REVIEW_TAFSI>>R AL-TAHRI>>>R WA AL-TANWI>>>>

31
REVIEW TAFSI>>R AL-TAHRI>><>>R WA AL- TANWI>>>><R Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Tafsir I Dosen Pengampu : Zaenatul Hakamah Lc. MA.Hum Disusun Oleh; Khoirul Bariyah (932119414) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

Transcript of REVIEW_TAFSI>>R AL-TAHRI>>>R WA AL-TANWI>>>>

REVIEW TAFSI>>R AL-TAHRI>><>>R WA AL-TANWI>>>><R

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Tafsir I

Dosen Pengampu :

Zaenatul Hakamah Lc. MA.Hum

Disusun Oleh;

Khoirul Bariyah (932119414)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMJURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2015

Judul review : Al-Tahri>r wa Al-Tanwi>rPenulis : Muhammad T}hahir Ibnu ‘A>syur

No Ketentuan Ada Tidak Keterangan

1 Memakai font Times NewArabic

2 Memakai font size 12

3Margin atas, bawah, kiri 3cm, 3cm, 3cm, dan kanan 4cm

4 Menggunakan kertas size A4

5Review tafsir kontemporer timur tengah

6 Terdapat biografi

7 Penjelasan tentang tafsir tersebut

8 Terdapat penjelasan tentang corak tafsir

9 Terdapat penjelasan tentang metode tafsir

10 Terdapat contoh penafsiran

11Terdapat pendapat ulama’/sarjana muslim tentang tafsir ini

A. PENDAHHULUAN

Banyak ulama-ulama yang terkenal

menafsirkan Al-Qur’a>n dengan kemampuan yang

dimilikinya baik ulama tafsir klasik maupun

kontemporer. Diantara ulama-ulama tafsir yang

terkenal yaitu Ibnu ‘A>syu>r. Nama lengkap beliau

adalah Muhammad T}hahir Ibnu ‘A>syu>r. Ibnu

‘A>syu>r merupakan ulama kontemporer yang berasal

dari Tunisia Beliau menulis kitab tafsirnya yang

bernama Kitab Tafsir Al-Tahri>r wa Al-Tanwi>r.

Karya tafsir Ibnu A>syur adalah salah satu

karya terbesar dari beberapa karya-karya beliau

dan merupakan karya tafsir kontemporer yang

memiliki pengaruh cukup signifikan dalam dunia

tafsir. Kitab Al-Tahri>r wa Al-Tanwi>r terdiri dari 30

Juz dan terbagi dalam 12 jilid. Dan kitab tafsir

beliau yaitu Kitab At-Tahri>r wa At-Tanwi>r merupakan

salah satu kitab tafsir kontemporer.

Dalam pembahasan selanjutnya akan dipaparkan

tentang riwayat hidup Ibnu ‘A>syur yaitu mengenai

biografinya, pendidikannya, karya-karyanya serta

gambaran tentang Kitab At-Tahri>r wa At-Tanwi>r.

Kemudian dilanjutkan dengan memaparkan mengenai

apa yang menjadi motifasi dalam pembuatan tafsir

tersebut, dan juga bagaimana metode penafsiran

yang digunakan Ibnu ‘A>syur dalam menafsirkan

ayat-ayat Al-Qura>n dalam kitab tafsir Al-Tahri>r wa

Al-Tanwi>r serta memaparkan tentang corak (laun)

penafsiran dan pendekatan (madkhal)

penafsirannya, beserta contoh penafsirannya dan

yang terakhir memaparkan pendapat ulama’ mengenai

penafsiran tersebut.

B. BIOGRAFI IBNU ‘ASYU>><R

1. Riwayat Hidup Ibnu ‘Asyu>r

Ibnu ‘Asyur merupakan pemimpin para mufti,

beliau di sebut Syaikh al-Ima>m, beliau seorang

‘Alim dan guru di bidang Tafsir dan Balaghah di

Universitas al-Zaituniyyah, beliau seorang Qadiy,

guru yang agung dan mulia, beliau juga sebagai

Majami’ al-Lughah al-‘Arabiyyah. Ibnu ‘Asyu>r

juga di kenal sebagai pusat (Qutb) pembaharuan

pendidikan dan bersosial pada masanya.1

1 Musyrif bin Ahmad al-Zuhainy, ‘Asar al-Dilalat al-Lughawiyyahfi al-Tafsir‘Indalibni ‘Asyur, (Baeirut, Muasash al-Rayyan, 2002), hlm.21

Nama lengkap dari Ibnu ‘Asyu>r adalah

Muhammad al-Tahri>r bin Muhammad al-Tahri>r bin

Muhammad bin Muhammad al-Syazilli bin ‘Abd al-

Qadr Ibnu ‘Asyu>r.2 Ada juga yang meringkas nama

beliau yaitu Muhammad al-Tahri>r bin Muhammad bin

Muhammad al-Tahri>r ‘Asyu>r. Beliau dilahirkan

dari wanita yang sholihah nan mulia yakni Fatimah

puteri perdana Menteri Muhammad al-Aziz.

Ibnu ‘Asyu>r lahir dikota al-Marasiy

pinggiran ibu kota Tunisia pada bulan jumadil al-

U>la tahun 1296 H, bertetapan pada bulan

September tahun 1879 M, beliau lahir dirumah

kakek yang berasal dari ibunya, kakek Ibnu

‘Asyu>r yang berasal dari ibunya adalah Muhammad

al-Aziz seorang perdana Menteri, sedangkan kakek

yang berasal dari ayahnya, merupakan seorang

‘Ulama, beliau berasal dari keluarga yang

mempunyai akar kuat dalam ‘ilmu dan nasab bahkan

keluarga membangsakan dengan Ahlul-Bait Nabi

Muhammad.3

Keluarga ibnu ‘Asyu>r berasal dari Andalusia,

kemudian pindah ke kota Sala di Maroko (Maghrib)

setelah itu baru menetap di tunisia. Disebutkan

pula bahwa asal pertama kali keluarga ‘Asyu>r2 Tim Penyusun The Encyclopedia of Islam ,“Ibn Asyur”, TheEncyclopedia Of Islam. New Edition (Leiden : tp, 1971), Vol. III, hlm.720.3 Mani’ ‘Abd al-Halim, ’Kajian Tafsir Konprehenshif metode Ahli Tafsir”,terjFaisa Saleh Syahdianur, (Jakarta.PT. Karya Grafindo,2006), hlm.33

adalah Muhammad bin Asyu>r yang dilahirkan di

kota Sala di Maroko (Maghrib) setelah Ayahnya

keluar dari Andalusia lari dengan membawa

agamanya dari kekerasan, Ia meninggal pada tahun

1110 H dan kemudian pada tahun 1230 H, lahirlah

pribadi yang ‘alim, Ia adalah Muhammad al-Thahi>r

ibnu ‘Asyu>r ( ibnu ‘Asyu>rI) tidak lain adalah

kakek beliau (Ibnu ‘Asyu>r II) ibnu ‘AsyurI juga

menjabat kedudukan yang penting seperti Qadiy,

mufti, dewan pengajar, pengawas, waqaf, peneliti

bait al-Mal dan anggota Majlis Syura.

Ibnu ‘Asyur tumbuh dalam asuhan kakek (yang

berasal dari ibunya) notabenya adalah seorang

perdana menteri dan kedua orang tuanya

menginginkan kelak (Ibnu ‘Asyu>r) menjadi seperti

kakeknya dalam keilmuan dan kepandaiannya.4

Cita-cita dan harapan keluarganya akhirnya

terwujud, setelah Ibnu ‘Asyur selesai mengenyam

pendidikan di al-Zaituniyyah, beliau mengabdi dan

mendapatkan berbagai kedudukan di bidang agama,

kegiatan selama ini tidak didasari material

oriented, tetapi didasari risalah amanah yang

mesti dia emban dalam menjalankan misinya, dia

terbantu oleh keberadaan perpustakaan besar yang

mengoleksi literatur-literatur kuno dan langka,

disamping literatur modern dalam berbagai

4 Mani’Abd al-Halim Mahmud, op,cit, hlm. 313

disiplin ilmu-ilmu keislaman. Perpustakaan itu

adalah warisan generasi tua dari para cendekiawan

dan juga termasuk perpustakaan yang terkenal di

dunia.

Peran Ibnu ‘Asyu>r sangat signifikan dalam

menggerakkan nasionalisme di Tusnia. Beliau

temasuk anggota ijtihad bersama Syaikh besar

Muhammad Khadr Husain yang menepati kedudukan

masyikhah al-Azhar, imam besar al-Azhar. Keduanya

adalah tokoh yang berwawasan luas, kuat imannya,

dan keduanya juga pernah di jebloskan ke penjara

dan mendapatkan rintangan yang tidak kecil demi

Negara dan Agama.5

Tantangan yang dihadapi mereka (Ibnu ‘Asyu>r

dan Muhammad Khadr Husain) tidak hanya berasal

dari penjajah, tetapi juga antek-antek penjajah

di setiap wilayah, berkat rahmat Allah mereka

berdua tetap bisa menjalankan misi sucinya,

mereka berdua mendapat tempat strategis. Syaikh

Muhammad Khadr Husain menjadi Syaikh besar di

Mesir, sedangkan Ibnu ‘Asyur menjadi Syaikh besar

di Tunisia, selama menjabat Syaikh besar Ibnu

‘Asyu>r pernah menjabat sebagai Hakim dan Mufti.

Namun begitu saat kondisi itu menggiring Ibnu

‘Asyu>r bersatu dengan para penguasa seputar

wawasan keislaman, akhirnya ia dapat menghimpun

5 Ibid, hlm.314-315

kekuatan demi Agama dan menjaga sesuatu

fundamentalis dalam agama. Denagan lantang, jelas

dan percaya diri tanpa ada maksud menjilat dalam

menyampaikan pesan agama. Tetapi pada akhirnya

dia di copot dari kedudukanya sebagai Syaikh

besar islam, karena para Hakim melihatnya dia

tidak mempunyai kepentingan apaapa dan tidak lagi

bisa di harapkan, dan ternyata Ibnu ‘Asyu>r

sendiri telah menduga akan terjadi pencopotan

tersebut.

Setelah dicopotnya Ibnu ‘Asyu>r dari jabatan

Syaikh Islam, beliau menyibukkan dirinya

dirumahnya dengan aktivitas rutinya membaca dan

menulis dan juga menikmati buku-buku yang ada di

perpustakaanya. Dan perlu di ketahui juga ,

beliau sudah lama mempunyai keinginan menulis

tafsir, akan tetapi beliau terbebani dengan

berjuang dalam membela negaranya.

Dalam membina keluarga Ibnu ‘Asyu>r menikah

dengan Fatimah binti Muhammad Muhsin, dari

pernikahannya ini beliau di karuniai lima anak,

terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan,

mereka adalah6:

1) Muhammad al-Fadl kemudian menikah dengan Sabih

binti Muhammad al-‘Aziz.

6 Arnold Green,The Tunisian Ibnu ’Asyur, Syarh al-Muqadimah al-Adabiyyah li al-Marzuqy’ala Din al-Hamasah, Riyad,( Maktabah Dar al-Minhaj,2000), hlm.89

2) ‘Abd al-Malik menikah dengan Radiya binti al-

Habib al-Jaluli.

3) Zain al-‘Abidin menikah dengan Fatimah binti

Salih al-Din bin al- Munsif Bay.

4) Umm Hani’ yang menikah dengan Ahmad bin

Muhammad bin Basyir bin al-Khuja’.

5) Syafiya yang menikah dengan al-Syaziliy al-

Asrar.

Semasa hidupnya Ibnu ‘Asyu>r telah meraih

berbagai prestasi gemilang, beliau juga menduduki

jabatan yang penting, baik dalam bidang Agama

keislaman dan perkantoran. Adapun diantara yang

terpenting adalah. 7

1) Guru di Jam’Zaitunah dan Madrasah Sadiqiyah,

mulai dari tahun 1900 M hingga tahun 1932 M.

2) Anggota Majelis Idarah al-Jam’iyah al-

Khalduniyah tahun 1323 H/ 1905 M.

3) Anggota Lajnah al-Mukhallifah yang mengatur

atau mengelola buku-buku dan naskah-naskah di

Maktabah al-Sadiqiyah tahun 1905 M.

4) Delegasi Negara dalam penelitian ilmiah tahun

1325 H/ 1907 M.

5) Anggota Lajnah Revisi program Pendidikan tahun

1326 H/ 1908 M.

7Muhammad al-Tahrir ibnu ‘Asyur, Syarh al-Muqadimah al-Adabiyah li al-Marzuqi ‘ala diwani al-amasah, Riyad, (Maktabah Dar al-Minhaj, 2008), hlm.16-17

6) Anggota Majelis Madrasah dan Majelis Idarah

al-Madrasah Sadiqiyah tahun 1326/ 1909 M.

7) Anggota Majelis Reformasi Pendidikan II di

Jami’Zaitunah tahun 1328 H/ 1910 M.

8) Ketua Lajnah Fahrasah di Maktabah al-Sadiqiyah

tahun 1910 M.

9) Anggota Majelis Tinggi Wakaf tahun 1328/ 1911

M.

10) Anggota Majelis Reformasi III tahun 1924 M.

11) Anggota Majelis Reformasi IV tahun 1348 H/

1930 M.

12) Anggota Mahkamah al-'Aqqariah tahun 1911 M

13) Hakim Maliki Majelis Syar'i tahun 1913-1923

M.

14) Mufti Maliki tahun 1923 M

15) Ketua ahl al-Syura tahun 1346 H/ 1927 M

16) Syaikh Jami’ Zaitunah dan cabang-cabangnya

untuk pertama kalinya pada bulan September

1932 M, akan tetapi mengundurkan diri dari

kepemimpinan Jami’ al-Zaitunah pada September

1933 M.

17) Berpartisifasi dalam mendirikan majalah al-

Sa’adatu al’Uzma tahun 1952 M, majalah pertama

di Tunis bersama rekannya al-‘Allamah al-

Syaikh Muhammad al-Khidlir Husain.

18) Terpilih menjadi anggota dua akademi yaitu

bahasa arab di Kairo tahun 1950 M dan akademi

ilmu bahasa arab di Damaskus tahun 1955 M.

Masih banyak lagi prestasi-prestasi yang

telah di capai oleh Ibnu ‘Asyur pada Zamannya ia

masih hidup. Dan akhirnya setelah mengisi masa

hidupnya dengan menyebarkan ilmu, berjuang demi

negaranya dan menerangi dunia dengan cahaya

ilmunya. Ibnu ‘Asyu>r wafat pada hari Ahad tanggal

13 Rajab 1393 H/ 12 Oktober 1973.Tempat lahir dan

wafatnya sama yaitu di Tunis.8 sebelum shalat

maghrib setelah sebelum nya beliau merasakan

sakit ringan saat melaksanakan shalat ‘asar,

beliau meninggalkan semangat perjuangan,

karyanya, para murid dan kemanfaatan yang amat

luas.9

2. Riwayat Pendidikan Ibnu ‘Asyu>r

Pendidikan awal beliau di dapatkan dari kedua

orang tuanya dan dari segenap keluarganya, baik

secara langsung maupun tidak, khususnya kakek

dari ibunya, beliau belajar al-Qur’a>n dirumah

keluarganya kemudian dapat menghafalnya. Kemudian

Ibnu ‘Asyu>r diterima dan belajar di Universitas

al-Zaituniyyah pada saat umurnya 14 tahun,

tepatnya pada tahun 1310 H bertepatan 1893 M,8 Adil Nuwaihid, Mu’jam al-Mufassirin, (Beirut: Muassasah NuwaihidAts- tsaqafiyyah, 1986), Jilid 2, hlm. 541.9Muhammad al-Tahrir ibnu ‘Asyur,op,cit, hlm. 11

berkat arahan dari kedua orang tua, kakek dan

gurunya, beliau sangat haus dan cinta pada ilmu

pengetahuan, sehingga dalam proses belajar Ibnu

‘Asyu>r tidak sekedar bertatap muka dengan para

guru dan teman-temanya di tempat belajar tetapi

beliau juga memberikan kritik yang cerdas dan

baik.

Beliau belajar di al-Zaituniyyah pada awal

abad 14 Hijriyyah, beliau begitu mahir dan jenius

dalam semua disiplin ilmu pengetahuan dan ilmu

keislaman, prestasi belajarnya diatas rata-rata

sampai di penghujung masa belajarnya di al-

Zituniyyah. Tercatat bahwa beliau mempelajari

bermacam-macam kitab di Universitas tersebut,

diantaranya:

1) Ilmu Nahwu (al-Fiyyah Ibnu Malik beserta

kitab-kitab syarahnya seperti Tudih karya

syaikh Khalid al-Azhariy, syarah al-Mukawwady,

al-asepuriy, Mugni Labib karangan Ibnu Hisyam,

Tuhfah al-Gharib yang merupakan syarah dari

Mugni Labib dan lain-lainnya.

2) Ilmu Balaghah (Syarah risalah al-Samarqandiy,

karya al-Damanuriy al-Takhlis dengan syarah

al-Mutawal karya al-Sa’ad al-Taftanzani.

3) Al-Lughah (al-Mazhar li al-Suyutiy)

4) Ilmu Fiqih (Aqrab al-Mālik ila Mazhab al-Imām

al-Mālik karya al-Dadir syarah al-Tawadiy ‘ala

al-Tuhfah.

5) Ilmu Usul Fiqih (Syarah al-Hatab ‘ala waraqat

Imam al-Haramain.

6) Al-Hadis (Shahih al-Bukhari, Muslim kitab

Sunan dan Syarah Garamiy Sahih)

7) Mantiq (al-Salim fil al-Mantiq li Abd ar-

Rahman Muhammad al-Sagir).

8) Ilmu Kalam (al-Wusta ‘ala ‘Aqaid al-

Nasafiyyah).

9) Ilmu Faraid (kitab al-Durrah).

10) Ilmu Tarikh (al-Muqadimah dan lain-lainnya).

3. Guru-Guru Ibnu ‘Asyur.

Sebagaimana diketahui banyaknya kitab yang

dikaji dan di telaah oleh Ibnu ‘Asyur, maka dapat

diketahui betapa banyak pula guru yang telah

ditimba ilmunya oleh Ibnu ‘Asyur. Selain kedua

orang tua dan kakeknya, beliau juga menimba ilmu

dari ‘Ulama’ yang dalam ilmunya, dan agung

sifatnya. Diantara sederetan nama-nama guru Ibnu

‘Asyyur adalah sebagai berikut:

1) Syaikh Muhammad al-Dari’iy (sebagaimana yang

diajarkan oleh Syaikh Muhammad al-Nakhaliy).

2) Syaikh muhammad al-Shalih al-Suarif (al-

Azhariyyah, al-Qatr al-Mukawwadiy, al-Sulam

al-Aqaid al-Nasafiyyah)

3) Syaikh Muhammad al Khaliy (al-Qatr al-

Mukawadiy)

4) Syaikh ‘Umar ibnu Asyar (Lamiyyah al-Afa’al,

tuhfah al-Ghariby)

Selain guru-guru yang disebut diatas masih

ada sebagian guru yang paling berpengaruh baik

dalam membentuk keilmuan dan cara berfikir Ibnu

‘Asyur, diantaranya adalah:

1) Syaikh Salim ibn Hajib (Shahih al-Bukhari

dengan Syarah al-Qastalaniy dan beberapa juz

dari syarah al-Zarqaniy atas kitab al-

Muwatta’)

2) Kakeknya Syaikh Muhammada al-‘Azi>z Bu’atur

(mengenalkan indu-induk dari kitab, selain itu

ia juga menuliskan dengan tanganya sendiri

untuk cucunya Ibnu ‘Asyu>r kumpulan-kumpulan

(Majmu’) yang berisikan tatakrama, etika, dan

mutiara-mutiara hikmah yang cantik dan baik,

keindahan-keindahan yang lain baik berupa

prosa maupun bait-bait.

3) Dan kedua orang tuanya yaitu Fatimah dan

Muhammad Ibnu ‘Asyu>r.

4. Murid-Murid Ibnu ‘Asyu>r

Jika dikalkulasi secara umum, dapat

dipastikan banyak sekali yang tercatat sebagai

murid dari Ibnu ‘Asyu>r, di karenakan posisinya

sebagai Syaikh besar Universitas tersebut yang

mendapatkan pelajaran darinya (Ibnu ‘Asyu>r).

Tetapi dari empat nama yang temasuk murid ibnu

‘Asyu>r yang terkenal, mereka adalah:

1) Syaikh Muhammad al-fadl ibnu ‘Asyu>r yakni

putra beliau sendiri.

2) Syaikh ‘Abd al-Humaid Ba Idris.

3) Syaikh al-fadil Muhammad al-Syazili al-

Naisafuri.

4) Syaikh Doktor Muhammad al-Habib bin al-Kaijah,

beliau dan al-Naifur menjadi rektor

Universitas al-Zaituniyyah.

5. Karya-karya Ibnu ‘Asyu>r

Diantara karya-karya Muhammad Tahrir Ibn

‘Asyur dalam ilmu keislaman seperti:

1) Tahrir wa al-Tanwir

2) Maqashid as-Syari’iyyah

3) Ushul an-Nidham

4) Alaisa as-Subkhi

5) Al-Waqfu wa atsaruhu fil islam

6) Kasfu al-Mugtha mina-ma’ani wa al-Fadhil

waqi’ah fil Muwatha’

7) Qisah al-Maulid

8) Khausi ‘Ala tanqih lisyababu ad-Dinil Qarny

9) Fatwa wa Rasail Fiqhiyyah

10) At-Tawadhuhuttashih fi Ushulufiqi

Karya Ibnu ‘Asyu>r dalam bahasa Arab dan

Sastra :

1) Ushul Al-Insya’ wa al-Khitabah

2) Mujizul Balaghah

3) Syarah Qasidul-Aqsa

4) Tahqiq Diwan Bisyar

5) Al-Wudhuh fi Musykilah al-Mutnaba

6) Syarah Diwani al-Himasah Liabi Tamam

7) Diwani Nabighah ad-Dzahabi

8) Tarjamah Liabi al-‘Alam

Karya Ibbnu ‘Asyu>r dalam bentuk majalah

ilmiah :

1) As-Sa’adah al-‘Udham

2) Al-Majalah az-Zaituniyyah

3) Huda al-Islam

4) Nur al-Islam

5) Misbah as-Syirq

6) Majalah al-Manar

7) Majalah al-Hidayah al-Islamiyah

8) Majalah Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah

9) Majalah al-Majma’al-Ilmi bi damaskus

6. Gambaran Kitab al-Tahri>r wa al-Tanwi>r

Judul asli kitab ini adalah Tahri>r al-Ma’na al-

Sadid wa at-Tanwi>r al-‘Aql al-Jadid wa Tafsir al-Kitab al-Majid,

yang diawali dengan pengantar yang ditulis

sendiri oleh Ibnu ‘Asyu>r. Pengantar ini

berisikan penjelasan dari Ibnu ‘Asyu>r, tentang

apa yang menjadi motivasinya dalam menyusun kitab

tafsirnya, menjelaskan persoalan apa saja yang

akan diungkapkan dalam kitab tafsirnya, serta

nama yang diberikan kepada kitab tafsirnya. Pada

bagian selanjutnya, kitab tafsir al-Tahri>r wa

al-Tanwi>r berisikan muqaddimah.

Tafsi>r al-Tahri>r wa al-Tanwi>r berisikan

sepuluh muqaddmah yaitu:

1. Berbicara tentang tafsi>r, takwil dan posisi

tafsir sebagai ilmu.

2. Berbicara tentang referensi atau alat bantu

ilmu tafsi>r.

3. Ibnu ‘Asyu>r berbicara keabsahan tafsir

tanpa nukilan (ma’tsur) dan tafsir (bi

ra’yi>).

4. Mennjelaskan tentang maksud dari seorang

mufasir.

5. Khusus membicarakan soal konteks turunnya

ayat (asbab al-nuzul).

6. Berisikan tentang soal aneka ragam bacaan

al-Qur’a>n.

7. Ibnu ‘Asyu>r berbicara tentang kisah-kisah

al-Qur’a>n.

8. Berbicara tentang nama, jumlah ayat dan

surah, susunan, dan nama-nama al-Qur’a>n.

9. Berisikan tentang makna-makna yang dikandung

oleh kalimat-kalimat al-Qur’a>n.

10. Menjelaskan tentang i’jaz al-Qur’a>n.

Setelah menjelaskan tentang persoalan-

persoalan penting tentang ilmu tafsir dalam

sepuluh tersebut, Ibnu ‘Asyu>r melanjutkanya

dengan menafsirkan surat al-Fatihah. Dalam

penafsiran surat al-Fatihah ini Ibnu ‘Asyu>r

mengkhususkan penjelasan tentang lafal “Basmalah”

pada bagian ini Ibnu ‘Asyu>r mengungkapkan

tentang makna yang di kandung lafal ini dan

pendapat ulama tentang ayat ini apakah ia bagian

dari ayat al-Qur’a>n atau tidak. Setelah itu

masuk ke dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’a>n

dengan urutan sesuai dengan urutan surat dalam

al-Qur’a>n yang dikenal dengan metode tahliliy.

Kitab ini berkolasi 25 cm dan diterbitkan

oleh Dr. Sahnun Linnasyri Watauzi’ Tunisia, Tahun

terbit 1965 M.yang tebal kitab ini terdiri dari 30

juz dan ada juga yang terbagi dalam 12 jilid.

Yang membahas secara keseluruhan ayat al-

Qur’a>n (30 juz), dalam satu jilid mengkaji satu

juz al-Qur’a>n, sementara yang lainnya membahas

2-3 juz. Tebal 15.000 halaman (sekitar 400 hal.

Per bab). Kitab ini diterbitkan pada masa modern,

jika terdapat suatu masalah hukum maka beliau

menggunakan pendapat 4 imam madzhab.

Kitab ini ditulis pada abad modern atau abad

awal 14 H, Ibn 'Asyu>r menjelaskan beberapa

permasalahan masyarakat dan memberikan jawaban

dengan menafsirkan al-Qur'an, jika berkaitan

dengan hukum, beliau memaparkan pendapat imam 4

madzhab.

C. MOTIVASI DALAM PEMBUATAN TAFSI>R

Setelah sebelumnya diuraikan tentang riwayat

hidup, riwayat pendidikan, Guru serta muridnya

Ibnu ‘Asyu>r, selanjutnya penulis akan

menguraikan mengenai apa yang menjadi motivasi

Ibnu ‘Asyu>r dalam penulisan kitab tafsirnya. Di

dalam muqaddimah tafsi>r al-Tahri>r wa al-Tanwi>r

Ibnu ‘Asyu>r menuturkan suatu angan-angan

terbesar dalam hidup beliau yang ingin dicapai

yaitu dengan menafsirkan kitab Allah Swt. Sebagai

mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Saw, beliau juga

ingin menjelaskan kepada masyarakat apa yang akan

membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan

akhirat, dengan menjelaskan kebenaran, akhlak

mulia, kandungan balaghah yang dimiliki al-

Qur’a>n, ilmu-ilmu syari’at, serta mengemukakan

pendapat mufasir terhadap makna ungkapan al-

Qur’a>n. Cita-cita Ibnu ‘Asyu>r tersebut sering

diungkapkan kepada sahabat-sahabatnya, sembari

meminta dari mereka. Sehingga sekian lama cita-

cita itu menjadi kuat. Dengan demikian Ibnu

‘Asyu>r menguatkan niatnya untuk menafsirkan al-

Qur’a>n dan meminta pertolongan kepada Allah

semoga dalam ijtihadnya ini ia terhindar dari

kesalahan.

Ibnu ‘Asyu>r juga bercita-cita membuat sebuah

tafsi>r yang lengkap dari segi kebahasaan dan

maknanya, yang belum pernah ada sebelumya. Sebuah

tafsir yang mencakup kemaslahatan dunia dan

akhirat, bukan hanya sekedar mengumpulkan

perkataan ulama sebelumnya, melainkan memiliki

penjelasan-penjelasan yang berasal dari hasil

pengetahuan sendiri yang lebih detail yang

menyeluruh dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an.

Beliau melihat beberapa tafsir yang ada

kebanyakan hanya mengambil pendapat ulama’

sebelumnya, tanpa inovasi yang terkadang

menggunakan penjelasan yang pendek atau dengan

penjelasan yang panjang.

Dari paparan diatas bisa kita simpulkan bahwa

yang menjadi motivasi Ibnu ‘Asyu>r dalam

pembuatan kitab tafsirnya ialah karena sudah

menjadi sebuah cita-citanya dari dahulu dan juga

ingin menjelaskan kepada masyarakat apa yang akan

membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan

akhirat, dengan menjelaskan kebenaran, akhlak

mulia, kandungan balaghah yang dimiliki al-

Qur’a>n, ilmu-ilmu syari’at, dan kemudian Ibnu

‘Asyu>r juga ingin mengungkapkan pemahaman al-

Qur’a>n berdasarkan persoalan-persoalan ilmiah

yang tidak diungkapkan oleh ulama terdahulu.

Namun Ibnu ‘Asyu>r juga menggaris bawahi bahwa

pandangan ini tidak mutlak hanya dimiliki oleh

dirinya sendiri, dan tidak menutup kemungkinan

ulama-ulama lainnya juga berpandangan yang sama

dengannya dan menulis tafsirnya dengan cara yang

ia tempuh juga.

D. METODE DAN CORAK PENAFSIRAN IBNU

‘ASYU>>>>>>>>>><R

a. Metode Penafsiran Ibnu ‘Asyu>r

Setelah sebelumnya dipaparkan tentang

motifasi Ibnu ‘Asyu>r dalam pembuatan tafsir

tersebut, selanjutnya penulis akan memaparkan

mengenai analisis yang berkaitan dengan metode

yang di gunakan Ibnu ‘Asyu>r dalam proses

penafsiranya.

Namun sebelum berbicara mengenai metode

penafsiran yang digunakan Ibnu ‘Asyu>r, terlebih

dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian

metode itu sendiri. Apakah ada perbedaan antara

metode dengan bentuk, dan atau dengan corak?

Dalam bahasa inggris kata metode ditulis

method yang berarti jalan (way), cara

(procedure). Dalam bahasa arab metode di sebut

manhaj, thariqah dan uslub. Dalam bahasa

indonesia, Metode mengandung arti “cara teratur

yang digunakan untuk memudahkan pelaksanaan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuatu yang

dikehendaki.10 Bentuk adalah: sistem, susunan,

pendekatan. Dalam hal ini berarti berbicara

mengenai hubungan tafsir al-Qur’a>n dengan media

atau alat yang digunakan dalam menafsirkan al-

Qur’a>n. Media untuk memperoleh pengetahuan dan

pemahaman teks-teks atas nash al-Qur’a>n atau al-

Hadis dapat berupa akal ataupun intuisi.

Sedangkan Corak adalah: Paham atau macam. Dalam

hal ini corak penafsiran adalah sekitar hubungan

tafsir al-Qur’a>n dengan kecenderungan yang

dimiliki mufasir yang bersangkutan.

Jika dilihat secara umum metode yang

digunakan Ibnu ‘Asyu>r dalam proses

penafsirannya, dapat diketahui kalau beliau

menggunakan metode Tahlili yakni penafsiran yang

berusaha menafsirkan ayat-ayat al-Qur’a>n dari

berbagai seginya, berdasarkan urutan-urutan ayat

10 Buchori ahmad, metodologi-dan sistematika (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 2000),hlm 20

dan surat dalam mushaf, penjelasan yang dimaksud

memaparkan berbagai aspek yang berkaitan dengan

ayat yang sedang di tafsirkan, baik pengertian

dan kandungan ayat, sebab-sebab turunya ayat, dan

lain sebagainya.11

Sebagaimana diketahui bahwa metode penafsiran

sangatlah berpengaruh terhadap produk tafsir yang

dihasilkan. Tentu hal ini berlaku dalam produk

penafsiran Ibnu ‘Asyu>r terhadap ayat-ayat

kaniyah.

Manhaj atau Metode Ibnu ‘Asyu>r dalam Kitab

Tafsirnya

Adapun metode Ibnu ‘Asyu>r dalam karyanya kitab

tafsir al-Tahri>r wa al- Tanwi>r diantaranya

adalah:

1. Memulai pembahasan dengan menyebut nama surat

2. Menjelaskan keutamaan membacanya

3. Menjelaskan susunan turunya

4. Menjelaskan surat yang sebelum dan sesudahnya

(Munasabah)

5. Menjelaskan tujuan atau maksud surat

6. Menjelaskan jumlah ayat

7. Menyebutkan kandungan surat

8. Mulai menyebutkan tafsiran ayat yang terpilih

kemudian menafsirkannya sepotong-sepotong.

11 Rahmat Syafi’i,Pengantar Ilmu tafsir, (Bandung:pustaka setia,2006),hlm. 241

9. Menjelaskan kajian kebahasaan. Kata perkata

dari lafal al-Qur’a>n tersebbut diungkapakan

oleh Ibnu ‘Asyu>r, dan bagaimana munasabah kata

tesebut dengan kata lainnya, seperti beliau

membahas dalam surah al-Baqarah ayat 2.12

ات��ب� ا م�ص����در ك����� م����� وب� إ� ى� إل�مكت����� مع����ن� ع����ال ب�� ( ف�� اب� ن�ز� )وإل�كت����� ي����) ق� دى ل�لمت� ه ه����� ي����) ت3)ب� ف�� اب� لار ك6 إل�كت����� ل����� ذ�ى� مع���ن� ع���ال ب�� ا ف�� م���� لق� (، وإ� ال�خ� ع���ول ) ك���� ى إل�مف� مع���ن� ء� ب�� ى) ج� نD إل�مص���در ي�) ا� ه� ، ف����� اب����� ى) إل�كت� ه� ف� ال�غ���� إل�مص���وغ� ل�لمت�ه ى� م�عموذب��������������������������������������� مع�������������������������������������ن� وس وع�م�������������������������������������اذ ب�� ى� م�لت�������������������������������������� مع�������������������������������������ن� اس ب�� ع�������������������������������������ول ك�لت�������������������������������������� م�ف�

لى إل�ل��ه ء - ص�� ى) ن� نD إل�ن�� ا� ه ، ف��� ه وح�روف�� ورإف�� م��ع إ] ج� اب� ي�� نD إل�كت� م لا] مع وض� ى ج�� معن� ه م�نD ك�ت�ب� ب�� اف� ق� ت� fوإش�لى ارة� إ� fش�� ا إ� اب��� نD ك�ت� mرإ ه� إل�ق�� س�مي) ا ، وت�� اب��� ع�ل ل�ل�وحى) ك�ت� وحى) وج�� ل م�نD إل�� ن�ز� ا ب��) ه� ك��ل م�� اب��� كت� مز ب�� ه وش�لم - إ] ع�لي)

Dن ه� ع�لى إل�مسلمي) اب�) �رض� ك�ق� نD ف� mه� إل�ق�رإ اب�� ه. وك�ت� ظ� ه ل�حف� ي� ��ب ا وب� ك�ت� وج��

10. Menjelaskan hukun fiqih yang terkandung dalam

ayat tersebut (jika ada), tanpa membahasnya

panjang lebar serta memberi kebebasan yang

sempurna dan kesempatan berijtihad

Dalam muqaddimah tafsirnya Ibnu ‘Asyu>r

menjelaskan bahwa ia sangat tertarik dengan

makna-makna mufradat dalam bahasa arab, beliau12 Muhammad Thahir Ibnu ‘Asyur, Tahrir wa al-tanwir,hlm, 219-222(http://library.islamweb.net)

ingin memberikan perhatian kepada mufradat yang

tidak begitu jadi perhatian oleh kamus-kamus

bahasa. Ibnu ‘Asyu>r banyak juga mengungkapkan

korelasi makna.

b. Corak Penafsiran Ibnu ‘Asyu>r

Setelah mengetahui mengenai metode yang

digunakan Ibnu ‘Asyu>r dalam tafsirnya, kemudian

diperlukan juga untuk mengetahui corak yang ada

dalam penafsiran Ibnu ‘Asyu>r, agar dapat

mengetahui kecenderungan yang dimiliki mufasir

(Ibnu ‘Asyu>r) terhadap penafsirannya.

Selain perhatian dan ketertarikannya terhadap

makna mufradat dalam bahasa arab yang telah di

jelaskan dalam muqaddimah tafsirnya, Ibnu ‘Asyu>r

juga sangat perhatian dengan persoalan ilmiah,

karena ayat-ayat al-Qur’a>n banyak mengandung

isyarat-isyarat ilmiah. Penafsiran dengan corak

seperti ini dinamakan corak ‘ilmi. Dalam uraian Ibnu

‘Asyur biasanya memulai penjelasan dengan

menampilkan ayat yang akan ditafsirkan, kemudian

pembahasanya dengan kajian kebahasaan, dan

setelah itu Ibnu ‘Asyu>r menjelaskan tentang

persoalan ilmiah yang di kandung oleh ayat

tersebut. Penafsiran Ibnu ‘Asyu>r tidak selalu

diiringi dengan keterangan dari ayat-ayat al-

Qur’a>n, meskipun masih ada tapi hal itu tidak

mendominasi. Jadi melihat kepada cara dan uraian

Ibnu ‘Asyu>r maka dapat dikatakan bahwa manha>j

yang digunakan oleh Ibnu ‘Asyu>r dalam kitab

tafsirnya adalah tafsir bi al-ra’yi, yaitu

penafsiran al-Qur’a>n yang sumber penafsirannya

didominasi oleh ijtihad mufassir, dan meskipun

juga menyertakan keterangan dengan ayat-ayat al-

Qur’a>n lainnya ataupun hadits Nabi Saw.

Sedangkan, thariqah yang digunakan adalah

tahliliy, yaitu dalam menjelaskan makna kata

dalam al-Qur’a>n Ibnu ‘Asyu>r mengikuti urutan

mushaf al-Qur’a>n. Adapun corak penafsiran (laun

al-tafsir) yang digunakan Ibnu ‘Asyu>r adalah

corak kebahasaan (laun al-lughawiy) dan corak ilmiah

(laun al-‘ilmi) karena kedua hal ini, penjelasan

sisi kebahasaan dan ilmiah menjadi keterangan

atau penjelasan terhadap makna yang dikandung

oleh ayat al-Qur’a>n al-Kari>m.

E. CONTOH PENAFSIRAN

Dن وإرك�عوإم�ع إل�رك�عي) ك�وة� وإإل�ر� ىموإإل�صلاوة� وإت�� وإف��Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikan

zakat serta rukuklah beserta orang yang rukuk

(al-baqarah: 43).13 Ayat ini adalah perintah

13 QS. Al-Baqarah/2:43. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Maktabah al-MilkFahd al-Watniyyah Atsna an-Nasyr, hlm. 85

melakukan syiar islam setelah melakukan aqidah

islam, perintah pada pondasi yang paling agung

setelah perintah iman dan mengucapkan dua kalimat

syahadat. Dalam perintah di atas, terdapat ta’ridl

(pengertian ) dengan persangkaan baik terhadap

jawaban mereka dan pemenuhan mereka terhadap

perintah yang ada. Mereka telah betul-betul

menyempurnakan hal-hal yang di minta. Dan ayat

yang menjelaskan Dan Berimanlah Pada Apa Yang Saya

Turunkan. maksudnya adalah beriman kepada Nabi SAW.

Juga kepada perantara dan tujuannya.14

Contoh kutipan langsung dari tafsir Ibnu

‘Asyu>r yakni al-Tahri>r wa al-tanwi>r.

مونD إل�صلاة� :ض( 231) ى) ق� وي�)

علها امه� ج�� ف�� مل ، وإلا� ة� إل�دإله� ع�لى إل�ج� ال�همز� ه ب�� ل�ي) ام ، ع�دى) إ� ى) ه�و م�عدى ف�� ام إل�د� ف�� امه� م�صدر إ] ف�� إلا�إ د ذل ع�لى ه�د� زإء وف�� fع وإل�ش ت) ها إل�ن  ي) اس ف�� دإول إل�ت� ��ب� وب ق� ف� إ ي�� ذ� ام�ب� إل�سوق� إ� وذ� م�نD ف�� ج�� مه� ، م�ا] اب�] ف��

ال در . ف�� إ إل�مق� هد� ه�ل إل�لسانD ب�� عض� إ] ح ي�� (�صزي ي3)ر ت�� د ق� ش�دى) إل�ت� م إلا] ري�) نD ح�� منD ب�� (�ب : إ]

طا نD ج�ولا ق��مي) ي) ه�ل إل�عرإف�� زإب� لا] إله� س�وق� إل�ص� ر� ام�ب� غ�� ف�� إ]

14 Mamud, Mani’ Abdul Halim, alih bahasa Faisal Saleh &Syahdianor, Metodologi Tafsir, hlm. 318

ص�د م ل�ف� [�اي وم إل�ق�� ف��� م�ا ي�) ب�� اغ ، وإ� طخ� ل��وس وإلاض���� اذ ل�لخ� ص�اب� إل�مص�� ي� ºو إلاب� ه� ه��� ى) إل�لغ� ام ف� ت) ص�ل إل�ق� وإ]

ى) fوم إل�ماش�� ف��� (�ع وي ن�3 وم إل�ص��ا ف��� (�ل وي وم إل�عام��� ف��� (�ب� وي طت) وم إل�خ� ف��� ت) ع��وذ ، ف�� ت��ى م�نD ف�� ا] ت��� عب� لا ب�) ع�م��ل ص���

ى) اط ف� fس��� إ ع�لى إل�ن� ار� ط�ل���ق� م�خ���� ل�ك6 إ] د� م���ه� ول���� ه إل�لار� ة� م�نD عوإرض���� وذ� ج�� ا] ه� م���� ي���) م غ�رف�� وإر� ام ل���� ت���) ك���انD ل�لق� ف��ام�ب� إل�ح���رب� ، ام�ب� إل�س���وق� وف����� ول�هم ف����� ار� ق���� إ إل�مخ���� د� عمال ه���� ت� هر إش���� fش���� مز ، وم�نD إ] الا] ام ب����� ول�هم ف����� ق����

Dو م�ن ى) وه�� ار� اط�ه إل�مخ�� fس� ا ل�ن� ت� اش�� ى م�ت� ه م�ع�ن� عل�ق� ب��� ت� ا ب�) ى) ك�ل م�� د ف� ت) ق� ام�ب� ، وي�) دة رك�دب� وب�� ى) ص�� ال�وإ ف� وف��

ار� اء إل�مخ��� ت��� ح ب�� ل�ك6 ص��� د� ق� ول��� ات�] ص��ارب� ك�ال�حق��� ه� ف�� ق��� ت) اوى إل�حق� ى ش��� ن� ه��ا ح��� ي) اغ ف�� fل وش��� ار� إل�مزش��� ل إل�مخ��� ت��) ب  ف��

ه� اب���) ه� ع�لى إل�ص�لوإب� وإل�عت� ي��� هب� إل�موإظ�� ي� fه� ش�� عي�) ت� عارة� ب�� ت� ام�ه� إل�ص��لاة� إش�� ف�� ا� ه�ا ، ف�� عارة� ع�لي) ت� �ى) وإلاش�� �ات fإل�ت�د نD وف��� mرإ ال�ص�لاة� م�نD م�ص�طلخاب� إل�ق�� ع�ل ب�� إ إل�ف� د� ق� ه�� علت�) نD ي�� ح�س�ب� إ] ما ، وإ] اب�] ء ف�� ى) fعل إل�ش ح� ها ي�� ب��ولا . ºر ه� إل�س��ور ي���� fال�ي�� fم��وإ إل�ص��لاة� وهى) ب� ى) ف�� ل وإ] م��� ورة� إل�مز� ى) س��� د ورذ ف� ق��� ول��ه ف�� ºر ل ي�� وإئ���] ى) إ] نD ف� mرإ ه إل�ق��� اء ب���� ج���� . ه� ب��������������������������) mم�س�������������������������اق� إلا Dدة� ع�ن عت�������������������������) ر ي�� ح��������������������������� ا إ] وه�������������������������� اف� وج�� fاح�ب� إل�كس������������������������� ر ص�������������������������� ك�������������������������� وذ�

ى وه�م م�ا م�ض��� ى) ام�وإ إل�ص�لاة� ف�� ف�� نD إ] ب3) ل�ك6 ل�لد� صلح ذ� ونD ل�ي) م�ت� و] وله ت�) ى) ق� ع ف� ارغ ك�ما وف�� ال�مص� ا ب�� د عن�ز ه�ت� وف��د ونD ع�ت��� م�ت��� و] نD ت�) ب3) د� ام��ه� إل�ص��لاة� وه�م إل��� ف�� ص��دذ إ� نD ه�م ت�� ب3) د� ه� ، وإل��� ب���) mول إلا ºر ل ي���� ت��� وإ م�نD ف�� م�ت��� mإ Dن ب3) د� إل���ال�ح ارغ ص���� ذ� إل�مص���� ع���ده�م إ� اءوإ م�نD ي�� نD ج����� ب3) د� ك6 وه�م إل���� ل���� لى ذ� دونD إ� هت� ي) نD ش���� ب3) د� ه� ، وإل���� ب����) mول إلا ºر ي�����

عله�ا ف� ا ي�) م�� ه�و إ� عله�ا ف�� ف� دإ ، وم�نD ل�م ي�) نD وع��� mعله�ا إلا ف� ه�و ي�) ى) ف�� ى) إل�ماض�� ع�ل إل�ص�لاة� ف� نD م�نD ف�� ل�ك6 ك�له لا] ل�د�

ارغ اذة� إل�مص��� ف�� د ح�صل م�نD إ� نD ه�دى ل�هم . وف�� mعل إل�ق�رإ وغ ج�� إ إل�ت� سام ه�د� ف�� ع إ] مت) دإ وج�� و ع�� نD إ] mإلادذ خ����� ë[232ض: ] إل�ت هم اء ع�لي) ت����� ïإل�ن Dك����ون ك����رر ل�ت) ه� وإل�ت� ي���� ام���ه� م�نD إل�موإظ�� ف�� اذة� إلا� ه م���� ا ذل ع�لي����) د م����� ك�ت����) ا] ب��

صزح ه� ع�لى إل�صلاة� إ] ي� ال�موإظ�� .15ب��

F. PENDAPAT ULAMA’ MENGENAI PENAFSIRAN IBNU ‘ASYU>R

Sebelum dijelaskan mengenai pendapat ulama>’

terhadap penafsiran Ibnu ‘Asyu>r, ada baiknya

jika menyimak terlebih dahulu mengenai pendapat

atau komentar para ulama’ terhadap sosok Ibnu

‘Asyu>r.

Syaikh Muhammad al-Kadr Husain sebagai teman

Ibnu ‘Asyu>r dalam belajar dan berjuang

menuturkan bahwa Ibnu ‘Asyu>r memiliki kefasihan

ucapan, luas ketenangannya, istimewa ilmunya,

kuat pikirannya, bersih hatinya, luas

pengetahuannya dalam sastra Arab dan yang paling

indah adalah ketakjubanya terhadap budi

pekertinya tidak lebih sedikit dari kepandaianya

dalam ilmu.

Al-‘Alamah Muhammad al-Basyr al-Ibrahim

berkomentar bahwa Ibnu ‘Asyu>r adalah seorang

yang alim diantara para ‘Ulama>’ yang

diperhitungkan dalam sejarah karena keagungannya,

15 Muhammad Thahir Ibnu ‘Asyur, Tahrir wa al-tanwir, (http://library.islamweb.net)

Ibnu ‘Asyu>r adalah Imam yang berilmu seperti

lautan, bisa mandiri dalam beristidlal.

Dr. Al-Habib bin al-Kaijah menilai bahwa Ibnu

‘Asyu>r adalah salah satu keistimewaan dunia ini

dan yang terakhir saya lihat tidak ada yang lain

darinya di Afrika atau seperempat di Maroko atau

negara bagian timur bahkan belahan dunia Islam,

usahanya dalam menyelesaikan karya tafsirnya

tanpa jenuh dan menulis karya-karya lain sejauh

masa mudanya sampai beliau wafat.

Selanjutnya pendapat ulama mengenai tafsi>r

al-Tahri>r wa al-Tanwi>r Gamma al-Banna dalam

kitabnya Tafsir al-Qur’a>n al-Karim baina al-

Qudama’ wa al-Muhadditsin berkomentar terhadap

tafsir karya Ibnu ‘Asyu>r, bahwa keistimewaan

tafsir al-Tahri>r wa al-Tanwi>r terletak pada

muqaddimahnya yang memaparkan kepada pembaca

wawasan umum tentang dasar-dasar penafsiran, dan

bagaimana seorang penafsir berinteraksi dengan

kosa kata, makna, struktur, dan sistem al-Qur’an.

Yang mana pengantar ini ditampilkan dengan bahasa

yang mudah, walaupun pada beberapa aspek masih

menggunakan gaya bahasa lama. Metode yang

digunakan oleh Ibnu ‘Asyu>r adalah metode yang

moderat. Kemudian Gamal al-Banna menegaskan bahwa

muqaddimah yang ada dalam tafsirnya Ibnu ‘Asyu>r

merupakan bagian yang terbaik dalam karyanya,

bahkan sebagai pengganti tafsi>r itu sendiri.

Posisi penting muqaddimah tafsi>r ini dari pada

tafsirnya sama halnya dengan posisi pengantar

sejarah karya Ibn Khaldun dalam buku muqaddimah.