5. Stroke

Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau

pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh

darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi

rusak bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang

terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak, bahkan sampai

koma dan dapat mengancam jiwa.

Jenis-Jenis Stroke

1. Stroke Iskemik

Jenis Stroke yang paling banyak, yakni sekitar 85% adalah stroke iskemik, di mana aliran

darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau timbunan lemak yang disebut plak di

lapisan pembuluh darah.

2. Stroke Hemorrhagic.

Stroke hemorrhagic terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Karena pecah maka

darah akan menumpuk dan menekan jaringan otak di sekitarnya.

Ada dua jenis stroke hemoragik

Perdarahan intraserebral adalah jenis yang paling umum dari stroke hemoragik. Ini

terjadi ketika arteri di otak pecah, membanjiri jaringan sekitarnya dengan darah.

Perdarahan subarachnoid adalah pendarahan di daerah antara otak dan jaringan

tipis yang menutupinya.

3. Transient ischemic attack (TIA) adalah ―peringatan stroke‖ atau ―mini-stroke‖ atau stroke

ringan yang mengakibatkan tidak ada kerusakan permanen. Mengenali dan mengobati TIA

segera mungkin dapat mengurangi risiko stroke berat.

Tanda dan Gejala stroke

Stroke dapat mempengaruhi organ indra, ucapan, perilaku, pikiran, memori, dan emosi. Salah

satu sisi tubuh mungkin menjadi lumpuh atau lemah akibat stroke.

Tanda-tanda dan gejala stroke yang paling sering, antara lain:

Tiba-tiba mati rasa atau lumpuh atau kelemahan pada lengan, wajah, atau kaki.

Kebingungan mendadak

Kesulitan berbicara, bicara pelo, cedal atau sulit memahami kata-kata orang lain.

Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau kedua mata.

Pusing mendadak, kesulitan berjalan, atau kehilangan keseimbangan atau

koordinasi.

Mendadak sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya.

6. Kanker

Kanker terjadi saat sel-sel dalam tubuh membelah diri diluar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian

menyerang jaringan terdekat, atau berpindah ke daerah yang jauh dengan cara masuk ke dalam

pembuluh darah atau sistem limpatik.

Agar tubuh manusia berfungsi secara normal, setiap organ tubuh harus memiliki sejumlah sel

tertentu. Sel-sel ini dalam sebagian besar organ, memiliki usia yang pendek, dan untuk menjaga

fungsi tubuh, sel-sel ini harus digantikan melalui proses pembelahan sel.

Pembelahan sel dikendalikan oleh gen yang terletak pada inti sel. Mereka berfungsi seperti buku

instruksi yang memerintahkan sel, protein apa yang harus dibuat, bagaimana cara sel membelah dan

berapa lama usia mereka. Kode genetik ini bisa rusak akibat beberapa faktor yang kemudian

menimbulkan cacat dalam buku instruksi tersebut. Cacat ini dapat secara dramatis mengubah fungsi

sel. Bukannya berhenti, namun bisa saja sel terus menerus membelah diri, bukannya mati, sel

tersebut bisa saja terus bertahan hidup.

Beberapa mekanisme bekerja untuk mencegah kerusakan genetik ini terjadi dan untuk menyingkirkan

sel abnormal secara genetis dari dalam tubuh. Namun pada beberapa orang, pertahanan tubuh ini

kurang dan populasi sel abnormal bisa saja lolos dari kendali tubuh. Inilah sel-sel kanker yang

kemudian berkerumun dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat/normal.

Sel-sel kanker membutuhkan nutrisi untuk bertahan dan bertumbuh. Banyak tipe kanker dapat

menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan bahan makanan yang mereka

butuhkan. Bahkan kata kanker itu sendiri berasal dari bahasa latin Cancri yang berarti kepiting. Hal ini

dikarenakan bentuk pembuluh darah yang besar yang mengelilingi tumor dianggap berbentuk seperti

capit serta kaki-kaki kepiting bagi orang-orang jaman dahulu.

Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:

Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang

menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh

meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma

hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker

tiroid.

Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti

kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan

jaringan penghantar atau pendukung lainnya.

Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di

dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.

Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem kekebalan

tubuh

Penyebab Kanker:

Bahan Kimia.

Zat yang menyebabkan mutasi DNA dikenal sebagai mutagen, dan mutagen yang menyebabkan

kanker disebut dengan karsinogen.

Radiasi Ionisasi

Sumber-sumber radiasi ionisasi, seperti gas radon, bisa menyebabkan kanker. Keterpaparan

terus-menerus terhadap radiasi ultraviolet dari matahari bisa menyebabkan melanoma dan

beberapa penyakit kulit yang berbahaya. Diperkirakan 2% dari penyakit kanker di masa yang

akan datang dikarenakan CT Scan di saat ini. Radiasi dari frekuensi radio tak berion dari telepon

seluler dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga dianggap sebagai penyebab

kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang mendukung keterkaitan ini.

Infeksi

Virus-virus ini termasuk papillomavirus pada manusia (kanker serviks), poliomavirus pada

manusia (mesothelioma, tumor otak), virus Epstein-Barr (penyakit limfoproliferatif sel-B dan

kanker nasofaring), virus herpes penyebab sarcoma Kaposi (Sarcoma Kaposi dan efusi limfoma

primer), virus-virus hepatitis B dan hepatitis C (kanker hati), virus-1 leukemia sel T pada manusis

(leukemia sel T), dan helicobacter pylori (kanker lambung).

Ketidakseimbangan Metabolisme

Ketidakseimbangan Hormonal

Keturunan

Letak kerusakan DNA yang dialami

Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui

1. Pembedahan atau operasi, di mana tumor diambil bila memungkinkan

2. Kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika (obat membunuh sel kanker)

3. Radioterapi (menggunakan sinar radiasi).

4. Terapi hormonal

5. Terapi biologik (molekuler atau menggunakan obat non-sitstatika khusus)

Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya

pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali ketiga cara pengobatan tersebut di

atas digunakan.

Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karenanya hanya dapat

sembuh kalau yang belum menjalar ketempat lain. Sedangkan kemoterapi dan radiasi bertujuan

untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker atau paling tidak

memperlambat perkembangan sel kanker baru. Sesuai dengan keadaannya …..

Jadi kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi dan radiasi atau

setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.

7. Diare

Diare adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang

biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka,

penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu.

Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang

melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang

melebihi 200 gram per hari.

Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat

menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari

proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh

karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar

menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus

besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun

bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien

yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu

minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang

parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.

Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan

juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis

umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.

Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang

yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.

Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang

masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi

wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa,

karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan

semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak

8. Infeksi Saluran Pernafasan/Pneumonia

Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi (radang) pada paru—utamanya

memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang dikenal sebagai alveolus. Kondisi ini

biasanya disebabkan bakteri (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Chlamydophila

pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae); virus (rhinovirus, coronavirus, virus influenza,virus

sinsitium pernapasan (RSV), adenovirus, parainfluenza, dan virus herpes simpleks); jamur; parasit.

Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas. Alat diagnostik

mencakup rontgen dan pengambilan kultur dari sputum. Vaksin untuk mencegah jenis pneumonia

tertentu kini sudah tersedia. Pengobatan yang dilakukan bergantung pada penyebab dasarnya.

Dugaan pneumonia bakterial diobati dengan antibiotik. Jika pneumonianya parah, penderita biasanya

dirujuk ke rumah sakit.

9. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan

melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium

akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah yang akhirnya

menyebabkan penderita mengalami gejala-gejala malaria seperti gejala pada penderita influenza, bila

tidak diobati maka akan semakin parah dan dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian .

Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat

berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan

Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.

Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:

Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam

muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia

Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam

setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.

Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling

patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat,

karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak),

anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini

mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan

memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.

Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali

dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut

infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum dengan Plasmodium

Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi

jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh

P.Vivax dan P.Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh

spesies selain P.Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh; lemah,

menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.

Cara mengobati penyakit Malaria

Cara mengobati penyakit malaria dapat dilakukan dengan 2 cara. Yaitu secara modern dan

tradisional. Secara tradisional dilakukan dengan meminum ramuan obat-obatan yang dibuat dari

pohon kina. Sedang secara modern yaitu dengan menggunakan tablet-tablet anti malaria.

Biasanya setelah dilakukan pemeriksaan yang didasarkan pada keluhan, baik secara langsung dari

keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratorium maka dokter akan memberikan

beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan

demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya

membantu kesembuhan.

Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang

murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia.

10. Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab

infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang

berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

Jenis Virus Hepatitis

Virus hepatitis A

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat

buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang

penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau

produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan

jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria

homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses

persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di

daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis

menahun, sirosis dan kanker hati.

Virus hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling

sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang

terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita

"penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.

Virus hepatitis D

Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini

menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap

virus ini adalah pecandu obat.

Virus hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya

terjadi di negara-negara terbelakang.

Virus hepatitis G

Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu

diketahui.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis:

Virus Mumps

Virus Rubella

Virus Cytomegalovirus

Virus Epstein-Barr

Virus Herpes

Hepatitis A biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa menjadi kronis. Setelah sembuh, maka

akan kebal terhadap Hepatitis A, tetapi tidak kebal terhadap jenis penyakit hepatitis yang lain.

5 persen dari penderita Hepatitis B akan menjadi kronis, karena tidak ditangani dengan baik.

Pada pemakai narkoba suntikan yang menggunakan jarum bersama-sama yang marak pada masa

lampau, maka 18 persen tertular Hepatitis B, 40 persen tertular HIV dan 70 persen tertular Hepatitis

C. Jadi Hepatitis C sangat mudah menular melalui transfer cairan (virulen).

Penderita Hepatitis C sebenarnya hanya 0,8 persen, tetapi sebagian besar akan menjadi kronis,

sehingga jumlah penderita kronisnya hampir sama dengan penderita Hepatitis B kronis, yaitu sekitar

1 juta orang

11. Anthrax

Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus

anthracis dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani,

dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering

menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang

berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama

manusia

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging,

tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui

sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks Infeksi antraks jarang terjadi namun hal

yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop.

Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara

berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan.

Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia,

Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-

hewan dibandingkan manusia.

Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau

hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu,

penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya

kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan

dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan antraks dalam ternakan

liar dapat ditemukan di Amerika Serikat. Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah

spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom.

Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka).

Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk spora.

Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga

beberapa tahun di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan

bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif

akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga

cara, yaitu :

a. inhaled anthrax, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.

b. cutaneous anthrax, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses

masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95%

kasus).

c. gastrointestinal anthrax, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan

baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.

Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan,

suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau hitam, buang air besar berwarna hitam, sakit

perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang

nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka. Jaringan di

sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah mengomsumsi

daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

berwarna hitam, berlendir, dan berbau.

Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik,

biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Pemberian antitoksin

akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat

penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel

pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun. Walaupun dengan

pemberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.

Ada 4 jenis antraks yaitu:

antraks kulit.

antraks pada saluran pencernaan.

antraks pada paru-paru.

antraks meningitis.

12. HIV/AIDS

Virus imunodifisiensi manusia adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini

menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi

lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama

9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh

akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui

penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-

sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel

dendritik. Ini menyebabkan penurunan pada angka CD4 Sel T.

HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak membran mukosa atau

jaringan yang terlukan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Cairan tertentu

itu meliputi darah, semen, sekresi vagina, dan ASI. Beberapa jalur penularan HIV yang telah

diketahui adalah melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan

intravena, transfusi dan transplantasi, serta paparan pekerjaan.

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS)

adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia

akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,

FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang

memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan

terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada

dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa

disembuhkan.

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan

tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit,

yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi

oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh.

Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher

rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada

malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.

Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan

terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.

Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active

antiretroviral therapy, disingkat HAART). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang

terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang menggunakan protease

inhibitor.