Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes
Transcript of Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting
dalam sebuah kurikulum. Walaupun dalam tatanan kurikulum
evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan penting
untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang
dilakukan selama ini sekaligus mempengaruhi proses
pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari bahasa
inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian. Jika
direfleksikan dengan fungsinya di dalam proses pembelajaran
maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses
berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi
untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang
suatu sistem pembelajaran.
Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali
mengalami manfaat evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang
dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi
membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang.
Hal ini dikarenakan hasil dari evaluasi yang kita lakukan
telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah disusun di
awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi
remedial bisa dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan
evaluasi pembelajaran.
Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari
definisi yang ada di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
1
ada beberapa poin penting yang dapat diambil dari rumusan
definisi tersebut. Berikut ini sedkit penjabaran tentang poin-
poin yang harus ada di dalam suatu evaluasi.
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti
evaluasi adalah proses yang berlangsung terus menerus baik
sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah proses
belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti
evaluasi harus memiliki tujuan tertentu untuk apa sebuah
evaluasi dilakukan.
Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus
ada standar pengukuran tertentu untuk menyatakan apakah
evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum sehingga
dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan
informasi yang dikumpulkan.
Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam
mengevaluasi pembelajaran. Yang pertama adalah evaluasi yang
dilakukan siswa yakni berupa proses dan hasil (masih ingat kan
komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang harus
dilakukan oleh guru yakni berupa evaluasi diri sendiri.
menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang guru tentunya
untuk terus mengevaluasi dirinya sendiri dalam melakukan
proses mengajar.
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil
tes, ada empat langkah pokok yang harus ditempuh diantaranya :
a. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat
dicapai oleh peserta didik.
2
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan
norma tertentu.
c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai, baik berupa
huruf atau angka.
d. Melakukan analisis soal, tingkat kesukaran soal, dan
daya pembeda.
Dari penjelasan diatas, untuk mengetahui evaluasi
pembelajaran kami melakukan observasi dengan uji soal (tes) ke
SMA Negeri 1 Parongpong. Maka dari itu kami mencoba untuk
menyusun laporan ini.
B. Tujuan
Tujuan dari pengujian soal dan analisis soal yaitu untuk
mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki,
bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik
untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal
yang sudah mengalami beberapa uji coba dan revisi, yang
didasarkan atas analisis empiris dan rasional.
C. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong
Alamat Sekolah : Jl. Cihanjuang Rahayu no. 39 Lembang,
Kab. Bandung Prov.
Jawa Barat kode pos 40559
Jumlah Siswa : 346 Siswa
Jumlah Tenaga Pengajar : 43 orang
3
SMA Negeri 1 Parongpong memiliki visi yang menggambarkan
profil sekolah yang diinginkan di masa datang, yaitu :
Terwujudnya sekolah yang CANTIK, Lulusan yang Cerdas,
Lingkungan yang Asri, Aman dan Nyaman, Warga Sekolah yang
Taqwa, Inovatif, dan Kreatif serta mampu bersaing di era
globalisasi.
Untuk mencapai VISI tersebut, SMAN 1 Parongpong mengembangkan
misi sebagai Berikut:
1) Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang
memenuhi standar yang ditetapkan.
2) Membina dan menjaga SDM agar tetap berwawasan wiyata
mandala dan ketahanan sekolah sebagai pendukung
terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
efisien serta hasil pembelajaran yang optimal.
3) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya
tertib, dan budaya kerja.
4) Melaksanakan pembinaan dan ketaqwaan dengan melibatkan
seluruh komponen Sekolah yang terintegrasi dalam proses
pembelajaran.
5) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah sehingga
menjadi salah satu sumber kearifan berperilaku dan
bermasyarakat.
6) Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang
dapat menunjang pengembangan profesionalisme.
4
7) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan
sumber daya sekolah dalam mengembangkan potensi peserta
didik secara optimal.
5
BAB II
PENGOLAHAN SKOR
A. Skor Mentah
Instrumen tes yang diujikan adalah pada mata pelajaran PAI.
Jumlah soal yang diujikan adalah sebanyak 40 butir soal
pilihan ganda dan 5 butir soal essay.
No. Soal Bentuk Soal Bobot St
1-40 Pilihan Ganda 1 4041 Uraian 6 6042 Uraian 2 2043 Uraian 2 2044 Uraian 4 4045 Uraian 6 60
Jumlah St 240
Uji instrumen tes dilakukan di:
Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong
Kelas : XD
Jumlah siswa : 24 orang
Berikut daftar skor mentah uji instrumen tes geografi kelas XD
SMA Negeri 1 Parongpong
No Nama Skor Skor
6
PG Essay Mentah
1 Agus Suparman 28 140 1682 Amatulloh
Nafisah
27 130 157
3 Asep Wendi 28 70 984 Dandi Handika 20 45 655 Dewi Anggraeni 19 95 1146 Disa Samsudin 21 40 617 Dony Abdulmajid 21 10 268 Ega Albiyuna 16 100 1269 Fajar Kurniawan 26 50 6810 Fitriya
Anggraeni
18 80 101
11 Nine Febrianti 21 95 12112 Novia Rusti 26 100 12813 Pury Septiani 28 90 11914 Regi Dhevariza 29 10 2715 Risma Apriliani 17 80 10216 Rizki Saeful 22 20 3917 Rosmiati Nur 19 100 12818 Sinta Widiyani 28 80 10419 Siti Hadibah 24 130 15620 Tanti Yunita 26 110 13521 Wildan Hermawan 25 60 8522 Yuyun Yulinar 25 52 7623 Nanda Octaviani 24 0 2024 Geryn Nuryana 20 70 94
7
B. Menentukan Nilai Siswa
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat
dilakukan oleh siswa dan bukan membandingkan seorang siswa
dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau
patokan yang spesifik. Misalnya kriteria yang digunakan 75%
atau 80%. Bagi siswa yang kemampuannya dibawah kriteria yang
telah diterapkan ditanyakan tidak berhasil dan harus
mendapatkan remidial. Tujuan dari Penilaian Acuan Patokan adalah
untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian Acuan
Patokan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hasil
belajar sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang
telah ditentukan.
Rata-rata Ideal
X = 12 . X
X = 12 . 240 = 120
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
S = 13 . X
S = 13 . 120 = 40
8
a) Skala Empat (0-4)
Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah
menjadi skor standar skala empat pada penilaian acuan patokan
adalah :
+ 1,5 (sd) = 120 + 1,5 . 40 = 120 + 60 = 180
+ 0,5 (sd) = 120 + 0,5 . 40 = 120 + 20 = 140
-0,5 (sd) = 120 – 0,5 .40 = 120 – 20 = 100
-1,5 (sd) = 120 – 1,5 .40 = 120 – 60 = 60
A = 240 – 180
B = 179 – 140
C = 139 – 100
D = 99 – 60
Dibawah 59 = E
Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 59 maka
nilainya E (tidak lulus), siswa yang memperoleh skor mentah
dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang memperoleh
skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor mentah dari
179 – 140 maka nilainya B, dan siswa yang memperoleh skor
mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut memperoleh nilai
A.
9
b) Skala Sepuluh (0-10)
+ 2,25 (sd) = 120 + 2,25 . 40 = 120 + 90 = 210 10
+ 1,75 (sd) = 120 + 1,75 . 40 = 120 + 70 = 190 9
+ 1,25 (sd) = 120 + 1,25 . 40 = 120 + 50 = 170 8
+ 0,75 (sd) = 120 + 0,75 . 40 = 120 + 30 = 150 7
+ 0,25 (sd) = 120 + 0,25 . 40 = 120 + 10 = 130 6
- 0,25 (sd) = 120 - 0,25 . 40 = 120 - 10 = 110 5
- 0,75 (sd) = 120 - 0,75 . 40 = 120 - 30 = 90 4
- 1,25 (sd) = 120 - 1,25 . 40 = 120 - 50 = 70 3
- 1,75 (sd) = 120 - 1,75 . 40 = 120 - 70 = 50 2
- 2,25 (sd) = 120 - 2,25 . 40 = 120 - 90 = 30 1
c) Skala Seratus (0-100)
T skor = 50 + (x−xs )
10
x = skor mentah
x = rata-ratas = simpangan baku
NO NAMA
SISWASKALA 0-100
10
1Agus Suparman
50 + (168−12040 ) 10 =
62,002
Amatulloh
Nafisah50 + (157−120
40 ) 10 =59,25
3Asep Wendi
50 + (98−12040 ) 10 =44,50
4Dandi Handika
50 + (65−12040 ) 10 =36,25
5Dewi Anggraeni
50 + (114−12040 ) 10 =
48,506
Disa Samsudin50 + (61−12040 ) 10 =
35,257
Dony Abdulmajid50 + (26−12040 ) 10 =
26,508
Ega Albiyuna50 + (126−120
40 ) 10 =51,50
9Fajar Kurniawan
50 + (68−12040 ) 10 =37,00
10 Fitriya
Anggraeni50 + (101−120
40 ) 10 =
11
45,2511
Nine Febrianti50 + (121−120
40 ) 10 =50,25
12Novia Rusti
50 + (128−12040 ) 10 =
52,0013
Pury Septiani50 + (119−120
40 ) 10 =49,75
14Regi Dhevariza
50 + (27−12040 ) 10 =26,75
15Risma Apriliani
50 + (102−12040 ) 10 =
45,5016
Rizki Saeful50 + (39−12040 ) 10 =
29,7517
Rosmiati Nur50 + (128−120
40 ) 10 =52,00
18Sinta Widiyani
50 + (104−12040 ) 10 =
46,0019
Siti Hadibah50 + (156−120
40 ) 10 =59,00
20 Tanti Yunita 50 + (135−12040 ) 10 =
12
53,7521
Wildan Hermawan50 + (85−12040 ) 10 =
41,2522
Yuyun Yulinar50 + (76−12040 ) 10 =
39,0023
Nanda Octaviani50 + (20−12040 ) 10 =
25,0024
Geryn Nuryana50 + (94−12040 ) 10 =
43,50
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Dalam Penilaian Acuan Norma, makna angka seorang siswa
ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan
hasil belajar siswa lainnya dalam suatu kelompok atau kelas.
Tujuan dari Penilaian Acuan Norma adalah untuk membedakan
siswa atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, muali dari
yang terendah sampai yang tertinggi. Secara ideal,
pendistribusian tingkat kemapuan dalam satu kelompok
menggambarkan suatu kurva normal.
Data
168 26 119 156 157 126 27
13
135
98 68 102 85 65 101 39
76
114 121 128 20 61 128 104
94
Nilai Tertinggi = 168
Nilai Terrendah = 20
Rentang
R = 168 – 20
R = 148
Jumlah Kelas
Jk = 1 + 3,3 log
24
Jk = 1 + 3,3 .
1,38
Jk = 5,55 ≈ 6
Panjang Interval
14
Pi = RJk =
1486 =
24,67 = 25
Banyak Kelas
Bk = RPi =
14825 =
5,92 ≈ 6
Tabel Distribusi
Kelas
IntervalTurus F x f.x x² f.x²
20 – 44 IIII 4 32 128 1024 409645 – 69 III 3 57 171 3249 974770 – 94 III 3 82 328 6724 20172
95 - 119 IIIII I 6 107 6421144
968694
120 - 144 IIIII 5 132 6601742
487120
145 - 169 III 3 157 4712464
973947
Σ 24 240026377
6
15
Mean
x = Σfxf =240024
= 100
Standar Deviasi (Sd)
Sd = √Σfx2−¿¿¿¿
= √263776−¿¿¿¿
= √263776−24000023
= √1033,75
= 32,15
a) Skala Empat (0-4)
x + 1,5 x sd = 100 + 1,5 (32,15) = 148,225
x + 0,5 x sd = 100 + 0,5 (32,15) = 116,075
x - 0,5 x sd = 100 - 0,5 (32,15) = 83,925
x - 1,5 x sd = 100 - 1,5 (32,15) = 51,775
16
A = 240 – 148,225
B = 148,225 – 116,075
C = 116,075 – 83,925
D = 83,925 – 51,775
Dibawah 51,775 = E
Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 51,775
maka nilainya E (tidak lulus), siswa yang memperoleh skor
mentah dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang
memperoleh skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor
mentah dari 179 – 140 maka nilainya B, dan siswa yang
memperoleh skor mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut
memperoleh nilai A.
b) Skala Sepuluh (0-10)
x + 2,25 x sd = 100 + 2,25 (32,15) = 172,3375 10
x + 1,75 x sd = 100 + 1,75 (32,15) = 156,2625 9
x + 1,25 x sd = 100 + 1,25 (32,15) = 140,1875 8
x + 0,75 x sd = 100 + 0,75 (32,15) = 124,1124 7
x + 0,25 x sd = 100 + 0,25 (32,15) = 108,0375 6
x - 0,25 x sd = 100 – 0,25 (32,15) = 91,9625 5
x - 0,75 x sd = 100 - 0,75 (32,15) = 75,8875
17
4
x - 1,25 x sd = 100 - 1,25 (32,15) = 59,8125
3
x - 1,75 x sd = 100 - 1,75 (32,15) = 43,7375
2
x - 2,25 x sd = 100 - 2,25 (32,15) = 27,6625
1
c) Skala Seratus (0-100)
T skor = 50 +
(x−xs ) 10
x = skor mentah
x = rata-ratas = simpangan baku
NO NAMA
SISWASKALA 0-100
1Agus Suparman
50 + (168−10032,15 ) 10 =71,10
2Amatulloh
Nafisah50 + (157−100
32,15 ) 10 =67,70
3 Asep Wendi50 + (98−10032,15 ) 10
18
=49,404
Dandi Handika50 + (65−10032,15 ) 10
=39,205
Dewi Anggraeni50 + (114−100
32,15 ) 10=54,30
6Disa Samsudin
50 + (61−10032,15 ) 10=37,90
7Dony Abdulmajid
50 + (26−10032,15 ) 10=27,00
8Ega Albiyuna
50 + (126−10032,15 ) 10
=58,009
Fajar Kurniawan50 + (68−10032,15 ) 10
=40,1010
Fitriya
Anggraeni50 + (101−100
32,15 ) 10=50,30
11Nine Febrianti
50 + (121−10032,15 ) 10
=56,5012
Novia Rusti50 + (128−100
32,15 ) 10=58,70
13 Pury Septiani50 + (119−100
32,15 ) 1019
=55,9014
Regi Dhevariza50 + (27−10032,15 ) 10
=27,3015
Risma Apriliani50 + (102−100
32,15 ) 10=50,60
16Rizki Saeful
50 + (39−10032,15 ) 10=31,10
17Rosmiati Nur
50 + (128−10032,15 ) 10
=58,7018
Sinta Widiyani50 + (104−100
32,15 ) 10=51,20
19Siti Hadibah
50 + (156−10032,15 ) 10
=67,4020
Tanti Yunita50 + (135−100
32,15 ) 10=60,80
21Wildan Hermawan
50 + (85−10032,15 ) 10=45,40
22Yuyun Yulinar
50 + (76−10032,15 ) 10=42,60
23 Nanda Octaviani50 + (20−10032,15 ) 10
20
=26,0024
Geryn Nuryana50 + (94−10032,15 ) 10
=48,20
C. Daftar Rekapitulasi Uji Instrumen PAI
Kelas : XD
Mata Pelajaran : PAI
Sekolah : SMAN 1 Parongpong
No Nama SKOR PAP PAN
MENTAH 4 10 100 4 10 100
1 Agus Suparman 168 B 7 62,
00
A 9 71,1
02 Amatulloh
Nafisah
157 B 7 59,
25
A 9 67,7
03 Asep Wendi 98 D 4 44,
50
C 5 49,4
04 Dandi Handika 65 D 2 36,
25
D 3 39,2
05 Dewi Anggraeni 114 C 5 48,
50
C 6 54,3
06 Disa Samsudin 61 D 2 35,
25
D 3 37,9
07 Dony Abdulmajid 26 E 1 26,
50
E 1 27,0
0
21
8 Ega Albiyuna 126 C 5 51,
50
B 7 58,0
09 Fajar Kurniawan 68 D 2 37,
00
D 3 40,1
010 Fitriya
Anggraeni
101 C 4 45,
25
C 5 50,3
011 Nine Febrianti 121 C 5 50,
25
B 6 56,5
012 Novia Rusti 128 C 5 52,
00
B 7 58,7
013 Pury Septiani 119 C 5 49,
75
B 6 55,9
014 Regi Dhevariza 27 E 1 26,
75
E 1 27,3
015 Risma Apriliani 102 C 4 45,
50
C 5 50,6
016 Rizki Saeful 39 E 1 29,
75
E 1 31,1
017 Rosmiati Nur 128 C 5 52,
00
B 7 58,7
018 Sinta Widiyani 104 C 4 46,
00
C 5 51,2
019 Siti Hadibah 156 B 7 59,
00
A 9 67,4
020 Tanti Yunita 135 C 6 53,
75
B 7 60,8
021 Wildan Hermawan 85 D 3 41,
25
C 4 45,4
0
22
22 Yuyun Yulinar 76 D 3 39,
00
D 4 42,6
023 Nanda Octaviani 20 E 1 25,
00
E 1 26,0
024 Geryn Nuryana 94 D 4 43,
50
C 5 48,2
0
23
BAB III
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur
disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya
lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan
kriteria tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara
alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas
mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu
prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrument
evaluasi dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur
secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar matematika
dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar
mengukur hasil belajar matematika.Validitas alat ukur tidak
semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur sebagai alat,
tetapi terutama pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan
penyelanggaraan alat ukur (Surapranata, 2004).
Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas
tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya
diukur. Nunnaly (Surapranata, 2004) menyatakan bahwa
pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian
empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung kepada macam
validitas yang digunakannya. Anastasi (Surapranata, 2004)
24
mengemukakan bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang
menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang
diukur. Para pengembang tes memiliki tanggung jawab dalam
memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena
itu validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung
seberapa jauh suatu alat telah berfungsi.
Jenis-jenis Validitas :
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat
ukur ditinjau dari isi alat ukur tersebut. Suatu alat ukur
dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan
alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap
bahan pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur
diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan
berdasarkan kurikulum.
b. Validitas Konstruk (construct Validity)
Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan
konstruksi atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas
alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil alat
ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas
konstruk alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha
25
untuk menunjukan bahwa skor yang dihasilkan suatu alat ukur
matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang sama dengan
kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.
Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan
memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu
yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif
tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk
menentukan tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir soal
dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat
ukur.
c. Validitas Ukuran
Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk
pada pengertian seberpa jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang
matematika menunjukan kemampuan yang lebih tinggi dari dapa yang belum
diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan tentang
materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap
materi aljabar yang lebih dari siswa yang belum diajarkan.
Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa
diuji dengan alat ukur yang sama. Kelompok pertama telah
diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok kedua
belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua
kelompok itu diuji dengan teknik T-tes untuk mengetahui
signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.
d. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)
26
Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada
pengertian apakah tingkat kemampuan seorang pada suatu bidang yang
diteskan mencerminkan atau sesaui dengan skor bidang yang lain yang mempunyai
persamaan karakteristik.
Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes
yang diuji dengan hasil tes bidang lain yang sekarakteristik.
Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan
kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara
aktif reseptif mempunyai penguasaan kosakata terse but
kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah
diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang
diperoleh dari perhitungan tersebut akan menentukan tinggi
randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata
yang diuji.
e. Validitas Empiris (Empirical Validity)
Valisitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu
analisis korelasi. Hal ini bertujuan untuk mencari hubungan
antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan
suatu tolok ukur diluar tes yang bersangkutan. Namun kriteria
tersebut harus relevan dengan diluat tes yang bersangkutan.
PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES
No Nama Ganjil
(X)
Genap(
Y)
x y x2 y2 xy
1 Agus Suparman 15 13 3,791 0,8333 14,376 0,6944 3,1597
27
7 33 99 44 5
2 Amatulloh
Nafisah
15 12 3,791
7
-
0,1667
14,376
99
0,0277
89
-
0,6320
8
3 Asep Wendi 13 15 1,791
7
2,8333 3,2101
89
8,0275
89
5,0764
24
4 Dandi Handika 10 10 -
1,208
3
-
2,1667
1,4599
89
4,6945
89
2,6180
24
5 Dewi
Anggraeni
9 10 -
2,208
3
-
2,1667
4,8765
89
4,6945
89
4,7847
24
6 Disa Samsudin 10 11 -
1,208
3
-
1,1667
1,4599
89
1,3611
89
1,4097
24
7 Dony
Abdulmajid
8 8 -
3,208
3
-
4,1667
10,293
19
17,361
39
13,368
02
8 Ega Albiyuna 13 13 1,791
7
0,8333 3,2101
89
0,6943
89
1,4930
24
9 Fajar
Kurniawan
9 9 -
2,208
3
-
3,1667
4,8765
89
10,027
99
6,9930
24
10 Fitriya
Anggraeni
10 11 -
1,208
3
-
1,1667
1,4599
89
1,3611
89
1,4097
24
11 Nine
Febrianti
12 14 0,791
7
1,8333 0,6267
89
3,3609
89
1,4514
24
12 Novia Rusti 13 15 1,791
7
2,8333 3,2101
89
8,0275
89
5,0764
24
13 Pury Septiani 14 15 2,791 2,8333 7,7935 8,0275 7,9097
28
7 89 89 24
14 Regi
Dhevariza
8 9 -
3,208
3
-
3,1667
10,293
19
10,027
99
10,159
72
15 Risma
Apriliani
10 12 -
1,208
3
-
0,1667
1,4599
89
0,0277
89
0,2014
24
16 Rizki Saeful 8 11 -
3,208
3
-
1,1667
10,293
19
1,3611
89
3,7431
24
17 Rosmiati Nur 15 13 3,791
7
0,8333 14,376
99
0,6943
89
3,1596
24
18 Sinta
Widiyani
10 14 -
1,208
3
1,8333 1,4599
89
3,3609
89
-
2,2151
8
19 Siti Hadibah 13 13 1,791
7
0,8333 3,2101
89
0,6943
89
1,4930
24
20 Tanti Yunita 13 12 1,791
7
-
0,1667
3,2101
89
0,0277
89
-
0,2986
8
21 Wildan
Hermawan
11 14 -
0,208
3
1,8333 0,0433
89
3,3609
89
-
0,3818
8
22 Yuyun Yulinar 11 13 -
0,208
3
0,8333 0,0433
89
0,6943
89
-
0,1735
8
23 Nanda
Octaviani
9 11 -
2,208
3
-
1,1667
4,8765
89
1,3611
89
2,5764
24
24 Geryn Nuryana 10 14 -
1,208
1,8333 1,4599
89
3,3609
89
-
2,2151
29
3 8
Σ 269 292 0,000
8
-
0,0007
7
121,95
83
93,333
39
70,166
79
x 11,208
3
12,166
7
Perhitungan validitas instrumen tes dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu dengan
mengkorelasikan jumlah skor soal ganjil dengan soal genap,
berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh data
Product Moment dengan angka simpangan sebagai berikut:
Koefisien produk moment :
rxy = ∑ xy√¿¿¿
∑xy = 70,1668 ∑x2 = 121,95 ∑y2 = 93,39
rxy = ∑ xy√¿¿¿
= 70,1668√(121,95) (93,39)
= 70,1668√11388,91
= 70,1668106,71
= 0,65
30
Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya
dengan rumus:
t=
r√n−2√1−r2
maka:
t
=
0,65√24−2√1−(0,65)2
t = 0,65.4,69√1−0,4225
=
3,0485√0,5775
= 4,016
Dari hasil perhitungan data hasil uji validitas instrumen
tes dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan
Angka Simpangan dan kemudian diuji tingkat signifikansinya,
sehingga diperoleh data pada tabel berikut:
R Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan
0,65 Kuat 4,016 1,714 Signifikan
B. Reliabilitas
31
Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas
adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai
oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang
sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat
butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di
bawah kondisi pengujian yang berbeda. Menurut Sukardi (2008:
43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi.
Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau
keajegan.
Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai
reliabelitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Groth-Marnat
(2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada
derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Untuk Mengukur Reliabilitas Instrumen Digunakan Teknik Split
Half Dari Product Moment dengan Angka Simpangan. Dari
perhitungan validitas diketahui r = 0,65
Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari
Product Moment dengan Angka Simpangan:
rnn=2r1.2
1+(n−1)r1.2
Maka :
rnn=2r1.2
1+(n−1)r1.2
32
rnn=(2)(0,65)
1+(2−1)(0,65 )
rnn=0,78
Instrumen tes dikatakan reliabel jika r hitung > r table
pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk = n-2. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung
> r table (0,78 > 0.404) maka, berdasarkan kriteria tersebut
dapat dikatakan bahwa instrumen tes objektif yang digunakan
reliabel.
33
BAB IV
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL
A. Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran
seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal
memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat
dikatakan bahwa soal tersebut baik. Kemudian mengambil 27%
skor dari atas yang disebut kelompok atas dan 27% skor dari
bawah sebagai kelompok bawah serta 46% sisanya disisihkan.
Menghitung Nilai Tingkat Kesukaran Soal
Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran
WL = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Bawah
WH = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Atas
nL = Jumlah Kelompok Bawah
nH = Jumlah Kelompok Atas
Jadi tingkat kesukaran setiap soal adalah sebagai berikut :
NO.
SOAL
TINGKAT KESUKARAN NO.
SOAL
TINGKAT KESUKARAN
34
RUMUS :
TK=(WL+WH)(nL+nH)
x100%
1 612
×100%=50,00% 21 212
×100%=16,67%
2 812
×100%=66,67% 22 012
×100%=0%
3 1012
×100%=83,33% 23 712
×100%=58,33%
4 1012
×100%=83,33% 24 312
×100%=25,00%
5 312
×100%=25,00% 25 712
×100%=58,33%
6 112
×100%=8,33% 26 212
×100%=16,67%
7 212
×100%=16,67% 27 312
×100%=25,00%
8 112
×100%=8,33% 28 112
×100%=8,33%
9 412
×100%=33,33% 29 212
×100%=16,67%
10 712
×100%=58,33% 30 112
×100%=8,33%
11 412
×100%=33,33% 31 512
×100%=41,67%
12 312
×100%=25,00% 32 912
×100%=75,00%
13 012
×100%=0% 33 1112
×100%=91,67%
14 212
×100%=16,67% 34 912
×100%=75,00%
15 112
×100%=8,33% 35 312
×100%=25,00%
16 1012
×100%=83,33% 36 512
×100%=41,67%
35
17 1112
×100%=91,67% 37 1012
×100%=83,33%
18 912
×100%=75,00% 38 612
×100%=50,00%
19 512
×100%=41,67% 39 712
×100%=58,33%
20 412
×100%=33,33% 40 912
×100%=75,00%
Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah ;
a) Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk Mudah
b) Jika jumlah presentse 28% - 72% termasuk Sedang
c) Jika kumlah presentase 73% - 100% termasuk Suka
Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil perhitungan tingkat
kesukaran soal dapat ditafsirkan seperti berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
PENAFSIRAN
TINGKAT
KESUKARAN
NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
PENAFSIRAN
TINGKAT
KESUKARAN
1 50 % Sedang 21 16, 67 % Mudah2 66, 67 % Sedang 22 0 % Mudah3 83,33 % Sukar 23 58,33 % Sedang4 83,33 % Sukar 24 25 % Mudah5 25 % Mudah 25 58,33 % Sedang6 8,33 % Mudah 26 16, 67 % Mudah7 16, 67 % Mudah 27 25 % Mudah8 8,33 % Mudah 28 8,33 % Mudah
36
9 33,33 % Sedang 29 16, 67 % Mudah10 58,33 % Sedang 30 8,33 % Mudah11 33,33 % Sedang 31 41,67 % Mudah12 25 % Mudah 32 75 % Sukar13 0 % Mudah 33 91,67 % Sukar14 16, 67 % Mudah 34 75 % Sukar15 8,33 % Mudah 35 25 % Mudah16 83,33 % Sukar 36 41,67 % Sedang17 91,67 % Sukar 37 83,33 % Sukar18 75 % Sukar 38 50 % Sedang19 41,67 % Sedang 39 58,33 % Sedang20 33,33 % Sedang 40 75 % Sukar
Tabel Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat
Kesukarannya.
TINGKAT
KESUKARANNO. SOAL JUMLAH
Mudah P 27%
5,6,7,8,12,13,14,1
5,21,22,
24,26,27,28,29,30,
31,35
18
Sedang
1,2,9,10,11,19,20,
23,25
36,38,3912
Sukar P 73% 3,4,16,17,18,32,33 10
37
,34,37,40
B. Daya Pembeda (Discriminating Power)
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana
suatu butir soal mampu mebedakan peserta didik yang sudah
menguasai kompetensi dengan pesertaa didik yang belum/kurang
menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x jumlah sample
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut
dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel, sebagai
berikut :
Index of discrimination item evaluation
38
RUMUS :
DP=[ (WL−WH)n ]
a) 0,40 and up : Very goods items
b) 0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to
improvement
c) 0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and
being subject to improvement
d) Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved
by revision
NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
KRITERIA NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
KRITERIA
1 0,67 Very good items 21 0, 33 Reasonably good
items2 0,33 Reasonably good
items
22 0 Poor items
3 0 Poor items 23 0,17 Poor items4 0,33 Reasonably good
items
24 0,5 Very good items
5 0,5 Very good items 25 0,5 Very good items6 -0,17 Poor items 26 0 Poor items7 0,33 Reasonably good
items
27 0,5 Very good items
8 0,17 Poor items 28 0,17 Poor items9 0,67 Very good items 29 0,33 Reasonably good
items10 -0,5 Poor items 30 0,17 Poor items11 0,67 Very good items 31 0,5 Very good items12 0,5 Very good items 32 -0,17 Poor items13 0 Poor items 33 -0,17 Poor items14 0,33 Reasonably good 34 0,5 Very good items
39
items15 0,17 Poor items 35 0,17 Poor items16 0 Poor items 36 0,5 Very good items17 0,17 Poor items 37 0 Poor items18 0,17 Poor items 38 0,33 Reasonably good
items19 0,5 Very good items 39 -0,17 Poor items20 0,67 Very good items 40 0,17 Poor items
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada uji coba yang dilakukan oleh kami terdapat simpulan
bahwa soal yang kami buat teruji validitas dan
reliabilitasnya. Untuk validitasnya terdapat soal yang
valid dan ada yang tidak. Dari data Penilaian Acuan Norma
(PAN) ditarik simpulan 3 orang siswa memiliki nilai sangat
baik, 6 orang siswa memiliki nilai baik , 7 orang siswa
memiliki nilai cukup, 4 orang siswa memiliki nilai kurang
baik, 4 orang siswa memiliki nilai sangat kurang baik. Dan
untuk Penilaian Acuan Patokan (PAP) diperoleh simpulan 3
orang siswa memiliki nilai baik (B/LULUS), 10 orang siswa
memiliki nilai cukup (C/LULUS), 7 orang siswa memiliki
nilai kurang baik(D/TIDAK LULUS), dan 4 orang siswa
memiliki nilai sangat kurang baik (E/TIDAK LULUS). Kemudian
40
soal yang valid berjumlah 14 dan 26 soal lainnya tidak
valid.
B. SARAN
Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang
akan dibuat. Setiap soal yang akan di uji harus dianalisis
dengan waktu yang cukup dan dengan pemeriksaan yang
berulang. Sehingga soal itu berkualitas dan berbobot.
DAFTAR PUSTAKA
Aini,Latifah. 2013. Teknik Pengolahan Skor Hasil Evaluasi. [Online].
Tersedia:
http://ainilatifah.blogspot.com/2013/04/teknik-
pengolahan-skor-hasil-evaluasi.html. [Diakses: 21
November 2013].
41
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Futriana, Merlita. 2012. Validitas dan Reliabilitas. [Online].
Tersedia:
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-
reliabilitas.html. [Diakses: 21 November 2013].
Hamim, Nurham. 2013. Pengertian Validitas dan Jenis-Jenis Validitas.
[Online]. Tersedia:
http ://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-
validitas-dan-jenis-jenis-validitas/. [Diakses: 21
November 2013].
Rahmat, Cece. 2005. Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV
Andira.
42