PROGRAM DFC (Alternatif meningkatkan daya ingat)

35
MUSABAQAH KARYA TULIS AL-QURAN PROGRAM DIARY FOR CHILDREN (DFC) SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN DAYA INGAT BERDASARKAN Q.S. AL-ALAQ: 4-5 Oleh Siti Mahmudah NIM. 120211413477 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Transcript of PROGRAM DFC (Alternatif meningkatkan daya ingat)

MUSABAQAH KARYA TULIS AL-QURAN

PROGRAM DIARY FOR CHILDREN (DFC) SEBAGAI ALTERNATIFMENINGKATKAN DAYA INGAT BERDASARKAN Q.S. AL-ALAQ: 4-5

Oleh

Siti Mahmudah

NIM. 120211413477

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MALANG

2013

KATA PENGANTAR

Tiada untaian kata kecuali karena Allah SWT. Karya

ini hanyalah setitik dari luasnya ilmu Allah yang

berada di bumi untuk keselamatan umat manusia. Allah

lah Yang Maha Berilmu, tiada yang lebih dari padaNya.

Karya tulis ini lahir karena adanya kegelisahan

penulis mengenai kemampuan daya ingat seseorang yang

mulai menurun akhir-akhir ini. Solusi untuk

meningkatkan daya ingat tersebut masih berupa pasca

terjadinya kelupaan, sedangkan upaya pencegahan belum

sepenuhnya dilaksanakan. Tulisan ini hadir untuk

mengisi kekurangan tersebut.

Sebagaimana dikatakan bahwa manusia adalah tempat

salah dan dosa, dan Tuhanlah Maha Benar. Tulisan ini

tidak luput pula dari kekhilafan pemikiran penulis.

Oleh sebab itu kritik, saran dan masukan sangatlah

penulis harapkan.

Terakhir, penulis ucapkan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu menyelesaikan tulisan ini,

terutama kepada Allah SWT, Nabi Muhammad dan Ulama’

yang mengantarkan keilmuan pada segenap manusia, orang

tua yang senantiasa mendoakan, teman-teman seperjuangan

yang tak henti memberi masukan dan dukungan, semoga

Allah membalas kebaikan Anda.

Malang, 08 Oktober

2013

Penulis,

Siti Mahmudah

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL .................................................

........................................ i

HALAMAN

PENGESAHAN ............................................

............................... ii

KATA

PENGANTAR .............................................

.......................................... iii

DAFTAR

ISI ...................................................

.............................................. iv

DAFTAR

GAMBAR ................................................

..................................... v

RINGKASAN .............................................

....................................................

vi

PENDAHULUAN

Latar

Belakang ..........................................

............................................. 1

Tujuan dan Manfaat

Penulisan ........................................

........................ 2

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus

Gagasan ...........................................

.......... 4

Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan

Sebelumnya untuk

Memperbaiki Keadaan Pencetus

Gagasan ...........................................

.. 7

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Dapat Diperbaiki

Melalui Gagasan yang

Diajukan ..........................................

................. 8

Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu

Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau

Kontribusi

Masing-

Masingnya .........................................

.......................................... 10

Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan

untuk

Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau

Perbaikan yang

Diharapkan Dapat

Tercapai ..........................................

....................... 11

KESIMPULAN

Gagasan yang

Diajukan ..........................................

.............................. 11

Teknik Implementasi yang Akan

Dilakukan .........................................

12

Prediksi Hasil dan

Rekomendasi .......................................

.................... 12

DAFTAR

PUSTAKA ...............................................

....................................... 13

BIODATA

PESERTA ...............................................

..................................... vii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

1 Pola Proses Terbentuknya Ingatan

9

2 Konsep Program Diary For Children (DFC)

9

RINGKASAN

Menurut Rostikawati (2009) daya ingat adalahkemampuan mengingat kembali pengalaman yang telahlampau. Seiring perkembangan zaman, daya ingattersebut semakin menurun akibat berbagai macam faktor(1) Keusangan, (2) Represi (penekanan ke dalam), (3)Distorsi secara sistematis, (4) Interferensi.

Di Indonesia kasus menurunnya daya ingat (kelupaan)semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengidappenyakit Demensia. Data WHO tahun 2010 menunjukkan, ditahun 2010 jumlah penduduk dunia yang terkena demensiasebanyak 36 juta orang. Jumlah penderitanya diprediksiakan melonjak dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66juta orang (Gustia, 2010). Jumlah penyandang demensiadi Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011(Gitahafas, 2011).

Ingatan dan ilmu pengetahuan memiliki sifat yangsama. Kesamaan tersebut dalam hal proses masuknyaingatan maupun ilmu pengetahuan ke dalam individu.Dalam perspektif Islam, Allah telah menurunkan wahyunyaQ.S. Al-Alaq (96): 4-5, yang mengandung hikmah bagimanusia bahwa dengan perantara kalam Allah telahmenurunkan berbagai macam hal yang belum diketahuimanusia. Dalam tafsirnya, ilmu pengetahuan diibaratkansebagai binatang buruan yang harus diikat dengan teguhyakni melalui tulisan (kalam). Dengan demikian ilmupengetahuan dan segala macam memori tersebut dapat direcall kembali secara mudah.

Peran menulis menjadi sangat penting sebagai salahsatu upaya menurunkan kelupaan dan mempertajam ilmupengetahuan. Gerakan menulis sejak dini harus dilakukandalam rangka menanamkan kebiasaan menulis. Program DiaryFor Children (DFC) patut dipilih didasarkan pada pemikiranbahwa perilaku menulis pada masa kanak-kanak memilikiandil besar terhadap kebiasaan menulis pada saatremaja maupun dewasa nanti.

Kata Kunci: daya ingat, menulis, Diary For Children (DFC).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ingatan (memori) memberikan bermacam-macam arti

bagi para ahli, namun pada umumnya ingatan dipandang

sebagai hubungan pengalaman dengan masa lalu. Secara

fisiologis, ingatan adalah hasil perubahan kemampuan

penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron

berikutnya, sebagai akibat dari akivitas neural

sebelumnya. Pada tahun 1968 Atkinson dan Shiffrin

mengajukan model ingatan menurut tahapan pemrosesan

informasi yakni diawali dengan masuknya stimuli dari

lingkungan ke dalam sensory memory, kemudian informasi

yang didapat tersebut disimpan ke dalam short term memory

maupun long term memory (ingatan). Menurut Baddeley

(2004) dan Foster (2009) memori yang dipengaruhi

berbagai faktor tersebut bisa terbentuk melalui

berbagai tahapan yaitu encoding, storeage, dan

retrieval atau recall.

Lupa (forgetting) merupakan salah satu permasalahan

perihal ingatan seseorang yang sering terjadi akibat

kegagalan seseorang dalam mengingat kembali informasi

yang sudah tersimpan. Kenneth menjelaskan bahwa pada

dasarnya lupa tidak terjadi dengan sendirinya, namun

ada penyebabnya. Beberapa penyebab lupa, diantaranya

yaitu (1) Keusangan, karena ingatan terhadap sesuatu

tidak pernah dipekai lagi, (2) Represi (penekanan ke

dalam), yaitu penekanan secara sadar terhadap peristiwa

yang tidak menyenangkan, (3) Distorsi secara

sistematis, yaitu mengubah memori tentang berbagai hal

agar sesuai dengan apa yang diinginkan (interest), (4)

Interferensi yaitu apa saja yang terjadi selama jangka

waktu tersebut karena hasil belajar atau informasi lain

yang masuk. Para ahli mengajukan tiga teori mengenai

lupa, yaitu (a) Decay Theory (teori kerusakan), (b)

Interference Theory (teori interferensi atau terhalang),

(c) Cue-dependent Forgetting Theory (teori ketergantungan

pada isyarat).

Salah satu dampak dari kelupaan (forgetfulness) yang

berlebihan adalah timbulnya penyakit Demensia. World

Alzheimer Reports mencatat Demensia (kemunduran otak) akan

menjadi krisis kesehatan terbesar di abad ini yang

jumlah penderitanya terus bertambah. Data WHO tahun

2010 menunjukkan, di tahun 2010 jumlah penduduk dunia

yang terkena demensia sebanyak 36 juta orang. Jumlah

penderitanya diprediksi akan melonjak dua kali lipat di

tahun 2030 sebanyak 66 juta orang (Gustia, 2010). Angka

kejadian Demensia di Asia Pasifik sekitar 4,3 juta pada

tahun 2005 yang akan meningkat menjadi 19,7 juta per

tahun pada 2050. Jumlah penyandang demensia di

Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011

(Gitahafas, 2011).

Dalam perspektif Islam lupa merupakan salah satu

perilaku yang mendapat ampunan dari Allah sesuai dengan

hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas rodhiallahu

‘anhu, bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, "Sesungguhnya Alloh mengampuni beberapa perilaku

umatku, yakni (karena) keliru, lupa dan terpaksa." (Hadits hasan

diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan lain-lain).

Sebagai agama sekaligus pedoman kehidupan, Islam juga

memberikan gambaran perihal hubungan yang erat antara

ingatan dengan ilmu tertulis dalam tafsir Al-Azhar "llmu

pengetahuan adalah laksana binatang buruan dan penulisan adalah tali

pengikat buruan itu. Oleh sebab itu ikatlah buruanmu dengan tali yang

teguh.", dan Allah telah memberikan jawaban atas

permasalahan tersebut yakni dalam Q.S. Al-Alaq (96): 4-

5,

لم ) ق� ال م ب ل ي� ع ذ� علم )٤ال �م ي ا ل سان� م �ن م الإ! ل (٥( ع“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”

Dengan mengikat pengetahuan-ingatan-melalui perantara

kalam (tulisan) maka ilmu akan senantiasa abadi begitu

pula dengan ingatannya. Karya tulis ilmiah kandungan

Al-Qur’an ini akan menganalisis secara komprehensif

mengenai peran menulis (kalam) sebagai salah satu upaya

menurunkan kelupaan, serta mengajukan tawaran solusi

preventif dengan program Diary For Children (DFC).

Tujuan Penulisan

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penulisan

karya tulis ilmiah Al-Qur’an ini adalah sebagai

berikut,

1. Menganalisis pengaruh menulis sebagai upaya

menurunkan kelupaan melalui perspektif pendidikan

dan Al-Quran;

2. Mengetahui solusi efektif untuk meminimalisir atau

menghilangkan menurunnya daya ingat (kelupaan)

melalui Program Diary For Children (DFC);

3. Merumuskan langkah strategis aplikasi Program Diary

For Children (DFC)

bagi masyarakat Indonesia.

Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan karya tulis

ilmiah Al-Qur’an

ini adalah sebagai berikut,

1. Bagi Penulis

Melatih kemampuan dalam menganalisis permasalahan

yang terjadi dalam masyarakat dengan menjadikan

nilai-nilai Islam sebagai sudut pandang serta sebagai

sarana menanamkan kecintaan terhadap nilai-nilai Al-

Qur’an melalui pemahaman secara komprehensif.

2. Bagi peneliti lain

Sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian

lanjutan yang lebih mendalam serta sebagai sarana

bertukar pikiran dalam rangka mewujudkan

masyarakat berkarakter Qur’ani.

3. Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi untuk landasan dalam

mengambil keputusan apabila mengalami kondisi yang

berkaitan serta menjadi salah satu wacana yang

memperkaya khasahah masyarakat, sebagai cerminan akan

kecintaan ilmu pengetahuan.

4. Bagi Pemerintah

Karya tulis ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah

dalam rangka merumuskan kebijakan dan menformulasikan

langkah-khususnya di bidang pendidikan- untuk

menciptakan kebiasaan menulis di Indonesia, yang pada

akhirnya akan melahirkan produktifitas dalam ilmu

pengetahuan yang bermanfaat dan mampu membawa

kemajuan bagi bangsa dan negara.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Pandangan Islam Terhadap Pentingnya Menulis (Kalam)

Dalam islam, pentingnya kalam tetuang dalam Q.S.

Al-Alaq (96): 4-5. Dalam Tafsir Jalalain karangan

Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad

Al-Mahalliy ditafsiri sebagai pentingnya sebuah kalam

yakni untuk mengajarkan segala sesuatu yang belum

diketahui sebelumnya yakni sebuah hidayah, menulis dan

berkreasi serta hal-hal lainnya. Senada dengan

penafsiran ini, Buya Hamka dalam Tafsir Al-azhar

menyebutkan bahwa itulah keistimewaan dan kemulyaan

Allah yaitu diajarkanNya kepada manusia berbagai ilmu,

dibukaNya berbagai rahasia, diserahkanNya berbagai

kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan

kalam. Disamping lidah untuk membaca, Tuhan pun

menakdirkan pula bahwa dengan pena ilmu pengetahuan

dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup,

namun yang dituliskan oleh pena itu

adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia.

Lebih dahulu Allah Ta'ala mengajar manusia

mempergunakan kalam. Sesudah dia pandai mempergunakan

kalam, banyak ilmu pengetahuan yang diberikan oleh

Allah, sehingga dapat pula mencatat ilmu yang baru

didapat dengan kalam yang telah ada dalam tangannya.

Dikatakan pula bahwa,

"llmu pengetahuan adalah laksana binatang buruan dan penulisanadalah tali pengikat buruan itu. Oleh sebab itu ikatlah buruanmu dengan tali yangteguh."

Lebih lanjut, Ahmad Mushthafa Al-Maraghy meyebutkan

kalam adalah sarana berkomunikasi antar sesama manusia,

sekalipun letaknya saling berjauhan. Walaupun penulis

kalam sudah meninggal namun tulisan tersebut akan tetap

abadi sampai kapanpun. Dimilikinya ilmu dengan

perantara kalam, adalah suatu bukti bahwa manusia lebih

utama dari pada binatang-binatang, walaupun pada

permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa. Dengan

ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai

membaca, menulis dan berilmu pengetahuan.

Perihal turunnya ayat 4-5, Jalal al-Din al-Suyuty,

Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul menyebutkan bahwa ayat

ini memiliki hubungan yang erat dengan ayat sebelumnya

yakni ayat 1-3, karena ayat 1-5 surah Al-Alaq adalah

ayat yang mula-mula diturunkan oleh Allah swt. Beberapa

waktu menjelang turunnya ayat tersebut, Nabi Muhammad

saw. Seringkali mendengar suara yang berkata: “Wahai

Muhammad, sesungguhnya engkau adalah rasulullah

(pesuruh Allah) yang benar,” dan ketika beliau

mengarahkan pandangan mencari sumber suara tersebut,

beliau mendapati seluruh penjuru telah dipenuhi cahaya

yang gemerlapan, dan hal mencemaskan beliau, sehingga

dengan tergesa-gesa beliau menemui istrinya, Khadijah.

Demikian seterusnya, sehingga Nabi saw berkali-kali

menenangkan batinnya, akhirnya beliau pergi ke Gua

Hira. Setibanya di gua tersebut, serta merta Nabi

Muhammad saw. Merasa terdekap dalam pelukan sesuatu.

Akhirnya belaiu sadar bahwa yang mendekapnya adalah

Malaikat Jibril, dan turunlah ayat tersebut.

Berdasarkan konteks pentingnya menulis (kalam)

diatas, menulis merupakan bagian dari menuntut ilmu.

Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Imam Ibnu Rajab

Al-Hanbali. Beliau berkata, “Menempuh jalan menuntut

ilmu memiliki dua makna: Pertama, secara hakikat, yaitu

melangkahkan kaki untuk menghadiri majelis ilmu. Kedua,

lebih luas, yaitu menempuh berbagai cara yang

mengantarkan menuju ilmu seperti menulis, menghafal,

mempelajari, mengulangi, memahami dan lain sebagainya.”

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa

Islam menganjurkan untuk menulis karena banyak hal-hal

positif yang dapat diperoleh ketika melakukan kegiatan

menulis.

Analisis Pengaruh Menulis Terhadap Daya Ingat

Menulis menurut menurut Henry Guntur Tarigan (1986:

15) yakni, menulis dapat diartikan sebagai kegiatan

menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai media penyampai. Di samping itu, menulis

dengan baik, adalah termasuk penghormatan yang wajib

terhadap ilmu. Diceritakan dalam kitab Ta’limul

muta’alim Abu Hanifah Rahimahullah melihat seseorang

menulis tulisan yang buruk, beliau berkata: ”Kenapa

engkau memperjelek tulisanmu? Kalau engkau hidup engkau akan

menyesal, kalau engkau sudah mati engkau akan dicela”. Maksud

beliau adalah kelak bila telah berusia lanjut dan

memiliki pengelihatan yang lemah maka akan menyesali

karena tidak bisa membaca lagi. Selain sebagai sebuah media, menulis mampu

meningkatkan kemampuan intelektual. Bukti eksperimental

terjelas diperlihatkan oleh serangkaian kajian yang

dilakukan Langer dan Applebee (1987). Hasil dari

penelitian tersebut yakni ‘Menulis merupakan kinerja

yang lebih baik dibanding membaca tanpa menulis’. Hal

serupa ditemukan pula pada kajian yang dilakukan

Ganguli (1989), ditunjukkan bahwa mahasiswa matematika

yang meluangkan tiga menit per periode untuk

menjabarkan dalam bentuk tulisan konsep penting yang

dikemukakan di kelas, lebih unggul dalam ujian akhir

semester dibanding kelompok pembanding. Salah satu

pendukung peningkatan intelektual tersebut yakni daya

ingat yang dimiliki. Secara etimologi daya ingat

berasal dari kata daya yaitu kemampuanmelakukan sesuatu

dan ingat yaitu berada dalam pikiran, tidak lupa,

timbulkembali dipikiran. Jadi daya ingat adalah

kemampuan mengingat kembali di pikiran pengalaman yang

telah lampau. Menurut R. Teti Rostikawati, ingatan

merupakan suatu proses biologi,yaitu pemberian kode-

kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi

kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan

(Rostikawati, 2009). Ingatan atau memori merujuk pada

suatu proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi

sepanjang waktu (Matlin, 1998). Proses tersebut,

menurut Baddeley (2004) dan Foster (2009) bisa

terbentuk melalui berbagai tahapan. yaitu encoding,

storeage, dan retrieval atau recall.

Dalam istilah kajian keislaman, tulisan diibaratkan

sebagai tali yang mengikat binatang buruan. Binatang

buruan tersebut berupa ilmu pengetahuan atau ingatan,

karena ilmu pengetahuan dan ingatan pada hakikat sama

yakni sama-sama terekam dalam otak. Sehingga dapat

dikatakan bahwa dengan menulis apapun yang diingat atau

dilakukan berarti sama halnya mengabadikan keseluruhan

memori melalui perantara tulisan (kalam) yang sewaktu-

waktu dapat dibaca dan dipelajari kembali. Pada

akhirnya ingatan tersebut akan kembali seperti

sediakala ketika tulisan tersebut diulas.

Jadi, secara ringkas bisa dikatakan bahwa menulis

memiliki manfaat yang besar berkenaan dengan

intelektual individu. Kematangan intelektual tersebut

tidak terlepas dari kemampuan mengingat segala macam

ilmu maupun persoalan kehidupan, sehingga dengan

menulis dapat mengembalikan atau meningkatkan daya

ingat manusia.

Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya

Solusi yang ditawarkan sebelumnya berfokus pada

penyelesaian kasus pasca penurunan ingatan terjadi.

Beberapa cara yang digunakan untuk meningkatkan kinerja

ingatan yakni melalui latihan-latihan dan strategi-

strategi sebagai berikut,

1. Imajeri Visual

Imajeri visual yaitu gambaran mengenai sesuatu di dalam

pikiran. Misalnya, mengingat kata kerbau, maka orang

dapat membayangkan di dalam pikirannya mengenai gambar

kerbau di buku atau seekor kerbau berada ditengah

sawah. Dengan mengingat suatu peristiwa, orang dapat

melakukannya dengan membayangkan kembali peristiwa itu

di dalam pikirannya.

2. Organisasi

Mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu

tatanan atau pola tertentu, misalnya berupa serial atau

hirarki. Organisasi serial dapat dipergunakan ketika

seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat

menyusun secara urutan kejadian-kejadian itu sesuai

dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai yang

baru terjadi, atau sebaliknya.

3. Mediasi

Menggunakan mediasi atau perantara. Cara ini dilakukan

dengan menambahkan kata-kata atau gambar-gambar di

dalam materi yang akan diingat. Misalnya kata cerdas,

agar lebih mudah mengingat artinya maka seseorang dapat

menambahkan kata tersebut dengan solusi cerdas atau

orang cerdas. Selain itu, mediasi juga dapat dilakukan

dengan membuat singkatan.

4. Simbol

Mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat,

misalnya mengganti simbol huruf dengan angka atau

sebaliknya.

Teknik penyelesaian kasus yang dikembangkan hingga

saat ini berfokus pada penyelesaian pasca terjadinya

menurunnya daya ingat yang kebanyakan dialami oleh

dewasa maupun lanjut usia. Padahal seiring

berkembangnya zaman, dimungkinkan terjadinya

peningkatan kasus menurunnya daya ingat (kelupaan)

tidak hanya terjadi kepada dewasa maupun lanjut usia

saja, tetapi remaja pun dapat mengalaminya. Salah satu

penyebabnya adalah adanya penyakit yang disebabkan oleh

keracunan polusi (karbon monoksida) yang semakin

mewabah, Dimensia. Jumlah penyandang demensia di

Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011

(Gitahafas, 2011). Kemungkinan besar akan meningkat

pada tahun-tahun berikutnya beriringan selaras dengan

meningkatnya polutan di udara.

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat

Diperbaiki

Melalui Gagasan yang Diajukan

Program Diary For Children (DFC) diaplikasikan untuk

anak berusia antara 6-12 tahun. Berdasarkan materi dan

cara mendidik anak, Johann Amos Comenius, ahli didik di

Moravia, menyatakan bahwa usia 6-12 tahun merupakan

masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah

pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai

diajarkan bahasa ibu (vernacula). Umur ini dalam konsep

islam disebut dengan fase tamyiz yakni fase di mana anak

mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk,

yang benar dan yang salah. Pada usia ini anak senang

bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang

merasakan atau melakukan sesuatu secara lagsung.

Karakteristik tersebut menurut Havighurst memiliki

tugas perkembangan meliputi (1) menguasai keterampilan

fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas

fisik, (2) membina hidup sehat, (3) belajar bergaul dan

bekerja dalam kelompok, (4) belajar menjalakan peranan

sosial sesuai dengan jenis kelamin, (5) belajar

membaca, menulis, dan berhitung agar mampu

berpartisipasi dalam masyarakat, (6) memperoleh

sejimlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif,

(7) mengembangkan kata hati, moral dan nilai, (8)

mencapai kemandirian pribadi. Oleh sebab itu, sangatlah

tepat jika program DFC dilaksakan pada usia ini, karena

pada masa inilah kebiasaan menulis akan mudah tertanam

sehingga akan menimbulkan efek “terbiasa menulis” pada

usia remaja maupun dewasanya nanti.

Keterbiasaan dalam menulis akan membantu memudahkan

proses pembentukan ingatan yang dikemukakan oleh

Baddeley (2004) dan Foster (2009) sebagai berikut,

Gambar 1. Pola Proses Terbentuknya Ingatan

Proses Internal

Desain Program Diary For Children (DFC) untuk meningkatkan daya ingat.

Gambar 2. Konsep Program Diary For Children (DFC)

Proses Internal

Semantis

Auditif

Visual

INGATAN

MENULISDIARYINGATAN

Menghafal dengan menuangkannya kedalam

Menghafal dengan membaca

Semantis

Auditif

Visual

INGATAN

Buku diary yang akan digunakan dalam program ini

berbagai macam bentuk dan tampilannya. Hal ini

dikarenakan masing-masing anak memiliki daya minat

tersendiri terhadap bentuk dan tampilan buku yang

mereka inginkan. Buku tersebut dapat diporoleh dengan

cara membeli atau membuat membuat sendiri dengan

inovasi dan kreatifitas yang dimiliki.

Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu

Pihak-pihak yang dipertimbangkan bisa menjadi pendukung

terselenggarakannya Program Diary For Children (DFC) ialah:

1. Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan berperan untuk mensyosialisasikan

DFC pada tataran

masyarakat melalui berbagai jaringan yang dimikili,

misalnya sekolah formal maupun non-formal.

2. Guru

Peran guru amat penting dalam mendukung program ini

karena guru, khususnya guru Bahasa Indonesia,

bertindak sebagai pihak yang memberikan materi secara

Menghafal dengan membaca

langsung mengenai kebahasaan yang terdiri dari empat

keterampilan yakni membaca dan menyimak (aspek

reseptif) serta menulis dan berbicara (aspek

produktif). Program Diary For Children (DFC) ini, dapat

diintegrasikan pada keterampilan menulis, dengan

memasukkan materi kepenulisan diary ke dalamnya.

3. Penerbit atau percetakan buku

Sebagai penghasil utama bahan untuk menulis (buku),

penerbit dapat mengupayakan untuk membuat buku untuk

program Diary For Children (DFC) yang menarik bagi anak-

anak dengan harga ekonomis atau terjangkau bagi semua

pihak.

4. Keluarga

Orang tua merupakan faktor terpenting untuk

merealisasikan program Diary For Children (DFC). Orang

tua bisa menjadi model sekaligus pengawas bagi anak-

anak untuk mengetahui betapa pentingnya menulis,

serta mempraktikannya dalam berbagai macam mata

pelajaran sehingga anak akan terbiasa untuk menulis

yang pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi bahkan

menghilangkan bahaya kelupaan pada anak ketika remaja

maupun dewasa nanti.

Langkah Strategis yang Dilakukan untuk Mencapai tujuan

dengan Gagasan yang diajukan

Untuk menyukseskan program Diary For Children (DFC),

diperlukan beberapa langkah yakni pertama langkah awal

berupa sosialisasi kepada sekolah dan wali murid

(keluarga) mengenai betapa pentingnya menulis.

Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara

menyisipkan materi pada saat pertemuan pertama antara

wali murid dengan pihak sekolah, atau rutin pada setiap

awal semester (sebagai langkah penindaklanjutan). Kedua

memberi pengarahan dan melatih para guru tentang

kepenulisan agar memiliki modal yang matang baik secara

teori maupun praktik yang nantinya akan diajarkan ke

peserta didik. Ketiga guru memberikan teori maupun

petunjuk untuk menulis yang baik dan benar kepada

peserta didik, dan membuat panduan secara tertulis

(jika diperlukan), (4) melakukan pengawasan dan

evaluasi berkala secara rutin terhadap catatan peserta

didik baik buku tulis masing-masing pelajaran maupun

buku diari (bisa sebulan sekali atau seminggu sekali).

Pengawasan tersebut bisa dilakukan dengan kerjasama

antara guru dengan pihak keluarga (orang tua).

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Program Diary For Children (DFC) merupakan sebuah

program untuk menanamkan kebiasaan menulis. Program ini

dilakukan oleh guru dan pihak keluarga kepada peserta

didik (anak-anak), yakni dengan melakukan gerakan

menulis secara teratur dan kontinu. Hal ini menjadikan

anak terkontrol dan terbiasa menulis sehingga akan

memudahkan dalam hal mengingat sesuatu, karena semua

hal tercatat dalam buku catatannya (diary). Dengan

demikian, daya ingat anak akan semakin meningkat yang

pada akhirnya akan menurunkan kasus kelupaan.

Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan

Implementasi program ini dilakukan sesuai dengan

teknis berikut:

(1) sosialisasi kepada sekolah dan wali murid

(keluarga) mengenai betapa pentingnya menulis yang

disisipkan pada saat pertemuan pertama antara wali

murid dengan pihak sekolah, (2) memberi pengarahan

dan melatih para guru tentang kepenulisan, (3) guru

memberikan teori maupun petunjuk untuk menulis yang

baik dan benar kepada peserta didik, dan membuat

panduan secara tertulis (jika diperlukan), (4)

melakukan pengawasan dan evaluasi berkala secara rutin

terhadap catatan peserta didik baik buku tulis masing-

masing pelajaran maupun buku diary.

Prediksi Hasil yang akan Diperoleh

Program ini mampu diaplikasikan dalam ranah luas

sehingga tujuan dari Program Diary For Children (DFC),

bisa tercapai. Masa kanak-kanak membutuhkan kontrol

yang tepat dari guru maupun orang tua, sehingga

memungkinkan pada masa dewasa anak-anak tersebut sudah

terbiasa menulis dengan baik dan benar serta daya ingat

mereka akan jauh lebih tajam. Jika program ini

diaplikasikan dalam ranah luas maka akan memberikan

kemudahan bagi pemerintah untuk menanggulangi

permasalahan negara yang berkaitan dengan bidang

pendidikan dan bidangn-bidang yang lain, yang pada

akhirnya akan menciptakan generasi bangsa yang

berkualitas. Dengan lahirnya generasi bangsa yang

berkualitas, terutama di bidang pendidikan maka secara

otomatis tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945 yang

berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa” dapat dicapai

secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Abufathi. 2012. Kedudukan Belajar Mengajar, (online),(http: //abufathirabbani.blogspot.com), diakses 07November 2013.

Ahmad, Nur. 2013. Menulis Dorong Siswa Berpikir Kreatif,(online), (http://www.kompi.org), diakses 07November 2013.

Aki. 2009. Ingatan-Memori, (online),(http://akizeyek.blogspot.com), diakses 08 November2013.

Al-Suyuty, dkk. Asbabun Nuzul; Latar Belakang Historis TurunnyaAyat-ayat Al-Qur’an. Terjemaham Shaleh. 1975. Cet II;Bandung: Diponegoro.

Al-Qur’an Terjemahan Indonesia. 2006. Kudus: MenaraKudus.

Azzarnuji, I.B.I. Tanpa Tahun. Etika Menuntut Ilmu.Terjemahan Sunarto. 2012. Surabaya: Al-Miftah.

Hafizhohulloh, S.S.A. Tanpa Tahun. Ringkasan Syarah Arba’inAn-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh, viasoftware.

Hamka. 1984. Tafsir Al-Azhar, via software.

Sumaryanti, S. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran JasmaniAdaptif Untuk Optimalisasi Otak Anak Tunagrahita. JurnalKependidikan, Volume 40, Nomor 1,(journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/download/511/379), diakses 07 November 2013.

Suroso. 2004. Smart Brain, Metode Menghafal Cepat danMeningkatkan Ketajaman Memori. Surabaya: Penerbit SIC.

Wijaya, P.A.D. 2013. Pengaruh Aromaterapi Rosemary TerhadapMemori Jangka Pendek Lansia Di Panti Wreda Catur NugrahaBanyumas.Purwokerto: Universitas JenderalSoedirman.

BIODATA PENULIS

a. Nama : Siti Mahmudah

b. Tempat, tanggal lahir : Sukaraja, 25 Mei 1995

c. NIM : 120211413477

d. Fakultas/program studi : Sastra/ Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia

dan Daerah

e. Alamat asal : Sumbernanas 08/08 Ponggok

Blitar

f. Alamat tinggal : Jalan Kertowaluyo No.3

Malang

g. Nomor telp./hp : 0857 3563 2526

h. Email : [email protected]

i. Riwayat pendidikan :

2000-2006 Sekolah Dasar Negeri 4 Ponggok

Blitar

Madrasah Ibtidaiyah Tsamrotul Huda

2006-2009 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Ponggok Blitar

2009-2012 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Blitar

Pondok Pesantren Tarbiyatul Falah

2012-sekarang Universitas Negeri Malang