JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
program studi administrasi negara departemen ilmu ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of program studi administrasi negara departemen ilmu ...
i
SKRIPSI
PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
NURUL AMALIA NURHAKIM
E211 13 721
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
i
SKRIPSI
PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
NURUL AMALIA NURHAKIM
E211 13 721
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
ii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK
Nurul Amalia Nurhakim (E21113721), Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, xv + 131 Halaman + 2 image + 2 Tabel + 23 Pustaka (1971-2016)
Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan kegiatan pengelolaan arsip
Dinamis di Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Tipe penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu suatu metode yang
menggambarkan tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan
data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data
dimulai dari pengumpulan informasi dari berbagai sumber, pemilahan informasi,
penyajian data hingga penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan arsip dinamis di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum berjalan dengan baik, hal ini
dikarenakan minim belum adanya tenaga kerja arsiparis, dan tidak tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai dalam pengelolaan arsip dinamis sehingga
arsip-arsip yang ada pada di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi selatan tidak di
kelola dengan baik. Adapun upaya yang akan dilakukan di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan dalam meminimalisir pengelolaan arsip yakni dengan
akan mengadakan aplikasi berbasis elekrtonik untuk memudahkan dalam
pengelolaan arsip.
Kata Kunci : Arsip, Pengelolaan Arsip Dinamis
iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRACT
Nurul Amalia Nurhakim (E21113721), Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, xv + 131 Halaman + 2 image + 2 Tabel + 23 Pustaka (1971-2016)
The purpose of this research is to describe Dynamic records management
activities at South Sulawesi Provincial Health Office. The type of research used is
descriptive qualitative research is a method that describes the true state of the
object under study. The type of data used is primary data and secondary data.
Methods of data collection include observation, interview and documentation.
Data analysis techniques start from the collection of information from various
sources, sorting information, presenting the data until the conclusion.
The results showed that the management of the archives in the Health
Office of South Sulawesi Province has not run well, this is because there is no
manpower archivist, and unavailability of facilities and infrastructure in the
management of archive so that archives archive in the Provincial Health Office
South Sulawesi is not well managed. The efforts will be made in South Sulawesi
Provincial Health Office in minimizing the management of archives that will be
held based on electronic applications to facilitate the management of the archive.
Keywords: Archive, Dynamic Archive Management
iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Nurul Amalia Nurhakim
NIM : E211 13 721
Program Studi : Administrasi Negara, Konsentrasi Manjemen Kearsipan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas
Kesehatan Profinsi Sulawsi Selatan” benar merupakan hasil karya pribadi dan
seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Makassar, 25 januari 2018
Yang Membuat Pernyataan,
Nurul Amalia Nurhakim
E211 13 721
v
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Nurul Amalia Nurhakim
NIM : E211 13 721
Program Studi : Administrasi Negara, Konsentrasi Manajemen Kearsipan
Judul : Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan
Telah diperiksa oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, dan dinyatakan telah
sesuai dengan saran tim penguji skripsi, Departemen Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Makassar, 2 Januari 2018
Menyetujui :
Pembimbing l, Pembimbing ll,
Prof. Dr. Sulaiman Asang, MS. Dr. Badu Achmad, M.Si.
NIP 19610108 198702 1 001 NIP 19621231 198903 1 028
Mengetahui:
Ketua Departemen Ilmu Administrasi,
Dr. Hasniati, S.Sos, M.Si.
NIP 19680101 199702 2 001
v
vi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Nurul Amalia Nurhakim
NIM : E211 13 721
Program Studi : Administrasi Negara, Konsentrasi Manajemen Kearsipan
Judul : Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan
Telah diperiksa oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, dan dinyatakan telah
sesuai dengan saran tim penguji skripsi, Departemen Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, pada hari kamis, 25 Januari
2018.
Panitia Penguji Skripsi
Ketua : Prof. Dr. Sulaiman Asang, MS. (…………………………)
Sekretaris : Dr. Badu Achmad, M.Si. (…………………………)
Anggota : 1. Drs. Nurdin Nara, M.Si. (…………………………)
2. Dr. Gita Susanti, M.Si. (…………………………)
3. Adnan Nasution, S.Sos, M.Si. (…………………………)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan” yang merupakan salah satu syarat dalam
penyelesaian studi pada program studi Administrasi Negara, Departemen Ilmu
Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Nikmat waktu, pikiran, dan tenaga yang tiada terukur diberikan oleh Allah
SWT sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Sholawat dan Salam kepada junjungan kita Nabiullah Rasulullah Muhammad
SAW yang menjadi suri teladan kita, penghulu dari semua mahluk yang
senantiasa selalu ikhlas dan sabar dalam menuntun ummatnya kearah yang
lebih baik. Kepada keluarga, para sahabat dan segenap umat yang tetap
istiqamah di atas ajaran Islam hingga akhir zaman.
Banyak kekurangan dan hambatan yang dihadapi oleh penulis selama
menyusun skripsi ini. Penulis hanyalah seorang manusia biasa yang punya
banyak keterbatasan sehingga dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Dan pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati, penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
viii
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor Universitas
Hasanuddin dan para wakil Rektor Universitas Hasanuddin beserta
jajarannya.
2. Bapak Prof. Dr. Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik beserta jajarannya.
3. Ibu Dr. Hasniati, S.Sos, M.Si dan Bapak Drs. Nelman Edy, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi, FISIP Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Dr. Badu Achmad, M.Si selaku Penasehat Akademik dan sekaligus
menjadi pembimbing yang telah memberikan dukungan, masukan, motivasi
dan meluangkan waktu dalam membimbing penulis dalam menyelesaian
skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Sulaiman Asang, MS. selaku pembimbing yang telah
memberikan dukungan, masukan, motivasi dan meluangkan waktu dalam
membimbing penulis dalam menyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Nurdin Nara, M.Si, Dr. Gita Susanti, M.Si, dan Adnan Nasution,
S.Sos, M.Si, selaku penguji yang telah memberikan saran, dukungan dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dilingkungan Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas
Hasanuddin atas bimbingan, didikan, arahan, dan motivasi yang diberikan
selama perkuliahan dan staf (Kak Aci, Pak Lili, Pak Andi Revi, Ibu Ros, ibu
Ina dan ibu Anni) yang telah banyak membantu penulis selama menuntut
ilmu di Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Hasanuddin.
8. Seluruh dosen dan staf dilingkungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sulawesi Selatan atas bimbingannya selama ini.
ix
9. Seluruh pihak Arsip Nasional Republik Indonesia yang telah mendukung dan
mengijinkan kami belajar memperoleh ilmu kearsipan selama kami berada di
Arsip Nasional Republik Indonesia.
10. Seluruh Pegawai dan Staf Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang
telah meluangkan waktunya dan banyak membantu dalam proses penelitian.
11. Untuk saudaraku Ria, Sri, Dian, Tini, Ilha dan Time yang selalu menemani
dan memberikan semangat, motivasi serta doanya. Terima kasih untuk kalian
semoga allah senantiasa memberikan kebahagiaan.
12. Teman-teman seperjuangan penulis Alam, Gina, Linda, Gita, Wiwi, Wana dan
semua teman-teman seangkatan Manajemen Kearsipan 2013 dan juga
senior Manajemen Kearsipan 2012 yang senantiasa membantu dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman Karate-do Gojukai Fisip Unhas, Kerukunan Keluarga
Mahasiswa Dedekan (KKMD), dan Himpunan Pelajar Mahasiswa
Massenrempulu (HPMM), Terima kasih atas doa dan semangat yang kalian
berikan kepada penulis.
14. Teman KKN Gel. 96 Kec. Duampanua Kab. Pinrang, terima kasih atas
kebersamaannya.
15. Teman-teman Aliansi Edha, Alya, Wiwin, Tami, Biba, Fira, Toban, Akbar, Kak
Eko, Kak Fikar, Widy, Sahnur dan Sabry yang telah berbagi suka dan duka
serta menjadi keluarga baru bagi penulis. Terima kasih atas semangat dan
doa yang kalian berikan kepada penulis, semoga kesuksesan dan
kebahagiaan selalu diberikan allah kepada kalian.
x
16. Untuk kedua orang tua saya, ayahanda dan ibunda tercinta, kakak dan adik
beserta keluarga besar penulis terima kasih atas motivasi dan dukungannya
selama ini yang tiada terkira.
17. Dan untuk semua pihak yang sangat mendukung dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga bantuan bernilai pahala disisi Allah
SWT. Aamiin...
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,
aamiin...
Makassar, 25 Januari 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... vi
KATA PENGENTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
I.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
I.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Landasan Teori ................................................................................. 8
II.1.1 Efektifitas ................................................................................ 8
II.1.1.1 Pengertian Efektifitas ................................................. 8
II.1.1.2 Kriteria Efektifitas ......................................................... 9
II.1.2 Pengertian Manajemen .................................................................... 12
II.1.3 Pengertian Arsip ............................................................................. 13
II.1.4 Arsip Dinamis ............................................................................. 15
II.1.5 Pengelolaan Arsip Dinamis .............................................................. 16
xii
II.1.5.1 Penciptaan Arsip ........................................................ 23
II.1.5.2 Penggunaan Arsip ...................................................... 28
II.1.5.3 Pemeliharaan Arsip ..................................................... 31
II.1.5.4 Penyusutan Arsip ....................................................... 33
II.2 Kerangka Pikir................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................... 42
III.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 42
III.3 Tipe dan Dasar Penelitian ................................................................. 42
III.4 Informan Penelitian ............................................................................ 43
III.5 Jenis dan Sumber Data.................................................................. 43
III.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43
III.7 Fokus Penelitian ............................................................................. 44
III.8 Teknik Analisa Data ........................................................................... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV.1 Sejarah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan...................... 47
IV.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan............... 48
IV.3 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................... 49
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V.1 Penciptaan Arsip ............................................................................. 110
V.2 Penggunaan Arsip ............................................................................. 114
V.3 Pemeliharaan Arsip ........................................................................... 119
V.4 Penyusutan Arsip ............................................................................. 124
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan....................................................................................... . 128
VI.2 Saran................................. .................................................................. 129
xiii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 130
LAMPIRAN ................................................................................................ 132
xiv
DAFTAR GAMBAR
Foto wawancara .......................................................................................... 133
xv
DAFTAR TABEL
Kerangka Fikir ............................................................................................. 40
Gambaran Efektifitas.................................................................................... 127
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsip mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Bahkan manusia sejak lahir hingga mati tak bisa lepasdari arsip sebagai catatan
dan dokumentasi suatu peristiwa yang terjadi dan pernah dialami. Arsip sebagai
salah satu sumber informasi terekam memiliki fungsi yang sangat penting untuk
menunjang proses kegiatan administrasi negara dan manajemen birokrasi.
Sebagai endapan informasi kegiatan administrasi dan manajemen, arsip akan
terus tumbuh dan berkembang secara akumulatif sejalan dengan semakin
kompleksnya fungsi dan organisasi. Arsip cenderung diabaikan oleh
pengelolanya, karena dipandang tidak perlu disimpan didalam suatu sistem.
Akibatnya, apabila organisasi membutuhkan informasi arsip untuk kebutuhan
pelaksanaan tugas ataupun pengembilan keputusan, jadi sulit atau memerlukan
waktu yang relatif lama untuk ditemukan kembali. Arsip sebagai salah satu
sumber informasi membutuhkan suatu pengelolaan yang tepat sehigga dapat
menciptakan efektivitas, efisiensi dan produktifitas bagi organisasi (Ahmad
saransi, 2014:40).
Kearsipan merupakan bagian pekerjaan kantor yang sangat penting.
Informasi tertulis yang tepat harus tersedia apabila diperlukan agar kantor dapat
memberikan pelayanan yang efektif, Kearsipan sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaan administrasi karena arsip merupakan pusat ingatan bagi setiap
kegiatan dalam suatu kantor. Tanpa arsip tidak mungkin seorang petugas arsip
dapat mengingat semua catatan dan dokumen secara lengkap. Oleh karena itu
suatu kantor dalam mengelola kearsipannya harus memperhatikan sistem
2
kearsipan yang sesuai dengan keadaan organisasinya dalam mencapai
tujuannya.
Arsip memiliki fungsi yang cukup penting sebagai sumber informasi bagi
organisasi khususnya organisasi pemerintah, disamping itu arsip juga merupakan
sarana evaluasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Karena fungsinya
yang cukup penting bagi suatu organisasi, maka arsip harus dikelolah secara
baik dan benar dengan system yang baik dan benar pula agar informasi yang
terkandung didalamnya tetap terjaga keasliannya seperti yang terkandung dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kearsipan pada Bab 1 pasal 3 di jelaskan bahwa Kearsipan
bertujuan untuk Menjamin keselamatan bahan pertanggungan jawab nasional
tentang perencanaan, pelaksanaan dan peyelenggaraan kehidupan kebangsaan
serta untuk menyediakan bahan pertanggung-jawaban tersebut bagi kegiatan
Pemerintahan.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa arti pentingnya kearsipan
ternyata mempunyai jangkauan yang amat luas, yaitu baik sebagai alat untuk
membantu daya ingat manusia, maupun dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan kehidupan kebangsaan.
Mengingat pengertian dan peranan kearsipan seperti yang dikemukaan di
atas maka untuk melaksanakan tugas pemerintah dan tugas pembangunan
dengan baik perlu diusahakan peningkatan dan penyempurnaan kearsipan
secara optimal agar dapat berfungsi dengan baik, berdaya guna dan bertepat
guna (Basir Bartos, 2007:3)
Arsip merupakan pusat ingatan dari setiap organisasi. Apabila arsip yang
dimilik oleh organisasi kurang baik pengelolaannya, maka akibatnya akan
3
mempengaruhi tingkat reputasi suatu organisasi, sehingga organisasi yang
bersangkutan akan mengalami hambatan dalam pencapaian tujuan. Informasi
yang diperlukan melalui arsip, dapat menghindarkan salah komunikasi,
mencegah adanya duplikasi pekerjaan dan membantu mencapai efisien kerja.
Maksud dari arsip dikatakan merupakan sumber ingatan bagi suatu
organisasi, adalah karena arsip menampung beranaka ragam bahan informasi
yang berguna. Bahan informasi yang penting harus diingat, dan bila diperlukan
harus dengan cepat dan tepat disajikan setiap saat, dalam ragka membantu
memperlancar pengambilan keputusan (Sedarmayanti, 2015:38).
Administrasi kearsipan memegang peranan penting dalam suatu
organisasi, manajemen dan administrasi, arsip merupakan suatu ingatan dalam
setip kegiatan, tanpa arsip tidak mungkin seseorang mengingat segala dokumen
catatan yang begitu kompleks. Oleh sebab itu, pengelolaan kearsipan selalu
dikaitkan dengan surat, wakat, record, dan dokumen lainya. Demi kelancaran
administrasi baik di perusahaan, swasta yang besar atau yang kecil diperlukan
administrasi arsip yang menyeluruh dan teratur. Kearsipan yang teratur adalah
sebagai alat informasi dan referensi yang dapat membantu lembaga pemerintah
dan swasta dalam melancarkan kegiatan.
Perhatian yang perlu diberikan kepada arsip kantor berupa dilakukannya
pengelolaan yang baik, sehingga dengan sistem pengelolaan yang baik sistem
tersebut akan dapat membantu mendukung efisiensi kerja dalam hal penyediaan
informasi. Dengan demikian, dalam aktivitas organisasi diperlukan suatu sistem
penganan arsip atau pengelolaan arsip yang baik dan benar agar arsip kantor
dapat terpelihara dan mudah ditemukan bila diperlukan (Agus Sugiarto & Teguh
Wahyono; 2015:11).
4
Meskipun kearsipan mempunyai peranan penting di dalam administrasi,
tetapi ironisnya masih banyak kantor (pemerintah atau swasta) yang tidak
melaksanakan pengelolaan arsip dengan sebaik-baiknya. Masih banyak dijumpai
arsip-arsip yang hanya ditumpuk didalam gudang, sehingga arsip mudah dan
cepat rusak, serta sulit untuk ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kantor-kantor belum atau tidak
melakukan pengelolaan arsip sebagaimana mestinya antara lain karena kurang
adanya kesadaran para pegawai khususnya pimpinan kantor sendiri, akan
pentingnya arsip di dalam administrasi. Kemungkinan yang lain adalah tidak
tersedianya tenaga khusus atau ahli dalam bidang kearsipan (Ig
Wursanto,1991:5)
Pengelolaan arsip dalam manajemen akses informasi yang tepat
sekaligus menjadi wujud dalam pengembangan budaya keterbukaan informasi
yang diamanatkan melalui Undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Undang-undang ini mengikat badan-badan publik
untuk menyediakan layanan informasi mengenai aktivitas kelembagaannya
secara transparan dan akuntabel bagi masyarakat. Dalam kewajiban sekaligus
kewenangan ini tentunya merupakan hasil yang mendalam mengingat
pentingnya arsip-arsip bernilai guna tinggi khususnya di bidang dalam Unit Kerja
yang harus dilestarikan untuk dimanfaatkan secara lebih luas.
Efektivitas adalah kemampuan suatu organisasi didalam mencapai
sasaran-sasaran atau hasil akhir yang telah ditetapkan secara tepat (Siagan,
1998). Dengan adanya efektivitas pengelolaan arsip, maka suatu organisasi
mempunyai pusat ingatan dan sebagai sumber informasi yang akan melancarkan
5
kehidupan dan perkembangan organisasi. Semua prosedur bertujuan agar
kegiatan kearsipan berjalan sebagaimana mestinya, karena prosedur bertujuan
agar kegiatan kearsipan berjalan sebagaimana mestinya, karena prosedur yang
baik selain berjalan secara teratur juga harus efektif. Pengelolaan arsip yang
efektif akan menjamin terlaksananya program kegiatan yang telah ditentukan.
Arsip dinamis begitu penting dalam setiap aktifitas yang dilakukan
manusia, terlebih pada orang-orang yang berkecimpung dalam keorganisasian.
Pengelolaan arsip dinamis terdiri atas beberapa fase yaitu penciptaan,
penggunaan, pemeliharaan dan penyusutan arsip. Arsip dinamis merupakan
sebuah repretensi sebuah sejarah dan kehadirannya menjadi urgenitas bagi
lembaga, instansi, atau organisasi yang bersangkutan . Maka dari itu semua
organisasi dituntut agar dapat melakukan pengelolaan arsip yang baik agar dapat
memenuhi tuntutan akan informasi yang cepat dan akurat. Keberadaan arsip
dalam organisasi menjadi salah satu factor yang sangat berperan penting dan
juga merupakan penentu dalam proses pelaksanaan tugas organisasi khususnya
dalam organisasi pemerintah yang berorientasi pada pemberian layanan
langsung kepada masyarakat luas (Ahmad Saransi, 2014:34).
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu dinas
pemerintahan yang melayani kepentingan umum yang tidak akan lepas dari
kegiatan kearsipan. Setiap harinya menangani Arsip Dinamis seperti surat
masuk, surat keluar dan surat lainnya membuat tempat tersebut memiliki
berbagai macam arsip. Keberhasilan dalam pengelolaan arsip ditentukan oleh
banyak hal. Faktor-faktor kearsipan seperti sistem penyimpanan, pegawai
kearsipan, peralatan kearsipan, dan tentunya dengan lingkungan kerja.
6
Pengelolaan arsip yang dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya dalam penemuan kembali arsip.
Observasi yang dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
menunjukkan bahwa dalam melaksanakan Pengelolaan Arsip Dinamis tersebut
masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan arsip secara maksimal
karena disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain
keterbatasan biaya untuk pengadaan fasilitas pengelolaan arsip. Arsip Dinamis
masih dalam keadaan kurang tertata karena kurangnya peralatan/fasilitas untuk
pengelolaan arsip. Kurang tenaga arsiparis yang menangani arsip juga
menghambat pengelolaan arsip.
Arsip Dinamis yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
semakin hari semakin bertambah volumenya, arsip tersebut merupakan bukti
pertanggung jawaban kegiatan oleh karena itu perlu diadakan pengelolaan
secara baik dan benar, sehingga tidak terjadi penumpukan arsip yang dapat
menghambat kegiatan administrasi dan tugas para pegawai. Arsip mempunyai
nilai yang sangat penting dalam berbagai hal, selain media informasi juga
merupakan bahan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Arsip merupakan produk yang tercipta oleh instansi manapun untuk kegiatannya
sehari-hari yang melandasi pengambilan tindakan, melakukan kegiatan sehari-
hari, dan memori organisasi. Selain itu juga merupakan bahan bukti peradilan
yang sah, dan penyelenggaraan administrasi. Maka dari itu arsip perlu dikelola
dengan baik pentingnya arsip.
Berdasarkan uraian tentang masalah-masalah Pengelolaan Arsip Dinamis
diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap Pengelolaan
7
Arsip Dinamis dengan mengangkat judul “Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan arsip, dengan belum atau
kurang dipahaminya tentang pentingnya arsip, mengakibatkan berfungsinya arsip
sebagai pusat ingatan organisasi tidak tercapai, dan akhirnya tugas-tugas di
bidang kearsipan dipandang rendah.
Selain arsip yang menumpuk di dalam tempat penyimpanan arsip yang
ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan juga sering rusak karena
dimakan oleh rayap. Hai ini disebabkan karena pemeliharaan arsip yang kurang
baik. Maka rumusan masalah yang akan dibahas berdasarkan latar belakang di
atas adalah Bagaimana Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
Mengetahui Bagaimana Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini bisa menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan
pengalaman penelitian khususnya di bidang kearsipan.
2. Bagi Instansi Terkait
Memberikan informasi sebagai masukan untuk lebih meningkatkan dan
memperhatikan tentang pengelolaan arsip.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Il.1 LANDASAN TEORI
ll.1.1 Efektivitas
ll.1.1.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh
sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat
menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya
yang berkaitan dengan teori efektivitas. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat
membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya
kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan
sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf
tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,
meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas
menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada
bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara
input dan outputnya menurut Siagaan (2001) dalam artikel Muksan (2007).
Menurut Sondang (2008), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektivitasnya
9
Abdurahmat (2008), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua
tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari
anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan,
dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil
yang dicapai.
Sementara itu, Sharma (2005:64) dalam jurnal Muksan (2007) ukuran
efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor
eksternal organisasi antara lain:
1. Produktivitas organisasi atau output;
2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;
3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan
konflik diantara bagian-bagian organisasi.
ll.1.1.2 Kriteria Efektivitas
Sebagaimana kita telah sebutkan diatas bahwa salah satu kriteria dari
administrasi sebagai suatu ilmu pengetahuan adalah efektivitas yang sebenarnya
tidak dapat dipisahkan dengan kriteria lainnya, yaitu rasionalitas dan efisiensi.
Ketiga kriteria ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam
rangka keberhasilan dari segi pemerintahan maupun dalam dunia bisnis
(Makmur, 2011:7). Dari segi kriteria efektivitas, unsur unsurnya antara lain:
1. Ketepatan penentuan waktu. Sebagaimana kita maklumi bahwa waktu
adalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan sesuatu kegiatan
10
yang dilakukan dalam sebuah organisasi. Demikian pula hanya akan
sangat berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi,
penggunaan waktu yang tetap akanmenciptakan efektivitas pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Janganlah kita menyia-nyiakan
waktu krena apabila kita tidak menggunakan dengan cepat berarti kita akan
mengalami kerugian karena waktu yang berlalu itu tidak akan kembali dan
pergi selamanya.
2. Ketetapan perhitungan biaya. Setiap pelaksanaan suatu kegiatan baik yang
melekat pada individu, kegiatan yang melekat kepada organisasi maupun
kegiatan yang melekat kepad negara yang bersangkutan. Ketetapan dalam
pemenfaatan biaya terhadap sesuatu kegiatan itu dapat diselesaikan.
Demikian pula sebaliknya tidak mengalami kelebihan pembiayaan sampai
kegiatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan hasilnya
memuaskan semua pihak yang terlibat pada kegiatan tersebut. Ketetapan
dalam menetapkan suatu satuan biaya merupakan bagian dari efektivitas.
3. Ketetapan dalam pengukuran. Kita telah menyadari bahwa setiap kegiatan
yang dilakukan senantiasa mempunyai ukuran keberhasilan tertentu.
Ketetapan ukuran yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan
atau tugas yang dipercayakan kepada kita adalah merupakan bagian dari
keefektivitasan. Hampir semua kegiatan dimana dalam pelaksanaannya
tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan
ketepatan ukuran sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya
sebenarnya merupakan gambaran dari pada efektivitas kegiatan yang
menjadi tanggungjawab setiap manusia dalam sebuah organisasi.
11
4. Ketetapan dalam menentukan pilihan. Kesalahan dalam memilih suatu
pekerjaan, metode, benda, sahabat, pasangan dan lain sebagainya berarti
tindakan yang dilakukan itu gambaran ketidakefektivan serta kemungkinan
menciptakan penyesalan dikemudian hari. Sebaliknya bahwa ketepatan
memilih suatu kebutuhan atau keinginan akan memberikan kebahagiaan
bagi manusia yang bersangkutan dalam perjalanan kehidupannya.
5. Ketepatan berfikir. Memang kita tidak dapat menyangkal tentang pemikiran
Descartes yang mengungkapkan aku ada karena aku berfikir.
Dengandemikian bahwa kelebihan manusia yang satu dengan manusia
lainnya sangat beruntung ketepatan berfiirnya,karena ketepatan berfikir
dari segi aspek kehidupan baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri
maupun pada alam semesta yang senantiasa memberikan pengaruh yang
sifatnya positif maupun negatif.
6. Ketepatan dalam melakukan perintah. Keberhasilan aktivitas suatu
organisasi sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan memberikan
perintah yang jelas dan mudah dipahami oleh bawahan. Jika perintah yang
diberikan kepada bawahan yang tidak dapat dimengerti atau dipahami,
maka pelaksanaan perintah tersebut dapat dipastikan akan mengalami
kesulitan dan bahkan kegagalan dalam pelaksanaannya serta akhirnya
akan merugikan organisasi yang bersangkutan.
7. Ketepatan dalam menentukan tujuan. Organisasi apapun yang bentuknya
akan selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang telah mereka sepakati
sebelumnya dan biasanya senantias dituangkan dalam sebuah dokumen
secara tertulis yang sifatnya lebih stratejik, sehingga menjadi pedoman
atau sebagai rujukan dari pelaksanaan kegiatan sebuah organisasi yang
12
dimiliki oleh masyarakat tertentu. Tujuan yang ditetapkan secara tepat akan
sangat menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan terutama yang
beriorentasi kepada jangka panjang.
8. Ketepatan sasaran. Sejalan dengan apa yang kita sebutkan diatas, bahwa
tujuan lebih beriorentasi kepada jangka panjang dan sifatnya stratejik,
sedangkan sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih
bersifat operasional, penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan
secara individu maupun sasaran yang ditetapkan baik yang ditetapkan
secara individu maupun sasaran yang ditetapkan organisasi sesungguhnya
sangat menentukan keberhasilan aktivitas ornanisasi.
ll.1.2 Pengertian Manajemen
Secara etimologi, manajemen berasal dari kata manus (tangan) dan
agree (melakukan), yang setelah digabung menjadi kata manage ( bahasa
Inggris ) berarti mengurus atau managiere (bahasa latin) yang berarti melatih.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. (Hasibuan;2009) Menurut Millet dalam
(siswanto, 2005;48) manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk
mencapai tujuan. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para angota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
13
Dari pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
manajemen adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya yang meluli
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
ll.1.3 Pengertian Arsip
Pada mulanya arsip berasal dari bahasa Yunani “archivum” yang artinya
tempat untuk menyimpan. Namun, Arsip (record) yang dalam istilah bahasa
Indonesia ada yang menyebutkan sebagai “warkat , pada pokoknya dapat
diberikan pengertian sebagai :setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar
ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek
(pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang unttuk (Basir Barthos,
2007:1).
Pada kenyataannya, pengertian arsip bukan hanya berarti kertas saja,
tetapi dapat berarti naskah, buku, foto film, mikro film, rekaman suara, gambar
peta, gambar bagan dan dokumen-dokumen lain dalam segala macam bentuk
dan sifatnya, asli atau salinan serta dengan segala macam penciptaanya, dan
yang dihasilkan atau diterima oleh sesuatu organisasi/badan, sebagai bukti dari
tujuan organisasi, fungsi, prosedur pekerjaan atau kegiatan pemerintah lainnya
atau karena pentingnya informasi yang terkandung di dalamnya (Sedarmayanti;
2015:32).
Menurut Zulkifli Amsyah (1998), mengartikan arsip sebagai : Setiap
catatan (record/warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam bentuk, huruf,
angka, atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan
komunikasi dan informasi, yang terekam pada kertas (kartu atau formulir), kertas
14
film (slide, mikro film), meda komputer (pita tape, piringan rekaman, disket)
kertas fotokopi ( jurnal Alesia; 2015).
Menurut NARA (National Archives and Records Administration), arsip
adalah buku, kertas, peta, foto, material terbacakan mesin, atau materi
dokumenter lain, tanpa memperhatikan bentuk fisik atau karakteristiknya, dibuat
atau diterima oleh agensi Amerika Serikat dibawah hukum federal atau
hubungannya dengan transaksi kepentingan publik dan dipreservasi oleh agensi
tersebut sebagai bukti organisasi, fungsi, kebijakan, keputusan, prosedur,
operasi, atau aktivitas lain pemerintahan atau karena alasan nilai informasi di
dalamnya
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa arsip
adalah kumpulan warkat baik gambar ataupun tulisan yang disimpan secara
sistematis dan apabila suatu saat diperlukan dapat ditemukan secara cepat tepat
dan lengkap yang dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sumber
dokumentasi.
Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan
dijelaskan bahwa “Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara, pemerintah daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan,organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara”.
Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi
pimpinan untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan, oleh sebab itu
untuk dapat mengejikan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap,
15
haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik dalam bidang pengelolaan
arsip. Mengingat peranan arsip yang begitu penting bagi kehidupan
berorganisasi, maka keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian khusus,
sehingga keberadaan arsip dikantor benar-benar menujukan peran yang sesuai
dan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan yang dilakukan semua personal
dalam organisasi (Agus Sugiarto & Teguh wahyono: 2015:11)
ll.1.4 Arsip Dinamis
Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka tertentu karena masih
memiliki nilai guna primer (UU No. 43 tahun 2009).
Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan disebutkan
bahwa arsip dinamis dikatakan sebagai arsip yang dipergunakan secara
langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan
kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam
penyelenggaraan administrasi negara. Dengan kata lain, arsip dinamis adalah
milik organisasi pemerintah dan/atau swasta yang masih dipergunakan dalam
rangka melaksanakan fungsi dan kegiatan organisasi tersebut (Sambas Ali
Muhidin & Hendri Winata; 2016:33).
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1991 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kearsipan memberikan rumusan sebagai berikut: Arsip dinamis adalah
arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan,
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan
secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. Rumusan tersebut
memberikan suatu pengertian bahwa arsip dinamis adalah arsip yang senantiasa
masih berubah nilai dan artinya menurut fungsinya. Arsip merupakan sesuatu
16
yang hidup, tumbuh dan terus berkembang seirama dengan tata kehidupan
masyarakat maupun tata pemerintahan (Ig. Wursanto; 1991:101).
Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan disebutkan
bahwa Arsip dinamis dalam penggunaannya terbagi atas :
Arsip Aktif, adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau
terus menerus, bagi kelangsungan pekerjaan dilingkungan unit pengolahan
dari suatu organisasi.
Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun
dan tidak digunakan terus menerus atau hanya sibagai referensi saja.
Menurut Yayan Daryan (2015), arsip dinamis adalah arsip yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut (Sambas Ali Muhidin & Hendri Winata; 2016:34) :
1. Masih aktual dan berlaku secara langsung serta diperlakukan dan
dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari.
2. Senantiasa masih berubah nilai dan artinya menurut fungsinya.
3. Pada dasarnya bersifat tertutup sehingga pengelolaan dan perlakuannya
harus mengikuti ketentuan tentang kerahasiaan surat-surat.
ll.1.5 Pengelolaan Arsip Dinamis
Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis
secara efisien, efektif dan sistematis meliputi (Ahmad Saransi; 2014:63):
1. Penciptaan
2. Penggunaan
3. pemeliharaan
4. Penyusutan arsip
Arsip dinamis masih berada di berbagai kantor, baik kantor pemerintah,
swasta, atau organisasi kemasyaratan, karena masih dipergunakansecara
17
langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan lainnyaarsip dinamis
perlu diatur, karena terdapat tiga fungsi dasar arsip dinamis, yaitu:
1. Sebagai bukti (evidence).
2. Sebagai bahan referens (reference material) bagi badan korporasi untuk
fakta, latar belakang, dan ide-ide yang bisa digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
3. Agar dapat disesuaikan dengan peraturan pemerintah dalam penjadwalan
retensi arsip.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Kearsipan BAB lV Pasal 40 disebutkan bahwa:
1. Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan
arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas
kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi
persyaratan:
Andal
Sistematis
Utuh
Menyeluruh
Sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria
2. Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 2
meliputi:
Pencipta arsip
Penggunaan dan pemeliharaan
Penyusutan
18
3. Pengelolaan arsip dinamis pada lembaga negara, pemerintahan daerah,
perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD dilaksanakan dalam
suatu sistem kearsipan nasional
4. Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan efisien
pencipta arsip membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi
arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip
5. Pejabat atau orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan arsip
dinamis wajib menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan, dan
keselamatan arsip yang dikelolanya
Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis
secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan, dan
pemeliharaan, serta penyusutan asrip. Pengelolaan arsip dinamis merupakan
kegiatan mengolah dan menata informasi dan fisik arsip melalui proses
identifikasi, pemilahan, pendeskripsian isi informasi arsip, penyusunan skema
pengaturan arsip, pemberkasan / pengelompokkan arsip dan pembuatan jalan
masuk, sehingga arsip mudah ditemukan. (Ahmad Saransi ; 2014:8).
Tujuan dari pengelolaan arsip dinamis adalah untuk menjamin
ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas
kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem memenuhi persyaratan:
sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan standar, prosedur, dan kriteria.
Selain itu, untuk menjaga keauntetikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan.
Tujuan tersebut dapat terwujud apabila pengelolaan arsip dinamis dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan: penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan
penyusutan arsip. Selain kegitan itu, proses penyimpanan arsip juga
mempengaruhi dalam penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan. Apabila
19
kegitan tersebut dilakukan dengan baik, maka pengelolaan arsip akan menjadi
lancar.
Kendala dalam pengelolaan arsip yang pada umumnya dihadapi oleh
setiap kantor, antara lain adalah (Serdamayanti, 2015:47) :
1. Kurangnya pengertian terhadap pentingnya arsip. Dengan belum atau
kurang dipahaminya pengertian terhadap pentingnya arsip, mengakibatkan
berfungsinya arsip sebagai pusat ingatan organisasi tidak tercapai, dan
ahirnya tugas-tugas di bidang kearsipan dipandang rendah.
2. Kualifikasi persyaratan pegawai tidak dipenuhi. Hal ini terbukti dengan
dengan adanya penempatan pegawai yang diserahi tugas tanggung jawab
mengelola arsip tidak didasarkan pada persyaratan yang diperlukan,
bahkan banyak yang beranggapan cukup dipenuhi pegawai yang
berpendidikan rendah. Pegawai kearsipan yang kurang cakap dan kurang
terbimbing secara teratur mengakibatkan tidak dapat mengimbangi
perkembangan dalam pengarsipan dokumen aset.
3. Bertambahnya volume arsip secara terus menerus mengakibatkan tempat
dan peralatan yang tersedia tidak dapat menampung arsip lagi.
4. Belum dimilikinya pedoman tata kerja kearsipan yang diberlakukan secara
baku di suatu kantor/organisasi, sehingga masing-masing petugas
melaksanakan pekerjaannya tidak ada keseragaman dan tidak ada tujuan
yang jelas.
5. Belum dibakukannya atau dibudayakannya pedoman tentang tata cara
peminjaman arsip di masing-masing kantor, mengakibatkan setiap pegawai
meminjam arsip, tanpa adanya peraturan yang jelas.
20
6. Penggunaan arsip oleh pengolah atau oelh pihak lainnya yang
membutuhkan dengan jangka waktu yang lama, dan bahkan kadanng-
kadang tidak dikembalikan. Hal ini akan menghambat pihak lain yang juga
membutuhkan arsip termaksud.
7. Tidak dapat atau sulit ditemukannya kembali arsip dengan cepat dan tepat
bila diperlukan oleh pihak lain. Hal tersebut mungkin karena belum
sempurnanya sistem atau karena petugas yang belum/kurang terampil.
8. Belum dipikirkannya mengenai rencana untuk mengadakan penyusutan
arsip di unit operasional, maupun dikantor secara menyeluruh,
mengakibatkan arsip semakin bertumpuk, campur aduk, dan tidak dapat
tertampung lagi.
9. Adanya arsip yang diterima dan dikirim oleh suatu unit, lepas dari
pengawasan (karena unit pengawasan yang telah ditentukan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya). Hal tersebut disebabkan karena para
pejabat dan pelaksana tidak mempedulikan fungsi unit pengawas
termaksud.
Adapun beberapa upaya untuk menanggulangi masalah pengelolaan
kearsipan yang dihadapi, antara lain adalah (Serdamayanti, 2015:49) :
1. Perhatian dan dukungan dari pimpinan setiap kantor/ organisasi untuk
memberikan pengertian dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
bidang kearsipan dalam keseluruhan proses administrasi, perlu dilakukan
secara terus-menerus dan berkesinambungan. Hal tersebut merupakan
salah satu faktor yang akan menjamin dan menunjang berhasilnya usaha
perbaikan dan penyempurnaan dibidang kearsipan.
21
2. Dalam rangka menambah kecakapan/keterampilan pegawai kearsipan,
maka perlu adanya pembinaan atau pendidikan dan latihan yang meliputi
segala aspek kearsipan bagi parapejabat dan pelaksana secara terarah,
agar dapat mengimbangi perkembangan serta dapat memenuhi syarat
kualifikasi tertentu.
3. Penyediaan dan penambahan fasilitas merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi kelancaran kerja bidang kearsipan, terutama bila volume arsip
cepat meningkat. Oleh sebab itu perlu dipikirkan tentangadanya anggaran
belanja yang jelas khususnya untuk pengelolaan arsip, agar dapat
memungkinkan pelaksanaan pengelolaan arsip dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
4. Perlu dimiliki dan diberlakukannya pedoman Tata kerja Kearsipan di suatu
kantor, sehingga dapat memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan
pekerjaan bagi para petugas pelaksana. Hal tersebut akan menimbulkan
atau menambah gairah kerja dari pejabat pelaksana dalam rangka
memperlancar pekerjaan.
5. Perlu dibakukan atau dibudayakan pedoman tentang tata cara peminjaman
arsip ditiap kantor. Hal tersebut erat kaitannya dengan disiplin kerja yang
merupakan suatu sikap yang perlu dipelihara dan dibina secara terus
menerus.meskipun para pejabat pelaksana telah memiliki pengetahuan
yang cukup untuk bekal melaksanakan tugasnya, akan tetapi bila tidak
ditunjang dengan adanya disiplin untuk melaksanakan ketentuan yang
sudah ditetapkan, maka akibatnyapun akan sia-sia belaka.
6. Penggunaan arsip oleh pihak atau unit lain, menuntut adanya koordinasi
antar unit dalam suatu kantor. Hal tersebut turut mempengaruhi faktor
22
disiplin, mengingat aktivitas bidang kearsipan tidak dapat terlepas dari
faktor hubungan kerja dengan unit-unit atau pihak lainnya.
7. Sehubungan dengan sulit ditemukannya kembali arsip dengan cepat dan
tepat bila diperlukan oleh pihak lain, maka salah satu usaha
penanggulannya adalah perlu diteliti kembali kelemahan sistem penataan
arsip yang digunakan atau prosedur lainnya, untuk kemudian diadakan
perubahan atau penyempurnaan sesuai kebutuhan. Atau mungkin sudah
waktunya untuk melakukan penyederhanaan tata kerja
8. Perlu adanya pemikiran untuk merencanakan pengadaan penyusutan, baik
diunit operasional, maupun dipusat arsip organisasi, supaya dapat lebih
melonggarkan tempat penyimpanan dan akhirnya akan memudahkan
pencarian arsip yang masih aktif.
9. Perlu adanya pengawasan atau unit pengawas dalam rangka
pengendalian, agar pengelolaan arsip dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
Tujuan pengelolaan arsip dinamis dalam suatu kantor adalah untuk
menciptakan efisiensi kerja dalam hal penciptaan, pemeliharaan dan penemuan
kembali informasi untuk menunjang pengambilan keputusan, pelaksanaan
operasional, penyediaan bahan bukti kebijaksanaan, dan kegiatan organisasi.
Termasuk didalam suatu upaya untuk menjamin terpeliharanya legalitas,
propesionalisme, dan pertanggungjawaban organisasi (Sambas Ali Muhidin &
Hendri Winata; 2016:33).
23
ll.1.5.1 Penciptaan Arsip
Penciptaan arsip adalah kegiatan untuk menghasilkan arsip, baik
melalui kegiatan merekam informasi dalam media rekam tertentu untuk
dikomunikasikan dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas organisasi
maupun kegiatan yang berhubungan dengan peraturan arsip yang berasal dari
pihak luar. Dengan demikian, penciptaan arsip terjadi atas dasar pembuatan
arsip dan penerimaan arsip yang berasal dari luar organisasi (Sambas Ali
Muhidin & Hendri Winata; 2016:35).
Penciptaan arsip seperti surat dan naskah lainnya, gambar,dan rekaman
merupakan aktivitas awal dari masa kehidupan arsip, yaitu kegiatan membuat
surat dan dokumen atau naskah lain yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan organisasi untuk mencapai tujuan. Penciptaan arsip dapat
diartikan sebagai aktivitas membuat rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
bentuk dan media apapun sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
Salah satu arsip yang banyak tercipta di instansi pemerintahan adalah
naskah dinas, penciptaan naskah dinas yaitu proses kegiatan sejak pembuatan
draf/konsep, pengetikan penandatanganan, penomoran sampai naskah tersebut
digunakan. Kegiatan yang harus diperhatikan dalam penciptaan naskah dinas
(Ahmad saransi, 2014:68):
1. Pemilihan jenis kertas dan tinta
2. Bentuk naskah dinas dilihat dari pembagian kewenangan masalah naskah
dinas.
3. Penentuan sifat
4. Penggunaan kop surat
24
5. Tata cara pengetikan
6. Penulisan nomenklatur
7. Penggunaan a,n dan u.b
8. Pembubuhan paraf
9. Penomoran naskah dinas
10. Pengisian tembusan
11. Penyampulan surat/naskah dinas
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penciptaan arsip
adalah :
1. Penciptaan arsip dilaksanakan dengan baik dan benar untuk menjamin
rekaman kegiatan dan peristiwa sebagaimana adanya sehingga
menghasilkan arsip yang autentik, utuh, dan terpercaya
2. Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam
berbagai bentuk dan/atau melakukan alih media meliputi media elektronik
dan/atau media lain
3. Penciptaan arsip dilaksanakan berdasarkan analisis fungsi dan tugas
organisasi
4. Penciptaan arsip harus memenuhi komponen struktur, isi, dan konteks
arsip
Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa setiap pejabat
dan pegawai unit kerja yang terlibat dalam pembuatan dokumen harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut dalam proses menciptakan arsip yaitu :
baik dan benar, dapat menentukan bentuk dan/atau melakukan alih media
meliputi media elektronik dan/atau media lain, penciptaan arsip dilaksanakan
25
dengan melakukan analisis fungsi dan tugas organisasi, memenuhi komponen
struktur, isi dan konteks arsip.
Penciptaan arsip harus dilakukan dengan baik dan benar untuk
menjamin rekaman kegiatan dan peristiwa yang terjadi dalam organisasi
sebagaimana adanya sehingga menghasilkan arsip yang autentik ,utuh, dan
terpercaya tersebut, maka penciptaan arsip harus memenuhi komponen arsip
yaitu: struktur, isi, dan konteks. Kegiatan registrasi dalam pembuatan arsip harus
didokumentasikan oleh unit pengolah dan unit kearsipan. Unit pengolah dan unit
kearsipan wajib memelihara dan menyimpan dokumentasi pembuatan dan
penerimaan arsip. Pembuatan dan penerimaan arsip harus dijaga autentisitasnya
berdasarkan tata naskah dinas. Unit pengolah bertanggungjawab terhadap
autentisitas arsip yang diciptakan (Ahmad Saransi; 2014:67).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Kearsipan BAB lV Pasal 41 dijelaskan bahwa:
1. Pencipta arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 ayat 2 huruf a
dilaksanakan dengan baik dan benar untuk mejamin rekaman kegiatan
peristiwa sebagaimana adanya sehingga menghasilkan arsip yang
autentik, utuh, dan terpercaya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan
berdasarkan analisis dan tugas organisasi.
3. Penciptaan arsip harus memenuhi komponen struktur, isi, dan konteks
arsip.
26
4. Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2,
dan ayat 3, pencipta arsip mengatur dan mendokumentasikan proses
pembuatan dan penerimaan arsip secara manual.
Dalam menciptakan arsip, pencipta arsip mengatur dan
mendokumentasikan proses pembuatan dan penerimaan arsip secara akurat.
Dalam hal ini, pencipta arsip harus/seharusnya melakukan pencatatan
(perekaman) proses pembuatan dokumen, pencatatan pendistribusian dokumen
baik pengiriman maupun penerimaannya. Pencatatan proses pembuatan
dokumen misalnya berupa notulensi rapat, proses rapat, isi rapat, dan keputusan
rapat yang berkenaan dengan pembuatan dokumen. Sedangkan pencatatan
pendistribusian dokumen dilakukan dengan melakukan pencatatan pada
buku/kartu agenda, pencatatan penyampaian dokumen dengan menggunakan
lembar disposisi, dan lembar/buku ekspedisi (model lama), lembar pencatatan
penerimaan dokumen, lembar kartu kendali, lembar kartu tunjuk silang, lembar
pengantar surat (model baru), atau pencatatan secara elektronik dengan
menggunakan komputer.
Menurut Yayan Daryan (2015), tanggung jawab pencipta arsip, meliputi
(Sambas Ali Muhidin & Hendri Winata; 2016:21) :
1. Membuat kebijakan penyelenggaraan kearsipan dilingkungannya
berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009;
2. Melaksanakan pengelolaan arsip dinamis;
3. Membentuk unit kearsipan;
4. Menyediakan prasarana dan sarana kearsipan untuk pengelolaan arsip
dinamis;
27
5. Secara khusus melakukan perlindungan dan penyelamatan serta
memberitahukan dan melaporkan kepada ANRI arsip yang berkaitan
dengan kependudukan, kewilayaan, kepulauan, pembatasan, perjanjian
internasional, kontrak kerja dan masalah pemerintahan yang strategis;
6. Melaksanakan perlindungan dan penyelamatan arsip apabila terjadi
bencana, serta berkoordinasi dengan ANRI;
7. Membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta
klasifikasi keamanan dan akses arsip;
8. Menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip yang
dikelolanya;
9. Mengatur dan mendokumentasikan proses pembuatan dan penerimaan
arsip;
10. Menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan pengguna yang berhak;
11. Membuat daftar arsip dinamis, yaitu arsip terjaga dan arsip umum;
12. Menjaga keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip dinamis terjaga;
13. Menjaga kerahasiaan arsip tertutup;
14. Menentukan prosedur layanan berdasarkan standar;
15. Melaksanakan penyusutan arsip berdasarkan JRA
16. Melaksanakan pemusnahan arsip sesuai dengan prosedur yang benar;
17. Menyerahkan arsip statis kepada ANRI atau lembaga kearsipan daerah;
18. Menjamin autentisitas, rehabilitas, dan keutuhan arsip statis yang
diserahkan kepada lembaga kearsipan;
19. Melaksanakan pengelolaan arsip yang diciptakan oleh pihak lembaga
yang diberi pekerjaan dengan anggaran negara.
28
ll.1.5.2 Penggunaan Arsip
Penggunaan arsip adalah kegiatan untuk menyajikan atau pemanfaatan
arsip bagi kepentingan organisasi dan kegiatan untuk menjaga keautentikan,
keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip (Sambas Ali Muhidin & Hendri
Winata; 2016:35).
Dalam Undang-Undang 43 tahun 2009 Bab lV pasal 42 disebutkan
bahwa:
1. Pencipta arsip wajib menyediakan arsip dinamis bagi kepentingan
pengguna arsip yang berhak.
2. Pencipta arsip pada lembaga negara, pemerintah daerah, perguruan tinggi
negeri, dan BUMN dan/atau BUMD membuat daftar arsip dinamis
berdasarkan 2 kategori yaitu arsip terjaga, dan arsip umum.
3. Pencipta arsip sebagaimana dimaksud pasal pada ayat 2 wajib menjaga
keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip dinamis yang masuk dalam
kategori arsip terjaga.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara membuat daftar arsip dinamis,
dan menjaga keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip dinamis
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 diatur dalam peraturan
kepala ANRI.
Penggunaan arsip merupakan proses menggunakan, pemaikaian arsip
untuk kepentingan organisasi dalam kegiatan sehari-hari. Arsip yang sudah
disimpan pada suatu organisasi tertentu, terkadang adanya peminjaman oleh
atasan dan pegawai dalam suatu organisasi ataupun orang di luar organisasi.
Arsip yang dipinjam juga harus dicari dan diketemukan dengan cepat, sehingga
dalam peminjaman arsip membutuhkan waktu untuk penememuan kembali arsip.
29
Berikut ini penjelasan mengenai cara peminjaman arsip dan proses penemuan
kembali arsip:
1) Peminjaman Arsip
Peminjaman arsip ada prosesnya dan sebaiknya diatur sehingga
arsip tidak tercecer atau hilang dari tempat penyimpanan. Menurut Zulkifli
Amsyah (1995: 202), yang dimaksud dengan “peminjaman adalah
keluarnya arsip dari file karena dipinjam baik oleh atasannya sendiri, teman
se unit kerja, ataupun oleh kolega sekerja dari unit lain dalam organisasi”.
Pencarian arsip merupakan salah satu kegiatan dalam bidang
kearsipan, yang bertujuan menemukan kembali warkat atau arsip karena
akan dipergunakan dalam poses penyelenggaraan administrasi. Arsip yang
diperlukan harus diberitahukan oleh yang memerlukan dengan
menggunakan surat pinjam atau kartu permintaan pinjam tersebut
dicantumkan keterangan-keterangan yang menyebutkan tentang:
Nama atau subyek
Perihal
Isi surat
Asal surat
Tanggal surat
Nomor surat dan ciri-ciri lain yang dianggap perlu
Dalam peminjaman arsip harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku dimasing-masing instansi atau dengan cara dicatat ke dalam buku
daftar peminjaman arsip dan disertakan kartu pinjam agar dapat diketahui
siapa yang mempergunakan, kapan waktu peminjaman, berapa lama
peminjamannya, dan kapan arsip tersebut akan dikembalikan oleh pihak
30
yang memimjam. Hal ini dilakukan supaya arsip tersebut tidak hilang dan
arsip dapat dikembalikan tepat waktu (Ig wursanto; 1991:187).
2. Penemuan kembali arsip
Proses peminjaman arsip dibutuhkan waktu untuk menemukan
arsip yang diinginkan. Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara
bagaimana suatu dokumen atau arsip dapat dengan mudah ditemukan
dalam waktu yang cepat dan tepat. Penemuan kembali dokumen atau arsip
bukan hanya sekedar menemukan berkas-berkas dari tempat
penyimpanannya, akan tetapi yang lebih penting ialah informasi yang
terkandung dalam dokumen itu dapat diketemukan guna pengambilan
keputusan dalam suatu permasalahan.
Penemuan kembali arsip dalam filing sistem wilayah, melalui
prosedur sebagai berikut (Ig Wursanto; 1991:195):
a. Memeriksa lembar peminjaman
Tujuan memerikasa lembar peminjaman arsip ialah untuk
menemukan identitas atau keterangan-keterangan tentang arsip yang
akan dipinja.
b. Menemukan kartu indeks
Berdasarkan keterangan-keterangan yang terdapat pada lembar
pinjam arsip selanjutnya dapat ditemukan kartu indeks. Misalnya
surat tentang anggaran, kartu indeksnya dapat ditemukan dalam
urutan abjad “A”. Tujuan menemukan kartu indeks ialah untuk
mengetahui kode arsip yang bersangkutan.
31
c. Mengambil arsip
Dari kartu indeks dapat diketahui kode arsip yang akan dipinjam.
Berdasarkan kode tersebut selanjutnya dapat diketahui tempat arsip
itu disimpan.
ll.1.5.3 Pemeliharaan Arsip
Salah satu usaha untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung
jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan
kehidupan kebangsaan sebagaimana diamaatkan dalam UU 43 tahun 2009
pasal 42 adalah dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan arsip.
Pemeliharaan arsip merupakan salah satu hal yang mutlak dilakukan karena
bahan rekam yang digunakan untuk membuat arsip terdiri dari beberapa
komponen yang saling kontak antara komponen satu dengan komponan lainnya.
Kontak antara komponen masing-masing mengandung asam yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada arsip (Ahmad Saransi; 2014:93).
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tantang ketentuan-
ketentuan pokok Kearsipan antara lain dikatakan bahwa untuk kepentingan
pertanggungjawaban nasional kepada genarasi yang akan datang, perlu
diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar serta lengkap mengenai
kehidupan kebangsaan pada umumnya dan penyelenggaraan Pemerintah
Negara pada khususnya baik mengenai masa lampau, masa sekarang dan masa
yang akan datang.
Usaha untuk menyelamatkan bahan-bahan bukti seperti yang dimaksud
diatas antara lain dengan pemeliharaan dan pengamanan arsip. Yang dimaksud
dengan pemeliharaan arsip adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan arsip dapat
32
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor dari
dalam (internal) meliputi unsur-unsur kertas yang terdiri dari (bahan baku kertas,
Air, Bahan lapisan kertas), tinta, pasta atau lem. Kemudian kerusakan akibat
serangan dari luar (eksternal) yaitu Kelembaban udara, Udara yang teralu kering,
Sinar matahari, Kotoran udara, Debu, Jamur, rayap dan gegat (Ig Wursanto;
1991:220).
Pemeliharaan arsip menurut Sularso Mulyono (1985: 49) dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut (Artikel Siwi Indarwati; 2014)
a. Pengaturan ruangan
Ruangan penyimpanan arsip harus dijaga agar tetap kering (tidak terlalu
lembab), terang (dengan sinar matahari meskipun jangan sampai terkena
sinar matahari secara langsung). Ruangan harus kuat dan mempunyai
fentilasi yang memadai, terhindar dari kemungkinan serangan api, air
maupun serangan serangga pemakan kertas.
b. Pemeliharaan tempat penyimpanan
Sebaiknya arsip disimpan di tempat-tempat terbuka, misalnya dengan
menggunakan rak-rak arsip. Apabila harus disimpan di tempat tertutup (di
lemari), maka lemari tempat penyimpanan itu juga harus sering dibuka
untuk menjaga tingkat kelembapan.
c. Penggunaan bahan-bahan pencegah
Untuk menjaga keutuhan arsip (tetap baik) dapat dilakukan secara
preventif, yaitu dengan memberikan bahan-bahan pencegah kerusakan.
Baik mencegah serangan serangga maupun kemungkinan-kemungkinan
yang lain.
33
d. Larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar
Tempat penyimpanan arsip harus dijaga sedemikian rupa supaya tetap
terjamin keutuhannya, keamanannya, kebersihannya, kerapiannya dan
sebagainya.
e. Kebersihan
Keutuhan arsip salah satu cara pemeliharaannya adalah menjaga
kebersihannya. Ruangan maupun arsip hendaknya senantiasa bersih dari
segala macam debu. Cara membersihkan ruangan maupun arsip dari debu
sebaiknya dengan menggunakan alat yang cukup memadai.
ll.1.5.4 Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara
pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip
yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga
kearsipan. Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip. Penyusutan arsip
dilaksanakan berdasarkan jadwal retensi arsip dengan memperhatikan
kepentingan pencipta arsip serta kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
Jadwal retensi arsip adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu
penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi
tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau
dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan
penyelamatan arsip.
Penyusutan merupakan salah satu hal bagian penting pengelolaan arsip
yang meliputi pemidahan, penyerahan dan pemusnahan. Hal tersebut juga telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 ditegaskan bahwa
34
kegiatan penyerahan dan pemusnahan dokumen perusahaan merupakan salah
satu sarana yang penting untuk menyelamatkan dan melestarikan bahan bukti
resmi yang mempunyai nilai guna bagi kepentingan nasional dan untuk mengatur
dokumen perusahaan yang tidak berguna, mengurangi beban penyimpanan dan
menghemat ruangan. Pada dasarnya dengan melakukan penyusutan, maka
pengelolaan arsip yang dilakukan dapat lebih efektif (Agus sugiarto & Teguh
wahyono; 2015:85).
Langkah-langkah umum pelaksanaan penyusutan (Sedarmayanti;
2015:132):
1. Menyiangi, yaitu memilih/mengambil yang tidak berguna, supaya arsip
berkurang .
2. Menyiapkan peralatan untuk menampung arsip yang akan disusutkan.
3. Membuat catatan atau daftar tentang arsip yang akan disusutkan.
Adapun tujuan penyusutan yaitu untuk menghemat tempat, peralatan, dan
biaya; menggunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja; memudahkan
pengendalian arsip yang tercipta; mempercepat dalam penemuan kembali;
menyelamatkan arsip bernilai guna permanen yang mempunyai nilai
pertanggungjawaban nasional. Mary Roberk dkk (1987:105) menyebutkan tujuan
penyusutan arsip yaitu (Sambas Ali Muhidin & Hendri Winata; 2016:278):
1. Memusnahkan arsip yang tidak berguna
2. Mempertahankan arsip legal, bisnis, dan bernilai historis
3. Meminimalkan kebutuhan peralatan dan ruang penyimpanan
4. Mengamankan disk dan tape magnetik computer untuk penggunaan
kembali secpat mungkin.
35
Sebelum dilakukannya penyusutan, maka arsip tersebut perlu diadakan
penilaian untuk menggolongkan arsip ke dalam kelas-kelas tertentu menurut
kepentingannya. Penggunaan cara seperti itu untuk pengelolaan arsip dapat
berlangsung secara aman dan efisien. Aman dalam arti bahan penyusutan
dilakukan berdasarkan penilaian yang tepat dan dapat dijamin bahwa arsip yang
disingkirkan adalah arsip yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Setiap dilaksanakan
penyusutan arsip selalu adanya Jadwal Retensi Arsip, yaitu jadwal yang memuat
seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.
Prosedur pemusnahan berdasarkan jadwal retensi arsip yaitu sebagai
berikut:
Jadwal retensi arsip merupakan daftar yang berisi nomor urut, jenis arsip,
jangka waktu simpan aktif dan in aktif serta keterangan musnah, permanen
atau dinilai kembali.
Seluruh jenis arsip atau dokumen arsip yang dihasilkan dicantum kedalam
jadwal retensi arsip secara sitematis sesuai dengan tugas dan fungsi unit-
unit organisasi.
Jenis arsip/dokumen tersebut ditentukan jangka simpan dan nilai guna
arsip dengan mempertimbangkan kebutuhan administrasi, manajemen dan
efisiensi serta kesejarahan.
Penyusutan arsip dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melihat apakah
organisasi memiliki Jadwal Retensi Arsip (JRA) atau tidak. Apabila organisasi
memiliki JRA, penyusutan arsip dilakukan dengan tiga cara, yaitu (Sambas Ali
Muhidin & Hendri Winata; 2016:278):
1. Pemindahan arsip inaktif
36
Pemindahan arsip inaktif dilakukan dari unit pengolah ke unit kearsipan.
Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai
tugas dan tanggungjawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan
penciptaan arsip dilingkungannya. Adapun unit kearsipan adalah satuan
kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggungjawab
dalam penyelenggaraan kearsipan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemindahan arsip dari unit pengolah keunit kearsipan, antara lain:
a. Pemindahan arsip inaktif pada unit pengolah di dalam organisasi
menjadi tanggung jawab kepala unit kerja masing-masing.
b. Pelaksanaan pemindahan arsip inaktif dilakukan dengan
penandatanganan berita acara dan dilampiri daftar arsip yang
dipindahkan.
c. Berita acara pemindahan arsip inaktif ditandatangani oleh kepala
satuan kerja dan kepala unit kearsipan.
d. Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan dengan mempertahatikan
bentuk dan median arsip melalui kegiatan: penyeleksian arsip,
pembuatan daftar arsip inaktif yang dipindahkan dan penataan arsip
yang akan dipindahkan.
e. Pemindahan arsip inaktif yang memiliki retensi dibawah 10 tahun
dilakukan dari unit pengolah/unit kerja ke unit kearsipan, yang memiliki
retensi sekurang-kurangnya 10 tahun dilakukan dari unit pengolah atau
unit kerja ke unit kearsipan dilakukan berkoordinasi dengan unit
kearsipan ditingkat lembaga kearsipan.
37
2. Pemusnahan arsip
Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan fisik dan informasi
arsip melalui cara-cara tertentu, sehingga fisik dan informasinya tidak dapat
dikenali lagi. Pemusnahan arsip ini memiliki resiko hukum yang sangat
tinggi, karena arsip yang sudah terlanjur dimusnahkan tidak dapat
diciptakan atau tercipta lagi. Kegiatan ini menuntut kesungguhan dan
ketelitian yang tinggi sehingga tidak terjadi kesalahan sekecil apapun.
Terkait dengan resiko yang sangat tinggi, maka kegiatan pemusnahan
arsip harus berdasarkan prosedur yang tepat.
a. Pembentukan panitia penilai arsip
Pembentukan panitia penilai arsip dalam rangka kegiatan pemusnahan
arsp ditetapkan oleh pimpinan pencipta arsip. Panitia penilai ini
sebaiknya terdiri dari pimpinan unit kearsipan sebagai ketua
merangkap anggota, pimpinan unit pengolah yang arsipnya akan
dimusnahkan sebagai anggota, arsiparis sebagai anggota.
b. Penyeleksian arsip
Penyeleksian arsip pada dasarnya dilakukan setiap kali arsip akan
dimusnahkan. Penyeleksian dilaksanakan untuk mengetahui apakah
arsiparsip tersebut benar-benar telah memasuki masa inaktif atau
memang telah habis jangka simpannya.penyeleksian ini dilaksanakan
beredoman kepada jadwal retensi arsip. Jika suatu arsip telah
dinyatakan habis masa retensinya, maka arsip tersebut perlu diperiksa
tentang kebenaran isinya, kelengkapan informasinya, kemungkinan
keterkaitan dengan arsip lain. Setelah selesai proses penyeleksian
maka langkah berikutnya adalah pendaftaran.
38
c. Pembuatan daftar arsip usul musnah
Arsip yang telah diperiksa sebagai arsip yang diusulkan musnah, harus
dibuat daftarnya.Sehingga dari daftar ini dapat diketahui secara jelas
informasi mengenai arsip yang akan dimusnahkan.
d. Penilaian oleh panitia penilai arsip
Arsip yang telah diseleksi dan dibuat daftar arsip usul musnah,
selanjutnya akan dinilai (verifikasi) oleh panitia penilai arsip. Dalam
tahap ini dilakukan pemeriksaan apakah arsip usul musnah tersebut
memang telah habis retensinya, tidak terkait dengan arsip lain dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, serta tidak
berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara.
e. Permintaan persetujuan
Setelah melewati proses penilaian, maka arsip usul musnah tersebut
selanjutnya diajukan oleh pimpinan pencipta arsip untuk mendapat
persetujuan dari kepala ANRI/pimpinan daerah sesuai dengan jenjang
tingkat lembaga tersebut.
f. Penetapan arsip yang akan dimusnahkan
Penetapan arsip yang akan dimusnahkan dilakukan setelah diajukan
permintaan persetujuan dari pimpinan pencipta arsip dan dilakukan
berjenjang sesuai dengan tingkatan kelembagaan di Indonesia. Pada
tingkatan lembaga Negara (pemerintah pusat) maka pemusnahan
arsip di tetapkan oleh pimpinan lembaga Negara yang bersangkutan
setelah mendapat pertimbangan tertulis dari panitia penilai arsip dan
persetujuan tertulis dan kepala ANRI.
39
3. Penyerahan arsip statis
Penyerahan arsip statis dilakukan oleh pencipta arsip kepada lembaga
kearsipan. Penyerahan tersebut merupakan tanggungjawab pimpinan
pencipta arsip. Kriteria arsip yang diserahkan oleh pencipta arsip kepada
lembaga kearsipan adalah memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis
retensinya, dan/atau berketerangan dipermanenkan pencipta arsip sesuai
JRA. Apapun yang menimbulkan terjadinya penyerahan arsip,secara
umum perlu melalui prosedur seperti berikut:
a. Penyeleksian dan pembuatan daftar arsip usul serah oleh arsiparis di
unit kearsipan.
b. Penilaian oleh panitia penilai arsip terhadap arsip usul serah.
c. Pemberitahuan akan menyerahkan arsip statis oleh pimpinan pencipta
arsip kepada kepala lembaga kearsipan sesuai wilayah
kewenangannya disertai dengan pernyataan dari pimpinan pencipta
arsip bahwa arsip yang diserahkan autentik, terpercaya, utuh, dan
dapat digunakan.
d. Verifikasi dan persetujuan dari kepala lembaga kearsipan sesuai
wilayah kewenangannya.
e. Penetapan arsip yang akan diserahkan oleh pimpinan pencipta arsip.
f. Pelaksanaan serah terima arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip
kepada kepala lembaga kearsipan disertai berita acara dan daftar
arsip yang akan diserahkan.
40
ll.2 Kerangka Pikir
Arsip mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sumber informasi serta
alat pengawasan yang sangat diperlukan oleh setiap organisasi dalam rangka
melakasanakan berbagai kegiatan. Mengingat peranan arsip yang begitu penting
bagi kehidupan berorganisasi, maka keberadaan arsip perlu mendapatkan
perhatian khusus sehingga keberadaan arsip di kantor benar-benar menunjukkan
peran yang sesuai.. Informasi tertulis yang tepat harus tersedia apabila
diperlukan agar kantor dapat memberikan pelayanan yang efektif, Kearsipan
sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan administrasi karena arsip merupakan
pusat ingatan bagi setiap kegiatan dalam suatu kantor. Oleh karena itu suatu
kantor dalam mengelola kearsipannya harus memperhatikan sistem kearsipan
yang sesuai dengan keadaan organisasinya dalam mencapai tujuannya.
Keperluan akan pengelolaan arsip yang baik dan benar sangat diharapkan oleh
organisasi dalam menunjang efektivitas kerja dan kelancaran administrasi
perkantoran, Pengelolaan arsip akan di rasakan bermanfaat oleh organisasi.
Suatu organisasi dapat diukur tingkat keberhasilannya dengan mengamati efektif
atau tidaknya organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Maka dari itu
semua organisasi di tuntut agar dapat melakukan pengelolaan arsip yang baik
dan efektif. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis
secara efisien, efektif dan sistematis meliputi (Ahmad Saransi; 2014:63):
1. Penciptaan
2. Penggunaan
3. pemeliharaan
4. Penyusutan arsip
41
Pengelolaan Arsip Dinamis
Pengelolaan Arsip Dinamis
Menurut
Ahmad Saransi (2014) meliputi:
1. Penciptaan
2. Penggunaan
3. Pemeliharaan
4. Penyusutan
Efektivitas Pengelolaan Arsip Dinamis
Gambar Kerangka Pikir
42
BAB lll
METODE PENELITIAN
lll.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian. berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran Efektivitas Pengelolaan Arsip Dinamis di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Ill.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
yang berada di Jln. Perintis Kemerdekaan Km.11 No.128 Kecamatan
Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245.
Ill.3 Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif dipilih karena peneliti bermaksud menyajikan data secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta Pengelolaan arsip dinamis di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dasar penelitian yang peneiliti gunakan adalah pengamatan secara serta
mewawancara secara langsung informan mengenai Bagaimana pengelolaan
arsip dinamis.
43
Ill.4 Informan Penelitian
Informan adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi secara
akurat. Informan dalam penelitian ini adalah:
1. Kepala Sub Bagian Program, Sub Bagian Umum & Kepegawaian Dan Sub
Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Staf pegawai yang mengelola arsip di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan.
Ill.5 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung. Data tersebut
berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui wawancara
langsung oleh peneliti dengan informan di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung untuk
mendukung penulisan pada penelitian ini melalui buku atau catatan yang
ada serta tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media, literatur-literatur,
arsip-arsip resmi yang dapat mendukung kelengkapan data primer.
Ill.6 Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data
untuk keperluan penelitian, karena dari sinilah teori sebagai hasil penelitian akan
disusun dalam penelitian data.
44
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu
penelitian. Peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian (Sugiarto;2012:166). Peneliti mengadakan pengamatan secara
langsung pada subjek penelitian di lokasi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan wawancara berarti melakukan
interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara dan
terwawancara untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang
pengelolaan arsip dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya, cara ini digunakan untuk
memperoleh data tertulis.
Ill.7 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai kegiatan
pengelolaan arsip dinamis yang terdiri atas beberapa fase yaitu sebagai berikut;
Penciptaan yaitu pengurusan surat. Penggunaan yaitu peminjaman dan
penemuan kembali arsip. Pemeliharaan yaitu menjaga keamanan, keslamatan
arsip. Penyusutan yaitu kegiatan pengurangan jumlah arsip
45
Ill.8 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode analisis data
deskriptif yaitu metode yang menganalisis data atau informasi yang telah
terkumpul untuk menggambarkan pengelolaan arsip dinamis di di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. analisa data pada dasarnya adalah upaya
untuk mengklarifikasikan dan menata data secara sistematis yang merupakan
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dapat
dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Langkah ini bertujuan untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak
sesuai dengan masalah penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data perlu disusun secara sederhana dari informasi yang
kompleks ke dalam bentuk analisis yang mudah dipahami. Pada langkah
ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Setelah melalui tahap diatas maka langkah akhir adalah melakukan
pengambilan kesimpulan. Data yang telah disusun dihubungkan dan
dibandingkan antara yang satu dengan yang lain sehingga mudah untuk ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang ada. Setelah
46
kesimpulan diambil maka dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai
pengelolaan arsip dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV.1 Sejarah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Lokasi gedung Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan terletak di
kecamatan Tamalanrea Jalan Perintis Kemerdekaan km. 11 Makassar 90245.
Telp./Fax (0411) 580502. E-mail : [email protected]. Sekitar tahun
1980-an dibentuk Dinas Kesehatan Provinsi yang sebelumnya bergabung
dengan Kantor Wilayah (Kanwil) dengan dua perwakilan yaitu sebagai Kepala
dinas kesehatan dan Kepala Kantor Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan,
Kemudian sekitar tahun 90-an Dinas kesehatan Provinsi kembali berpisah dari
Kantor Wilayah dan berdiri sendiri dimana lokasi gedung Dinas Kesehatan
berada di Jalan Perintis Kemerdekaan km.17 Makassar. Provinsi Sulawesi
Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0012’ – 80 Lintang Selatan
dan 116048’ – 122036’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan provinsi Sulawesi
Barat di sebelah Utara teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah barat timur
masing-masing adalah selat Makassar dan Laut Flores.
Wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan adalah seluruh
wilayah kerja provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Teluk Timur
Sebelah Timur : Teluk Bone
Sebelah Selatan : Laut Flores
Sebelah Barat : Selat Makassar
48
IV.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
VISI
“Dinas Kesehatan Provinsi Menjadi Terkemuka dalam Menerapkan
Pelayanan Prima Menuju Provinsi Sulawesi Sehat”.
Terkemuka adalah sejajar dengan institusi di Propinsi Sulawesi Selatan
yang telah maju dan provinsi-provinsi lainnya yang telah maju di Indonesia.
Menerapkan dalam hal ini adalah menerapkan peran dan fungsi
kepemerintahan di bidang kesehatan yakni membimbing, mengawasi,
mengendalikan, membina dan melaksanakan.
Pelayanan prima adalah jasa dan program yang sesuai standar
pelayanan, kepuasan konsumen serta aparatur yang professional untuk
mewujudkan pengelolaan kepemerintahan yang baik.
MISI
1. Menata sistem kesehatan daerah yang sesuai dengan kondisi daerah.
2. Meningkatkan dan memantapkan pelayanan prima menuju Provinsi Sulawesi
Selatan Sehat.
3. Mendorong pemberdayaan, kemandirian masyarakat dan swasta dalam
pembangunan kesehatan.
4. Memberikan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dalam
pembangunan.
49
IV.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 71
Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta
Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Berikut susunan
organisasi Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi
Selatan:
Susunan Organisasi Dinas
1. Kepala Dinas;
2. Sekertariat, meliputi:
1) Sub Bagain Program;
2) Sub Bagian Umum Kepegawaian dan Hukum;
3) Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Kesehatan Masyarakat, meliputi:
1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga.
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, meliputi:
1) Seksi Survailans dan Imunisasi;
2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Manular;
3) Seksi Pencegahan dan Pengendalian PTM dan Kesehatan Jiwa.
5. Bidang Pelayanan Kesehatan, meliputi:
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer ;
2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
3) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional.
50
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan, meliputi:
1) Seksi Kefarmasian;
2) Seksi Alat Kesehatan;
3) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
7. Jabatan Fungsional.
Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas
1. Kepala Dinas
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di Bidang Kesehatan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan
kepada Pemerintah Daerah.
(2) Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan Bidang Kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan Bidang Kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan Bidang
Kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi Dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan ole Gubernur terkait tugas
dan fungsinya.
(3) Uraian tugas Kepala Dinas, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Dinas sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
51
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Dinas untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Merencanakan dan merumuskan kebijakan teknis bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, sumber daya kesehatan;
g. Mengoordinasikan dan menyelenggarakan kebijakan teknis bidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan;
h. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan umum dibidang
kesehatan;
i. Menyelenggarakan dan memberikan dukungan fasilitas pelayanan
perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaitan
izin bidang kesehatan berdasarkan kewenangan pemerintah daerah
provinsi;
j. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan izin
bidang kesehatan berdasarkan kewenangan pemerintah daerah
provinsi;
k. Menyelenggarakan perencanaan kebijakan teknis, program,
kegiatan, keuangan, umum, perlengkapan dan kepegawaian dalam
lingkungan Dinas;
52
l. Menyelenggarakan pembinaan umum pembangunan kesehatan,
meliputi tugas kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi serta
tugas pembantuan di bidang kesehatan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
m. Menyelenggarakan pembinaan teknis, pengawasan teknis
administratif, pembinaan operasional pembangunan kesehatan
yang meliputi perumusan dan pelaksanaan serta tim kerja upaya
kebijakan pembangunan kesehatan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan
kebijakan Gubernur;
n. Menyelenggarakan pengelolaan pembinaan dan pengawasan
pelayanan kesehatan haji di embarkasi dan debarkasi serta
menetapkan tim kesehatan haji tingkat Provinsi;
o. Mengoordinasikan dan menyelenggarakan monitoring, evaluasi,
dan pengawasan penyelenggaraan kebijakan teknis bidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan;
p. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan urusan kesehatan;
q. Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
r. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Dinas dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan
53
s. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Sekretariat
(1) Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam mengoordinasikan kegiatan, memberikan
pelayanan teknis dan administrasi penyusunan program, pelaporan,
umum, kepegawaian, hokum, dan keuangan dalam lingkungan Dinas
Kesehatan.
(2) Sekertaris mempunya fungsi:
a. Perngoordinasian dan pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas;
b. Perngoordinasian penyusunan program dan pelaporan;
c. Perngoordinasian urusan umum, kepegawaian, dan hokum;
d. Perngoordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Uraian tugas Sekertaris:
a. Menyusun rencana kegiatan Sekretariat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi pentunjuk pelaksanaan tugas;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Sekretariat untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
54
f. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan Dinas
sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi
pelaksanaan kegiatan;
g. Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi serta pelaoran kinerja dan pelaporan
keuangan Dinas;
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pelaksanaan pembiayaan
dan jaminan kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan administrasi
umum dan kepegawaian;
j. Mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan administrasi,
pengkajian, dan penyusunan produk hukum yang dilaksanakan oleh
masing-masing bidang atau yang dilaksanakan dalam lingkup Dinas
sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas;
k. Mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan ketatausahaan;
l. Mengoordinasikan dan melaksanakan urusan rumah tangga Dinas;
m. Melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi
keuangan;
n. Melaksnakan dan mengoordinasikan administrasi pengadaan,
pemeliharaan, dan penghapusan barang;
o. Mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan
tatalaksana;
p. Mengoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan kearsipan;
q. Mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dan
keprotokolan;
55
r. Mengoordinasikan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan,
penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan informasi;
s. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas;
t. Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
u. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sekertaris dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan
v. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
a) Subbagian Program
Subbagian program dipimpin oeh Kepala Subbagian yang
mempunyai tuga membantu Sekertaris dalam mengumpulkan
bahan dan mengelola penyusunan program, penyajian data
dan informasi, administrasi pembiayaan dan jaminan kesehatan
serta penyusunan laporan.
Uraian tugas , meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Subbagian Program sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Subbagian Program untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
56
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf fan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melakukan
penyusunan perencanaan program, kegiatan dan
anggaran;
Menghimpun, mengolah dan menyajikan data dan
informasi program dan kegiatan Dinas dan mengelola
system informasi kesehatan;
Menyiapkan bahan dan melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja;
Melakukan koordinasi, sosialisasi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan pembiayaan dan jaminan kesehatan;
Mengoordinasikan dan mengumpulkan bahan penyusunan
laporan kinerja Dinas;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah atau lembaga nonpemerintah dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala
Subbagian Program dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
57
b) Subbagian Umum, Kepegawaiam dan Hukum
Subbagian Umum, Kepegawaian, dan Hukum dipimpin oleh
kepala Subbagian yang mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan urusan
ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan
penghapusan barang, urusan rumah tangga serta mengelola
administrasi kepegawaian dan hukum.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Subbagian Umum,
Kepegawaian, Dan Hukum sebagai pedoman dalam
Pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Subbagian Umum, Kepegawaian,
Dan Hukum untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Melakukan pengklasifikasian surat menurut jenisnya;
Melakukan administrasi dan pendistribusian naskah dinas
masuk dan keluar;
Melakukan pengelolaan arsip naskah dinas;
58
Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan,
pemeliharaan dan penghapusan barang;
Menyiapkan bahan dan menyusun administrasi
pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, inventarisasi
dan penghapusan barang;
Menyiapkan bahan dan menyusun daftar inventarisasi
barang serta menyusun laporan barang inventars;
Melakukan, menyiapkan, dan mengoordinasikan
pengelolaan urusan rumah tangga Dinas;
Mengoordinasikan dan melakukan pengumpulan,
pengolahan, penyajian data dan informasi, serta fasilitasi
pelayanan informasi;
Mempersiapkan dan mengoordinasikan pelaksanaan rapat
Dinas, upacara, kehumasan dan keprotokolan;
Menyiapkan bahan, menghimpun, dan mengelola data
kehadiran pegawai;
Mengoordinasikan dan memfasilitasi administrasi surat
tugas dan perjalanan dinas pegawai;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan memfasilitasi
kegiatan organisasi dan tatalaksana;
Menyiapkan bahan dan mengelola administrasi
kepegawaian;
Menyusun rencana kebutuhan pengembangan sumber
daya manusia di lingkungan Dinas;
59
Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan,
peningkatan kompetensi, disiplin, dan kesejahteraan
pegawai Aparatur Sipil Negara;
Menyiapkan bahan. Menghimpun, dan mengelola sistem
informasi kepegawaian;
Melakukan koordinasi administrasi terhadap pengkajian
dan penyusunan produk hukum yang dilaksanakan oleh
masing-masing atau yang dilaksanakan dalam lingkup
Dinas sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas;
Mengumpulkan bahan dan mengoordinasikan penyusunan
laporan hasil pemeriksaan;
Mengoordinasikan dan melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan lembaga pemerintah atau lembaga
nonpemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Dinas;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala
Subbagian Umum, Kepegawaian, Dan Hukum dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan;
Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
60
c) Subbagian Keuangan
Subbagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan
bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan
keuangan.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Subbagian Keuangan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Subbagian Keuangan untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengn bidang tugasnya;
Mengumpulkan bahan, mengoordinasikan, dan menyusun
rencana kebutuhan gaji pegawai;
Mengumpulkan bahan, menyusun dan mengelola
administrasi keuangan Dinas;
Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi
penatausahaan keuangan Dinas;
Mengoordinasikan pelaksanaan akuntansi pengeluaran
dan penerimaan keuangan;
Menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan;
61
Menyusun realisasi perhitungan anggaran;
Mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan;
Mengumpulkan bahan dan mengoordinasikan data sebagai
bahan-bahan laporan hasil pemeriksaan keuangan;
Mengoordinasikan dan melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan lembaga pemerintah atau lembaga
nonpemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Dinas;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala
Subbagian Keuangan dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
(1) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang yang
memounyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis kesehatan masyarakat;
(2) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Kesehatan Masyarakat;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Kesehatan Masyarakat;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Kesehatan Masyarakat;
d. Pelaksanaan administrasi Bidang Kesehatan Masyarakat;
62
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Uraian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang Kesehatan Masyarakat untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Kesehatan
Masyarakat meliputi kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga;
g. Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis kesehatan
keluarga dan gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang
Kesehatan Masyarakat meliputi kesehatan keluarga dan gizi, promosi
dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olahraga;
i. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
penyusunan perencanaan program tahunan dan lima tahunan upaya
63
pelayanan kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
j. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pembinaan, bimbingan teknis dan mengendalikan upaya kesehatan
pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan;
k. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pengawasan pelayanan kesehatan keluarga dan gizi, promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pelayanan
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
l. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pembinaan teknis dan memfasilitasi penyelenggaraan upaya
kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
m. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
penyusunan profil upaya pelayanan kesehatan keluarga dan gizi,
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pelayanan
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
n. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan
administrasi umum dan perlengkapan seksi;
o. Menyiapkan bahan pelaksanaan pembelajaran organisasi, (Learning
Organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk rapat-rapat,
bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam jabatan/ on the job
training;
p. Melaksanakan koordinasi lintas program dan sektor termasuk
lembaga internasional sesuai dengan bidang tugasnya;
64
q. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi
pengembangan program upaya pelayanan kesehatan keluarga dan
gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
r. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan kemitraan
dalam pembinaan upaya pelayanan kesehatan keluarga dan gizi,
pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
pelayanan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
s. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitas
pelaksnaan pelatihan teknis upaya pelayanan kesehatan keluarga
dan gizi, pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, pelayanan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olahraga;
t. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan analisa
data dalam rangka pengembangan program upaya pelayanan
kesehatan keluarga dan gizi, pelaksanaan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, pelayanan kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
u. Mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian,
dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Kesehatan Masyarakat meliputi
kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
v. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi;
65
w. Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
x. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat dan memberikan saran pertimbangan kepada
atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
y. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;’
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis kesehatan keluarga dan gizi;
66
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis
kesehatan keluarga dan gizi;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
kesehatan keluarga dan gizi;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
analisis pelaksanaan tugas penyusunan bahan teknis
kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penatausahaan dokumen yang terkait dengan kesehatan
keluarga dan gizi masyarakat, saat pekerjaan lain yang
terkait dengan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat;
Menganalisis dan menyusun telaahan bahan pembinaan,
pengembangan dan pengendalian kesehatan keluarga dan
gizi masyarakat baik lingkup Provinsi mauoun kabupaten
dan kota;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan konsep rencana tahunan dan lima tahunan
upaya pelayanan kesehatan keluarga (ibu, bayi anak balita,
anak sekolah, anak usia sekolah, remaja, anak
khusus/meliputi anak cacat, anak jalanan, anak terlantar dan
penanganan kekerasan terhadap anak dan usia lanjut) dan
gizi masyarakat (pengendalian mutu dan kecukupan gizi,
kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi dan
pengelolaan konsumsi gizi);
67
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dan memfasilitasi upaya kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana serta gizi masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis bidang bina kesehatan masyarakat
kabupaten/kota untuk meningkatkan peran serta
pemerintahan daerah yang bersangkutan;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengendalian pelaksanaan teknis dan administrasi
kesehatan keluarga dan gizi ,asyarakat;
Menyiapkan bahan pelaksanaan pembelajaran organisasi
(Learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
raoat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job treaning;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
evaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga dan gizi masyarakat berdasarkan
program/kegiatan dan realisasinya untuk mengetahui tingkat
pencapaian program dan permasalahan yang dihadapi serta
upaya pemecahan masalah;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis kesehatan
keluarga dan gizi;
68
Melakukan koordinasi dan kunsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh
Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat dalam melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis promosi dan
pemberdayaan masyarakat.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;’
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Seksi Promosi dan Pemberdayaan
69
Masyarakat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis promosi dan pemberdayaan masyarakat;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis promosi
dan pemberdayaan masyarakat;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
promosi dan pemberdayaan masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan konsep rencana tahunan dan lima tahunan
upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis, mengatur dan mengawasi pelaksanaan
upaya promosi kesehatan berdasarkan situasi dan kondisi
social kemasyarakatan yang ada;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengembangan metode promosi kesehatan dan teknologi
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE);
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat dan generasi muda (UKS, Pos
UKK, POSYANDU, Pos/Warung Obat Desa, Pos Kesehatan
70
Pesantren, POSKESDES, Karang Taruna, Saka Bakti
Husada, TOGA dan DASIPENA);
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
advokasi dan kemitraan terhadap organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, lintas sector dan lintas
program dalam upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
upaya peningkatan potensi sumber daya promosi kesehatan
dan upaya peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dan mengembangkan organisasi
kemasyarakatan yang bergerak di bidang kesehatan
masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
upaya peningkatan pendidikan kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat;
Menyiapkan bahan pelaksanaan pembelajaran organisasi
(Learning Organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
raoat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job treaning;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis promosi dan
pemberdayaan masyarakat;
71
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dan memberikan
saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
c) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat dalam melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olahraga sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;’
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Seksi Kesehatan Lingkungan,
72
Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis promosi dan pemberdayaan masyarakat;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemantauan upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan
kerja dan olahraga, menyangkut kesehatan air, makanan,
udara, tanah, limbah, penerapan norma, standar, prosedur,
kapasitas kerja, lingkungan kerja, kemitraan kerja dan
kesehatan olahraga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan pemberian bimbingan teknis, supervise bidang
kesehatan lingkungan meliputi pembangunan sanitasi,
penyehatan kualitas air, tempat-tempat umum (TTU),
hygiene sanitasi pangan (HSP), radiasi, limbah, sampah,
kesehatan kerja, kapasitas kerja, standar kerja, prosedur
kerja, dan kesehatan olahraga;
73
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
upaya-upaya kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olahraga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengawasan kualitas/inspeksi kesehatan lingkungan
terhadap kualitas air, hygiene sanitasi pangan (HSP),
tempat-tempat umum (TTU), udara, lingkungan kerja;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
upaya pengembangan kabupaten sehat, kecamatan sehat
dan desa sehat;
Menyiapkan bahan pelaksanaan pembelajaran organisasi
baik rapat-rapat, bulanan, triwulan maupun yang bersifat
pendidikan dalam jabatan/ on the job treaning;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengaturan, pembinaan teknis dan pengawasan
pembangunan sanitasi, pengawasan kualitas air,
perumahan, TTU, HSP, limbah, radiasi, kesehatan kerja,
lingkungan kerja, kapasitas kerja dan olahraga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
analisis data hasil, penyajian data hasil kegiatan kesehatan
lingkungan (ADKL), upaya penyehatan lingkungan (UPL),
upaya kesehatan lingkungan (UKL), dan upaya kesehatan
kerja;
74
Menjalin kemitraan dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan
kerja dan olahraga pada institusi dan kelompok masyarakat;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(1) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin oleh Kepala
Bidang yang memounyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis
pencegahan dan pengendalian penyakit;
(2) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai
fungsi:
75
a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit;
d. Pelaksanaan administrasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Uraian tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit meliputi surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
76
g. Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit meliputi surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit meliputi surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
i. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
penyusunan rencana tahunan dan lima tahunan kegiatan
pengendalian penyakit menular, pengamatan penyakit menular dan
tidak menular, imunisasi, kesehatan jiwa dan Napza;
j. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
penyusunan surveilans epidemiologi, penyelidikan dan
penaggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah;
k. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pengendalian operasional penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana dan situasi khusus;
l. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan program
dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, dengan lintas
sector terkait;
m. Mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan pengendalian,
dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Pencegahan dan Pengendalian
77
Penyakit meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
n. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi;
o. Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
p. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
dan
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
a) Seksi Surveilans dan Imunisasi
Seksi Surveilans dan Imunisasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencedahan dan
Pengendalian Penyakit dalam melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis surveilans dan
imunisasi.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Surveilans dan Imunisasi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
78
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Seksi Surveilans dan Imunisasi
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis surveilans dan imunisasi;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis
surveilans dan imunisasi;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
surveilans dan imunisasi;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan, pengaturan dan pengawasan, surveilans,
penyakit infeksi emerging, kekarantinaan kesehatan dan
imunisasi;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan pengaturan dan pengawasan, surveilans
kesehatan haji dan vaksinasi jemaah haji;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)
penyakit serta upaya pemulihan pasca KLB;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan profil pengamatan penyakit, imunisasi, dan
faktor resiko yang ada;
79
Melakukan layanan administrasi umum dan perlengkapan
seksi;
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran
organisasi (learning organization) dalam seksinya, baik
dalam bentuk rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat
pendidikan dalam jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis surveilans dan
imunisasi;
Melakukan koordinasi dan konsultasii dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Surveilans dan Imunisasi dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin
oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pencedahan dan Pengendalian Penyakit dalam
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
80
kebijakan teknis pencegahan dan pengendalian penyakit
menular.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis
pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan rencana tahunan dan lima tahunan upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dan pengawasan pelaksanaan upaya
81
pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung
dan panyakit tular vector dan zoonotik melalui upaya
pencegahan dan pengendalian factor resiko;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengaturan, membina dan mengawasi tatalaksanan upaya
pengobatan dan perawatan penderita pencegahan dan
pengendalian penyakit menular langsung serta penyakit tular
vector dan zoonotik;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengadaan, pendistribusian dan pengawasan mutu
pembelakan kesehatan (obat-obatan, reagensia, dan
peralatan lain) dalam rangka upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan profil pencegahan dan pengendalian penyakit
menular langsung, penyakit tular vector dan zoonotik serta
faktor resiko yang ada;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit menular langsung serta penyakit
tular vector dan zoonotik ditingkat kabupaten/kota;
Menyiapkan bahan mengoordinasikan dan melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengendalian
penyakit menular;
82
Menyiapkan bahan pelaksanaan pembelajaran organisasi
(learning organization) masing-masing program baik dalam
bentuk rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan
dalam jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis pencegahan
dan pengendalian penyakit menular;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
c) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencedahan dan
Pengendalian Penyakit dalam melakukan penyiapan bahan
83
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
perencanaan tahunan dan lima tahunan upaya pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
84
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
kegiatan terkair penyakit paru kronik dan gangguan
imunologi, pemyakit jantung dan pembukuh darah, penyakit
kanker dan pembuluh darah, penyakit diabetes mellitus dan
gangguan metabolic, gangguan indera dan pendengaran
dan penyakit tidak menular lainnya;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
kegiatan terkait masalah kesehatan jiwa anak, remaja,
dewasa, lanjut usia dan penyalahgunaan napza;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
kegiatan posbindu, termasuk posbindu khusus dalam
pembinaan kesehatan jamaah haji;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan profil
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengamatan penyakit di unit pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan, baik pemerintah maupun swasta;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pengaturan, membina dan mengawasi kegiatan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
Melakukan layanan administrasi umum dan perlengkapan
seksi;
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran
organisasi (learning organization) dalam seksinya, baik
85
dalam bentuk rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat
pendidikan dalam jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Bidang Pelayanan Kesehatan
(1) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pelayanan kesehatan
primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan serta fasilitas
kesehatan dan peningkatan mutu.
(2) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Bidang Pelayanan Kesehatan
b. Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pelayanan Kesehatan;
86
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan Kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi Bidang Pelayanan Kesehatan; dan
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(3) Uraian tugas Kepala Bidang Bidang Pelayanan Kesehatan, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang Pelayanan Kesehatan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Pelayanan
Kesehatan meliputi pelayanan kesehatan primer dan tradisional,
pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas layanan kesehatan dan
peningkatan mutu;
g. Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang
Pelayanan Kesehatan meliputi pelayanan kesehatan primer dan
tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas layanan kesehatan
dan peningkatan mutu;
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang
Pelayanan Kesehatan meliputi pelayanan kesehatan primer dan
tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, fasilitas layanan kesehatan
dan peningkatan mutu;
87
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi pelayanan perizinan
dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaitan izin bidang
pelayanan kesehatan berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
j. Mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan , pengndalian,
dan evaluasi pelaksanaan izin bidang pelayanan kesehatan
berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
k. Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria pada pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya serta pelayanan
kesehatan tradisional;
l. Mengoordinasikan dan melaksanakan bimbingan teknis,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pada pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya
serta pelayanan kesehatan tradisional;
m. Menyusun rencana tahunan dan lima tahunan kegiatan pelayanan
kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan serta
fasilitas kesehatan dan peningkatan mutu;
n. Mengoordinasikan dan melaksanakan bimbingan teknis, pemantauan
dan evaluasi program kendali mutu dan kendali biaya Jaminan
Kesehatan Nasional;
o. Mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan bimbingan teknis,
pemantauan dan evaluasi dan pelaporan pada pemeriksaan
kesehatan jemaah haji;
p. Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran organisasi
(learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk rapat-
88
rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam jabatan/ on
the job training;
q. Mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian,
dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Pelayanan Kesehatan meliputi
pelayanan kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan
rujukan, fasilitas layanan kesehatan dan peningkatan mutu;
r. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi;
s. Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
t. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dan memberikan saran pertimbangan kepada
atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
u. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis pelayanan kesehatan primer dan
tradisional.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan
Primer sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
89
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Primer untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis pelayanan kesehatan primer;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis pelayanan
kesehatan primer;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
pelayanan kesehatan primer;
Melakukan penyiapan perumusan kebijakan pelayanan
kesehatan primer yang meliputi pusat kesehatan masyarakat,
klinik, dokter, praktek mandiri, puskesmas, kesehatan gigi dan
mulut serta DTPK;
Melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan primer yang meliputi pusat
kesehatan masyarakat, klinik, dokter, praktek mandiri,
puskesmas, kesehatan gigi dan mulut serta DTPK;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan perumusan kebijakan pelayanan kesehatan primer
termasuk peningkatan mutu yang meliputi pusat kesehatan
masyarakat, klinik, dokter praktek mandiri, dan DPTK;
90
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi program kendali
mutu dan kendali biaya Jaminan Kesehatan Nasional pada
pusat kesehatan masyarakat, klinik dan dokter praktek
mandiri;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pada
pelayanan kesehatan primer termasuk peningkatan mutu yang
meliputi pusat kesehatan masyarakat, klinik, dan dokter
praktek mandiri;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis pemantauan dan evaluasi program
pelayanan obstetric-neonatal emergensi dasar (PONED);
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran organisasi
(learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis pelayanan
kesehatan primer dan tradisional;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
91
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional dan Kesehatan
Jiwa dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis pelayanan kesehatan rujukan.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis pelayanan kesehatan rujukan;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis pelayanan
kesehatan rujukan;
92
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
pelayanan kesehatan rujukan;
Mengoordinasikan dan melakukan fasilitasi kesehatan
perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis
berkaitan izin bidang pelayanan kesehatan rujukan
berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan izin bidang pelayanan kesehatan
rujukan berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan perumusan kebijakan pada pelayanan kesehatan
rujukan termasuk peningkatan mutu;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan pelaksanaan kebijakan pada pelayanan kesehatan
rujukan termasuk peningkatan mutu;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria pada
pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutu;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemberian Surat Penugasan Dokter Spesialis.
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi program
kegawatdaruratan maternal dan neonatal komprehensif di
rumah sakit;
93
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis pemantauan dan evaluasi di bidang jejaring
Rumah Sakit Pendidikan;
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran organisasi
(learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis pelayanan
kesehatan rujukan;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Pelayanan Kesehatan Rujukan dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
c) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dipimpin oleh Kepala
Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam melakukan penyiapan bahan
94
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pelayanan
kesehatan tradisional.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan
Tradisional sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis fasilitasi pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan fasilitasi
pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis fasilitasi
pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;
Mengoordinasikan dan melakukan fasilitasi kesehatan
perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis
berkaitan izin bidang pelayanan kesehatan rujukan
berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan izin bidang pelayanan kesehatan
rujukan berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
95
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan perumusan kebijakan pada pelayanan kesehatan
tradisional, perawatan kesehatan masyarakat, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan laboratorium,
pelayanan kesehatan radiologi, pelayanan darah dan
pelayanan kesehatan haji;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan kebijakan pada pelayanan kesehatan tradisional,
perawatan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, pelayanan kesehatan laboratorium, pelayanan
kesehatan radiologi, pelayanan darah dan pelayanan
kesehatan haji;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
pada pelayanan kesehatan tradisional, perawatan kesehatan
masyarakat, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan
kesehatan laboratorium, pelayanan kesehatan radiologi,
pelayanan darah dan pelayanan kesehatan haji;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervise pada
pelayanan kesehatan tradisional, perawatan kesehatan
masyarakat, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan
kesehatan laboratorium, pelayanan kesehatan radiologi,
pelayanan darah dan pelayanan kesehatan haji;
96
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemberian rekomendasi izin pada fasilitas pelayanan dan
peningkatan mutu laboratorium;
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran organisasi
(learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis fasilitasi
pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Pelayanan Kesehatan Tradisional dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan
(1) Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dan mengoordinasikan,
97
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis sumber daya
kesehatan.
(2) Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Sumber Daya Kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Sumber Daya Kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Sumber Daya
Kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi Bidang Sumber Daya Kesehatan;
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
(4) Uraian tugas Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Sumber Daya Kesehatan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Bidang Sumber Daya Kesehatan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. Menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis Bidang Sumber Daya
Kesehatan meliputi kefarmasian, alat kesehatan, sumber daya
manusia kesehatan;
g. Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang
Sumber Daya Kesehatan meliputi kefarmasian, alat kesehatan,
sumber daya manusia kesehatan;
98
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis Bidang
Sumber Daya Kesehatan meliputi kefarmasian, alat kesehatan,
sumber daya manusia kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi pelayanan perizinan
dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis berkaian izin Bidang
Sumber Daya Kesehatan berdasarkan kewenangan Pemerintah
Daerah;
j. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
penyusunan rencana tahunan dan lima tahunan upaya kefarmasian,
upaya penialaian serta pengawasan alat kesehatan, dan upaya
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan;
k. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pemantauan, monitoring, dan evaluasi ketersediaan, keterjangkauan
dan pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu, aman,
dan bermanfaat bagi masyarakat;
l. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
peningkatan pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan
kefarmasian;
m. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan
pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan Narkotika,
Psikotropika, Zat adiktif, dan Bahan Berbahaya Lainnya;
n. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi
kerjasama dan mengoordinir tenaga kesehatan ke luar negeri;
99
o. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan
dan pengendalian pelaksanaan pengembangan tenaga kesehatan
dengan mengacu pada standar/ peraturan perundang-undangan
yang terkait;
p. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pengawasan mutu dan keamanan alat kesehatan dan Perbelakalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);
q. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kesehatan;
r. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan
pengawasan dan pelaksanaan kebijakan dan standar program
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan;
s. Mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi
lintas sektor program dalam pelaksanaan upaya kefarmasian, upaya
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan
dan upaya penilaian serta pengawasan alat kesehatan;
t. Mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian,
dan evaluasi pelaksanaan izin Bidang Sumber Daya Kesehatan
berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah;
u. Mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian,
dan evaluasi kebijakan teknis Bidang Sumber Daya Kesehatan
meliptu kefarmasian, alat kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan;
100
v. Melaksanakan koordiinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi;
w. Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
x. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan dan memberikan saran pertimbangan kepada
atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
y. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
a) Seksi Kefarmasian
Seksi Kefarmasian dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan teknis kefarmasian.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Kefarmasian sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Kefarmasian untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
101
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis kefarmasian;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis
kefarmasian;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis
kefarmasian;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan konsep dan mengoordinasikan rencana tahunan
dan lima tahunan upaya pelayanan kefarmasian;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
peminjaman ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat
generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pencatatan dan pelaporan obat dan perbelakan kesehatan;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis dan pengendalian produksi dan distribusi
obat, obat tradisional, pangan, kosmetik, untuk melindungi
masyarakat dari peredaran dan penggunaan yang tidak
memenuhi syarat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi penggunaan zat warna,
102
pemanis buatan dan bahan berbahaya lainnya di saranan
produksi dan distribusi pangan, kosmetik;
Menerapkan pelayanan kefarmasian yang baik;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi penggunaan obat
rasional/ obat generik berlogo di sarana pelayanan
kefarmasian dan sarana pelayanan kesehatan;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
sosialisasi penggunaan obat rasional terhadap tenaga
kesehatan dan masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi peredaran dan
penggunaan narkotik, psikotoprik dan bahan berbahaya di
perusahaan besar farmasi, apotek dan rumah sakit dan
masyarakat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dalam rangka pemberian izin sarana
pelayanan kefarmasian (obat, obat tradisional, kosmetik,
pangan);
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dan pengendalian distribusi obat dan obat
tradisional pada pedagang besar farmasi/cabang PBF dan
industry obat tradisional, usaha kecil obat tradisional;
Melakukan layanan administrasi umum perlengkapan dan
kepegawaian seksi;
103
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran organisasi
(learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis kefarmasian;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Kefarmasian dan memberikan saran pertimbangan kepada
atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Seksi Alat Kesehatan
Seksi Alat Kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Alat Kesehatan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
104
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Alat Kesehatan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis alat kesehatan;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis alat
kesehatan;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis alat
kesehatan;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
penyusunan rencana tahunan dan lima tahunan upaya
pelayanan kefarmasian;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pencatatan dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis dan pengendalian serta supervise di bidang
105
penilaian alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga untuk
melindungi masyarakat dari peredaran dan penggunaan yang
tidak memenuhi syarat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pencatatan dan pelaporan di bidang pengawasan alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis dan pengendalian serta supervise di bidang
pengawasan alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga
(pembakuan serta sertifikasi produksi dan distribusi alat
kesehatan dan pengawasan sarana produksi, sarana
distribusi) untuk melindungi masyarakat dari peredaran dan
penggunaan yang tidak memenuhi syarat;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi di bidang pembakuan
dan sertifikasi produksi dan distribusi alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga dan pengawasan sarana
produksi, sarana distribusi dan produk alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dalam rangka pemberian izin sarana
pelayanan dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga;
106
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pembinaan teknis dan pengendalian distribusi alat kesehatan
(penyakur dan cabang penyalur alat kesehatan);
Melakukan layanan administrasi umum perlengkapan dan
kepegawaian seksi;
Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembelajaran organisasi
(learning organization) dalam seksinya, baik dalam bentuk
rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam
jabatan/ on the job training;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis alat kesehatan;
Melakukan koordinasi dan konsultasis dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Alat
Kesehatan dan memberikan saran pertimbangan kepada
atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
c) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh Kepala
Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan dalam melakukan penyiapan bahan perumusan
107
dan pelaksanaan kebijakan teknis sumber daya manusian
kesehatan.
Uraian tugas, meliputi:
Menyusun rencana kegiatan Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
Menyiapkan bahan dan melakukan perencanaan kebijakan
teknis sumber daya manusia kesehatan;
Mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis sumber
daya manusia kesehatan;
Mengoordinasikan dan melakukan pembinaan teknis sumber
daya manusia kesehatan;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
fasilitasi kabupaten/kota (dinas kesehatan dan rumah sakit)
untuk menyusun rencana kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan analisis beban kerja dan berdasarkan standar;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
fasilitasi kabupaten/kota untuk menyusun data SDMK dan
profil tenaga kesehatan;
108
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
bimbingan teknis dan operasional pelaksanaan
pengembangan tenaga kesehatan dengan mengacu pada
standar undang-undang yang berlaku;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga
kesehatan di unit pelayanan kesehata;
Menyiapkan bahan, mengoordinasikan dan melakukan
pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kualitas SDMK yang
bertugas di puskesmas dan rumah sakit;
Melakukakan koordinasi dengan sekolah tenaga kesehatan,
BBPK dan organisasi profesi kesehatan;
Mengumpulkan data dan ketenagaan di unit kesehatan;
Melakukan registrasi bagi tenaga teknis kefarmasian;
Melakukan analisis kom[etensi dan kualifikasi ketenagaan;
Mengoordinasikan dan melakukan pemantauan,
pengendalian, dan evaluasi kebijakan teknis sumber daya
manusia kesehata;
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan dan memberikan saran
109
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
7. Jabatan Fungsional
Pengangkatan Jabatan Fungsional pada Dinas dilaksanakan berdasarkan
hasil analisis kebutuhan dan farmasi, serta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
110
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai kegiatan
pengelolaan arsip dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Data
yang didapat tersebut dianalisis untuk memberikan gambaran dan penjelasan
berdasarkan hasil wawancara dengan informan. Suatu organisasi dapat diukur
tingkat keberhasilannya dengan mengamati efektif atau tidaknya organisasi
tersebut dalam menjalankan tugasnya. Maka dari itu semua organisasi di tuntut
agar dapat melakukan pengelolaan arsip yang baik dan efektif. Pengelolaan
arsip dinamis meliputi Penciptaan Arsip, Penggunaan Arsip, Pemeliharaan Arsip
dan Penyusutan Arsip. Untuk lebih memperjelas tentang data yang diperoleh dari
hasil penelitian, akan di kemukakan sebagai berikut;
V.1 Penciptaan Arsip
Penciptaan arsip seperti surat dan naskah lainnya, gambar,dan rekaman
merupakan aktivitas awal dari masa kehidupan arsip, yaitu kegiatan membuat
surat dan dokumen atau naskah lain yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan organisasi untuk mencapai tujuan. Penciptaan arsip dapat
diartikan sebagai aktivitas membuat rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
bentuk dan media apapun sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
Dalam hal pencipta arsip harus/seharusnya melakukan pencatatan
(perekaman) proses pembuatan dokumen, pencatatan pendistribusian dokumen
baik pengiriman maupun penerimaannya. Pencatatan proses pembuatan
111
dokumen misalnya berupa notulensi rapat, proses rapat, isi rapat, dan keputusan
rapat yang berkenaan dengan pembuatan dokumen. Sedangkan pencatatan
pendistribusian dokumen dilakukan dengan melakukan pencatatan pada
buku/kartu agenda, pencatatan penyampaian dokumen dengan menggunakan
lembar disposisi, dan lembar/buku ekspedisi (model lama), lembar pencatatan
penerimaan dokumen, lembar kartu kendali, lembar kartu tunjuk silang, lembar
pengantar surat (model baru), atau pencatatan secara elektronik dengan
menggunakan komputer. penciptaan arsip yaitu proses kegiatan sejak
pembuatan draf/konsep, pengetikan penandatanganan, penomoran sampai
naskah tersebut digunakan (Ahmad saransi, 2014:68).
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait kegiatan penciptaan arsip di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan maka penulis melakukan wawancara
terhadap beberapa narasumber atau informan. Berikut hasil wawancara yang
dilakukan penulis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan terhadap
Informan M selaku staf Subag Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan terkait dengan Proses penciptaan arsip dan arsip yang telah diciptakan,
dimana beliau mengemukakan bahwa :
“Dokumen itu di print kemudian diberikan nomor surat di bagain Tata
Usaha lalu di tanda tangani, kemudian dokumen itu satunya dikirim
dan satunya di arsipkan, seperti Arsip DPA, surat masuk dan surat
keluar, arsip anggaran baik APBD maupun APBN” (Hasil wawancara
Selasa, 28 November 2017)
Informan HS selaku Kasubag Program di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan juga menambahkan bahwa :
“Proses penciptaan sifatnya rutin dan normal. Arsip yang sudah
tercipta didokumentasikan lalu disimpan dan ada yang dikirim kepada
yang bersangkutan. Mengenai surat itu kita ada aturannya, misalkan
surat pemerintah, menggunakan kertas panjang, terus mengenai tinta
untuk tanda tangan atau paraf itu juga ada tingkatannya, misalkan
112
esolon lll itu menggunkan tinta biru, esolon ll juga menggunakan tinta
biru, sedangkan staf-staf menggunakan tinta hitam Arsip-Arsip yang
pernah dibuat diruangan ini seperti Arsip program, arsip kegiatan
pengadaan, arsip anggaran dan lainnya” (Hasil wawancara Selasa, 28
November 2017)
Kemudian wawancara dilanjutkan di hari berikutnya di Subag Keuangan
di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan informan MX selaku
Kasubag Keuangan dimana beliau menjelaskan bahwa :
“Banyak, salah satunya surat masuk dan surat keluar, dokumen
pengelolaan keuangan, arsip anggaran dan masih banyak yang lain.
Kalau surat itu sudah dibuat, dikoreksi lalu di paraf secara struktural
oleh pejabat struktural kemudian dilakukan penomoran dan pencatatan
dibuku agenda oleh petugas Tata Usaha lalu ditanda tangani oleh
kepala dinas. jadi proses penciptaannya itu, suratnya dibuat kemudian
di paraf oleh eselon lV, di berikan nomor surat baru tanda tangan
Kepala Dinas” (Hasil wawancara Kamis, 30 November 2017)
Selanjutnya ibu ST selaku Staf di Subag Umum dan Kepegawaian juga
menjelaskan tentang penciptaan Arsip, dimana beliau mengatakan bahwa :
“Banyak jenis arsip yang sudah kami tangani karena kami adalah
Subag Umum dan kepegawaian. Adapun surat itu kami buat terlebih
dahulu lalu surat itu dibawa ke bagian Tata Usaha diagendakan pada
buku agenda surat keluar dan melakukan penomoran kemudian
diteruskan ke Sekretaris untuk dilanjutkan ke Kepala dinas untuk
disposisi kebagian atau bidang yang akan memproses surat tersebut”
(Hasil wawancara Kamis, 8 Desember 2017)
Dari hasil wawancara diatas yang dilakukan penulis dengan beberapa
informan dapat disimpulkan dalam proses penciptaan arsip sudah efektif. Adapun
arsip yang diciptakan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan seperti surat
masuk dan surat keluar, Arsip anggaran, DPA, APBN, APBD, Dokumen
Keuangan dan lainnya.
113
Berikut adalah alur dari proses penciptaan arsip di Dinas Kesehatan
Provinsi Seulawesi Selatan
Surat Keluar
Surat Masuk
Subag Pencipta
Arsip
Penandatanganan surat oleh pimpinan
Subag.TU (Pecataan agenda
dan penomoran)
Pengiriman Surat
Pembuatan Konsep
Penyimpanan Surat
Surat Masuk Subag. TU Satuan
Pengaman an
Kantor
Pengantaran
Surat ke Unit
tujuan
114
Surat-surat yang sudah tercipta kemudian dilakukan Pencatatan pada
buku agenda dan dilakukan penomoran di bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan kemudian surat itu ditanda tangani oleh pejabat
berwenang. Surat-surat itu ada yang disimpan sebagai arsip dan ada yang
ditujukan kepada instansi yang bersangkutan. Penciptaan arsip harus dilakukan
dengan baik dan benar untuk menjamin rekaman kegiatan dan peristiwa yang
terjadi dalam organisasi sebagaimana adanya sehingga menghasilkan arsip yang
autentik ,utuh, dan terpercaya tersebut, maka penciptaan arsip harus memenuhi
komponen arsip yaitu: struktur, isi, dan konteks.
V.2 Penggunaan Arsip
Penggunaan arsip merupakan proses menggunakan, pemaikaian arsip
untuk kepentingan organisasi dalam kegiatan sehari-hari. Arsip yang sudah
disimpan pada suatu organisasi tertentu, terkadang adanya peminjaman oleh
atasan dan pegawai dalam suatu organisasi ataupun orang di luar organisasi.
Arsip yang dipinjam juga harus dicari dan diketemukan dengan cepat, sehingga
dalam peminjaman arsip membutuhkan waktu untuk penememuan kembali arsip.
Penataan arsip yang baik juga sangat berpengaruh terhadap proses peminjaman
dan penemuan kembali arsip yang cepat dan tepat.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait kegiatan penggunaan arsip di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan maka penulis melakukan wawancara
terhadap beberapa narasumber atau informan. Berikut hasil wawancara yang
dilakukan penulis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan terhadap
Informan M selaku staf Subag Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan mengenai peminjaman arsip, dimana beliau mengemukakan bahwa :
115
“Jelas sangat dibutuhkan arsip baik untuk orang dalam maupun orang
luar, kalau ada yang butuh pasti kita cari dan memberikannya
sepanjang surat itu jelas tujuannya pasti kita berikan dengan
menggunakan tanda terima karena surat itu penting seperti renja,
renstra nah kalau ada yang mau pinjam harus menggunakan tanda
terima” (Hasil wawancara Selasa, 28 November 2017)
Begitupun Informan HS selaku Kasubag Program di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan juga mengemukakan hal yang sama yakni :
“Tergantung kepentingannya, kalau ada suratnya dan dianggap
penting kita pinjamkan. Dengan catatan menggunakan kartu
peminjaman atau tanda terima terus jelas apa tujuan dari surat itu dan
untuk apa kita berikan, tidak semua kita langsung berikan karena kita
juga punya data yang sifatnya sensitif dan pihak luar tidak boleh
meminjamnya seperti kasus-kasus tertentu HIV-AIDS tidak boleh di
publik” (Hasil wawancara Selasa, 28 November 2017)
Seperti halnya dengan pernyataan yang diberikan oleh informan MX
selaku Kasubag di Keuangan dimana beliau menjelaskan bahwa :
“Tergantung kalau dalam bentung rahasia pasti hanya diperuntukkan
untuk pihak internal saja. Pada saat meminjam arsip harus Memakai
surat peminjaman sebagai bukti bahwa ada arsip yang dipinjam Kalau
ada yang pinjam pasti kita melakukan pencatatan dan ada masa waktu
peminjaman dan harus dikembalikan arsip yang sudah dipinjam” (Hasil
wawancara Kamis, 30 November 2017)
116
Berikut adalah alur dari proses peminjaman arsip di Dinas
Kesehatan Provinsi Seulawesi Selatan
Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa Peminjaman Arsip di Dinas Kesehatan Sudah efektif.
Dalam peminjaman arsip sudah seharusnya menggunakan kartu peminjaman
atau surat peminjaman. Dalam peminjaman arsip harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku dimasing-masing instansi atau dengan cara dicatat ke dalam buku
daftar peminjaman arsip dan disertakan kartu pinjam agar dapat diketahui siapa
yang mempergunakan, kapan waktu peminjaman, berapa lama peminjamannya,
dan kapan arsip tersebut akan dikembalikan oleh pihak yang memimjam. Hal ini
dilakukan supaya arsip tersebut tidak hilang dan arsip dapat dikembalikan tepat
waktu.
Unit kerja
Registrasi
peminjaman
Peminjaman
menggunakan
Kartu peminjaman
Pencarian arsip
117
Dalam sistem penataan atau penyimpanan, ada beberapa asas
penyimpanan yang digunakan dalam pengelolaan arsip, yaitu;
1. Asas Sentralisasi
Asas ini merupakan pengelolaan arsip pada suatu unit tersendiri bagi semua
arsip yang terdapat pada organisasi. Jadi tiap-tiap unit kerja tidak
menyelenggarakan kegiatan kearsipan sendiri-sendiri, walaupun organisasi
tersebut memiliki beberapa unit atau bagian.
2. Asas Desentralisasi
Kegiatan menyimpan arsip dengan menggunakan asas desentralisasi
merupakan suatu kegiatan yang tidak ada satuan unit khusus (terpusat) dalam
menyelenggarakan kegiatan kearsipan secara menyeluruh bagi semua arsip
organisasi, tetapi kegiatan kearsipan diselenggarakan pada setiap unit yang
dimiliki organisasi.
3. Asas Kombinasi sentralisasi-desentralisasi
Asas ini adalah asas penyimpanan arsip dengan mengkombinasikan antara
sentralisasi dengan desentralisasi. Pemilihan asas ini dimaksudkan agar
kelemahan dari kedua asas tersebut dapat dihindarkan.
Terkait dengan penataan, proses penemuan kembali arsip menjadi
sangat penting. Berikut hasil wawancara terkait dengan Pencarian dan
penemuan kembali arsip di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang
dilakukan penulis dengan Informan M selaku Staf Subag Program di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dimana beliau mengatakan bahwa :
“Kami disini menyimpan arsip masing-masing tetapi ada juga arsip
yang dikelompokkan dan disimpan bersama-sama dan arsip itu yang
menggunakan daftar agenda. Dalam pencariannya itu kadang cepat
mungkin sekitar 30 menit paling lama. Tetapi arsip yang kami simpan
sendiri kadang langsung ditemukan tetapi juga kadang lama
ditemukan karena biasa ada yang tercecer. Kendalanya itu biasanya
118
arsip yang dipinjam belum dikembalikan dan juga biasa arsip itu sudah
kembali tetapi tidak disimpan ditempat semula jadi terkadang tercecer
dengan surat-surat lainnya” (Hasil wawancara Selasa, 28 November
2017)
Pendapat yang lain disampaikan oleh informan HS selaku Kasubag
Program dimana beliau mengatakan bahwa :
“Kalau langsung ke staf masing-masing yang menyimpan arsip
mungkin cepat di temukan arsip itu dan juga tergantung arsip apa yang
dibutuhkan. Yang menjadi kendala itu ketika staf itu selalu ganti-ganti
sehingga staf yang tadinya menyimpan arsip itu, terus tidak jelas buku
agendanya sehingga petugas baru yang mencarinya yah sulit karena
itu pengarsipan kita lemah dan kadang ada surat yang diagendakan
dan ada yang tidak sehingga kadang sulit di temukan” (Hasil
wawancara Selasa, 28 November 2017)
Selanjutnya hasil wawancara terhadap informan MX selaku Kasubag
Keuangan dimana beliau mengatakan bahwa :
“Paling lama 2 jam waktu yang dibutuhkan dalam mencari arsip.
Karena disini arsip tidak tertata dengan baik dan menumpuk” (Hasil
wawancara Kamis, 30 November 2017)
Kemudian tanggapan staf Keuangan, bapak SH dimana beliau
menjelaskan bahwa :
“Dalam pencarian arsip itu cepat kita temukan karena kita simpan arsip
masing-masing jadi kita tidak membutuhkan waktu yang lama kalau
kita mau cari karena kita sendiri yang simpan jadi letaknya itu kita tau
sendiri. Kendalanya itu kadang arsip menumpuk dan tidak teratur
dengan baik” (Hasil wawancara Kamis, 30 November 2017)
Ibu ST selaku staf di Subag Umum dan Kepegawaian juga
mengemukakan pendapatnya mengenai Pencarian dan penemuan kembali arsip,
dimana beliau mengatakan bahwa :
“Arsip-arsip diruangan ini belum teratur atau tertata dengan baik, arsip
banyak yang tercecer dalam artian arsip disini belum dikelompokkan
berdasarkan jenis masalah dan kepentingannya jadi susah kalau kita
mau mencari arsip yang sudah agak jarang kita gunakan” (Hasil
wawancara Kamis, 8 Desember 2017)
119
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara yang telah penulis lakukan,
maka penulis menarik kesimpulan bahwa kegiatan Pencarian dan penemuan
kembali arsip belum maksimal, hal ini disebabkan karena arsip di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum tertata dengan baik dan arsip
masih menumpuk. Hal itu dapat menyebabkan dalam pencarian arsip
terkendala. Penemuan kembali dokumen atau arsip bukan hanya sekedar
menemukan berkas-berkas dari tempat penyimpanannya, akan tetapi yang
lebih penting ialah informasi yang terkandung dalam dokumen itu dapat
diketemukan guna pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan.
V.3 Pemeliharaan Arsip
Yang dimaksud dengan pemeliharaan arsip adalah usaha-usaha yang
dilakukan untuk menjaga arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan.
Kerusakan arsip dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor dari dalam (internal) meliputi unsur-unsur kertas yang terdiri
dari (bahan baku kertas, Air, Bahan lapisan kertas), tinta, pasta atau lem.
Kemudian kerusakan akibat serangan dari luar (eksternal) yaitu Kelembaban
udara, Udara yang teralu kering, Sinar matahari, Kotoran udara, Debu, Jamur,
rayap dan gegat (Ig Wursanto; 1991:220).
Pemeliharaan arsip merupakan salah satu hal yang mutlak dilakukan
karena bahan rekam yang digunakan untuk membuat arsip terdiri dari beberapa
komponen yang saling kontak antara komponen satu dengan komponan lainnya.
Kontak antara komponen masing-masing mengandung asam yang dapat
120
mengakibatkan kerusakan pada arsip. Maka penting bagi Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan untuk melakukan pemelihraan arsip.
Berikut adalah cara pemeliharaan arsip :
1. Pengaturan ruangan
Ruangan penyimpanan arsip harus dijaga agar tetap kering (tidak terlalulembab),
terang (dengan sinar matahari meskipun jangan sampai terkena sinar matahari
secara langsung). Ruangan harus kuat dan mempunya ifentilasi yang memadai,
terhindar dari kemungkinan serangan api,air maupun serangan serangga
perusak kertas.
2. Pemeliharaan tempat penyimpanan
Sebaiknya arsip disimpan di tempat-tempat terbuka, misalnya dengan
menggunakan rak-rak arsip. Apabila harus disimpan ditempat tertutup (di lemari),
maka lemari tempat penyimpanan itu juga harus sering dibuka untuk menjaga
tingkat kelembaban.
3. Penggunaan bahan-bahan pencegah
Untuk menjaga keutuhan arsip (tetap baik) dapat dilakukan secara preventif,
yaitu dengan memberikan bahan-bahan pencegah kerusakan. Baik mencegah
serangan serangga maupun kemungkinan-kemungkinan yang lain.
4. Kebersihan
Keutuhan arsip salah satu tujuan pemeliharaan dengan cara menjaga
kebersihannya, baik itu ruangan maupun arsip. Hendaknya senantiasa bersih
dari segala macam debu dengan menggunakan alat pembersih yang memadai.
121
Namun yang terjadi di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum
dilakukan pemeliharaan yang baik untuk menjaga keautentikan dan fisik arsip
yang tersimpan.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait kegiatan pemeliharaan arsip di
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan maka penulis melakukan wawancara
terhadap beberapa narasumber atau informan. Berikut hasil wawancara yang
dilakukan penulis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan terhadap
Informan HS selaku Kasubag Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan mengenai Pencagahan kerusakan arsip, dimana beliau mengemukakan
bahwa :
“kita tidak ada ruang khusus terkait dengan pengarsipan, kita masing-
masing unit menyimpan arsip kita sendiri jadi kita juga masing-masing
menjaga arsip kita supaya tetap terjaga informasinya dan fisik
kertasnya diupayakan tidak rusak, untuk mencegah arsip itu rusak yah
kami menyimpannya di lemari meskipun belum tertata dengan baik”
(Hasil wawancara Selasa, 28 November 2017)
Informan M selaku staf Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan juga mengemukakan pendapatnya mengenai Pencegahan Kerusakan
pada arsip sebagai berikut :
“Terkadang kami memakai anti rayap dan biasa juga
membersihkannya dari debu yang menempel, hanya itu yang bisa
kami lakukan untuk menghindari arsip kami dari kerusakan” (Hasil
wawancara Selasa, 28 November 2017)
Senada dengan hal tersebut Kasubag Keuangan Bapak MX juga
mengemukaka pendapat yang sama yaitu :
“Untuk mencegah kerusakan arsip, arsip disimpan ditempat yang streril
yang jauh dari rayap, disini juga biasa berkala kita programkan
penyuntikan anti rayap sekitar arsip” (Hasil wawancara Kamis, 30
November 2017)
122
Selanjutnya pendapat ibu ST selaku staf di Subag Umum dan
Kepegawaian juga mengemukakan pendapatnya, dimana beliau mengatakan
bahwa :
“Dengan membersikan arsip dari kotoran seperti debu, karena kalau
didiamkan itu bisa-bisa menjadi jamur yang akan merusak isi informasi
dari arsip itu sendiri” (Hasil wawancara Kamis, 8 Desember 2017)
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara yang telah penulis lakukan,
maka penulis menarik kesimpulan bahwa kegiatan Pencegahan kerusakan arsip
belum efektif, hal ini dikarenakan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
mengenai Pencagahan kerusakan arsip hanya sebatas membersihkan arsip dari
partikel debu dan serangan rayap. Selain itu, tidak adanya penanganan atau
pemeliharaan arsip terhadap faktor-faktor perusak arsip, seperti pengaturan suhu
ruangan/pengaturan kelembaban udara, maupun dari faktor-faktor perusak arsip
lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada fisik arsip. Tempat
penyimpanan arsip harus dijaga sedemikian rupa supaya tetap terjamin
keutuhannya, keamanannya, kebersihannya, kerapiannya dan sebagainya.
Ruangan juga harus dijaga agar tetap kering (tidak terlalu lembab), terang
(dengan sinar matahari meskipun jangan sampai terkena sinar matahari secara
langsung). Ruangan harus kuat dan mempunyai fentilasi yang memadai,
terhindar dari kemungkinan serangan api, air maupun serangan serangga
pemakan kertas.
Berikut hasil wawancara mengenai Sarana dan prasarana terkait
pemeliharaan arsip di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang
dilakukan penulis dengan Informan M selaku Staf Subag Program di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dimana beliau mengatakan bahwa :
“Arsip disini masih belum teratur dengan baik, karena apa, waktu kita
untuk menata arsip itu tidak ada. Karena banyak pekerjaan yang harus
123
kami kerjakan. Kami akan mengupayakan memperbaiki tempat arsip
bagaimana caranya supaya tempat itu bagus untuk penataan” (Hasil
wawancara Selasa, 28 November 2017)
Dilanjutkan oleh Bapak HS selaku Kasubag Program di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan juga mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
“Untuk sementara ini kita belum ada upaya maksimal kecuali
mempertahankan yang ada, kedepan kita akan membenahi dengan
sistem IT, kita akan menyiapkan 1 aplikasi yaitu sistem pengarsipan
elektronik dimana pengarsipan baik surat menyurat maupun laporan-
laporan kegiatan akan mudah untuk mengelolanya dengan sistem ini”
(Hasil wawancara Selasa, 28 November 2017
Pendapat mengenai Sarana dan prasarana arsip juga dikemukakan oleh
Bapak SH selaku Saf Subag Keuangan, dimana beliau mengatakan bahwa :
“Disini masih minim sarana kearsipan, kami menyimpan arsip di lemari
dan ada juga di filling cabinet itupun ada filling cabinet tidak digunakan
sebagaimana fungsinya” (Hasil wawancara Kamis, 30 November 2017)
Informan MX selaku Kasubag Keuangan di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan juga mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
“kami hanya sebatas menyimpan arsip di dalam lemari ada, dan kami
juga tidak mengatur suhu udara ataupun lainnya, bahkan arsip disini
tidak tertata dengan baik mungkin itu karena kami terlalu sibuk dengan
pekerjaan yang ada” (Hasil wawancara Kamis, 30 November 2017)
Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana kearsipan di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan masih minim, dimana hanya Lemari yang difungsikan
sebagai tempat menyimpan arsip dan arsip masih menumpuk dan belum tertata
dengan baik, adapun filling cabinet tetapi tidak digunakan sebagaimana
fungsinya. Sebaiknya arsip disimpan di tempat-tempat terbuka, misalnya dengan
menggunakan rak-rak arsip. Apabila harus disimpan di tempat tertutup (di
124
lemari), maka lemari tempat penyimpanan itu juga harus sering dibuka untuk
menjaga tingkat kelembapan.
V.4 Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara
pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip
yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga
kearsipan. Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip. Adapun tujuan
penyusutan yaitu untuk menghemat tempat, peralatan, dan biaya; menggunakan
arsip dinamis sebagai berkas kerja; memudahkan pengendalian arsip yang
tercipta; mempercepat dalam penemuan kembali; menyelamatkan arsip bernilai
guna permanen yang mempunyai nilai pertanggungjawaban nasional.
Adapun prosedur pemusnahan arsip yang tepat adalah dalam proses
pemusnahan arsip perlu dibentuknya panitia pemusnahan arsip,penyeleksian
arsip, pembuatan daftar arsip usul musnah, penilaian oleh panitia penilai arsip,
permintaan persetujuan,penetapan arsip yang akan dimusnahkan dan
pelaksanaan pemusnahan. Namun yang terjadi di Lapang adalah proses
pemusnahan arsip tidak dilaksanakan sebagaimana prosedur yang telah
ditentukan oleh Lembaga Kearsipan. Ada beberapa cara memusnahkan arsip:
1. Pembakaran
Metode ini sangat populer pada masa lalu karena dianggap paling aman. Namun
terkadang dokumen yang terbakar terlempar dari api pembakaran sehingga
mungkin dokumen yang rahasia dapat diketahui orang lain.
2. Pencacahan
Metode ini lazim digunakan di Indonesia untuk memusnahkan dokumen dalam
bentuk kertas dengan menggunakan alat pencacah yang dinamakan shredden.
125
Alat ini menggunakan metode untuk memotong, menarik, dan merobek kertas
menjadi sampai dengan 2,5cm.
3. Pemusnahan kimiawi
Dokumen yang akan dimusnahkan dimasukkan ke dalam bak penampungan
yang diisi air, kemudian dicacah dan dalirkan melalui saringan. Metode ini
merupakan metode yang ekonomis, aman dan bersih.
Setiap dilaksanakan penyusutan arsip selalu adanya Jadwal Retensi
Arsip, yaitu jadwal yang memuat seberapa jauh sekelompok arsip dapat
disimpan atau dimusnahkan. Akan tetapi di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan kegiatan penyusutan tidak dilakukan sesuai prosdur dan juga belum
memiliki JRA. Hal ini dapat membuat kerugian tersendiri bagi pihak Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan nantinya jika ada suatu arsip yang kelak
akan dibutuhkan informasi didalamnya namun arsip tersebut telah dimusnahkan
Berikut hasil wawancara terkait dengan Pemusnahan Arsip di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang dilakukan penulis dengan Informan M
selaku Staf Subag Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
dimana beliau mengatakan bahwa :
“Kalau arsip masing-masing kita musnahkan karena kita urus arsip kita
masing-masing karena kita punya arsip sendiri dan kita disini punya
lemari sendiri. Misalnya ibu H APBDnya itu dia sendiri yang
musnahkan. Kalau arsip anggaran itu tiap 5 tahun dimusnahkan” (Hasil
wawancara Selasa, 28 November 2017)
Informan ST selaku staf subag Umum dan Kepegawaian di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan juga mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut :
“Kalau saya sendiri, arsip yang sudah tidak digunakan itu dimusnahkan
dengan dibakar, karena memang sudah tidak digunakan dan untuk
126
apa disimpan lagi, jadi kita juga bisa menghemat tempat” (Hasil
wawancara Kamis, 8 Desember 2017)
Informan SH selaku Staf Subag Keuangan di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan dimana beliau juga mengatakan hal yang sama bahwa :
“Kadang kita bakar supaya informasi arsip tidak bisa terbaca lagi,
misalnya dokumen anggaran itu harus dibakar kalau kertas-kertas
biasa itu kadang dibuang saja, kalau arsip itu sudah lewat dari 5 tahun
yah sudah bisa untuk kita musnahkan” (Hasil wawancara Kamis, 30
November 2017)
Dari hasil wawancara diatas yang dilakukan penulis dengan beberapa
informan dapat disimpulkan bahwa dalam pemusahan arsip yang dilakukan di
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum efektif dan tidak sesuai
prosedur. adapun prosedur pemusnahan arsip yang tepat adalah dalam proses
pemusnahan arsip perlu dibentuknya panitia pemusnahan arsip, penyeleksian
arsip, pembuatan daftar arsip usul musnah, penilaian oleh panitia penilai arsip,
permintaan persetujuan, penetapan arsip yang akan dimusnahkan dan
pelaksanaan pemusnahan. Namun yang terjadi di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan pemusnahan hanya dilakukan sekedar membakar arsip saja
dan yang terlibat dalam proses pemusnahan arsip adalah pihak yang memiliki
arsip yang memiliki arsip itu sendiri.
Hasil Pengukuran Evektivitas Penataan Arsip di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
pengelolaan arsip di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum
sepenuhnya Efektif dilihat dari indikator yang digunakan dalam mengukur
Efektivitas pengelolaan arsip dinamis yaitu penciptaan, penggunaan,
pemeliharaan dan penyusutan. Untuk lebih jelasnya penulis akan
127
menggambarkan pengukuran efektifitas pengelolaan arsip dinamis di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum sepenuhnya Efektif sebagai berikut:
NO
Sub Bagian
Indikator
Ukuran Efektif
Keterangan Efektif Tidak
1
Sub Bagian
Program
Penciptaan Arsip √ Sudah dilakukan
sesuai prosedur
Penggunaan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
Pemeliharaan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
Penyusutan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
2
Sub Bagian
umum,
kepegawaian
& hukum
Penciptaan Arsip √ Sudah dilakukan sesuai prosedur
Penggunaan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
Pemeliharaan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
Penyusutan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
3
Sub Bagian
Keuangan
Penciptaan Arsip √ Sudah dilakukan sesuai prosedur
Penggunaan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
Pemeliharaan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
Penyusutan Arsip √ Belum dilakukan sesuai prosedur
128
BAB Vl
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis jabarkan pada bab
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa arsip sangat berperan penting dalam
setiap organisasi atau instansi. Hal ini dapat dilihat dari tahapan pengelolaan
arsip dinamis yaitu penciptaan arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip
sampai dengan kegiatan penyusutan arsip.
Pada tahap penciptaan arsip adalah kegiatan untuk menghasilkan
arsip, baik melalui kegiatan merekam informasi dalam media rekam tertentu
untuk dikomunikasikan dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas organisasi
maupun kegiatan yang berhubungan dengan peraturan arsip yang berasal dari
pihak luar. Penggunaan arsip merupakan proses menggunakan, pemaikaian
arsip untuk kepentingan organisasi dalam kegiatan sehari-hari. Arsip yang sudah
disimpan pada suatu organisasi tertentu, terkadang adanya peminjaman oleh
atasan dan pegawai dalam suatu organisasi ataupun orang di luar organisasi.
Arsip yang dipinjam juga harus dicari dan diketemukan dengan cepat, sehingga
dalam peminjaman arsip membutuhkan waktu untuk penememuan kembali arsip.
Pemeliharaan arsip adalah Usaha untuk menyelamatkan bahan-bahan bukti
seperti yang dimaksud diatas antara lain dengan pemeliharaan dan pengamanan
arsip. Yang dimaksud dengan pemeliharaan arsip adalah usaha-usaha yang
dilakukan untuk menjaga arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan.
Kerusakan arsip dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Penyusutan arsip
adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif
129
dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai
guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan. Sebelum
dilakukannya penyusutan, maka arsip tersebut perlu diadakan penilaian untuk
menggolongkan arsip ke dalam kelas-kelas tertentu menurut kepentingannya.
Penggunaan cara seperti itu untuk pengelolaan arsip dapat berlangsung secara
aman dan efisien. Aman dalam arti bahan penyusutan dilakukan berdasarkan
penilaian yang tepat dan dapat dijamin bahwa arsip yang disingkirkan adalah
arsip yang sudah tidak dibutuhkan lagi.
VI. 2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka
penulis ingin menyampaikan beberapa saran terkait dengan pengelolaan arsip
dinamis di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, yakni :
1. Diharapkan di Dinas Kesehatan untuk lebih memperhatikan pengelolaan
arsip. Hal ini dikarenakan pengelolaan arsip yang baik dan benar, akses
temu balik arsip juga akan lebih muda dan cepat apabila arsip itu
dibutuhkan.
2. Kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai dengan
kaidah kearsipan juga perlu dipehatikan. Seperti halnya pada penggunaan
lemari arsip yang terbuat dari kayu yang mudah rapuh akan berpengaruh
pada arsip yang disimpan pada lemari tersebut.
3. Perlu diadakannya kegiatan bimbingan seperti Diklat ataupun Bimtek
mengenai kearsipan. Dan perlu adanya pegawai yang jabatan fungsional
arsiparis atau pegawai yang berkompeten dibidang kearsipan agar dalam
pengelolaan arsip dapat menjadi lebih baik lagi.
130
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Barthos, Basir. 2007. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung:
PT.Refika Aditama
Muhidin, Sambas Ali dan Hendri Winata. 2016. Manajemen Kearsipan. Bandung:
CV. Pustaka Setia
Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2015. Manajemen Kearsipan Modern.
Gava Media
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabet
Saransi, Ahmad. 2014. Kearsipan Sulawesi Selatan. Makassar: Sawerigading
Sedarmayanti. 2015. Tata Kearsipan. Bandung: CV Mandar Maju
Wursanto, ig. 1991. Kearsipan 1. Yogyakarta: Kansius
Wursanto, ig. 1991. Kearsipan 2. Yogyakarta: Kansius
Peraturan Undang-undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kearsipan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan
Undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
131
JURNAL:
Alesia, 2015, Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Unit Pelayanan Teknis
Universitas (diakses 07 oktober 2017)
Ermawaty, 2013, Pengelolaan Manajemen Kearsipan Di Perguruan Tinggi, Jurnal
Tabularasa , 10, No. 2 (diakses 15 oktober 2017)
Hendi Haryadi, 2009, Administrasi Perkantoran Untuk Manajer Dan
Staf,Visimedia, Jakarta, Hal.42 (diakses 07 oktober 2017)
Lailatus, Yuni. 2014. Pengelolaan Arsip Pada Unit Tata Usaha Di Sma Al-Islam
Krian, Inspirasi Manajemen Pendidikan , 4 No.4. (diakses 07 oktober
2017)
Muksan, 2007, Efektivitas Pengelolaan Arsip Dinamis Di Kantor Kecamatan
Gunungpati, Semarang Tanjungpura Pontianak, Jurnal Administrasi
Negara (Jpap), 4 No.2. (diakses 15 oktober 2017)
Siwi Indarwati,2014, Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Kantor Kecamatan
Gamping Sleman Yogyakarta (diakses 15 oktober 2017)
Wulan Wahyu Anjar Utami, 2003, Pengelolaan Arsip Inaktif Di Kantor Arsip
Daerah Kabupaten Sleman (diakses 15 oktober 2017)
INTERNET:
http://kearsipanmanajemen.blogspot.co.id/
https://basipda.bekasikab.go.id/berita-pengelolaan-arsip-dinamis.html
https://www.kanalinfo.web.id/2016/09/pengertian-arsip-dan-kearsipan.html
https://arsipkotakupang.wordpress.com/pengelolaan-arsip-dinamis/
133
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Informan :............................................
Jabatan/Seksi :............................................
Hari/Tanggal :............................................
A. Penciptaan Arsip
1. arsip apa sajakah yang telah diciptakan di kantor bapak/ibu dan
Bagaimana proses penciptaan arsip di kantor bapak/ibu?
2. Dalam penciptaan arsip, apakah kantor bapak/ibu sudah mengikuti tata
naskah dinas/pola klasifikasi arsip? Dan Apakah ada ketentuan
mengenai tata cara pengetikan dalam proses penciptaan arsip ?
B. Penggunaan Arsip
1. Apakah Arsip dinamis di kantor bapak/ibu bisa dipinjam oleh pihak
ekstern dan apakah menggunakan surat peminjaman atau kartu
peminjaman ? dan Bagaimanakah proses peminjaman arsip ?
2. Berapa lamakah waktu yang biasanya dibutuhkan dalam proses
pencarian dan penemuan kembali arsip dinamis di kantor bapak/ibu ?
dan Apa yang menjadi kendala saat Proses pencarian atau penemuan
kembali Arsip ?
134
C. Pemeliharaan Arsip
1. Apa yang dilakukan pihak kantor bapak/ibu dalam mencegah terjadinya
kerusakan pada arsip ?
2. Apakah sarana dan prasarana terkait dengan pemeliharaan arsip sudah
terpenuhi ?
D. Penyusutan Arsip
1. Siapa yang terlibat dalam proses pemusnahan arsip di kantor bapak/ibu
dan Bagaimana cara bapak/ibu dalam memusnahkan Arsip ?
135
Foto pada saat wawancara bersama narasumber/informan di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan
142
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : NURUL AMALIA NURHAKIM
TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR : DEDEKAN, 05 JUNI 1996
ALAMAT : PERINTIS KEMERDEKAAN KM.11 NO.77
NOMOR TELEPON : 085299623492
E-MAIL : [email protected]
NAMA ORANG TUA
- AYAH : NURHAKIM
- IBU : SYAMSURIANI
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL :
- SDN 18 KALOSI (2001-2007)
- SMPN 3 ALLA (2007-2010)
- SMKN 1 ENREKANG (2010-2013)
- UNIVERSITAS HASANUDDIN, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK, DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI, PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI NEGARA, KONSENTRASI MANAJEMEN
KEARSIPAN