PROSEDURE SAMPLING SEDIMEN DAN KULTUR MIKROBA
-
Upload
ubrawijaya -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PROSEDURE SAMPLING SEDIMEN DAN KULTUR MIKROBA
PROSEDURE SAMPLING SEDIMEN DAN KULTUR MIKROBA
Untuk Memenuhi Matakuliah Mikrobiologi Laut
Oleh :
1. Afrita Ayu Sri Hartanti 125080600111005
2. Riski Ayuk Novia S. 125080600111013
3. Anthon Andrimida 125080600111019
4. Mayang Setyaningsih 125080600111053
5. Angga Sukma Lovita 125080600111079
6. Candra Wijaya 125080600111101
7. Riska Ayuk Novia S. 125080601111004
8. Siti Aminah 125080601111008
9. Endri Vitasari 125080601111016
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Makalah ini di rancang dan di tulis untuk mencapai beberapa
tujuan.Tujuan utama untuk memenuhi tugas Mikrobiologi Laut. Kedua
untuk membantu dalam mempelajari prosedur sampling sedimen dan kultur
mikroba.
Dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut, kami mencoba memadukan
berbagai pikiran dari para ahli teori dengan pusat bahas pada konsep-
konsep yang terap dan berguna.Pembahasan pada makalah ini telah
dipilih dengan dua pertimbangan pemikiran yaitu untuk memberikan
informasi yang berguna dan relevan, dan untuk memberikan suatu
pemahaman pada bidang Mikrobiologi Laut.
Salah satu bagian yang menggembirakan dalam penulisan suatu
makalah adalah kesempatan untuk menyampaikan terimakasih kepada
kawan–kawan yang membantu dalam penulisan makalah ini atas ide dan
sarannya, serta kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini. Tidak lupa puji syukur kami sampaikan kepada
ALLAH SWT atas kehendaknya dan rahmat serta kasihnya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Kami sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu kami meminta kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, semoga makalah ini berguna bagi
siapapun yang membacanya. Amin
MIKROBIOLOGI LAUT Page 2
Malang, 14 Maret 2014
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................1KATA PENGANTAR.......................................................2
DAFTAR ISI...........................................................3BAB I................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................41.1Latar Belakang...................................................4
1.2Rumusan Masalah..................................................41.3Tujuan...........................................................5
BAB II...............................................................5PEMBAHASAN...........................................................5
2.1 Metode Sedimen Sampling........................................52.1.1 Core Sampling...............................................6
2.1.2 Grab Sampling...............................................72.2 Water Sampler...................................................8
2.3 Observasi dan Identifikasi Sedimen..............................92.4 Pertumbuhan Bakteri Anaerob....................................11
MIKROBIOLOGI LAUT Page 3
2.5 Denitrifikasi Subsurface.......................................122.6 Kultur Mikroba.................................................16
BAB III.............................................................20PENUTUP.............................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................203.2 Saran..........................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSecara umum sedimen batuan yang sering kita amati biasanya
terletak di atas lapisan bumi yang disebut lithosfera. Pada
bagian atas/permukaan dari lapisan ini (biasanya disebut
sebagai kerak bumi) tersusun dari unsur-unsur pokok Si dan Al
yang bersifat ganitik. Makin ke dalam, akan berubah susunannya
menjadi Si dan Mg (atau disingkat sebagai SiMa) yang bersifat
basaltic.
Lithosfera ini biasa disebut sebagai mantel luar bumi.
Secara geologis bila sedimen berada dekat dengan pinggir
kontinen (Continental margin) dikatakan bahwa sediment
MIKROBIOLOGI LAUT Page 4
tersebut terletak di atas lempeng kontinen (Continental
Crust). Namun bila berada jauh dari lempeng kontinen, biasanya
terletak di atas lempeng samudra (Oceanic Crust).
Sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil
aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis
pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
Dalam pengambilan sampling sedimen Ketentuan pelaksanaan dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
• Mengukur dan mencatat posisi pengambilan sampel dasar laut
• Mengamati sampel dasar laut (tekstur) dan penyebarannya di
daerah survei.
Pembahasan lebih lanjut akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa saja Metode Sampling Sedimen?
2. Apa yang dimaksud Observasi Sedimen?
3. Apa saja syarat pertumbuhan Bakteri Anaerob?
4. Bagaimana Proses Nitrifikasi dan Dinitrifikasi?
5. Apa saja yang Termasuk Mikroorganisme Subsurface?
6. Apa saja yang termasuk dalam Water Sampler?
7. Apa yang dimaksud dengan Kultur Mikroba?
1.3Tujuan1. Untuk Mengetahui Metode Sampling Sedimen
2. Untuk Mengetahui Apa itu Observasi Seddimen
3. Untuk Mengetahui Starat Pertumbuhan Mikroba
MIKROBIOLOGI LAUT Page 5
4. Untuk Mengetahui Proses Dinitrifikasi
5. Untuk Mengetahui Mikroorganisme subsurface
6. Untuk Mengetahui Lingkupan Water Sampler
7. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kultur Mikroba
MIKROBIOLOGI LAUT Page 6
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Metode Sedimen Sampling.Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi
material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil
aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis
pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
Gambar.1 Sedimen
Para peneliti geologi marine mengkompilasi data topografi atau
bentuk dasar samudera, distribusi dan jenis sedimennya, komposisi dan
struktur batuan dibawahnya, dan proses geologi yang telah bekerja
selam sejarah dasar laut. Mempergunakan informasi tersebut, mereka
menilai sumberdaya mineral dasar laut, memprediksi lokasi bencana
alam, menginvestigasi proses geologi marine, dan, dalam istilah yang
lebih estetik, menambah pemahaman ilmiah kita terhadap bumi.
Ketentuan pelaksanaan dalam pengambilan sampel dasar laut dapat
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
MIKROBIOLOGI LAUT Page 7
• Mengukur dan mencatat posisi pengambilan sampel dasar laut
• Mengamati sampel dasar laut (tekstur) dan penyebarannya di
daerah survei.
Sedangkan penanganan contoh sedimen di laboratorium mengikuti prosedur
sebagai berikut:
1. Pengeringan contoh sedimen di bawah sinar matahari dan
penimbangan secara berulang untuk mengetahui apakah sedimen
tersebut sudah benar-benar kering, setelah itu dicatat hasilnya
sebagai berat kotor;
2. Pemisahan dedaunan dan garam dari sedimen menggunakan berat
kotor;
3. Pengeringan dan penimbangan seperti butir 1 untuk memperoleh
berat bersih contoh sedimrn. Bila berat bersih berkurang lebih
besar 5% dari berat awal, contoh sedimen dianggap gagal dan tidak
digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Kehilangan bobot
sedimen dengan presentasi sebesar ini dapat menyebabkan bias
dalam analisis granulometri;
4. Penyaringan sedimen dengan ayakan (sieve) dan penimbangan sedimen
menurut kelompok ukuran butiran;
5. Pencatatan berat kumulatif seluruh kelompok terhadap distribusi
hasil penimbangan pada masing-masig kelompok.
Selanjutnya ukuran pemusatan dan penyebaran sedimen ditentukan
berdasarkan besaran-besaran distribusi granulometri sedimen.
2.1.1 Core Sampling
Metode pengambilan sampel sedimen dasar laut yang tercepat dan
termudah adalah coring. Coring adalah teknik yang digunakan untuk
membawa sedimen dari dasar laut ke pemukaan untuk di analisis Coring
MIKROBIOLOGI LAUT Page 8
dilakukan dari atas kapal dan menggunakan pipa metal panjang yang
diberi beban diatasnya. Pipa tersebut dikaitkan pada kabel panjang
yang multiguna dan bekerja sesuai prinsip “jatuh bebas” (sehingga
disebut dengan gravity corer) ke dalam sedimen lunak (unconsolidated)
di dasar laut.
Gambar.2 Core Gravity
Data dari sampel core menyediakan banyak informasi tentang
sejarah resen geologi bumi – sebagai contoh, perbandingan relatif saat
erupsi volkanik dan periode glasiasi. Lapisan yang tidak teratur
(highly disturbed) dapat mendokumentasi peristiwa katastropis
longsoran bawahlaut yang ditimbulkan oleh gempabumi. Metode
pengambilan sampel batuan dasarlaut lainnya adalah dredging dan grab
sampling. Batuan dasar yang keras (hard bedrock) disampling dengan
dredge yang diseret di sepanjang dasarlaut. Grab sampling dipergunakan
untuk mengambil sampel permukaan secara cepat dan efektif.
2.1.2 Grab Sampling
MIKROBIOLOGI LAUT Page 9
Grab sampling adalah proses yang simpel dalam mengangkat sedimen
permukaan dari dasar laut. Dalam Grab Sampling alat-alat yang
digunakan adalah grab sampler dan core sampler.
Gambar. 3Grab Sampling
Sampel sedimen yang diperoleh dibedakan jenisnya, kemudian
diberlakukan sesuai hasil yang ingin dicapai.Misalnya, untuk
mengetahui besar butir sedimen. Untuk mengukur diameter kerakal dan
kerikil bisa dilakukan secara langsung dengan alat Bantu vernier
calipers. Pengukuran langsung ditujukan untuk mengetahui panjang,
lebar, dan tebal setiap partikel. Masing-masing dimensi tersebut
kemudian dijumlahkan untuk kemudian dibagi dengan bilangan 3 untuk
mendapatkan diameter rata-rata setiap partikel. Cara pengukuran
seperti itu dilakukan untuk setiap kelompok (dibuat 3-4 Kelompok) yang
terdiri 100 partikel.
Untuk mendapatkan jenis-jenis partikel sediment yang lebih kecil,
dapat dilakukan dengan cara ayakan bertingkat menggunakan mata ayakan
(meshes) yang sesuai, sedangkan lamanya waktu mengayak bila
menggunakan alat mekanis bias 10 menit atau lebih tergantung dari
kondisi sedimen. Jumlah sedimen yang akan di ayak khususnya yang
sebagian besar terdiri dari pasir diperlukan sekitar 100 gam. Bila
MIKROBIOLOGI LAUT Page 10
melebihi 100 gram bias menyebabkan over loading sehingga bias
berakibat timbulnya sumbatan sebagian atau seluruhnya dari lubang
mesh. Oleh karena itu, ayakan perlu dicuci bersih lebih dulu sebelum
melakukan pengayakan terhadap sampel baru. Pengayakan dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni pengayakan cara basah (wet sieving) dan
pengayakan cara kering (dry sieving).Pengayakan cara kering lebih
disukai walaupun ada beberapa kendala. Cara ini lebih tepat untuk
jenis sedimen yang tidak membentuk agregat.
2.2 Water SamplePengambilan sedimen dengan menggunakan corer untuk penentuan
kepadatan bakterinya dan air antara sedimen (porewater) untuk diukur
konsentrasi unsur hara Contoh substrat sedimen diambil sampai
kedalaman penetrasi akar sekitar 25 cm di bawah permukaan tanah
dankemudian dimasukkan ke dalam kantong dan dibawa ke laboratorium
untuk dianalisis. Analisis kelimpahan bakteri di sedimen dengan
menggunakan metode ‘pour plate’ dan analisis unsur hara menggunakan
alat spektrofotometer. Selama pengangkutan dari lapangan ke
laboratorium, sedimen dimasukkan dalam “cool box” yang di dalamnya
diberi es.
Pengambilan contoh (sampel) sedimen dasar laut biasa dilakukan
dengan alat yang dinamakan Grab sampler. Pengambilan dengan grab ini
biasanya ditujukan untuk keperluan seperti analisa besar butir,
analisa organisme bentos, dan analisa kimia sedimen terutama pada
lapisan atas dari sedimen sampai beberapa cm kedalaman.
a. Bottom Sediment Grab Sampler
Alat ini berguna untuk mengambil contoh (sampel) yang tepat dari
sebuah konstruksi/bentuk sedimen dasar. Bagian dalam dari sampler
(alat pengambil sampel sedimen dasar) harus masuk cukup dalam padaMIKROBIOLOGI LAUT Page 11
semua kedalaman sampel. Mekanisme tutupan yaitu sama sekali wajib
tutup dan pegangan sampel mencegah sebaik mungkin pengeluaran selama
pencarian. Demikian juga, selama sampler bagus harus berbentuk untuk
mempekecil gangguan sedimen paling atas oleh tekanan gelombang sebagai
sesuatu yang menurunkannya ke dasar. Wilco Ekman, Ponar dan Van Veen
sampler bertemu untuk keperluan ini dan sampler yang istimewa untuk
danau dan lambat bergerak dan melambai-lambai. BM-60 dan BM-54 adalah
bentuk hidrodimika pada posisinya mempertahankan dalam perpindahan
aliran sungai yang sangat cepat.
b. Benthic Sediment Bottom Sampler
Ekman Bottom Grab Sampler
Ekman Bottom Grab Sampler adalah bentuk dari pengambilan contoh
(sampel) dalam dasar danau yang lunak dan sungai tersusun dari
kotoran, lanau, dan tanah gemuk yang dipakai bahan bakar (peat) halus.
Sebagai alat pengambil sampel sedimen yang ditenggelamkan, dua tutup
atas di buka dengan putaran yang tinggi membiarkan air lewat dan tutup
pada pencarian dengan mencegah sampel hanyut. Ketika alat pengambil
sampel sedimen tersentuh dasar, sebuah kurir mengirim selama
perjalanan turun sumber saling dilengkapi yang diisi dengan gayung.
Setiap alat pengambil sampel sedimen adalah terdiri dari 316 baja tak
berkarat yang memasukkan pegas, kabel, dan pengancing. Juga tersedia
yaitu 5 ft dan 10 ft perpanjangan pegangan alat pengambil sampel
sedimen eksplorasi pada air yang dangkal sebagai pengganti sebuah
kabel dan kurir. Alat pengambil sampel juga tersedia seperti baru
dimana memasukkan 300 gm kurir tak bernoda, kabel 100 ft dan membawa
tempat (perintah terpisah).
Ponar Type Grab Sampler
Wildco Ponar Type Grab Sampler adalah alat pengambil sampel sedimen
yang biasa dipakai karena sangat serba guna untuk semua tipe dari
MIKROBIOLOGI LAUT Page 12
dasar yang keras seperti pasir, batu kerikil dan lumpur. Dapat juga
digunakan dalam aliran, danau, kolam air, dan lautan. Modifikasi tipe
Van Veen ini sendiri, perjalanan alat pengambil sampel sedimen
memiliki keistimewaan pusat jepitan yang tinggi yang biasanya mencegah
kehilangan sampel dari samping.Pada puncak adalah penutup air yang
mengalir melalui selama pengendalian penenggelaman dan kurang gangguan
dengan sampel. Alat ini dibuat dari baja yang tidak bekarat dengan
lengan-lengan seng yang berlapis baja dan berat. Alat pengambil
sampel model Ponar terdapat dalam beberapa ukuran dengan model kecil
(1/8” lapisan bersih) dengan mudah digunakan dari sebuah perahu kecil
dengan kabel nilon. Model kaliber berat (1/4 ’’lapisan bersih) harus
menggunakan sebuah pengukuran dalam air dengan gema suara (saunding
reel).
Van Veen Grab Sampler
Van Veen Grab Sampler adalah sebuah alat pengambil sampel bentuk
kecil yang mengambil sampel pada dasar lunak. Memiliki lengan-lengan
pengangkat yang panjang dan potongan tepi jelas pada dasar dari
gayung-gayung, memungkinkan alat untuk memotong mendalam menjadi dasar
yang lunak. Van Veen Grab Sampler adalah mesin dalam dua ukuran dari
baja tak berkarat. Jepitan berat, rangkaian suppension, dan pintu-
pintu dan sekat membiarkan arus lewat selama penurunan (penggelaman)
ke dasar dan pasti turunnya vertical dimana di dalam air yang kuat
arus ada. Secara relative area permukaan yang besar dan mekanisme
penutupan yang kuat memberikan potongan untuk menggali sedimen secara
relative tidak terganggu. Ketik kabel listrik membuat tegang lambat,
rangkaian dempet pada puncak, pelepasan menggunakan ketegangan besar
pada lengan-lengan panjang memberikan melebihi potongan-potongan ,
sebab mereka untuk mengangkat, lobang sangat dalam dalam sedimen, dan
perangkap material seperti mereka tutup rapat sekali. Baja tak
MIKROBIOLOGI LAUT Page 13
berkarat, 583 mikron, sekat-sekat pintu mempunyai penutup puing yang
lunak yang mana selama menurunkan adalah pengangkat. Ketika grab
menetapkan dasar, penutup kembali dan tutup sekat sama sekali mencegah
sedimen lolos selama pencaian.
Wash Stand
Wash stand ini adalah bentuk untuk penggunaan dengan Eckman, Ponar,
Van Veen sampler yang mana dapat menjadi penyerang puncak dari jeriji
palang yang berdiri yang pencucian sampel melalui 30 lubang Aplikasi
teknik nuklir dalam sedimentologi telah berkembang melalui penelitian
dengan menggunakan perunut dan sumber radioaktif serta pemakaian
instrumen nuklir.
2.3 Observasi dan Identifikasi Sediment
Sedimen terbentuk melalui interaksi antara atmosfer dan hidrosfer
pada kerak bumi, yang kemudian diikuti dengan proses pengendapan.
Endapan ini telah mengalami proses pelapukan oleh berbagai proses
alam, karena itu biasanya membawa elemen nutrien. Sedimen mengandung
populasi mikroorganisme yang melimpah dengan keanekaragaman yang
tinggi. Sedimen dan tanah mewakili habitat mikroorganisme yang paling
kompleks di bumi. Beberapa kelompok fisiologi mikroorganisme sedimen
antara lain kelompok mikroorganisme aerob, aerob fakultatif,
metanogen, homoasetonogen, pereduksi sulfat, pereduksi sulfur,
denitrifikasi, pereduksi besi dan fermentatif. Pada danau atau kolam
dangkal, seringkali juga ditemukan bakteri fotosintetik di permukaan
sedimen.
Mikroorganisme sedimen berperan dalam penting dalam berbagai
proses biokimia di perairan, antara lain dalam degradasi materi
organik, perputaran siklus biogeokimia, mengendalikan kadar amonium,
nitrat dan nitrit, sumber makanan bagi fauna, produksi primer dan
MIKROBIOLOGI LAUT Page 14
remediasi pencemaran. Mikroorganisme berperan utama dalam berbagai
proses biokimia di alam dibandingkan dengan organisme lain. Hal ini
disebabkan karena mikroorganisme tersebar dimana-mana, memiliki
kemampuan metabolik yang luas, memiliki aktivitas enzimatik yang
tinggi dan bekerja dalam keadaan aerobik dan anaerobik. Selain itu
mikroorganisme mampu mendegradasi biopolimer yang susah didegradasi
seperti selulosa dan lignin, mampu mendegradasi material humat,
hidrokarbon dan berbagai senyawa sintetik buatan manusia, dan mampu
memfiksasi nitrogen dari atmosfer.
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsitentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, makakita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dankimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagidalam 4 kategori sifat, yaitu :
A. Warna Beberapa ciri warna mineral yang penting pada batuan sedimen :- kwarsa: berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memilikibelahan.- mika:apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bilaberwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanyabelahan seperti lembaran-lembaran.- feldspar :apabila berwarna merah daging diberi namaortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90°), bila berwarna putihabu- abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).- karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dandolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksidengan HCl.- lempung: bila berwarna putih berkilap tanahdisebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan
MIKROBIOLOGI LAUT Page 15
bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukanmuskovit.
B. Tekstur: merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran,bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuandapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadipada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut
C. Struktur: Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagianbatuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapatpada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butiryang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi3 macam :1. Berlapis : bila ketebalan batuan lebih besar dari 1cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cmdisebut laminasi.2. Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakinhalus dari bagian atas sampai bawah3. Silang-siur : bila satu seri perlapisan salingmemotong dalam tubuh batuan
D. Komposisi mineral pembentuk batuan: Mineral-mineral yangterdapat pada batuan sedimen , antara lain : kwarsa,mika, karbonat,mineral lempung.
MIKROBIOLOGI LAUT Page 16
2.4 Pertumbuhan Bekateri Anaerob
Mikroorganisme anaerob dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan
anaerob obligat dan anerob fakultatif. Golongan anaerob fakultatif
merupakan Organisme yang dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor
elektron atau sebagai penggantinya dapat diambil oksigen dari garam-
garam seperti NaNO3, Na2SO4 atau karbonat. Sedangkan, golongan anaerob
obligat adalah organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas bahkan
jika kontak dengan oksigen akan mengakibatkan penghambatan atau
mematikan organisme tersebut.
Mikroba anaerob obligat tidak dapat bertahan hidup jika kontak
langsung dengan oksigen minimal selama 10 menit. Ketidaktahanan
mikroba anaerob obligat terhadap oksigen disebabkan tidak adanya enzim
superoksida dismutase dan katalase, yang akan mengubah superoksida
yang terbentuk dalam sel mereka karena adanya oksigen.. Mikroba
anaerob obligat dapat hidup melalui proses fermentasi, respirasi
anaerob, atau proses methanogenesis. Mikroba anaerob obligat yang
sensitif terhadap oksigen memperoleh energi dan melakukan metabolisme
dengan menggunakan beberapa alternatif akseptor elektron untuk
respirasi seluler seperti sulfat , nitrat , besi , mangan , merkuri ,
dan karbon monoksida. Ada beberapa hipotesis mengenai anaerob obligat
yang sensitif terhadap oksigen:
1. Oksigen terlarut akan meningkatkan potensial redoks dari larutan.
Potensial redoks tinggi menghambat pertumbuhan beberapa bakteri
anaerob obligat Sebagai contoh, methanogen tumbuh pada potensial
redoks lebih rendah dari -0,3 V.
2. Sulfida merupakan komponen penting dari beberapa enzim. Molekul
oksigen mengoksidasi sulfida untuk membentuk disulfida, sehingga
MIKROBIOLOGI LAUT Page 17
menonaktifkan enzim tertentu. Mikrooorganisme ini tidak dapat
tumbuh tanpa enzim yang dinonaktifkan tersebut.
3. Terhambatnya pertumbuhan mikroba anaerob obligat akibat kurangnya
keseimbangan dalam biosintesis, karena elektron yang akan
digunakan untuk biosintesa habis untuk mengurangi oksigen.
4. Respon suatu organisme terhadap O2 di lingkungannya tergantung
pada terjadinya distribusi berbagai enzim yang bereaksi dengan
radikal oksigen (O2-) yang selalu dihasilkan oleh sel-sel saat
dihadapkan dengan O2. Semua sel mengandung enzim yang mampu
bereaksi dengan O2. Misalnya, oksidasi dari flavoprotein oleh O2
yang selalu menghasilkan pembentukan H202 (peroksida) sebagai
salah satu produk utama dan sejumlah kecil superoksida bebas yang
bahkan lebih toksik berupa radikal oksigen (O2-). Selain itu,
pigmen klorofil dalam sel dapat bereaksi dengan O2 dengan bantuan
cahaya dan menghasilkan singlet oxygen, bentuk lain radikal oksigen
yang merupakan oksidator kuat.
5. Semua organisme yang dapat hidup di lingkungan O2, memiliki enzim
superoksida dismutase yang dihasilkan oleh sistem metabolisme.
Selain itu, organisme ini juga mempunyai enzim katalase, yang
menguraikan H2O2. Bakteri aerotolerant (seperti bakteri asam
laktat) tidak memiliki enzim katalase, sehingga mikroba ini
menguraikan H2O2 menggunakan enzim peroksidase yang berasal dari
elektron NADH2 sehingga dapat mengubah peroksida menjadi H2O.
Beberapa organisme fotosintesis dilindungi dari reaksi oksidasi
oleh radikal oksigen dengan adanya pigmen karotenoid. Pigmen
karotenoid secara fisik bereaksi dengan radikal oksigen sehingga
dapat mengurangi tingkat keracunan di dalam sel. Organisme
MIKROBIOLOGI LAUT Page 18
anaerob obligat tidak memiliki enzim superoksida dismutase,
katalase atau peroksidase. Oleh karena itu, organisme ini
mengalami oksidasi oleh radikal oksigen sehingga dapat
mematikannya saat berada di lingkungan dengan kandungan O2.
Berikut ini merupakan reaksi enzim superoksida dismutase,
katalase dan peroksidase yang digunakan untuk detoksifikasi
radikal oksigen :
2.5 Denitrifikasi Subfarce
Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat
(NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide
(N2O), Nitrouse oxide (NO), sampai menjadi N2 dalam kondisi
anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon,
kadar oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. Proses
denitrifikasi tidak lepas dari peranan bakteri denitrifikasi
(denitrifier), bakteri yang berperan dalam denitrifikasi umumnya
merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok bakteri
denitrifikasi yaitu : bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri
pereduksi NO2 menjadi N2, dan bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2,
NO, N2O.
MIKROBIOLOGI LAUT Page 19
Dalam situasi normal maka nitrogen dapat diproses menjadi
bentuk amonium atau bentuk nitrat yang langsung tersedia bagi
tanaman. Tetapi dalam keadaan tertentu, yaitu kalau udara dalam
tanah terbatas akibat drainase jelek (air menggenang), atau
disebabkan oleh pemakaian berlebihan dari bahan organik mentah
yang bersifat mudan busuk sehingga nitrat dan nitrit yang
terbentuk akan menghasilkan gas nitrogen atau hasil oksidasi lain
yang akhirnya dapat menguap ke udara. Peristiwa ini terjadi dalam
tanah yang dilakukan terutama oleh organisme anaerobik yang aktif
dalam keadaan tanpa oksigen, dan akan terjadi reduksi. Proses
terjadinya reduksi dari nitrat ke nitrit, amonia atau nitrigen
bebas disebut denitrifikasi.
Apabila tanah dalm keadaan tergenang, maka oksigen didesak
keluar dan proses dekomposisi berlangsung dalam keadaan anaerob.
Beberapa mikroorganisme seperti Pseudomonas, Micrococcus,
Bacillus, dan Thiobacillus thiopharus dalam keadaan demikian
dapat mereduksi nitrat dan nitrit, memanfaatkan oksigennya.
Golongan aerobik, yaitu bakteri azotobakter yang tersebar secara
meluas, ditemukan dalam tanah dengan pH 6.0 lebih, reaksi tanah
ini merupakan faktor pembatas pada perkembangan dan penyebaran
bakteri tersebut, memang pada pH kurang dari 6.0 dapat juga hidup
tetapi tidak aktif. Golongan anaerobik, yaitu golongan
clostridium yang dapat lebih menyesuaikan diri pada keadaan asam
dibandingkan dengan bakteri-bakteri lain dari golongan anearobik,
kadang-kadang penyebarannya luas sehingga sering ditemukan di
MIKROBIOLOGI LAUT Page 20
setiap jenis tanah dalam keadaan yang menguntungkan karena dapat
mengikat nitrogen.
2.6 Kultur MikrobaKultur bakteri adalah cara buatan untuk membuat pertumbuhan
bakteri dan teknologi reproduksi. Bakteri sangat luas di alam,
kuantitas, variasi, hal itu dapat bermanfaat bagi umat manusia juga
dapat menjadi penyebab penyakit. Kebanyakan bakteri dapat
dibudidayakan secara artifisial, mendata diinokulasi dalam media
pertumbuhan dan reproduksi. Bakteri dibudidayakan untuk penelitian,
identifikasi dan aplikasi. Kultur bakteri adalah teknologi yang
kompleks. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya.
Gambar.1 Kultur Mikroba
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang
memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus
selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari.
MIKROBIOLOGI LAUT Page 21
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Udara
merupakan media masuknya suatu kontaminan ke dalam wadah kultur
bakteri. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri,
diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak macamnya
untuk kultur murni. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan
bentuknya dan susunannya. Berdasrkan bentuknya, media dibagi atas
media cair, semi cair dan padat. Sedang menurut susunannya, media
dapat dibagi atas media kompleks dan media sintetik. Adapun dalam
percobaan ini, jenis media yang digunakan adalah jenis media SWC (Sea
Water Complete) dan NB (Nutrient Broth) serta bakteri yang digunakan
adalah Pseudoalteromonas sp.
Kultur bakteri anaerob adalah metode yang digunakan untuk
menumbuhkan spesimen klinis secara anaerob. Bakteri anaerob Obligat
hanya bisa hidup tanpa adanya oksigen, anaerob obligat akan hancur
saat kontak dengan atmosfer selama 10 menit. Beberapa anaerob ada
yang toleran terhadap sejumlah kecil oksigen. Anaerob fakultatif
adalah organisme yang dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen. Metode
mendapatkan spesimen untuk kultur anaerobik dan prosedur biakan
anaerob harus dilakukan untuk memastikan bahwa organisme terlindung
dari oksigen.
MIKROBIOLOGI LAUT Page 22
Gambar.2 Kultur Mikroba
Ilmuwan hanya mampu mengkultur 10% mikroba dari lingkungan
alaminya. Salah satu adalah kultivikasi . Beberapa hal yang menghambat
kultivasi mikroba adalah kondisi lingkungan yang sangat spesifik dan
tidak dapat dipenuhi oleh kondisi laboratorium, seperti kadar oksigen
4—6%. Tujuan kultivikasi mikroba adalah menumbuhkan mikroba di luar
lingkungan alaminya, sehingga mudah dipelajari. Media untuk kultivasi
mikroba dapat berbentuk cair (broth) maupun padat (agar). Kultur cair
sangat bermanfaat untuk menumbuhkan mikroba dalam jumlah besar di
lingkungan homogen. Media padat sangat bermanfaat untuk isolasi kultur
murni, perhitungan mikroba, dan seleksi galur yang diinginkan. Media
padat berisi substabsi yang memadat ketika didinginkan pada suhu
kamar. Substansi pemadat yang umum digunakan adalah agar.
Agar adalah ekstrak alga merah dan merupakan rantai panjang
polisakarida. Sebagian besar mikroba tidak dapat mendegradasi agar,
sehingga tetap stabil dan bertahan lama. Agar mencair pada suhu 100c
dan memadat pada suhu 45C. Pemakaian agar menjadi tidak berguna ketika
untuk mengkultivasi mikroba termofil ekstrim. Hal ini karena suhu
optimal pertumbuhan mikroba tersebut di atas 50C, sehingga agar tetap
MIKROBIOLOGI LAUT Page 23
mencair. Setiap mikroba memiliki kebutuhan akan nutrien masing-masing.
Untuk dapat mengkultivasi Sianobakteri seperti Oscillatoria(fotoautotrofik
litotrof) hanya membutuhkan media sederhana .
Tabel.1 Media untuk Sianobakteri
Komponen
Jumlah
(g/L) Fungsi
MgSO47H2O
CaCl22H2O
NaCl
K2HPO4
NaCO3
Ferric
ammonium
citrate*
micronutrient
s mix **
Na2EDTA2H2O*
Citric acid*
0.075
0.036
1.000
0.030
0.020
0.006
1 ml
0.001
0.006
Sumber magnesium dan sulfur
Sumber kalsium
Sumber natrium
Sumber kalium dan fosfat
Sumber karbon
Sumber besi
Sumber mikronutrien
Agen kelating untuk mencegah
reaksi mineral selama
sterilisasi
Agen kelating untuk mencegah
reaksi mineral selama
sterilisasi
* Merupakan senyawa organik tetapi tidak mencukupi sebagai sumber
karbon karena terlalu sedikit
** Terdiri dari H3BO3, MnCl24H2O, ZnSO47H2O, NaMoO42H2O, CuSO45H2O,
dan Co(NO3) 26H2OMIKROBIOLOGI LAUT Page 24
Tabel.2 Komposisi media untuk kultivasi beberapa mikroba
Component Proportion
(%w/v)
Calcium chloride dehydrate
Boric acid
Potassium chloride
Magnesium chloride dehydrate
Sodium chloride
Ethylenediaminetetra-acetic acid
tetrasodium salt*
Sodium hydrogen carbonate
Sodium silicate*
Sodium sulphate
Experimental condition.pH 8.0
0.147
0.0026
0.068
1.078
2.35
0.00003
0.0196
0.003
0.4
Media aerob merupakan media untuk menumbuh kembangkan mikroba
yang bersifat aerob. Salah satu mikroorganisme yang sering ditumbuhkan
pada media jenis ini adalah kapang. Komponen utama yang digunakan
untuk pembuatan media ini adalah pati. Sumber pati yang utama yang
sering digunakan adalah pati yang bersumber dari tanaman kentang.
Untuk menumbuhkan materi mikroorganisme pada keadaan anaerob maka
perlu adanya pengosongan oksigen yang dilakukan dengan cara memasukan
karbondioksida pada media. Media anaerobik mempunyai karakteristik
MIKROBIOLOGI LAUT Page 25
yang hampir sama dengan media aerobik. Media anaerobik lebih banyak
digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang bersifat anaerobik karena
memberikan lingkungan yang lebih memungkinkan untuk bakteri jenis
tersebut untuk hidup.
Tabel.3 Formula Meda Untuk Pertumbuhan Mikroba Aerob
Component Proportion
(%w/v)
Bacteriological peptone
Yeast extract
Ammonium nitrate
Boric acid
Calcium chloride
Disodium hydrogen phosphate
Ferric citrate
Magnesium chloride
Potassium bromide
Potassium chloride
Sodium bicarbonate
Sodium chloride
Sodium floride
Sodium silicate
Sodium sulphate
Strontium chloride
Agar
Experimental conditions; pH
7.6, sterilise at 121oC/15 min
0.5
0.1
0.0006
0.0022
0.18
0.0008
0.01
0.88
0.008
0.055
0.016
1.945
0.00024
0.0004
0.0324
0.0034
1.5
MIKROBIOLOGI LAUT Page 26
Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5
kelompok besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang
diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang sering
digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat
pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa
terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk
merbuah kandungan nutrisi media tersebut. Berdasarkan bentuk fisiknya,
media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah
padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar
sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak
mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media
yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB
(Lactose Broth).
Tabel. 4 Formula lactose broth yang digunakan untuk enumirasi koliform
Component Proportion
(%w/v)
Bacteriological peptone 0.5
MIKROBIOLOGI LAUT Page 27
Beef extract
Lactose
Experimental conditions; pH 6.8-7.0 sterilise
at 121oC 15 min
0.3
0.5
Untuk menumbuhkan bakteri pada tanah cukup dengan mempergunakan
senyawa organic sederhana , Tetapi bakteri pathogen membutuhkan media
yang mengandung ekstrak daging bagi pertumbuhan dan perkembangan dan
perkembangbiakannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanKultur bakteri adalah cara buatan untuk membuat pertumbuhan
bakteri dan teknologi reproduksi. Bakteri sangat luas di alam,
kuantitas, variasi, hal itu dapat bermanfaat bagi umat manusia juga
MIKROBIOLOGI LAUT Page 28
dapat menjadi penyebab penyakit. Dalam Kultur Media harus
diperhatikan:
1. Steril
2. Mengandung zat makanan yang bisa digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan.
3.2 Saran
MIKROBIOLOGI LAUT Page 29
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopedia. 2012. Kultur Bakteri. (Online),
http://id.swewe.com/word_show.htm/?275389_1&Kultur|bakteri,
Diakes pada tanggal 11 maret 2014 pukul 10.00 WIB
Samalei , Ermianus. 2012. Teknik Pemindahan Biakan Mikroba Secara Aseptik.
(Online),
http://ermianussamalei11b.student.ipb.ac.id/akademik/laporan-
dasmik/teknik-pemindahan-biakan-mikroba-secara-aseptik/,
Diakses pada tanggal 11 maret 2014 pukul 10.11 WIB
Rahardja, Budi. 2010. Kultur Bakteri Anaerob. (Online),
http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/08/kuman-
anaerob.html, Diakses pada tanggal 11 maret 2014 pukul 10.15
WIB
Prima, Wika Esa. 2011. Media Kultivasi. (Online),
http://wikaesaprima.wordpress.com/2011/03/21/media-
kultivasi/, Diakses pada tanggal 11 maret 2014 pukul 10.14
WIB
Rahmayani, 2012. Laporan Media Pertumbuhan Mikroba. (Online),
http://rahmayani1993.blogspot.com/2012/12/laporan-media-
pertumbuhan-mikroba.html, Diakses pada tanggal 11 Maret 2014
pukul 10.15 WIB
Anonim . 2011. Alat Pengambilan Sampel Sedimen Dasar Laut. (Online),
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/04/alat-pengambilan-
sampel-sedimen-dasar.html, Diakses pada tanggal 11 maret 2014
pukul 10.19 WIB
MIKROBIOLOGI LAUT Page 30
Nursiam, Intan. 2011. Laporan Mikrobiologi Nutrisi Pembuatan Mikroba. (Online),
http://intannursiam.wordpress.com/2011/03/25/laporan-
mikrobiologi-nutrisi-pembuatan-media/, Diakses Pada tanggal
11 maret 2014 pukul 10.24 WIB
Kusnadi. 2011. Mikro Lingkungan. (Online),
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19680
5091994031-KUSNADI/
BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/
BAB_XI_MIKRO_LINGKUNGAN.pdf , Diakses Pada tanggal 11 maret
2014 pukul 10.24 WIB
MIKROBIOLOGI LAUT Page 31