Richard R. Skemp Bab VI Perbedaan Jenis Imajinas
Transcript of Richard R. Skemp Bab VI Perbedaan Jenis Imajinas
68
Dulu sekitar tahun 1880an, Galton menemukan bahwa
setiap orang sangat berbeda imajinasi mentalnya. Beberapa
orang seperti dirinya sendiri, memiliki imajinasi visual
yang kuat; yang tidak memilikinya, berpikir melalui kata-
kata. Inilah yang terjadi selama ini; dan ada juga
individu yang dapat melakukan keduanya, berpikir untuk
menentukan pilihan pada beberapa kemampuan. (hal ini
tidak benar, bagaimanapun juga, mudah untuk memutuskan
imajinasi apa yang digunakan orang itu, atau bahkan
mereka memiliki keduanya, imajinasi visual dan imajinasi
verbal.) Dalam bab ini kita akan mempertimbangkan dua
jenis simbol yang digunakan dalam matematika, visual dan
verbal; keduanya merupakan imajinasi mental, dan hal lain
yang ditandai dengan simbol.
Simbol Visual dan Simbol Verbal
Pertama, penggunaan istilah simbol perlu penjelasan
lebih lanjut; karena ketika kata-kata dituliskan kata-
kata itu menjadi sesuatu yang dilihat, bukan didengar.
Namun demikian kata-kata adalah simbol yang berhubungan
68
dengan pendengaran, dan cara mengkomunikasikannya adalah
ucapan, bukan tulisan. Jadi simbol verbal dapat kita akan
artikan sebagai kata yang diucapkan dan kata yang
dituliskan.
Simbol visual jelas dicontohkan dengan diagram,
khususnya gambar bentuk-bentuk geometri. Tetapi ke dalam
kategori mana kita harus meletakkan simbol aljabar
seperti ini?
Pada dasarnya ini adalah stenografi lisan. Tulisan
ini dapat dibaca dengan jelas, atau dikomunikasikan tanpa
melihat bentuk visual. Yang pertama dibaca sebagai
”Integral a sampai b dari sin x dx”; dan yang kedua sebagai
”himpunan semua nilai x sedemikian hingga x2 lebih besar atau sama
dengan nol”. Keuntungan dari notasi-notasi aljabar tersebut
adalah, pertama, singkatan ini – menghemat waktu dan
mengurangi kesalahan serta menambah kejelasan dan
kekuatan karena ide-ide yang dipertahankan muncul dalam
waktu yang singkat. Tetapi singkatan ini lebih
bermanfaat. Mungkin ada sedikit kecenderungan untuk
membacanya; kemudian memberikan aspek visual. Tetapi
dalam pembicaraan yang sering digunakan, simbol aljabar
dan simbol verbal biasa digunakan daripada diagram dan
68
gambar geometri. Contoh pernyataan yang sesuai, adalah
“Jika p adalah bilangan prima, dan atau ” (“jika p adalah
bilangan prima, dan p membagi habis ab maka p membagi habis a atau p
membagi habis b”).
Kedua simbol, visual dan verbal digunakan dalam
matematika secara bersamaan maupun terpisah. Oleh karena
itu, kita menemukan diagram-diagram dengan penjelasan
verbal dan, bentuk perhitungan-perhitungan trigonometri;
kita menemukan kurva disertai persamaannya; tetapi kita
juga menemukan bentuk aljabar tanpa gambar atau diagram.
Hal itu terlihat seolah-olah simbol verbal (termasuk
aljabar) sangat diperlukan , tetapi simbol visual tidak.
Meskipun terkadang simbol-simbol tidak dibutuhkan,
namun tidak ada keraguan bahwa simbol visual sangat
berguna dan mungkin simbol visual lebih dapat dimengerti
daripada simbol verbal dalam bentuk aljabar.
Sudah sepantasnya jika fungsi-fungsi yang
disimbolkan dengan dua cara yang berbeda, mungkin saling
melengkapi. Ingat pada pembahasan simbol di Bab V,
tentang manfaat simbol. Pada bagian yang membahas fungsi
simbol matematika ini yang penting sekali. Sehingga,
beberapa sajian tentang bagaimana memilih dan menggunakan
simbol dan menemukan satu yang baru akan memberikan nilai
sangat baik.
68
Simbol visual kelihatannya menjadi dasar, paling
tidak dalam menyajikan bentuk yang sederhana untuk
menunjukkan obyek yang sesungguhnya. Seperti yang
ditunjukkan Piaget, sekalipun persepsi kita terhadap
sebuah obyek termasuk di dalamnya sebuah bentuk konsep.
Ketika kita melihat beberapa obyek dari sudut pandang
tertentu dalam kesempatan tertentu, pengalaman ini
menimbulkan ingatan pada pengalaman-pengalaman yang lalu
sebagai sebuah abstraksi terhadap sesuatu. Kita mengakui
pada saat kita menemukan sebuah obyek baru tidak
berdasarkan pada data masukan tetapi pada konsep obyek
yang diperoleh. Jadi sebuah gambaran visual, atau sebuah
representasi, dari sebuah obyek lebih baik digambarkan
sebagai simbol; walaupun konsep obyek ini merupakan
aturan yang digunakan dalam matematika. Berdasarkan sifat
visual dari sebuah obyek kita lebih mudah
menggambarkannya selama digambarkan oleh simbol visual
daripada simbol verbal.
Untuk contoh matematika, pertimbangkan diagram ini,
yang mewakili sebuah blok tinggi pada flats yang berdiri
di atas tanah. Untuk tujuan saat ini kami hanya tertarik
dalam bentuk dan tingginya.
68
Selanjutnya kita merepresentasikan pengamatan
seorang surveyor. Dari sudut ketinggian dari atap
bangunan, diambil pada jarak 100 meter dari bawah. Yang
menarik untuk dicatat adalah surveyor itu sendiri adalah
observasinya direpresentasikan oleh simbol tertentu
(titik dan garis) pada saat pengukuran, dan tinggi yang
tidak diketahui diwakili oleh simbol aljabar verbal.
h
300
100 m
Tentu saja kita membutuhkan kedua, dan sesegera melakukan
perhitungan lalu melengkapinya .
h = 100 tan 300
Meskipun demikian diagram sangat membantu untuk mewakili
keseluruhan struktur masalah. Itu memberikan konteks
darimana perhitungan secara khusus diperlukan untuk
diabstraksikan.
Meskipun lebih mendasar, gambaran visual lebih sulit
dikomunikasikan daripada yang lain. Untuk yang terakhir,
68
yang harus kita lakukan adalah mengubah pemikiran vokal
kita ke dalam ucapan. Tetapi untuk mengkomunikasikannya
kita harus menggambar, melukis atau membuat sebuah film.
Ini memberikan pemikiran verbal lebih memberi keuntungan
dari pada visual. Lebih jauh lagi, sebuah pemikiran
sangat berhubungan dengan penggunaan simbol. Pemikiran
yang sama diperoleh bersamaan dengan kesadaran, tentu
saja, simbol yang digunakan mempunyai perkiraan arti yang
sama untuk keduanya. Jadi ketika membicarakan pemikiran
kita kepada orang lain, kita juga mengkomunikasikan
pemikiran tersebut kepada diri kita sendiri.
Pemikiran yang disosialisasikan
Dari sini dapat dikatakan bahwa pemikiran verbal
kita lebih mudah untuk disosialisasikan, hal itu
memperluas hasil akhir tidak hanya pemikiran kita tetapi
juga hal lain, dan interaksi keduanya. Untuk melihat
sesuatu, secara harafiah, dari sudut pandang orang lain,
seharusnya kita berdiri di tempatnya, atau menerima
gambaran darinya, mengingat dia dapat mengatakan pada
kita apa yang dia lihat, dan kita dapat mendengar suara
yang sama pada saat berdiri pada tempat yang berbeda dan
melihat arah yang berbeda. Pada sesuatu yang nyata,
penglihatan bersifat individu, pendengaran bersifat
kolektif. Dan ini menarik untuk diperhatikan, ketika kita
68
sangat berharap untuk menegaskan aspek individu daripada
aspek kolektif, kita berbicara tentang sebuah ”sudut
pandang”. Bahkan ”aspek” adalah sebuah perubahan visual.
Jadi perbedaan antara dua jenis simbol ini, adalah
sebagai berikut:
Visual: lebih sulit diutarakan, lebih individual.
Verbal: lebih mudah diutarakan, lebih kolektif.
Manusia adalah makhluk sosial; dan manfaat dari
komunikasi sangatlah besar, adapun keunggulannya,
sebagaimana dinyatakan sebelumnya, dari pemikiran verbal
dapat dijelaskan berdasarkan pada dasar-dasar di atas.
Tapi manfaat dari komunikasi merupakan hal yang kebetulan
(kita memiliki loudspeaker, tapi tidak memiliki proyektor
gambar) dan tidak timbul dengan sendirinya secara alami
simbol-simbol itu. Memang, kadangkala dikatakan bahwa
”sebuah gambar sama dengan seribu kata”. Jika memang demikian,
maka dari pada menulis buku (sekitar 90.000 kata),
penulis akan lebih baik menghabiskan waktu dengan membuat
90 gambar. Dengan teknik reproduksi modern, maka
publikasi tidak memiliki kesulitan apapun. Lebih lanjut,
kata-kata yang ditulis kehilangan manfaat dari interaksi
antara, pendengar dan pembicara. Jadi apakah menulis buku
dan membacanya, bukannya menggambarnya dan melihat
gambaran tersebut, hanyalah sekedar kebiasaan yang
diambil dari kebiasaan percakapan dan diskusi? Ataukah
68
juga terdapat manfaat-manfaat intrinsik di dalam simbol
jenis verbal-aljabar?
Simbol-simbol visual di dalam geometri
Geometri menunjukkan bahwa dirinya merupakan konteks
yang menguntungkan untuk menyelidiki pertanyaan, karena
merupakan salah satu cabang matematika dimana diagram
tampaknya merupakan bagian yang penting. Kita harus
mencatat bahwa simbol yang dilibatkan disini lebih
abstrak daripada representasi visual dari sebuah objek.
Bahkan foto dari sebuah objek hanya menunjukkan aspek
tunggal, dan untuk memperluas hal tersebut akan
membangkitkan konsep dari objek sebagai sesuatu dari
keseluruhan, dapat dijelaskan sebagai sebuah simbol untuk
objek. Abstrak presentasi lainnya lebih lanjut, biasanya
menunjukkan bentuk, warna, tekstur, ukuran. Tingkat
abstraksi lainnya dapat ditemukan di dalam gambaran yang
mewakili, bukan sebuah objek secara khusus.
Sebuah perbedaan penting antara kedua jenis simbol,
foto dan kata, adalah yang satu lebih tampak sebagai
objek tipikal dari set/rangkaian yang diwakilinya, dimana
yang satunya lagi tidak tampak seperti itu. Jadi simbol
visual ini, pada tingkat apapun, memiliki hubungan yang
lebih erat dengan konsep daripada dengan simbol verbal.
68
Hal yang sama berlaku bagi simbol-simbol geometris.
Berikut ini adalah simbol geometris:
Simbol verbal dari simbol geometris diatas adalah
lingkaran. Persamaan simbol geometris dengan konsepnya
memiliki kelebihan dan kekurangan. Manfaatnya adalah
menimbulkan sifat-sifat konsep. Hal ini terjadi ketika
kita menggambarkan secara visual beberapa konsep secara
bersama-sama. Diagram tersebut menjelaskan pada kita
hubungan antara konsep daripada representasi verbal dari
konsep yang sama dengan lebih jelas.
Sebuah lingkaran demgan dua garis singgung dari
suatu titik diluar lingkaran; dan jari-jari melalui
titik-titik singgung dari kedua garis singgung tersebut.
Sebuah ketidakuntungan karena simbol visual harus
digambarkan supaya dapat dikomunikasikan. Ingat, bahwa
simbol itu tidak menyajikan suatu lingkaran tertentu,
68
garis singgung dan lain-lain. Tetapi menyajikan variabel-
variabel suatu lingkaran. Bukan pula sebuah lingkaran
dengan jari-jari dan diameter seperti yang terlihat.
Alasan-alasan penyajian secara Visual
Contoh berikut menyatakan bahwa mungkin saja kita tetap
menggunakan simbol visual dengan keuntungannya lebih dari
yang kita lakukan dalam penyajian. Dengan beberapa
konvensi sederhana, diagram tersebut tersampaikan dengan
jelas dan nyata.
1. Garis singgung lingkaran dari suatu titik yang berada di luar
lingkaran adalah sama panjangnya. (Perhatikan bahwa
diagram juga menunjukkan bagian-bagian dari garis
singgung yang kita maksudkan).
2. Sudut luar dari sebuah segitiga adalah jumlah dari sudut-sudut
dalam yang berhadapan. (ini pernyataan umum. Kita
mengatakan “obyek”, dan “ukuran obyek” adalah
gagasan berbeda. Di dalam diagram, sudut ditampilkan
68
oleh sepasang garis, dan ukurannya dengan huruf. Dan
siapa yang akan tahu sudut yang mana yang kita
maksud dengan 'eksterior’ dan 'interior yang
berlawanan tanpa diagram? Di sini pernyataan lisan
lebih rendah dari pernyataan visual .)
3. Kita dapat juga menunjukkan teorema dan konversnya.
Sudut di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku
Di sini,=> berarti 'implikasi'. Gambar bagian
kiri menunjukkan data yang menggunakan kesepakatan
dimana suatu titik yang digambarkan di pusat
lingkaran sesungguhnya mewakili pusat. Gambar bagian
kanan mewakili kesimpulan yang diperoleh dengan
menggunakan teorema dari data yang ada.
b
a a + b
68
Konvers dari teorema ini juga benar. Jika
talibusur suatu lingkaran yang berhadapan dengan
suatu sudut siku-siku pada keliling lingkaran,
talibusur itu adalah diameter. (lihat Diagram pada
bagian atas halaman 103.)
Dengan penggunaan tanda untuk biimplikasi, kita
dapat menghadirkan secara bersamaan teorema dan
konversnya.
Sejauhmana, pernyataan visual lebih jelas dan
singkat. Berbagai kesulitan muncul ketika ingin
melakukan lebih dari dua hal memberi bukti logis,
dan mengarahkan perhatian ke bagian-bagian tertentu
68
dari diagram. Teorema diatas merupakan kasus kecil
berikut.
4. Ukuran sudut pada pusat lingkaran dua kali ukuran sudut pada
keliling yang menghadap pada busur yang sama.
a. Tanda bukti teorema menunjukkan agar kita
mempertimbangkan
garis ini
b. Seperti sudut dengan ukuran 2 siku-siku, yang
mempunyai
puncak disini
pada tengah-tengah lingkaran.
c. Teorema memberi tahukan kita bahwa sudut ini
a
2a
68
adalah dua kali sudut ini.
d. Tetapi ukuran sudut ini dua kali sudut siku-siku
Jadi ukuran pada sudut ini adalah salah satu
sudut siku-siku.
5. Penggunaan kata-kata yang lain mengisyaratkan
klasifikasi baru kepada pembaca; sebagai contoh,
bahawa suatu garis lurus boleh dianggap sebagai
sudut khusus. Ini dapat juga ditunjukkan secara
visual.
Itu langkah lebih panjang, tetapi lebih jelas. Ada suatu
kemiripan tertentu gambar kartun ; dan jika seseorang
mempunyai bekal untuk maju setahap demi setahap dan
membuat gambar yang bergerak, seperti melihat acara
televisi, maka penyajian secara visual dapat memberikan
68
keuntungan-keuntungan. Apakah yang menjadi tahap-tahap
dari animasi seperti itu? Berikut adalah salah satu
kemungkinan. Perhatikan gambar pertama yang menunjukkan
data.
Untuk perbandingan, disini ada bukti konvensional pada
teorema yang sama.
Data : AOB adalah diameter pada lingkaran, dengan
titik pusat O.
P adalah titik pada keliling lingkaran.
a
2a
a
2a
2a
a
O
P
A B
68
Untuk membuktikan bahwa : APB = 1 < siku-siku
Bukti :
AOB = 2 <APB (<pusat = dua kali < keliling
lingkaran)
Tetapi AOB = 2 < siku-siku (karena AOB adalah suatu
garis lurus)
Jadi <APB = 1 < siku-siku (TERBUKTI)
Disini kita menggunakan huruf sebagai petunjuk.
Ketika huruf ditemukan di dalam bukti verbal-
algebraic, kemudian kita menjumpai huruf ini di
dalam diagram, untuk menujukkan kepada kita mana
yang harus dilihat. Ini lebih baik dibanding
menggunakan panah pada halaman 104, dan menghemat
penggambaran diagram. Mana yang lebih mudah untuk
diikuti, pembaca harus memilih. Bagaimana
pendekatan ”gambar-paralel” memecahkan bukti lebih
rumit?
6. Satu contoh lebih lanjut; sebuah bukti pada teorema
yang lebih umum dari yang sudah kita sebutkan
terdahulu .
Teorema:
x
2x
68
Apakah ini lebih jelas daripada pembuktian verbal –
aljabar , atau apakah pada kasus lain memang tidak ada
kata yang bisa digunakan untuk pembuktian? Dewasa ini,
sistem yang terakhir lebih mendominan; dan tujuan utama
dari uraian diatas adalah menjawab pertanyaan mengenai
“keadaan yang dihadapi”(fait acompli), dan menguji
kontribusi tertentu dari simbolisme visual.
Dua Sistem Dalam Konjungsi
Menurut sejarah, sebuah penggabungan dua sistem ini
berasal dari Descartes. Sebarang titik pada sebuah bidang
ditentukan oleh jarak dua garis (pada umumnya tegak
lurus); yang dituliskan sebagai sebuah pasangan.
Koordinat adalah sebutannya, mungkin positif atau
negatif.
Titik variabel dihubungkan dengan sepasang variabel
numerik, dan suatu himpunan dengan properti karakteristik
yang ditentukan, jarak mereka selalu sepadan dengan r,
direpresentasikan semua persamaan yang dipenuhi oleh
P
0 P memiliki koordinat (5, 2)
68
pasangan koordinat (x, y). Rata-rata kurva ini sulit
ditampilkan secara aljabar: bentuk lonjong/elips, bentuk
garis edar planet yang mengelilingi matahari, parabola,
bentuk reflektor memberi berkas cahaya paralel (seperti
lampu depan mobil); atau sinar jauh yang terkonsentrasi
sampai batas (seperti teleskop radio).
Dan himpunan titik-titik dengan syarat yang
diberikan yaitu jarak titik-titik itu dari O selalu sama
dengan r digambarkan dengan sebuah persamaan yang
memenuhi semua pasangan koordinat (x,y).
Ini berarti kurva-kurva dapat dinyatakan secara
aljabar, yang sulit digambarkan dengan tepat misalnya
P y
0 y
P memiliki koordinat (x, y)
r
P
x2 + y2 = r2
68
sebuah elips, bentuk dari orbit planet yang mengelilingi
matahari.
Sifat umum dan metris keduanya dapat diselesaikan
dengan cara ini: sifat umum, dengan menggunakan relasi-
relasi umum antara koordinat-koordinat variabel; dan
sifat-sifat metris, dengan memberi nilai-nilai
kuantitatif tertentu pada variabel ini. Apa kelebihan
dari perlakuan secara aljabar pada geometri adalah
kekuataan besar dari manipulasi, dan melebihi ketepatan
yang dapat dicapai dengan menggambar secara akurat dengan
skala dan pengukuran gambar itu. Tetapi kita masih
memerlukan gambar untuk menunjukkan bagaimana bentuk
secara keseluruhan. Sebagai contoh, tidak jelas dari
persamaan kurva yang ditampilkan oleh y2 = 4ax menghilang
di kejauhan, di dalam dua arah; atau yang ditampilkan
68
bergabung kembali dengan dirinya sendiri; atau
suatu perubahan tanda sederhana yang akan memberi kita
pengetahuan yang berbeda.
Tidak ada penyajian yang lebih baik yang ditunjukkan
oleh fakta kalau kita sering menggunakan metode yang
terbalik. Tidak hanya dengan kurva, tapi kita dapat mulai
dengan konsep aljabar, yang berupa fungsi, dan
menghadirkannya dengan jelas.
y2 = 4 ax
122
2
2
by
ax
68
Ide mengenai suatu fungsi matematika adalah fungsi
yang menyatakan bagaimana benda-benda dalam suatu
himpunan berkorespondensi dengan yang lain; sebagai
contoh, bagaimana kita menemukan jarak tempuh suatu obyek
jika kita mengetahui waktu; bagaimana arus dari suatu
sirkuit dapat ditentukan jika kita mengetahui voltasenya.
Fungsi dapat ditampilkan dalam berbagai cara, mencakup
grafik dan persamaan.
Karena temuan individu memiliki keterkaitan,
persamaan sangatlah tepat. Misal, jika d meter adalah
jarak yang ditempuh oleh seseorang dalam kondisi terjun
bebas di bawah pengaruh gaya gravitasi (dengan
mengabaikan resistensi udara), dan t waktu sekon saat
jatuh, maka d = 4.9 t2. Sehingga jarak jatuh setelah 1
detik/second adalah 49 x 1 meter, setelah 2 detik adalah
49 X 1 meter, dan seterusnya. Dengan mengambil (t, d)
sebagai koordinat Cartesian kita dapat menunjukkan secara
grafis fungsi secara keseluruhan. 1tu dibahas secara
lebih panjang di dalam Bab 14.
d
t
t
68
Perbandingan Dua Jenis Simbol
Pada saat tertentu kita melakukan rangkuman
perbandingan, dan secara garis besar sifat-sifat dari
kedua jenis symbol tersebut saling melengkapi.
Verbal Visual Sifat abstrak yang
bebas dari konfigurasi
spasial, seperti
misalnya bilangan.
Lebih mudah
dikomunikasikan.
Dapat mewakili pemikiran
sosial.
Analitis, menunjukkan
detail.
Sekuensial (berurutan).
Logis.
Sifat spasial abstrak,
seperti misalnya bentuk,
kedudukan.
Lebih sulit
dikomunikasikan.
Dapat mewakili pemikiran
yang lebih individual.
Integratif, menunjukkan
struktur.
Simultan (serempak).
Intuitif.
d
t
t
68
Sifat-sifat yang dapat dikomunikasikan dan
disosialisasikan, dari sistem aljabar verbal ialah
memberikan suatu kontribusi pada keunggulannya dibanding
sistem visual. Namun mana kala kita ingin menyajikan
struktur secara keseluruhan dari beberapa pokok bahasan,
argumen, atau situasi, simbolisasi visual kembali
dipakai, seperti dalam struktur organisasi (dari
perusahaan hingga tim sepak bola), diagram alir, dan
asal-usul/pohon keluarga. Nilai dari simbolisasi visual
juga ditunjukkan dengan cara menyatakan secara gamblang
dalam simbol aljabar, dalam wujud pengaturan ruang dari
lambang tertulis. Ketika dituliskan, maka simbol-simbol
itu muncul secara serempak dan pengatura urutannya
dikembalikan dengan membaca sepintas dalam suatu urutan
yang telah disepakati. Kita dapat melihat permulaan dan
kesimpulan dari suatu argumentasi, sebelum melakukan
pengamatan secara rinci. Kita dapat menyimpulkan kapan
pun kita ingin, dan ini seringkali menjadi lebih penting
ketika argumentasi dilibatkan. Dengan kata lain,
verbal/lisan, ketika sudah dituliskan, menunjukkan
keseluruhan struktur tambahan pada implikasi rangkaian –
logika di dalam struktur; dan dapat diteliti dengan cara-
cara lain selain cara konvensional dari kiri ke kanan,
dari atas ke bawah.
68
Simbolisme spasial mengungkapkan caranya ke dalam setiap
rincian verbal – sistem aljabar.
1. Posisi dari angka 2 7
3
membantu menunjukkan angka 2 ratusan, 7
puluhan, 3 satuan.
yang diwakilinya.
2. Posisi menunjukkan angka mana yang didapatkan dari ,
9 — 5
atau dibagi dengan
3. Posisi menunjukkan hubungan antara dua set, 1 2
3 4 5
seperti dalam proporsi ini. 4 8
12 16 20
4. Pengaturan spasialnya adalah properti penting dari
sebuah matriks.
a1 a2 a3 a4
b1 b2 b3 b4
c1 c2 c3 c4
banyak contoh lain bisa diberi.
Sebelum penutupan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
perbedaan individu dalam perumpamaan yang dicatat oleh
Galton, dan disebutkan di permulaan. Jika kita berpikir
bahwa perumpamaan visual yang paling baik adalah pada
68
pengintegrasian gagasan; dan bukanlah suatu kebetulan
ketika kita pertama kali sadar bagaimana gagasan
berhubungan satu dengan yang lain, kita mengacu pada
pengalaman, bukan sebagai tambahan; kemudian kita membuat
hipotesa bahwa orang menyumbangkan pemahaman matematika
dan pemahaman ilmiah akan menggunakan visual bukannya
perumpamaan auditoris.
Analisa, argumentasi logis, dan pemikiran yang
disosialisaikan sudah pada tempatnya, banyak dihargai di
dalam matematika; tetapi kita juga memerlukan individu
yang berpikir, pengertian yang mendalam, dan sintesis.
Taraf tertentu yang terdahulu sepertinya mampu memberikan
pengajaran, sekarang hanya dapat dicari. Jika kita dapat
menemukan lebih banyak tentang fungsi dari dua jenis
lambang yang dibahas di dalam bab ini, dan menjadi lebih
terampil dalam memilih dan menggunakannya, kekuatan ini
cukup baik untuk membantu kita mengembangkan dan
menghubungkan dua aspek komplementer dari pemikiran
matematika kita ini.