Buku Report

22
BOOK REPORT PEDAGOGI: STRATEGI DAN TEKNIK MENGAJAR DENGAN BERKESAN Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah: Pengelolaan Pembelajaran Dosen pengampu: Saifuddin, M.Ag. Nama : Helmi Apriliyatmi Hapwiyah NIM : 14111610109 Kelas/Semester: Biologi B/4 KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Transcript of Buku Report

BOOK REPORT

PEDAGOGI: STRATEGI DAN TEKNIK MENGAJAR DENGAN

BERKESAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri

Mata Kuliah: Pengelolaan Pembelajaran

Dosen pengampu: Saifuddin, M.Ag.

Nama : Helmi Apriliyatmi

Hapwiyah

NIM : 14111610109

Kelas/Semester: Biologi B/4

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Identitas buku:1. Tema: Pendidikan 2. Judul:Pedagogi: Strategi dan teknik mengajar dengan berkesan

3. Pengarang: Maylanny Christine4. Penerbit:PT Setia Purna Inves5. Tahun terbit:20096. Kota terbit:Bandung7. Jumlah halaman buku: 144

B. Latar BelakangMenurut Malik Fajar (2004), pendidikan

merupakan human investment, yakni

menginvestasikan pendidikan untuk

pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Dengan demikian, sudah selayaknya pendidikan

dibina oleh guru-guru yang memiliki

kemampuan dalam bidang keahlian masing-

masing.

Pendidikan harus diselenggerakan secara

profesional dan meliputi semua aspek yang

terkandung di dalamnya, baik guru, siswa,

maupun fasilitas pembelajaran. Pendidikan

harus dapat melahirkan generasi bangsa yang

andal dan memiliki daya saing tinggi.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen, mengamanatkan bahwa salah

satunya, guru wajib memenuhi kualifikasi

pendidikan S1 atau minimal D4 dan memiliki

sertifikat pendidikan.

Sertifikat pendidikan diberikan kepada

guru yang telah memiliki kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan

kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan

profesi guru (36 satuan kredit semester atau

SKS). Sertifikasi ini berlaku untuk semua

calon guru atau guru. Guru akan diposisikan

sebagai profesi, sebagaimana halnya dokter,

akuntan, psikolog, dan pengacara.

Persoalan selanjutnya, apakah dengan

adanya program sertifikasi guru secara

otomatis kualitas guru dapat meningkatkan

atau sebagaimana yang diamanatkan dalam

undang-undang mencapai tujuan.

Dengan kata lain, penilaian dapat

dilakukan dengan melihat akreditasi kinerja

dan kemampuan mereka membuat persiapan

mengajar hingga melakukan evaluasi

pembelajaran. Mereka tidak perlu lagi ikut

pendidikan profesi atau uji sertifikasi.

Guru yang memiliki akta mengajar IV cukup

diuji kompetensinya untuk mendapatkan

sertifikat pendidikan karena mereka sudah

mendalami mata kuliah dasar keguruan yang

meliputi pengembangan kurikulum, teori

belajar dan pembelajaran, psikologi

pembelajaran, perencanaan pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Rujukan isi secara umum

Buku ini terdiri atas 144 halaman dan

terbagi menjadi 11 pokok bahasan. Pada bab

pertama tentang pedagogi, bab kedua tentang

startegi mengajar, bab ketiga tentang

pendekatan dan strategi pembelajaran, bab

keempat tentang komunikasi yang berkesan

antara guru dan murid, bab kelima tentang

interaksi berkesan didalam kelas, bab keenam

tentang pendidikan inklusif, bab ketujuh

tentang refleksi terhadap manajemen kelas

dan pengajaran efektif, bab kedelapan

tentang paradigma baru pendidikan dan dasar-

dasar pedagogi, bab kesembilan tentang

pedagogi versus androgogi, bab kesepuluh

tentang kiat-kiat praktis untuk guru dan bab

kesebelas tentang berguru kepada sang guru.

Pokok bahasan pada bab pertama yaitu

tentang pedagogi. Pedagogi adalah ilmu atau

seni menajadi seorang guru. Kata pedagogi

berasal dari bahasa Yunani kuno paidagogeo;

pais:”anak” dan agi:”membimbing”: secara literali

berarti “membimbing anak”. Kata yang

berhubungan dengan pedagogi; yaitu

pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk

pada keseluruhan konteks pembelajaran,

belajar, dan berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan hal tersebut.

jabatan guru adalah sebagai jabatan

profesioanl, karena jabatan guru mengacu

pada proses pendidikan bukan sekedar

latihan. Makin tinggi tingkat pendidikan

yang harus dipenuhi, makin tinggi pula

derajat profesi yang disandangnya.

Guru memiliki tugas sebagai pengajar

yang dituntut memiliki seperangkat

pengetahuan dan keterampilan teknis

mengajar, disamping menguasai ilmu atau

bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai

pembimbing memberi tekanan tugas, memberikan

bantuan kepada siswa dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya. Tugas ini

merupakan aspek medidik sebab tidak hanya

berkenan dengan penyampaian ilmu pengetahuan

tetapi juga menyangkut pengembangan

kepribadian dan pembentukan nilai-nilai

siswa. Adapun tugas administrator kelas pada

hakikatnya merupakan jalinan antara

ketataklaksanaan bidang pengajaran dan

ketataklaksanaan pada umumnya. Namun

demikian, ketataklaksanaan bidang pengajaran

lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi

profesi guru.

Pokok bahasan pada bab kedua yaitu

tentang strategi mengajar. Strategi mengajar

adalah tindakan guru dalam melaksanakan

rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam

menggunakan beberapa variabel pengajaran

(tujuan, bahan, metode dan alat, serta

evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, strategi mengajar pada

dasarnya adalah tindakan nyata guru atau

praktik guru dalam melaksanakan pengajaran

melalui cara tertentu, yang dinilai lebih

efektif dan efesien. Dengan kata lain,

strategi mengajar adalah politik atau taktik

yang digunakan guru dalam melaksanakan

praktik mengajar dikelas.

Ada tiga hal pokok yang harus

diperhatikan guru dalam mengadakan strategi

mengajar. Pertama adalah mengajar, kedua

adalah penggunaan model atau pendekatan

mengajar, adapun yang ketiga adalah

penggunaan prinsip-prinsip mengajar.

Secara umum, terdapat tiga tahapan pokok

dalam strategi mengajar, yakni tahap pemula

(prainstruksional), tahap pengajaran

(instruksional), dan tahap penilaian dan

tindak lanjut.

Pokok bahasan pada bab ketiga yaiu

tentang pendekatan dan strategi

pembelajaran. Pendekatan-pendekatan dalam

pembelajaran yaitu pendekatan ekspositeri,

pendekatan inquiry, pendekatan interaksi

sosial, dan pendekatan tingkah laku.

Pendekatan tersebut pada hakikatnya sama,

hanya berbeda istilah. Pendekatan

ekspositeri yaitu pendekatan yang bertolak

dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan

penyebaran pengetahuan dikontrol dan

ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar

menurut pandangan ini adalah menyampaikan

ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa

dipandang sebagai objek yang menerima apa

saja yang diberikan guru, biasanya guru

menyampaikan informasi secara lisan yang

dikenal dengan istilah kuliah atau ceramah.

Pendekatan kedua adalah inquiry yaitu

pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa

siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar

mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang

secara optimal sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya. Proses pembelajaran harus

dipandang sebagai stimulus yang dapat

menantang siswa untuk melakukan kegiatan

belajar.

Pendekatan interaksi sosial adalah

pendekatan ini menekankan terbentuknya

hubungan antara siswa yang satu dengan siswa

lainnya. Oleh sebab itu, kegiatan belajar

mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan

dan kesanggupan siswa untuk mengadakan

hubungan dengan orang lain serta

mengembangkan sikap dan perilaku demokratis.

Pendekatan tingkah laku yaitu pendekatan

yang mendorong teori tingkah laku sebagai

aplikasi dari teori belajar behaviorisme.

Tingkah laku individu pada dasarnya

dikontrol oleh individu dan respons yang

diberikan individu. Penguatan hubungan

stimulus dan respons merupakan proses

belajar yang menyebabkan perubahan tingkah

laku.

Prinsip-prinsip mengajar diantaranya

yaitu, motovasi, koperatif dan kompetisi,

korelasi dan integrasi, aplikasi dan

trnasformasi, dan individualitas.

Pokok bahasan pada bab keempat yaitu

tentang komunikasi berkesan antara guru dan

murid. Sebagai fasilitator, mediator, dan

motivator, guru harusnya mengetahui dan

memahami keadaan siswa dengan memberikan

perhatian, baik pada jam pelajaran maupun di

luar jam pelajaran. Selama ini terkesan,

guru sangat menjaga jarak dengan murid. Hal

itu dilakukan sebagai cara menjaga wibawa,

menutupi kekurangan, atau disebabkan

kesibukan guru diluar sekolah.

Kontak personal dapat dilakukan dengan

sikap perhatian kepada murid, menggunakan

kata-kata membangun, serta memotivasi dengan

memanipulasi keadaan untuk membangkitkan

gairah belajar. Jika gairah belajar sudah

muncul, bukan tidak mungkin siswa akan

berprestasi.

Menurut pengamat komunikasi, Drs. Onong

Effendy M.A., komunikasi interpersonal

sangat efektif untuk mengubah pengetahuan,

sikap, dan tindakan (kognitif, afektif, dan

psikomotorik) karena sifatnya merupakan

pembicaraan dan dialog.

Guru sebagai komunikator akan menjadi

lebih mengetahui dan mengenali diri siswa

sebagai komunikan. Selanjutnya, guru akan

mudah mengarahkan siswa sesuai tujuan yang

diharapkan.

Pokok bahasan pada bab kelima yaitu

tentang interaksi berkesan di dalam kelas.

Guru hebat harus menerima secara sadar,

teratur merancang dan mengorganisasikan

aktivitas yang meningkatkan pembelajaran,

kolaboratif, serta menciptakan lingkungan

pembelajaran yang produktif selama tahun-

tahun sekolah siswa. Para siswa dari semua

usia perlu merasa aman ketika berada di

dalam kelas. Aman bagi mereka untuk

mengambil resiko, menerima tantangan,

membuat kesalahan, pengalaman mengalami

kemunduran, mengajukan pertanyaan, dan

mengungkapkan dilema juga kemenangan.

Pokok bahasan pada bab keenam yaitu

tentang pendidikan inklusif. Pendidikan

inklusif adalah pendidikan yang lebih luas

daripada pendidikan formal karena mencakup

pendidikan di rumah, masyarakat, sistem

nonformal, dan informal. Mengakui bahwa

semua anak dapat belajar. Memungkinkan

struktur, sistem, dan metodologi pendidikan

memenuhi kebutuhan semua anak. Mengakui dan

menghargai berbagai perbedaan pada diri

anak; usia, jenis kelamin, etnik, bahasa,

kecacatan, status HIV/AIDS. Merupakan proses

dinamis yang senantiasa berkembang sesuai

dengan budaya dan konteksnya.

Pokok bahasan pada bab ketujuh tentang

refleksi terhadap manajemen kelas dan

pengajaran efektif. Cara guru memahami

kedisiplinan dan bentuk-bentuk manajemen

perilaku lain bergatung pada bagaimana

mereka melihat pekerjaan sebagai seorang

guru dan seberapa jauh mereka meyakini semua

anak dapat belajar. Perilaku di kelas dan

hasil belajar banyak dipengaruhi oleh

kualitas pengajaran.

Pokok bahasan pada bab kedelapan tentang

paradigma baru pendidikan dan dasar-dasar

pedagogi. Bentuk-bentuk pembaruan pendidikan

diantaranya, yaitu: Educational Decentralization,

Community-Based Education, Peran Dewan Pendidikan,

School-Based Management, Competency-Based

Curriculum, Life-Skill Education, Contextual Teaching

and Learning (CTL), Authentic-Based Assessment.

Pokok bahasan pada bab kesembilan

tentang pedagogi versus andragogi. Istilah

pedagogi nampaknya tidak cocok dipakai untuk

menjelaskan ilmu dan seni dalam membantu

orang dewasa belajar. Hal ini memunculkan

suatu masalah yang tidak disadari dalam

istilah pedagogi, yang terdapat kata “paid”

yang berarti anak. Dewasa ini telah muncul

teori baru tentang cara mengajari orang

dewasa yang dikenal dengan istilah

andragogi. Andragogi adalah ilmu dan seni

dalam membantu orang dewasa belajar. Secara

prinsip, asumsi yang digunakan berbeda

dengan pedagogi, terutama mengenai konsep

diri, pengalaman, kesiapan belajar, dan

orientasi terhadap belajar. Kata kunci

andragogi adalah orientasi baru

pembelajaran.

Pokok bahasan pada bab kesepuluh tentang

101 kiat-kiat praktis untuk guru. Kiat-kiat

praktis untuk guru diantaranya kiat-kiat

persiapan untuk pendidikan, kiat-kiat

meningkatkan kredibilatas dan wibawa sebagai

pendidik, kiat-kiat menarik simpati belajar,

kiat-kiat memahami siswa, kiat-kait

menumbuhkan solidaritas, kiat-kiat

meningkatkan disiplin, kiat-kiat memberikan

tugas, kiat-kiat meningkatkan ruhiyah.

Pokok bahasan pada bab kesebelas

membahas tentang berguru kepada sang guru.

Berguru kepada sang guru maksudnya adalah

memperoleh pembelajaran dari seseorang yang

sudah berpengalaman pada waktu dulu, guru

yang sudah berpengalaman yaitu Paulo Freire,

David Emile Durkheim, Buya Hamka, Tutty

Alawiyah, Ki Hajar Dewantara

B. Gagasan Originil dari Pengarang

Gagasan original dari pengarang terdapat

pada bab pertama yaitu pendidikan bukan

hanya tanggung jawab guru atau pemerintah,

melainkan juga tanggung jawab masyarakat.

Untuk itu, guru dituntut dapat menumbuhkan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Sebagai bagian dari tugas dan tanggung

jawab profesinya, guru harus dapat membina

hubungan baik dengan masyarakat dalam

meningkatkan pendidikan dan pengajaran.

Beberapa contoh untuk membina hubungan

tersebut adalah mengembangkan kegiatan

pengajaran melalui sumber-sumber yang ada di

masyarakat, seperti mengundang tokoh

masyarakat yang dianggap punya keahlian

memberikan ceramah di hadapan para siswa dan

guru, membawa kelas atau siswa mempelajari

sumber-sumber belajar yang ada dimasyarakat,

guru mengunjungi orang tua siswa untuk

memperoleh informasi keadaan para siswanya.

Dalam situasi sekarang, tugas dan

tanggung jawab guru dalam pengembangan

profesi dan membina hubungan dengan

masyarakat tampaknya belum banyak dilakukan

oleh para guru. Yang paling menonjol

hanyalah tugas dan tanggung jawab sebagai

pengajar dan sebagai pembimbing masih belum

membudaya di kalangan para guru. Mereka

beranggapan bahwa tugas guru pembimbing atau

wali kelas.

C. Kelebihan dan Kelemahan Buku

Berdasarkan opini dari pembaca, buku ini

memiliki kelebihan yang diantaranya yaitu:

1. Dari segi bahasanya yang tidak

kontemporer membuat buku ini mudah

dimengerti oleh siapapun yang membacanya.

2. Dari segi isinya, buku ini mempunyai isi

yang lengkap. Hampir semua permasalahan

terdapat di dalam buku ini.

3. Buku ini juga dapat dijadikan sebagai

penunjang bagi mahasiswa yang mengambil

jurusan keguruan karena materi buku ini

mengacu pada silabus dalam mata kuliah

tentang pengajaran.

4. Buku ini juga bisa dijadikan pengantar

bagi pembaca untuk mempelajari secara

mendalam tentang hal-hal yang berkaitan

dengan strategi dan teknik mengajar yang

menarik.

Sedangkan kekurangan dari buku ini

diantaranya sebagai berikut:

1. Dari segi penampilannya, buku ini kurang

menarik karena cover bukunya bergambar

cemen atau kartun. Sehingga bagi mahasiswa

kurang menarik untuk membacanya.

2. Dari segi isinya masih banyak materi yang

belum dijabarkan secara terperinci,

sehingga masih ada materi yang kurang

dimengerti.

3. Terdapat paragraf yang rancu dan kata-

kata yang tidak familiar dan tidak

dijelaskan maksudnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan di atas dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Jika diamati buku ini membahas 11 pokok

bahasan, yaitu tentang pedagogi, startegi

mengajar, pendekatan dan strategi

pembelajaran, komunikasi yang berkesan

antara guru dan murid, interaksi berkesan

didalam kelas, pendidikan inklusif,

refleksi terhadap manajemen kelas dan

pengajaran efektif, paradigma baru

pendidikan dan dasar-dasar pedagogi,

pedagogi versus androgogi, kiat-kiat

praktis untuk guru dan berguru kepada sang

guru.

2. Dalam buku ini yang patut diberi

perhatian khusus karena keunikannya adalah

pada bab pertama, yaitu pendidikan bukan

hanya tanggung jawab guru atau pemerintah,

melainkan juga tanggung jawab masyarakat.

Untuk itu, guru dituntut dapat menumbuhkan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

3. Terdapat beberapa kelemahan pada buku

ilmu kalam, yaitu dari segi penampilannya,

buku ini kurang menarik karena cover

bukunya bergambar cemen atau kartun, dari

segi isinya masih banyak materi yang belum

dijabarkan secara terperinci, terdapat

paragraf yang rancu dan kata-kata yang

tidak familiar dan tidak dijelaskan

maksudnya.

4. Secara keseluruhan buku ini dapat

dipahami dengan mudah, karena bahasanya

yang tidak kontemporer, isi yang lengkap.

dapat dijadikan sebagai penunjang bagi

mahasiswa yang mengambil jurusan keguruan

karena materi buku ini mengacu pada

silabus dalam mata kuliah tentang

pengajaran. Buku ini juga bisa dijadikan

pengantar bagi pembaca untuk mempelajari

secara mendalam tentang hal-hal yang

berkaitan dengan strategi dan teknik

mengajar yang menarik.