Buku Report
-
Upload
iaincirebon -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Buku Report
BOOK REPORT
PEDAGOGI: STRATEGI DAN TEKNIK MENGAJAR DENGAN
BERKESAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
Mata Kuliah: Pengelolaan Pembelajaran
Dosen pengampu: Saifuddin, M.Ag.
Nama : Helmi Apriliyatmi
Hapwiyah
NIM : 14111610109
Kelas/Semester: Biologi B/4
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas buku:1. Tema: Pendidikan 2. Judul:Pedagogi: Strategi dan teknik mengajar dengan berkesan
3. Pengarang: Maylanny Christine4. Penerbit:PT Setia Purna Inves5. Tahun terbit:20096. Kota terbit:Bandung7. Jumlah halaman buku: 144
B. Latar BelakangMenurut Malik Fajar (2004), pendidikan
merupakan human investment, yakni
menginvestasikan pendidikan untuk
pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Dengan demikian, sudah selayaknya pendidikan
dibina oleh guru-guru yang memiliki
kemampuan dalam bidang keahlian masing-
masing.
Pendidikan harus diselenggerakan secara
profesional dan meliputi semua aspek yang
terkandung di dalamnya, baik guru, siswa,
maupun fasilitas pembelajaran. Pendidikan
harus dapat melahirkan generasi bangsa yang
andal dan memiliki daya saing tinggi.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen, mengamanatkan bahwa salah
satunya, guru wajib memenuhi kualifikasi
pendidikan S1 atau minimal D4 dan memiliki
sertifikat pendidikan.
Sertifikat pendidikan diberikan kepada
guru yang telah memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan
profesi guru (36 satuan kredit semester atau
SKS). Sertifikasi ini berlaku untuk semua
calon guru atau guru. Guru akan diposisikan
sebagai profesi, sebagaimana halnya dokter,
akuntan, psikolog, dan pengacara.
Persoalan selanjutnya, apakah dengan
adanya program sertifikasi guru secara
otomatis kualitas guru dapat meningkatkan
atau sebagaimana yang diamanatkan dalam
undang-undang mencapai tujuan.
Dengan kata lain, penilaian dapat
dilakukan dengan melihat akreditasi kinerja
dan kemampuan mereka membuat persiapan
mengajar hingga melakukan evaluasi
pembelajaran. Mereka tidak perlu lagi ikut
pendidikan profesi atau uji sertifikasi.
Guru yang memiliki akta mengajar IV cukup
diuji kompetensinya untuk mendapatkan
sertifikat pendidikan karena mereka sudah
mendalami mata kuliah dasar keguruan yang
meliputi pengembangan kurikulum, teori
belajar dan pembelajaran, psikologi
pembelajaran, perencanaan pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rujukan isi secara umum
Buku ini terdiri atas 144 halaman dan
terbagi menjadi 11 pokok bahasan. Pada bab
pertama tentang pedagogi, bab kedua tentang
startegi mengajar, bab ketiga tentang
pendekatan dan strategi pembelajaran, bab
keempat tentang komunikasi yang berkesan
antara guru dan murid, bab kelima tentang
interaksi berkesan didalam kelas, bab keenam
tentang pendidikan inklusif, bab ketujuh
tentang refleksi terhadap manajemen kelas
dan pengajaran efektif, bab kedelapan
tentang paradigma baru pendidikan dan dasar-
dasar pedagogi, bab kesembilan tentang
pedagogi versus androgogi, bab kesepuluh
tentang kiat-kiat praktis untuk guru dan bab
kesebelas tentang berguru kepada sang guru.
Pokok bahasan pada bab pertama yaitu
tentang pedagogi. Pedagogi adalah ilmu atau
seni menajadi seorang guru. Kata pedagogi
berasal dari bahasa Yunani kuno paidagogeo;
pais:”anak” dan agi:”membimbing”: secara literali
berarti “membimbing anak”. Kata yang
berhubungan dengan pedagogi; yaitu
pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk
pada keseluruhan konteks pembelajaran,
belajar, dan berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan hal tersebut.
jabatan guru adalah sebagai jabatan
profesioanl, karena jabatan guru mengacu
pada proses pendidikan bukan sekedar
latihan. Makin tinggi tingkat pendidikan
yang harus dipenuhi, makin tinggi pula
derajat profesi yang disandangnya.
Guru memiliki tugas sebagai pengajar
yang dituntut memiliki seperangkat
pengetahuan dan keterampilan teknis
mengajar, disamping menguasai ilmu atau
bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai
pembimbing memberi tekanan tugas, memberikan
bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Tugas ini
merupakan aspek medidik sebab tidak hanya
berkenan dengan penyampaian ilmu pengetahuan
tetapi juga menyangkut pengembangan
kepribadian dan pembentukan nilai-nilai
siswa. Adapun tugas administrator kelas pada
hakikatnya merupakan jalinan antara
ketataklaksanaan bidang pengajaran dan
ketataklaksanaan pada umumnya. Namun
demikian, ketataklaksanaan bidang pengajaran
lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi
profesi guru.
Pokok bahasan pada bab kedua yaitu
tentang strategi mengajar. Strategi mengajar
adalah tindakan guru dalam melaksanakan
rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam
menggunakan beberapa variabel pengajaran
(tujuan, bahan, metode dan alat, serta
evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, strategi mengajar pada
dasarnya adalah tindakan nyata guru atau
praktik guru dalam melaksanakan pengajaran
melalui cara tertentu, yang dinilai lebih
efektif dan efesien. Dengan kata lain,
strategi mengajar adalah politik atau taktik
yang digunakan guru dalam melaksanakan
praktik mengajar dikelas.
Ada tiga hal pokok yang harus
diperhatikan guru dalam mengadakan strategi
mengajar. Pertama adalah mengajar, kedua
adalah penggunaan model atau pendekatan
mengajar, adapun yang ketiga adalah
penggunaan prinsip-prinsip mengajar.
Secara umum, terdapat tiga tahapan pokok
dalam strategi mengajar, yakni tahap pemula
(prainstruksional), tahap pengajaran
(instruksional), dan tahap penilaian dan
tindak lanjut.
Pokok bahasan pada bab ketiga yaiu
tentang pendekatan dan strategi
pembelajaran. Pendekatan-pendekatan dalam
pembelajaran yaitu pendekatan ekspositeri,
pendekatan inquiry, pendekatan interaksi
sosial, dan pendekatan tingkah laku.
Pendekatan tersebut pada hakikatnya sama,
hanya berbeda istilah. Pendekatan
ekspositeri yaitu pendekatan yang bertolak
dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan
penyebaran pengetahuan dikontrol dan
ditentukan oleh guru. Hakikat mengajar
menurut pandangan ini adalah menyampaikan
ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa
dipandang sebagai objek yang menerima apa
saja yang diberikan guru, biasanya guru
menyampaikan informasi secara lisan yang
dikenal dengan istilah kuliah atau ceramah.
Pendekatan kedua adalah inquiry yaitu
pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa
siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar
mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Proses pembelajaran harus
dipandang sebagai stimulus yang dapat
menantang siswa untuk melakukan kegiatan
belajar.
Pendekatan interaksi sosial adalah
pendekatan ini menekankan terbentuknya
hubungan antara siswa yang satu dengan siswa
lainnya. Oleh sebab itu, kegiatan belajar
mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan
dan kesanggupan siswa untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain serta
mengembangkan sikap dan perilaku demokratis.
Pendekatan tingkah laku yaitu pendekatan
yang mendorong teori tingkah laku sebagai
aplikasi dari teori belajar behaviorisme.
Tingkah laku individu pada dasarnya
dikontrol oleh individu dan respons yang
diberikan individu. Penguatan hubungan
stimulus dan respons merupakan proses
belajar yang menyebabkan perubahan tingkah
laku.
Prinsip-prinsip mengajar diantaranya
yaitu, motovasi, koperatif dan kompetisi,
korelasi dan integrasi, aplikasi dan
trnasformasi, dan individualitas.
Pokok bahasan pada bab keempat yaitu
tentang komunikasi berkesan antara guru dan
murid. Sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator, guru harusnya mengetahui dan
memahami keadaan siswa dengan memberikan
perhatian, baik pada jam pelajaran maupun di
luar jam pelajaran. Selama ini terkesan,
guru sangat menjaga jarak dengan murid. Hal
itu dilakukan sebagai cara menjaga wibawa,
menutupi kekurangan, atau disebabkan
kesibukan guru diluar sekolah.
Kontak personal dapat dilakukan dengan
sikap perhatian kepada murid, menggunakan
kata-kata membangun, serta memotivasi dengan
memanipulasi keadaan untuk membangkitkan
gairah belajar. Jika gairah belajar sudah
muncul, bukan tidak mungkin siswa akan
berprestasi.
Menurut pengamat komunikasi, Drs. Onong
Effendy M.A., komunikasi interpersonal
sangat efektif untuk mengubah pengetahuan,
sikap, dan tindakan (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) karena sifatnya merupakan
pembicaraan dan dialog.
Guru sebagai komunikator akan menjadi
lebih mengetahui dan mengenali diri siswa
sebagai komunikan. Selanjutnya, guru akan
mudah mengarahkan siswa sesuai tujuan yang
diharapkan.
Pokok bahasan pada bab kelima yaitu
tentang interaksi berkesan di dalam kelas.
Guru hebat harus menerima secara sadar,
teratur merancang dan mengorganisasikan
aktivitas yang meningkatkan pembelajaran,
kolaboratif, serta menciptakan lingkungan
pembelajaran yang produktif selama tahun-
tahun sekolah siswa. Para siswa dari semua
usia perlu merasa aman ketika berada di
dalam kelas. Aman bagi mereka untuk
mengambil resiko, menerima tantangan,
membuat kesalahan, pengalaman mengalami
kemunduran, mengajukan pertanyaan, dan
mengungkapkan dilema juga kemenangan.
Pokok bahasan pada bab keenam yaitu
tentang pendidikan inklusif. Pendidikan
inklusif adalah pendidikan yang lebih luas
daripada pendidikan formal karena mencakup
pendidikan di rumah, masyarakat, sistem
nonformal, dan informal. Mengakui bahwa
semua anak dapat belajar. Memungkinkan
struktur, sistem, dan metodologi pendidikan
memenuhi kebutuhan semua anak. Mengakui dan
menghargai berbagai perbedaan pada diri
anak; usia, jenis kelamin, etnik, bahasa,
kecacatan, status HIV/AIDS. Merupakan proses
dinamis yang senantiasa berkembang sesuai
dengan budaya dan konteksnya.
Pokok bahasan pada bab ketujuh tentang
refleksi terhadap manajemen kelas dan
pengajaran efektif. Cara guru memahami
kedisiplinan dan bentuk-bentuk manajemen
perilaku lain bergatung pada bagaimana
mereka melihat pekerjaan sebagai seorang
guru dan seberapa jauh mereka meyakini semua
anak dapat belajar. Perilaku di kelas dan
hasil belajar banyak dipengaruhi oleh
kualitas pengajaran.
Pokok bahasan pada bab kedelapan tentang
paradigma baru pendidikan dan dasar-dasar
pedagogi. Bentuk-bentuk pembaruan pendidikan
diantaranya, yaitu: Educational Decentralization,
Community-Based Education, Peran Dewan Pendidikan,
School-Based Management, Competency-Based
Curriculum, Life-Skill Education, Contextual Teaching
and Learning (CTL), Authentic-Based Assessment.
Pokok bahasan pada bab kesembilan
tentang pedagogi versus andragogi. Istilah
pedagogi nampaknya tidak cocok dipakai untuk
menjelaskan ilmu dan seni dalam membantu
orang dewasa belajar. Hal ini memunculkan
suatu masalah yang tidak disadari dalam
istilah pedagogi, yang terdapat kata “paid”
yang berarti anak. Dewasa ini telah muncul
teori baru tentang cara mengajari orang
dewasa yang dikenal dengan istilah
andragogi. Andragogi adalah ilmu dan seni
dalam membantu orang dewasa belajar. Secara
prinsip, asumsi yang digunakan berbeda
dengan pedagogi, terutama mengenai konsep
diri, pengalaman, kesiapan belajar, dan
orientasi terhadap belajar. Kata kunci
andragogi adalah orientasi baru
pembelajaran.
Pokok bahasan pada bab kesepuluh tentang
101 kiat-kiat praktis untuk guru. Kiat-kiat
praktis untuk guru diantaranya kiat-kiat
persiapan untuk pendidikan, kiat-kiat
meningkatkan kredibilatas dan wibawa sebagai
pendidik, kiat-kiat menarik simpati belajar,
kiat-kiat memahami siswa, kiat-kait
menumbuhkan solidaritas, kiat-kiat
meningkatkan disiplin, kiat-kiat memberikan
tugas, kiat-kiat meningkatkan ruhiyah.
Pokok bahasan pada bab kesebelas
membahas tentang berguru kepada sang guru.
Berguru kepada sang guru maksudnya adalah
memperoleh pembelajaran dari seseorang yang
sudah berpengalaman pada waktu dulu, guru
yang sudah berpengalaman yaitu Paulo Freire,
David Emile Durkheim, Buya Hamka, Tutty
Alawiyah, Ki Hajar Dewantara
B. Gagasan Originil dari Pengarang
Gagasan original dari pengarang terdapat
pada bab pertama yaitu pendidikan bukan
hanya tanggung jawab guru atau pemerintah,
melainkan juga tanggung jawab masyarakat.
Untuk itu, guru dituntut dapat menumbuhkan
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Sebagai bagian dari tugas dan tanggung
jawab profesinya, guru harus dapat membina
hubungan baik dengan masyarakat dalam
meningkatkan pendidikan dan pengajaran.
Beberapa contoh untuk membina hubungan
tersebut adalah mengembangkan kegiatan
pengajaran melalui sumber-sumber yang ada di
masyarakat, seperti mengundang tokoh
masyarakat yang dianggap punya keahlian
memberikan ceramah di hadapan para siswa dan
guru, membawa kelas atau siswa mempelajari
sumber-sumber belajar yang ada dimasyarakat,
guru mengunjungi orang tua siswa untuk
memperoleh informasi keadaan para siswanya.
Dalam situasi sekarang, tugas dan
tanggung jawab guru dalam pengembangan
profesi dan membina hubungan dengan
masyarakat tampaknya belum banyak dilakukan
oleh para guru. Yang paling menonjol
hanyalah tugas dan tanggung jawab sebagai
pengajar dan sebagai pembimbing masih belum
membudaya di kalangan para guru. Mereka
beranggapan bahwa tugas guru pembimbing atau
wali kelas.
C. Kelebihan dan Kelemahan Buku
Berdasarkan opini dari pembaca, buku ini
memiliki kelebihan yang diantaranya yaitu:
1. Dari segi bahasanya yang tidak
kontemporer membuat buku ini mudah
dimengerti oleh siapapun yang membacanya.
2. Dari segi isinya, buku ini mempunyai isi
yang lengkap. Hampir semua permasalahan
terdapat di dalam buku ini.
3. Buku ini juga dapat dijadikan sebagai
penunjang bagi mahasiswa yang mengambil
jurusan keguruan karena materi buku ini
mengacu pada silabus dalam mata kuliah
tentang pengajaran.
4. Buku ini juga bisa dijadikan pengantar
bagi pembaca untuk mempelajari secara
mendalam tentang hal-hal yang berkaitan
dengan strategi dan teknik mengajar yang
menarik.
Sedangkan kekurangan dari buku ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Dari segi penampilannya, buku ini kurang
menarik karena cover bukunya bergambar
cemen atau kartun. Sehingga bagi mahasiswa
kurang menarik untuk membacanya.
2. Dari segi isinya masih banyak materi yang
belum dijabarkan secara terperinci,
sehingga masih ada materi yang kurang
dimengerti.
3. Terdapat paragraf yang rancu dan kata-
kata yang tidak familiar dan tidak
dijelaskan maksudnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Jika diamati buku ini membahas 11 pokok
bahasan, yaitu tentang pedagogi, startegi
mengajar, pendekatan dan strategi
pembelajaran, komunikasi yang berkesan
antara guru dan murid, interaksi berkesan
didalam kelas, pendidikan inklusif,
refleksi terhadap manajemen kelas dan
pengajaran efektif, paradigma baru
pendidikan dan dasar-dasar pedagogi,
pedagogi versus androgogi, kiat-kiat
praktis untuk guru dan berguru kepada sang
guru.
2. Dalam buku ini yang patut diberi
perhatian khusus karena keunikannya adalah
pada bab pertama, yaitu pendidikan bukan
hanya tanggung jawab guru atau pemerintah,
melainkan juga tanggung jawab masyarakat.
Untuk itu, guru dituntut dapat menumbuhkan
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
3. Terdapat beberapa kelemahan pada buku
ilmu kalam, yaitu dari segi penampilannya,
buku ini kurang menarik karena cover
bukunya bergambar cemen atau kartun, dari
segi isinya masih banyak materi yang belum
dijabarkan secara terperinci, terdapat
paragraf yang rancu dan kata-kata yang
tidak familiar dan tidak dijelaskan
maksudnya.
4. Secara keseluruhan buku ini dapat
dipahami dengan mudah, karena bahasanya
yang tidak kontemporer, isi yang lengkap.
dapat dijadikan sebagai penunjang bagi
mahasiswa yang mengambil jurusan keguruan
karena materi buku ini mengacu pada
silabus dalam mata kuliah tentang
pengajaran. Buku ini juga bisa dijadikan
pengantar bagi pembaca untuk mempelajari
secara mendalam tentang hal-hal yang
berkaitan dengan strategi dan teknik
mengajar yang menarik.