Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

42
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum. Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi pembelajaran. Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi yang ada di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa 1

Transcript of Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting

dalam sebuah kurikulum. Walaupun dalam tatanan kurikulum

evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan penting

untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang

dilakukan selama ini sekaligus mempengaruhi proses

pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari bahasa

inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian. Jika

direfleksikan dengan fungsinya di dalam proses pembelajaran

maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses

berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi

untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang

suatu sistem pembelajaran.

Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali

mengalami manfaat evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang

dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi

membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang.

Hal ini dikarenakan hasil dari evaluasi yang kita lakukan

telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah disusun di

awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi

remedial bisa dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan

evaluasi pembelajaran.

Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari

definisi yang ada di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa

1

ada beberapa poin penting yang dapat diambil dari rumusan

definisi tersebut. Berikut ini sedkit penjabaran tentang poin-

poin yang harus ada di dalam suatu evaluasi.

Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti

evaluasi adalah proses yang berlangsung terus menerus baik

sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah proses

belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama

proses belajar mengajar berlangsung.

Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti

evaluasi harus memiliki tujuan tertentu untuk apa sebuah

evaluasi dilakukan.

Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus

ada standar pengukuran tertentu untuk menyatakan apakah

evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum sehingga

dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan

informasi yang dikumpulkan.

Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam

mengevaluasi pembelajaran. Yang pertama adalah evaluasi yang

dilakukan siswa yakni berupa proses dan hasil (masih ingat kan

komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang harus

dilakukan oleh guru yakni berupa evaluasi diri sendiri.

menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang guru tentunya

untuk terus mengevaluasi dirinya sendiri dalam melakukan

proses mengajar.

Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil

tes, ada empat langkah pokok yang harus ditempuh diantaranya :

a. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat

dicapai oleh peserta didik.

2

b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan

norma tertentu.

c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai, baik berupa

huruf atau angka.

d. Melakukan analisis soal, tingkat kesukaran soal, dan

daya pembeda.

Dari penjelasan diatas, untuk mengetahui evaluasi

pembelajaran kami melakukan observasi dengan uji soal (tes) ke

SMA Negeri 1 Parongpong. Maka dari itu kami mencoba untuk

menyusun laporan ini.

B. Tujuan

Tujuan dari pengujian soal dan analisis soal yaitu untuk

mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki,

bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik

untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal

yang sudah mengalami beberapa uji coba dan revisi, yang

didasarkan atas analisis empiris dan rasional.

C. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong

Alamat Sekolah : Jl. Cihanjuang Rahayu no. 39 Lembang,

Kab. Bandung Prov.

Jawa Barat kode pos 40559

Jumlah Siswa : 346 Siswa

Jumlah Tenaga Pengajar : 43 orang

3

SMA Negeri 1 Parongpong memiliki visi yang menggambarkan

profil sekolah yang diinginkan di masa datang, yaitu :

Terwujudnya sekolah yang CANTIK, Lulusan yang Cerdas,

Lingkungan yang Asri, Aman dan Nyaman, Warga Sekolah yang

Taqwa, Inovatif, dan Kreatif serta mampu bersaing di era

globalisasi.

Untuk mencapai VISI tersebut, SMAN 1 Parongpong mengembangkan

misi sebagai Berikut:

1) Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang

memenuhi standar yang ditetapkan.

2) Membina dan menjaga SDM agar tetap berwawasan wiyata

mandala dan ketahanan sekolah sebagai pendukung

terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan

efisien serta hasil pembelajaran yang optimal.

3) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya

tertib, dan budaya kerja.

4) Melaksanakan pembinaan dan ketaqwaan dengan melibatkan

seluruh komponen Sekolah yang terintegrasi dalam proses

pembelajaran.

5) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah sehingga

menjadi salah satu sumber kearifan berperilaku dan

bermasyarakat.

6) Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang

dapat menunjang pengembangan profesionalisme.

4

7) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan

sumber daya sekolah dalam mengembangkan potensi peserta

didik secara optimal.

5

BAB II

PENGOLAHAN SKOR

A. Skor Mentah

Instrumen tes yang diujikan adalah pada mata pelajaran PAI.

Jumlah soal yang diujikan adalah sebanyak 40 butir soal

pilihan ganda dan 5 butir soal essay.

No. Soal Bentuk Soal Bobot St

1-40 Pilihan Ganda 1 4041 Uraian 6 6042 Uraian 2 2043 Uraian 2 2044 Uraian 4 4045 Uraian 6 60

Jumlah St 240

Uji instrumen tes dilakukan di:

Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong

Kelas : XD

Jumlah siswa : 24 orang

Berikut daftar skor mentah uji instrumen tes geografi kelas XD

SMA Negeri 1 Parongpong

No Nama Skor Skor

6

PG Essay Mentah

1 Agus Suparman 28 140 1682 Amatulloh

Nafisah

27 130 157

3 Asep Wendi 28 70 984 Dandi Handika 20 45 655 Dewi Anggraeni 19 95 1146 Disa Samsudin 21 40 617 Dony Abdulmajid 21 10 268 Ega Albiyuna 16 100 1269 Fajar Kurniawan 26 50 6810 Fitriya

Anggraeni

18 80 101

11 Nine Febrianti 21 95 12112 Novia Rusti 26 100 12813 Pury Septiani 28 90 11914 Regi Dhevariza 29 10 2715 Risma Apriliani 17 80 10216 Rizki Saeful 22 20 3917 Rosmiati Nur 19 100 12818 Sinta Widiyani 28 80 10419 Siti Hadibah 24 130 15620 Tanti Yunita 26 110 13521 Wildan Hermawan 25 60 8522 Yuyun Yulinar 25 52 7623 Nanda Octaviani 24 0 2024 Geryn Nuryana 20 70 94

7

B. Menentukan Nilai Siswa

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat

dilakukan oleh siswa dan bukan membandingkan seorang siswa

dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau

patokan yang spesifik. Misalnya kriteria yang digunakan 75%

atau 80%. Bagi siswa yang kemampuannya dibawah kriteria yang

telah diterapkan ditanyakan tidak berhasil dan harus

mendapatkan remidial. Tujuan dari Penilaian Acuan Patokan adalah

untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang

ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian Acuan

Patokan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hasil

belajar sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang

telah ditentukan.

Rata-rata Ideal

X = 12 . X

X = 12 . 240 = 120

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

S = 13 . X

S = 13 . 120 = 40

8

a) Skala Empat (0-4)

Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah

menjadi skor standar skala empat pada penilaian acuan patokan

adalah :

+ 1,5 (sd) = 120 + 1,5 . 40 = 120 + 60 = 180

+ 0,5 (sd) = 120 + 0,5 . 40 = 120 + 20 = 140

-0,5 (sd) = 120 – 0,5 .40 = 120 – 20 = 100

-1,5 (sd) = 120 – 1,5 .40 = 120 – 60 = 60

A = 240 – 180

B = 179 – 140

C = 139 – 100

D = 99 – 60

Dibawah 59 = E

Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 59 maka

nilainya E (tidak lulus), siswa yang memperoleh skor mentah

dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang memperoleh

skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor mentah dari

179 – 140 maka nilainya B, dan siswa yang memperoleh skor

mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut memperoleh nilai

A.

9

b) Skala Sepuluh (0-10)

+ 2,25 (sd) = 120 + 2,25 . 40 = 120 + 90 = 210 10

+ 1,75 (sd) = 120 + 1,75 . 40 = 120 + 70 = 190 9

+ 1,25 (sd) = 120 + 1,25 . 40 = 120 + 50 = 170 8

+ 0,75 (sd) = 120 + 0,75 . 40 = 120 + 30 = 150 7

+ 0,25 (sd) = 120 + 0,25 . 40 = 120 + 10 = 130 6

- 0,25 (sd) = 120 - 0,25 . 40 = 120 - 10 = 110 5

- 0,75 (sd) = 120 - 0,75 . 40 = 120 - 30 = 90 4

- 1,25 (sd) = 120 - 1,25 . 40 = 120 - 50 = 70 3

- 1,75 (sd) = 120 - 1,75 . 40 = 120 - 70 = 50 2

- 2,25 (sd) = 120 - 2,25 . 40 = 120 - 90 = 30 1

c) Skala Seratus (0-100)

T skor = 50 + (x−xs )

10

x = skor mentah

x = rata-ratas = simpangan baku

NO NAMA

SISWASKALA 0-100

10

1Agus Suparman

50 + (168−12040 ) 10 =

62,002

Amatulloh

Nafisah50 + (157−120

40 ) 10 =59,25

3Asep Wendi

50 + (98−12040 ) 10 =44,50

4Dandi Handika

50 + (65−12040 ) 10 =36,25

5Dewi Anggraeni

50 + (114−12040 ) 10 =

48,506

Disa Samsudin50 + (61−12040 ) 10 =

35,257

Dony Abdulmajid50 + (26−12040 ) 10 =

26,508

Ega Albiyuna50 + (126−120

40 ) 10 =51,50

9Fajar Kurniawan

50 + (68−12040 ) 10 =37,00

10 Fitriya

Anggraeni50 + (101−120

40 ) 10 =

11

45,2511

Nine Febrianti50 + (121−120

40 ) 10 =50,25

12Novia Rusti

50 + (128−12040 ) 10 =

52,0013

Pury Septiani50 + (119−120

40 ) 10 =49,75

14Regi Dhevariza

50 + (27−12040 ) 10 =26,75

15Risma Apriliani

50 + (102−12040 ) 10 =

45,5016

Rizki Saeful50 + (39−12040 ) 10 =

29,7517

Rosmiati Nur50 + (128−120

40 ) 10 =52,00

18Sinta Widiyani

50 + (104−12040 ) 10 =

46,0019

Siti Hadibah50 + (156−120

40 ) 10 =59,00

20 Tanti Yunita 50 + (135−12040 ) 10 =

12

53,7521

Wildan Hermawan50 + (85−12040 ) 10 =

41,2522

Yuyun Yulinar50 + (76−12040 ) 10 =

39,0023

Nanda Octaviani50 + (20−12040 ) 10 =

25,0024

Geryn Nuryana50 + (94−12040 ) 10 =

43,50

2. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Dalam Penilaian Acuan Norma, makna angka seorang siswa

ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan

hasil belajar siswa lainnya dalam suatu kelompok atau kelas.

Tujuan dari Penilaian Acuan Norma adalah untuk membedakan

siswa atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, muali dari

yang terendah sampai yang tertinggi. Secara ideal,

pendistribusian tingkat kemapuan dalam satu kelompok

menggambarkan suatu kurva normal.

Data

168 26 119 156 157 126 27

13

135

98 68 102 85 65 101 39

76

114 121 128 20 61 128 104

94

Nilai Tertinggi = 168

Nilai Terrendah = 20

Rentang

R = 168 – 20

R = 148

Jumlah Kelas

Jk = 1 + 3,3 log

24

Jk = 1 + 3,3 .

1,38

Jk = 5,55 ≈ 6

Panjang Interval

14

Pi = RJk =

1486 =

24,67 = 25

Banyak Kelas

Bk = RPi =

14825 =

5,92 ≈ 6

Tabel Distribusi

Kelas

IntervalTurus F x f.x x² f.x²

20 – 44 IIII 4 32 128 1024 409645 – 69 III 3 57 171 3249 974770 – 94 III 3 82 328 6724 20172

95 - 119 IIIII I 6 107 6421144

968694

120 - 144 IIIII 5 132 6601742

487120

145 - 169 III 3 157 4712464

973947

Σ 24 240026377

6

15

Mean

x = Σfxf =240024

= 100

Standar Deviasi (Sd)

Sd = √Σfx2−¿¿¿¿

= √263776−¿¿¿¿

= √263776−24000023

= √1033,75

= 32,15

a) Skala Empat (0-4)

x + 1,5 x sd = 100 + 1,5 (32,15) = 148,225

x + 0,5 x sd = 100 + 0,5 (32,15) = 116,075

x - 0,5 x sd = 100 - 0,5 (32,15) = 83,925

x - 1,5 x sd = 100 - 1,5 (32,15) = 51,775

16

A = 240 – 148,225

B = 148,225 – 116,075

C = 116,075 – 83,925

D = 83,925 – 51,775

Dibawah 51,775 = E

Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 51,775

maka nilainya E (tidak lulus), siswa yang memperoleh skor

mentah dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang

memperoleh skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor

mentah dari 179 – 140 maka nilainya B, dan siswa yang

memperoleh skor mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut

memperoleh nilai A.

b) Skala Sepuluh (0-10)

x + 2,25 x sd = 100 + 2,25 (32,15) = 172,3375 10

x + 1,75 x sd = 100 + 1,75 (32,15) = 156,2625 9

x + 1,25 x sd = 100 + 1,25 (32,15) = 140,1875 8

x + 0,75 x sd = 100 + 0,75 (32,15) = 124,1124 7

x + 0,25 x sd = 100 + 0,25 (32,15) = 108,0375 6

x - 0,25 x sd = 100 – 0,25 (32,15) = 91,9625 5

x - 0,75 x sd = 100 - 0,75 (32,15) = 75,8875

17

4

x - 1,25 x sd = 100 - 1,25 (32,15) = 59,8125

3

x - 1,75 x sd = 100 - 1,75 (32,15) = 43,7375

2

x - 2,25 x sd = 100 - 2,25 (32,15) = 27,6625

1

c) Skala Seratus (0-100)

T skor = 50 +

(x−xs ) 10

x = skor mentah

x = rata-ratas = simpangan baku

NO NAMA

SISWASKALA 0-100

1Agus Suparman

50 + (168−10032,15 ) 10 =71,10

2Amatulloh

Nafisah50 + (157−100

32,15 ) 10 =67,70

3 Asep Wendi50 + (98−10032,15 ) 10

18

=49,404

Dandi Handika50 + (65−10032,15 ) 10

=39,205

Dewi Anggraeni50 + (114−100

32,15 ) 10=54,30

6Disa Samsudin

50 + (61−10032,15 ) 10=37,90

7Dony Abdulmajid

50 + (26−10032,15 ) 10=27,00

8Ega Albiyuna

50 + (126−10032,15 ) 10

=58,009

Fajar Kurniawan50 + (68−10032,15 ) 10

=40,1010

Fitriya

Anggraeni50 + (101−100

32,15 ) 10=50,30

11Nine Febrianti

50 + (121−10032,15 ) 10

=56,5012

Novia Rusti50 + (128−100

32,15 ) 10=58,70

13 Pury Septiani50 + (119−100

32,15 ) 1019

=55,9014

Regi Dhevariza50 + (27−10032,15 ) 10

=27,3015

Risma Apriliani50 + (102−100

32,15 ) 10=50,60

16Rizki Saeful

50 + (39−10032,15 ) 10=31,10

17Rosmiati Nur

50 + (128−10032,15 ) 10

=58,7018

Sinta Widiyani50 + (104−100

32,15 ) 10=51,20

19Siti Hadibah

50 + (156−10032,15 ) 10

=67,4020

Tanti Yunita50 + (135−100

32,15 ) 10=60,80

21Wildan Hermawan

50 + (85−10032,15 ) 10=45,40

22Yuyun Yulinar

50 + (76−10032,15 ) 10=42,60

23 Nanda Octaviani50 + (20−10032,15 ) 10

20

=26,0024

Geryn Nuryana50 + (94−10032,15 ) 10

=48,20

C. Daftar Rekapitulasi Uji Instrumen PAI

Kelas : XD

Mata Pelajaran : PAI

Sekolah : SMAN 1 Parongpong

No Nama SKOR PAP PAN

MENTAH 4 10 100 4 10 100

1 Agus Suparman 168 B 7 62,

00

A 9 71,1

02 Amatulloh

Nafisah

157 B 7 59,

25

A 9 67,7

03 Asep Wendi 98 D 4 44,

50

C 5 49,4

04 Dandi Handika 65 D 2 36,

25

D 3 39,2

05 Dewi Anggraeni 114 C 5 48,

50

C 6 54,3

06 Disa Samsudin 61 D 2 35,

25

D 3 37,9

07 Dony Abdulmajid 26 E 1 26,

50

E 1 27,0

0

21

8 Ega Albiyuna 126 C 5 51,

50

B 7 58,0

09 Fajar Kurniawan 68 D 2 37,

00

D 3 40,1

010 Fitriya

Anggraeni

101 C 4 45,

25

C 5 50,3

011 Nine Febrianti 121 C 5 50,

25

B 6 56,5

012 Novia Rusti 128 C 5 52,

00

B 7 58,7

013 Pury Septiani 119 C 5 49,

75

B 6 55,9

014 Regi Dhevariza 27 E 1 26,

75

E 1 27,3

015 Risma Apriliani 102 C 4 45,

50

C 5 50,6

016 Rizki Saeful 39 E 1 29,

75

E 1 31,1

017 Rosmiati Nur 128 C 5 52,

00

B 7 58,7

018 Sinta Widiyani 104 C 4 46,

00

C 5 51,2

019 Siti Hadibah 156 B 7 59,

00

A 9 67,4

020 Tanti Yunita 135 C 6 53,

75

B 7 60,8

021 Wildan Hermawan 85 D 3 41,

25

C 4 45,4

0

22

22 Yuyun Yulinar 76 D 3 39,

00

D 4 42,6

023 Nanda Octaviani 20 E 1 25,

00

E 1 26,0

024 Geryn Nuryana 94 D 4 43,

50

C 5 48,2

0

23

BAB III

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

A. Validitas

Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur

disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya

lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan

kriteria tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara

alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas

mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu

prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.

Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrument

evaluasi dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur

secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar matematika

dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar

mengukur hasil belajar matematika.Validitas alat ukur tidak

semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur sebagai alat,

tetapi terutama pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan

penyelanggaraan alat ukur (Surapranata, 2004).

Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas

tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya

diukur. Nunnaly (Surapranata, 2004) menyatakan bahwa

pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian

empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung kepada macam

validitas yang digunakannya. Anastasi (Surapranata, 2004)

24

mengemukakan bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang

menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang

diukur. Para pengembang tes memiliki tanggung jawab dalam

memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena

itu validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung

seberapa jauh suatu alat telah berfungsi.

Jenis-jenis Validitas :

a. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat

ukur ditinjau dari isi alat ukur tersebut. Suatu alat ukur

dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan

alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif  terhadap

bahan pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur

diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan

berdasarkan kurikulum.

b. Validitas Konstruk (construct Validity)

Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan

konstruksi atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas

alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil alat

ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas

konstruk alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha

25

untuk menunjukan bahwa skor yang dihasilkan suatu alat ukur

matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang sama dengan

kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.

Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan

memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu

yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif

tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk

menentukan tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir soal

dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat

ukur.

c. Validitas Ukuran

Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk

pada pengertian seberpa jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang

matematika menunjukan kemampuan yang lebih tinggi dari dapa yang belum

diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan tentang

materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap

materi aljabar yang lebih dari siswa yang belum diajarkan.

Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa

diuji dengan alat ukur yang sama. Kelompok pertama telah

diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok kedua

belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua

kelompok itu diuji dengan teknik T-tes untuk mengetahui

signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.

d. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)

26

Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada

pengertian apakah tingkat kemampuan seorang pada suatu bidang yang

diteskan mencerminkan atau sesaui dengan skor bidang yang lain yang mempunyai

persamaan karakteristik.

Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes

yang diuji dengan hasil tes bidang lain yang sekarakteristik.

Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan

kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara

aktif reseptif mempunyai penguasaan kosakata terse but

kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah

diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang

diperoleh dari perhitungan tersebut akan menentukan tinggi

randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata

yang diuji.

e. Validitas Empiris (Empirical Validity)

Valisitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu

analisis korelasi. Hal ini bertujuan untuk mencari hubungan

antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan

suatu tolok ukur diluar tes yang bersangkutan. Namun kriteria

tersebut harus relevan dengan diluat tes yang bersangkutan.

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES

No Nama Ganjil

(X)

Genap(

Y)

x y x2 y2 xy

1 Agus Suparman 15 13 3,791 0,8333 14,376 0,6944 3,1597

27

7 33 99 44 5

2 Amatulloh

Nafisah

15 12 3,791

7

-

0,1667

14,376

99

0,0277

89

-

0,6320

8

3 Asep Wendi 13 15 1,791

7

2,8333 3,2101

89

8,0275

89

5,0764

24

4 Dandi Handika 10 10 -

1,208

3

-

2,1667

1,4599

89

4,6945

89

2,6180

24

5 Dewi

Anggraeni

9 10 -

2,208

3

-

2,1667

4,8765

89

4,6945

89

4,7847

24

6 Disa Samsudin 10 11 -

1,208

3

-

1,1667

1,4599

89

1,3611

89

1,4097

24

7 Dony

Abdulmajid

8 8 -

3,208

3

-

4,1667

10,293

19

17,361

39

13,368

02

8 Ega Albiyuna 13 13 1,791

7

0,8333 3,2101

89

0,6943

89

1,4930

24

9 Fajar

Kurniawan

9 9 -

2,208

3

-

3,1667

4,8765

89

10,027

99

6,9930

24

10 Fitriya

Anggraeni

10 11 -

1,208

3

-

1,1667

1,4599

89

1,3611

89

1,4097

24

11 Nine

Febrianti

12 14 0,791

7

1,8333 0,6267

89

3,3609

89

1,4514

24

12 Novia Rusti 13 15 1,791

7

2,8333 3,2101

89

8,0275

89

5,0764

24

13 Pury Septiani 14 15 2,791 2,8333 7,7935 8,0275 7,9097

28

7 89 89 24

14 Regi

Dhevariza

8 9 -

3,208

3

-

3,1667

10,293

19

10,027

99

10,159

72

15 Risma

Apriliani

10 12 -

1,208

3

-

0,1667

1,4599

89

0,0277

89

0,2014

24

16 Rizki Saeful 8 11 -

3,208

3

-

1,1667

10,293

19

1,3611

89

3,7431

24

17 Rosmiati Nur 15 13 3,791

7

0,8333 14,376

99

0,6943

89

3,1596

24

18 Sinta

Widiyani

10 14 -

1,208

3

1,8333 1,4599

89

3,3609

89

-

2,2151

8

19 Siti Hadibah 13 13 1,791

7

0,8333 3,2101

89

0,6943

89

1,4930

24

20 Tanti Yunita 13 12 1,791

7

-

0,1667

3,2101

89

0,0277

89

-

0,2986

8

21 Wildan

Hermawan

11 14 -

0,208

3

1,8333 0,0433

89

3,3609

89

-

0,3818

8

22 Yuyun Yulinar 11 13 -

0,208

3

0,8333 0,0433

89

0,6943

89

-

0,1735

8

23 Nanda

Octaviani

9 11 -

2,208

3

-

1,1667

4,8765

89

1,3611

89

2,5764

24

24 Geryn Nuryana 10 14 -

1,208

1,8333 1,4599

89

3,3609

89

-

2,2151

29

3 8

Σ 269 292 0,000

8

-

0,0007

7

121,95

83

93,333

39

70,166

79

x 11,208

3

12,166

7

Perhitungan validitas instrumen tes dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu dengan

mengkorelasikan jumlah skor soal ganjil dengan soal genap,

berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh data

Product Moment dengan angka simpangan sebagai berikut:

Koefisien produk moment :

rxy = ∑ xy√¿¿¿

∑xy = 70,1668 ∑x2 = 121,95 ∑y2 = 93,39

rxy = ∑ xy√¿¿¿

= 70,1668√(121,95) (93,39)

= 70,1668√11388,91

= 70,1668106,71

= 0,65

30

Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya

dengan rumus:

t=

r√n−2√1−r2

maka:

t

=

0,65√24−2√1−(0,65)2

t = 0,65.4,69√1−0,4225

=

3,0485√0,5775

= 4,016

Dari hasil perhitungan data hasil uji validitas instrumen

tes dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan

Angka Simpangan dan kemudian diuji tingkat signifikansinya,

sehingga diperoleh data pada tabel berikut:

R Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan

0,65 Kuat 4,016 1,714 Signifikan

B. Reliabilitas

31

Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas

adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai

oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang

sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat

butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di

bawah kondisi pengujian yang berbeda. Menurut Sukardi (2008:

43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi.

Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau

keajegan.

Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai

reliabelitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil

konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Groth-Marnat

(2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada

derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.

Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Untuk Mengukur Reliabilitas Instrumen Digunakan Teknik Split

Half Dari Product Moment dengan Angka Simpangan. Dari

perhitungan validitas diketahui r = 0,65

Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari

Product Moment dengan Angka Simpangan:

rnn=2r1.2

1+(n−1)r1.2

Maka :

rnn=2r1.2

1+(n−1)r1.2

32

rnn=(2)(0,65)

1+(2−1)(0,65 )

rnn=0,78

Instrumen tes dikatakan reliabel jika r hitung > r table

pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk = n-2. Berdasarkan

hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung

> r table (0,78 > 0.404) maka, berdasarkan kriteria tersebut

dapat dikatakan bahwa instrumen tes objektif yang digunakan

reliabel.

33

BAB IV

ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL

A. Tingkat Kesukaran Soal

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran

seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal

memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat

dikatakan bahwa soal tersebut baik. Kemudian mengambil 27%

skor dari atas yang disebut kelompok atas dan 27% skor dari

bawah sebagai kelompok bawah serta 46% sisanya disisihkan.

Menghitung Nilai Tingkat Kesukaran Soal

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

WL = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Bawah

WH = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Atas

nL = Jumlah Kelompok Bawah

nH = Jumlah Kelompok Atas

Jadi tingkat kesukaran setiap soal adalah sebagai berikut :

NO.

SOAL

TINGKAT KESUKARAN NO.

SOAL

TINGKAT KESUKARAN

34

RUMUS :

TK=(WL+WH)(nL+nH)

x100%

1 612

×100%=50,00% 21 212

×100%=16,67%

2 812

×100%=66,67% 22 012

×100%=0%

3 1012

×100%=83,33% 23 712

×100%=58,33%

4 1012

×100%=83,33% 24 312

×100%=25,00%

5 312

×100%=25,00% 25 712

×100%=58,33%

6 112

×100%=8,33% 26 212

×100%=16,67%

7 212

×100%=16,67% 27 312

×100%=25,00%

8 112

×100%=8,33% 28 112

×100%=8,33%

9 412

×100%=33,33% 29 212

×100%=16,67%

10 712

×100%=58,33% 30 112

×100%=8,33%

11 412

×100%=33,33% 31 512

×100%=41,67%

12 312

×100%=25,00% 32 912

×100%=75,00%

13 012

×100%=0% 33 1112

×100%=91,67%

14 212

×100%=16,67% 34 912

×100%=75,00%

15 112

×100%=8,33% 35 312

×100%=25,00%

16 1012

×100%=83,33% 36 512

×100%=41,67%

35

17 1112

×100%=91,67% 37 1012

×100%=83,33%

18 912

×100%=75,00% 38 612

×100%=50,00%

19 512

×100%=41,67% 39 712

×100%=58,33%

20 412

×100%=33,33% 40 912

×100%=75,00%

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah ;

a) Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk Mudah

b) Jika jumlah presentse 28% - 72% termasuk Sedang

c) Jika kumlah presentase 73% - 100% termasuk Suka

Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil perhitungan tingkat

kesukaran soal dapat ditafsirkan seperti berikut :

Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

PENAFSIRAN

TINGKAT

KESUKARAN

NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

PENAFSIRAN

TINGKAT

KESUKARAN

1 50 % Sedang 21 16, 67 % Mudah2 66, 67 % Sedang 22 0 % Mudah3 83,33 % Sukar 23 58,33 % Sedang4 83,33 % Sukar 24 25 % Mudah5 25 % Mudah 25 58,33 % Sedang6 8,33 % Mudah 26 16, 67 % Mudah7 16, 67 % Mudah 27 25 % Mudah8 8,33 % Mudah 28 8,33 % Mudah

36

9 33,33 % Sedang 29 16, 67 % Mudah10 58,33 % Sedang 30 8,33 % Mudah11 33,33 % Sedang 31 41,67 % Mudah12 25 % Mudah 32 75 % Sukar13 0 % Mudah 33 91,67 % Sukar14 16, 67 % Mudah 34 75 % Sukar15 8,33 % Mudah 35 25 % Mudah16 83,33 % Sukar 36 41,67 % Sedang17 91,67 % Sukar 37 83,33 % Sukar18 75 % Sukar 38 50 % Sedang19 41,67 % Sedang 39 58,33 % Sedang20 33,33 % Sedang 40 75 % Sukar

Tabel Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat

Kesukarannya.

TINGKAT

KESUKARANNO. SOAL JUMLAH

Mudah P 27%

5,6,7,8,12,13,14,1

5,21,22,

24,26,27,28,29,30,

31,35

18

Sedang

1,2,9,10,11,19,20,

23,25

36,38,3912

Sukar P 73% 3,4,16,17,18,32,33 10

37

,34,37,40

B. Daya Pembeda (Discriminating Power)

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana

suatu butir soal mampu mebedakan peserta didik yang sudah

menguasai kompetensi dengan pesertaa didik yang belum/kurang

menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n = 27% x jumlah sample

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut

dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel, sebagai

berikut :

Index of discrimination item evaluation

38

RUMUS :

DP=[ (WL−WH)n ]

a) 0,40 and up : Very goods items

b) 0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to

improvement

c) 0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and

being subject to improvement

d) Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved

by revision

NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

KRITERIA NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

KRITERIA

1 0,67 Very good items 21 0, 33 Reasonably good

items2 0,33 Reasonably good

items

22 0 Poor items

3 0 Poor items 23 0,17 Poor items4 0,33 Reasonably good

items

24 0,5 Very good items

5 0,5 Very good items 25 0,5 Very good items6 -0,17 Poor items 26 0 Poor items7 0,33 Reasonably good

items

27 0,5 Very good items

8 0,17 Poor items 28 0,17 Poor items9 0,67 Very good items 29 0,33 Reasonably good

items10 -0,5 Poor items 30 0,17 Poor items11 0,67 Very good items 31 0,5 Very good items12 0,5 Very good items 32 -0,17 Poor items13 0 Poor items 33 -0,17 Poor items14 0,33 Reasonably good 34 0,5 Very good items

39

items15 0,17 Poor items 35 0,17 Poor items16 0 Poor items 36 0,5 Very good items17 0,17 Poor items 37 0 Poor items18 0,17 Poor items 38 0,33 Reasonably good

items19 0,5 Very good items 39 -0,17 Poor items20 0,67 Very good items 40 0,17 Poor items

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pada  uji coba yang dilakukan oleh kami terdapat simpulan

bahwa soal yang kami buat teruji validitas dan

reliabilitasnya. Untuk validitasnya terdapat soal yang

valid dan ada yang tidak. Dari data Penilaian Acuan Norma

(PAN) ditarik  simpulan 3 orang siswa memiliki nilai sangat

baik, 6 orang siswa memiliki nilai baik , 7 orang siswa

memiliki nilai cukup, 4 orang siswa memiliki nilai kurang

baik, 4 orang siswa memiliki nilai sangat kurang baik. Dan

untuk Penilaian Acuan Patokan (PAP) diperoleh simpulan 3

orang siswa memiliki nilai baik (B/LULUS), 10 orang siswa

memiliki nilai cukup (C/LULUS), 7 orang siswa memiliki

nilai kurang baik(D/TIDAK LULUS), dan 4 orang siswa

memiliki nilai sangat kurang baik (E/TIDAK LULUS). Kemudian

40

soal yang valid berjumlah 14 dan 26 soal lainnya tidak

valid.

B. SARAN

Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang

akan dibuat. Setiap soal yang akan di uji harus dianalisis

dengan waktu yang cukup dan dengan pemeriksaan yang

berulang. Sehingga soal itu berkualitas dan berbobot.

DAFTAR PUSTAKA

Aini,Latifah. 2013. Teknik Pengolahan Skor Hasil Evaluasi. [Online].

Tersedia:

http://ainilatifah.blogspot.com/2013/04/teknik-

pengolahan-skor-hasil-evaluasi.html. [Diakses: 21

November 2013].

41

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Futriana, Merlita. 2012. Validitas dan Reliabilitas. [Online].

Tersedia:

http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-

reliabilitas.html. [Diakses: 21 November 2013].

Hamim, Nurham. 2013. Pengertian Validitas dan Jenis-Jenis Validitas.

[Online]. Tersedia:

http ://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-

validitas-dan-jenis-jenis-validitas/. [Diakses: 21

November 2013].

Rahmat, Cece. 2005. Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV

Andira.

42