RESUME BUKU Evaluasi Program pendidikan

26
RESUME BUKU EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN Dosen : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, NAMA : Yogi Irfan Rosyadi NIM : 11703251005 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

Transcript of RESUME BUKU Evaluasi Program pendidikan

RESUME BUKU

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Dosen : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,

NAMA: Yogi Irfan Rosyadi

NIM : 11703251005

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I

KONSEP EVALUASI PROGRAM

A. Pengertian Program dan Evaluasi Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai

unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi

tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi

tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang

tepat dalam mengambil keputusan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan

kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang

realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,

berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan

terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan

sekelompok orang guna pengambilan keputusan.

B. Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi program

1.Dalam kegiatan penelitian peneliti ingin mengetahui

gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan,

sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana

(evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau

kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program,

setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria

atau standar tertentu.

2.Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh

rumusan masalah, sedangkan dalam evaluasi program,

pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat

ketercapaian program, dan apabila tujuan belum

tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak

kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk

menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan

diambil.

C. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program

Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada

kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis,

teridentrifikasi penentu keberhasilan dan

kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku,

dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut

atau pengambilan keputusan.

D. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program

Program merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian

atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan

yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-

masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan

masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator.

Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan

petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau

ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa

ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi

oleh komponen atau subkomponen yang lain.

E. Tujuan Evaluasi Program

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui

pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan.

Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai

dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau

untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.

F. Manfaat Evaluasi Program

Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi.

Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil

keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang

telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat

berupa penghentian program, merevisi program,

melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.

G. Evaluator Program

Evaluator program harus orang-orang yang memiliki

kompetensi yang mumpuni, di antaranya mampu

melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta

hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal

dari kalangan internal (evaluator dan pelaksana program)

dan kalangana eksternal (orang di luar pelaksana program

tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan

implementasi program).

H. Hakikat antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi

Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai

unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk

diimplementasikan di lapangan. Sedangkan evaluasi

program bertujuan untuk mengumpulkan informasi

berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan

untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan

keputusan.

BAB II

PENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM

A. Pengertian Kriteria

Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan

sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program,

kriteria digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu

program berdasarkan indikator-indikator yang telah

ditentukan.

B. Perlunya Disusun Kriteria

Kriteria disusun sebagai pedoman evaluator dalam

melaksakan evaluasi program. Disusunnya kriteria,

evaluator menjadi lebih mantap karena ada patokan, dapat

digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban dari hasil

evaluasi, untuk menghindari subjektivitas evaluator, dan

hasil evaluasi sama walaupun evaluator berbeda.

C. Dasar Penyusunan Kriteria

Penyusun kriteria adalah calon-calon evaluator. Hal

ini mengingat merekalah orang-orang yang memahami

tentang program yang akan dievaluasi. Dasar penyusunan

kriteria adalah, peraturan atau ketetentuan yang

melatarbelakangi dikeluarkannya program, pedoman

pelaksanaan program, dokumen dan sumber-sumber ilmiah

yang umum digunakan, hasil penelitian yang relevan,

petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator,

evaluator sendiri dengan menggunakan daya nalar dan

kemampuan yang dimilikinya.

D. Cara Menyusun Kriteria

Wujud kriteria berupa tingkatan atau gradasi kondisi

sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai.

Wujud kriteria berupa kriteria kuantitatif (angka-

angka) dan kriteria kualitatif (menghitung jumlah

indikator yang telah tercapai).

Kriteria kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1)

tanpa pertimbangan, yaitu membagi rentangan (mis. 10-

100) dalam kategaori secara sama, dan (2) banyaknya

rentangan dalam tiap kategori tidak sama karena

petimbangan tertentu.

Kriteria kualitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1)

kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, yaitu

menghitung jumlah indikator yang telah memenuhi

persyaratan, dan (2) kriteria kualitatif dengan

pertimbangan, yaitu dengan cara menghitung indikator

yang telah memenuhi persyaratan dengan mempertimbangkan

skala prioritas atau pembobotan.

BAB III

MODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

A. Berbagai Model Evaluasi Program

Pada buku inidisajikan model evaluasi menurut Kaufan dan

Thomas yang membedakan model evluasi program menjadi

delapan, yaitu:

1.Goal Oriented Eavaluation Model

Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program.

Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan, terus-menerus

untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.

2.Goal Free Eavaluation Model

Dalam melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan

khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya

program dan mencatat hal-hal yang positif maupun

negatif.

3.Formatif Summatif Evaluation Model

Model evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih

berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah

selesai (evaluasi sumatif).

4.Countenance Evaluation Model

Model ini juga disebut model evaluasi pertimbangan.

Maksudnya evaluator mempertimbangkan program dengan

memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan

yang terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang

sama dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan

program dengan standar yang ditentukan oleh program

tersebut.

5.Responsif Evaluation Model

Model ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model

ini kurang populer.

6.SSE-UCLA Evaluation Model

Model ini meliputi empat tahap, yaitu

a. Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah

hal-hal yang perlu dipetimbangkan dalam program,

kebutuhan uang dibutuhkan oleh program, dan tujuan

yang dapat dicapai.

b. Program planning, perencanaan program dievaluasi

untuk mengetahui program disusun sesuai analisis

kebutuhan atau tidak.

c. Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat

program berjalan.

d. Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil

dan dampak dari program serta untuk mengetahui

ketercapaian program.

7.CIPP Evaluation Model (Context Input Process

Product)

a. Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap

kebutuhan, tujuan pernenuhan dan karakteristik

individu yang menangani. Seorang evaluator harus

sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih

tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.

b. Evaluasi Masukan

Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal

atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi

untuk melaksanakan sebuah program.

c. Evaluasi Proses

Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program

dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan

rencana.

d. Evaluasi Hasil

Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan

diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses

dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan

yang diberikan, dan dampak dari program.

8.Discrepancy Model

Model ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang

terjadi pada setiap komponen program. Evaluasi

kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam

program dengan penampilan aktual dari program

tersebut.

B. Ketepatan Penentuan Model Evaluasi Program

Program dibedakan dibedakan menjadi berdasarkan jenis

kegiatannya, yaitu program pemrosesan (mengubah sesuatu

yang dianggap bahan mentah menjadi sesuatu yang dianggap

barang jadi), program layanan (program yang bertujuan

memberikan kepuasan pada pihak lain), dan program umum

(program yang yang bersifat umum, tidak memiliki

spesifikasi sebagaimana program pemprosesan dan program

layanan).

Ketepatan penentuan model evaluasi program bergantung

pada jenis kegiatannya. Oleh karena itu tidak semua

model evaluasi program dapat diterapkan.

C. Rancangan Evaluasi Program

Hal-hal yang dicantumkan dalam rancangan program

adalah (1) judul kegiatan, (2) alas an dilaksanakannya

evaluasi, (3) tujuan evaluasi, (4) pertanyaan evaluasi,

(5) metodologi yang digunakan, dan (6) prosedur kerja

dan langkah-langkah kegiatan.

BAB IV

PERENCANAAN EVALUSI PROGRAM

Membicarakan tentang analisis kebutuhan adalah merupakan

sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk

melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan

atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian

perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis

menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara

“seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan

sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah.

Dalam sistem pendidikan, karena pendidikan itu sendiri

hanya merupakan alat belaka, sedangkan prestasi belajar

siswa adalah hal yang menjadi tujuan, maka membuat rencana

mengajar merupakan proses penting untuk menentukan alat

yang tepat dalam mencapai tujuan akhir. Setelah guru

berhasil menentukan materi yang akan diajarkan, perlu

secara hati-hati meninjau kembali apakah dalam pemilihan

materinya sudah tepat, dalam arti sudah sesuai benar

dengan kebuituhan siswa.

Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam melakukan

analisis kebutuhan, yaitu secara obyektif dan subyektif.

Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi lingkup

tujuan penting dalam program, menentukan indikator dan cara

pengukuran tujuan-tujuan, menyusun kriteria (standar) untuk

tiap-tiap indikator dan membandingkan kondisi yang

diperoleh dengan kriteria. Ciri khas dalam cara melakukan

analisis kebutuhan secara subjektif adalah mengumpulkan

semua evaluator untuk bersama-sama menentukan skala

prioritas kebutuhan.

Selain dua cara tersebut evaluator dapat juga

menggunakan gabungan dari keduanya, yaitu sebagian

menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain mernggunakan

cara subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat

juga menambahkan bahan lain yang diambil dari pihak laur

dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar diantaranya adalah

kawan-kawan dekat atau anggota keluarga lain dari responden

yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data

yang diberikan dapat dipercaya.

Evaluasi program tidak lain adalah penelitian, dengan

cirri-ciri khusus. Oleh karena evaluasi program sama dengan

penelitian maka sebelum memulai kegiatan,seperti juga

penelitian, harus membuat proposal. Isi dan langkah-langkah

dalam penyusunan proposal sama dengan proposal dalam

penelitian.

Dalam pembahasan kali ini hanya tiga hal yang akan

dijelaskan secara khusus. Ketiga hal dimaksud, sekaligus

butir yang rawan adalah sebagai berikut :

1. Bagian pendahuluan, menentukan garis besar isi

bagian ini.

2. Bagian metodologi berisi tiga hal pokok, yaitu

penentuan sumber data, metode pengumpulan data, dan

penentuan instrumen pengumpulan data. Ada tiga sumber

data yang didahului dengan huruf P (kata bahasa

Inggris), yaitu :Person ( manusia), Place (tempat) dan

paper (kertas dan lain-lain). Penentuan metode

pengumpulan data harus disesuaikan dengan sumber data.

3. Bagian cara menentukan evaluasi. Instrumen

pengumpul data evaluasi adalah alat yang diperlukan

untuk mempermudah pengumpulan data.

Jenis instrument sebanyak jenis metode yang digunakan

dan selanjutnya pemilihan jenis instrument pengumpulan

data harus disesuaikan dengan metode yang sudah

ditentukan oleh evaluator. Instrumen merupakan alat

untuk mempermudah penggunaan metode dalam pengumpulan

data.

Ada lima langkah yang harus dilalui dalam menyusun

instumen yaitu :

(a) Identifikasi indikator sebagai obyek sasaran

evaluasi.

(b) Membuat tabel hubungan antara komponen-

indikator-sumber data-metode-instrumen,

(c) Menyusun butir-butir instrumen

(d) Menyusun kriteria-kriteria penilaian,dan

(e) Menyusun pedoman pegerjaan

Di dalam kisi-kisi yang merupakan alat bantu penyusunan

instrumen tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan

sumber data dan metode, tetapi langsung hubungan antara

indikator dengan nomor-nomor instrumen. Di antara langkah-

langkah penyusunan instrumen, yang merupakan alat bantu

yang paling bermanfaat bagi penyusunan instrumen adalah

kisi-kisi. Itulah sebabnya, kisi-kisi harus disusun secara

cermat dan hati-hati. Petunjuk pengerjaan jangan

terlupakan, agar responden tidak salah dalam membantu

mengisi instrumen bagi evaluator.

BAB V

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM

Dalam bab ini dibicarakan mengenai beberapa langkah atau

tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis

besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan

evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring.

Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat

dalam bagan dibawah ini :

A. Persiapan Evaluasi Program

- Penyusunan evaluasi

- Penyusunan instrumen evaluasi

- Validasi instrumen evaluasi

- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan

- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil

Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model CIFF,

model Metfessel and Michael, model Stake, model

Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model

Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.

Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument

evaluasi :

- Merumuskan tujuan yang akan dicapai

- Membuat kisi-kisi

- Membuat butir-butir instrument

- Menyunting instrument

- Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi

- Dapat dilakukan dengan metode Sampling

- Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program,

tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, wilayah

generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan

B. Pelaksanaan Evaluasi Program

Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi

reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi

hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi

evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data

yang digunakan.

Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat

pengumpul data antara lain : pengambilan data dengan tes,

pengambilan data dengan observasi ( bias berupa check list,

alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan

angket, pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data

dengan metode analisis dokumen dan artifak atau dengan

teknik lainya.

C. Tahap Monitoring (Pelaksanaan)

Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk

mengetahui kesesuaian pelaksanaan dengan rencana program.

Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat

diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah

berdampak positif atau negatif.

Teknik dan alat monitoring dapat berupa :

- Teknik pengamatan partisipatif

- Teknik wawancara

- Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi

- Evaluator atau praktisi atau pelaksana program

- Perumusan tujuan pemantauan

- Penetapan sasaran pemantauan

- Penjabaran data yang dibutuhkan

- Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat

dan sumber/jenis data

- Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya

dengan berorientasi pada tujuan monitoring

Melanjutkan mengenai sampel ada 7 jenis sampel yang dapat

dijadikan sebagai metode dalam evaluasi program diantaranya

adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel,

(3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double

sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel.

BAB VI

ANALISIS DATA DALAM EVALUASI PROGRAM

Dalam penelitian data di bagi dua yaitu data kuantitatif

dan kualitatif, dengan kedua jenis ini kemudian data

diolah. Jenis pertama terkait dengan statistika sedangkan

yang kedua sebaliknya atau nonstatistika. Dalam

menganalisis dan mengolah data kuantitatif hendaknya

dilakukan dengan tabulasi data. Tabulasi merupakan coding

sheet untuk memudahkan peneliti dalam mengolah dan

menganalisis data. Karena memahami secara tabulasi lebih

mudah dibandingkan dengan bentuk uraian narasi yang

panjang. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan

dua cara, Pertama. Statistik Deskriptif adalah suatu teknik

pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis

kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas

populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu

mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis

sebagian data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik

kesimpulan atas data dan akan berlaku bagi keseluruhan

gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini juga

disebut dengan statistik parametrik berlaku untuk data

interval atau rasional jika datanya normal. Dan apabila

datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau nominal,

maka jenis statistik yang digunakan adalah statistik

nonparametrik.

Tidak semua data dilapangan berbentuk simbol-simbol yang

bisa dikuantifikasi dan dihitung secara matematis. Ada

kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi

menjadi numerik sehingga data jenis ini hanya dapat

dilakukan dengan analisis kualitatif.

Kegiatan dalam menganalisis data kualitaitif dapat melalui

tahapan-tahapan berikut :

1. Dengan mereduksi/menyiangi data

2. Display data

3. Menafsirkan data

4. Menyimpulkan dan verifikasi

5. Meningkatkan keabsahan hasil

6. Narasi hasil analisis.

Pengolahan data kan lebih mudah dengan menggunakan bantuan

computer sehingga hasilnya akan dapat. diperoleh lebih

cepat

BAB VII

MENYUSUN KESIMPULAN DAN RUMUSAN REKOMENDASI

Kesimpulan adalah sesuatu yang merupakan inti dari

sederetan informasi atau sajian yang menyatakan tentang

status program yang sedang dievaluasi.

Kesimpulan berbentuk kalimat pernyataan kualitatif

yang menunjukkan keadaan atau sifat sesuatu sehingga di

dalam gerak kegiatan programdengan cepat dapat diketahui

dimana posisinya.Kesimpulan sangat penting kedudukan dan

isi rumusannya untuk dilanjutkan menjadi rekomendasi.

Rekomendasi disusun setelah kesimpulan dibuat. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam menyusun rekomendasi, yaitu

mengenai perlunya melihat dengan cermat alas an yang

diusulkan responden tentang upaya peningkatan kualitas

program yang dievaluasi dimasa yang akan datang

BAB VIII

MENYUSUN LAPORAN EVALUASI

Menyusun laporan evaluasi adalah kegiatan akhir dari

evaluasi program. Laporan hasil evaluasi disusun dalam

bentuk tulisan dan dapat dipublikasikan.

Secara garis besar laporan evaluasi program terdiri

dari empat pokok hal yaitu : permasalahan, metodologi

evaluasi, hasil evaluasi dan kesimpulan hasil evaluasi.

Laporan evaluasi tidak ubahnya seperti laporan

penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif,

dan ada yang menggunakan pendekatan kualitatif.

Laporan evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif

umumnya tersusun dari lima atau enam bab, yaitu :

pendahuluan, pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi,

hasil evaluasi dan pembahasan (hasil evaluasi,

pembahasan ), serta kesimpulan dan rekomendasi.

Laporan evaluasi menggunakan pendekatan kualitatif

umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab yang dapat

diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu :

pendahuluan, inti pembahasan dan kesimpulan.

Secara garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan

diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak

memuat hal-hal berikut : ringkasan eksekutif, pendahuluan,

kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil

evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah

daftar pustaka.

BAB IX

TATA TULIS LAPORAN EVALUASI

Tata tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas,

naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi,

pengutipan, penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka

dan bahasa.

1. Kertas naskah dan sampul

Naskah laporan sebaiknya menggunakan jertas kwarto

(21x28,5 cm) HVS 80 gram, sampul laporan sebaiknya dibuat

dari kertas buffalo dengan warna disesuaiakan.

2. Pengetikan

Pengetikan mencakup penggunaan huruf, penulisan bilangan,

spasi, batas tepi naskah, pengetikan alenia baru,

pengisian halaman naskah, pengetikan bab sub bab.

3. Penomoran

Penomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas dua

spasi di atas baris pertama teks. Nomor halaman

menggunakan angka arab.

4. Ilustrasi

Ilustrasi dapat terdiri dari foto, grafik, diagram, bagan,

peta dan denah serta tabel.

5. Pengutipan

Kutipan harus sama dengan sumber aslinya, baik bahasa

maupuin ejaannya. Penulisan kutipan diawali dan diakhiri

dengan tanda kutip (“ )

6. Penulisan lampiran

Lampiran seperti tabel, carta, dokumen, transkip

wawancara dan sejenisnya ditempatkan setelah daftar

pustaka

7. Penulisan daftar pustaka

Penulisan daftar pustaka meliputi buku, artikel, laporan

atau karangan dalam jurnal atau majalah ilmiah dan

penerbitan lain.

8. Bahasa

Bahasa yang digunakan untuk penulisan laporan evaluasi

adalah bahasa Indonesia ragam ilmiah.

Gambaran umum kandungan buku Evaluasi Program Pendidikan

Pengarang Prof.Dr. Suharsimi Arikunto dan cepi Safruddin

Abdul Jabar, M.Pd, edisi kedua, penerbit Bumi Aksara,

jakarata, bahwa Dalam setiap kegiatan manajemen akan

dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan suatu

evaluasi, tidak terkecuali dalam manajemen pendidikan.

Program pendidikan sebagai penjabaran dari perencanan

pendidikan harus dievaluasi dengan saksama, menggunakan

strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat di

pertanggungjawabkan.

Evaluasi terhadap program pendidikan dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu

program pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan

informasi sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut

dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Dalam buku ini disusun untuk membantu siapa saja yang

sedang belajar mengevaluasi program atau yang saat ini

sedang menyiapkan langkah melakukan program evaluasi.

Pada bab I diuraikan tentang konsep dasar evaluasi

program, ciri-ciri evaluasi program, komponen evaluasi

program, tujuan evaluasi program, syarat evaluator, dan

keterkaitan antara tujuan program dan tujuan evaluasi

program. Bagian ini memberikan gambaran umum secara

teoretis tentang evaluasi program. Uraian ini mampu

memberikan penjelasan dan konsep dasar yang harus dipahami

oleh penyusun program dan calon evaluator; khususnya bagi

praktisi pendidikan. Namun, yang tampak ditonjolkan dalam

uraian ini adalah program dan evaluasi program yang

berkenaan dengan program pembelajaran. Padahal buku ini

berjudul Evaluasi Program Pendidikan. Memang, implementasi

dari program pendidikan akan sangat tampak pada pelaksanaan

pembelajaran.

Yang perlu ditambahkan dalam bab ini, menurut saya, perlu

diuraikan tentang ruang lingkup program-program

pendidikan. Hal ini mengingat program pendidikan bukan

hanya tentang pelaksanaan pembelajaran saja. Konsep program

manajemen pengelolaan pendidikan (misalnya di tingkat

satuan pendidikan) belum tampak pada bab ini. Konsep

manajemen program pendidikan perlu disajikan agar pembaca

mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang program-

program pendidikan. Jika pembaca telah memiliki pemahaman

yang relatif lengkap tentang program manajeman pendidikan

barulah disajikan uraian tentang evaluasi program

pendidikan.

Bab II menguraiakan tentang pengembangan kriteria dalam

evaluasi program. Sebagaimana lingkup pembahasan pada bab

I, pada bab ini juga belum tampak implementasi teknik

penyusunan kriteria pada program pendidikan.

Bab III menguraikan tentang berbagai model evaluasi program

dan cara menentukan model evaluasi yang tepat, dan cara

menyusun rancangan evaluasi program. Pada bab ini masih

berupa gambaran umum tentang model dan rancangan evalusi

program. Uraian secara detail tentang model dan

implementasi dalam evaluasi program pendidikan masih belum

tampak. Bagi pembaca yang belum memiliki bekal pengetahuan

yang cukup tentu masih membutuhkan penjelasan yang lebih

rinci. Demikian juga pada cara penyusunan rancangan

evaluasi program.

Bab IV menguraikan tentang perencanaan evaluasi program.

Sebagaimana uraian pada bab-bab sebelumnya, bab ini juga

belum memberikan gambaran secara lebih lengkap tentang

perencanaan evaluasi program pendidikan sebagaimana judul

buku ini. Yang tampak masih terbatas pada perencanaan

evaluasi program secara umum saja.

Bab V membahas tentang Langkah langkah Evaluasi Program,

yang terdiri dari tiga tahapan yaitu : Persiapan Evaluasi

Program, yang harus dilakukan dengan cermat oleh Evaluator.

Pelaksanaan Evaluasi Program dan Monitoring (pemantauan)

pelaksanaan Evaluasi.

Bab VI Membahas tentang Analisis data dalam evaluasi

program, membahas tentang analisis data yang diperoleh dari

lapangan bisa berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Untuk

data kuantitatif biasanya menggunakan teknik statistic

sedangkan untuk data kualitatif menggunakan teknik

nonstatistik. Dalam pengolaan data kuantitatif langkah

pertamanya adalah melakukan tabulasi data, setelah itu

barulah pengolahan data.teknik pengolahan dengan statistic

terbagi dua jenis yaitu deskriptif dan inferensial.

Bab VII membahas tentang menyusun kesimpulan dan rumusan

rekomendasi, dan pada bab VIII membahas tentang Susunan

loporan evaluasi biasanya memuat empat hal pokok, yaitu:

(1) permasalahan, (2) metodologi evaluasi, (3) hasil

evaluasi, (4) kesimpulan atas hasil evaluasinya.

Bab IX membahas tentang tata tulis laporan evaluasi.

Penulisan laporan evaluasi memiliki beberapa tujuan yaitu

untuk memberikan keterangan, memulai suati tindakan,

mengoordinasi proyek, menyarankan suatu langkah atau

tindakan, dan merekam kegiatan. Perlu kita ketahui tata

tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas, naskah,

sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan,

penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka, dan bahasa.